Anda di halaman 1dari 22

ARTIKEL ANTROPOLOGI

1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KAJIAN ANTROPOLOGI


2. ANTROPOLOGI: ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI, AKSIOLOGI
3. SEJARAH ANTROPOLOGI
4. ANTROPOLOGI BUDAYA
5. KESIMPULAN DAN ANALISIS KRITIS

Disusun sebagai tugas terstruktur Mata Kuliah: Antropologi

Dosen Pengampuh:

Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:

Nama : Taratan Ukhrah


NIM : L1C020107
Fakultas&Prodi: FISIPOL (Sosiologi)
Semester : I (Satu)

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


UNIVERSITAS MATARAM
T.A. 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada ALLAH SWT atas selesainya tugas
terstruktur mata kuliah Antropologi ini

Sholawat dan Salam semoga ALLAH limpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW
atas jasa beliau lah kita yang telah mengantarkan kita kepada kehidupan yang benar
dibawah naungan Islam.

Terima kasih saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I.,
M.Sos sebagai dosen pengampuh mata Kuliah Antropologi yang telah memberikan
kesempatan kepada saya bertemu dan mempelajari hal yang baru ini sehingga
bermanfaat

Besar harapan saya tugas ini akan memberi manfaat di kemudian hari bagi saya
sendiri atau pun orang lain untuk sesuatu yang positif

Penyusun, Mataram, 23 Oktober .2020

Nama : Taratan Ukhrah


NIM :L1C020107

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER……………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….iii

BAB I…………………………………………………………………………..........................1
BAB II. .......................................................................................................................... 7
BAB III ........................................................................................................................ 12
BAB IV ........................................................................................................................ 15
BAB V ......................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
Pengertian dan Ruang Lingkup Kajian Antropologi

1.Pengertian Antropologi
Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi
budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya. Antropologi adalah istilah
kata bahasa Yunani yang berasal dari kata anthropos dan logos. Anthropos berarti
manusia dan logos memiliki arti cerita atau kata.
Objek dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa, kebudayaan
dan prilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi memiliki tujuan untuk mempelajari
manusia dalam bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk
membangun masyarakat itu sendiri. (Blog, 2009)

2.Ruang Lingkup dan Kajian Antropologi yaitu:

1. Antropologi Fisik
Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak
perkembanhan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya dalam
berbagai jenis (spesies). Melalui aktivitas analisis yang mendalam terhadap fosil-fosil
dan pengamatan pada primate-primata yang pernah hidup, para ahli antrpologi fisik
berusaha melacak nenek moyang jenis manusia untuk mengetahui bagaimana, kapan,
dan mengapa kita menjadi makhluk seperti sekaran ini (Haviland, 1999: 13)

2. Antropologii Budaya
Antropologi budaya memfokuskan perhatianya kepada kebudayaan manusia ataupun
cara hidupnya dalam masyarakat. menurut Haviland (1999:12) cabang antropologi
budaya ini dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian, yakni arkeologi, antroplogi linguistic,
dan etnologi.

Antropologi budaya juga merupakan studi tentang praktik-praktik social, bentuk-bentuk


ekspresif, dan penggunaan bahasa, dimana makna diciptakan dan diujui sebelum
digunakan oleh masyarakat manusia ?(Burke,2000:193).
Biasanya, istilah antropologi budaya dikaitkan dengan tradisi riset dan penulisan
antropologi di Amerika. pada awal abad ke-20, Franz Boas (1940) mengajukan

1
tinjauan kirtisnya terhadap asumsi-asumsi antropologi evolusioner serta inflikasi yang
cendrung bersifat rasial. Dalam hal itu, boas menyoroti keberpihakan pada komparasi
dan generalisasi antropollgi tradisional ytang dinilainnya kurang tepat, selanjutnya ia
mengembangkan alitan baru yang sering disebut antropologi boas. dalam hal ini, boas
merumuskan konsep kebudayaan yang bersifat relative. plural dan holistic
saat ini, kajian antropologi budaya lebih menekankan pada empat aspek yang
tersusun.

a. Pertimbangan politik, di mana antropologi budaya sering terjebak oleh


kepentingan-kepentingan politik dan membiarkan dalam penulisannya masih terpaku
oleh metode-metode lama yang sudah terbukti kurang layak untuk menyusun sebuah
karya ilmiah, seperti yang dikeluhkan said dalam orientalisme (1970).

b. Menyangkut hubungan kebudayaan dengan kekuasaan. jika pada awalnya


bertumpuk pada asumsasumsi kepatuhan dan penguasaan masing-masing terhadap
kebudayaanya sedangkan pada masa kini dengan munculnya karya Bourdieu (1977)
dan Foucault (1977,1978) kian menekankan pengunaan taktis diskursus budaya yang
melayani kalangan tertentu di masyarakat.

c. Menyangkut bahasa dalam antropologi budaya, dimana terjadi pergeseran


makna kebudayaan dari homogenitas ke heterogenitas yang menekankan peran
bahasa sebagai sistem formal abstraksi-abstraksi kategori budaya.

d. Preferensi dan pemikiran individual dimana terjadi antara hubungan antara jati diri
dan emosi, sebab antara kepribadiyaan dan kebudayaan memiliki keterkaitan yang
erat.

cabang antropologi budaya ini dibagi-bagi menjadi tiga bagian yakni arkeologi,
antropologi linguistic dan etnologi.

a. Arkeologi
Arkeologi adalah cabang antropologi kebudayaan yang mempelajari benda-benda
peninggalan lama dengan maksud untuk menggambarkan serta menerangkan perilaku
manusia karena dalam peninggalan-peninggalannya lam itulah terpantul eksfresi
kebudayaannya.

2
b. Antropologi linguistic
Ernest Cassirer (1951 : 32) mengatakan bahwa manusia mahluk yan g paling mahir
dalam menggunakan simbol-simbol sehingga manusia disebut homo symbolicum
karena itulah manusia dapat berbahasa berbicara dan melakukan gerakan-gerakan
lainnya yang juga banyak dilakukan oleh makhluk-makhluk lain yang serupa dengan
manusia. tidak hanya mengenai cara orang berkomunikasi, tetapi juga tentang
bagaimana memahami dunia luar.

c. Etnologi
Pendekatan etnologi adalah etnografi, lebih memusatkan perhatiannya kepada
kebudayaan-kebudayaan zaman sekaranng, etnologi ini mirip dengan arkeologi,
bedanya dalam etnologi tentang keyakinan yang dialami dalam kehidupan
sekarangsedangkan arkeologi tentang kalampauan yang sangat klasik. benar
ungkapan Kluckhohn (1965) yang mengatakan bahwa ahli atnografi adalah ahli
arkeologi yang mengamati arkeologinya hidup-hidup. antopologi pada hakikatnya
mendokumentasikan kondisi manusia pada masa lampau dan masa kini.
perhatian utamanya adalah pada masyarakat-masyarakat eksotis, mas prasejarah,
bahasa tak tertulis, dan adat kebiasaan yang aneh. mereka yang masih berpradaban
rendah (savage) bukankah para bangsawan alam dan keberadaan hidup mereka tidak
juga firdausi (kapplan dan Manners, 1999:xiii).
selain antropologi fisik dan kebudayaan adalah antropologi ekonomi, antropologi
medis, antropologi medis,antropologi psikolog, dan antropologi social.

1. Antropologi Ekonomi
bidang ini merupakan cara manusia dalam memerintahkan dan mengekpresikan didri
melalui penggunaan barang dan jasa material (Gudeman, 2000: 295). khususnya
aliran mikro dan neoklasik . melalui pengkajian pendekatan neoklasik, walaupun
cakupnya begitu besar (makro) bahkan yang lebih unik lagi adalah aliran marxisme.

2. Antropologi Medis
Antropologi medis merupakan subdidiplin yang sekarang paling populis di Amerika
serikat, terutama yang berjasa dalam perkembangan disiplin ini adalah foster dan
Anderson yang menulis karyanya medical Anthropology [1978 (1986)], disusun oleh
McElroy dan Towsend dalam bukunya medical Antropology in Ecological Perspective
(19850.

3
3. Antropologi psikolog
Bidang ini merupakan wilayah antropologi yang mengkaji tentang hubunganya antara
individu dengan makna dan nilai dengan kebiasaan social dari system budaya yang
ada (White,2000:856). secara historis bidang antropologi psikologi tersebut lebih dekat
pada psikoanalisis daripada psikologi eksperimental.

4. Antropologi sosial
Bidang ini mulai dikembangkan oleh James George Frazer di Amerika Serikat pada
awal abad ke-20. penekanan pada antropologi social inggris bergerak menjadi suatu
studi komperatif masyarakat kontenporer(kuper, 2000:971). mereka bereksperimen
dengan suatu kisaran yang luas dari strategi penelitian yang bersifat komparatif,
historis dan etnografis.

B. PENDEKATAN, METODE, TEKNIK, ILMU BANTU, DAN JENIS PENENTUAN


ANTROPOLOGI.
Pendekatan yang digunakan dalam antropologi menggunakan pendekatan kuantatif
(positivisic) dan kualitatif (naturalistic).adanya relativitaas yang ekstrem, berangkat dari
anggapan-anggapan bahwa tidak ada dua budayapun yang sama, pola, tatanam, dan
makn a akan dipaksakan jika elemen-elemen di abstrakan demi perbandingan. oleh
karena itu, perbandingan bagian-bagian yang telah diabstrasikan dari suatu keutuhan,
tidaklah dapat d pertahankan secara analistis

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN ANTROPOLOGI


Antropologi memang merupakan studi tentang mat manusia. antropologi melaluai
pendekatan dan metode ilmiah berusaha menyusun sejumlah generalisasi yang
bermakna tentang manusia dan perilakunya.

1. Hubungan antropologi dengan sosiologi


sepintas lalu lebih banyak ke arah kesamaannya antara antropologi dan sosiologi.
dalam antropologi budaya mempelajari gambaran tentang perilaku manusia and
konteks social budaya.

2. Hubungan antropologi dengan psikologi


de ngan demikian, psikolog membahas factor-factor penyebab perilaku manusia
secara internal seperti motivasi , minat, sikap, konsep diri, dan lain-lain.

4
3. Hubungan antropologi dengan ilmu sejarah
Lebih menyurupai hubungan antara ilmu arkeologi dengan antropologi. sebab sejarah
itu diperlukan, terutama untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi karena
masyarakat yang diselidikinya mengalami pengaruh dari suatu kebudayaan dari luar.

4. Hubungan antropologi dengan ilmu geografi


Di antara berbagai macam bentuk hidup di bunmi yang b erpa flora dan fauna itu,

5. Hubungan antropologi dengan ilmu ekonomi


kekuatan, prosese dan hukum-hukum ekonomi yang berlaku alam aktivitas kehidupan
ekonominya sangat dipengaruhi system kemasyarakatan, carabeerfikit, pandang dan
sikap hidupdarei warga masyarakat pedesaan tersebut.

6. Hubungan antara antropologi dengan ilmu politik.


sampai masalah yang menyangkut latar belakang social budaya dari kekuatan-
kekuatan politik tersebut

E. OBJEKTIFITAS DALAM ANTROPOLOGI


Menurut kapplan dan manners (1999: 32) semua ilmu social dan bukan hanua
antropologi mengalami bias.

F.SEJARAH PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI


Disiplin antropologi, sebagaimana yang telah kita kenal merupakan produk peradaban
berarti yang relative baru. Dalam sejarah lahirnya antropologi, perkembangan ilmu
tersebut melalui suatu tahapan yang panjang.

1. Menurut pemikiran evolusionitis orang-orang yang di anggap primitive itu secara


kesejarahan dapat memberikan pemahaman tentang cara hidup nenek moyang
manusia.

2. Melihat gambaran ilmu-ilmu sosial (khususnya setelah 1920), banyak ahli


antropologi berpendirian bahwa penelitian dan perbandingan etnografikan
memudahkan pengembangan ilmu sosial yang benar-benar universal, menyentuh
umat manusia, dan tidak membatasi diri pada studi-studi tentang masyarakat modern
barat.

5
3. Sejumlah ahli antropologi yang dipengaruhi oleh etnologi dan kemudian sosiobiologi,
menyakini bahwasannya etnografi komparatif akan mengangkat unsur-unsur
kemanusiaan yang universal.

4. Para humanis yang acap kali skeptik terhadap generalisasi-generalisasi mengenai


prilaku manusia. kajiannya sering bersifat jangka panjang dan historis.

G. KONSEP-KONSEP ANTROPOLOGI
Sebagai ilmu-ilmu sosial lainnya, penggunaan konsep antropologi adalah penting
karena pengembangan konsep yang teridentifikasi dengan baik merupakan tujuan dari
setiap di siplin ilmu.

Adapun yang merupakan contoh konsep-konsep antropologi di antaranya:

1. Kebudayaan
2. Evolusi
3. Culture area (daerah budaya)
4. Enkulturasi
5. Difusi
6. Akulturasi
7. Etnosentrisme
8. Tradisi
9. Ras dan Etnik
10. Stereotip
11. Kekerabatan
12. Magis
13. Tabu, dan
14. Perkawinan
H. TEORI-TEORI ANTROPOLOGI
1. Teori orientasi nilai budaya dan kluckhohn
2. Teori evolusi sosiokultural pararel-konvegen-devergen sahlins dan harris
3. Teori evolusi kebudayaan lewis H,morgan.
4. Teori evolusi animisme dan magic dari tailer da frazer
5. Teori evolusi keluarga j.j bachoven
6. Teori upacara sejaji smitch (SeDais, 2016)

6
BAB II.
Antropologi: Ontologi, Epistimologi, Aksiologi

Ontologi
Ontologi adalah bagian metafisika yang mempersoalkan tentang hal-hal yang
berkenaan dengan segala sesuatu yang ada atau the existence khususnya
esensinya.Dalam dictionary of philosophy,James K Frebleman mengatakan bahwa
ontologi adalah “the theory of being qua being” teori tentang keberadaan sebagai
keberadaan.Menurut Aristoteles ontologi adalah the first of philosophy dan merupakan
ilmu mengenai esensi benda.Dari sekian definisi ini dapat disimpulkan bahwa ontologi
adalah salah satu bagian penting dalam filsafat yang membahas atau
mempermasalahkan hakikat-hakikat semua yang ada baik abstrak maupun riil.Ontologi
di sini membahas semua yang ada secara universal,berusaha mencari inti yang dimuat
setiap kenyataan meliputi semua realitas dalam segala bentuknya.Jadi objek dari
ontology adalah segala yang ada dan tidak terikat pada satu perwujudan
tertentu(hakikat).Hasbullah Bakry mengatakan bahwa ontology mempersoalkan
bagaimana menerangkan hakekat segala yang ada baik jasmani maupun rohani dan
hubungan antara keduanya.

Dalam penyelesaian masalah dan pertanyaan tentang hakekat,lahirlah mazhab-


mazhab ontology yang mencoba menjawab semuanya melalui beberapa pendekatan
yang berbeda yaitu;Naturalisme,Materialisme,Idealisme,hylomorphisme dan Logic
Empiricism(Louis O Katsof).Untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu persatu kelima
mazhab tersebut secara umum saja.

Epistemologi
Epistemologi atau Teori Pengetahuan berhubungan dengan hakikat dari ilmu
pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban
atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia.
Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca indera dengan
berbagai metode, diantaranya; metode induktif, metode deduktif, metode positivisme,
metode kontemplatis dan metode dialektis.

Epistemologi derivasinya dari bahasa Yunani yang berarti teori ilmu pengetahuan.
Epistemologi merupakan gabungan dua kalimat episteme, pengetahuan; dan
logos,theory.Epistemologi adalah cabang ilmu filasafat yang menengarai masalah-

7
masalah filosofikal yang mengitari teori ilmu pengetahuan.Epistemologi bertalian
dengan definisi dan konsep-konsep ilmu, ragam ilmu yang bersifat nisbi dan niscaya,
dan relasi eksak antara 'alim (subjek) dan ma'lum (objek).Atau dengan kata
lain,epistemologi adalah bagian filsafat yang meneliti asal-usul, asumsi dasar, sifat-
sifat,dan bagaimana memperoleh pengetahuan menjadi penentu penting dalam
menentukan sebuah model filsafat.Dengan pengertian ini epistemologi tentu saja
menentukan karakter pengetahuan,bahkan menentukan “kebenaran” macam apa yang
dianggap patut diterima dan apa yang patut ditolak.

Manusia dengan latar belakang,kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan-kepentingan


yang berbeda mesti akan berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan seperti,dari
manakah saya berasal?Bagaimana terjadinya proses penciptaan alam?.Apa hakikat
manusia?.Tolok ukur kebaikan dan keburukan bagi manusia?.Apa faktor
kesempurnaan jiwa manusia?.Mana pemerintahan yang benar dan adil?Mengapa
keadilan itu ialah baik?Pada derajat berapa air mendidih?Apakah bumi mengelilingi
matahari atau sebaliknya?.Dan pertanyaan-pertanyaan yang lain.Tuntutan fitrah
manusia dan rasa ingin tahunya yang mendalam niscaya mencari jawaban dan solusi
atas permasalahan-permasalahan tersebut dan hal-hal yang akan dihadapinya.

Pada dasarnya, manusia ingin menggapai suatu hakikat dan berupaya mengetahui
sesuatu yang tidak diketahuinya. Manusia sangat memahami dan menyadari bahwa:

1. Hakikat itu ada dan nyata;

2. Kita bisa mengajukan pertanyaan tentang hakikat itu;

3. Hakikat itu bisa dicapai,diketahui,dan dipahami;

4. Manusia bisa memiliki ilmu, pengetahuan,dan makrifat atas hakikat itu.

Akal dan pikiran manusia bisa menjawab persoalan-persoalan yang dihadapinya,dan


jalan menuju ilmu dan pengetahuan tidak tertutup bagi manusia.

Apabila manusia melontarkan suatu pertanyaan yang baru,misalnya bagaimana kita


bisa memahami dan meyakini bahwa hakikat itu benar-benar ada? Mungkin hakikat itu
memang tiada dan semuanya hanyalah bersumber dari khayalan kita belaka? Kalau
pun hakikat itu ada, lantas bagaimana kita bisa meyakini bahwa apa yang kita ketahui
tentang hakikat itu bersesuaian dengan hakikat eksternal itu sebagaimana
adanya?Apakah kita yakin bisa menggapai hakikat dan realitas eksternal itu?.Sangat

8
mungkin pikiran kita tidak memiliki kemampuan memadai untuk mencapai hakikat
sebagaimana adanya, keraguan ini akan menguat khususnya apabila kita mengamati
kesalahan-kesalahan yang terjadi pada indra lahir dan kontradiksi-kontradiksi yang ada
di antara para pemikir di sepanjang sejarah manusia?

Persoalan-persoalan terakhir ini berbeda dengan persoalan-persoalan


sebelumnya,yakni persoalan-persoalan sebelumnya berpijak pada suatu asumsi
bahwa hakikat itu ada,akan tetapi pada persoalan-persoalan terakhir ini,keberadaan
hakikat itu justru masih menjadi masalah yang diperdebatkan.Untuk lebih jelasnya
perhatikan contoh berikut ini.Seseorang sedang melihat suatu pemandangan yang
jauh dengan teropong dan melihat berbagai benda dengan bentuk-bentuk dan warna-
warna yang berbeda,lantas dia meneliti benda-benda tersebut dengan melontarkan
berbagai pertanyaan-pertanyaan tentangnya.Dengan perantara teropong itu sendiri,dia
berupaya menjawab dan menjelaskan tentang realitas benda-benda yang
dilihatnya.Namun, apabila seseorang bertanya kepadanya:Dari mana Anda yakin
bahwa teropong ini memiliki ketepatan dalam menampilkan warna,bentuk dan ukuran
benda-benda tersebut? Mungkin benda-benda yang ditampakkan oleh teropong itu
memiliki ukuran besar atau kecil?.Keraguan-keraguan ini akan semakin kuat dengan
adanya kemungkinan kesalahan penampakan oleh teropong.Pertanyaan-pertanyaan
ini berkaitan dengan keabsahan dan kebenaran yang dihasilkan oleh teropong.Dengan
ungkapan lain, tidak ditanyakan tentang keberadaan realitas eksternal,akan tetapi yang
dipersoalkan adalah keabsahan teropong itu sendiri sebagai alat yang digunakan untuk
melihat benda-benda yang jauh.

Keraguan-keraguan tentang hakikat pikiran,persepsi-persepsi pikiran,nilai dan


keabsahan pikiran,kualitas pencerapan pikiran terhdap objek dan realitas eksternal,
tolok ukur kebenaran hasil pikiran,dan sejauh mana kemampuan akal-pikiran dan indra
mencapai hakikat dan mencerap objek eksternal,masih merupakan persoalan-
persoalan aktual dan kekinian bagi manusia.Terkadang kita mempersoalkan ilmu dan
makrifat tentang benda-benda hakiki dan kenyataan eksternal dan terkadang kita
membahas tentang ilmu dan makrifat yang diperoleh oleh akal-pikiran dan indra.
Semua persoalan ini dibahas dalam bidang ilmu epistemologi.

Dengan memperhatikan definisi epistemologi, bisa dikatakan bahwa tema dan pokok
pengkajian epistemologi ialah ilmu, makrifat dan pengetahuan.Dalam hal ini, dua poin
penting akan dijelaskan:

9
a) Cakupan pokok bahasan, yakni apakah subyek epistemologi adalah ilmu secara
umum atau ilmu dalam pengertian khusus seperti ilmu hushûlî.Ilmu itu sendiri memiliki
istilah yang berbeda dan setiap istilah menunjukkan batasan dari ilmu itu. Istilah-istilah
ilmu tersebut adalah sebagai berikut:

1. Makna leksikal ilmu adalah sama dengan pengideraan secara umum dan mencakup
segala hal yang hakiki, sains, teknologi, keterampilan,kemahiran dan juga meliputi
ilmu-ilmu seperti hudhûrî, hushûlî,ilmu Tuhan, ilmu para malaikat dan ilmu manusia.

2. Ilmu adalah kehadiran (hudhûrî) dan segala bentuk penyingkapan.Istilah ini


digunakan dalam filsafat Islam.Makna ini mencakup ilmu hushûlî dan ilmu hudhûrî.

3. Ilmu yang hanya dimaknakan sebagai ilmu hushûlî dimana berhubungan dengan
ilmu logika (mantik).

4. Ilmu adalah pembenaran (at-tashdiq) dan hukum yang meliputi kebenaran yang
diyakini dan belum diyakini.

5. Ilmu ialah kebenaran dan keyakinan yang bersesuaian dengan kenyataan dan
realitas eksternal.

6. Ilmu ialah kumpulan proposisi-proposisi universal yang saling bersesuaian dimana


tidak berhubungan dengan masalah-masalah sejarah dan geografi.

7. Ilmu ialah kumpulan proposisi-proposisi universal yang bersifat empirik.

Sudut pembahasan,yakni apabila subyek epistemologi adalah ilmu dan makrifat, maka
dari sudut mana subyek ini dibahas,karena ilmu dan makrifat juga dikaji dalam
ontologi, logika, dan psikologi.Sudut-sudut yang berbeda bisa menjadi pokok bahasan
dalam ilmu. Terkadang yang menjadi titik tekan adalah dari sisi hakikat keberadaan
ilmu. Sisi ini menjadi salah satu pembahasan dibidang ontologi dan filsafat. Sisi
pengungkapan dan kesesuian ilmu dengan realitas eksternal juga menjadi pokok
kajian epistemologi. Sementara aspek penyingkapan ilmu baru dengan perantaraan
ilmu-ilmu sebelumnya dan faktor riil yang menjadi penyebab hadirnya pengindraan
adalah dibahas dalam ilmu logika.Dan ilmu psikologi mengkaji subyek ilmu dari aspek
pengaruh umur manusia terhadap tingkatan dan pencapaian suatu ilmu. Sudut
pandang pembahasan akan sangat berpengaruh dalam pemahaman mendalam
tentang perbedaan-perbedaan ilmu.

10
Dalam epistemologi akan dikaji kesesuaian dan probabilitas pengetahuan, pembagian
dan observasi ilmu, dan batasan-batasan pengetahuan.Dan dari sisi ini, ilmu hushûlî
dan ilmu hudhûrî juga akan menjadi pokok-pokok pembahasannya. Dengan demikian,
ilmu yang diartikan sebagai keumuman penyingkapan dan pengindraan adalah bisa
dijadikan sebagai subyek dalam epistemologi.

Aksiologi
Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia
menggunakan ilmunya.Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu;
axios yang berarti sesuai atau wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi
dipahami sebagai teori nilai. Jujun S.Suriasumantri mengartika aksiologi sebagai teori
nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.Menurut John
Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau suatu sistem
seperti politik, sosial dan agama. sedangkan nilai itu sendiri adalah sesuatu yang
berharga, yang diidamkan oleh setiap insan.

Aksiologi adalah ilmu yang membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu
sendiri.Jadi Aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang
sebenarnya dari pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang
sia-sia kalau kita bisa memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya dan di jalan yang baik pula. Karena akhir-akhir ini banyak sekali yang
mempunyai ilmu pengetahuan yang lebih itu dimanfaatkan di jalan yang tidak benar.

Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu.Ilmu tidak bebas


nilai.Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-
nilai budaya dan moral suatu masyarakat; sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat
dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama,
bukan sebaliknya malahan menimbulkan bencana. (rhyby09, 2013)

11
BAB III
Sejarah Antropologi

Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan masa kini, ilmu yang
menggambarkan manusia dengan ilmu hayati ( alam ), ilmu sosial, dan humaniora.
Ilmu Antropologi berasal dari kata Yunani yaitu “ anthropos “ yang berarti manusia dan
“ logos “ yang berarti berakal. Secara bahasa Ilmu Antropologi adalah ilmu yang
mempelajari manusia.

Antropologi bertujuan untuk mengapresiasikan manusia sebagai homo sapiens dan


makhluk sosial. Antropologi menggunakan teori evolusi biologi dalam memberi arti dan
fakta sejarah manusia sejak awal kemunculannya. Didalam ilmu antropologi juga
menjelaskan tentang “ cross cultural “ yaitu ilmu yang menjelaskan perbedaan
kelompok-kelompok manusia, mulai dari bahasa, adat istiadat, budaya, pandangan
hidup, dan perilaku sosial.

Antropologi dengan orientasi yang holistik dibagi menjadi empat cabang ilmu, yaitu
antropologi biologi, antropologi sosial budaya, arkeologi dan linguistik. Setiap cabang
ilmu tersebut memiliki penekanan-penekanan ilmu yang berbeda beda dalam
konsentrasi akademik dan penelitian – penelitian ilmiah, meskipun keempat cabang
ilmu tersebut memiliki konsentrasi yang berbeda beda akan tetapi saling berkaitan satu
ilmu dengan lainnya.

Menurut sejarah Ilmu Antropologi berkembang melalui beberapa fase, yaitu fase
pertama ( sebelum 1800 ), fase kedua ( tahun 1800/ kira-kira abad ke-19 ), fase ketiga
( awal abad ke-20 ), dan fase keempat ( setelah tahun 1930-an ).

1.Fase Pertama ( sebelum 1800 )


Lahirnya Ilmu Antropologi berawal dari ketertarikan orang-orang eropa akan budaya
etnis, ciri fisik, dan adat istiadat lain yang berbeda dari masyarakat yang dikenal oleh
eropa.
Pada akhir abad ke-15 hingga permulaan abad ke-16 bangsa Eropa mulai menjelajahi
beberapa benua didunia, diantaranya Asia, Afrika, Australia, dan Amerika. Dalam
perjalanannya bangsa Eropa mulai menemukan hal-hal baru, tentang suku-suku yang
berbeda yang belum pernah mereka temui sebelumnya. DIsepanjang perjalanan

12
mereka mencatat segala hal yang telah mereka temui. Mereka mencatat segala hal
yang berhubungan dengan suku tersebut, seperti adat istiadat, bahasa, susunan
masyarakat, dan ciri fisik suku tersebut. Melalui buku harian atau jurnal yang telah
mereka gunakan untuk mencatat apa yang telah mereka temui, bersamaan dengan itu
mulai terkumpul tulisan tulisan tangan para pelaut, penyiar agama, dan musafir.
Tulisan tersebu disebut “ etnografi “ dari kata ethos yang artinya bangsa, pada saat itu
tulisan tersebut sangat menarik bagi bangsa Eropa, akan tetapi terkadang deskripsi
yang dijelaskan masih kurang jelas atau kabur.

2.Fase Kedua ( tahun 1800/ kira-kira abad ke-19 )

Pada permulaan abad ke-19 perhatian pengetahuan tentang ciri fisik, adat istiadat dan
masyarakat bangsa-bangsa lain diluar Eropa, menimbulkan usaha-usaha dari dunia
ilmiah untuk mengintegrasikan seluruh pengetahuan etnografi menjadi satu.

Integrasi yang benar-benar baru timbul pada pertengahan abad ke-19, pada fase ini
bahan-bahan etnografi telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan evolusi
pemikiran masyarakat dan kebudayaan yang berevolusi dalam jangka waktu lama.
Mereka menganggap bahwa semua bentuk masyarakat dan bangsa-bangsa diluar
eropa adalah primitive.

Pada fase ini perkembangan Ilmu Antropologi berupa suatu Ilmu Akademis yang
bertujuan mengetahui dan memahami tingkat-tingkat masyarakat dalam sejarah
perkembangan dan penyebaran kebudayaan manusia.

3.Fase Ketiga ( awal abad ke-20 )


Pada permulaan abad ke-20, Negara-negara di Eropa mulai mencapai kekuasaanya di
daerah-daerah jajahan diluar Eropa, dengan mulai membangun koloni-koloni. Pada
fase ini Eropa mulai berhadapan lansung dengan bangsa-bangsa terjajah diluar Eropa,
akan tetapi mereka mulai mendapatkan pemberontakan-pemberontakan dan cuaca
yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lainnya. Oleh karena
itu mempelajari bangsa-bangsa lain menjadi sangatlah penting, dan pada saat itu
Eropa mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa diluar
Eropa, dari segi budaya, kebiasaan dan lainnya.

13
Dalam fase ini Ilmu Antropologi menjadi suatu ilmu yang praktis yang bertujuan
mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa diluar Eropa guna
kepentingan colonial dan mendapatkan suatu pengertian masyarakat masa kini yang
kompleks.

4.Fase Keempat ( setelah tahun 1930-an )

Pada fase ini Ilmu Antropologi berkembang sangat pesat, kebudayaan bangsa-bangsa
asli diluar Eropa mulai terhapus karena adanya kebudayaan Eropa yang
mempengaruhinya. Pada saat itu terjadi beberapa perubahan pada dunia diantaranya
adanya Perang Dunia II dan hilangnya bangsa-bangsa primitive.

Pada saat Perang Dunia II berlangsung menimbulakn kehancuran total pada beberapa
negara, kehancuran tersebut diantaranya timbul kemiskinan, kesenjangan sosial dan
kesengsaraan yang tak berujung. Dan bersama saat itu mulai timbulnya nasionalisme
negara-negara yang terjajah oleh Eropa untuk keluar dari penjajahan.
Pada fase ini bukan berarti fase pertama, kedua dan ketiga terbuang begitu saja, akan
tetapi digunakan sebagai landasan perkembangan baru yang dilakukan para tokoh ahli
dalam suatu symposium untuk meninjau dan merumuskan pokok tujuan dan ruang
lingkup dari Ilmu Antropologi yang baru itu.

Proses perubahan tersebut menyebabkan penelian para ahli antropologi bukan hanya
mempelajari negara-negara diluar Eropa akan tetapi juga mempelajari dan memahami
manusia didaerah pedesaan di Eropa seperti suku Soami, Falm, Lapp, dan lainnya.

Di fase keempat ini tujuannya dapat dibagi menjadi dua yaitu tujuan akademis dan
tujuan praktis. Tujuan akademisnya yaitu mencapai pengertian manusia pada
umumnya dengan mempelajari keragaman bentuk fisiknya, masyarakat serta
kebudayaannya. Dan tujuan praktisnya adalah mempelajari manusia dalam keragaman
masyarakat suku bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa itu. (dhilarriqo,
2017)

14
BAB IV
Antropologi Budaya

1.Pengertian Antropologi budaya


adalah salah satu cabang dari antropologi yang mempelajari tentang asal usul
kebudayaan manusia, penyebaran, dan sejarahnya. Secara umum, antropologi budaya
mempelajari tentang karakteristik tingkah laku manusia sebagai hasil kebudayaan, baik
dulu, sekarang, maupun yang akan datang. Sedangkan berdasarkan metode kerjanya,
antropologi budaya mempelajari :

 Segala keaneka-ragaman kebudayaan manusia.


 Kebudayaan pada umumnya dan kebudayaan berbagai bangsa di dunia.
 Bagaimana manusia mampu mengembangkan kebudayaannya.
 Asal usul kebudayaan dan evolusi kebudayaan.
 Bagaimana manusia dengan ciri-ciri morfologinya yang khas dapat mengubah
lingkungannya.
 Mencoba menjawab pertanyaan : mengapa satu bangsa (masyarakat)
mempunyai cara hidup, adat istiadat, dan sistem kepercayaan yang berbeda
antara bangsa (masyarakat) yang satu dengan yang lain ?
2.Kajian Antropologi Budaya.
Antropologi budaya, terbagi menjadi beberapa bagian ilmu pengetahuan khusus, yang
meliputi :

 Prehistori, yaitu bagian dari antropologi budaya yang mempelajari sejarah


penyebaran dan pekembangan budaya manusia dalam mengenal tulisan.
 Etnolinguistik antropologi, yaitu bagian dari antropologi budaya yang
mempelajari suku-suku bangsa yang ada di dunia.
 Etnologi, yaitu bagian dari antropologi budaya yang mempelajari asas
kebudayaan manusia pada kehidupan masyarakat suku bangsa yang ada di
seluruh dunia.
 Etnopsikologi (antropologi psikologi), yaitu dari antropologi budaya yang
mempelajari kepribadian bangsa serta peranan individu pada bangsa dalam
sebuah proses perubahan dari adat istiadat dan nilai universal dengan
berpegang teguh pada konsep psikologi.

15
3.Fungsi dan Kegunaan Antropologi Budaya.
Antropologi budaya mempunyai fungsi dan berguna untuk :

 menunjukkan perbedaan dan persamaan dalam berbagai hal yang terdapat


dalam berbagai suku bangsa atau bangsa di dunia.
 membantu membentuk kehidupan bersama yang bersahabat antara berbagai
suku bangsa di dunia.
 membantu pembangunan masyarakat pedesaan.
 menunjukkan suku bangsa-suku bangsa yang masih ada di daerah-daerah.

4.Unsur-Unsur Kebudayaan.
Menurut para ahli antropologi budaya, unsur-unsur dari kebudayaan adalah :

 Alat perlengkapan hidup manusia, seperti pakaian, alat-alat rumah tangga,


senjata, dan lain-lain.
 Mata pencaharian manusia, seperti bercocok tanam, berburu, dan lain-lain.
 Pranata masyarakat, seperti aturan hukum, sistem kekerabatan, dan lain-lain.
 Bahasa, baik lisan ataupun tulisan.
 Kesenian, seperti seni lukis, seni rupa, dan lain-lain.
 Ilmu pengetahuan.
 Agama atau kepercayaan. (Asmana, 2018)

16
BAB V
Kesimpulan dan Analisis Kritis

Antropologi adalah Ilmu yang mempelajari manusia , ilmu ini tidak hanya membahas
kejadian dimasa lalu melainkan masa kini dan masa depan . Ilmu antropologi ikut
berkembang seiring perkembangan manusia sebagai objek nya. Antropologi bukan
ilmu yang mencari kebenaran atau kesalahan , melainkan ilmu yang mempelajari
penyebab dan akibat dari sesuatu itu ada , terjadi , dan terbentuk , antropologi
bereksplorasi dengan mempelajari bagaimana manusia menjadi manusia . Antropologi
mengkaji bagaimana manusia ditempat yang berbeda memiliki pemikiran yang
berbeda pula , dan bagaimana pemikiran manusia ikut ber-evolusi dengan waktu .

17
DAFTAR PUSTAKA

Asmana, A. (2018, November). Pengertian Antropologi Budaya Dan Bidang Kajian


Antropologi Budaya. Dipetik Oktober 23, 2020, dari
http://legalstudies71.blogspot.com/:
http://legalstudies71.blogspot.com/2018/11/pengertian-dan-fungsi-antropologi-
budaya.html

Blog, A. (2009, March 16). 1. Definisi/Pengertian Antropologi, Objek, Tujuan, Dan


Cabang Ilmu Antropologi. Dipetik October 19, 2020, dari 1-definisipengertian-
antropologi-objek-tujuan-dan-cabang-ilmu-antropologi/:
https://awalbarri.wordpress.com/2009/03/16/1-definisipengertian-antropologi-
objek-tujuan-dan-cabang-ilmu-antropologi/

dhilarriqo. (2017, June 5). SEJARAH ANTROPOLOGI. Dipetik October 20, 2020, dari
http://dhilarriqo96.blogspot.com/:
http://dhilarriqo96.blogspot.com/2017/06/sejarah-antropologi.html

rhyby09. (2013, November 28). ILMU ANTROPOLOGI. Dipetik October 20, 2020, dari
https://id.scribd.com/: https://id.scribd.com/doc/187773047/ILMU-
ANTROPOLOGI

SeDais, M. A. (2016, April 1). Ruang Lingkup Antropologi Dan Pentingnya Antropologi.
Dipetik Oktober 23, 2020, dari https://www.kompasiana.com:
https://www.kompasiana.com/daishg/56fe814da123bd2d091a9db5/ruang-
lingkup-antropologi-dan-pentingnya-antropolog

18
19

Anda mungkin juga menyukai