Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN PAMERAN AKHIR PERKULIAHAN PADA

KEGIATAN PPL I

DI UPT SDN KEPANJENKIDUL 1 KOTA BLITAR

untuk memenuhi tugas matakuliah

Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya

Oleh

Anwar Yuli Prastya (223161918114)


Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU
FAKULTAS PASCASARJANA
MARET 2023
BAB I

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

SDN Kepanjenkidul 1 merupakan salah satu sekolah yang telah berakreditasi A di


Kota Blitar. Sekolah ini beralamat di Jalan Kacapiring No.23 Blitar, Kecamatan Kepanjekidul,
Kota Blitar, Jawa Timur. Setiap hari Senin melaksanakan upacara bendera. Pembiasaan lain
adalah dengan melaksanakan sholat dzuhur berjamaah, jadwal istirahat siang dijadwalkan tepat
dengan waktu pelaksanaan sholat dzuhur sehingga dapat dilaksanakan sholat berjamaah. Untuk
kurikulum yang diterapkan di SDN Kepanjenkidul 1 kota blitar adalah Kurikulum Merdeka
pada jenjang kelas 1 dan 4 dan Kurikulum 2013 untuk jenjang kelas 2,3,5 dan 6.
Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, dilakukan tahapan observasi dengan
tujuan untuk mengenal lebih dalam mengenai keadaan lingkungan SDN Kepanjenkidul 1 mulai
dari tata letak lingkungan sekolah, ruang kelas, kegiatan pembelajaran, fasilitas sarana dan
prasarana, serta manajemen sekolah. Hasil dari pelaksanaan observasi ini dapat membantu guru
dalam memahami kondisi nyata yang terjadi di sekolah sehingga dapat merancang
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi tersebut. Sasaran observasi difokuskan pada peserta
didik kelas 4 yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka karena selama pelaksanaan Praktik
Pengalaman Lapangan I (PPL I), mahasiswa PPG Prajabatan mendapatkan kesempatan untuk
mengimplementasikan topik yang dipelajari selama perkuliahan yang selaras dengan
Implementasi Kurikulum Merdeka tersebut.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di , didapatkan hasil yakni suasana
sekolah yang sangat mendukung pembelajaran peserta didik. Lingkungan sekolah terdapat
ruang terbuka, lapangan, terdapat taman dan tumbuhan hijau, fasilitas atau sarana prasarana
yang tersedia disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik termasuk adanya rumah ibadah dan
ruang do’a, serta ruangan laboratorium untuk menunjang pembelajaran. Setiap fasilitas dan
sarana prasarana sekolah dapat berfungsi dengan baik, begitu pula dengan wifi sekolah yang
dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat sekolah dari berbagai lokasi di sekolah. Pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan di SDN Kepanjenkidul 1 telah memanfaatkan perkembangan
teknologi, untuk menunjang proses pembelajaran seperti membagikan LKPD, membuat tugas
proyek, maupun mengeksplorasi materi.
SDN Kepanjenkidul 1 mendukung pengembangan kemampuan belajar dan bakat
minat peserta didik dengan memfasilitasi kebutuhan peserta didik dalam pembelajaran dan juga
ekstrakulikuler sesuai dengan bakat dan minatnya. Latar belakang sosial ekonomi peserta didik
di SDN Kepanjenkidul 1 adalah menengah ke bawah. Mayoritas masyarakat di sekitar
lingkungan sekolah yang menyekolahkan anak-anak mereka ke SDN Kepanjenkidul 1 (sistem
zonasi). Oleh karena lingkungan sekolah yang dekat dengan pasar, maka sebagian besar orang
tua memiliki pekerjaan sebagai wirausaha, dan beberapa PNS. Meskipun berasal dari latar
belakang sosial-ekonomi yang berbeda-beda, seluruh peserta didik SDN Kepanjenkidul 1
memiliki hak yang sama dalam mengakses dan memperoleh layanan pendidikan yang
berkualitas, tidak ada yang dibeda-bedakan.
Observasi juga dilakukan dengan melakukan wawancara kepada sampel peserta didik
kelas 4 untuk mengetahui mengenai minat dan motivasi belajar peserta didik di SDN
Kepanjenkidul 1 Kota Blitar. Didapatkan hasil bahwa peserta didik cenderung lebih menyukai
pembelajaran secara berkelompok. Sebelum pembelajaran di sekolah, peserta didik juga
mempelajari terlebih dahulu materi pembelajaran yang akan dibahas pada pertemuan esok hari,
namun mereka masih belum melakukan eksplorasi materi secara maksimal dengan
memanfaatkan teknologi karena peserta didik hanya sebatas mempelajari materi dari buku yang
mereka peroleh. Peserta didik juga mengungkapkan jika mereka akan kehilangan minat belajar
apabila materi yang dipelajari dirasa sulit sehingga konsentrasi belajar akan terganggu. Terkait
motivasi belajar peserta didik, mereka mengungkapkan faktor yang memengaruhi motivasi
belajar mereka adalah dorongan dari mereka sendiri untuk belajar, selain itu juga dari
lingkungan belajar seperti strategi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Dari analisis profiling hasil observasi tersebut dan sesuai Implementasi Kurikulum
Merdeka dan Pembelajaran Paradigma Baru, guru dituntut untuk menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi. Dengan adanya penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini, bahasan dalam
proses pelaksanaan pembelajaran akan lebih mudah dipahami dan diterima peserta didik karena
disesuaikan dengan diri masing-masing peserta didik. Berdasarkan hasil observasi terkait
pembelajaran yang dilakukan di SDN Kepanjenkidul 1, ditemukan beberapa kondisi yaitu, 1)
Pelaksanaan pembelajaran harus mengikuti dan memanfaakan perkembangan teknologi, 2)
Gaya belajar peserta didik mayoritas visual, 3) Peserta didik lebih menyukai pembelajaran
secara berkelompok 4) Peserta didik merasa jenuh terhadap strategi pembelajaran yang sama
di setiap pertemuannya. Berdasarkan temuan tersebut, beberapa tindak lanjut telah dilakukan
sebagai perwujudan dari evaluasi pembelajaran, maka disusunlah laporan dengan judul
“Laporan Hasil Pelaksanaan Pameran Akhir Perkuliahan pada Kegiatan PPL 1 di SDN
Kepanjenkidul 1 Kota Blitar”.
BAB II
ANALISIS PERMASALAHAN BERDASARKAN KAJIAN TEORI
Setelah melakukan observasi, wawancara, dan telaah dokumen, ditemukan beberapa
hasil temuan kondisi sebagai berikut.
1) Pelaksanaan pembelajaran harus mengikuti dan memanfaakan perkembangan
teknologi.
Selaras dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yang tidak hanya menuntut
peserta didik untuk menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga kecakapan abad ke-21 yang
dikenal dengan 6C (Character, Citizenship, Critical Thinking, Creativity, Collaboration, dan
Communication). Meskipun terikat dengan budaya dan kearifan lokal, praktek pendidikan
tidak boleh tertutup akan perkembangan zaman. Perubahan pola pendidikan pada abad 21 saat
ini merupakan dampak dari adanya globalisasi atau biasa disebut dengan era keterbukaan yang
dibuktikan dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Seorang guru
harus memiliki satu langkah perubahan dalam pelaksanaan pendidikan abad ini, artinya guru
harus melakukan inovasi pada proses pembelajaran yang dilaksanakan seperti mengalihkan
proses pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada peserta didik.
Guru harus bisa mempersiapkan siswanya untuk hidup di abad digital, salah satunya
menggunakan pengetahuan mereka tentang materi pelajaran, pembelajaran dan teknologi untuk
memfasilitasi pengalaman yang dipelajari siswa tingkat lanjut, kreativitas, dan inovasi dalam
situasi tatap muka dan virtual. Relevan dengan penelitian dari Rahmadi pada tahun 2019
dengan metode kajian literatur menunjukkan bahwa ada model kerangka TPACK
(Technological Pedagogical Content Knowledge) yang sebagai satu jenis pengetahuan baru
dimana harus pendidik kuasai agar mampu mengintegrasikan teknologi ke dalam
pembelajaran. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Affandi pada tahun 2019 dengan
pendekatan kualitatif menunjukkan bahwa bahwa guru harus memiliki keterampilan 4C,
mampu memanfaatkan teknologi melalui keterampilan. (dalam Rahayu, 2022)
Praktek pelaksanaan pembelajaran di SDN Kepanjenkidul 1 mengharuskan guru
untuk memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada seperti LCD, proyektor, wifi sekolah. Sarana
prasarana tersebut dapat membantu guru dalam menciptakan strategi pembelajaran yang
variatif dan mengakomodasi kebutuhan peserta didik yang berbeda-beda seperti membuat
media powerpoint interaktif, kuis permainan online, maupun menayangkan video
pembelajaran. Untuk mendukung hal tersebut, sekolah memiliki kebijakan dengan
memperbolehkan peserta didik untuk membawa smartphone dan mengoperasikannya selama
proses pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mempermudah proses pembelajaran karena
peserta didik dapat mengakses literatur belajar yang lebih luas lagi. Namun sayangnya, tidak
semua guru mampu memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut. Beberapa guru masih
melaksanakan praktek pembelajaran yang kontekstual secara tradisional bahkan hanya
menggunakan satu buku paket sebagai pedoman pembelajaran.
2) Gaya belajar peserta didik mayoritas visual.
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh adanya perubahan di dalam dirinya. Perubahan tersebut meliputi kognitif
(pemahamannya), afektif (sikap dan mental), dan psikomotor (perilakunya). Proses belajar
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal (faktor jasmani dan psikologi) dan
eksternal (faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat). Keberhasilan proses pembelajaran
ditentukan oleh banyak hal seperti kompetensi guru, lingkungan pendidian, gaya belajar siswa,
dan masih banyak faktor yang lainnya. Gaya belajar adalah cara individu untuk menyerap dan
memproses informasi dengan mudah sesuai dengan kemampuannya. Gaya belajar setiap siswa
yang beragam nantinya harus mampu diakomodasi oleh guru pada proses pembelajaran. Gaya
belajar yang beragam ini tentunya harus diakomodasi juga dengan beragam model pengajaran.
Oleh karena itu, penting bagi guru mengetahui bagaimana kecenderungan siswanyanya dalam
belajar dan tentunya siswa juga harus dijelaskan tentang tes gaya belajarnya ini. Dengan
memahami gaya belajar, keberhasilan belajar akan tercapai. Hal ini juga berguna untuk
meningkatkan kesadaran siswa mengenai aktivitas belajar yang cocok atau tidak cocok dengan
kecenderungan gaya belajaranya. Terakhir, siswa dapat merencanakan tujuan belajarnya yang
membawa kepada proses belajar yang efektif dan efisien. (Alhafiz, 2022)
Praktek pembelajaran yang dilaksanakan di SDN Kepanjenkidul 1 berdasarkan hasil
observasi dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran belum maksimal. Mayoritas
guru cenderung tidak memperhatikan gaya belajar yang dimiliki peserta didik dalam
merancang dan melaksanakan proses pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
guru masih disamaratakan antara peserta didik satu dengan yang lainnya.
3) Peserta didik lebih menyukai pembelajaran secara berkelompok.
Dalam Syahputra (2018) dijelaskan bahwa terdapat empat prinsip pokok
pembelajaran abad ke-21 yaitu instruction should be student-centered, education should be
collaborative, learning should have context, dan schools should be integrated with society.
Sesuai dengan prinsip pokok kedua yaitu education should be collaborative, dalam hal ini
peserta didik harus diajarkan untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain. Berkolaborasi dengan
orang-orang yang berbeda dalam latar budaya dan nilai-nilai yang dianutnya. Dalam menggali
informasi dan membangun makna, siswa perlu didorong untuk bisa berkolaborasi dengan
teman-teman di kelasnya. Dalam mengerjakan suatu proyek, siswa perlu dibelajarkan
bagaimana menghargai kekuatan dan talenta setiap orang serta bagaimana mengambil peran
dan menyesuaikan diri secara tepat dengan mereka. (dalam Rahayu, 2022)
Praktek pembelajaran yang dilakukan di SDN Kepanjenkidul 1 telah menerapkan
pembelajaran yang berkolaborasi. Penerapan ini menciptakan kebiasaan peserta didik untuk
bekerja secara berkelompok. Namun sayangnya, kegiatan ini terkadang disalahgunakan oleh
peserta didik sehingga tidak sesuai dengan tujuan dan hasil yang didapat tidak maksimal. Ada
beberapa peserta didik yang menggantungkan diri pada anggota kelompoknya, akhirnya
kontribusi setiap peserta didik tidaklah sama.
4) Peserta didik merasa jenuh terhadap strategi pembelajaran yang sama di setiap
pertemuannya.
Praktek pembelajaran di SDN Kepanjenkidul 1 memang telah mendukung
pemanfaatan perkembangan teknologi, namun beberapa guru masih menggunakan model
pembelajaran dengan metode ceramah. Hal ini membuat peserta didik sering mengeluh bosan
dengan pembelajaran. Selain itu, banyak guru yang melakukan pembelajaran dengan model
yang sama setiap harinya. Misalnya pada pertemuan minggu ini dilaksanakan dengan
mengerjakan LKPD secara berkelompok lalu melakukan demonstrasi. Pada pertemuan
selanjutnya guru melakukan model yang sama hingga beberapa pertemuan kedepannya.
Dengan keadaan tersebut, peserta didik sering mengeluh jenuh dalam belajar karena
pembelajaran masih berpusat dari guru tanpa memberikan kesempatan peserta didik untuk
mengungkapkan keinginannya dalam belajar.
Sesuai dengan prinsip pertama dari empat prinsip pokok pembelajaran abad ke 21
dalam Syahputra (2018) yaitu instruction should be student-centered. Proses pembelajaran
seharusnya menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa
ditempatkan sebagai subjek pembelajaran yang secara aktif mengembangkan minat dan potensi
yang dimilikinya. Siswa tidak lagi dituntut untuk mendengarkan dan menghafal materi
pelajaran yang diberikan guru, tetapi berupaya mengkonstruksi pengetahuan dan
keterampilannya, sesuai dengan kapasitas dan tingkat perkembangan berpikirnya, sambil
diajak berkontribusi untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang terjadi di masyarakat.
(dalam Rahayu, 2022)
BAB III
OUTPUT PRODUK YANG TELAH DIBUAT

Produk luaran hasil dari pelaksanaan PPL 1 SDN Kepanjenkidul 1 yang dibuat oleh
mahasiswa terdiri dari modul ajar, media pembelajaran berupa aplikasi pembelajaran yang
diberi nama “APGEMA”, dan Video pelaksanaan pembelajaran melalui YouTube. Berikut
uraian lebih lengkap mengenai output produk yang telah dibuat.

A. Modul Ajar

Modul ajar yang dibuat adalah modul ajar Kurikulum Merdeka pada tingkat fase B
kelas 4 semester genap. Modul ajar yang dibuat terdiri dari

1) Modul Ajar Gerak Dasar Manipulatif


2) Modul Ajar Aktivitas Senam Lantai
3) Modul Ajar Aktivitas Kebugaran Jasmani

B. Media Pembelajaran

Media pembelajaran diperlukan bagi pengajar untuk dapat membuat para siswa
semakin bersemangat dalam belajar. Media pembelajaran merupakan salah satu cara atau alat
bantu yang digunakan dalam proses mengajar. Penggunaan media pembelajaran ini bertujuan
untuk merangsang pola pembelajaran agar dapat menunjang keberhasilan dari proses belajar
mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar dapat efektif untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Kegiatan pembelajarn di SDN Kepanjenkidul 1 Kota Blitar juga memanfaatkan
media pembelajaran berupa media visual yaitu Media Pembelajaran Interaktif.

C. Video pelaksanaan pembelajaran melalui YouTube

Pembuatan video pembelajaran melalui YouTube memiliki beberapa tujuan yang


sangat bermanfaat, seperti mempermudah akses pembelajaran, menjelaskan materi dengan
lebih baik, meningkatkan partisipasi siswa, meningkatkan kualitas pembelajaran, menyediakan
konten yang berkualitas, dan memberikan alternatif pembelajaran. Dengan adanya video
pembelajaran, para siswa dapat mengakses materi pelajaran secara fleksibel dari mana saja dan
kapan saja. Video pembelajaran juga dapat membantu siswa memahami materi pelajaran
dengan lebih baik dan efektif melalui penggunaan alat bantu visual dan audio yang lebih baik.
Selain itu, video pembelajaran dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar dan
memberikan alternatif pembelajaran bagi siswa yang kesulitan dalam belajar di kelas. Untuk
mencapai tujuan tersebut, pendidik harus menyediakan konten yang berkualitas dan membuat
video sebaik mungkin seperti karya manusia asli dengan penggunaan narasi yang jelas dan
menarik serta alat bantu visual dan audio yang baik. Dengan adanya video pembelajaran di
platform YouTube, pendidik dapat menyediakan konten yang berkualitas untuk siswa dan
orang tua yang ingin mengetahui lebih banyak tentang materi pelajaran yang diajarkan.
BAB IV
DESAIN PAMERAN HASIL PELAKSANAAN PPL 1

Pelaksanaan pameran dilakukan secara digital dengan memanfaatkan platform yang


dikenal dengan nama “canva.com”. Pameran dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
melalui gadget yang memiliki koneksi internet. Pengunjung dapat langsung mengklik pilihan
output yang terdiri dari modul ajar, Media Pembelajaran, Video pelaksanaan pembelajaran.
Setelah mengklik pilihan menu pada pilih karya, pengunjung akan diarahkan menuju
penyimpanan digital tempat disimpannya output pameran. Pameran dapat diakses melalui link
https://www.canva.com/design/DAFesEUdn54/pi-
ChyHAIdhSETLOZV9FlA/view?utm_content=DAFesEUdn54&utm_campaign=designshare&utm_m
edium=link&utm_source=publishsharelink. Berikut tampilan desain dashboard dari pameran:
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik bukan lagi menjadi suatu hal yang
asing dalam kegiatan pembelajaran. Seiring dengan adanya paradigma baru dalam pendidikan,
maka kegiatan pembelajaran juga semakin beradaptasi dengan kondisi dan kebutuhan
pendidikan. Mewujudkan pendidikan yang berpihak pada siswa dan memerdekakan siswa
tentunya tidak terlepas dari kegiatan memahami tentang peserta didik dan pembelajarannya.
Dalam kegiatan pameran ini, saya mencoba merepresentasikan kegiatan pembelajaran PPL
PPG di SDN Kepanjenkidul 1 Kota Blitar berdasarkan latar belakang masalah dan analisis
kondisi, karakteristik, dan kebutuhan siswa. Hasil output kegiatan PPL di SDN Kepanjenkidul
1 Kota Blitar terdiri dari 1) Modul Ajar, 2) Media Pembelajaran , 3) Video Pembelajaran.

B. Saran
Berikut beberapa saran yang dapat direalisasikan oleh beberapa pihak .
1) Bagi Sekolah
• Sekolah sebaiknya melakukan tes diagnostik diawal masuk sekolah serta
menindaklanjuti hasilnya, agar tes diagnostik yang dilaksanakan dapat tepat guna.
• Sekolah mengadakan pelatihan untuk para guru terkait dengan pelaksanaan
pembelajaran, sehingga pembelajaran akan sesuai dengan rancangan dalam Kurikulum
Merdeka.
• Sekolah mengadakan pelatihan media pembelajaran visual untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran.
2) Bagi Mahasiswa PPL
• Dapat menerapkan pembelajaran dengan mengimplementasikan materi yang
didapatkan selama perkuliahan dan mengombinasikan dengan pelajaran yang ditemui di
lingkungan sekitar.
• Melaksanakan pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta didik dan
mengakomodirnya agar pembelajaran dapat menjadi bermakna
3) Bagi Universitas
• Memberikan pembekalan bagi mahasiswa sebelum melakukan praktek mengajar di
sekolah-sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, Resti. 2022. Inovasi Pembelajaran Abad 21 dan Penerapannya di Indonesia.


Jurnal Basicedu 2(6), dari https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i2.2082
Alhafiz, Nurzaki. 2022. Analisis Profil Gaya Belajar Siswa untuk Pembelajaran
Berdiferensiasi di SMP Negeri 23 Pekanbaru. Jurnal Cakrawala Ilmiah (1)5, dari
http://bajangjournal.com/index.php/JCI

Anda mungkin juga menyukai