Anda di halaman 1dari 23

ARTIKEL ANTROPOLOGI

1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KAJIAN ANTROPOLOGI


2. ANTROPOLOGI: ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI, AKSIOLOGI
3. SEJARAH ANTROPOLOGI
4. ANTROPOLOGI BUDAYA
5. KESIMPULAN DAN ANALISIS KRITIS

Disusun sebagai tugas terstruktur Mata Kuliah: Antropologi

Dosen Pengampuh:

Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:

Nama : Rezan Novia Windayani


NIM : L1C020086
Fakultas&Prodi : Sosiologi
Semester : 1(satu)

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


UNIVERSITAS MATARAM
T.A. 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada ALLAH SWT atas selesainya tugas
terstruktur mata kuliah Antropologi ini

Sholawat dan Salam semoga ALLAH limpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW
atas nikmat yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas tersebut

Terima kasih saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I.,
M.Sos sebagai dosen pengampuh mata Kuliah Antropologi

Besar harapan saya tugas ini akan memberi manfaat di kemudian hari bagi saya
sendiri dan juga bagi orang yang membacanya.

Penyusun, Mataram, 13 Oktober 2020

Nama : Rezan Novia Windayani


NIM : L1C020086

2
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I. Pengertian dan Ruang Lingkup Kajian Antropologi 1
BAB II. Antropologi: Ontologi, Epistimologi, Aksiologi ..
BAB III. Sejarah Antropologi ..
BAB IV. Antrologi Budaya ..
BAB V. Kesimpulan dan Analisis Kritis ..
DAFTAR PUSTAKA ..
LAMPIRAN

BAB I

1).PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KAJIAN ANTROPOLOGI

Apa yang dimaksud dengan antropologi (anthropology)? Secara bahasa,


pengertian antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia, baik dari segi
budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya.kata antropologi sendiri
berasal dari bahasa Yunani yaitu “Anthropos” yang berarti manusia dan “Logos” yang
berarti wacana. Sehingga secara etimologis, arti antropologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang manusia termasuk kajian-kajian di dalamnya.dalam melakukan
kajian tentang manusia, antropologi mengedepankan dua konsep yang penting, yakni
komparatif dan holistik. Karena di dalam mengkaji antropologi lebih memperhatikan
pada aspek sejarah serta melalui penjelasan menyeluruh untuk menggambarkan
manusia melalui ilmu pengetahuan seperti ilmu sosial, ilmu hayati dan humaniora.pada
awalnya ilmu antropologi berawal karena ketertarikan orang Eropa pada ciri fisik, adat
istiadat dan budaya etnis lain yang berbeda-beda dengan masyarakat Eropa. Sehingga
pada awalnya kajian antropologi lebih fokus pada penduduk sebagai masyarakat
tunggal, dalam artian kelompok masyarakat yang hidup di lingkungan yang sama
namun memiliki ciri khas yang berbeda-beda.Akan tetapi dalam perkembangannya,
ilmu antropologi kemudian tidak hanya mempelajari kelompok manusia tunggal yang
mendiami suatu wilayah yang sama.Antropologi lebih dalam mengkaji tentang isu-isu
migrasi, misalnya melahirkan penelitian etnografis multi situs.

3
Pengertian Antropologi Menurut Para Ahli:

Agar lebih memahami apa arti antropologi, maka kita dapat merujuk pada pendapat
beberapa ahli berikut ini:

1. David Hunter

Menurut David Hunter, pengertian antropologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang
lahir dari adanya keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.

2. William A. Haviland

Menurut William A. Haviland, pengertian antropologi adalah suatu ilmu yang


mempelajari tentang umat manusia secara umum dengan mempelajari warna fisik,
bentuk fisik, dan kebudayaan yang dihasilkan oleh masyarakat.

3. Conrad Phillip Kottak

Menurut Conrad Phillip Kottak, arti antropologi adalah suatu ilmu yang mempelajari
mengenai keragaman umat manusia secara holistik, meliputi aspek sosial budaya,
biologis, bahasa, dan lingkungannya dalam dimensi waktu masa lalu, saat ini, dan
masa depan.

4. Tulian Darwin

Menurut Tulian Darwin, antropologi adalah ilmu yang berasal dari keinginan manusia
untuk membuktikan asal mula dan perkembangan yang terjadi pada manusia dengan
melakukan bermacam-macam penelitian mengenai monyet dan kera yang ada di
seluruh penjuru dunia.

5. Koentjaraningrat

4
Menurut Koentjaraningrat, pengertian antropologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang umat manusia pada umumnya, dengan mempelajari bentuk fisik, warna kulit,
serta kebudayan yang dihasilkan oleh suatu masyarakat.

6. Rifhi Siddiq

Menurut Rifhi Siddiq, pengertian antropologi adalah ilmu yang mengkaji segala aspek
yang ada dalam kehidupan manusia yang terdiri dari segala macam konsepsi tradisi,
norma, seni, kebudayaan, ilmu pengetahuan, kelembagaan, lambang, linguistik, dan
juga teknologi.

Tujuan Mempelajari Antropologi

Secara garis besar mempelajari antropologi bertujuan untuk memahami dan


mengapresiasi manusia sebagai entitas biologis homo sapiens serta makhluk sosial
dalam kerang kerja yang komprehensif dan interdisipliner.Sehingga dalam praktiknya,
antropologi dipelajari menggunakan teori evolusi biologi dalam memberikan fakta
sejarah. Sederhananya, ilmu ini memiliki tujuan untuk mempelajari perjalanan umat
manusia di bumi dari sejak awal kemunculannya.Selain itu, Antropologi juga
menggunakan kajian lintas budaya untuk menekankan dan menjelaskan perbedaan
antar kelompok manusia dalam perspektif perilaku sosial, material budaya, bahasa dan
pandangan hidup.

Ruang lingkup dan kajian antropologi memfokuskan kepada lima masalah di


bawah ini, yaitu:

1.masalah sejarah asal dan perkembangan manusia dilihat dari ciri-ciri tubuhnya
secara evolusi yang dipandang dari segi biologi;

2.masalah sejarah terjadinya berbagai ragam manusia dari segi ciri-ciri fisiknya.

3.masalah perkembangan, penyebaran, dan terjadinya beragam kebudayaan di dunia;

4.masalah sejarah asal, perkembangan, serta penyebaran berbagai macam bahasa di


seluruh dunia;

5
5.masalah mengenai asas-asas kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat-
masyarakat suku bangsa di dunia.

BAB II

A.ONTOLOGI

Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Ontos berarti yang berada (being) dan
Logos berarti pikiran (logic). Jadi, Ontologi berarti ilmu yang membahas tentang
hakiket sesuatu yang ada/berada atau dengan kata lain artinya ilmu yang mempelajari
tentang “yang ada” atau dapat dikatakan berwujud dan berdasarkan pada logika.
Sedangkan, menurut istilah adalah ilmu yang membahas sesuatu yang telah ada, baik
secara jasmani maupun secara rohani. Disis lain, ontologi filsafat adalah cabang
filsafat yang membahas tentang prinsip yang paling dasar atau paling dalam dari
sesuatu yang ada.

Objek kajian Ontologi disebut “ Ada” maksudnya berupa benda yang terdiri dari alam ,
manusia individu, umum, terbatas dan tidak terbatas (jiwa). Di dalam ontologi juga
terdapat aliran yaitu aliran monoisme yaitu segala sesuatu yang ada berasal dari satu
sumber (1 hakekat).

Dalam aspek Ontologi diperlukan landasan-landasan dari sebuah pernyataan –


pernyataan dalam sebuah ilmu. Landasan-landasan itu biasanya kita sebut dengan
Metafisika. Metafisika merupakan cabang dari filsafat yang menyelidiki gerakan atau
perubahan yang berkaitan dengan yang ada (being).

Dalam hal ini, aspek Ontologi menguak beberapa hal, diantaranya:

Obyek apa yang telah ditelaah ilmu?

Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut?

Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti
berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan?

Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu?

Aspek ontologi ilmu pengetahuan tertentu hendaknya diuraikan/ditelaah secara :

1.Metodis : menggunakan cara ilmiah.

6
2.Sistematis : saling berkaitan satu sama lain secara teratur dalam satu keseluruhan.

3.Koher : Unsur – unsur harus bertautan tidak boleh mengandung uraian yang
bertentangan.

4.Rasiona : Harus berdasarkan pada kaidah berfikir yang benar (logis)

5.Komprehensif : Melihat obyek tidak hanya dari satu sisi/sudut pandang, melainkan
secara multidimensional atau secara keseluruhan.

6.Radikal : Diuraikan sampai akar persoalan, atau esensinya.

7.Universal : Muatan kebenaranya sampai tingkat umum yang berlaku dimana saja.

Hakikat dari Ontologi Ilmu Pengetahuan

1.Ilmu berasal dari riset (penelitian)

2.Tidak ada konsep wahyu

3.Adanya konsep pengetahuan empiris

4.Pengetahuan rasional, bukan keyakinan

5.Pengetahuan metodologis

6.Pengetahuan observatif

7.Menghargai asas verifikasi (pembuktian)

8.Menghargai asas skeptisisme yang redikal.

Jadi, Ontologi pengetahuan filsafat adalah ilmu yang mempelajari suatu yang ada atau
berwujud berdasarkan logika sehigga dapat diterima oleh banyak orang yang bersifat
rasional dapat difikirkan dan sudah terbukti keabsahaanya.

B).EPISTEMOLOGI

Epistemologi berasal dari bahasa Yunani yaitu episteme, yang berarti pengetahuan
(knowledge) dan logos yang berarti ilmu. Menurut arti katanya, epistemologi ialah ilmu

7
yang membahas masalah-masalah pengetahuan. Di dalam Webster New International
Dictionary, epistemologi diberi definisi sebagai berikut: Epistimology is the theory or
science the method and grounds of knowledge, especially with reference to its limits
and validity, yang artinya Epistemologi adalah teori atau ilmu pengetahuan tentang
metode dan dasar-dasar pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan batas-
batas pengetahuan dan validitas atau berlakunya sebuah pengetahuan (Darwis. A.
Soelaiman, 2007).

Istilah Epistemologi banyak dipakai di negeri Anglo Saxon (Amerika) dan jarang
dipakai di negeri continental (Eropa). Ahli-ahli filsafat Jerman menyebutnya
Wessenchaftslehre. Sekalipun lingkungan ilmu yang membicarakan masalah-masalah
pengetahuan itu meliputi teori pengetahuan, teori kebenaran dan logika, tetapi pada
umumnya epistemologi hanya membicarakan tentang teori pengetahuan dan
kebenaran saja.

Epistemologi atau filsafat pengetahuan merupakan salah satu cabang filsafat


yang mempersoalkan masalah hakikat pengetahuan. Apabila kita berbicara mengenai
filsafat pengetahuan, yang dimaksud dalam hal ini adalah ilmu pengetahuan
kefilsafatan yang secara khusus hendak memperoleh pengetahuan tentang hakikat
pengetahuan.

J.A Niels Mulder menuturkan, epistemologi adalah cabang filsafat yang


mempelajari tentang watak, batas-batas dan berlakunya dari ilmu pengetahuan.
Sedangkan Jacques Veuger berpendapat bahwa epistemologi adalah pengetahuan
tentang pengetahuan serta pengetahuan yang kita miliki tentang pengetahuan orang
lain. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa epistemologi adalah bagian dari filsafat
yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula
pengetahuan, batas-batas, sifat, metode, dan keshahihan pengetahuan. Jadi objek
material dari epistemologi adalah pengetahuan dan objek formalnya adalah hakikat
pengetahuan. Abbas Hammami Mintarejo, memberikan pendapat bahwa epistemologi
adalah bagian filsafat atau cabang filsafat yang membicarakan tentang terjadinya
pengetahuan dan mengadakan penilaian atau pembenaran dari pengetahuan yang
telah terjadi. (Surajiyo, 2008).

Epistemologi atau teori pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat dari ilmu
pengetahuan, pengandaian, dasar-dasar serta pertanggung jawaban atas pernyataan

8
mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Pengetahuan tersebut
diperoleh manusia melalui akal dan panca indera dengan berbagai metode,

diantaranya; metode induktif, metode deduktif, metode positivisme, metode


kontemplatis dan metode dialektis.

C).AKSIOLOGI

Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana


manusia menggunakan ilmunya.[1] Jadi yang ingin dicapai oleh aksiologi adalah
hakikat dan manfaat yang terdapat dalam suatu pengetahuan

BAB III

SEJARAH ANTROPOLOGI

Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan masa kini, ilmu yang
menggambarkan manusia dengan ilmu hayati ( alam ), ilmu sosial, dan humaniora.
Ilmu Antropologi berasal dari kata Yunani yaitu “ anthropos “ yang berarti manusia dan
“ logos “ yang berarti berakal. Secara bahasa Ilmu Antropologi adalah ilmu yang
mempelajari manusia.

Antropologi bertujuan untuk mengapresiasikan manusia sebagai homo sapiens


dan makhluk sosial. Antropologi menggunakan teori evolusi biologi dalam memberi arti
dan fakta sejarah manusia sejak awal kemunculannya. Didalam ilmu antropologi juga
menjelaskan tentang “ cross cultural “ yaitu ilmu yang menjelaskan perbedaan
kelompok-kelompok manusia, mulai dari bahasa, adat istiadat, budaya, pandangan
hidup, dan perilaku sosial.

Antropologi dengan orientasi yang holistik dibagi menjadi empat cabang ilmu,
yaitu antropologi biologi, antropologi sosial budaya, arkeologi dan linguistik. Setiap
cabang ilmu tersebut memiliki penekanan-penekanan ilmu yang berbeda beda dalam
konsentrasi akademik dan penelitian – penelitian ilmiah, meskipun keempat cabang
ilmu tersebut memiliki konsentrasi yang berbeda beda akan tetapi saling berkaitan satu
ilmu dengan lainnya.

9
Menurut sejarah Ilmu Antropologi berkembang melalui beberapa fase, yaitu
fase pertama ( sebelum 1800 ), fase kedua ( tahun 1800/ kira-kira abad ke-19 ), fase
ketiga ( awal abad ke-20 ), dan fase keempat ( setelah tahun 1930-an ).

1. Fase Pertama ( sebelum 1800 )

Lahirnya Ilmu Antropologi berawal dari ketertarikan orang-orang eropa akan budaya
etnis, ciri fisik, dan adat istiadat lain yang berbeda dari masyarakat yang dikenal oleh
eropa.

Pada akhir abad ke-15 hingga permulaan abad ke-16 bangsa Eropa mulai menjelajahi
beberapa benua didunia, diantaranya Asia, Afrika, Australia, dan Amerika. Dalam
perjalanannya bangsa Eropa mulai menemukan hal-hal baru, tentang suku-suku yang
berbeda yang belum pernah mereka temui sebelumnya. DIsepanjang perjalanan
mereka mencatat segala hal yang telah mereka temui. Mereka mencatat segala hal
yang berhubungan dengan suku tersebut, seperti adat istiadat, bahasa, susunan
masyarakat, dan ciri fisik suku tersebut. Melalui buku harian atau jurnal yang telah
mereka gunakan untuk mencatat apa yang telah mereka temui, bersamaan dengan itu
mulai terkumpul tulisan tulisan tangan para pelaut, penyiar agama, dan musafir.
Tulisan tersebu disebut “ etnografi “ dari kata ethos yang artinya bangsa, pada saat itu
tulisan tersebut sangat menarik bagi bangsa Eropa, akan tetapi terkadang deskripsi
yang dijelaskan masih kurang jelas atau kabur.

2. Fase Kedua ( tahun 1800/ kira-kira abad ke-19 )

Pada permulaan abad ke-19 perhatian pengetahuan tentang ciri fisik, adat istiadat dan
masyarakat bangsa-bangsa lain diluar Eropa, menimbulkan usaha-usaha dari dunia
ilmiah untuk mengintegrasikan seluruh pengetahuan etnografi menjadi satu.

Integrasi yang benar-benar baru timbul pada pertengahan abad ke-19, pada fase ini
bahan-bahan etnografi telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan evolusi
pemikiran masyarakat dan kebudayaan yang berevolusi dalam jangka waktu lama.
Mereka menganggap bahwa semua bentuk masyarakat dan bangsa-bangsa diluar
eropa adalah primitive.

10
Pada fase ini perkembangan Ilmu Antropologi berupa suatu Ilmu Akademis yang
bertujuan mengetahui dan memahami tingkat-tingkat masyarakat dalam sejarah
perkembangan dan penyebaran kebudayaan manusia.

3. Fase Ketiga ( awal abad ke-20 )

Pada permulaan abad ke-20, Negara-negara di Eropa mulai mencapai kekuasaanya di


daerah-daerah jajahan diluar Eropa, dengan mulai membangun koloni-koloni. Pada
fase ini Eropa mulai berhadapan lansung dengan bangsa-bangsa terjajah diluar Eropa,
akan tetapi mereka mulai mendapatkan pemberontakan-pemberontakan dan cuaca
yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lainnya. Oleh karena
itu mempelajari bangsa-bangsa lain menjadi sangatlah penting, dan pada saat itu
Eropa mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa diluar
Eropa, dari segi budaya, kebiasaan dan lainnya.

Dalam fase ini Ilmu Antropologi menjadi suatu ilmu yang praktis yang bertujuan
mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa diluar Eropa guna
kepentingan colonial dan mendapatkan suatu pengertian masyarakat masa kini yang
kompleks.

4. Fase Keempat ( setelah tahun 1930-an )

Pada fase ini Ilmu Antropologi berkembang sangat pesat, kebudayaan bangsa-bangsa
asli diluar Eropa mulai terhapus karena adanya kebudayaan Eropa yang
mempengaruhinya. Pada saat itu terjadi beberapa perubahan pada dunia diantaranya
adanya Perang Dunia II dan hilangnya bangsa-bangsa primitive.

Pada saat Perang Dunia II berlangsung menimbulakn kehancuran total pada beberapa
negara, kehancuran tersebut diantaranya timbul kemiskinan, kesenjangan sosial dan
kesengsaraan yang tak berujung. Dan bersama saat itu mulai timbulnya nasionalisme
negara-negara yang terjajah oleh Eropa untuk keluar dari penjajahan.

Pada fase ini bukan berarti fase pertama, kedua dan ketiga terbuang begitu saja, akan
tetapi digunakan sebagai landasan perkembangan baru yang dilakukan para tokoh ahli
dalam suatu symposium untuk meninjau dan merumuskan pokok tujuan dan ruang
lingkup dari Ilmu Antropologi yang baru itu.

11
Proses perubahan tersebut menyebabkan penelian para ahli antropologi bukan hanya
mempelajari negara-negara diluar Eropa akan tetapi juga mempelajari dan memahami
manusia didaerah pedesaan di Eropa seperti suku Soami, Falm, Lapp, dan lainnya.

Di fase keempat ini tujuannya dapat dibagi menjadi dua yaitu tujuan akademis dan
tujuan praktis. Tujuan akademisnya yaitu mencapai pengertian manusia pada
umumnya dengan mempelajari keragaman bentuk fisiknya, masyarakat serta
kebudayaannya. Dan tujuan praktisnya adalah mempelajari manusia dalam keragaman
masyarakat suku bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa itu.

BAB IV

ANTROPOLOGI BUDAYA

1).Pengertian Antropologi Budaya

Antropologi budaya adalah cabang antropologi yang berfokus pada penelitian variasi
kebudayaan pada manusia. Disiplin ini berbeda dengan cabang antropologi sosial,
yang memandang keragaman budaya sebagai sub bagian dari antropologi itu sendiri.

Berbagai metode yang digunakan dalam studi antropologi budaya antara lain
pengamatan partisipatif (participant observation), wawancara, dan survei. Metode
pengamatan partisipatif sering disebut juga sebagai "penelitian lapangan" (fieldwork)
karena memerlukan dedikasi [[antropolog untuk menetap dalam kurun waktu yang
cukup lama di lokasi penelitiannya.[1]

2).Asal usul

Salah satu pengertian pertama tentang pengertian istilah "kebudayaan" berdasarkan


antropologi adalah oleh Sir Edward Burnett Tylor, antropolog asal Inggris dalam
halaman pertama bukunya yang terbit tahun 1897: "Kebudayaan, atau peradaban,
diambil dalam artinya yang luas dan etnografis, adalah keseluruhan yang kompleks
yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, kesusilaan, hukum, adat-
istiadat dan kemampuan dan kebiasaan lain mana pun yang didapati manusia sebagai
anggota masyarakat.[2] Istilah "peradaban" di kemudian hari diganti definisinya oleh V.
Gordon Childe, di mana "kebudayaan" menjadi istilah perangkum dan "peradaban"
menjadi satu jenis khusus kebudayaan[3]

12
Wawasan antropologis tentang "kebudayaan" antara lain mencerminkan reaksi
terhadap wacana sebelumnya di dunia Barat, yang berdasarkan pada perlawanan
antara "budaya" dan "alam", di mana sejumlah manusia dianggap masih hidup dalam
"keadaan alamiah". Para antropolog menyatakan bahwa kebudayaan justru
merupakan "alam manusia" dan semua manusia memiliki kemampuan untuk
menyusun pengalaman, menterjemahkan penyusunan ini secara simbolis berkat
kemampuan berbicara dan mengajarkan paham tersebut ke manusia lainnya.

Karena manusia mendapati kebudayaan melalui proses belajar enculturation dan


sosialisasi, orang yang tinggal di tempat yang berbeda atau keadaan yang berbeda,
akan mengembangkan kebudayaan yang berbeda. Para antropolog juga
mengemukakan bahwa melalui kebudayaan, orang dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya secara non-genetik, sehingga orang yang tinggal di lingkungan yang
berbeda sering akan memiliki kebudayaan yang berbeda. Teori antropologi terutama
berasal dari kesadaran dan minat akan perselisihan antara segi lokal (kebudayaan
tertentu) dan global (kemanusiaan secara umum, atau jaringan hubungan antara orang
di tempat atau keadaan yang berbeda).[4]

Perkembangan antropologi budaya terjadi dalam konteks akhir abad ke-19, saat
pertanyaan tentang kebudayaan manakah yang "primitif" dan yang mana yang
"beradab", tidak hanya ada dalam benak Marx dan Freud tetapi juga banyak orang
lainnya. Kolonialisme dan prosesnya semakin sering membuat pemikir asal Eropa
berhubungan, secara langsung atau tidak langsung, dengan bangsa lain yang
"primitif"[5]. Keadaan yang berbeda antara berbagai kelompok manusia, yang
sebagian memiliki teknologi modern dan maju seperti mesin dan telegraf, sedangkan
sebagian lain tidak memiliki apa-apa kecuali komunikasi tatap muka dan masih hidup
dengan gaya Paleoliti, menarik perhatian angkatan pertama antropolog budaya.

Sejajar dengan perkembangan antropologi budaya di Amerika Serikat, di Inggris


antropologi sosial, di mana "kesosialan" merupakan paham inti yang berpusat pada
penelitian mengenai kedudukan dan peranan sosial, kelompok, lembaga dan
hubungan antaranya, berkembang sebagai disiplin akademis. Suatu istilah perangkum,
yaitu antropologi sosial-budaya, mengacu baik ke antropologi budaya maupun sosial[6]

3).Antropologi budaya menurut para ahli

13
1. ANTROPOLOGI BUDAYA Pengertian Antropologi menurut para ahli dan Definisi
Antropologi Menurut Para Ahli Pengertian Antropologi menurut Koentjaraningrat
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan
mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Pengertian Antropologi menurut David Hunter Antropologi adalah ilmu yang lahir dari
keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia. Pengertian Antropologi
menurut William A. Haviland Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha
menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk
memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia. Pengertian
Antropologi menurut Tulian Darwin The origin of spicies” Antropologi fisik berkembang
pesat dengan melakukan penelitian- penelitian terhadap asal mula dan perkembangan
manusia. Manusia asalnya monyet, karena makhluk hidup mengalami
evolusi.Antropologi ingin membuktikan dengan melakukan berbagai penelitian
terhadap kera dan monyet di seluruh dunia. Pengertian Antropologi menurut Menurut
Ralfh L Beals dan Harry Hoijen : 1954: 2 antropologi adalah ilmu yang mempelajarai
manusia dan semua apa yang dikerjakannya. Pengertian Antropologi menurut
Berdasarkan etimologinya Kata antropologi berasal dari kata yunani “Antropo” yang
berarti manusia dan “logy” atau “logos” berarti ilmu yang mempelajari tentang manusia
Pengertian Antropologi menurut Menurut orang awam Membicarakan Antropologi
hanyalah berfikir tentang fosil-fosil. Memang pemikiran yang demikian tidak selamanya
salah karena mempelajari fosil merupakan suatu cabang penelitian Antropologi.
Arkheologi pada dasarnya berbeda dengan Antropologi, di mana sesungguhnya
arkheologi merupakan salah satu cabang Antropolog ANTROPOLOGI BUDAYA
PENGERTIAN ANTROPOLOGI BUDAYA Istilah antropologi budaya terdiri dari dua
patah kata yaitu : antropolgi dan budaya atau kebudayaan. Istilah Antropologi berasal
dari kata anthropos yang berarti manusia ; dan logos yang berarti ilmu atau teori. Jadi
Istilah antropologi berarti ilmu tentang manusia. Ilmu, Antropologi atau ilmu tentang
manusia ini dapat dibagi – bagi lagi menjadi dua anak cabang yaitu antropologi ragawi
(fisik) dan antropologi budaya. Antropologi ragawi mempelajari raga atau segi – segi
jasmani manusia. Sedangkan Antropologi budaya mempelajari segi – segi kebudayaan
manusia. Antropologi budaya sendiri dibagi lagi menjadi tiga anak cabang ilmu, yaitu
etnolinguistik, prehistori dan etnologi. Berdasarkan lapangan penyelidikanya
antropologi terbagi menjadi 2 yaitu:

2. 1. antropologi fisik : yang mempelajari manusia sebagai mahluk biologis yang


menyelidiki penyebaran dan diversitas manusia.sedangkan pengertian dari antropologi

14
fisik adalah ilmu yang mencoba mencapai pengertian sejarah tentang terjadinya aneka
warna mahluk manusia yang dipandang dari segi jasmani.seperti warna kulit,bentuk
rambut,bentuk tengkorak,bentuk muka,bentuk hidung dan sebagainya.jadi antropologi
fisik mempelajari karateristik manusia yang tertua dibumi sampai yang paling
muda.sedangkan penyelidikan antropologi fisik ini menaruh perhatian pentiing kepada
masalah mengenai evolusi perkembangan tubuh manusia,yang mempelajari manusia
dari segi jasmaninya dan pengaruh lingkungan terhadap struktur tubuh manusia. 2.
Antropologi budaya : adalah antropologi yang mempelajari asal usul kebudayaan
manusia,penyebaran,dan sejarahnya.Antropologi budaya secara umum mempelajari
karateristik tingkah laku manusia sebagai hasil kebudayaanya,baik
dahulu,sekarang,dan yang akan datang. berdasarkan metode kerjanya antropologi
mempelajari : kebudayaan pada umumnya dan kebudayaan berbagai bangsa di
dunia,bagaimana manusia mampu mengembangkan kebudayaanya sepanjang
masa,tentang asal usul kebudayaan dan evolusinya,bagaimana manusia dengan akal
dan struktur fisiknya yang khas berhasil mengubah lingkinganya,segala
keanekaragaman kebudayaan manusia dan mencoba menjawab pertanyaan mengapa
satu bangsa cara hidup,adat istiadat,dan system kepercayaanya berbeda satu dengan
yang lain. Sedangkan menurut kepustakan amerika serikat menunjukan adanya
perkembangan antropologi budaya menjadi empat katagori : 1. Aheorologi pra sejarah
yang secara etimologi berarti archeos sama dengan ancient,logos sama dengan
study.yang menitik beratkan kepada penemuanpeninggalan kebudayaan dan tulang
manusia pada zaman dahulu. 2. Antropolinguistik yang disebut juga ethnolingiustik
adalh suatu ilmu bagian yang pada mulanya erat dengan sangkut paut
antropologi.bahanya dari bahsa-bahsa local yang tersebar di berbagai penjuru
bumi.Yang kemudian berkembang bermacam-macam bahsa kebudayaan dan metode
untuk menganalisis 3. Ethnologi yang juga disebut sebagai ilmu bangsa-bangsa adalah
“silence of people,their cultures and life histories as groups”yang berbeda dengan
ethnografi.sebab ethonolgi berusaha mencari timbale balik antara hubungan manusia
dengan lingkunganya. 4. Kebudayaan dan kepribadian adalah sub disiplin yang
mempelajari hubungan kelompok denagn tingkah laku manusia,yang terjadi kerja sama
yang erat antar ahli sosiologi dengan antropologi.bagi ahli antropologi dalam kerjanya
menggunakan prinsip dan metode psikologi dalam upaya mencari kejelasanyang
dijadikan untuk memperoleh kepuasandan untuk mencapai equalibirium social cultural
dan social physicologis. Pemahamn terhadap dinamika ini tidak akan berhasil dengan
hanya diselesaikan secara tersendiri oleh satu disiplin ilmu saja.

15
3. Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/anthropology/2250336-antropologi-
budaya/#ixzz2MZWPARq3 OBYEK KHUSUS PENYELIDIKAN ANTROPOLOGI
BUDAYA Kebudayaan berhubungan dengan kebudayaan manusia itu sendiri. Segi –
segi tersebut masing – masing menjadi obyek khusus yang dipelajari atau diselidiki
oleh ilmu tertentu. Sedangkan manusia dengan segala seginya tersebut merupakan
obyek umum yang dipelajari atau diselidiki berbagai ilmu. Jadi yang membedakan
antropologi budaya dari ilmu lain yang juga mempelajari masalah manusia, ialah obyek
khusus yang diselidikinya. Antropologi budaya yang obyek khusus penyelidikannya
ialah kebudayaan juga perlu mengetahui anak – anak cabang ilmunya. Bahkan
antropologi budaya dengna anak – anak cabang ilmunya itu juga harus berhubungan
dengan ilmu – ilmu lain seperti sosiologi,sejarah, ilmu hukum , geografi,ekologi dan
sebagainya. KEGUNAAN ANTROPOLOGI BUDAYA Kegunaan antropolgi budaya
adalah untuk menunjukkan perbedaan dan persamaan dalam berbagai hal yang
terdapat pada berbagai suku bangsa atau bangsa di dunia ini. Dalam kehidupan sehari
– hari kita dapat dengan mudah melihat hal – hal yang berbeda sedangkan hal – hal
yang sama atau bersamaan sulit atau bhkan tidak dapat diketahui. Antropolgi budaya
juga dapat membantu membentuk kehidupan bersama yang bersahabat antara
berbagai suku bangsa di dunia ini,selain itu Antropolgi budaya dapat membantu
pembangunan masyarakat pedesaan,dapat membantu membantu memajukkan suku
bangsa – suku bangsa yang masih hidup terasing di daerah – daerah pedalaman dan
banyak ketinggalan dalam berbagai hal. KEBUDAYAAN PENGERTIAN
KEBUDAYAAN Menurut antropologi budaya yang dimaksud dengan kebudayaan
adalah kebudayaan itu tidak hanya berupa benda – benda hasil kesenian dan
bermacam – macam bentuk kesenian saja. Tetapi juga sikap, tingkah laku manusia,
cara berfikir, pandangan hidup, peneliaian tentang baik buruk, semua itu termasuk
pengertian kebudayaan. Secara singkat dan sederhana antropologi budaya memberi
arti istilah – kebudayaan sebagai cara orang bersikap dan bertingkah laku yang di
pelajari yang sudah menjadi adat kebiasaan masyarakat beserta hasil – hasilnya. SEGI
KEBUDAYAAN Kebudayaan sebagai cara bertingkah laku yang dipelajari beserta hasil
– hasilnya itu dapat tampak nyata dan dapat tidak tampak nyata. Misalnya cara orang
berjalan, cara orang membuat barang – barang, semua itu jelas tampak oleh kita.
Demikian pula pensil,bolpoint,radio,pesawat televisi,semua itu hasil kebudayaan yang

4. tampak nyata juga. Tetapi ada cara – cara berbuat atau berkelakuan tang hasilnya
tidak dapat dilihat secara langsung. Misalnya cara berfikir adalah suatu tindakan atau
perbuatan dengan cara – cara tertentu yang dipelajari lebih dahulu. Tetapi kita tidak

16
dapat melihat cara orang berfikir. Hasil – hasil berfikir itu adalah ilmu pengetahuan. Ini
pun sebetulnya tidak dapat dilihat secara langsung atau dapat dilihat hanya dengan
melalui benda – benda hasil ilmu pengetahuan itu. UNSUR – UNSUR KEBUDAYAAN
Para ahli antropologi budaya membagi – bagi kebudayaan menjadi unsur – unsur
berikut : 1. Alat perlengkapan hidup manusia,seperti pakaian, rumah, alat – alat rumah
tangga, senjata – senjata, alat – alat angkutan dan sebagainya 2. Mata pencaharian
hidu[p,seperti bercocok tanam,berternak,berburu,berdagang dan sebagainya 3.
Pranata masyarakat,seperti hukum,aturan perkawinan,peraturan keanggotaan
kekerabatan dan sebagainya 4. Bahasa,baik lisan maupun tulisan 5. Kesenian,baik
seni rupa,suara,drama,seni gerak 6. Ilmu pengetahuan 7. Religi KEUTUHAN
(INTEGRASI) KEBUDAYAAN Telah dikatakan,bahwa unsur kebudayaan itu banyak
sekali jumlah maupun macamnya. Dan diantara sekian banyak unsur kebudayaan itu
ada sejumlah unsur yang bersifat universal. Akan tetapi sebetulnya unsur – unsur
kebudayaan itu sama lain saling berhubungan. Dengan demikian gambaran tentang
kebudayaan suatu suaku bangsa atau bangsa tertentu tampak utuh, tidak terpecah –
pecah. Kita ambil contoh keris. Keris adalah hasil kebudayaan orang jawa. Keris ini
ternyata mempunyai hubungan dengan kepercayaan. Orang Jawa percaya bahwa ada
keris yang mengandung kekuatan – kekuatan gaib yang dapat berpengaruh kepada
kehidupan pemiliknya. PROSES PEMBENTUKAN KEBUDAYAAN Terjadinya suatu
unsur kebudayaan itu dapat melalui “discovery” (penemuan ) dan dapat pula melalui
“invention” (pendapatan). Discovery adalah penemuan sesuatu yang baru yang
sebelumnya tidak ada. Discovery merupakan penemuan yang terjadi secara tidak
sengaja atau kebetulan. Sebagai contoh ialah penemuan kertas mengisap tinta. Pada
zaman dahulu untuk meringankan tulisan dengan tinta dipakai pasir yang sangat halus.
Pasir halus tersebut ditaburkan di atas kertas bertulis dengan tinta,kemudian ditiup.
Maka keringkanlah tulisan tadi. Sekarang kita memakai kertas pengisap untuk
mengeringkan tinta. Contoh suatu invention adalah Nenek mopyang Maori berasal
daroi daerah tropika. Mereka lalu berpindah ke daerah sub tropika yaitu ke Selandia
Baru. Di daerah asal mereka, pakain mereka diibuat dari kulit pohon murbai. Setelah
mereka tiba di

5. Selandia baru mereka tidak lagi dapat membuat pakain dari bahan kulit pohon
murbai,karena di Selandia baru tidak ada pohopn murbai. Orang Maori mencoba –
coba menggunakan bermacam – macam kulit pohon kayu yang tumbuh di Selandia
baru. Tetapi ternyata tidak ada yang cocok untuk bahan pakaian. Akhirnya dicobalah
hannep. Ternyata untuk dijadikan bahan pakaian hennep ini tidak perlu dipukul – pukul,

17
Serat hennep bagus sekali untuk dianyam dijadikan bahan pakaian. Orang maori lalu
membuat pakaian dari anyaman hennep. Jadi dengan sengaja yaitu dengan mencoba
– coba beberapa kali akhirnya ditemukan suatu unsur dari kebudayaan. Dapat
dikatakan, bahwa invention merupakan usaha sungguh – sungguh untuk memperoleh
hal – hal baru. FAKTOR – FAKTOR PEMBENTUK KEBUDAYAAN Sudah barang
tertentu penemuan suatu unsur kebudayaan secara sengaja itu memerlukan syarat –
syarat tertentu. Antara lain adalah orang yang memikirkan, merancang, melaksanakan
pembuatan suatu unsur baru itu harus mempunyai pengetahuan kebudayaan, sudah
yang luas dan dalam. Disamping apa yang tersebut di atas,masih ada faktor – faktor
lain seperti suasana dan lingkungan alam fisik. Dalam suasaana yang terang dan
tenteram,atau sebaliknya orang mudah terangsang untuk berfikir kreatif. (Dalam waktu
yang serba sulit penuh pergolakan juga mendorong orang untuk berfikir kreatif ).
Denagn demikian mendorong timbulnya kebutuhan atau keinginan akan barang atau
hal yang baru. Mengenai pengaruh alam fisik kepada pembentukan unsur
kebudayaan , sudah dikemukakan di atas tentang pembuatan pakain orang maori.
Yang juga tidak kurang pentingnya ialah faktor penerimaan masyarakat.
KEANEKARAGAMAN KEBUDAYAAN Dalam percakapan sehari – hari kita sudah
biasa mendengar atau bahkan mengatakan sendiri sebutan ,seperti kebudayaan
Indonesia,Jepang, India,Arab dan sebagainya. Semua sebutan itu menunjukkna
kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa yang bersangkutan. Di Indonesia sendiri kita
biasa menyebut kebudayaan Aceh ,Batak ,Minagkabau, Jawa,Bugis,Bali, dan
sebagainya. Semua sebutan itu menunjukan kebudayaan yang dimiliki oleh suku
bangsa – suku bangsa di Indonesia. Perlu diingat bahwa karena hubungan lalu lintas
sekarang sudah sedemikian lancarnya,maka perbaharuan antara berbagai suku
bangsa dalam pergaulan hidup sudah terjadi dimana – mana. Hal ini berarti bahwa
kebudayaan berbagi suku bangsa Indonesia sudah banyak yang saling bercampur.
Proses perbaharuan kebudayaan antara suku bangsa Indonesia ini pada akhirnya
tidaklah mustahil kalau sebutan – sebutan seperti kebudayaan Toraja, Dayak dan
sebagaianya menjadi hilang ,sehinggan yang ada hanya sebutan kebudayaan
Indonesia tanpa menunjukkan unsur kebudayaan suatu bangsa tertentu. Ada lagi
penyebutan kebudayaan menuryt mata [encaharian masyarakatanya. Misalnya orang
menyebut kebudayaan masyarakat peternak dan sebagainya. Dengan singkat
bermacam – macam sebutan kebudayaan sperti di atas itu menunjukkan bahwa
kebudayaan itu beraneka ragam. PENGGOLONGAN KEBUDAYAAN

18
6. Penggolongan kebudayaan suku bangsa – suku bangsa Indonesia juga sudah
dilakukan oleh para ahli. Ada anggapan bahwa kebudayaan daerah pulau – pulau
Indonesia yang besar – besar yati Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan lain –
lain pulau dari Nusa Tenggara sampai kira – kira pulau Flores, terpengaruh oleh
kebudayaan asing yang datang dari Asia . Sedangkan kebudayaan daerah pulau –
pulau sebelah timur Sulawesi dan Sumbawa, yaitu kepulauan Maluku Utara,Maluku
Selatan dan Kepulauan Timor terpengaruh oleh kebudayaan asing yang datang dari
Irian dan Malanesia. Jadi menurut anggapan ini kebudayaan Indonesia itu dibagi
menjadi 2 golongan yaitu golongan kebudayaan Indonesia bagian barat dan golongan
kebudayaan Indonesia bagian Timur. Pembagian ini berdasarkan asal kebudayaan
asing yang mempengaruhi kebudayaan daerah – daerah kepulauan Indonesia.
DINAMIKA KEBUDAYAAN PROSES PERUBAHAN KEBUDAYAAN Faktor – faktor
pendorong perubahan kebudayaan dapat dibagi atas : a) Faktor – faktor dari dalam
kebudayaan masyarakat itu sendiri (faktor – faktor intern) yaitu penemuan (discovery)
dan pendapatan ( invention ) b) Faktor – faktor dari luar kebudayaan masyarakat
tersebut (faktor – faktor ekstern) yaitu difusi kebudayaan,akulturasi dan asimilasi.
PENEMUAN DAN PENDAPATAN Pada bagian pembicaraan terbentuknya
kebudayaan, penemuan dan pendapatan telah diuraikan. Pada bagian ini keduanya
disinggung pula,karena hal – hal tersebut merupakan pula pendorong perubahan
kebudayaan. Di bagian muka telah disebutkan bahwa dengan penemuan dan
pendapatan terjadilah suatu unsur kebudayaan baru, yang mendorong untuk
perkembangan selanjutnya. DIFUSI KEBUDAYAAN Perubahan kebudayaan terjadi
pula dengan adanya difusi kebudayaan. Difusi kebudayaan merupakan penyebaran
sesuatu unsur kebudayaan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Sebenarnya
difusi terjadi pula di dalam lingkungan satu masyarakat (difusi intra masyarakat), tetapi
yang lebih banyak mendapati perhatian di dalam antropologi ialah difusi yang
berlangsung dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain (difusi inter masyarakat)
Difusi kebudayaan berlangsung melalui berbagai bentuk yang berlainan, misalnya
melaui perpindahan bangsa – bangsa pada zaman dahulu atau melalui perseorangan
seperti pedagang , pelaut dan penyebar agama. Difusi kebudayaan dapat pula
berlangsung diantara dua kelompokk masyarakt yang tinggal bertetangga. Cara suatu
unsur kebudayaan masuk dalam suatu kebudayaan masyarakat penerima juga terjadi
dengan berbagai macam. Pertama dapat dengan jalan damai dan memajukkan
kebudayaan penerima (penetration pacifique). Yang kedua melalui jalan peperangan
dan penjajahan,misalnya sehingga masuknya dengan cara merusak dan dapat

19
menimbulkan gangguan pada kebudayaan masyarakat yang dijajah (penetration
violente). Cara yang ketiga dalah dengan jalan hidup berdampingan tanpa saling

7. merugikan malahan mungkin menguntungkan (syimbiotic),seperti dapat terjadi pada


suku – suku bangsa atau bangsa yang hidup bertetangga dan hidup berdampingan.
AKULTURASI Perubahan kebudayaan dapat berlangsung dengan terjadinya proses
akulturasi. Akulturasi akan terjadi apabila suatu unsur kebudayaan tertentu dari
masyarakat satu berhadapan dengan unsur – unsur kebudayaan dari masyarakat
lain,sehingga lambat laun unsur – unsur kebudayaan asing itu diserap ke dalam
kebudayaan penerima tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan penerima.
Mengingat bahwa akulturasi akan terjadi apabila dua kelompok masyarakat yang
berbeda kebudayaannya berhadapan satu sama lain,maka tidaklah sukar untuk
kiranya untuk mengatakan bahwa akulturasi sudah berlangsung sejak zaman dahulu
sekali, dan juga terjadi di antara bansa mana saja. Tetapi karena pengaruhnya dalam
proses akulturasi itu ialah masuknya unsur – unsur kebudayaan Eropa dan Amerika
Serikat maka seringkali akulturasi diartikan sebagai terpengaruhnya kebydayaan
bangsa – bangsa di Asia, Afrika dan tempat lainnya di luar Eropa –Amerika Serikat
oleh masuknya unsur – unsur kebudayaan Eropa Amerika Serikat. Bahkan seringkali
pula diartikan sebagai terpengaruhnya kebudayaan masyarakat sederhan oleh unsur –
unsur kebudayaan Eropa – Amerika Serikat. Hal tersebut diatas mudah di pahami
karena sampai belum lama berselang, orang- orang Eropa dan Amerika Serikat
bertebaran hampir ke seluruh penjuru dunia.Banyak negara di Eropa tersebut akhirnya
justru menjadi penjajah dio wilayah – wilayah Asia-Afrika dan daerah lainnya. Karena
itulah tidak mengherankan apabila proses akulturasi merupakan bahan penyelidikan
mereka yang penting. Mereka sebagai penjajah sudah barang tentu ingin
menanamkan kekuasaanya agar lebih kokoh,teratur dan mantap. ASIMILASI Asimilasi
merupakan proses lebih lanjut proses akulturasi. Akulturasi pada dasarnya merupakan
proses penerimaan dan peminjaman hal baru kebudayaan yang satu oleh yang lain.
Dengan sendirinya akulturasi mendekatkan kedua kelompok yang berhadapan itu.
Hanya tidak selamanya menimbulkan pemesraan antara keduanya. Dalm proses
akulturasi peristiwa saling mendekati itu tidak lengkap. Asimilasi akan terjadi pada
kelompok masyarakat dengan kebudayaan yang berbeda, hidup berdampingan,
sehingga anggota dari kelompok tadi dapat bergaul sesamanya secara langsung dan
akrab dalam waktu yang lama, yang memungkinkan kebudayaan kelompok tersebut
saling berusaha mendekati satu sama lain dan lambat laun menjadi satu. Jadi, dalam
proses asimilasi terjadi unsur – unsur kebudayaan baru yang tidak serupa dengan

20
unsur – unsur lama. Proses asimilasi rupa-rupanya tidak selamanya berlangsung
dengan mudah. Untuk itu diperlukan bebrapa syarat di antaranya adanya saling
menghargai dan rasa tenggang rasa. Sedangkan penghalang asimilasi di antaranya
ialah : a) Kurang mengenal kebudayaan fihak lain b) Rasa takut atau curiga terhadap
kebudayaan fihak lain c) Perasaan diri lebih unggul terhadap fihak lain.

BAB V

A. Kesimpulan

Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal
dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya
yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan
melalui beberapa fase. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang
merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal
daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih
menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.

B. Saran

Antropologi sangat besar peranannya dalam perkembangan kehidupan manusia


sehingga diharapkan kepada kita semua untuk selalu mengembangkan wawasan dan
memperdalam pemahaman tentang kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan
antropologi.

DAFRAT ISI

https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-antropologi.html

http://zullhilmii2.blogspot.com/2014/06/ruang-lingkup-dan-kajian-antropologi.html

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2012/11/28/ontologi-epistimologi-dan-aksiologi-
dalam-pengetahuan-filsafat/

https://kajianbudayablog.wordpress.com/2016/12/03/analisis-filsafat-ilmu-ontologi-
epistemologi-aksiologi-dan-logika-ilmu-pengetahuan/

https://id.wikipedia.org/wiki/Aksiologi

21
http://dhilarriqo96.blogspot.com/2017/06/sejarah-antropologi.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi_budaya

https://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi_budaya#:~:text=Antropologi%20budaya
%20adalah%20cabang%20antropologi,bagian%20dari%20antropologi%20itu
%20sendiri.

https://www.slideshare.net/AgusMbedun/antropologi-budaya-menurut-para-ahli

LAMPIRAN

BAB 1 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KAJIAN ANTROPOLOGI

1.Pengertian Antropologi……………………………………………………………………3

2.Pengertian Antropologi Menurut Para Ahli……………………………………………..4

3.Tujuan Mempelajari Antropologi…………………………………………………………5

4.Ruang Lingkup Antropologi……………………………………………………………….5

BAB 2 ANTROPOLOGI:Ontologi,Epistimologi,Aksiologi

A.Pengetian Ontology,Epistimologi,Aksiologi…………………………………………..6-8

BAB 3 SEJARAH ANTROPOLOGI

A.Sejarah Antropologi……………………………………………………………………..8

BAB 4 ANTROPOLOGI BUDAYA

1.Pengertian Antropologi Budaya………………………………………………………..12

2.Asal Usul………………………………………………………………………………….12

3.Pengetian Antropologi Budaya Menurut Para Ahli…………………………………..14

BAB 5 KESIMPULAN DAN ANALISI KRITIS

KESIMPULAN………………………………………………………………………….21

SARAN………………………………………………………………………………….21

22
23

Anda mungkin juga menyukai