Anda di halaman 1dari 114

SKRIPSI

PENGARUH METODE MEMBACA GLENN DOMAN TERHADAP


KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK DI KELOMPOK
BERMAIN IDAMAN KABUPATEN MAROS

THE EFFECT OF THE GLENN DOMAN READING METHOD ON EARLY


READING SKILLS OF CHILDREN IN IDAMAN PLAY GROUP IN MAROS
DISTRICT

AULIYA RAHMAH

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021

i
PENGARUH METODE MEMBACA GLENN DOMAN TERHADAP
KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK DI KELOMPOK
BERMAIN IDAMAN KABUPATEN MAROS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan Guru pada Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Starta Satu
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar

Oleh
AULIYA RAHMAH
1749041008

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021

ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Auliya Rahmah

Nim : 1749041008

Program Studi : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Judul : Pengaruh Metode Membaca Glenn Doman Terhadap

Kemampuan Membaca Permulaan Anak Di Kelompok

Bermain Idaman Kabupaten Maros

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar merupakan
hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran sendiri. Apabila
mengandung unsur plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut sesuai ketentuan yang berlaku.

Makassar, 20 Oktober 2021


Yang membuat pernyataan,

Auliya Rahmah

iv
MOTTO

“Apapun keinginan kita, kalau mau terwujud”


“jangan lupa untuk bersujud”

(Auliya Rahmah, 2021)

Ku Peruntukkan:
Kepada kedua orang tuaku, seluruh keluargaku, dan teman-temanku yang selalu
memberikan semangat, motivasi, nasehat, kasih sayang yang begitu besar
selama saya berjuang dalam menyelesaikan skripisi ini.

v
ABSTRAK

Auliya Rahmah. 2021, pengaruh metode membaca Glenn Doman terhadap


kemampuan membaca permulaan anak di Kelompok Bermain Idaman Kabupaten
Maros. Skripsi. Di bimbing oleh Dr. Parwoto, M.Pd dan Dr. Azizah Amal, SS.
M.Pd. Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Makassar.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode membaca Glenn
Doman terhadap kemampuan membaca permulaan anak di Kelompok Bermain
Idaman Kabupaten Maros. Pedekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian Quasi Experiment Design. Populasi
dalam penelitian ini yaitu kelas B Kelompok Bermain Idaman Kabupaten Maros
dan pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan sampel jenuh. Sampel
dalam penelitian ini berjumlah 12 anak yang dibagi kedalam kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik analisis deskriptif dan
teknik analisis statistik nonparametrik. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan
bahwa peningkatan kemampuan membaca permulaan anak yang diberi perlakuan
menggunakan metode membaca Glenn Doman pada kelas eksperimen lebih baik
dari kelas kontrol. Hal ini yang membuktikan bahwa metode membaca Glenn
Doman berpengaruh terhadap kemampuan membaca permulaan anak.
Kata Kunci: Kemampuan membaca permulaan, Metode Glenn Doman

vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur bagi Allah SWT. Karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya, serta masih diberi-Nya kekuatan, perlindungan, dan kesehatan

sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “Pengaruh metode

membaca Glenn Doman terhadap kemampuan membaca permulaan anak di

Kelompok Bermain Idaman Kabupaten Maros”. Penulisan skripsi ini diajukan

sebagai salah satu syarat tugas akhir guna meraih Gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu

Pendidikan, Universitas Negeri Makassar.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan

yang penulis alami, namun berkat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak,

hambatan dan kesulitan tersebut dapat diatasi. Penulis telah mencurahkan segala

kemampuan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Dalam proses penyelesaian

skripsi ini, penulis mendapatkan dukungan, bimbingan saran dan bantuan dari

berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini, dengan rasa hormat penulis

mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Parwoto, M.Pd selaku pembimbing I

dan ibu Dr. Azizah Amal, SS., M.Pd selaku pembimbing II yang selalu memberikan

arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai

pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam, M.Tp. IPU. Rektor Universitas Negeri Makassar

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimbah ilmu

selama di Perguruan Tinggi Negeri.

vii
2. Dr. Abdul Saman, M.Si., Kons Dekan, Dr. Mustafa, M.Si sebagai Wakil

Dekan I, Dr. Pattaufi, S. Pd., M.Si sebagai Wakil Dekan II, Dr. H. Ansar, M.Pd

sebagai Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Makassar yang telah memberikan pelayanan akademik, administrasi dan

kemahasiswaan selama proses pendidikan dan penyelesaian studi.

3. Dr. Rusmayadi, S.Pd., M.Pd sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Makassar yang telah memberikan banyak ilmu, bimbingan dan memfasilitasi

penulis selama proses perkuliahan.

4. Dr. Azizah Amal, SS., M.Pd selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini yang memberikan banyak ilmu dan bimbingan bagi

penulis selama proses perkuliahan.

5. Bapak Ibu dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar

khususnya dalam lingkup Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak

Usia Dini yang telah memberikan pengetahuan dalam perkuliahan. Serta Staf

di Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini yang telah

banyak membantu dalam pelayanan administrasi akademik penulis selama

dalam pendidikan dan penyelesaian Skripsi

6. Ibu Andi Munawarah, selaku kepala sekolah Kelompok Bermain Idaman atas

izin untuk melakukan penelitian dan bantuan selama melaksanakan kegiatan

penelitian.

7. Guru dan Anak kelompok B Kelompok Bermain idaman atas kerjasamanya

dalam penelitian ini.

viii
8. Kelima saudaraku Amelya Fitriana, Asis Nurwahyu, Ali Akbar Velayati,

Achmad Nurhadi, dan Ariq Risqullah Musaddaq serta kedua kakak iparku

Melanis dan Syaleha yang juga turut memberikan doa, motivasi dan bantuan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman PGPAUD angkatan 2017 khususnya 2017 A terima kasih atas

kerjasama, bantuan, serta pengalamannya selama menduduki bangku

perkuliahan serta dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi.

10. Teman seperjuangan selama perkuliahan dari awal hingg akhir Nur hikmawati

dan Nur Rahmatika putri serta Nabilah Hf. yang turut menemani, membantu

dan memberi semangat di semester akhir ini.

11. Teman-teman IMM UNM khususnya IMM FIP yang telah membantu dan

memberi dukungan.

12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Pada kesempatan ini penulis secara istimewa menyampaikan terima

kasih kepada kedua orang tua tercinta, bapak Drs.Abdul Syukur dan Ibu Wahidah,

A.M.Kep selaku orang yang telah membesarkan, mendidik dan mengorbankan

segalanya demi kepentingan penulis, yang sampai detik ini tiada hentinya

menghanturkan doa, kasih sayang, motivasi dan dukungan yang sangat berharga

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini. Terima kasih dengan setulus hati,

semoga Allah memberikan balasan kepada semua pihak yang telah memberikan

dukungan dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

ix
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat

dan digunakan sebagaimana mestinya.

Makassar, 20 Oktober 2021

Auliya Rahmah

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................i


HALAMAN JUDUL .........................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..........................................................iv
MOTTO .............................................................................................................v
ABSTRAK ........................................................................................................vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................vii
DAFTRA ISI ......................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1


B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan Penelitian 6
D. Manfaat Penelitian 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS 8

A. Kajian Teori 8
1. Membaca Permulaan 8
2. Metode Glenn Doman 19
B. Kerangka Pikir 32
C. Hipotesis 34
BAB III METODE PENELITIAN 35

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 35


B. Tempat dan Waktu Penelitian 35
C. Desain Penelitian 35
D. Populasi dan Sampel 36

xi
E. Definisi Operasional Variabel 36
F. Teknik Pengumpulan Data 37
G. Teknik Analisis Data 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................40
A. Penyajian Data, Proses, dan Hasil Penelitian ............................................40

B. Pembahasan Hasil Penelitian .....................................................................61

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................65


A. Simpulan ....................................................................................................65

B. Saran ..........................................................................................................66

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................67


LAMPIRAN .......................................................................................................69
RIWAYAT HIDUP

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Bagan alur Kerangka Pikir 33


Gambar 3.1 Desain Penelitian 35

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman


4.1 Kemampuan Membaca Permulaan Anak Sebelum
Dilakukan Metode Membaca Glenn Doman 44
1.2 Kemampuan Membaca Permulaan Anak Setelah

Dilakukan Metode Membaca Glenn Doman 56


1.3 Tabel Distribusi Frekuensi Kemampuan Membaca

Permulaaan Anak Pada Kelas Kontrol (Pre-Test) 57


1.4 Tabel Distribusi Frekuensi Kemampuan Membaca

Permulaan Anak Pada Kelas Eksperimen (Pots-Test) 59

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Persuratan

A.1 Pengesahan Usulan Penelitian

A.2 Surat Izin Penelitian

A. 3 Surat Izin Penelitian Provinsi Sulawesi Selatan

A. 4 Surat Izin Penelitian Kabupaten Maros

A.5 Surat Keterangan Selesai Penelitian

A.6 Surat Validasi Instrumen

A.7 Jadwal Kegiatan 1 Minggu Di Rumah

Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Lampiran 2 Instrumen Penelitian

Lampiran 3 Skenario Perlakuan Kegiatan Penelitian

Lampiran 4 Daftar Nama Anak

Lampiran 5 Data Hasil Penelitian

Lampiran 6 Grafik Histogram

Lampiran 7 Penyajian Data

Lampiran 8 Hasil Data Thitung

Lampiran 9 Hasil Data Zhitung

Lampiran 10 Tabel Ttabel

Lampiran 11 Tabel Wilcoxon Ztabel

Lampiran 12 Dokumentasi

Riwayat Hidup

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak usia dini adalah seorang anak yang memiliki rentang usia 0-6 tahun.

Usia ini memiliki ciri khas dalam perubahan tingkah laku. Menurut Sulistyawati

dan Sujarwo (2016: 29), “Anak usia dini merupakan masa yang tepat untuk

melakukan pendidikan. Pada masa ini, anak sedang mengalami proses pertumbuhan

dan perkembangan yang luar biasa”. The golden age atau masa keemasan

merupakan masa dimana anak memiliki banyak potensi yang sangat baik untuk

dikembangkan. Tahapan perkembangan anak sangat menakjubkan karena tidak

hanya segi fisik saja yang berkembang pada fase ini, tetapi juga dari segi psikologis

hingga intelegentinya. Anak usia dini perlu mendapat upaya pembinaan karena usia

tersebut merupakan periode penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Artinya jika terjadi hambatan pada masa anak usia dini maka akan mengakibatkan

terhambatnya pada masa-masa selanjutnya. Pengalaman pada masa anak usia dini

memiliki peran yang sangat penting dalam keseluruhan proses perkembangan

aspek-aspek kepribadian pada masa-masa selanjutnya. Program pendidikan anak

usia dini sebaiknya memberikan stimulus untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan anak.

Dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia

nomor 137 tahun 2014 tentang standar nasional pendidikan anak usia dini pasal 1

ayat 10 menyatakan bahwa:

1
2

“Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang


ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 (enam) tahun
yang dilakukan melalui pemberian rancangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.

Salah satu aspek yang dikembangkan sejak usia dini adalah bahasa. Aspek

perkembangan bahasa penting untuk dikembangkan karena dengan berbahasa anak

bisa memahami kata, kalimat, dan dapat memahami hubungan antara bahasa lisan

dan tulisan. Menurut suhartono dalam puspitorini (2018: 42), “Bahasa anak adalah

bahasa yang dipakai oleh anak untuk menyampaikan keinginan, pikiran, harapan,

permintaan, dan lain-lain untuk kepentingan pribadinya”. Pengetahuan tentang

perkembangan bahasa anak usia dini sangat membantu untuk meningkatkan

perkembangan kemampuan bahasa anak. Bahasa merupakan bentuk komunikasi

baik lisan, tulisan atau isyarat yang berdasarkan pada suatu sistem dari simbol-

simbol. Bahasa juga merupakan cara untuk menyampaikan pesan yang diinginkan

sehingga kemampuan bahasa perlu dikembangkan karena digunakan untuk

berkomunikasi.

Salah satu aspek bahasa yang harus dipersiapkan dan dikembangkan pada

anak usia dini untuk menghadapi jenjang pendidikan selanjutnya adalah

kemampuan mengenal huruf yang nantinya dapat berkembang menjadi kemampuan

membaca kata. Tahapan perkembangan bahasa anak usia dini berkembang seiring

dengan bertambahnya usianya, semakin bertambah usianya maka akan semakin

bertambah koleksi suku katanya. Hal tersebut terjadi karena pengaruh lingkungan,

motivasi, kecerdasan, kesehatan dan faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi

perkembangan bahasa anak. Tahap perkembangan bahasa anak yaitu: pralinguistik,


3

linguistik, pengembangan tata bahasa, dan tata bahasa menjelang dewasa

(Sulistyawati & Sujarwo, 2016).

Perkembangan bahasa keaksaraan anak usia 5-6 tahun dalam standar

nasional pendidikan anak usia dini antara lain: (1) menyebtkan simbol-simbol huruf

yang dikenal; (2) mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada

disekitarnya; (3) menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi atau huruf

awal yang sama; (4) memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf dan ; (5)

membaca nama sendiri.

Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan pembaca untuk

memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis

dengan melibatkan berbagai macam fungsi kognitif dan aktifitas fisik maupun

mental. Aktifitas fisik yang dimaksud yaitu gerakan mata, sedangkan aktifitas

mental berkaitan dengan pemahaman dan ingatan. Dengan kemampuan dan

keterampilan membaca maka sesorang dapat dengan mudah mengetahui informasi

yang ada disekitarnya. Dengan membaca seseorang akan memperoleh ilmu

pengetahuan dan pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh dengan

membaca, akan memungkinkan seseorang untuk mempertinggi daya pikirnya,

mempertajam pandangannya, dan memperluas wawasannya.

Menurut Gading, Magta, dan Pebrianti (2019: 271) “kemampuan membaca

permulaan bagi anak merupakan kemampuan membaca tingkat awal yang dapat

mengenali suku kata, dapat mengucapkan bunyi huruf, dan memahami berbagai

simbol huruf dalam suatu tulisan dan gambar”. Pembelajaran yang dapat

menstimulasi kemampuan membaca permulaan adalah dengan memberikan


4

pembelajaran yang dapat menarik perhatian dan minat anak seperti belajar sambil

bermain dan menggunakan media.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti pada bulan oktober

2020 terhadap anak usia 5-6 tahun terhadap kemampuan membaca permulaan

kelompok B di KB Idaman Kabupaten Maros, menunjukkan bahwa kemampuan

anak dalam mengenal konsep huruf dan kata sebagai tahapan proses membaca

permulaan belum sesuai dengan tahap-tahap perkembangan yang seharusnya. Saat

observasi langsung dan bertanya pada guru sebelum diadakan penelitian atau

tindakan, didapatkan hasil bahwa sebagian besar anak yaitu 14 dari 20 anak belum

memiliki kemampuan membaca permulaan. Metode membaca disajikan langsung

dari guru menggunakan metode eja dengan media buku, lembar kerja anak dan

papan tulis.

Hal ini dapat terlihat ketika guru menulis huruf dan kata di papan tulis dan

anak disuruh mengeja satu per satu huruf yang ada di dalam kata tersebut lalu

membacanya. Guru menjadi pusat pembelajaran dan anak duduk di tempat masing-

masing sehingga anak kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran. Proses

pembelajaran membaca dengan metode berpusat kepada guru masih terkesan

kurang menyenangkan bagi anak sehingga anak cepat bosan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi serta

kemampuan yang dimiliki anak diantaranya guru hendaknya memiliki keterampilan

dalam melakukan pemberian rangsangan pada setiap aspek perkembangan.

Kemampuan membaca yang masih rendah membutuhkan suatu rangkaian

pembelajaran yang menarik. Proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan
5

siswa di dalam kelas menentukan keberhasilan belajar siswa. Maka seorang guru

harus menyusun kegiatan pembelajaran dengan menerapkan berbagai metode

pembelajaran untuk menarik perhatian dan semangat belajar siswa.

Metode pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar sangat

dibutuhkan untuk menunjang kemampuan membaca siswa. Metode merupakan

suatu cara penyampaian materi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan. Seorang guru harus mampu memilih metode yang baik agar siswa tidak

bosan.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kemampuan membaca permulaan anak adalah metode glenn doman. Metode

membaca Glenn Domanadalah metode membaca cepat menggunakan kartu yang

berisi kata yang biasa disebut flash card. Kartu kata yang digunakan tersebut

berukuran 50 x 15 c m dengan tulisan yang berwarna merah. Kartu tersebut

dibacakan secara cepat dihadapan anak dan dilakukan secara berulang. Metode

membaca Glenn Domanadalah dengan langsung membaca kata yang bermakna.

Sehingga dari kata yang bermakna, anak-anak dapat langsung mengenal huruf dan

dapat membaca rangkaian huruf.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas maka peneliti tertarik

untuk melakukan sebuah penelitian sesuai dengan fakta-fakta permasalahan yang

terjadi, yakni dengan judul penelitian “Pengaruh Metode Membaca Glenn

DomanTerhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Di Kelompok Bermain

Idaman Kabupaten Maros”.


6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kemampuan membaca permulaan anak sebelum dan

setelah menggunakan metode Glenn Doman di Kelompok Bermain Idaman

Kabupaten Maros?

2. Apakah ada pengaruh penggunaan metode membaca Glenn Doman

terhadap kemampuan membaca permulaan anak di Kelompok Bermain

Idaman Kabupaten Maros?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perbedaan antara kemampuan membaca permulaan anak

menggunakan metode Glenn Doman dengan metode eja di Kelompok

Bermain Idaman Kabupaten Maros?

2. Untuk mengetahui adakah pengaruh penggunaan metode membaca Glenn

Doman terhadap kemampuan membaca permulaan anak di Kelompok

Bermain Idaman Kabupaten Maros.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis dan praktis, antara lain:


7

1. Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan tentang penggunaan metode membaca glenn doman. Penelitian

ini juga diharapkan dapat memberikan informasi dan dijadikan sebagai

sumber penelitian.

2. Manfaat praktis

a. Bagi anak

1) Dapat mengoptimalkan kemampuan membaca permulaan anak

dengan menggunakan metode membaca glenn doman.

2) Dapat memotivasi anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

membaca melalui penggunaan metode membaca glenn doman.

b. Bagi guru

1) Sebagai bahan masukan bagi guru tentang penggunaan metode

membaca Glenn Domanterhadap kemampuan membaca permulaan

anak.

2) Sebagai salah satu solusi permasalahan kemampuan membaca

permulaan anak.

c. Bagi sekolah

Dapat digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan metode disetiap pembelajarannya.

d. Bagi peneliti

Diharapkan dapat menjadi referensi untuk menambah pengetahuan

dan pengalaman serta mampu menerapkan ilmu yang diperoleh.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Membaca permulaan

a. Pengertian membaca permulaan

Membaca permulaan adalah kegiatan terpadu yang mencakup

beberapa kegiatan seperti mengenali huruf, suku kata, kata, dan kalimat.

Sehingga anak dapat menghubungkannya dengan bunyi, mengetahui

maknanya, dan dapat menarik kesimpulan dari bacaan tersebut. Menurut

Steinberg dalam Zulianingsih, Khan, dan Yulianto (2020: 118), membaca

permulaan adalah membaca yang diajarkan secara terprogram kepada anak

pra sekolah sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

Menurut Pertiwi (2016: 761), “kemampuan membaca permulaan

adalah keterampilan dasar pada aspek bahasa anak yang akan dijadikan bekal

untuk memasuki jenjang berikutnya”. Membaca permulaan juga merupakan

satu kesatuan kegiatan terpadu yang mencakup beberapa kegiatan dan lebih

menekankan pada pengenalan dan pengucapan lambang-lambang bunyi

berupa huruf, kata, dan kalimat sederhana. Hal ini dapat menambah

perbendaharaan kosa kata, pemahaman, wawasan pada anak, dan masih

dalam lingkup perkembangan bahasa anak bidang keaksaraan. Proses

membaca permulaan pada anak terdapat tahapan-tahapan sehingga anak tidak

8
9

mengalami kesulitan pada tahap selanjutnya yang mempunyai tingkat

kesukaran yang lebih.

Menurut Dewi (Gading, Magta, & Pebrianti, 2019: 271), membaca

permulaan merupakan tahap awal anak dalam proses belajar membaca.

kemampuan membaca tingkat awal, yaitu anak dapat mengenali suku kata,

dapat mengucapkan bunyi huruf, dan memahami berbagai simbol huruf

dalam suatu tulisan dan gambar. Membaca permulaan merupakan

keterampilan dasar siswa dan sebagai alat untuk mengetahui makna dan isi

pelajaran yang dipelajarinya di sekolah. Yang dapat menstimulasi

kemampuan membaca permulaan anak dalam pembelajaran adalah dengan

menggunakan media pembelajaran dan belajar sambil bermain, agar dapat

menarik perhatian anak.

Kemampuan membaca permulaan anak juga merupakan keterampilan

dasar pada aspek pekembangan bahasa anak yang dijadikan bekal untuk

perkembangan selanjutnya. Membaca permulaan merupakan satu kesatuan

kegiatan yang mencakup berbagai kegiatan seperti mengenal huruf dan kata,

menghubungkan kata dan bunyi, serta menarik kesimpulan dari bacaan yang

ada. Menurut Nahdi & Yunitasari (2019), membaca permulaan atau membaca

awal lebih menekankan pada pengenalan dan pengucapan lambang-lambang

bunyi yang terdiri dari huruf, kata, maupun kalimat dalam bentuk yang

sederhana.

Menurut Ani & Fitria (2019: 16), “kemampuan membaca permulaan


adalah kesanggupan seseorang dalam mengubah rangkaian huruf menjadi
rangkaian bunyi, belajar kata, suku kata, kalimat, dan mengerti makna yang
terkandung dari sebuah tulisan, serta daya atau kesanggupan seseorang untuk
10

melihat kondisi lingkungannya dan memberikan tanggapan atau respon atas


apa yang dilihatnya”.
Membaca dini atau membaca permulaan juga dapat diartikan sebagai

tahap awal yang dilakukan oleh anak untuk belajar mengenal huruf atau

simbol bunyi dan menyuarakannya, sebagai dasar untuk memperoleh

keterampilan dalam membaca. Membaca permulaan dapat dilakukan dengan

cara menghadirkan objek dan pengetahuan melalui imitasi atau tiruan,

permainan simbolis, menggambar, gambaran mental dan lisan, tahapan ini

disebut tahap pra-operasional (Sulistyawati & Sujarwo, 2016).

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh

pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata atau bahasa

tulis. Hakikat membaca permulaan yaitu kegiatan belajar mengenal lambang-

lambang bunyi bahasa dan rangkaian huruf kemudian menghubungkan

dengan makna yang terkandung dalam rangkaian huruf tersebut (Laely,

2013).

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan

membaca permulaan adalah kemampuan anak untuk melafalkan huruf, suku

kata, kata, dan kalimat sederhana dengan baik dan benar. Dalam membaca

permulaan anak dapat mengenal berbagai bunyi huruf dan kata yang akan

menambah kosa kata, wawasan, pemahaman terhadap lingkungan sekitarnya,

dan dalam lingkup perkembangan keaksaraan.

b. Tujuan membaca permulaan

Menurut Ani dan Fitria (2019), tujuan utama membaca permulaan

adalah agar anak mampu mengenal huruf, membaca kata dan kalimat
11

sederhana dengan lancar dan tepat. Adapun tujuan membaca permulaan di

PAUD, TK, RA, atau lembaga sederajatnya yaitu hanya pada mengenalkan

huruf, suku kata, dan kata dasar. Anak belajar mengenal huruf, merangkai

menjadi kata hingga kalimat sederahana, dan memahami maknanya dengan

melalui tahapan tertentu..

c. Tahap-tahap perkembangan kemampuan membaca permulaan

Menurut asmonah (2019: 31), kemampuan membaca permulaan untuk

anak dapat berlangsung dalam beberapa tahapan sebagai berikut:

1) Tahap fantasi (magical stage), yaitu anak sudah mulai belajar


menggunakan buku dengan cara melihat dan membalik lembaran
buku ataupun selalu membawa buku kesukaannya.
2) Tahap pembentukan konsep diri (self-concept stage), yaitu anak mulai
memandang dirinya sebagai pembaca terlihat dengan keterlibatan
anak dalam kegiatan membaca, berpura-pura membaca buku,
memaknai gambar berdasarkan pengalamannya, dan menggunakan
bahasa baku tapi tidak sesuai dengan tulisan.
3) Tahap membaca gambar (bridging reading stage), yaitu kesadaran
anak akan tulisan dalam buku mulai tumbuh dan menemukan kata
yang pernah ditemui sebelumnya, dapat mengungkapkan kata yang
bermakna dan berhubungan dengan dirinya. Pada tahap ini anak juga
sudah mengenal abjad, tulisan kata-kata puisi, dan lagu.
4) Tahap pengenalan (take off reader stage), anak sudah mulai
menggunakan tiga sistem isyarat yaitu graphoponik, sematik, dan
sintaksis. Anak juga mulai tertarik pada bacaan dan berusaha
mengenal serta membaca tanda-tanda yang ada pada lingkungan
sekitarnya.
5) Tahap membaca lancar (independent reader stage), yaitu anak sudah
mampu membaca berbagai jenis buku secara bebas. Orang tua dan
guru masih harus tetap membacakan buku pada anak dengan maksud
dapat mendorong anak untuk memperbaiki bacaannya.
Dalam membaca anak usia dini memiliki perkembangan yang unik.

Nurbiana Dhieni (Gading, dkk., 2019: 271), menjelaskan ada lima tahap

perkembangan dasar kemampuan membaca permulaan pada anak, yaitu:

1) Tahap fantasi (magical stage)


12

Pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku, anak berpikir
bahwa buku itu adalah sesuatu yang penting, dan anak selalu bawa
buku kesukaannya.
2) Tahap pembentukan konsep diri (self concept stage)
Anak memposisikan dirinya sebagai pembaca dan mulai melibatkan
dirinya dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca.
3) Tahap membaca gambar (Bridging reading stage)
Anak memahami benda yang dicetak, mulai dapat menemukan kata
yang sudah dikenal, mengulang kembali cerita yang tertulis, dan telah
mengenal abjad.
4) Tahap pengenalan bacaan (Take-off reader stage)
Anak mulai tertarik dengan bacaan dan mulai menggunakan tanda-
tanda yaitu grafofonik, semantik, dan sintaksis.
5) Tahap membaca lancar (independent reader stage)
Pada tahap ini anak sudah dapat membaca berbagai jenis buku secara
bebas. Namun, orang tua dan guru masih tetap harus membacakan
buku pada anak.
Tahap perkembangan membaca menurut Cochrane (Laely, 2013),

yaitu: 1) Tahap magic (magical stage); 2) Tahap konsep diri (self concept

stage); 3) Tahap pembaca antara atau tahap membaca gambar (bridging

reading stage); 4) Tahap lepas landas atau tahap pengenalan bacaan (take-off

reader stage); 5) Tahap independen atau tahap membaca lancar (independent

reader stage).

d. Faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca permulaan

Menurut Lamb dan Arnold (Pertiwi, 2016: 761), faktor yang

mempengaruhi kemampuan membaca permulaan, yaitu:

1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis,
dan jenis kelamin. Misalnya kelelahan, kondisi yang tidak
menguntungkan bagi anak untuk belajar.
2) Faktor intelektual
Dalam faktor intelektual terdapat hubungan positif antara kecerdasan
yang ditunjukkan oleh IQ dengan rata-rata peningkatan remedial
membaca.
3) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan mencakup latar belakang pengalaman anak dan
status sosial ekonomi keluarga.
13

4) Faktor psikologis
Dalam faktor psikologi mencakup motivasi, minat baca, kematangan
sosio, kematangan emosi, dan kepercayaan diri.
e. Faktor pendukung dan penghambat membaca permulaan

Hal-hal yang dapat mendukung anak dalam belajar membaca (Laely,

2013), yaitu:

1) Mengenali dan menamai huruf

2) Mengenali huruf depan kata-kata yang dikenali

3) Mengenali huruf besar dan kecil

4) Menghubungkan huruf dengan bunyi yang didengar

Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran

membaca permulaan (Sulistyawati & Sujarwo, 2016: 30), yaitu:

1) Sebagian besar anak mengalami kesulitan dalam membaca permulaan


2) Guru belum menggunakan media pengajaran yang sesuai dengan
perkembangan anak dalam menyampaikan materi kegiatan
pembelajaran
3) Guru lebih dominan menggunakan metode ceramah, sehingga
penyampaian materi pembelajaran yang monoton membuat anak
merasa jenuh dalam mengikuti kegiatan belajar.

f. Metode pembelajaran membaca permulaan

Kemampuan membaca permulaan bagi siswa bermanfaat untuk

memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan

intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut.

Pembelajaran membaca permulaan merupakan tingkatan proses

pembelajaran membaca untuk menguasai sistem tulisan sebagai

sepresentasi visual bahasa. Tingkatan ini sering disebut dengan tingkatan

belajar membaca (learning to read) (Muhyidin, Rosidin, dan Salpariansi,

2018).
14

Untuk dapat mengajarkan membaca dan menulis permulaan seperti

dikutip dari Halimah (2014) ada beberapa metode yang dapat dijadikan

acuan untuk mengajarkannya, yaitu:

1) Metode Eja

Pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metodenya

ini memulai pengajarannya dengan memperkenalkan huruf-huruf secara

alfabetis. Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan anak sesuai

dengan bunyinya menurut abjad. Sebagai contoh A/a, B/b, C/c, E/e, F/f,

dan seterusnya, dilafalkan sebagai (a), (be), (ce), (de), (e), (ef), dan

seterusnya. Kegiatan ini diikuti dengan latihan menulis lambang, tulisan,

seperti a, b, c, d, e, f, dan seterusnya.

Setelah melalui tahapan ini, para siswa diajak untuk berkenalan

dengan suku kata dengan cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah

dikenalnya misalnya : B, u, k, u menjadi b-u bu (dibaca atau dieja/be-

u/(bu), k-u ku (dibaca atau dieja/ke-u/(ku), bu-ku dilafalkan buku.

Proses ini sama dengan menulis permulaan, setelah anak-anak bisa

menuliskan huruf-huruf lepas, kemudian dilanjutkan dengan belajar

menulis rangkaikan huruf yang serupa suku kata. Sebagai contoh, diambil

kata ‘buku’ tadi, selanjutnya, anak diminta menulis seperti ini : bu-ku

buku.

Proses pembelajaran selanjutnya adalah pengenalan kalimat-

kalimat sederhana. Contoh-contoh perangkaian huruf menjadi suku kata,

suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat diupayakan mengikuti
15

prinsip pendekatan spiral, pendekatan komunikatif, dan pengalaman

berbahasa.

2) Motode Bunyi

Proses pembelajaran membaca permulaan pada metode bunyi ini

berasal dari pertama atau permula dari kata yang ia dengar, melalui proses

pelatihan dan proses tubian. Proses dasar dari proses pembelajarannya

yang tidak jauh berbeda dengan metode eja/abjad.

3) Metode Suku Kata

Proses pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan

metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, seperti: ba, bi, bu, be, bo

/ ca, ci, cu, ce, co / da, di, du, de, do / ka, ki, ku, ke, ko/., dan seterusnya.

Suku-suku kata tersebut, kemudian dirangkaikan menjadi kata-kata

bermakna. Sebagai contoh, dari daftar suku kata tadi, guru dapat membuat

berbagai variasi paduan suku kata menjadi kata-kata bermakna, untuk

bahan ajar membaca menulis permulaan.

Kata-kata tadi misalnya :

ba-bi cu-ci da-da ka-ki

ba-bu ca-ci du-da ku-ku

bi-bi ci-ca da-du ka-ku

ba-ca ka-ca du-ka ku-da

Proses perangkaian suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat

sederhana, kemudian ditindaklanjuti dengan proses pengupasan atau

penguraian bentuk-bentuk tersebut menjadi satuan-satuan bahasa terkecil


16

di bawahnya, yakni dari kalimat ke dalam kata dan dari kata ke dalam

suku-suku kata. Proses pembelajaran MMP yang melibatkan kegiatan

merangkai dan mengupas, kemudian di lahirkan istilah lain untuk metode

ini yakni metode rangkai kupas.

4) Metode Kata

Proses pembelajaran membaca, menulis permulaan seperti yang

digambarkan dalam langkah-langkah di atas dapat pula dimodifikasi

dengan mengubah objek pengenalan awalnya. Sebagai contoh proses

pembelajaran membaca, menulis permulaan diawali dengan pengenalan

sebuah kata tertentu. Kata ini kemudian dijadikan lembaga sebagai dasar

untuk pengenalan suku kata dan huruf.

5) Metode Global

Metode ini sering dikatakan dengan metode kalimat. Dikatakan

demikian karena alur proses pembelajaran membaca, menulis permulaan

yang diperlihatkan melalui metode ini diawali dengan penyajian beberapa

kalimat secara global. Sebagai contoh : memperkenalkan gambar,

mengurangi salah stau kalimat menjadi kata; kata menjadi suku kata; dan

suku kata menjadi huruf-huruf.

Sebagai contoh, di bawah ini dapat anda lihat bahan ajar untuk

membaca dan menulis permulaan yang menggunakan metode global.

a) Memperkenalkan gambar dan kalimat

Ini mama

Ini buku
17

b) Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata, kata menjadi suku

kata. Suku kata menjadi huruf-huruf.

Ini buku

ini buku

i-ni bu-ku

i-n-i b-u-k-u

6) Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

Metode ini merupakan salah satu jenis metode yang bisa digunakan

untuk proses pembelajaran membaca dan menulis permulaan bagi siswa

permula. Kemudian melalui proses analitik, anak-anak diajak untuk

mengenal konsep kata. Kalimat utuh yang dijadikan tonggak dasar untuk

pembelajaran membaca permulaan ini diuraikan ke dalam satuan-satuan

bahasa yang lebih kecil di sebut kata. Proses penganalisaan atau

penguraian ini terus berlanjut hingga pada wujud satuan bahasa terkecil

yang tidak diuraikan lagi, yakni huruf-huruf.

Proses penguraian ini dalam pembelajaran dengan metode SAS

meliputi : kalimat menjadi kata-kata, kata menjadi suku-suku kata, suku

kata menjadi huruf-huruf.

g. Indikator membaca permulaan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini

Tahun (2016) menyebutkan bahwa lingkup perkembangan bahasa keaksaraan

anak usia 5-6 tahun meliputi: (1) menyebutkan simbol-simbol huruf yang
18

dikenal; (2) mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada

disekitarnya; (3) menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi atau

huruf awal yang sama; (4) memahami hubungan antara bunyi dan bentuk

huruf dan ; (5) membaca nama sendiri.

Pada bagian menyebutkan simbol-simbol huruf terdapat capaian

perkembangan, yaitu menghubungkan gambar atau benda dengan kata serta

menghubungankan dan menyebutkan tulisan sederhana dengan simbol yang

melambangkannya. Sedangkan pada bagian mengenal suara huruf awal dari

nama benda-benda yang ada disekitarnya capaian perkembangannya yaitu

melafalkan kata-kata yang memiliki suku kata awal atau suku kata akhir yang

sama (Atmanto, 2016).

Hadini (2017) memaparkan bahwa aspek kemampuan membaca

permulaan adalah: (1) mengenal huruf; (2) menyebutkan simbol huruf; (3)

menyebutkan kelompok kata yang memiliki huruf awal yang sama; (4)

memahami hubungan antara bunyi dengan bentuk huruf.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas peneliti mengambil

kesimpulan bahwa indikator yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

melafalkan kata yang mempunyai suka awal atau suku akhir yang sama;

menghubungkan gambar atau benda dengan kata; dan membaca kata.


19

2. Metode Glenn Doman

a. Pengertian Metode Glenn Doman

Glenn Doman adalah pendiri the institutes for the achievement of

human potential pada tahun 1955 dan mulai merintis bidang pengembangan

otak anak. Menurut Safitri (2019: 17) metode glenn doman adalah :

“Suatu metode belajar dengan bermain untuk menstimulasi


otak agar berkembang lebih baik dengan menggunakan media
berupa flash card dengan huruf ditulis warna merah dan
menggunakan huruf latin”.

Menurut Firdaus, Indahwati dan Wati (2019) metode glenn doman

merupakan cara belajar dengan menstimulasi perkembangan otak yang

menggunakan kartu edukasi berupa flash card. Teori glenn doman mengatakan

bahwa cara mengajarkan anak membaca ialah dengan mengenalkan kata yang

sering didengar dalam kesehariaannya. Falsh card merupakan kartu bergambar

yang disertai kata dan deskripsi bendanya.

Metode glenn doman adalah suatu metode yang diciptakan oleh ahli

otak yang bernama Glenn Doman. Metode yang digunakan berupa kartu-kartu

dengan berbagai ukuran tulisan yang dapat membantu anak membaca dengan

cara mengingat hurufnya. Metode ini dapat meningkatkan perkembangan anak

terutama perkembangan bahasa dan kognitifnya karena metode ini

mengajarkan cara membaca kepada anak tanpa tekanan tetapi memberikan

dukungan dengan cara memuji dan memberikan semangat (Yulianti, Hafidah

dan Dewi, 2019).

Metode glenn doman adalah suatu metode yang mengajarkan membaca

langsung mengenalkan kata bermakna dan sudah akrab pada pikiran anak atau
20

sudah sering didengar oleh anak dalam kesehariannya dengan menggunakan

flash card. Dimana media flash card ini menggunakan gambar dan tulisan

sehingga dapat memudahkan anak untuk mengingat nama dan wujud benda

ataupun maknanya meskipun ukuran gambar lebih kecil dari ukuran katanya.

Gambar hanya sebagai wakil dari tulisan yang diajarkan. Media ini ditulis pada

karton putih, huruf ditulis dengan warna merah dan menggunakan huruf kecil,

bukan kapital serta terdapat gambar yang menggambarkan arti kata tersebut

(Khasanah, 2018).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

metode membaca glenn doman adalah metode membaca cepat menggunakan

kartu yang berisi kata yang biasa disebut flash card. Kartu kata yang digunakan

tersebut berukuran 50 x 15 cm dengan tulisan yang berwarna merah. Kartu

tersebut dibacakan secara cepat dihadapan anak dan dilakukan secara berulang.

Metode membaca glenn doman adalah dengan langsung membaca kata yang

bermakna. Sehingga dari kata yang bermakna, anak-anak dapat langsung

mengenal huruf dan dapat membaca rangkaian huruf.

b. Prosedur penggunaan Metode Gleen Doman

Metode Glenn Doman dilakukan secara bertahap, yaitu dengan

menggunakan beberapa alat media berupa flash card (pada tahap 1 sampai 3

kata yang ditulis pada karton putih dengan huruf ditulis dengan warna merah

dan tahap 4 huruf ditulis dengan warna hitam menggunakan huruf kapital).

Pengajaran membaca pada anak perlu dilakukan dalam beberapa tahap.

Pertama yaitu dengan mengenalkan kata maksimal tiga kali sehari dengan
21

jumlah lima kata. Hal itu dilakukan dengan duduk berhadapan antara guru dan

anak dengan jarak 1 sampai dengan 1,5 meter, dalam mengajarkan anak harus

dalam keadaan rileks dan mau bermain flash card, saat mem-flash kecepatan

tidak lebih dari 1 detik untuk tiap tulisan dan gambar karena dengan kartu yang

cepat ini akan membuat otak kanan untuk bekerja menerima informasi yang

ada di flash card. Apabila telah selesai maka guru menunjukkan rasa senang

dengan memuji, memeluk dan mencium anak, mem-flash dilakukan setiap hari

selama satu minggu, kemudian setelah satu minggu diganti dengan kata lain

yang berbeda, begitupula selanjutnya. Pengajaran dilakukan sambil bermain

agar anak dapat merespon dengan baik apa yang telah diajarkan.

Menurut Laily (2008) dalam mengajar dengan metode glenn doman

terdapat beberapa tahap yaitu:

1) Tahap pertama

Pada tahap ini anak mulai diajarkan membaca dengan menggunakan 15

kata saja. Jika anak mempelajari 15 kata ini maka dia sudah siap untuk

melangkah ke perbendaharaan kata-kata lain. Ke-15 kata-kata pertama

terdiri dari kata-kata yang paling dikenal dan paling dekat dengan

lingkungannya yaitu nama-nama anggota keluarga, binatang peliharaan,

makanan kesukaan atau sesuatu yang dianggap penting untuk diketahui oleh

anak.

a) Hari pertama, pengenalan 5 kata sederhana, misalnya: mama, papa, apel,

baju, ayam. Bahan belajar ini diulang sebanyak tiga kali dengan jarak

waktu minimal 1,5 jam.


22

b) Hari kedua, pengulangan 5 kata di hari pertama sebanyak tiga kali.

Kemudian akan ditambah dengan 5 kata yang baru, penambahan 5 kata

yang baru ini juga diulang sebanyak tiga kali.

c) Hari ketiga, pengulangan 5 kata di hari pertama dan hari kedua masing-

masing sebanyak tiga kali. Kemudian akan ditambah dengan 5 kata yang

baru, penambahan 5 kata yang baru ini juga diulang sebanyak tiga kali.

d) Hari keempat, kelima dan keenam. Mengulang 15 kata seperti di hari

ketiga dan tidak ada penambahan kata-kata baru.

e) Hari ketujuh, beri kesempatan kepada anak untuk memperlihatkan

kemajuannya. Pilih kata kesukaannya yaitu pilih dua kartu yang sudah

pernah dimainkan. Misalnya kartu “apel” dan “ayam”. Pegang kedua

kartu tersebut di tangan kanan dan kiri anda, kemudian tunjukkan

halaman tulisan kata “apel” dan “ayam” di depan anak. Mintalah anak

mengambil salah satu nama kartu, misalnya guru mengatakan, “yang

mana apel?”. Jika anak tersebut menunjukkan kata yang benar, pastikan

ibu gembira dan tunjukkan kegembiraan anda dan jika anak tidak

memberikan jawaban atau salah, tunjukkan kata yang benar dan teruskan

pelajarannya.

2) Tahap kedua

Pada tahap ini anak akan mulai diajarkan membaca dengan

menggunakan sekitar 20 kata ‘diri’ karena anak memang mula-mula

mempelajarai badannya sendiri, misalnya: tangan, kaki, mata, hidung,


23

telinga, mulut, lidah, dagu, gigi, bibir, leher, siku, rambut, paha, dada, kuku,

jari, lutut, perut, pipi.

a) Dari 3 kelompok kata masing-masing 5 kata ditahap pertama, ambil

masing-masing 1 kata lama dan tambahkan dengan 1 kata baru ditahap

kedua.

b) Dari 20 kata baru pada tahap kedua, ambil 10 kata dan jadikan 2

kelompok kata yaitu masing-masing 5 kata.

c) Jadi sekarang, 3 kelompok kata dari tahap pertama yang sudah ditambah

kata-kata baru dan 2 kelompok kata baru dari tahap kedua sehingga ada

5 kelompok kata atau 25 kata.

d) Dilakukan seperti tahap pertama.

e) Setelah 5 hari ganti satu kata dari masing-masing kelompok dengan kata

baru, sehingga anak mempelajari 5 kata baru.

f) Setelah itu, setiap hari ganti 1 kata lama dari masing-masing kelompok

kata dengan 1 kata baru. Dengan demikian setiap hari anak belajar 5 kata

baru masing-masing 1 dalam setiap kelompok kata dan 5 kata lama

diambil setiap harinya.

g) Setelah 20 kata tersebut diajarkan kemudian lakukan evaluasi seperti

pada tahap pertama.

3) Tahap ketiga

Sampai tahap ini orang tua maupun anak harus melakukan permainan

membaca ini dengan kesenangan dan minat besar. Kita harus ingat bahwa

sedang menanamkan cinta belajar dalam diri anak dan kecintaan ini akan
24

berkembang terus sepanjang hidupnya. Lakukan permainan ini dengan

gembira dan penuh semangat.

a) Terdiri dari nama-nama benda disekeliling anak serta lebih dari 2 suku

kata, mislanya: kursi, meja, dinding, lampu, pintu, jendela, tangga dan

lain-lain.

b) Gunakan cara pada tahap kedua dengan setiap hari menambah kata baru

dari tahap ketiga.

c) Setelah kata benda, masukkan kata milik, misalnya: piring, gelas, topi,

baju, celana, sepatu, dan lain-lain.

d) Setelah itu kata perbuatan, misalnya: duduk, berdiri, tertawa, melompat,

membaca, dan lain-lain.

e) Pada tahap kata perbuatan, agar lebih menarik sambil menunjukkan kata

tersebut maka praktekkan sambil katakan ‘ibu melompat’, ‘kakak

melompat’, dan sebagainya.

f) Setelah 20 kata tersebut diajarkan kemudian lakukan evaluasi sperti pada

tahap pertama.

4) Tahap keempat

a) Tunjukkan kata demi kata seperti tahap sebelumnya lalu gabungkan

misalnya ‘ini’ dan kata ‘bola’ menjadi ‘ini bola’.

b) Lakukan beberapa kali setiap hari

5) Tahap kelima
25

Setelah anak menguasai 50 sampai dengan 150 kata. Maka anak mulai

belajar membaca dengan buku ataupun sebuah cerita yang dibuat

berhubungan dengan kata yang telah dikuasai.

Menurut Anggraini (2010) dalam mengajar dengan menggunakan metode

Glenn Doman terdapat beberapa tahap yaitu:

1) Tahap satu – Words (kata)

a) Membuat 15 kata dibagi dalam 3 set yaitu: set A, set B dan set C

b) Angkat salah satu kata misalnya “apel” dan katakan pada anak “ini

dibaca apel”

(1) Memberikan tidak lebih dari 1 detik

(2) Mengambil kartu dari belakang

(3) Wajah anak pun perlu diperhatikan dengan baik dan serius, karena

guru atau orangtua dapat mengetahui kata mana yang disukai oleh

anak.

(4) Tidak boleh meminta anak mengulangi kata-kata yang dibacakan

guru atau orang tua.

(5) Setelah membaca lima kata, guru berhenti untuk memberi kata

kembali, lalu peluk anak dengan hangat, hal ini menunjukkan

kebahagiaan dan kegembiraan guru atau orangtua dengan nyata

dan luar biasa, sehingga anak dapat memahami dan merasakan

bahwa kegiatan tersebut membuat guru atau orangtua gembira.

c) Hari pertama set A sebanyak tiga kali.

d) Hari kedua set A sebanyak tiga kali dan ditambah set B tiga kali.
26

e) Hari ketiga set A sebanyak tiga kali, set B sebanyak tigakali dan set C

sebanyak tiga kali juga.

f) Hari keempat sampai hari ke enam sama seperti hari ketiga.

2) Tahap dua – Couplets (untaian kata)

a) Tahap ini merupakan tahap jembatan antara kata pada susunan kata

b) Menambahkan beberapa kata lainnya. Misalnya: nama warna, beberapa

lawan kata dan sebagainya.

c) Dilakukan seperti tahap pertama, dibaca setiap set 5 couplets diulang

dengan jumlah yang sama.

3) Tahap tiga – Phrases (susunan kata)

a) Tahapan ini merupakan tahapan jembatan antara untaian kata pada

susunan kata

b) Tambahkan beberapa kata dan membuat kalimat pendek, misalnya:

mama memotong mangga

c) Dilakukan seperti tahap kedua, tiap set dibaca lima susunan kata.

4) Tahap empat – Sentences (kalimat)

a) Membuat tambahan kata seperti “sebuah”

b) Membuat kata tambahan objek

c) Membuat kalimat seperti: mama memotong sebuah mangga harumanis.

d) Kumpulan kata-kata yang pernah dibaca, dikumpulkan kembali, lalu

meminta anak untuk menyusun sendiri kalimat mereka

5) Tahap lima – Buku


27

Setelah anak menguasai 50 sampai dengan 150 kata. Maka anak mulai

belajar membaca dengan buku ataupun sebuah cerita yang dibuat

berhubungan dengan kata yang telah dikuasai.

Dalam penelitian ini, penulis hanya berfokus pada tahap pertama, yaitu

pengenalan kata (words) dengan media flash card dan membaca kata (belum

kalimta).

Pengenalan kata dilakukan dengan permainan flash card yang terdiri dari 15

kata, dengan menggunakan kata-kata yang sudah sering didengar anak. Set A,

Keluarga, terdiri dari 5 kata, yaitu ayah, mama, kakak, adik, dan bibi. Set B,

buah-buahan, yaitu jeruk, apel, pisang, pepaya, dan kelapa. Set C, nama warna,

yaitu, merah, kuning, hijau, biru, hitam. Prosedur pelaksanaan sama dengan

yang tertulis di tahap satu.

c. Pelaksanaan Metode Glenn Doman

Prinsip, teknik, dan teori yang diperkenalkan oleh Glenn Doman

untuk diterapkan ketika mengajari anak membaca (Farikhah, 2011) adalah

sebagai berikut:

1) Tidak dengan mengeja, tetapi langsung membaca

Menurut Glenn Doman, anak tidak perlu lagi menghafal huruf p, i,

s, a, n, g, atau suku kata “pi” dan “sang” yang keduanya tidak bermakna.

Jadi, anak langsung diajarkan membaca kata “pisang” dan dia pasti

mengerti bentuk dan kegunaan pisang. Apabila metode ini

dikembangkan secara efektif, maka tanpa harus kita arahkan lagi anak

bisa membaca suku kata yang sama ketika mereka menemukan di


28

dalam kalimat lain. Apabila diajarkan membaca dengan cara dieja per

suku kata maka anak harus berupaya ganda dalam membaca dengan

mengeja suku kata dan berpikir tentang apa bacaan yang disajikan.

Jadi, teori pertama yang harus diingat adalah bahwa untuk

mengajar peserta didik agar mereka bisa cepat membaca ialah dengan

mengajari mereka membaca sesuatu yang sudah akrab dalam pikiran

mereka dan maknanya sudah diketahui langsung oleh anak (peserta

didik).

2) Persiapan Alat Peraga

Pada pelaksanaan metode Glenn Doman ini digunakan alat bantu

berupa media berupa flashcard atau biasa disingkat dengan nama

metode F/D card yang dikembangkan oleh Glenn Doman sebagai

langkah awal untuk mengajar bati/balita membaca dalam usia dini tanpa

menonjolkan gambar dan bentuk tetapi langsung menuju huruf dan

kata. Sedangkan tahap-tahap permainannya adalah sebagai berikut:

1) Persiapan

a) Memastikan ruangan cukup terang dan tidak ada suara-suara

bising yang mengganggu.

b) Untuk melatih kecepatan, sebaiknya berlatih cara memainkan

flashcards sebelum menunjukkannya kepada peserta didik.

c) Sebelum bermain flashcards, kita ajak peserta didik bermain

permainan yang lain yang membuat peserta didik rileks, seperti


29

membaca buku, menyusun balok, mendengarkan musik/lagu

anak.

d) Permainan ini harus bisa dinikmati oleh pendidik dan peserta

didik dalam suasana yang menyenangkan. Jadi, pendidik juga

harus dalam keadaan rileks tanpa stress dan rasa terpaksa.

e) Jika sudah siap, katakan dengan antusias dan wajah senang bahwa

anda mempunyai kartu flashcards, dan tanyakan apakah anak

anda mau bermain bersama.

2) Belajar Membaca Metode Glenn Doman

a) Pendidik duduk dengan peserta didik dengan jarak kira-kira 1 s.d.

1,5 meter. Jika peserta didik belum bisa duduk sendiri, pendidik

bisa meminta bantuan orang lain untuk memangku peserta didik.

Jangan sampai peserta didik dapat menjangkau tangan pendidik

yang membawa kartu.

b) Memastikan peserta didik dalam keadaan rileks dan mau bermain

flashcards.

c) Menyiapkan 10 kartu dari kelompok yang sama, misalnya

kelompok “buah, ditumpuk dan dipegang dengan tangan kiri.

d) Tidak meminta peserta didik mengikuti/mengulang apa yang

pendidik ucapkan.

e) Setelah itu, mengambil kartu kedua dari kartu yang di urutkan

paling belakang.
30

f) Melakukan secara berurutan sampai dengan kartu kesepuluh,

dengan kecepatan tidak lebih dari 1 detik tulisan yang

ditunjukkan. Menunjukkan kartu dengan cepat ini akan memicu

otak kanan untuk bekerja menerima informasi yang ada di kartu.

g) Pendidik menunjukkan rasa senang ketika permainan ini selesai

dengan cara memuji peserta didik atau memeluk dan

menciumnya.

h) Permainan bisa diteruskan dengan kelompok kartu lain, tetapi

sebaiknya menghentikan permainan ini ketika peserta didik

masih ingin bermain. Hal ini akan membuat peserta didik mau

bermain secara berkelanjutan.

3) Mengecek Kemampuan Anak

Setelah dilihat bahwa anak sudah terbiasa, dengan permainan ini

pendidik bisa mulai mengecek kemajuan anak dengan cara di bawah

ini:

a) Untuk anak yang belum berbicara:

(1) Pilih 2 kartu yang sudah pernah dimainkan oleh anak anda.

Misalnya kartu “apel” dan “pepaya”. Pegang kedua kartu

tersebut di tangan kanan dan kiri, kemudian menunjukkan

halaman tulisan kata “apel” dan “pepaya” di depan peserta

didik.

(2) Meminta peserta didik mengambil salah satu nama kartu,

misalnya, pendidik mengatakan, “Yang mana apel?”


31

(3) Pendidik menunjukkan rasa senang dengan cara menguji

ataupun memeluknya jika peserta didik mengambil kartu

yang benar.

(4) Jika peserta didik mengambil kartu yang salah, katakan “ini

pepaya”. Pendidik harus menghindari mengatakan kata

“salah!”

b) Untuk anak yang sudah bisa berbicara:

(1) Pendidik mengambil 1 kartu yang sudah pernah dimainkan

oleh peserta didik. Misalnya kartu “apel”.

(2) Menunjukkan di depan peserta didik, dan bertanya, “ini apa?”

(3) Memberikan waktu beberapa saat kepada peserta didik untuk

berpikir, tetapi tidak terlalu lama (kira-kira 5 s.d. 10 detik)

(4) Jika peserta didik mengatakan dengan benar, tunjukkan rasa

senang anda dengan cara memuji ataupun memeluknya.

(5) Jika peserta didik menyebutkan nama yang salah, katakan “ini

apel”. Pendidik harus menghindari mengatakan kata “salah!”.

d. Manfaat Metode Glenn Doman

Menurut Farikhah (2011) manfaat Metode Glenn Doman adalah

sebagai berikut :

1) Membantu mempermudah stimulasi diri dengan membaca sebagai

dasar dimana kecerdasan itu dibentuk.

2) Mengembangkan linguistic intelligence pada anak.


32

B. Kerangka pikir

Masa usia dini adalah masa emas (golden age). Di mana pada masa ini,

sangat memungkinkan untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak,

tidak terkecuali aspek perkembangan bahasa. Salah satu aspek perkembangan

bahasa yang penting untuk dikembangkan pada anak adalah membaca. Berkaitan

dengan kegiatan membaca, taman kanak-kanak mengembangkan banyak

keterampilan yang mempersiapkan anak untuk belajar membaca, yaitu melalui

belajar membaca permulaan. Kegiatan membaca permulaan merupakan satu

kesatuan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti

mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi, dan maknanya.

Berdasarkan pada hal tersebut, kemampuan membaca permulaan penting

untuk diajarkan pada anak usia dini termasuk anak TK kelompok B. Namun

pembelajaran membaca permulaan yang selama ini dilaksanakan di KB Idaman

Kab. Maros kurang bervariasi. Dalam pembelajaran membaca permulaan, guru

masih menggunakan metode eja. Hal ini mengakibatkan anak di KB Idaman masih

kurang dan belum berkembang secara optimal.

Salah satu cara yang dapat digunakan guru dalam membantu anak untuk

mengembangkan kemampuan membaca permulaannya adalah dengan

mengggunakan metode membaca Glenn Doman. Metode Glenn Doman adalah

suatu metode belajar dengan bermain untuk menstimulasi otak agar berkembang

lebih baik dengan menggunakan media berupa flashcard dengan huruf ditulis warna

merah dan menggunakan huruf latin. Glenn Doman berteori bahwa mengajarkan

anak membaca dengan mengenalkan satu kata yang bermakna, sudah akrab pada
33

pikiran anak atau sudah sering didengar dalam keseharian mereka. Hal ini akan

sangat membantu anak dalam mengingat kata-kata apa yang diajukan melalui flash

card tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pikir dapat dilihat pada gambar

di bawah ini:

Indikator:
Kemampuan 1. Melafalkan kata yang mempunyai suka kata awal dan suku kata
Membaca akhir yang sama.
Permulaan 2. Menghubungkan gambar atau benda dengan kata.
3. Membaca kata

Langkah-langkah:
a) Membuat 15 kata dibagi dalam 3 set yaitu: set A, set B dan set C
b) Angkat salah satu kata misalnya “apel” dan katakan pada anak
“ini dibaca apel”
a. Memberikan tidak lebih dari 1 detik
b. Mengambil kartu dari belakang
c. Wajah anak pun peru diperhatikan dengan baik dan serius,
karena guru atau orangtua dapat mengetahui kata mana yang
disukai oleh anak.
Metode d. Tidak boleh meminta anak mengulangi kata-kata yang
Membaca dibacakan guru atau orangtua.
Glenn e. Setelah membaca lima kata, guru berhenti untuk memberi kata
Doman kembali, lalu peluk anak dengan hangat, hal ini menunjukkan
kebahagiaan dan kegembiraan guru atau orangtua dengan
nyata dan luar biasa, sehingga anak dapat memahami dan
merasakan bahwa kegiatan tersebut membuat guru atau
orangtua gembira.
c) Hari pertama set A sebanyak tiga kali.
d) Hari kedua set A sebanyak tiga kali dan ditambah set B tiga kali.
e) Hari ketiga set A sebanyak tiga kali, set B sebanyak tigakali dan
set C sebanyak tiga kali juga.
f) Hari keempat sampai hari ke enam sama seperti hari ketiga.

Penggunaan metode membaca Glenn Doman memiliki pengaruh


Hasil atau tidak berpengaruh terhadap kemampuan membaca permulaan
anak di kelompok B KB Idaman Kabupaten Maros
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
34

C. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

Ho diterima apabila Thitung < Ttabel dan Zhitung < Ztabel, artinya tidak ada

perbedaan penggunaan metode Glenn Doman dengan metode eja terhadap

kemampuan membaca permulaan anak di Kelompok Bermain Idaman

Kab.Maros.

H1 diterima apabila Thitung ≥ Ttabel dan Zhitung ≥ Ztabel, artinya ada

perbedaan penggunaan metode Glenn Doman dengan metode eja terhadap

kemampuan membaca permulaan anak di Kelompok Bermain Idaman

Kab.Maros.

Ho diterima apabila Thitung < Ttabel dan Zhitung < Ztabel, artinya tidak ada

pengaruh penggunaan metode Glenn Doman dengan metode eja terhadap

kemampuan membaca permulaan anak di Kelompok Bermain Idaman

Kab.Maros.

H1 diterima apabila Thitung ≥ Ttabel dan Zhitung ≥ Ztabel, artinya ada

pengaruh penggunaan metode Glenn Doman dengan metode eja terhadap

kemampuan membaca permulaan anak di Kelompok Bermain Idaman

Kab.Maros.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitaif

karena data yang diolah dalam bentuk angka. Adapun jenis penelitian yang

digunakan adalah quasi eksperimen untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

metode pembelajaran membaca kupas rangkai suku kata terhadap kemampuan

membaca permulaan anak di kelompok bermain idaman Kabupaten Maros.

B. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran

2021/2022. Penelitian ini dilaksanakan di kelompok bermain idaman Kab.Maros.

C. Desain penelitian

Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent

control group. Di dalam desain ini, penelitian menggunakan satu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol yang diawali dengan sebuah tes awal (pre-test)

yang diberikan kepada kedua kelompok, kemudian diberi perlakuan (treatment).

Penelitian kemudian diakhiri dengan sebuah tes akhir (post test) . Dengan demikian

gambaran desain penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:

O1 X O2
O3 O4

Sumber: Sugiyono (2017)


Gambar 3.1 Desain Penelitian

35
36

Keterangan:

O1 : Pre-test kelompok eksperimen

O2 : Post-test kelompok eksperimen

X : Perlakuan (treatment)

O3 : Pre-test kelompok kontrol

O4 : Post-test kelompok kontrol

Hasilnya dibandingkan (O2 – O1) : (O4 – O3)

D. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik di kelompok B KB

Idaman Kabupaten Maros sebanyak 20 anak.

2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel jenuh.

Sampel jenuh merupakan teknik penentuan sampel apabila semua anggota

populasi dijadikan sampel. Hal tersebut sering dilakukan apabila jumlah

populasi kurang dari 30 orang (Sugiyono, 2017). Jadi sampel dalam penelitian

ini terdapat 20 anak kelompok B di KB idaman Kabupaten Maros, yang terdiri

dari 10 anak sebagai kelas eksperimen dan 10 anak sebagai kelas kontrol.

E. Definisi operasional variabel

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh metode membaca

Glenn Doman di kelompok bermain idaman Kabupaten Maros. Secara operasional,

definisi variabel penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:


37

1. Metode membaca glenn doman (Variabel bebas) adalah metode membaca

cepat menggunakan kartu yang berisi kata yang biasa disebut flash card.

Kartu kata yang digunakan tersebut berukuran 50 x 15 c m dengan tulisan

yang berwarna merah. Kartu tersebut dibacakan secara cepat dihadapan

anak dan dilakukan secara berulang. Adapun langkah-langkah penggunaan

metode Glenn Doman yaitu membuat 15 kata dibagi dalam 3 set yaitu: set

A, set B dan set C, kemudian angkat salah satu kata misalnya “apel” dan

katakan pada anak “ini dibaca apel”. Hari pertama set A sebanyak tiga kali,

haari kedua set A sebanyak tiga kali dan ditambah set B tiga kali, dan hari

ketiga set A sebanyak tiga kali, set B sebanyak tigakali dan set C sebanyak

tiga kali juga serta hari keempat sampai hari ke enam sama seperti hari

ketiga.

2. Kemampuan membaca permulaan (Variabel terikat) adalah kegiatan belajar

mengenal lambang-lambang bunyi bahasa dan rangkaian huruf kemudian

menghubungkan dengan makna yang terkandung dalam rangkaian huruf

tersebut. Adapun yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu kemampuan

melafalkan kata yang mempunyai suka kata awal dan suku kata akhir yang

sama, menghubungkan gambar atau benda dengan kata serta membaca kata.

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu:

1. Tes
38

Tes yang digunakan yaitu tes perlakuan dengan cara meminta anak

menyebutkan kata yang mempunyai suku kata awal atau suku kata akhir

yang sama, mencocokkan gambar atau benda dengan kata yang sesuai dan

membaca kata dengan benar.

2. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati kemampuan membaca permulaan

anak ketika diberikan pre-test dan post-test.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

data statistik deskriptif dan analisis data non-parametrik.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan kemampuan

membaca permulaan anak sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dengan

metode membaca Glenn Doman, yaitu dengan cara mendeskripsikan data

yang telah terkumpul.

2. Analisis Statistik Non-parametrik

Analisis statistik non-parametrik dimaksudkan untuk menguji hipotesis

penelitian mengenai ada tidaknya pengaruh penggunaan metode membaca

Glenn Doman terhadap kemampuan membaca permulaan anak. Untuk

menggunakan uji beda dalam penelitian ini maka peneliti menggunakan

analisis uji beda Wilcoxon dengan rumus sebagai berikut:


N (N+1)
T−
4
z=
N (N+1)(2N+1)

24
39

Dimana :

Z = Landasan pengujian

T = Keseluruhan jumlah rangking yang bertanda sama

N = Jumlah sampel

Adapun prosedur pelaksanaan penelitian untuk mendukung teknik analisis

data tersebut yaitu: 1) Menentukan sampel penelitian yaitu 10 anak kelas

eksperimen dan 10 anak kelas kontrol. 2) Melakukan Pre-test (O1 dan O3) untuk

mengetahui skor kemampuan membaca permulaan anak sebelum diberikan

perlakuan. 3) Memberikan perlakuan di kelas eskperimen dengan penggunaan

metode membaca Glenn Doman dalam kegiatan pembelajaran (X). 4) Melakukan

Pos-test (O2) untuk mengetahui kemampuan membaca permulaan anak setelah

diberikan perlakuan. 5) Membandingkan hasil Pos-test (O2 dan O4) untuk

mengetahui adakah pengaruh metode membaca Glenn Doman terhadap

kemampuan membaca permulaan anak di kelas eskperimen.


BAB VI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Data, Proses, dan Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yaitu di Kelompok Bermain Idaman yang

berlokasi di BTN Solindo Blok 1 N Nomor 2 Lingk. Tamarampu,

Kelurahan Bontoa, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros. Kelompok

Bermain ini didirikan pada tahun 2016 dengan kepala sekolah Ibu Andi

Munawarah dan memiliki tenaga pendidik sebanyak tiga orang serta satu

orang sebagai operator.

Kelompok bermain idaman merupakan lembaga pendidikan yang

program pembelajarannya mengacu pada kuirkulum 2013 yang dipadukan

dengan materi sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak usia dini.

Proses pembelajaran yang terlaksana di kelompok bermain idaman sesuai

dengan RPPM (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan) dan RPPH

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian) dengan mengacu pada tema-

tema yang dilaksanakan di kelompok bermain idaman pada semester 1

yaitu: diriku, negaraku, keluarga, lingkungan sosial dan binatang.

Kelompok bermain idaman memiliki 1 ruangan yang didalamnya

digunakan sebagai kelas, perpustakaan dan kantor, terdapat 1 toilet serta

halaman untuk bermain. Di dalam ruangan terdapat 2 kelas yang

40
41

melakukan pembelajaran yaitu kelas B1 dan B2, sedangkan di luar ruangan

terdapat kelas A yang melakukan proses pembelajaran.

2. Hasil Analisis Deskriptif

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan peneliti akan melakukan kegiatan antara

lain merencanakan pelaksanaan pembelajaran. Rencana pelaksanaan

kegiatan membaca menggunakan metode Glenn Doman dengan Flash

card. Adapun perencanaan yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai

berikut:

1) Membuat jadwal kegiatan 1 minggu yaitu tentang materi

pembelajaran yang akan disampaikan sesuai dengan metode

pembelajaran yang digunakan.

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPPH) dengan materi

yang disesuaikan dengan tema pembelajaran.

3) Peneliti mempersiapkan media yang akan digunakan yaitu flash card

dengan ukuran 15 cm x 50 cm.

4) Peneliti mempersiapkan lembar observasi atau rubrik penilaian yang

akan digunakan sebagai dasar penilaian terhadap kemampuan

membaca permulaan anak.

5) Mempersiapkan dokumentasi, digunakan sebagai bukti bahwa

kegiatan pembelajaran yang dilakukan benar-benar berlangsung

dengan menggunakan metode Glenn Doman.


42

b. Pelaksanaan

Proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah sekarang tentunya

sedikit berbeda dengan yang dilakukan sebelumnya, hal ini disebabkan

karena adanya Coronavirus Disease-2019 (Covid-19) ini sehingga proses

belajar mengajar dilaksanakan secara daring maupun luring. Berbagai

cara dilakukan oleh para guru dalam melaksanakan proses belajar

mengajar semenjak adanya Covid-19, bukan hanya belajar secara online

atau belajar dari rumah tetapi kadang kala murid datang tetapi tetap

mematuhi protokol kesehatan yang dihimbaukan. Pada saat peneliti

melakukan penelitian, anak-anak melakukan proses belajar mengajar di

sekolah dengan menggunakan sistem luring dengan tetap mematuhi

protokol kesehatan.

Pada kegiatan awal anak akan berbaris dan melakukan olah tubuh

atau pemanasan sederhana, seperti menggelengkan kepala ke kanan dan

ke kiri, merentangkan tangan ke samping, dan lain-lain. Setelah

pemanasan guru mempersilahkan anak masuk dalam kelas. Kemudian

memberi dan menjawab salam kepada anak-anak serta memberi

pertanyaan tentang keadaan anak. Setelah itu dilanjutkan dengan berdoa

sebelum belajar, membaca surah pendek dan bernyanyi bersama. Setelah

selesai bernyanyi peneliti memberikan penjelasan mengenai kegiatan

yang akan dilakukan, yaitu bercerita tentang pengalaman dan

pengetahuan anak yang berkaitan dengan kegiatan membaca

menggunakan metode Glenn Doman yang akan diberikan pada anak,


43

setelah itu anak istirahat dengan bermain bebas dan makan bersama. Pada

kegiatan akhir ini meliputi kegiatan tanya jawab terkait dengan kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan dan mengucapkan doa sebelum

pulang. Pelaksanaan kegiatan penelitian dilaksanakan dengan delapan

kali pertemuan dimana 1 hari pre-test, 6 hari treatment dan 1 hari

posttest.

1) Pelaksanaan Pre-test

Pada tanggal 02 oktober 2021 Peneliti melaksanakan pre-test.

Adapun yang dilakukan peneliti pada saat pre-test yaitu peneliti

melakukan atau memberikan tes perlakuan dengan cara mengarahkan

anak satu persatu untuk menyebutkan kata yang mempunyai suku kata

awal atau suku kata akhir yang sama sama dengan peneliti

memberikan contoh terlebih dahulu, meminta anak mencocokkan

gambar atau benda dengan kata yang sesuai, dan meminta anak

membaca kata dengan benar.

Pelaksanaan Pre-test bertujuan untuk mengetahui gambaran

kemampuan membaca permulaan anak sebelum diberikan treatment

dengan menggunakan metode Glenn Doman.

Hasil penelitian mengenai kemampuan membaca permulaan

anak sebelum diberikan treatment kegiatan membaca menggunakan

metode Glenn Doman dimana nilai terkecil sebesar 1 dan nilai terbesar

sebesar 4 dengan total pertanyaan yaitu 3 pertanyaan sehingga skor

terkecil bernilai (nilai terkecil x jumlah pertanyaan/item = 1 x 3 ) sama


44

dengan 3 dan skor terbesar (nilai terbesar x jumlah pertanyaan/item =

4 x 3) sebesar 12, disajikan secara lengkap dalam tabel berikut :

Tabel 4.1 kemampuan membaca permulaan anak sebelum

dilakukan metode membaca Glenn Doman

Nama Anak Kategori

AN Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

KM Belum Berkembang (BB)

IL Mulai Berkembang (MB)

AA Mulai Berkembang (MB)

AL Belum Berkembang (BB)

HA Mulai Berkembang (MB)

PI Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

AN Belum Berkembang (BB)

HA Belum Berkembang (BB)

JR Belum Berkembang (BB)

BN Mulai Berkembang (MB)

AG Mulai Berkembang (MB)

2) Pemberian perlakuan (treatment)

a. Hari pertama

Pelaksanaan pemberian perlakuan dilaksanakan pada tanggal

4 Oktober 2021 pada sesi pertama pukul 08:00 yang dilakukan

peneliti pada saat pemberian perlakuan yaitu peneliti menyediakan


45

media yang akan digunakan dalam kegiatan membaca dengan tema

binatang, subtema binatang yang hidup di darat dan sub sub tema

jenis binatang kaki dua (ayam). Peneliti terlebih dahulu

mengarahkan anak untuk baris berbaris dan bernyanyi sebelum

masuk kelas, kemudian mengingatkan anak untuk tetap mematuhi

protokol kesehatan. Setelah anak masuk ke kelas peneliti kemudian

mengajak anak untuk membaca doa sebelum belajar, doa

keselamatan dunia akhirat, doa kedua orang tua dan membaca

surah-surah pendek. Peneliti kemudian mengarahkan anak untuk

duduk di tempatnya masing-masing. Sebelum memulai kegiatan

peneliti menggali pengetahuan anak terlebih dahulu mengenai

tema kali ini yaitu dengan memberi pertanyaan kepada anak apa-

apa saja hewan berkaki dua.

Pada saat pemberian treatment mengenai membaca

menggunakan metode Glenn Doman, peneliti menyiapkan media

berupa flash card yang akan diperlihatkan kepada anak secara

cepat. Pada hari pertama, kata yang diperlihatkan yaitu set A: sapi,

kambing, ayam, kucing, dan burung. Pada saat kegiatan membaca

menggunakan metode Glenn Doman selesai, peneliti kemudian

mengarahkan anak untuk melakukan kegiatan selanjutnya. Setelah

itu istirahat dengan bermain bebas, dan kemudian peneliti

memberitahukan bahwa masih ada kegiatan berikutnya mengenai

pembelajaran membaca menggunakan metode Glenn Doman pada


46

pertemuan selanjutnya sebelum pulang dan melakukan kegiatan

pembiasaan bernyanyi dan berdoa sebelum pulang.

Pemberian treatment berikutnya pada sesi kedua dengan hari

yang sama pukul 09.30 peneliti memberikan kegiatan treatment

yang sama seperti pada sesi pertama. Pada saat pemberian

treatment mengenai membaca menggunakan metode Glenn

Doman yaitu peneliti menggunakan media yang sama berupa flash

card set A dengan kata yang sama yaitu sapi, kambing, ayam,

kucing, dan burung.

b. Hari kedua

Pelaksanaan pemberian perlakuan dilaksanakan pada tanggal

05 Oktober 2021 pada sesi pertama pukul 08:00 yang dilakukan

peneliti pada saat pemberian perlakuan yaitu peneliti menyediakan

media yang akan digunakan dalam kegiatan membaca dengan tema

binatang, subtema binatang yang hidup di darat dan sub sub tema

jenis binatang kaki empat (sapi). Peneliti terlebih dahulu

mengarahkan anak untuk baris berbaris dan bernyanyi sebelum

masuk kelas, kemudian mengingatkan anak untuk tetap mematuhi

protokol kesehatan. Setelah anak masuk ke kelas peneliti kemudian

mengajak anak untuk membaca doa sebelum belajar, doa

keselamatan dunia akhirat, doa kedua orang tua dan membaca

surah-surah pendek. Peneliti kemudian mengarahkan anak untuk

duduk di tempatnya masing-masing. Sebelum memulai kegiatan


47

peneliti menggali pengetahuan anak terlebih dahulu mengenai

tema kali ini yaitu dengan memberi pertanyaan kepada anak apa-

apa saja hewan berkaki empat.

Pada saat pemberian treatment mengenai membaca

menggunakan metode Glenn Doman, peneliti menyiapkan media

berupa flash card yang akan diperlihatkan kepada anak secara

cepat. Pada hari kedua, kata yang diperlihatkan yaitu Set A: sapi,

kambing, ayam, kucing, dan burung dan ditambah set B: kaki,

tangan, mata, hidung dan mulut. Pada saat kegiatan membaca

menggunakan metode Glenn Doman selesai, peneliti kemudian

mengarahkan anak untuk melakukan kegiatan selanjutnya. Setelah

itu istirahat dengan bermain bebas, dan setelah itu peneliti

memberitahukan bahwa masih ada kegiatan berikutnya mengenai

pembelajaran membaca menggunakan metode Glenn Doman pada

pertemuan selanjutnya sebelum pulang dan melakukan kegiatan

pembiasaan bernyanyi dan berdoa sebelum pulang.

Pemberian treatment berikutnya pada sesi kedua dengan hari

yang sama pukul 09.30 peneliti memberikan kegiatan treatment

yang sama seperti pada sesi pertama. Pada saat pemberian

treatment mengenai membaca menggunakan metode Glenn

Doman yaitu peneliti menggunakan media yang sama berupa flash

card set A dengan kata yang sama yaitu sapi, kambing, ayam,
48

kucing, dan burung serta set B yaitu kaki, tangan, mata, hidung dan

mulut.

c. Hari ketiga

Pelaksanaan pemberian perlakuan dilaksanakan pada tanggal

06 Oktober 2021 pada sesi pertama pukul 08:00 yang dilakukan

peneliti pada saat pemberian perlakuan yaitu peneliti menyediakan

media yang akan digunakan dalam kegiatan membaca dengan tema

binatang, subtema binatang yang hidup di air dan sub sub tema

ikan. Peneliti terlebih dahulu mengarahkan anak untuk baris

berbaris dan bernyanyi sebelum masuk kelas, kemudian

mengingatkan anak untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.

Setelah anak masuk ke kelas peneliti kemudian mengajak anak

untuk membaca doa sebelum belajar, doa keselamatan dunia

akhirat, doa kedua orang tua dan membaca surah-surah pendek.

Peneliti kemudian mengarahkan anak untuk duduk di tempatnya

masing-masing. Sebelum memulai kegiatan peneliti menggali

pengetahuan anak terlebih dahulu mengenai tema kali ini yaitu

dengan memberi pertanyaan kepada anak apa-apa saja hewan yang

hidup di air.

Pada saat pemberian treatment mengenai membaca

menggunakan metode Glenn Doman, peneliti menyiapkan media

berupa flash card yang akan diperlihatkan kepada anak secara

cepat. Pada hari ketiga, kata yang diperlihatkan yaitu Set A: sapi,
49

kambing, ayam, kucing, dan burung, set B: kaki, tangan, mata,

hidung dan mulut dan ditambah set C: meja, kursi, pensil, buku,

dan tas. Pada saat kegiatan membaca menggunakan metode Glenn

Doman selesai, peneliti kemudian mengarahkan anak untuk

melakukan kegiatan selanjutnya. Setelah itu istirahat dengan

bermain bebas, kemudian peneliti memberitahukan bahwa masih

ada kegiatan berikutnya mengenai pembelajaran membaca

menggunakan metode Glenn Doman pada pertemuan selanjutnya

sebelum pulang dan melakukan kegiatan pembiasaan bernyanyi

dan berdoa sebelum pulang.

Pemberian treatment berikutnya pada sesi kedua dengan hari

yang sama pukul 09.30 peneliti memberikan kegiatan treatment

yang sama seperti pada sesi pertama. Pada saat pemberian

treatment mengenai membaca menggunakan metode Glenn

Doman yaitu peneliti menggunakan media yang sama berupa flash

card set A dengan kata yang sama yaitu sapi, kambing, ayam,

kucing, dan burung serta set B yaitu kaki, tangan, mata, hidung dan

mulut serta set C: Meja, kursi, pensil, buku dan tas.

d. Hari keempat

Pelaksanaan pemberian perlakuan dilaksanakan pada tanggal

07 Oktober 2021 pada sesi pertama pukul 08:00 yang dilakukan

peneliti pada saat pemberian perlakuan yaitu peneliti menyediakan

media yang akan digunakan dalam kegiatan membaca dengan tema


50

binatang, subtema binatang yang hidup di air tawar dan sub sub

tema ikan lele. Peneliti terlebih dahulu mengarahkan anak untuk

baris berbaris dan bernyanyi sebelum masuk kelas, kemudian

mengingatkan anak untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.

Setelah anak masuk ke kelas peneliti kemudian mengajak anak

untuk membaca doa sebelum belajar, doa keselamatan dunia

akhirat, doa kedua orang tua dan membaca surah-surah pendek.

Peneliti kemudian mengarahkan anak untuk duduk di tempatnya

masing-masing. Sebelum memulai kegiatan peneliti menggali

pengetahuan anak terlebih dahulu mengenai tema kali ini yaitu

dengan memberi pertanyaan kepada anak apa-apa saja hewan yang

hidup di air tawar.

Pada saat pemberian treatment mengenai membaca

menggunakan metode Glenn Doman, peneliti menyiapkan media

berupa flash card yang akan diperlihatkan kepada anak secara

cepat. Pada hari keempat, kata yang diperlihatkan sama seperti hari

ketiga yaitu Set A: sapi, kambing, ayam, kucing, dan burung, set

B: kaki, tangan, mata, hidung dan mulut dan ditambah set C: meja,

kursi, pensil, buku, dan tas. Pada saat kegiatan membaca

menggunakan metode Glenn Doman selesai, peneliti kemudian

mengarahkan anak untuk melakukan kegiatan selanjutnya. Setelah

itu istirahat dengan bermain bebas, kemudian peneliti

memberitahukan bahwa masih ada kegiatan berikutnya mengenai


51

pembelajaran membaca menggunakan metode Glenn Doman pada

pertemuan selanjutnya sebelum pulang dan melakukan kegiatan

pembiasaan bernyanyi dan berdoa sebelum pulang.

Pemberian treatment berikutnya pada sesi kedua dengan hari

yang sama pukul 09.30 peneliti memberikan kegiatan treatment

yang sama seperti pada sesi pertama. Pada saat pemberian

treatment mengenai membaca menggunakan metode Glenn

Doman yaitu peneliti menggunakan media yang sama berupa flash

card set A dengan kata yang sama yaitu sapi, kambing, ayam,

kucing, dan burung serta set B yaitu kaki, tangan, mata, hidung dan

mulut serta set C: Meja, kursi, pensil, buku dan tas.

e. Hari kelima

Pelaksanaan pemberian perlakuan dilaksanakan pada tanggal

08 Oktober 2021 pada sesi pertama pukul 08:00 yang dilakukan

peneliti pada saat pemberian perlakuan yaitu peneliti menyediakan

media yang akan digunakan dalam kegiatan membaca dengan tema

binatang, subtema binatang yang dapat terbang dan sub sub tema

burung. Peneliti terlebih dahulu mengarahkan anak untuk baris

berbaris dan bernyanyi sebelum masuk kelas, kemudian

mengingatkan anak untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.

Setelah anak masuk ke kelas peneliti kemudian mengajak anak

untuk membaca doa sebelum belajar, doa keselamatan dunia

akhirat, doa kedua orang tua dan membaca surah-surah pendek.


52

Peneliti kemudian mengarahkan anak untuk duduk di tempatnya

masing-masing. Sebelum memulai kegiatan peneliti menggali

pengetahuan anak terlebih dahulu mengenai tema kali ini yaitu

dengan memberi pertanyaan kepada anak apa-apa saja hewan yang

dapat terbang.

Pada saat pemberian treatment mengenai membaca

menggunakan metode Glenn Doman, peneliti menyiapkan media

berupa flash card yang akan diperlihatkan kepada anak secara

cepat. Pada hari kelima, kata yang diperlihatkan sama seperti hari

ketiga yaitu Set A: sapi, kambing, ayam, kucing, dan burung, set

B: kaki, tangan, mata, hidung dan mulut dan ditambah set C: meja,

kursi, pensil, buku, dan tas. Pada saat kegiatan membaca

menggunakan metode Glenn Doman selesai, peneliti kemudian

mengarahkan anak untuk melakukan kegiatan selanjutnya. Setelah

itu istirahat dengan bermain bebas, kemudian peneliti

memberitahukan bahwa masih ada kegiatan berikutnya mengenai

pembelajaran membaca menggunakan metode Glenn Doman pada

pertemuan selanjutnya sebelum pulang dan melakukan kegiatan

pembiasaan bernyanyi dan berdoa sebelum pulang.

Pemberian treatment berikutnya pada sesi kedua dengan hari

yang sama pukul 09.30 peneliti memberikan kegiatan treatment

yang sama seperti pada sesi pertama. Pada saat pemberian

treatment mengenai membaca menggunakan metode Glenn


53

Doman yaitu peneliti menggunakan media yang sama berupa flash

card set A dengan kata yang sama yaitu sapi, kambing, ayam,

kucing, dan burung serta set B yaitu kaki, tangan, mata, hidung dan

mulut serta set C: Meja, kursi, pensil, buku dan tas.

f. Hari keenam

Pelaksanaan pemberian perlakuan dilaksanakan pada tanggal

09 Oktober 2021 pada sesi pertama pukul 08:00 yang dilakukan

peneliti pada saat pemberian perlakuan yaitu peneliti menyediakan

media yang akan digunakan dalam kegiatan membaca dengan tema

binatang, subtema binatang yang bisa terbang dan sub sub tema

kupu-kupu. Peneliti terlebih dahulu mengarahkan anak untuk baris

berbaris dan bernyanyi sebelum masuk kelas, kemudian

mengingatkan anak untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.

Setelah anak masuk ke kelas peneliti kemudian mengajak anak

untuk membaca doa sebelum belajar, doa keselamatan dunia

akhirat, doa kedua orang tua dan membaca surah-surah pendek.

Peneliti kemudian mengarahkan anak untuk duduk di tempatnya

masing-masing. Sebelum memulai kegiatan peneliti menggali

pengetahuan anak terlebih dahulu mengenai tema kali ini yaitu

dengan memberi pertanyaan kepada anak apa-apa saja hewan yang

bisa terbang.

Pada saat pemberian treatment mengenai membaca

menggunakan metode Glenn Doman, peneliti menyiapkan media


54

berupa flash card yang akan diperlihatkan kepada anak secara

cepat. Pada hari keenam, kata yang diperlihatkan sama seperti hari

ketiga, keempat dan kelima yaitu Set A: sapi, kambing, ayam,

kucing, dan burung, set B: kaki, tangan, mata, hidung dan mulut

dan ditambah set C: meja, kursi, pensil, buku, dan tas. Pada saat

kegiatan membaca menggunakan metode Glenn Doman selesai,

peneliti kemudian mengarahkan anak untuk melakukan kegiatan

selanjutnya. Setelah itu istirahat dengan bermain bebas, kemudian

peneliti memberitahukan bahwa masih ada kegiatan berikutnya

mengenai pembelajaran membaca menggunakan metode Glenn

Doman pada pertemuan selanjutnya sebelum pulang dan

melakukan kegiatan pembiasaan bernyanyi dan berdoa sebelum

pulang.

Pemberian treatment berikutnya pada sesi kedua dengan hari

yang sama pukul 09.30 peneliti memberikan kegiatan treatment

yang sama seperti pada sesi pertama. Pada saat pemberian

treatment mengenai membaca menggunakan metode Glenn

Doman yaitu peneliti menggunakan media yang sama berupa flash

card set A dengan kata yang sama yaitu sapi, kambing, ayam,

kucing, dan burung serta set B yaitu kaki, tangan, mata, hidung dan

mulut serta set C: Meja, kursi, pensil, buku dan tas.

3) Pelaksanaa post-test
55

Pelaksanaan posttest dilaksanakan pada tanggal 11 oktober

2021. Adapun yang dilakukan peneliti pada saat post-test yaitu

peneliti melakukan atau memberikan tes perlakuan dengan cara

mengarahkan anak satu persatu untuk menyebutkan kata yang

mempunyai suku kata awal atau suku kata akhir yang sama dengan

peneliti memberikan contoh terlebih dahulu, meminta anak

mencocokkan gambar atau benda dengan kata yang sesuai, dan

meminta anak membaca kata dengan benar. Sebelum mengakhiri

kegiatan, peneliti mengajak anak untuk bersama-sama menyanyi. Hal

ini dilakukan untuk memberikan rasa gembira kepada anak anak yang

telah mengikuti kegiatan membaca menggunakan metode Glenn

Doman.

Hasil penelitian mengenai kemampuan membaca permulaan

anak setelah dilakukan kegiatan membaca dengan metode Glenn

Doman dimana nilai terkecil sebesar 1 dan nilai terbesar sebesar 4

dengan total pertanyaan sebanyak 3 pertanyaan sehingga skor terkecil

(nilai terkecil x banyak pertanyaan = 1 x 3) sama dengan 3 dan skor

terbesar (nilai terbesar x banyak pertanyaan = 4 x 3) sebesar 12,

disajikan secara lengkap pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2 kemampuan membaca permulaan anak setelah

dilakukan metode membaca Glenn Doman

Nama Anak Kategori

AN Berkembang Sangat Baik (BSB)


56

KM Belum Berkembang (BB)

IL Mulai Berkembang (MB)

AA Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

AL Mulai Berkembang (MB)

HA Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

PI Berkembang Sangat Baik (BSB)

AN Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

HA Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

JR Mulai Berkembang (MB)

BN Berkembang Sangat Baik (BSB)

AG Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

3. Hasil Analisis Penyajian Data

a. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif ini digunakan untuk menjawab

rumusan masalah “Bagaimana gambaran kemampuan membaca

permulaan anak sebelum dan setelah menggunakan metode Glenn

Doman?” dan “Apakah ada pengaruh penggunaan metode membaca

Glenn Doman terhadap kemampuan membaca permulaan anak?”data

yang diperoleh dari penelitian ini merupakan hasil nilai

anak yang diperoleh dari pemberian tes perlakuan yaitu sebelum (Pre-

test) diberikan kegiatan membaca dengan metode Glenn Doman dan

setelah (Post-test) diberi kegiatan membaca dengan metode Glenn

Doman. Data pre-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan


57

membaca permulaan anak sebelum diberi treatment, sedangkan data

post-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca permulaan

anak setelah diberi kegiatan membaca dengan metode Glenn Doman.

Adapun pengategorian data kemampuan membaca permulaan anak

meliputi, Belum Berkembang (BB), Mulai Berkembang (MB),

Berkembang Sesuai Harapan (BSH), dan Berkembang Sangat Baik

(BSB). Distribusi pengategorian kemampuan membaca permulaan anak

pada kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan membaca dengan

menggunakan metode Glenn Doman dapat dilihat dari tabel berikut.

4.3 Tabel Distribusi Frekuensi kemampuan membaca permulaaan


anak pada kelas kontrol (Pre-test)

No. Interval Kategori Frekuensi Presentase


1. 5–6 Belum Berkembang (BB) 2 33,33 %
2. 7–8 Mulai Berkembang (MB) 3 50 %
3. 9 – 10 Bekembang Sesuai Harapan 1 16,67 %
(BSH)
4. 11 – 12 Berkembang Sangat Baik - -
(BSB)
Jumlah 6 100 %

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 6 jumlah anak

pada kelas kontrol terdapat 2 anak dengan presentase 33,33% dengan

kategori Belum Berkembang (BB), kerena anak belum mampu

mencocokkan gambar atau benda dengan kata yang sesuai dan anak

belum mampu membaca kata dengan benar. Terdapat 3 anak dengan

presentase 50% dengan kategori Mulai Berkembang (MB), karena anak

mampu menyebutkan kata yang mempunyai suku kata awal atau suku

kata akhir yang sama, anak mulai mampu mencocokkan gambar atau
58

benda dengan kata yang sesuai, dan anak mampu membaca kata dengan

benar dengan bantuan guru. Terdapat 1 anak dengan presentase 16,67%

dengan kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), karena anak

mampu menyebutkan kata yang mempunyai suku kata awal atau suku

kata akhir yang sama, anak mampu mencocokkan gambar atau benda

dengan kata yang sesuai, dan anak mampu membaca kata dengan benar

dengan bantuan guru. Tidak terdapat anak dengan presentase 0% dengan

kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), karena anak mampu

menyebutkan kata yang mempunyai suku kata awal atau suku kata akhir

yang sama, anak mampu mencocokkan gambar atau benda dengan kata

yang sesuai, dan anak mampu membaca kata dengan benar tanpa bantuan

guru dan mampu membantu teman.

Distribusi pengategorian kemampuan membaca permulaan anak

pada kelompok eksperimen yang diberi kegiatan metode membaca Glenn

Doman:

4.4 Tabel Distribusi Frekuensi kemampuan membaca permulaan

anak pada kelas Eksperimen (Pots-test)

No. Interval Kategori Frekuensi Presentase


1. 5–6 Belum Berkembang (BB) - -
2. 7–8 Mulai Berkembang (MB) 1 16,67 %
3. 9 – 10 Bekembang Sesuai Harapan 3 50 %
(BSH)
4. 11 – 12 Berkembang Sangat Baik 2 33,33%
(BSB)
Jumlah 6 100 %

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 6 jumlah anak

yang dijadikan sebagai kelompok eksperimen terdapat 0 anak dengan


59

persentase 0% yang belum mampu menyebutkan kata yang mempunyai

suku kata awal atau suku kata akhir yang sama, belum mampu

mencocokkan gambar atau benda dengan kata yang sesuai, dan belum

mampu membaca kata dengan benar . Terdapat 1 anak dengan presentase

16,67% yang mampu menyebutkan kata yang mempunyai suku kata awal

atau suku kata akhir yang sama, mulai mampu mencocokkan gambar atau

benda dengan kata yang sesuai, dan mampu membaca kata dengan benar

dengan bantuan guru sehingga masuk dalam kategori mulai berkembang

(MB). Terdapat 3 anak dengan presentase 50% dengan kategori

Berkembang Sesuai Harapan (BSH), karena anak mampu menyebutkan

kata yang mempunyai suku kata awal atau suku kata akhir yang sama,

mampu mencocokkan gambar atau benda dengan kata yang sesuai, dan

mampu membaca kata dengan benar tanpa bantuan guru. Terdapat 2 anak

dengan presentase 33,33% dengan kategori Berkembang Sangat Baik

(BSB), karena anak mampu menyebutkan kata yang mempunyai suku

kata awal atau suku kata akhir yang sama, mampu mencocokkan gambar

atau benda dengan kata yang sesuai, dan mampu membaca kata dengan

benar tanpa bantuan guru dan mampu membantu teman.

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa peningkatan

kemampuan membaca permulaan anak kategori Berkembang Sangat

Baik (BSB) terdapat 2 anak pada kelompok eksperimen dan 0 anak pada

kelompok kontrol, pada kategori Berkembang Sesuai Harian (BSH)

terdapat 3 anak pada kelompok eksperimen dan 1 anak pada kelompok


60

kontrol, pada kategori Mulai Berkembang (MB) terdapat 1 anak pada

kelompok eksperimen dan 3 anak pada kelompok kontrol, dan pada

kategori Belum Berkembang terdapat 0 anak pada kelompok eksperimen

dan 2 anak pada kelompok kontrol.

b. Analisis statistik non parametrik

Hasil penelitian yang diperoleh dari awal observasi hingga akhir

observasi, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan membaca dengan

menggunakan metode Glenn Doman memberi pengaruh terhadap

kemampuan membaca permulaan anak di Kelompok Bermain Idaman

Kabupaten Maros setelah dilakukan uji hipotesis dengan analisis uji

wilcoxon yang terdapat pada lampiran.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

1) Data kelas eksperimen (A) dan kelas control (B) perlakuan ditetapkan

besar selisih skor.

2) N didapatkan dari jumlah sampel yang diteliti.

3) Dilakukan perbandingan antara nilai T yang diperoleh dengan nilai T

pada uji wilcoxon. Dan nilai Z yang diperoleh dengan nilai Z pada uji

wilcoxon.

Dalam pengambilan keputusan jika Thitung < Ttabel = H0 diterima dan

H1 ditolak artinya tidak ada pengaruh metode membaca Glenn Doman

terhadap kemampuan membaca permulaan anak di Kelompok Bermain

Idaman Kabupaten Maros. Namun, jika Thitung > Ttabel = H0 ditolak dan H1

diterima artinya ada pengaruh metode membaca Glenn Doman terhadap


61

kemampuan membaca permulaan anak di Kelompok Bermain Idaman

Kabupaten Maros.

Adapun nilai Thitung yang di peroleh yaitu 61 dan Ttabel yaitu

2,228 maka diperoleh Thitung 61 > Ttabel 2,228 = H1 diterima dan H0

ditolak artinya ada pengaruh metode membaca Glenn Doman terhadap

kemampuan membaca permulaan anak di Kelompok Bermain Idaman

Kabupaten Maros. Sedangkan nilai Zhitung yang diperoleh yaitu 0,99

dan Ztabel yaitu 0,3289 maka di peroleh Zhitung 0,99 > Ztabel 0,3289 =

H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada pengaruh metode membaca

Glenn Doman terhadap kemampuan membaca permulaan anak di

Kelompok Bermain Idaman Kabupaten Maros. Hal tersebut

menunjukkan bahwa kemampuan membaca permulaan anak yang

menerima perlakuan berupa kegiatan membaca dengan menggunakan

metode Glenn Doman lebih baik dibandingkan kemampuan membaca

permulaan anak yang menerima perlakuan metode eja yaitu kelas

kontrol.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan

membaca dengan menggunakan metode Glenn Doman berpengaruh

terhadap kemampuan membaca permulaan anak.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian uji Wilcoxon terdapat perbedaan yang

signifikan antara kemampuan membaca permulaan anak yang mengikuti

kegiatan membaca dengan menggunakan metode Glenn Doman dengan anak


62

yang hanya mengikuti kegiatan membaca dengan metode eja. Dalam hal ini,

rata-rata hasil skor kemampuan membaca permulaan anak yang mengikuti

pembelajaran dengan kegiatan membaca yang menggunakan metode Glenn

Doman lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil skor kemampuan membaca

permulaan anak yang mengikuti kegiatan membaca dengan menggunakan

metode eja.

Hal ini disebabkan karena kegiatan membaca permulaan dengan

menggunakan metode Glenn Doman membuat anak bersemangat dan tidak

cepat bosan. Menurut Steinberg dalam Zulianingsih, Khan, dan Yulianto

(2020: 118), membaca permulaan adalah membaca yang diajarkan secara

terprogram kepada anak pra sekolah sesuai dengan tingkat perkembangan

anak. Menurut Ani dan Fitria (2019), tujuan utama membaca permulaan adalah

agar anak mampu mengenal huruf, membaca kata dan kalimat sederhana

dengan lancar dan tepat. Metode Glenn Doman ialah suatu metode yang hampir

sama seperti metode flashcard yaitu menggunakan alat bantu kartu. Hanya saja

perbedaannya adalah jika metode flashcard menonjolkan pada gambar dan

bentuk, sedangkan metode Glenn Doman langsung menuju pada huruf dan

kata. Pada penerapan metode ini terdapat salah satu manfaat yang dapat

dihasilkan. Manfaat metode Glenn Doman ini yaitu dapat meningkatkan

perkembangan anak, terutama perkembangan bahasa dan kognitifnya

(Yulianti, D., Hafidah, R., dan Dewi, N.K, 2019).

Dalam penelitian ini, adapun kegiatan yang dilakukan dijelaskan dalam

skenario pembelajaran yang telah dibuat antara lain Sebelum memasuki kelas
63

untuk memulai kegiatan pembelajaran, terlebih dahulu anak akan berbaris dan

melakukan olah tubuh atau pemanasan sederhana. Pada kegiatan awal guru

mengarahkan anak duduk rapi dan meminta anak membaca doa dan bernyanyi.

Selanjutnya guru akan menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan

dilaksanakan dan mengajak anak bercerita untuk membuat anak rileks sebelum

memulai bermain flash card. Setelah itu guru memulai kegiatan membaca

dengan metode Glenn Doman yang menggunakan Flash Card.

Penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian yaitu penelitian yang

dilakukan oleh indria V.P, Sumarsih, dan Indria, N.A (2017) dengan judul

“Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Metode Membaca

Glenn Doman Pada Anak Kelompok A PAUD Sambela Kota Bengkulu”

menunjukkan bahwa kemampuan membaca permulaan anak meningkat

dengan menggunakan metode membaca glenn doman. Hasil Penelitian

Yulianti, D., Hafidah, R., dan Dewi, N.K (2019) dengan judul penelitian

“Pengaruh Metode Membaca Glenn Doman Terhadap Kemampuan Membaca

Permulaan Anak Usia 5-6 Tahun” Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa

terdapat pengaruh metode membaca Glenn Doman terhadap kemampuan

membaca permulaan anak usia 5-6 tahun.

Penelitian yang serupa dilakukan oleh Rini,H. L. S., & Munawar, M. M.

(2018) dengan judul “ Pengaruh Metode Glenn Doman Terhadap Kemampuan

Membaca Permulaan Padausia 5-6 Tahun Di Tk Maranatha 01 Semarang”

dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa uji t diketahui thitung lebih dari ttabel

(0,20039171> 1,701). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak.


64

Dengan kata lain terdapat penggaruh penggunaan media Glenn Doman

terhadap kemampuan membaca permulaan pada usia 5-6 TK Maranatha 01

Semarang. Hasil penelitian Wibowo, E. J. (2021) dengan judul penelitian

“Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Metode Glenn

Doman Bagi Anak Tunarungu Kelas II Di SLB Negeri 1 Kota Blitar” Hasil

penelitian ini menyimpulkan bahwa ada peningkatan yang signifikan terhadap

kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan metode Glenn

Doman.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

dengan menggunakan metode Glenn Doman dapat membantu dalam

meningkatkan kemampuan membaca permulaan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Gambaran kemampuan membaca permulaan anak di Kelompok Bermain

Idaman sebelum diberi perlakuan yaitu terdapat 6 anak dalam kelas

eksperimen dimana 3 anak yang masih dalam kategori belum berkembang,

2 anak dalam kategori mulai berkembang, 1 anak dalam kategori

berkembang sesuai harapan dan 0 anak yang dalam kategori berkembang

sangat baik. Sedangkan gambaran kemampuan membaca permulaan anak

di Kelompok Bermain Idaman setelah diberi perlakuan yaitu terdapat 6 anak

dalam kelas eksperimen dimana 0 anak yang masih dalam kategori belum

berkembang, 1 anak dalam kategori mulai berkembang, 3 anak dalam

kategori berkembang sesuai harapan dan 2 anak yang dalam kategori

berkembang sangat baik

2. Berdasarkan gambaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan

membaca permulaan anak di Kelompok Bermain Idaman mengalami

perkembangan. Selain itu juga disimpulkan bahwa ada pengaruh metode

membaca Glenn Doman terhadap kemampuan membaca permulaan anak.

65
66

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut:

1. Bagi penyelenggara pendidikan, hendaknya mengikuti perkembangan dan

informasi yang berkaitan dengan program pembelajaran yang sesuai dengan

anak. Pembelajaran dengan metode Glenn Doman dapat menjadi alternatif

program pendidikan yang dapat diterapkan di TK, karena sesuai dengan

perkembangan anak usia dini.

2. Bagi kepala sekolah, hendaknya memberi dukungan terhadap praktek

pembelajaran dengan metode Glenn Doman. Dukungan berupa anjuran dan

saran pada guru yang melaksanakan pembelajaran di kelas untuk mengikuti

seminar dan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan metode tersebut.

3. Bagi guru, sebagai pelaksana pembelajaran di kelas hendaknya menjadi

orang yang paling memahami kebutuhan dan minat anak didiknya. Praktek

pembelajaran dengan metode Glenn Doman ini memerlukan guru-guru yang

mau berpikir kreatif dan inovatif bagi keberhasilan anak didiknya.

4. Bagi peneliti selanjutnya, kelemahan dan keterbatasan dalam penelitian ini

menyangkut pelaksanaan metodologi penelitian seperti sedikitnya sampel,

hasil temuan, kurang komprehensif dan tajamnya pembahasan. Metode

yang sama dapat dipakai, yang perlu diperhatikan adalah penajaman dan

pendalaman teori, kecermatan bertindak dalam mengamati peristiwa yang

terjadi pada setiap langkah penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, S. D. 2010. Efektivitas Penggunaan Metode Glenn Doman Dalam


Bentuk Flashcard Terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca Anak
Cerebral Palsy di SLB D YPAC SURAKARTA tahun ajaran 2009/2010.

Ani, dan Fitria, E. 2019. Peranan Orang Tua Dalam Mengembangkan Membaca
Permulaan Anak Usia 5-6 Tahun. Ceria: jurnal pendidikan anak usia dini.
Volume 10, No.1, Juli 2019, 11-23.

Asmonah, S. 2019. Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan


Mengggunakan Model Direct Instruction Berbantuan Media Katu Kata
Gambar. Jurnal pendidikan anak, 8 (1), 29-37.

Atmanto, R. D. 2016. Meningkatkan kemampuan membaca permulaan melalui


permainan flash card pada anak kelompok b tk pertiwi v grabag magelang.
E- jurnal skripsi program studi teknologi pendidikan. 5(3), 2016.

Farikhah, D. N. 2011. Implementasi Metode Glenn Doman Dalam Menanamkan


Aqidah Islam Pada Anak Usia Dini Di Play Group Mutiara Islam Surabaya
(Doctoral dissertation, IAIN Sunan Ampel Surabaya).

Firdaus, K. N., Indahwati. L., Wati, L. R. 2019. Perbedaan Efektifitas Stimulasi


Bahasa Metode Glenn Doman Melalui Flash Card Bergambar Dan Flash
Card Tulisan Terhadap Perkembangan Bahasa Anak Usia Prasekolah Di
Kelompok B TK Al-Jihad Kota Malang. Journal of issues in midwifery, 3(3),
88-96.

Gading, I. K., Magta, M., & Pebrianti, F. 2019. Pengaruh Metode Suku Kata
Dengan Media Kartu Kata Bergambar Terhadap Kemampuan Membaca
Permulaan. Mimbar ilmu, 24 (3), 270-276.

Hadini. 2017. Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui


Kegiatan Permainan Kartu Kata Di Tk Al-Fauzan Desa Ciharashas
Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur. Jurnal empowerment, 6(1), 19-24.

Khasanah, U. 2018. Efektifitas Penggunaan Metode Glenn Doman Terhadap


Kemampuan Membaca Kata Anak Cerebral Palsy Kelas IV SDLB Di SLB
Rela Bhakti 1 Gamping, 7(4), 388-401.

Laely, K. 2013. Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui


Penerapan Media Kartu Gambar. Jurnal pendidikan anak usia dini, 7 (2).

Laily, D. F. 2008. Rancangan Bangun Aplikasi Belajar Membaca Pada Anak


Dengan Menggunakan Metode Glenn Doman (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

67
68

Nahdi, K., & Yunitasari, D. 2019. Literasi Berbahasa Indonesia Usia Prasekolah:
Ancangan Metode Dia Tampan Dalam Membaca Permulaan. Jurnal obsesi:
jurnal pendidikan anak usia dini, 4 (1), 446-453.

Pertiwi, A.D. 2016. Study Deskriptif Proses Membaca Permulaan Anak Usia Dini.
Jurnal pendidikan anak, 5 (1), 759-764.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137


tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.

Puspitorini, T.D. 2018. Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui


Penggunaan Media Papan Flanel Pada Anak Kelompok B TK Negeri
Pembina Kecamatan Taman Kota Madiun. Jurnal care: children advisory
research and education, 5 (2), 41-51.

Safitri, D. I. 2019. Pengaruh Bermain Flashcard Dalam Meningkatkan


Perkembangan Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun Di Taman Kanak-Kanak
Surya Bahari Lampung Timur (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan
Lampung)

Sugiyono. 2017. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan research &


development. Bandung: Alfabeta.

Sulistyawati, E.E., & Sujarwo, S. 2016. Peningkatan Kemampuan Membaca


Permulaan Melalui Media Video Compact Disc Pada Anak Usia 5-6 Tahun.
Jurnal pendidikan dan pemberdayaan masyarakat, 3 (1), 28-37.

Yulianti, D., Hafidah, R., Dewi, N. K. 2019. Pengaruh metode membaca glenn
doman terhadap kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun, 7(4),
403-415.

Zulianingsih, L., Imani Khan, R., & Yulianto, D. 2020. Media Putaran Kata Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia Dini. Seling:
jurnal program studi PGRA, 6 (2), 115-122.
L
A
M
P
I
R
A
N

69
70

A. 1Pengesahan Usulan Penelitian


71

A. 2 Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian


72

A. 3 Surat Izin Penelitian Provinsi Sulawesi Selatan


73

A. 4 Surat Izin Penelitian Kabupaten Maros


74

A. 5 Surat Keterangan Selesai Penelitian


75

A. 6 Validasi Instrumen
76
77

A. 7 Jadwal Kegiatan 1 Minggu di Rumah

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)


KELOMPOK BERMAIN IDAMAN

Semester/Minggu ke/Hari ke : I / 11 / 1
Hari /tgl : Senin, 04 Oktober 2021
Kelompok usia :B
Tema/sub tema : Binatang / Hidup di darat (berkaki 2)
KD : 1.1- 2.3 - 2.4 - 3.2 - 4.2 - 3.6 - 4.6 - 3.11 - 4.1 - 13.15 -
4.15
Materi : - Membaca doa dan surah pendek
- Bersyukur atas nikmat tuhan
- Binatang ciptaan tuhan
- Macam – macam binatang hidup di darat
- Tidak menyakiti binatang
- Suara – suara binatang
- Perkembangbiakan binatang
Kegiatan main : Kelompok dengan kegiatan pengaman
Alat dan bahan : - Pensil
- Pensil warna
- Gambar ayam
Karakter : Rasa ingin tahu

Proses kegiatan
A. PEMBUKAAN
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Berdiskusi tentang binatang yang hidup di darat
3. Berdiskusi tentang menyayangi binatang
4. Berdiskusi tentang suara-suara binatang
5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. INTI
1. Menyanyi lagu anak ayam
2. Mengamati gambar seekor ayam
3. Mengurutkan gambar seri perkembangbiakan ayam
4. Mewarnai gambar ayam
C. RECALLING
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya
5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
D. PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang
paling disukai
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Menginformasikan kegiatan untuk besok
5. Penerapan SOP penutupan
78

E. RENCANA PENILAIAN
1. Sikap
a. Dapat menghargai dan menyayangi binatang sebagai makluk ciptaan Tuhan
b. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya
2. Pengetahuan dan keterampilan
a. Dapat menyebutkan binatang yang hidup di darat
b. Dapat menceritakan perkembangbiakan ayam
c. Dapat warnai gambar ayam
79

Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMEN INSTRUMEN
Pengaruh Metode Membaca Glenn Doman Terhadap Kemampuan Membaca
Permulaan Anak Di Kelompok Bermain Idaman Kabupaten Maros
Variabel
Indikator Pernyataan/Item
Penelitian
1. Melafalkan kata
yang mempunyai 1. Menyebutkan kata yang mempunyai
suka kata awal suku kata awal atau suku kata akhir
dan suku kata yang sama
Kemampuan akhir yang sama
membaca
permulaan 2. Menghubungkan
gambar atau 1. Mencocokkan gambar atau benda
benda dengan dengan kata yang sesuai
kata
3. Membaca kata 1. Membaca kata dengan benar
g) Membuat 15 kata dibagi dalam 3 set
yaitu: set A, set B dan set C
h) Angkat salah satu kata misalnya “apel”
dan katakan pada anak “ini dibaca
apel”
b. Memberikan tidak lebih dari 1 detik
c. Mengambil kartu dari belakang
d. Wajah anak pun peru diperhatikan
Metode dengan baik dan serius, karena guru
membaca atau orangtua dapat mengetahui kata
Glenn mana yang disukai oleh anak.
Doman e. Tidak boleh meminta anak
mengulangi kata-kata yang
dibacakan guru atau orangtua.
f. Setelah membaca lima kata, guru
berhenti untuk memberi kata
kembali, lalu peluk anak dengan
hangat, hal ini menunjukkan
kebahagiaan dan kegembiraan guru
atau orangtua dengan nyata dan luar
80

biasa, sehingga anak dapat


memahami dan merasakan bahwa
kegiatan tersebut membuat guru
atau orangtua gembira.
i) Hari pertama set A sebanyak tiga kali.
j) Hari kedua set A sebanyak tiga kali dan
ditambah set B tiga kali.
k) Hari ketiga set A sebanyak tiga kali, set
B sebanyak tigakali dan set C sebanyak
tiga kali juga.
l) Hari keempat sampai hari ke enam
sama seperti hari ketiga.
81
Lampiran 2
INSTRUMEN PENELITIAN
Pengaruh Metode Membaca Glenn Doman Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak
Di Kelompok Bermain Idaman Kabupaten Maros
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom skor penilaian sesuai kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun,
dengan kriteria sebagai berikut:
Indikator
Melafalkan kata yang
Menghubungkan gambar atau
mempunyai suka kata awal dan Membaca kata
benda dengan kata
Nama suku kata akhir yang sama
No. Jumlah
Anak Menyebutkan kata yang
Mencocokkan gambar atau benda
mempunyai suku kata awal atau Membaca kata dengan benar
dengan kata yang sesuai
suku kata akhir yang sama
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Jumlah
Keterangan : Skor 1 : Belum Berkembang (BB) Skor 3 : Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
Skor 2 : Mulai Berkembang (MB) Skor 4 : Berkembang Sangat Baik (BSB)

82
RUBRIK PENILAIAN

1. Menyebutkan kata yang mempunyai suku kata awal atau suku kata
akhir yang sama
Skor 4 : Jika anak mampu menyebutkan empat sampai lima kata yang
mempunyai suku kata awal atau suku kata akhir yang sama.
Skor 3 : Jika anak mampu menyebutkan dua sampai tiga kata yang
mempunyai suku kata awal atau suku kata akhir yang sama.
Skor 2 : Jika anak mampu menyebutkan satu sampai dua kata yang
mempunyai suku kata awal atau suku kata akhir yang sama.
Skor 1 : Jika anak belum mampu menyebutkan kata yang mempunyai suku
kata awal atau suku kata akhir yang sama.
2. Mencocokkan gambar atau benda dengan kata yang sesuai
Skor 4 : Jika anak mampu mencocokkan lima sampai enam gambar atau
benda dengan kata yang sesuai
Skor 3 : Jika anak mampu mencocokkan tiga sampai empat gambar atau
benda dengan kata yang sesuai
Skor 2 : Jika anak mampu mencocokkan satu sampai dua gambar atau
benda dengan kata yang sesuai
Skor 1 : Jika anak belum mampu mencocokkan gambar atau benda dengan
kata yang sesuai
3. Membaca kata dengan benar
Skor 4 : Jika anak mampu membaca kata dengan benar tanpa bantuan guru
dan mampu membantu teman.
Skor 3 : Jika anak mampu membaca kata dengan benar tanpa bantuan
guru.
Skor 2 : Jika anak mampu membaca kata dengan benar dengan bantuan
guru.
Skor 1 : Jika anak tidak mampu membaca kata dengan benar.

83
84

Lampiran 3
Skenario “Perlakuan kegiatan Penelitian”
Sebelum memasuki kelas untuk memulai kegiatan pembelajaran, terlebih

dahulu anak akan berbaris dan melakukan olah tubuh atau pemanasan sederhana.

Pada kegiatan awal guru mengarahkan anak duduk rapi dan meminta anak

membaca doa dan bernyanyi. Selanjutnya guru akan menjelaskan kegiatan

pembelajaran yang akan dilaksanakan dan mengajak anak bercerita untuk membuat

anak rileks sebelum memulai bermain flash card.

Penggunaan metode Glenn Doman dengan menggunakan flash card pada

hari pertama :

1. Menyiapkan terlebih dahulu media yang akan digunakan dalam pembelajaran

yaitu flash card yang terdiri dari set A (Sapi, Kambing, Ayam, Kucing, Burung),

set B (Tangan, Kaki, Mata, Hidung, Mulut), dan set C (Meja, Kursi, Buku,

Pulpen, Tas). Dimana terdapat 5 kata setiap set.

2. Mengatur posisi duduk anak sebelum memulai pembelajaran. Guru dan anak

duduk dengan jarak kira-kira 1 s.d. 1,5 meter.

3. Flash card yang digunakan pada hari pertama yaitu set A. Kata ini diulang

sebanyak tiga kali dalam sehari dengan jarak minimal 1,5 jam.

4. Saat menggunakan flash card, kecepatan tidak lebih dari 1 detik dan mengambil

kartu yang diurutkan dari belakang.

5. Wajah anak pun perlu diperhatikan dengan baik dan serius, karena guru dapat

mengetahui kata mana yang disukai oleh anak.

6. Tidak boleh meminta anak mengulangi kata-kata yang dibacakan guru.

7. Apabila telah selesai maka guru menunjukkan rasa senang dengan memuji anak.
85

Skenario “Perlakuan kegiatan Penelitian”

Sebelum memasuki kelas untuk memulai kegiatan pembelajaran, terlebih

dahulu anak akan berbaris dan melakukan olah tubuh atau pemanasan sederhana.

Pada kegiatan awal guru mengarahkan anak duduk rapi dan meminta anak

membaca doa dan bernyanyi. Selanjutnya guru akan menjelaskan kegiatan

pembelajaran yang akan dilaksanakan dan mengajak anak bercerita untuk membuat

anak rileks sebelum memulai bermain flash card.

Penggunaan metode Glenn Doman dengan menggunakan flash card pada

hari kedua :

1. Menyiapkan terlebih dahulu media yang akan digunakan dalam pembelajaran

yaitu flash card yang terdiri dari set A (Sapi, Kambing, Ayam, Kucing, Burung),

set B (Tangan, Kaki, Mata, Hidung, Mulut), dan set C (Meja, Kursi, Buku,

Pulpen, Tas). Dimana terdapat 5 kata setiap set.

2. Mengatur posisi duduk anak sebelum memulai pembelajaran. Guru dan anak

duduk dengan jarak kira-kira 1 s.d. 1,5 meter.

3. Flash card yang digunakan pada hari kedua yaitu set A dan set B. Mengulang set

A sebanyak tiga kali dan menambah set B yang juga diulang sebanyak tiga kali.

4. Saat menggunakan flash card, kecepatan tidak lebih dari 1 detik dan mengambil

kartu yang diurutkan dari belakang.

5. Wajah anak pun perlu diperhatikan dengan baik dan serius, karena guru dapat

mengetahui kata mana yang disukai oleh anak.

6. Tidak boleh meminta anak mengulangi kata-kata yang dibacakan guru.

7. Apabila telah selesai maka guru menunjukkan rasa senang dengan memuji anak.
86

Skenario “Perlakuan kegiatan Penelitian”

Sebelum memasuki kelas untuk memulai kegiatan pembelajaran, terlebih

dahulu anak akan berbaris dan melakukan olah tubuh atau pemanasan sederhana.

Pada kegiatan awal guru mengarahkan anak duduk rapi dan meminta anak

membaca doa dan bernyanyi. Selanjutnya guru akan menjelaskan kegiatan

pembelajaran yang akan dilaksanakan dan mengajak anak bercerita untuk membuat

anak rileks sebelum memulai bermain flash card.

Penggunaan metode Glenn Doman dengan menggunakan flash card pada

hari ketiga :

1. Menyiapkan terlebih dahulu media yang akan digunakan dalam pembelajaran

yaitu flash card yang terdiri dari set A (Sapi, Kambing, Ayam, Kucing, Burung),

set B (Tangan, Kaki, Mata, Hidung, Mulut), dan set C (Meja, Kursi, Buku,

Pulpen, Tas). Dimana terdapat 5 kata setiap set.

2. Mengatur posisi duduk anak sebelum memulai pembelajaran. Guru dan anak

duduk dengan jarak kira-kira 1 s.d. 1,5 meter.

3. Flash card yang digunakan pada hari ketiga yaitu set A dan set B diulang

sebanyak tiga kali dan menambah set C yang juga diulang sebanyak tiga kali.

4. Saat menggunakan flash card, kecepatan tidak lebih dari 1 detik dan mengambil

kartu yang diurutkan dari belakang.

5. Wajah anak pun perlu diperhatikan dengan baik dan serius, karena guru dapat

mengetahui kata mana yang disukai oleh anak.

6. Tidak boleh meminta anak mengulangi kata-kata yang dibacakan guru.

7. Apabila telah selesai maka guru menunjukkan rasa senang dengan memuji anak.
87

Skenario “Perlakuan kegiatan Penelitian”

Sebelum memasuki kelas untuk memulai kegiatan pembelajaran, terlebih

dahulu anak akan berbaris dan melakukan olah tubuh atau pemanasan sederhana.

Pada kegiatan awal guru mengarahkan anak duduk rapi dan meminta anak

membaca doa dan bernyanyi. Selanjutnya guru akan menjelaskan kegiatan

pembelajaran yang akan dilaksanakan dan mengajak anak bercerita untuk membuat

anak rileks sebelum memulai bermain flash card.

Penggunaan metode Glenn Doman dengan menggunakan flash card pada

hari keempat, kelima dan keenam :

1. Menyiapkan terlebih dahulu media yang akan digunakan dalam pembelajaran

yaitu flash card yang terdiri dari set A, set B, dan set C. Dimana terdapat 5 kata

setiap set.

2. Mengatur posisi duduk anak sebelum memulai pembelajaran. Guru dan anak

duduk dengan jarak kira-kira 1 s.d. 1,5 meter.

3. Flash card yang digunakan pada hari keempat, kelima dan keenam yaitu

mengulang 15 kata seperti di hari ketiga dan tidak ada penambahan kata-kata

baru. 15 kata ini diulang sebanyak tiga kali.

4. Saat menggunakan flash card, kecepatan tidak lebih dari 1 detik dan mengambil

kartu yang diurutkan dari belakang.

5. Wajah anak pun perlu diperhatikan dengan baik dan serius, karena guru dapat

mengetahui kata mana yang disukai oleh anak.

6. Tidak boleh meminta anak mengulangi kata-kata yang dibacakan guru.

7. Apabila telah selesai maka guru menunjukkan rasa senang dengan memuji anak.
88

Lampiran 4

Daftar Nama Anak Didik Kelas Eksperimen

No. Nama Anak Kelompok L/P


1. PI B P
2. AN B P
3. HA B P
4. JR B L
5. BN B L
6. AG B P

Daftar Nama Anak Didik Kelas Kontrol

No. Nama Anak Kelompok L/P


1. AN B L
2. KM B L
3. IL B L
4. AA B L
5. AL B L
6. HA B L
Lampiran 5

DATA HASIL PENELITIAN KELAS EKSPERIMEN

Indikator
Melafalkan kata yang
Menghubungkan gambar atau
mempunyai suka kata awal dan Membaca kata
benda dengan kata
Nama suku kata akhir yang sama
No. Jumlah
Anak Menyebutkan kata yang
Mencocokkan gambar atau benda
mempunyai suku kata awal atau Membaca kata dengan benar
dengan kata yang sesuai
suku kata akhir yang sama
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. PI √ √ √ 12
2. AN √ √ √ 9
3. HA √ √ √ 10
4. JR √ √ √ 8
5. BN √ √ √ 11
6. AG √ √ √ 10
Jumlah 60

89
90

DATA HASIL PENELITIAN KELAS KONTROL

Indikator
Melafalkan kata yang
Menghubungkan gambar atau
mempunyai suka kata awal dan Membaca kata
benda dengan kata
Nama suku kata akhir yang sama
No. Jumlah
Anak Menyebutkan kata yang
Mencocokkan gambar atau benda
mempunyai suku kata awal atau Membaca kata dengan benar
dengan kata yang sesuai
suku kata akhir yang sama
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. AN √ √ √ 9
2. KM √ √ √ 5
3. IL √ √ √ 7
4. AA √ √ √ 8
5. AL √ √ √ 6
6. HA √ √ √ 8
Jumlah 43
Lampiran 6
Grafik Histogram
Hasil Pengolahan Data Penelitian
Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol

14

12

10

0
1 2 3 4 5 6

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

91
92

Lampiran 7
HASIL PENYAJIAN DATA
Kelas Eksperimen
Hasil data penelitian kelompok eksperimen tentang kemampuan membaca
permulaan anak dari 6 anak adalah 12, 9, 10, 8, 11, 10.
a. Rentang J = 12 – 8 = 4

b. Banyaknya kelas = 1 + (3,3 ) log n

= 1 + 3,3 log 6

= 1 + (3,3) 0,7

= 1 + 2,31

= 3,31 = 3
𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽 4
c. Panjang kelas = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 = = 1,3 = 1
3

d. Tabel distribusi frekuensi

Interval Frekuensi Frekuensi Presentase Kategori


Absolut Komulatif
5–6 - - 0% BB
7–8 1 1 16,67 % MB
9 – 10 3 4 50 % BSH
11 – 12 2 6 33,33 % BSB
jumlah 6 100 %
e. Nilai rata-rata (Mean) Σ𝑋 = 60

ΣX 60
𝑃= = = 10
𝑁 6
f. Median Me = 1⁄2 (n + 1)
Me = 1⁄2 (6 + 1)
Me = 1⁄2 (7)

Me = 3,5
Me = 8, 9, 10, 10, 11, 12 = 10
93

Kelas Kontrol
Hasil data penelitian kelompok kontrol tentang kemampuan membaca
permulaan anak dari 6 anak adalah 9, 5, 7, 8, 6, 8.
a. Rentang J =9-5=4

b. Banyaknya kelas = 1 + (3,3 ) log n

= 1 + 3,3 log 6

= 1 + (3,3) 0,7

= 1 + 2,31

= 3,31 = 3
𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽 4
c. Panjang kelas = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 = = 1,3 = 1
3

d. Tabel distribusi frekuensi

Interval Frekuensi Frekuensi Presentase Kategori


Absolut Komulatif
5–6 2 2 33,33 % BB
7–8 3 5 50 % MB
9 – 10 1 6 16,67 % BSH
11 – 12 - - - BSB
Jumlah 6 100 %
e. Nilai rata-rata (Mean) Σ𝑋 = 43

ΣX 43
𝑃= = = 7,2 = 7
𝑁 6
f. Median Me = 1⁄2 (n + 1)
Me = 1⁄2 (6 + 1)
Me = 1⁄2 (7)

Me = 3,5
Me = 5, 6, 7, 8, 8 9 = 7,5
94

Lampiran 8

Hasil data Thitung yang dapat diperoleh pada tabel berikut ini :

Tabel pengaruh metode Glenn Doman terhadap kemampuan membaca

permulaan anak.

No. X1 X2 D D2

1. 9 12 -3 9

2. 5 9 -4 16

3. 7 10 -3 9

4. 8 8 0 0

5. 6 11 -5 25

6. 8 10 -2 4

Jumlah 43 60 -17 63

Hitunglah:
𝐷)2
S2D = [∑ 𝐷2 − [[(∑ ]/𝑛] / [𝑛 − 1]]
𝑛

= [63 − (−17)2 /6 ]/[6 − 1]


= [63 – 48] / 5
= 15 /5 =3

S = √𝑆 2 𝐷/𝑛

= √3/6

= 0,28

Thitung (X1-X2)/S = (43-60)/0,28

= -17/0,28 = -61 = 61
95

Lampiran 9
Penyelesaian Rumus Mencari Nilai Z :
𝑁 (𝑁+1)
𝑇−
4
Z=
𝑁 (𝑁+1)(2𝑁+1)

24

6 (6+1)
61−
4
Z=
6 (6+1)(12+1)

24

61−42
4
Z= 42.13

24

19
4
Z=
√22,75
4,75
Z = 4,76

Z = 0,99 = 0,3289

Nilai Zhitung yang diperoleh yaitu 0,99 dan nilai Ztabel pada taraf α yaitu 0,05 yaitu .

0,3289. Dengan kriteria Zhitung (0,99) > Ztabel (0,3289) maka H1 diterima dan H0

ditolak artinya ada pengaruh metode Glenn Doman terhadap kemampuan membaca

permulaan anak.
96

Lampiran 10
Tabel Ttabel Bertanda Data Berpasangan Wilcoxon
𝛼
Ttabel = t 2 (𝑑𝑓)

= 0.05/2 (n1+n2-2)
= 0,025(6+6-2)
Ttabel = 0.025 (10) = 2,228
97

Lampiran 11
Tabel Wilcoxon Ztabel untuk Data Sampel Berhubungan
98

Lampiran 12
DOKUMENTASI KEGIATAN
Kelas Eksperimen
99

Kelas kontrol
100

RIWAYAT HIDUP

Auliya rahmah, lahir di Desa Apala pada tanggal 20

November 1998. Penulis adalah anak ke lima dari enam

bersaudara, pasangan dari bapak Drs.Abdul Syukur dan Ibu

Wahidah, A.Md.Kep. Riwayat pendidikan penulis yaitu

dimulai dari Taman Kanak-Kanak Dasa wisma pada tahun

2003 dan tamat pada tahun 2005. Melanjutkan pendidikan di SD Inpres 12/79 biru

1 dan tamat pada tahun 2011. Kemudian di MTs Ma’had Hadits Al-junaidiyah biru

dan menjadi alumni pada tahun 2014. Selanjutkan di SMA Negeri 2 watampone

dan menjadi alumni pada tahun 2017. Setelah itu diterima melalui jalur SBMPTN

pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas

Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Makassar untuk Strata Satu (S1).

Selama menjadi mahasiswa di UNM penulis mengikuti lembaga eksternal kampus

yaitu ikatan mahasiswa muhammadiyah (IMM) periode 2019-2020 sebagai Kabid

Riset pengembangan dan keilmuan (RPK). Kemudian melanjutkan kembali

kepengurusan ikatan mahasiswa muhammadiyah (IMM) periode 2020-2021

sebagai Sekbid Sosial pemberdayaan masyarakat (SPM).

Anda mungkin juga menyukai