Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONSEP DASAR IPS

”RUANG LINGKUP DAN KONSEP ESENSIAL ANTROPOLOGI”

Dosen Pengampu: Dra. Risma Sitohang., M. Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 8

Pitria Lestari Simanjuntak (1223111080)

Nazhila eidewis hudinta (1221111006)

Mawar Afriza (1221111009)

Siti Haliza Dongoran (1221111002)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan berkat Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktu.

Adapun judul dari makalah ini adalah Ruang Lingkup dan Konsep Esensial
Antropologii. Tak lupa kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam penulisan makalah ini, khususnya kepada dosen mata kuliah Konsep
Dasar IPS yakni Ibu Dra. Risma Sitohang., M. Pd yang telah memberikan tugas kepada kami.

Demikian dalam penulisan makalah ini tentu masih banyak kelemahan dan
kekurangannnya, untuk itu kami meminta saran dan kritik yang membangun agar makalah ini
dapat lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi dunia
pendidik.

Medan, 23 April 2023

Kelompok 8

I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................. I

Daftar isi ............................................................................................................ II

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

Latar Belakang .................................................................................................... 1

Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

Tujuan Penulisan ................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 2

Sejarah Lahirnya Antropologi .............................................................................. 2

Pengertian Dan Ruang Lingkup Antropologi ....................................................... 4

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 7

Kesimpulan ......................................................................................................... 7

Saran ................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 8

II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Antropologi pada masa perkembangan awalnya tidak dapat dipisahkan dengan karya-
karya para penulis yang mencatat gambaran kehidupan penduduk atau suku bangsa di luar
Eropa. Pada saat itu, kehidupan penduduk di luar Eropa dipandang menarik oleh para
penjelajah, para penjajah, atau para misionaris karena perbedaan cara hidup antara
masyarakat Eropa dengan masyarakat di luar Eropa. Oleh karenanya, mereka bukan saja
menulis tentang perjalanan atau yang terkait dengan tugasnya tetapi juga melengkapinya
dengan deskripsi tentang tata cara kehidupan masyarakat yang mereka temui. Deskripsi ini
kemudian dikenal dengan sebutan etnografi. Beberapa tulisan karya mereka akan dipaparkan
pada uraian berikut. Tulisan Herodotus, seorang bangsa Yunani yang dikenal pula sebagai
Bapak sejarah dan etnografi, mengenai bangsa Mesir merupakan tulisan etnografi yang paling
kuno. Tulisan-tulisan etnografi pada masa awal masih bersifat subyektif, penuh dengan
prasangka dan bersifat etnosentrisme. Etnosentrisme adalah sebuah pandangan atau sikap di
mana suku bangsa sendiri dianggap lebih baik dan dijadikan ukuran dalam melihat baik
buruknya karakter suku bangsa lainnya

Antropologi berasal dari bahasa Yunani dari asal kata anthropos yang berarti manusia,
dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah antropologi berarti ilmu tentang manusia. Jadi
antropologi merupakan ilmu yang berusaha mencapai pengertian atau pemahaman tentang
makhluk manusia dengan mempelajari aneka hentuk fisiknya, masyarakat, dan
kebudayaannya.

B. Rumusan Masalah

A. Apa saja latar belakang lahirnya antropologi?

B. Apa pengertian dan ruang lingkup antropologi?

C. Tujuan Penulisan

A. Untuk mengetahui apa saja latar belakang lahirnya antropologi.

B. Untuk mengetahui defenisi dan cakupan ruang lingkup antropologi.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A Sejarah Lahirnya Antropologi
Antropologi pada masa perkembangan awalnya tidak dapat dipisahkan dengan karya-
karya para penulis yang mencatat gambaran kehidupan penduduk atau suku bangsa di luar
Eropa. Pada saat itu, kehidupan penduduk di luar Eropa dipandang menarik oleh para
penjelajah, para penjajah, atau para misionaris karena perbedaan cara hidup antara
masyarakat Eropa dengan masyarakat di luar Eropa. Oleh karenanya, mereka bukan saja
menulis tentang perjalanan atau yang terkait dengan tugasnya tetapi juga melengkapinya
dengan deskripsi tentang tata cara kehidupan masyarakat yang mereka temui. Deskripsi ini
kemudian dikenal dengan sebutan etnografi. Beberapa tulisan karya mereka akan dipaparkan
pada uraian berikut. Tulisan Herodotus, seorang bangsa Yunani yang dikenal pula sebagai
Bapak sejarah dan etnografi, mengenai bangsa Mesir merupakan tulisan etnografi yang paling
kuno. Tulisan-tulisan etnografi pada masa awal masih bersifat subyektif, penuh dengan
prasangka dan bersifat etnosentrisme.

Etnosentrisme adalah sebuah pandangan atau sikap di mana suku bangsa sendiri
dianggap lebih baik dan dijadikan ukuran dalam melihat baik buruknya karakter suku bangsa
lainnya. Orang Yunani pada masa itu menganggap bahwa suku-suku bangsa selain orang
Yunani seperti orang Mesir. Libia dan Persia termasuk ke dalam suku bangsa yang masih
setengah liar dan belum beradab. Pandangan seperti ini juga tersirat dalam tulisan Heredotus
yang mendeskripsikan suku bangsa Mesir tersebut.

Pada jaman Romawi kuno terdapat pula beberapa hasil karya etnografi mengenai
kehidupan suku bangsa Germania dan Galia yang ditulis oleh Tacitus dan Caesar. Sebagai
seorang perwira yang memimpin perjalanan tentaranya sampai ke Eropa Barat, Caesar
menulis etnografinya secara sistematis seperti halnya bentuk laporan seorang perwira.
Sedangkan Tacitus menulis etnografinya dengan gaya bahasa yang mengungkap perasaan dan
kegalauannya tentang kehidupan yang terdapat di ibukota kerajaan Roma. Pencatat etnografi
terkenal adalah Marco Polo (1254-1323). la mengembara dengan keluarga besarnya ke
daerah Asia Timur dan sempat menetap di istana Khu Bila Khan Di sini ia melihat beberapa
kebiasaan yang dianggapnya aneh, yaing penggunaan uang yang terbuat dari kertas dan diberi
cap serta ditandatangani di mana uang tersebut mempunyai bermacammacam nilai. Marco
Polo juga pernah singgah di daratan Indonesia (yang diketahui dari tulisannya), di mana la
pernah singgah di beberapa pelabuhan dari semenanjung Malaya hingga menelusuri Pulau

2
Sumatra, di antaranya adalah singgah ke di pelabuhan Perlec (dalam bahasa Aceh) atau
Peureula atau Perlak (dalam bahasa Melayu). Mares Polo menceritakan kehidupan di kota
pelabuhan ini di mana pedagang dari India dan penduduk pribuminya menganut agama Islam
sedangkan penduduk yang ada di pedalaman masih mengerjakan hal-hal yang haram. Tulisan
etnografi yang dianggap lebih baik dan obyektif justru adalah buah tangan dari seorang padri
berbangsa Prancis yaitu Yoseph Francis Lafitau (1600-1740), la mencoba membandingkan
antara kebiasaan dan tata susila orang Indian yang hendak dinasranikan dengan adat istiadat
bangsa Eropa kuno. Hasilnya, ia beranggapan bahwa bangsa primitif (Indian) tidak dilihatnya
sebagai manusia yang aneh. Akan tetapi karena bahan yang diperbandingkannya sangat
terbatas maka pandangannya tentang perbandingan ini pun sangat terbatas.

Banyak ahli Antrpologi berpendapat bahwa antropologi muncul sebagai suatu cabang
ilmu yang jelas batasannya pada sekitar abad ke 19. Antropologi pada abad ke 19 sampai
abad ke 20 berkembang ke arah yang lebih sistemastik dan menggunakan metodologi ilmiah.

Koentjaraningrat menyusun perkembangan antropologi menjadi 4 fase:

1. Fase pertama (sebelum tahu. 1800-an)

Pada akhir abad ke 15,.bangsa Eropa mulai menjelajah ke berbagai benua seperti Asia,
Afrika, dan Amerika. Dari para penjelajah tersebut terkumpul buku-buku kisah perjalanan,
yang berisi bahan pengetahuan berupa deskripsi tentang adat istiadat, susunan masyarakat,
bahasa, dan ciri-ciri fisik dari bermacam-macam suku bangsa di Asia, Afrika, Oseania, dan
Amerika. Kemudian bahan pengetahuan tadi disebut bahan etnografi atau deskripsi tentang
bangsa-bangsa.

2. Fase Kedua (Tahun 1800-an)

Pada fase ini, muncul karangan-karangan yang menyusun bahan etnografi berdasarkan cara
berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. Pada fase kedua ini perkembangan antropologi
bertujuan akademis, yaitu mempelajari masyarakt, kebudayaan, dan masyarakat primitif
dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran
kebudayaan manusia.

3. Fase Ketiga (awal tahun 1900-an)

3
Pada fase ini, antropologi menjadi ilmu praktis dengan tujuan mempelajari masyarakat dan
kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa guna kepentingan pemerintah kolonial dan untuk
memahami kebudayaan masyarakat modern yang kompleks.

4. Fase keempat (tahun 1930-an)

Pada ini Antropologi mengalami masa perkembangan yang paling pesat karena terjadi
perubahan yang besar. kebudayaan asli bangsa-bangsa pribumi hilang akibat pengaruh
kebudayaan Eropa. Selain itu, setelah perang dunia ke II muncul kebencian terhadap negara-
negara penjajah. proses-proses tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropoogi tidk lagi
ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar ERopa, tetapi juga kepada suku bangsa di
daerah pedesaan Eropa.

B. Pengertian Dan Ruang Lingkup Antropologi

Secara etimologi atau kebahasaan, antropologi berasal dari kata anthropos, dan logos.
Anthropos berarti manusia, dan logos bermakna ilmu pengetahuan. Sedangkan definisi
resminya, mengutip laman FIB UGM, Antropologi adalah ilmu yang mempelajari segala
macam seluk beluk, unsur- unsur, dan kebudayaan yang dihasilkan di kehidupan manusia.

Sementara Koentjaraningrat, sosok yang kerap dianggap sebagai bapak Antropologi


Indonesia, mendefinisikan Antropologi sebagai ilmu yang mempelajari umat manusia pada
umumnya dengan mengamati aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang
dihasilkannya. Karena itu, seorang antropolog perlu mempunyai pandangan luas, bersikap
terbuka, dapat melihat, mendengar, dan meraba keadaan lingkungan yang ditemuinya, serta
cermat dalam mengamati. Sebenarnya, banyak disiplin ilmu yang mengkaji tentang manusia,
dengan sudut pandang dan perspektif analisis yang Antropologi adalah salah satunya.
Profesor 1 Gede A. B. Wiranata, dalam buku Antropologi Budaya (2011), menjelaskan
Antropologi merupakan mu khas pengetahuan yang mempelajari manusia sebagai makhluk
masyarakat.

Adapun yang membedakan Antropologi dengan disiplin ilmu lain yang juga
membahas tentang manusia, adalah fokus kajiannya. Antropologi, secara khusus, mengkaji
manusia dari sudut keanekawarnaannya, baik dari segi warna fisik (tubuh), perilaku, maupun
cara berpikirnya. Bahkan, masih mengutip penjelasan Wiranata di bukunya, Antropologi
memandang persoalan manusia sebagai makhluk biologis dan makhluk sosial secara holistik
dan integral (menyeluruh), alias tidak secara terpisah. : Fungsi Sosialisasi dalam Keluarga

4
untuk Pembentukan Kepribadian Ruang lingkup kajian Antropologi juga sangat luas:
terbentang dari ekonomi masyarakat, agama dan keyakinan, politik dan pemerintahan, fisik
manusia, kesehatan, perkembangan teknologi dan masih banyak lainnya. Meskipun begitu,
disiplin ini setidaknya dibedakan dalam 2 sub-kajian. Pertama ialah Antropologi Fisik yang
mempelajari manusia dari sudut keanekawarnaan tubuhnya, sehingga kerap juga disebut
Antropo- biologi.

Antropologi fisik terbagi lagi menjadi paleoantropologi dan antropologi ragawi.


Adapun yang kedua adalah Antropologi Budaya yang mempelajari manusia dari sudut
pandang keberagaman perilaku serta cara berpikirnya. Antropologi budaya juga terbagi lagi
menjadi prehistori, etnolinguistik, dan etnologi. Selama ini, sebagian nama-nama antropolog
yang karyanya telah dibaca secara luas di Indonesia adalah Clifford Geertz, Malinowski,
Radcliffe- Brown, Marvin Harris, Levi-Strauss, Koentjaraningrat, Masri Singarimbun dan
lain sebagainya.

Konsep-konsep Dasar dalam Antropologi Ilmu antropologi, memandang manusia


sebagai sesuatu yang kompleks. Maka, Antropologi melihat manusia dari banyak aspek,
mencakup fisik, emosi, sosial, hingga kebudayaan. Dilansir dari modul Pengantar
Antropologi terbitan UT, Antropologi sering disebut pula sebagai ilmu tentang manusia, dan
kebudayaan. Selain itu, ada sejumlah konsep dasar dalam Antropologi yang perlu dipahami
bagi mereka yang mulai menekuni studi ini. Konsep-konsep dasar dalam Antropologi
sebagaimana dikutip dari modul Konsep Dasar Antropologi terbitan UPI, adalah sebagai
berikut

1. Kebudayaan Dalam bahasa latin, kebudayaan disebut dengan cultura yang berarti
berkembang dan tumbuh Kebudayaan mengacu pada kumpulan pengetahuan yang secara
sosial diwariskan dari satu generasi, ke generasi berikutnya.
2. Evolusi Evolusi merupakan sebuah transformasi yang berlangsung secara bertahap.
3. Cultur area (daerah budaya) Suatu daerah budaya merupakan, daerah geografis yang
memiliki sejumlah ciri-ciri budaya, dan kompleksitas lain yang dimilikinya.
4. Enkulturasi Enkulturasi merupakan sebuah sikap memahami proses kebudayaan sendiri,
maupun kebudayaan orang lain
5. Difusi Difusi merupakan proses penyebaran unsur-unsur secara meluas, sehingga
melewati batas tempat di mana kebudayaan itu muncul.

5
6. Akulturasi Akulturasi merupakan proses ataupun saling mempengaruhi dari satu
kebudayaan asing yang berbeda sifatnya. Lambat laun unsur- unsur kebudayaan yang ada,
diakomodasikan ke kebudayaan itu sendiri. Akan tetapi, masih memegang unsur
kebudayaan aslinya.
7. Etnosentrisme Etnosentrisme berarti penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai,
dan standar budaya sendiri. Pemahaman seperti ini, dapat menghambat komunikasi antar-
budaya
8. Tradisi Tradisi merupakan pola perilaku yang dilakukan berulang kali oleh sekelompok
orang. Lama kelamaan pola perilaku tersebut, menjadi sebuah tradisi.
9. Ras dan etnik Ras merupakan sekelompok orang yang memiliki beberapa kesamaan
berdasarkan aspek fisik yang disebabkan karena adanya faktor keturunan.
10. Stereotip Menurut Fred E. Jandt, dalam bukunya yang berjudul Intercultural
Communication: An Introduction bahwa stereotip merupakan salah satu penghambat
terjadinya komunikasi antarbudaya. Stereotip adalah persepsi terhadap seseorang
berdasarkan kelompok mana orang itu dikategorikan atau berdasarkan keyakinan tertentu
11. Kekerabatan Menurut Malinowski, keluarga atau kekerabatan merupakan suatu institusi
domestik yang bergantung pada afeksi. Selain itu, konsep kekerabatan juga ingin
menegaskan bahwa tujuan dari keluarga adalah membesarkan anak.
12. Magis Menurut antropolog JG Frazer, dalam karyanya yang berjudul Golden Bough,
magis berarti penerapan yang salah dalam dunia materiil dunia materiil ini mendukung
adanya pemikiran terkait dunia yang semu.
13. Tabu Dalam ilmu antropologi, tabu berarti terlarang. Dalam hal ini. contoh tabu adalah
bersentuhan dengan kepala suka. Perkawinan Secara umum, konsep perkawinan mengacu
pada konsep formal pemaduan hubungan 2 individu yang berbeda jenis dan dilakukan
secara seremonial-simbolis, serta semakin dikaraterisasi oleh adanya kesederajatan,
kerukunan, dan kebersamaan dalam hidup. Di sebagian besar tradisi, perkawinan juga
dimaknai sebagai proses institusi sosial dan wahana untuk mengembangkan keturunan.

6
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Secara etimologi atau kebahasaan, antropologi berasal dari kata anthropos, dan logos.
Anthropos berarti manusia, dan logos bermakna ilmu pengetahuan. Sedangkan definisi
resminya, mengutip laman FIB UGM, Antropologi adalah ilmu yang mempelajari segala
macam seluk beluk, unsur- unsur, dan kebudayaan yang dihasilkan di kehidupan manusia.

Sementara Koentjaraningrat, sosok yang kerap dianggap sebagai bapak Antropologi


Indonesia, mendefinisikan Antropologi sebagai ilmu yang mempelajari umat manusia pada
umumnya dengan mengamati aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang
dihasilkannya.

Ruang lingkup antropologi dibagi menjadi beberapa bagian, seperti ruang lingkup
fisik, ruang lingkup budaya dan sosial, serta ruang lingkup psikologi. Masing-masing
memiliki kajian tentang manusia namun pada sudut pandang berbeda.

B Saran

Dengan terselesainya makalah terkait ilmu antropologi ini, penulis mengharapkan


agar kita menjadi lebih peduli lagi terhadap lingkungan alam di sekitar kita. Kita diharapkan
menjadi makhluk hidup yang peduli terhadap lingkungan dan kebudayaan kita , tetap
lestarikan budaya dan lingkungan kita .

7
DAFTAR PUSTAKA

Lestyasari, Siany Indria. 2013. Antropologi 1 untuk Kelas X SMA dan MA. Solo: PT
Wangsa Jatra Lestari

Anda mungkin juga menyukai