Dosen Pengampu:
Dr. Irsan, M.Pd, M.Si
Nurhudayah, S.Pd,M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Aqillah Nazli
2. Mita Maharani Berutu
3. Rendi Irwansyah
kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya makalah mengenai “Emosi
Adapun maksud penyusunan makalah adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Perkembangan Peserta Didik, juga dimaksudkan untuk menambah ilmu pengetahuan serta
wawasan.
Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terimakasih yang dalam kepada Bapak Dr.
Irsan, M.Pd, M.Si dan Ibu Nurhudayah, S.Pd,M.Pd yang telah memberikan tugas ini kepada
penulis. penulis juga berterimakasih kepada orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan
penulis dalam penyelesaian tugas-tugas. Kedepannya penulis berharap agar makalah yang
sederhana ini dapat dijadikan referensi dan sarana pembelajaran untuk pembaca sekalian.
Dalam pembuatan makalah ini penyusun menyadari masih jauh dari kesempurnaan, baik
dalam susunan tata bahasa, materi maupun sistematikanya. Oleh karena itu, penyusun
mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak untuk perbaikan makalah selanjutnya
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran dan kritik yang membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Kita sebagai manusia tentunya memiliki hal yang dinamakan dengan emosi yang
merupakan bagian dari keseluruhan aspek psikis manusia. Sebagai fungsi psikis perasaan dan
emosi mempunyai pengaruh terhadap fungsi psikis yang lain seperti, pengamat, tanggapan
,pemikiran dan kemauan. Emosi terbagi menjadi dua yaitu, emosi negative dan emosi positif.
Emosi manusia mengalami perkembangan yang dimulai sejak lahir hingga dewasa. Dengan
bertambahnya usia anak, reaksi emosinyapun akan semakin beragam.Tak sulit bagi orang tua
untuk menggali berbagai reaksi emosi anak. Tapi yang paling penting adalah menyikapi emosi
anak dengan tepat.Seorang anak dalam perkembangan memiliki banyak keunikan yang terkadang
mengejutkan .keunikan dalam perkembangan tersebut sulit dimengerti oleh orang
dewasa.Sehingga banyak kejadian orang tua bersikap kasar kepada anaknya ketika anak
memunculkan beberapa sifat khasnya.
1.2 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan dasar
2. Untuk memahami perkembangan emosional individu.
3. Untuk menambah pengetahuan
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Nurjannah (2017) perkembangan sosial emosional anak pada anak usia dini merupakan
proses belajar pada diri anak tentang berinteraksi dengan orang di sekitarnya yang sesuai dengan aturan
sosial dan anak lebih mampu dalam mengendalikan perasaannya yang sesuai dengan kemampuannya
dalam mengidentifikasi dan mengunngkapkan perasaannya yang di peroleh secara bertahap dan melalui
proses penguatan modelling.
Nah, dari dua pengertian di atas, kami menyimpulkan bahwa perkembangan emosional individu
pada anak merupakan perkembangan tingkah laku pada anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan
aturan yang berlaku dalam lingkungan masyarakat, dimana si anak belajar dalam menyesuaikan diri
dengan norma, moral dan tradisi dalam masyarakat.
1) Pada fase ini, bayi butuh belajar dan mengetahui bahwa lingkungan di
sekitarnya aman dan familier. Perlakuan yang diterima pada fase ini
berperan dalam membentuk rasa percaya diri, cara pandangnya
terhadap orang lain serta interaksi dengan orang lain. Contoh ibu yang
memberikan ASI secara teratur memberikan rasa aman pada bayi.
2) Pada minggu ketiga atau keempat bayi mulai tersenyum jika ia
merasa nyaman dan tenang. Minggu ke delapan ia mulai tersenyum
jika melihat wajah dan suara orang di sekitarnya.
3) Pada bulan keempat sampai kedelapan bayi mulai belajar
mengekspresikan emosi seperti gembira, terkejut, marah dan takut.
Pada bulan ke-12 sampai 15, ketergantungan bayi pada orang yang
merawatnya akan semakin besar. Ia akan gelisah jika ia dihampiri
orang asing yang belum dikenalnya. Pada umur 18 bulan bayi mulai
mengamati dan meniru reaksi emosi yang di tunjukan orangorang
yang berada di sekitar dalam merespon kejadian tertentu.
b. 18 bulan sampai 3 tahun
1) Pada fase ini, anak mulai mencari-cari aturan dan batasan yang
berlaku di lingkungannya. Ia mulai melihat akibat perilaku dan
perbuatannya yang akan banyak mempengaruhi perasaan dalam
menyikapi posisinya di lingkungan. Fase ini anak belajar
membedakan cara benar dan salah dalam mewujudkan keinginannya.
Pada anak usia dua tahun belum mampu menggunakan banyak kata
untuk mengekspresikan emosinya. Namun i a memahami keterkaitan
ekspresi wajah dengan emosi dan perasaan. Pada fase ini orang tua
dapat membantu anak mengekspresikan emosi dengan bahasa verbal.
Caranya orang tua menerjemahkan mimik dan ekspresi wajah dengan
bahasa verbal.
1) Pada usia 5-6 anak mulai mempelajari kaidah dan aturan yang
berlaku. Anak mempelajari konsep keadilan dan rahasia. Anak mulai
mampu menjaga rahasia. Ini adalah keterampilan yang menuntut
kemampuan untuk menyembunyikaninformasiinformasi secara.
2) Anak usia 7-8 tahun perkembangan emosi pada masa ini anak telah
menginternalisasikan rasa malu dan bangga. Anak dapat
menverbalsasikan konflik emosi yang dialaminya. Semakin
bertambah usia anak, anak semakin menyadari perasaan diri danorang lain.
3) Anak usia 9-10 tahun anak dapat mengatur ekspresi emosi dalam
situasi sosial dan dapat berespon terhadap distress emosional yang
terjadi pada orang lain. Selain itu dapat mengontrol emosi negatif
seperti takut dan sedih. Anak belajar apa yang membuat dirinya sedih,
marah atau takut sehingga belajar beradaptasi agar emosi tersebut
dapat dikontrol.
4) Pada masa usia 11-12 tahun, pengertian anak tentang baik- buruk,
tentang norma-norma aturan serta nilai-nilai yang berlaku di
lingkungannya menjadi bertambah dan juga lebih fleksibel, tidak
sekaku saat di usia kanak-kanak awal. Mereka mulai memahami
bahwa penilaian baik-buruk atau aturan- aturan dapat diubah
tergantung dari keadaan atau situasi munculnya perilaku tersebut.
Nuansa emosi mereka juga makin beragam.
Anak diajarkan cara bereaksi yang dapat diterima jika suatu emosi
terangsang. Dengan pelatihan, anak-anak dirangsang untuk bereaksi
terhadap rangsangan yang biasanya membangkitkan emosi yang
menyenangkan dan dicegah agar tidak bereaksi secara emosional
terhadap rangsangan yang membangkitkan emosi yang tidak
menyenangkan (Fatimah, 2006)
6. Konflik – konflik dalam proses perkembangan
7. Lingkungan Keluarga
Salah satu fungsi keluarga adalah sosialisasi nilai keluarga mengenai
bagaimana anak bersikap dan berperilaku. Keluarga adalah lembaga
yang pertama kali mengajarkan individu (melalui contoh yang
diberikan orang tua) bagaimana individu mengeksplorasi emosinya.
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi
perkembangan anak. Keluarga sangat berfungsi dalam menanamkan
dasar-dasar pengalaman emosi, karena disanalah pengalaman
pertama didapatkan oleh anak. Keluarga merupakan lembaga
pertumbuhan dan belajar awal (learning and growing) yang dapat
mengantarkan anak menujupertumbuhan dan belajar selanjutnya.
Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi satu
kebiasaan.
ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat menghambat aktivitas motorik dan
mental anak.
1. Rasa Takut
Takut yaitu perasaan terancam oleh suatu objek yang membahayakan.Rasa takut
terhadap sesuatu, akan berlangsung melalui tahapan
a. Mula-mula tidak takut, karena anak belum sanggup melihat kemungkinan yang
terdapat padaobjek.
b. Timbulnya rasa takut setelah mengenal bahaya.
c. Rasa takut bisa hilang kembali setelah mengetahui cara-cara menghindari bahaya.
2. Rasa malu
Rasa malu merupakan bentuk ketakutan yang ditandai oleh penarikan diri dari
hubungan dengan orang lain yang tidak dikenal atau tidak sering berjumpa.
3. Rasa canggung
Seperti halnya rasa malu, rasa canggung adalah reaksi takut terhadap manusia, bukan
ada objek atau situasi.Rasa canggung berbeda dengan rasa malu dalam hal bahwa
kecanggungan tidak disebabkan oleh adanya orang yang tidak dikenal atau orang yang
sudah dikenal dan memakai pakaian seperti tidak biasanya, tetapi lebih disebabkan
oleh keragu-raguan tentang penilaian orang lain terhadap prilaku atau diri seseorang.
Oleh karena itu rasa canggung merupakan keadaan khawatir yang menyangkut
kesadaran diri.
4. Rasa khawatir
Rasa khawatir biasanya dijelaskan sebagai khayalan ketakutan atau gelisah tanpa
alasan.Tidak seperti ketakutan yang nyata, rasa khawatir tidak langsung ditimbulkan
oleh rangsangan dalam lingkungan tetapi merupakan produk pikiran anak itu sendiri.
Rasa khawatir timbul karena membayangkan situasi berbahaya yang mungkin akan
meningkat. Kekhawatiran adalah normal pada masa kanak-kanak, bahkan pada anak-
anak yang penyesuaiannya paling baik sekalipun.
5. Rasa cemas
Rasa cemas ialah keadaan mental yang tidak enak berkenan dengan sakit yang
mengancam atau yang dibayangkan.Rasa cemas ditandai oleh kekhawatiran ,
ketidakenakan, dan merasa yang tidak baik yang tidak dapat dihindari oleh seseorang
,disertai dengan perasaan tidak berdaya karena merasa menemui jalan buntu,dan
disertai pula dengan ketidakmampuan menemukan pemecahan masalah yang dicapai.
6. Rasa marah
Rasa marah adalah ekspresi yang lebih sering diungkapkan pada masa kanak-kanak
jika dibandingkan dengan rasa takut. Alasannya adalah karena rangsangan yang
menimbulkan rasa marah lebih banyak, dan pada usia yang dini anak-anak mengetahui
bahwa kemarahan merupakan cara yang efektif untuk memperoleh perhatian atau
memenuhi keinginan mereka.
7. Rasa cemburu
Rasa cemburu adalah reaksi normal terhadap kehilangan kasih sayang yang nyata,
dibayangkan , atau ancaman kehilangan kasih sayang.
8. Kegembiraan
Kegembiraan adalah emosi yang menyenangkan yang juga dikenal dengan keriangan,
kesenangan, atau kebahagiaan. Setiap anak berbeda beda intensitas kegembiraan dan
jumlah kegembiraannya serta cara mengepresikannya sampai batas-batas tertentu
dapat diramalkan. Sebagai contoh ada kecendrungan umur yang dapat diramalkan,
yaitu anak-anak yang lebih muda merasa gembira dalam bentuk yang lebih menyolok
dari pada anak-anak yang lebih tua.
9. Duka cita
Duka cita adalah trauma psikis, suatu kesengsaraan emosional yang disebabkan oleh
hilangnya sesuatu yang dicintai.
10. Keingintahuan
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Perkembangan merupakan suatu proses yang pasti dialami oleh setiap individu, perkembangan
ini adalah proses yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan kematangan seorang individu yang
ditinjau dari perubahan yang bersifat progresif serta sistimatis didalam diri manusia. Perkembangan
dapat diartikan sebagai perubahan yang sistimatis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu
sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan yang
dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangan.Sedangkan emosi adalah suatu keadaan
atau perasaan yang ada dalam diri manusia baik senang maupun sedih yang disadari dan diungkapkan
melaui wajah atau tindakan.Dan yang termasuk dalam ekspresi emosi pada anak adalah : Rasa takut,
rasa malu, rasa canggung, rasa khawatir, rasa cemas,rasa marah, rasa cemburu, rasa duka cita, rasa
keingintahuan ,rasa kegembiraan dan sebagainya.Adapun factor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan emosi pada anak adalah keadaan anak,factor belajar dengan cara meniru, factor belajar
dengan coba-coba, belajar dengan pengondisian,belajar dengan bimbingan dan pengawasan danlain-
lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA