Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 13

MAKALAH
SEJARAH PERKEMBANGAN ETNOGRAFI
Di susun untuk memenuhi slaah satu tugas

Mata kuliah : Antropologi


Dosen : M. Iqbal M.Hum

Di susun oleh:

ROISAH RUBIYANTI
Nim : 1703150033

FATIHATUR RIZQIAH
Nim : 1703150034

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الر حمن الر حيم‬

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Kami memulai menulis makalah ini dengan mengharapkan pertolongan


dan keridhaan Allah SWT dengan harapan semoga apa yang kami tulis ini bisa
menjadi washilah keridhaan Allah kepada kita semua.

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan dan kesehatan
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan sebuah makalah yang
berjudul “SEJARAH PERKEMBANGAN ETNOGRAFI”, yang menjadi tugas
pada mata kuliah ANTROPOLOGI ini. Tidak lupa juga kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kami dalam penyusunan
makalah ini, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami
berharap sendiri dan seluruh mahasiswa(i) IAIN Palangka Raya, khususnya
mahasiswa(i) jurusan Sejarah Peradaban Islam.

Kami sadar makalah ini jauh dari kesempurnaan,karena hanya Allah SWT
lah yang memiliki kesempurnaan. Oleh karena itu,kritik dan saran dari pembaca
sangat perlu bagi kami agar makalah ini bisa lebih baik lagi. Akhirnya, semoga
makalah ini dapat bermanfa’at bagi kita semua. Amin-amin ya robbal ‘alamin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Palangka Raya, November 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...............................................................................................1


B. Rumusan Masalah .........................................................................................2
C. Metode Penulisan ...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Etnografi ..........................................................................................3


B. Tujuan Etnografi ...........................................................................................4
C. Etnogarfi di Indonesia ..................................................................................4
D. Perkembangan Etnogarfi ..............................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................10
B. Saran ...............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Etnografi berasal dari kata ethos, yaitu bangsa atau suku bangsa dan
graphein yaitu tulisan atau uraian. Etnografi adalah kajian tentang kehidupan dan
kebudayaan suatu masyarakat atau etnik, misalnya tentang adat-istiadat,
kebiasaan, hukum, seni, religi, bahasa. Bidang kajian vang sangat berdekatan
dengan etnografi adalah etnologi, yaitu kajian perbandingan tentang kebudayaan
dari berbagai masyarakat atau kelompok
Istilah etnografi sebenarnya merupakan istilah antropologi, etnografi
merupakan embrio dari antropologi, lahir pada tahap pertama dari
perkembangannya sebelum tahun 1800 an. Etnogarafi juga merupakan hasil
catatan penjelajah eropa tatkala mencari rempah-rempah ke Indonesia.
Koentjaraningrat, 1989:1 : “Mereka mencatat semua fenomena menarik yang
dijumpai selama perjalanannya, antara lain berisi entang adapt istiastiadat,susunan
masyarakat,bahasa dan cirri-ciri fisik dari suku-suku bangsa tersebut”.
Etnografi yang akarnya antropologi pada dasarnya merupakan kegiatan
peneliti untuk memahami cara orang-orang berinteraksi dan bekerjasama melalui
fenomena teramati kehidupan sehari-hari. Etnogarafi adalah pelukisan yang
sistematis dan analisis suatu kebudayaan kelompok, masyarakat atau suku bangsa
yang dihimpun dari lapangan dalam kurun waktu yang sama.

1
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Mengetahui Sejarah Etnografi ?
2. Bagaimana Mengetahui Tujuan Etnografi ?
3. Bagaimana Mengetahui Etnografi di Indonesia ?
4. Bagaimana Mengetahui Perkembangan Etnografi ?

C. Metode Penulisan
Metode penulisan yang telah dilakukan menggunakan berbagai sumber
yang berkaitan yaitu Metode penulisan Library research, Internet &
Jurnal.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Etnografi
Etnografi merupakan embrio dari antropologi, lahir pada tahap
pertama dari perkembangannya sebelum tahun 1800 an. Etnografi juga
merupakan hasil catatan penjelajah Eropa tatkala mencari rempah -
rempah ke Indonesia. Mereka mencatat semua fenomena menarik yang
dijumpai selama perjalanannya antara lain adat istiadat, susunan
masyarakat, bahasa, dan ciri - ciri fisik dari suku - suku bangsa tersebut.
Etnografi pada dasarnya merupakan kegiatan penelitian untuk memahami
cara orang - orang berinteraksi dan bekerjasama melalui fenomena yang
teramati dalam kehidupan sehari - hari.
Etnografi pada dasarnya merupakan suatu bangunan pengetahuan
yang meliputi teknik penelitian, teori etnografi, dan berbagai macam
deskripsi kebudayaan. Etnografi bermakna membangun suatu pengertian
yang sistematik mengenai semua kebudayaan manusia dan perspektif
orang yang telah mempelajari kebidayaan itu. Penelitian etnografi
merupakan kegiatan pengumpulan bahan keterangan atau data yang
dilakukan secara sistematik mengenai cara hidup serta berbagai aktifitas
sosial dan berbagai benda kebudayaan dari suatu masyarakat. Berbagai
peristiwa dan kejadian unik dari komunitas budaya akan menarik perhatian
peneliti etnografi. Peneliti justru lebih banyak belajar dari pemilik
kebudayaan dan sangat respek pada cara mereka belajar tentang budaya
ilmiah sebab pengamatan terlibat menjadi penting dalam aktifitas
etnografi.
Istilah etnografi berasal dari bahasa Yunani, kata “ethnos” yang
berarti rakyat/bangsa & “graphia” yang berarti tulisan. Jadi, pengertian
etnografi adalah deskripsi tentang rakyat atau bangsa-bangsa. Beberapa
pendapat ahli antropologi mengenai pengertian etnografi sebagai berikut:

3
 Menurut pendapat Spradley dalam Yad Mulyadi (1999), etnografi
adalah kegiatan menguraikan dan menjelaskan suatu kebudayaan.
 Menurut pendapat Spindler dalam Yad Mulyadi (1999), etnografi
adalah kegiatan antropologi di lapangan.
 Menurut pendapat Koentjaraningrat (1985), isi karangan etnografi
adalah suatu deskripsi mengenai kebudayaan suatu suku bangsa.1

B. Tujuan Etnografi
 Memahami cara - cara kehidupan lain dari sudut pandang
masyarakat,
 Menemukan makna yang tersembunyi yang terletak di belakang
perilaku dan pengetahuan yang digunakan untuk menghasilkan dan
menginterpretasikan perilaku.
 Belajar untuk memperoleh pengetahuan yang belum diketahui
mengenai segala sesuatu yang menjadi perhatian ; mengenai alam,
gerak dan lain - lain.
 Mengtransformasikan observasi - observasi yang dilakukan ke
dalam bentuk tulisan (laporan) yang dikategorikan sebagai suatu
proses.2
C. Etnografi di Indonesia
Tidak mudah sebenarnya untuk menunjukkan ciri-ciri umum
etnografi-etnografi yang lahir dari tangan ahli antropologi Indonesia,
karena hingga kini belum ada suatu telaah pun tentang etnografi-etnografi
tersebut. Secara umum etnografi di Indonesia dapat dikategorikan sebagai
berikut:
 Etnografi Awam
Etnografi Awam adalah etnografi yang umumnya ditulis bukan
oleh para ahli antropologi, namun mempunyai beberapa ciri yang tidak
1
Ahimsa-Putra, Heddy Sahri1“ Antropologi Koentjaraningrat : Sebuah Tafsir Epistemologis dalam
EKM.Manisambow (ed), Koentjaraningrat dan Antropologi Di Indonesia. Jakarta:1997 AAI dan Yayasan
Obor, hal.25-48.
2 https://raja1tugas.blogspot.com/2017/02/makalah-etnografi.html

4
jauh berbeda dengan berbagai etnografi dari para ahli antropologi.
Kebanyakan tulisan semacam ini berasal dari para wartawan, yang
biasanya memang lebih banyak pengalaman lapangannya (bukan
pengalaman penelitiannya) daripada ahli antropologi, serta banyak dimuat
di berbagai surat kabar dan majalah-majalah populer.
Ciri lain dari Etnografi Awam adalah deskripsinya yang datar.
Artinya di situ umumnya tidak terdapat analisa ataupun kesimpulan
tertentu dari si penulis mengenai apa yang ditulisnya. Tujuan penulisan
biasanya adalah benar-benar sekedar menyampaikan berita. Tidak ada
maksud untuk menjelaskan fenomena yang ditulis. Oleh karena itu, judul-
judul etnografi semacam ini biasanya dibuat "menarik perhatian" dengan
menggunakan kata-kata yang tidak biasa, yang dianggap akan lebih
membangkitkan minat pembaca untuk mengetahui isi tulisan tersebut lebih
lanjut, bukan hanya membaca judulnya saja.
 Etnografi Laci
Etnografi Laci semacam ini berbeda dengan etnografi Awam
terutama dalam susunan dan retorikanya. Etnografi Laci pada umumnya
sudah lebih sistematis, dalam arti uraian mengenai masyarakat atau
kebudayaan diberikan dengan mengikuti urutan tertentu yang telah
ditentukan. Umumnya urutan ini didasarkan pada pandangan mengenai
unsur-unsur kebudayaan yang universal, seperti bahasa, mata pencaharian,
organisasi sosial, kesenian, agama dan sebagainya.
Etnografi Laci umumnya sudah lebih “ilmiah” atau “antropologis”.
Artinya, dalam etnografi semacam ini kita akan menemukan banyak
konsep-konsep analitis yang penting dalam antropologi, yang tidak kita
temui dalam Etnografi Awam; sesuatu yang memang dituntut oleh tulisan-
tulisan yang diinginkan bersifat “ilmiah” dan ditujukan pada publik yang
lebih terbatas, yakni mereka yang ingin mengetahui, memahami dan dapat
menjelaskan fenomena sosial budaya, serta ingin memahami kehidupan
dan dinamika masyarakat dan kebudayaan di Indonesia. Dalam Etnografi
Laci ini akan sering kita temui pendefinisian beberapa konsep yang

5
dipandang penting, dengan maksud untuk mencegah simpang-siurnya
pendapat yang tidak perlu antara penulis dengan pembaca.

 Etnografi Analitis
Etnografi semacam ini memusatkan perhatian pada satu fenomena
sosial-budaya tertentu, entah itu fenomena politik, kekerabatan, organisasi
sosial, agama ataupun yang lain. Jadi salah satu ciri penting yang
membedakan Etnografi Analitis dengan dua jenis etnografi sebelumnya
adalah fokus yang dimilikinya.
Dalam pemaparannya penulis Etnografi Analitis ternyata tidak
berbeda dengan penulis Etnografi Laci, yakni sama-sama mengambil jarak
dengan obyek dan subyek penelitian. Penulis etnografi di situ masih
menempatkan dirinya sebagai pengamat atau peneliti, yang harus menjaga
jarak dengan apa yang ditelitinya, seperti dalam ilmu eksak. Dalam
Etnografi Analitis masih belum kita temukan dialog-dialog antara peneliti
dengan informan. Oleh karena analisis ditujukan pada gejala sosial-
budaya, maka dengan sendirinya yang tampil dalam etnografi adalah
berbagai macam abstraksi.3
Etnografi Analitis ini biasanya juga ditulis berawal dari sebuah
permasalahan tertentu, yang kemudian dicari jawabnya melalui suatu
penelitian, baik lapangan maupun kepustakaan. Berbagai informasi
etnografis yang diperoleh kemudian disusun sedemikian rupa untuk
menjawab masalah yang dikemukakan, sehingga Etnografi Analitis ini
juga memiliki karakter sistematis, teratur, dan mempunyai alur pemikiran
yang jelas. Pada umumnya etnografi semacam ini berupaya untuk
menampilkan keterkaitan antara unsur budaya satu dengan yang lain,
dengan permasalahan pokok sebagai pusatnya atau tali pengikatnya.
Etnografi Analitis ini menuntut pula adanya suatu perspektif
tertentu untuk menjawabnya, sehingga etnografi semacam ini pada
umumnya juga memiliki kerangka teori yang lebih eksplisit. Kerangka

3 Koentjaraningrat “pengantar ilmu antropologi” PT Rineka cipta,Jakarta,cet 3,1991,338.

6
teori ini berfungsi membimbing si penulis etnografi mengorganisir datanya
sedemikian rupa, dan menjadi alat pembenaran etnografi tersebut untuk
memperoleh status ilmiahnya. Kalau Etnografi Awam dan Etnografi Laci
terasa datar dan tidak argumentatif, Etnografi Analitis adalah sebaliknya.
Etnografi Analitis biasanya bersifat argumentatif , karena ditujukan
untuk memperluas wawasan pengetahuan dan membuka dimensi-dimensi
pemikiran yang baru dan dianggap lebih dalam daripada yang sudah ada.
Untuk menguatkan kesan semacam ini, maka Etnografi Analitis seringkali
diisi dengan kritik terhadap pandangan-pandangan yang lama. Etnografi
Analitis, sesuai dengan cirinya, juga dimaksudkan untuk melontarkan
pandangan-pandangan baru, bukan hanya yang informatif, tetapi juga yang
eksplanatif (menjelaskan) dan interpretif (menafsirkan).
Suatu perbedaan lain yang penting antara Etnografi Analitis
dengan dua jenis etnografi sebelumnya adalah kerangka teorinya.
Etnografi Laci berawal dari kerangka berfikir yang komparatif, dengan
model kebudayaan yang sistemik dan fungsionalistis, maka Etnografi
Analitis lebih bervariasi kerangka teori dan konsep-konsepnya, sehingga
tidak ada satu kerangka teori yang diikuti oleh semua atau sebagian besar
penulis etnografi.
Keberadaan Etnografi Analitis inilah yang membuat warna
penulisan etnografi di Indonesia menjadi lebih menarik. Etnografi Analitis
tersebut sekaligus juga mencerminkan tingkat kreativitas ahli antropologi
di Indonesia serta perkembangan wawasan pemikiran analitis mereka.4
D. Perkembanagan Etnogarafi
a. Perkembangan Etnogarafi abad ke-19
Etnografi merupakan embrio dari antropologi, lahir pada tahap
pertama dari perkembangannya sebelum tahun 1800 an. Pada fase pertama
(sebelum 1800) suku bangsa penduduk pribumi Afrika, Asia, Amerika
mulai di datangi oleh orang Eropa Barat, sejak lahir abad ke 15 dan

4
Mukhamad Saekan, Metodologi Penelitian Kualitatif,Kudus: Nora Media Enterprise, 2010.hal.
70.

7
permulaan abad ke 16, sehingga terkumpul buku - buku kisah perjalanan,
laporan, buah tangan para musafir, pelaut, pendeta penyiar agama Nasrani
penerjemah kitab injil dan pegawai pemerintah jajahan. Buku catatan para
musafir Eropa, banyak memuat deskripsi tentang adat istiadat, susunan
masyarakat, bahasa dan ciri - ciri fisik dari beraneka suku bangsa di
Afrika, Asia,
Oseania (kepulauan di Lautan Teduh) dan suku bangsa Indian,
penduduk pribumi Amerika. Bahan deskripsi itu amat menarik perhatian
orang Eropa karena semuanya itu tentu sangat berbeda dari adat istiadat,
susunan masyarakat, bahasa, dan ciri - ciri fisik bangsa - bangsa Eropa
Barat. Bahan itulah kemudian dinamakan etnografi atau deskripsi. Pada
fase kedua (kira - kira pertengahan abad ke 19), ditandai dengan adanya
keterangan - keterangan yang menyusun bahan etnografi berdasarkan cara
berfikir evolusi masyarakat. Masyarakat dan kebudayaan manusia telah
berevolusi dengan sangat lambat. Fase ketiga (Permulaan abad ke 20),
sebagian besar negara - negara penjajah di Eropa masing - masing berhasil
untuk mencapai kemantapan kekuasaannya di daerah - daerah jajahan di
luar Eropa. Dalam buku etnografi yang ditulis oleh para ahli antropologi
dari zaman akhir abad ke 19 atau permulaan abad ke 20, adanya perhatian
besar terhadap sistem teknologi dan sistem peralatan dari suku bangsa
yang menjadi pokok deskripsi. Pada fase keempat (sesudah kira - kira
1930), dalam buku - buku etnografi terutama yang ditulis oleh para ahli
antropologi Inggris atau Amerika, lukisan mengenai sistem teknologi
kurang penting.
b. Perkembangan Etnografi Abad ke 20
Awalnya etnografi hadir sebagai titik tolak pendekatan penelitian
antropologi yang hanya berkutat pada dokumen dan artefak untuk
merekonstruksi ssejarah peradaban masyarakat pedalaman. Metode
etnografi kemudian lebih memperhatikan aspek interaksi langsung kepada
masyarakat/etnik pedalaman yang hendak diteliti. Sebagian besar koleksi
etnografi dikumpulkan pada masa pemerintahan kolonial Belanda terutama

8
pada pertengahan abad ke 19 dan awal abad ke 20 masehi. Pengumpulan
koleksi antara lain dilakukan melalui kegiatan ekspedisi ilmiah, ekspedisi
militer, atau perorangan seperti dari pejabat pemerintah dan para penyebar
agama.
c. . Perkembangan Etnografi Modern
Seiring perkembangan intelektual dan menguatnya gerakan pos -
strukturalisme dalam kajian antropologi, etnografi pun mengalami
perubahan paradigma yang cukup signifikan. Etnografi kemudian tidak
"ngurusi" dan menganalisis tentang masyarakat/komunitas pedalaman
atau sebuah suku/etnik tertentu saja. Etnografi kemudian juga bekerja pada
ruang keseharian masyarakat kontemporer yang hidup di sekitar. Spradley
merupakan tokoh ilmu antropologi "paradigma baru" yang banyak
memberikan contoh - contoh teknik etnografi yang sangat kontekstual
untuk dilakukan dalam penelitian sederhana sehari - hari.5

5
Syam, Nur, Penelitian Etnografi Bidang Hukum Islam,http://nursyam.sunan-ampel.ac.id.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari makalah di atas ialah
Etnografi adalah kajian tentang kehidupan dan kebudayaan suatu
masyarakat atau etnik, misalnya tentang adat-istiadat, kebiasaan, hukum,
seni, religi, bahasa. Bidang kajian vang sangat berdekatan dengan
etnografi adalah etnologi, yaitu kajian perbandingan tentang kebudayaan
dari berbagai masyarakat atau kelompok.
Istilah etnografi sebenarnya merupakan istilah antropologi,
etnografi merupakan embrio dari antropologi, lahir pada tahap pertama
dari perkembangannya sebelum tahun 1800 an. Etnogarafi juga merupakan
hasil catatan penjelajah eropa tatkala mencari rempah-rempah ke
Indonesia. Koentjaraningrat, 1989:1 : “Mereka mencatat semua fenomena
menarik yang dijumpai selama perjalanannya, antara lain berisi entang
adapt istiastiadat,susunan masyarakat,bahasa dan ciri-ciri fisik dari suku-
suku bangsa tersebut
Etnogarfi di Indonesia dapat di katagorikan menjadi 3 yaitu
 Etnografi Awam
 Etnografi Laci
 Etnografi Analitis

Seiring perkembangan intelektual dan menguatnya gerakan pos -


strukturalisme dalam kajian antropologi, etnografi pun mengalami
perubahan paradigma yang cukup signifikan. Etnografi kemudian tidak
"ngurusi" dan menganalisis tentang tentang masyarakat/komunitas
pedalaman atau sebuah suku/etnik tertentu saja. Etnografi kemudian juga
bekerja pada ruang keseharian masyarakat kontemporer yang hidup di
sekitar.

10
B. Saran-Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat memberi
manfaat pada penyusun khususnya dan pada pembaca yang budiman pada
umumnya. Kami sadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan mengandung banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah kami selanjutnya

11
DAFTAR PUSTAKA

Ahimsa-Putra, Heddy Sahri1“ Antropologi Koentjaraningrat :


Sebuah Tafsir Epistemologis dalam EKM.Manisambow (ed),
Koentjaraningrat dan Antropologi Di Indonesia. Jakarta:1997 AAI dan
Yayasan Obor.
Koentjaraningrat “pengantar ilmu antropologi” PT Rineka
cipta,Jakarta,cet 3,1991
https://raja1tugas.blogspot.com/2017/02/makalah-etnografi.html
Syam, Nur, Penelitian Etnografi Bidang Hukum Islam,
http://nursyam.sunan-ampel.ac.id.
Mukhamad Saekan, Metodologi Penelitian etnografi, Kudus: Nora
Media Enterprise, 2010.

12

Anda mungkin juga menyukai