SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Oleh
HASPIA
105331107516
i
ii
iii
Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Telp : 0411-860837/860132 (Fax)
Email : fkip@unismuh.ac.id
Web : www.fkip.unismuh.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah asli hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan atau dibuatkan oleh
siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Haspia
NIM. 105331107516
Terakreditasi Instisusi
iv
Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Telp : 0411-860837/860132 (Fax)
Email : fkip@unismuh.ac.id
Web : www.fkip.unismuh.ac.id
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Haspia
v
MOTTO
Setiap mengarah ke perubahan yang lebih baik akan ada banyak tantangan
Sesungguhnya
Dan
( QS. Al-Insyirah 5)
Kupersembahkan kepada:
kedua orang tuaku ayahanda Alm. Laga dan ibunda Hanija, saudaraku,
vi
ABSTRAK
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan
secara mendalam dengan tahapan-tahapan pelaksanaan yaitu, perencanaan,
tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi secara berulang. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA I SMAN 3 Enrekang dengan jumlah
siswa 28. Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
Instrument yang digunakan berupa lembar observasi dan tes menulis. Teknik
pengumpulan data tiap siklus dan observasi. Teknik analisis data dalam penelitian
ini dilakukan dengan cara analisis secara kuantitatif dan kualitatif.
vii
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang lebih mulia penulis persembahkan kecuali puji dan
syukur ke hadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan segala nikmat berupa
penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Salam serta salawat tak lupa penulis
hantarkan kepada nabi Muhammad saw, beserta keluarga dan para sahabatnya
Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik yang
SMAN 3 Enrekang” Di dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak luput dari
berbagai hambatan dan tantangan akan tetapi, semua itu dapat diatasi berkat
petunjuk dari Allah Swt, serta kerja keras dan rasa percaya diri dari penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis menerima dengan ikhlas segala kritikan dan masukan-
Skripsi ini dapat diselesaikan berkat adanya bantuan dan motivasi dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih dengan setulusnya kepada semua pihak yang turut
serta memberikan bantuan baik berupa materi maupun moral. Ananda haturkan
viii
Alm. Laga dan Hanija yaitu kedua orang tua yang telah mendidik,
mengasuh, dan membimbing, serta berkorban dengan sepenuh hati dan seluruh
jiwa raganya dalam membiayai pendidikan sampai bisa menyelesaikan studi dan
tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada kakak-kakak saya yang tidak
bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu kedua orang tua dalam
penuh rasa kesabaran sehingga dapat membuka wawasan berpikir yang sangat
berarti bagi penulis sejak penyusunan proposal hingga skripsi ini selesai. Bapak
Bahasa dan Sastra Indonesia, yang telah memberikan petunjuk serta saran dalam
aktifitas akademik.
Makassar ke arah yang lebih baik, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
kepada kedua Keluarga Besar:baik dari pihak bapak maupun dari pihak ibu yang
materi, sehingga Ananda bersemangat dalam setiap jejak langkah dalam menuntut
ix
penulis Eka Putri R, Suci Indah Sari, Nur Atikah dan teman-teman P2K Hilmia
Azhar, Wawat Hidayati, Nur Adila, dan Miftahul Jannah yang selalu memberikan
ini. Keluarga besar Sanggar Seni Matawai dan keluarga besar Komunitas seni
Terima kasih atas segala doa, motivasi, dan dukungan serta masukan-
masukannya sehingga skripsi ini diselesaikan dengan kendala yang tak begitu
berarti. Semoga bantuan yang telah kalian berikan bernilai pahala di sisi Allah
Swt.
kesalahan dapat mengambil pelajaran yang berharga dan itu semua tidak dapat
diraih dengan begitu saja tanpa pengorbanan, ikhtiar, dan doa. Oleh karena itu,
penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat
dalam tulisan ini dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Amin.
Penulis
Haspia
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
SURAT PERNYATAAN....................................................................................... iv
MOTTO.................................................................................................................. vi
xi
5. Certita Rakyat.......................................................................................22
6. Teknik Transformasi Cerita Rakyat .....................................................24
7. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Teknik Transformasi
Cerita Rakyat ........................................................................................26
B. Kerangka Pikir ...........................................................................................27
C. Hipotesis .....................................................................................................29
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ....................................................................................................56
B. Saran ..........................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.2 nilai hasil tes keterampilan menulis naskah drama siklus I ...................45
Tabel 4.3 Persentase ketuntasan menulis naskah drama pada siswa kelas
Tabel 4.5 nilai hasil tes keterampilan menulis naskah drama siklus II ..................50
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang ada
di sekolah. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mencakup
berbicara, membaca dan menulis. Dari keempat aspek tersebut, menulis adalah
aspek yang paling sulit, karena menulis tidak hanya menyalin kata- kata atau
merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa yang penting dalam kehidupan
manusia.
pikiran dan perasaan dengan menggunakan kata-kata dalam bentuk kalimat yang
tepat dan sesuai dengan kaidah-kaidah tata bahasa kemudian disusun dalam
berkomunikasi secara langsung dengan orang lain. Lebih lanjut, beliau juga
1
2
ekspresif. Di sisi lain, menulis mempunya manfaat bagi seseorang, salah satunya
ini berdampak pada lemahnya apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
sastra dianggap tidak penting dan menghabiskan waktu. Salah satu sebab
Permasalahan lain yang muncul yaitu kemampuan siswa tergolong rendah dan
Atas, siswa dituntun menulis naskah drama dari pengalaman yang menarik
bias diberikan oleh guru masih bersifat tradisional, misalnya guru menentukan
topik dan kerangka kemudian siswa hanya mengembangkan apa yang telah diberi
oleh guru.
dengan harapan. Terdapat beberapa kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam
proses pembelajaran. Kendala yang dihadapi antara lain materi yang disampaikan
hanya terbatas pada sumber buku dan Lembar Kerja Siswa (LKS), dan media
motivasi serta tidak adanya model untuk dijadikan contoh bagi siswa-siswa yang
siswa untuk menulis drama dan minimnya pengetahuan tentang bagaimana cara
menulis drama. Semua itu menimbulkan anggapan bahwa menulis drama itu sulit
kemampuan siswanya masih tergolong rendah karena masih banyak siswa yang
belum bisa mencapai standar kurikulum yang telah ditetapan, yaitu 75. Sarana dan
cerita rakyat sebagai teknik menulis naskah drama untuk memecahkan masalah
cerita rakyat sebagai media yang transformasi ke dalam naskah drama karena
yang ada juga dalam drama seperti, adanya konflik, alur, tokoh, dan latar. Hal lain
yang dimiliki oleh cerita rakyat adalah dialog antar tokoh seperti yang ada dalam
drama. Selain itu, dalam cerita rakyat juga ada nilai moral yang bisa dijadikan
dijadikan pembelajaran bagi siswa salah satunya yaitu nilai pendidikan karakter.
meningkat dan dapat meraih nilai ketuntasan yang telah disepakati di Sekolah.
Dalam penelitian ini, nilai KKM yang diterapkan oleh peneliti adalah 75, siswa
4
yang sudah meraih nilai rata-rata 75 dikatakan lulus. Sedangkan siswa yang
meraih nilai dibawah 75 dikatakan tidak lulus. Berdasarkan nilai yang telah
daripada siswa yang mendapatkan nilai di bawah yang telah ditentukan maka
banyak yang mendapatkan nilai di bawah yang telah ditentukan maka dapat
disimpulkan bahwa peneliti gagal dalam menerapkan teknik yang telah dirancang.
SMAN 3 Enrekang “
B. Rumusan Masalah
ini adalah “ Apakah dengan menggunkan teknik transformasi cerita rakyat dapat
Enrekang ?”
C. Tujuan penelitian
Enrekang.
5
D. Manfaat Penelitian
Oleh karena itu, manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Secara teoretis
Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai kajian
2. Secara Praktis
rakyat.
A. Tinjauan Pustaka
dapat meningkatkan keterampilan menulis naskah drama pada siswa kelas VII
diminati oleh siswa sehingga siswa tidak merasa bosan saat pembelajaran
siswa.
6
7
Siswa lebih senang dalam menulis naskah drama sehingga tercipta suasana
Rahman dan Muh. Ariful Burhan dengan penelitian ini sama-sama meneliti
Syaeful Rahmad dan Muh. Ariful Burhan ialah penelitian ini menggunakan
Menulis Naskah Drama pada Siswa kelas VIII SMP UPI Bandung”.
yang dilakukan oleh N. Yuli Mutiara hampir sama dengan penelitan ini
ditransformasi.
pembelajarannya.
9
2. Menulis
1. Pengertian menulis
dikuasai siswa. Menulis atau mengarang adalah salah satu metode terbaik
dalam menulis seperti saat bermain sambil menulis apa saja yang
lambang dari bahasa yang dipahami oleh penulis maupun pembaca yang
untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan orang lain. Lebih lanjut
bahwa menulis kreatif bagi anak adalah menulis pengalaman yang dialami
dengan tulisan. Menulis berarti menuangkan isi hati penulis ke dalam bentuk
tulisan, sehingga maksud hati penulis bias diketahui banyak orang melalui
menjadi isi tulisan, yang merupakan ide atau gagasan secara sistematis
2. Tujuan Menulis
pembaca.
pembaca.
3. Manfaat Menulis
Menulis memiliki peran yang sangat penting bagi manusia yang selalu
dituntut untuk bersosialisasi dengan orang lain, banyak manfaat yang bias
menimbulkan rasa ingin tahu dan melatih kepekaan dalam melihat realitas
disekitar lingkungan itulah yang kadang dimiliki oleh orang yang bukan
penulis. Seseorang dalam menulis memiliki rasa ingin tahu dan melatih
dapat menambah wawasan, melatih diri untuk berpikir lebih baik dan
memiliki manfaat yang sangat luas. Selain dapat mengenali kemampuan dan
4. Jenis-jenis Menulis
dalama sebuah tulisan. Cara yang dipilih serta tujuan penulisan menghasilkan
berbagai bentuk tulisan. Semi (2007), mengemukakan empat bentuk atau jenis
tulisan yaitu:
kehidupan manusia.
dan bagaimana.
5. Tahap-tahap Menulis
Untuk menghasilkan suatu tulisan yang baik, kita kita terlebih dulu
a. Sebelum menulis(persiapan)
b. Draft kasar
c. Berbagi
atau teman sekelas anda membacanya dan dan mengatakan mana yang
benar-benar kuat.
e. Perbaikan(revisi)
Setelah mendapatkan umpan balik tentang mana yang baik dan mana yang
f. Penyuntingan( editing)
Pada tahap ini, perbaikan semua kesalahan ejaan, tata bahasa, dan tanda
baca.
g. Penulisan kembali
Tulislah kembali tulisan anda, masukkan isi yang baru dan perubahan-
perubahan penyuntingan.
h. Evaluasi
Periksalah untuk memastikan apa yang anda rencanakan dan apa yang
anda sampaikan.
3. Teori Sastra
„Sastra‟, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata
dasar „Sas‟ yang berarti "instruksi" atau "ajaran" dan „Tra‟ yang berarti “alat” atau
“sarana”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada
15
"kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan. Istilah
tulisan, tetapi ada pula yang berbentuk lisan. Karya semacam itu disebut dengan
sastra lisan. Oleh karena itu, sekarang dinamakan dengan kesusastraan meliputi
karya sastra lisan dan tulisan dengan ciri khasnyaa terdapat pada keindahan
bahasanya.
yang terdapat dalam diri pengarangnya. Keberadaan karya sastra dalam kehidupan
manusia dapat mengisi kedahagaan jiwa karena membaca karya sastra bukan saja
memberikan hiburan, tetapi dapat memberikan pencerahan jiwa. Dengan kata lain,
produk karya seni kreatif yang objeknya adalah manusia dengan segala
permaslahannya dan disampaikan atau diwadahi oleh bahasa yang khas yang
mengandung nilai estetik. Sastra tidak pernah sama antara satu tempat di dunia ini
dengan tempat lain, tidak pernah sama antara waktu dengan waktu yang lain.
Selain itu, karya sastra merupakan suatu tiruan alam, mimesis, tetapi juga
Karya sastra sering dinilai objek yang unik dan sering kali sukar
diberikan rumusan yang jelas dan tegas. Sastra sebagai objek ilmu yang tidak
perlu diragukan lagi. Walaupun unik dan sukar dirumuskan dalam suatu rumusan
yang universa, karya sastra adalah sosok yang dapat diberikan batasan dan ciri-
16
ciri, serta dapat diuji dengan pancaindra manusia (Semi, 2012 : 24). imajinasi
merupakan hasil karya manusia baik secara lisan maupun tulisan yang
sastra memiliki potensi fungsional untuk menumbuhkan ide dan sikap bagi
pembaca. Dalam karya sastra terdapat teori pembentukannya yaitu unsur intrinsik
a. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang berada di dalam karya sastra itu
sendiri. Adapun unsur-unsur tersebut meliputi, tema, latar, alur, tokoh atau
b. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang terdapat di luar karya sastra, antara
4. Pengertian Drama
Drama secara harfiah, dama berasal dari bahasa Yunani draomai yang
berarti berbuat atau bertindak. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan
gerak. Drama juga merupakan proses pemeranan diri kita menjadi seseorang
dilukiskan dengan gerak. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok
drama. Drama merupakan proses pemeranan diri kita menjadi seseorang yang
tersebut, maka dapat dikatakan bahwa dialog-dialog yang ada dalam drama
pendidikan.
sebagai cabang karya sastra dengan bentuk dialog atau percakapan sebagai ciri
1. Unsur-unsur Drama
a. Unsur-unsur Intrinsik
drama antara lain adalah tema, alur, tokoh dan penokohan, latar, dialog
1) Tema
2) Alur
3) Tokoh
peran pembantu.
4) Latar/setting
waktu untuk memberi info kapan terjadi adegan dalam drama, serta
tersebut.
5) Dialog
dengan tokoh lain, bias juga berupa dialog sendiri atau disebut
sebagai monolog.
6) Bahasa
7) Konflik
drama.
8) Amanat
b. Unsur Ekstrinsik
3) Psikologis pengrang
Drama tragedi (drama duka) adalah drama yang menceritakan jalan hidup
Naskah drama komed ialah naskah drama dengan jalan cerita dan tema
naskah drama yang menggunakan alur duka cita, tetapi berakhir dengan
kebahagiaan.
1) Menentukan tema
Tema adalah dasar cerita, gagasan umum yang menopang sebuah karya
sastra yang terkandung dalam teks sebagai stuktur semantic dan yang
Plot adalah jalinan cerita atau kerangka awal hingga akhir yang merupakan
jalinan konflik antar dua orang atau dua tokoh yang berlawanan.
3) Menentukan Penokohan
Setting meliputi, waktu dan suasana sedangkan latar yaitu, tempat kejadian.
Latar dan setting dalam drama selain berfungsi untuk membuat cerita
tidak langsung.
5) Membuat dialog
6) Menentukan amanat
5. Cerita rakyat
Cetira rakyat merupakan salah satu kearifan lokal. Yang dimaksud dengan
kearifan lokal adalah pandangan terhadap kehidupan dan ilmu pengetahuan, serta
wilayah setempat. Kearifan lokal biasanya diwariskan secara turun temurun dari
Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang
dalam masyarakat pada masa lampau. Cerita rakyat merupakan suatu bagian dari
sebuah dogeng. Cerita rakyat biasanya disampaikan dengan cara lisan dan sudah
berkembang turun-menurun.
Cerita rakyat merupakan sebuah kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif
dan kisah nyata, dibarengi dengan pesan moral yang mengandung makna
Menurut Suripan, cerita rakyat adalah cerita yang diwariskan secara turun
temurun dari generasi lama ke generasi baru secara lisan. Cerita rakyat bisa
diartikan sebagai wujud ekspresi suatu budaya yang ada di masyrakat melalui
23
tutur yang mempunyai hubungan secara langsung dengan berbagai aspek budaya
karya sastra yang berwujud cerita yang lahir, hisup, dan berkembang di
sifatnya abonim, dan disebarkan diantara kolektif khusus dalam jangka yang
lumayan lama.
merupakan sebuah kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata,
dibarengi dengan pesan moral yang mengandung makna kehidupan dan tata cara
a. Unsur intrinsik
1) Tema merupakan pokok dari pemikiran yang menjadi jiwa dan dasar pada
suatu cerita.
2) Alur/plot adalah rangkaian peristiwa yang dibuat dan dijalin secara teliti
guna membentuk suatu cerita dalam hubungan sebab akibat. Pada dasarnya,
pembaca.
Transformasi cerita atau teks pada dasarnya adalah perubahan teks dari
satu bentuk ke bentuk yang lainnya sebagai perwujudan resepsi pembaca terhadap
suatu teks.
transformasi cerita rakyat dapat diartikan ke dalam naskah drama dengan tetap
dan penokohan.
mengalihkan bentuk cerita tersebut. Dalam hal ini, cerita rakyat dialihkan kedalam
naskah drama.
Menulis adalah hal yang mudah bagi orang yang biasa melakukannya.
Namun, hal ini sering kali menjadi beban bagi mereka yang jarang melakukan
proses menulis. Adapun manfaat yang dapat diambil dari pembelajaran yang
sendiri.
Rakyat
berikut:
26
Tahap ini merupakan proses memahami cerita rakyat. Proses ini dapat
dilakukan dengan cara dengan penuh penghayatan dan pendalaman. Hal yang
utama diketahui yakni judul dari cerita rakyat tersebut untuk memberikan
Pada tahap apresiasi ini dilakukan dengan mencatat unsur intrinsik yang
Tahap ini, siswa berusaha memaknai cerita rakyat dan menemukan tokoh
dalam cerita rakyat tersebut serta mengungkapkan ide yang ada dalam cerita
rakyat itu.
Tahap ini merupakan tahap terkahir. Tahap ini merupakan hasil paraphrase
memperluas unsur intrinsik dan unsur-unsur lain yang mendukung cerita rakyat
(performance).
27
B. Kerangka Pikir
tergolong rendah dan belum menunjukkan hasil memuaskan. Maka peneliti ingin
tes berupa penugasan menulis sebuah naskah drama dengan menggunaan teknik
Pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia
Menulis Drama
Keterampilan Menulis
Keadaan awal
Naskah drama rendah
Tindakan
Keterampilan menulis
naskah drama
Keadaan akhir
meningakat
Temuan
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir, maka hipotesis penelitian ini
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
suatu bentuk penelaan yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu
sendiri.
Tahun ajaran 2020/2021 selama dua bulan. Sebagai subjek penelitian adalah
3. Faktor hasil yaitu dengan hasil prestasi belajar siswa setelah proses
pembelajaran.
30
31
D. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri atas dua siklus. Kedua
siklus ini merupakan rangkaian kegiatan yang sering berkaitan, yang artinya
perubahan yang ingin dicapai seperti yang telah didesain dalam faktor yang
diselediki.
Naskah drama pada siswa kelas XI SMAN 3 Enrekang, maka diberikan tes awal
ini:
32
SIKLUS I
Belum Refleksi
SIKLUS II
Tahap Pelaksanaan
Tahap Perencanaan Tindakan
Tahap Observasi
dan Evaluasi
Refleksi
Hasil
a. Tahap Perencanaan
2020/2021.
berikut:
alokasi waktu.
belajar).
Pada pembelajaran menulis naskah drama, tindakan dilakukan oleh guru sebagai
34
dan pertemuan kedua guru melakukan pemberian tes berupa menulis naskah
drama.
c. Tahap Observasi
Tahap observasi ini dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Data hasil observasi tersebut dicatat dalam lembar observasi yang meliputi
kehadiran siswa, keaktifan siswa baik dalam hal bertanya atau memberikan
tes tertulis. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap
d. Tahap Refleksi
Dalam hal ini, penulis dapat merefleksi diri dengan memperhatikan data hasil
perencanaan pada tahap siklus II, sedangkan hal-hal yang sudah baik akan
dipertahankan.
berikut:
a. Tahap Perencanaan
I.
siklus II.
b. Tahap Pelaksanaan
berlangsung yang meliputi kehadiran dan keaktifan siswa dalam hal bertanya dan
menyelesaikan soal latihan. Sedangkan tahap evaluasi diberikan tes tertulis (tes
akhir) guna mengetahui hasil yang dicapai oleh siswa setelah diberikan tindakan.
d. Tahap Refleksi
Tahap refleksi ini digunakan pada akhir siklus, hasil yang diperoleh pada
tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis. Begitu pula dengan evaluasi. Dengan
yang dilakukan telah dapat meningkatkan kemampuan siswa dan hasil belajar
E. Instrumen Penelitian
a. Lembar Observasi
aktivitas guru dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Observasi
terhadap guru dan siswa ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aktivitas guru
b. Tes Menulis
kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi. Kriteria
instrumen ini adalah hendaknya memiliki tingkat validitas ( dapat mengukur apa
yang hendak diukur) dan memiliki tingkat reabilitas (tes dapat memberikan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini mengandung data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif berupa data-data perilaku siswa selama dalam proses
dan data kuantitatif berupa tingkat kemampuan siswa yang ditunjukkan dengan
nilai tes penulisan naskah drama. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
1. Observasi
penulisan naskah drama. Tes dilakukan tiga kali, yaitu pratindakan dan
sesudah pemberian tindakan pada siklus I dan siklus II. Peneliti melakukan
data tersebut akan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Data hasil observasi,
dan catatan guru atau jurnal kelas dianalisis secara kualitatif. Sedangkan data hasil
terdiri dari, rata-rata, nilai maksimum, dan nilai minimum yang diperoleh setiap
siklus.
Nilai Rata-rata
X= ∑x x 100%
Keterangan:N
X= Nilai rata-rata
∑x= Jumlah nilai siswa
N=Jumlah Siswa
Keterangan:
NK = Nilai Ketuntasan
NS = jumlah skor siswa yang dicapai
JS =Jumlah Skor Keseluruahn
Adapun tingkat kemampuan siswa sebagai berikut:
No Skor Ketrangan
1. 85-100 Sangat Baik
2. 75-84 Baik
3. 60-74 Cukup
4. 40-59 Rendah
5. 0-39 Rendah sekali
40
H. Indikator Keberhasilan
penelitian tindakan kelas ini adalah jika skor rata-rata hasil tes siswa melalui
siswa dalam menuis naskah drama, secara klasikal dan terjadi perubahan sikap
tuntas belajar apabila memperoleh skor >75 secara individu dan skor ideal dari
A. Hasil Penelitian
Dalam bab ini akan dibahas hasil penelitian yang telah dilaksanakan di
kelas XI MIPA I SMAN 3 Enrekang selama dua siklus. Setiap siklus terdiri dari
dua pertemuan, satu kali pertemuan proses pembelajaran dan satu kali pertemuan
pemberian tes siklus. Metode pelaksanaannya mengikuti prinsip kerja PTK yang
a. Tahap Perencanaan
41
42
8) Menutup pelajaran.
pertemuan. Adapun deskripsi perilaku siswa pada siklus I dapat dilihat pada
tabel 4.1.
Jumlah
No Komponen yang diamati (%)
siswa
Sebagian besar siswa sudah siap dalam mengikuti pembelajaran menulis naskah
drama, akan tetapi tidak semua siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
yaitu, siswa memperhatikan penjelasan guru tentang teori drama. Pada komponen
menulis drama sebanyak 20 orang siswa atau 71.42%. terdapat 8 orang siswa atau
28.57% siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Dari hasil tersebut
masih kurang baik karena masih ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan
guru.
Kedua, siswa dapat memahami cerita rakyat. Pada komponen ini siswa
masih tergolong rendah dalam memahami cerita rakyat. Dari jumlah siswa 28
hanya 15 yang dapat memahami cerita rakyat atau 53.57%. Pada komponen
kedalam kategori baik karena 20 dari 28 siswa atau 71.42% dapat mengapresiasi
cerita rakyat. Komponen keempat, siswa dapat menceritakan kembali isi cerita
rakyat. Komponen ini juga sudah tergolong kedalam kategori baik karena 21 dari
28 siswa atau 75% dapat menceritakan kembali isi cerita rakyat serta
menulis naskah drama sebanyak 100% atau seluruh siswa menulis naskah drama
sebanyak 4 orang siswa atau 14.28% yang aktif menjawab pertanyaan yang
selanjutnya yang dilakukan adalah pemberian tes. Pemberian tes menulis naskah
menggunkan teknik transformasi cerita rakyat. Adapun nilai hasil tes belajar
menulis naskah drama pada siswa kelas XI MIPA I SMAN 3 Enrekang dapat
Tabel 4.2 nilai hasil tes keterampilan menulis naskah drama siklus I
drama secara klasikal adalah 70.21 atau dalam kategori cukup. Dari 28 siswa
hanya 4 siswa yang mendapatkan hasil yang sangat baik atau 14.29%. Pada
kategori baik hanya 4 siswa yang dapat dikategorikan dalam kategori baik dengan
nilai 14,29. 18 siswa yang memperoleh nilai dengan kategori cukup atau 64.28%.
Dan selebihnya, 2 siswa yang memperoleh nilai rendah atau 7.14%. Sehingga 2
siswa tersebut dapat dikategorikan rendah dalam menulis naskah drama. Dari
penjelasan hasil tes tersebut dapat dilihat bahwa tidak ada siswa yang memperoleh
naskha drama dengan menggunakan teknik transformasi cerita rakyat pada siklus I
sebagai berikut.
Tabel 4.3 Persentase ketuntasan menulis naskah drama pada siswa kelas XI MIPA
Jumlah 28 100
tuntas adalah 8 siswa atau 28.58% dan jumlah siswa yang tidak tuntas adalah
d. Tahap Refleksi
acuan dalam membuat naskah drama. Pada saat melakukan kegiatan menulis
dibimbing secara individu. Pada siklus I ini siswa antusias dalam pembelajaran
Namun, hasil skor yang diperoleh oleh siswa pada siklus I masih terlihat
banyak siswa yang belum mencapai nilai KKM. Dari 28 siswa hanya 8 siswa atau
28.58% yang tuntas. Karena hasil yang diperoleh pada siklus I belum
menunjukkan hasil yang baik dan teknik yang digunakan belum terserap dengan
a. Tahap Perencanaan
oleh peneliti dan didiskusikan Bersama guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
refleksi pada siklus I, maka proses pembelajaran pada siklus II akan lebih
ada pada siklus I diterapkan pada siklus II dengan mengubah beberapa peraturan
perbaikan dari tahap pelaksanaan tindakan pada siklus I. Adapun hal-hal yang
Pada tahap observasi dan evaluasi yang dilakukan pada siklus II, data
Jumlah
No Komponen yang diamati (%)
siswa
cerita rakyat terdapat perubahan perilaku siswa kearah yang lebih baik. Beberapa
siswa pada siklus I tidak memperhatikan penjelasan guru, pada siklus II siswa
guru tentang teori drama mengalami peningkatan. Dari jumlah siswa keseluruhan
yaitu 28 siswa sudah aktif dalam meperhatikan penjelasan guru membuat proses
pembelajaran jauh lebih kondusif. Pada aspek ini mengalami peningkatan sebesar
21.43% hasil hasil observasi siklus I atau sekitar 26 siswa atau 92.85% yang
ini tergolong ke dalam kategori sangat baik karena dari 28 terdapat 24 siswa atau
85.71 % yang dapat memahami ceirta rakyat. Pada komponen ketiga, siswa juga
sudah termasuk kedalam kategori baik karena terdapat 25 dari 28 siswa atau
keempat siswa yang dapat dapat menceritakan kembali isi cerita rakyat dalam
bentuk ringkasan sebanyak 26 atau 92.85% dan termasuk kedalam kategori sangat
baik.
100% karena dari jumlah siswa yaitu 28 aktif dalam menulis naskah drama
menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan menulis drama. Pada kegiatan ini,
siswa atau 32.14% siswa aktif dalam menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan
drama.
menggunakan teknik transformasi cerita rakyat maka dilakukan tes pada siklus II.
Hasil yang diperoleh merupakan acuan keberhasilan pengajran. Adapun nilai hasil
tes menulis naskah drama pada siswa kelas XI MIPA I SMAN 3 Enrekang dapat
Tabel 4.2 nilai hasil tes keterampilan menulis naskah drama siklus II
4 40-59 Rendah 0 0 0
drama secara klasikal adalah 81.21 atau dalam kategori baik. Dari 28 siswa hanya
16 siswa yang mendapatkan hasil yang sangat baik atau 57.14%. Pada kategori
baik hanya 4 siswa yang dapat dikategorikan dalam kategori baik dengan nilai
28.58%. 4 siswa yang memperoleh nilai dengan kategori cukup atau 14.29. Dari
penjelasan hasil tes siklus II dapat dilihat bahwa tidak ada siswa yang
51
memperoleh nilai rendah dan sangat rendah.bahwa tidak ada siswa yang
naskha drama dengan menggunakan teknik transformasi cerita rakyat pada siklus
II sebagai berikut.
Tabel 4.5 Persentase ketuntasan menulis naskah drama pada siswa kelas XI MIPA
Jumlah 28 100
tuntas pada siklus II adalah 24 siswa atau 85.71% dan jumlah siswa yang tidak
d. Tahap Refleksi
lebih semangat dalam belajar. Perasaan senang siswa dalam belajar bahasa
keaktifan siswa dan juga hasil menulis naskah drama yang dibuat oleh masing-
masing siswa dalam belajar. Rasa percaya diri siswa menunjukkan adanya
dramasemakin meningkat dan tidak ada lagi siswa yang memiliki aktivitas yang
rakyat membuat siswa menjadi lebih tertarik untuk belajar sehingga tidak ada lagi
ketakutan siswa untuk bertanya pada saat proses pembelajaran. Dan peneliti juga
dapat memaksimalkan waktu yang ada, sehingga tidak terkesan terburu-buru lagi
menulis naskah drama dengan menggunakan teknik transformasi cerita rakyat ini
mengalami peningkatan, baik dari segi keaktifan siswa maupun dari segi
B. Pembahasan
keterampilan menulis naskah drama dan perilaku siswa pada kelas XI MIPA I
Enrekang dengan jumlah siswa 28 hanya memperoleh nilai rata-rata sebesar 70.21
atau berada pada kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan siklus
yakni 75.
MIPA 1 di SMAN 3 Enrekang nilai rata-ratanya mencapai 81.35 atau berada pada
kategori baik dan mengalami peningkatan sebesar 11.14%dari hasil siklus I. Pada
siswa kelas XI MIPA 1 SMAN 3 Enrekang karena hasil yang dicapai memenuhi
siswa memperhatikan penjelasan guru tentang teori drama sudah cukup baik
54
meskipun masih ada siswa yang tidak memperhatikan pada saat guru menjelaskan
materi drama.
dan siswa dapat menceritakan kembali isi cerita rakyat dalam bentuk ringkasn
masih tergolong dalam kategori rendah. Ketiga komponen ini termasuk kedalam
ringkasan.
Siswa yang aktif dalam menulis naskah drama sudah tergolong sangat baik
karena seluruh siswa kelas XI MIPA I aktif dalam menulis naskah drama dengan
drama masih juga termasuk dalam kategori rendah. Dan komponen terakhir atau
ketujuh, masih dapat dikatakan rendah karena hanya sebagian kecil siswa aktif
Pada siklus II, ketujuh komponen yang diamati tersebut mulai terlihat
dan siswa dapat menceritakan kembali isi cerita rakyat dalam bentuk ringkasan
sudah mengalami peningkatan dari hasil observasi siklus I. ketiga komponen ini
Kegiatan siswa menulis naskah drama jumlah siswa yang aktif menulis
naskah drama tergolong kedalam kategori sangat baik karena seluruh siswa kelas
siswa dari segi keaktifan siswa mengajukan pendapat atau pertanyaan dan siswa
siklus I.
bahwa menulis dapat menimbulkan rasa ingin tahu dan melatih kepekaan dalam
melihat realitas disekitar lingkungan yang kada dimiliki oleh orang yang bukan
teknik transformasi cerita rakyat karena siswa sangat memiliki rasa ingin tahu
media audio visual siswa tidak merasa bosan. Sedangkan penelitian ini juga
transformasi cerita rakyat membuat siswa lebih mudah berfikir dan menunagkan
yang dilakukan oleh N. Yuli Mutiara (2013) dengan judul penelitian Penerapan
Teknik Transormasi Cerpen dama Pembelajaran Naskah Drama pada Siswa Kelas
penelitian ini ialah objek yang akan ditransformasi. Berdasarkan penelitian yang
A. Simpulan
cerita rakyat meningkat. Hal ini dibuktikan dengan skor rata-rata yang diperoleh
siswa pada saat tes dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata sebesar
70.21 dan pelaksanaan siklus II mengalami peningkatan sebesar 11.14% atau nilai
rata-rata yang diperoleh pada siklus II sebesar 81.35 atau hasil perolehan
ditentukan.
menulis naskah drama dikarenakan siswa lebih mudah mendapatkan ide. Dilihat
dari tingkah laku siswa selama kegiatan siklus I dan siklus II. Dapat diketahui
naskah drama dapat mengubah tingkah laku siswa kelas XI SMAN 3 Enrekang.
Perubahan tingkah laku siswa yang terjadi adalah perubahan positif. Siswa semula
kesulitan menemukan gagasan yang tepat kemudian pada siklus II siswa lebih
menjadi baik menulis naskah drama pada lembar kerja, lebih aktif dan mudah
berfikir kreatif dan menuangkan ide-ide yang dimiliki pada saat penulisan naskah
drama.
57
58
B. Saran
sebagai berikut:
drama. Oleh karena itu, guru dapat menggunakan cerita rakyat dalam
media untuk pembelajaran menulis naskah drama. Selain itu, penulis memberi
mengenal dahulu siswa yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian sehingga
59
60
Rimang, Sitti Suwadah Rimang. 2011. Kajian Sastra Teori dan Praktik.
Yogyakarta: Aura Pustaka
N
62
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleransi, damai), santun, responsif dan proaktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara
mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa.
2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab,responsif, dan imajinatif dalam menggunakan
bahasa Indonesia untuk mengekspresikan impian, misteri, imajinasi, serta
permasalahan remaja dan sosial.
63
3.1 Memahami struktur dan kaidah teks drama, baik secara lisan maupun tulisan
3.1.1 Mengetahui struktur isi teks drama.
3.1.2 Mengetahui ciri bahasa teks drama.
4.1 Menginterpretasi makna teks drama, baik secara lisan maupun tulisan.
4.1.1 Memahami isi teks drama.
4.1.2 Menginterpretasi isi (unsur intrinsik dan ekstrinsik) dalam teks drama.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pembelajaran ini diharapkan:
1. Peserta didik dapat mengetahui struktur isi teks drama.
2. Peserta didik dapat mengetahui ciri bahasa teks drama.
3. Peserta didik dapat memahami isi teks drama.
4. Peserta didik dapat mengetahui ciri-ciri teks drama.
5. Peserta didik dapat mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik dalam teks drama.
6. Peserta didik dapat mengidentifikasi unsur-unsur ekstrinsik dalam teks drama
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengenalan struktur isi teks drama.
2. Pengenalan ciri bahasa teks drama.
3. Pemahaman isi teks drama.
4. Interpretasi isi (unsur intrinsik dan ekstrinsik) dalam teks drama.
E. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model : Menulis Terbimbing.
Metode: Pemberian tugas, diskusi
F. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
Media:
1. Contoh-contoh teks drama
2. Uraian yang berkaitan dengan struktur isi teks cerita pendek/rakyat (abstrak,
orientasi, komplikasi, resolusi,evaluasi, dan coda).
Sumber belajar:
1. Buku Kumpulan drama
2. Buku yang berkaitan dengan genre teks.
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan media massa.
4. Kosasih, Engkos. 2014. Buku Kretif Berbahasa Indonesia untuk SMK kelas
XI. Jakarta: Erlangga.
64
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Alokasi
waktu
Peserta didik merespon salam dan
pertanyaan guru yang berhubungan
Pendahuluan dengan kesyukuran kepada Tuhan.
Peserta didik menerima informasi
tentang keterkaitan pembelajaran
sebelumnya dengan yang akan
dilaksanakan.
Peserta didik menerima informasi tentang
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
Peserta didik menerima pengarahan bahwa
melalui topik pembelajaran ini agar dapat
mengembangkan sikap santun, jujur, kerja
sama, tanggung jawab, dan cinta damai.
Mengamati
Peserta didik membaca contoh
teks film/drama.
Inti Peserta didik mencermati uraian yang
berkaitan dengan struktur isi
teks film/drama (abstrak, orientasi,
komplikasi, resolusi, evaluasi dan coda).
Peserta didik membaca contoh
teks film/drama yang lain.
Mempertanyakan
Peserta didik mempertanyakan uraian
yang berkaitan dengan struktur isi
teks film/drama yang dibaca.
Peserta didik membuat pertanyaan
yang berhubungan dengan isi
teks film/drama dengan bahasa yang
komunikatif.
Mengeksplorasi (menalar)
Peserta didik menemukan struktur isi
teks film/drama.
Peserta didik menemukan ciri-ciri
teks film/drama.
Peserta didik mendiskusikan hasil
temuan terkait dengan struktur isi dan
ciri bahasa teks film/drama.
65
Mengasosiasi (mencoba)
Peserta didik mencari hubungan antara
struktur isi dan ciri bahasa film/drama.
Peserta didik mendiskusikan hubungan
antara struktur isi dan ciri
bahasa film/drama.
Peserta didik menyimpulkan unsur
intrinsik dan unsur ektrinsik
teks film/drama dalam diskusi kelas
dengan saling menghargai.
Mengomunikasikan
Peserta didik menjelaskan struktur isi
dan ciri bahasa teks film/drama.
Peserta didik saling menila
kebenaran/ketepatan penjelasan
teman/kelompok.
Peserta didik mempresentasikan unsur
intrinsik dan unsur ekstrinsik
teks film/drama dengan rasa percaya
diri.
Peserta didik menanggapai presentasi
teman/ kelompok lain secara santun.
Peserta didik dan guru menyimpulkan
Penutup materi pelajaran.
Refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan.
Peserta didik menerima tugas dari
guru.
H. PENILAIAN
Teknik penilaian:
1. Penilaian proses/ pengamatan.
2. Tertulis.
3. Lisan.
4. Pemberian tugas
Bentuk Instrumen:
1. Tes lisan:
1) Cerita yang bagaimanakah drama itu?
66
Lembar Observasi
Jumlah
No Komponen yang diamati
siswa
Enrekang. 2020
Mengetahui,
Kepala SMAN 3 ENREKANG Peneliti
Haspia
NIM. 105331107516
68
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleransi, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa.
2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab,responsif, dan imajinatif dalam menggunakan
bahasa Indonesia untuk mengekspresikan impian, misteri, imajinasi, serta
permasalahan remaja dan sosial.
3.2 Membandingkan teks drama, baik secara lisan maupun tulisan
3.2.1. Mengidentifikasi persamaan struktur isi dua teks drama.
69
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pembelajaran ini diharapkan:
1. Peserta didik dapat mengidentifikasi persamaan struktur isi beberapa teks drama.
2. Peserta didik dapat mengidentifikasi perbedaan struktur isi beberapa teks drama.
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi persamaan ciri bahasa beberapa teks drama
4. Peserta didik dapat mengidentifikasi perbedaan ciri bahasa beberapa teks drama.
5. Peserta didik dapat menyusun langkah-langkah penulisan teks drama sesuai
dengan unsur drama, struktur isi & ciri bahasa.
6. Peserta didik menentukan topik teks drama.
7. Peserta didik membuat teks drama sesuai dengan unsur-unsur drama dan ciri
bahasa.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Persamaan dan perbedaan struktur isi dan ciri bahasa beberapa teks drama.
2. Langkah-langkah penulisan teks drama (menggali pengalaman, menemukan topik,
mengembangkan topik sesuai dengan unsur-unsur drama, struktur isi dan ciri
bahasa).
E. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model : Menulis Terbimbing
Metode: Diskusi, pemberian tugas, dan tanya jawab.
F. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
Media: Contoh-contoh teksdrama
Sumber belajar:
1. Buku Kumpulan drama.
2. Buku yang berkaitan dengan genre teks.
70
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Alokasi
waktu
Peserta didik merespon salam dan pertanyaan
guru yang berhubungan dengan kesyukuran
kepada Tuhan.
Peserta didik menerima informasi
Pendahuluan tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya
dengan yang akan dilaksanakan.
Peserta didik menerima informasi tentang
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
Peserta didik menerima pengarahan bahwa
melalui topik pembelajaran ini agar dapat
mengembangkan sikap santun, jujur, kerja
sama, tanggung jawab, dan cinta damai.
Mengamati
Peserta didik membaca teks drama.
Peserta didik menggali pengalaman dan
peristiwa/kejadian.
Mempertanyakan
Peserta didik mempertanyakan persamaan dan
perbedaan struktur isi dan ciri bahasa dua
drama.
Peserta didik mempertanyakan topik
pengalaman, peristiwa/kejadian yang digali.
Mengeksplorasi (menalar)
Peserta didik mengidentifikasi persamaan
Inti struktur isi dua teks drama yang dibaca.
Peserta didik mengidentifikasi persamaan ciri
bahasa dua teks drama yang dibaca.
Peserta didik mengidentifikasi perbedaan
struktur isi dua teks drama yang dibaca.
Peserta didik mengidentifikasi perbedaan ciri
bahasa dua teks drama yang dibaca.
Peserta didik menentukan topik
teks drama sesuai pengalaman, kejadian, atau
peristiwa dengan cermat.
Peserta didik membuat teks drama sesuai
dengan struktur isi teks drama, ciri bahasa
(pertanyaan retoris, proses material, konjungsi
71
H. PENILAIAN
Teknik penilaian:
1. Penilaian proses/ pengamatan.
2. Tertulis.
3. Lisan.
4. Pemberian tugas.
Bentuk Instrumen:
1. Tes lisan:
1). Apa judul teks drama yang sudah dibaca?
2). Ceritakan isi teks drama yang telah dibaca!
2. Tes tertulis:
1). Jelaskan persamaan struktur isi dari dua drama yang telah dibaca!
2). Jelaskan persamaan ciri bahasa dua drama yang telah dibaca!
3). Jelaskan perbedaan struktur isi dua drama yang telah dibaca!
4). Jelaskan perbedaan ciri bahasa dua drama yang telah dibaca!
72
5).Buatlah langkah-langkah penulisan teks drama sesuai dengan struktur isi dan ciri
bahasa drama!
3. Tugas keterampilan:
1).Kembangkanlah topik tersebut menjadi teks drama sesuai dengan, unsur-unsur
drama dan ciri bahasa drama!
Lembar Observasi
Jumlah
No Komponen yang diamati
siswa
Haspia
Nim. 105331107516
75
Jumlah
No Komponen yang diamati
siswa
Jumlah
No Komponen yang diamati
siswa
Ada seseorang anak lelaki yang bernama Lajana. Dia memiliki seorang
adik perempuan yang bernama Didok. Mereka adalah keluarga keluarga yang
serba kekurangan.
Namun demikian, Lajana lebih memilih makan dan tidur setiap hari kini
usia Lajana beranjak dewasa. Teman sepermainannya telah banyak berkebun
dan bersawah. Berbeda dengan Lajana yang juga memperlihatkan
kedewasaannya. Ia sangat malas bekerja apalagi membantu ibunya mengurus
adiknya.
Pada saat Lajana dilahirkan, asa baru buat ibunya. Ia sangat berharap
pada anak lelakinya itu agar kelak dapat membantu menghidupi keluarga
mereka. Tetapi, harapan itu belum juga nyata, Lajana sangat malas. Sementara
ibunya terus bekerja. Ia tak kenal lelah. Siang dan malam bagi ibunya adalah
sesuap nasi untuk buah hatinya, Lajana dan Didok.
“Tapi, Ibu harus menyiapkan beras ketan dan 2 ekor ayam untuk saya
dan teman-teman yang akan membantu membajak sawah” Akal bulus Lajana.
“Untuk apa? Beras untuk makan saja tidak ada apalagi beras ketan dan
ayam!” jawab Ibunya.
Mereka saling bertatapan sejenak. Lalu Ibunya berkata, “Baiklah kalau itu
maumu anakku. Saya akan penuhi permintaanmu” kunci Ibunya.
Setelah beras ketan dan ayam telah ada, ia mulai memasak dengan dengan
perasaan bahagia.
Tidak hanya sampai disini akal bulusnya. Jika malam tiba, Lajana akan
mencari padi yang disimpan pada gubuk orang lain dan membawanya pulang.
Setibanya di rumah, Ibunya sangat gembira karena kerja Lajana telah
membuahkan hasil.
Padi itu akhirnya diolah dan dimasak. Ibu dan anak perempuannya
menikmati nasi tanpa sayur dan lauk. Melihat keadaan itu, Lajana kembali
melancarkan akalnya. Ia kembali bersembunyi di semak yang akan dilewati
petani sayur atau pedagang sayur. Jika orang yang membawa sayur telah dekat,
ia akan menakutinya sehingga akan berlari dan meninggalkan barng bawaannya.
Hal yang sama juga ia lakuan dipinggir sungai. Lajana akan berbuat
sesuatu untuk mengambil ikan para nelayan yang telah berhasil dipancingnya.
Setiap kembali dari kebun, lajana membawa sayur dan ikan untuk keluarganya.
Dengan yakin ia mengatakan bahwa sayur itu dari pematang sawah dn lauk itu
dari sungai yang ia pancing sendiri. Tanpa curiga, Ibunya memasak sayur dan
lauk tersebut.
Pagi itu Lajana tidak ke sawah karena ibunya akan ke pasar berbelanja.
Lajana disuruh Ibunya untuk menjaga adiknya Didok. Sebenarnya Lajana tidak
suka pada anak kecil apalagi jika ia rewel. Lajana lalu berpkiri agar adiknya
78
Sepulang dari pasar, Ibunya sangat panik melihat mata Didok yang
tertutup terus. Lajana lalu menyarankan kepada ibunya agar memanggil dukun
dab nebyiapkan makanan enak.
Sebuah kampung yang terletak 6km dari kota Enrekang konon katanya
dulu kala hidup seorang rakyat bernama Tumaling. Seorang lelaki yang memiliki
badan yang tegap dan besar.
Dari hari ke hari sikap Tumaling tidak pernah berbubah. Ia tidak bosan
untuk berjalan dari batas utara ke batas selatan kampung. Hal ini ia lakukan
sendiri.
Sifat dan sikap Tumaling mulai tercium oleh Raja. Dari mulut ke mulut, beredar
berita bahwa di kampung sana terdapa orang yang akan Tuara(dialek
Enrekang/posisi badan yang agak miring) jika ada tamu yang akan masuk.
Karena berita itu, akhirnya Tumaling di panggil oleh Raja.
“Kataya engkau akan tuara, jika ada orang asing yang memasuki kampungmu?”
tanya Raja”.
Tumaling dan Raja terus berkomunikasi. Pada akhirnya Raja akan menguji
keberaniaan Tumaling seperti yang diceritakan rakyat lainnya.
“Saya ingin kamu menuju keselatan, daerah yang terkenal selalu kacau karena
banyak orang jahat dan pecuri yang tinggal di sana” jelas Raja”.
“Bunuh mereka yang kau anggap jahat, selalu buat kekacauan, selalu mencuri.”
80
“Tidak itu saja, setelah kau bunuh bawa buktinya ke kampungmu dan kehadapan
saya!”
“Bukankaah itu terlalu berat Raja, belum lagi jaraknya jauh” rayu Tumaling
“Tidak. Kau tak perlu bawa mereka. Cukup potong dan pasang telinganya
melingkar di perutmu yang besar itu”
“Jadi tidak ada bagian perut yang akan terlihat hanya telinga-telinga para
penjahat” lanjut Raja.
Satu demi satu telinga terpasang di perut Tumaling. Jumlah para penjahat
mulai berkurang. Waktu yang digariskan Raja hampir selesai sementara penjahat
di daerah selatan masih banyak,
Tumaling pun tiba, sama seperti yang di minta Raja. Perutnya yang besar
telah melingkar tali dan diisi dengan telinga manusia. Jumlah telinga yang
terpasang nyaris tidak bisa terhitung. Melihat itu, Raja dan masyarakat pun
mengakui bahwa Tumaling memang pemberani.
Dokumentasi siklus I
89
Dokumentasi Siklus II
90
RIWAYAT HIDUP
Enrekang. Pada tahun yang sama yaitu 2010 penulis melanjutkan Pendidikan di
kecamatan Alla kabupaten Enrekang dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun yang