Dosen pengasuh
Dr. Taufik Ramdhani S.Th.I.,M.Sos
Disusun oleh :
Tedy Mulyadi Saputra
A. Kesimpulan
Bab I. Pengertian dan Ruang Lingkup Kajian Antropologi
1. ANTRPOLOGI FISIK
Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang
melacak perkembanhan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki
variasi biologisnya dalam berbagai jenis (spesies). Melalui aktivitas analisis
yang mendalam terhadap fosil-fosil dan pengamatan pada primate-primata
yang pernah hidup, para ahli antrpologi fisik berusaha melacak nenek
moyang jenis manusia untuk mengetahui bagaimana, kapan, dan mengapa
iakita menjadi makhluk seperti sekaran ini (Haviland, 1999: 13)
2. ANTROPOLOGI BUDAYA
Antropologi budaya memfokuskan perhatianya kepada kebudayaan
manusia ataupun cara hidupnya dalam masyarakat. menurut Haviland
(1999:12) cabang antropologi budaya ini dibagi-bagi lagi menjadi tiga
bagian, yakni arkeologi, antroplogi linguistic, dan etnologi.
d. Preferensi dan pemikiran individual dimana terjadi antara hubungan antara jati diri dan
emosi, sebab antara kepribadiyaan dan kebudayaan memiliki keterkaitan yang erat.
cabang antropologi budaya ini dibagi-bagi menjadi tiga bagian yakni arkeologi, antropologi
linguistic dan etnologi.
a. Arkeologi
Arkeologi adalah cabang antropologi kebudayaan yang mempelajari benda-benda
peninggalan lama dengan maksud untuk menggambarkan serta menerangkan perilaku
manusia karena dalam peninggalan-peninggalannya lam itulah terpantul eksfresi
kebudayaannya.
b. Antropologi linguistic
Ernest Cassirer (1951 : 32) mengatakan bahwa manusia mahluk yan g paling mahir dalam
menggunakan simbol-simbol sehingga manusia disebut homo symbolicum karena itulah
manusia dapat berbahasa berbicara dan melakukan gerakan-gerakan lainnya yang juga
banyak dilakukan oleh makhluk-makhluk lain yang serupa dengan manusia. tidak hanya
mengenai cara orang berkomunikasi, tetapi juga tentang bagaimana memahami dunia luar.
c. Etnologi
Pendekatan etnologi adalah etnografi, lebih memusatkan perhatiannya kepada kebudayaan-
kebudayaan zaman sekaranng, etnologi ini mirip dengan arkeologi, bedanya dalam etnologi
tentang keyakinan yang dialami dalam kehidupan sekarangsedangkan arkeologi tentang
kalampauan yang sangat klasik. benar ungkapan Kluckhohn (1965) yang mengatakan bahwa
ahli atnografi adalah ahli arkeologi yang mengamati arkeologinya hidup-hidup. antopologi
pada hakikatnya mendokumentasikan kondisi manusia pada masa lampau dan masa kini.
perhatian utamanya adalah pada masyarakat-masyarakat eksotis, mas prasejarah, bahasa tak
tertulis, dan adat kebiasaan yang aneh. mereka yang masih berpradaban rendah (savage)
bukankah para bangsawan alam dan keberadaan hidup mereka tidak juga firdausi (kapplan
dan Manners, 1999:xiii).
selain antropologi fisik dan kebudayaan adalah antropologi ekonomi, antropologi medis,
antropologi medis,antropologi psikolog, dan antropologi social.
1. Antropologi Ekonomi
bidang ini merupakan cara manusia dalam memerintahkan dan mengekpresikan didri melalui
penggunaan barang dan jasa material (Gudeman, 2000: 295). khususnya aliran mikro dan
neoklasik . melalui pengkajian pendekatan neoklasik, walaupun cakupnya begitu besar
(makro) bahkan yang lebih unik lagi adalah aliran marxisme.
2. Antropologi Medis
Antropologi medis merupakan subdidiplin yang sekarang paling populis di Amerika serikat,
terutama yang berjasa dalam perkembangan disiplin ini adalah foster dan Anderson yang
menulis karyanya medical Anthropology [1978 (1986)], disusun oleh McElroy dan Towsend
dalam bukunya medical Antropology in Ecological Perspective (19850.
3. Antropologi psikolog
Bidang ini merupakan wilayah antropologi yang mengkaji tentang hubunganya antara
individu dengan makna dan nilai dengan kebiasaan social dari system budaya yang ada
(White,2000:856). secara historis bidang antropologi psikologi tersebut lebih dekat pada
psikoanalisis daripada psikologi eksperimental.
4. Antropologi sosial
Bidang ini mulai dikembangkan oleh James George Frazer di Amerika Serikat pada awal
abad ke-20. penekanan pada antropologi social inggris bergerak menjadi suatu studi
komperatif masyarakat kontenporer(kuper, 2000:971). mereka bereksperimen dengan suatu
kisaran yang luas dari strategi penelitian yang bersifat komparatif, historis dan etnografis
1. Ontologi adalah ilmu yang menyelidiki alam nyata dan keadaannya secara fakta.
Di balik alam nyata ontologi menyelidiki segala sesuatu yang kasat oleh pancaindra,
dalam realita terbentuk suatu unsur( monoisme),dua unsur(dualisme),ataukah terdiri
dari unsur yang banyak ( pluralisme)
Pengertian Antropologi
Antropologi nerasal dari bahasa Yunani dari asal kata anthropos yang berarti manusia,
dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah antropologi berarti ilmu tentang manusia. Jadi
antropologi merupakan ilmu yang berusaha mencapai pengertian atau pemahaman tentang
makhluk manusia dengan mempelajari aneka hentuk fisiknya, masyarakat, dan kebudayaannya.
Antropologi merupakan salah satu displin ilmu yang berkembang sebagai dampak penjajahan
bangsa Eropa di seluruh dunia. Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang
mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi muncul berawal dari
ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-cirii fisik, adat-istiadat, budaya yang berbeda
dari apa yang dikenal di Eropa.
Banyak ahli Antrpologi berpendapat bahwa antropologi muncul sebagai suatu cabang ilmu yang
jelas batasannya pada sekitar abad ke 19. Antropologi pada abad ke 19 sampai abad ke 20
berkembang ke arah yang lebih sistemastik dan menggunakan metodologi ilmiah.
Pada akhir abad ke 15,.bangsa Eropa mulai menjelajah ke berbagai benua seperti Asia, Afrika,
dan Amerika. Dari para penjelajah tersebut terkumpul buku-buku kisah perjalanan, yang berisi
bahan pengetahuan berupa deskripsi tentang adat istiadat, susunan masyarakat, bahasa, dan
ciri-ciri fisik dari bermacam-macam suku bangsa di Asia, Afrika, Oseania, dan Amerika.
Kemudian bahan pengetahuan tadi disebut bahan etnografi atau deskripsi tentang bangsa-
bangsa.
Pada fase ini, muncul karangan-karangan yang menyusun bahan etnografi berdasarkan cara
berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. Pada fase kedua ini perkembangan antropologi
bertujuan akademis, yaitu mempelajari masyarakt, kebudayaan, dan masyarakat primitif dengan
maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan
manusia.
Pada fase ini, antropologi menjadi ilmu praktis dengan tujuan mempelajari masyarakat dan
kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa guna kepentingan pemerintah kolonial dan untuk
memahami kebudayaan masyarakat modern yang kompleks.
Pada ini Antropologi mengalami masa perkembangan yang paling pesat karena terjadi
perubahan yang besar. kebudayaan asli bangsa-bangsa pribumi hilang akibat pengaruh
kebudayaan Eropa. Selain itu, setelah perang dunia ke II muncul kebencian terhadap negara-
negara penjajah. proses-proses tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropoogi tidk lagi
ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar ERopa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah
pedesaan Eropa.
Antropologi adalah ilmu tentang manusia. Antropologi berasal dari kata Yunani
άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang
berarti "wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal") atau secara etimologis
antropologi berarti ilmu yang mempelajari manusia.[1]Dalam melakukan kajian
terhadap manusia, antropologi mengedepankan dua konsep penting yaitu: Holistik
dan Komparatif. Karena itu kajian antropologi sangat memperhatikan aspek sejarah
dan penjelasan menyeluruh untuk menggambarkan manusia melalui pengetahuan
ilmu sosial ilmu hayati (alam), dan juga humaniora.
Antropologi bertujuan untuk lebih memahami dan mengapresiasi manusia sebagai
entitas biologis homo sapiens dan makhluk sosial dalam kerangka kerja yang
interdisipliner dan komprehensif. Oleh karena itu, antropologi menggunakan teori
evolusi biologi dalam memberikan arti dan fakta sejarah dalam menjelaskan
perjalanan umat manusia di bumi sejak awal kemunculannya. Antropologi juga
menggunakan kajian lintas-budaya (Inggris cross-cultural) dalam menekankan dan
menjelaskan perbedaan antara kelompok-kelompok manusia dalam perspektif
material budaya, perilaku sosial, bahasa, dan pandangan hidup (worldview).[2]
Dengan orientasinya yang holistik, antropologi dibagi menjadi empat cabang ilmu
yang saling berkaitan, yaitu: Antropologi Biologi, Antropologi Sosial Budaya,
Arkeologi, dan Linguistik. Keempat cabang tersebut memiliki kajian-kajian
konsentrasi tersendiri dalam kekhususan akademik dan penelitian ilmiah, dengan
topik yang unik dan metode penelitian yang berbeda-beda.[3]
Antropologi lahir atau berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa pada ciri-ciri fisik,
adat istiadat, dan budaya etnis-etnis lain yang berbeda dari masyarakat yang dikenal
di Eropa. Pada saat itu kajian antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang
merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang
tinggal di suatu kawasan geografis yang sama, memiliki ciri fisik dan bahasa yang
digunakan serupa, serta cara hidup yang sama. Namun demikian dalam
perkembangannya, ilmu antropologi kemudian tidak lagi hanya mempelajari
kelompok manusia tunggal yang mendiami suatu wilayah geografis yang sama.
Kajian-kajian antropologi mengenai isu-isu migrasi misalnya kemudian melahirkan
penelitian-penelitian etnografis multi-situs. Hal ini terjadi karena dalam
perkembangannya, pergerakan manusia baik dalam satu kawasan regional tertentu
hingga dalam cakupan global adalah fenomena yang semakin umum terjadi.
Antropologi muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang
melihat ciri-cirii fisik, adat-istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang
dikenal di Eropa. Banyak ahli Antrpologi berpendapat
bahwaantropologi muncul sebagai suatu cabang ilmu yang jelas
batasannya pada sekitar abad ke 19.
Multi-sited ethnography may also follow ethnic groups in diaspora, stories or rumours
that appear in multiple locations and in multiple time periods, metaphors that appear
in multiple ethnographic locations, or the biographies of individual people or groups
as they move through space and time. It may also follow conflicts that transcend
boundaries. An example of multi-sited ethnography is Nancy Scheper-Hughes's work
on the international black market for the trade of human organs. In this research, she
follows organs as they are transferred through various legal and illegal networks of
capitalism, as well as the rumours and urban legends that circulate in impoverished
communities about child kidnapping and organ theft.
Sociocultural anthropologists have increasingly turned their investigative eye on
to "Western" culture. For example, Philippe Bourgois won the Margaret Mead Award in
1997 for In Search of Respect, a study of the entrepreneurs in a Harlem crack-den. Also
growing more popular are ethnographies of professional communities, such as
laboratory researchers, Wall Street investors, law firms, or information technology (IT)
computer employees.[8]
Antropologi budaya adalah cabang antropologiyang berfokus pada penelitian
variasi kebudayaanpada manusia. Disiplin ini berbeda dengan cabang antropologi sosial, yang
memandang keragaman budaya sebagai sub bagian dariantropologi itu sendiri.
Antropologi Budaya merupakan salah satu cabang ilmu-ilmu sosial, yang berupaya
untuk memberi jawaban atas berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan manusia
dalam posisi atau kedudukannya sebagai makhluk sosial. Jawaban yang diberikan
tersebut menguraikan seluk-beluk realitas fundamental tentang manusia yang
dikonstruksikan sebagai intersubjektivitas atau ketentuan dunia nyata, yang merupakan
dasar kebudayaan manusia.
Garis besar pembahasan yang disajikan dalam buku ini dibatasi pada tiga kajian utama,
yang dieksposisikan dalam beberapa bab. Pertama, orientasi umum tentang Antropologi
Budaya yang tergambar dalam teori-teori yang terdapat dalam dunia Antropologi, baik
berupa konsep dasar, metode-metode yang khas, hubungannya dengan ilmu lain,
sejarah dan manfaat pengkajian, maupun berbagai permasalahan yang terkait dengan
penerapannya.
Kedua, gejala-gejala elementer atau esensial yang diamati dalam Antropologi Budaya,
semisal evolusi manusia dan kebudayaannya, organisasi atau kehidupan kolektif dalam
struktur masyarakat yang kemudian melahirkan pranata sosial, penelitian kepribadian,
norma atau hukum, serta adat istiadat dalam budaya tertentu. Di mana hal tersebut
dikaji dengan memanfaatkan pendekatan hukum serta psikologi dalam penelitian
kepribadian manusia.
Terakhir, merupakan kajian yang tidak kalah penting adalah mengenai perubahan
kepribadian masyarakat dan budayanya. Karena pada dasarnya perubahan kebudayaan
atau culture change selalu dapat terjadi, meskipun masa perubahan tersebut memakan
waktu yang cukup lama, bahkan bisa ribuan tahun. Sumber penyebab perubahan
tersebut bisa berasal dari dalam masyarakat itu sendiri, bisa pula berasal dari luar
masyarakat yang bersangkutan. Secara umum, hal yang memengaruhi proses
perubahan kebudayaan tersebut ada empat, yaitu discovery, invention, evolusi, dan
difusi. Namun, pada era teknologi informasi seperti saat ini, telah banyak ditemukan
perubahan budaya yang terjadi dalam masa yang relatif cepat. Hal ini biasanya karena
ditemukan atau dikenalkannya teknologi baru yang semakin canggih yang dapat
memicu proses perubahan kebudayaan.
Semua uraian dalam buku ini merupakan kajian yang sangat penting, mengingat kita--
sebagai manusia abad ini--akan terus dan harus mengalami proses pergeseran sikap
dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan
masa kini, atau yang lebih kita kenal dengan istilah modernisasi. Sementara
modernisasi sendiri pasti akan selalu terkait dengan Antropologi, karena di dalamnya
terdapat berbagai kajian yang memengaruhi manusia modern, seperti asal-usul, adat
istiadat, norma dan hukum, kepercayaan pada masa lampau, dan sebagainya.
Pemahaman atas berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau dan terus
mengalami perubahan tersebut, tentu saja akan memiliki manfaat yang besar bagi
manusia modern yang hidup di zaman ini.
Adapun informasi atau pembahasan yang disajikan dalam buku ini, pertama-tama
dimaksudkan bagi mahasiswa dalam melengkapi referensi mata kuliah Pengantar
Antropologi Budaya atau mata kuliah lainnya yang diarahkan untuk menumbuhkan
pemahaman tentang kemanfaatan kajian Antropologi terhadap hukum.
Selain itu, buku ini juga sangat bermanfaat bagi mereka yang berminat dan/atau
memiliki keterkaitan dengan bidang studi ini. Misalnya, para petugas yang berurusan
dengan pelaksanaan proyek-proyek pembangunan kualitas kemanusiaan, semisal
bimbingan masyarakat (BIMAS) atau keamanan dan ketertiban masyarakat
(KAMTIBNAS), yang notabene memiliki tugas pokok dalam menjamin kondisi
keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum di masyarakat.
Buku yang membahas kebudayaan serta kaitannya dengan hukum ini, akan
memberikan gambaran yang jelas dan mampu membekali para pembacanya mengenai
fungsi dan peranan hukum yang dikaji berdasarkan pendekatan Antropologi.
Selanjutnya, pembaca akan menyadari betapa pentingnya mengetahui dan memahami
budaya masyarakat dalam kaitannya dengan hukum positif yang berlaku dalam suatu
negara.
Antropologi merupakan disiplin ilmu yang luas di mana humaniora, sosial, dan ilmu
pengetahuan alam digabung dalam menjelaskan apa itu manusia dan artinya
menjadi manusia. Antropologi dibangun berdasarkan pengetahuan dari ilmu alam,
termasuk penemuan tentang asal usul dan evolusi Homo sapiens, ciri-ciri fisik
manusia, perilaku manusia, variasi di antara berbagai kelompok manusia, bagaimana
masa lalu evolusi Homo sapiens telah memengaruhi organisasi dan budaya sosial.
Serta dari ilmu-ilmu sosial, antropologi memelajari organisasi hubungan manusia
sosial dan budaya, sistem keturunan dan hubungan kekerabatan, spiritualitas dan
religi, lembaga, konflik sosial, dan lain-lain. Antropologi awal berasal dari Yunani
klasik dan Persia yang memelajari dan mencoba untuk memahami keragaman
budaya yang dapat diamati. Pada saat ini, antropologi (akhir abad ke-20) telah
menjadi sentral dalam pengembangan beberapa bidang interdisipliner baru seperti
ilmu kognitif, studi globalisasi, genetik, dan berbagai penelitian etnis.
Dalam ilmu antropologi terdapat salah satu fokus kajian tentang perilaku komunikasi
khususnya etnografi komunikasi yang diartikan sebagai perilaku yang terbentuk dari
tiga integrasi keterampilan yang dimiliki oleh setiap individu sebagai makhluk sosial
yaitu keterampilan linguistik, keterampilan interaksi, dan keterampilan budaya.
Perilaku komunikasi menuntut adanya suatu bentuk penguasaan dari beberapa
keterampilan dan kompetensi, baik dalam bentuk keterampilan linguistik atau
bahasa, keterampilan berinteraksi, dan keterampilan budaya dalam berperilaku dari
individu. Perilaku komunikasidipahami sebagai bentuk integrasi dari dua kata, yaitu
perilaku (behavior) dan komunikasi (communication). Perilaku atau yang disebut
dengan istilah aktivitas diartikan sebagai bagian dari konsep stimulus dan respon
dalam teori psikologi. Kata perilaku juga dapat diartikan sebagai sebuah perbuatan
yang dapat dibagi menjadi dua macam seperti perbuatan terbuka (overt) dan
tertutup (covert).
Kajian tentang karakter dalam masyarakat pada studi-studi antropologi dimasukkan
ke dalam kajian antropologi psikologi dengan memfokuskan kepada konsep utama,
yakni kepribadian (personality). Terbentuknya karakter masyarakat berada dalam
konteks kebudayaan suatu masyarakat dapat membetuk pula kepribadian tetapi
sangat bergantung kepada proses pembelajaran dalam perilaku individu (learned
behaviors)yang mendukug kebudayaan tersebut.[11]Faktor yang mempengaruhi
pandangan antropologi dari sudut pandang antropologi psikologis adalah individu
dapat memilih kebudayaan sendiri saat dimensi psikologisnya sesuai dengan
kebudayaan tersebut.[12]
Antropologi ini merupakan konteks kebudayaan suatu masyarakat yang dapat membentuk pula
Kepribadian seseorang tapi sangat penting jika bergantung pada proses belajar karena dalam ini kita dapat
mempengaruhi pandangan antropologi dari sudut padang antropologi psikologis adalah yang dimana
sesuatu individu dapat memilih untuk saat dimensi psikologi nya sesuai dengan adanya kebudayaan dari
antropologi tersebut. Antropologi ini memang dasarnya udah ada pada kebudayaan lokal sehingga
masyarakat dapat mengetahui apa yang di maksud oleh antropologi tersbut,kini budaya-budaya yang ada
di Indonesia terkenal dengan adanya perubahan pada budaya nya sendiri dan orang asing pun banyak
yang berkunjung ke Indonesia dengan tujuan untuk digunakan sebagai media liburan,para turis ini sering
datang ke Indonesia karena keindahan negara nya sendiri yang menyebabkan adanya dampak tertentu
yang menarik wisatawan lokal maupun wisatawan luar. Karena namanya budaya pasti banyak pengunjung
yang akan meminati atau menjadikan moment tersebut sebagai adanya bentuk sosial yang dimana banyak
terdapat kajian-kajian tertentu. Salah satu budaya yang paling terkenal di Indonesia adalah BATIK. Batik
merupakan budaya khas Indonesia yang bertujuan untuk menciptakan adanya kerukunan terhadap bangsa
Indonesia. Banyak masyarakat yang mengagumi budaya Indonesia yang terkenal di negara lainnya seperti
negara tetangga dan kini batik khas Indonesia merupakan batik khas internasional yang dimana terkenal
Berfikir kritis adalah kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik,
membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya
kea rah yang lebih sempurna.
Berpikir kritis adalah proses yang melibatkan operasi mental seperti induksi, deduksi,
klasifikasi, dan penalaran. Menurut Ennis (1985) serta Fogarty dan McTighe (1993) berpikir kritis
merupakan cara berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar untuk menentukan apa
yang akan dikerjakan dan diyakini. Berpikir menggunakan proses secara simbolik yang menyatakan
objek-objek nyata, kejadian-kejadian dan penggunaan pernyataan simbolik untuk menemukan
prinsip-prinsip mendasar suatu objek dan kejadian (Arends, 2000). Di dalam proses berpikir
berlangsung kejadian menganalisis, mengkritik, dan mencapai kesimpulan berdasar pada inferensi
atau pertimbangan yang seksama (Ibrahim dan Nur, 2000). Disampaikan oleh Diestler (1994) bahwa
dengan berpikir kritis, orang menjadi memahami argumentasi berdasarkan perbedaan nilai,
memahami adanya inferensi dan mampu menginterpretasi, mampu mengenali kesalahan, mampu
menggunakan bahasa dalam berargumen, menyadari dan mengendalikan egosentris dan emosi, dan
responsif terhadap pandangan yang berbeda.
Daftar Pustaka
Bab I (www.kompasiana.com > daishg)
Bab II ( afiidburhanuddin.wordpress.com )
Bab III ( blog.unnes.ac.id )
Bab IV ( id.m.wikipedia.org>wiki>Antropologi)
Bab IV ( www.myedisi.com )
Bab V ( brainly.co.id )
Bab V ( thablikarisma.blogspot.com )