Anda di halaman 1dari 113

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KARTU ARISAN TERHADAP

KEMAMPUAN BERBICARA SISWA PADA MATA PELAJARAN


BAHASA INDONESIA KELAS V SDN RAPPOKALELENG
KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan guna Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan pada Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH
MUSDALIFA
10540 8592 13

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : MUSDALIFA
Nim : 10540 8592 13
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Kartu Arisan terhadap
Kemampuan Berbicara Siswa pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Kelas V SD Negeri Rappokaleleng
Kabupataen Gowa

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji
adalah asli hasil karya sendiri, bukan hasil ciplakan atau dibuatkan oleh orang lain.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Juni 2017

Yang membuat pernyataan

Musdalifa
10540 8592 13

ii
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Musdalifa
Nim : 10540 8592 13
Jurusan : Pendididkan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Kartu Arisan
terhadap Kemampuan Berbicara Siswa pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD Negeri
Rappokaleleng Kabupataen Gowa

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:


1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini. Saya menyusun
sendiri dan tidak dibuatkan oleh siapapun.
2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan Fakultas.
3. Saya tidak melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi saya.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya pada poin 1, 2, dan 3 maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini, saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Juni 2017


Yang membuat perjanjian

Musdalifa
NIM. 10540 8592 13

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“ Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, maka apabila

kamu telah selesai dari satu urusan maka kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada ALLAH

hendaknya kamu berharap”

Berangkat dengan penuh keyakinan, berjalan dengan penuh keikhlasan,

bersabar dalam menghadapi cobaan, karena di dunia ini tak ada yang mudah

tapi tak ada yang tidak mungkin. Selama kita masih menginginkannya.

Hidup adalah pilihan antara memilih dan dipilih

Usahakanlah yang terbaik

Karya ini ku peruntukkan kepada kedua orang tuaku

tercinta sebagai bukti terima kasihku, yang tak pernah

lelah mendidikku dengan penuh kesabaran dan

membesarkanku dengan penuh kasih sayang, doa serta

motivasi dan pengorbanan dalam hidup ini. Teruntuk

saudara-saudaraku yang selalu memberikan motivasi. doa

dan dukungannya.

vi
ABSTRAK

Musdalifa. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Kartu Arisan terhadap


Kemampuan Berbicara Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V
SD Negeri Rappokaleleng Kabupaten Gowa. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Munirah dan pembimbing II
Muhammad Akhir.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
kartu arisan terhadap kemampuan berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa
Indonesia kelas V SD Negeri Rappokaleleng Kabupaten Gowa. Dimana model
pembelajaran ini dapat membantu guru dalam mengasah kemampuan berbicara
siswa, meningkatkan rasa percaya diri, baik dalam hal mengemukakan suatu
jawaban maupun pendapat melalui metode bermain sambil belajar dengan
menggunakan “Kartu arisan” sebagai alat atau media.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen bentuk pretest
posttest design yaitu penelitian yang dilakukan pada satu kelompok tanpa
kelompok pembanding. Penelitian ini melibatkan satu kelas eksperimen dimana
penelitian dilakukan sebanyak dua kali yang diawali dengan (pretest) sebelum
diberi perlakuan dan sesudah perlakuan (posttest) dengan satu kelompok subjek.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V sebanyak 21 orang. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui observasi, pretest dan posttest.
Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif dan
inferensial dengan teknik analisis uji-t.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh model pembelajaran kartu
arisan terhadap kemampuan berbicara siswa kelas V SD Negeri Rappokaleleng
Kabupaten Gowa. Hal tersebut terlihat dari perbandingan antara nilai pretest dan
posttest. Nilai rata-rata pretest yang diperoleh sebesar 54,28, nilai rata-rata
termasuk dalam kategori kurang. Sedangkan nilai rata-rata posttest yang diperoleh
sebesar 67,86 yang berada pada kategori baik. Selain itu, digunakan perhitungan
uji t-tes. Hasil penelitian diperoleh thitung 12,33 dan ttabel 2,08 maka thitung > ttabel
atau 12,33>2,08 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.
Hal Ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kartu arisan berpengaruh
terhadap kemampuan berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas
V SDN Rappokaleleng Kabupaten Gowa.

Kata kunci : model pembelajaran kartu arisan dan kemampuan berbicara

vii
KATA PENGANTAR

Allah Maha Penyayang dan Pengasih, demikian kata untuk mewakili atas

segala karunia dan nikmat-Nya. Alhamdulillahi Rabbil Alamin, untaian zikir

lewat kata yang indah terucap sebagai ungkapan rasa syukur penulis selaku hamba

dalam balutan kerendahan hati dan jiwa yang tulus kepada Sang Khaliq, yang

menciptakan manusia dari segumpal darah, yang maha pemurah, mengajar kepada

manusia apa yang tidak diketahuinya dengan perantaraan kalam. Tiada upaya,

tiada kekuatan, dan tiada kuasa tanpa kehendak-Nya. Bingkisan salam dan

syalawat tercurah kepada Nabiullah Muhammad Saw, para sahabat dan

keluarganya serta umat yang senantiasa istiqomah dijalan-Nya. Skripsi ini adalah

setitik dari sederetan berkah-Mu.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi

terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan

bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan,

bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang ketika didekati.

Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi

kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis

kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam

dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan

tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua

viii
orang tua Syamsuddin dan Hj. Fatmawati yang telah berjuang, berdoa, mengasuh,

membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.

Demikian pula, penulis mengucapkan kepada para keluarga yang tak hentinya

memberikan motivasi dan selalu menemani dengan candanya, kepada Dr.

Munirah, M.Pd dan Dr. Muhammad Akhir, M.Pd., pembimbing I dan

pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak

awal penyususnan proposal hingga selesainya skripsi ini.

Tidak lupa juga peneliti mengucapkan terima kasih kepada Dr. H. Abdul

Rahman Rahim, S.E., M.M., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin

Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Sulfasyah, MA., Ph.D., ketua Pogram

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar serta seluruh dosen dan para staf pegawai

dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian

ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada

Kepala Sekolah, guru, staf SDN Rappokaleleng, dan ibu Hj. Sujirah, S.Pd., selaku

guru kelas V di sekolah tersebut yang telah memberikan izin dan bantuan untuk

melakukan penelitian. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada teman

seperjuangan kelas F jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Angkatan 2013 atas

segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis.

ix
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa

mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan

tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak

akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi

manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis.

Amin Ya Rabbal Alamin.

Makassar, Juni 2017

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ....................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN .......................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... vi

ABSTRAK .............................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ........................................................................... viii

DAFTAR ISI........................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiii

DAFTAR TABEL................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka............................................................................. 7

B. Kartu Arisan ................................................................................ 11

C. Kemampuan Berbicara ............................................................... 13

D. Kerangka Pikir. ........................................................................... 19

xi
E. Hipotesis Penelitian..................................................................... 21

F. Kriteria Pengujian Hipotesis ........................................................ 21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian .................................................................. 22

B. Definisi Operasional Variabel..................................................... 24

C. Populasi dan Sampel .................................................................. 25

D. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 26

E. Instrument Penelitian ................................................................. 28

F. Teknik Analisis Data................................................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ........................................................................... 38

B. Pembahasan ................................................................................. 47

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .................................................................................... 52

B. Saran ........................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 54

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Kerangka Pikir ....................................................................... 20

3.1 Desain Penelitian................................................................................ 23

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Populasi Siswa ................................................................................. 25

3.2 Sampel Siswa .................................................................................... 26

3.3 Pembobotan Item Tes Berbicara ....................................................... 29

3.4 Kategorisasi Tingkat Hasil Belajar .................................................. 33

3.5 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar (Kriteria Ketuntasan Minimum)... 34

4.1 Perhitungan Mencari Mean (Rata-rata) Nilai Pretest ....................... 38

4.2 Tingkat Hasil Belajar Pretest ............................................................ 39

4.3 Ketuntasan Kemampuan Berbicara Pretest ...................................... 40

4.4 Perhitungan Mencari Mean (Rata-rata) Nilai Posttest ...................... 41

4.5 Tingkat Hasil Belajar Posttest........................................................... 42

4.6. Ketuntasan Kemampuan Berbicara Posttest. ................................... 43

4.7 Analisis Pretest dan Posttest............................................................. 47

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

A. Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

B. Lampiran 2 Daftar Nama-nama Siswa Kelas V

C. Lampiran 3 Absen Selama Melakukan Penelitian

D. Lampiran 4 Soal Pretest dan Postest

E. Lampiran 5 Tabel Pembobotan Item Tes Berbicara Pretest dan Posttest

F. Lampiran 6 Skor Nilai (Pretest dan Posttest)

G. Lampiran 7 Uji Hipotesis (t-table)

H. Lampiran 8 Lembar Observasi Aktifitas Penelitian

I. Lampiran 9 Pedoman Wawancara Pendidik

J. Lampiran 10 Dokumentasi

K. Lampiran 11 Surat Izin Meneliti

L. Lampiran 12 Surat Keterangan Meneliti dari Sekolah Tempat Meneliti

xv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam membangun

karakter bangsa sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu untuk mengembangkan

potensi peserta didik dengan belajar membangun dan menemukan jati diri melalui

proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Untuk mencapai

tujuan tersebut sangat diperlukan proses pembelajaran yang efektif dan efisien

khususnya pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar.

Standar kompetensi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) meliputi empat kompetensi dasar,

yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat kompetensi dasar

tersebut menjadi faktor pendukung dalam menyampaikan pikiran, gagasan, dan

pendapat, baik secara lisan maupun tulisan, sesuai konteks komunikasi yang harus

dikuasai oleh pemakai bahasa. Dengan pengembangan keempat kompetensi dasar

kemampuan berbahasa tersebut tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Pendidikan bahasa Indonesia di sekolah dasar bertujuan untuk

mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia siswa sesuai dengan fungsi

bahasa sebagai wahana berfikir dan berkomunikasi untuk mengembangkan

potensi intelektual, emosional dan sosial. Bahasa adalah bunyi-bunyi yang

sistematis yang dihasilkan oleh alat-alat ucap manusia. Segala sesuatu yang dapat

1
2

dinyatakan oleh manusia meliputi pikiran, perasaan, kemauan, kenyataan tentang

dunia, peristiwa segala pengalaman manusia dalam kehidupannya. Adapun fungsi

bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat untuk berhubungan dengan orang

lain dalam hal ini yaitu berbicara. Oleh sebab itu, kemampuan berbicara tidak

dapat dipisahkan dengan pelajaran bahasa Indonesia.

Tarigan (dalam Haldun, 2012:9) mengemukakan bahawa berbicara adalah

kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atas kata-kata untuk

mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan gagasan, perasaan, dan

pikiran. Artinya bahwa dengan berbicara seseorang mampu mengungkapkan

sesuatu secara lisan kepada orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan

berbicara merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Kemampuan berbicara harus dilatih melalui proses belajar dan latihan

secara berkesinambungan dan sistematis agar dapat memperlancar seseorang

dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, guru sebagai fasilitator harus menerapkan

model pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan kemampuan berbicara

siswa.

Bahasa Indonesia lebih sering dipandang pelajaran yang sederhana dan

tidak terlalu penting. Hai ini sejalan dengan hasil pengamatan peneliti selama

proses magang 1, magang 2, dan magang 3 dimana, bahasa Indonesia yang

dipelajari di sekolah lebih banyak disampaikan melalui metode konvensional

(ceramah), dan mengerjakan lembar kerja siswa (LKS). Guru cenderung hanya
3

mentransfer ilmu dan siswa hanya menerima dengan pasif. Selain itu, kegiatan

belajar mengajar di kelas dalam mengembangkan kemampuan berbicara kurang

diperhatikan dan dilatih oleh guru. Hal ini membuat masih banyak siswa yang

merasa takut berdiri dihadapan teman sekelasnya, bahkan tidak jarang kita lihat

beberapa siswa berkeringat dingin, berdiri kaku, lupa segalanya bila ia harus

berhadapan dengan sejumlah siswa lainnya. Mereka juga tidak mampu atau berani

mengemukakan pendapatnya dengan bahasa yang baik dan benar dalam proses

pembelajaran. Hal ini membuat siswa menjadi kurang aktif, kemampuannya tidak

terasah, dan menjadi malas berfikir dalam proses pembelajaran sehingga

membuat hasil belajar siswa rendah.

Padahal seharusnya siswa yang berada pada kelas tinggi sudah mampu

berbicara dengan lancar menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,

serta mempunyai keberanian dan rasa percaya diri yang tinggi. Hal ini disebabkan

karena kurangnya motivasi dan rasa percaya diri yang dimiliki oleh siswa, serta

metode dan model pembelajaran yang kurang bervariasi.

Berdasarkan teori naturalisme atau natural unfoldment yang berasumsi

bahwa individu bukan saja mempunyai potensi atau kemampuan untuk berbuat

atau melakukan berbagai tugas, tetapi juga memiliki kemauan dan kemampuan

untuk belajar dan berkembang sendiri. Artinya agar seorang anak dapat

berkembang dan mengaktualisasikan segala potensi atau kemampuan yang

dimilikinya, pendidik atau guru perlu menciptakan situasi yang kondusif dalam
4

menerapkan pembelajaran agar seorang anak dapat mencapai perkembangan yang

optimal (Trianto, 2011:60).

Mengingat pentingnya kemampuan berbahasa lisan atau berbicara maka

kemampuan berbicara harus ditingkatkan dan dilatih. Guru harus dapat

mengajarkan kemampuan berbicara dengan menarik, efektif, dan efisien.

Kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah

model pembelajaran. Menurut Joyce (dalam Trianto, 2011:142) model

pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai

pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Salah satu model

pembelajaran yang digunakan dalam kemampuan berbicara adalah model

pembelajaran kartu arisan. Model pembelajaran kartu arisan dipilih oleh peneliti

karena model ini belum pernah diterapkan disekolah tempat peneliti akan

melakukan penelitian.

Menurut Nurhayani (dalam Londa 2015) model pembelajaran kartu arisan

adalah salah satu pembelajaran kooperatif, dimana siswa bekerjasama dalam

kelompok untuk mendiskusikan kesesuaian jawaban dari setiap pertanyaan yang

keluar dari dalam gelas yang telah diundi oleh guru.

Model pembelajaran kartu arisan merupakan model yang menjalankan

prinsip arisan, yaitu mendapat giliran menjawab atas suatu pertanyaan, memberi

komentar dan tanggapan sesuai undian. Artinya setiap siswa akan mendapat

giliran untuk mengembangkan kemampuan berbicaranya tanpa takut salah.


5

Dengan kata lain, kemampuan berbicara siswa akan semakin berkembang seiring

dengan tumbuhnya rasa percaya diri dalam dirinya.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka dianggap perlu untuk

mengetahui sejauh mana model pembelajaran kartu arisan dapat berpengaruh

terhadap kemampuan berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas

V SD Negeri Rappokaleleng Kabupaten Gowa. Atas dasar tersebut dalam

penelitian ini penulis mengangkat judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kartu

Arisan terhadap Kemampuan Berbicara Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Kelas V SDN Rappokaleleng Kabupaten Gowa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini yaitu “Apakah model pembelajaran kartu arisan berpengaruh terhadap

kemampuan berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V SDN.

Rappokaleleng Kabupaten Gowa?”.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran kartu arisan terhadap

kemampuan berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V SDN.

Rappokaleleng Kabupaten Gowa.


6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Digunakan sebagai model alternatif dalam pelajaran bahasa Indonesia

untuk mengembangkan kemampuan berbicara siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

(1) Melatih dan meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara.

(2) Meningkatnya motivasi dan rasa percaya diri siswa dalam berbicara.

b. Bagi guru

(1) Meningkatnya profesionalisme guru.

(2) Sumber informasi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

c. Bagi Sekolah

(1) Meningkatnya kualitas pembelajaran khususnya kemampuan berbicara

baik proses maupun hasil dalam pelajaran bahasa Indonesia.

(2) Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah serta

kondusifnya iklim pendidikan di sekolah.


7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Haldun pada tahun 2012 melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan

Keterampilan Berbicara dengan Menggunakan Metode Menceritakan Ulang

(Story Telling) Murid Kelas V SD Inpres Panciro Kab. Gowa”. Penelitian

ini berlangsung dengan dua siklus yaitu siklus I berada dalam kategori

rendah yaitu dari 27 murid hanya 12 orang atau 44,44% yang memenuhi

kriteria ketuntasan minimal dan meningkat menjadi terkategori sangat tinggi

pada siklus II yaitu 23 murid atau 85,19% terjadi peningkatan aktivitas

belajar murid kelas V SD Inpres Panciro Kabupaten Gowa. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Story Telling dapat

meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas V SD Inpres Panciro

Kabupaten Gowa.

b. Wanti Londa pada tahun 2015 melakukan penelitian dengan judul

“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model

Pembelajaran Kartu Arisan Kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Lomboto”.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015.

Hasil penelitian pada siklus I menujukkan bahwa terdapat 16 dari 29 siswa

7
8

dengan persentase 55,17% yang dikenai tindakan memperoleh nilai 75

keatas. Persentase keberhasilan pada siklus I belum mencapai indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan. Sehingga perlu dilanjutkan ke siklus

berikutnya. Pada siklus II terdapat 23 dari 29 siswa yang dikenai tindakan

memperoleh nilai 75 keatas dan telah mencapai ketuntasan dengan

persentase sebesar 79,31%. Berdasarkan hasil penelitian dapat dismpulkan

bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Hidrofer dapat ditingkatkan

dengan menggunakan model pembelajaran kartu arisan.

c. Nurzakiah pada tahun 2016 melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Metode Role Playing terhadap keterampilan berbicara pada murid kelas V

SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pada analisis deskriptif penggunaan metode

pembelajaran Role Playing murid positif, keterampilan berbicara siswa

dengan menggunakan metode Role Playing menunjukkan keterampilan

berbicara yang lebih baik dari pada sebelum diterapkan metode Role

Playing . Hasil analisis statistik inferensial diketahui bahwa nilai tHitung yang

diperoleh adalah 43,44 dengan frekuensi db = 20-1 = 19, pada taraf

signifikansi 50% diperoleh tTabel = 2,09. Jadi, tHitung>tTabel. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh metode Role Playing terhadap

keterampilan berbicara pada murid kelas V SD Inpres Parang Kecamatan

Parangloe Kabupaten Gowa.


9

Persamaan dan perbedaan penelitian yang relevan

Persamaan dari ketiga penelitian yang relevan diatas terdapat pada

hasil penelitian, dimana ketiganya berhasil dalam penelitiannya. Penelitian

yang pertama dilakukan oleh Haldun pada tahun 2012 yang berlangsung

dalam dua siklus yaitu siklus I berada dalam kategori rendah yaitu,44% dan

meningkat menjadi terkategori sangat tinggi pada siklus II yaitu 85,19%.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Wanti londa pada tahun 2015

Hasil penelitian pada siklus I dengan persentase 55,17% dan pada siklus II

dengan persentase sebesar 79,31%. Selanjutnya penelitian yang dilakukan

Nurzakiah pada tahun 2016 dengan hasil analisis statistik inferensial

diketahui bahwa nilai tHitung yang diperoleh adalah 43,44 dengan frekuensi

db = 20-1 = 19, pada taraf signifikansi 50% diperoleh tTabel = 2,09. Jadi,

tHitung>tTabel.

Perbedaan dari ketiga penelitian yang relevan diatas terdapat pada

jenis penelitiannya dimana penelitian yang dilakukan oleh Haldun dan

Wanti londa yaitu penelitian tindakan kelas sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Nurzakiah yaitu penelitian eksperimen. Selain itu,

perbedaannya terdapat pada subjek penelitiannya. Penelitian yang dilakukan

oleh Haldun dan Nurzakiah dengan subjek penelitiannya siswa kelas V SD,

sedangkan Wanti londa dengan subjek penelitiannya siswa kelas X IPS

SMA. Perbedaan yang terakhir pada variabel penelitiannya yaitu Haldun

dengan variabel 1 keterampilan berbicara dan variabel 2 metode


10

menceritakan ulang (story Telling), Wanti londa dengan variabel 1 Hasil

Belajar dan variabel 2 model pembelajaran kartu arisan, dan Nurzakiah

dengan variabel 1 metode role playing dan variabel 2 keterampilan

berbicara.

2. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Joyce (dalam Trianto, 2011:142) Model Pembelajaran adalah

suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial untuk

menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-

buku, film, kurikulum, dan lain-lain. Setiap model pembelajaran mengarahkan

kita dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian

rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Menurut Soekamto, dkk (dalam Trianto, 2011:142) menyatakan


bahwa maksud dari model pembelajaran adalah “Kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar”.

Model pembelajaran adalah sebuah rencana atau pola yang

mengorganisasi pembelajaran dalam kelas dan menunjukkan cara penggunaan

materi pembelajaran yang akan disuguhkan kepada siswa.

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa, model

pembelajaran merupakan suatu perencanaan yang memberikan kerangka,


11

gambaran dan arah bagi guru dalam mengajar, menyajikan materi,

menggunakan alat atau media, serta metode dalam proses pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

B. Kartu Arisan

Pembelajaran harus berprinsip pada pemberdayaan semua potensi siswa

untuk meningkatkan pemahaman fakta, konsep, dan prinsip dalam kajian ilmu

yang dipelajarinya. Pembelajaran harus berpusat pada siswa agar kreatif,

menyenangkan dan menantang dan belajar melalui perbuatan. Hal ini berarti

potensi siswa dapat diberdayakan dalam proses pembelajaran. Prinsip

pembelajaran harus berpusat pada siswa. Guru harus mengkondisikan suasana

yang menyenangkan, menantang dan siswa aktif melakukan.

Menurut Nurhayani (dalam Londa, 2015) Model kartu arisan adalah

salah satu pembelajaran kooperatif, dimana siswa bekerjasama dalam kelompok

untuk mendiskusikan kesesuaian jawaban dari setiap pertanyaan yang keluar

dari dalam gelas yang telah diundi oleh guru. Model pembelajaran kartu arisan

adalah model yang menjalankan prinsip arisan, yaitu mendapat giliran

menjawab, memberi tanggapan dan komentar atas suatu pertanyaan sesuai

dengan undian.

Adapun langkah-langkah pembelajaran kartu arisan menurut Nurhayani

(dalam Londa, 2015) adalah sebagai berikut:

1) Pertama-tama guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang

heterogen.
12

2) Guru meminta kepada setiap kelompok untuk membuat nama dan yel-yel

serta menjelaskan peraturan dalam model pembelajaran kartu arisan.

3) Guru membagikan materi diskusi berupa teks yang terdapat permasalahan

berkaitan dengan pelajaran bahasa Indonesia.

4) Guru meminta kepada semua siswa untuk membaca serta memahami isi

teks tersebut.

5) Guru meminta masing-masing kelompok untuk semangat dalam pelajaran.

6) Guru mengundi nama-nama siswa yang akan diberi pertanyaan sesuai

dengan materi. Dalam kegiatan ini siswa dituntut untuk berbicara,

menanggapi dan memberi tambahan atas jawaban siswa yang telah diberi

kesempatan.

7) Kemudian guru mengundi kembali gelas yang telah berisi gulungan soal,

kemudian memberikan pertanyaan kepada siswa yang mendapat giliran

dalam undian.

8) Setiap jawaban yang benar dari anggota kelompok maka mereka berhak

untuk mendapat poin dan menyampaikan yel-yelnya.

9) Namun jika jawaban salah maka poin kelompok akan dikurangi dan harus

menerima hukuman.

10) Setiap jawaban yang benar diberi poin 100 sebagai nilai kelompok

sehingga nilai total kelompok merupakan penjumlahan poin dari para

anggotanya.
13

C. Kemampuan Berbicara

a. Pengertian Kemampuan

Kemampuan (abilities) seseorang akan turut serta menentukan perilaku

dan hasilnya. Yang dimaksud kemampuan atau abilities ialah bakat yang

melekat pada seseorang untuk melakukan suatu kegiatan secara fisik atau

mental yang diperoleh sejak lahir, belajar, dan dari pengalaman.

b. Pengertian Berbicara

Berbicara merupakan kegiatan yang sehari-hari kita lakukan untuk

berkomunikasi dengan orang lain, sejak kecil kita sudah dilatih untuk dapat

mengucapakan satu huruf, satu kata dan bahkan satu kalimat. Karena dengan

berbicara kita dapat menyampaikan pesan melalui bahasa lisan kepada orang

lain. Sebelum mendalami kegiatan berbicara kita harus mengetahui apa itu

berbicara.

Tarigan (dalam Nugraheni, 2012:134) berbicara adalah suatu

keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang

didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah

kemampuan berbicara atau berujar. Berbicara merupakan kegiatan yang tidak

jauh dari kehidupan kita sehari-hari, bahkan setiap hari kita melakukan

komunikasi dengan orang lain, yaitu berbicara. Sedangkan menurut Sorono

(dalam Nugraheni, 2012:134) berbicara adalah menyampaikan ide atau pesan

lisan secara aktif. Dalam menyampaikan pesan informasi yang disampaikan


14

harus mudah dipahami oleh orang lain agar terjadi komunikasi secara lancar.

Surono menambahkan bahwa berbicara adalah komunikasi secara verbal antara

penutur dan mitra tutur yang bisa juga menggunakan media komunikasi lisan,

audio, dan audiovisual. Dengan demikian, berbicara merupakan kemampuan

menyampaikan materi secara lisan dengan bahasa lisan.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (Nugraheni, 2012:53) dinyatakan

bahawa “berbicara adalah berkata, bercakap, berbahasa, melahirkan pendapat

dengan perkataan, tulisan atau berunding”. Sedangkan menurut Nurjamal

(2013:4) berbicara merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan

gagasan, pikiran, perasaan secara lisan kepada orang lain atau pendengar

dengan benar, akurat, dan lengkap, sehingga pendengar memahami apa yang

disampaikan. Pengertian berbicara juga dikemukakan oleh Nugraheni

(2012:134) dalam bukunya menyatakan bahwa berbicara adalah kemampuan

dalam mengucapkan bunyi atau kata untuk menyampaikan pikiran, gagasan,

dan perasaan untuk mengomunikasikan sesuai dengan kebutuhan pendengar.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

berbicara adalah kemampuan dalam mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara

lisan untuk menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. yang disusun serta

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pendengar.


15

1) Tujuan Keterampilan Berbicara

a) Agar siswa mampu memilih dan menata gagasan dengan penalaran yang

logis dan sistematis.

b) Mampu menuangkan gagasan tersebut ke dalam bentuk-bentuk tuturan

yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

c) Siswa mampu mengucapakan dengan jelas dan lancar.

d) Siswa mampu memilih ragam bahasa Indonesia sesuai dengan konteks

komunikasi.

2) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bahasa Lisan

Berbicara identik dengan penggunaan bahasa secara lisan. Penggunaan

bahasa secara lisan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain:

a) Pelafalan

b) Intonasi

c) Pilihan kata

d) Struktur kata dan kalimat

e) Sistematika pembicaraan

f) Isi pembicaraan

g) Cara memulai dan mengakhiri pembicaraan

h) Penampilan (gerak-gerik, penguasaan diri) Tarigan, dkk.(1997:13-14).

Dari kedelapan faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa secara

lisan atau berbicara maka seorang guru harus mampu membuat siswa

menguasai faktor-faktor tersebut agar dapat berbicara dengan baik dan benar.
16

3) Komponen-Komponen dalam Berbicara

Berbicara merupakan alat komunikasi yang mengandung komponen-

komponen yang harus dikuasai sebelum seseorang melakukan kegiatan

berbicara yaitu:

a) Aspek Kebahasaan:

(1) Pengucapan vokal (intonasi)

(2) Pengucapan konsonan

(3) Penempatan tekanan

(4) Penempatan persendian/jeda

(5) Penggunaan nada/irama

(6) Pilihan kata/ungkapan atau diksi

(7) Volume suara

(8) struktur kalimat yang digunakan

b) Aspek non kebahasaan

(1) Kelancaran berbicara

(2) Pemahaman/penguasaan materi

(3) Rasa percaya diri

(4) Pandangan mata

(5) Intonasi/kenyaringan suara

(6) Sikap

(7) Perhatian, gerak-gerik dan mimik (Bahri, 2014:49).


17

4) Hubungan Catur Tunggal Keterampilan Berbahasa

Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek yaitu berbicara,

membaca, menyimak, dan menulis yang dinyatakan dengan istilah catur

tunggal. Dimana keempat keterampilan berbahasa ini saling berkaitan dan

berhubungan satu sama lain, ini berarti bahwa ada kaitan yang erat antara

berbicara dengan menyimak, berbicara dengan membaca, dan berbicara

dengan menulis antara lain:

a) Hubungan Berbicara dengan Menyimak

Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan yang berbeda

namun berkaitan erat dan tak terpisahkan. Kegiatan menyimak pasti

didahului oleh kegiatan berbicara. Kegiatan berbicara dan menyimak

saling melengkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti

dalam bercakap-cakap, diskusi, bertelepon, Tanya-jawab, interview,

dan sebagainya.

Kegiatan berbicara dan menyimak saling mengisi dan

melengkapi. Tidak ada gunanya orang berbicara bila tidak ada orang

lain yang menyimaknya dan tidak mungkin seseorang menyimak bila

tidak ada orang yang berbicara. Karena itulah maka dikatakan kegiatan

berbicara dan menyimak adalah kegiatan yang bersifat resiprokal.

b) Hubungan Berbicara dengan Membaca

Berbicara dan membaca berbeda dalam sifat, sarana, dan fungsi.

Berbicara bersifat produktif, ekspresif melalui sarana bahasa lisan dan


18

berfungsi sebagai penyebar informasi. Membaca bersifat reseptif

melalui sarana bahasa tulis dan berfungsi sebagai penerima informasi.

Pengembangan keterampilan berbicara pada kelas rendah di

sekolah dasar menjadi dasar pengembangan keterampilan membaca.

Sebaliknya, pada kelas-kelas tinggi keterampilan membaca sangat

menunjang keterampilan berbicara. Semakin sering orang membaca

semakin banyak informasi yang diperolehnya. Hal ini akan mendorong

seseorang untuk mengekpresikan informasi yang diperolehnya melalui

berbicara.

c) Hubungan Berbicara dengan Menulis

Kegiatan berbicara maupun menulis bersifat produktif-ekspresif.

Kedua kegiatan ini berfungsi sebagai penyampai informasi.

Penyampaian informasi melalui kegiatan berbicara disalurkan melalui

bahasa lisan. Sedang penyampaian informasi dalam kegiatan menulis

disalurkan melalui bahasa tulis.

Bahan informasi yang digunakan dalam berbicara dan menulis

didapatkan melalui kegiatan menyimak atau kegiatan membaca.

Keterampilan menggunakan kaidah kebahasaan dalam kegiatan

berbicara menunjang keterampilan menulis. Keterampilan

menggunakan kaidah kebahasaan menunjang keterampilan berbicara

Tarigan, dkk. (1997:15-16).


19

D. Kerangka Pikir

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pembelajaran

bahasa Indonesia memiliki empat kompetensi dasar yaitu menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis. Keempat kompetensi dasar tersebut saling berhubungan

satu sama lain dan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik

dalam suatu pembelajaran. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, salah satu

kemampuan yang diharapkan dikuasai oleh siswa adalah kemampuan berbicara.

Pada penelitian ini, peneliti lebih mengkhususkan penelitian tentang

kemampuan berbicara dengan memperhatikan aspek pilihan kata (kosa kata), rasa

percaya diri, volume suara, kelancaran berbicara, dan pengguasaan materi dengan

menggunakan model pembelajaran kartu arisan. Pembelajaran berbicara dapat

memberikan motivasi serta mengembangkan pola pikir dan menimbulkan

kesiapan mental siswa terhadap situasi belajar bahasa Indonesia.

Untuk mengukur kemampuan berbicara, peneliti menggunakan model

pembelajaran kartu arisan, kemudian dianalisis sehingga menghasilkan temuan.

Oleh karena itu, peneliti dapat menyimpulkan dari hasil temuan tersebut tentang

kemampuan berbicara siswa dengan menggunakan model pembelajaran kartu

arisan pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V SDN Rappokaleleng

Kabupaten Gowa. Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini sebagai berikut:
20

Bagan Kerangka Pikir

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Pelajaran Bahasa Indonesia

Menyimak Membaca Menulis Berbicara

Kriterianya yaitu:

1. Pilihan kata
Model Pembelajaran Kartu Arisan
2. Rasa Percaya Diri
3. Volume Suara
4. Kelancaran Berbicara
5. Penguasaan Materi

Kegiatan Belajar Mengajar

Tes

Temuan

Berpengaruh Tidak Berpengaruh

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir


21

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah proposisi yang masih bersifat sementara dan masih harus

diuji kebenarannya. Proposisi adalah pernyataan tentang suatu konsep

(Misbahuddin dan Iqbal Hasan, 2013:15). Berdasarkan uraian yang terdapat

dalam latar belakang, kajian pustaka dan kerangka pikir, dalam penelitian ini

diajukan hipotesis yaitu adanya pengaruh model pembelajaran kartu arisan

terhadap kemampuan berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas

V SD Negeri Rappokaleleng Kabupaten Gowa.

F. Kriteria Pengujian Hipotesis

Rumusan hipotesis diuji dengan menggunakan kriteria pengujian hipotesis

sebagai berikut:

1. Hipotesis alternative (H1) diterima apabila t hitung lebih besar atau sama

dengan t tabel (th ≥ tt).

2. Hipotesis alternative (H1) ditolak apabila t hitung lebih kecil atau sama dengan

t tabel (tt ≥ th).


22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian eksperimen yang

bersifat kuantitatif. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan

dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian, serta diadakannya

kontrol terhadap variabel tertentu dan untuk mengetahui hubungan sebab

akibat diantara variabel (Misbahuddin dan Iqbal Hasan, 201:12).

Jenis penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah Pre-

Experimental Design, yang mengkaji pengaruh model pembelajaran kartu

arisan terhadap kemampuan berbicara siswa kelas V SD Negeri Rappokaleleng

Kabupaten Gowa.

2. Desain Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan desain penelitian Pre Eksprimental

Design dimana, desain ini belum merupakan eksperimen sesungguhnya karena

masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya

variabel terikat (independen). Desain ini berguna untuk mendapatkan informasi

awal terhadap pertanyaan yang ada dalam penelitian.

Penelitian ini akan menggunakan desain penelitian Pre Eksprimental

Design jenis One Group Pretest Posttest Design, yaitu penelitian yang

22
23

dilakukan pada satu kelompok tanpa kelompok pembanding. Maksud dari

penelitian ini yaitu hanya melibatkan satu kelas yaitu kelas eksperimen

dimana penelitian dilakukan sebanyak dua kali yang diawali dengan (pretest)

sebelum diberi perlakuan dan sesudah perlakuan (posttest) dengan satu

kelompok subjek.

Dengan demikian hasil perlakuan yang didapat lebih akurat karena dapat

membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

Dengan pola sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian

O1 X O2
Keterangan :

O1 : nilai pretest (sebelum siswa diberi perlakuan).

X : Treatment atau perlakuan (model pembelajaran kartu arisan).

O2 : Nilai posttest (setelah diberi perlakuan).

3. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi fokus di dalam

suatu penelitian.

Berdasarkan Hubungannya, variabel dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Variabel bebas (dependen) adalah variabel yang memengaruhi atau yang

menjadi penyebab bagi variabel lain.

b. Variabel terikat (independen) adalah variabel yang dipengaruhi atau

disebabkan oleh variabel lain (Misbahuddin dan Iqbal Hasan, 2013:14).


24

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kartu Arisan

terhadap Kemampuan Berbicara Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Kelas V SDN Rappokalelng Kabupaten Gowa”. Dalam penelitian ini terdapat

dua variabel yang diamati, yakni variabel X dan variabel Y. Variabel X dalam

penelitian ini adalah model pembelajaran kartu arisan sebagai variabel bebas

(dependen), sedangkan variabel Y adalah kemampuan berbicara sebagai

variabel terikat (independen).

B. Defenisi Operasional Variabel

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran mengenai variabel dalam

penelitian ini, maka peneliti memperjelas defenisi operasional variabel yang

dimaksud.

1. Model pembelajaran kartu arisan adalah model yang menjalankan prinsip

arisan, yaitu mendapat giliran menjawab atas suatu pertanyaan, memberi

tanggapan, masukan, maupun komentar sesuai undian.

2. Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi

artikulasi atas kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta

menyampaikan gagasan, perasaan, dan pikiran secara lisan kepada orang lain

dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.


25

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek dalam sebuah penelitian. Populasi

merupakan sejumlah individu yang menjadi objek penelitian. Populasi dalam

penelitian ini meliputi seluruh siswa SDN Rappokaleleng Kabupaten Gowa

pada tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 313 orang yang terbagi ke dalam

11 kelas. Untuk lebih jelasnya, keadaan populasi dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 3.1
Keadaan Populasi

Jumlah Siswa
No Kelas Kelas L P Jumlah
(L+P)
1. IA 1 17 14 31
2. IB 1 17 13 30
3. II A 2 15 15 30
4. II B 2 15 13 28
5. III A 3 16 22 38
6. IV A 4 16 15 31
7. IV B 4 10 15 25
8. VA 5 12 9 21
9. VB 5 10 11 21
10. VI A 6 13 15 28
11. VI B 6 16 14 30
Jumlah 11 157 156 313
Sumber: SDN Rappokaleleng Kabupaten Gowa.
26

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili seluruh karakteristik

dari populasi. Dalam penelitian ini akan menggunakan teknik Random

sampling, dimana teknik random sampling adalah pengambilan sampel secara

random atau tanpa pandang bulu. Sampel dalam penelitian ini yaitu, siswa

kelas V SDN Rappokaleleng Kab. Gowa sebanyak 21 orang. Untuk lebih

jelasnya, perhatikan tabel berikut.

Tabel 3.2
Keadaan Sampel
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Sampel

1 V 10 11 21

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun data penelitian ini adalah nilai kemampuan berbicara siswa dari segi

pilihan kata (kosa kata), Rasa percaya diri, Intonasi (volume suara), kelancaran

berbicara, dan penguasaan materi.

Teknik yang akan digunakan dalam mengumpulkan data meliputi teknik

Nontes yang terdiri dari: pengamatan (observasi). Sedangkan teknik Tes yang

meliputi Pretest, dan Posttest yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data yang sistematis untuk

mengenal pribadi seseorang atau siswa. Observasi merupakan suatu


27

pengamatan langsung terhadap siswa antara lain: sikap, sifat, pertumbuhan

dan perkembangan perilaku siswa atau yang diamati (Djumingin, dkk.

2014:27). Dalam melakukan observasi peneliti akan melakukan pengamatan

dan pendekatan terhadap tingkah laku selama proses pembelajaran maupun

saat diluar jam pelajaran. Selain itu, peneliti memfokuskan pada tingkat

partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti

akan bertindak sebagai observer. Observer melakukan pengamatan terhadap

penerapan model pembelajaran kartu arisan dengan dibantu lembar observasi

yang disediakan oleh peneliti terhadap siswa kelas V SDN Rappokaleleng

Kabupaten Gowa.

2. Tes Awal (Pretest)

Pretest diberikan kepada siswa berupa tes kemampuan siswa dalam

berbicara. Kegiatan tersebut untuk melihat kemampuan awal subjek yang

diteliti sebelum diberikan perlakuan (treatment).

3. Treatment ( Pemberian Perlakuan)

Dalam hal ini peneliti menggunakan model pembelajaran kartu arisan

pada pembelajaran Bahasa Indonesia.

4. Tes Akhir (Posttest)

Posttest akan diberikan setelah treatment untuk mengetahui pengaruh

penggunaan model pembelajaran kartu arisan. Dengan menggunakan tes lisan

yaitu menugaskan siswa menjawab pertanyaan serta membandingkan dan


28

menanggapi teks sebuah cerita dengan memperhatikan pilihan kata dan santun

berbahasa.

E. Instrumen Penelitian

a. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu rencana pelaksanaa

pembelajaran (RPP) yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan

sebagai pedoman guru dalam mengajar.

b. Skala nilai (rating scale) merupakan pencatatan data yang menunjukkan

tingkatan atau jenjang setiap gejala yang muncul serta memuat nama observer

disertai jenis gejala yang akan muncul sebagai aspek penelitian.


29

Tabel 3.3 Pembobotan Item Tes Berbicara

No Aspek yang Kualifikasi Deskriptor dan Skor

dinilai 1 2 3 4

Pilihan kata a. Penggunaan kata-kata, istilah, dan ungkapan


1.
(kosa kata) yang tepat, sesuai dan variatif (4)

b. Penggunaan kata-kata, istilah yang kurang

tepat, kurang sesuai meskipun bervariatif (3)

c. Penggunaan kata, istilah dan ungkapan

kurang tepat, kurang sesuai, dan terbatas (2)

d. Penggunaan kata, istilah dan ungkapan tidak

tepat, tidak sesuai dan terbatas (1)

Rasa Percaya a. Berani mengungkapkan pikiran dan gagasan


2.
Diri dan selalu ingin berbicara (4)

b. Berani mengungkapkan pikiran dan gagasan

tapi masih malu (3)

c. Kurang berani mengungkapkan pikiran dan

gagasan dan merasa takut salah (2)

d. Tidak berani mengungkapkan pikiran dan

gagasan dan selalu menutup diri (1)

Volume Suara a. Volume suara yang sangat nyaring, terdengar


3.
oleh semua khalayak sepanjang waktu
30

pembicaraan (4)

b. Volume suara nyaring terdengar jelas oleh

sedikitnya 80% pendengar (3)

c. Volume suara kurang nyaring, hanya sekitar

60% yang dapat mendengar pembicaraan

dengan jelas (2)

d. Volume tidak nyaring, terlalu lembut dan

hampir semua pendengar tidak bisa

mendengar pembicaraan (1)

Kelancaran a. Pembicaraan dalam segala hal sangat lancar


4.
Berbicara (4)

b. Pembicaraan lancar tapi sekali-kali masih

kurang ajek/tersendat (3)

c. Pembicaraan sering ragu-ragu dan tersendat-

sendat (2)

d. Pembicaraan selalu berhenti (1)

Penguasaan a. Topik dan uraian sesuai, mendalam dan


5.
Materi mudah dipahami (4)

b. Topik dan uraian sesuai, kurang mendalam

dan dipahami (3)

c. Topik dan uraian kurang sesuai, kurang


31

mendalam dan sulit dipahami (2)

d. Topik dan uraian tidak sesuai, tidak

mendalam dan sulit dipahami (1)

Sumber:http://googleweblight.com/?lite_url=http://www.academia.edu/654322

46/penilaian_dalam_pembelajaran_Bahasa_Indonesia

c. Praktek berbicara untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa, yaitu berupa

menanggapi sebuah persoalan atau peristiwa dengan memberikan saran

pemecahannya.

d. Praktek berbicara untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa, dengan

menggunakan model pembelajaran kartu arisan. Praktek kegiatan ini berupa

membandingkan dan menanggapi teks sebuah cerita dengan memperhatikan

pilihan kata dan santun berbahasa.

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini akan digunakan analisis statistik deskriptif dan

inferensial dengan teknik analisis uji-t. data yang terkumpul berupa nilai pretest

dan nilai posttest kemudian dibandingkan. Membandingkan kedua nilai tersebut

dengan mengajukan pertanyaan apakah ada perbedaan antara nilai yang

didapatkan yaitu nilai pretest dengan nilai posttest. Pengujian perbedaan nilai

hanya dilakukan terhadap nilai rata-rata kedua nilai saja, dan untuk keperluan itu
32

digunakan teknik uji-t (t-test). Dengan demikian langkah-langkah analisis data

eksperimen dengan desain eksperimen one group pretest posttest design adalah

sebagai berikut:

1. Analisis data statistik deskriptif

Merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan

cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul selama

proses penelitian dan bersifat kuantitatif. Adapun langkah-langkah dalam

penyusunan melalui analisis ini adalah sebagai berikut:

a) Rata-rata(Mean)


̅=

b) Persentase (%) nilai rata-rata

P = × 100%

Dimana:

P = Angka Persentase

f = Frekuensi yang dicari persentasenya

N= Banyaknya sampel responden


33

Tabel 3.4 Kategorisasi Tingkat Hasil Belajar

Taraf Keberhasilan Nilai Bobot Predikat

Huruf

85-100 % A 5 Sangat Baik

70-84 % B 4 Baik

55-69 % C 3 Cukup

50-54 % D 2 Kurang

0-49 % E 1 Sangat Kurang

(Sugiono dalam Hamdani :2009)

Hasil belajar bahasa Indonesia khususnya pada kemampuan berbicara

siswa juga diarahkan pada pencapaian hasil belajar secara individual dan

klasikal. Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas apabila memiliki nilai paling

sedikit 67 dari skor ideal 100 sesuai dengan KKM (kriteria ketuntasan minimal)

yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah.

Persentase ketuntasan hasil belajar klasikal dapat dihitung dengan rumus:

Banyaknya siswa dengan skor ≥ 67


× 100%
Banyaknya siswa
34

Tabel 3.5 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar (Kriteria Ketuntasan

Minimum)

Nilai Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar


< 67 Tidak Tuntas
≥ 67 Tuntas

Sumber: SD Negeri Rappokaleleng Kab. Gowa

2. Analisis Data Statistik Inferensial

Teknik analisis statistik inferensial merupakan statistik yang dipakai

untuk melakukan analisis data dengan cara membuat kesimpulan yang berlaku

secara umum. Dalam penggunaan statistik inferensial ini peneliti

menggunakan teknik statistik t (uji-t).

a. Uji Hipotesis

Teknik analisis inferensial digunakan untuk menarik kesimpulan

terhadap hipotesis yang diperoleh berdasarkan temuan. Pengujian yang

digunakan adalah uji signifikan (uji-t). Langkah-langkah dalam pengujian

hipotesis adalah sebagai berikut:

1) Pertama-tama peneliti membuat tabel penolog sebagai acuan untuk

mencari nilai t

2) Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus


Md =
35

Keterangan :

Md = Mean dari perbedaan pretest dengan posttest

∑ = Jumlah dari gain (posttest-pretest)

= Subjek pada sampel

3) Menghitung jumlah kuadrat defiasi dengan persamaan:

(∑ )
= −

Keterangan :

∑x = Jumlah kuadrat deviasi

∑ 2 = Jumlah kuadrat masing-masing subjek

∑ = Jumlah dari gain (posttest-pretest)

= Subjek pada sampel

4) Menghitung nilai db, dengan persamaan:

db = N – 1

Keterangan:

db = Derajat Bebas

N = subjek pada sampel


36

5) Menghitung nilai t dengan persamaan:

=

( − )

Keterangan :

Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest

∑ = jumlah kuadrat deviasi

N = Subjek pada sampel

(Sudjana, 1996: 40)

6) Membuat kesimpulan hasil penelitian

H diterima apabila tHitung> tTabel

H ditolak apabila tHitung<tTabel

Jika tHitung> tTabel maka H o ditolak dan H1 diterima, berarti penerapan

penggunaan model pembelajaran kartu arisan berpengaruh terhadap

kemampuan berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V

SD Negeri Rappokaleleng Kabupaten Gowa.

Jika tHitung<tTabel maka H1 ditolak, berarti penggunaan model

pembelajaran kartu arisan tidak berpengaruh terhadap kemampuan berbicara

siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V SD Negeri

Rappokaleleng Kabupaten Gowa.


37

7) Menentukan harga tTabel

Mencari tTabel dengan menggunakan tabel distribusi t dengan taraf

signifikan = 0,05 dan dk =N-1

8) Membuat kesimpulan apakah model pembelajaran kartu arisan

berpengaruh terhadap kemampuan berbicara siswa kelas V SD Negeri

Rappokaleleng Kabupaten Gowa.


38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

a. Tes awal (pretest)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SDN

Rappokaleleng Kabupaten Gowa, maka diperoleh data-data yang

dikumpulkan melalui observasi sehingga dapat diketahui kemampuan

berbicara siswa kelas V SDN Rappokaleleng Kabupaten Gowa.

Untuk mencari mean (rata-rata) nilai pretest dari siswa kelas V SDN

Rappokaleleng Kabupaten Gowa dapat dilihat melalui tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai Pretest

X F F.X
30 5 150
35 2 70
40 1 40
45 2 90
50 1 50
60 3 180
65 1 65
70 1 70
80 2 160
85 1 85
90 2 180
Jumlah 21 1140

38
39

Dari data diatas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ = 1140

sedangkan nilai dari N sendiri adalah 21. Oleh karena itu, dapat diperoleh

nilai rata-rata (mean) sebagai berikut:


̅=

.
=

= 54,28

Dari hasil perhitungan diatas maka diperoleh nilai rata-rata dari

kemampuan berbicara siswa kelas V SDN Rappokaleleng Kabupaten Gowa

sebelum menerapkan model pembelajaran kartu arisan yaitu 54,28. Adapun

dikategori tingkat hasil belajar siswa dalam kemampuan berbicara dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Tingkat hasil belajar Pretest

No Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori Hasil Belajar

1. 85-100 3 14,29% Sangat Baik

2. 70-84 3 14,29% Baik

3. 55-69 4 19,05% Cukup

4. 50-54 1 4,76% Kurang

5. 0-49 10 47,61% Sangat Kurang

Jumlah 21 100%
40

Berdasarkan data yang dilihat pada tabel di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa kemampuan berbicara siswa pada tahap pretest

dikategorikan, yakni sangat kurang 47,61%, kurang 4,76%, cukup 19,05%,

baik 14,29% dan sangat baik 14,29%. Melihat dari hasil persentase yang ada

dapat dikatakan bahwa kemampuan berbicara sebelum diterapkan model

pembelajaran kartu arisan tergolong kurang.

Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Kemampuan Berbicara

Skor Kategorisasi Frekuensi %

0≤ < 67 Tidak tuntas 15 71%

67≥ ≥ 100 Tuntas 6 29%

Jumlah 21 100%

Apabila Tabel 4.3 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan

kemampuan berbicara siswa yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah

siswa yang mencapai atau melebihi nilai KKM (67), sehingga dapat

disimpulkan bahwa ketuntasan kemampuan berbicara siswa kelas V SDN

Rappokaleleng Kabupaten Gowa belum memenuhi kriteria ketuntasan secara

klasikal karena murid yang tuntas hanya 29%.

b. Tes akhir posttest

Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap

kemampuan berbicara siswa setelah diberi perlakuan. Perubahan tersebut


41

berupa kemampuan berbicara yang datanya diperoleh setelah diberikan

posttest. Perubahan tersebut dapat dilihat dari data berikut ini:

Untuk mencari mean (rata-rata) nilai posttest dari siswa kelas V

SDN Rappokaleleng Kab. Gowa.

Tabel 4.4 perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai posttest

X F F.X
35 1 35
45 4 180
50 2 100
60 3 180
70 2 140
75 3 225
80 1 80
95 3 285
100 2 200
Jumlah 21 1425

Dari data diatas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ = 1425

sedangkan nilai dari N sendiri adalah 21. Oleh karena itu, dapat diperoleh

nilai rata-rata (mean) sebagai berikut:


̅=

.
=

= 67,86

Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari

kemampuan berbicara siswa kelas V SD Negeri Rappokaleleng Kabupaten


42

Gowa setelah menerapkan model pembelajaran kartu arisan yaitu 67,86.

Adapun dikategori tingkat hasil belajar siswa dalam kemampuan berbicara

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Tingkat Hasil Belajar Posttest

No Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori Hasil Belajar

1. 85-100 5 23,81% Sangat Baik

2. 70-84 6 28,58% Baik

3. 55-69 3 14,28% Cukup

4. 50-54 2 9,52% Kurang

5. 0-49 5 23,81% Sangat Kurang

Jumlah 21 100%

Berdasarkan data yang dilihat pada tabel di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa kemampuan berbicara siswa pada tahap posttest

dikategorikan, yakni sangat kurang 23,81%, kurang 9,52%, cukup 14,28%,

baik 28,58% dan sangat baik 23,81% .Melihat dari hasil persentase yang ada

dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan berbicara siswa setelah diterapkan

model pembelajaran kartu arisan tergolong baik.


43

Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Kemampuan Berbicara

Skor Kategorisasi Frekuensi %

0≤ < 67 Tidak tuntas 10 47%

67≥ ≥ 100 Tuntas 11 53 %

Jumlah 21 100 %

Apabila Tabel 4.6 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan

kemampuan berbicara siswa yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah

siswa yang mencapai atau melebihi nilai KKM (67) sehingga dapat

disimpulkan bahwa ketuntasan kemampuan berbicara siswa kelas V SDN

Rappokaleleng Kabupaten Gowa sudah memenuhi kriteria ketuntasan secara

klasikal karena murid yang tuntas 53%.

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kartu Arisan terhadap

Kemampuan Berbicara Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Kelas V SD Negeri Rappokaleleng Kabupaten Gowa

Sesuai dengan hipotesis penelitian yakni “adanya pengaruh dalam

menerapkan model pembelajaran kartu arisan terhadap kemampuan berbicara

siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD Negeri

Rappokaleleng Kabupaten Gowa”.

Maka teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah

teknik statistik inferensial dengan menggunakan uji-t.


44

Tabel 4.7 Analisis skor Pre-test dan Post-test

No. X1 (Pre-test) X2 (Post-test) d= X2-X1 d2

1 40 50 10 100

2 45 60 15 225

3 30 45 15 225

4 45 60 15 225

5 35 45 10 100

6 60 75 15 225

7 30 35 5 25

8 70 80 10 100

9 60 70 10 100

10 90 100 10 100

11 80 95 15 225

12 90 100 10 100

13 30 60 30 900

14 50 70 20 400

15 35 50 15 225

16 30 45 15 225

17 85 95 10 100

18 65 75 10 100

19 60 75 15 225

20 80 95 15 225
45

21 30 45 15 225

Jumlah 1140 1425 285 4375

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:


Md =

Md = 13,57

Dari hasil perhitungan di atas, maka diperoleh Mean dari perbedaan pretest

dengan posttest yaitu 13,57.

2. Selanjutnya, mencari harga “ ∑ ” dengan menggunakan rumus:


(∑ )
= −

( )
= 4.375 −

.
= 4.375 −

= 4.375 −3.867

∑ = 508

Dari hasil perhitungan di atas, maka diperoleh jumlah kuadrat deviasi

yaitu 508.

3. Menghitung nilai db dengan rumus:

db = N – 1

= 21 − 1
46

= 20

4. Menetukan harga t Hitung dengan menggunakan rumus:

t =

( )

,
t =
( )

,
t =

,
t =
√ ,

,
t =
,

t = 12,33

Jadi, t Hitung adalah 12,33

5. Menentukan harga tTabel

Untuk mencari harga tTabel peneliti menggunakan tabel distribusi t

dengan taraf signifikan = 0,05 dan = − 1 = 21 – 1 = 20 maka

diperoleh tTabel 0,05 = 2,08.

Setelah diperoleh t Hitung = 12,33 dan t Tabel = 2,08 maka diperoleh

tHitung > tTabel atau 12,33 > 2,08. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho

ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa ada pengaruh dalam penerapan

model pembelajaran kartu arisan terhadap kemampuan berbicara siswa


47

pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V SD Negeri Rappokaleleng

Kabupaten Gowa.

B. Pembahasan

Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam membangun

karakter bangsa, sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu untuk mengembangkan

potensi peserta didik dengan belajar membangun dan menemukan jati diri

melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Untuk

mencapai tujuan tersebut sangat diperlukan proses pembelajaran yang efektif dan

efisien khususnya pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar.

Dalam melakukan penelitian di SD Negeri Rappokaleleng Kabupaten

Gowa peneliti banyak menemukan potensi-potensi yang ada pada siswa. Namun

karena kurangnya motivasi, cara belajar yang kurang variatif dalam hal ini

penggunaan model pembelajaran yang digunakan oleh guru membuat mereka

menjadi malas belajar, kurang bersemangat, dan hilangnya rasa percaya diri.

Oleh karena itu, seorang pendidik harus mampu mengembangkan dan menggali

potensi serta mengarahkan siswanya agar mereka dapat mengembangkan

kemampuannya, khususnya kemampuan berbicara.

Pembelajaran harus berprinsip pada pemberdayaan semua potensi siswa

untuk meningkatkan pemahaman fakta, konsep, dan prinsip dalam kajian ilmu

yang dipelajarinya. Pembelajaran harus berpusat pada siswa agar kreatif,

menyenangkan, menantang dan belajar melalui perbuatan. Hal ini berarti potensi
48

siswa dapat diberdayakan dalam proses pembelajaran. Guru harus

mengkondisikan suasana yang menyenangkan, menantang dan siswa aktif

melakukan. Berdasarkan hasil penelitian yang relevan menunjukkan bahwa

dengan menggunakan model pembelajaran dalam proses pembelajaran akan

memberikan pengaruh dan peningkatan yang signifikan baik dalam hasil belajar

maupun kemampuan berbicara. Hal tersebut dapat dilihat dalam hasil penelitian

ketiga peneliti terdahulu yaitu, penelitian yang pertama dilakukan oleh Haldun

pada tahun 2012 yang berlangsung dalam dua siklus yaitu siklus I berada dalam

kategori rendah yaitu,44% dan meningkat menjadi terkategori sangat tinggi pada

siklus II yaitu 85,19%. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Wanti londa

pada tahun 2015 hasil penelitian pada siklus I dengan persentase 55,17% dan

pada siklus II dengan persentase sebesar 79,31%. Selanjutnya penelitian yang

dilakukan Nurzakiah pada tahun 2016 dengan hasil analisis statistik inferensial

diketahui bahwa nilai tHitung yang diperoleh adalah 43,44 dengan frekuensi db =

20-1 = 19, pada taraf signifikansi 50% diperoleh t Tabel = 2,09. Jadi, tHitung>tTabel.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kemampuan berbicara siswa

sebelum menerapkan model pembelajaran kartu arisan menunjukkan bahwa

perlunya sebuah model pembelajaran dalam menunjang keberhasilan siswa dalam

belajar. Hal ini dapat dilihat dari nilai pretest, nilai rata-rata kemampuan berbicara

siswa 54,28% dengan kategori yakni sangat kurang 47,61%, kurang 4,76%, cukup

19,05%, baik 14,29% dan sangat baik 14,29%. Melihat dari hasil persentase

kemampuan berbicara yang diperoleh siswa, dapat dikatakan bahwa siswa yang
49

tuntas sebanyak 6 orang dan 15 orang dalam kategori tidak tuntas. Berdasarkan

hasil yang diperoleh dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan berbicara siswa

sebelum diterapkan model pembelajaran kartu arisan tergolong rendah. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya dimana, Haldun

pada tahun 2012 yang berlangsung dalam dua siklus yaitu siklus I berada dalam

kategori rendah yaitu, 44%, dan Wanti londa pada tahun 2015 hasil penelitian

pada siklus I dengan persentase 55,17%. Hasil penelitian ini menunjukkan

kurangnya kemampuan siswa dalam berbicara apabila dalam proses pembelajaran

guru tidak menggunakan sebuah model atau metode pembelajaran. Model

pembelajaran merupakan suatu perencanaan yang memberikan kerangka,

gambaran dan arah bagi guru dalam mengajar, menyajikan materi, menggunakan

alat atau media, serta metode dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran

sangat penting dalam menunjang proses belajar mengajar di kelas. Karena

berguna sebagai acuan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang nantinya

akan memberikan dampak positif bagi siswa, baik dalam segi kognitif dimana

siswa akan mengasah pengetahuan yang dimilikinya, dari segi afektif siswa akan

rajin belajar, maupun psikomotorik yang membuat siswa senang dalam belajar

serta semangat dalam belajar karena belajar menjadi lebih menyenangkan.

Selanjutnya, nilai rata-rata kemampuan berbicara hasil posttest adalah

67,86 jadi kemampuan berbicara siswa setelah diterapkan model pembelajaran

kartu arisan mempunyai hasil yang lebih baik dibanding dengan sebelum
50

penerapan model pembelajaran kartu arisan. Selain itu, persentase kategori

kemampuan berbicara siswa juga meningkat yakni sangat kurang 23,81%, kurang

9,52%, cukup 14,28%, baik 28,58% dan sangat baik 23,81%. Berdasarkan

persentase menunjukkan bahwa kemampuan berbicara siswa lebih baik dari

sebelumnya dilihat dari bertambahnya persentase dari kategori kemampuan

berbicara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya model

pembelajaran kartu arisan memberikan pengaruh positif dalam membantu siswa

untuk mengasah kemampuannya dari aspek kognitif atau pengetahuan dalam hal

meningkatkan kemampuan berbicara, hasil belajar, rasa percaya diri, keberanian,

dan semangat dalam belajar. Model pembelajaran kartu arisan adalah model yang

menjalankan prinsip arisan, yaitu mendapat giliran menjawab, memberi

tanggapan dan komentar atas suatu pertanyaan sesuai undian yang diundi oleh

guru. Sejalan dengan penelitian Wanti londa pada tahun 2015 dengan

menggunakan model pembelajaran yang sama yaitu kartu arisan terhadap hasil

belajar matematika dimana hasil penelitiannya pada siklus II dengan persentase

sebesar 79,31% menunjukkan adanya peningkatan. Model pembelajaran kartu

arisan terbukti memberikan manfaat dan dapat digunakan dalam pelajaran apapun.

Untuk itu, guru harus mampu memilih model yang tepat dalam melaksanakan

proses pembelajaran di kelas. Model pembelajaran kartu arisan akan membuat

kemampuan (abilities) seseorang terasah. Hal ini akan turut serta menentukan

perilaku dan hasilnya. Yang dimaksud kemampuan atau abilities ialah bakat yang

melekat pada seseorang untuk melakukan suatu kegiatan secara fisik atau mental
51

yang ia peroleh sejak lahir, belajar, dan dari pengalaman. Menurut Nurjamal

(2013:4) berbicara merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan

gagasan, pikiran, perasaan secara lisan kepada orang lain atau pendengar dengan

benar, akurat, dan lengkap, sehingga pendengar memahami apa yang

disampaikan. Berbicara adalah kemampuan dalam mengucapkan bunyi-bunyi

bahasa secara lisan untuk menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. yang

disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pendengar. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran yang menyenangkan

membuat siswa berkonsentrasi pada saat pembelajaran berlangsung dan tidak lagi

merasa bosan atau pun tertekan ketika mengikuti proses pembelajaran di kelas.

Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan rumus

uji-t, dapat diketahui bahwa nilai thitung sebesar 12,33 . Dengan frekuensi (dk)

sebesar 21 - 1 = 20, pada taraf signifikansi 0,05% diperoleh ttabel = 2,08. Oleh

karena thitung > ttabel pada taraf signifikansi 0,05, maka hipotesis nol (H0) ditolak

dan hipotesis alternative (H1) diterima yang berarti bahwa ada pengaruh dalam

menerapkan model pembelajaran kartu arisan.

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yang

diperoleh serta hasil observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran kartu arisan berpengaruh terhadap kemampuan berbicara

siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V SDN Rappokaleleng

Kabupaten Gowa.
52

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di kelas V SD Negeri Rappokaleleng

Kabupaten Gowa yang mengkaji tentang penggunaan model pembelajaran kartu

arisan dan kemampuan berbicara siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kartu arisan terhadap

kemampuan berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V SD

Negeri Rappokaleleng Kabupaten Gowa.

2. Berdasarkan nilai thitung sebesar 12,33 yang lebih besar dari pada nilai ttabel =

2,08 maka thitung > ttabel atau 12,33 >2,08 sehingga dapat disimpulkan bahwa

H0 ditolak dan H1 diterima. Hal Ini menunjukkan bahwa model pembelajaran

kartu arisan berpengaruh terhadap kemampuan berbicara siswa pada mata

pelajaran bahasa Indonesia kelas V SDN Rappokaleleng Kabupaten Gowa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka implikasi dari kesimpulan tersebut

dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi guru, diharapkan agar sesering mungkin memberikan model

pembelajaran kartu arisan dan melatih siswa berlatih berbicara dengan berani

di kelas dalam proses pembelajaran agar lebih meningkatkan kemampuan

berbicara terkhusus pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

52
53

2. Diharapkan kepada siswa agar lebih bersemangat dalam belajar dan melatih

kemampuan berbicara serta keberanian dan rasa percaya diri, agar semua

potensi dalam diri siswa mampu dikembangkan.

3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk meneliti variabel-variabel lain

seperti metode pembelajaran lain, model pembelajaran, media pembelajaran,

fasilitas belajar, ruang belajar, gaya belajar dan lain-lain yang dapat

mempengaruhi kemampuan berbicara pada pelajaran bahasa Indonesia.


54

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1999. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Bahri, Aliem. 2014. Keterampilan Berbahasa dan Sastra Indonesia. Makassar:


Universitas Muhammadiyah Makassar.

Depdikbud. 2003. Pengajaran Membaca. Jakarta: Depdikbud Arifin, 1992. Cara


Membina Kehidupan Anak. Bandung: Indah Jaya.

Djumingin, Sulastriningsih, dkk. 2014. Penilaian Pembelajaran Bahasa dan Sastra


Indonesia. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.

Haldun. 2012. Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Metode


Menceritakan Ulang (Story Telling) Murid Kelas V SD Inpres Panciro Kab.
Gowa Tahun Ajaran 2011/2012 . Skripsi tidak diterbitkan. Makassar:
Universitas Muhammadiyah Makassar

Hamdani. 2009. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Pemanfaatan


Teknik Peta Pasang Kata Siswa Kelas XI MAN Polman (Polewali Mandar).
Skripsi tidak diterbitkan. Makassar. Universitas Negeri Makassar.

http://googleweblight.com/?lite_url=http://www.academia.edu/65432246/penilaian_d
alam_pembelajaran_Bahasa_Indonesia
.
Londa, Wanti. 2015. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kartu Arisan Kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Limboto. Jurnal
Pendidikan (online): Universitas Negeri Gorontalo (Diakses 24 Januari 2017).

Margono, S. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Misbahuddin dan Iqbal Hasan. 2013. Analisis Data Penelitian dengan Statistik.
Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nugraheni, Aninditya Sri. 2012. Penerapan Strategi Pembelajaran Cooperative


Learning dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta: PT Pustaka
Insan Madani.

Nurjamal, Daeng, dkk. 2014. Terampil Berbahasa. Bandung: Alfabeta.

54
55

Nurzakiah. 2016. Pengaruh Metode Role Playing Terhadap Keterampilan Berbicara


Pada Murid Kelas V SD Inpres Parang Kecamatan Parangloe Kabupaten
Gowa Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar:
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Sudjana. 1996. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Erlangga.

Sulaiman, Abdul. 2015. Macam-macam Teknik Analisis Data. (Online),


(http://abdusulaiman.blogspot.co.id/2015/12/macam-macam-teknik-analisis-
data.html, diakses selasa, 24 Januari 2017).

Syamsuri, Andi Sukri, dkk. 2016. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: Fkip
Unismuh Makassar.

Tarigan, Djago dkk. 1997. Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bagian Proyek Penataran Guru
SLTP Setara D-III Tahun 1997/1998.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.

2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prenadamedia


Group.
L
A
M
P
I
R
A
N
DAFTAR NAMA SISWA KELAS V SD NEGERI RAPPOKALELENG

No Nama Siswa Jenis Kelamin


1. Imam Tri Ananda L
2. Muh. Arya Zaki L
3. Muh. Agus L
4. Muh. Nabil Khariri L
5. Muh. Nur Fadil L
6. Agung Pratama L
7. Muh. Fachri Yunus L
8. Nur Aldiansya Arfa L
9. Fausan Musli Hasri L
10. Muh. Rechan Abi Manyu L
11. Ainun Hasri P
12. Miskah Adibah Edsa P
13. St. Nauwra Nazhifa Akbar P
14. Siti Humairah AL-Hasani P
15. Sri Ayu Fadillah P
16. Ayu Andira P
17. Indah Aulia Ramadhani P
18. Nur Istiqamah P
19. Hilyatun Aulia P
20. Andi Syafiqah P
21. Yusni Yanti Nurul P
Mutmainnah

Keterangan :
L: Laki-Laki
P: Perempuan

Rappokaleleng, Mei 2017

Peneliti

Musdalifa
NIM. 10540 8592 13
Soal Pretest

Nama :
Nis :
Kelas :

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar !

1. Ceritakan pengalaman liburan yang pernah kamu alami pada saat libur
sekolah !
2. Ceritakan kegiatan yang pernah kamu ikuti selama di sekolah !
 Kegiatan Pramuka
 Lomba
3. Masalah apa yang ada pada persoalan yang pertama ?
4. Masalah apa yang dihadapi oleh Anton ?
5. Menurutmu, apa yang harus dilakukan Anton ?
Jawaban

Selamat Bekerja
Pak Pos
Pak Bagas mempunyai dua orang anak. Anak pertama bernama Argi. Saat ini, ia kelas 5 SD.
Anak Kedua bernama Novi. Ia masih di TK Nol besar.

Pak Bagas bekerja di kantor pos. ia sangat rajin dan disiplin. Pagi-pagi,ia telah tiba dikantornya.
Ia dating paling pagi dibandingkan dengan pegawai lain. “Ayah, kok, pagi-pagi dating ke kantor ? kan,
masih sepi? Lebih baik temani Novi dulu.” Kata Novi.

“Ayah harus dating pagi-pagi agar tidak terburu-buru. Disana, Ayah punya banyak waktu untuk
menyiapkan pekerjaan. Banyak surat yang harus Ayah antar setiap hari, “jawab pak Bagas.

Tugas pak Bagas tidaklah ringan. Ia harus memilah surat-surat yang datang dari berbagai
daerah. Surat-surat itu dikelompokkan menurut alamatnya, sesuai daerah antar masing-masing. Daerah
antar pak Bagas meliputi dua kecamatan.

Pak Bagas sudah cukup lama bekerja. Pengalamannya sudah banyak. Walaupun demikian,
hambatan tetap saja ada, misalnya alamat yang tidak jelas. Ini tentu akan menyulitkannya. Ia pun ikut
sedih jika surat yang diantar tidak dapat sampai kepada yang dituju. Akhirnya, surat itu terpaksa
dikembalikan lagi kepada si pengirim. Satu hal yang membanggakan hatinya ialah jika surat dapat
diantarnya sampai kepada si penerima. Pak Bagas punya semboyan : memberikan pelayanan terbaik
kepada masyarakat. Terlebih jika surat itu merupakan surat panggilan kerja. Tentu saja akan sangat
merugikan jika sampai terlambat diterima.

Hebatnya Sang Dalang

Orang yang memainkan wayang disebut dalang. Dalam pertunjukan wayang, seorang dalang
sangat menentukan jalannya pertunjukan. Seorang dalang harus mampu bersuara memerankan tokoh-
tokoh wayang. Bahkan seorang dalang juga harus pandai melawak agar pertunjukannya menjadi segar.

Dalang sangat berjasa melestarikan kebudayaan tradisional Indonesia, bahkan mengharumkan


nama bangsa di dunia Internasional. Berkat mereka, kesenian wayang dikenal di mancanegara. Begitu
terkenalnya wayang di mancanegara, badan PBB, UNESCO, memberikan penghargaan untuk kesenian
Wayang Indonesia Sebagai salah satu warisan budaya dunia.

Apakah kalian ingin menjadi dalang? Jika ya, jadilah dalang yang professional. Syarat-
syaratnya, yaitu harus menguasai ilmu dalangan, menguasai karawitan, dan mengenali tokoh-tokoh
wayang.
Soal Posttest

Nama :
Nis :
Kelas :

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan bahasa Indonesia yang baik dan
benar!

1. Tulis dan jelaskan apa yang kamu ketahui dalam bacaan pak pos !
2. Bagaimana pendapatmu tentang kebiasaan pak Bagas yang rajin dan disiplin
dalam bacaan?
3. Jika besar nanti pekerjaan apa yang akan kamu pilih dan berikan alasanmu !
4. Sebagai anak bangsa bagaimana cara kamu melestarikan kebudayaan
tradisional Indonesia?
5. Ceritakanlah pengalamanmu yang paling berkesan dan tidak dapat kamu
lupakan selama menempuh pendidikan di SDN. Rappokaleleng !

Jawaban

Selamat Bekerja
Tabel Pembobotan Item Tes Berbicara Pretest

Deskriptor dan Skor

No. Nama Siswa Pilihan Rasa Intonasi Kelancaran Penguasaan Jumlah Rata-
kata (kosa Percaya Diri (Volume Berbicara Materi rata
kata) (1-4) Suara) (1-4) (1-4)
(1-4) (1-4)
1. Imam Tri Ananda 1 2 3 1 1 8 40
2. Muh. Arya Zaki 2 2 2 2 1 9 45
3. Muh. Agus 1 1 2 1 1 6 30
4. Muh. Nabil Khariri 1 2 3 2 1 9 45
5. Muh. Nur Fadil 1 2 2 1 1 7 35
6. Agung Pratama 2 3 3 2 2 12 60
7. Muh. Fachri Yunus 1 1 2 1 1 6 30
8. Nur Aldiansya Arfa 3 3 2 3 3 14 70
9. Fausan Musli Hasri 2 3 2 3 2 12 60
10. Muh. Rechan Abi Manyu 4 4 3 4 3 18 90
11. Ainun Hasri 4 3 3 3 3 16 80
12. Miskah Adibah Edsa 4 3 3 3 3 16 80
13. St. Nauwra Nazhifa Akbar 1 1 2 1 1 6 30
14 Siti Humairah AL-Hasani 2 2 3 2 1 10 50
15. Sri Ayu Fadillah 1 1 1 2 2 7 35
16. Ayu Andira 1 1 2 1 1 6 30
17. Indah Aulia Ramadhani 4 4 3 3 3 17 85
18. Nur Istiqamah 3 3 2 3 2 13 65
19. Hilyatun Aulia 3 2 2 3 2 12 60
20. Andi Syafiqah 4 4 3 4 3 18 90
21. Yusni Yanti Nurul 1 1 2 1 1 6 30
Mutmainnah
Nilai Rata-rata = Skor Perolehan × 100
Skor Maksimal

Rappokaleleng, Mei 2017

Mengetahui,

Peneliti

MUSDALIFA
NIM. 10540 8592 13
Tabel Pembobotan Item Tes Berbicara Posttest

Deskriptor dan Skor

No. Nama Siswa Pilihan Rasa Intonasi Kelancaran Penguasaan Jumlah Rata-rata
kata (kosa Percaya Diri (Volume Berbicara Materi
kata) (1-4) Suara) (1-4) (1-4)
(1-4) (1-4)
1. Imam Tri Ananda 1 3 3 1 2 10 50
2. Muh. Arya Zaki 2 3 3 2 2 12 60
3. Muh. Agus 1 2 2 2 2 9 45
4. Muh. Nabil Khariri 2 3 3 2 2 12 60
5. Muh. Nur Fadil 1 2 2 2 2 9 45
6. Agung Pratama 3 3 3 3 3 15 75
7. Muh. Fachri Yunus 1 2 2 1 1 7 35
8. Nur Aldiansya Arfa 3 4 3 3 3 16 80
9. Fausan Musli Hasri 3 3 2 3 3 14 70
10. Muh. Rechan Abi Manyu 4 4 4 4 4 20 100
11. Ainun Hasri 4 4 3 4 4 19 95
12. Miskah Adibah Edsa 4 4 4 4 4 20 100
13. St. Nauwra Nazhifa Akbar 3 2 2 2 3 12 60
14 Siti Humairah AL-Hasani 3 3 3 2 3 14 70
15. Sri Ayu Fadillah 2 2 2 2 2 10 50
16. Ayu Andira 2 2 2 1 2 9 45
17. Indah Aulia Ramadhani 4 4 3 4 4 19 95
18. Nur Istiqamah 3 3 3 3 3 15 75
19. Hilyatun Aulia 3 3 3 3 3 15 75
20. Andi Syafiqah 4 4 3 4 4 19 95
21. Yusni Yanti Nurul 2 2 2 1 2 9 45
Mutmainnah
Nilai Rata-rata = Skor Perolehan × 100
Skor Maksimal

Rappokaleleng, Juni 2017

Mengetahui,

Peneliti

MUSDALIFA
NIM. 10540 8592 13
Skor Nilai Pretest

Nilai Rata-rata Hasil Tes berbicara

No Nama Siswa Nilai Pretest


1. Imam Tri Ananda 40
2. Muh. Arya Zaki 45
3. Muh. Agus 30
4. Muh. Nabil Khariri 45
5. Muh. Nur Fadil 35
6. Agung Pratama 60
7. Muh. Fachri Yunus 30
8. Nur Aldiansya Arfa 70
9. Fausan Musli Hasri 60
10. Muh. Rechan Abi Manyu 90
11. Ainun Hasri 80
12. Miskah Adibah Edsa 90
13. St. Nauwra Nazhifa Akbar 30
14. Siti Humairah AL-Hasani 50
15. Sri Ayu Fadillah 35
16. Ayu Andira 30
17. Indah Aulia Ramadhani 85
18. Nur Istiqamah 65
19. Hilyatun Aulia 60
20. Andi Syafiqah 80
21. Yusni Yanti Nurul Mutmainnah 30

Catatan : Skor ini diperoleh berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata tes

berbicara pada tabel pembobotan item tes berbicara.


Perhitungan Untuk Mencari Mean (Rata-Rata) Nilai Pretest

X F F.X
30 5 150
35 2 70
40 1 40
45 2 90
50 1 50
60 3 180
65 1 65
70 1 70
80 2 160
85 1 85
90 2 180
Jumlah 21 1140
Nilai Hasil Pretest Siswa Kelas V SDN Rappokaleleng Kab. Gowa

No Subjek Nilai Pretest


1. S1 40
2. S2 45
3. S3 30
4. S4 45
5. S5 35
6. S6 60
7. S7 30
8. S8 70
9. S9 60
10. S10 90
11. S11 80
12. S12 90
13. S13 30
14. S14 50
15. S15 35
16. S16 30
17. S17 85
18. S18 65
18. S19 60
20. S20 80
21. S21 30
Jumlah 1140
Rata-rata 54,28
Skor Nilai Posttest

Nilai Rata-rata Hasil Tes berbicara

No Nama Siswa Nilai Posttest


1. Imam Tri Ananda 50
2. Muh. Arya Zaki 60
3. Muh. Agus 45
4. Muh. Nabil Khariri 60
5. Muh. Nur Fadil 45
6. Agung Pratama 75
7. Muh. Fachri Yunus 35
8. Nur Aldiansya Arfa 80
9. Fausan Musli Hasri 70
10. Muh. Rechan Abi Manyu 100
11. Ainun Hasri 95
12. Miskah Adibah Edsa 100
13. St. Nauwra Nazhifa Akbar 60
14. Siti Humairah AL-Hasani 70
15. Sri Ayu Fadillah 50
16. Ayu Andira 45
17. Indah Aulia Ramadhani 95
18. Nur Istiqamah 75
19. Hilyatun Aulia 75
20. Andi Syafiqah 95
21. Yusni Yanti Nurul Mutmainnah 45

Catatan : Skor ini diperoleh berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata tes

berbicara pada tabel pembobotan item tes berbicara.


Perhitungan Untuk Mencari Mean (Rata-Rata) Nilai Posttest

X F F.X
35 1 35
45 4 180
50 2 100
60 3 180
70 2 140
75 3 225
80 1 80
95 3 285
100 2 200
Jumlah 21 1425
Nilai Hasil Posttest Siswa Kelas V SDN Rappokaleleng Kab. Gowa

No Subjek Nilai Posttest


1. S1 50
2. S2 60
3. S3 45
4. S4 60
5. S5 45
6. S6 75
7. S7 35
8. S8 80
9. S9 70
10. S10 100
11. S11 95
12. S12 100
13. S13 60
14. S14 70
15. S15 50
16. S16 45
17. S17 95
18. S18 75
18. S19 75
20. S20 95
21. S21 45
Jumlah 1425
Rata-rata 67,86
Analisis skor pretest dan posttest

Teknik untuk menguji hal tersebut yaitu dengan menggunakan teknik statistik t
(uji-t) Analisis skor pretest dan posttest

No. X1 (Pre-test) X2 (Post-test) d= X2-X1 d2

1 40 50 10 100

2 45 60 15 225

3 30 45 15 225

4 45 60 15 225

5 35 45 10 100

6 60 75 15 225

7 30 35 5 25

8 70 80 10 100

9 60 70 10 100

10 90 100 10 100

11 80 95 15 225

12 90 100 10 100

13 30 60 30 900

14 50 70 20 400

15 35 50 15 225

16 30 45 15 225

17 85 95 10 100

18 65 75 10 100
19 60 75 15 225

20 80 95 15 225

21 30 45 15 225

Jumlah 1140 1425 285 4375


TABEL T-TEST
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PENELITI SEBELUM PRETEST

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Materi : Berbagai Persoalan

PETUNJUK
A. Isilah Kolom Skor Sesuai Pedoman Penskoran Berikut!

Pedoman Penskoran Setiap Indikator


1. Skor 5 : Jika semua deskriptor muncul

2. Skor 4 : Jika tiga deskriptor muncul

3. Skor 3 : Jika dua deskriptor muncul

4. Skor 2 : Jika satu deskriptor muncul

5. Skor 1 : Jika tidak ada deskriptor muncul

B. Isilah Kolom Catatan dengan Deskriptor-deskriptor yang Muncul


Tahap Indikator Deskriptor Skor Catatan
Awal
1. Melakukan a. Menjawab salam peneliti
aktivitas rutin b. Menjawab absen peneliti
sehari-hari c. Menjawab pertanyaan peneliti
d. Mendengarkan penjelasan peneliti

2.Memperhatikan a. Memperhatikan penjelasan peneliti


tujuan b. Mencatat tujuan pembelajaran yang sesuai
pembelajaran dengan materi
c. Menjawab pertanyaan peniliti
d. Menanyakan hal-hal yang belum jelas

3.Memperhatikan a. Memperhatikan penjelasan peneliti tentang


penjelasan keterkaitan materi dalam kehidupan
peneliti sehari-hari
b. Mengajukan pertanyaan kepada peneliti
c. Menjawab pertanyaan peneliti yang
berkaitan dengan materi
d. Menanggapi pendapat temannya

4. Memenuhi a. Menjawab pengetahuan atau pengalaman


materi tentang materi
prasyarat b. Memahami pengetahuan prasyarat dengan
materi yang akan dipelajari
c. Berusaha untuk mengingat kembali materi
prasyarat yang berkaitan dengan berbagai
macam persoalan dan solusinya
d. Bertanya kepada peneliti.

5. Menyiapkan a. Menyiapkan alat tulis menulis


perlengkapan b. Menyiapkan buku tulis dan buku tugas
untuk belaajar pelajaran Bahasa Indonesia
c. Menyiapkan buku paket Bahasa Indonesia
d. Menyiapkan buku lembar kerja siswa
(LKS) Bahasa Indonesia
Inti
1. Menyampaikan a. Memperhatikan penjelasan materi
materi berbagai macam persoalan
pengantar b. Memperhatikan penjelaskan cara
menanggapi persoalan
c. Bertanya kepada peneliti

2. Melakukan a. Saling membantu dalam satu kelompok


kerja kelompok b. Saling memotivasi satu sama lain dalam
satu kelompok
c. Adanya rasa tanggung jawab dalam
menjawab pertanyaan dari peneliti

3. Menanggapi a. Bertanya jawab secara lisan kepada


tanya jawab peneliti tentang materi yang belum
dipahami
b. Menjawab pertanyaan peneliti
c. Memperhatikan jawaban tambahan dari
peneliti
d. Menghargai pendapat teman
e. Menanyakan jika ada yang belum jelas
1. Mengerjakan a. Memahami lembar tes yang dibagikan
lembar tes oleh peneliti
Akhir
siswa pada b. Peserta didik mengerjakan tes secara
akhir tindakan individu
c. Peserta didik mengerjakan tes dengan
sungguh-sungguh
d. Peserta didik bertanya kepada peneliti
apabila terdapat pertanyaan yang belum
dipahaminya.

2. Mengakhiri a. Kembali pada posisi masing-masing dan


kegiatan duduk dengan tenang
pembelajaran b. Mendengarkan penjelasan peneliti ketika
memberi kesimpulan
c. Memperhatikan penjelasan peneliti
tentang materi selanjutnya
d. Membaca hamdalah bersama-sama dan
menjawab salam

Skor
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PENELITI SEBELUM POSTTEST

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Materi : Bacaan tentang “Pak Pos dan Hebatnya Sang Dalang”

PETUNJUK
A. Isilah Kolom Skor Sesuai Pedoman Penskoran Berikut!

Pedoman Penskoran Setiap Indikator


1. Skor 5 : Jika semua deskriptor muncul

2. Skor 4 : Jika tiga deskriptor muncul

3. Skor 3 : Jika dua deskriptor muncul

4. Skor 2 : Jika satu deskriptor muncul

5. Skor 1 : Jika tidak ada deskriptor muncul

B. Isilah Kolom Catatan dengan Deskriptor-deskriptor yang Muncul


Tahap Indicator Descriptor Skor Catatan
Awal
1.Melakukan a. Menjawab salam peneliti
aktivitas rutin b. Menjawab absen peneliti
sehari-hari c. Menjawab pertanyaan peneliti
d. Mendengarkan penjelasan peneliti

2.Memperhatikan a. Memperhatikan penjelasan peneliti


tujuan b. Mencatat tujuan pembelajaran yang sesuai
pembelajaran dengan materi
c. Menjawab pertanyaan peneliti
d. Menanyakan hal-hal yang belum jelas

3. Memperhatikan a. Memperhatikan penjelasan peneliti tentang


penjelasan keterkaitan materi dalam kehidupan sehari-
peneliti hari
b. Mengajukan pertanyaan kepada peneliti
c. Menjawab pertanyaan peneliti yang
berkaitan dengan materi
d. Menanggapi pendapat temannya

4. Memenuhi a. Menjawab pengetahuan atau pengalaman


materi tentang materi
prasyarat b. Memahami pengetahuan prasyarat dengan
materi yang akan dipelajari
c. Berusaha untuk mengingat kembali materi
tentang bacaan “Pak Pos dan Hebatnya
Sang Dalang”
d. Bertanya kepada peneliti.

5. Menyiapkan a. Menyiapkan alat tulis menulis


perlengkapan b. Menyiapkan buku tulis dan buku tugas
untuk belaajar pelajaran Bahasa Indonesia
c. Menyiapkan buku paket Bahasa Indonesia
d. Menyiapkan buku lembar kerja siswa
(LKS) BahasaIndonesia
Inti
1. Menyampaikan a. Memperhatikan penjelasan materi
materi b. Memperhatikan penjelaskan cara
pengantar mengaplikasikan materi dalam kehidupan
c. Bertanya kepada peneliti

2. Melakukan a. Saling membantu dalam satu kelompok


kerja kelompok b. Saling memotivasi satu sama lain dalam
satu kelompok
c. Adanya rasa tanggung jawab dalam
menjawab pertanyaan dari peneliti

3. Menanggapi a. Bertanya jawab secara lisan kepada


tanya jawab peneliti tentang materi yang belum
dipahami
b. Menjawab pertanyaan peneliti
c. Memperhatikan jawaban tambahan dari
peneliti
d. Menghargai pendapat teman
e. Menanyakan jika ada yang belum jelas
1. Mengerjakan a. Memahami lembar tes yang dibagikan oleh
lembar tes peneliti
Akhir
siswa pada b. Peserta didik mengerjakan tes secara
akhir tindakan individu
c. Peserta didik mengerjakan tes dengan
sungguh-sungguh
d. Peserta didik bertanya kepada peneliti
apabila terdapat pertanyaan yang belum
dipahaminya.

2. Mengakhiri a. Kembali pada posisi masing-masing dan


kegiatan duduk dengan tenang
pembelajaran b. Mendengarkan penjelasan peneliti ketika
memberi kesimpulan
c. Memperhatikan penjelasan peneliti
tentang materi selanjutnya
d. Membaca hamdalah bersama-sama dan
menjawab salam

Skor
PEDOMAN WAWANCARA PENDIDIK

1. Bagaimana kondisi belajar peserta didik kelas V pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia?
2. Kendala apa yang Ibu temukan dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia?
3. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, Ibu menggunakan model atau metode
pembelajaran apa?
4. Bagaimana hasil belajar dan kemampuan berbicara peserta didik kelas V pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia?
5. Apakah ibu pernah menggunakan Model Pembelajaran Kartu Arisan dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia?
6. Berapa nilai rata-rata peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia?
Hasil Wawancara Dengan Ibu Sujirah Guru Kelas V SDN Rappokaleleng

Peneliti : “Bagaimana kondisi belajar peserta didik kelas V pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia? “
Guru : “Secara umum ada sebagian dari mereka pasif, kadang ribut dan bermain
sendiri dengan temannya saat pembelajaran berlangsung. Jadi sebagai
guru kita harus pandai dalam mengendalikan kelas supaya mereka mau
mengikuti pelajaran dengan baik.”
Peneliti :“Kendala apa yang Ibu temukan dalam proses pembelajaran Bahasa
Indonesia?”
Guru : “Dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kurang antusias dalam
mengikuti pelajaran selain itu mereka kurang percaya diri dalam berbicara
dan kurangnya perbendaharaan kata.”
Peneliti : “Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, Ibu menggunakan model atau
metode pembelajaran apa? “
Guru : “Ceramah, diskusi,dan penugasan”
Peneliti : “Bagaimana hasil belajar dan kemampuan berbicara peserta didik kelas V
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia?
Guru : “Hasil belajar ada yang meningkat dan ada pula yang menurun, sedangkan
kemampuan berbicara juga masih kurang. Mereka baru mau bicara jika
dipaksa karena kurangnya minat belajar dan motivasi”
Peneliti : “Apakah ibu pernah menggunakan Model Pembelajaran Kartu Arisan dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia?”
Guru : “Belum pernah dan setelah melihat model pembelajaran ini membuat saya
ingin mempraktekkan juga dalam mengajar nanti”
Peneliti : “Berapa nilai rata-rata peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia?”
Guru : “Untuk nilai rata-rata ada yang mendapat nilai diatas KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimum) yaitu 67, namun ada pula beberapa siswa yang
mendapat nilai dibawah KKM.
Dokumentasi Kegiatan Penelitian

(Kegiatan Observasi Terhadap Siswa)

(Kegiatan Pembelajaran Konvensional)


(Praktek Berbicara “Pretest”)

(Proses Pembelajaran)
(Peralatan dalam Model Pembelajaran Kartu Arisan)

(Aplikasi Model Pembelajaran Kartu Arisan)


(Proses Pembelajaran)

(Proses Pembelajaran Sebelum Tes Berbicara)


(Tes Berbicara “Posttest”)

(Foto Bersama Siswa Kelas V SDN Rappokaleleng Kab. Gowa)


DAFTAR NAMA SISWA KELAS V SD NEGERI RAPPOKALELENG

No Nama Siswa Jenis Kelamin


1. Imam Tri Ananda L
2. Muh. Arya Zaki L
3. Muh. Agus L
4. Muh. Nabil Khariri L
5. Muh. Nur Fadil L
6. Agung Pratama L
7. Muh. Fachri Yunus L
8. Nur Aldiansya Arfa L
9. Fausan Musli Hasri L
10. Muh. Rechan Abi Manyu L
11. Ainun Hasri P
12. Miskah Adibah Edsa P
13. St. Nauwra Nazhifa Akbar P
14. Siti Humairah AL-Hasani P
15. Sri Ayu Fadillah P
16. Ayu Andira P
17. Indah Aulia Ramadhani P
18. Nur Istiqamah P
19. Hilyatun Aulia P
20. Andi Syafiqah P
21. Yusni Yanti Nurul P
Mutmainnah

Keterangan :
L: Laki-Laki
P: Perempuan
Rappokaleleng, Mei 2017

Peneliti

Musdalifa
NIM. 10540 8592 13
ABSEN SELAMA MELAKUKAN PENELITIAN

No NINS Nama Siswa Minggu 1 Minggu II

1. 0068241156 Imam Tri Ananda H H H H H S H H H H


2. 0069255236 Muh. Arya Zaki H H H H H H H H H H
3. 0061569821 Muh. Agus H H H H H H H H H H
4. 0064395857 Muh. Nabil Khariri H H H H H H H H H H
5. 00689010267 Muh. Nur Fadil H H H H H H H H H H
6. 0061920271 Agung Pratama H H H H H H H H H H
7. 0069046583 Muh. Fachri Yunus A H H H H H H H H H
8. 0064568209 Nur Aldiansya Arfa H H H H H H H H H H
9. 0069615241 Fausan Musli Hasri H H H H H H H H H H
10. 0055628262 Muh. Rechan Abi Manyu H H H H H H H H H H
11. 0069415117 Ainun Hasri H H H H H H H H H H
12. 0062020061 Miskah Adibah Edsa H H H H H H H H H H
13. 0045156517 St. Nauwra Nazhifa Akbar H H H H H H H H H H
14. 0066933591 Siti Humairah AL-Hasani H H H H H H H H H H
15. 0063599341 Sri Ayu Fadillah H H H H H H H H H H
16. 0056845278 Ayu Andira H H H H H H H H H H
17. 0057521132 Indah Aulia Ramadhani H H H H H H H H H H
18. 0068146229 Nur Istiqamah H H H H H H H H H H
19. 0069179916 Hilyatun Aulia H H H H H H H H H H
20. 0066411780 Andi Syafiqah H H H H H H H H H H
21. 0066511781 Yusni Yanti Nurul H H H H H H H H H H
Mutmainnah
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Sekolah : SD Negeri Rappokaleleng


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : V (lima) / II (Genap)
Alokasi Waktu : 3 x 35 Menit ( 1 kali pertemuan )
Hari/Tanggal : Juma’at/19 Mei 2017

A. Standar Kompetensi
Berbicara
2. Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan
menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau
berwawancara.
B. Kompetensi Dasar
2.1 Menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dan memberikan saran
pemecahannya dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa.
C. Indikator
1, Menanggapi suatu persoalan
D. Tujuan pembelajaran
1. Siswa mampu menanggapi suatu persoalan
E. Materi pembelajaran
1. Beberapa persoalan
F. Model dan Metode
1. Model : Konvensional
2. Metode : Ceramah, Tanya jawab, diskusi, dan penugasan.
G. Media dan Sumber Belajar
1. Media : Kartu persoalan
2. Sumber Belajar : Buku Bahasa Indonesia kelas 5.

H. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam dan mengajak 10 Menit


siswa untuk berdoa.
2. Guru mengecek kehadiran siswa.
3. Guru membuka pelajaran dengan menyapa
siswa dan menanyakan kabar mereka.
4. Guru memberi motivasi kepada siswa agar
semangat dalam mengikuti pelajaran yang
akan dilaksanakan.
Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan pengertian “menanggapi 90 Menit
suatu persoalan”dan hal-hal yang harus
diperhatikan.
2. Guru melakukan Tanya jawab
3. Guru menjelaskan contoh persoalan dan
bagaimana menanggapi sebuah persoalan.
4. Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok
5. Guru membagikan kartu persoalan pada
setiap kelompok.
6. Guru membimbing siswa berdiskusi
7. Semua siswa diberikan kesempatan untuk
memberi komentar atas persoalan yang
diberikan oleh guru.
8. Guru memeriksa hasil pekerjaan siswa.
Kegiatan 1. Siswa bersama guru membuat kesimpulan 5 Menit
Akhir 2. Guru memberikan PR (pekerjaan rumah)
kepada siswa.
3. Guru memberikan pesan moral kepada
siswa.
4. Salam dan berdoa bersama.

I. Penilaian

Teknik Penilaian
 Tes Lisan
 Unjuk Kerja
Bentuk Penilaian
 Tanya Jawab
 Tes Kemampuan Berbicara
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Sekolah : SD Negeri Rappokaleleng


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas /Semester : V (lima) / II (Genap)
Alokasi Waktu : 3 x 35 Menit ( 1 kali pertemuan )
Hari/Tanggal : Selasa/06 Juni 2017

A. Standar Kompetensi
Berbicara
6. Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dalam
menanggapi sebuah cerita.
B. Kompetensi Dasar
6.1 Membandingkan dan menanggapi isi dua teks sebuah cerita dengan
memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa.
C. Indikator
1. Membandingkan sebuah cerita dalam teks bacaan dengan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Menanggapi sebuah cerita dalam teks bacaan dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu membandingkan sebuah cerita dalam teks bacaan dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Siswa mampu menanggapi sebuah cerita dalam teks bacaan dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
E. Materi Ajar
1.Bacaan yang berjudul” Pak Pos”
2.Bacaan yang berjudul “Hebatnya Sang Dalang”

F. Model dan Metode Pembelajaran


1. Model pembelajaran : Kartu Arisan
2. Metode pembelajaran : Demonstrasi kartu arisan, kerja kelompok, Tanya
jawab, Bermain, dan penugasan.

G. Media dan Sumber Belajar


1. Media : Teks bacaan yang berjudul “Pak Pos dan Hebatnya Sang Dalang”,
Kartu Arisan (kartu soal dan kartu nama siswa)
2. Sumber Belajar : Buku Bahasa Indonesia kelas 5 dan internet.

H. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam dan mengajak 10 Menit


siswa untuk berdoa.
2. Guru mengecek kehadiran siswa.
3. Guru membuka pelajaran dengan menyapa
siswa dan menanyakan kabar mereka.
4. Guru memberi motivasi kepada siswa agar
semangat dalam mengikuti pelajaran yang
akan dilaksanakan.
Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan tantang prosedur dalam 90 Menit
pelajaran, dengan model pembelajaran
kartu arisan.
2. Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok yang heterogen.
3. Guru meminta kepada setiap kelompok
untuk menyanyikan yel-yel mereka
sebagai penyemangat dalam kelompok.
4. Guru membagikan bacaan “Pak Pos dan
Hebatnya Sang Dalang” pada setiap siswa.
5. Kemudian guru meminta siswa untuk
membaca serta memahami isi bacaan.
6. Setelah siswa memahami bacaan, maka
teks bacaan disimpan. Dan guru memulai
model kartu arisan
7. Guru mengundi arisan dengan nama siswa
dan setiap nama yang keluar akan
menjawab pertanyaan dari guru
8. Setelah itu, guru mengundi kartu soal
9. Dalam kegiatan ini siswa diwajibkan
menjawab pertanyaan, memberi komentar
dan tanggapan atas jawaban temannya.
10. Guru melakukan kegiatan Tanya jawab.
11. Setiap jawaban yang benar maka
kelompok berhakmendapatkan poin dan
menyanyikan yel-yelnya.
12. Setiap jawaban yang salah maka semua
anggota kelompok akan diberi hukuman,
seperti bernyanyi dan berjoget.
13. Setelah semua pertanyaan selesai
dijawab, siswa bersama guru merangkum
isi materi pembelajaran

Kegiatan 1.Siswa bersama guru membuat kesimpulan 5 Menit


Akhir 2. Guru memberikan PR (pekerjaan rumah)
kepada siswa
3. Guru memberikan pesan moral kepada siswa.
4. Salam dan berdoa bersama.

I. Penilaian

Teknik Penilaian
 Tes Lisan
 Unjuk Kerja
Bentuk Penilaian
 Tanya Jawab
 Tes Kemampuan Berbicara
Pretest

Berbicara

Sekarang kamu akan belajar menanggapi, mengomentari, dan memberikan


solusi terhadap berbagai persoalan yang mungkin sering terjadi disekitarmu !

Perhatikan Persoalan/permasalahan berikut:

Pada Zaman sekarang anak-anak lebih senang engan game online


yang tidak mendidk dan membuat anakmenjdi malas belajar karena
ketagihan bermain game.Bagaimana menurutmu !

Anton meminjam pulpen pada Ani, saat akan mengembalikan pulpen


itu, ternyata pulpennya hilang. Anton merasa kebingungan. Berikan
pendapatmu!

Semangat..
..
RIWAYAT HIDUP

Musdalifa, lahir di Rappokaleleng Kabupaten Gowa pada


tanggal 03 November 1993. Anak kedua dari empat
bersaudara dan merupakan buah hati dari pasangan
Syamsuddin dengan Hj. Fatmawati. Penulis mulai
menempuh jenjang pendidikan dasar pada tahun 2000 di
SD Negeri Rappokaleleng Kabupaten Gowa dan tamat pada
tahun 2006. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)
di SMP Negeri 1 Bontonompo dan tamat pada tahun 2009.
Kemudian pada tahun yang sama sampai pada tahun 2009 penulis melanjutkan
pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1
Bajeng, Kabupaten Gowa dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2013 penulis
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu pada bangku
perkuliahan di Universitas Muhammadiyah Makassar dan diterima pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD) Program Strata Satu (S1) dan selesai pada tahun 2017. Penulis
menyelesaikan study dengan judul: Pengaruh Model Pembelajaran Kartu
Arisan terhadap Kemampuan Berbicara Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Kelas V SDN Rappokaleleng Kabupaten Gowa.

Anda mungkin juga menyukai