Anda di halaman 1dari 4

Antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia.

Mulai dari evolusi, komunikasi,


sosialisasi, hingga adaptasi manusia dengan lingkunganya.
Secara etimologis istilah antropologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata 'anthropos' yang
berarti manusia atau, dan 'logos' yang berarti wacana atau ilmu.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), antropologi diartikan sebagai ilmu tentang
manusia, khususnya membahas tentang asal-usul, aneka warna bentuk fisik, adat istiadat, dan
kepercayaannya di masa lampau.
Dilansir Ensklopedia Britannica, antropologi merupakan 'ilmu kemanusiaan,' yang mempelajari
berbagai aspek manusia mulai dari biologi, sejarah evolusi homo sapiens, hingga ciri-ciri
masyarakat dan budayanya.
Berikut ini adalah beberapa pengertian antrolopogi menurut para ahli:

1. William A. Haviland
Haviland seorang antroplog asal Amerika, menjalaskan bahwa arti antropologi adalah studi
tentang umat manusia, yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia
dan perilakunya untuk memperoleh pengertian yang lengkap mengenai keanekaragaman
manusia.
2. Koentjaraningrat
Sebagai Bapak Antropologi Indonesia, Koentjaraningrat menjelaskan antropologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang umat manusia pada umumnya, dengan mempelajari aneka warna,
bentuk fisik masyarakat, serta kebudayaan yang dihasilkan.
3. David E. Hunter
Antropologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang lahir dari adanya keingintahuan yang luas dan
tidak terbatas tentang kehidupan umat manusia.
4. Frank Robert Vivelo
Antropologi adalah ilmu tentang manusia, yang ditelaah berdasarkan budaya, biologi, meliputi
asal-usulnya, evolusi, maupun keberadaannya pada masa sekarang.

Jadi, dari beberapa pengertian di atas bisa disimpulkan bahwa antropologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang manusia, baik itu keragaman fisik, maupun kebudayaan yang
dihasilkannya.Ilmu antropologi muncul dan mulai berkembang sejak abad ke-15. Secara umum,
perkembangan antropologi dibagi menjadi empat tahap atau fase:

1. Fase Pertama (abad 15-18) Fase pertama dimulai sejak kemunculan studi antropologi yaitu
abad ke-15 hingga abad ke-18. Pada akhir abad ke-15, orang Eropa mulai menjelajah dan
mendatangi suku-suku banga di benua lain. Benua yang dikunjungi adalah Afrika, Amerika
dan Asia. Penjelajahan tersebut menghasilkan laporan serta kisah-kisah perjalanan. Laporan
dan kisah tersebut ditulis oleh para pelaut, musafir, pegawai kolonial dan pendeta penerjemah.
Orang Eropa tertarik dengan berbagai kisah dan laporan tersebut. Mereka tertarik pada
perbedaan adat, susunan masyarakat dan ciri-ciri fisik suku bangsa dari benua lain. Selain itu,
bahan pengetahuan tersebut adalah bahan etnografi yang secara umum tidak teliti dan hanya
mendeskripsikan hal yang aneh saja. Pada akhir abad ke-18, bahan etnografi tersebut menarik
perhatian para ilmuwan Eropa. Pada waktu inilah usaha integrasi bahan etnografi muncul. Para
ilmuwan Eropa memulai suatu usaha untuk mengintegrasikan bahan etnografi dari seluruh
dunia menjadi satu.

2. Fase Kedua (pertengahan abad ke-19) Pada pertengahan abad ke-19, antropologi mempelajari
masyarakat dan kebudayaan primitif. Hal ini dimaksud untuk mendapatkan informasi
mengenai tingkatan kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
Pada fase ini muncul karangan yang menyusun bahan etnografi berdasarkan cara berpikir
evolusi dan difusi.

3. Fase Ketiga (awal abad ke-20) Fase ketiga adalah masa dimana antropologi mempelajari
masyarakat dan kebudayaan suku bangsa di luar Eropa untuk kepentingan pemerintah
kolonial. Studi ini bertujuan untuk mendapatkan pengertian mengenai masyarakat masa kini
yang kompleks. Fase ini berkaitan dengan kemantapan kekuasaan dari negara-negara penjajah
Eropa.
4. Fase Keempat (setelah tahun 1930) Fase keempat ditandai dengan terjadinya dua perubahan
penting yaitu makin hilangnya bangsa-bangsa primitif dan timbulnya sikap antipati terhadap
kolonialisme. Pada masa ini antropologi seolah telah kehilangan lapangan dan obyek
penelitian sehingga mengembangkan lapangan penelitian baru. Fase ini antropologi
menetapkan tujuan barunya. Antropologi memiliki tujuan akademik untuk mencapai
pengertian makhluk manusia secara umum dengan jalan mempelajarinya. Tujuan praktis
antropologi adalah mempelajari beragam warna masyarakat suku bangsa di dunia untuk
membangun bangsa tersebut.

Ruang lingkup antropologi amatlah luas, karena mencakup sisi kehidupan dan kebudayaan
manusia yang kompleks. Antropologi dapat bersentuhan dengan bidang ilmu lain seperti
sosiologi, geografi, psikologi, biologi, dan ilmu kemanusiaan lainnya. Antropologi memiliki
tujuan akademis dan tujuan praktis. Tujuan akademis antropologi ingin mencapai pengertian
tentang makhluk manusia, pada umumnya dengan mempelajari anekawarna bentuk fisik,
masyarakat, serta budaya. Sedangkan tujuan praktis antropologi ingin mengetahui serta
mempelajari manusia dalam aneka warna masyarakat, suku bangsa guna membangun masyarakat
itu sendiri. Misalnya bentuk kulit, gaya bahasa dan lain sebagainya

Adapun manfaat ilmu antropologi bagi masyarakat adalah sebagai berikut:

1. melihat dengan jelas tentang manusia, baik sebagai pribadi maupun anggota kelompok
masyarakat.

2. mampu mengkaji kedudukan menusia dalam masyarakat dan dapat melihat dunia atau budaya
lain yang belum kita ketahui sebelumnya.

3. memahami norma-norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat
tertentu.

4. lebih tanggap, kritis, dan rasional menghadapi gejala sosial masyarakat yang makin kompleks.

5. menyusun etnografi-etnografi yang memungkinkan penciptaan teori-teori tentang asalusul


kepercayaan, keluarga, perkawinan, perilaku bernegara, dan sebagainya.

6. untuk dapat lebih memahami konsep dari antropologi itu sendiri sehingga masyarakat dapat
lebih bijak dalam menerapkannya di aspek kehidupan sosial.

Antropologi secara umum dibagi menjadi dua cabang utama, yaitu antropologi fisik dan
antropologi budaya. Antropologi fisik adalah bagian dari ilmu antropologi yang mencoba
mencapai suatu pengertian tentang kehidupan manusia dipandang dari aspek fisik dan ciri-ciri
tubuhnya. Antropologi fisik terdiri dari:

• Paleoantropologi yaitu ilmu bagian yang meneliti asal-usul atau terjadinya dan evolusi manusia
dengan mempergunakan sisa-sisa tubuh yang telah membatu (fosil-fosil manusia) tersimpan
dalam lapisan-lapisan bumi yang harus didapat oleh si peneliti dengan berbagai metode
penggalian. Singkatnya paleoantropologi adalah ilmu antropologi yang mempelajari asal-usul
masyarakat atau masyarakat terdahulu melalui peninggalannya.

• Somatologi atau Antropologi biologi yaitu ilmu antropologi yang mempelajari fisik manusia
yaitu persamaan dan perbedaan ciri-ciri fisik manusia tiap individu contohnya adalah ras.
Sedangkan antropologi budaya lebih berupaya mempelajari kehidupan manusia melalui aspek
karya atau apa yang dihasilkannya dalam bentuk kebudayaan. Antropologi budaya terdiri dari:

• Etnolinguistik atau Antropologi linguistik adalah suatu ilmu bagian antropologi yang mepelajari
bahasa-bahasa yang digunakan oleh suku-suku bangsa. Contoh: mepelajari bahasa yang
digunakan oleh masyarakat suku Jawa, Sunda, Batak, dll.

• Prehistori, yaitu ilmu yang mempelajari sejarah perkembangan dari penyebaran semua
kebudayaan manusia di bumi sebelum manusia mengenal huruf (mempelajari kebudayaan
prasejarah).
• Etnologi, yaitu ilmu antropologi yang mencoba mencapai pengertian mengenai asas-asas
manusia dengan mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari
sebanyak mungkin suku bangsa yang ada di dunia.

Studi kebudayaan menjadi penting dalam ilmu antropologi, dan dilakukan menggunakan 3
pendekatan khusus:

1. Pendekatan Holistik Kebudayaan dipandang secara utuh (holistik). Pendekatan ini digunakan
oleh para pakar antropologi apabila mereka sedang mempelajari kebudayaan suatu masyarakat.
Kebudayaan di pandang sebagai suatu keutuhan, setiap unsur di dalamnya mungkin dipahami
dalam keadaan terpisah dari keutuhan tersebut.

2. Pendekatan Komparatif Pendekatan komparatif juga merupakan pendekatan yang unik dalam
antropologi, yaiutu membandingkan antara dua kebudayaan dalam rentang wilayah ataupun
waktu terrtentu. Misalnya, untuk mempelajari kebudayaan masyarakat yang belum mengenal
baca-tulis (pra-aksara).

3. Pendekatan Historis Pendekatan ini mengunakan perspektif dasar sejarah peradaban..


Pendekatan ini lazim digunakan para ilmuwan antropologi yang tertarik pertama-tama pada asal-
usul historis dari unsur-unsur kebudayaan, dan setelah itu tertarik pada unsur-unsur kebudayaan
yang unik dan khusus.

Antropologi terbagi menjadi dua cabang utama, yaitu antropologi fisik dan antropologi budaya.
Antropologi fisik merupakan bagian dari ilmu antropologi yang mencoba membahas mengenai
kehidupan manusia, dipandang dari aspek fisik dan ciri-ciri tubuhnya.

Cabang antropologi fisik terdiri dari:

1. Paleoantropologi adalah cabang ilmu antropologi yang mempelajari tentang asal-usul


masyarakat atau masyarakat terdahulu melalui peninggalannya berupa fosil-fosil.
2. Somatologi (Antropologi Biologi) adalah cabang ilmu antropologi yang mempelajari fisik
manusia, meliputi perbedaan dan persamaan ciri-ciri fisik tiap individu, contohnya adalah ras,
suku, warna kulit, dan sebagainya.

Sedangkan, antropologi budaya lebih mempelajari kehidupan manusia melalui aspek karya atau
apa yang dihasilkannya dalam bentuk kebudayaan.
Cabang antropologi budaya terdiri dari:
1. Etnolinguistik (Antropologi Linguistik) adalah bagian ilmu antropologi yang mepelajari
penggunaan bahasa-bahasa di setiap suku-suku bangsa. Contohnya mempelajari bahasa yang
digunakan masyarakat suku Sunda, Jawa, Batak, dan lain-lain.
2. Prehistoriilmu adalah bagian ilmu antroplogi yang mempelajari mengenai sejarah
perkembangan dari penyebaran berbagai kebudayaan manusia di bumi, sebelum mengenal huruf
(mempelajari kebudayaan prasejarah).
3. Etnologi adalah cabang ilmu antropologi mencoba mencapai pengertian mengenai asas-asas
manusia, dengan mempelajari kebudayaan-kebudayanya.

Fungsi dan Tujuan Antroplogi


Ilmu antropologi berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan tentang manusia baik secara
fisik (biologis) maupun secara sosio-kultural.

Seseorang yang berkerja dalam lingkup antroplogi disebut dengan profesi antropolog. Tugas
antroplog adalah untuk meneliti, mengevaluasi, dan menetapkan kebijakan publik mengenai asal-
usul hingga perkembangan budaya manusia.
Antropologi sesuai dari tahap perkembangannya, terdiri atas dua tujuan, yakni tujuan akademis
dan praktis.
Tujuan akademis, yaitu antroplogi berusaha untuk mencapai pengertian mengenai manusia pada
umumnya, dengan mempelajari berbagai bentuk fisik, masyarakat, serta kebudayaannya.
Tujuan praktis, yaitu mempelajari manusia dalam masyarakat di berbagai suku bangsa, demi
membangun masyarakat itu sendiri.

Objek Kajian Ilmu Antropologi


Objek kajian ilmu antropologi adalah manusia, baik itu dalam kedudukan sebagai individu,
masyarakat, warga negara, suku bangsa, kebudayaan dan perilakunya.
Melalui ilmu antropologi, kita akan bisa menjawab pertanyaan mengenai diri dan hakikat hidup
kita sebagai manusia.
Manfaat Antropologi
Adapun manfaat ilmu antropologi bagi masyarakat, yaitu:
1. Membantu melihat dengan jelas pola kehidupan kedudukan manusia secara universal.
2. Mengetahui dan mengkaji kedudukan menusia dalam masyarakat.
3. Memperluas wawasan dengan menengetahui budaya lain yang belum diketahui sebelumnya.
4. Memahami norma-norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat
tertentu di belahan dunia.
5. Mampu membuat kita lebih tanggap (peka), kritis, dan rasional menghadapi perubahan atau
gejala sosial masyarakat yang makin kompleks.
6. Menyusun etnografi-etnografi yang memungkinkan penciptaan teori-teori tentang asal-usul
kepercayaan, perkawinan, keluarga, perilaku bernegara, dan sebagainya.
7. Untuk membuat masyarakat dapat lebih bijak dalam menerapkan, ilmu sosial dalam aspek
kehidupan sosial bermasyarakat.
8. Mengetahui berbagai macam masalah dalam masyarakat serta mampu mengambil inisiatif
pemecahan masalah.

Anda mungkin juga menyukai