DI KOTA MAKASSAR
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
FAKHRUL YUSUF
10533762514
SURAT PERNYATAAN
Skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli hasil karya
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
Fakhrul Yusuf
Terakreditasi Institusi B
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar
Telp : 0411-860837/860132 (Fax)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Email : fkip@unismuh.ac.id
Web : www.fkip.unismuh.ac.id
SURAT PERJANJIAN
1. Mulai dari penyusunan proposal hingga penyelesaian skripsi ini, saya akan
2. Dalam penyusunan proposal dan skripsi ini, saya akan melakukan konsultasi
skripsi ini.
Fakhrul Yusuf
Terakreditasi Institusi B
MOTO DAN PERSEMBAHAN
– Dibelantara
vi
ABSTRAK
Fakhrul Yusuf. 2020. “Makna Slogan Pada Iklan Rokok di Kota Makassar”.
Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh
Hambali dan Andi Adam.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan wujud makna slogan iklan rokok
yang berada di kota Makassar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah data yang berwujud
verba yaitu kata-kata, ungkapan, kalimat yang terkait dengan ragam makna
semantik dalam slogan iklan rokok. Sumber dalam penelitian ini diambil dari
slogan-slogan iklan rokok pada papan iklan di bahu-bahu jalan kota Makassar.
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menjawab semua permasalan
yang ada yaitu metode dokumentasi dan metode simak dengan teknik catat. Proses
analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam suatu proses yaitu
penganalisisan data telah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dan dikerjakan
secara intensif sampai berakhirnya penelitian.
Dari data yang dikumpulkan terpilih sembilan slogan dari empat produk iklan
rokok yaitu A Mild, Class Mild, Surya Pro Mild, dan U Mild. Hasil analisis data
dapat disimpulkan dari sembilan slogan iklan rokok di kota Makassar memiliki
makna leksikal, gramatikal dan makna kontekstual. Slogan yang mengandung
makna leksikal berbentuk kata dasar. Slogan yang mengandung makna gramatikal
berbentuk struktur gramatikal yakni frasa, klausa, maupun kalimat. Slogan yang
mengandung makna kontekstual berbentuk konteks situasi.
Kata kunci : Makna, slogan, iklan, rokok
KATA PENGANTAR
Dengan penuh kerendahan hati dan segala puji dan syukur bagi Allah
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Makna Slogan Pada
Iklan Rokok di Kota Makassar” diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Progam Studi Pendidikan Bahasa dan
Muhammadiyah Makassar.
maka penulisan skripsi ini dapat terselesaikan meski dalam bentuk yang sangat
sederhana. Tidak sedikit hambatan dan rintangan yang penulis hadapi, akan tetapi
kegagalan. Oleh sebab itu, hanya dari pertologan Allah Subhanahu wa ta’ala yang
hadir lewat uluran tangan serta dukungan dari berbagai pihak. Karenanya, penulis
menghaturkan terima kasih atas segala bantuan dan spiritual yang diberikan dalam
kasih sayang yang tak terhingga penulis haturkan kepada ayahanda Drs. Muh.
Yusuf dan ibunda Rosnaedah atas pengorbanan dan doa yang tak pernah terputus,
serta dengan sabar membimbing dan mengajari penulis arti hidup yang
sesungguhnya.
viii
Ucapan terima kasih penulis kepada Drs. Hambali, S.Pd., M.Hum. dan Andi
Adam, S.Pd., M.Pd pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktunya
dalam memberikan bimbingan, motivasi, arahan dan semangat kepada penulis hingga
Makassar), Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., (Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu
serta dosen-dosen dan staf-staf Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
intelektualitas mahasiswanya.
bantuan dan masukan pada penulis. Egi Juniardi Amir, Ifal Nurbaiska dan Rahmat
Mahayani perempuan kedua yang penulis sayangi (pertama ibu) yang begitu sabar
dan Ilmu Pendidikan angkatan 2014 yang sudah bersedia saling melukis cerita
ix
tiada henti serta sahabat-sahabat yang telah dan selalu melangitkan ayat-ayat doa
penuh kasih demi sebuah perubahan diri penulis yang lebih baik.
Teruntai permohonan maaf penulis atas segala khilaf dan teriring doa
kepada mereka.
moril maupun materil dari semua pihak mendapat ridha dari Allah Subhanahu wa
ta’ala. dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua, serta bernilai ibadah
belajar dan berguna bagi pembaca yang budiman. Untuk itu sangat diperlukan
Penulis
x
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4
BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka ........................................................................................ 5
1. Penelitian yang Relavan ..................................................................... 5
2. Bahasa ................................................................................................ 6
3. Makna................................................................................................. 7
4. Slogan ............................................................................................... 16
5. Iklan.................................................................................................. 18
6. Rokok ............................................................................................... 21
B. Kerangka Pikir........................................................................................ 21
xi
BAB III METODE PENELITIAN
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi untuk mendukung proses interaksi
dalam kehidupan manusia. Banyak orang menggunakan bahasa bukan hanya
sebagai alat komunikasi lisan, namun komunikasi tertulis juga. Bahasa juga
sering digunakan sebagai alat komersial suatu bisnis perusahaan. Salah satu
contohnya ialah penggunaan bahasa dalam bidang periklanan.
Iklan merupakan salah satu kegiatan komunikasi. Iklan digunakan
sebagai penyampai pesan produsen mengenai suatu produk tertentu dengan
tujuan untuk mempengaruhi khalayak(calon konsumen) sehingga mereka
tertarik untuk membeli produk yang mereka tawarkan. Iklan merupakan
kegiatan komunikasi antara produsen dan khalayak yang bersifat persuasif
(mengajak). Pesan produsen disampaikan melalui iklan dalam bentuk bahasa
media. Iklan hadir dalam berbagai media, seperti majalah, radio, koran dan
televisi. Tanpa disadari, iklan telah menjadi bagian yang tidak dapat
dipisahkan dan selalui mewarnai serta berpengaruh dalam kehidupan.
Dunia periklanan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cukup
pesat. Hal ini ditandai dengan adanya beberapa peluang-peluang yang
berkembang secara global dalam beriklan. Menurut Morissan (2010: 35)
Iklan sebagai salah satu bentuk komunikasi yang bersifat persuasif. Bentuk
komunikasi lisan pada periklanan diwujudkan dalam bentuk iklan pada media
cetak seperti Koran, majalah, papan iklan, dan sebagainya. Unsur-unsur iklan
biasanya dibuat merek dagang, logo, ilustrasi, teks iklan, dan slogan.
Dalam pembuatan iklan, produsen berusaha menyampaikan pesan kepada
konsumen dalam bentuk lambang bermakna melalui suatu media, diantaranya
yaitu televisi. Lambang makna yang dimaksud adalah bahasa. Bahasa
digunakan sebagai alat komunikasi dalam periklanan walaupun masih banyak
lagi alat komunikasi yang lain, seperti gambar, warna dan bunyi. Bentuk
lambang yaitu bahasa yag digunakan sebagai alat komunikasi dalam
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan suatu masalah yakni
Bagaimanakah makna slogan yang terdapat pada iklan rokok di kota
Makassar?
4
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang ingin
dicapai adalah untuk mendekripsikan penggunaan makna slogan yang
terdapat pada iklan rokok di kota Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
pembaca pada umumnya. Baik secara teoritis maupun praktis. Hasil
penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti, serta masyararakat
mengenai makna dan pesan yang terdapat pada slogan iklan rokok.
b. Sebagai bahan perbandingan untuk memahami makna dari setiap slogan
pada iklan rokok.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dengan
data yang akurat bagi penulis, terutama penelitian tentang makna suatu
slogan sehingga dapat menambah pengetahuan dalam berbahasa.
b. Bagi Pembaca
Hasil penelitian analisis makna slogan pada iklan rokok dapat
digunakan sebagai sumbangan pemikiran kepada masyarakat untuk
dapat menafsirkan dan memahami makna slogan pada iklan rokok.
c. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian
yang lain.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian Yang Relevan
Berikut ini adalah penelitian yang relevan dengan objek kajian
penelitian ini: Saraswati Kartika Sari, (2014) dengan judul “Analisis
Praanggapan pada Slogan Iklan Kendaraan Harian Surat Kabar Solopos
Edisi November 2013-Februari 2014”. Penelitian ini menfokuskan pada
praanggapan eksistensial, praanggapan faktil, praanggapan leksikal,
praanggapan struktural, dan praanggapan konterfaktual. Penelitian ini
cukup relevan karena sama-sama meneliti tentang slogan.
Hasil dalam penelitian ini menegaskan bahwa dari 60 data slogan
iklan diperoleh 100 praanggapan yang terdiri dari lima jenis
praanggapan. Sesaui data, ditemukan 9 data praanggapan eksistensial, 61
data praanggapan faktif, 20 data pranggapan leksikal, 9 data praanggapan
structural, dan 1 data praanggapan konterfaktual.
Diah Rahayu Marwati (2014) dengan judul “Analisis Aspek
Makna Tujuan pada Slogan Lalu Lintas di Kota Surakarta: Tinjauan
Semantik”. Penelitian ini membahas tentang slogan dalam aspek makna
tujuan yang terdiri dari makna tujuan imperatif, makna tujuan deklaratif,
makna tujuan pedagodis, makna tujuan naratif, dan makna tujuan
persuasif. Penelitian ini relevan karena selain sama-sama menganalisis
makna slogan juga menggunakan teori yang sama yaitu semantik.
Sri Wahyuni (2010) juga pernah melakukan penelitian terhadap
slogan iklan rokok dengan judul “Makna Slogan pada Iklan Rokok di
Televisi Swasta di Indonesia”. Ia meneliti mengenai makna leksikal,
gramatikal, konotasi dan denotasi pada slogan iklan rokok. Penelitian ini
sangat relevan karena membahas tentang makna slogan iklan rokok.
Perbedaannya hanya pada data yang dianalisis.
5
6
Hasil analisis disimpulkan bahwa ada lima belas slogan pada iklan
rokok ditelevisi swasta yang memunculkan makna berbeda. Tiap-tiap
slogan rokok menyampaikan pesan makna yang tersendiri sesuai makna
masing-masing yaitu makna leksikal, gramatikal, denotasi, dan konotasi
yang merupakan identitas dari produk rokok tersebut.
2. Bahasa
a. Pengertian Bahasa
Kata “bahasa” dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu
pengertian. Selama ini kita mengartikan bahasa sebagai alat
komunikasi dan itupun tidaklah salah, karena pada dasarnya bahasa
merupakan suatu alat. Kridalaksana (1992) dalam Chaer dan
Aminuddin mendefenisikan bahasa sebagai sistem lambang bunyi
yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial
untuk bekerja, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Beberapa hal menarik yang dapat disimpulkan dari batasan
pengertian itu yaitu, (a) bahasa merupakan suatu sistem, (b) sebagai
sistem bahasa bersifat arbitrer, (c) sebagai sistem arbitrer, bahasa
dapat digunakan untuk berinteraksi, baik dengan orang lain maupun
dengan diri sendiri.
Bahasa bagi sebagian masyarakat tidak lebih dari sekedar alat
komunikasi yang mereka peroleh secara tidak disadari, terus
berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan (Alwasilah,
2003:55). Namun dibalik hal itu, bahasa yang digunakan di
masyarakat, misalnya bahasa iklan setidaknya memberikan pengaruh
terhadap masyarakat itu sendiri. Mungkin tidaklah pantas apabila
menganggap bahwa bahasa sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja,
karena ternyata banyak hal yang istimewa dalam bahasa tatkala
mereka dihadapkan pada sejumlah persoalan.
Pateda (1994:3) mendefenisikan bahasa sebagai bunyi-bunyi
yang dikeluarkan oleh alat bicara manusia dan harus bermakna.
Bahasa adalah alat yang ampuh untuk menghubungkan dunia
7
3. Makna
1. Pengertian Makna
Istilah semantik tentu tidak akan lepas dari makna, karena makna
merupakan objek kajian semantik. Makna yang dimaksud tentunya
8
2. Ragam Makna
Makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria, yang
antara lain berdasarkan jensi semantiknya, nilai rasa, referensi, dan
ketepatan makna. Terdapat banyak pendapat mengenai ragam makna.
Kridalaksana mengemukakan adanya berbagai ragam makna
diantaranya, makna denotatif, makna konotatif, makna hakikat, makna
intensi, makna ekstensi, makna kognitif, makna leksikal, makna
gramatikal, makna luas, makna sempit, makna pusat (tak berciri),
makna referensial, makna kontekstual, makna konstruksi, dan
sebagainya. Shipley menyatakan berbagai jenis, yaitu makna emotif,
makna kognitif atau makna deskriptif, makna referensial, makna
pictorial, makna kamus, makna inti, dan makna ideasional (Suwandi,
2011: 80).
Makna Leksikal Chaer (2009: 60) menyatakan bahwa leksikal
adalah bentuk Adjektif yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon
(vokabuleri, kosa kata, perbendaharaan kata). Satuan dari leksikon
adalah leksem, yaitu satuan bentuk bahasa yang bermakna. Makna
leksikal dapat diartikan sebagai makna yang bersifat leksikon, bersifat
leksem, atau bersifat kata. Karena itu dapat dikatakan makna leksikal
adalah makna yang sesuai dengan referensinya, makna yang sesuai
dengan hasil observasi alat indera, atau makna yang sungguh -
sungguh nyata dalam kehidupan. Misalnya kata tikus makna
lesikalnya adalah sebangsa binatang pengerat yang dapat
menyebabkan timbulnya penyakit tipes. Makna ini tampak jelas dalam
kalimat tikus itu mati diterkam kucing. Kata tikus merujuk kepada
binatang tikus, bukan kepada yang lain. Tetapi, kata tikus dalam
kalimat “kita perlu membasmi tikus-tikus yang banyak bercokol di
instansi pemerintah agar tercipta aparatur Negara yang bersih” ,
bukanlah makna leksikal.
Bandingkan pula pemakai kata kaki pada kedua kalimat berikut
ini: (1) kaki Alfius sakit karena kecelakaan lalu lintas kemarin; (2)
11
konteks sosial (social context), yaitu relasi sosial dan latar setting
yang melengkapi hubungan antara pembicara dengan pendengar
(Hasan, 2011: 60).
Keempat konteks tersebut mempengaruhi kelancaran
komunikasi. Ciri-ciri konteks harus dapat diidentifikasi untuk
menangkap maksud penutur (Hasan, 2011: 60-61). Awalnya, kita
harus memahami pentingnya konteks linguistik (3), karena dengan
memahami struktur bahasa dan wujud pemakaian kalimat kita
dapat memahami dasar suatu tuturan dalam komunikasi. Namun
hal tersebut belum cukup, harus dilengkapi dengan pengetahuan
konteks fisiknya (1), yaitu di mana komunikasi terjadi dan apa
objek pembicaraannya. Selanjutnya, pengetahuan tentang konteks
sosial (4), yaitu bagaimana hubungan antara si pembicara dan si
pendengar dalam “lingkungan sosialnya”.Terakhir, pemahaman
konteks epistemik (2), yaitu pemahaman yang sama-sama dimiliki
oleh pembicara dan pendengar.
Teori kontekstual mengisyaratkan bahwa sebuah kata atau
simbol ujaran tidak mempunyai makna jika terlepas dari konteks.
Konteks itu sendiri merupakan satu situasi yang terbentuk karena
terdapat setting, kegiatan dan relasi. Jika terjadi interaksi antara
tiga komponen itu, maka terbentuklah konteks. Parera (2004:228)
menyebutkan bahwa setting tersebut meliputi waktu dan tempat
situasi itu terjadi. Secara umum yang termasuk setting yaitu (1)
unsur-unsur material yang ada disekitar interaksi berbahasa, (2)
tempat, yakni tata letak dan tata atur barang dan orang, (3) waktu,
yakni pengaturan urutan waktu dalam peristiwa interaksi
berbahasa. Makna kontekstual menurut Chaer (2009 :290) adalah
makna leksem atau kata yang berada di dalam satu konteks. Makan
konteks dapat pula berkenaan dengan situasinya yakni tempat,
waktu dan lingkungan penggunaan bahasa itu.
16
e) Pendek
Slogan yang berdaya bukanlah slogan yang berpanjang kata dan
berbelit-belit. Buatlah rangkaian kata yang pendek dengan pilihan
kata yang tepat. Idealnya, tidak lebih dari enam sampai delapan
kata. Singkat membuat slogan mudah diingat. Contoh slogan Apple
yang berbunyi "Think different."
18
5. Iklan
Kata iklan didefinisikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
sebagai berita pesanan untuk mendorong, membujuk kepada khalayak
ramai tentang benda dan jasa yang ditawarkan; iklan dapat pula berarti
pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai barang atau jasa yang
dijual, dipasang di dalam media massa seperti surat kabar dan majalah
(KBBI: 322). Informasi melalui iklan dinilai berpengaruh langsung
maupun tak langsung terhadap persepsi, pemahaman, dan tingkah laku
masyarakat (Darmawan dalam Djajasudarma, 2006).
Iklan memiliki fungsi untuk menyebarkan informasi tentang
penawaran suatu produk, gagasan atau jasa. Keberadaan suatu barang atau
jasa diketahui konsumen lewat iklan. Iklan berusaha memberikan
informasi tentang keunggulan, kelebihan, manfaat dan sifat yang
diberikan barang, jasa atau gagasan yang dimaksudkan atau dianjurkan.
Di sisi yang lain iklan merupakan alat persuasi agar konsumen membeli
atau menggunakan barang, jasa atau gagasan tersebut. Berbeda dengan
sebuah berita dalam suratkabar, iklan tidak sekedar menyampaikan
informasi tentang suatu benda atau jasa, tetapi mempunyai sifat
"mendorong" dan "membujuk" agar orang menyukai, memilih dan
kemudian membelinya.
Dalam proses periklanan terjadi proses yang berkaitan dengan disiplin
psikologi; mulai dari tahap penyebaran informasi sebagai proses awal,
hingga ke tahap menggerakkan konsumen untuk membeli atau
menggunakan jasa adalah suatu proses psikologi. Iklan dapat dikatakan
berhasil apabila mampu menggerakan konsumen untuk pertama kali saat
melihat penampilan iklan tersebut; rangsangan visual dari penampilan
iklan langsung mendapat perhatian dari pemerhati. Proses berikut adalah
hadirnya penilaian akhir terhadap isi atau pesan dari iklan, dengan
mempertimbangkan perasaan calon konsumen, yang memunculkan
tindakan atau sikap sesuai dengan penilaian akhirnya. Fenomena-
fenomena sosial-budaya seperti fashion, makanan, furniture, arsitektur,
19
3) Iklan Langsung
(a) Iklan Lowongan Kerja
4) Menurut Courtland L. Bovee iklan secara khusus dapat dibagi
dalam beberapa kategori, antara lain:
(a) Berdasarkan khalayak sasaran psikografis.
(b) Berdasarkan khalayak sasaran geografis.
(c) Iklan internasional, nasional, regional, dan local.
(d) Berdasarkan penggunaan media.
(e) Iklan media cetak dan media elektronik.
(f) Berdasarkan fungsi dan tujuan iklan.
(g) Iklan produk/bukan produk, iklan komersial/bukan
komersial, iklan berdampak langsung/tidak langsung
5) Sementara itu Alo Liliweri juga telah menyusun pembagian
iklannya secara khusus yang meliputi, antara lain:
(a) Media above line
Media above the line memiliki beberapa karakter yang
khas, antara lain, Informasi yang disebarkan bersifat
serempak. Khalayak penerima pesan cenderung anonim.
Mampu menjangkau khalayak secara luas. Contoh media
ini antara lain Surat Kabar, Majalah, Tabloid, Televisi,
Radio, dan Internet.
(b) Media below line
(c) Media below the line adalah iklan yang menggunakan
media khusus seperti antara lain leaflet, poster, spanduk,
bus stop, point of purchase (POP), stiker, shop sign, flyer,
dan baliho.
b) Fungsi Bahasa Iklan
Ciri-ciri bahasa iklan adalah sebagai berikut:
1) Menggunakan slogan
2) Kalimat Persuasif
3) Menggunakan Subjek Orang Pertama
21
6. Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga
120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm
yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada
salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup
lewat mulut pada ujung lainnya.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau
kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong.
Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga
umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker
paru-paru atau serangan jantung (walaupun pada kenyataannya itu hanya
tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Menurut riset Tabacco Atlas Indonesia meraih peringkat satu dunia
untuk jumlah perokok aktif di usia 15 tahun. Data tersebut menunjukan
sebanyak 62,7 juta jiwa dengan rasio 65% pria di Indonesia merokok,
sedangkan 5% perokok merupakan wanita. Peringkat kedua terbanyak
yaitu Rusia dengan 60% pria perokok di atas 15 tahun. Peringkat tiga
hingga Sembilan, berturut-turut, yaitu China 53%, Filipina 48%, Vietnam
47%, Thailand 56%, Malaysia 44%, India 24%, dan Brasil dengan 22%.
B. Kerangka Pikir
Pikiran sebagai unsur yang mengadakan sigfinikasi sehingga
menghadirkan makna, memiliki hubungan langsung, baik dalam simbol atau
lambang maupun dengan referen. Makna juga dalam arti luas menyangkut
semua hal yang dikomunikasikan dengan bahasa.
Slogan adalah motto atau frasa yang digunakan sebagai ekspresi sebuah
ide atau tujuan yang mudah diingat. Bentuk slogan bervariasi, dari yang
tertulis dan terlihat, sampai yang diucap dan yang vulgar.
22
Analisis Semantik
Temuan
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
slogan pada teks iklan rokok memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan tujuan
23
24
1. Mengumpulkan iklan
2. Mengelompokkan iklan berdasarkan jenis rokok
3. Menganalisis iklan berdasarkan prinsip makna (berdasarkan skema,
implikatur, dan presuposisi).
4. Menentukan pola penggunaan iklan rokok (pola yang digunakan
berdasarkan konteks).
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data mengenai slogan iklan rokok diambil dari papan iklan rokok di
wilayah Kota Makassar. Tujuan dari iklan rokok adalah mengenalkan produk
rokok tersebut. Namun, tampilan rokok tidak boleh ditampilkan. Dari data
yang dikumpulkan di bulan Juli 2018 terpilih sembilan slogan dari empat
produk rokok yaitu rokok Class Mild, A Mild, Surya 12, dan U Mild.
Tabel 4.1 Tabel Data Slogan
Merek Iklan
No Slogan Keterangan
Rokok
1. A Mild “Nanti juga Lo Paham Versi Pria
Ekspresi Gue” mengendarai mobil
2 A Mild Karena logika beda tipis Versi outbond
sama loe gila
3. A Mild Buka-bukaan yang Versi wajah Close
bukanbukan up
4. A Mild Loe pikir aman itu mapan ? Versi mapan
5. A Mild Berisik gue berisi Versi main gitar
6. Surya 12 Taklukkan Tantanganmu Versi naik motor
7 Surya Pro Mild Main bareng bukan jaim Versi kumpul
Bareng bersama teman
8 Class Mild Talk Less Do More Versi orang sukses
9 U Mild Sekali percaya tetap percaya Versi janjian di
stasiun kereta
Dengan merujuk teori skema, implikatur dan presuposisi dan
pengaplikasiannya ke dalam bahasa teks poster iklan rokok, maka makna
pragmatik yang ditemukan sebagai berikut :
29
30
Dengan latar iklan tebing yang curam. Slogan iklan tersebut berbunyi
:“KARENA LOGIKA BEDA TIPIS SAMA LO GILA”.
3. Iklan A Mild Versi Wajah Close Up
Iklan rokok A Mild versi wajah close up menampilkan seorang pria yang
wajahnya di close up. Membuka mulutnya seolah-olah sedang meneriakan
sesuatu. Latar iklan hitam putih dengan bunyi slogan iklan sebagai berikut
: “BUKA-BUKAAN YANG BUKAN-BUKAN”.
4. Iklan A Mild Versi Mapan
Iklan rokok class mild pada gambar berlatar putih dengan warna tulisan
biru dan merah yang simple dengan tulisan slogan Talk Less Do more.
Selain itu pada bagian samping tulisan talk less do more terdapat logo
produk rokok class mild.
34
(b) Sama atau serupa halnya dengan yang lain atau yang
tersebut dahulu
3) Kata Lo memiliki arti :
(a) Kamu
(b) Kata seru yang menyatakan heran, terperanjat,dan
sebagainya (KBBI, 2002: 712)
4) Kata paham memiliki arti :
(a) Pengertian
(b) Pendapat; pikiran
5) Kata ekspresi memiliki arti :
(a) Pengungkapan atau proses menyatakan
(memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan,
perasaan, dan sebagainya)
(b) Pandangan air muka yang memperlihatkan perasaan
seseorang.
6) Kata gue memiliki arti :
(a) Aku
(b) Saya (KBBI, 2002 : 386).
Makna leksikal pada slogan tersebut sesuatu yang
disampaikan melalui ekspresi.
b) Iklan Rokok A Mild Versi Outbond
Slogan iklan Rokok A Mild adalah “KARENA LOGIKA
BEDA TIPIS SAMA LO GILA”. Slogan tersebut terdiri atas kata
karena, logika, beda, tipis, sama, lo, dan gila.
1) Kata Karena memiliki arti:
(a) Kata penghubung untuk menandai sebab atau alasan
(b) Disebabkan oleh; lantaran (KBBI, 2002: 523).
2) Kata Logika memiliki arti:
(a) Pengetahuan tentang kaidah berpikir
(b) Jalan pikiran yang masuk akal (KBBI, 2002: 713).
36
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan hasil penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan data yang terkumpul, Hasil analisis data dapat
disimpulkan bahwa sembilan slogan iklan di kota Makassar
ditemukan seluruh slogan makna leksikal, makna gramatikal dan
makna kontekstual. Slogan yang dimunculkan pada iklan rokok
semuanya unik, berbeda dengan iklan-iklan pada umumnya.
2. Makna leksikal yang terdapat pada setiap iklan rokok menguraikan
makna-makna perkata pada setiap slogan iklan. Sehingga
maknanya berdiri sendiri berdasarkan makna kata. Jadi, seluruh
slogan terdapat makna leksikal.
3. Makna secara gramatikal yang terdapat pada iklan rokok
menguraikan makna secara gramatikal. Sesuai dengan struktur
gramatikal yaitu frasa, klausa, kalimat dan afiksasi. Jadi, beberapa
slogan terdapat makna gramatikal yang dianalisis berdasarkan
struktur gramatikal dari slogan tersebut.
4. Makna kontekstual yang terdapat pada setiap iklan rokok pada
intinya berdasarkan situasi konteks pada iklan. Situasi konteks
yang dimaksud bagaimana kaitan makna slogan dengan ilustrasi
yang ditampilkan dalam iklan. Baik subjek, situasi, latar maupun
waktu. Jadi, seluruh slogan pada iklan rokok terdapat makna secara
kontekstual.
52
53
B. Saran
Sehubungan dengan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan saran
sebagai berikut.
1. Peneliti berharap semoga hasil analisis ini dapat menyempurnakan
penelitian-penelitian sebelumnya mengenai analisis ragam makna dan
juga dapat dijadikan acuan untuk penelitian mengenai analisis makna
slogan khususnya makna secara leksikal, gramatikal dan kontekstual.
2. Peneliti berharap untuk dilakukan penelitian lagi terhadap slogan iklan
rokok di kota Makassar dengan fokus penelitian dan pendekatan yang
berbeda. Dengan demikian akan semakin menambah wawasan dan
memudahkan bagi pembaca untuk memahami makna slogan iklan
rokok yang terdapat di bahu-bahu jalan dengan berbagai macam sudut
pandang.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia (edisi revisi). Jakarta:
Rineka Cipta.
Mahsun. 2014. Metode Penelitian Bahasa (Edisi Revisi). Jakarta: Rajawali Pers.
54
Mudjia, Rahardjo. Triangulasi Dalam Penelitian Kualitatif.
(http://mudjiarahardjo.com/artikel/270.html?task=view). Diakses
pada tanggal 10 Agustus 2020
Wahyuni, Sri. 2010. Makna Slogan pada Iklan Rokok Di Televisi Swasta di
Indonesia. “Skripsi”. Universitas Sumatra Utara.
Wijana, I Dewa Putu & Rohmadi, Muhammad. 2011. Semantik: Teori dan
Analisis. Yuma Pustaka: Surakarta.
55
56
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN II
LAMPIRAN III
LAMPIRAN IV
Bentuk Makna
No. Merk Rokok Slogan
Gramatikal Gramatikal
Sesuatu yang
A mild Nanti juga lo paham
1. Klausa disampaikan
ekspresi gue
melalui ekspresi.
A Mild Outbond Karena logika beda Akal sehat sama
2. Klausa konjungsi
tipis dengan lo gila dengan kegilaan
A Mild wajah
Buka-bukaan yang Menjelaskan hal
3. closeup Reduplikasi
bukan-bukan yang tidak-tidak
Kamu menganggap
Lo piker aman itu Struktur kalimat
4. A Mild versi Mapan bahwa aman sama
mapan tanya
dengan mapan
A Mild versi Main Keramaian
5. Gitar Berisik gue berisi Klausa inversi membuatku tidak
kosong
Orang, daerah atau
Surya 12 naik motor Taklukkan Struktur kalimat
6. negara yang sudah
tantanganmu perintah
ditaklukkan
Bersenang-senang
Main bareng bukan
7. Surya pro Mild Klausa negatif bersama tanpa
jaim bareng
menjaga citra diri.
8. Class Mild Talk less do more
U Mild Sekali percaya tetap
9. Kalimat penegasan
percaya
60
LAMPIRAN V
Laki-laki tersebut
A Mild versi Seorang laki-laki yang
Memetik gitar untuk
5. Main Gitar Berisik gue berisi memainkan alat musik
Menghasilkan lagu
gitar di atap gedung.
Yang indah
Seorang laki-laki yang
Surya 12 naik Segala sesuatu atau
Taklukkan sedang mengendarai
6. motor hambatan itu dapat
tantanganmu motor di jalan raya
kamu lalui.
pada malam hari
Kumpulan pemuda
Main bareng
Kumpulan anak muda Yang bermain untuk
7. Surya pro Mild bukan jaim
yang sedang bermain Bersenang-senang
bareng
Bareng bermain di
61
Lulus TK Piveri pada tahun 2002, kemudian lulus SD Negeri Limbung Putri pada
tahun 2008. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di SMP
Negeri 1 Bajeng dan lulus pada tahun 2011. Terakhir, penulis lulus dari tuntutan