Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

PENYUSUNAN PROGRAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN


MEMBUAT TART COKELAT BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN
KELAS IX DI SLB NEGERI KOTA MAJALENGKA

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat karya ilmiah

Mata Kuliah Seminar Proposal

Oleh :
Ilham Putra Pamungkas
NIM. 41032102171046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2023
PROPOSAL

PENYUSUNAN PROGRAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN


MEMBUAT TART COKELAT BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN
KELAS IX DI SLB NEGERI KOTA MAJALENGKA

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan bagi kehidupan manusia.

Bahkan merupakan hal pokok yang harus dipenuhi oleh setiap orang, seiring

dengan perkembangan zaman, tuntutan pendidikan semakin dibutuhkan dalam

kehidupan sehari-hari. Pendidikan juga bukan hnya sebatas untuk anak-anak

normal, tetapi setiap orang berhak untuk belajar dan menerima pendidikan,

termasuk anak berkebutuhan khusus.

Setiap anak mempunyai potensi yang berbeda-beda begitupunn dengan

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) meskipun meskipun mereka mempunyai

keterbatasan baik secara fisik maupun mental (kecerdasan) mereka masih

memiliki potensi yang dapat dikembangkan dalam minat, dan bakatnya yang

sama seperti anak pada umumnya. Salah satu Anak Berkebutuhan Khusus yaitu

anak tunagrahita yang mempunyai keterbatasan mental meskipun mereka masih

dapat dioptimalkan kemampuannya melalui pendidikan.

Anak tunagrahita disebut juga dengan anak hambatan intelektual.

Ketunagrahitaan mengacu pada fungsi intelektual umum yang secara nyata

signifikan berada jauh di bawah rata-rata, dengan kurangnya dalam tingkah laku,

penyesuaian diri dan masa ini berlangsung pada masa perkembangan. anak

tunagrahita terdiri dari empat klasifikasi diantaranya anak tunagrahita ringan

1
memiliki IQ (68-52), anak tunagrahita sedang memiliki IQ (51-36), anak

tunagrahita berat memiliki IQ (32-20) dan anak tunagrahita sangat berat

memiliki IQ (25) kebawah, salah satu kelompok anak tunagrahita yang menjadi

subjek dalam penelitian ini adalah anak tunagrahita ringan.

Menurut American Psychiatric Association (2013:33) Menjelaskan:

Anak tunagrahita ringan atau disebut dengan IDD (Intellectual


Developmental Disorder) atau gangguan perkembangan intelektual adalah
anak yang mengalami gangguan pada masa periode perkembangan yang
meliputi intelektual dan keterbatasan fungsi adaptif dalam konseptual,
sosial, dan keterampilan adaptif, yang mempunyai IQ antara 68-52.

Berdasarkan pendapat di atas bahwa perkembangan fungsi intelektual anak

tunagrahita yang jauh di bawah rata-rata disertai dengan perkembangan perilaku

adaptif yang rendah pula akan berakibat langsung kepada kemampuan dalam

mengatasi masalah-masalah dalam kehidupan mereka.

Untuk mengoptimalkan potensi anak tunagrahita ringan, maka guru perlu

memberikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhannya sehingga anak

tunagrahita ringan dapat mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh guru di

sekolah. Mengingat kemampuan anak tunagrahita ringan sulit untuk mengikuti

pembelajaran akademik, maka untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh

anak tunagrahita ringan dapat dilakukan melalui pembelajaran keterampilan.

Adapun pembelajaran yang dapat diberikan kepada anak tunagrahita ringan

adalah keterampilan yang sangat sederhana dan mudah untuk dimengerti oleh

anak tunagrahita ringan. Salah satunya adalah membuat tart cokelat karena

prosesnya yang mudah, alat dan bahan mudah dicari, serta dapat dilakukan oleh

anak tunagrahuta ringan.

Salah satu program pembelajaran keterampilan ini untuk anak tunagrahita


ringan agar mempermudah proses pembelajaran membuat tart cokelat bagi anak

tunagrahita ringan agar mempunyai keterampilan untuk menunjang kebutuhan

sehari-hari. Hal tersebut memerlukan bimbingan dari guru agar mereka memiliki

keterampilan dalam membuat tart cokelat untuk memberikan pemahaman bagi

anak tunagrahita ringan dengan cara mengembangkan potensi yang sudah ia

miliki.

Pembelajaran keterampilan merupakan pembelajaran yang diarahkan agar

anak tunagrahita ringan dapat mengembangkan kecakapan hidupnya. Sejalan

dengan pendapat Martono (2007:2) bahwa “Pembelajaran keterampilan

merupakan pembelajaran untuk mengembangkan apresiasi dan kreasi siswa, juga

sebagai proses penanaman nilai estetik, kreatif, tekun, dan terampil”. Dapat

disimpulkan bahwa dari uraian di atas pembelajaran keterampilan merupakan

pembelajaran yang mengarahkan anak untuk mengembangkan potensinya

sebagai suatu proses untuk mencapai pembelajaran.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilaksanakan oleh peneliti

bulan januari 2021 di SLBN Majalengka, peneliti menemukan bahwa disekolah

tersebut belum terdapat program pembelajaran keterampilan membuat tart

cokelat bagi anak tunagrahita ringan. Sehingga terdapat 3 anak tunagrahita

ringan di kelas IX dengan kemampuaan jauh dibawah rata-rata yang mengalami

kesulitan dalam keterampilan memasak. Oleh karena itu anak tunagrahita ringan

membutuhkan program pembelajaran keterampilan yang khusus untuk melatih

dalam pembelajaran membuat tart cokelat.

Maka berdasarkan permasalahan kondisi tersebut dibutuhkan adanya

program pembelajaran keterampilan membuat tart cokelat secara spesifik agar


mempermudah proses pembelajaran. maka peneliti tertarik untuk mengambil

penelitian dengan judul “Penyusunan program pembelajaran keterampilan

membuat tart cokelat bagi anak tunagrahita ringan kelas IX di SLB Negeri

Kota Majalengka”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana penyusunan

program pembelajaran keterampilan membuat tart cokelat bagi anak

tunagrahita ringan kelas IX di SLB Negeri Kota Majalengka?”.

C. Batasan Masalah

Untuk memperoleh hasil yang diharapkan, maka peneliti membatasi

masalah penelitan penyusunan analisis tugas dalam keterampilan membuat tart

cokelat bagi anak tunagrahita ringan kelas IX sebagai berikut :

1. Kemampuan dalam belajar membuat tart cokelat bagi anak tunagrahita

ringan kelas IX di SLB Negeri Kota Majalengka.

2. Model bahan ajar program

3. Bentuk program pembelajaran membuat tart cokelat bagi anak tunagrahita

ringan kelas IX di SLB Negeri Kota Majalengka yang disusun oleh peneliti

dan guru.

4. Bentuk penyusunan program pembelajaran membuat tart cokelat bagi anak

tunagrahita ringan kelas IX di SLB Negeri Kota Majalengka yang

divalidasikan kepada guru SLB BC YPLAB Wartawan dan guru SLB

Negeri Cileunyi.
D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dalam

bidang pendidikan luar biasa, yaitu untuk menambah pengetahuan untuk

guru, mahasiswa dan masyarakat umum dalam mengetahui secara

mendalam mengenai keterampilan membuat tart cokelat bagi anak

tunagrahita ringan.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan juga bermanfaat bagi :

a. Anak Tunagrahita Ringan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi suatu solusi atau jalan bagi anak

tunagrahita ringan dalam menjalani kehidupan sehari-hari untuk menolong

dirinya sendiri secara manidri dalam membuat tart cokelat.

b. Guru

Guru diharapkan dapat terampil untuk mempersiapkan program-program

yang dibutuhkan dalam keterampilan membuat tart cokelat.

c. Kepala Sekolah

Bagi kepala sekolah, penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk dapat

melakukan pembinaan terhadap guru agar memiliki keterampilann dalam

memberikan program-program yang dibutuhkan peserta didik di SMALB .

d. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini diharapkan memberikan informasi serta

wawasan dan pengetahuan tentang penelitian karya tulis ilmiah serta


mengaplikasikan ilmu yang di dapatkan di bangku kuliah.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan khusus :

1. Tujuan Umum

Secara umum, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

penyusunan program keterampilan dalam membuat tart cokelat bagi anak

tunagrahita ringan kelas IX di SLB Negeri Kota Majalengka

2. Tujuan Khusus

Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti menentukan tujuan khusus

penelitian sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui kemampuan dalam membuat tart cokelat bagi anak

tunagrahita ringan kelas IX di SLB Negeri Kota Majalengka.

b. Untuk mengetahui bentuk penyusunan bentuk program pembelajaran

keterampilan membuat tart cokelat bagi anak tunagrahita ringan kelas IX

di SLB Negeri Kota Majalengka yang disusun oleh peneliti dan guru.

c. Untuk mengetahui bentuk penyusunan program pembelajaran membuat

tart cokelat bagi anak tunagrahita ringan kelas IX di SLB Negeri Kota

Majalengka yang telah divalidasikan kepada SLB BC YPLAB

Wartawan dan SLB Negeri Cileunyi.

F. Definisi Operasional

Untuk memperjelas judul penelitian ini maka definisi operasional

diuraikan sebagai berikut:

1. Penyusunan
Penyusunan adalah proses menyusun sesuatu. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (20015:1573) bahwa, Penyusunan adalah “proses, cara,

perbuatan menyusun”.

Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa penyusunan

adalah aktivitas dalam pengolahan data yang dilakukan oleh suatu

organissasi atau perorangan secara baik dan teratur. Penyusunan dalam

program ini aadalah proses menyusun analisis tugas membuat tart cokelat

bagi anak tunagrahita ringan kelas IX di SLB Negeri Kota Majalengka.

2. Keterampilan

Keterampilan merupakan kemampuan dasar yang melekat dalam diri

manusia, yang kemudian dilatih dan diasah serta dikembangkan secara terus

menerus.

Menurut Soemarjadi (1992:2) dalam buku pendidikan keterampilan

menjelaskan:

“keterampilan merupakan perilaku yang diperoleh melalui tahap-


tahap belajar, keterampilan berasal dari gerakan-gerakan yang kasar
atau tidak terkoordinasi melalui pelatihan bertahap gerakan tidak
teratur itu berangsur-angsur berubah menjadi gerakan-gerakan yang
lebih halus, melalui proses koordinasi diskriminasi (perbedaan) dan
integrasi (perpaduan) sehingga diperoleh suatu keterampilan yang
diperlukan untuk tujuan tertentu”.

Berdasarkan pendapat di atas bahwa keterampilan berawal dari

gerakan yang tidak teratur atau kurang cakapnya seorang individu dalam

menjalankan sebuah tahapan, dan keterampilan dalam penelitian ini adalah

kegiatan/praktek membuat tart cokelat yang dilakukan oleh anak tunagrahita

ringan.

3. Cokelat
Cokelat merupakan hasil olahan dari biji tanaman kakao (Theobroma

cacao) yang dapat dijadikan makanan maupun minuman. Cokelat telah

melewati sejarah yang panjang sejak pertama kali ditemukan dan digunakan

oleh penduduk Mesoamerika kuno hingga kini menjadi salah satu penganan

populer di dunia modern. Suku Olmek, Maya dan Aztek yang hidup di tiga

ribu tahun yang lalu pada awalnya mengolah biji kakao menjadi minuman.

Mereka sangat menyukai minuman cokelat itu dan bahkan menganggapnya

“minuman para dewa”. Suku Aztek memberi nama minuman tersebut

“Xocolatl” yang merupakan akar dari kata “cokelat” yang dikenal sekarang

(Atkinson, Banks, France, & McFadden, 2010).

4. Tart

Menurut Braker (2003:26) menjelaskan bahwa :

Cake adalah kue berbahan dasar tepung (umumnya tepung terigu), gula,
dan telur. Bolu dan cake umumnya dimatangkan dengan cara dipanggang
di dalam oven, walaupun ada juga bolu yang dikukus, misalnya bolu kukus
atau brownies kukus. Variasi lain cake dapat dihias dengan lapisan (icing)
dari krim mentega (buttercream), fondant, atau marzipan disebut kue tart
(kue tarcis).

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa tart adalah kue

yang dibuat dari tepung terigu, gula, mentega, telur dengan berbagai bentuk dan

ukuran yang sering dijadikan makanan penutup atau sekedar cemilan.

5. Tunagrahita Ringan

Sesuai dengan pendapat Kirk dan Gallagher dalam Astati dan Mulyati

(2010: 14) “Tunagrahita mengacu pada fungsi intelektual umum yang nyata

berada dibawah rata-rata bersamaan dengan kekurangan dalam adaptasi

tingkah laku dan berlangsung dalam masa perkembangan.”


Anak tunagrahita dalam penelitian ini adalah anak yang memiliki

intelektual di bawah rata-rata usia 15-16 tahun kelas IX. Berdasarkan

definisi operasional diatas, maksud dari judul penelitian ini adalah untuk

keterampilan membuat tart cokelat bagi anak tunagrahita ringan kelas IX di

SLB Negeri Kota Majalengka.

G. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian merupakan rangkaian permasalahan yang akan

diteliti, yaitu :

1. Bagaimana kemampuan keterampilan dalam belajar membuat tart cokelat

bagi anak tunagrahita ringan kelas IX di SLB Negeri Kota Majalengka?

2. Bagaimana bentuk program pembelajaran keterampilan membuat tart

cokelat bagi anak tunagrita ringan kelas IX di SLB Negeri Kota Majalengka

yang disusun oleh peneliti dan guru?

3. Bagaimana bentuk penyusunan program pembelajaran keterampilan

membuat tart cokelat bagi anak tunagrahita ringan IX di SLB Negeri Kota

Majalengka yang telah divalidasi kepada kepada SLB BC YPLAB

Wartawan dan SLB Negeri Cileunyi?

H. Metodologi Penelitian

1. Metodologi dan Pendekatan Penelitian

Metode dan penelitian yang digunakan untuk membantu dalam

mengumpulkan informasi dari sumber yang berkaitan dengan penelitian

karena dalam penelitian tentunya diperlukan suatu metode penelitian yang

dapat membantu dan memudahkan peneliti dalam memeproleh data yang


diperlukan sesuai dengan tujuan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

yaitu suatu metode yang digunakan untuk menyelidiki mengenai sesuatu

atau kejadian yang sedang berlangsung di lapangan. Sugiyono (2012:1)

menjelaskan metode deskriptif sebagai berikut :

Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah yang digunakan


untuk mendapatkan data yang obyektif, valid dan realibel dengan
tujuan data yang ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu
pengetahuan sehingga dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah.

Sedangkan Menurut Moleong (2011:4) bahwa: “metode deskriptif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan

bahwa metode deskriptif adalah metode yang dalam prakteknya

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek

yang diteliti secara tepat. Mengacu pada pernyataan di atas, maka penelitian

ini bermaksud untuk mendapatkan gambaran mengenai anlisis tugas belajar

keterampilan membuat tart cokelat di SLB Negeri Kota Majalengka.

Dalam pelaksanaannya, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

Mengenai pendekatan kualitatif, Moleong (2011:6) mengemukakan sebagai

berikut:

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk


memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek peneilitan
misalnya: prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa
pada suatu kontek khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai
metode ilmiah.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini, peneliti terjun ke lapangan

berupaya untuk mengumpulkan berbagai data dan informasi yang

dibutuhkan sesuai tujuan penelitian.

Sugiyono (2013:7) mengemukakan sebagai berikut:

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada


filsafat postpositif, yang di pergunakan untuk meneliti objek
penelitian pada kondisi apa adanya secara alamiah , dimana peneliti
bertindak sebagai instrumen kunci, cara pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan), dan analisisyang digunkan bersifat
induktif, serta hasil penelitianya leih menekankan pada makna dari
pada generalisasi

Penelitian ini menggambarkan suatu keadaan yang terjadi

sesungguhnya, peneliti berupaya seluasnya-luasnya untuk mencari dan

mengumpulkan data untuk menganalisis sehungga menghasilkan

kesimpulan yang dapat di pertanggungjawabkan. Penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengetahui mengenai

anlisis tugas keterampilan membuat tart cokelat di SLB Negeri Kota

Majalengka.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik dalam penelitian ini meliputi teknik pengumpulan data dan

teknik analisis data, pemaparan lebih lanjut sebagai berikut :

Teknik pengumpulan data yang dimaksud adalah menyangkut cara

untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Teknik

pengumpulan data harus dipilih berdasarkan kebutuhan dalam penelitian

tersebut.

Untuk memperoleh data sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka

dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan


data sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang

spesifik. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2010:273) bahwa

observasi adalah: “menatap kejadian, gerak atau proses”.

Menurut Widoyoko (2014:46) observasi merupakan “pengamatan

dan pencatatan secara sistematis terhadap unsur-unsur yang nampak

dalam suatu gejala pada objek penelitian”. Menurut Sugiyono (2014:145)

“observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis”. Menurut Riyanto

(2010:96) “observasi merupakan metode pengumpulan data yang

menggunakan pengamatan secara langsung maupun tidak langsung.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa observasi

adalah mengadakan pengamatan dengan cara menguji suatu variabel agar

mendapatkan data yang dibutuhkan peneliti, kegiatan observasi yang

dilakukan peneliti untuk memperoleh data tentang penyusunan program

pembelajaran keterampilan membuat tart cokelat di SLB Negeri Kota

Majalengka.

b. Wawancara

Teknik wawancara digunakan dengan cara mengajukan pertanyaan

untuk memperoleh informasi dari sumbernya. Hal ini sejalan dengan

pendapat Esterberg (2002) dalam Sugiono (2013:231) bahwa wawancara

adalah: ”Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melaui tanya jawab, sehingga dapat di kontuksikan


makna dalam suatu topik tertentu".

Wawancara merupakan tehnik pengumpulan data yang diperoleh

dengan cara dialog yang dilakukan oleh peneliti terhadap pewancara

yaitu subjek penelitian. Wawancara ini dilakukan tehadap guru

keterampilan dengan mengacu pada pedoman wawancara yang telah

disiapkan, sehingga data diperoleh langsung dari sumbernya, untuk

mengetahui keterampilan membuat tart cokelat bagi anak tunagrahita

ringan.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi bertujuan untuk mengumpulkan data dan

informasi melalui kajian atau penelitian terhadap dokumen yang relevan.

Dokumentasi merupakan cara untuk mengabdikan suatu kejadian di

dalam penelitian.

Sugiyono (2010:329) mengemukakan bahwa: "Dokumen

merupakan catatan peristiwa yang sudah belalu. Dokumen bisa berbentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya kejadian dari seseorang". Dalam

penelitian ini dokumentasi yang dikumpulkan meliputi data-data, foto

kegiatan tentang pembelajaran keterampilan membuat tart cokelat di SLB

Negeri Kota Majalengka.

d. FGD (Focus Group Discussion)

Focus Group Discussion atau diskusi kelompok berfokus adalah

salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui kegiatan

diskusi yang terpusat pada suatu masalah, hal ini sejalan dengan

penjelasan Sumantri (2015:173) sebagai berikut:


Teknik ini digunakan untuk mengungkapkan pemaknaan suatu
kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu
permasalahan tertentu. FGD (Focus Group Discussion) merupakan
teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian
kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut
pemahaman kelompok.

Penjelasan tersebut juga didukung oleh Satori dan Komariah

(2017:96) mengungkapkan bahwa “Focus Group Discussion (FGD)

dilakukan dengan mengundang para informan kunci untuk

mendiskusikan beberapa konsep yang berkaitan dengan data yang

diungkapkan atau dapat juga menjawab beberapa pertanyaan penelitian”.

Berdasarkan kutipan di atas bahwa Focus Group Discussion

bertujuan untuk mengumpulkan informasi melalui kegiatan diskusi

kelompok yang terpusat pada suatu masalah yang spesifik.

FGD dalam penelitian ini merupakan pertemuan antara peneliti,

guru dan bidang kurikulum untuk membahas tentang penyusunan

program pembelajaran membuat tart cokelat bagi anak tunagrahita ringan

kelas IX SLB Negeri Kota Majalengka.

e. Validasi

Validasi digunakan untuk menguji kelayakan suatu instrument.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010:1543) bahwa “validasi

adalah pengesahan, pengujian kebenaran atau sesuatu”.

Adapun pendapat Arikunto (2013:211) bahwa “validasi adalah

suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan

suatu instrument”. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Lebih lanjut

Sugiyono (2018:173) menjelaskan bahwa: “valid berarti instrument


tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa validasi

adalah suatu kegiatan dimana peneliti melakukan uji kelayakan dari hasil

data penelitian.

Subjek Penelitian
No Nama/Inisial Jenis Kelamin Usia Keterangan
1. YL Laki-laki 16 Tahun Anak Tunagrahita
2. AL Laki-laki 16 Tahun Anak Tunagrahita
3. TR Perempuan 40 Tahun Guru Kelas
4. TT Perempuan 48 Tahun Guru Validasi
5. UN Perempuan 35 Tahun Guru Validasi
DAFTAR PUSTAKA

American Psychiatric Association . (2013). Arlington , 33.

Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: Rineka


Cipta.

Astati , & Mulyati. (2015). Pendidikan Anak Tunagrahita. Bandung: Amanah


Offset Jl. Kalipah Apo Gg. Wireja No.14 Bandung Anggota IKAPI Jawa
Barat.

Moleong. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Soemarjadi. (1992). Pendidikan Keterampilan. Jakarta: BPP DEKDIKPUD RI

Sumantri. (2015). Strategi Pembelajaran. Depok : Raja Grafinfo Persada

Sugiyono. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D . Bandung:


Afabeta.

Widoyoko. (2014). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:


Pustaka
Pelajar

Anda mungkin juga menyukai