RAHMI NURLAILAH
RAHMI NURLAILAH
1749041003
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar
merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran sendiri.
Apabila mengandung unsur plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut sesuai ketentuan yang berlaku.
Rahmi Nurlailah
1749041003
iii
MOTTO
Ku peruntukan:
iv
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh permainan jejak kaki
terhadap kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-Kanak
Mandiri Pitue Kabupaten Pangkajene. Pendekatan penelitan yang digunakan
adalah pendekatan kuantitatif dengan penelitian pre-eksperimen one group pretest
posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok B di Taman
Kanak-Kanak Mandiri Pitue Kabupaten Pangkajene. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini yaitu 15
anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, tes dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik
deskriptif, uji normalitas kolmogorov smirnov, dan statistik parametrik yaitu uji
paired sampel test. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
kemampuan motorik kasar anak sebelum dan sesudah diberikan treatment
kegiatan bermain permainan jejak kaki terdapat perubahan yang signifikan untuk
perkembangan kemampuan motorik kasar anak hal tersebut dibuktikan dari hasil
uji paired sampel test yaitu diperoleh Sig. (2-tailed) 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak
dan H1 diterima yang berarti penggunaan kegiatan bermain permainan jejak kaki
memberikan pengaruh yang signifikan untuk perkembangan kemampuan motorik
kasar anak.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur bagi Allah SWT karena berkat rahmat
kepada penulis hingga saat ini dan Insya Allah seterusnya sehingga penulis dapat
(Covid-19).
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat utama dalam
meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak
menyelesaikan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang dialami
penulis, namun berkat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, hambatan
skripsi ini, penulis mendapatkan dukungan, bimbingan saran dan bantuan dari
berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini dengan rasa hormat penulis
mengucapkan terimakasih kepada ibu Dr. Azizah Amal, SS., M.Pd selaku
pembimbing I dan ibu A. Sri Wahyuni Asti, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing II
skripsi ini.
vi
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari
1. Prof. Dr. H. Husain Syam, M.Tp., IPU., ASEAN Eng selaku Rektor
2. Dr. Abdul Saman, M.Si, Kons sebagai Dekan, Dr. Mustafa, M.Si sebagai
Wakil Dekan I, Dr. Pattaufi, M.Si sebagai Wakil Dekan II, Dr. H. Ansar, M. Si
4. Dr. Azizah Amal, SS., M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru
Makassar atas segala bantuan dan motivasi selama masa perkuliahan dan pada
5. Dr. Muhammad Akil Musi S.Pd., M.Pd selaku Kepala Laboratorium Jurusan
Universitas Negeri Makassar atas segala bantuan dan motivasi selama masa
vii
6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar
khususnya dalam lingkup Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini yang telah banyak membantu
penyelesaian Skripsi.
7. Ibu Harfiani. A, S.Pd selaku Kepala Taman Kanak-Kanak Mandiri Pitue atas
Rahmah, Rusyda, Risda, Raihana, dan Raihan serta keluarga besar yang selalu
Amma, Anti, Nanni, Dita dan Lisa karena selalu mendukung dan
menyemangati.
12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini
viii
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna
Rahmi Nurlailah
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI iii
MOTTO iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 8
C. Tujuan Penelitian 9
D. Manfaat Penelitian 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11
A. Kajian Teori 11
B. Kerangka Pikir 32
C. Hipotesis 34
BAB III METODE PENELITIAN 35
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 35
B. Desain Penelitian dan Variabel 35
C. Definisi Operasional Variabel 36
D. Populasi dan Sampel 38
E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data 39
F. Teknik Analisis Data 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 46
A. Hasil Penelitian 46
B. Pembahasan Hasil Penelitian 67
x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 70
A. Kesimpulan 70
B. Saran 71
DAFTAR PUSTAKA 72
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua kemampuan dan potensi yang dimiliki anak masih harus dikembangkan
secara optimal agar anak dapat berkembang dengan baik. Anak usia dini adalah
perkembangan yang pesat. Anak usia dini merupakan anak yang memiliki rentang
rangsangan pendidikan yang tepat (Fadlillah, 2018). Anak berada pada masa
kepekaan yang tinggi atau sensitive period yang hanya datang satu kali. Sensitive
period merupakan masa dimana anak dapat dengan mudah dan cepat dalam
menerima rangsangan yang diberikan. Maka dari itu, dengan adanya masa golden
age dan sensitive period ini, diperlukannya peran orang dewasa untuk
Fauziah, 2019).
1
2
pasal 9 ayat 1 tentang perlindungan anak (Ariyanti, 2016: 52) menyatakan bahwa:
bahwa : Pendidikan anak usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai
dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
kepada anak dengan rentang usia 0-8 tahun melalui pemberian rangsangan
Menurut Suyadi (Jurnal Baan, dkk, 2020) menyatakan bahwa pendidikan anak
anak.
3
pendidikan untuk anak usia 4-6 tahun. Pendidikan taman kanak-kanak (TK)
sangat diperlukan dalam upaya mengembangkan potensi anak usia pra sekolah (4-
Pada anak usia dini, anak mengalami masa di mana mereka sedang
berkembang dengan sangat baik. Masa ini juga adalah masa yang tepat untuk
sosio-emosional, agama dan moral serta seni dalam diri anak. Orang tua dan guru
dapat mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh anak. Pada dasarnya
saraf, otot, dan spinal cord. Menurut Desmita (Baan, dkk, 2020) menyatakan
saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun merupakan
hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh
kasar dan motorik halus. Motorik kasar terbentuk saat anak mulai memiliki
koordinasi dan keseimbangan hampir seperti orang dewasa. Motorik kasar adalah
Untuk merangsang motorik kasar anak dapat dilakukan dengan melatih anak
keseluruhan juga akan memiliki perkembangan kognitif yang baik karena dapat
perkembangan motorik anak adalah peran guru dan orang tua. Guru memberikan
stimulasi melalui aktivitas yang melibatkan otot kasar anak di sekolah, sedangkan
di rumah, orang tua memberikan stimulasi melalui aktivitas yang dapat dilakukan
mengoordinasi gerakan otot-otot besar, yaitu berupa tangan, kaki, dan seluruh
yang dilakukan oleh para pendidik. Pada umumnya dalam proses pendidikan pada
anak usia dini lebih diutamakan pada metode bermain sambil belajar karena lebih
itu, dengan bermain memungkinkan anak untuk bergerak dengan bebas sehingga
manfaat dari permainan tersebut antara lain yaitu pertama, keterampilan anak akan
terasah dari berbagai bahan yang ada, kedua,melalui permainan anak mempunyai
mematuhi aturan, pada saat bermain permainan pastinya terdapat suatu aturan
anak. Permainan edukatif adalah alat atau suatu bentuk permainan yang dalamnya
Pada permainan jejak kaki menggunakan tripleks yang telah didesain dengan
gambar telapak kaki. Tripleks yang digunakan sebanyak 9 buah tripleks dengan 6
tripleks bergambar satu telapak kaki, dan 3 tripleks bergambar dua telapak kaki.
Setiap tripleks telapak kaki memiliki arah yang berbeda, sehingga saat anak
kaki anak.
6
diterapkan dan aman untuk anak, dengan tujuan untuk melatih keseimbangan,
ketepatan, kelentukan, kelincahan dan kekuatan untuk anak usia 5-6 tahun agar
anak dapat bermain dan berkembangan secara optimal. Permainan ini dapat
dilakukan di dalam maupun di luar kelas secara terbimbing oleh guru dengan
aturan permainan yang telah ditentukan. Pada saat memulai permainan, disediakan
satu bola kemudian anak mulai berjalan serta melompat sesuai dengan pola dari
permainan ini dengan membawa bola di tangannya. Setelah mencapai akhir dari
tripleks jejak kaki, anak kemudian melambungkan bola ke ring yang telah
idealnya kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun yaitu mampu berlari dan
melambungkan bola dengan satu tangan dan menangkapnya dengan dua tangan,
berjalan pada garis yang sudah ditentukan, berjinjit dengan tangan dipinggul,
menyentuh jari kaki tanpa menekuk lutut, mengayuhkan satu kaki ke depan atau
orang anak. Dari hasil observasi yang dilakukan masih terlihat anak yang
7
anak lainnya. Hal ini terlihat dari aktivitas saat melakukan kegiatan senam lompat
kelinci, masih ada 10 anak yang hanya diam dan tidak mengikuti gerakan senam
seperti melompat dan menjaga keseimbangan. Saat sesi keseimbangan, anak tidak
yaitu terkait kemampuan motorik kasar usia dini diantaranya yaitu hasil penelitian
ditingkatkan melalui permainan footprints. Peningkatan ini dapat dilihat dari data
siklus I, dan siklus II yaitu 57,14% dan dikatakan penelitian ini berhasil dengan
dibuktikan melalui nilai rata-rata kelas pada prasiklus yaitu 51,5, terjadi
peningkatan pada siklus I menjadi 75, kemudian terjadi peningkatan pada siklus II
menjadi 89,6. Nilai rata-rata kelas pada penelitian prasiklus hingga siklus I
8
meningkat 23,5 dan nilai rata-rata kelas pada siklus I hingga siklus II meningkat
14,6.
Penyebab kurangnya kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun pada
minim. Dari uraian tersebut, peneliti beranggapan bahwa hal tersebut menjadi
masalah yang menarik sehingga perlu ditemukan solusinya maka dari masalah ini,
Kaki terhadap Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia 5-6 Tahun di Taman
B. Rumusan Masalah
adalah :
Kabupaten Pangkajene?
9
C. Tujuan Penelitian
motorik kasar anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-Kanak Mandiri Pitue
Kabupaten Pangkajene.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis
1. Manfaat Teoritis
pengalaman.
10
2. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
a. Pengertian Motorik
Sujiono (2008) menyatakan bahwa motorik adalah semua gerakan yang mungkin
saraf, otot, otak serta spinal cord. Sejalan dengan Suyadi (Kamtini & Kaban,
2016) motorik adalah kegiatan pusat saraf, dan otot yang terkoordinasi. Gerak
tersebut berasal dari perkembangan refleks dan kegiatan yang telah ada sejak
lahir.
saraf dan otot (Sujiono, 2008). Perkembangan motorik merupakan bagian tak
gerakan memenuhi kebutuhan dan minat anak, periode ini ditandai dengan terlalu
yang cukup lincah (Endarwati, 2016). Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka
11
12
anak usia dini. Kemampuan fisik yang baik akan menunjang kemampuan motorik
melibatkan aktivitas otot besar seperti tangan seseorang untuk bergerak dan
motorik kasar (gross motor skill), meliputi keterampilan otot-otot besar lengan,
kaki, dan batang tubuh, seperti berjalan dan melompat. Menurut Achroni
besar sebagian atau seluruh anggota tubuh. Misalnya berjalan, berlari, melompat,
motorik dasar merupakan kemampuan untuk bergerak dari satu tempat ke tempat
13
atau melakukan aktivitas fisik yang melibatkan otot-otot besar lengan tubuh, dan
atau seluruh anggota tubuh. Contohnya yaitu berjalan, berlari, melompat dan
sebagainya (Komaini,2018).
keterampilan gerak atau gerakan tubuh yang memakai otot-otot besar sebagai
dasar utama gerakannya. Motorik kasar anak adalah gerakan tubuh yang
menggunakan otot-otot besar dan seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh
kematangan anak itu sendiri. Menurut Febrianta (2017) keterampilan gerak atau
gerakan tubuh yang memakai otot-otot besar sebagai dasar utama gerakannya.
berolahraga akan menjaga anak agar tidak mendapat masalah dengan jantungnya,
dan juga dapat menstimulasi semua proses fisiologis anak seperti peningkatan
tubuh anak dan otot-otot besar anak baik otot tangan dan otot kaki sebagai dasar
mengayunkan tangan.
yaitu:
motorik :
tahapan dalam pembelajaran motorik kasar yaitu tahap memahami konsep gerak,
tahap menyesuaikan gerak atau mecoba gerak, dan tahap untuk mengulangi
anak.
tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup
sehat, sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat dan
terampil. Sesuai dengan tujuan pengembangan jasmani tersebut, anak didik dilatih
(Depdiknas,2007).
tubuh.
1) Faktor Genetik
2) Gizi
di luar angka metabolisme basal bagi bayi dan anak selain untuk
4) Kegiatan Bermain
bermain.
5) Pola Asuh
dan akan ditiru oleh anak. Orang tua sebagai lingkungan terdekat
yang paling dekat. Bila anak melihat kebiasaan baik dari orang
6) Lingkungan sosial
7) Susunan Saraf
sepenuhnya sempurna dan berjalan dengan baik. Adapun beberapa faktor yang
3) Kondisi Lingkungan
dari luar diri anak. Kondisi lingkungan yang kurang kondusif dapat
gerak.
merusak sel-sel serta jaringan tubuh anak dan gizi yang kurang
faktor yang memengaruhi perkembangan motorik pada anak yaitu faktor genetik,
kondisi ibu pra-lahir, gizi, lingkungan, latar belakang budaya, serta pola asuh.
Metode pengembangan motorik kasar bagi anak usia dini harus di pilah
dan di pilih dengan seksama dan harus tepat. Metode sendiri merupakan cara
untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu. Dalam memilih metode yang
tepat bagi pengembangan motorik kasar anak, guru harus sangat meminimalisir
resiko cedera dan mencari metode yang tepat sesuai dengan karakteristik anak
22
usia dini. Bila sudah menemukan metode yang tepat, guru dapat menyiapkan
tempat yang luas. Hal ini dikarenakan dalam pengembangan motorik kasar,
gerakan anak merupakan unsur utama sehingga anak dapat bermain dan bergerak
lebih bebas. Metode yang tepat bagi pembelajaran di lembaga prasekolah yaitu
metode bermain. Metode bermain ini merupakan metode di mana anak diajak
untuk melakukan kegiatan bermain baik menggunakan alat maupun tidak, anak
serta anak bahagia dan senang (Fitria, 2017). Di dalam penelitian ini peneliti
motorik kasar anak 5-6 tahun Taman Kanak-Kanak Mandiri Pitue Kecamatan
Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2014) antara lain sebagai
berikut :
Tabel 2.1 Indikator Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 5-6 Tahun
kasar anak usia dini berdasarkan kronologis usia 5-6 tahun yaitu:
5) Anak mampu mengambil salah satu atau dua langkah yang teratur
depan.
menjabarkan indikator kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun yaitu
sebagai berikut :
berbagai aktivitas.
25
a. Pengertian Bermain
Bermain merupakan hak asasi bagi anak usia dini yang memiliki nilai
utama dan hakiki pada masa anak-anak. Kegiatan bermain bagi anak usia dini
dari dalam diri individu baik anak- anak, remaja hingga dewasa. Bermain bagi
anak usia dini tidak hanya suatu kegiatan yang menyenangkan akan tetapi
seluruh aspek perkembangan anak. Melalui kegiatan bermain anak akan belajar
banyak hal dan akan mudah menyerap pengalaman yang didapatkannya pada saat
bermain (Pratiwi,2017).
ulang dan menimbulkan kesenangan dan kepuasan bagi diri sendiri. Sedangkan
menurut Parten bermain adalah kegiatan sebagai sarana bersosialisasi dan dapat
oleh orang tua dan guru karena dengan bermain anak akan mempersiapkan otak
mereka terhadap tantangan yang akan dihadapinya kelak di kemudian hari. Selain
bermain, ada pula istilah pemain dan permainan. Pemain adalah orang-orang yang
bermain merupakan aktivitas atau kegiatan yang membuat anak senang baik
menggunakan alat maupun tidak. Dalam kegiatan bermain anak juga dapat
edukatif adalah alat permainan yang dirancang secara khusus untuk kepentingan
pendidikan. Alat permainan edukatif dapat digunakan dalam berbagai cara agar
ketika anak menggunakan alat permainan ini dapat memperoleh berbagai manfaat
permainan edukatif adalah alat permainan yang dirancang secara khusus untuk
mengandung unsur mendidik yang dirancang dan dibuat untuk merangsang daya
bahwa alat permainan edukatif adalah media dari sistem dasarnya adalah proses
yang sistematis dan sinergi dengan berbagai komponen seperti bahan kegiatan,
atau yang dijalankan sebagai sarana untuk bermain yang mengandung pendidikan
melatih kreativitas dan inovasi pendidik, mengatasi keterbatasan waktu dan ruang
(Fadlillah, 2017).
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai peralatan atau sarana bermain
perkembangan anak.
diterapkan dan aman untuk anak dengan tujuan untuk melatih keseimbangan,
28
ketepatan, kelentukan, kelincahan dan kekuatan untuk anak usia 5-6 tahun agar
anak dapat bermain dan berkembangan secara optimal (Hasliza & Annisa, 2019).
Pada permainan jejak kaki ini menggunakan tripleks yang telah didesain
dengan gambar telapak kaki. Tripleks yang digunakan sebanyak 9 buah tripleks
kanan dan kiri, 3 tripleks bergambar dua telapak kaki, selain tripleks jejak kaki,
terdapat satu bola dan ring yang berada di garis finish sebagai media penyimpanan
bola yang akan dilambungkan nantinya. Pada setiap tripleks telapak kaki memiliki
arah jejak kaki yang berbeda, sehingga saat anak memainkan permainan ini
anak melalui permainan jejak kaki antara lain: 1) anak mampu melakukan
terlihat dalam kegiatan: (a) anak mampu berjalan dengan berbagai variasi yaitu
maju, mundur, jalan ke samping, (b) anak mampu melompat sesuai arah dengan
menggunakan satu dan dua kaki; 2) anak mampu melakukan permainan fisik
dengan aturan; 3) anak mampu terampil menggunakan tangan kanan dan kiri
terbimbing oleh guru dengan aturan permainan yang telah ditentukan. Aturan
dalam permainan ini, anak bermain sesuai dengan urutan dari hasil pengundian
yang dilakukan lalu anak berbaris sesuai urutan. Pada permainan ini, tripleks jejak
kaki di atur sesuai pola yang di tentukan sehingga sebelum anak memulai
29
permainannya, guru akan memberi contoh kepada anak sehingga saat anak
Achroni (Fitria, 2017: 41) mengemukakan bahwa manfaat dari permainan jejak
Adapun alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat permainan
jejak kaki adalah: gunting, kertas pola jejak kaki berbagai arah, tripleks
kertas pola jejak kaki, e) setelah selesai tripleks dapat di atur sesuai dengan
d) Anak berjalan dan melompat sesuai dengan arah dan jumlah kaki
satu kaki sebanyak 2 kali sesuai dengan arah gambar telapak kaki
garis start dan tidak dapat melanjutkan permainan, tetapi jika anak
usia 5-6 tahun telah tampak otot-otot tubuh yang berkembang, sehingga
anak usia 5-6 tahun lebih terkendali dan terorganisasi dengan pola-pola seperti
menegakkan tubuh dalam posisi berdiri, tangan dapat digerakan dengan santai
faktanya, saat ini banyak yang lebih menyukai permainan menggunakan media
perkembangan fisik motorik kasar anak tersebut. Anak akan menjadi lebih
yang dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak saat ini adalah dengan
bermain permainan jejak kaki. Dengan metode bermain jejak kaki anak akan lebih
B. Kerangka Pikir
Guru memiliki peranan penting dalam menentukan metode apa yang akan
dalam merancang dan mengemas pembelajaran dengan baik dan menarik bagi
anak yaitu melalui sebuah permainan. Salah satu permainan yang dapat
mengembangkan aspek motorik kasar anak yaitu permainan jejak kaki. Permainan
kelentukan, kelincahan dan kekuatan untuk anak usia 5-6 tahun agar anak dapat
kaki tentunya akan membuat kegiatan anak dalam proses pembelajaran menjadi
tangan kanan dan kiri dalam berbagai aktivitas. Berdasarkan penjelasan di atas,
jejak kaki terhadap peningkatan motorik kasar anak usia 5-6 Tahun Taman
C. Hipotesis
Ho: Diterima jika nilai sig. (2-tailed) > 0,05 artinya tidak terdapat pengaruh
permainan jejak kaki terhadap kemampuan motorik kasar anak usia 5-6
H1: Diterima jika nilai sig. (2-tailed) < 0,05 artinya terdapat pengaruh
permainan jejak kaki terhadap kemampuan motorik kasar anak usia 5-6
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
menguji teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Adapun
variabel yang diukur dengan instrumen penelitian sehingga data yang terdiri dari
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah jenis
anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-Kanak Mandiri Pitue Kabupaten Pangkajene
berdasarkan sifat populasi, yaitu anak didik yang tidak tetap dan bervariasi.
1. Desain Penelitian
adalah one group pretest-posttest design. Desain penelitian ini merupakan desain
penelitian yang hanya menggunakan satu kelompok subjek saja, dan tidak ada
35
36
O1 X O2
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan
kasar anak, kemudian diberi perlakuan dengan kegiatan bermain permainan jejak
kaki setelah itu dilakukan lagi tes akhir (posttest) dengan demikian hasil
2. Variabel Penelitian
Penelitian ini mengkaji dua variabel, yaitu kemampuan motorik kasar anak
dan permainan jejak kaki. Permainan jejak kaki sebagai variabel bebas atau yang
mempengaruhi dan kemampuan motorik kasar anak sebagai variabel terikat atau
dipengaruhi.
yang dikaji atau sedang diamati, maka dikemukakan definisi operasional variabel
sebagian besar tubuh anak dan otot-otot besar anak baik otot tangan dan otot
kasar dalam penelitian ini yaitu: 1) anak mampu melakukan berbagai gerakan
kegiatan: (a) anak mampu berjalan dengan berbagai variasi yaitu maju, mundur,
jalan ke samping, (b) anak mampu melompat sesuai arah dengan menggunakan
satu dan dua kaki; 2) anak mampu melakukan permainan fisik dengan aturan; 3)
anak mampu terampil menggunakan tangan kanan dan kiri dalam berbagai
aktivitas.
melakukan pengundian dengan anak mengambil kertas yang telah berisi nomor
urut bermain ke dalam kotak lalu setelah hasilnya keluar, anak akan berbaris
sesuai urutan, menyiapkan alat permainan jejak kaki yaitu tripleks yang telah
didesain, ring bola, bola, dan stopwatch, menyusun tripleks jejak kaki sesuai
38
pola yang telah ditentukan, anak berjalan dan melompat sesuai dengan arah dan
jumlah kaki yang tertera dalam tripleks dimana anak berjalan sebanyak 2 kali
sesuai dengan arah gambar telapak kaki dan melompat dengan satu kaki
sebanyak 2 kali sesuai dengan arah gambar telapak kaki dan melompat dengan 2
kaki sebanyak 4 kali tersebut dengan membawa bola di tangannya, jika bola
terjatuh atau anak tidak melompat sesuai arah gambar telapak kaki maka anak
kembali ke garis start dan tidak dapat melanjutkan permainan, tetapi jika anak
mampu menjaga bola yang ada ditangannya hingga pijakan terakhir, anak dapat
melambungkan bola ke dalam ring yang telah disediakan lalu guru mencatat
yang telah ditentukan dan guru mencatat waktu yang digunakan anak dalam
1. Populasi
Adapun populasi dari penelitian ini yaitu seluruh peserta didik Taman
2. Sampel
digunakan dalam penelitian ini yaitu 15 anak kelompok B yang memiliki rentang
senam lompat kelinci masih ada beberapa anak yang melompat tidak sesuai
kelompok B dengan usia anak 5-6 tahun sebagai sampel untuk melakukan
penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
sebagai berikut:
a. Observasi
dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data peserta didik dari Taman
b. Tes
antara lain, berjalan di atas papan titian, melakukan kegiatan bermain bola
dalam keranjang. Tes ini akan digunakan sebagai pretest dan posttest yang
diberikan pada anak. Pretest dan posttest yang diberikan pada anak dalam
c. Dokumentasi
Pangkajene.
2. Prosedur Penelitian
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu
sebagai berikut:
a. Perencanaan
terlebih dahulu. Item yang valid tersebut yang akan digunakan untuk
b. Pemberian Pretest
motorik kasar anak sebelum diberi perlakuan antara lain berjalan di atas
papan titian, melakukan kegiatan bermain bola estafet dengan aturan yang
kegiatan bermain permainan jejak kaki yang akan diterapkan pada jangka
42
d. Pemberian Posttest
e. Analisis Hasil
anak dan juga untuk mengetahui apakah kegiatan bermain permainan jejak
kemampuan motorik kasar anak sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Adapun
kegiatan bermain jejak kaki. teknik analisis statistik deskriptif akan dikerjakan
Keterangan:
P : Rata-rata
X : Nilai
N : Jumlah data
data yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.
menggunakan aplikasi SPSS dan nilai level signifikasi (sig) yang digunakan
adalah α = 0,05.
a. Jika nilai sig > 0,05 H0 diterima dan H1 ditolak maka data berdistribusi
normal.
b. Jika nilai sig < 0,05 H0 ditolak dan H1 diterima maka data berdistribusi
tidak normal.
Uji statistik parametrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Paired
Sampel t-Test. Penelitian ini menggunakan uji Paired Sampel t-Test untuk
mengetahui adanya pengaruh atau tidak dari permainan jejak kaki yang
diberikan pada anak. Uji Paired Sampel t-Test yang telah dilakukan melalui
44
aplikasi SPSS. Adapun rumus Paired Sampel t-Test menurut Nuryadi, dkk
Keterangan :
t = Nilai t hitung
̅ = Rata-rata selisih pengukuran 1 dan 2
SD = Standar deviasi selisih pengukuran 1 dan 2
n = Jumlah sampel
Dalam uji Paired Sampel t-Test ini nilai signifikasi (sig) atau nilai yang
a. Jika nilai sig. (2-tailed) < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang
b. Jika nilai sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak yang
(O1) untuk mengetahui nilai kemampuan motorik kasar anak sebelum diberikan
kegiatan pembelajaran (X) pada anak usia 5-6 tahun kelompok B di Taman
Membandingkan hasil Pretest (O1) dan Posttest (O2) Untuk mengetahui adanya
pengaruh permainan jejak kaki terhadap kemampuan motorik kasar anak usia 5-6
A. Hasil Penelitian
yang berlokasi di Jl. H. Andi Kecca Desa Pitue, Kecamatan Ma‟rang, Kabupaten
Andi Mappe yaitu Ibu Hj. Ratu, S.Pd dan kepala sekolah Ibu Harfiani. A, S.Pd.
kegiatan yang mengacu pada KTSP yang dipadukan dengan materi yang sesuai
Pitue memiliki satu ruangan kantor, satu ruangan toilet, dan terdiri dari 2 kelas
46
47
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
sedikit berbeda dengan yang dilakukan sebelumnya, hal ini disebabkan karena
oleh para guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar semenjak adanya
Covid-19, bukan hanya belajar secara online atau belajar dari rumah tetapi
kadang kala murid datang tetapi tetap mematuhi protokol kesehatan yang
anak dilanjut dengan berdoa yaitu mengucapkan doa sebelum belajar, setelah
itu dilanjutkan dengan membaca surah pendek yaitu, surah Al-Fatihah, An-
peneliti memberi penjelasan tentang kegiatan bermain jejak kaki yang akan di
lakukan. Setelah bermain jejak kaki anak diarahkan untuk melakukan kegiatan
kegiatan bermain permainan jejak kaki yang akan dilakukan oleh peneliti.
49
1) Pelaksanaan Pretest
yang dilakukan peneliti pada saat pretest yaitu memberikan tes perlakuan
berupa anak berjalan di atas papan titian, bermain bola estafet dengan
kaki.
Berkembang (BB) dengan skor 9-10 skor setiap anak karena belum
dan dua kaki, yang belum mampu bermain sesuai dengan aturan yang
telah ditentukan, dan belum mampu menggunakan tangan kanan dan kiri
skor 11-12 skor setiap anak karena anak mampu berjalan dengan
satu dan dua kaki, yang mampu bermain sesuai aturan yang telah
bantuan guru.
(BSH) dengan skor 13-14 skor setiap anak karena anak mampu mampu
sesuai aturan yang ditentukan tanpa arahan dari guru, dan mampu
51
dengan skor 15-16 setiap anak karena anak mampu berjalan dengan
guru, yang mampu melompat sesuai arah menggunakan satu dan dua
a) Pertemuan Pertama
bahan ajar dengan tema lingkunganku dengan sub tema sekolah. Peneliti
menyiapkan alat permainan jejak kaki yaitu berupa 9 tripleks jejak kaki
sebagai pijakan kaki anak, bola, ring bola, stopwatch. Setelah itu peneliti
tangannya dan berjalan sesuai dengan pijakan kaki yang tersedia dan
dengan pola yang ditentukan, jika anak tidak mampu menjaga bola yang
ada tangannya maka anak kembali ke garis start dan tidak dapat
melanjutkan permainan. tetapi jika anak mampu menjaga bola yang ada
bebas, dan setelah itu peneliti kembali mngarahkan anak untuk duduk
dengan rapi dan melakukan diskusi tentang permainan jejak kaki yang
b) Pertemuan Kedua
bahan ajar dengan tema lingkunganku dengan sub tema sekolah. Peneliti
menyiapkan alat permainan jejak kaki yaitu berupa 9 tripleks jejak kaki
kaki dimana anak membawa bola di salah satu tangannya dan berjalan
satu dan dua kaki secara bergantian sesuai dengan pola yang ditentukan,
jika anak tidak mampu menjaga bola yang ada tangannya maka anak
kembali ke garis start dan tidak dapat melanjutkan permainan. tetapi jika
ini. Anak melakukan permainan ini secara bergantian sesuai urutan yang
anak untuk duduk dengan rapi dan melakukan diskusi tentang permainan
jejak kaki yang telah dimainkan hari ini. Setelah menjelaskan, peneliti
c) Pertemuan ketiga
bahan ajar dengan tema kebutuhanku dengan sub tema makanan dan
menyiapkan alat permainan jejak kaki yaitu berupa 9 tripleks jejak kaki
sebagai pijakan kaki anak, bola, ring bola, stopwatch. Setelah anak
kaki dimana anak membawa bola di salah satu tangannya dan berjalan
satu dan dua kaki secara bergantian sesuai dengan pola yang ditentukan,
jika anak tidak mampu menjaga bola yang ada tangannya maka anak
kembali ke garis start dan tidak dapat melanjutkan permainan. tetapi jika
ini. Anak melakukan permainan ini secara bergantian sesuai urutan yang
minuman yang sehat dan tidak sehat, menggunting gambar gelas dan
setelah itu peneliti kembali mengarahkan anak untuk duduk dengan rapi
3) Pelaksanaan Posttest
Oktober 2021, adapun yang dilakukan peneliti pada saat posttest yaitu
kerja anak satu persatu sesuai dengan indikaor yang telah ditentukan,
Setelah itu peneliti memberikan reward berupa perlengkapan alat tulis dan
snack kepada anak karena telah semangat dan rajin untuk pergi ke sekolah
lagu mari pulang, membaca surah-surah pendek serta doa keluar rumah
skor 11-12 skor setiap anak karena mampu berjalan dengan berbagai
variasi yaitu maju, mundur, jalan ke samping dengan arahan guru, mampu
melompat tidak sesuai arah dengan menggunakan satu dan dua kaki,
mampu bermain sesuai aturan yang telah ditentukan dengan arahan dari
59
guru, dan anak mampu menggunakan menggunakan tangan kanan atau kiri
dengan skor 13-14 skor setiap anak karena anak mampu mampu berjalan
dengan 2 variasi jalan tanpa bantuan guru, mampu melompat sesuai arah
dengan skor 15-16 setiap anak karena anak mampu berjalan dengan
berbagai variasi yaitu maju, mundur, jalan ke samping tanpa bantuan guru,
mampu melompat sesuai arah menggunakan satu dan dua kaki, mampu
kiri dalam berbagai aktivitas tanpa bantuan guru dan membantu temannya.
merupakan hasil nilai anak yang diperoleh dari hasil tes perlakuan yaitu
jejak kaki. Berikut ini diuraikan data hasil penelitian tentang kemampuan
motorik kasar anak sebelum dan sesudah melakukan permainan jejak kaki di
(BB), yang belum mampu berjalan dengan berbagai variasi yaitu maju,
menggunakan satu dan dua kaki, yang belum mampu bermain sesuai dengan
aturan yang telah ditentukan, dan belum mampu menggunakan tangan kanan
yaitu maju, mundur, jalan ke samping dengan arahan guru, yang mampu
melompat tidak sesuai arah dengan menggunakan satu dan dua kaki, yang
mampu bermain sesuai aturan yang telah ditentukan dengan arahan dari guru,
dan anak mampu menggunakan menggunakan tangan kanan atau kiri dalam
Sesuai Harapan (BSH), karena anak mampu mampu berjalan dengan 2 variasi
jalan tanpa bantuan guru, yang mampu melompat sesuai arah menggunakan
satu kaki, yang mampu bermain sesuai aturan yang ditentukan tanpa arahan
dari guru, dan mampu menggunakan menggunakan tangan kanan atau kiri
Sangat Baik (BSB), karena anak mampu berjalan dengan berbagai variasi
yaitu maju, mundur, jalan ke samping tanpa bantuan guru, yang mampu
melompat sesuai arah menggunakan satu dan dua kaki, yang mampu bermain
aturan permainan, dan mampu menggunakan tangan kanan dan kiri dalam
(BB), yang belum mampu berjalan dengan berbagai variasi yaitu maju,
satu dan dua kaki, belum mampu bermain sesuai dengan aturan yang telah
ditentukan, dan belum mampu menggunakan tangan kanan dan kiri dalam
berbagai aktivitas.
mundur, jalan ke samping dengan arahan guru, mampu melompat tidak sesuai
arah dengan menggunakan satu dan dua kaki, mampu bermain sesuai aturan
yang telah ditentukan dengan arahan dari guru, dan anak mampu
Sesuai Harapan (BSH), karena anak mampu mampu berjalan dengan 2 variasi
jalan tanpa bantuan guru, mampu melompat sesuai arah menggunakan satu
kaki, mampu bermain sesuai aturan yang ditentukan tanpa arahan dari guru,
Sangat Baik (BSB), karena anak mampu berjalan dengan berbagai variasi
yaitu maju, mundur, jalan ke samping tanpa bantuan guru, mampu melompat
sesuai arah menggunakan satu dan dua kaki, mampu bermain sesuai aturan
dan mampu menggunakan tangan kanan dan kiri dalam berbagai aktivitas
motorik kasar anak sebelum dan sesudah melakukan permainan jejak kaki
Berkembang Sangat Baik (BSB), terdapat 6 anak yang masuk dalam kategori
kategori Mulai Berkembang (MB), dan terdapat 0 anak yang masuk dalam
data yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.
menggunakan aplikasi SPSS dan nilai level signifikasi (sig) yang digunakan
adalah α = 0,05.
a. Jika nilai sig > 0,05 H0 diterima dan H1 ditolak maka data
berdistribusi normal.
b. Jika nilai sig < 0,05 H0 ditolak dan H1 diterima maka data
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Pre Test .159 15 .200* .899 15 .093
Post Test .153 15 .200* .902 15 .103
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Dalam pengujian suatu data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai
a) Hasil Pretest
b) Hasil Posttest
kasar anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-Kanak Mandiri Pitue Kabupaten
berdistribusi normal.
1) Jika nilai Sig (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang
posttest.
2) Jika nilai Sig (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak yang
berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada data pretest dan
posttest.
66
sebagai berikut :
0,001 < 0,05 maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti
motorik kasar anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak Mandiri Pitue
Kabupaten Pangkajene.
67
motorik kasar (gross motor skill), meliputi keterampilan otot-otot besar lengan,
kaki, dan batang tubuh, seperti berjalan dan melompat.Sujiono (Iswantiningtyas &
manfaat bagi perkembangan anak yang lain, yaitu bagi perkembangan fisiologis
dengan bergerak atau berolahraga akan menjaga anak agar tidak mendapat
masalah dengan jantungnya, dan juga dapat menstimulasi semua proses fisiologis
karena dalam kegiatan penggunaan permainan jejak kaki ini anak dilatih dalam
berjalan sesuai arahan, melompat menggunakan satu dan dua kaki, menaati aturan
yang dilakukan dalam penelitian ini dijelaskan dalam skenario pembelajaran yang
telah dibuat antara lain pertama peneliti mengarahkan anak didik untuk duduk
arahan pada anak dan memberikan semangat agar anak siap untuk melakukan
kegiatan bermain permainan jejak kaki. Selain itu peneliti mengamati atau
kemampuan anak dapat melompat sesuai arah dengan menggunakan satu dan dua
Jumapolo.
kegiatan bermain permainan jejak kaki sangat efektif digunakan untuk membantu
jejak kaki ini. Adapun hasil uji hipotesis yang menggunakan perhitungan uji
statistik deskriptif, uji normalitas Kolmogorov Smirnov, dan uji Paired sampel test
yang hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata hasil skor kemampuan motorik kasar
anak sesudah diberikan treatment kegiatan bermain permainan jejak kaki terdapat
69
jejak kaki.
deskriptif, uji normalitas Kolmogorov Smirnov dan uji Paired Sampel Test
kaki terhadap kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-
terdapat perbedaan nilai pada perkembangan motorik kasar sebelum dan setelah
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah diperoleh pada saat melakukan penelitian, maka
1. Dalam pelaksanaan kegiatan permainan jejak kaki pada anak usia 5-6
dilihat dari nilai rata-rata kemampuan motorik kasar anak sebelum dan
menjadi 14,00.
Kabupaten Pangkajene, hal ini dapat dibuktikan dari hasil uji paired
sampel t-test dimana sig. (2-tailed) < 0,05, yaitu sig. (2-tailed) 0,001 <
0,05.
70
71
B. Saran
jejak kaki.
72
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, W. 2017. Konsep bermain pada anak usia dini. Tadbir: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 5(2), 106-117.
Ririn. 2020. Implementasi Kegiatan Bermain Outdoor Dalam Mengembangkan
Motorik Kasar di TK PKK Banjarjo Pudak Ponorogo. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Institut Agama Islam Negeri
Ponorogo.Ponorogo
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sujiono, Bambang. 2008. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas
Terbuka
Sulistyaningtyas, R. E., & Fauziah, P. Y. 2019. Pengembangan buku panduan
permainan tradisional untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar
anak usia 5-6 tahun. JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan
Masyarakat), 6(1), 50-58.
Suryana, Dadan. 2019. Pendidikan Anak Usia Dini Stimulasi & Aspek
Perkembangan Anak. Jakarta: Prenadamedia Group
Syamsuardi, S. 2012. Penggunaan Alat Permainan Edukatif (APE) Di Taman
Kanak-Kanak PAUD Polewali Kecamatan Tanete Riattang Barat
Kabupaten Bone. Publikasi Pendidikan, 2(1).
Wahyuseptiana, Yetty Isna. 2014. Tingkat Kemampuan Motorik Kasar Pada
Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Di Gugus Sido Mulyo Kecamatan
Mantrijeron Kota Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Negeri Yogyakarta.Yogyakarta.
Yosinta, S. I., Nasirun, H. M., & Syam, N. 2016. Meningkatkan Motorik Kasar
melalui Permainan Tradisional Lompat Kodok. Jurnal Ilmiah Potensia,
1(1), 57-61.
75
L
A
M
P
I
R
A
N
76
77
78
79
80
81
82
83
Mengetahui,
Lampiran 1
urutan.
2. Menyiapkan alat
dan stopwatch
telah ditentukan
dapat melanjutkan
ditangannya hingga
dapat melambungkan
menggunakan
stopwatch.
5. Dilakukan secara
anak dalam
menyelesaikan
mengetahui pemenang
dapat menyelesaikan
Lampiran 2
INSTRUMEN PENELITIAN
PENGARUH PERMAINAN JEJAK KAKI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 TAHUN DI
TAMAN KANAK-KANAK MANDIRI PITUE KABUPATEN PANGKAJENE
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom skor penilaian sesuai peningkatan kemampuan motorik kasar anak kelompok B (usia 5-6 tahun),
dengan kriteria sebagai berikut:
RUBRIK PENILAIAN:
BSH : Jika anak mampu mampu berjalan dengan 2 variasi jalan tanpa
bantuan guru.
BSB : Jika anak mampu berjalan dengan berbagai variasi yaitu maju,
2. Anak mampu melompat sesuai arah dengan menggunakan satu dan dua
kaki
BSH : Jika anak mampu melompat sesuai arah menggunakan satu kaki
BSB : Jika anak mampu melompat sesuai arah menggunakan satu dan dua
kaki.
BB : Jika anak belum mampu bermain sesuai dengan aturan yang telah
ditentukan
91
BSH : Jika anak mampu bermain sesuai aturan yang ditentukan tanpa
BSB : Jika anak mampu bermain sesuai aturan yang ditentukan dan
aktivitas
BSB : Jika anak mampu menggunakan tangan kanan dan kiri dalam
Lampiran 3
menggunakan sistem luring yaitu proses belajar mengajar hanya dilakukan selama
Pangkajene dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Pada kegiatan awal proses
pembelajaran dimulai dengan anak merapikan tempat duduk dan duduk rapi,
setelah itu membaca doa, membaca surah-surah, menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan.
e. Anak berjalan dan melompat sesuai dengan arah dan jumlah kaki
sesuai dengan arah gambar telapak kaki dan melompat dengan satu
93
kaki sebanyak 2 kali sesuai dengan arah gambar telapak kaki dan
garis start dan tidak dapat melanjutkan permainan, tetapi jika anak
tema sekolah.
94
menggunakan sistem luring yaitu proses belajar mengajar hanya dilakukan selama
Pangkajene dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Pada kegiatan awal proses
pembelajaran dimulai dengan anak merapikan tempat duduk dan duduk rapi,
setelah itu membaca doa, membaca surah-surah, menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan.
permainan sebelumnya
d. Anak berjalan dan melompat sesuai dengan arah dan jumlah kaki
sesuai dengan arah gambar telapak kaki dan melompat dengan satu
kaki sebanyak 2 kali sesuai dengan arah gambar telapak kaki dan
garis start dan tidak dapat melanjutkan permainan, tetapi jika anak
menggunakan sistem luring yaitu proses belajar mengajar hanya dilakukan selama
Pangkajene dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Pada kegiatan awal proses
pembelajaran dimulai dengan anak merapikan tempat duduk dan duduk rapi,
setelah itu membaca doa, membaca surah-surah, menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan.
permainan sebelumnya
d. Anak berjalan dan melompat sesuai dengan arah dan jumlah kaki
sesuai dengan arah gambar telapak kaki dan melompat dengan satu
kaki sebanyak 2 kali sesuai dengan arah gambar telapak kaki dan
garis start dan tidak dapat melanjutkan permainan, tetapi jika anak
berbagai aktivitas
minuman.
99
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Hasil Output Nilai Statistik Deskriptif Pretest dan Posttest dari SPSS
Pretest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 9.00 4 26.7 26.7 26.7
Posttest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 12.00 3 20.0 20.0 20.0
Lampiran 7
Pretest
Posttest
104
Lampiran 8
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Lampiran 9
Lampiran 10
Dokumentasi Kegiatan
Pelaksanaan Pretest
(Anak berjalan dan melompat sesuai dengan arah dan jumlah telapak kaki
yang ada pada tripleks, jika anak tidak melompat sesuai dengan gambar
maka anak kembali ke garis start dan dilanjutkan oleh anak selanjutnya)
(Anak berjalan dan melompat sesuai dengan arah dan jumlah telapak kaki
yang ada pada tripleks)
(Anak berjalan dan melompat sesuai dengan arah dan jumlah telapak kaki
yang ada pada tripleks)
Pelaksanaan Posttest
RIWAYAT HIDUP