Anda di halaman 1dari 210

PENYUSUNAN ANALISIS TUGAS MEMBUAT JAMU KUNYIT ASEM

BAGI PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS X DI SLB BC


MULTAHADA KABUPATEN BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu Persyaratan Karya Ilmiah (Skripsi)


Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
di Program Studi Pendidikan Luar Biasa

Oleh
Nita Nurfitriyanti
NIM. 41032102181083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS KEGURUAN ILMU DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2022
i
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Bismillahirrahmaanirrohiim,

Saya yang bertandatangan di bawah ini,

Nama : NITA NURFITRIYANTI

NIM : 41032102181083

Judul : PENYUSUNAN ANALISIS TUGAS MEMBUAT JAMU KUNYIT

ASEM BAGI PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS

X DI SLB BC MULTAHADA KABUPATEN BANDUNG

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul tersebut di atas beserta seluruh isinya

merupakan hasil karya sendiri. Adapun pendapat maupun pernyataan orang lain

yang ditulis dalam skripsi ini dikutip sesuai dengan aturan mengutip yang berlaku

dan etika keilmuan.

Atas penyataan saya tersebut, maka saya bersedia untuk menanggung segala

resiko maupun sanksi yang berkaitan dengan karya tulis saya di kemudian hari.

Bandung, Agustus 2022

Yang membuat pernyataan,

Nita Nurfitriyanti

ii
Moto Hidup

"Ketakutan adalah penjara bernama kegagalan. Taklukan rasa


takut karena sukses adalah hak pemberani."
- Jefri Al Buchori

“Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi, dan saya menang."

iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nita Nurfitriyanti lahir di Bogor, Provinsi Jawa Barat

pada tanggal 12 Januari 2000. Penulis lahir dari pasangan

Sujendra dan Okay Mulyati S.Pd., M.Pd dan merupakan

anak bungsu dari dua bersaudara Deni Sujendra S.Pd.

Pada tahun 2005 penulis masuk TK Assalafusholeh

dan lulus pada tahun 2006, pada tahun 2006 penulis masuk

Sekolah Dasar Negeri (SDN) Puspanegara 02 dan lulus pada tahun 2012.

Kemudian melanjutkan sekolah tingkat pertama pada tahun yang sama di SMP

Negeri 02 Citeureup dan lulus tiga tahun kemudian pada tahun 2015. Selanjutnya

masuk pada sekolah menengah akhir di SMA Triple “J” Citeureup dan lulus pada

tahun 2018.

Pada tahun yang sama penulis diterima menjadi mahasiswa Jurusan

Pendidikan Luar Biasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam

Nusantara Bandung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru.

Dengan ketekunan, motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha. Penulis telah

berhasil menyelesaikan pengerjaan tugas akhir skripsi ini. Semoga dengan

penulisan tugas akhir skripsi ini mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia

pendidikan.

Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas

terselesaikannya skripsi yang berjudul “Penyusunan Analisis Tugas Membuat

Jamu Kunyit Asem Bagi Peserta Didik Tunagrahita Ringan Kelas X Di SLB BC

Multahada Kabupaten Bandung”.

iv
ABSTRAK

Nita Nurfitriyanti (2022) Penyusunan Analisis Tugas Membuat Jamu Kunyit


Asem Bagi Peserta Didik Tunagrahita Ringan Kelas X di SLB BC Multahada
Kabupaten Bandung

Peserta didik tunagrahita ringan memiliki kemampuan intelektual yang berada di


bawah rata-rata secara signifikan, sehingga menyebabkan mereka kesulitan dalam
melakukan tugas-tugas yang kompleks. Maka, pembelajaran bagi peserta didik
tunagrahita ringan lebih difokuskan pada pembelajaran keterampilan tata boga.
Pembelajaran keterampilan tata boga bertujuan untuk memberikan keterampilan
dasar atau keahlian dibidang tata boga sehingga dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya setelah lulus dari sekolah. Salah satunya yaitu membuat jamu
kunyit asem. Mengingat keterbatasan yang dimiliki peserta didik tunagrahita
ringan dalam mengerjakan suatu tugas, maka dibuatlah tugas yang dipecah
menjadi tugas-tugas kecil dan sederhana. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh
gambaran penyusunan analisis tugas tentang membuat jamu kunyit asem bagi
peserta didik tunagrahita ringan kelas X di SLB BC Multahada Kabupaten
Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif, dan data diperoleh melalui observasi, wawancara,
studi dokumentasi, semiloka, dan validasi. Hasil penelitian secara umum
menunjukkan bahwa pembelajaran keterampilan tata boga membuat jamu kunyit
asem belum memiliki analisis tugas, sehingga peneliti dan guru berkolaborasi
untuk menyusun analisis tugas tersebut. Mengacu pada kesimpulan penelitian,
direkomendasikan kepada sekolah sebaiknya melengkapi sarana dan prasarana
secara bertahap.

Kata kunci: Penyusunan, Analisis Tugas, Jamu Kunyit Asem, Peserta Didik
Tunagrahita Ringan

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT. Zat

yang hanya kepada-Nya memohon pertolongan. Alhamdulillah atas segala

pertolongan, rahmat, dan kasih saying-Nya, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Penyusunan Analisis Tugas Membuat

Jamu Kunyit Asem Bagi Peserta Didik Tunagrahita Ringan Kleas X di SLB BC

Multahada Kabupaten Bandung.” Shalawat serta salam kepada Rasulullah SAW

yang senantiasa menjadi sumber inspirasi dan teladan terbaik untuk umat

manusia.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

dalam menempuh ujian siding sarjana Pendidikan Luar Biasa Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Nusantara.

Peneliti menyadari walaupun usaha yang telah dilakukan seoptimal

mungkin, namun masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan ini,

maka peneliti mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun.

Akhir kata, peneliti sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

berperan serta dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa

meridhoi segala urusan kami. Aamiin.

Bandung, Agustus 2022

Peneliti

vi
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, dimana atas berkat

dan rahmat serta karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi. Pengerjaan

skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari banyak pihak. Dengan rasa

hormat peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT dengan segala rahmat serta karunia-Nya yang memberikan

kekuatan bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Okay Mulyati S.Pd., M. M dan Bapak Sujendra, selaku kedua orang tua

tersayang yang membesarkan peneliti dengan penuh kesabaran serta kasih

saying dalam membimbing dan mendidik. Tidak lupa selalu mendo’a kan

peneliti dengan tulus hingga peneliti bisa menjadi seperti sekarang.

3. Bapak Dr. Achmad Mudrikah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Islam Nusantara yang telah memberikan motivasi

dan dukungan kepada peneliti.

4. Bapak Dr. Yoga Budhi Santoso, M.Pd., selaku kepala Program Studi

Pendidikan Luar Biasa yang memberikan perhatian, dorongan dan motivasi

kepada mahasiswa.

5. Bapak Dr. H. Ayi Najmul Hidayat, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang

telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan

arahan, ide-ide, dorongan, motivasi serta ilmu baru dengan penuh kesabaran

selama proses penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Lilis Suwandari, S.Pd. M.M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan arahan, ide-

vii
ide, dorongan, motivasi serta ilmu baru dengan penuh kesabaran selama

proses penyusunan skripsi ini.

7. Kepala sekolah, guru beserta staf di SLB BC Multahada Kabupaten Bandung

yang mengizinkan peneliti untuk melaksanakan penelitian, yang selalu

memberikan dukungan, motivasi, serta membantu melancarkan peneliti dalam

menyelesaikan skripsi.

8. Teman-teman PLB angkatan 2018 yang saling membantu, memberikan

semangat, menyumbangkan pikiran serta saran kepada peneliti dan

memberikan kenangan yang begitu berwarna di kehidupan peneliti selama

masa perkuliahan.

9. Bima Aryanza selaku orang yang selalu menemani serta memberikan

semangat kepada peneliti hingga saat ini.

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan banyak

terima kasih kepada semua pihak yang sudah banyak membantu, semoga segala

do’a, bimbingan serta dukungan yang diberikan kepada peneliti mendapatkan

balasan yang berlipat dari Allah SWT. Aamiin.

Bandung, Agustus 2022

Peneliti

viii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .......................................................... i


MOTO HIDUP ........................................................................................................ ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR .............................................................................................v
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................5
C. Batasan Masalah .............................................................................................6
D. Manfaat Penelitian ..........................................................................................6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................7
F. Definisi Operasional........................................................................................8
G. Pertanyaan Penelitian ...................................................................................12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Anak Tunagrahita .........................................................................................13
B. Anak Tunagrahita Ringan .............................................................................21
C. Keterampilan Tata Boga ...............................................................................33
D. Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Tata Boga ...................................35
E. Analisis Tugas ...............................................................................................38
F. Pelaksanaan Analisis Tugas Tentang Membuat Jamu Kunyit Asem ............40
G. Penyusunan Analisis Tugas Membuat Jamu Kunyit Asem ..........................43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Pendekatan Penelitian ...............................................................65
B. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................................67
C. Instrument Penelitian ....................................................................................71
D. Teknik Analisis Data ....................................................................................72

ix
E. Subjek Penelitian ..........................................................................................73
F. Prosedur Penelitian........................................................................................75
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Latar Penelitian.............................................................................................79
B. Deskripsi Data ..............................................................................................83
C. Analisis Data ...............................................................................................136
D. Jawaban Pertanyaan Penelitian...................................................................143
E. Pembahasan.................................................................................................171
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan .....................................................................................................173
B. Rekomendasi...............................................................................................176
C. Penutup .......................................................................................................177
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................179

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Anak Tunagrahita .............................................................16


Tabel 2.2 Struktur Kurikulum SMALB ..............................................................33
Tabel 2.3 Kisi-Kisi Pembelajaran Membuat Jamu Kunyit Asem .......................46
Tabel 2.4 Bentuk Analisis Tugas Membuat Jamu Kunyit Asam Bagi Peserta
Didik Tunagrahita Ringan Kelas X di SLB BC Multahada Kabupaten
Bandung ..............................................................................................52
Tabel 3.1 Subjek Penelitian.................................................................................74
Tabel 4.1 Bentuk Analisis Tugas Membuat Jamu Kunyit Asam Bagi Peserta
Didik Tunagrahita Ringan Kelas X di SLB BC Multahada Kabupaten
Bandung (Hasil Semiloka) ................................................................111
Tabel 4.2 Bentuk Analisis Tugas Membuat Jamu Kunyit Asam Bagi Peserta
Didik Tunagrahita Ringan Kelas X di SLB BC Multahada Kabupaten
Bandung (Hasil Validasi) ..................................................................124
Tabel 4.3 Bentuk Analisis Tugas Membuat Jamu Kunyit Asam Bagi Peserta
Didik Tunagrahita Ringan Kelas X di SLB BC Multahada Kabupaten
Bandung (Hasil Semiloka) ................................................................146
Tabel 4.4 Bentuk Analisis Tugas Membuat Jamu Kunyit Asam Bagi Peserta
Didik Tunagrahita Ringan Kelas X di SLB BC Multahada Kabupaten
Bandung (Hasil Validasi) ..................................................................159

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Melakukan Observasi


Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian
Lampiran 3 Surat Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Melakukan Validasi I
Lampiran 5 Surat Permohonan Izin Melakukan Validasi II
Lampiran 6 Surat Telah Melakukan Validasi I
Lampiran 7 Surat Telah Melakukan Validasi II
Lampiran 8 Kisi-kisi Pedoman Observasi
Lampiran 9 Kisi-kisi Pedoman Wawancara
Lampiran 10 Foto-foto Penelitian
Lampiran 11 RPP Hasil Dokumentasi
Lampiran 12 Analisis Tugas Hasil Validasi
Lampiran 13 Hasil Penilaian Validasi I
Lampiran 14 Hasil Penilaian Validasi II

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan bagi kehidupan manusia,

bahkan merupakan hal pokok yang harus dipenuhi oleh setiap orang. Seiring

dengan perkembangan zaman, tuntutan pendidikan semakin dibutuhkan dalam

kehidupan ini. Seseorang yang tidak memiliki pendidikan akan dipastikan

mengalami kesulitan dalam menjalani hidupnya, sebagai contoh seseorang

yang akan mencari pekerjaan yang layak untuk melakoni kehidupannya akan

membutuhkan pendidikan untuk mendapatkan pekerjaan tersebut . Usaha para

pendidik diharapkan dapat membentuk manusia yang penuh tanggung jawab

serta dapat membimbing peserta didik menuju kedewasaan.

Pendidikan juga bukan hanya sebatas untuk anak-anak yang normal,

tetapi setiap orang juga berhak untuk belajar dan menerima pendidikan,

termasuk anak berkebutuhan khusus karena tidak ada batasan bagi mereka

untuk memperoleh pendidikan. Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus

tersurat dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional pasal 32 ayat (1) menyatakan bahwa: ”Pendidikan

khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat

kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,

emosional, mental, sisal dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat

istimewa”. Dalam Undang-Undang ini ditegaskan bahwa anak berkebutuhan

khusus dan anak normal mempunyai kesempatan yang sama dalam

memperoleh pendidikan. Terkait dengan adanya tujuan pendidikan nasional

1
2

tersebut telah memberikan kesempatan kepada peserta didik berkebutuhan

khusus salah satunya yaitu peserta didik tunagrahita untuk menumbuhkan

kemauan, menggali potensi dan mengembangkannya secara optimal.

Berdasarkan pengertian di atas bahwa peserta didik tunagrahita terdiri

dari tunagrahita ringan, sedang, berat, dan sangat berat. Anak tunagrahita

ringan mengalami kesulitan dalam proses pembelajarannya yang bersifat

terpisah-pisah antara pelajaran yang satu dengan pelajaran yang lainnya.

Hal ini sesuai dengan definisi dari AAIDD. Menurut AAIDD (American

Association of Intellectual and Depelovmental Disabilities) tunagrahita atau

intellectual disability adalah ketidak mampuan yang ditandai dengan

keterbatasan yang signifikan di kedua fungsi yaitu fungsi intelektual dan

perilaku adaptif, yang mencakup banyak keterampilan sosial dan praktis sehari-

hari. Ketidakmampuan ini terjadi sebelum usia 18. Fungsi Intelektual juga

disebut kecerdasan mengacu pada kapasitas mental umum, seperti belajar,

penalaran, dan pemecahan masalah.

Menurut definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tunagrahita menunjuk

pada keberfungsian intelektual secara umum yang berada di bawah rata-rata

dan menyebabkan anak tunagrahita kesulitan dalam penyesuaian tingkah laku

yang berlangsung pada masa perkembangan atau sebelum menginjak usia 18

tahun.

Salah satu anak tunagrahita berdasarkan klasifikasi adalah anak

tunagrahita ringan yang cenderung memiliki kemampuan beradaptasi sosial

yang terlambat, namun masih mempunyai kemampuan yang dapat

dikembangkan pada bidang pelajaran akademik, penyesuaian sosial, dan


3

kemampuan bekerja.

Pembelajaran keterampilan dapat menjadi salah satu solusi agar anak

tunagrahita ringan mampu mengembangkan kemampuannya untuk

menciptakan produk dan mencapai kemandirian hidup baik kemandirian

finansial/pekerjaan. Keterampilan di bidang tata boga paling mudah diterapkan

baik untuk kehidupan sehari-hari peserta didik maupun pekerjaan kedepannya

agar bisa mendapatkan penghasilan minimal untuk dirinya sendiri.

Kemampuan keterampilan kerja itu sangat penting diajarkan bagi peserta didik

tunagrahita ringan. Namun keterbatasan kondisi peserta didik tunagrahita

ringan yang tidak dapat memahami pembelajaran secara abstrak, serta sulit

dalam mengingat pembelajaran. Dengan kondisi tersebut maka peserta didik

tunagrahita ringan memerlukan penyusunan analisis tugas untuk

mempermudah peserta didik tunagrahita ringan dalam kegiatan pembelajaran

yang disusun secara rinci.

Berdasarkan hal tersebut, meskipun memiliki hambatan tidak menutup

kemungkinan peserta didik tunagrahita ringan mampu bekerja. Maka dari itu

diadakan program pembelajaran keterampilan dibidang tata boga untuk anak

SMALB dengan tujuan dipersiapkan sebelum terjun ke dunia kerja.

Pembelajaran keterampilan bagi peserta didik tunagrahita ringan harus

diberikan secara sistematis dan rutin mengingat kemampuan mereka terbatas.

Pembelajaran bagi peserta didik tunagrahita ringan lebih dititik beratkan pada

keterampilan tata boga yang disesuaikan dengan potensi dan tujuan yang akan

memberikan bekal dalam membuat atau menghasilkan suatu karya sesuai

dengan keahliannya sehingga nanti dapat mandiri dalam bermasyarakat. Oleh


4

karena itu peserta didik tunagrahita ringan dalam pembelajaran keterampilan

harus dengan arahan yang sangat rinci didalam tahapan-tahapan penyusunan

pembelajaran keterampilan, agar tidak mengalami kesalah pahaman dalam

pembelajaran tersebut, salah satunya pada pembelajaran tata boga.

Menurut Muslimah dan Rinawati (2016:7) bahwa “Tata boga adalah

program keahlian yang diberikan kepada peserta didik yang meliputi

pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pengolahan, penyajian, serta

pelayanan makanan dan minuman.”

Pembelajaran dibidang tata boga pada peserta didik tunagrahita ringan

dalam membuat makanan dan minuman yang akan bermanfaat bagi peserta

didik tunagrahita ringan dapat melalui analisis tugas dimana pada

pembelajarannya disusun secara sistematis yang dijadikan sebagai tugas-tugas

kecil. Penyusunan analisis tugas dapat bermanfaat bagi guru, dan peserta didik

tunagrahita ringan karena malalui analisis tugas peserta didik dengan mudah

mengikuti pembelajaran dimulai dengan langkah yang mudah hingga tersulit.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Muthia & Iswari (2019: 161)

bahwa:

Dalam analisis tugas guru harus merinci kegiatan atau tugas ke berbagai
langkah-langkah tersebut kepada siswa. Adanya pemberian bantuan
kepada siswa dalam mempelajari setiap langkah kecil dari satu proses
dan membantu mereka melakukan langkah-langkah tersebut bersama-
sama, siswa tersebut akan mampu melakukannya sampai tugas yang
cukup rumit. Perlu diingat bahwa siswa dengan gangguan intelektual
memerlukan langkah-langkah praktis untuk melakukan tugas lebih dari
yang lainnya.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di SLB BC

Multahada Kabupaten Bandung bahwa pembelajaran dibidang tata boga sudah


5

banyak menghasilkan berbagai macam makanan, dan minuman, namun dalam

membuat minuman masih jarang dilakukan atau diberikan kepada peserta didik

tunagrahita ringan. Di sekolah tersebut pernah melakukan pembelajaran dalam

membuat minuman jamu kunyit asem, namun peserta didik mengalami

permasalahan pada saat pembelajaran yaitu kesulitan dalam memahami

instruksi sehingga membutuhkan teknik pembelajaran untuk memudahkan

peserta didik tunagrahita ringan dalam memahami langkah-langkah pembuatan

jamu kunyit asam.

Peneliti ingin meneliti tentang penyusunan analisis tugas karena peserta

didik tunagrahita ringan memerlukan pembelajaran tata boga yang lebih rinci

melalui penyusunan analisis tugas dalam membuat jamu kunyit asem.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Penyusunan Analisis Tugas Membuat Jamu Kunyit

Asem Bagi Peserta Didik Tunagrahita Ringan Kelas X Di SLB BC Multahada

Kabupaten Bandung.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana bentuk

penyusunan analisis tugas membuat jamu kunyit asem bagi peserta didik

tunagrahita ringan kelas X di SLB BC Multahada Kabupaten Bandung?”.

C. Batasan Masalah

Untuk memperoleh hasil dalam melakukan penelitian ini maka peneliti

membuat batasan masalah sebagai berikut :


6

1. Kemampuan dalam belajar membuat jamu kunyit asem pada peserta

didik tunagrahita ringan kelas X di SLB BC Multahada Kabupaten

Bandung.

2. Bentuk penyusunan analisis tugas membuat jamu kunyit asem bagi peserta

didik tunagrahita ringan kelas X di SLB BC Multahada Kabupaten Bandung

yang disusun oleh peneliti.

3. Bentuk analisis tugas membuat jamu kunyit asem bagi peserta didik

tunagrahita ringan kelas X pada guru di SLB BC Multahada Kabupaten

Bandung, yang di validasikan pada guru di SLB Mekar Sari 01 Cibinong,

dan SLB BC YPLAB Wartawan Kota Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini mempunya manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, dan

memudahkan bagi guru-guru dalam mengembangkan kemampuan para

peserta didik tunagrahitra ringan.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada

beberapa pihak, terutama bagi peserta didik dan guru serta pengembangan

dibidang pendidikan luar biasa.

a. Peserta Didik Tunagrahita

Hasil penelitian ini dapat memberikan suatu perubahan pada

pengembangan diri peserta didik tunagrahita yaitu dalam membuat jamu


7

kunyit asem.

b. Guru

Hasil dapat dijadikan referensi bagi guru yang sudah mengajar, dan

mahasiswa jurusan PLB memiliki gaagsan yang berkaitan dengan

penyusuna analisis tugas.

c. Kepala sekolah

Bagi kepala sekolah dapat dijadikan masukan untuk memahami dan

memberikan fasilitas kepada guru yang melakukan penyusunan analisis

tugas.

d. Peneliti

Peneliti ini menjadi pengalaman yang berkesan bagi peneliti dan

lebih memahami tentang penyusunan analisis tugas. Sedangkan bagi

peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian tentang penyusunan

analisis tugas membuat jamu yang lainnya seperti jamu semiloto, beras

kencur, maupun minuman herbal lainnya.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini memiliki tujuan umum dan tujuan khusus :

1. Tujuan Umum

Secara umum, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

mengenai kemampuan dalam keterampilan membuat jamu kunyit asem bagi

peserta didik tunagrahita ringan kelas X di SLB BC Multahada Kabupaten

Bandung.
8

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui kemampuan dalam belajar membuat jamu kunyit

asem pada peserta didik tunagrahita ringan kelas X di SLB BC

Multahada Kabupaten Bandung.

b. Untuk mengetahui bentuk penyusunan analisis tugas membuat jamu

kunyit asem bagi peserta didik tunagrahita ringan kelas X di SLB BC

Multahada Kabupaten Bandung.

c. Untuk mengetahui bentuk analisis tugas membuat jamu kunyit asem bagi

peserta didik tunagrahita ringan kelas X bagi guru di SLB BC Multahada

Kabupaten Bandung, yang di validasikan di SLB Mekar Sari 01

Cibinong, dan SLB BC YPLAB Wartawan Kota Bandung.

F. Definisi Operasional

Untuk memperjelas judul penelitian ini maka definisi operasional

diuraikan sebagai berikut :

1. Penyusunan

Penyusunan adalah proses menyusun sesuatu. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (2015:1573) penyusunan adalah “proses, cara, perbuatan

menyusun”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penyusunan adalah

proses atau cara yang dibuat oleh kelompok atau seseorang dalam

memproses data dengan cara yang kemudian disusun dengan baik.

Penyusunan dalam penelitian ini adalah proses menyusun analisis tugas


9

membuat jamu kunyit asem bagi peserta didik tunagrahita ringan kelas X di

SLB BC Multahada Kabupaten Bandung.

2. Analisis Tugas

Analisis tugas merupakan metode yang digunakan dalam menganalisis

keterampilan seseorang dalam menggunakan alat dan bahan yang digunakan

dan mengetahui apa yang harus dikerjakan. Kemendikbud (2014:15)

mengemukakan bahwa “Analisis tugas atau task analysis merupakan

prosedur yang dapat dipakai untuk mengerjakan tugas tertentu yang sangat

dibutuhkan dalam kegiatan pengembangan diri peserta didik tunagrahita”.

Maka analisis tugas merupakan suatu upaya perincian langkah-langkah atau

kegiatan kecil dari suatu keterampilan yang akan diberikan kepada peserta

didik tunagrahita.

Kemendikbud (2016:122) menjelaskan bahwa “Pada dasarnya analisis

tugas merupakan upaya yang dapat digunakan oleh guru yang diberikan

bagi peserta didik menjadi urutan-urutan kegiatan yang lebih sederhana,

sehingga memudahkan peserta didik tunagrahita ketika mengerjakan tugas-

tugas tersebut.”

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa analisis tugas

merupakan suatu cara yang digunakan dalam pembelajaran dimana setiap

kegiatan nya disusun menjadi langkah-langkah kecil atau tugas sederhana

yang harus dipahami dan dimulai dari tahap awal hingga dikerjakan secara

keseluruhan oleh peserta didik tunagrahita ringan.

Analisis tugas dalam penelitian ini adalah membuat jamu kunyit asem

bagi peserta didik tunagrahita ringan kelas X SMA di SLB BC Multahada


10

Kabupaten Bandung.

3. Jamu

Jamu adalah suatu minuman tradisional yang dibuat secara khusus

untuk membantu kesehatan dalam tubuh manusia karena dibuat dari

rempah-rempah alami yang di olah menjadi minuman yang kaya akan

manfaat. Jamu memiliki berbagai jenis, seperti jamu kunyit asem, jamu

beras kencur, dan masih banyak lagi. Jamu dapat dibuat sendiri oleh

siapapun, atau dibeli dari penjual jamu. Jamu memiliki banyak peminat dari

masa ke masa, dan dapat dikonsumsi oleh semua kalangan dari anak-anak

maupun dewasa.

Susilawati dan Hikmatulloh (2021:60) menyatakan bahwa :

Jamu merupakan minuman segar dan memiliki banyak manfaat yang


diracik menggunakan resep tertentu, jamu dapat menjadi struktur yang
paling dasar untuk menjaga tubuh dari penyakit yang bukan hanya
dikonsumsi dimasa infeksi corona, tapi juga dikonsumsi setiap saat
untuk memelihara kesehatan, menjaga vitalis, menjaga imunitas, dan
mencegah penyakit, selain itu terdapat sisi positif yang diperoleh
melalui jamu ini, seperti memelihara warisan pengetahuan kesehatan
tradisional bangsa dan memajukan ekonomi pertanian, dan industri
bangsa.

Karimah et al (2021:95) menyatakan bahwa “Jamu merupakan

pemanfaatan dari tumbuhan yang digunakan untuk obat tradisional yang

biasa tertuang dalam produk yang dikemas dengan kearifan lokal.”

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa jamu merupakan suatu

produk minuman racikan berbahan dasar dari rempah tumbuhan yang

memiliki banyak manfaat untuk membantu menjaga imunitas tubuh, dan

masih banyak manfaat lainnya yang bisa diperoleh dengan mengkonsumsi

jamu secara rutin.


11

4. Kunyit Asem

Kunyit asem merupakan campuran rempah yang biasa digunakan

untuk membuat minuman obat tradisional seperti jamu.

Ulfa, R. F & Mustikawati, A. K (2021:87) menyatakan bahwa :

Kunyit merupakan suatu minuman yang dibuat dari bahan dasar utama
kunyit yang dipercaya memiliki banyak mengandung bahan aktif yang
berfungsi sebagai analgetika, antiperitika, dan antiinflasi, selain itu
minuman kunyit pun dapat membantu mengurangi rasa nyeri saat
haid.

Mayefis, et al (2022:80) menjelaskan bahwa kunyit asem dapat diolah

menjadi minuman yang direbus, dan memiliki banyak manfaat seperti

menjaga imunitas tubuh.

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan, bahwa kunyit asem merupakan

suatu rempah yang dapat dijadikan sebagai minuman dimana mengandung

berbagai bahan aktif yang akan berfungsi untuk menjaga imunitas tubuh.

5. Tunagrahita Ringan

Anak tunagrahita ringan adalah anak yang memiliki IQ antara 50-70,

namun mengalami kesulitan dalam beradaptasi sosial, tetapi masih mampu

untuk berkembang dalam bidang akademik. Menurut Mumpuaniarti (2010 :

64) bahwa :

Anak tunagrahita ringan (mild mentally retarded) adalah anak yang


tingkat kecerdasannya (IQ) berkisar antara 50 sampai 70. Rendahnya
tingkat kecerdasan itu juga mengakibatkan terbatasnya perkembangan
pencapaian tingkat usia mental mereka. Tingkat usia mental/umur
kecerdasan mental setaraf anak usia sekolah dasar kelas 6 (umur anak
12 tahun) walaupun sudah mencapai usia dewasa.

Berdasarkan definisi di atas anak tunagrahita ringan dalam penelitian

ini adalah anak yang memiliki kecerdasan IQ berkisar 50-70, dan usia

peserta didik yang akan menjadi objek berkisar 16-17 tahun yang duduk di
12

kelas X SMALB.

Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan judul penelitian ini

adalah untuk membantu mempermudah dalam melaksanakan pembelajaran

dengan lebih memperinci tahapan-tahapan dari suatu tugas keterampilan yaitu

membuat minuman jamu kunyit asem bagi peserta didik tunagrahita ringan

kelas X yang berusia 16-17 tahun dengan cara berkolaborasi antara peneliti dan

guru serta divalidasikan kepada guru kelas X di SLB Mekar Sari 1 Cibinong,

dan SLB BC Wartawan Kota Bandung.

G. Pertanyaan Penelitian

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, peneliti membuat pertanyaan

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana kemampuan dalam belajar membuat jamu kunyit asem pada

peserta didik tunagrahita ringan kelas X di SLB BC Multahada Kabupaten

Bandung?

2. Bagaimana bentuk penyusunan analisis tugas membuat jamu kunyit asem

bagi peserta didik tunagrahita ringan kelas X di SLB BC Multahada

Kabupaten Bandung yang disusun peneliti dan guru?

3. Bagaimana bentuk analisis tugas membuat jamu kunyit asem bagi peserta

didik tunagrahita ringan kelas X bagi guru di SLB BC Multahada

Kabupaten Bandung, yang di validasikan pada guru di SLB Mekar Sari 01

Cibinong, dan SLB BC Wartawan Kota Bandung?


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Anak Tunagrahita

1. Pengertian

Tunagrahita merupakan sebutan bagi seseorang yang mengalami

hambatan pada kemampuan intelektual atau kecerdasan dimana kemampuan

tersebut berada dibawah rata-rata secara signifikan sehingga berdampak

pada kemampuan sehari-hari, hal ini terjadi pada masa perkembangan.

Tunagrahita merupakan keadaan yang dapat terjadi pada saat sebelum

kelahiran dimana keadaan ini dapat diakibatkan oleh kelainan kromosom

pada saat ibu mengandung maupun pada saat setelah kelahiran yang

diakibatkan seperti infeksi atau keracunan, kelainan gizi, terpapar radiasi

dan lain-lain, sehingga menyebabkan kelainan pada bagian fikiran anak

tunagrahita.

Terdapat banyak istilah-istilah yang digunakan sebelum

dilaksanakannya pendidikan luar biasa secara meluas untuk menyebut

kemampuan kecerdasan yang dibawah rata-rata, seperti lemah otak atau

lemah ingatan, namun seiring perkembangan zaman dan terjadi paradigma

baru dimana istilah seperti lemah otak dan ingatan diperhalus menjadi

tunagrahita. Saat ini tunagrahita dapat disebut juga dengan intellectual

disability yang artinya keterbatasan intelektual.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2008:1563)

“tunagrahita berarti cacat pikiran, lemah daya tangkap, idiot, terbelakang

mental”. Istilah tunagrahita berasal dari kata “tuna” yang berarti kurang atau

13
14

tidak memiliki, dan kata “grahita” yang berarti memahami. Jadi istilah

tunagrahita dapat diberikan pada orang yang mengalami ketidak mampuan

dalam berpikir atau daya tangkap yang lemah, dan keterbelakangan mental.

Adapun Atmaja (2018:99) menegaskan, “Anak tunagrahita adalah suatu

kondisi anak yang kecerdasannya jauh di bawah rata-rata dan ditandai oleh

keterbatasan intelegensi serta ketidakcakapan terhadap komunikasi sosial”.

Kemis & Rosnawati (2013:1) menjelaskan bahwa :

Anak tunagrahita sering disebut individu yang secara signifikan memiliki


intelegensi normal dengan skor IQ sama atau lebih rendah dari 70.
Keadaan intelegensi di bawah rata-rata jelas akan menghambat segala
aktivitas kehidupan sehari-hari, seperti dalam sosialisasi, komunikasi dan
yang lebih menonjol adalah ketidak mampuan dalam menerima pelajaran
yang bersifat akademik sebagaimana anak-anak sebayanya.

Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita

adalah anak yang memiliki kondisi terbatasnya intelegensi dari yang

seharusnya dimana IQ <70, sehingga berdampak pada kehidupan yang harus

dijalani seperti menyesuaikan diri dengan lingkungan.

2. Klasifikasi

Anak tunagrahita memiliki perbedaan disetiap individunya, maka

terdapat tingkat klasifikasi yang berbeda dan bermacam-macam sesuai dengan

disiplin ilmu yang ada, pada kenyataannya setiap anak tunagrahita memiliki

kemampuan yang berbeda-beda, sehingga dibutuhkan strategi yang disesuaikan

dengan masing-masing anak.

Menurut Wikasanti, (2014: 15-17) “Klasifikasi anak tunagrahita adalah

tunagrahita ringan, tunagrahita sedang dan tunagrahita berat. Setiap anak

tunagrahita membutuhkan dukungan serta perlakuan yang disesuaikan dengan


15

tingkat klasifikasi karena kebutuhan yang berbeda disetiap klasifikasi nya

untuk menunjang kehidupan sosial nya dilingkungan.”

Atmaja (2018: 100-101) menjelaskan klasifikasi anak tunagrahita, yaitu :

a. Anak tunagrahita mampu didik IQ 68-52 adalah anak tungrahita yang


tidak mampu mengikuti pada program sekolah biasa, tetapi masih
memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pendidikan
walaupun hasilnya tidak maksimal. Kemampuan yang dapat
dikembangkan pada anak tunagrahita mampu didik, antara lain: (1)
membaca, menulis, mengeja, dan berhitung ; (2) menyesuaikan diri
dan tidak menggantungkan diri pada orang lain ; (3) keterampilan
yang sederhana untuk kepentingan kerja di kemudian hari. Dapat
disimpulkan, anak tunagrahita mampu didik secara minimal dalam
bidang-bidang akademis, sosial, dan pekerjaan.
b. Anak tunagrahita mampu latih IQ 51-36 adalah anak tunagrahita yang
memiliki kecerdasan sedemikian rendahnya sehingga tidak mungkin
untuk mengikuti program yang diperuntukkan bagi anak tunagrahita
mampu didik. Maka, beberapa kemampuan anak tunagrahita mampu
latih yang yang perlu diberdayakan, yaitu: (1) belajar mengurus diri
sendiri, misalnya makan, pakaian, tidur atau mandi sendiri, (2) belajar
menyesuaikan di lingkungan rumah dan sekitarnya, (3) mempelajari
kegunaan ekonomi di rumah, di bengkel kerja atau dilembaga khusus.
Dapat disimpilkan, anak tunagrahita mampu latih yaitu anak
tunagrahita yang hanya dapat di latih untuk megurus diri sendiri
melalui aktivitas kehidupannya sehari-hari, dan melakukan fungsi
sosial kemasyarakatan menurut kemampuannya.
c. Anak tunagrahita mampu rawat IQ 39-25 adalah anak tunagrahita
yang memiliki kecerdasan sangat rendah sehingga tidak mampu
mengurus diri sendiri atau sosialisasi. Dalam mengurus kebutuhan diri
sendiri sangat membutuhkan orang lain.

Adapun klasifikasi anak tunagrahita dilihat dari sisi keperluan

pembelajaran yang dikemukakan oleh Apriyanto (2012: 31-32) sebagai berikut:

a. Educable, anak dalam kelompok ini memiliki kemampuan akademik


setara dengan anak pada kelas 5 Sekolah Dasar.
b. Trainable, penyandang tunagrahita dalam kelompok ini masih mampu
dalam mengurus diri sendiri dan mempertahankan diri. Dalam
mendapatkan pendidikan dan penyesuaian dalam lingkungan sosial
dapat diberikan walau terbatas.
c. Custodia, pembelajaran dapat diberikan secara terus menerus dan
khusus. Tunagrahita dalam kelompok ini dapat diajarkan bagaimana
cara menolong diri sendiri dan mengembangkan kemampuan yang
lebih bersifat komunikatif.
16

Sedangkan klasifikasi anak tunagrahita dilihat dari sudut pandang

pembelajaran menurut B3PTKSM (Apriyanto, 2012: 32) sebagai berikut:

a. Borderline atau taraf perbatas, dalam pendidikan disebut sebagai slow


learner atau lamban belajar dengan IQ 70-85,
b. Educabie mentally retarded atau tunagrahita mampu didik dengan
memiliki IQ 50-70 atau 75,
c. Trainabie mentally retarded atau tunagrahita mampu latih dengan
memiliki IQ 30-50 atau 35-55,
d. Dependent or protoundly mentally retarded atau tunagrahita butuh
rawat dengan IQ < 25 atau 30.

Selanjutnya klasifikasi anak tunagrahita dilihat dari sudut pandang

sosiologis berdasarkan atas kemampuan anak tunagrahita dalam

kemandiriannya di lingkungan masyarakat, seperti yang ditegaskan oleh

Mumpuniarti (2007:14-15) klasifikasi anak tunagrahita sebagai berikut :

TABEL 2.1
Klasifikasi Anak Tunagrahita
Pendidikan Sosial Media

Mampu didik (Educable) Ringan (mild morant) Debil

Mampu latih (Friable) Sedang (moderate) Embical

Perlu rawat Berat/sangat berat Idiot

a. Tunagrahita ringan, tingkat kecerdasan IQ berkisar 50-70, dalam


hal penyesuaian sosial dan bergaul dengan orang normal yang lain
lebih mampu, dan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial
akan lebih luas serta mampu melakukan pekerjaan setingkat semi
terampil.
b. Tunagrahita sedang, tingkat kecerdasan IQ berkisar 30-50, dapat
beradaptasi dengan lingkungan terdekat, mampu mengurus dirinya
sendiri, dapat melakukan pekerjaan secara terus menerus namun tetap
membutuhkan pengawasan.
c. Tunagrahita berat dan sangat berat, memiliki kecerdasan IQ dibawah
30 Sepanjang hidupnya akan bergantung dengan orang lain, hanya
dapat berkomunikasi secara sederhana dengan Batasan tertentu.

Berdasarkan kutipan beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa anak


17

tunagrahita memiliki klasifikasi dan pada setiap klasifikasi masing-masing

memiliki kemampuan yang berbeda satu dan yang lainnya yang berdampak

pada kehidupan sehari-hari.

3. Karakteristik

Anak tunagrahita memiliki karakteristik atau ciri khas yang dapat dilihat

dan berbeda dengan anak pada umumnya. Anak tunagrahita untuk mencapai

tugas perkembangan perlu memperhatikan karakteristik disamping faktor

lingkungannya.

Atmaja (2018: 103-104) menjelaskan karakteristik anak tunagrahita,

yaitu :

Karakteristik anak cacat mental mild (ringan) adalah mereka termasuk


yang mampu didik, dilihat dari segi pendidikan. Mereka tidak
memperlihatkan kelainan fisik yang mencolok, walaupun perkembangan
fisiknya sedikit terlambat daripada anak rata-rata.
Karakteristik anak cacat mental moderate (menengah) adalah mereka
digolongkan sebagai anak yang mampu latih, di mana mereka dapat
dilatih untuk beberapa keterampilan tertentu. Meskipun sering
merespons lama terhadap pendidikan dan pelatihan. Mereka dapat dilatih
untuk mengurus dirinya sendiri serta dilatih untuk kemampuan
membaca, menulis sederhana.
Karakteristik anak cacat mental severe, adalah mereka memperlihatkan
banyak masalah dan kesulitan, meskipun di sekolah khusus. Mereka juga
mengalami gangguan bicara. Mereka hanya bisa berkomunikasi secara
vocal setelah pelatihan secara intensif. Tanda-tanda kelaianan fisik
lainnya adalah lidah sering kali menjulur keluar, bersamaan dengan
keluarnya air liur. Kepala sedikit besar dari biasanya. Kondisi fisik
mereka lemah. Mereka hanya bisa dilatih keterampilan khusus selama
kondisi fisik memungkinkan.
Karakteristik anak cacat mental profound memiliki problem yang serius,
baik menyangkut kondisi fisik, intelegensi serta program pendidikan
yang tepat bagi mereka. Kelainan fisik lainnya dapat dilihat dari kepala
yang lebih besar dan sering bergoyang-goyang. Penyesuaian dirinya
sangat kurang, dan bahkan sering kali meminta bantuan orang lain
karena mereka tak dapat berdiri sendiri. Mereka membutuhkan bantuan
medis yang baik dan intensif. Hal tersebut menyebabkan anak
tunagrahita kesulitan dalam memfokuskan dirinya, seperti menentukan
pilihan.
18

Adapun karakteristik anak tunagrahita secara umum dan secara khusus

yang di adaptasi dari Page (Rochyadi, (2012: 19-22) mengemukakan

karakteristik secara umum sebagai berikut :

a. Akademik
Kapasitas belajar pada anak tunagrahita sangat terbatas, terlebih
mengenai hal yang abstrak. Mereka lebih banyak belajar dengan
membeo (rote learning) dari pada dengan pengertian. Setiap harinya
mereka membuat kesalahan yang sama. Mereka cenderung
menghindar dari perbuatan berpikir. Mereka mengalami kesukaran
dalam memusatkan perhatian, dan memiliki lapang minatnya sedikit.
Cenderung cepat lupa, sulit membuat kreasi yang baru, memiliki
rentan perhatian yang singkat.
b. Sosial / emosional
Anak tunagrahita dalam pergaulannya tidak dapat mengurus dirinya
sendiri, memelihara, serta memimpin diri. Mereka memerlukan
bantuan untuk mencegah agar tidak terpengaruh terhadap tingkah
laku yang kurang baik karena mereka cenderung mudah dipengaruhi.
Anak tunagrahita biasanya lebih senang bermain bersama anak yang
usianya dibawah mereka.
Mereka tidak dapat mengungkapkan rasa bangganya atau kagum,
memiliki kepribadian yang tidak dinamis, mudah goyah, kurang
menawan, dan tidak berpikiran secara luas. Namun dibalik itu semua,
anak tunagrahita menunjukkan rasa empati dan ketekunan jika
mereka mendapatkan layanan serta perlakuan yang kondusif dari
lingkungannya.
c. Fisik / kesehatan
Anak tunagrahita pada umumnya memiliki struktur dan fungsi tubuh
yang kurang dari anak normal. Mereka baru dapat berjalan dan
berbicara pada usia yang lebih tua dari anak pada umumnya. Sikap
dan gerakan pada anak tunagrahita cenderung kurang indah, tidak
jarang ada yang mengalami kurangnya kemampuan berbicara atau
cacat bicara, penglihatan dimana mereka melihat namun tidak
memahami apa yang dilihat, dan pendengaran dimana mereka
mendengar namun tidak memahami apa yang mereka dengar. Hal
tersebut disebabkan dari pusat pengolahan yaitu otak.
Pada anak tunagrahita berat dan sangat berat, mereka tidak
merasakan sakit, bau yang tidak enak, badan yang tidak segar,
memiliki daya tahan yang kurang sehingga banyak yang meninggal di
usia muda.

Menurut Rochyadi (2012: 21-22) karakteristik anak tunagrahita secara

khusus berdasarkan tingkat ketunaannya, sebagai berikut :


19

a. Tunagrahita Ringan
Anak tunagrahita dengan tingkat ringan masih mampu belajar
membaca, menulis, dan berhitung secara sederhana. Kematangan
belajar membaca baru akan dicapai saat berusia 9 dan 12 tahun sesuai
dengan tingkat ketunaannya berat atau ringan. Pada usia 16 tahun atau
lebih mereka akan dapat mempelajari pembelajaran yang sama dengan
kelas 3 dan 5 Sekolah Dasar. Kecerdasannya berkembang dengan
kecepatan setengah dan tiga per empat kecepatan anak normal dan
akan berhenti di usia muda.
Pembendaharaan kata terbatas, namun dalam penguasaan bahasanya
memadai dalam situasi tertentu, mereka masih dapat bergaul, masih
mampu mempelajari pekerjaan yang memerlukan semi skilled. Pada
usia dewasa, kecerdasannya mencapai tingkat usia anak normal 9 dan
12 tahun. Saat menginjak usia sesudah dewasa, banyak anak
tunagrahita ringan yang masih dapat berdiri sendiri.
b. Tunagrahita Sedang
Anak tunagrahita dengan tingkat sedang, dikatakan hampir tidak dapat
mempelajari mengenai pelajaran akademik. Perkembangan Bahasa
yang terbatas, berkomunikasi dengan beberapa kata. Dalam hal
membaca, menulis, mereka dapat menulis mengenai dirinya sendiri
maupun keluarganya, seperti nama sendiri, alamat, nama orang tua,
dan lain-lain. Dalam hal angka-angka mereka hanya mengenalnya
tanpa mengerti. Terlepas dari hal itu semua, anak tunagrahita sedang
masih memiliki potensi dalam mengurus dirinya sendiri. Mereka
masih dapat dilatih dalam mengerjakan sesuatu secara rutin, masih
dapat mengikuti kegiatan serta menghargai hak milik orang lain.
Anak tunagrahita sedang masih membutuhkan pengawasan saat
mengerjakan sesuatu, dan membutuhkan bantuan dari orang lain.
Masih dapat membedakan mana yang berbahaya dan tidak berbahaya.
Setelah beranjak dewasa, kecerdasan mereka tidak lebih dari anak
normal usia 6 tahun.
c. Tunagrahita Berat dan Sangat Berat
pertolongan orang lain selama hidupnya. Mereka tidak dapat merawat
dirinya sendiri, seperti makan, minum, pergi ke toilet, berpakaian,
sehingga mereka membutuhkan bantuan dari orang lain. Mereka tidak
dapat membedakan mana yang bahaya dan tidak bahaya, mereka tidak
dapat berbicara, namun masih dapat berkata-kata atau dengan
menggunakan tanda sederhana. Kecerdasannya walaupun mencapai
usia dewasa berkisar seperti anak normal usia paling tinggi 4 tahun.
Untuk menjaga kestabilan fisik dan kesehatannya mereka perlu
diberikan kegiatan yang bermanfaat, seperti mengampelas,
memindahkan benda, mengisi karung dengan beras sampai penuh.

Dilihat dari beberapa kutipan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

anak tunagrahita memiliki karakteristik yang dapat dilihat secara umum dan
20

khusus. Secara umum anak tunagrahita memiliki karakteristik yang meliputi

beberapa aspek yaitu: akademik, sosial atau emosi, dan fisik atau kesehatan.

Adapun karakteristik anak tunagrahita secara khusus yang disesuaikan dengan

tingkatan ketunaannya, yaitu: tunagrahita ringan dimana mereka masih mampu

mengikuti pembelajaran secara akademik seperti menulis, membaca, dan

berhitung. Pada anak tunagrahita sedang tidak dapat mempelajari pembelajaran

akademik, namun masih memiliki potensi untuk mengurus dirinya sendiri dan

masih dapat dilatih untuk mengerjakan sesuatu secara terus menerus dengan

bantuan pengawasan dari orang lain. Anak tunagrahita berat dan sangat berat

tidak dapat mengurus dirinya sendiri sehingga membutuhkan bantuan dari

orang lain sepanjang hidupnya.

4. Penyebab

Ketunagrahitaan dapat disebabkan dari berbagai sumber baik dari luar

maupun dalam, seperti yang dijelaskan oleh Atmaja (2018: 106-107) bahwa

penyebab ketunagrahitaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Sebab-sebab yang bersumber dari luar


Sebab yang bersumber dari luar meliputi :
1) Maternal malnutrition, atau malnutrisi pada ibu yang tidak
menjaga pola makan yang sehat
2) Keracunan atau efek substansi waktu ibu hamil yang bisa
menimbulkan kerusakan pada plasma inti, misalnya penyakit
sifilis, racun dari kokain, heroin, tembakau, dan alcohol
3) Radiasi, misalnya sinar X-rays atau nuklir
4) Kerusakan pada otak waktu kelahiran, misalnya pernah sakit
keras, lahir karena alat bantu/pertolongan, lahir premature atau
LBW (Low Birth Weight)
5) Panas yang terlalu tinggi, misalnya pernah sakit keras, tifus, cacar
dan sebagainya
6) Infeksi pada ibu, misalnya rubella (campak Jerman) yang
merupakan penyebab potensial dari keterbelakangan mental,
selain juga kebutaan. Rubella paling berbahaya pada tiga bulan
pertama usia kehamilan. Selain itu, sifilis dan herpes simpleks
21

yang ditularkan ibu pada bayi ketika melahirkan juga berpotensi


menyebabkan keterbelakangan mental anak
7) Gangguan pada otak, misalnya tumor otak, anaxia (deprivasi
oksigen), infeksi pada otak, hydrocephalus atau microcephalus
8) Gangguan fisiologis, seperti Down Syndrome, certinism
9) Pengaruh lingkungan dan kebudayaan, misalnya pada anak-anak
yang dibesarkan pada lingkungan yang buruk
b. Sebab-sebab yang bersumber dari dalam
Sebab yang bersumber dari dalam, yaitu sebab dari faktir keturunan.
Sebab ini dapat berupa gangguan pada plasma inti atau chromosome
abnormality. Namun, beberapa tahun belakangan ditemukan banyak
kasus retardasi mental ringan (mild) ternyata disebabkan oleh
sindrom-sindrom genetis tertentu. Penyebab tunagrahita secara umum
adalah :
1) Infeksi dan atau intoksikasi
2) Rudapaksa dan atau sebab fisik lain
3) Gangguan metabolisme, pertumbuhan atau gizi atau nutrisi
4) Penyakit otak yang nyata
5) Kondisi setelah lahir/postnatal
6) Akibat penyakit atau pengaruh sebelum lahir (prenatal) yang
tidak diketahui
7) Akibat kelainan kromosom
8) Gangguan waktu kehamilan (gestational disorders)
9) Gangguan pascapsikiatrik gangguan jiwa berat (postpsychiatry
disorder)
10) Pengaruh lingkungan
11) Kondisi-kondisi lain yang tak tergolongkan

Dapat disimpulkan bahwa ketunagrahitaan dapat disebabkan oleh

berbagai macam faktor yang dapat di indikasikan baik dari luar maupun dari

dalam yang memerlukan suatu upaya untuk mencegah terjadinya

ketunagrahitaan.

B. Anak Tunagrahita Ringan

1. Pengertian

Tunagrahita ringan merupakan salah satu klasifikasi pada

ketunagrahitaan, dimana anak tunagrahita ringan ini memiliki tingkat

kecerdasan intelektual berkisar 50-70. Anak tunagrahita ringan masih dapat

menguasai pendidikan akademik dalam suatu bidang tertentu, masih dapat


22

bersosialisasi dan memiliki kemampuan motorik yang baik.

Kemis dan Rosnawati (2013:12) menjelaskan bahwa :

Anak tunagrahita ringan (educable) atau mampu didik, mereka


memiliki kemampuan dalam bidang akademik yang setara dengan
anak umum yang bersekolah di kelas V Sekolah Dasar. Anak
tunagrahita mampu didik masih mampu di didik untuk mempelajari
membaca, menulis, dan berhitung secara sederhana.

Widiastuti dan Winaya (2019: 118) menjelaskan bahwa :

Karakteristik tunagrahita ringan (mampu didik) adalah mereka yang


memiliki tingkat kecerdasan IQ berkisar 50-70, mereka masih
memiliki potensi dalam pembelajaran akademik dan masih dapat
dikembangkan, masih mampu menyesuaikan kemampuan sosial
dan mampu bekerja, masih mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan secara lebih luas, mandiri dalam bermasyarakat, masih
mampu mengerjakan pekerjaan semi terampil dan pekerjaan
sederhana.

Dari beberapa kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa anak

tunagrahita ringan merupakan anak yang memiliki IQ berkisar 50-70,

dengan tingkat kecerdasan tersebut mereka masih mampu untuk mengikuti

pembelajaran akademik serta masih memiliki potensi untuk mengerjakan

suatu pekerjaan yang sederhana, mereka masih mampu menyesuaikan diri

dengan lingkungan masyarakat secara lebih meluas.

2. Karakteristik

Anak tunagrahita ringan memiliki karakteristik, namun tidak dapat

disamakan dengan anak seusianya pada umumnya. Karakteristik tunagrahita

ringan mungkin berbeda antara satu dengan yang lainnya. Amin (1995: 37)

menjelaskan mengenai karakteristik tunagrahita ringan, yaitu :

Karakteristik anak tunagrahita ringan banyak yang lancar berbicara


tetapi kurang perbendaharaan katanya, mengalami kesukaran berfikir
abstrak, tetapi masih dapat mengikuti pelajaran akademik. Pada umur
16 tahun baru mencapai umur kecerdasan yang sama dengan anak
normal usia 12 tahun, sebagian tidak dapat mencapai umur kecerdasan
seperti itu.
23

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tunagrahita ringan

pada usia 16 tahun baru akan mencapai usia kecerdasan yang sama dengan

anak pada umumnya, masih dapat berbicara namun memiliki pembendaharan

kata yang tidak sebanyak anak pada umumnya, mengalami kesulitan dalam

berfikir hal yang abstrak.

Mumpuniarti (2007: 41-42) menjelaskan karakteristik anak tunagrahita

ringan dapat ditinjau dari segi fisik, psikis, dan sosial, karakteristik dijelaskan

sebagai berikut :

a. Karakteristik secara fisik terlihat seperti anak normal, namun sedikit


mengalami kelemahan dalam kemampuan sensormotorik
b. Karakteristik secara psikis sukar berfikir hal abstrak dan logis,
memiliki kemampuan analisa yang kurang, asosiasi lemah, fantasi
lemah, kurang mampu dalam mengendalikan perasaan, mudah
dipengaruhi kepribadian, kurang harmonis karena tidak mampu
menilai yang baik dan buruk
c. Karakteristik secara sosial masih mampu bergaul, menyesuaikan
dengan lingkungan yang tidak terbatas hanya pada keluarga saja,
namun terdapat yang mampu mandiri dalam masyarakat, mampu
melakukan pekerjaan yang sederhana dan melakukan secara penuh
sebagai orang dewasa, kemampuan dalam bidang pendidikan
termasuk mampu didik.

Dari pernyataan tersebut, bahwa karakteristik anak tunagrahita ringan

dapat dilihat dari segi fisik, psikis, dan sosial, dimana anak tunagrahita ringan

terlihat sama dengan anak normal pada umumnya dan dapat bergaul dengan

lingkungan lebih luas, hanya saja yang membedakan terletak pada kelemahan

kemampuan sensormotor, tidak dapat berfikir mengenai hal yang bersifat

abstrak serta logis seperti anak pada umumnya.

Astati (2001: 5-7) menjelaskan mengenai karakteristik anak tunagrahita

ringan sebagai berikut :


24

a. Ciri fisik dan Motorik


Keterampilan motoirk anak tunagrahita ringan lebih rendah dari anak
normal. Sedangkan tinggi dan berat badan adalah sama. Hasil
penelitian Rariek (1980) yang dihimpun oleh Samuel A. Kirk (1986)
menyimpulkan bahwa kesehatan tubuh dan kematangan motoric anak
tunagrahita ringan lebih lemah dari pada anak normal yang seusia
dengannya.
b. Bahasa dan Penggunaannya
Anak tunagrahita ringan banyak yang lancer berbicara tetapi kurang
dalam perbendaharaan kata. Mereka juga kurang mampu menarik
kesimpulan mengenai apa yang dibicarakannya.
c. Kecerdasan
Anak tunagrahita ringan mengalami kesulitan dalam berpikir abstrak.
Tetapi mereka masih mampu mempelajari hal-hal yang bersifat
akademik walaupun terbatas. Sebagian dari mereka mencapai usia
kecerdasan yang sama dengan anak normal usia 12 tahun ketika
mencapai usia dewasa. Di samping itu mereka menunjukkan
keterbatasan lingkup perhatian, mudah terganggu perhatian,
hiperaktif, dan pasif (diam berjam-jam).
d. Sosial
Anak tunagrahita ringan cenderung menarik diri, acuh tak acuh,
mudah bingung. Keadaan seperti akan bertambah berat apabila
lingkungannya tidak memberikan reaksi positif. Mereka cenderung
bergaul dengan anak normal yang lebih muda dari usianya. Tidak
jarang dari mereka mudah dipengaruhi sebab tidak dapat memikirkan
akibat dari tindakannya.
Dalam penyesuaian sosial mereka dapat bergaul, menyesuaikan diri
dalam lingkungan yang lebih luas, dan kebanyakan dari mereka dapat
berdiri sendiri.
e. Kepribadian
Ciri-ciri pribadi anak tunagrahita ringan antara lain : kurang percaya
diri, merasa rendah diri, mudah frustasi.
f. Pekerjaan
Dalam kemampuan bekerja, anak tunagrahita ringan dapat melakukan
pekerjaan yang sifatnya semi-skilled dan pekerjaan itu sifatnya
sederhana, bahkan Sebagian besar dari mereka dapat mandiri dalam
melakukan pekerjaan sebagai orang dewasa asalkan sesuai dengan
kemampuannya.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita

ringan memiliki karakteristik yang dapat dilihat dan diamati melalui beberapa

aspek, dan dapat dikatakan sebagai kategori anak yang mampu menyelesaikan

tugas dengan baik serta mampu menjaga dirinya.


25

3. Permasalahan

Anak tunagrahita ringan mengalami masalah yang berbeda antara satu

dan lainnya, terlebih saat mereka menginjak usia dewasa. Pada anak

tunagrahita ringan memiliki kemampuan yang terbatas, sehingga menyebabkan

permasalahan.

Astati (2001: 10-11) menyatakan permasalahan yang dihadapi oleh anak

tunagrahita ringan sebagai berikut :

a. Masalah penyesuaian diri


Anak tunagrahita ringan mengalami kesulitan dalam mengartikan
norma-norma lingkungan sehingga mereka tidak dapat melakukan
fungsinya sebagai anggota masyarakat. Akhirnya tidak jarang
dari mereka diisolasi dan dianggap hanya menjadi beban orang
lain.
b. Masalah pemeliharaan diri
Anak tunagrahita ringan mengalami kesulitan dalam membina
dirinya. Misalnya dalam mengadakan orientasi, pemeliharaan, dan
penggunaan fasilitas di lingkungannya serta sebagaimana kepantasan
penampilan.
c. Masalah kesulitan belajar
Kesulitan belajar umumnya tampak dalam bidang pelajaran yang
sifatnya akademis dan mengandung hal-hal yang sifatnya abstrak.
Sedangkan dalam bidang pengajaran non akademik, mereka tidak
begitu mengalami kesulitan.
d. Masalah pekerjaan
Kenyataannya menunjukkan banyaknya populasi penyandang
tunagrahita ringan pasca sekolah yang tidak memperoleh kesempatan
bekerja karena dinilai kemampuan kerja mereka sangat rendah.
Diperkirakan hal ini disebabkan karena kurangnya kesesuaian antara
keterampilan yang dimiliki dan prilaku vokasional (daya tahan, minat,
kegembiraan, komunikasi, penampilan, dan lain-lain) dengan tuntutan
lapangan pekerjaan. Sementara itu, masyarakat menganggap bahwa
penyandang tunagrahita harus mampu berkompetisi dengan normal
karena melihat usia maupun keadaan fisiknya (keadaan fisik
penyandang tunagrahita ringan tidak berbeda dengan orang normal).
Bila hal ini tidak ditanggulangi dan dicarikan jalan keluarnya maka
penyandang tunagrahita cenderung menggantungkan diri kepada
orang lain.
Dengan demikian, masalah penempatan kerja penyandang tunagrahita
harus ditangani secara serius, antara lain, dengan meningkatkan
kegiatan non akademik sehingga diharapkan keterampilan yang
mereka miliki dapat diaplikasikan dalam dunia pekerjaan.
26

Penjelasan tersebut dapat disimpulkan, bahwa tunagrahita ringan

memiliki permasalahan dalam kehidupannya sehari-hari yang sangat kompleks,

maka masih perlu memahami mengenai permasalahan yang di hadapi oleh

tunagrahita ringan, dari permasalahan tersebut perlu di cari solusi untuk

mengatasi permasalahan tersebut.

Adapun permasalah yang dihadapi oleh anak tunagrahita berdasarkan

dalam konteks pendidikan yang dikemukakan oleh Astati dan Mulyati

(2011:22-25) sebagai berikut :

a. Masalah Kesulitan Dalam Kehidupan Sehari-hari


Masalah ini berkaitan dengan kesehatan dan pemeliharaan diri dalam
kehidupan sehari-hari. Melihat kondisi keterbatasan anak-anak dalam
kehidupan sehari-hari mereka banyak mengalami kesulitan apalagi
yang termasuk kategori berat dan sangat berat, pemeliharaan
kehidupan sehari-harinya sangat memerlukan bimbingan. Karena
itulah di sekolah diharapkan sekali dapat memberikan sumbangan
yang berarti dalam melatih dan membiasakan anak didik untuk
merawat dirinya sendiri. Masalah-masalah yang sering ditemui
diantaranya adalah: cara makan, menggosok gigi, memakai baju,
memasang sepatu dan lain-lain.
b. Masalah Kesulitan Belajar
Dapat disadari bahwa dengan keterbatasan kemampuan berpikir
mereka, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa mereka sudah tentu
mengalami kesulitan belajar, yang tentu pula kesulitan tersebut
terutama dalam bidang pengajaran akademik (misalnya : Matematika,
IPA, Bahasa), sedangkan untuk bidang studi non akademik mereka
tidak banyak mengalami kesulitan belajar. Masalah-masalah yang
sering dirasakan dalam kaitannya dengan proses belajar-mengajar di
antaranya: kesulitan menangkap pelajaran, kesulitan dalam belajar
yang baik, mencari metode yang tepat, kemampuan berpikir abstrak
yang terbatas, daya ingat yang lemah, dan sebagainya.
c. Masalah Penyesuaian Diri
Masalah ini berkaitan dengan masalah-masalah atau kesulitan dalam
hubungannya dengan kelompok maupun individu di sekitarnya.
Disadari bahwa kemampuan penyesuaian diri dengan lingkungan
sangat dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan. Karena tingkat
kecerdasan anak tunagrahita jelas-jelas berada di bawah rata-rata
(normal) maka dalam kehidupan bersosialisasi mengalami hambatan.
Di samping itu mereka ada kecenderungan diisolir (dijauhi) oleh
lingkungannya, apakah itu masyarakat atau keluarganya. Dapat juga
27

terjadi anak ini tidak diakui secara penuh sebagai individu yang
berpribadi dan hal tersebut dapat berakibat fatal terhadap
pembentukan pribadi., sehingga mengakibatkan suatu kondisi pada
individu itu tentang ketidakmampuannya di dalam menyesuaikan diri
baik terhadap tuntutan sekolah, keluarga, masyarakat, dan bahkan
terhadap dirinya sendiri.
d. Masalah Penyaluran ke Tempat Kerja
Secara empirik dapat dilihat bahwa kehidupan anak tunagrahita
cenderung banyak yang masih menggantungkan diri kepada orang lain
terutama kepada keluarga (orang tua) dan masih sedikit sekali yang
sudah dapat hidup mandiri, inipun masih terbatas pada anak
tunagrahita ringan. Dengan demikian perlu disadari betapa pentingnya
masalah penyaluran tenaga kerja tunagrahita ini dan untuk itu perlu
dipikirkan matang-matang dan secara ideal dapat diwujudkan dengan
penanganan yang serius. Hal ini dianggap penting, karena bila
diperhatikan benar-benar kehidupan anak tunagrahita ini cukup
memprihatinkan. Setelah selesai mengikuti program pendidikan
ternyata masih banyak yang sangat menggantungkan diri dan
membebani kehidupan keluarga.
Di samping beberapa usaha tersebut di atas perlu ada imbangan dari
pihak sekolah untuk lebih banyak meningkatkan kegiatan non
akademik baik itu berupa kerajinan tangan, keterampilan, dan
sebagainya. Yang semuanya itu diharapkan dapat membekali mereka
untuk terjun ke masyarakat.
e. Masalah Pemanfaatan Waktu Luang
Wajar bagi anak tunagrahita dalam tingkah lakunya sering
menampilkan tingkah laku nakal. Dengan kata lain bahwa anak-anak
ini berpotensi untuk mengganggu ketenangan lingkungannya, apakah
terhadap benda-benda ataupun manusia di sekitarnya, apalagi mereka
yang hiperaktif.
Sebenarnya sebagian dari mereka cenderung suka berdiam diri dan
menjauhkan diri dari keramaian sehingga hal ini dapat berakibat fatal
bagi dirinya, karena dapat saja terjadi Tindakan bunuh diri. Untuk
mengimbangi kondisi ini sangat perlu adanya imbangan kegiatan
dalam waktu luang, sehingga mereka dapat terjauhkan dari kondisi
yang berbahaya, dan pula tidak sampai mengganggu ketenangan
masyarakat maupun keluarganya sendiri.

Dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang dihadapi anak tunagrahita

meliputi masalah kesulitan dalam kehidupan sehari-hari, masalah kesulitan

belajar, mesalah penyesuaian diri, masalahan penyaluran ketempat kerja, serta

permasalahan pemanfaatan waktu luang.

5. Kebutuhan Belajar

Anak tunagrahita pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama dengan


28

anak normal pada umumnya, namun akibat dari keterbatasan yang dimilikinya

menyebabkan mereka mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nya,

seperti kebutuhan belajar.

Astati dan Mulyati (2022: 25-26) mengemukakan kebutuhan dalam

layanan pembelajaran, yaitu anak-anak tunagrahita memiliki potensi dalam

belajar yang erat kaitannya dengan berat ringannya ketunagrahitaan.

Kebutuhan khusus yang dimaksud adalah:

a. Kebutuhan layanan pengajaran yang sama dengan siswa lainnya.


Mereka hanya membutuhkan tambahan pengertian guru dan teman-
temannya, tambahan waktu untuk mempelajari sesuatu.
b. Kebutuhan layanan pembelajaran yang sangat khusus. Mereka
membutuhkan layanan, seperti : program stimulasi dan intervensi dini
meliputi : terapi bermain, okupasi, terapi bicara, kemampuan
memelihara diri dan belajar akademik.

Astati dan Mulyati (2011: 26) menjelaskan bahwa “mereka

membutuhkan lingkungan belajar seperti pengaturan tempat duduk yang

disesuaikan dengan kondisi anak-anak tunagrahita.”

Dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita membutuhkan layanan

pembelajaran yang diberikan secara khusus di sesuaikan dengan tingkat

klasifikasinya anak tunagrahita, layanan khusus yang perlu diberikan dalam

pembelajaran seperti pemberian tambahan waktu yang lebih lama untuk

memberikan pembelajaran, dan pemberian program stimulasi.

Atmaja (2018: 114-115) menjelaskan mengenai kebutuhan pendidikan

bagi tunagrahita, yaitu :

a. Jenis Mata Pelajaran


Anak tunagrahita mengalami kesulitan dalam mempelajari hal-hal
akademik berdasarkan berat dan ringannya ketunagrahitaan. Oleh
karena itu, dalam penentuan materi pembelajaran lebih banyak
diarahkan pada pelajaran keterampilan. Hal ini dapat dilihat pada
29

perimbangan bobot mata pelajaran bagi anak tunagrahita bahwa pada


tingkat SMALB bobot pelajaran keterampilan berkisar 70% dan
sisanya adalah pembelajaran yang bersifat akademik dan apresiasi.
b. Waktu Belajar
Anak tunagrahita membutuhkan pengulangan mempelajari sesuatu.
Selain itu, membutuhkan contoh-contoh konkret serta alat membantu
agar mereka memperoleh tanggapan dari bahan yang akan
dipelajarinya. Kebutuhan waktu dalam belajar dan pengulangan yang
bergantung pada berat dan ringannya ketunagrahitaan.

Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan belajar pada anak tunagrahita

membutuhkan strategi dalam pelaksanaan pembelajaran serta melihat

kebutuhan dari peserta didik tunagrahita untuk disesuaikan dengan strategi

pengajaran seperti jenis mata pembelajaran, dan waktu belajar.

6. Pendidikan

a. Tujuan Pendidikan

Pendidikan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

oleh pendidikan secara umum, sama hal nya dengan pendidikan bagi anak

tunagrahita ringan. Tujuan pendidikan secara rasional bagi anak tunagrahita

adalah agar dapat mencapai rasa aman dan ketenangan.

1) Tujuan Umum

Mulyati (2011: 85) menjelaskan bahwa tujuan pendidikan harus

dirumuskan berdasarkan tingkat ketunagrahitaan, seperti :

1) tujuan pendidikan anak tunagrahita ringan diharapkan mereka


menjadi warga Negara yang baik dan dapat bekerja sebagai bekal
hidupnya, 2) tujuan pendidikan anak tunagrahita sedang diharapkan
dapat melakukan kegiatan bina diri minimal untuk dirinya sendiri,
dan dapat melakukan pekerjaan yang sifatnya sederhana, dan 3)
tujuan pendidikan anak tunagrahita berat dan sangat berat
diharapkan mereka dapat melakukan kesibukan yang bermanfaat
yang dapat melatih motorik dan fungsi-fungsi fisiknya melalui
latihan gerak, keterampilan sederhana, kemampuan melakukan
kegiatan merawat diri makan-minum, kebersihan badan, mereaksi
bila ada keinginan, dll).
30

Adapun menurut Astati (2001: 16) bahwa :

Tujuan dari pendidikan anak tunagrahita salah satunya ialah


mempersiapkan peserta didik untuk memperoleh pekerjaan sesuai dengan
kemampuan dan minatnya. Mempersiapkan berarti proses menanamkan
kebiasaan tertentu dengan strategi yang sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan anak sehingga mereka menjadi individu yang bahagia.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan

pendidikan bagi anak tunagrahita perlu disesuaikan dengan tingkat

ketunaannya, pendidikan bagi tunagrahita ringan memiliki tujuan yaitu agar

mereka dapat bermasyarakat dan dapat memenuhi kebutuhan ekonomi nya

sesuai minat dan kemampuan yang dimiliki, pendidikan bagi tunagrahita

sedang memiliki tujuan agar memiliki kemampuan pengembangan diri, dan

tujuan bagi tunagrahita berat dan sangat berat agar mereka dapat melakukan

kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, melalui tujuan pendidikan ini

maka akan mempersiapkan anak tunagrahita agar menjadi individu yang

bahagia.

2) Tujuan Khusus

Salah satu tujuan pendidikan secara khusus bagi anak tunagrahita ringan

yaitu agar dapat memperoleh penghasilan untuk dirinya sendiri, dan

mengembangkan kemampuannya dalam hidup bermasyarakat, maka

memerlukan bimbingan secara khusus untuk mencapai tujuan dari

pendidikannya.

Menurut Atmaja (2018: 113) tujuan dari pendidikan anak tunagrahita

sebagai berikut :

1) Dapat berdiri sendiri


a) Mempertahankan suatu macam pekerjaan tertentu
b) Dapat menggunakan atau mengatur penghasilannya secara
fungsional
31

c) Mereka ini dapat melebur pada masyarakat, kerja secara terbuka


2) Berdiri sendiri dengan pengawasan
a) Mempertahankan suatu macam pekerjaan
b) Tidak dapat mengatur/menggunakan penghasilannya
c) Mereka dapat bekerja di bengkel kerja
3) Menolong diri sendiri
a) Secara fundamental (dalam hal-hal yang mendasar)
b) Tidak mengganggu
c) Mereka dapat tinggal dalam keluarga atau instasi (lembaga)

Suhaeri (1980) dalam (Widiastuti & Winaya, 2019: 119) menjelaskan

tujuan pendidikan bagi peserta didik tunagrahita ringan, yaitu :

1) Agar dapat mengurus dan membina diri


2) Agar dapat bergaul dimasyarakat
3) Agar dapat mengerjakan sesuatu untuk bekal hidupnya

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan bagi tunagrahita ringan secara

khusus yaitu agar dapat mendapat penekanan secara khusus mengembangkan

potensi diri seperti memiliki pekerjaan dan mempertahankannya dan memiliki

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri, agar dapat menolong diri

sendiri dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat pada

kehidupan mendatang.

b. Program Pendidikan

Program yang dikembangkan tertuju pada kurikulum 2013 yang berisi

rencana program pembelajaran yaitu (RPP) dan silabus. Program pendidikan

untuk anak tunagrahita ringan merupakan suatu bentuk pelayanan pendidikan

luar biasa. Salah satu bentuk pendidikan luar biasa yang diberikan bagi anak

tunagrahita ringan adalah program pendidikan individual (Individual Education

Program).

Dengan keterbatasan kecerdasan yang dimiliki anak tunagrahita ringan

akan berpengaruh pada kemampuan kecerdasan nya, salah satu permasalahan


32

yang dihadapi adalah kesulitan belajar. Maka program pendidikan yang

diberikan pada anak tunagrahita ringan dalam membantu kesulitan dalam

belajar yaitu program pendidikan individual.

Abdurrahman (2003: 56) mengemukakan bahwa “Kegunaan program

pendidikan individual adalah untuk menjamin bahwa setiap anak yang

mengalami kesulitan belajar memiliki program yang diindividualisasikan untuk

mempertemukan kebutuhan-kebutuhan khas yang mereka miliki.”

Jamaris (2018:113) menjelaskan bahwa :

Setiap PPI memiliki tujuan spesifik yang bertujuan agar anak dapat
mencapai hasil belajar seoptimal mungkin sehingga dapat berfungsi
senormal mungkin sejauh yang dapat dicapai di dalam kehidupan sehari-
hari. Dalam merancang PPI, tingkat disabilitas intelektual yang dialami
anak perlu dipertimbangkan. Bagi anak yang termasuk ke dalam
kelompok mampu didik dengan intergensi 75-85 dapat dididik di sekolah
normal atau di sekolah inklusi yang memiliki system pendukung yang
memenuhi kebutuhan belajar anak disabilitas intelektual.

Dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita memerlukan sarana

pendukung yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak, salah

satu layanan pendidikan yang dapat diberikan bagi anak tunagrahita ringan

yaitu program pendidikan individual, melalui program pembelajaran individual

diharapkan dapat melakukan asesmen mengenai karakteristik belajar dari

masing-masing anak agar dapat menentukan kebutuhan dari masing-masing

anak.

Adapun strategi penyusunan kurikulum pendidikan anak tunagrahita

ringan. Atmaja (2018: 118) menjelaskan bahwa, “Pada dasarnya isi kurikulum

bagi tunagrahita ringan sama dengan anak-anak normal. Namun, secara

kualitatif sedikit lebih rendah daripada anak-anak normal. Dapat ditambah

dengan berbagai latihan keterampilan.”


33

TABEL 2.2
Struktur Kurikulum SMALB
STRUKTUR KURIKULUM SMALB
Mata Pelajaran Kelas, Alokasi waktu/minggu
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi 2 2 2
Pekerti
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 2 2 2
4. Matematika 2 2 2
5. Ilmu Pengetahuan Sosial 2 2 2
6. Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 2
7. Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
8. Seni Budaya 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, 2 2 2
dan Kesehatan
10. Keterampilan 24 26 26
Kelompok C (Pilihan Kemandirian)
11. Program Kebutuhan Khusus 2 2 2
Jumlah alokasi waktu perminggu 42 44 44

Keterangan :
1) Satu jam pelajaran tatap muka adalah 40 menit.
2) Mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan
Seni Budaya menggunakan pendekatan tematik.
3) Mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Bahasa Inggris, dan pilihan
keterampilan tidak menggunakan pendekatan tematik.
4) Kelompok C berupa program kebutuhan khusus yang diberikan secara
fakultatif berdasarkan kebutuhan peserta didik.
5) Satu jam pelajaran tatap muka adalah 40 (empat puluh) menit.
6) Mata pelajaran Ppkn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, san
Seni Budaya menggunakan pendekatan tematik.
7) Mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Bahasa Inggris dan pilihan
keterampilan tidak menggunakan pendekatan tematik.

C. Keterampilan Tata Boga

1. Keterampilan

Keterampilan merupakan suatu kemampuan dasar pada seorang


34

individu yang dapat dilatih agar terus berkembang. Sedangkan keterampilan

tata boga merupakan suatu kemampuan yang dimiliki pada bidang membuat

masakan dan minuman hingga proses penyajian dengan baik.

Menurut Reber dalam Trihastuti (2022: 28) “Keterampilan adalah

keahlian dalam melaksanakan kegiatan yang sudah terjadwal dan tersusun

rapih dan menyesuaikan dengan keadaan agar dapat mencapai tujuan.”

Menurut Ningrum dan Mutiara (2021: 2) bahwa pelajaran vokasional tata

boga merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah SLB yang mempelajari

tentang teknik memasak dan mengolah makanan, cara menyajikan dan siswa

menjual masakan hasil praktek siswa.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

merupakan keahlian untuk melakukan kegiatan secara tersusun seperti

keterampilan tata boga dimana kemampuan yang dimiliki dalam proses

mengolah makanan maupun minuman hingga cara penyajian nya.

2. Jenis Keterampilan Tata Boga

Dalam keterampilan tata boga terdapat berbagai keterampilan yang akan

dilakukan, bermula pada menyiapkan bahan dan alat, hingga pada proses

penyajian makanan atau minuman. Hartaty (2017:166) mengemukakan bahwa :

Keterampilan yang diberikan pada pembelajaran tata boga terbagi


menjadi keterampilan intelektual dan motorik. Keterampilan yang
digunakan yaitu cara pengelolaan, pembuatan, dan penyajian
makanan dan keterampilan motorik yaitu bagaimana pengerjaan yang
dilakukan.

Menurut Sunarsih dalam Trihastuti (2022: 29) keterampilan tata boga,

yaitu :
35

a. Keterampilan menyiapkan alat masak


Keterampilan dalam menyiapkan alat masak sesuai dengan fungsinya
dalam mengolah makanan dengan memperhatikan jenis teknik
memasak yaitu untuk merebus, menggoreng, mengetim.
b. Keterampilan dalam menyajikan makanan atau hidangan
Keterampilan dalam menyajikan makanan atau hidangan dilakukan
dengan memperhatikan jenis, jumlah, dan kondisi hidangan yang siap
untuk dikonsumsi.
c. Keterampilan mengemas makanan
Keterampilan pengemasan makanan kemasan makanan harus
memiliki sifat-sifat perlindungan yang optimal untuk melindungi
makanan dari penyebab kerusakan dari luar seperti cahaya,
kelembaban, oksigen, mikroba atau serangga, dan untuk
mempertahankan mutu dan nilai gizi serta memperpanjang umur
penyimpanan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jenis

keterampilan tata boga meliputi keterampilan intelektual dan motorik, dimulai

pada keterampilan menyiapkan alat masak yang akan digunakan sesuai dengan

jenis makanan atau minuman yang akan dibuat, hingga pada keterampilan

menyajikan dan mengemas makanan yang harus dipersiapkan.

D. Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Tata Boga

1. Pengertian Jamu Kunyit Asem

Pembelajaran membuat jamu kunyit asem merupakan suatu

pembelajaran tata boga dalam membuat minuman tradisional yang bahan

utama nya yaitu kunyit dan bahan-bahan alami lainnya. Jamu kunyit asem

dipercaya memiliki khasiat yang menyehatkan dan dapat dibuat dengan

mudah.

Rohiman (2017: 4) mengemukakan “jamu dibuat dari bahan-bahan

alami, dari keaslian bahannya tersebut jamu dikenal juga dengan obat

herbal. Jamu kunyit asem merupakan jamu untuk menyegarkan tubuh atau
36

dapat membuat suhu tubuh normal.”

Astuti, et al (2020: 2) menjelaskan bahwa :

Secara alamiah, kunyit mengandung senyawa fenolik yang dipercaya


dapat digunakan sebagai antioksidan, analgetic, anti-mikroba, anti-
inflamasi, dan dapat membersihkan darah. Senyawa aktif yang
terkandung dalam kunyit yaitu curcumine. Asam jawa memiliki
kandungan aktif yaitu anthocyanin yang dapat digunakan sebagai
antipiretik dan anti-inflamasi. Secara lebih spesifik kandungan
curcumine dan anthocyanin dapat menghambat terjadi reaksi
cyclooxygenase (COX) yang fungsinya menghambat dan mengurangi
terjadinya inflamasi.

Dapat disimpulkan bahwa pembuatan minuman jamu kunyit asem

menggunakan bahan utama kunyit dimana kunyit mengandung banyak zat aktif

yang bermanfaat bagi kesehatan, salah satunya yaitu senyawa yang dapat

menangkal radikal bebas, selain menggunakan kunyit digunakan pula bahan-

bahan alami lainnya yang memiliki manfaat.

2. Proses Pembuatan

Jamu dapat diolah melalui berbagai macam cara dan dapat dibuat secara

mandiri dengan mudah. Menurut Wisley dalam Rahmawati (2009: 2) bahwa :

Jamu ramuan segar adalah jamu yang dibuat sendiri dengan cara
direbus atau diremas dan dibuat dari bahan-bahan alami, jamu
gendong, jamu berbentuk cair yang dapat diminum langsung tanpa
perlu diolah lagi, jamu yang bukan buatan pabrik dan tidak
dikemas.

Dapat disimpulkan bahwa jamu kunyit asem dapat dibuat sendiri dengan

mudah dan bahan yang digunakan dapat dengan mudah ditemukan sehingga

dapat langsung dikonsumsi secara langsung.

Proses pembuatan jamu kunyit asem adalah sebagai berikut :

a. Alat yang digunakan :

1) Kompor
37

2) Panci

3) Sendok sayur

4) Parutan

5) Saringan

6) Gelas takar

7) Sendok

8) Gelas

b. Bahan yang dibutuhkan :

1) Kunyit

2) Gula merah

3) Asam jawa

4) Garam

c. Cara membuat jamu kunyit asem :

1) Menyiapkan bahan yang dibutuhkan

2) Menyiapkan alat yang dibutuhkan

3) Membersihkan kunyit menggunakan air bersih

4) Merebus kunyit

5) Meniriskan kunyit

6) Memarut kunyit menggunakan parutan

7) Menyaring untuk mendapatkan air parutan kunyit

8) Merebus air kedalam panci

9) Memasukan 2 buah gula merah kedalam panci

10) Memasukan asam jawa kedalam panci

11) Menuangkan air parutan kunyit kedalam rebusan air


38

12) Memasukan sedikit garam

13) Mengaduk hingga jamu mendidih dan matang

14) Meniriskan jamu

E. Analisis Tugas

1. Pengertian Analisis Tugas

Analisis tugas merupakan suatu cara yang digunakan dalam

mengerjakan suatu tugas dimana tugas tersebut dibagi-bagi menjadi tugas

kecil. Menurut Astati (2010) dalam Aisyah dan Zakiroh (2021: 4) bahwa

analisis tugas merupakan bentuk upaya untuk mengadakan rincian suatu

keterampilan khusus menjadi tugas-tugas kecil yang dapat dilakukan dengan

mudah oleh anak yang mempelajarinya.

Menurut Yuliany (2013: 3) analisis tugas adalah, “suatu kegiatan yang

akan dilakukan oleh individu dimana kegiatan tersebut merupakan suatu

tugas-tugas yang di rangkai dengan urutan-urutan yang di pecah menjadi

tugas kecil dan disesuaikan dengan kemampuan peserta didik.”

Dapat disimpulkan bahwa analisis tugas adalah suatu upaya untuk

mengerjakan tugas yang diberikan dengan melaksanakan tahap dari awal

hingga akhir yang dibagi kedalam langkah-langkah tugas kecil agar lebih

mudah diperiksa secara teliti.

2. Tujuan Analisis Tugas

Analisis tugas memiliki tujuan dimana melalui analisis tugas memiliki

kemampuan yang lebih spesifik namun tidak menyebabkan kesulitan pada

individu yang melaksanakan, untuk itu agar mencapai hasil yang optimal

dalam pembelajaran analisis tugas harus dirumuskan tujuan. Menurut


39

Aidens (2010) dalam Maryanti (2016: 24) tujuan analisis tugas adalah

“untuk memberikan pemahaman yang lebih mudah sebelum pada akhirnya

penguasaan akan sebuah keterampilan yang kompleks.”

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari analisis

tugas yaitu untuk memudahkan anak dalam memahami pada saat melakukan

suatu keterampilan yang kompleks karena dimulai dari yang lebih sederhana

menuju yang kompleks.

3. Jenis-jenis Analisis Tugas

Penggunaan analisis tugas dalam pembelajaran yang dilakukan

memiliki banyak jenis. Garnida (2016: 122-123) menjelaskan macam-

macam analisis tugas, sebagai berikut :

a. Analisis tugas rincian


Analisis tugas rincian atau discrimination task analysis adalah jenis
tugas yang rinciannya dipecah menjadi satuan sub-tugas
berdasarkan perbedaan satu dengan yang lainnya.
b. Analisis tugas alur
Analisis tugas alur atau flowchart task analysis adalah jenis tugas
yang dirinci menjadi subtugas-subtugas yang lebih kecil dengan
meletakan tekanan pada urutan-urutan sub-tugas. Misalnya : tugas
mengenakan kaos kaus kaki dirinci sesuai alur, yaitu sub tugas
memasukan jari ke dalam mulut kaus kaki, sub tugas menarik kaus
kaki sehingga menutup betis kaki, subtugas merapikan kaus kaki
yang sudah terpasang. Pelaksanaan tugas dilakukan berkali-kali
sampai peserta didik mahir dalam memasang kaus kaki. Selama
anak belum mahir, guru senantiasa melatihnya berkali-kali.
c. Analisis tugas generalisasi
Analisis tugas ini digunakan untuk tugas-tugas yang terdiri atas
beberapa prinsip, misalnya : pada penjumlahan 12 ditambah 5,
anak harus paham terlebih dahulu nilai letak angka. Bahwa nilai
telah angka 2 sama dengan nilai letak angka 5.

Analisis tugas yang sering digunakan dalam keterampilan tata boga

adalah analisis tugas jenis alur. Analisis tugas alur yaitu analisis tugas yang

dirinci atas sub-sub yang lebih kecil tetapi meletakkan penekanan pada

urutan-urutan sub-sub satu sama lain.


40

F. Pelaksanaan Analisis Tugas Tentang Membuat Jamu Kunyit Asem

Agar guru memiliki gambaran dalam pelaksanaan pembelajaran, maka

guru melakukan tahapan sebagai berikut :

1. Persiapan

a. Melaksanakan Asesmen

Pada tahapan persiapan guru melakukan asesmen terlebih dahulu

terhadap anak. Asesmen dilakukan untuk mengetahui kemampuan

peserta didik dalam membuat jamu kunyit asem dari mulai mengenal

alat, mengenal bahan, proses membuat jamu kunyit asem, dan

pemeliharaan hasil. Hasil asesmen dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan bagi guru dalam menyusun program.

b. Menyusun Program

1) Menentukan Tujuan

Tujuan pembelajaran membuat jamu kunyit asem yaitu dimaksudkan

agar peserta didik dapat melaksanakan proses keterampilan tata boga

membuat jamu kunyit asem, agar mampu mengenal alat dan bahan,

serta mampu memelihara alat, bahan dan hasil.

2) Menentukan Materi

Materi yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran ini adalah

mengenalkan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat jamu

kunyit asem.

3) Menentukan Metode

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran

keterampilan membuat jamu kunyit asem yaitu menggunakan metode


41

ceramah, tanya jawab, demostrasi dan praktek secara langsung.

4) Menentukan Media

Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah

berupa alat-alat dan bahan yang digunakan untuk membuat jamu kunyit

asem seperti : kompor gas, sendok sayur, panci, parutan, saringan, gelas

takar, sendok, gelas.

5) Menentukan Evaluasi

Evaluasi pembelajaran membuat jamu kunyit asem dilakukan dengan

cara melihat secara langsung saat peserta didik melakukan kegiatan

membuat jamu kunyit asem dan evaluasi yang diberikan guru terhadap

peserta didik adalah dalam bentuk praktek/kinerja.

2. Pelaksanaan

Beberapa langkah dalam pembelajaran membuat jamu kunyit asem bagi

peserta didik tunagrahita ringan, yaitu : kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan

akhir.

a. Kegiatan Awal

Guru mengkondisikan kelas dengan membuka pembelajaran dengan

mengucapkan salam, menyapa, dan memeriksa kehadiran peserta didik,

membimbing peserta didik berdo’a bersama sebelum belajar, memeriksa

kehadiran peserta didik, melakukan apersepsi, dan menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dipelajari.

b. Kegiatan Inti

Guru mendemostrasikan membuat jamu kunyit asem, mengenalkan

alat dan bahan untuk membuat jamu kunyit asem dengan cara menunjukkan,
42

menyebutkan dan membedakan alat dan bahan yang digunakan untuk

membuat jamu kunyit asem dengan cara bertahap apa yang akan dipelajari.

Guru mendemostrasikan kepada peserta didik untuk mengenalkan alat

dan bahan yang digunakan untuk membuat jamu kunyit asem dengan

menunjukkan alat dan bahan yang nyata seperti : kompor, panci, sendok

sayur, parutan, saringan, gelas takar, sendok, gelas, kunyit, asam jawa, gula

merah, dan garam.

Guru mendemonstrasikan alat dan bahan sambil menyebutkan dan

membedakan alat dan bahan seperti : kompor gas dengan kompor minyak,

panci dengan wajan, sendok sayur dengan spatula, parutan kunyit dengan

parutan keju, saringan dengan ayakan, gelas takar dengan mangkok, sendok

dengan garpu, gelas dengan cangkir, kunyit dengan jahe, asam jawa dengan

jeruk nipis, gula merah dengan gula pasir, garam dengan gula.

Guru mendemonstrasikan proses membuat jamu kunyit asem dimulai

dengan mempersiapkan alat dan bahan terlebih dahulu, kemudian mencuci

kunyit, merebus kunyit, memarut, menyaring air kunyit, merebus bahan-

bahan menjadi satu, penyajian jamu kedalam gelas.

Dalam memelihara alat dan bahan guru mengajarkan kepada peserta

didik cara membersihkan alat dan membereskan alat dan bahan dengan cara

mempraktekkannya, mengajak peserta didik untuk mengumpulkan alat dan

bahan yang telah digunakan dan dibersihkan.

c. Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan akhir guru melaksanakan evaluasi untuk mengukur

kemampuan peserta didik, caranya meminta peserta didik untuk


43

mentebutkan dan menunjukkan kembali alat dan bahan yang telah

digunakan serta menyebutkan kembali tahap demi tahap proses membuat

jamu kunyit asem, dan menilai proses membuat jamu kunyit asem.

3. Tindak Lanjut

a. Pengulangan

Responden mengadakan pengulangan pada peserta didik yang belum

menguasai tahapan-tahapan dalam membuat jamu kunyit asem, dengan

cara mempraktekkannya kembali pada pertemuan selanjutnya dengan

metode dan teknik pembelajaran yang berbeda dengan harapan dapat

meningkatkan kemampuan peserta didik dalam keterampilan tata boga

membuat jamu kunyit asem.

b. Pengayaan

Responden mengadakan pengayaan pada peserta didik yang telah

mencapai indikator dalam proses pembelajaran membuat jamu kunyit

asem, pengayaan sebagai penguatan agar peserta didik dapat menguasai

keterampilan membuat jamu kunyit asem dengan lebih baik lagi.

c. Pengembangan

Responden mengadakan pengembangan agar membuat jamu kunyit

asem lebih baik dan mengembangkan pembelajaran pada bidang

minuman herbal seperi jamu lainnya. Pengembangan diperuntukan bagi

peserta didik yang benar-benar sudah menguasai materi yang diberikan.

G. Penyusunan Analisis Tugas Membuat Jamu Kunyit Asem

Sebelum penyusunan analisis tugas membuat jamu kunyit asem, guru

harus mempersiapkan berbagai hal, yaitu :


44

1. Persiapan

Sebelum menyusun analisis tugas membuat jamu kunyit asem terlebih

dahulu melakukan asesmen. Dasar penyusunannya adalah kurikulum dan

komponen-komponen analisis tugas seperti : mengenal alat dan bahan,

menyiapkan alat dan bahan, proses membuat jamu kunyit asem, memelihara

alat dan bahan.

2. Pelaksanaan

Peneliti mengadaptasi langkah-langkah penyusunan analisis tugas

membuat jamu kunyit asem menurut Astati (2010: 44) yaitu, menentukan

tujuan dengan menentukan kemampuan yang diharapkan dicapai anak pada

akhir program, memberi tugas menjadi tugas yang kecil-kecil. Menurut Tim

Pengembangan Sumber Belajar PLB FIP UNESA (2017: 16) langkah-langkah

penyusunan analisis tugas sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi keterampilan

Mengidentifikasi keterampilan dalam menyusun analisis tugas

membuat jamu kunyit asem yaitu ruang lingkupnya seperti, mengenal alat

dan bahan, menyiapkan alat dan bahan, proses membuat jamu kunyit asem,

memelihara alat dan bahan, serta memelihara hasil.

b. Menentukan tujuan

Tujuan ditentukan berdasarkan kemampuan peserta didik dan

mengacu pada kurikulum yang berlaku. Tujuan pembelajaran membuat

jamu kunyit asem agar peserta didik dapat melakukan kegiatan membuat

jamu kunyit asem dan untuk melatih kemampuan peserta didik untuk

memiliki suatu kemampuan yang akan berguna kedepannya seperti


45

memiliki usaha sendiri. Adapun tujuan yang akan dicapai dalam

penyusunan analisis tugas membuat jamu kunyit asem adalah untuk

mengenal alat dan bahan, mengenal langkah-langkah membuat jamu kunyit

asem, memelihara alat dan bahan, dan memelihara hasil.

c. Menentukan target yang harus dikuasai peserta didik

Dalam menentukan target yang harus dikuasai peserta didik yaitu

dilihat dari kompetensi inti dan kompetensi dasar lalu disesuaikan dengan

kemampuan dan kebutuhan peserta didik.

d. Menentukan petugas

Petugas dalam melaksanakan analisi tugas yaitu oleh guru kelas itu

sendiri yang membuat analisis tugas.

e. Menentukan waktu pelaksanaan

Analisis tugas sebaiknya dilakukan secara terus menerus tidak hanya

dilakukan satu kali saja tetapi berkesinambungan agar hasil yang diperoleh

peserta didik tunagrahita optimal. Waktu pelaksanaannya dalam

pembelajaran yang terjadwal.

f. Menentukan tempat/lokasi pelaksanaan

Tempat atau lokasi pelaksanaan disesuaikan dengan materi yang akan

diberikan yaitu di ruang khusus.

g. Menentukan durasi/lamanya

Menentukan durasi yang dialokasikan yaitu 2 kali pertemuan dengan

durasi waktu sebanyak 90 menit.

h. Menentukan teknik pelaksanaan

Teknik pelaksanaan dalam analisis tugas membuat jamu kunyit asem


46

yaitu menggunakan teknik observasi melalui tes kinerja.

i. Menentukan media/alat

Pemilihan media merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan

dalam penyusunan program, karena media merupakan alat bantu

pembelajaran. Media pembelajaran membuat jamu kunyit asem ditentukan

dengan melihat materi yang akan diberikan, karakteristik peserta didik yang

sebaiknya menggunakan benda-benda kongkrit atau nyata, dan menarik

serta mudah digunakan oleh peserta didik.

j. Menyiapkan format penilaian

Sebelum melaksanakan analisis tugas responden menyiapkan format

penilaian terlebih, penilaian dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung.

Penilaian yang paling sesuai untuk program pengembangan diri peserta

didik tunagrahita adalah penilaian kinerja.

k. Membuat kisi-kisi

Kisi-kisi bertujuan untuk mempermudah dalam membuat soal atau

tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Membuat kisi-kisi

perlu pemahaman secara komprehensif tentang pembelajaran/sub

pembelajaran yang telah dipilih/ditetapkan untuk dianalisis, baik

pengertiannya maupun ruang lingkupnya dan terlebih dahulu melihat

kompetensi inti dan kompetensi dasar. Tabel kisi-kisi ini berisi kolom-

kolom sebagai berikut :


47

Tabel 2.3
Kisi-Kisi Pembelajaran Membuat Jamu Kunyit Asem
No Aspek Sub Aspek Indikator No. Item
1. 1.1 Kemampuan 1.1.1 Kesiapan peserta 1.1.1.1 Peserta didik
awal peserta didik dalam mampu
didik dalam membuat jamu dikondisikan
membuat kunyit asam 1.1.1.2 Peserta didik
jamu kunyit mampu
asam mempersiapkan alat
dan bahan untuk
membuat jamu
kunyit asam
1.1.1.3 Peserta didik
mampu mengerti
alat dan bahan untuk
membuat jamu
kunyit asam
1.1.1.4 Peserta didik
mampu mengerti
kegunaan alat dan
bahan membuat
jamu kunyit asam
1.1.1.5 Peserta didik
mampu mengerti
proses membuat
jamu kunyit asam
1.2 Mengenal 1.2.1 Menunjukkan alat 1.2.1.1 Menunjukkan panci
alat 1.2.1.2 Menunjukkan
sendok sayur
1.2.1.3 Menunjukkan
kompor
1.2.1.4 Menunjukkan
parutan
1.2.1.5 Menunjukkan
saringan
1.2.1.6 Menunjukkan
sendok
1.2.1.7 Menunjukkan gelas
takar
1.2.1.8 Menunjukkan gelas
1.2.2 Menyebutkan alat 1.2.2.1 Menyebutkan panci
1.2.2.2 Menyebutkan
sendok sayur
1.2.2.3 Menyebutkan
kompor
1.2.2.4 Menyebutkan
parutan
48

1.2.2.5 Menyebutkan
saringan
1.2.2.6 Menyebutkan
sendok
1.2.2.7 Menyebutkan gelas
takar
1.2.2.8 Menyebutkan gelas
1.2.3 Membedakan alat 1.2.3.1 Membedakan panci
dengan wajan
1.2.3.2 Membedakan
sendok sayur dengan
spatula
1.2.3.3 Membedakan
kompor gas dengan
kompor minyak
1.2.3.4 Membedakan
parutan kunyit
dengan parutan keju
1.2.3.5 Membedakan
saringan dengan
ayakan
1.2.3.6 Membedakan
sendok dengan
garpu
1.2.3.7 Membedakan gelas
takar dengan
mangkok
1.2.3.8 Membedakan gelas
dengan cangkir
1.3 Mengenal 1.3.1 Menunjukkan 1.3.1.1 Menunjukkan kunyit
bahan bahan 1.3.1.2 Menunjukkan asam
jawa
1.3.1.3 Menunjukkan gula
merah
1.3.1.4 Menunjukkan garam
1.3.2 Menyebutkan 1.3.2.1 Menyebutkan kunyit
bahan 1.3.2.2 Menyebutkan asam
jawa
1.3.2.3 Menyebutkan gula
merah
1.3.2.4 Menyebutkan garam
1.3.3 Membedakan 1.3.3.1 Membedakan kunyit
bahan dengan jahe
1.3.3.2 Membedakan asam
jawa dengan kandis
1.3.3.3 Membedakan gula
merah dengan gula
49

pasir
1.3.3.4 Membedakan garam
dengan gula
1.4 Membuat 1.4.1 Menyiapkan alat 1.4.1.1 Menyiapkan kompor
jamu kunyit 1.4.1.2 Menyiapkan panci
asam 1.4.1.3 Menyiapkan sendok
sayur
1.4.1.4 Menyiapkan parutan
1.4.1.5 Menyiapkan
saringan
1.4.1.6 Menyiapkan gelas
takar
1.4.1.7 Menyiapkan sendok
1.4.1.8 Menyiapkan gelas
1.4.2 Menyiapkan 1.4.2.1 Menyiapkan kunyit
bahan sebanyak ½ kg
1.4.2.2 Menyiapkan asam
jawa sebanyak ½ kg
1.4.2.3 Menyiapkan gula
merah atau gula
jawa sebanyak ¼ kg
1.4.2.4 Menyiapkan garam
1.4.3 Proses membuat 1.4.3.1 Mecuci bersih
jamu kunyit asam kunyit
menggunakan air
mengalir
1.4.3.2 Merebus kunyit
yang sudah dicuci
1.4.3.3 Meniriskan kunyit
1.4.3.4 Memarut kunyit
menggunakan
parutan
1.4.3.5 Menyaring sari
kunyit
menggunakan
saringan
1.4.3.6 Masukan sari air
kunyit kedalam
gelas takar
1.4.3.7 Mengisi panci
dengan air
1.4.3.8 Merebus air hingga
mendidih
1.4.3.9 Memasukan sari
kunyit kedalam
rebusan air
1.4.3.10 Memasukan 2
50

buah gula merah


1.4.3.11 Memasukan asam
jawa
1.4.3.12 Mengaduk
menggunakan
sendok sayur
hingga mendidih
dan matang
1.4.3.13 Memasukkan
sedikit garam
1.4.3.14 Meniriskan jamu
kunyit asam
1.4.3.15 Menyaring jamu
yang sudah matang
kedalam gelas
takar
1.4.3.16 Menuangkan jamu
kunyit asam
kedalam gelas
1.5 Memelihara 1.5.1 Membersihkan 1.5.1.1 Mencuci panci
alat alat 1.5.1.2 Mencuci parutan
1.5.1.3 Mencuci sendok
takar
1.5.1.4 Mencuci sendok
1.5.1.5 Mencuci saringan
1.5.1.6 Mencuci gelas takar
1.5.1.7 Mencuci gelas
1.5.2 Membereskan 1.5.2.1 Menyimpan panci
alat ditempat semula
1.5.2.2 Menyimpan parutan
ditempat semula
1.5.2.3 Menyimpan sendok
sayur ditempat
semula
1.5.2.4 Menyimpan sendok
ditempat semula
1.5.2.5 Menyimpan
saringan ditempat
semula
1.5.2.6 Menyimpan gelas
takar ditempat
semula
1.5.2.7 Menyimpan gelas
ditempat semula
1.6 Memelihara 1.6.1 Membereskan 1.6.1.1 Memilih sisa bahan
bahan bahan yang sudah tidak
digunakan
51

1.6.1.2 Memilih sisa bahan


yang masih dapat
digunakan
1.6.1.3 Membuang sisa
bahan yang sudah
tidak dapat
digunakan ke tempat
sampah
1.6.2 Menyimpan 1.6.2.1 Menyimpan sisa
bahan bahan yang masih
dapat digunakan ke
tempat yang
seharusnya
1.7 Memelihara 1.7.1 Mempersiapkan 1.7.1.1 Menghidangkan
hasil hasil jamu kunyit asam
dengan baik dan
bersih kedalam gelas

3. Membuat butir-butir analisis tugas

Setelah menyusun kisi-kisi, langkah selanjutnya mengembangkan

butir-butir soal tentang pembelajaran/sub pembelajaran dari kisi-kisi yang

telah dibuat sebelumnya. Sama halnya, dengan penyusunan kisi-kisi

penyusunan analisis tugas butir soal dapat dibuat dalam bentuk daftar atau

tabel, butir soal dikembangkan berdasarkan indikator-indikator yang telah

dijabarkan dari sub komponen yang telah dipahami baik pengertiannya

maupun ruang lingkupnya.


TABEL 2.4

Bentuk Analisis Tugas Membuat Jamu Kunyit Asam Bagi Peserta Didik Tunagrahita Ringan Kelas X di SLB BC Multahada
Kabupaten Bandung

Inisial Peserta Didik : ……………………………………..


Tempat/ Tinggal Lahir : ……………………………………..
Kelas/ Semester : ……………………………………..
Nama Sekolah : ……………………………………

Aspek Sub Aspek Indikator Bobot/ Kemampuan Kriteria penilaian


nilai Dapat 3 2 1 0
tertinggi Dapat Dengan Dengan Tidak

Dengan Bantuan Verbal

Dengan Bantuan Fisik

Tidak dapat
Bantuan Bantuan dapat
Verbal fisik

Dapat
1. Mengenal 1.1 Menunjukkan 1.1.1 Menunjukkan 3
alat alat kompor
1.1.2 Menunjukkan
panci 3
1.1.3 Menunjukkan
sendok sayur 3

52
1.1.4 Menunjukkan
parutan 3
1.1.5 Menunjukkan
saringan 3
1.1.6 Menunjukkan
gelas takar 3
1.1.7 Menunjukkan
sendok 3
1.1.8 Menunjukkan
gelas 3

Jumlah skor maksimal 24

1.2 Menyebutkan 1.2.1 Menyebutkan 3


alat kompor
1.2.2 Menyebutkan 3
panci
1.2.3 Menyebutkan 3
sendok sayur
1.2.4 Menyebutkan 3
parutan
1.2.5 Menyebutkan 3
saringan
1.2.6 Menyebutkan 3
gelas takar
1.2.7 Menyebutkan 3
sendok
1.2.8 Menyebutkan 3

53
gelas

Jumlah skor maksimal 24

1.3 Membedakan 1.3.1 Membedakan 3


alat kompor gas
dengan kompor
minyak
1.3.2 Membedakan 3
panci dengan
wajan
1.3.3 Membedakan 3
sendok sayur
dengan spatula
1.3.4 Membedakan
parutan kunyit 3
dengan parutan
keju
1.3.5 Membedakan
saringan 3
dengan ayakan
1.3.6 Membedakan
gelas takar 3
dengan
mangkok
1.3.7 Membedakan
sendok dengan 3
garpu

54
1.3.8 Membedakan
gelas dengan 3
cangkir
24

2. Mengenal 2.1 Menunjukkan 2.1.1 Menunjukkan 3


bahan bahan kunyit
2.1.2 Menunjukkan 3
asam jawa
2.1.3 Menunjukkan 3
gula merah
2.1.4 Menunjukkan 3
garam
Jumlah skor maksimal 12

2.2 Menyebutkan 2.2.1 Menyebutkan 3


bahan kunyit
2.2.2 Menyebutkan 3
asam jawa
2.2.3 Menyebutkan 3
gula merah
2.2.4 Menyebutkan 3
garam
Jumlah skor maksimal 12

2.3 Membedakan 2.3.1.1 Membedakan 3


bahan kunyit dengan
jahe

55
2.3.1.2 Membedakan
asam jawa 3
dengan jeruk
nipis
2.3.1.3 Membedakan
gula merah 3
dengan gula
pasir
2.3.1.4 Membedakan
garam dengan 3
gula
Jumlah skor maksimal 12

3. Proses 3.1 Menyiapkan 3.1.1 Menyiapkan 3


alat panci
3.1.2 Menyiapkan 3
parutan
3.1.3 Menyiapkan 3
saringan
3.1.4 Menyiapkan 3
sendok sayur
3.1.5 Menyiapkan 3
gelas takar
3.1.6 Menyiapkan 3
sendok
3.1.7 Menyiapkan 3
gelas

56
Jumlah skor maksimal 21

3.2 Menyiapkan 3.2.1 Menyiapkan 3


bahan kunyit
3.2.2 Menyiapkan 3
asam jawa
3.2.3 Menyiapkan 3
gula merah
3.2.4 Menyiapkan 3
garam
Jumlah skor maksimal 12

3.3 Praktek Praktek membuat jamu


membuat jamu kunyit asam dengan
kunyit asam langkah-langkah :
3.3.1 Mencuci bersih 3
kunyit
3.3.2 Menyiapkan
panci 3
3.3.3 Mengisi panci
dengan air 3
3.3.4 Memasukkan
kunyit dedalam 3
panci
3.3.5 Menyalakan
kompor untuk 3
merebus kunyit
3.3.6 Mematikan 3

57
kompor
3.3.7 Meniriskan 3
kunyit
3.3.8 Memarut kunyit 3
menggunakan
parutan
3.3.9 Menyaring sari 3
kunyit
menggunakan
saringan
3.3.10 Memasukkan 3
sari air kunyit
ke dalam gelas
takar
3.3.11 Mengisi panci 3
dengan air
3.3.12 Menaruh panci 3
di atas kompor
3.3.13 Menyalakan
kompor 3
3.3.14 Merebus air
hingga 3
mendidih
3.3.15 Memasukkan 2
buah gula 3
merah kedalam
rebusan air
3.3.16 Memasukkan

58
asam jawa 3
kedalam
rebusan air
3.3.17 Memasukkan
sari kunyit 3
kedalam
rebusan air
3.3.18 Mengaduk
menggunakan 3
sendok sayur
hingga
mendidih dan
matang
3.3.19 Menambahkan 3
sedikit garam
3.3.20 Mematikan 3
kompor
3.3.21 Meniriskan 3
jamu kunyit
asam
3.3.22 Menyaring 3
jamu yang
sudah matang
kedalam gelas
takar
3.3.23 Menuangkan
jamu kunyit 3
asam kedalam

59
gelas

Jumlah skor maksimal 69

4. Memelihara 4.1 Membersihkan 4.1.1 Mencuci panci 3


alat alat 4.1.2 Mencuci 3
parutan
4.1.3 Mencuci 3
sendok sayur
4.1.4 Mencuci gelas 3
takar
4.1.5 Mencuci 3
sendok
4.1.6 Mencuci 3
saringan
4.1.7 Mencuci gelas 3
Jumlah skor maksimal 21

4.2 Membereskan 4.2.1 Menyimpan 3


alat panci ditempat
semula
4.2.2 Menyimpan 3
parutan
ditempat
semula
4.2.3 Menyimpan 3
sendok sayur
ditempat

60
semula
4.2.4 Menyimpan 3
sendok
ditempat
semula
4.2.5 Menyimpan 3
saringan
ditempat
semula
4.2.6 Menyimpan 3
gelas takar
ditempat
semula
4.2.7 Menyimpan 3
gelas ditempat
semula
Jumlah skor maksimal 21

5. Memelihara 5.1 Membereskan 5.1.1 Memilih sisa 3


bahan bahan bahan yang
sudak tidak
digunakan
5.1.2 Memilih sisa 3
bahan yang
masih dapat
digunakan
5.1.3 Membuang sisa 3
bahan yang

61
sudah tidak
dapat
digunakan ke
tempat sampah
Jumlah skor maksimal 9

5.2 Menyimpan 5.2.1 Menyimpan 3


bahan sisa bahan yang
masih dapat
digunakan ke
tempat yang
sudah
disediakan
Jumlah skor maksimal 3

6. Memelihara 6.1 Mempersiapkan 6.1.1 Menghidangkan 3


hasil hasil jamu kunyit
asam dengan
baik dan bersih
Jumlah skor maksimal 3

Keterangan Penilaian
1) Kriteria/Instrumen

a) Sub Aspek : Mengenal

62
Bobot = 3

Dapat melakukan tugas = 3

Dapat, dengan bantuan verbal = 2

Dapat, dengan bantuan fisik = 1

Tidap dapat = 0

b) Sub Apek : Praktek

Bobot = 3

Dapat mengerjakan tugas = 3

Dapat, dengan bantuan verbal = 2

Dapat, dengan bantuan fisik = 1

Tidak dapat = 0

2) Nilai Akhir = X 100

63
64

4. Tindak lanjut

Tindak lanjut merupakan langkah terakhir dalam penyusunan analisis

tugas, dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Menginformasikan hasil

Menginformasikan hasil dapat dilakukan setelah pelaksanaan

kegiatan pembelajaran dan diinformasikan kepada orang tua dan kepala

sekolah.

b. Memberikan rekomendasi

Berdasarkan hasil yang telah diinformasikan dapat dijadikan acuan

untuk menyusun program sehingga menghasilkan program yang sesuai

dengan kebutuhan peserta didik. Program direkomendasikan kepada orang

tua apabila peserta didik tidak berhasil dalam pembelajaran.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian

Metode dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara untuk memperoleh pengetahuan

serta arahan dalam memecahkan suatu masalah dengan cara ilmiah dan

sistematis didalam suatu kegiatan penelitian. Pemilihan dan penentuan jenis

metode dan pendekatan merupakan hal yang sangat penting agar tujuan

penelitian ini dapat tercapai dan memperoleh rumusan.

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode

deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan bahwa penelitian deskriptif

merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala,

peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah aktual. Menurut

Sugiyono (2016:9) bahwa:

Metode deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang


berdasarkan pada filsafat postpositivisme digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci teknik
pengumpulan data dilakukan secara trigulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi.

Menurut Abdullah (2018: 2) bahwa “Metode Penelitian Deskriptif

digunakan untuk meneliti status kelompok manusia atau objek, suatu set

kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

sekarang”.

65
66

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas maka dapat

disimpulkan bahwa metode deskriptif adalah penelitian yang menjelaskan

atau menggambarkan dari suatu keadaan atau peristiwa berdasarkan pada

kondisi objek, atau sekelompok manusia secara alamiah yang terjadi pada

saat melakukan penelitian.

Penggunaan metode deskriptif pada penelitian ini dimaksud untuk

memperoleh gambaran mengenai bentuk penyusunan analisis tugas dalam

jamu kunyit asem yang ditujukan bagi peserta didik tunagrahita ringan kelas

X di SLB BC Multahada Kabupaten Bandung.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.

Pendekatan yang sesuai dengan judul dan permasalahan yang akan diteliti

yaitu pendekatan kualitatif yang mengkaji secara langsung hakikat

hubungan antara peneliti dan responden untuk memecahkan masalah sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai, sebagaimana dikemukakan oleh Moleong

(2011:6) sebagai berikut :

Peneliti kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami


fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik, dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
ilmiah.

Adapun menurut Walidin, Saifullah & Tabrani (2015: 77) bahwa :

Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian untuk memahami


fenomena-fenomena manusia atau social dengan menciptakan
gambaran yang menyeluruh dan kompleks yang dapat disajikan
dengan kata-kata, melaporkan, pandangan rinci yang diperoleh dari
sumber informan, serta dilakukan dalam latar setting yang alamiah.
67

Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan

kualitatif adalah pendekatan yang menghasilkan data berupa deskriptif baik

melalui kata-kata maupun tulisan berdasarkan objek yang di amati dalam

situasi yang sedang terjadi sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.

Pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk

meneliti tentang apa yang dialami subjek, mendeskripsikan kenyataan dengan

benar dalam bentuk kata-kata dan data yang diperoleh dari situasi yang

alamiah.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari,

sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi merupakan metode yang akurat dan mudah dalam

pengumpulan data, bertujuan untuk mencari tahu serta memahami segala

kegiatan yang berlangsung yang menjadi objek kajian dalam observasi

penelitiannya. Narbuko dan Achmad (2012:70) menjelaskan bahwa

observasi adalah, “alat pengumpulan data yang dilakukan cara mengamati

dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang di selidiki.”

Hal tersebut selaras dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Widoyoko (2014:46) bahwa: “Observasi merupakan pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu

gejala pada objek penelitian”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa observasi adalah


68

sebuah pengamatan sistematis dan terencana yang diniati untuk memperoleh

data yang dikontrol validitas dan realibilitasnya.

Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini dilakukan terhadap 3

(tiga) orang peserta didik tunagrahita ringan kelas X di SLB BC Multahada

Kabupaten Bandung untuk mengetahui kemampuan dalam membuat jamu

kunyit asem. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung dan mencatat

setiap partisipasi beserta peristiwa yang berlangsung selama pelaksanaan

kegiatan membuat jamu kunyit asem.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan cara

mengajukan pertanyaan secara lisan kepada guru dan kepala sekolah di

sekolah tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Moleong (2011:186)

bahwa wawancara adalah “Percakapan dengan maksud tertentu. Percakap

yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan pewawancara (interviewee) yang memberikan

jawaban dan pertanyaan itu.”

Sedangkan menurut Sugiyono (2016:194) bahwa “Wawancara

digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden

yang lebih mendalam”.

Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa wawancara merupakan

suatu teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian,

dimana peneliti memberikan pertanyaan yang sudah terstruktur dengan


69

tujuan untuk menemukan permasalahan dan memperoleh informasi dari

responden yang lebih mendalam, yang berkaitan dengan penyusunan

analisis tugas bagi peserta didik tunagrahira ringan kelas X di SLB BC

Multahada Kabupaten Bandung. Peneliti mengajukan pertanyaan kepada

guru kelas mengenai kemampuan peserta didik, maupun kendala yang

dihadapi oleh peserta didik.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pengumpulan data melalui cara

menelaah peraturan, buku, dan dokumentasi yang bersangkutan dengan

permasalahan yang ingin diteliti.

Sugiyono (dalam Gunawan, 2013:176) mengatakan bahwa ”studi

dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara. Hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya jika didukung oleh

dokumen. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dari

sumber non insani.”

Sedangkan menurut Nilamsari (2014:181) “studi dokumentasi

merupakan teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis

dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar hasil karya, maupun

elektronik”.

Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa studi

dokumentasi merupakan teknik pengkumpulan data untuk menjadi data

pelengkap yang perlu di lihat atau di analisis untuk mengumpulkan

informasi yang relavan. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data

informasi melalui dokumentasi berupa program pembelajaran, foto-foto


70

kegiatan dengan pedoman instrumen wawancara.

4. Semiloka

Untuk melengkapi data, penelitian ini disertai dengan semiloka.

Semiloka merupakan singkatan dari seminar dan loka karya. Semiloka

merupakan suatu kegiatan acara disuatu tempat yang dihadiri oleh beberapa

orang ahli dimana tujuan nya untuk memecahkan masalah tertentu dan

menemukan solusi nya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBB)

(2009:672) semiloka adalah “pertemuan antar ahli dengan maksud

membahas suatu masalah di bidang keahliannya”.

Menurut Suryaman (Tegeh, 2013: 12) semiloka adalah “suatu teknik

pengumpulan data yang diperoleh melalui proses kerja sama secara

kolaborasi antara peneliti dengan guru di lokasi penelitian sehingga

mengahasilkan suatu karya”.

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan, bahwa semiloka merupakan

suatu teknik pengumpulan data dalam penelitian dimana penulis

berkolaborasi dengan guru ahli untuk menemukan solusi dari pembahasan

permasalahan yang ada.

5. Validasi

Validasi adalah alat ukuran untuk mengetahui data yang diteliti

apakah valid atau tidak valid dalam suatu instrumen. Berdasarkan data yang

diperoleh dari hasil observasi, wawancara yang diberikan kepada responden,

kemudian dilakukan pengujian terhadap instrumen untuk mengukur tingkat

kebaikan instrumen maka dapat dilakukan analisis validitas dan reabilitas.

Validitas menunjukan sejauh mana relevansi pertanyaan terhadap apa yang


71

ditanyakan atau apa yang ingin diukur dalam penelitian.

Menurut Arikunto (2013:211) bahwa: Validasi adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan seseuatu

instrument”. Adapun menurut Sugiyono (2018:173) bahwa: “Valid berarti

instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur”.

Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa validasi

merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan suatu hasil yang

menunjukkan tingkat ke validan dari instrument.

Validasi disertakan pada penelitian ini untuk mengetahui

keterlaksanaan penyusunan analisis tugas pada penelitian ini valid atau tidak

valid jika digunakan bagi peserta didik tunagrahita ringan.

C. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data penelitian agar pekerjaan menjadi lebih

efektif dan efesien. Sehingga data yang didapat juga lengkap dan sistematis

sehingga lebih mudah unutk diolah.

Instrumen penelitian menurut Sugiyono (2013:102) adalah “suatu alat

yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian”. Adapun

menurut Sugiyono (2017:102) instrument penelitian adalah “suatu alat yang

digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.

Hal ini sesuai dengan pendapat menurut Arikunto (2019:203) instrumen


72

penelitian “adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.

Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa instrumen penelitian

merupakan suatu alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam menggunakan

metode pengumpulan data secara sistematis dan lebih mudah.

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah suatu metode atau cara untuk mengolah data

menjadi informasi, membuat karakteristik data mudah dipahami, dan juga

membantu menemukan solusi dari masalah, yang terutama masalah yang

berhubungan dengan penelitian.

Sugiyono (2016:244) menyatakan bahwa :

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih
mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Menurut Nasution (Sugiyono, 2018:336) bahwa “Analisis telah mulai

sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan

berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian”.

Adapun penjelasannya menurut Sugiyono (2016: 247-249) sebagai

berikut :

1. Data reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan dicari tema dan polanya,

sebab data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak dan perlu
73

dicatat secara teliti dan rinci. Dengan melakukan reduksi data akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini sesungguhnya

dimulai dengan mengorganisasikan data. Pengorganisasian data disusun

rapi, sistematis, dan selengkap mungkin.

2. Display data (Penyajian data)

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah mendisplaykan

data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan

sejenisnya. Penyajian data yang paling sering digunakan untuk menyajikan

data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Penyajian data yang tepat dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

tabel supaya lebih mudah dan tersusun.

3. Conclusion drawing (Penarikan kesimpulan/verifikasi)

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Penarikan

kesimpulan dilakukan dengan menemukan makna data yang telah disajikan.

Dari data-data yang telah terkumpul selanjutnya dilakukan penarikan

kesimpulan dan kemudian kesimpulan tersebut diverifikasi atau dipastikan

keakuratan atau kebenaran data yang kemudian diuji validitasnya.

E. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah 1 (satu) orang guru, dan 3 (tiga) orang

peserta didik tunagrahita ringan kelas X di SLB BC Multahada Kabupaten


74

Bandung, kemudian untuk melakukan validasi dalam penelitian ini dipilih dua

sekolah dengan 1 (satu) orang guru sebagai validator dari masing-masing

sekolah untuk memvalidasi, sekolah pertama yang dipilih dalam penelitian ini

yaitu SLB Mekar Sari 01 Cibinong, dan SLB BC YPLAB Wartawan Kota

Bandung.

TABEL 3.1
Subjek Penelitian
No. Inisial Usia Jenis Kelamin Keterangan

1. F 28 Perempuan Guru SLB BC

Multahada Kabupaten

Bandung

2. N 17 Laki-laki Peserta didik

Tunagrahita Ringan

3. P 16 Laki-laki Peserta didik

Tunagrahita Ringan

4. D 17 Laki-laki Peserta didik

Tunagrahita Ringan

5. F 30 Perempuan Validator 1 SLB Mekar

Sari 1 Cibinong

6. N 32 Perempuan Validator 2 SLB BC

YPLAB Wartawan

Kota Bandung
75

F. Prosedur Penelitian

Aspek yang penting dalam proses penelitian adalah mengenai prosedur

penelitian, kegiatan ini nantinya dapat memberikan gambaran tentang

perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, analisis data, penafsiran data,

hingga laporan hasil penelitian.

1. Tahap Kegiatan Penelitian

Tahap kegiatan penelitian merupakan tahap awal untuk melakukan

penelitian. Kegiatan dalam penelitian akan dibagi kedalam beberapa tahap,

yaitu :

a. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan merupakan kegiatan awal yang dilakukan oleh

peneliti untuk mengetahui kondisi yang terjadi dilapangan. Dalam

melaksanakan studi pendahuluan, peneliti mendatangi lokasi penelitian

untuk menemukan dan memastikan rumusan masalah yang akan diteliti.

b. Menentukan Judul Penelitian

Setelah melakukan studi pendahuluan ke lapangan, peneliti

selanjutnya menentukan judul, menyusun proposal penelitian, yang

diajukan pada dewan skripsi untuk mendapatkan arahan dan persetujuan.

c. Membuat Proposal

Setelah menentukan judul penelitian, selanjutnya membuat

proposal untuk diajukan kepada pembimbing. Setiap kegiatan yang

dilakukan oleh peneliti melalui arahan dari dosen pembimbing.

d. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

Menyiapkan perlengkapan penelitian yang dimaksud disini adalah


76

melakukan persiapan mengenai perlengkapan yang dibutuhkan dilapangan

selama melakukan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian ini ada beberapa tahap yang harus

dilakukan:

a. Pengumpulan data

Dalam hal ini peneliti mengumpulkan berbagai data yang diperkirakan

dapat menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

Pengumpulan data ini meliputi kegiatan :

1) Observasi

Peneliti melakukan observasi pada subjek penelitian sebanyak 3

(tiga) orang peserta didik tunagrahita ringan kelas X di SLB BC

Multahada Kabupaten Bandung dengan menghubungi guru yang

bersangkutan dan menginformasikan maksud dari tujuan untuk

mengetahui kemampuan peserta didik dalam membuat jamu kunyit

asem. Pelaksanaan observasi dilakukan sebanyak beberapa kali

pertemuan hingga data terkumpul.

2) Wawancara

Peneliti melakukan wawancara terhadap responden yaitu guru

kelas X di SLB BC Multahada Kabupaten Bandung dengan

menggunakan instrument yang sudah dibuat untuk mengetahui

pembelajaran keterampilan membuat jamu kunyit asem yang dilakukan

di SLB BC Multahada Kabupaten Bandung. Wawancara dilakukan

untuk memperoleh data melalui percakapan langsung dalam beberapa


77

kali pertemuan setelah kegiatan belajar mengajar selesai dan bertempat

diruang kelas, dalam pelaksanaan wawancara, peneliti mengajukan

pertanyaan kepada guru dan mencatat semua jawaban yang diberikan

oleh guru sesuai dengan pedoman pada instrument wawancara.

3) Semiloka

Semiloka merupakan proses kerja sama antara peneliti dan guru.

Peneliti berdiskusi dengan guru ahli untuk menemukan cara dimana

peneliti harus berdiskusi dengan guru yang ahli agar peserta didik

mampu membuat jamu kunyit asem yaitu melalui penyusunan analisis

tugas.

4) Validasi

Validasi dilaksanakan setelah instrument dibuat yang kemudian

divalidasi oleh 1 (satu) orang guru dari SLB Mekar Sari 1 Cibinong dan

SLB BC YPLAB Wartawan Kota Bandung.

5) Studi Dokumentasi

Dalam kegiatan dokumentasi peneliti mengumpulkan data yang

diantaranya berupa foto-foto selama kegiatan berlangsung di sekolah

dalam beberapa kali pertemuan. Hal ini sebagai bukti bahwa penelitian

membuat jamu kunyit asem di SLB BC Multahada Kabupaten Bandung

benar-benar dilaksanakan.

b. Pengolahan data

Setelah dilaksanakan penelitian langkah selanjutnya adalah

mengumpulkan data-data dan mengolah data tersebut sesuai dengan teknik

pengolahan data yang telah ditetapkan agar peneliti mendapatkan gambaran


78

nyata dari masalah yang diteliti.

c. Penyimpulan data

Dari data yang telah di analisis terkumpul selanjutnya penulis menarik

kesimpulan tentang penelitian yang dihubungkan dengan pertanyaan

penelitian.

3. Penulisan laporan penelitian

Langkah akhir dari kegiatan penelitian adalah membuat laporan hasil

penelitian. Tahap tersebut disusun secara sistematis agar dapat dipahami dan

digunakan oleh berbagai pihak yang terkait dengan peneliti.


BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Latar Penelitian

Dalam bab ini peneliti akan menguraikan mengenai data yang terkumpul

melalui, observasi, wawancara, studi dokumentasi, semiloka dan validasi

dengan cara mendeskripsikan kemudian menganalisa data sehingga dapat

dengan mudah dipahami oleh pembaca.

1. Profil Penelitian

Berikut ini adalah gambaran profil lembaga (sekolah) yang dijadikan

sebagai tempat penelitian dan profil guru dan peserta didik yang peneliti

deskripsikan sebagai berikut:

a. Lembaga

SLB BC Multahada Kabupaten Bandung adalah sekolah swasta

yang beralamat di Jalan Rancaekek Km 23 RT.01/RW.03,

Desa/kelurahan Bojongloa, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung,

Provinsi Jawa Barat merupakan lembaga pendidikan khusus yang

memberikan layanan pendidikan bagi peserta didik tunagrahita dan

tunarungu yang berdiri pada tahun 2003 dengan luas bangunan seluas

196 terbagi menjadi 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang

TU, 5 ruang kelas yang terbagi-bagi pada setiap kelasnya, 1 mushola, 1

toilet guru, dan 2 toilet peserta didik.

Jumlah keseluruhan peserta didik 111 orang dari 67 orang peserta

didik laki-laki dan 44 orang peserta didik perempuan yang tersebar

pada satuan pendidikan SDLB, SMPLB dan SMALB dengan ketunaan

79
80

tunagrahita dan tunarungu. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dimulai dari

pukul 08.00 WIB sampai dengan 14.45 WIB yang dibina oleh 1 orang kepala

sekolah, 6 orang guru PNS lulusan pendidikan luar biasa, serta 16 orang non

PNS diantaranya 12 orang lulusan pendidikan luar biasa, dan 4 orang masih

menempuh pendidikan dibidang pendidikan luar biasa.

Kurikulum yang digunakan pada saat ini adalah kurikulum 2013.

Program unggulan yang ada yaitu kegiatan keagamaan diantaranya seperti solat

dzuhur berjamaan, pada hari jumat solat dhuha berjamaah, tausiah, tilawah dan

jumat berkah.

Adapun kegiatan kesenian diantaranya seperti bermain alat musik

tradisional, degung, organ tunggal, seni suara dan seni tari. Terdapat kegiatan

olahraga yang dilaksanakan pada hari selasa kegiatan tersebut diantaranya

yaitu: bulu tangkis, bocce, futsal. Adapun kegiatan lainnya seperti keterampilan

diantara tataboga, tata rias, melukis, serta Program Penguatan Karakter melalui

kegiatan pramuka yang dilaksanakan pada hari jumat.

Prestasi yang pernah diraih oleh peserta didik diantaranya Juara 3

bulutangkis pada kegiatan O2SN tingkat gugus XXXV di SLB Cileunyi pada

tahun 2022, Atletik tingkat Provinsi di Bandung pada tahun 2018 dan Catur

tingkat Provinsi.

b. Responden/Subjek Penelitian

Responden dalam penelitian ini terdiri dari 1 (satu) orang guru kelas X

dan 3 (tiga) orang peserta didik tunagrahita ringan kelas X di SLB BC

Multahada Kabupaten Bandung. Untuk mempermudah penelitian, maka oleh

peneliti responden guru kelas diberi kode (RG), responden peserta didik kesatu
81

diberi kode (RPD-1), responden peserta didik kedua diberi kode (RPD-2), dan

responden peserta didik ketiga diberi kode (RPD-3).

1) Responden Penelitian

a) Guru Kelas (RG)

Responden berinisial F, berjenis kelamin perempuan, lahir di

Majalengka pada tanggal 28 Oktober 1994, yang beralamat di Komplek

Permata Hijau. Responden merupakan lulusan tahun 2018 jurusan

Pendidikan Luar Biasa, saat ini responden mengajar di kelas X sebagai guru

kelas. Responden mulai mengajar di SLB BC Multahada Kabupaten

Bandung sejak tahun 2017 sampai saat ini.

Responden memiliki karakteristik mudah bergaul dengan orang yang

berada dilingkungan sekitar termasuk dengan orang yang baru ditemui,

komunikasi yang baik, dedikasi dalam memberikan layanan pendidikan

pada peserta didik dengan melatih dan membiasakan peserta didik agar

mampu mandiri dan dapat berkarya sesuai dengan kemampuan dan potensi

yang ada.

2) Responden Peserta Didik (RPD)

a) Responden Peserta Didik Kesatu (RPD-1)

Responden berinisial NF, seorang anak laki-laki, beragama Islam,

lahir di Bandung pada tanggal 28 Januari 2005, beralamat di Rancaekek

Permai blok C.09 Nomor 11. Inisial ayah R dan bekerja sebagai wirausaha.

Inisial ibu N yang bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Responden memiliki karakteristik antara lain mudah diarahkan,

senang berbaur dengan orang-orang dilingkungan sekitar termasuk orang


82

yang baru ditemui, tidak banyak mengeluh ketika kegiatan pembelajaran

sedang berlangsung. Responden memiliki ciri fisik dengan postur tubuh tinggi

dan sedikit berisi, warna kulit sawo matang.

b) Responden Peserta Didik Kedua (RPD-2)

Responden berinisial PI, seorang anak laki-laki, beragama Islam, lahir di

Sumedang pada tanggal 04 Maret 2007, beralamat di Dusun Karasak

RT.03/RW.04, Desa Cisempur Kabupaten Sumedang. Inisial ayah WR dan

bekerja sebagai karyawan swasta. Inisial ibu EM yang bekerja sebagai ibu

rumah tangga.

Responden memiliki karakteristik penurut, pemalu terhadap orang yang

baru ditemui, aktif dalam menjawab jika diberikan pertanyaan. Responden

memiliki ciri fisik dimana berpostur tubuh tinggi dan kecil, warna kulit kuning

langsat.

c) Responden Peserta Didik Ketiga (RPD-3)

Responden berinisial DM, seorang anak laki-laki, beragama Islam, lahir

di Cirebon pada tanggal 16 November 2004, anak ke 2, beralamat di

Cibagbagan RT.01/RW.11 Cileunyi Kulon. Inisial ayah AA dan

bekerja sebagai wiraswasta. Inisial ibu C yang bekerja sebagai ibu rumah

tangga.

Responden memiliki karakteristik aktif berbicara, senang bergaul

dengan orang dilingkungan sekitar dan orang yang baru ditemui,

periang.

Responden memiliki ciri fisik dengan postur tubuh tinggi kurus, dan

warna kulit sawo matang.


83

2. Aspek Penelitian

Aspek dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Kemampuan dalam belajar membuat jamu kunyit asem pada peserta

didik tunagrahita ringan kelas X di SLB BC Multahada Kabupaten

Bandung.

b. Bentuk penyusunan analisis tugas membuat jamu kunyit asem

bagi peserta didik tunagrahita ringan kelas X di SLB BC

Multahada Kabupaten Bandung yang disusun oleh guru dan

peneliti.

c. Bentuk analisis tugas membuat jamu kunyit asem bagi peserta didik

tunagrahita ringan kelas X pada guru di SLB BC Multahada Kabupaten

Bandung, yang di validasikan pada guru di SLB Mekar Sari 01 Cibinong,

dan SLB BC YPLAB Wartawan Kota Bandung.

B. Deskripsi Data

Data yang telah diperoleh dari hasil wawancara dengan guru dan

observasi yang dilakukan pada peserta didik tunagrahita ringan oleh peneliti

dideskripsikan dan dikelompokkan berdasarkan subjek dan fokus penelitian,

untuk lebih jelasnya data hasil observasi dan wawancara dideskripsikan

sebagai berikut:

1. Hasil Observasi

Observasi dilakukan terhadap 3 (tiga) orang peserta didik tunagrahita

ringan untuk mengetahui kemampuan dalam membuat jamu kunyit asem

kelas X di SLB BC Multahada Kabupaten Bandung, dan hasilnya dapat

dipaparkan sebagai berikut:


84

a. Responden Peserta Didik Kesatu (RPD-1)

Data yang diperoleh melalui observasi terhadap responden kesatu peneliti

paparkan sebagai berikut:

1) Mengenal Alat

Responden mampu menunjukkan dan menyebutkan alat yang

digunakan saat membuat jamu kunyit asem (kompor, panci, sendok sayur,

parutan, saringan, gelas takar, sendok, gelas) serta mampu membedakan alat

yang digunakan dalam membuat jamu kunyit asem seperti membedakan

kompor gas dengan kompor minyak, sendok dengan garpu, gelas takar

dengan mangkok, gelas dengan cangkir, namun ada beberapa yang

memerlukan sedikit bantuan yaitu membedakan panci dengan wajan, sendok

sayur dengan spatula, saringan dengan ayakan.

2) Mengenal Bahan

Responden mampu mengenal bahan membuat jamu kunyit asem

dengan menunjukkan dan menyebutkan seperti (kunyit, asem jawa, gula

merah, garam). Responden juga mampu membedakan kunyit dengan jahe,

gula merah dengan gula pasir, garam dengan gula, namun membutuhkan

sedikit bantuan dengan memberikan penjelasan sedikit dalam membedakan

asam jawa dengan jeruk nipis

3) Mempersiapkan Alat

Responden mampu menyiapkan alat seperti: kompor, panci, sendok

sayur, parutan, saringan, gelas takar, sendok, gelas.

4) Mempersiapkan Bahan

Responden mampu menyiapkan bahan seperti: kunyit, asam jawa,


85

gula merah, garam.

5) Proses Membuat Jamu Kunyit Asem

Langkah-langkah membuat jamu kunyit asem sebagai berikut :

a) Responden mampu mencuci kunyit hingga bersih menggunakan air

mengalir

b) Responden mampu menyiapkan panci dengan mengisi air kedalam panci

c) Responden mampu menaruh panci di atas kompor

d) Responden mampu memasukkan kunyit kedalam panci

e) Responden mampu menyalakan kompor gas

f) Responden mampu mematikan kompor gas

g) Responden mampu meniriskan kunyit setelah direbus

h) Responden mampu menyiapkan parutan kunyit

i) Responden mampu memarut kunyit dengan sedikit bantuan

j) Responden mampu menyiapkan saringan

k) Responden mampu menyaring kunyit kedalam gelas takar

l) Responden mampu menyiapkan panci dan mengisi air

m)Responden mampu menyalakan kompor gas

n) Responden mampu memasukkan gula merah sebanyak 2 buah kedalam

panci

o) Responden mampu memasukkan asam jawa kedalam panci

p) Responden mampu memasukkan air kunyit yang sudah disaring kedalam

panci

q) Responden mampu mengaduk bahan-bahan menggunakan sendok sayur

dengan waktu selama 5 menit hingga jamu matang


86

r) Responden mampu mematikan kompor gas

s) Responden mampu meniriskan jamu yang sudah matang

t) Responden mampu menyiapkan saringan kembali

u) Responden mampu menyaring jamu yang sudah matang kedalam gelas

takaran

v) Responden mampu menyiapkan gelas

w) Responden mampu menuangkan jamu yang sudah disaring kedalam gelas

6) Memelihara Alat

a) Responden mampu membersihkan alat yang sudah digunakan seperti: panci,

sendok sayur, parutan, saringan, gelas takar, sendok, gelas.

Mencuci alat yang telah digunakan, dengan cara :

(1) Mengambil spon pencuci piring

(2) Menyalakan keran air

(3) Menaruh cairan pencuci piring

(4) Membasuh spon cuci piring dengan air mengalir

(5) Meremas spon hingga berbusa

(6) Mencuci panci menggunakan spon pencuci piring

(7) Membilas panci yang sudah dicuci menggunakan air mengalir

(8) Mencuci sendok sayur menggunakan spon pencuci piring

(9) Membilas sendok sayur yang sudah dicuci menggunakan air mengalir

(10) Mencuci parutan menggunakan spon pencuci piring

(11) Membilas parutan yang sudah dicuci menggunakan air mengalir

(12) Mencuci saringan menggunakan spon pencuci piring

(13) Membilas saringan yang sudah dicuci menggunakan air mengalir


87

(14) Mencuci gelas takar menggunakan spon pencuci piring

(15) Membilas gelas takar yang sudah dicuci menggunakan air mengalir

(16) Mencuci sendok menggunakan spon pencuci piring

(17) Membilas sendok yang sudah dicuci menggunakan air mengalir

(18) Mencuci gelas menggunakan spon pencuci piring

(19) Membilas gelas yang sudah dicuci menggunakan air mengalir

b) Responden mampu membereskan alat dengan cara :

(1) Menyimpan panci ditempat semula

(2) Menyimpan sendok sayur ditempat semula

(3) Menyimpan parutan ditempat semula

(4) Menyimpan saringan ditempat semula

(5) Menyimpan gelas takaran ditempat semula

(6) Menyimpan sendok ditempat semula

(7) Menyimpan gelas ditempat semula

7) Memelihara Bahan

a) Responden mampu memilih sisa bahan yang sudah tidak digunakan

b) Responden mampu memilih sisa bahan yang masih dapat digunakan yaitu :

sisa kunyit, sisa asam jawa, sisa gula merah, sisa garam

c) Responden mampu membuang sisa bahan yang sudah tidak dapat

digunakan ke tempat sampah

d) Responden mampu menyimpan sisa bahan yang masih dapat digunakan ke

tempat yang sudah disediakan

8) Memelihara hasil

Responden mampu menghidangkan jamu kunyit asem dengan baik dan


88

bersih kedalam gelas.

b. Responden Peserta Didik Kedua (RPD-2)

Data yang diperoleh melalui observasi terhadap responden kedua peneliti

paparkan sebagai berikut :

1) Mengenal Alat

Responden mampu menunjukkan dan menyebutkan alat yang

digunakan saat membuat jamu kunyit asem (kompor, panci, sendok sayur,

parutan, saringan, gelas takar, sendok, gelas) serta mampu membedakan alat

yang digunakan dalam membuat jamu kunyit asem seperti membedakan

panci dengan wajan, kompor gas dengan kompor minyak, sendok dengan

garpu, gelas takar dengan mangkok, gelas dengan cangkir. Namun ada

beberapa yang memerlukan sedikit bantuan dengan bantuan verbal seperti

membedakan sendok sayur dengan spatula, parutan kunyit dengan parutan

keju, saringan dengan ayakan.

2) Mengenal Bahan

Responden mampu mengenal bahan membuat jamu kunyit asem

dengan menunjukkan dan menyebutkan seperti (kunyit, asem jawa, gula

merah, garam). Responden juga mampu membedakan gula merah dengan

gula pasir, garam dengan gula, namun membutuhkan sedikit bantuan verbal

dengan memberikan penjelasan sedikit dalam membedakan kunyit dengan

jahe.

3) Mempersiapkan Alat

Responden mampu menyiapkan alat seperti: kompor, panci, sendok

sayur, parutan, saringan, gelas takar, sendok, gelas.


89

4) Mempersiapkan Bahan

Responden mampu menyiapkan bahan seperti: kunyit, asam jawa, gula merah,

garam.

5) Proses Membuat Jamu Kunyit Asem

Langkah-langkah membuat jamu kunyit asem sebagai berikut :

a) Responden mampu mencuci kunyit hingga bersih menggunakan air

mengalir

b) Responden mampu menyiapkan panci dengan mengisi air kedalam panci

c) Responden mampu menaruh panci di atas kompor

d) Responden mampu memasukkan kunyit kedalam panci

e) Responden mampu menyalakan kompor gas

f) Responden mampu mematikan kompor gas

g) Responden mampu meniriskan kunyit setelah direbus

h) Responden mampu menyiapkan parutan kunyit

i) Responden mampu memarut kunyit dengan parutan

j) Responden mampu menyiapkan saringan

k) Responden mampu menyaring kunyit kedalam gelas takar

l) Responden mampu menyiapkan panci dan mengisi air

m)Responden mampu menyalakan kompor gas

n) Responden mampu memasukkan gula merah sebanyak 2 buah kedalam

panci

o) Responden mampu memasukkan asam jawa kedalam panci

p) Responden mampu memasukkan air kunyit yang sudah disaring kedalam

panci
90

q) Responden mampu mengaduk bahan-bahan menggunakan sendok sayur

dengan waktu selama 5 menit hingga jamu matang

r) Responden mampu mematikan kompor gas

s) Responden mampu meniriskan jamu yang sudah matang

t) Responden mampu menyiapkan saringan kembali

u) Responden mampu menyaring jamu yang sudah matang kedalam gelas

takaran

v) Responden mampu menyiapkan gelas

w) Responden mampu menuangkan jamu yang sudah disaring kedalam gelas

6) Memelihara Alat

a) Responden mampu membersihkan alat yang sudah digunakan seperti: panci,

sendok sayur, parutan, saringan, gelas takar, sendok, gelas.

Mencuci alat yang telah digunakan, dengan cara :

(1) Mengambil spon pencuci piring

(2) Menyalakan keran air

(3) Menaruh cairan pencuci piring

(4) Membasuh spon cuci piring dengan air mengalir

(5) Meremas spon hingga berbusa

(6) Mencuci panci menggunakan spon pencuci piring

(7) Membilas panci yang sudah dicuci menggunakan air mengalir

(8) Mencuci sendok sayur menggunakan spon pencuci piring

(9) Membilas sendok sayur yang sudah dicuci menggunakan air mengalir

(10) Mencuci parutan menggunakan spon pencuci piring

(11) Membilas parutan yang sudah dicuci menggunakan air mengalir


91

(12) Mencuci saringan menggunakan spon pencuci piring

(13) Membilas saringan yang sudah dicuci menggunakan air mengalir

(14) Mencuci gelas takar menggunakan spon pencuci piring

(15) Membilas gelas takar yang sudah dicuci menggunakan air mengalir

(16) Mencuci sendok menggunakan spon pencuci piring

(17) Membilas sendok yang sudah dicuci menggunakan air mengalir

(18) Mencuci gelas menggunakan spon pencuci piring

(19) Membilas gelas yang sudah dicuci menggunakan air mengalir

b) Responden mampu membereskan alat dengan cara :

(1) Menyimpan panci ditempat semula

(2) Menyimpan sendok sayur ditempat semula

(3) Menyimpan parutan ditempat semula

(4) Menyimpan saringan ditempat semula

(5) Menyimpan gelas takaran ditempat semula

(6) Menyimpan sendok ditempat semula

(7) Menyimpan gelas ditempat semula

7) Memelihara Bahan

a) Responden mampu memilih sisa bahan yang sudah tidak digunakan

b) Responden mampu memilih sisa bahan yang masih dapat digunakan yaitu :

sisa kunyit, sisa asam jawa, sisa gula merah, sisa garam

c) Responden mampu membuang sisa bahan yang sudah tidak dapat digunakan

ke tempat sampah

d) Responden mampu menyimpan sisa bahan yang masih dapat digunakan ke

tempat yang sudah disediakan


92

8) Memelihara hasil

Responden mampu menghidangkan jamu kunyit asem dengan baik

dan bersih kedalam gelas.

c. Responden Peserta Didik Ketiga (RPD-3)

Data yang diperoleh melalui observasi terhadap responden kedua peneliti

paparkan sebagai berikut:

1) Mengenal Alat

Responden mampu menunjukkan dan menyebutkan alat yang

digunakan saat membuat jamu kunyit asem (kompor, panci, sendok sayur,

parutan, saringan, gelas takar, sendok, gelas) serta mampu membedakan alat

yang digunakan dalam membuat jamu kunyit asem seperti membedakan

kompor gas dengan kompor minyak, sendok sayur dengan spatula, sendok

dengan garpu, gelas takar dengan mangkok, gelas dengan cangkir. Namun

ada beberapa yang memerlukan sedikit bantuan dengan bantuan verbal

seperti membedakan panci dengan wajan, dan saringan dengan ayakan.

2) Mengenal Bahan

Responden mampu mengenal bahan membuat jamu kunyit asem

dengan menunjukkan dan menyebutkan seperti (kunyit, asem jawa, gula

merah, garam). Responden juga mampu membedakan gula merah dengan

gula pasir, garam dengan gula, namun membutuhkan sedikit bantuan verbal

dengan memberikan penjelasan sedikit dalam membedakan kunyit dengan

jahe.

3) Mempersiapkan Alat

Responden mampu menyiapkan alat seperti : kompor, panci, sendok


93

sayur, parutan, saringan, gelas takar, sendok, gelas.

4) Mempersiapkan Bahan

Responden mampu menyiapkan bahan seperti : kunyit, asam jawa, gula

merah, garam.

5) Proses Membuat Jamu Kunyit Asem

Langkah-langkah membuat jamu kunyit asem sebagai berikut :

a) Responden mampu mencuci kunyit hingga bersih menggunakan air

mengalir

b) Responden mampu menyiapkan panci dengan mengisi air kedalam panci

c) Responden mampu menaruh panci di atas kompor

d) Responden mampu memasukkan kunyit kedalam panci

e) Responden mampu menyalakan kompor gas

f) Responden mampu mematikan kompor gas

g) Responden mampu meniriskan kunyit setelah direbus

h) Responden mampu menyiapkan parutan kunyit

i) Responden mampu memarut kunyit dengan sedikit bantuan

j) Responden mampu menyiapkan saringan

k) Responden mampu menyaring kunyit kedalam gelas takar

l) Responden mampu menyiapkan panci dan mengisi air

m) Responden mampu menyalakan kompor gas

n) Responden mampu memasukkan gula merah sebanyak 2 buah kedalam

panci

o) Responden mampu memasukkan asam jawa kedalam panci

p) Responden mampu memasukkan air kunyit yang sudah disaring kedalam


94

panci

q) Responden mampu mengaduk bahan-bahan menggunakan sendok sayur

dengan waktu selama 5 menit hingga jamu matang

r) Responden mampu mematikan kompor gas

s) Responden mampu meniriskan jamu yang sudah matang

t) Responden mampu menyiapkan saringan kembali

u) Responden mampu menyaring jamu yang sudah matang kedalam gelas

takaran

v) Responden mampu menyiapkan gelas

w) Responden mampu menuangkan jamu yang sudah disaring kedalam gelas

6) Memelihara Alat

a) Responden mampu membersihkan alat yang sudah digunakan seperti: panci,

sendok sayur, parutan, saringan, gelas takar, sendok, gelas.

Mencuci alat yang telah digunakan, dengan cara :

(1) Mengambil spon pencuci piring

(2) Menyalakan keran air

(3) Menaruh cairan pencuci piring

(4) Membasuh spon cuci piring dengan air mengalir

(5) Meremas spon hingga berbusa

(6) Mencuci panci menggunakan spon pencuci piring

(7) Membilas panci yang sudah dicuci menggunakan air mengalir

(8) Mencuci sendok sayur menggunakan spon pencuci piring

(9) Membilas sendok sayur yang sudah dicuci menggunakan air mengalir

(10) Mencuci parutan menggunakan spon pencuci piring


95

(11) Membilas parutan yang sudah dicuci menggunakan air mengalir

(12) Mencuci saringan menggunakan spon pencuci piring

(13) Membilas saringan yang sudah dicuci menggunakan air mengalir

(14) Mencuci gelas takar menggunakan spon pencuci piring

(15) Membilas gelas takar yang sudah dicuci menggunakan air mengalir

(16) Mencuci sendok menggunakan spon pencuci piring

(17) Membilas sendok yang sudah dicuci menggunakan air mengalir

(18) Mencuci gelas menggunakan spon pencuci piring

(19) Membilas gelas yang sudah dicuci menggunakan air mengalir

b) Responden mampu membereskan alat dengan cara :

(1) Menyimpan panci ditempat semula

(2) Menyimpan sendok sayur ditempat semula

(3) Menyimpan parutan ditempat semula

(4) Menyimpan saringan ditempat semula

(5) Menyimpan gelas takaran ditempat semula

(6) Menyimpan sendok ditempat semula

(7) Menyimpan gelas ditempat semula

7) Memelihara Bahan

a) Responden mampu memilih sisa bahan yang sudah tidak digunakan

b) Responden mampu memilih sisa bahan yang masih dapat digunakan yaitu :

sisa kunyit, sisa asam jawa, sisa gula merah, sisa garam

c) Responden mampu membuang sisa bahan yang sudah tidak dapat digunakan

ke tempat sampah

d) Responden mampu menyimpan sisa bahan yang masih dapat digunakan ke


96

tempat yang sudah disediakan

8) Memelihara hasil

Responden mampu menghidangkan jamu kunyit asem dengan baik

dan bersih kedalam gelas.

2. Hasil Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti terhadap

responden guru di SLB BC Multahada Kabupaten Bandung mengenai

pembelajaran keterampilan tata boga, dapat peneliti deskripsikan sebagai

berikut :

a. Persiapan

Sebelum melaksanakan pembelajaran membuat jamu kunyit asem,

responden guru melakukan tahapan-tahapan sebegai berikut:

1) Melakukan Asesmen

Sebelum menyusun program pembelajaran keterampilan tata boga

membuat jamu kunyit asem responden melakukan asesmen terlebih

dahulu. Tujuan dari asesmen tersebut yaitu untuk mengetahui

kemampuan awal peserta didik dalam membuat jamu kunyit asem. Dasar

acuan dalam menentukan tujuan pelaksanaan asesmen yaitu kurikulum

dan tingkat kemampuan peserta didik. Ruang lingkup yang di asesmen

dalam membuat jamu kunyit asem adalah kemampuan dalam mengenal

alat dan bahan, langkah-langkah membuat jamu kunyit asem, memelihara

alat dan bahan, serta memelihara hasil.

Teknik yang digunakan dalam mengasesmen yaitu observasi, dan

tes. Asesmen tersebut disusun oleh responden dan dilaksanakan pada


97

setiap awal semester di ruang khusus.

2) Menyusun Program

Program disusun berdasarkan hasil asesmen yang sudah dilakukan dan

mengacu pada kurikulum 2013 yang dirumuskan dalam bentuk RPP.

Komponen-komponen program tersebut antara lain: tujuan, materi, metode,

media, waktu, dan evaluasi yang diuraikan sebagai berikut:

a) Menentukan Tujuan

Tujuan pembelajaran membuat jamu kunyit asem dirumuskan untuk

mengetahui alat dan bahan membuat jamu kunyit asem, langkah-langkah

membuat jamu kunyit asem, memelihara alat dan bahan, serta memelihara

hasil yaitu menyajikan jamu kunyit asem.

b) Menentukan Materi

Responden dalam menentukan materi yaitu melihat dari buku sumber.

Materi yang akan disampaikan adalah mengenal alat dan bahan, langkah-

langkah membuat jamu kunyit asem, memelihara alat dan bahan, lalu

memelihara hasil.

c) Menentukan Metode

Responden dalam menentukan metode yang digunakan dalam

pelaksanaan pembelajaran membuat jamu kunyit asem yaitu menggunakan

metode demonstrasi dan praktek langsung.

d) Menentukan Media

Responden dalam menentukan media yang digunakan pada

pembelajaran membuat jamu kunyit asem yaitu disesuaikan dengan

kebutuhan dan kondisi peserta didik. Adapun media yang digunakan berupa
98

alat-alat yang digunakan untuk membuat jamu kunyit asem seperti:

kompor gas, sendok sayur, panci, parutan, saringan, gelas takar, sendok,

gelas. Media yang digunakan ini berfungsi untuk memperjelas materi

pembelajaran.

e) Menentukan Waktu dan Tempat

Waktu untuk melaksanakan pembelajaran membuat jamu kunyit

asem yaitu 90 menit pada tingkat SMALB. Pada pembelajaran membuat

jamu kunyit asem, sekolah melaksanakannya sebanyak 4 kali pertemuan

dalam seminggu dan dilaksanakan di dapur sekolah.

f) Menentukan Evaluasi

Responden dalam menentukan evaluasi yaitu di adakan pada setiap

akhir kegiatan pembelajaran. Teknik evaluasi yang digunakan responden

berupa pre-tes dan post-tes.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh responden guru (RG) sesuai

dengan program yang telah dibuat:

1) Kegiatan Awal

a) Menentukan tempat

Pada kegiatan awal, responden (RG) menentukan tempat untuk

melaksanakan kegiatan pembelajaran membuat jamu kunyit asem sesuai

dengan tempat seharusnya dan yang sudah disediakan yaitu di dapur

sekolah dengan segala keterbatasan ruangan yang ada.

b) Mengkondisikan kelas

Sebelum memulai pembelajaran responden mengawali dengan


99

mengkondisikan kelas dengan cara mengawali kegiatan pembelajaran

dengan berupaya mengajak peserta didik untuk duduk yang rapih,

mengajak peserta didik berdo’a, kemudian melanjutkannya dengan

memberikan salam, kemudian mengabsen untuk mengetahui kehadiran

peserta didik dan mengadakan apersepsi dengan melakukan tanya jawab

mengenai materi yang telah diberikan sebelumnya.

2) Kegiatan Inti

a) Mengenal Alat

Responden memberikan penjelasan mengenai alat dalam membuat

jamu kunyit asem, kemudian secara langsung mengarahkan peserta didik

untuk menunjukkan, menyebutkan, dan membedakan alat seperti:

kompor gas dengan kompor minyak, panci dengan wajan, sendok sayur

dengan spatula, parutan kunyit dengan parutan keju, saringan dengan

ayakan, gelas takar dengan mangkok, sendok dengan garpu, gelas dengan

cangkir.

b) Mengenal Bahan

Responden memberikan penjelasan kepada peserta didik bahan apa

saja yang akan digunakan dalam membuat jamu kunyit asem, lalu

responden secara langsung mengarahkan peserta didik untuk

menunjukkan, menyebutkan, dan membedakan bahan seperti: kunyit

dengan jahe, asem jawa dengan jeruk nipis, gula merah dengan gula

pasir, garam dengan gula pasir.

c. Proses

1) Menyiapkan alat

Responden secara langsung mengajarkan kepada peserta didik dalam


100

menyiapkan alat-alat dalam membuat jamu kunyit asem dengan cara

mengenalkan alat-alatnya terlebih dahulu dengan mempraktekannya.

2) Menyiapkan bahan

Responden secara langsung mengajarkan kepada peserta didik dalam

menyiapkan bahan dalam membuat jamu kunyit asem dengan cara

mengenalkan bahan-bahannya terlebih dahulu dengan mempraktekannya.

3) Pelaksanaan membuat jamu kunyit asem

Responden mengajarkan cara membuat jamu kunyit asem dari mulai

mengamati cara mencuci kunyit dengan air mengalir, merebus kunyit, memarut

kunyit menggunakan parutan, menyaring air parutan kunyit kedalam gelas

takar, merebus (gula merah, asam jawa, air parutan kunyit), memasukkan

sedikit garam kedalam rebusan bahan-bahan, mengaduk bahan-bahan hingga

mendidih dan matang, menyaring jamu kunyit asam yang sudah matang

kedalam gelas takar, menuangkan jamu kunyit asam kedalam gelas. Lalu

responden memberikan instruksi pada peserta didik untuk mempraktekannya

dari mulai mencuci kunyit hingga menuangkan jamu kunyit asam yang telah

matang dan disaring kembali kedalam gelas. Apabila ada peserta didik yang

belum mengerti responden memberi tahu agar peserta didik untuk bertanya

secara langsung.

4) Memelihara alat

Responden mengajarkan cara untuk mencuci alat, menyimpan alat yang

sudah dibersihkan. Lalu responden memberikan instruksi pada peserta didik

untuk mempraktekannya dari mulai mencuci alat-alat hingga menyimpan

kembali alat-alat yang sudah digunakan ketempatnya semula. Apabila ada


101

peserta didik yang belum mengerti responden memberi tahu agar peserta

didik untuk bertanya secara langsung.

5) Memelihara bahan

Responden mengajarkan cara untuk membereskan bahan, memilih sisa

bahan yang masih dapat digunakan kembali, menyimpan sisa bahan yang

masih dapat digunakan ketempat yang sudah disediakan, memilih sisa bahan

yang sudah tidak dapat digunakan, dan membuang sisa bahan yang sudah

tidak dapat digunakan ke tempat sampah. Lalu responden memberikan

instruksi pada peserta didik untuk mempraktekannya dari mulai memilih

sisa bahan yang masih dapat digunakan dan menyimpannya ke tempat yang

sudah disediakan hingga membuang sisa bahan yang sudah tidak dapat

digunakan ke tempat sampah. Apabila ada peserta didik yang belum

mengerti responden memberi tahu agar peserta didik untuk bertanya secara

langsung.

6) Memelihara hasil

Responden mengajarkan cara untuk menuangkan jamu kunyit asem

yang sudah matang kedalam gelas dengan baik dan benar, serta memberikan

instruksi pada peserta didik untuk mempraktekannya.

d. Tindak Lanjut

Tindak lanjut dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai, kegiatan

tindak lanjut adalah sebagai berikut:

1) Pengulangan

Responden dalam melaksanakan tindak lanjut apabila ada peserta

didik yang belum berhasil dalam pembelajaran keterampilan membuat jamu


102

kunyit asem yaitu dengan cara mengulang kembali materi yang

belum dikuasai peserta didik dan melakukan latihan secara terus

menerus.

2) Pengayaan

Responden dalam melakukan pengayaan yaitu dengan cara

mengulang kembali materi yang telah dikuasai dengan metode yang

berbeda dan memberikan tambahan pelajaran di luar kegiatan belajar

mengajar. Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang hampir

mencapai indikator.

3) Pengembangan

Responden dalam melakukan pengembangan dengan cara diberi

tugas yang banyak dan materi yang diberikan menggunakan analisis

tugas. Pengembangan diberikan bagi peserta didik yang dapat

menyelesaikan evaluasi dan program pengayaan yang baik.

3. Hasil Dokumentasi

Studi dokumentasi yang diperoleh peneliti adalah program pembelajaran

yang memiliki komponen antara lain: materi pembelajaran, pendekataan dan

metode pembelajaran, media dan alat pembelajaran dan penilaian. Komponen-

komponen tersebut dituangkan dalam bentuk rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang disusun sesuai dengan kurikulum 2013 serta

memperhatikan kondisi peserta didik.

Adapun penjelasan komponen-komponen yang termasuk dalam program

pembelajaran membuat jamu kunyit asem bagi peserta didik tunagrahita ringan

kelas X di SLB BC Multahada Kabupaten Bandung, antara lain :


103

a. Materi pembelajaran

Materi pembelajaran ini adalah materi yang akan diajarkan pada

pembelajaran keterampilan tata boga tentang cara atau langkah-langkah

membuat jamu kunyit asem dari mulai mengenal alat dan bahan hingga

proses atau langkah-langkah membuat jamu kunyit asem.

b. Pendekatan dan Metode pembelajaran

Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan tata

boga tentang cara membuat jamu kunyit asem ini adalah pendekatan

individual dan metode yang digunakan adalah ceramah, demosntrasi dan

praktek.

c. Media/alat pembelajaran

Media/alat pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

keterampilan tata boga, cara membuat jamu kunyit asem yaitu media secara

nyata yang digunakan untuk membuat jamu kunyit asem.

d. Penilaian

Penilaian yang diberikan berupa penilaian pengetahuan yaitu tes lisan

untuk menyebutkan alat-alat dan bahan membuat jamu kunyit asem pada

saat pembelajaran selesai, penilaian keterampilan yaitu penilaian kinerja

saat sedang melakukan praktik membuat jamu kunyit asem dan penilaian

sikap.

Berikut program pembelajaran yang terdapat di SLB BC Multahada

Kabupaten Bandung:

4. Hasil Semiloka

Semiloka yang dilakukan oleh peneliti dan guru SLB BC Multahada


104

Kabupaten Bandung, bertempat di ruang kelas dengan tujuan untuk berdiskusi

dalam penyusunan analisis tugas membuat jamu kunyit asem bagi peserta didik

tunagrahita ringan kelas X. Bahasan dalam semiloka mulai dari membahas

tentang bagaimana agar kemampuan peserta didik tunagrahita ringan dapat terlihat

secara jelas dalam mengikuti pembelajaran keterampilan tata boga.

Adapun hasil dari semiloka yang dilakukan pada guru sebagai berikut:

a. Dasar Penyusunan

Dasar penyusunan dalam analisis tugas membuat jamu kunyit asem

adalah belum tercapainya penguasaan peserta didik terhadap materi pada

pembelajaran keterampilan membuat jamu kunyit asem sehingga diharapkan

pembelajaran lebih aktif, kreatif, dan bermanfaat sebagai bekal hidup serta

memperoleh pengetahuan tentang belajar membuat jamu kunyit asem sebagai

bentuk tindak lanjut dari pembelajaran keterampilan.

b. Aspek yang disusun

Aspek yang disusun dalam penelitian ini yaitu analisis tugas dalam

membuat jamu kunyit asem yang mengacu pada Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang kemudian dijadikan sebagai dasar penyusunan

analisis tugas membuat jamu kunyit asem untuk memperdalam aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor yang optimal.

c. Langkah-langkah penyusunan analisis tugas

Langkah-langkah dalam menyusun analisis tugas sebagai berikut :

1) Persiapan

Sebelum menyusun program analisis tugas pada pembelajaran

keterampilan tata boga peneliti dan guru melakukan asesmen terlebih

dahulu. Tujuan dari asesmen tersebut yaitu untuk mengetahui kemampuan


105

awal peserta didik dalam membuat jamu kunyit asem. Dasar acuan dalam

menentukan tujuan pelaksanaan asesmen yaitu kurikulum dan tingkat

kemampuan peserta didik. Ruang lingkup yang di asesmen dalam membuat

jamu kunyit asem adalah kemampuan dalam mengenal alat dan bahan,

langkah-langkah, memelihara alat dan bahan, serta memelihara hasil.

Teknik yang digunakan dalam mengasesmen yaitu observasi, dan tes.

Asesmen tersebut disusun oleh responden itu sendiri dan dilaksanakan pada

setiap awal semester di ruang khusus.

2) Pelaksanaan

a) Mengidentifikasi keterampilan

Ruang lingkup yang disusun peneliti dan guru dalam membuat jamu

kunyit asem yaitu, mengenal alat dan bahan dalam membuat jamu kunyit

asem, langkah-langkah dalam membuat jamu kunyit asem, memelihara alat

dan bahan membuat jamu kunyit asem, dan memelihara hasil membuat jamu

kunyit asem.

b) Menentukan tujuan

Menentukan tujuan pembelajaran dengan cara melihat kurikulum dan

kemampuan peserta didik. Tujuan tersebut dirumuskan untuk mengetahui

alat dan bahan membuat jamu kunyit asem, langkah-langkah membuat jamu

kunyit asem, memelihara alat dan bahan membuat jamu kunyit asem, dan

memelihara hasil membuat jamu kunyit asem.

c) Menentukan target yang harus dikuasai peserta didik

Menentukan target yang harus dikuasai peserta didik yaitu dengan

cara melihat kurikulum, kompetensi inti dan kompetensi dasar lalu


106

disesuaikan dengan kemampuan peserta didik.

d) Menentukan petugas

Program analisis tugas disusun oleh peneliti dan guru SLB BC

Multahada Kabupaten Bandung lalu dikonsultasikan kepada kepala sekolah

dan diinformasikan kepada orang tua agar program yang telah disusun dapat

berjalan dengan lancar dan dapat dipraktekkan kembali dirumah.

e) Menentukan waktu pelaksanaan

Program analisis tugas pada pembelajaran keterampilan tata boga

dilaksanakan pada saat jadwal peajaran keterampilan yaitu pada hari selasa,

kamis dan jum’at pukul 13.00-14.00.

f) Menentukan tempat/lokasi pelaksanaan

Pelaksanaan analisis tugas pada pembelajaran keterampilan tata boga

dilaksanakan di dapur sekolah.

g) Menentukan durasi/lamanya

Program analisis tugas pada pembelajaran keterampilan tata boga

dilaksanakan selama 90 menit.

h) Menentukan teknik pelaksanaan

Teknik yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan tata boga

yaitu: modelling dan role playing.

i) Menentukan media/alat

Media/alat yang digunakan dalam melaksanakan program analisis

tugas pada pembelajaran keterampilan tata boga yaitu disesuaikan dengan

kondisi dan kebutuhan peserta didik, disesuaikan dengan kebutuhan materi

dan disesuaikan dengan kompetensi yang akan dikembangkan.


107

j) Menyiapkan format penilaian

Menyiapkan format penilaian yaitu dengan membuat kisi-kisi,

membuat soal dan membuat telaah soal.

k) Membuat kisi-kisi

Kisi-kisi dibuat berdasarkan KI KD, hasil asesmen dan disesuaikan

dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik.

l) Membuat butir-butir analisis tugas

Membuat butir-butir analisis tugas adalah menentukan tujuan,

menentukan target yang ingin dicapai, mengidentifikasi keterampilan

(ruang lingkup) dan membagi tugas yang besar menjadi tugas yang kecil.

3) Tindak lanjut

a) Menginformasikan hasil

Laporan hasil program analisis tugas pada pembelajaran

keterampilan tata boga diinformasikan kepada orang tua dan kepala

sekolah.

b) Memberikan rekomendasi

Memberikan rekomendasi yaitu kepada orang tua untuk

memberikan bimbingan apabila peserta didik tidak berhasil dalam

pembelajaran.

d. Garis besar pelaksanaan analisis tugas

Secara garis besar pelaksanaan analisis tugas digambarkan sebagai

berikut:

1) Persiapan

a) Melaksanakan Asesmen

Pada tahapan persiapan guru melakukan asesmen terlebih dahulu


108

terhadap anak. Asesmen dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta

didik dalam membuat jamu kunyit asem dari mulai mengenal alat, mengenal

bahan, proses membuat jamu kunyit asem, dan pemeliharaan hasil. Hasil

asesmen dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam

menyusun program.

2) Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan guru terlebih dahulu menentukan jenis analisis

tugas yang akan digunakan, jenis analisis tugas yang akan digunakan dalam

membuat jamu kunyit asem adalah jenis analisis tugas aliran dimana dalam

langkah-langkahnya harus dilakukan secara berurutan, dan dibuat secara rinci

dari awal hingga akhir. Beberapa langkah dalam pembelajaran membuat jamu

kunyit asem bagi peserta didik tunagrahita ringan, yaitu :

a) Kegiatan Awal

Guru mengkondisikan kelas dengan membuka pembelajaran dengan

mengucapkan salam, menyapa, dan memeriksa kehadiran peserta didik,

membimbing peserta didik berdo’a bersama sebelum belajar, memeriksa

kehadiran peserta didik, melakukan apersepsi, dan menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dipelajari.

b) Kegiatan Inti

Guru mendemostrasikan membuat jamu kunyit asem, mengenalkan

alat dan bahan untuk membuat jamu kunyit asem dengan cara menunjukkan,

menyebutkan dan membedakan alat dan bahan yang digunakan untuk

membuat jamu kunyit asem dengan cara bertahap apa yang akan dipelajari.
109

Guru mendemostrasikan kepada peserta didik untuk mengenalkan alat

dan bahan yang digunakan untuk membuat jamu kunyit asem dengan

menunjukkan alat dan bahan yang nyata seperti: kompor, panci, sendok sayur,

parutan, saringan, gelas takar, sendok, gelas, kunyit, asam jawa, gula merah,

dan garam.

Guru mendemonstrasikan alat dan bahan sambil menyebutkan dan

membedakan alat dan bahan seperti: kompor gas dengan kompor minyak,

panci dengan wajan, sendok sayur dengan spatula, parutan kunyit dengan

parutan keju, saringan dengan ayakan, gelas takar dengan mangkok, sendok

dengan garpu, gelas dengan cangkir, kunyit dengan jahe, asam jawa dengan

jeruk nipis, gula merah dengan gula pasir, garam dengan gula.

Guru mendemonstrasikan proses membuat jamu kunyit asem dimulai

dengan mempersiapkan alat dan bahan terlebih dahulu, kemudian mencuci

kunyit, merebus kunyit, memarut, menyaring air kunyit, merebus bahan-bahan

menjadi satu, penyajian jamu kedalam gelas.

Dalam memelihara alat dan bahan guru mengajarkan kepada peserta

didik cara membersihkan alat dan membereskan alat dan bahan dengan cara

mempraktekkannya, mengajak peserta didik untuk mengumpulkan alat dan

bahan yang telah digunakan dan dibersihkan.

Pada memelihara hasil, peserta didik menuangkan jamu kunyit asem

yang telah matanng kedalam gelas dengan baik dan benar.

c) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir guru melaksanakan evaluasi untuk mengukur

kemampuan peserta didik, caranya meminta peserta didik untuk mentebutkan


110

dan menunjukkan kembali alat dan bahan yang telah digunakan serta

menyebutkan kembali tahap demi tahap proses membuat jamu kunyit asem,

dan menilai proses membuat jamu kunyit asem.

3) Analisis dan Rekomendasi

Pada tahap ini guru menganalisis hasil penyusunan analisis tugas

membuat jamu kunyit asem untuk mengetahui kemampuan dan kesulitan

peserta didik dalam pembelajaran keterampilan tata boga membuat jamu kunyit

asem.

Berdasarkan hasil analisis, dapat dijadikan acuan untuk menyusun

program sehingga menghasilkan program yang sesuai dengan kebutuhan

peserta didik, setelah itu program direkomendasikan kepada guru dan kepala

sekolah, dan orang tua. Berikut dapat dilihat analisis tugas yang disusun oleh

peneliti dan guru pada tabel berikut ini:


TABEL 4.1
Bentuk Analisis Tugas Membuat Jamu Kunyit Asam Bagi Peserta Didik Tunagrahita Ringan Kelas X di SLB BC Multahada
Kabupaten Bandung
(Hasil Semiloka)
Nama : ……………………………………..
Tempat/ Tinggal Lahir : ……………………………………..
Kelas/ Semester : ……………………………………..
Nama Sekolah : ……………………………………
Aspek Sub Aspek Indikator Bobot/ Kemampuan Kriteria penilaian
nilai Dapat 3 2 1 0
tertinggi Dapat Dengan Dengan Tidak

Dengan Bantuan Verbal

Dengan Bantuan Fisik

Tidak dapat
Bantuan Bantuan dapat
Verbal fisik

Dapat
1. Mengenal 1.1 Menunjukkan 1.1.1 Menunjukkan 3
alat alat kompor
1.1.2 Menunjukkan 3
panci
1.1.3 Menunjukkan 3
sendok sayur

111
1.1.4 Menunjukkan 3
parutan
1.1.5 Menunjukkan 3
saringan
1.1.6 Menunjukkan 3
gelas takar
1.1.7 Menunjukkan 3
sendok
1.1.8 Menunjukkan 3
gelas
Jumlah skor maksimal 24

1.2 Menyebutkan 1.2.1 Menyebutkan 3


alat kompor
1.2.2 Menyebutkan 3
panci
1.2.3 Menyebutkan 3
sendok sayur
1.2.4 Menyebutkan 3
parutan
1.2.5 Menyebutkan 3
saringan
1.2.6 Menyebutkan 3
gelas takar
1.2.7 Menyebutkan 3
sendok
1.2.8 Menyebutkan 3
gelas

112
Jumlah skor maksimal 24

1.3 Membedakan 1.3.1 Membedakan 3


alat kompor gas
dengan kompor
minyak
1.3.2 Membedakan 3
panci dengan
wajan
1.3.3 Membedakan 3
sendok sayur
dengan spatula
1.3.4 Membedakan
parutan kunyit 3
dengan parutan
keju
1.3.5 Membedakan
saringan 3
dengan ayakan
1.3.6 Membedakan
gelas takar 3
dengan
mangkok
1.3.7 Membedakan
sendok dengan 3
garpu
1.3.8 Membedakan
gelas dengan 3

113
cangkir

24

2. Mengenal 2.1 Menunjukkan 2.1.1 Menunjukkan 3


bahan bahan kunyit
2.1.2 Menunjukkan 3
asam jawa
2.1.3 Menunjukkan 3
gula merah
2.1.4 Menunjukkan 3
garam
Jumlah skor maksimal 12

2.2 Menyebutkan 2.2.1 Menyebutkan 3


bahan kunyit
2.2.2 Menyebutkan 3
asam jawa
2.2.3 Menyebutkan 3
gula merah
2.2.4 Menyebutkan 3
garam
Jumlah skor maksimal 12

2.3 Membedakan 2.3.1.1 Membedakan 3


bahan kunyit dengan
jahe

114
2.3.1.2 Membedakan 3
asam jawa
dengan jeruk
nipis
2.3.1.3 Membedakan 3
gula merah
dengan gula
pasir
2.3.1.4 Membedakan
garam dengan 3
gula
Jumlah skor maksimal 12

3. Proses 3.1 Menyiapkan 3.1.1 Menyiapkan 3


alat panci
3.1.2 Menyiapkan 3
parutan
3.1.3 Menyiapkan 3
saringan
3.1.4 Menyiapkan 3
sendok sayur
3.1.5 Menyiapkan 3
gelas takar
3.1.6 Menyiapkan 3
sendok
3.1.7 Menyiapkan 3
gelas

115
Jumlah skor maksimal 21

3.2 Menyiapkan 3.2.1 Menyiapkan 3


bahan kunyit
3.2.2 Menyiapkan 3
asam jawa
3.2.3 Menyiapkan 3
gula merah
3.2.4 Menyiapkan 3
garam
Jumlah skor maksimal 12

3.3 Praktek Praktek membuat jamu


membuat jamu kunyit asam dengan
kunyit asam langkah-langkah :
3.3.1 Mencuci bersih 3
kunyit
3.3.2 Menyiapkan 3
panci
3.3.3 Mengisi panci 3
dengan air
3.3.4 Memasukkan 3
kunyit dedalam
panci
3.3.5 Menyalakan 3
kompor untuk
merebus kunyit
3.3.6 Mematikan 3

116
kompor
3.3.7 Meniriskan 3
kunyit
3.3.8 Memarut kunyit 3
menggunakan
parutan
3.3.9 Menyaring sari 3
kunyit
menggunakan
saringan
3.3.10 Memasukkan 3
sari air kunyit
ke dalam gelas
takar
3.3.11 Mengisi panci 3
dengan air
3.3.12 Menaruh panci 3
di atas kompor
3.3.13 Menyalakan 3
kompor
3.3.14 Merebus air 3
hingga
mendidih
3.3.15 Memasukkan 2
buah gula 3
merah kedalam
rebusan air
3.3.16 Memasukkan

117
asam jawa 3
kedalam
rebusan air
3.3.17 Memasukkan
sari kunyit 3
kedalam
rebusan air
3.3.18 Mengaduk
menggunakan 3
sendok sayur
hingga
mendidih dan
matang
3.3.19 Menambahkan
sedikit garam 3
3.3.20 Mematikan
kompor 3
3.3.21 Meniriskan
jamu kunyit 3
asam
3.3.22 Menyaring
jamu yang 3
sudah matang
kedalam gelas
takar
3.3.23 Menuangkan
jamu kunyit 3
asam kedalam

118
gelas

Jumlah skor maksimal 69

4. Memelihara 4.1 Membersihkan 4.1.1 Mencuci panci 3


alat alat 4.1.2 Mencuci 3
parutan
4.1.3 Mencuci 3
sendok sayur
4.1.4 Mencuci gelas 3
takar
4.1.5 Mencuci 3
sendok
4.1.6 Mencuci 3
saringan
4.1.7 Mencuci gelas 3
Jumlah skor maksimal 21

4.2 Membereskan 4.2.1 Menyimpan 3


alat panci ditempat
semula
4.2.2 Menyimpan
parutan 3
ditempat
semula
4.2.3 Menyimpan
sendok sayur 3
ditempat

119
semula
4.2.4 Menyimpan
sendok 3
ditempat
semula
4.2.5 Menyimpan
saringan
ditempat 3
semula
4.2.6 Menyimpan
gelas takar
ditempat
semula 3
4.2.7 Menyimpan
gelas ditempat
semula 3
Jumlah skor maksimal 21

5. Memelihara 5.1 Membereskan 5.1.1 Memilih sisa 3


bahan bahan bahan yang
sudak tidak
digunakan
5.1.2 Memilih sisa 3
bahan yang
masih dapat
digunakan
5.1.3 Membuang sisa
bahan yang 3

120
sudah tidak
dapat
digunakan ke
tempat sampah

Jumlah skor maksimal 9


5.2 Menyimpan 5.2.1 Menyimpan 3
bahan sisa bahan yang
masih dapat
digunakan ke
tempat yang
sudah
disediakan
Jumlah skor maksimal 3
6. Memelihara 6.1 Mempersiapkan 6.1.1 Menghidangkan 3
hasil hasil jamu kunyit
asam dengan
baik dan bersih
Jumlah skor maksimal 3

Keterangan Penilaian
3) Kriteria/Instrumen

c) Sub Aspek : Mengenal

Bobot =3

121
Dapat melakukan tugas =3

Dapat, dengan bantuan verbal =2

Dapat, dengan bantuan fisik =1

Tidap dapat =0

d) Sub Apek : Praktek

Bobot =3

Dapat mengerjakan tugas =3

Dapat, dengan bantuan verbal =2

Dapat, dengan bantuan fisik =1

Tidak dapat =0

4) Nilai Akhir = X 100

122
123

5. Hasil Validasi

Hasil validasi yang dilaksanakan peneliti dengan guru kelas X di SLB

Mekar Sari 1 dan SLB BC YPLAB Wartawan Kota Bandung adalah sebagai

berikut :

a. SLB Mekar Sari 1

1) Identitas Validator

Responden berinisial FR, berjenis kelamin perempuan, lahir di

Pangkajene, 27 Maret 1992. Validator memulai mengajar pada tahun

2017 hingga saat ini. Validator merupakan lulusan S1 Pendidikan Luar

Biasa.

2) Identitas Validasi

Validator kesatu memberikan tanggapannya bahwa dalam

pembelajaran keterampilan tata boga memang memerlukan penyusunan

analisis tugas. Validator setuju dengan analisis tugas yang telah disusun

oleh peneliti untuk digunakan saat membuat jamu kunyit asem.

b. SLB BC YPLAB Wartawan Kota Bandung

1) Identitas Validator

Responden berinisial ND, berjenis kelamin perempuan, lahir di

Bandung, 05 Juni 1990. Validator merupakan lulusan S1 Pendidikan

Luar Biasa.

2) Hasil Validasi

Validator kedua setuju dengan analisis tugas yang telah disusun

oleh peneliti, serta memberikan tanggapan positif adanya analisis tugas

pada pembuatan jamu ini dapat dikembangkan untuk membuat minuman

herbal yang menyehatkan lainnya.


TABEL 4.2
Bentuk Analisis Tugas Membuat Jamu Kunyit Asam Bagi Peserta Didik Tunagrahita Ringan Kelas X di SLB BC Multahada
Kabupaten Bandung
(Hasil Validasi)

Nama : ……………………………………..
Tempat/ Tinggal Lahir : ……………………………………..
Kelas/ Semester : ……………………………………..
Nama Sekolah : ……………………………………
Aspek Sub Aspek Indikator Bobot/ Kemampuan Kriteria penilaian
nilai Dapat 3 2 1 0
tertinggi Dapat Dengan Dengan Tidak

Dengan Bantuan Verbal

Dengan Bantuan Fisik

Tidak dapat
Bantuan Bantuan dapat
Verbal fisik

Dapat
7. Mengenal 1.4 Menunjukkan 1.4.1 Menunjukkan 3
alat alat kompor gas
1.4.2 Menunjukkan 3
panci
1.4.3 Menunjukkan 3
sendok sayur

124
1.4.4 Menunjukkan 3
parutan
1.4.5 Menunjukkan 3
saringan
1.4.6 Menunjukkan 3
gelas takar
1.4.7 Menunjukkan 3
sendok
1.4.8 Menunjukkan 3
gelas
Jumlah skor maksimal 24

1.5 Menyebutkan 1.5.1 Menyebutkan 3


alat kompor gas
1.5.2 Menyebutkan 3
panci
1.5.3 Menyebutkan 3
sendok sayur
1.5.4 Menyebutkan 3
parutan
1.5.5 Menyebutkan 3
saringan
1.5.6 Menyebutkan 3
gelas takar
1.5.7 Menyebutkan 3
sendok
1.5.8 Menyebutkan 3
gelas

125
Jumlah skor maksimal 24

1.6 Membedakan 1.6.1 Membedakan 3


alat kompor gas
dengan kompor
minyak
1.6.2 Membedakan 3
panci dengan
wajan
1.6.3 Membedakan 3
sendok sayur
dengan spatula
1.6.4 Membedakan
parutan kunyit 3
dengan parutan
keju
1.6.5 Membedakan 3
saringan
dengan ayakan
1.6.6 Membedakan 3
gelas takar
dengan
mangkok
1.6.7 Membedakan 3
sendok dengan
garpu
1.6.8 Membedakan 3
gelas dengan

126
cangkir

24

8. Mengenal 2.4 Menunjukkan 2.4.1 Menunjukkan 3


bahan bahan kunyit
2.4.2 Menunjukkan 3
asam jawa
2.4.3 Menunjukkan 3
gula merah
2.4.4 Menunjukkan 3
garam
Jumlah skor maksimal 12

2.5 Menyebutkan 2.5.1 Menyebutkan 3


bahan kunyit
2.5.2 Menyebutkan 3
asam jawa
2.5.3 Menyebutkan 3
gula merah
2.5.4 Menyebutkan 3
garam
Jumlah skor maksimal 12

2.6 Membedakan 2.6.1.1 Membedakan 3


bahan kunyit dengan
jahe

127
2.6.1.2 Membedakan 3
asam jawa
dengan jeruk
nipis
2.6.1.3 Membedakan 3
gula merah
dengan gula
pasir
2.6.1.4 Membedakan
garam dengan
gula 3
Jumlah skor maksimal 12

9. Proses 3.4 Menyiapkan 3.4.1 Menyiapkan 3


alat panci
3.4.2 Menyiapkan 3
parutan
3.4.3 Menyiapkan 3
saringan
3.4.4 Menyiapkan 3
sendok sayur
3.4.5 Menyiapkan 3
gelas takar
3.4.6 Menyiapkan 3
sendok
3.4.7 Menyiapkan 3
gelas
Jumlah skor maksimal 21

128
3.5 Menyiapkan 3.5.1 Menyiapkan 3
bahan kunyit
3.5.2 Menyiapkan 3
asam jawa
3.5.3 Menyiapkan 3
gula merah
3.5.4 Menyiapkan 3
garam
Jumlah skor maksimal 12
3.6 Praktek Praktek membuat jamu
membuat jamu kunyit asam dengan
kunyit asam langkah-langkah :
3.6.1 Mencuci bersih 3
kunyit
3.6.2 Menyiapkan 3
panci
3.6.3 Mengisi panci 3
dengan air
3.6.4 Memasukkan 3
kunyit dedalam
panci
3.6.5 Menyalakan 3
kompor untuk
merebus kunyit
3.6.6 Mematikan 3
kompor
3.6.7 Meniriskan 3
kunyit

129
3.6.8 Memarut kunyit 3
menggunakan
parutan
3.6.9 Menyaring sari 3
kunyit
menggunakan
saringan
3.6.10 Memasukkan 3
sari air kunyit
ke dalam gelas
takar
3.6.11 Mengisi panci 3
dengan air
3.6.12 Menaruh panci 3
di atas kompor
3.6.13 Menyalakan 3
kompor
3.6.14 Merebus air 3
hingga
mendidih
3.6.15 Memasukkan 2 3
buah gula
merah kedalam
rebusan air
3.6.16 Memasukkan 3
asam jawa
kedalam
rebusan air

130
3.6.17 Memasukkan 3
sari kunyit
kedalam
rebusan air
3.6.18 Mengaduk
menggunakan 3
sendok sayur
hingga
mendidih dan
matang
3.6.19 Menambahkan 3
sedikit garam
3.6.20 Mematikan 3
kompor
3.6.21 Meniriskan
jamu kunyit 3
asam
3.6.22 Menyaring
jamu yang
sudah matang 3
kedalam gelas
takar
3.6.23 Menuangkan
jamu kunyit
asam kedalam 3
gelas

Jumlah skor maksimal 69

131
10. Memelihara 4.3 Membersihkan 4.3.1 Mencuci panci 3
alat alat 4.3.2 Mencuci 3
parutan
4.3.3 Mencuci 3
sendok sayur
4.3.4 Mencuci gelas 3
takar
4.3.5 Mencuci 3
sendok
4.3.6 Mencuci 3
saringan
4.3.7 Mencuci gelas 3
Jumlah skor maksimal 21
4.4 Membereskan 4.2.8 Menyimpan 3
alat panci ditempat
semula
4.2.9 Menyimpan 3
parutan
ditempat
semula
4.2.10 Menyimpan
sendok sayur 3
ditempat
semula
4.2.11 Menyimpan
sendok 3
ditempat
semula

132
4.2.12 Menyimpan
saringan 3
ditempat
semula
4.2.13 Menyimpan
gelas takar 3
ditempat
semula
4.2.14 Menyimpan
gelas ditempat 3
semula

Jumlah skor maksimal 21


11. Memelihara 5.3 Membereskan 5.3.1 Memilih sisa 3
bahan bahan bahan yang
sudak tidak
digunakan
5.3.2 Memilih sisa 3
bahan yang
masih dapat
digunakan
5.3.3 Membuang sisa 3
bahan yang
sudah tidak
dapat
digunakan ke
tempat sampah

133
Jumlah skor maksimal 9

5.4 Menyimpan 5.4.1 Menyimpan 3


bahan sisa bahan yang
masih dapat
digunakan ke
tempat yang
sudah
disediakan
Jumlah skor maksimal 3

12. Memelihara 6.2 Mempersiapkan 6.2.1 Menghidangkan 3


hasil hasil jamu kunyit
asam dengan
baik dan bersih
Jumlah skor maksimal 3

Keterangan Penilaian

1) Kriteria/Instrumen

a) Sub Aspek : Mengenal

Bobot = 3

Dapat melakukan tugas = 3

134
Dapat, dengan bantuan verbal = 2

Dapat, dengan bantuan fisik = 1

Tidap dapat = 0

b) Sub Apek : Praktek

Bobot = 3

Dapat mengerjakan tugas = 3

Dapat, dengan bantuan verbal = 2

Dapat, dengan bantuan fisik = 1

Tidak dapat = 0

2) Nilai Akhir = X 100

135
136

C. Analisis Data

Berdasarkan deskripsi di atas, maka langkah yang dilakukan peneliti

selanjutnya adalah menganalisis data yang hasilnya dapat dideskripsikan

sebagai berikut :

1. Hasil Observasi

a. Responden Peserta Didik Kesatu (RPD-1)

Responden mampu menunjukkan, menyebutkan, dan membedakan

alat yang digunakan saat membuat jamu kunyit asem seperti, kompor,

panci, sendok sayur, parutan, saringan, gelas takar, sendok, gelas, serta

mampu membedakan alat seperti, kompor gas dengan kompor minyak,

sendok dengan garpu, gelas takar dengan mangkok, gelas dengan

cangkir. Namun sedikit kebingungan dalam membedakan panci dengan

wajan, sendok sayur dengan spatula, saringan dengan ayakan.

Responden mampu menunjukkan, menyebutkan, dan membedakan

bahan membuat jamu kunyit seperti, kunyit, asem jawa, gula merah,

garam. Responden juga mampu membedakan kunyit dengan jahe, gula

merah dengan gula pasir, garam dengan gula. Namun sedikit

kebingungan dalam membedakan asam jawa dengan jeruk nipis.

Responden juga mampu hampir seluruh bagian proses membuat

jamu kunyit asem seperti, mencuci kunyit dengan air mengalir, mampu

menyiapkan panci dengan mengisi air kedalam panci, mampu menaruh

panci di atas kompor, mampu memasukan kunyit kedalam panci, mampu

menyalakan kompor gas, mampu mematikan kompor gas, mampu

meniriskan kunyit setelah direbus, mampu menyiapkan parutan kunyit,


137

mampu menyiapkan saringan, mampu menyaring kunyit kedalam gelas takar,

mampu menyiapkan panci dan mengisi air, mampu menyalakan kompor gas,

mampu memasukan gula merah sebanyak 2 buah kedalam panci, mampu

memasukan asam jawa kedalam panci, mampu memasukan air kunyit yang

sudah disaring kedalam panci, mampu mengaduk bahan-bahan menggunakan

sendok sayur dengan waktu selama 5 menit hingga jamu matang, mampu

mematikan kompor gas, mampu meniriskan jamu yang sudah matang, mampu

menyiapkan saringan kembali, mampu menyaring jamu yang sudah matang

kedalam gelas takaran, mampu menyiapkan gelas, mampu menuangkan jamu

yang sudah disaring kedalam gelas. Namun responden sedikit kesulitan pada

saat memarut kunyit menggunakan parutan.

b. Responden Peserta Didik Kedua (RPD-2)

Responden mampu menunjukkan, menyebutkan, dan membedakan alat

yang digunakan saat membuat jamu kunyit asem seperti, kompor, panci,

sendok sayur, parutan, saringan, gelas takar, sendok, gelas, serta mampu

membedakan alat seperti, kompor gas dengan kompor minyak, sendok dengan

garpu, gelas takar dengan mangkok, gelas dengan cangkir. Namun sedikit

kebingungan dalam membedakan sendok sayur dengan spatula, parutan kunyit

dengan parutan keju, dan saringan dengan ayakan.

Responden mampu menunjukkan, menyebutkan, dan membedakan bahan

membuat jamu kunyit seperti, kunyit, asem jawa, gula merah, garam.

Responden juga mampu membedakan, asam jawa dengan jeruk nipis, gula

merah dengan gula pasir, garam dengan gula. Namun sedikit kebingungan

dalam membedakan kunyit dengan jahe.


138

Responden juga mampu seluruh bagian proses membuat jamu kunyit

asem seperti, mencuci kunyit dengan air mengalir, mampu menyiapkan panci

dengan mengisi air kedalam panci, mampu menaruh panci di atas kompor,

mampu memasukan kunyit kedalam panci, mampu menyalakan kompor gas,

mampu mematikan kompor gas, mampu meniriskan kunyit setelah direbus,

mampu menyiapkan parutan kunyit, mampu memarut kunyit menggunakan

parutan, mampu menyiapkan saringan, mampu menyaring kunyit kedalam

gelas takar, mampu menyiapkan panci dan mengisi air, mampu menyalakan

kompor gas, mampu memasukan gula merah sebanyak 2 buah kedalam panci,

mampu memasukan asam jawa kedalam panci, mampu memasukan air kunyit

yang sudah disaring kedalam panci, mampu mengaduk bahan-bahan

menggunakan sendok sayur dengan waktu selama 5 menit hingga jamu

matang, mampu mematikan kompor gas, mampu meniriskan jamu yang sudah

matang, mampu menyiapkan saringan kembali, mampu menyaring jamu yang

sudah matang kedalam gelas takaran, mampu menyiapkan gelas, mampu

menuangkan jamu yang sudah disaring kedalam gelas.

c. Responden Peserta Didik Ketiga (RPD-3)

Responden mampu menunjukkan, menyebutkan, dan membedakan alat

yang digunakan saat membuat jamu kunyit asem seperti, kompor, panci,

sendok sayur, parutan, saringan, gelas takar, sendok, gelas, serta mampu

membedakan alat seperti, kompor gas dengan kompor minyak, sendok sayur

dengan spatula, sendok dengan garpu, gelas takar dengan mangkok, gelas

dengan cangkir. Namun sedikit kebingungan dalam membedakan panci dengan

wajan dan saringan dengan ayakan.


139

Responden mampu menunjukkan, menyebutkan, dan membedakan bahan

membuat jamu kunyit seperti, kunyit, asem jawa, gula merah, garam.

Responden juga mampu membedakan gula merah dengan gula pasir, garam

dengan gula. Namun sedikit kebingungan dalam membedakan kunyit dengan

jahe.

Responden juga mampu seluruh bagian proses membuat jamu kunyit

asem seperti, mencuci kunyit dengan air mengalir, mampu menyiapkan panci

dengan mengisi air kedalam panci, mampu menaruh panci di atas kompor,

mampu memasukan kunyit kedalam panci, mampu menyalakan kompor gas,

mampu mematikan kompor gas, mampu meniriskan kunyit setelah direbus,

mampu menyiapkan parutan kunyit, mampu menyiapkan saringan, mampu

menyaring kunyit kedalam gelas takar, mampu menyiapkan panci dan mengisi

air, mampu menyalakan kompor gas, mampu memasukan gula merah sebanyak

2 buah kedalam panci, mampu memasukan asam jawa kedalam panci, mampu

memasukan air kunyit yang sudah disaring kedalam panci, mampu mengaduk

bahan-bahan menggunakan sendok sayur dengan waktu selama 5 menit hingga

jamu matang, mampu mematikan kompor gas, mampu meniriskan jamu yang

sudah matang, mampu menyiapkan saringan kembali, mampu menyaring jamu

yang sudah matang kedalam gelas takaran, mampu menyiapkan gelas, mampu

menuangkan jamu yang sudah disaring kedalam gelas. Namun sedikit kesulitan

pada saat memarut kunyit menggunakan parutan.

2. Hasil Wawancara

Berdasarkan deskripsi data hasil wawancara yang telah dilakukan

terhadap responden, hal pertama yang dilakukan responden adalah melakukan


140

asesmen. Tujuan dari asesmen tersebut yaitu untuk mengetahui kemampuan

awal peserta didik dalam membuat jamu kunyit asem. Dasar acuan dalam

menentukan tujuan pelaksanaan asesmen yaitu kurikulum dan tingkat

kemampuan peserta didik. Ruang lingkup yang di asesmen dalam membuat

jamu kunyit asem yaitu kemampuan mengenal alat, mengenal bahan, langkah-

langkah, memelihara alat, memelihara bahan, dan memelihara hasil membuat

jamu kunyit asem. Hal ini dilakukan sebagai bahan acuan untuk menyusun

program. Responden menyusun program dengan menentukan tujuan, materi,

media waktu dan evaluasi yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan

peserta didik.

Pada kegiatan awal responden menentukan tempat untuk melaksanakan

kegiatan pembelajaran membuat jamu kunyit asem sesuai dengan tempat

seharusnya dan yang sudah disediakan yaitu di dapur sekolah dengan segala

keterbatasan ruangan yang ada. Sebelum memulai pembelajaran responden

mengawali dengan mengkondisikan kelas dengan cara mengawali kegiatan

pembelajaran dengan berupaya mengajak peserta didik untuk duduk yang

rapih, mengajak peserta didik berdo’a, kemudian melanjutkannya dengan

memberikan salam, kemudian mengabsen untuk mengetahui kehadiran peserta

didik dan mengadakan apersepsi dengan melakukan tanya jawab mengenai

materi yang telah diberikan sebelumnya.

Kegiatan inti yang dilakukan responden meliputi materi mengenal alat,

mengenal bahan, langkah-langkah membuat jamu kunyit asem, seperti dari

mulai mengamati cara mencuci kunyit dengan air mengalir, merebus kunyit,

memarut kunyit menggunakan parutan, menyaring air parutan kunyit kedalam


141

gelas takar, merebus (gula merah, asam jawa, air parutan kunyit), memasukan

sedikit garam kedalam rebusan bahan-bahan, mengaduk bahan-bahan hingga

mendidih dan matang, menyaring jamu kunyit asam yang sudah matang

kedalam gelas takar, menuangkan jamu kunyit asam kedalam gelas. Lalu

responden memberikan instruksi pada peserta didik untuk mempraktekannya

dari mulai mencuci kunyit hingga menuangkan jamu kunyit asam yang telah

matang dan disaring kembali kedalam gelas. Apabila ada peserta didik yang

belum mengerti responden memberi tahu agar peserta didik untuk bertanya

secara langsung. Memelihara alat, memelihara bahan, dan memelihara hasil.

Kegiatan akhir yaitu dengan menyimpulkan pembelajaran yang baru saja

dilakukan dan memberikan instruksi pada peserta didik untuk menceritakan

kembali materi yang baru saja dilakukan, kemudian melaksanakan evaluasi

dengan memberikan tes dalam bentuk lisan dan kinerja.

Responden memberikan pengulangan kepada peserta didik yang belum

berhasil dalam pembelajaran dan memebrikan pengayaan kepada peserta didik

yang sudah hampir mencapai indikator, serta melakukan pengembangan untuk

peserta didik yang dapat menyelesaikan evaluasi dan program pengayaan

dengan baik dengan diberikan materi menggunakan analisis tugas.

3. Hasil Dokumentasi

Program pembelajaran keterampilan tata boga tentang membuat jamu

kunyit asem bagi peserta didik tunagrahita ringan kelas X di SLB BC

Multahada Kabupaten Bandung, memiliki komponen-komponen antara lain:

materi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan alat pembelajaran dan

penilaian. Komponen-komponen tersebut dituangkan dalam bentuk rencana


142

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun sesuai dengan kurikulum 2013

serta memperhatikan kondisi peserta didik. (Terlampir)

4. Hasil Semiloka

Semiloka dilakukan melalui proses kerja sama secara kolaborasi antara

peneliti dengan guru sehingga menghasilkan suatu penyusunan analisis tugas

tentang membuat jamu kunyit asem. Berdasarkan hasil semiloka yang telah

diuraikan, pada tahap persiapan sebelum membuat analisis tugas pada

pembelajaran keterampilan tata boga melakukan asesmen terlebih dahulu.

Tujuan dari asesmen tersebut yaitu untuk mengetahui kemampuan awal peserta

didik dalam membuat jamu kunyit asem.

Pada tahap pelaksanaan yaitu menyusun analisis tugas dengan langkah-

langkah mengidentifikasi keterampilan, menentukan tujuan, menentukan waktu

pelaksanaan, menentukan tempat/lokasi pelaksanaan, menentukan media/alat,

menyiapkan format penilaian, membuat kisi-kisi, dan membuat butir analisis

tugas.

Pada tahap tindak lanjut yaitu laporan hasil program analisis tugas

diinformasikan kepada orang tua dan kepala sekolah. Peneliti dan responden

memberikan rekomendasi kepada orang tua untuk memberikan bimbingan

apabila peserta didik tidak berhasil dalam pembelajaran. (Terlampir).

5. Hasil Validasi

Setelah peneliti dan guru menyusun analisis tugas tentang belajar

membuat jamu kunyit asem, kemudian hasilnya divalidasikan kepada guru di

SLB Mekar Sari 1 dan SLB BC Wartawan Kota Bandung. Validator kesatu

setuju dengan analisis tugas yang telah disusun oleh peneliti dan guru untuk
143

digunakan saat membuat jamu kunyit asem. Validator kesatu memberikan

tanggapannya bahwa dalam pembelajaran keterampilan tata boga memang

memerlukan penyusunan analisis tugas.

Validator kedua setuju dengan analisis tugas yang telah disusun oleh

peneliti dan guru, serta memberikan tanggapan positif melalui adanya analisis

tugas pada pembuatan jamu ini dapat dikembangkan untuk membuat minuman

herbal yang menyehatkan lainnya. (Terlampir).

D. Jawaban Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dari observasi,

wawancara, studi dokumentasi, semiloka dan validasi. Dapat dijadikan sebagai

jawaban dari pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan. Pertanyaan dan

jawaban penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan dalam belajar membuat jamu kunyit asem pada


peserta didik tunagrahita ringan kelas X di SLB BC Multahada
Kabupaten Bandung?

Berdasarkan hasil observasi diperoleh jawaban bahwa kemampuan

ketiga peserta didik dalam membuat jamu kunyit asem yaitu pada umumnya

peserta didik mampu dalam mengenal alat seperti, menunjukkan dan

menyebutkan alat untuk membuat jamu kunyit asem. Tetapi dalam

membedakan panci dengan wajan, sendok sayur dengan spatula, saringan

dengan ayakan, parutan kunyit dengan parutan keju peserta didik masih

dengan bantuan verbal. Dalam mengenal bahan peserta didik mampu

menunjukkan, menyebutkan dan membedakan, yaitu, kunyit, asam jawa,

gula merah, dan garam. Tetapi dalam membedakan kunyit dengan jahe,
144

asam jawa dengan jeruk nipis peserta didik masih dengan bantuan verbal.

Dalam proses membuat jamu kunyit asem pada umumnya peserta didik

mampu dalam menyiapkan alat dan bahan, mencuci kunyit dengan air

mengalir, menyiapkan panci dengan mengisi air kedalam panci, menaruh

panci di atas kompor, memasukkan kunyit kedalam panci, menyalakan

kompor gas, mematikan kompor gas, meniriskan kunyit setelah direbus,

menyiapkan parutan kunyit, menyiapkan saringan, menyaring kunyit

kedalam gelas takar, menyiapkan panci dan mengisi air, menyalakan

kompor gas, memasukan gula merah sebanyak 2 buah kedalam panci,

memasukan asam jawa kedalam panci, memasukan air kunyit yang sudah

disaring kedalam panci, mengaduk bahan-bahan menggunakan sendok sayur

dengan waktu selama 5 menit hingga jamu matang, mematikan kompor gas,

meniriskan jamu yang sudah matang, menyiapkan saringan kembali,

menyaring jamu yang sudah matang kedalam gelas takaran, menyiapkan

gelas, menuangkan jamu yang sudah disaring kedalam gelas dan dalam

memelihara alat semua peserta didik mampu, serta mampu memelihara hasil

dengan baik. Dalam proses memarut kunyit menggunakan parutan peserta

didik mengalami sedikit kesulitan karena memerlukan sedikit tenaga yang

lebih.

2. Bagaimana bentuk penyusunan analisis tugas membuat jamu kunyit asem


bagi peserta didik tunagrahita ringan kelas X di SLB BC Multahada
Kabupaten Bandung yang disusun peneliti dan guru?

Semiloka dilakukan untuk menyususun bentuk analisis tugas pada

keterampilan tata boga yaitu membuat jamu kunyit asem melalui proses

kerjasama secara kolaboratif antara peneliti, dan guru yang bertempat


145

diruang kelas. Sehingga menghasilkan suatu bentuk penyusunan analisis

tugas tentang membuat jamu kunyit asem.

Pada tahap persiapan melakukan asesmen terlebih dahulu, dengan

tujuan dari asesmen yaitu untuk mengetahui kemampuan peserta didik

dalam belajar membuat jamu kunyit asem. Pada tahap pelaksanaan disusun

komponen-komponen sebagai berikut: mengidentifikasi keterampilan,

menentukan tujuan pembelajaran, menentukan target yang harus dikuasai

peserta didik, mennetukan petugas, menentukan waktu pelaksanaan,

menentukan tempat/lokasi pelaksanaan, menentukan durasi/lamanya

menetukan teknik pelaksanaan, menentukan media/alat, menentukan

metode, menyiapkan format penilaian. Tindak lanjut yaitu mengidentifikasi

hasil, memberikan rekomendasi.

Adapun bentuk analisis tugas yang disusun guru dengan peneliti

sebagai berikut:
TABEL 4.3
Bentuk Analisis Tugas Membuat Jamu Kunyit Asam Bagi Peserta Didik Tunagrahita Ringan Kelas X di SLB BC Multahada
Kabupaten Bandung
(Hasil Semiloka)

Nama : ……………………………………..
Tempat/ Tinggal Lahir : ……………………………………..
Kelas/ Semester : ……………………………………..
Nama Sekolah : ……………………………………
Aspek Sub Aspek Indikator Bobot/ Kemampuan Kriteria penilaian
nilai Dapat 3 2 1 0
tertinggi Dapat Dengan Dengan Tidak

Dengan Bantuan Verbal

Dengan Bantuan Fisik

Tidak dapat
Bantuan Bantuan dapat
Verbal fisik

Dapat
13. Mengenal 1.7 Menunjukkan 1.7.1 Menunjukkan 3
alat alat kompor
1.7.2 Menunjukkan 3
panci

146
1.7.3 Menunjukkan 3
sendok sayur
1.7.4 Menunjukkan 3
parutan
1.7.5 Menunjukkan 3
saringan
1.7.6 Menunjukkan 3
gelas takar
1.7.7 Menunjukkan 3
sendok
1.7.8 Menunjukkan 3
gelas
Jumlah skor maksimal 24
1.8 Menyebutkan 1.8.1 Menyebutkan 3
alat kompor
1.8.2 Menyebutkan 3
panci
1.8.3 Menyebutkan 3
sendok sayur
1.8.4 Menyebutkan 3
parutan
1.8.5 Menyebutkan 3
saringan
1.8.6 Menyebutkan 3
gelas takar
1.8.7 Menyebutkan 3
sendok
1.8.8 Menyebutkan 3

147
gelas

Jumlah skor maksimal 24


1.9 Membedakan 1.9.1 Membedakan 3
alat kompor gas
dengan kompor
minyak
1.9.2 Membedakan 3
panci dengan
wajan
1.9.3 Membedakan 3
sendok sayur
dengan spatula
1.9.4 Membedakan
parutan kunyit 3
dengan parutan
keju
1.9.5 Membedakan
saringan 3
dengan ayakan
1.9.6 Membedakan
gelas takar 3
dengan
mangkok
1.9.7 Membedakan
sendok dengan 3
garpu
1.9.8 Membedakan

148
gelas dengan 3
cangkir
24
14. Mengenal 2.7 Menunjukkan 2.7.1 Menunjukkan 3
bahan bahan kunyit
2.7.2 Menunjukkan 3
asam jawa
2.7.3 Menunjukkan 3
gula merah
2.7.4 Menunjukkan 3
garam
Jumlah skor maksimal 12
2.8 Menyebutkan 2.8.1 Menyebutkan 3
bahan kunyit
2.8.2 Menyebutkan 3
asam jawa
2.8.3 Menyebutkan 3
gula merah
2.8.4 Menyebutkan 3
garam
Jumlah skor maksimal 12
2.9 Membedakan 2.9.1.1 Membedakan 3
bahan kunyit dengan
jahe
2.9.1.2 Membedakan 3
asam jawa
dengan jeruk

149
nipis
2.9.1.3 Membedakan 3
gula merah
dengan gula
pasir
2.9.1.4 Membedakan
garam dengan 3
gula
Jumlah skor maksimal 12

15. Proses 3.7 Menyiapkan 3.7.1 Menyiapkan 3


alat panci
3.7.2 Menyiapkan 3
parutan
3.7.3 Menyiapkan 3
saringan
3.7.4 Menyiapkan 3
sendok sayur
3.7.5 Menyiapkan 3
gelas takar
3.7.6 Menyiapkan 3
sendok
3.7.7 Menyiapkan 3
gelas
Jumlah skor maksimal 21

3.8 Menyiapkan 3.8.1 Menyiapkan 3


bahan kunyit

150
3.8.2 Menyiapkan 3
asam jawa
3.8.3 Menyiapkan 3
gula merah
3.8.4 Menyiapkan 3
garam
Jumlah skor maksimal 12

3.9 Praktek Praktek membuat jamu


membuat jamu kunyit asam dengan
kunyit asam langkah-langkah :
3.9.1 Mencuci bersih 3
kunyit
3.9.2 Menyiapkan 3
panci
3.9.3 Mengisi panci 3
dengan air
3.9.4 Memasukkan 3
kunyit dedalam
panci
3.9.5 Menyalakan 3
kompor untuk
merebus kunyit
3.9.6 Mematikan 3
kompor
3.9.7 Meniriskan 3
kunyit
3.9.8 Memarut kunyit 3

151
menggunakan
parutan
3.9.9 Menyaring sari 3
kunyit
menggunakan
saringan
3.9.10 Memasukkan 3
sari air kunyit
ke dalam gelas
takar
3.9.11 Mengisi panci 3
dengan air
3.9.12 Menaruh panci 3
di atas kompor
3.9.13 Menyalakan 3
kompor
3.9.14 Merebus air 3
hingga
mendidih
3.9.15 Memasukkan 2
buah gula 3
merah kedalam
rebusan air
3.9.16 Memasukkan
asam jawa 3
kedalam
rebusan air
3.9.17 Memasukkan

152
sari kunyit 3
kedalam
rebusan air
3.9.18 Mengaduk
menggunakan 3
sendok sayur
hingga
mendidih dan
matang
3.9.19 Menambahkan
sedikit garam 3
3.9.20 Mematikan
kompor 3
3.9.21 Meniriskan
jamu kunyit 3
asam
3.9.22 Menyaring
jamu yang 3
sudah matang
kedalam gelas
takar
3.9.23 Menuangkan
jamu kunyit 3
asam kedalam
gelas
Jumlah skor maksimal 69

153
16. Memelihara 4.5 Membersihkan 4.5.1 Mencuci panci 3
alat alat 4.5.2 Mencuci 3
parutan
4.5.3 Mencuci 3
sendok sayur
4.5.4 Mencuci gelas 3
takar
4.5.5 Mencuci 3
sendok
4.5.6 Mencuci 3
saringan
4.5.7 Mencuci gelas 3
Jumlah skor maksimal 21

4.6 Membereskan 4.2.15 Menyimpan 3


alat panci ditempat
semula
4.2.16 Menyimpan
parutan 3
ditempat
semula
4.2.17 Menyimpan
sendok sayur 3
ditempat
semula
4.2.18 Menyimpan
sendok 3
ditempat

154
semula
4.2.19 Menyimpan
saringan
ditempat 3
semula
4.2.20 Menyimpan
gelas takar
ditempat
semula 3
4.2.21 Menyimpan
gelas ditempat
semula 3
Jumlah skor maksimal 21

17. Memelihara 5.5 Membereskan 5.5.1 Memilih sisa 3


bahan bahan bahan yang
sudak tidak
digunakan
5.5.2 Memilih sisa 3
bahan yang
masih dapat
digunakan
5.5.3 Membuang sisa
bahan yang 3
sudah tidak
dapat
digunakan ke
tempat sampah

155
Jumlah skor maksimal 9

5.6 Menyimpan 5.6.1 Menyimpan 3


bahan sisa bahan yang
masih dapat
digunakan ke
tempat yang
sudah
disediakan
Jumlah skor maksimal 3

18. Memelihara 6.3 Mempersiapkan 6.3.1 Menghidangkan 3


hasil hasil jamu kunyit
asam dengan
baik dan bersih
Jumlah skor maksimal 3

Keterangan Penilaian
1) Kriteria/Instrumen

a) Sub Aspek : Mengenal

Bobot = 3

156
Dapat melakukan tugas = 3

Dapat, dengan bantuan verbal = 2

Dapat, dengan bantuan fisik = 1

Tidap dapat = 0

b) Sub Apek : Praktek

Bobot = 3

Dapat mengerjakan tugas = 3

Dapat, dengan bantuan verbal = 2

Dapat, dengan bantuan fisik = 1

Tidak dapat = 0

2) Nilai Akhir = X 100

157
158

3. Bagaimana bentuk analisis tugas membuat jamu kunyit asem bagi peserta
didik tunagrahita ringan kelas X di SLB BC Multahada Kabupaten Bandung
yang telah divalidasi oleh guru SLB Mekar Sari 1 Cibinong dan SLB BC
YPLAB Wartawan Kota Bandung?

Setelah peneliti dan guru menyusun bentuk analisis tugas tentang

membuat jamu kunyit asem kemudian hasilnya di validasikan ke 2 sekolah

yang berbeda yaitu validator di SLB Mekar Sari 1 dan validator 2 SLB BC

YPLAB Wartawan Kota Bandung. Validator setuju dengan program

penyusunan analisis tugas yang telah disusun oleh guru dan peneliti.

Hasil validasi yang dilakukan pada guru di SLB Mekar Sari 1 terhadap

keterampilan tataboga membuat jamu kunyit asem telah mendapat persetujuan

dan tanggapan yang positif yaitu pembelajaran keterampilan tata boga sangat

memerlukan penyusunan analisis tugas untuk mempermudah peserta didik

dalam melakukan pembelajaran keteranpilan tata boga. Hasil validasi yang

dilakukan pada guru di SLB BC YPLAB Wartawan Kota Bandung terhadap

keterampilan tataboga membuat jamu kunyit asem telah mendapat persetujuan,

serta memberikan tanggapan yang positif yaitu adanya analisis tugas pada

pembuatan jamu ini dapat dikembangkan untuk membuat minuman herbal

yang menyehatkan lainnya.

Adapun bentuk analisis tugas membuat jamu kunyit asem yang telah

divalidasikan oleh kedua sekolah oleh peneliti yaitu sebagai berikut :


TABEL 4.4
Bentuk Analisis Tugas Membuat Jamu Kunyit Asam Bagi Peserta Didik Tunagrahita Ringan Kelas X di SLB BC Multahada
Kabupaten Bandung
(Hasil Validasi)

Nama : ……………………………………..
Tempat/ Tinggal Lahir : ……………………………………..
Kelas/ Semester : ……………………………………..
Nama Sekolah : ……………………………………
Aspek Sub Aspek Indikator Bobot/ Kemampuan Kriteria penilaian
nilai Dapat 3 2 1 0
tertinggi Dapat Dengan Dengan Tidak

Dengan Bantuan Verbal

Dengan Bantuan Fisik

Tidak dapat
Bantuan Bantuan dapat
Verbal fisik

Dapat
19. Mengenal 1.10 Menunjukkan 1.10.1 Menunjukkan 3
alat alat kompor gas
1.10.2 Menunjukkan panci 3
1.10.3 Menunjukkan

159
sendok sayur 3
1.10.4 Menunjukkan
parutan 3
1.10.5 Menunjukkan
saringan 3
1.10.6 Menunjukkan gelas
takar 3
1.10.7 Menunjukkan
sendok 3
1.10.8 Menunjukkan gelas
3

Jumlah skor maksimal 24

1.11 Menyebutkan 1.11.1 Menyebutkan 3


alat kompor gas
1.11.2 Menyebutkan panci 3
1.11.3 Menyebutkan
sendok sayur 3
1.11.4 Menyebutkan
parutan 3
1.11.5 Menyebutkan
saringan 3
1.11.6 Menyebutkan gelas
takar 3
1.11.7 Menyebutkan
sendok 3
1.11.8 Menyebutkan gelas

160
3

Jumlah skor maksimal 24

1.12 Membedakan 1.12.1 Membedakan 3


alat kompor gas dengan
kompor minyak
1.12.2 Membedakan panci
dengan wajan 3
1.12.3 Membedakan
sendok sayur dengan
spatula 3
1.12.4 Membedakan
parutan kunyit
dengan parutan keju
1.12.5 Membedakan 3
saringan dengan
ayakan
1.12.6 Membedakan gelas 3
takar dengan
mangkok
1.12.7 Membedakan 3
sendok dengan
garpu
1.12.8 Membedakan gelas
dengan cangkir 3

161
3

24

20. Mengenal 2.10 Menunjukkan 2.10.1 Menunjukkan kunyit 3


bahan bahan 2.10.2 Menunjukkan asam
jawa 3
2.10.3 Menunjukkan gula
merah 3
2.10.4 Menunjukkan garam
3
Jumlah skor maksimal 12

2.11 Menyebutkan 2.11.1 Menyebutkan kunyit 3


bahan 2.11.2 Menyebutkan asam
jawa 3
2.11.3 Menyebutkan gula
merah 3
2.11.4 Menyebutkan garam
3
Jumlah skor maksimal 12

2.12 Membedakan 2.12.1.1 Membedakan 3


bahan kunyit dengan jahe
2.12.1.2 Membedakan
asam jawa dengan 3
jeruk nipis

162
2.12.1.3 Membedakan
gula merah dengan
gula pasir 3
2.12.1.4 Membedakan
garam dengan gula

3
Jumlah skor maksimal 12

21. Proses 3.10 Menyiapkan 3.10.1 Menyiapkan panci 3


alat 3.10.2 Menyiapkan parutan
3.10.3 Menyiapkan 3
saringan
3.10.4 Menyiapkan sendok 3
sayur
3.10.5 Menyiapkan gelas 3
takar
3.10.6 Menyiapkan sendok 3
3.10.7 Menyiapkan gelas
3

Jumlah skor maksimal 21

163
3.11 Menyiapkan 3.11.1 Menyiapkan kunyit 3
bahan 3.11.2 Menyiapkan asam
jawa 3
3.11.3 Menyiapkan gula
merah 3
3.11.4 Menyiapkan garam
3
Jumlah skor maksimal 12

3.12 Praktek Praktek membuat jamu


membuat jamu kunyit asam dengan
kunyit asam langkah-langkah :
3.12.1 Mencuci bersih 3
kunyit
3.12.2 Menyiapkan panci 3
3.12.3 Mengisi panci
dengan air 3
3.12.4 Memasukkan kunyit
dedalam panci 3
3.12.5 Menyalakan kompor
untuk merebus
kunyit 3
3.12.6 Mematikan kompor
3.12.7 Meniriskan kunyit
3.12.8 Memarut kunyit 3
menggunakan
parutan 3
3.12.9 Menyaring sari

164
kunyit menggunakan 3
saringan
3.12.10Memasukkan sari air
kunyit ke dalam 3
gelas takar
3.12.11Mengisi panci
dengan air
3.12.12Menaruh panci di 3
atas kompor
3.12.13Menyalakan kompor
3.12.14Merebus air hingga
mendidih 3
3.12.15Memasukkan 2 buah
gula merah kedalam 3
rebusan air
3.12.16Memasukkan asam 3
jawa kedalam
rebusan air 3
3.12.17Memasukkan sari
kunyit kedalam
rebusan air 3
3.12.18Mengaduk
menggunakan
sendok sayur hingga
mendidih dan 3
matang
3.12.19Menambahkan
sedikit garam

165
3.12.20Mematikan kompor 3
3.12.21Meniriskan jamu
kunyit asam
3.12.22Menyaring jamu
yang sudah matang
kedalam gelas takar 3
3.12.23Menuangkan jamu
kunyit asam
kedalam gelas

166
Jumlah skor maksimal 69

22. Memelihara 4.7 Membersihkan 4.7.1 Mencuci panci 3


alat alat 4.7.2 Mencuci parutan 3
4.7.3 Mencuci sendok
sayur 3
4.7.4 Mencuci gelas takar
4.7.5 Mencuci sendok 3
4.7.6 Mencuci saringan
4.7.7 Mencuci gelas 3

3
Jumlah skor maksimal 21

4.8 Membereskan 4.2.22 Menyimpan panci 3


alat ditempat semula
4.2.23 Menyimpan parutan
ditempat semula 3
4.2.24 Menyimpan sendok
sayur ditempat
semula
4.2.25 Menyimpan sendok
ditempat semula 3
4.2.26 Menyimpan
saringan ditempat
semula

167
4.2.27 Menyimpan gelas 3
takar ditempat
semula
4.2.28 Menyimpan gelas
ditempat semula 3

Jumlah skor maksimal 21

23. Memelihara 5.7 Membereskan 5.7.1 Memilih sisa bahan 3


bahan bahan yang sudak tidak
digunakan
5.7.2 Memilih sisa bahan
yang masih dapat 3
digunakan
5.7.3 Membuang sisa
bahan yang sudah
tidak dapat 3
digunakan ke tempat
sampah

168
Jumlah skor maksimal 9
5.8 Menyimpan 5.8.1 Menyimpan sisa 3
bahan bahan yang masih
dapat digunakan ke
tempat yang sudah
disediakan

Jumlah skor maksimal 3


24. Memelihara 6.4 Mempersiapkan 6.4.1 Menghidangkan 3
hasil hasil jamu kunyit asam
dengan baik dan
bersih
Jumlah skor maksimal 3

Keterangan Penilaian
1) Kriteria/Instrumen

a) Sub Aspek : Mengenal

Bobot = 3

Dapat melakukan tugas = 3

169
Dapat, dengan bantuan verbal = 2

Dapat, dengan bantuan fisik = 1

Tidap dapat = 0

b) Sub Apek : Praktek

Bobot = 3

Dapat mengerjakan tugas = 3

Dapat, dengan bantuan verbal = 2

Dapat, dengan bantuan fisik = 1

Tidak dapat = 0

2) Nilai Akhir = X 100

170
171

E. Pembahasan

Peneliti pada bagian ini membahas hasil penelitian yang telah

dilaksanakan dengan menelaah dan membahas lebih lanjut seluruh data yang

diperoleh. Tunagrahita ringan merupakan salah satu klasifikasi dari anak

tunagrahita. Menurut (Moh,1995) dalam (Widiastuti & Winaya, 2019: 118)

bahwa :

Tunagrahita ringan (mampu didik) adalah mereka yang memiliki tingkat


kecerdasan IQ berkisar 50-70, mereka masih memiliki potensi dalam
pembelajaran akademik dan masih dapat dikembangkan, masih mampu
menyesuaikan kemampuan sosial dan mampu bekerja, masih mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan secara lebih luas, mandiri dalam
bermasyarakat, masih mampu mengerjakan pekerjaan semi terampil dan
pekerjaan sederhana.

Anak tunagrahita ringan secara nyata mengalami keterbelakangan mental

dan intelektual yang berada dibawah rata-rata secara signifikan sehingga anak

tunagrahita ringan memerlukan program pembelajaran khusus yang sesuai

dengan kemampuannya. Salah satu pembelajaran yang diberikan kepada anak

tunagrahita ringan yaitu keterampilan vokasional dibidang tata boga membuat

jamu kunyit asem.

Menurut Ningrum dan Mutiara (2021: 2) bahwa pelajaran vokasional tata

boga merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah SLB yang mempelajari

tentang teknik memasak dan mengolah makanan, cara menyajikan dan siswa

menjual masakan hasil praktek siswa.

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

vokasional tata boga dilaksanakan pada setiap sekolah luar biasa, salah satunya

pada bidang tata boga dimana peserta didik diajari teknik membuat,

menyajikan, serta menjual makanan maupun minuman hasil dari peserta didik.
172

Berkaitan dengan pentingnya pembelajaran keterampilan tata boga dan

dilihat dari keterbatasan kecerdasan yang dimiliki peserta didik tunagrahita ringan

tidak bisa mengerjakan tugas yang kompleks sehingga memerlukan pembelajaran

yang sederhana dan mudah dipahami. Maka dari itu dibutuhkan analisis tugas

untuk membantu peserta didik tunagrahita ringan dalam mempelajarinya. Menurut

Yuliany (2013:3) analisis tugas adalah “suatu kegiatan yang akan dilakukan oleh

individu dimana kegiatan tersebut merupakan suatu tugas-tugas yang di rangkai

dengan urutan-urutan yang di pecah menjadi tugas kecil dan disesuaikan dengan

kemampuan peserta didik.”

Berdasarkan hasil penelitian, kenyataan di lapangan di SLB BC Multahada

Kabupaten Bandung belum memiliki analisis tugas dalam membuat jamu kunyit

asem karena itu perlu dilakukan penyusunan analisis tugas agar mempermudah

peserta didik untuk menguasai pembelajaran keterampilan yang diberikan di

sekolah serta sebagai penunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran. Peneliti

dan guru berkolaborasi untuk menyusun analisis tugas dengan lengkap dan terinci

dari tugas yang besar kemudian dipecah menjadi tugas-tugas kecil. Kemudian

hasil dari penyusunan analisis tugas yang disusun oleh peneliti dan guru

divalidasikan kepada guru yang berbeda didua sekolah.

Hasil dari validasi penyusunan analisis tugas membuat jamu kunyit asem

yaitu guru yang menjadi validator kesatu dan validator kedua setuju dengan

analisis tugas yang sudah dibuat dan memberikan respon positif. Masing-masing

validator memberikan tanggapan yang positif dimana pada pembelajaran

keterampilan tata boga memerlukan penyusunan analisis tugas seperti membuat

jamu kunyit asem, dan dapat dikembangkan dengan membuat penyusunan analisis

tugas dalam membuat minuman tradisional lainnya yang menyehatkan.


BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh mengenai penyusunan

analisis tugas membuat jamu kunyit asem bagi peserta didik tunagrahita

ringan kelas X di SLB BC Multahada Kabupaten Bandung yang telah

dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Simpulan Umum

Pembelajaran keterampilan tata boga merupakan pembelajaran yang

sangat penting diberikan kepada peserta didik tunagrahita ringan, karena

dengan memberikan pembelajaran keterampilan tata boga bagi peserta

didik tunagrahita ringan dapat hidup mandiri memiliki suatu usaha yang

sudah dipelajari dan dikuasai pada saat masih berada di sekolah, sehingga

memiliki penghasilan.

Pembelajaran keterampilan tata boga diarahkan untuk

mengembangkan kemampuan peserta didik tunagrahita ringan dalam

melakukan aktivitas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari

maupun memenuhi kebutuhan diri sendiri pada kehidupan dimasa

mendatang. Dalam pembelajaran membuat jamu kunyit asem bagi peserta

didik tunagrahita ringan diajarkan untuk mengenal alat, mengenal bahan,

langkah-langkah membuat jamu kunyit asem, memelihara alat, memelihara

bahan, dan memelihara hasil. Mengingat keterbatasan yang dimilikinya,

peserta didik tunagrahita ringan memerlukan pembelajaran yang sederhana

173
174

dan mudah dipahami yaitu pembelajaran membuat jamu kunyit asem

melalui analisis tugas.

Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa pembelajaran

keterampilan tata boga melalui analisis tugas membuat jamu kunyit asem di

SLB BC Multahada Kabupaten Bandung belum memiliki analisis tugas

oleh karena itu, perlu dilakukan penyusunan analisis tugas agar

memudahkan peserta didik tunagrahita ringan dalam menguasai

pembelajaran membuat jamu kunyit asem yang diberikan di sekolah dan

sebagai penunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran. Sehingga

peneliti dan guru berkolaborasi untuk menyusun analisis tugas tersebut.

2. Simpulan Khusus

Simpulan ini yang didasarkan pada data di lapangan dengan

berpedoman pada pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a. Kemampuan dalam belajar membuat jamu kunyit asem pada peserta

didik tunagrahita ringan kelas X di SLB BC Multahada Kabupaten

Bandung.

Pada umumnya peserta didik tunagrahita ringan mampu membuat

jamu kunyit asem seperti mampu mengenal alat. Akan tetapi dalam

membedakan beberapa alat masih memerlukan bantuan verbal, seperti

membedakan panci dengan wajan, sendok sayur dengan spatula,

saringan dengan ayakan, dan parutan kunyit dengan parutan keju.

Selanjutnya mengenal bahan peserta didik masih memerlukan sedikit

bantuan verbal dalam membedakan kunyit dengan jahe, dan asam jawa

dengan jeruk nipis.


175

Peserta didik mampu melakukan langkah-langkah membuat jamu kunyit

asem, namun dalam memarut kunyit menggunakan parutan sedikit

mengalami kesulitan. Dalam memelihara alat dan bahan sudah mampu

melakukannya hingga memelihara hasil.

b. Bentuk analisis tugas membuat jamu kunyit asem bagi peserta didik

tunagrahita ringan kelas X di SLB BC Multahada Kabupaten Bandung yang

disusun oleh peneliti dan guru.

Penyususnan analisis tugas membuat jamu kunyit asem yang dihasilkan

kolaborasi peneliti dan guru dengan langkah-langkah sebagai berikut: mulai

dari tahap persiapan peneliti dan guru melakukan asesmen terlebih dahulu.

Selanjutnya tahap pelaksanaan peneliti dan guru menyusun analisis tugas

dengan langkah-langkah sebagai berikut: mengidentifikasi keterampilan,

menentukan tujuan, menentukan target yang harus dikuasai peserta didik,

menentukan petugas, menentukan waktu pelaksanaan, menentukan

tempat/lokasi pelaksanaan, menentukan durasi/lamanya, menentukan teknik

pelaksanaan, menentukan media/alat, menyiapkan format penilaian, membuat

kisi-kisis, membuat butir-butir analisis tugas.

Tahap tindak lanjut yaitu laporan hasil program analisis tugas dan

memberikan rekomendasi. Adapun bentuk analisis tugas yang disusun oleh

guru dan peneliti yaitu berbentuk tabel.

c. Bentuk analisis tugas membuat jamu kunyit asem bagi peserta didik

tunagrahita ringan kelas X di SLB BC Multahada Kabupaten Bandung yang

disusun peneliti dan guru serta sudah divalidasikan kepada guru kelas SLB

Mekar Sari 1 dan SLB BC YPLAB Wartawan Kota Bandung.


176

Bentuk analisis tugas tentang membuat jamu kunyit asem yang telah

disusun secara kolaborasi antara peneliti dengan guru kemudian divalidasika

kepada guru kelas X di sekolah lain untuk disempurnakan agar penyusunan

program yang dilaksanakan layak untuk dipergunakan. Validator kesatu setuju

dengan analisis tugas yang disusun oleh peneliti dan guru serta memberikan

tanggapan yang positif yaitu pada pembelajaran keterampilan tata boga

memerlukan analisis tugas agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik

tunagrahita ringan. Validator kedua pun setuju dengan analisis tugas yang

disusun oleh peneliti dan guru serta memberikan tanggapan yang positif

bahwa analisis tugas dalam keterampilan tata boga dapat dikembangkan

menjadi membuat minuman tradisional yang menyehatkan lainnya.

B. Rekomendasi

Sebagai tindak lanjut dan masukan dari penelitian ini, berikut ini

peneliti akan mengemukakan beberapa rekomendasi dengan harapan dapat

dijadikan bahan pertimbangan dalam upaya pelayanan bagi peserta didik

tunagrahita ringan.

1. Bagi Kepala Sekolah

Berdasarkan fakta dan data di lapangan bahwa kegiatan pembelajaran

keterampilan tata boga membuat jamu kunyit asem melalui analisis tugas

masih menemui beberapa kesulitan, khususnya dalam proses membuat

jamu kunyit asem. Alangkah baiknya kepala sekolah memfasilitasi sarana

dan prasarana yang kurang lengkap secara bertahap untuk menunjang

pembelajaran keterampilan tata boga.


177

2. Bagi Guru

Berdasarkan fakta dan data di lapangan menunjukkan bahwa sekolah

belum memiliki analisis tugas membuat jamu kunyit asem, oleh karena itu

alangkah baiknya guru menyusun analisis tugas untuk mempermudah

peserta didik dalam mempelajarinya.

3. Bagi Orang Tua

Peran orang tua sangatlah penting terhadap perkembangan anak, dari

hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada orang

tua bahwa peserta didik tunagrahita ringan masih dapat dilatih suatu

keahlian salah satunya membuat jamu kunyit asem agar memiliki

keterampilan ketika sudah lulus dari sekolah.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Pembelajaran keterampilan tata boga sangatlah penting untuk peserta

didik tunagrahita ringan agar dapat menunjang kehidupannya sendiri ketika

sudah lulus dari sekolah, menumbuhkan jiwa berwirausaha dengan

kemampuan terampilan yang dimilikinya hasil dari apa yang sudah

dipelajari di sekolah. Maka, untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat

menyusun berbagai bentuk analisis tugas khususnya yang berkaitan dengan

keterampilan tata boga.

C. Penutup

Setelah menguraikan kesimpulan dan rekomendasi, besar harapan

peneliti semoga penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan

pelayanan pendidikan bagi peserta didik tunagrahita ringan khususnya


178

mengingat kemampuan peserta didik tunagrahita ringan mengalami beberapa

keterbatasan. Maka diharapkan untuk senantiasa membimbing dan

mengarahkan segala kemampuan mereka.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi

peneliti dan umumnya bagi semua pihak yang bergerak dalam pelayanan

pendidikan. Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.


Jakarta: Rineka Cipta

Amin, Moh. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Bandung: Depdikbud.

Apriyanto, Nunung. (2012). Seluk Beluk Anak Tunagrahita dan Strategi


Pembelajarannya Yogyakarta: Javalitera.

Astati. (2001). Persiapan Pekerjaan Penyandang Tunagrahita. Bandung : CV.


Pendawa.

Astati. (2010). Bina Diri Untuk Anak Tunagrahita. Bandung: CV. Catur Karya
Mandiri.

Astati., Suwandari, L. (2011). Pendidikan anak tunagrahita. Bandung: Amanah


Offset.

Astuti, I. A. D., Mursudarinah, M., & Prajayanti, E. D. (2020). Penerapan


Pemberian Jamu Kunyit Asam Untuk Penurunan Disminore Pada
Remaja Putri. Nursing Sciences Journal, 4(1), 22-29.

Atmaja, J. R. (2018). Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Firdausi, N., Kesuma, S., & Suwita, I. K. (2021). Keamanan Obat Tradisional
Jamu Kunyit Asem di Beberapa Pasar Tradisional Kota Malang. Jurnal
Farmasi dan Kesehatan, Vol.10, No.1, 2021, Hal. 11-17.

Garnida, Dadang. (2016). Modul Guru Pembelajaran SLB Tunagrahita


Kelompok Kompetensi A. Jakarta: PPPPTK TK dan PLB.

Hartaty, Y. (2017). Peningkatan Hasil Belajar Keterampilan Tata Boga Materi


Pembuatan Brownis Pisang Melalui Model Pembelajaran Eksplicit
Instruction. Jurnal Iqra': Kajian Ilmu Pendidikan, 2(1), 163-180.

Hayani, H. (2021). Keterampilan Mengerjakan Analisis Tugas Merawat Diri


dan Kemampuan Merawat Diri Anak Tunagrahita Ringan Remaja Usia
12 Tahun dan 17 Tahun di SLB/BC Sasanti Wiyata Surabaya.
Humanistik'45, 9(1), 1-14.

Jamaris, Martini. (2018). Anak Berkebutuhan Khusus Profil, Asesmen, dan


Pelayanan Pendidikan. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008). Tunagrahita. Jakarta: Pusat Bahasa.

179
180

Karimah, S., & Hidayah, Y. (2021). Pemanfaatan Tanaman Obat Dalam


Pembuatan “Untalan” Jamu Tradisional Masyarakat Daha. In Prosiding
Seminar Nasional MIPATI (Vol. 1, No. 1).

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Pedoman Pengembangan Diri


Untuk Peserta Didik Tunagrahita. Jakarta: Kemendikbud.
http://repository.upi.edu/27525/9/S_PLB_1206538_Bibliography.pdf

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Modul Guru Pembelajaran


SLB Tunagrahita. Jakarta : Kemendikbbud.

Kemis & Ati Rosnawati. (2013). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus


Tunagrahit. Jakarta: PT.Luxima Metro Media.

Ma’ruf, M., Roikhana, A., Maghfirah, L., Setiawati, S., Chumairoh, Z., Mufida,
N., & Hasanah, D. (2021). Pengolahan Jamu Tradisional sebagai
Minuman Peningkat Imunitas Tubuh. Jurnal Pembelajaran Pemberdayaan
Masyarakat (JP2M), 2(2), 167-174.

Mayefis, D., Sammulia, S. F., Widiastuti, S., & Meileni, D. P. (2022).


Penyuluhan Pembuatan Jamu Kunyit Asam Dan Jamu Empon-Empon
Dalam Meningkatkan Imunitas Tubuh Masyarakat Di Daerah Puskesmas
Tiban Baru. Jurnal Abdi Masyarakat Kita, 2(1), 78-90.

Mulyati, E. N. (2011). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (Pengantar).


Bandung : CV. Amanah Offset

Mumpuniarti. (2007). Pembelajaran Akademik Bagi Tunagrahita. Yogyakarta:


FIP UNY

Mumpuniarti. (2010). Pendidikan dan Kebudayaan (Pembentukan Peta Kognitif


Tunagrahita dalam Penguasaan Konsep Pengukuran di Bidang
Berhitung dan Ilmu Pengetahuan Alam). Jurnal. Vol. 16.

Muthia, Y., & Iswari, M. (2019). Efektivitas Analisis Tugas dalam


Meningkatkan Keterampilan Membuat Kerupuk Ikan bagi Anak
Tunagrahita Ringan. Jurnal Penelitian Pendidikan Khusus, 7(1), 160-165.

Mutiara, M. W. N. E. (2021). Pengembangan Media Video Siswa Tunarungu


Pada Pelajaran Vocational Tata Boga UPT SLB-E Negeri Pembina
Medan. Garnish (Jurnal Pendidikan Tata Boga), 5(1).

Purwanto, N. (2021). Mengangkat Potensi Jamu Tradisional Sebagai Alternatif


Usaha di Era Digital. Jumat Ekonomi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(3),
138-141.
181

Puspitaningrum, I., Setiawati, M. C. N., Munisih, S., Kusmita, L., & Sofandi, A.
(2021). Pembuatan Jamu Instan Kunyit Asem di Kader Remaja
Puskesmas Bangun Galih, Tegal. Jurnal DiMas, 3(1), 120-124.

Rahmadani, E., & Taufan, J. (2021). Meningkatkan Keterampilan Membuat


Kotak Mahar Melalui Analisis Tugas bagi Anak Tunagrahita Ringan di
SLB Negeri 1 Lubuk Basung. Jurnal Penelitian Pendidikan Khusus, 9(2),
33-40.

Rahmawati. (2009). “Uji Daya Analgesik Jamu Kunyit Asam Isntan dan Jamu
Kunyit Asam Ramuan Segar pada Mencit Putih Betina”. Skripsi. Fakultas
Farmasi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta

Rochyadi, E. (2012). Karakteristik dan Pendidikan Anak Tunagrahita. Modul


pada Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Rohiman, T. (2017). Cemaran Mikrobiologis Serta Identifikasi Escherichia Coli


pada Jamu Kunyit Asam dan Beras Kencur yang Dijajakan di Pasar
Wage Kota Purwokerto (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah
Purwokerto).

Sudrajat D. & Rosida L. (2013). Pendidikan Bina Diri Bagi Anak Berkebutuhan
Khusus. Jakarta: PT. Luxima Metro Media.

Suhaeri H.N. (1979). Penyelidikan Tentang Persepsi Visual Anak Terbelakang.


Bandung: PLB FIP IKIP.

Susilawati, S., & Hikmatulloh, H. (2021). Bisnis UKM Jamu Raden Sri Rastra
Di Masa Pandemi Covid-19. Swabumi, 9(1), 57-63.

Tim Pengembangan Sumber Belajar PLB FIP Unesa. (2017). Pengembangan


Bina Diri Peserta Didik Tunagrahita. Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Trihastuti, A. U. (2022). Membuka Wirausaha Melalui Program Pelatihan Tata


Boga Kue Dan Roti (Studi pada Lembaga Kursus dan Pelatihan Tata
Boga Gemilang di Kota Tasikmalaya) (Doctoral dissertation, Universitas
Siliwangi). http://repositori.unsil.ac.id/5285/

Ulfa, R. F., & Mustikawati, A. K. (2021). Pengaruh Kunyit Asem Terhadap


Intensitas Nyeri Haid pada Mahasiswi Semester 3 di Akbid Harapan
Mulya Ponorogo Tahun 2020. Jurnal Delima Harapan, 8(1), 86-90.

Widiastuti, N. L. G. K., & Winaya, I. M. A. (2019). Prinsip khusus dan jenis


layanan pendidikan bagi anak tunagrahita. Jurnal Santiaji Pendidikan
(JSP), 9(2), 116-126.

Wikasanti, E. (2014). Mengupas Therapy Bagi Tuna Grahita Retardasi Mental


Sampai Lambat Belajar. Sleman, Jogjakarta: Redaksi Maxima.
182

Yuliany, D. A. (2013). Penggunaan Teknik Analisis Tugas Dalam


Pembelajaran Keterampilan Menjahit Sarung Bantal Pada Siswa
Tunagrahita Ringan (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan
Indonesia).
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN TATA BOGA
(RPP)
(Hasil Dokumentasi)

Nama Sekolah : SLB BC Multahada Kabupaten Bandung


Satuan Pendidikan : SMALB
Jenis Kelainan : Tunagrahita ringan
Kelas / Semester :X
Aspek : Keterampilan kerja
Sub Aspek : Membuat jamu kunyit asem
Alokasi Waktu : 90 menit

A. KOMPETENSI INTI

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

3. Memahami pengetahuan factual dengan cara (mengamati, mendengar,

melihat, membaca dan menanya) berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, mahkluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah dan di sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan factual dalam Bahasa yang jelas dan logis dalam

karya yang estetis, dalam Tindakan yang mencerminkan perilaku anak

beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR

Mampu membuat jamu kunyit asem.


C. INDIKATOR PENCAPAIAN

Adapun indikator dari pembelajaran ini adalah peserta didik mampu membuat

jamu kunyit asem secara mandiri dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Peserta didik dapat mengamati alat-alat membuat jamu kunyit asem

seperti, kompor gas, panci, sendok sayur, gelas takar, parutan, saringan,

gelas, sendok.

2. Peserta didik dapat menunjukkan alat-alat membuat jamu kunyit asem

seperti, kompor gas, panci, sendok sayur, gelas takar, parutan, saringan,

gelas, sendok.

3. Peserta didik dapat menyebutkan alat-alat membuat jamu kunyit asem

seperti, kompor gas, panci, sendok sayur, gelas takar, parutan, saringan,

gelas, sendok.

4. Peserta didik dapat membedakan alat-alat membuat jamu kunyit asem

seperti, kompor gas dengan kompor minyak, panci dengan wajan, sendok

sayur dengan spatula, gelas takar dengan mangkok, parutan kunyit dengan

parutan keju, saringan dengan ayakan, gelas dengan cangkir, sendok

dengan garpu.

5. Peserta didik dapat mengamati bahan membuat jamu kunyit asem seperti,

kunyit, asem jawa, gula merah, garam.

6. Peserta didik dapat menunjukkan bahan membuat jamu kunyit asem

seperti, kunyit, asam jawa, gula merah, garam.

7. Peserta didik dapat menyebutkan bahan membuat jamu kunyit asem

seperti, kunyit, asam jawa, gula merah, garam.


8. Peserta didik dapat membedakan bahan membuat jamu kunyit asem

seperti, kunyit dengan jahe, asam jawa dengan jeruk nipis, gula merah

dengan gula pasir, garam dengan gula.

9. Peserta didik dapat mencuci kunyit dengan bersih menggunakan air

mengalir

10. Peserta didik dapat memarut kunyit menggunakan parutan

11. Peserta didik dapat merebus semua bahan

12. Peserta didik dapat menentukan waktu hingga jamu matang

13. Peserta didik dapat menyajikan jamu kunyit asam

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Adapun tujuan pembelajarannya adalah melalui pengamatan dan penugasan

dari guru, peserta didik mampu membuat jamu kunyit asem dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Melalui pengamatan dan penugasan peserta didik dapat mengamati alat-

alat membuat jamu kunyit asam seperti, kompor, panci, sendok sayur,

gelas takar, parutan, saringan, gelas, sendok.

2. Melalui pengamatan dan penugasan peserta didik dapat menunjukkan alat-

alat membuat jamu kunyit asem seperti, kompor, panci, sendok sayur,

gelas takar, parutan, saringan, gelas, sendok.

3. Melalui pengamatan dan penugasan peserta didik dapat menyebutkan alat-

alat membuat jamu kunyit asem seperti, kompor, panci, sendok sayur,

gelas takar, parutan, saringan, gelas, sendok.


4. Melalui pengamatan dan penugasan peserta didik dapat membedakan alat-

alat membuat jamu kunyit asem seperti, kompor gas dengan kompor

minyak, panci dengan wajan, sendok sayur dengan spatula, gelas takar

dengan mangkok, parutan kunyit dengan parutan keju, saringan dengan

ayakan, gelas dengan cangkir, sendok dengan garpu.

5. Melalui pengamatan dan penugasan peserta didik dapat mengamati bahan

membuat jamu kunyit asem seperti, kunyit, asem jawa, gula merah, garam.

6. Melalui pengamatan dan penugasan peserta didik dapat menunjukkan

bahan membuat jamu kunyit asem seperti, kunyit, asam jawa, gula merah,

garam.

7. Melalui pengamatan dan penugasan peserta didik dapat menyebutkan

bahan membuat jamu kunyit asem seperti, kunyit, asam jawa, gula merah,

garam.

8. Melalui pengamatan dan penugasan peserta didik dapat membedakan

bahan membuat jamu kunyit asem seperti, kunyit dengan jahe, asam jawa

dengan jeruk nipis, gula merah dengan gula pasir, garam dengan gula.

9. Melalui pengamatan dan penugasan peserta didik dapat memarut kunyit

menggunakan parutan

10. Melalui pengamatan dan penugasan peserta didik dapat merebus semua

bahan

11. Melalui pengamatan dan penugasan peserta didik dapat menyajikan jamu

kunyit asam
E. MATERI PEMBELAJARAN

1. Mengenal alat

2. Mengenal bahan

3. Proses/langkah-langkah

F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan : Individual

Metode : Demonstrasi, dan praktek

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Keterangan

Pendahuluan 1. Guru membuka pembelajaran dengan 10 menit

mengucapkan salam, sapa, dan memeriksa

kehadiran peserta didik

2. Guru membimbing untuk berdo’a bersama

sebelum belajar

3. Guru memeriksa kehadiran peserta didik

4. Guru melakukan apersepsi

5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan dipelajari

Kegiatan 1. Guru menjelaskan materi tentang langkah- 70 menit

Inti langkah membuat jamu kunyit asam

2. Peserta didik mengamati penjelasan guru

tentang langkah-langkah membuat jamu kunyit


asam

3. Peserta didik diberi pertanyaan oleh guru

tentang langkah-langkah membuat jamu kunyit

asam

4. Peserta didik mengembangkan jawabannya

secara mandiri dengan mengamati penjelasan

dari guru dan berdasarkan pengalaman yang

dialami

5. Peserta didik mengamati alat-alat membuat

jamu kunyit asam seperti, kompor, panci,

sendok sayur, gelas takar, parutan, saringan,

gelas, sendok

6. Peserta didik menunjukkan alat-alat membuat

jamu kunyit asam seperti kompor, panci,

sendok sayur, gelas takar, parutan, saringan,

gelas, sendok

7. Peserta didik menyebutkan alat-alat membuat

jamu kunyit asama seperti, kompor, panci,

sendok sayur, gelas takar, parutan, saringan,

gelas, sendok

8. Peserta didik membedakan alat-alat membuat

jamu kunyit asam seperti, kompor gas dengan

kompor minyak, panci dengan wajan, sendok


sayur dengan spatula,gelas takar dengan

mangkok, parutan kunyit dengan parutan keju,

saringan dengan ayakan, sendok dengan garpu,

gelas dengan cangkir

9. Peserta didik mengamati bahan membuat jamu

kunyit asam seperti, kunyit, asam jawa, gula

merah, garam

10. Peserta didik menunjukkan bahan membuat

jamu kunyit asam seperti, kunyit, asam jawa,

gula merah, garam

11. Peserta didik menyebutkan bahan membuat

jamu kunyit asam seperti, kunyit, asam jawa,

gula merah, garam

12. Peserta didik membedakan bahan membuat

jamu kunyit asam seperti, kunyit dengan jahe,

asam jawa dengan jeruk nipis, gula merah

dengan gula pasir, garam dengan gula

13. Peserta didik mempraktekkan langkah-langkah

membuat jamu kunyit asam yaitu :

a. Memilih kunyit yang berkualitas bagus

b. Mencuci bersih kunyit menggunakan air

yang mengalir

c. Merebus kunyit yang sudah di cuci


d. Memarut kunyit menggunakan parutan

e. Menyaring air kunyit kedalam gelas takar

f. Memasukan air parutan kunyit kedalam

panci

g. Memasukan gula merah kedalam panci

h. Memasukan asam jawa kedalam panci

i. Memasukan sedikit garam

j. Mengaduk bahan menggunakan sendok

sayur hingga mendidih

k. Menentukan waktu hingga jamu matang

l. Menyaring jamu kedalam gelas takar

m. Menuangkan jamu kedalam gelas

14. Guru membimbing peserta didik melakukan

langkah-langkah membuat jamu kunyit asam

dari awal hingga akhir

15. Peserta didik menyebutkan kembali langkah-

langkah membuat jamu kunyit asam

Penutup 1. Peserta didik diberi kesempatan oleh guru 10 menit

untuk bertanya

2. Guru melakukan evaluasi dengan mengajukan

pertanyaan mengenai materi dan kegiatan yang

telah dipelajari

3. Guru dan peserta didik menyimpulkan materi


yang telah dipelajari terefleksi

4. guru memberikan tugas di rumah (PR)

5. guru membimbing peserta didik untuk berdo’a

bersama

H. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

Media : Alat-alat dan bahan membuat jamu kunyit asam

Sumber belajar : Video

I. PENILAIAN

Teknik penilaian

a. Penilaian pengetahuan : Tes lisan terstruktur

b. Penilaian keterampilan : Tes kinerja

c. Penilaian sikap

Tes lisan terstruktur

No. Soal Nilai


1. Sebutkan alat-alat untuk membuat jamu 20
kunyit asam
2. Sebutkan bahan untuk membuat jamu 20
kunyit asam
3. Alat untuk menyimpan air perasan kunyit 20
adalah ……………….
4. Alat untuk mengaduk bahan saat proses 20
merebus jamu adalah ………………..
5. Bahan utama dalam membuat jamu kunyit 20
asam adalah …………
Rubrik penilaian :

1. Jika peserta didik menjawab dengan benar maka mendapat nilai 20

2. Jika peserta didik tidak bisa menjawab maka mendapat nilai 0

3. Jika peserta didik bisa menjawab semua pertanyaan maka mendapat nilai

100

Tes kinerja

No. Materi Skor

1 2 3 4

1. Menunjukkan alat-alat membuat jamu kunyit

asam seperti :

1. Kompor

2. Panci

3. Sendok sayur

4. Gelas takar

5. Parutan

6. Saringan

7. Sendok

8. Gelas

2. Menyebutkan alat-alat membuat jamu kunyit asam

seperti :

1. Kompor

2. Panci
3. Sendok sayur

4. Gelas takar

5. Parutan

6. Saringan

7. Sendok

8. Gelas

3. Membedakan alat-alat membuat jamu kunyit asam

seperti :

1. Kompor gas dengan kompor minyak

2. Panci dengan wajan

3. Sendok sayur dengan spatula

4. Gelas takar dengan mangkok

5. Parutan kunyit dengan parutan keju

6. Saringan dengan ayakan

7. Sendok dengan garpu

8. Gelas dengan cangkir

4. Menunjukkan bahan membuat jamu kunyit asam

seperti :

1. Kunyit

2. Asam jawa

3. Gula merah

4. Garam

5. Menyebutkan bahan membuat jamu kunyit asam


seperti :

1. Kunyit

2. Asam jawa

3. Gula merah

4. Garam

6. Membedakan bahan membuat jamu kunyit asam

seperti :

1. Kunyit dengan jahe

2. Asam jawa dengan jeruk nipis

3. Gula merah dengan gula pasir

4. Garam dengan gula

7. Memilih kunyit yang bagus

8. Mencuci kunyit dengan air mengalir

9. Memarut kunyit

10. Memeras air kunyit yang sudah diparut

11. Menyaring air parutan kunyit

12. Merebus air menggunakan panci

13. Memasukan air sari kunyit kedalam panci

14. Memasukan gula merah kedalam panci

15. Memasukan asam jawa kedalam panci

16. Memasukan sedikit garam kedalam panci

17. Mengaduk rebusan jamu menggunakan sendok

sayur
18. Mematikan kompor

19. Menyaring kembali jamu yang sudah matang

kedalam gelas takar

20. Menuangkan jamu kedalam gelas

Rubrik penilaian :

Skor 4 = Jika dapat melakukan dengan benar tanpa bimbingan

Skor 3 = Jika dapat melakukan dengan benar dan sedikit bimbingan

Skor 2 = Jika dapat melakukan dengan benar tetapi banyak bimbingan

Skor 1 = Tidak dapat melakukan

 Penghitungan skor untuk setiap indikator dapat dihitung dengan membagi

skor perolehan dengan skor maksimal dikalikan 4 (100%)

X (100%)

 Secara keseluruhan rata-rata capaian kemampuan peserta didik untuk

setiap indikator dalam satu kompetensi dapat dikelompokkan dalam

kategori huruf sebagai berikut :

3,51 sd 4 (>87,5% - 100%) = Kelompok A (Sangat Baik)

2,51 sd 3,50 (>62,5% - 87,5%) = Kelompok B (Baik)

1,51 sd 2,50 (>37,5% sd 62,5%) = Kelompok C ( Cukup)

1 sd 1,5 (<25% sd 37,5%) = Kelompok D (Kurang)


Penilaian sikap

No. Nama Perubahan Tingkah Laku

Peserta Percaya Diri Disiplin Santun

Didik B C PB B C PB B C PB

1.

2.

3.

4.

Rubrik Penilaian

B : Baik

C : Cukup

PB : Perlu Bimbingan

Mengetahui Bandung, Februari 2022


Kepala Sekolah Guru Kelas

Yuyun Yuliana, S. Pd Fitri Angraini, S.Pd


NUPTK. 197310072006042030

Anda mungkin juga menyukai