Anda di halaman 1dari 13

Makalah Antropologi Agama

SEJARAH DAN RUANG LINGKUP ILMU ANTROPOLOGI


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Antropologi Agama
Dosen Pengampu: Tasman, S.Ag., M. Si.

Disusun oleh: Kelompok 01


Adelia Putri 11190520000115
Melda Dwi Sapitri 11190520000135
Sharfina Azatil Ismah 11190520000142
BPI 4D

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H/2021 M
KATA PENGANTAR

Bismillahirrrahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah dan
Ruang Lingkup Ilmu Antropologi.” Makalah ini telah kami susun dengan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, kami menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami dengan tangan terbuka menerima saran dan kritik untuk
perbaikan makalah ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Akhir kata, kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Cirebon, 10 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 1

BAB 2 PEMBAHASAN .......................................................................................... 2

2.1 Definisi Ilmu Antropologi ................................................................................... 2

2.2 Sejarah Ilmu Antropologi .................................................................................... 3

2.3 Ruang Lingkup Ilmu Antropologi ....................................................................... 6

BAB 3 PENUTUP .................................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 9

3.2 Saran .................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 10

ii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kajian mengenai manusia merupakan hal yang sangat dinamis dan luas, mulai dari
psikologi, sosiologi, hingga antropologi. Antropologi adalah kajian tentang manusia dan
cara-cara hidup mereka. Antropologi mempunyai dua cabang utama yaitu antropologi yang
mengkaji evolusi fisik manusia dan adaptasinya terhadap lingkungan yang berbeda-beda, dan
antropologi kebudayaan yang mengkaji tentang kebudayaan-kebudayaan yang masih ada
maupun kebudayaan yang sudah punah. Antropologi juga mempunyai dua objek studi
kajiannya yaitu objek material dan objek formal.1
Secara luas antropologi mempelajari perilaku kelompok manusia di dalam
lingkungannya, seperti pada kelompok yang masih berburu dan meramu, kelompok
pengembala, masyarakat petani pedesaan, masyarakat di daerah slum di perkotaan, atau
kelompok eksekutif yang bekerja di perkantoran mewah. Secara umum antropologi
merupakan studi yang menggali nilai-nilai sosial budaya yang terdapat di dalam masyarakat.2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi ilmu antropologi?
2. Bagaimana sejarah ilmu antropologi?
3. Bagaimana ruang lingkup ilmu antropologi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari ilmu antropologi
2. Untuk mengetahui sejarah ilmu antropologi
3. Untuk mengetahui ruang lingkup ilmu antropologi

1
Rasimin, ANTROPOLOGI PENDIDIKAN: Pendekatan Sosial Budaya (Salatiga: STAIN Salatiga Press, 2014), Hal
2-3
2
Adri Febrianto, Antropologi Ekologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Kencana, 2016), Hal. 1-5

1
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ilmu Antropologi

Antropologi berasal dari dua akar kata Yunani: anthropos, artinya “orang” atau
“manusia” dan logos artinya “ilmu/nalar”. Menurut kamus anthropology dapat
diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang makhluk
manusia dengan mempelajari aneka warna, bentuk, fisik, kepribadian, masyarakat,
serta kebudayaannya.3 Antropologi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang
mempelajari budaya masyarakat etnis tertentu, yang berawal dari ketertarikan orang-
orang Eropa dengan melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, dan budaya yang berbeda
dengan budaya yang dikenal di Eropa.

Terdapat beberapa pengertian antropologi menurut para ahli diantaranya sebagai


berikut:
1. William A. Haviland (1988: 6) mengatakan bahwa antropologi adalah studi
mengenai umat manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat
tentang manusia dan perilakunya, serta untuk memperoleh pengertian yang
lengkap tentang keanekaragaman manusia.
2. David Hunter (1979: 9) mengatakan bahwa antropologi adalah ilmu yang muncul
dari keingintahuan yang tidak terbatas mengenai umat manusia.
3. Benedict (1989: 1) antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
manusia sebagai makhluk social. Perhatiannya ditujukan pada sifat-sifat khusus
fisik manusia, cara produksi, tradisi, dan nilai-nilai pedoman kehidupan
bermasyarakat atau norma yang membedakan pergaulan bidup antar masyarakat,
bangsa, dan Negara.
4. Koentjaraningrat (1989: 13) mengatakan bahwa antropologi adalah ilmu yang
mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari berbagai warna,
bentuk fisik masyarakat, serta kebudayaan yang dihasilkan.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa antropologi adalah
sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta4

3
Gunsu Nurmansyah dkk, Pengantar Antropologi Sebuah Ikhtiar Mengenal Antropologi, (Bandar Lampung: Aura
Publisher, 2019), Hal. 1
4
Winny Puspasari Thamrin dkk, Antropologi, (Depook: Universitas Gunadarma, 2013), Hal. 4

2
kebudayaan (cara-cara berperilaku, tradisi-tradisi, dan nilai-nilai) yang dihasilkan
sehingga setiap manusia itu berbeda-beda.5

2.2 Sejarah Ilmu Antropologi


A. Fase-Fase Perkembangan Ilmu Antropologi
1. Fase Pertama (Sebelum 1800 M)
Kedatangan bangsa Eropa Barat ke Benua Afrika, Asia, dan Amerika selama
4 abad (sejak akhir abad ke-15 hingga permulaan abad ke-16) membawa
pengaruh bagi berbagai suku bangsa ketiga benua tersebut. Bersamaan dengan itu
mulai terkumpul tulisan tangan para musafir, pelaut, pendeta penyiar agama
Nasrani, penerjemah Kitab Injil, dan pegawai pemerintah jajahan dalam bentuk
kisah perjalanan, laporan dan sebagainya.
Dalam buku-buku tersebut terdapat berbagai pengetahuan berupa deskripsi
tentang adat-istiadat, susunan masyarakat, dan ciri-ciri fisik dari beragam suku
bangsa baik di Afrika, Asia, Oseania (kepulauan di lautan teduh) maupun suku
bangsa Indian, penduduk pribumi Amerika. Bahan deskripsi tentang bangsa-
bangsa itu disebut ‘etnografi’ (dari kata ethos- bangsa) sangat menarik karena
berbeda bagi bangsa Eropa Barat kala itu.
Akan tetapi, deskripsi tersebut sering kali tidak jelas/kabur, tidak teliti, dan
hanya memperhatikan hal-hal yang tampak aneh bagi mereka. Selain itu, ada pula
tulisan yang baik dan teliti. Kemudian dalam pandangan kalangan terpelajar di
Eropa Barat timbul tiga macam sikap yang bertentangan, terhadap bangsa-bangsa
di Afrika, Asia, Oseania, dan orang-orang Indian di Amerika tadi, yaitu:
a. Ada yang berpandangan bahwa bangsa-bangsa itu bukan manusia sebenarnya,
melainkan mereka manusia liar, keturunan iblis dan sebagainya. Dengan
demikian timbul istilah-istilah seperti savages, primitives, untuk menyebut
bangsa-bangsa tadi.6
b. Ada yang berpandangan bahwa masyarakat bangsa-bangsa itu adalah contoh
dari masyarakat yang masih murni, belum mengenal kejahatan dan keburukan
seperti yang ada dalam masyarakat bangsa-bangsa Eropa Barat waktu itu.
5
Winny Puspasari Thamrin dkk, Antropologi, (Depook: Universitas Gunadarma, 2013), Hal. 4
6
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), hal.1-2

3
c. Ada yang tertarik akan adat-istiadat yang aneh, dan mulai mengumpulkan
benda-benda kebudayaan dari suku-suku bangsa di Afrika Asia, Oseania dan
Amerika pribumi tadi itu. Kumpulan kumpulan pribadi tadi ada yang
dihimpun menjadi satu, supaya dapat dilihat oleh umum, dengan demikian
timbul museum-museum pertama tentang kebudayaan-kebudayaan bangsa-
bangsa di luar Eropa.
Pada permulaan abad ke-19 perhatian terhadap himpunan pengetahuan
tentang masyarakat, adat-istiadat dan ciri-ciri fisik bangsa-bangsa di luar
Eropa dari pihak dunia ilmiah menjadi sangat besar, demikian besarnya
sehingga timbul usaha-usaha pertama dari dunia ilmiiah untuk
mengintegrasikan seluruh himpunan bahan pengetahuan nografi tadi menjadi
satu.7
B. Fase Kedua (Pertengahan Abad ke-19)
Pertengahan abad 19, mulai ada usaha untuk mengintegrasikan bahan-bahan
etnografi untuk disusun menjadi sebuah karangan-karangan. Penyusunan bahan
Etnografi tersebut berdasarkan cara berfikir evolusi masyarakat, yaitu
perkembangan masyarakat dan kebudayaan sangatlah lambat. Di mulai dari
tingkat terendah melalui beberapa proses, yang akhirnya sampai di tingkat
tertinggi.
Masyarakat yang masih ada di tingkat rendah dari kebudayaan manusia zaman
dahulu, mereka adalah salah satu contoh masyarakat primitif, sedangkan untuk
masyarakat yang ada di tingkat tinggi adalah bangsa Eropa sendiri. Sekitar tahun
1860 muncul karangan yang mengklasifikasikan aneka kebudayaan di dunia ke
dalam tingkat evolusi tertentu, maka muncullah ilmu antropologi.
Dengan meneliti bangsa-bangsa di luar Eropa, diharapkan dapat menambah
pengetahuan tentang sejarah penyebaran kebudayaan manusia di dunia. Tujuan
antropologi pada fase kedua ini adalah akademis, yaitu mempelajari masyarakat8
dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang
tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
C. Fase Ketiga (Permulaan Abad Ke-20)
7
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), Hal.1-2
8
Winny Puspasari Thamrin dkk, Antropologi, (Depok: Universitas Gunadarma, 2013), Hal. 5

4
Dalam fase ketiga ini, ilmu antropologi menjadi ilmu yang praktis, yang
bertujuan mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa di luar
Eropa guna kepentingan pemerintah kolonial dan guna mendapat pengertian
tentang masyarakat masa kini yang semakin kompleks. Dalam hal ini, ilmu
antropologi sangat penting karena menyangkut juga tentang pentingnya dalam
mempelajari kebudayaan bangsa-bangsa di luar Eropa, yang masih mempunyai
masyarakat yang belum kompleks. Ilmu antropologi berkembang di negara-
negara penjajah, terutama Inggris, bahkan berkembang juga di Negara Amerika
Serikat, yang bukan merupakan negara kolonial.9
D. Fase Keempat (Setelah Tahun 1930 an)
Pada fase ini, ilmu antropologi telah berkembang secara sangat pesat. Selain
karena bertambahnya bahan pengetahuan yang jauh lebih teliti dan ketajaman
metode ilmiah dalam penelitiannya, faktor lain yang mempengaruhi adalah:
- Timbulnya antipati terhadap kolonialisme sesudah perang dunia ke II
- Cepat hilangnya bangsa-bangsa primitif (dalam arti bangsa-bangsa asli dan
terpencil dari pengaruh kebudayaan Eropa-Amerika)10 yang sekitar tahun
1930 mulai hilang, dan sesudah perang dunia II memang hampir tak ada lagi
di muka bumi.11
Kedua proses tersebut menyebabkan hilangnya lapangan ilmu antropologi ini
sehingga timbul keinginan memperluas dengan tujuan baru. Para ilmuwan dan
tokoh antropologi di berbagai negara Amerika dan Eropa (termasuk Uni Soviet)
mengadakan symposium merumuskan pokok tujuan dan ruang lingkup ilmu
antropologi sehingga para peneliti mengembangkan ilmu antropologi yaitu tidak12
hanya mempelajari suku bangsa primitive namun beralih ke manusia pedesaan
baik di Eropa maupun di luar Eropa, yang ditinjau dari ragam fisik, masyarakat
dan kebudayaannya. Tetapi warisan dari fase pertama, kedua dan ketiga tidak
dibuang begitu saja namun sebagai landasan perkembangan yang baru.13
9
Winny Puspasari Thamrin dkk, Antropologi, (Depok: Universitas Gunadarma, 2013), Hal. 5
10
Gunsu Nurmansyah dkk, Pengantar Antropologi Sebuah Ikhtiar Mengenal Antropologi, (Bandar Lampung: Aura
Publisher, 2019), Hal. 19-20
11
Winny Puspasari Thamrin dkk, Antropologi, Hal. 5
12
Gunsu Nurmansyah dkk, Pengantar Antropologi Sebuah Ikhtiar Mengenal Antropologi, Hal. 19-20
13
Gunsu Nurmansyah dkk, Pengantar Antropologi Sebuah Ikhtiar Mengenal Antropologi, (Bandar Lampung: Aura
Publisher, 2019), Hal. 19-20

5
Adapun bahan-bahan etnografi yang terdapat dalam fase pertama, kedua
maupun yang ketiga tidak dihilangkan begitu saja melainkan dijadikan sebagai
landasan bagi perkembangannya yang baru. Pada fase keempat ini antropologi
memiliki dua tujuan utama, yaitu tujuan akademis untuk mencapai pemahaman
tentang manusia berdasarkan bentuk fisiknya, masyarakatnya, maupun
kebudayaannya. Tujuan praktis untuk mempelajari manusia dalam berbagai
masyarakat suku bangsa guna membangun suku bangsa tersebut.14

2.3 Ruang Lingkup Antropologi


Secara harfiah antropologi adalah ilmu (logos) tentang manusia (antropos).
Definisi demikian tentu kurang jelas, karena dengan definisi seperti itu antropologi
mencakup banyak disiplin ilmu seperti sosiologi, psikologi, ilmu politik, ilmu
ekonomi, ilmu sejarah, biologi manusia dan bahkan humaniora, filsafat dan sastra
yang semuanya mempelajari atau berkenaan dengan manusia.15
Adapun yang menjadi ruang lingkup Antropologi adalah sebagai berikut :

1) Antropologi fisik (Physical Antropology/Antropo-biologi)


Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang
melacak perkembangan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi
biologisnya dalam berbagai jenis (spesies). Melalui aktivitas analisis yang
mendalam terhadap fosil-fosil dan pengamatan pada primata-primata yang pernah
hidup, para ahli antrpologi fisik berusaha melacak nenek moyang jenis manusia
untuk mengetahui bagaimana, kapan, dan mengapa kita menjadi makhluk seperti
sekarang ini.16
Bahan penelitiannya adalah ciri-ciri tubuh, baik yang lahir (fenotipe) seperti
warna kulit, warna dan bentu, rambut, indeks tengkorak, bentuk muka, warna
mata, bentuk hidung, tinggi dan bentuk tubuh, maupun yang yang dalam
(genotipe), seperti frekuensi golongan darah, dan sebagainya. Manusia yang ada

14
Winny Puspasari Thamrin dkk, Antropologi, (Depok: Universitas Gunadarma, 2013), Hal. 6
15
Gunsu Nurmansyah dkk, Pengantar Antropologi Sebuah Ikhtiar Mengenal Antropologi, Hal. 4
16
William A, Haviland, Antopologi, Jilid 1, Alih Bahasa: R.G. Soekadijo, (Jakarta: Erlangga, 1999), hal. 13

6
di muka bumi ini dapat digolongkan berdasarkan ciri fisiknnya. Ilmu antropologi
fisik biasa disebut juga dengan somatologi.17
2) Antropologi Budaya (Cultural Antropology)
Antropologi budaya memfokuskan perhatiannya kepada kebudayaan manusia
ataupun cara hidupnya dalam masyarakat. menurut Haviland cabang antropologi
budaya ini dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian, yakni arkeologi, antroplogi
linguistic, dan etnologi. Kemudian dikembangkan lagi menurut Koentjaraningrat
ada beberapa cabang dalam antropologi Budaya, Antropologi budaya juga
merupakan studi tentang praktik-praktik sosial bentuk-bentuk ekspresif dan
penggunaan bahasa, dimana makna diciptakan dan diuji sebelum digunakan oleh
masyarakat manusia.18
Antropologi budaya meliputi etnologi, linguistik, dan arkeologi yang
ketiganya akan dibahas satu-persatu. Etnologi atau ilmu bangsa-bangsa menurut
Koentjaraningrat, 1990 (dalam Saebani, 2012) adalah ilmu yang memcoba
mencapai pengertian mengenai asas-asas manusia, dengan mempelajari
kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan manusia dari berbagai suku bangsa
yang tersebar di dunia pada masa sekarang. Tugas etnologi adalah
mengklasifikasikan bangsa-bangsa atas dasar ras dan kebudayaan, menjelaskan
penyebarannya pada saat sekarang dan pada masa lampau, serta tentang difusi
kebudayaan.
Antropologi Linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa-bahasa.
Bahanbahan dari linguistik yang berupa daftar kata-kata, pelukisan dari ciri-ciri
dan pelukisan tentang tata bahasa dari bahasa-bahasa lokal yang tersebar di
berbagai tempat di muka bumi ini, berkumpul bersama-sama dengan etnograf.
Arkeologi menurut Haviland (1985:14) adalah cabang antropologi budaya yang
mempelajari19 benda-benda dengan maksud untuk menggambarkan dan
menerangkan perilaku manusia. Sebagian besar perhatiannya dipusatkan kepada
masa lampau, karena apa yang tertinggal di masa lampau seringkali hanya berupa

17
Winny Puspasari Thamrin dkk, Antropologi, (Depok: Universitas Gunadarma, 2013), Hal. 10
18
Gunsu Nurmansyah dkk, Pengantar Antropologi Sebuah Ikhtiar Mengenal Antropologi, (Bandar Lampung: Aura
Publisher, 2019), Hal. 5
19
Winny Puspasari Thamrin dkk, Antropologi, Hal. 10

7
benda dan bukan gagasan. Arkeologi memberikan bahan-bahan tentang cara tipe
kebudayaan yang baru mengganti tipe kebudayaan lama. 20

20
Winny Puspasari Thamrin dkk, Antropologi, Hal. 10

8
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Antropologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang manusia dan tentang hidup
mereka. Antropologi juga mempelajari manusia sebagai makhluk biologis dan sebagai
makhluk sosial. Adapun fase-fase perkembangan ilmu antropologi, diantaranya ada fase
pertama (sebelum 1800 M), fase kedua (pertengahan abad ke-19), fase ketiga (permulaan
abad ke-20), dan fase keempat (setelah tahun 1930 an). Adapun yang menjadi ruang
lingkup ilmu antropologi adalah antropologi fisik (Physical Antropology/Antropo-
biologi) dan antropologi budaya (Cultural Antropology).

3.2 Saran
Demikian pembahasan materi dari kami tentang sejarah dan ruang lingkup
antropologi. Kami harap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya. Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu
kritik dan saran kami harapkan dari pembaca untuk memperbaiki tugas kami selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA
Febrianto, Adri. 2016. Antropologi Ekologi Suatu Pengantar. Jakarta: Kencana

Haviland, William A. 1999. Antopologi. Jilid 1. Alih Bahasa: R.G. Soekadijo. Jakarta: Erlangga

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta

Nurmansyah, Gunsu dkk. 2019. Pengantar Antropologi Sebuah Ikhtiar Mengenal Antropologi.
Bandar Lampung: Aura Publisher

Rasimin. 2014. ANTROPOLOGI PENDIDIKAN: Pendekatan Sosial Budaya. Salatiga: STAIN


Salatiga Press

Thamrin, Winny Puspasari dkk 2013. Antropologi. Depok: Universitas Gunadarma

10

Anda mungkin juga menyukai