Anda di halaman 1dari 15

ETNOGRAFI DAN UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

Makalah

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pergerakan Nasional

Dosen Pengampu : Drs. Aam Abdillah, M. Ag.

Disusun Oleh :

Affan Hidayat (1165010003)

Andri Firman Jaelani (1165010016)

Anggih Sugianto (1165010018)

Anisa Rizky Pratiwi (1165010022)

Alpin Alfarizi (1165010014)

Dani Maulana (1165010033)

Dewi Aryuliana (1165010042)

Ismi (11750100..)

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

TAHUN 2019
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, shalawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, teriring keluarga
para sahabat dan mudah-mudahan kita sebagai penerus perjuangan beliau hingga
akhir zaman.

Selanjutnya dengan iringan rahmat inayah dan hidayah dari Allah Swt
kami telah diberikan kesempatan untuk membuat makalah yang berjudul
“Etnografi dan Unsur-Unsur Kebudayaan“ di UIN Sunan Gunung Djati
Bandung. Harapan kami mudah – mudahan apa yang terurai dalam makalah ini
dapat memberi nilaiguna bagi para pembaca.

Demikian kiranya, semoga dengan adanya makalah ini akan membawa


manfaat bagi semua pihak. “ tak ada gading yang tak retak”, kami sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan. Karena manusia tak terlepas dari
kekurangan dan kekhilafan, maka dengan segala kerendahan hati kami
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk menyempurnakan
makalah ini.

Wassalam

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
A. Kesatuan Sosial dalam Etnografi............................................................................2
B. Kerangka Etnografi................................................................................................5
1. Lokasi, Lingkungan Alam dan Demografi.........................................................5
2. Asal Mula dan Sejarah.......................................................................................6
3. Bahasa................................................................................................................6
4. Sistem Pencaharian............................................................................................7
5. Sistem Religi......................................................................................................8
6. Sistem Sosial......................................................................................................8
7. Sistem Kesenian.................................................................................................9
8. Sistem Pengetahuan............................................................................................9
9. Sistem Peralatan dan Perlengkapan..................................................................10
BAB III............................................................................................................................11
PENUTUP.......................................................................................................................11
A. Simpulan..............................................................................................................11
B. Saran....................................................................................................................11
Daftar Pustaka..................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etnografi merupakan kegiatan untuk mendeskripsikan suatu kebudayaan.
Dalam pelaksanaanya, etnografi melakukan deskripsi suatu hal dari sudut pandang
kebudayaan masyarakat aslinya. B. Malinowski men gemukakan bahwa etnografi
adalah cara untuk memahami sudut pandang penduduk asli yang hubungannya
untuk mendapatkan pandangan tentang kehidupan dengan sudut budaya yang
berbeda-beda.
Inti dari etnografi adalah upaya untuk memperhatikan makna-makna
tindakan dari suatu kejadian yang menimpa orang yang ingin kita pahami. Sistem
mereka ini merupakan kebudayaan mereka dan etnografi ini selalu
mengimplikasikan teori kebudayaan.
Dalam hal kebudayaan ada beberapa unsur yang harus di perhatikan secara
mendalam. Kaitannya unsur-unsur kebudayaan telah dirumuskan dalam 7 unsur
kebudayaan. Yaitu bahasa, sistem teknologi, sistem mata pencaharian, organisasi
sosial, sistem pengetahuan, sistem religi dan kesenian. Unsur-unsur tersebut dapat
saja berubah hingga menciptakan suatu akulturasi budaya yang dapat
mempengaruhi cara pandang masyarakat asli tentang suatu permasalahan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa bagian dari kerangka etnografi?
2. Bagaimana kegunaan dan arti dari unsur-unsur kebudayaan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagian dari kerangka etnografi
2. Untuk mengetahui kegunaan dan arti unsur-unsur kebudayaan
BAB II

PEMBAHASAN
A. Kesatuan Sosial dalam Etnografi
Sebelum mengkaji lebih jauh tenang etnografi, terlebih dahulu harus
memahami pengertiannya. Etnografi berasal dari kata Ethnos yang berarti bangsa
dan graphy yang berarti tulisan, gambaran, atau uraian. Jadi, etnografi adalah
uraian atau gambaran tentang bangsa-bangsa pada suatu waktu. Gambaran
mengenai bangsa-bangsa tersebut meliputi adat-istiadat, susunan masyarakat,
gambaran fisik, bahasa, sistem pengetahuan, sistem peralatan hidup, kesenian,
organisasi sosial, dan sistem religi.1

Etnografi merupakan sebuah deskrifsi dan analisis masyarakat yang didasarkan


kepada penelitian lapangan yang dijadikan sebagai data dalam penelitian, oleh
sebab itu untuk suatu setudi perbandingan dari masyarakat terdekat sampai ke
seluruh dunia maka etnografi merupakan suatu deskrifsi dan analisis yang
didasarkan kepada penelitian suatu setudi perbandingan dari masyarakat-
masyarakat dalam atau pun luar.

Secara harafiah, etnografi berarti tulisan atau laporan tentang suatu


suku bangsa yang ditulis oleh seorang antropolog atas hasil penelitian
lapangan (field work) selama sekian bulan atau sekian tahun. Etnografi, baik
sebagai laporan penelitian maupun sebagai metode penelitian dianggap
sebagai asal-usul ilmu antropologi. Margareth Mead (1999) menegaskan,
“Anthropology as a science is entirely dependent upon field work records
made by individuals within living societies.2

Pada akhir abad ke-19, etnografi dilakukan untuk membangun tingkat


perkembangan evolusibudaya dari awal manusia pernah muncul di permukaan
bumi sapai kepada masa terkini. Sehigga ilmuan antropologi melakukan kajian
mengeani etnografi itu sendiri melalui tulisannya, tetapi pada abad ke 19
penelitian semacam ituu mulai dipertanyakan dikarnakan tidak mempunyai fakta
yang begitu jelas mengenai etnografi tersebut, akhirnya muncul pemikiran baru

1
Tedi Sutardi, Antropologi Mengungkap Keragaman Budaya, (PT. Setia Purna) hlm. 65
2
Jurnal, Pengertian Etnografi, (di Unduh Tgl 31 Maret 2019), 11:10

2
pada tahun 1915-1925 bahwa seorang antropologi harus melihat sendiri alias
berada dalam kelompok masyarakat yang menjadikan suatu objek kajiannya.
Etnografi yang muncul pada tahun 191-1925 dipelopori oleh antropologi sosial
inggris Radclifffe-Brown dan B. Malinowski. Etnografi modern dibedakan
dengan etnografi mula-mula berdasarkan ciri penting, yaitu mereka tidak
terlalu mamandang hal-ikhwal yang berhubungan dengan sejarah kebudayaan
suatu kelompok masyarakat (Spradley, 1997). Perhatian utama mereka adalah
pada kehidupan masa kini, yaitu tentang the way of life masayarakat
tersebut.3

Dengan demikian etnografi dapat mendorong pemeikiran tetang


bagaimana di antara aspek yang berbeda-beda dari suatu kebudayaan dan
bagaimana kaitannya dengan kehidupan alam sekitarnya. Sehingga dalam kajian
lapangan, etnografi membentuk suatu kesimpulan bahwa budaya manusia terbagi
dari tiga sumber: Satu, dari hal yang di katakan orang, Dua, dari cara orang
bertindak, Tiga, dari berbagai artefak yang digunakan. Namun dalam buku
ini Spradley memfokuskan secara khusus pembuatan keksimpulan dari apa
yang dikatakan orang.4

Sebagai metode penelitian kualitatif, etnografi dilakukan untuk


tujuan-tujuan tertentu. Spradley mengungkapkan beberapa tujuan penelitian
etnografi, Satu,Untuk memahami rumpun manusia. Dalam hal ini, etnografi
berperan dalam menginformasikan teori-teori ikatan budaya; menawarkan
suatu strategi yang baik sekali untuk menemukan teori grounded. Sebagai
contoh, etnografi mengenai anak-anak dari lingkungan kebudayaan minoritas
di Amerika Serikat yang berhasil di sekolah dapat mengembangkan teori
grounded mengenai penyelenggaraan sekolah; etnografi juga berperan untuk
membantu memahami masyarakat yang kompleks. Dua, Etnografi ditujukan
guna melayani manusia. Tujuan ini berkaitan dengan prinsip ke lima yang
dikemukakan Spradley yakni meyuguhkan problem solving bagi
permasalahan di masyarakat, bukan hanya sekadar ilmu untuk ilmu.5
3
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/197607312001121-
ADE_SUTISNA/TENTANG_ETNOGRAFIx.pdf, (di Unduh Tgl 31 Maret 2019), Jam. 11:31
4
Spradley, james P, Metode Etnografi. (Yogyakarta: PT tiara Wacana 1997), hlm. 12-15
5
Spradley, james P, hlm. 17-18

3
Oleh sebab itu etnografi ini merupakan salah satu metodologi kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat
penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh
karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi
bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi
lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai.
Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui
makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk
mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah
perkembangan.

Akan tetapi seorang ahli antropologi Amerika, R. Naroll, pernah


menyusun suatu daftar prinsip-prinsip yang biasanya dipergunakan oleh para ahli
antropologi untuk menentukan batas-batas dari masyarakat, bagian suku bangsa
yang menjadi pokok dan lokasi yang nyata dari deskripsi etnografi.6

1. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh satu desa atau lebih;


2. Kesatuan masyarakat yang terdiri dari penduduk yang
mengucapkan satu bahasa atau satu logat bahasa;
3. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh garis Batas suatu daerah
politikal-administratif;
4. Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh rasa identitas
penduduknva sendiri;
5. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh suatu wilayah geografi
yang merupakan kesatuan daerah fisik;
6. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kesatuan ekologi:,
7. Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang mengalami satu
pengalaman sejarah yang sama;
8. Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang frekuensi
interaksinya satu dengan lain merata tinggi;
9. Kesatuan masyarakat dengan susunan sosial yang seragam.
6
J.A. Clifton, Introduction to Cultural Anthropology, (1968),him. 15

4
B. Kerangka Etnografi
Kerangka etnografi adalah proses pendeskripsian suatu kebudayaan suku
bangsa dengan menggunakan beberapa pekam ynag telah dirumuskan oleh para
antropolog. Kerangka etnografi pada umumnya dipergunakan oleh para ahli
antropologi adalah memakai sistem dari unsur yang paling kongkret ke unsur
yang paling abstrak. Unsur-unsur yang dipakai ini sering disebut sebagai 7 unsur
kebudayaan. Dalam tahapannya, kerangka etnografi perlu didahului oleh deskripsi
lokasi, dan lingkungan geografi, serta wilayah suku bangsa yang bersangkutan.7
Berikut ini adalah kerangka dalam penyusunan etnografi.
1. Lokasi, Lingkungan Alam dan Demografi
Lokasi merupakan tempat suatu masyarakat tinggal. Biasanya lokasi ini
mencantumkan tentang posisi garis lintang dan garis bujur serta penempatan
secara adimistratif. Lokasi ini sangat penting untuk mengetahui letak, jarak,
dan keterjangkauan suatu tempat. Keterjangkauan ini dapat menenntukan
frekuensi hubungan dengan masyarakat lain. Jika tempat relatif terisolasi oleh
alam, maka masyarakat tersebut cenderung mempunyai interaksi yang relatif
rendah dengan masyarakat lain sehingga kebudayaan pun relatif murni.8
Keadaan ini mampu mempengaruhi tumbuhan, hewan, yang dapat
mempengaruhi ekonomi, bentuk rumah, jenis makanan yang dikonsumsi, dan
perlengkapan rumah tangga.
Pada bagian ini diperlukan pula pendeskripsian tentang morfologinya,
berupa dataran, perbukitan, atau pegunungan, kondisi tata kelola airnya, cara
memperoleh air. Deskripsi ini sangat berguna untuk menjelaskan tentang
seberapa jauh pengaruh alam dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari. Serta
bagaimana adaptasi masyarakat dengan alam ynagterwujud dalam adat istiadat
serta kebiasaan sehari-harinya.9
Kemudian data demografi menginformasikan tentang jumlah penduduk,
penyebaran penduduk, angka pertumbuhan, kelahiran, kematian, dan migrasi.
Komposisi berdasarkan kelamin, usia, tingkatan pendidikan, dan mata

7
H. M. Nasirudin Ansori, Strategi Kebudayaan : Titik Balik Kebangkitan Nasional. ()
8
Tedi Sutardi, Antropologi Mengungkap Keragaman Budaya, (PT. Setia Purna) hlm.80
9
Ibid,. hlm 81

5
pencaharian. Data demografi ini sangat penting untuk mengetahui tentan g
keadaan penduduk baik secara kualitas maupaun kuantitas.10
2. Asal Mula dan Sejarah
Asal mula suku bangsa dapat ditemukan dari catatan masa lalu yang erat
kaitannya dengan ilmu sejarah atau ilmu lainnya. Jika tidak menemukan
catatan tersebut, maka dapat diambil melalui tradisi lisan yang ada pada
masyarakat setempat. Bisa pula diambil melalui mitologi kuno ynag
berkembang pada masyarakat tersebut. Ahli antropologi harus bisa memaknai,
menerjemahkan agar dapat menunjuk pada kenyataan yang benar. Dalam
kehidupan masyarakat biasanya berkembang tradisi kesusastraan atau Folklore.
Dari kesusastraan ini dapat diseleksim dipelajari, dan digali tentang sejarah
suku bangsa. Untuk menafsirkannya, antropolog akan membutuhkan ahli
naskah kuno yang disebut sebagai filolog.
3. Bahasa
Bab tentang bahasa atau sistem perlambangan manusia yang lisan
maupun tertulis untuk berkomunikasi satu dengan yang lain, dalam sebuah
karangan etnografi, memberi deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa
yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan, beserta variasi-variasi
dari bahasa itu.
Deskripsi dari bahasa suku bangsa dalam karangan etnografi tentu tidak
perlu sama dalamnya seperti siatu deskripsi khusus yang dilakukan oleh
seorang ahli bahasa tentang bahsa yang bersangkutan.
Deskripsi mendalam oleh seorang ahli bahsa tentang bahasa khusus
mengenai susunan sitem fonetik, fonologi, sintaksis, dan semantik sesuatu
bahasa akan menghasilkan suatu buku khusus, yaitu suatu buku tata bahsa
tentang bahasa yang bersangkutan, sedangkan deskripsi mendalam mengenai
kosakata suatu bahasa akan menghasilkan suatu daftar leksikografi
(vocabulary), atau lebih mendalam lagi suatu kamus kecil ataupun besar.
Tentu bukan tujuannya, seorang ahli antropologi akan terhambat dalam
pekerjaan penulisan etnografinya, karena menulis sebuah buku tata bahasa dan
kamus dari bahasa suku bangsa yang bersangkutan terlebih dahulu, hal itu
sebaiknya diserahkan kepada seorang ahli bahasa saja. Namun pengarang
10
Ibid,. hlm 81

6
etnografi tado harus berusaha mengumpulkan data tentang ciri-ciri menonjol
dari bahasa suku bangsa itu, luas batas penyebarannya, variasi geografi, dan
variasi menurut lapisan sosialnya.
Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku bangsanya dapat uraikan pengarang
etnografi dengan cara tepat menempatkannya dalam klasifikasi bahasa-bahasa
sedunia pada rumpun, subrumpun, keluarga, dan subkeluarga bahasa yang
wajar, dengan beberapa contoh fonetik, fonologi, sintaksis, dan semantik, yang
diambil dari bahan ucapan bahasa sehari-hari. Ada baiknya apabila peneliti
daoat melengkapi bab mengenai bahasa dalam etnografinya dengan sebuah
lampiran yang berisi daftar kata-kata dasar dari bahasa suku bangsanya.
Daftar kata-kata dasar, atau basic vocabulary suatu bahasa terdiri dari
kira-kira 200 kata mengenai anggota badan (kepala, mata, hidung, mulut
tangan kaki dan sebagainya), gejala-gejala dari badan-badan alam (angin,
hujan, panas, dingin, matahari bulan, awan, langit, dan sebagainya), warna,
bilangan, kata kerja pokok (makan, tidur, jalan, duduk, berdiri dan sebagainya).
Menentukan luas batas penyebaran suatu bahasa memang tidak mudah,
dan hal ini disebabkan karena didaerah perbatasan antara daerah tempat tinggal
masing-masing suku bangsa tadi sering kali sangat intensif sehingga ada proses
saling pengaruh-mempengaruhi antara unsur-unsur bahasa dari kedua belah
pihak. Perhatikan saja betapa sukarnya untuk menentukan bahasa Jawa dan
Sunda.
Bahasa di daerah perbatasan menjadi bahasa campuran, dan suatu
pengecualian terhadap situasi semacam itu hanya ada kalau batas daerah antara
tempat tinggal dua suku bangsa itu terpisah oleh laut, gunung yang tinggi,
sungai yang lebar, atau batas-bayas alam lain yang menghambat kontak antara
manusia yang intensif.
4. Sistem Pencaharian
Seperti sistem organisasi kemasyarakatan, sistem mata pencaharian hidup ini
memiliki subunsur seperti perburuan, perladangan, pertanian, peternakan,
perdagangan, perkebunan, industri, kerajinan, industri pertambangan, industri
jasa, dan industri manufaktur (Koentjaraningrat, 1990:207). Seperti halnya
Sistem mata pencaharian yang terdapat dalam legenda upacara adat

7
Mandhasiya ialah dalam bidang pertanian, khususnya pertanian bawang merah
dan bawang putih. Hal ini dapat teridentifikasi berdasarkan kutipan cerita
berikut.
Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pen'aharian atau ek & n & mi di
masyarakat yang "er" asiskan pada sekt & r pertanian. Ar tinya% Pengel &
laan sum "er Daya alam se'ara Langsung untuk review memenuhi ke" utuhan
Hidup Manusia hearts sekt & r pertanian Hanya "isa ditemukan di Daerah
Pedesaan Yangrelati1 "Elum terpengaruh & leh Arus m & dernisasi. PADA
sebelumnya Saat ini Pekerjaan se" agai karyawan kant & r Menjadi sum "er
Penghasilan Utama hearts men'ari na1kah. * etelah "erkem" angnya Sistem
industri mengu" ah p & la Hidup Manusia untuk review tidak mengandalkan
mata pen'aharian melampaui dari su "sistensi hasil pr & duksi pertaniannya. 0i
dalam masyarakat industri% sese & rang bergantung pendidikan dan
keterampilannya dalam men'ari pekerjaan.
5. Sistem Religi
Istem Religi K0entjaraningrat menyatakan bahwa asal mula Religi dalam
Masyarakat adalah Pertanyaan yang Ada Tentang Manusia "Atau"
Supranatural Yang Dipertimbangkan Manusia yang Berfungsi pada Manusia
dan Mencari Manusia Melakukan " Er Agai 'ara Untuk" Erk & Mutasi dan
Men'ari Hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural singkat
"ut. dalam usaha untuk review meme'ahkan Pertanyaan mendasar Yang
Menjadi penye" a "Lahirnya asal mula religi singkat" ut% para Ilmuwan s &
sial "erasumsi" ahwa religi suku-suku "angsa di Luar Eropa Adalah Sisa Dari"
"Ambil religi kun & yang dianut & leh seluruh umat manusia pada" aman
kompilasi kebudaya mereka masih primitip.
6. Sistem Sosial
Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi social
merupakan usaha antropologi untuk memahami bagaimana manusia
membentuk masyarakat melalui berbagai kelompok sosial. Menurut
Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat kehidupannya diatur oleh adat
istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam
lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari ke hari. Kesatuan sosial
yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu keluarga inti yang dekat

8
dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam
tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk membentuk organisasi social
dalam kehidupannya.
Kekerabatan berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu
masyarakat karena perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu
komunitas atau organisasi sosial.
7. Sistem Kesenian
Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi
mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang
dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau
artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan
etnografi awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah
pada teknikteknik dan proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu,
deskripsi etnografi awal tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni
tari, dan seni drama dalam suatu masyarakat.
Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni
ukir, seni lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan
instrumental, sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu,
terdapat seni gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat ditangkap melalui
indera pendengaran maupun penglihatan. Jenis seni tradisional adalah wayang,
ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah film, lagu,
dan koreografi.
8. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem
peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan
berwujud di dalam ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya
karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang
digunakan dalam kehidupannya. Masyarakat pedesaan yang hidup dari bertani
akan memiliki sistem kalender pertanian tradisional yang disebut system
pranatamangsa yang sejak dahulu telah digunakan oleh nenek moyang untuk
menjalankan aktivitas pertaniannya. Menurut Marsono, pranatamangsa dalam
masyarakat Jawa sudah digunakan sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu.
Sistem pranatamangsa digunakan untuk menentukan kaitan antara tingkat

9
curah hujan dengan kemarau. Melalui sistem ini para petani akan mengetahui
kapan saat mulai mengolah tanah, saat menanam, dan saat memanen hasil
pertaniannya karena semua aktivitas pertaniannya didasarkan pada siklus
peristiwa alam. Sedangkan Masyarakat daerah pesisir pantai yang bekerja
sebagai nelayan menggantungkan hidupnya dari laut sehingga mereka harus
mengetahui kondisi laut untuk menentukan saat yang baik untuk menangkap
ikan di laut. Pengetahuan tentang kondisi laut tersebut diperoleh melalui
tanda-tanda atau letak gugusan bintang di langit. Banyak suku bangsa yang
tidak dapat bertahan hidup apabila mereka tidak mengetahui dengan teliti pada
musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah ke hulu sungai. Selain itu,
manusia tidak dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui dengan teliti
ciriciri bahan mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat tersebut.
Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang
alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di sekitarnya.
Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan
mengenai, antara lain: alam sekitarnya, tumbuhan yang tumbuh di sekitar
daerah tempat tinggalnya, binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya,
zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya, tubuh manusia,
sifat-sifat dan tingkah laku manusia, ruang dan waktu.
9. Sistem Peralatan dan Perlengkapan
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga
mereka akan selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian
awal para antropolog dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan
unsur teknologi yang dipakai suatu masyarakat berupa benda- benda yang
dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih
sederhana. Dengan demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang
termasuk dalam peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan
fisik.

10
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Etnografi merupakan cara mendeskripsikan suatu kebudayaan dengan
menggunakan sudut pandang masyarakat asli. Dalam pendeskripsian suatu budaya
diperlukan unsur-unsur yang paten. Unsur-unsur tersebur biasa disebut dengan 7
unsur budaya. Ditambah sebelum menjelaskan ketujuh unsur budaya dalam
etnografi diperlukan pulal penjelasan tentang Lokasi, Lingkungan Alam dan
Demografi. Ditambah dengan asal usul budaya serta sejarah kebudayaan tersebut.
B. Saran

11
Daftar Pustaka
Tedi Sutardi, Antropologi Mengungkap Keragaman Budaya, (PT. Setia Purna)

Jurnal, Pengertian Etnografi, (di Unduh Tgl 31 Maret 2019), 11:10

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/19760731

2001121-ADE_SUTISNA/TENTANG_ETNOGRAFIx.pdf, (di Unduh

Tgl 31 Maret 2019), Jam. 11:31

Spradley, james P, Metode Etnografi. (Yogyakarta: PT tiara Wacana 1997),

J.A. Clifton, Introduction to Cultural Anthropology, (1968)

H. M. Nasirudin Ansori, Strategi Kebudayaan : Titik Balik Kebangkitan

Nasional.

Tedi Sutardi, Antropologi Mengungkap Keragaman Budaya, (PT. Setia Purna)

12

Anda mungkin juga menyukai