Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

ANTROPOLOGI SOSIAL DAN ANTROPOLOGI KESEHATAN

DOSEN PEMBIMBNG
Dra. Farida Hayati Tobri, Mkes

DISUSUN OLEH
Afrita Nur Baiti (15001) Atika Tri Setiani (15006)
Agustia Chania Chandra (15002) Azkia Devi Naeni (15007)
Ajeng rachmawati (15003) Biosnike Juniana Siraiat (15008)
Anggi Purnamasuri (15004) Chindy Sri Affiani (15009)
Asma Triah (15005)

AKADEMI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT KEPOLISIAN PUSAT


RADEN SAID SUKANTO
2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan karunia Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
Antropologi ini sesuai waktunya.

Selama dalam menyusun makalah dengan judul Sejarah Antropologi Sosial


dan Kesehatan, penulis senantiasa mendapat inspirasi dan dorongan moril
maupun materil dari berbagai pihak terutama dari Dosen Antropologi yang telah
memberikan saran kepada penulis.

Penulis menyadari akan keterbatasan dan kekurangan baik isi maupun


redaksi. Oleh karena itu di dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dan bantuan
dari berbagai pihak, maka penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-
dalamnya.

Kritik dan saran bersifat membangun, penulis nantikan. Semoga karya ini
berguna dan bermanfaat. Amin.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..2

Daftar isi.3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.4

B. Rumusan Masalah.8

C. Tujuan8

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Antropologi Sosial.9

B. Sejarah Antropologi Sosial.9

C. Definisi Antropologi Kesehatan14

D. Sejarah Perkembangan antropologi Kesehatan17

E. HUBUNGAN ANTROPOLOGI DENGAN MANUSIA.19

1. HUBUNGAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN19

2. HUBUNGAN MANUSIA DAN SOSIAL20

BAB III PENUTUP..26

DAFTAR PUSTAKA28

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti manusia, dan logos
yang berarti ilmu. Menurut Haviland (1994;7) antropogi adalah studi tentang umat
manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia
dan prilakunya, dan untuk memperoleh pengertian yang lengkap mengenai
keanekaragaman manusia. Dalam pengertian studi yang mempelajari manusia,
antropologi menurut Embaer (1985:2) dapat bersifat akurat atau tidak akurat. Para
ahli antropologi tertarik untuk mempelajari kapan, dimana, dan bagaimana
manusia pada mulanya muncul di bumi, selaian itu mereka juga mempelajari
beraneka ragam ciri-ciri fisik manusia. Para ahli antropolgi juga tertarik untuk
mempelajari bagaimana dan mengapa suatu masyarakat memilki pemikiran dan
kebiasaan pada masa lampau dan masa kini.

Ketidak akuratan pengertian sebagaimana pembagian diatas juga muncul


karena dengan pengertian tersebut antropolgi dapat digabungkan dengan disiplin
ilmu manusia lainnya seperti sosiologi, psikologi, ilmu politik, ekonomi, sejarah,
biologi manusia, dan bahkan dapat digabungkan dengan disiplin humanistic seperti
filsafat dan sastra.

Banyaknya disiplin lain yang juga memiliki perhatian dengan permasalahan


manusia, tentu tidak akan merasa senang bila diterima sebagai sebagian atau

4
cabang ilmu antropolgi. Memang kebanyakan dari ilmu-ilmu tersebut sudah
terpisahkan sebagai disiplin sendiri lebih lama dari antropologi, dan masing-masing
mempertimbangkan wilayah kajian mereka untuk menjadi berbeda dari yang lain.

Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Ilmu Antropologi.

Sejarah perkembangan Antropologi menurut Koentjaraningrat (1996:1-3) terdiri


dari empat fase, yaitu:

a. Fase Pertama (Sebelum 1800)

Sejak akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16, suku-suku bangsa di benua Asia,
Afrika, Amerika, dan Oseania mulai kedatangan orang-orang Eropa Barat selam
kurang lebih 4 abad. Orang-orang eropa tersebut, yang antara lain terdiri dari para
musafir, pelaut, pendeta, kaum nasrani, maupun para pegawai pemerintahan
jajahan, mulai menerbitkan buku-buku kisah perjalanan, laporan dan lain-lain yang
mendeskripsikan kondisi dari bangsa-bangsa yang mereka kunjungi. Deskripsi
tersebut berupa adat istiadat, susunan masyarakat, bahasa, atau ciri-ciri fisik.
Deskripsi tersebut kemudian disebut sebagai "etnografi" (dari kata etnos berarti
bahasa.

b. Fase kedua (kira-kira Pertengahan Abad ke-19)

Pada awal abad ke-19, ada usaha-usaha untuk mengintegrasikan secara


serius beerapa karangan-karangan yang membahas masyarakat dan kebudayaan di
dunia pada berbagai tingkat evolusi. Masyarakat dan kebudayaan di dunia tersebut
mentangkut masyarakat yang dianggap "primitiv" yang tingkat evolusinya sangat
5
lambat, maupun masyarakat yang tingkatannya sudah dianggap maju. Pada sekitar
1860, lahirlah antropologi setelah terdapat bebarapa karangan yang
mengklasifikasikan bahan-bahan mengenai berbagai kebudayaan di dunia dalam
berbagai tingkat evolusi.

c. Fase Ketiga ( Awal Abad ke-20)

Pada awal abad ke-20, sebagian besar Negara penjajah di Eropa berhasil
memantapkan kekuasaannya di daerah-daerah jajahan mereka. Dalam era colonial
tersebut, ilmu Antropologi menjadi semakin penting bagi kepentingan
kolonialisme.

Pada fase ini dimulai ada anggapan bahwa mempelajari bangsa-bangsa non Eropa
ternyata makin penting karena masyarakat tersebut pada umumnya belum
sekompleks bangsa-bangsa Eropa. Dengan pemahaman mengenai masyarakat
yang tidak kompleks, maka hal itu akan menambah pemahaman tentang
masyarakat yang kompleks.

d. Fase Keempat (Sesudah Kira-kira 1930)

Pada fase ini, antropologi berkembang pesat dan lebih berorientasi


akademik. Pengembangannya meliputi ketelitian bahan pengetahuannya maupun
metode-metode ilmiahnya. Di lain pihak muncul pula sikap anti kolonialisme dan
gejala makin berkurangnya bangsa-bangsa primitive (yaitu bangsa-bangsa yang
tidak memperoleh pengaruh kebudayaan Eropa-Amerika) setelah Perang Dunia II.
6
Menyebabkan bahwa antropologi kemudian seolah-olah kehilangan lapangan.
Oleh karena itu sasaran dan objek penelitian para ahli antropologi sejak tahun 1930
telah beralih dari suku-suku bangsa primitive non Eropa kepada penduduk
pedesaan, termasuk daerah-daerah pedesaan Eropa dan Amerika. Secara
akademik perkembangan antropologi pada fase ini ditandai dengan symposium
internasional pada tahun 1950-an, guna membahas tujuan dan ruang lingkup
antropologi oleh para ahli dari Amerika dan Eropa.

Pada fase keempat ini antropologi memiliki dua tujuan utama:

1. Tujuan Akademis, untuk mencapai pemahaman tentang manusia


berdasarkan bentuk fisiknya, masyarakatnya, maupun kebudayaannya.

2. Tujuan Praktis, untuk kepentingan pembangunan

Sebagai suatu disiplin ilmu yang sangat luas cakupannya, maka tidak ada
seorang ahli antropologi yang mampu menelaah dan menguasai antropologi secara
sempurna. Demikianlah maka antropologi dipecah pecah menjadi beberapa
bagian dan para ahli antropologi masing masing mengkhususkan diri pada
spesialisasi sesuai dengan minat dan kemampuannya untuk mendalami studi
secara mendalam pada bagian bagian tertentu dalam antropologi. Dengan
demikian, spesialisasi studi antropologi menjadi banyak, sesuai dengan
perkembangan ahli ahli antropologi dalam mengarahkan studinya untuk lebih
mamahami sifat sifat dan hajat hidup manusia secara lebih banyak.

7
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dipaparkan di atas, maka dapat di jabarkan rumusan
masalahnya sebagai berikut:
1. Apakah definisi antropologi sosial?
2. Bagaimana sejarah antropologi sosial?
3. Apakah definisi antropologi kesehatan?
4. Bagaimana sejarah antropologi kesehatan?
5. Bagaimana hubungan manusia dengan kebudayaan?
6. Bagaimana hubungan manusia dengan social?

C. Tujuan
Dalam penyusunan makalah berjudul Sejarah Antropologi Sosial dan
Kesehatan ini, penulis berharap dapat memeberikan manfaat baik bagi penulis
sendiri maupun pembaca dan masyarakat luas.
Adapun tujuan berikut adalah sebagai berikut:

Bagi Penulis
1. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Antropologi yang di
bimbing oleh
2. Makalah ini dibuat agar penulis lebih memahami mengenai sejarah antropologi
sosial dan kesehatan.

Bagi Pembaca
1. Memahami pengertian dan sejarah antropologi.
2. Mengetahui sejarah antropologi sosial dan kesehatan

8
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Antropologi Sosial.

Antropologi social adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari
tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. sebuah ilmu yang mempelajari
manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku,
tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan
yang lainnya berbeda-beda. mempelajari seluk-beluk yang terjadi dalam kehidupan
manusia. Yang menghadirkan orang lain baik secara nyata maupun imajiner dalam
etnis kebudayaan tertentu.

B. Sejarah Antropologi Sosial

Sejarah antropologi sosial memang tak lepas dengan sejarah antropologi itu
sendiri, pada abad ke 18 yang lahir dari zaman Enlightenment. Di Prancis sejarah
antropologi sosial bermula dengan munculnya tokoh Montesquieu ( 1688-1755 )
dengan bukunya yang berjudul De LEsprit des Lois ( 1748 ) mengenai
polotik,sosial,falsafah. Setelah itu muncul DAlembert, Condercet, Turgot, pengikut
Encyclopaedist dan Phisiocrat hingga kepada Saint Simon ( 1760-1825 ).Saint Simon
sebagai anggota Elightment menyarankan bahwa ilmuan harus menganalisa fakta
bukan konsep dalam kajian.

9
Selanjutnya Auguste Comte ( 1798 -1857 ) merupakan pengikut Simon
namun berbeda pendapat dengannya.Comte ahli fikir yang lebih sistematis namun
tetap menanamkan disiplin ilmu kemasyarakatan yang dirancang sebagai
sosilogi.Jadi aliran rasionalisme falsafah perancis mempengaruhi bidang
antropologi inggris dengan kuat,terutama melalui penulisan Durkheim dan para
pengikutnya serta Levy-Bruhl yang mempunyai pemikiran sama dengan Simon.Dua
orang penulis yang telah menarik perhatian para antropolog sosial berkenaan
dengan analiasa mengenai fungsi ialah Hubert Spencer dan Emile
Durkheim.Keduanya mencoba merangkum seluruh pengetahuan manusia dan
dalam mereka mencoba membentuk suatu ilmu kemasyarakatan yang lengkap dan
disebut Super organic ( manusia merupakan suatu evolusi alami dan merupakan
lanjutan evolusi organic yang tidak dapat dihindarkan ).

Penulisan Emile Durkheim menimbulkan pengaruh lebih tepat dan


mendalam terhadap antropologi sosial Karena teori-teori sosiologi umum yang
dikemukakan dalam pengkajian mengenai masyarakat primitive secara
menyakinkan.(contoh karya ).pendapat Durkheim ; Fakta-fakta sosial tidak dapat
diterangkan dari segi psikologi individu kalau ia berada di luar dan terpisah dari
pemikiran individu tersebut.misalnya bahasa yang merupakan sui generis.Fakta-
fakta dicirikan dengan bentuk yang umum,dapat diturunkan dan beberapa
paksaan.Semua anggota masyarakat umumnya mempunyai kebiasaan,adat
istiadat,bahasa dan moral yang sama.mereka juga takhluk pada suatu kerangka
institusi politik,hukum dan ekonomi.Semua hal tersebut membentuk suatu struktur
yang dapat dikatakan stabil karena dibutuhkan dalam jangkau yang lama dari satu
generasi ke generasi selanjutnya.

10
Profesor Radcliffe-Brown telah menyatakan konsep bahwa konsep fungsi
yang digunakan bagi masyarakat manusia adalah kepada analogi antara kehidupan
sosial dan organic.Penekanan antropologi fungsional terhadap konsep system
sosial dan selanjutnya mengenai pentingnya pengkajian yang sistematis tentang
kehidupan sosial masyarakat primitive yang ada sekarang bukan saja telah
mimisahkan disiplin antropologi sosial dari etnografi bahkan menggabungkan
pengkajian teorikal mengenai institusi dengan pengkajian bercorak penelitian
lapangan mengenai kehidupan sosial masyarakat primitive. Pada masa sekarang
antropolog sosial mengkaji masyarakat yang mempunyai kebudayaan yang
bersejarah. apa yang dilakukan seorang antropologi sosial dapat dibagi tiga tingkat:

Tingkat pertama: Sebagai seorang ahli etnografi dia tinggal bersama dalam
suatu masyarakat primitive dan mempelajari cara hidup mereka. Dia mempelajari
tutur kata masyarakat itu, berfikir dari segi konsep mereka, dan merasakan apa
yang mereka rasakan.Kemudian dia akan menghidupkan kembali pengalaman
secara kritis dan menguraikan dari segi kategori konsep dan nilai budaya dan
menurut pengertian umum disiplin ilmiahnya. Dengan kata lain dan
mengartikannya dari kebudayaan kepada kebudayaan yang lain.

Tingkat Kedua: Dia akan mencoba untuk melampaui garis literary dan
impressionistic untuk mengetahi struktur masyarakat untuk menyelidiki system
fonologi dan tat bahasa tersebut.Jadi seorang antropolog sosial tidak akan merasa
puas hanya dengan memperhatikan dan menerangkan kehidupan sosial suatu
masyarakat primitive itu saja tetapi akn mencoba mengungkapkan struktur dasar
masyarakat itu.

11
Tingkat Ketiga: Membandingkan pola-pola tadi dengan pola-pola masyarakat
lainnya.Dengan ini antropolg sosial akan dapat memperluas pengetahuannya
tentang dasar struktur tipologi mengenai bentuk masyrakat,menentukan cirri-ciri
utamanya dan sebab-sebab mengapa terjadinya perbedaan di antara masyarakat
itu.

Ketiga tingkatan tersebut berpedoman pada antropologi sosial mengkaji


masyarakat sebagai system moral atau simbolik bukan sebagai sistem alami.

Tokoh-Tokoh Perkembangan Antropologi Sosial

EDWARD B TYLOR

Edward B Tylor ( 1832-1917 ) adalah orang inggris yang mendapatkan


pendidikan dalam kesusastraan dan peradaban Yunani dan Rum Klasik,dan baru
kemudian tertarik akan ilmu arkeologi. Karena ia mendapat kesempatan untuk
turut dengan keluarganya berkelana ke Afrika dan Asia,ia tertarik untuk membaca
etnografi.Buku pertama Tylor adalah Anahuac,or Mexico and the Mexicans,Ancient
and Modern ( 1861 ).Ia diangkat menjadi gurubesar di Universitas Oxford tahun
1883.evolusionismenya dituangkan dalam bukunya yang berjudul Researches into
the Early History of Mankind.Diantara beratus-ratus buku karyanya ada dua jilid
Primitive Culture: Researches into the Devolopment of Mythology, Philosofy,
Religion, Language, Art and Custom yang ia teliti sendiri (1874) menjelaskan dua
hal,pertama perbedaan yang tampak pada manusia antara hal-hal yang hidup dan
hal-hal yang mati dan kedua tentang peristiwa mimpi.

12
LEWIS HENRY MORGAN

Lewis Henry Morgan ( 1818-1881 ) adalah seorang ahli hukum yang lama
tinggal di antar suku-suku bangsa Indian Iroquois di daerah hulu sungai St.
Lawrence dan di sebelah selatan danau-danau besar Ontario dan erie ( Negara
bagian New York ) sebagai pengacara bagi orang-orang Indian dalam soal-soal
tanah.Karangan etnografi yang pertama terbit tahun 1851 berjudul League of the
Ho-de-no-Sau-nie or Iroquois.Morgan percaya kepada konsep evolusi
masyarakat,melalui karya pokok yang berjudul Ancient Society ( 1877 ) mencoba
melukiskan evolusi masyarakat dan kebudayaan melalui delapan tingkat.evolusi
yang universal ( zaman liar tua,zaman liar madya,zaman liar muda,zaman barbar
tua,zaman barbar madya,zaman barbar muda,zaman peradaban purba,zaman
peradaban masakini ).

FRANZ BOAS

Franz Boas ( 1858-1942 ) adalah seorang ahli geografi yang berasal dari
jerman.Boas melakukan ekspedisi tunggal ke darah suku-suku bangsa Eskimo di
pantai Pulau Baffinland dalam tahun 1883 hingga 1884.Bahan etnografi yang
dikumpulkannya dipakai untuk mengisi buku The Central Eskimo ( 1888 ).Fanz Boas
menjadi dosen ilmu antropologi di Universitas Columbia di New York dan dikenal
sebagai Bapak Antropologi.Boas mempunyai konsep marginal survival yaitu
pertumbuhan kebudayaan menyebabkan unsu-unsur baru yang akan mendesak
unsure-unsur lama kearah pinggir.Sehingga apabila ingin mencari unsur-unsur
kuno maka tempat untuk mendapatkannya adalah di daerah-daerah pinggir.
13
EMILE DURKHEIM

Emile Durkheim ( 1858-1917 ) adalah seorang perancis yang belajar


mengenai teologi untuk menjadi rabbi atau pendeta Yahudi,kemudia pindah
belajar kesusastraan perancis di suatu Lycee di Paris.Tahun 1887 ia menjadi dosen
ilmu sosiologi di Universitas Bordeaux,dan menulis buku tentang pembagian kerja
dalam masyarakat yang berjudul De la Divisison du Travall Social ( 1893 ),tentang
masalah aturan-aturan metode sosiologi yang berjudul Les Regles de la Methode
Sociologique ( 1895 ),tentang gejala bunuh diri yang berjudul Le Suicide.Landasan
dari seluruh car berpikir dukheim adalah pandangan mengenai suatu masyarakat
yang hidup.Manusia-manusianya disebut individu sedangkan tingkha laku mereka
disebut gejala atau fakta individual.

C. Definisi Antropologi Kesehatan.

Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-


aspek biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-
cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia, yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia.

Antropologi kesehatan membantu mempelajari sosio-kultural dari semua


masyarakat yang berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya,
diantaranya:

1. Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes)

2. Di beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural


maupun supernatural atau penyihir

14
3. Kelompok 'healers' ditemukan dengan bentuk yang berbeda di setiap kelompok
masyarakat

4. Healers mempunyai peranan sebagai penyembuh

5. Adapun perhatian terhadap suatu keberadaan 'sakit' atau 'penyakit' tidak secara
individual, terutama "illness dan sickness" pada keluarga ataupun masyarakat.

Jika diumpamakan sebagai kewajiban, maka tugas utama ahli antropologi


kesehatan diantaranya: bagaimana individu di masyarakat mempunyai persepsi
dan bereaksi terhadap "ill" dan bagaimana tipe pelayanan kesehatan yang akan
dipilih, untuk mengetahui mengenai budaya dan keadaan sosial di lingkungan
tempat tinggalnya.

Ada beberapa ilmu yang berhubungan dengan antropologi dan saling


berkontribusi dalam memberikan sumbangan untuk perkembangan ilmu lain.
Misalnya dalam bidang biologi, antropologi kesehatan menggambarkan teknik dan
penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia,
genetik, parasitologi, patologi, nutrisi, dan epidemiologi.

Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan antara perubahan biologi


yang didapatkan dengan menggunakan teknik tersebut terhadap faktor-faktor
sosial dan budaya di masyarakat tertentu. Contoh: penyakit keturunan albinism di
suatu daerah di Nusa Tenggara Timur ditransmisikan melalui gen resesif karena
pernikahan diantara anggota keluarga.

Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan pada


ilmu kesehatan lain sebagai berikut:

15
1. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan
termasuk individunya. Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk
memberikan kontribusi yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu
masyarakat dengan tetap bertumpu pada akar kepribadian masyarakat yang
membangun. Contoh pendekatan sistem, holistik, emik, relativisme yang menjadi
dasar pemikiran antropologi dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan
masalah dan mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik.

2. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan


proses sosial budaya bidang kesehatan.

3. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam


merumuskan suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan
interpretasi hasil tentang suatu kondisi yang ada di masyarakat.

Ada beberapa ilmu yang memberikan sumbangan terhadap antropologi kesehatan,


antara lain:

(1) Antropologi fisik/biologi/ragawi, Contoh: nutrisi mempengaruhi pertumbuhan,


bentuk tubuh, variasi penyakit. Selain itu juga mempelajari evolusi penyakit sebagai
akibat faktor budaya, migrasi dan urbanisasi.

(2) Etnomedisin, awalnya mempelajari tentang pengobatan pada masyarakat


primitif atau yang masih dianggap tradisional, meski dalam perkembangan lebih
lanjut stereotipe ini harus dihindari karena pengobatan tradisional tidak selamanya
terbelakang atau salah.

16
(3) Kepribadian dan budaya, adalah observasi terhadap tingkah laku manusia di
berbagai belahan dunia. Misalnya: perawatan schizophrenia di suatu daerah untuk
mencari penyembuhan yang tepat dapat digunakan untuk mengevaluasi pola
perawatan penyakit yang sama.

(4) Kesehatan Masyarakat, dimana beberapa program kesehatan bekerjasama


dengan antropologi untuk menjelaskan hubungan antara kepercayaan dan praktek
kesehatan.

D. Sejarah Perkembangan antropologi Kesehatan

Tahun 1849 Rudolf Virchow, menulis apabila kedokteran adalah ilmu


mengenai manusia yang sehatmaupun yang sakit, maka apa pula ilmu yang
merumuskan hukum-hukumsebagai dasar struktur sosial, untuk menjadikan efektif
hal-hal yang inherendalam manusia itu sendiri sehingga kedokteran dapat melihat
struktur sosialyang mempengaruhi kesehatan dan penyakit, maka kedokteran
dapatditetapkan sebagai antropologi.

Tahun 1953, Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi


Kesehatan terdapat pada tulisan yang ditulis berjudul Appied Anthopology.
Tulisan ini merupakan tour the force yang cemerlang , tetapi meskipun telah
menimbulkan antusiasme, tulisan itu tidaklah menciptakan suatu subdisiplin baru.

Tahun 1963, Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul Antropologi


Kesehatan dan membicarakan Ahli Antropologi Kesehatan dalam suatu artikel
mengenai kedokteran dan kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli

17
antropologi Amerika benar-benar menghargai implikasi dari penelitian-penelitian
tentang kesehatan dan penyakit bagi ilmu antropologi.

Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah


dengan munculnya tulisan yang dibuat Pearsal (1963) yang berjudul Medical
Behaviour Sciene yang berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari
yang terdaftar dalam bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan
pentingnya sistem medis bagi Antropologi.

Perhatian Ekologis Dari Para Ahli Antropologi

Ahli antropologi kesehatan berorientasi ekologi, menaruh perhatian


pada hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan alamnya,
tingkah laku, penyakit dan cara-cara dimana tingkah laku dan penyakit
mempengaruhi evolusi dan kebudayaan melalui proses umpan balik.

Lingkungan manusia bersifat alamiah dan sosbud, semua kelompok


harus berdaptasi dengan lingkungan geografi dan iklim, belajar mengeksploitasi
sumber yang tersedia untuk kehidupan dan harus menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang diciptakan sendiri dan dimana mereka hidup.

Manusia menderita penyakit selain karena patologinya juga karena


sosial psikologi dan faktor budayanya.

18
Paleopatologi

Merupakan studi mengenai penyakit manusia purba, yang menjelaskan


bagaimana manusia dulu dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka hidup dan
mengenai cara hidup.Misalnya: Kerangka pada kuburan Anglo-Saxonditemuka
fraktur pada tulang betis oleh karena sering jatuh (tanah keras dan bukit terjal),
sedangkan pada suku Nubia di zaman Mesir kuno ditemukan patah yang sering
pada lengan diperkirakan karena menahan pukulan (karakteristik suku yang
gampang marah dan suka memukul

Penyakit dan Evolusi

Penyakit infeksi merupakan faktor penting dalam evolusi manusia melalui


proses evolusi dari proteksi genetik, makanya nenek moyang kita dapat mengatasi
ancaman penyakit dalam kehidupan individu dan kelompok.

Misalnya : adanya gen anti malaria (sel darah merah berbentuk sabit pada
penduduk Afrika Barat). Pada penduduk kulit hitam di Amerika sel sabit
menimbulkan Penyakit Anemia sel sabit (Sickle-cell Anemia)

E. HUBUNGAN ANTROPOLOGI DENGAN MANUSIA

1. HUBUNGAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat,


sebagaimana yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi
manusia merupakan kebudayaan. Hampir semua tindakan manusia itu merupakan
kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan
kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang
19
berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa
proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.

Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari
kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat
kedudukan terhadap kebudayaan yaitu, sebagai:

1) penganut kebudayaan,

2) pembawa kebudayaan,

3) manipulator kebudayaan,

4) pencipta kebudayaan.

Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang


meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka manusia harus
mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan
berbagai cara. Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan
yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut
sebagai way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah
laku.

2. HUBUNGAN MANUSIA DAN SOSIAL

Menurut Aristoteles (Yunani, 384-322 SM), bahwa manusia itu adalah ZOON
POLITICON artinya bahwa manusia itu sbg makhluk pada dasarnya selalu ingin
bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya, jadi makhluk yg suka
bermasyarakat. Dan oleh karena sifatnya suka bergaul satu sama lain, maka
manusia disebut makhluk sosial.

20
Manusia dikenal sebagai makhluk sosial dan makhluk budaya. Makhluk sosial
artinya bahwa kita tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan manusia lain.
sebagai makhluk budaya menandakan bahwa manusia memiliki akal budi yang
membedakan dengan makhluk hidup lain dibumi ini.

Masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan. Perubahan


yang terjadi bukan hanya menuju ke arah kemajuan, tetapi dapat juga menuju ke
arah kemunduran. Terkadang perubahan-perubahan yang terjadi berlangsung
dengan cepat, sehingga membingungkan dan menimbulkan kejutan budaya bagi
masyarakat. Perubahan itu dapat terjadi di berbagai aspek kehidupan, seperti
peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan,
bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, serta religi atau keyakinan.

Perubahan di berbagai bidang sering disebut sebagai perubahan sosial dan


perubahan budaya karena proses berlangsungnya dapat terjadi secara bersamaan.

Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk


bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang
serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk
sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan
masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai
bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam
kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri
manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan

21
orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup
di tengah-tengah manusia.

Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan


dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa
berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi
kemanusiaannya.

Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial,


karena beberapa alasan, yaitu:

a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.

b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.

c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain

d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia

Manusia sebagai Makhluk yang Berbudaya

Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk
yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan,
karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik,
benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan,
kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia
berbudaya.

22
Budaya adalah suatu pola dari asumsi-asumsi dasar (keyakinan dan harapan)
yang ditemukan ataupun dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dari
organisasi, dan kemudian menjadi acuan dalam mengatasi persoalan-persoalan
yang berkaitan dengan adaptasi keluar dan integrasi internal, dan karena dalam
kurun waktu tertentu telah berjalan atau bekerja dengan baik, maka dipandang
sah, akhirnya kebudayaan dibakukan bahwa setiap anggota organisasi harus
menerimanya sebagai cara yang tepat dalam pendekatan pelaksanaan pekerjaan-
pekerjaan dalam organisasi.

Sedangkan kebudayaan yaitu sesuatu yang akan memengaruhi tingkat


pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Kata budaya atau kebudayaan itu sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Pengaruh manusia dan kebudayaannya dalam sosiologi manusia dan


kebudayaan dinilai sebagai dwi tunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya
berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan
kebudayaan, dan setelah kebudayaan tercipta maka kebudayaan mengatur hidup
manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan
satu kesatuan.

Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan


tempat kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri
khas dari masyarakatnya yang tampak dari luar. Dengan menganalisis pengaruh
akibat budaya terhadap lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa di

23
sebuah lingkungan tertentu akan berbeda kebiasaanya dengan lingkungan lainnya
dan mengasilkan kebudayaan yang berbeda pula.

Ruang lingkup sosial budaya

Sosial dalam arti masyarakat atau kemasyarakatan berarti segala sesuatu


yang berhubungan dengan sistem hidup bersama dalam masyarakat. Budaya atau
kebudayaan adalah cara atau sikap hidup manusia dalam hubungannya dengan
alam dan lingkungan sekitarnya. Jadi, sosial budaya adalah sekelompok masyarakat
yang bekerja bersama-sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan hidup
dalam bermasyarakat.

Dalam sosial budaya juga dikenal sistem sosial budaya, artinya keseluruhan
dari unsur-unsur tata nilai, tata sosial, dan tata laku manusia yang saling berkaitan
dan bekerja sama saling mendukung untuk mencapai tujuan hidup bermasyarakat.

Manusia adalah orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.


Keduanya tidak dapat dipisahkan dan merupakan dwitunggal. Tak ada masyarakat
tanpa kebudayaan dan juga sebaliknya.

Sosial budaya merupakan bagian dari kehidupan kita sebagai anggota


masyarakat. Sebagai makhluk sosial maka kita menjadi bagian dalam sebuah sistem
kemasyarakatan yang mencakup bidang politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan dan keamanan, serta hukum.

Saat kita hidup bermasyarakat maka akan menghasilkan sebuah


kebudayaan. Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan dan tidak ada kebudayaan

24
tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya. Dalam sebuah kebudayaan
dikenal dengan nama unsur-unsur kebudayaan, sebagai berikut:

a. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia.

b. Mata pencarian

c. Bahasa

d. Kesenian

e. Sistem pengetahuan

f. Religi

25
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Antropologi berasal dari bahasa yunani, asal kata dari anthoropus berarti
manusia , dan logos berarti ilmu. Dengan demikian, secara harfiah antropologi
adalah ilmu kemanusiaan. Para ahli antropologi sering mengemukakan bahwa
antropologi marupakan studi tentang umat manusia yang berusaha menyusun
generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, antropologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang kemanisiaan baik dalam bentuk fisik,
kemanusiaan, dan kebudayaanya,

Secara khusus, ilmu antropologi terbagi kedalam lima sub ilmu yang mempelajari:

1. Masalah asal dan perkembangan manusia atau evolusinya secara biologis.

2. Masalah terjadinya aneka ragam fisik manusia.

3. Masalah terjadinya perkembangan dan persebaran aneka ragam kebudayaan

manusia.

4. Masalah terjadinya perkembangan dan persebaran aneka ragam bahasa yang

diucapkan seluruh dunia.

5. Masalah mengenai asas-asas dari masyarakat dan kebudayaan manusia dari

aneka ragam suku bangsa yang tersebar diseluruh dunia masa kini.B. SARAN

26
Setelah melakukan penulisan makalah ini, penulis menyarankan kepada
pembaca agar :

Kepada generasi muda dapat mengetahui sejarah antropologi sosial


dan kesehatan.
untuk menghindari ethnosentrisme yang sempit karena dengan
mempelajari anthropologi kita mampu memahami berbagai
perbedaan ras dam ethnic yang berbeda sehingga menghindari
kesalahpahaman antar budaya yang berbeda.

27
DAFTAR PUSTAKA

http://kimdinirinjani.blogspot.com/2012/12/antropologi-sosial.html
http://awalbarri.wordpress.com/2009/03/16/1-definisipengertian-
antropologi-objek-tujuan-dan-cabang-ilmu-antropologi/
dauzzsimololkumpulanmakalahfkm.blogspot.com/2010/02/antropologi-
kesehatan.html
http://aryaniwidhiastuti.blogspot.com/2012/12/sejarah-perkembangan-
antropologi-semest.html

28

Anda mungkin juga menyukai