Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia – Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan laporan yang berjudul “Konsep antropologi nilai
dan norma dalam keperawatan ”.
Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memperdalam pemahaman
mahasiswa mengenai bagaimana perkembangan antropologi keperawatan
dari sisi biologi maupun social-kultural.
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa laporan ini jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan-kekurangan mengingat
keterbatasan saya dalam penyusunan. Sehingga dengan keterbatasan
tersebut saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak untuk kesempurnaan laporan ini. Tak lupa saya ucapkan terima kasih
dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung penyelesaian makalah ini.
Akhir kata semoga karya ini bermanfaat bagi kita semua.

Sigli 18, mei 2019

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang
menangani berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit (Weaver, 1968;1).
Antropologi kesehatan sebagai ilmu yang memberikan suatu sumbangan
pada pengemban pelayanan kesehatan.Bentuk dasar sumbangan keilmuan
tersebut berupa pola pemikiran, cara pandang atau bahkan membantu
dengan paradigma untuk menganalisis suatu situasi kesehatan, berdasarkan
perspektif yang berbeda dengan sesuatu yang telah dikenal para petugas
kesehatan saat ini. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, berbagai ilmu
yang menunjang profesi sangat diperlukan guna mendukung tenaga kerja
yang profesional. di dalam bidang kesehatan itu sendiri salah satunya adalah
antropologi kesehatan. Oleh sebab itu mari kita bahas apa itu antropologi
kesehatan,sejarah antropologi kesehatan, akar dari antropologi kesehatan,
kegunaan antropologi kesehatan dan batasan dan ruang lingkup antropologi
kesehatan serta sumbangan ilmu antropologi terhadap kesehatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan beberapa permasalahan yang telah diurakan dalam latar
belakang ini maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut :

1. memahami konsep dasar antropologi?


2. hubungan antrpologi dengan segala ilmu lain?
3. Bagaimana hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan
dasar dari perkembangan antropologi keperawatan?
4. Bagaimana perkembangan antropologi keperawatan dari sisi biological?
5. Bagaimana perkembangan antropologi keperawatan dari sisi
sosiocultural ?
6. Bagaimana perbedaan antara perkembangan antropologi keperawatan
biological dan sosiocultural ?
7. Bagaimana kegunaan antropologi keperawatan?

C. Manfaat Penulisan
Hasil pembuatan laporan dapat memberikan :
1. para pembaca mengetahui konsep dasar antropologi .
2. para pembaca mengetahui hubungan antropologi dengan ilmu lain
3. para Para pembaca dapat mengerti hubungan antara social budaya dan
biologi yang merupakan dasar dari perkembangan antropologi
keperawatan
4. Informasi tentang perkembangan antropologi keperawatan dari sisi
biological
5. Informasi tentang perkembangan antropologi keperawatan dari sisi
sosiocultural
6. Informasi perbedaan antara perkembangan antropologi keperawatan
biological dan sosiocultural
7. Informasi kegunaan antropologi keperawat
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 PENGERTIAN ANTROPOLOGI

Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia


baik dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya.
Antropologi adalah istilah kata bahasa Yunani yang berasal dari kata
anthropos dan logos. Anthropos berarti manusia dan logos memiliki arti
cerita atau kata.Objek dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat
suku bangsa, kebudayaan dan prilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi
memiliki tujuan untuk mempelajari manusia dalam bermasyarakat suku
bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu
sendiri.

Secara harfiah antropologi adalah ilmu (logos) tentang manusia


(antropos). Definisi demikian tentu kurang jelas, karena dengan definisi
seperti itu antropologi mencakup banyak disiplin ilmu seperti sosiologi,
psikologi, ilmu polotik, ilmu ekonomi, ilmu sejarah, biologi manusia dan
bahkan humaniora, filsafat dan sastra yang semuanya mempelajari atau
berkenaan dengan manusia. Sudah tentu hal ini tidak benar, palagi disiplin-
disiplin ilmu lain tersebut justru sudah berkembang jauh lebih tua dari pada
antropologi.Oleh karena itu pasti ada sesuatu yang khusus tentang manusia
yang menjadi pusat perhatian antropologi.Sayang bidang permasalahan
yang khusus dipelajari oleh antropologi tidak jelas batasnya, karena terlalu
cepatnya pemisahan ilmu-ilmu cabang antropologi yang sangat berlainan
bidang permasalahan yang dipelajari. Akibatnya tidak ada satupun definisi
umum yang dapat disepakati oleh semua ilmuwan antropologi.Salah satu
karakteristik yang paling banyak mendapat perhatian dalam antropologi
adalah hubungan antara kebudayaan dan ciri-ciri biologis manusia. Masa
ketergantungan manusia pada pengangkutan jalan kaki, ukuran otak yang
besar, dan kemampuan menggunakan simbol-simbol adalah contoh
beberapa ciri biologis yang memungkinkan mereka menciptakan dan
mendapatkan kebudayaan.

Untuk membantu mahasiswa dalam pelajaran awal, dapat dipergunakan


rangkuman sebagai berikut: antropologi adalah ilmu yang mempelajari
karakteristik hidup manusia dengan naberorientasi pada kebudayaan yang
dihubungkan dengan ciri-ciri sosio-psikologi atau ciri-ciri biologis, melalui
pendekatan yang holistik yaitu pendekatan dengan cara melihat atau
memandang sesuatu sebagai suatu kebulatan yang utuh atau holistik.

1.2 RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI

a. ANTRPOLOGI FISIK Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai


organisme biologis yang melacak perkembanhan manusia menurut
evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya dalam berbagai jenis
(spesies). Melalui aktivitas analisis yang mendalam terhadap fosil-fosil
dan pengamatan pada primate-primata yang pernah hidup, para ahli
antrpologi fisik berusaha melacak nenek moyang jenis manusia untuk
mengetahui bagaimana, kapan, dan mengapa kita menjadi makhluk
seperti sekaran ini (Haviland, 1999: 13)
b. ANTROPOLOGI BUDAYA Antropologi budaya memfokuskan
perhatianya kepada kebudayaan manusia ataupun cara hidupnya dalam
masyarakat. menurut Haviland (1999:12) cabang antropologi budaya ini
dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian, yakni arkeologi, antroplogi
linguistic, dan etnologi.

Antropologi budaya juga merupakan studi tentang praktik-praktik


social, bentuk-bentuk ekspresif, dan penggunaan bahasa, dimana makna
diciptakan dan diujui sebelum digunakan oleh masyarakat manusia
?(Burke,2000:193). Biasanya, istilah antropologi budaya dikaitkan dengan
tradisi riset dan penulisan antropologi di Amerika. pada awal abad ke-20,
Franz Boas (1940) mengajukan tinjauan kirtisnya terhadap asumsi-asumsi
antropologi evolusioner serta inflikasi yang cendrung bersifat rasial. Dalam
hal itu, boas menyoroti keberpihakan pada komparasi dan generalisasi
antropollgi tradisional ytang dinilainnya kurang tepat, selanjutnya ia
mengembangkan alitan baru yang sering disebut antropologi boas. dalam
hal ini, boas merumuskan konsep kebudayaan yang bersifat relative. plural
dan holistic saat ini, kajian antropologi budaya lebih menekankan pada
empat aspek yang tersusun.

 Pertimbangan politik, di mana antropologi budaya sering terjebak oleh


kepentingan-kepentingan politik dan membiarkan dalam
penulisannya masih terpaku oleh metode-metode lama yang sudah
terbukti kurang layak untuk menyusun sebuah karya ilmiah, seperti
yang dikeluhkan said dalam orientalisme (1970).
 Menyangkut hubungan kebudayaan dengan kekuasaan. jika pada
awalnya bertumpuk pada asumsasumsi kepatuhan dan penguasaan
masing-masing terhadap kebudayaanya sedangkan pada masa kini
dengan munculnya karya Bourdieu (1977) dan Foucault (1977,1978)
kian menekankan pengunaan taktis diskursus budaya yang melayani
kalangan tertentu di masyarakat.
 Menyangkut bahasa dalam antropologi budaya, dimana terjadi
pergeseran makna kebudayaan dari homogenitas ke heterogenitas
yang menekankan peran bahasa sebagai sistem formal abstraksi-
abstraksi kategori budaya.
 Preferensi dan pemikiran individual dimana terjadi antara hubungan
antara jati diri dan emosi, sebab antara kepribadiyaan dan kebudayaan
memiliki keterkaitan yang erat.

Cabang antropologi budaya ini dibagi-bagi menjadi tiga bagian yakni


arkeologi, antropologi linguistic dan etnologi.
i. Arkeologi Arkeologi adalah cabang antropologi kebudayaan yang
mempelajari benda-benda peninggalan lama dengan maksud untuk
menggambarkan serta menerangkan perilaku manusia karena dalam
peninggalan-peninggalannya lam itulah terpantul eksfresi
kebudayaannya.
ii. Antropologi linguistic , Ernest Cassirer (1951 : 32) mengatakan bahwa
manusia mahluk yan g paling mahir dalam menggunakan simbol-simbol
sehingga manusia disebut homo symbolicum karena itulah manusia
dapat berbahasa berbicara dan melakukan gerakan-gerakan lainnya yang
juga banyak dilakukan oleh makhluk-makhluk lain yang serupa dengan
manusia. tidak hanya mengenai cara orang berkomunikasi, tetapi juga
tentang bagaimana memahami dunia .
iii. Etnologi
Pendekatan etnologi adalah etnografi, lebih memusatkan perhatiannya
kepada kebudayaan-kebudayaan zaman sekaranng, etnologi ini mirip
dengan arkeologi, bedanya dalam etnologi tentang keyakinan yang
dialami dalam kehidupan sekarangsedangkan arkeologi tentang
kalampauan yang sangat klasik. benar ungkapan Kluckhohn (1965) yang
hmengatakan bahwa ahli atnografi adalah ahli arkeologi yang
mengamati arkeologinya hidup-hidup. antopologi pada hakikatnya
mendokumentasikan kondisi manusia pada masa lampau dan masa kini.
perhatian utamanya adalah pada masyarakat-masyarakat eksotis, mas
pggrasejarah, bahasa tak tertulis, dan adat kebiasaan yang aneh. mereka
yang masih berpradaban rendah (savage) bukankah para bangsawan
alam dan keberadaan hidup mereka tidak juga firdausi (kapplan dan
Manners,1999:xiii).

Selain antropologi fisik dan kebudayaan adalah antropologi ekonomi,


antropologi medis, antropologi medis,antropologi psikolog, dan antropologi
social :
a. Antropologi ekonomi , bidang ini merupakan cara manusia dalam
memerintahkan dan mengekpresikan didri melalui penggunaan barang
dan jasa material (Gudeman, 2000: 295). khususnya aliran mikro dan
neoklasik . melalui pengkajian pendekatan neoklasik, walaupun
cakupnya begitu besar (makro) bahkan yang lebih unik lagi adalah
aliran marxisme.
b. Antropologi Medis , Antropologi medis merupakan subdidiplin yang
sekarang paling populis di Amerika serikat, terutama yang berjasa
dalam perkembangan disiplin ini adalah foster dan Anderson yang
menulis karyanya medical Anthropology [1978 (1986)], disusun oleh
McElroy dan Towsend dalam bukunya medical Antropology in
EcologicalPerspective(19850)
c. Antropologi psikolog , Bidang ini merupakan wilayah antropologi
yang mengkaji tentang hubunganya antara individu dengan makna dan
nilai dengan kebiasaan social dari system budaya yang ada
(White,2000:856). secara historis bidang antropologi psikologi
tersebut lebih dekat pada psikoanalisis daripada psikologi
eksperimental.
d. Antropologi sosial , Bidang ini mulai dikembangkan oleh James
George Frazer di Amerika Serikat pada awal abad ke-20. penekanan
pada antropologi social inggris bergerak menjadi suatu studi
komperatif masyarakat kontenporer(kuper, 2000:971). mereka
bereksperimen dengan suatu kisaran yang luas dari strategi penelitian
yang bersifat komparatif, historis dan etnografis.

A. PENDEKATAN, METODE, TEKNIK, ILMU BANTU, DAN JENIS


PENENTUAN ANTROPOLOGI.

Pendekatan yang digunakan dalam antropologi menggunakan


pendekatan kuantatif (positivisic) dan kualitatif (naturalistic).adanya
relativitaas yang ekstrem, berangkat dari anggapan-anggapan bahwa tidak
ada dua budayapun yang sama, pola, tatanam, dan makna akan dipaksakan
jika elemen-elemen di abstrakan demi perbandingan. oleh karena
itu,perbandingan bagian-bagian yang telah diabstrasikan dari suatu
keutuhan, tidaklah dapat d pertahankan secara analistis.

B. TUJUAN DAN KEGUNAAN ANTROPOLOGI

Antropologi memang merupakan studi tentang mat manusia.


antropologi melaluai pendekatan dan metode ilmiah berusaha menyusun
sejumlah generalisasi yang bermakna tentang manusia dan perilakunya.

1. Hubungan antropologi dengan sosiologi sepintas lalu lebih banyak ke


arah kesamaannya antara antropologi dan sosiologi.dalam antropologi
budaya mempelajari gambaran tentang perilaku manusia and konteks
social budaya.
2. Hubungan antropologi dengan psikologi dengan demikian, psikolog
membahas factor-factor penyebab perilaku manusia secara internal
seperti motivasi , minat, sikap, konsep diri, dan lain-lain.
3. Hubungan antropologi dengan ilmu sejarah Lebih menyurupai hubungan
antara ilmu arkeologi dengan antropologi. sebab sejarah itu diperlukan,
terutama untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi karena
masyarakat yang diselidikinya mengalami pengaruh dari suatu
kebudayaan dari luar.
4. Hubungan antropologi dengan ilmu geografi
Di antara berbagai macam bentuk hidup di bunmi yang b erpa flora dan
fauna itu .
5. Hubungan antropologi dengan ilmu ekonomi
kekuatan, prosese dan hukum-hukum ekonomi yang berlaku alam
aktivitas kehidupan ekonominya sangat dipengaruhi system
kemasyarakatan, carabeerfikit, pandang dan sikap hidupdarei warga
masyarakat pedesaan tersebut .

.C. SEJARAH PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI

Disiplin antropologi, sebagaimana yang telah kita kenal merupakan


produk peradaban berarti yang relative baru. Dalam sejarah lahirnya
antropologi, perkembangan ilmu tersebut melalui suatu tahapan yang
panjang .

1. Menurut pemikiran evolusionitis orang-orang yang di anggap primitive


itu secara kesejarahan dapat memberikan pemahaman tentang cara
hidup nenek moyang manusia.
2. Melihat gambaran ilmu-ilmu sosial (khususnya setelah 1920), banyak
ahli antropologi berpendirian bahwa penelitian dan perbandingan
etnografikan memudahkan pengembangan ilmu sosial yang benar-benar
universal, menyentuh umat manusia, dan tidak membatasi diri pada
studi-studi tentang masyarakat modern barat.
3. Sejumlah ahli antropologi yang dipengaruhi oleh etnologi dan
kemudian sosiobiologi, menyakini bahwasannya etnografi komparatif
akan mengangkat unsur-unsur kemanusiaan yang universal.
4. Para humanis yang acap kali skeptik terhadap generalisasi-generalisasi
mengenai prilaku manusia. kajiannya sering bersifat jangka panjang dan
historis.

D. KONSEP-KONSEP ANTROPOLOGI

Sebagai ilmu-ilmu sosial lainnya, penggunaan konsep antropologi


adalah penting karena pengembangan konsep yang teridentifikasi dengan
baik merupakan tujuan dari setiap di siplin ilmu.Adapun yang merupakan
contoh konsep-konsep antropologi di antaranya:

1.Kebudayaan
2. Evolusi
3. Culture area (daerah budaya)
4. Enkulturasi
5. Difusi
6. Akulturasi
7. Etnosentrisme
8. Tradisi
9. Ras dan Etnik
10. Stereotip
11. Kekerabatan
12. Magis
13. Tabu, dan
14. Perkawinan

E. TEORI-TEORI ANTROPOLOGI

1. Teori orientasi nilai budaya dan kluckhohn


2. Teori evolusi sosiokultural pararel-konvegen-devergen sahlins dan harris
3. Teori evolusi kebudayaan lewis H,morgan.
4. Teori evolusi animisme dan magic dari tailer da frazer
5. Teori evolusi keluarga j.j bachoven
6. Teori upacara sejaji smitc

F. PENTINGNYA ATROPOLOGI

Antropologi dikatakan sebagai salah satu akar atau landasan lahirnya


ilmu komunikasi. Seiring dengan perkembangan antropolgi tersebutlah
akhirnya para ahli budaya melihat jika dalam budaya juga sangat tergantung
pada komunikasi. Hal inilah yang kemudian dikaji mengenai proses dari
komunikasi tersebut sehingga lahirlah ilmu komunikasi dari antroplogi.
Namun untuk lebih jelasnya mengenai keterkaitan tersebut sebaiknya kita
terlebih dahulu melihat menganai antopologi dan komunikasi itu sendiri.

Kebudayaan adalah komunikasi simbolis, simbolisme itu adalah


keterampilan kelompok, pengetahuan, sikap, nilai, dan motif. Makna dari
simbol-simbol itu dipelajari dan disebarluaskan dalam masyarakat melalui
institusi. Menurut Levo-Henriksson (1994), kebudayaan itu meliputi semua
aspek kehidupan kita setiap hari, terutama pandangan hidup – apapun
bentuknya – baik itu mitos maupun sistem nilai dalam masyarakat. Ross
(1986,hlm 155) melihat kebudayaan sebagai sistem gaya hidup dan ia
merupakan faktor utama (common domitor) bagi pembentukan gaya
hidup.Peradaban Romawi dan Yunani menjadi dasar bagi antropologi
terutama yang berkaitan dengan maslah estetika, etika, metafisika, logam
dan sejarah. Mempelajari antropologi dapat dilihat dari segi sejarah harus
didasarkan pada orientasi humanistic, sejarah dan ilmu alam, karena
perbedaan kondisi iklim dan keadaan permukaan tanah akan membawa
peradaban keaadaan fisik, karakteristik dan konstitusi suatu masyarakat
yang berbeda (Hipocrates 1962: 135)

Setiap praktik komunikasi pada dasarnya adalah suatu representasi


budaya, atau tepatnya suatu peta atas suatu relitas (budaya) yang sangat
rumit. Komunikasi dan budaya adalah dua entitas tak terpisahkan,
sebagaimana dikatakan Edward T. Hall, “budaya adalah komunikasi dan
komunikasi adalah budaya. Begitu kita mulai berbicara tentang komunikasi,
tak terhindarkan, kita pun berbicara tentang budaya.Budaya dan komunikasi
berinteraksi secara erat dan dinamis. Inti budaya adalah komunikasi. Karena
budaya muncul melalui komunikasi. Akan tetapi pada gilirannya budaya
yang tercipta pun mempengaruhi cara berkomunikasi anggota budaya yang
bersangkutan. Hubungan antara budaya dan komunikasi adalah timbale
balik. Budaya takkan eksis tanpa komunikasi dn komunikasi pun takkan
eksis tanpa budaya. Entitas yang satu takkan berubah tanpa perubahan
entitas lainnya. Menurut Alfred G. Smith, budaya adalah kode yang kita
pelajari bersama dan untuk itu dibutuhkan komunikasi. Komunikasi
membutuhkan perkodean dan simbol-simbol yang harus dipelajari. Godwin
C. Chu mengatakan bhawa setiap pola budaya dan tindakan melibatkan
komunikasi. Untuk dipahami, keduanya harus dipelajari bersama-sama.
Budaya takkan dapat dipahami tanpa mempelajari komunikasi, dan
komunikasi hanya dapat dipahami dengan memahami budaya yang
mendukungnya.

Komunikasi, sosial, budaya, dan perkembangan peradaban sekarang ini


adalah tidak hanya sekedar unsur-unsur dan kata-kata saja tetapi merupakan
konsep yang yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Sehingga studi komunikasi
sangat dipengaruhi oleh kajian antropologi begitu juga perkembangan
antropologi yang didasarkan pada kekuatan manusia dalam menciptakan
peradabannya sangat terkait oleh komunikasi.

1.3 PENGERTIAN ANTROPOLOGI KESEHATAN

Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti “manusia”, dan


logos yang berarti ilmu. Menurut Koentjaraningrat (1981 : 11) antropologi
berarti “ilmu tentang manusia.” Antropologi kesehatan adalah studi tentang
pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang
penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono, 1993). Antropologi Kesehatan
adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan
sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi
antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson,
1986; 1-3). Antropologi Kesehatan adalah studi mengenai konfrontasi
manusia dengan penyakit dan keadaan sakit, dan mengenai susunan adaptif
(yaitu sistem medis dan obat-obatan) dibuat oleh kelompok manusia untuk
berhubungan dengan bahaya penyakit pada manusia sekarang ini. (Landy,
1977). Landy juga menyatakan bahwa terdapat tiga generalisasi yang pada
umumnya disetujui oleh ahli antropologi, yaitu: 1. Penyakit dalam beberapa
bentuk merupakan kenyataan universal dari kehidupan menusia. Ini terjadi
dalam keseluruhan waktu, tempat dan masyarkaat, 2. Kelompok manusia
mengembangkan metode dan peran-peran yang teralokasi, sama dengan
sumber daya dan struktur mereka untuk meniru dengan atau merespon
penyakit, 3. Kelompok manusia mengembangkan beberapa set kepercayaan,
pengertian dan persepsi yang konsisten dengan matriks budaya mereka,
untuk menentukan atau menyadari penyakit. Menurut Landy, Masyarakat
yang berbeda, dengan budaya yang berbeda, memiliki pandangan yang
berbeda pula terhadap kesehatan dan penyakit, dan juga berbeda ketika
memperlakukan si pasien.
A. SEJARAH ANTROPOLOGI KESEHATAN
1. Tahun 1849 Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman terkemuka, yang
pada tahun 1849 menulis apabila kedokteran adalah ilmu mengenai
manusia yang sehat maupun yang sakit, maka apa pula ilmu yang
merumuskan hukum-hukum sebagai dasar struktur sosial, untuk
menjadikan efektif hal-hal yang inheren dalam manusia itu sendiri
sehingga kedokteran dapat melihat struktur sosial yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapat ditetapkan sebagai
antropologi. Namun demikian tidak dapat dikatakan bahwa Vichrow
berperan dalam pembentukan asal-usul bidang Antropologi Kesehatan
tersebut., munculnya bidang baru memerlukan lebih dari sekedar
cetusan inspirasi yang cemerlang.
2. Tahun 1953 Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi
Kesehatan terdapat pada tulisan yang ditulis Caudill berjudul “Applied
Anthropology in Medicine”. Tulisan ini merupakan tour the force yang
cemerlang , tetapi meskipun telah menimbulkan antusiasme, tulisan itu
tidaklah menciptakan suatu subdisiplin baru.
3. Tahun 1963 Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul
“Antropologi Kesehatan” dan Paul membicarakan “Ahli Antropologi
Kesehatan” dalam suatu artikel mengenai kedokteran dan kesehatan
masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli antropologi Amerika benar-benar
menghargai implikasi dari penelitian-penelitian tentang kesehatan dan
penyakit bagi ilmu antropologi. Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin
Antropologi Kesehatan ini adalah dengan munculnya tulisan yang
dibuat Pearsall (1963) yang berjudul Medical Behaviour Science yang
berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari yang terdaftar
dalam bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan pentingnya
sistem medis bagi Antropologi.
4. Adham Nasution , Proses sosial adalah proses kelompok-kelompok dan
individu-individu saling berhubungan, yang merupakan bentuk antara
aksi sosial, ialah bentuk-bentuk yang nampak kalau kelompok-
kelompok manusia atau orang perorangan mengadakan hubungan satu
sama lain. Kemudian ditegaskan lagi,bahwa proses sosial adalah
rangkaian sikap/tindakan manusia (human actions)yang merupakan aksi
dan reaksi atau challenge dan respons di dalam hubungannya satu sama
lain.
5. Abu Ahmadi Proses sosial dimaksudkan cara-cara interaksi (aksi dan
reaksi) yang dapat diamati apabila perubahan-perubahan mengganggu
cara hidup yang telah ada. Dengan konsep interaksi sosial, ia
memberikan batasan prosessosial sebagai pengaruh timbal balik antara
individu dan golongan di dalam usaha mereka untuk memecahkan
persoalan yang dihadapi dan di dalam usaha mereka untuk mencapai
tujuannya.
6. Soerdjono Dirdjosisworo Proses sosial sebagai pengaruh timbal
balik antara berbagai segi kehidupan bersama. Ia kemudian
memperinci pengertian rumusan ini sebagai berikut :
a. Pengaruh timbal balik sebagai akibat hubungan timbal balik
antara individu dengan kelompok dan kelompok dengan
kelompok mengenai berbagai aspek kehidupan manusia seperti
politik, ekonomi, social budaya dan keamanan.
b. Berbagai segi kehidupan tersebut adalah penerapan aspek-aspek
utama dalam kehidupan sosial yang mewarnai bahkan
menentukan perkembangan dalam kehidupan bersama.

Interaksi sosial sendiri diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial


timbal balik yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-
orang secara perorangan, antara kelompok-kelompok manusia,
maupun antara orangdengan kelompok-kelompok manusia.

7. Roucek dan Warren

interaksi adalah suatu proses melalui tindak balas tiap-tiap


kelompok berturut-turut menjadi unsur penggerak bagi tindak balas
dari kelompok yang lain. Ia adalah suatu proses timbal balik, yang
mana satu kelompok dipengaruhi tingkah laku reaktif pihak lain dan
dengan berbuat demikian ia mempengaruhi tingkah laku orang lain.
8. Gillin dan Gillin

Proses-proses sosial adalah cara berhubungan yang dapat dilihat


apabila orang perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling
bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan
tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan
yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada.

Budaya merupakan hasil karya manusia. Budaya lahir akibat adanya


interaksi dan pemikiran manusia. Manusia akan selalu berkembang seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka
hasilkan. Budaya manusia juga akan ikut berkembang dan berubah dari
masa ke masa. Hal ini terjadi pula pada budaya kesehatan yang ada pada
masyarakat. Budaya kesehatan akan mengalami perubahan. Dengan
kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat dan teknologi yang semakin
canggih, budaya kesehatan di masa lalu berbeda dengan kebudayaan
kesehatan di masa sekarang dan mendatang. Perkembangan teknologi
menjadi salah satu faktor perubahan budaya kesehatan dalam masyarakat.
Sebagai contoh, masyarakat dahulu saat akan melakukan persalinan minta
bantuan oleh dukun bayi dengan peralatan sederhana, namun saat ini
masyarakat lebih banyak yang mendatangi bidan atau dokter kandungan
dengan peralatan yang serba canggih. Bahkan mereka bisa tahu bagaimana
keadaan calon bayi mereka di dalam kandungan melalui USG. Saat ini
masyarakat lebih memaknai kesehatan. Banyaknya informasi kesehatan
yang diberikan melalui penyuluhan dan promosi kesehatan membuat
masyarakat mengetahui pentingnya kesehatan. Dengan kesehatan kita bisa
melakukan berbagai macam kegiatan yang bermanfaat, baik untuk diri
sendiri maupun orang lain.
Hubungan Antara Budaya dan Kesehatan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Nilai budaya sehat merupakan bagian
yang tak terpisahkan akan keberadaanya sebagai upaya mewujudkan hidup
sehat dan merupakan bagian budaya yang ditemukan secara universal. Dari
budaya pula, hidup sehat dapat ditelusuri. Yaitu melalui komponen
pemahaman tentang sehat, sakit, derita akibat penyakit, cacat dan kematian,
nilai yang dilaksanakan dan diyakini di masyarakat, serta kebudayaan dan
teknologi yang berkembang di masyarakat.
Pemahaman terhadap keadaan sehat dan keadaan sakit tentunya berbeda
di setiap masyarakat tergantung dari kebudayaan yang mereka miliki. Pada
masa lalu, ketika pengetahuan tentang kesehatan masih belum berkembang,
kebudayaan memaksa masyarakat untuk menempuh cara “trial and error”
guna menyembuhkan segala jenis penyakit, meskipun resiko untuk mati
masih terlalu besar bagi pasien. Kemudian perpaduan antara pengalaman
empiris dengan konsep kesehatan ditambah juga dengan konsep budaya
dalam hal kepercayaan merupakan konsep sehat tradisional secara kuratif.
Sebagai contoh pengaruh kebudayaan terhadap masalah kesehatan adalah
penggunaan kunyit sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit kuning
(hepatitis) di kalangan masyarakat Indonesia. Masyarakat menganggap
bahwa warna penyakit pasti akan sesuai dengan warna obat yang telah
disediakan oleh alam. Kemudian contoh lainnya adalah ditemukannya
system drainase pada tahun 3000 SM di kebudayaan bangsa Kreta, dan
bangsa Minoans. Ini menunjukkan bahwa kebudayaan dan pengetahuan
serta teknologi sangat berpengaruh terhadap kesehatan.Sedangkan
Antropologi Kesehatan mempelajari bagaimana kesehatan individu,
lingkungan yang dipengaruhi oleh hubungan antara manusia dan spesies
lain, norma budaya dan institusi sosial, politik mikro dan makro, dan
globalisasi. Budaya memiliki kaitan yang erat dengan kesehatan. Hal ini
tidak lain karena pengertian budaya itu sendiri mencakup pengetahuan,
kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat dan kebiasaan. Ini
dikarenakan budaya bersifat dinamis sebagai bagian penting yang tak
terpisahkan dari kehidupan. Sebagai makhluk hidup yang menyadari akan
pentingnya kesehatan, pemahaman akan budaya masyarakat sangat penting
dalam memecahkan masalah-masalah kesehatan dalam kehidupan sehari-
hari, semoga bermanfaat .Hubungan Antara Social Budaya dan Biologi yang
Merupakan Dasar dari Perkembangan Antropologi Kesehatan Masalah
kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari
berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan
manusia, social budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan
sebagainya. Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho
socio somatic health well being , merupakan resultante dari 4 faktor, yaitu :
1. Environment atau lingkungan

2. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan


dengan ecological balance

3. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi


penduduk, dan sebagainya

4. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif,


promotif, kuratif, dan rehabilitatif
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan
faktor yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya
derajat kesehatan masyarakat. Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan
pasien sangat dipengaruhi oleh faktor -faktor seperti kelas social, perbedaan
suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan yang sama (yang
ditentukan secara klinis), bergantung dari variable – variabel tersebut dapat
menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan pasien.
Misalnya dalam bidang biologi, antropologi kesehatan menggambarkan
teknik dan penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan variasinya, termasuk
mikrobiologi, biokimia, genetik, parasitologi, patologi, nutrisi, dan
epidemiologi.
Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan antara perubahan biologi
yang didapatkan dengan menggunakan teknik tersebut terhadap faktor-
faktor sosial dan budaya di masyarakat tertentu.
1. Perkembangan Antropologi Kesehatan dari Sisi Biological Pole
Biological or physical anthropology, berusaha untuk memahami
jasad/fisik manusia melalui evolusi, kemampuan adaptasi, genetika
populasi, dan primatologi (studi tentang makhuk primate / binatang yang
menyerupai manusia). Sub bidang dari Anthropologi fisik ini mencakup:
anthropometrics, forensic anthropology, osteology, and nutritional
anthropology. Ada beberapa ilmu yang berhubungan dengan antropologi
dan saling berkontribusi dalam memberikan sumbangan untuk
perkembangan ilmu lain. Misalnya dalam bidang biologi, antropologi
kesehatan menggambarkan teknik dan penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan
variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia, genetik, parasitologi, patologi,
nutrisi, dan epidemiologi. Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan
antara perubahan biologi yang didapatkan dengan menggunakan teknik
tersebut terhadap faktor-faktor sosial dan budaya di masyarakat tertentu.
Contoh: penyakit keturunan albinism di suatu daerah di Nusa Tenggara
Timur ditransmisikan melalui gen resesif karena pernikahan diantara
anggota keluarga.
Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan
pada ilmu kesehatan lain sebagai berikut:
1. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakatsecara keseluruhan
termasuk individunya. Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk
memberikan kontribusi yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu
masyarakat dengan tetap bertumpu pada akar kepribadian masyarakat yang
membangun.Contoh pendekatan sistem, holistik, emik, relativisme yang
menjadi dasar pemikiran antropologi dapat digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah dan mengembangkan situasi masyarakat menjadi
lebih baik.

2. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk


menguraikan proses sosial budaya bidang kesehatan.

3. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam


merumuskan suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan
interpretasi hasil tentang suatu kondisi yang ada di masyarakat.

.
B. AKAR DARI ANTROPOLOGI KESEHATAN
1. Antropologi fisik/biologi/ragawi, Contoh: nutrisi mempengaruhi
pertumbuhan, bentuk tubuh, variasi penyakit. Selain itu juga
mempelajari evolusi penyakit sebagai akibat faktor budaya, migrasi dan
urbanisasi.
2. Etnomedisin, awalnya mempelajari tentang pengobatan pada
masyarakat primitif atau yang masih dianggap tradisional, meski dalam
perkembangan lebih lanjut stereotipe ini harus dihindari karena
pengobatan tradisional tidak selamanya terbelakang atau salah.
3. Kepribadian dan budaya, adalah observasi terhadap tingkah laku
manusia di berbagai belahan dunia. Misalnya: perawatan schizophrenia
di suatu daerah untuk mencari penyembuhan yang tepat dapat
digunakan untuk mengevaluasi pola perawatan penyakit yang sama.
4. Kesehatan Masyarakat, dimana beberapa program kesehatan
bekerjasamadengan antropologi untuk menjelaskan hubungan antara
kepercayaan dan praktek kesehatan.

C. KEGUNAAN ANTROPOLOGI KESEHATAN


Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan
sumbangan pada ilmu kesehatan lain sebagai berikut :
 Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara
keseluruhan termasuk individunya. Dimana cara pandang yang tepat
akan mampu untuk memberikan kontribusi yang tepat dalam
meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan tetap bertumpu
pada akar kepribadian masyarakat yang membangun. Contoh ;
pendekatan sistem, holistik, relativisme yang menjadi dasar pemikiran
antropologi dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah
dan mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik.
 Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk
menguraikan proses sosial budaya bidang kesehatan. Memang tidak
secara tepat meramalkan perilaku individu dan masyarakatnya, tetapi
secara tepat bisa memberikan kemungkinan luasnya pilihan yang akan
dilakukan bila masyarakat berada pada situasi yang baru.
 Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam
merumuskan suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis
dan iterpretasi hasil tentang suatu kondisi yang ada di masyarakat.

D. BATASAN DAN RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI KESEHATAN


i. BATASAN
Antropologi kesehatan menurut Landy yaitu mengkombinasikan dalam
satu disiplin ilmu pendekatan-pendekatan ilmu biologi, ilmu sosial, dan
humaniora dalam menstudi manusia, dalam proses perkembanganya
merupakan perpaduan antara aspek biologi dan aspek sosio-budaya. Foster
dan Anderson mendefinisikan antropologi kesehatan adalah suatu disiplin
biobudaya yang memperhatikan aspek-aspek biologis dan budaya berkenaan
dengan perilaku manusia, khususnya bagaimana cara kedua aspek ini
berinteraksi sehingga berpengaruh terhadap kesehatan dan penyakit. Selain
itu Mc Elroy dan Townsend juga mendefinisikan antropologi kesehatan
merupakan studi bagaimana faktor-faktor sosial dan lingkungan
mempengaruhi kesehatan dan mengetahui tentang cara-cara alternatif untuk
mengerti dan merawat penyakit. Definisi kerja secara singkat bahwa
antropologi kesehatan adalah istilah yang dipakai oleh ahli-ahli antropologi
yang mendeskripsikan: a. Secara luas dan interprestasi mengenai hubungan
bio-budaya, antara perilaku manusia di masa lalu dan di masa kini, dengan
derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada
penggunaan praktis dan pengetahuan tersebut. b. Partisipasi profesional
dalam program- program yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan
melalui pemahaman yang mendalam mengenai hubungan antara gejala
biososiobudaya dan kesehatan, dan melalui perubahan perilaku sehat dalam
arah yang dipercaya dapat memperbaiki kesehatan dalam arah yang lebih
baik.
ii. RUANG LINGKUP
Menurut foster dan Anderson lapangan kajian antropologi kesehatan
dibagi menjadi dua: a. Kutub biologis, perhatinya pada pertumbuhan dan
perkembangan fisik manusia, peranan penyakit dalam evolusi manusia,
adaptasi biologis terhadap perubahan lingkungan alam, dan pola penyakit di
kalangan manusia purba. b. Kutub sosio-budaya perhatiannya pada sistem
kesehatan tradisional yang mencakup aspek-aspek etiologis, terapi, ide, dan
praktik pencegahan penyakit, serta peranan praktisi medis tradisional,
masalah perawatan kesehatan biomedik, perilaku kesehatan, peranan pasien,
perilaku sakit, interaksi dokter dengan pasien, dan masalah inovasi
kesehatan. Kajian utama antropologi kesehatan menurut Lieban: a. Ekologi
dan Epidemiologi b. Etnomedisin c. Aspek medic dari sistem social d. Ilmu
kedokteran (medicine) dan perubahan budaya
E. SUMBANGAN ILMU ANTROPOLOGI TERHADAP KESEHATAN
Menurut Foster dan Anderson ada empat hal utama yang dapat
disumbangkan oleh antropologi terhadap ilmu kesehatan yaitu, a. Perspektif
Antropologi Terdapat dua konsep dalam perspektif antropologi bagi ilmu
kesehatan (a) Pendekatan Holistik, pendekatan ini memahami gejala sebagai
suatu sistem. Pendekatan ini dimana suatu pranata tidak dapat dipelajari
sendiri-sendiri lepas dari hubungannya dengan pranata lain dalam
keseluruhan sistem. (b) Relativisme Budaya, Standar penilaian budaya itu
relative, suatu aktivitas budaya yang oleh pendukungnya dinilai baik, pantas
dilakukan mungkin saja nilainya tidak baik dan tidak pantas bagi
masyarakat lainnya. b. Perubahan: Proses dan Persepsi (Perubahan
Terencana) Suatu perubahan terencana akan berhasil apabila perencanan
program bertolak dari konsep budaya. Bertolak dari itu, perencanaan
program pembaharuan kesehatan dalam upaya mengubah perilaku kesehatan
tidak hanya memfokuskan diri pada hal yang tampak, tetapi seharusnya
pada aspek psiko-budaya. c. Metodologi Penelitian Ahli antropologi
menawarkan suatu metose penelitian yang longgar tetapi efektif untuk
menggali serangkaian masalah teoretik dan praktis yang dihadapi dalam
berbagai program kesehatan. d. Premis Premis atau asumsi atau dalil yang
mendasari atau dijadikan pedoman individu atau kelompok dalam memilih
alternatif tindakan. Premis-premis tersebut memainkan peranan dalam
menentukan tindakan individu dan kelompok. Beberapa premis dari
sebagian besar ahli antropologi kesehatan antara lain: • Penyakit dalam
beberapa bentuk merupakan fakta umum dari kehidupan manusia. • Seluruh
kelompok manusia, telah mengembangkan metode dan aturan, sesuai
dengan sumber daya dan strukturnya, untuk mengatasi atau merespon
terhadap penyakit. • Seluruh kelompok manusia telah mengembangkan
seperangkat kepercayaan, pengertian, dan nilai-nilai yang konsisten dengan
matriks budayanya untuk memahami tentang penyakit dan menentukan
tindakan untuk mengatasinya.
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada
aspek-aspek biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia,
terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang
sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan
penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
2. Sejarah antropologi kesehatan dimulai pada tahun 1849 lalu tahun
1953dan 1963.
3. Akar dari antropologi kesehatan adalah antropologi
fisik,etnomedisin,kebudayaan dan kepribadian serta kesehatan
masyarakat.
4. Kegunaan antropologi kesehatan Memberikan suatu cara untuk
memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk individunya,
Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk
menguraikan proses sosial budaya bidang kesehatan dan memberikan
Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian.

B. SARAN
1. Cara dan gaya hidup manusia, adat istiadat, kebudayaan, kepercayaan
bahkan seluruh peradaban manusia dan lingkungannya berpengaruh
terhadap penyakit. Secara fisiologis dan biologis tubuh manusia selalu
berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Manusia mempunyai daya adaptasi terhadap lingkungan yang selalu
sberubah, yang sering membawa serta penyakit baru yang belum
dikenal atau perkembangan/perubahan penyakit yang sudah ada. Kajian
mengenai konsekuensi kesehatan perlu memperhatikan konteks budaya
dan sosial masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.kompasiana.com/
2. Joyomartono, Mulyono. 2011. Pengantar Antropologi Kesehatan.
Semarang: UNNES PRESS.
3. http://www.anneahira.com/artikel-kesehatan-antropologi-kesehatan.htm

Anda mungkin juga menyukai