Anda di halaman 1dari 74

MAKNA SLOGAN PADA IKLAN ROKOK

DI KOTA MAKASSAR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh
FAKHRUL YUSUF
10533762514

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar
Telp : 0411-860837/860132 (Fax)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Email : fkip@unismuh.ac.id
Web : www.fkip.unismuh.ac.id

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

SURAT PERNYATAAN

Nama : FAKHRUL YUSUF

Nim : 10533 7625 14

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Makna Slogan Pada Iklan Rokok di Kota Makassar

Skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli hasil karya

sendiri, bukan hasil ciplakan atau dibuatkan orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia

menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 10 Agustus 2020

Yang memberi pengajuan

Fakhrul Yusuf

Terakreditasi Institusi B
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar
Telp : 0411-860837/860132 (Fax)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Email : fkip@unismuh.ac.id
Web : www.fkip.unismuh.ac.id

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

SURAT PERJANJIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : FAKHRUL YUSUF

Nim : 10533 7625 14

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Makna Slogan Pada Iklan Rokok di Kota Makassar

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Mulai dari penyusunan proposal hingga penyelesaian skripsi ini, saya akan

mengerjakannya sendiri tanpa tidak dibuatkan oleh siapapun.

2. Dalam penyusunan proposal dan skripsi ini, saya akan melakukan konsultasi

dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan dalam penyusunan proposal dan

skripsi ini.

4. Apabila saya melanggar perjanjian pada butir 1, 2, dan 3, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, 10 Agustus 2020

Yang membuat perjanjian

Fakhrul Yusuf

Terakreditasi Institusi B
MOTO DAN PERSEMBAHAN

“Membacalah jika kau belum tahu,

menulislah jika kau ingin lebih mengetahui,

dan berbagi pengetahuanlah jika kau tak ingin mati.”

– Abd. Rahman Rahim

“Hidup adalah perjalanan, maka berjalanlah untuk kehidupan.”

– Dibelantara

karya ini kupersembahkan untuk:

kedua orang tuaku,

kakak dan adik kandungku,

dan teman hidupku kelak.

vi
ABSTRAK
Fakhrul Yusuf. 2020. “Makna Slogan Pada Iklan Rokok di Kota Makassar”.
Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh
Hambali dan Andi Adam.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan wujud makna slogan iklan rokok
yang berada di kota Makassar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah data yang berwujud
verba yaitu kata-kata, ungkapan, kalimat yang terkait dengan ragam makna
semantik dalam slogan iklan rokok. Sumber dalam penelitian ini diambil dari
slogan-slogan iklan rokok pada papan iklan di bahu-bahu jalan kota Makassar.
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menjawab semua permasalan
yang ada yaitu metode dokumentasi dan metode simak dengan teknik catat. Proses
analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam suatu proses yaitu
penganalisisan data telah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dan dikerjakan
secara intensif sampai berakhirnya penelitian.
Dari data yang dikumpulkan terpilih sembilan slogan dari empat produk iklan
rokok yaitu A Mild, Class Mild, Surya Pro Mild, dan U Mild. Hasil analisis data
dapat disimpulkan dari sembilan slogan iklan rokok di kota Makassar memiliki
makna leksikal, gramatikal dan makna kontekstual. Slogan yang mengandung
makna leksikal berbentuk kata dasar. Slogan yang mengandung makna gramatikal
berbentuk struktur gramatikal yakni frasa, klausa, maupun kalimat. Slogan yang
mengandung makna kontekstual berbentuk konteks situasi.
Kata kunci : Makna, slogan, iklan, rokok
KATA PENGANTAR

Dengan penuh kerendahan hati dan segala puji dan syukur bagi Allah

Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan hidayah dan magfirah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Makna Slogan Pada

Iklan Rokok di Kota Makassar” diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Progam Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Berbekal dari kekuatan dan ridha Allah Subhanahu wa ta’ala semata,

maka penulisan skripsi ini dapat terselesaikan meski dalam bentuk yang sangat

sederhana. Tidak sedikit hambatan dan rintangan yang penulis hadapi, akan tetapi

penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada keberhasilan tanpa

kegagalan. Oleh sebab itu, hanya dari pertologan Allah Subhanahu wa ta’ala yang

hadir lewat uluran tangan serta dukungan dari berbagai pihak. Karenanya, penulis

menghaturkan terima kasih atas segala bantuan dan spiritual yang diberikan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terima kasih dan penghargaan teristimewa dengan segenap rasa

kasih sayang yang tak terhingga penulis haturkan kepada ayahanda Drs. Muh.

Yusuf dan ibunda Rosnaedah atas pengorbanan dan doa yang tak pernah terputus,

serta dengan sabar membimbing dan mengajari penulis arti hidup yang

sesungguhnya.

viii
Ucapan terima kasih penulis kepada Drs. Hambali, S.Pd., M.Hum. dan Andi

Adam, S.Pd., M.Pd pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktunya

dalam memberikan bimbingan, motivasi, arahan dan semangat kepada penulis hingga

selesainya skripsi ini

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Prof. Dr. H. Ambo Esse M.Ag., (Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar), Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., (Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar), Dr. Munirah, M.Pd., (Ketua

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar), dalam penyusunan skripsi ini

serta dosen-dosen dan staf-staf Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

yang telah mengorbankan waktu, pikiran dan tenaganya demi sebuah

intelektualitas mahasiswanya.

Ucapan terimakasih kepada Abd Rahman Rahim yang selalu memberi

bantuan dan masukan pada penulis. Egi Juniardi Amir, Ifal Nurbaiska dan Rahmat

Hidayat yang tiada bosan-bosannya mengingatkan dan memberi motivasi.

Mahayani perempuan kedua yang penulis sayangi (pertama ibu) yang begitu sabar

menemani dan memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

Teman-teman sejawat di kampus Universitas Muhammadiyah Makassar

khususnya jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan angkatan 2014 yang sudah bersedia saling melukis cerita

ix
tiada henti serta sahabat-sahabat yang telah dan selalu melangitkan ayat-ayat doa

penuh kasih demi sebuah perubahan diri penulis yang lebih baik.

Teruntai permohonan maaf penulis atas segala khilaf dan teriring doa

semoga Allah Subhanahu wa ta’ala. melimpahkan ridha dan magfirah-Nya

kepada mereka.

Akhirnya harapan dan doa penulis, semoga sumbangsih dalam bentuk

moril maupun materil dari semua pihak mendapat ridha dari Allah Subhanahu wa

ta’ala. dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua, serta bernilai ibadah

di sisi-Nya insyAallah amin ya rabbal alamin dan semoga kesalahan atas

kekurangan dalam penyusunan skripsi ini semakin memotivasi penulis dalam

belajar dan berguna bagi pembaca yang budiman. Untuk itu sangat diperlukan

kritik dan saran untuk memperbaiki tulisan ini.

Makassar, 10 Agustus 2020

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................................. iv

SURAT PERJANJIAN ................................................................................................ v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................................. vi

ABSTRAK .................................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ xi

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4
BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka ........................................................................................ 5
1. Penelitian yang Relavan ..................................................................... 5
2. Bahasa ................................................................................................ 6
3. Makna................................................................................................. 7
4. Slogan ............................................................................................... 16
5. Iklan.................................................................................................. 18
6. Rokok ............................................................................................... 21
B. Kerangka Pikir........................................................................................ 21

xi
BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .................................................................................... 23


B. Batasan Istilah ...................................................................................... 23
C. Sumber Data dan Data .......................................................................... 24
D. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 25
E. Prosedur Penelitian .............................................................................. 26
F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 27
G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 29
B. Pembahasan .......................................................................................... 34
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................... 52
B. Saran ..................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 54
LAMPIRAN .................................................................................................................. 56

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi untuk mendukung proses interaksi
dalam kehidupan manusia. Banyak orang menggunakan bahasa bukan hanya
sebagai alat komunikasi lisan, namun komunikasi tertulis juga. Bahasa juga
sering digunakan sebagai alat komersial suatu bisnis perusahaan. Salah satu
contohnya ialah penggunaan bahasa dalam bidang periklanan.
Iklan merupakan salah satu kegiatan komunikasi. Iklan digunakan
sebagai penyampai pesan produsen mengenai suatu produk tertentu dengan
tujuan untuk mempengaruhi khalayak(calon konsumen) sehingga mereka
tertarik untuk membeli produk yang mereka tawarkan. Iklan merupakan
kegiatan komunikasi antara produsen dan khalayak yang bersifat persuasif
(mengajak). Pesan produsen disampaikan melalui iklan dalam bentuk bahasa
media. Iklan hadir dalam berbagai media, seperti majalah, radio, koran dan
televisi. Tanpa disadari, iklan telah menjadi bagian yang tidak dapat
dipisahkan dan selalui mewarnai serta berpengaruh dalam kehidupan.
Dunia periklanan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cukup
pesat. Hal ini ditandai dengan adanya beberapa peluang-peluang yang
berkembang secara global dalam beriklan. Menurut Morissan (2010: 35)
Iklan sebagai salah satu bentuk komunikasi yang bersifat persuasif. Bentuk
komunikasi lisan pada periklanan diwujudkan dalam bentuk iklan pada media
cetak seperti Koran, majalah, papan iklan, dan sebagainya. Unsur-unsur iklan
biasanya dibuat merek dagang, logo, ilustrasi, teks iklan, dan slogan.
Dalam pembuatan iklan, produsen berusaha menyampaikan pesan kepada
konsumen dalam bentuk lambang bermakna melalui suatu media, diantaranya
yaitu televisi. Lambang makna yang dimaksud adalah bahasa. Bahasa
digunakan sebagai alat komunikasi dalam periklanan walaupun masih banyak
lagi alat komunikasi yang lain, seperti gambar, warna dan bunyi. Bentuk
lambang yaitu bahasa yag digunakan sebagai alat komunikasi dalam

1
2

periklanan memiliki makna tersendiri. Komunikasi yang terjadi adalah


pemberitahuan adanya suatu produk atau jasa kepada masyarakat. Sebagian
masyarakat tidak akan langsung memahami makna iklan tersebut. Tidaklah
mengherankan jika bahasa iklan cenderung diciptakan unik, selalu singkat
dan selalu menciptakan kata-kata baru.
Slogan adalah bentuk iklan yang selalu ada, baik iklan media audio
maupun visual. Hal ini disebabkan fungsi slogan untuk memberikan daya
pikat agar konsumen penasaran dengan produk yang dipasarkan. Selain itu,
Makna yang terkandung dalam slogan biasanya gagasan atau informasi yang
ingin disampaikan oleh pengiklan melalui slogan kepada konsumen mengenai
produk mereka. Peran slogan dalam menghadirkan iklan rokok dapat
diharapkan membantu minat konsumen untuk selalu mengingat merek dari
produk rokok yang ditawarkan.
Salah satu slogan yang menarik untuk diteliti adalah slogan dari iklan
rokok. Keunikan bahasa yang dimiliki oleh iklan rokok yang berbeda dengan
iklan kebanyakan layak untuk dikaji lebih mendalam. Makna apa yang
terkandung dari bahasa iklan yang tidak biasa digunakan oleh masyarakat.
Berikut contoh slogan iklan rokok yang akan dijadikan objek dalam
penelitian :
(1) Class Mild, “Talk Less Do More”
(2) A Mild “Nanti juga Lo Paham Ekspresi Gue”
Slogan dari Class Mild, “Talk Less Do More”. Menghadirkan potret
seseorang yang sukses bekerjakeras sehingga menghasilkan sebuah
mahakarya. Slogan tersebut dalam bahasa Indonesia berarti “sedikit bicara
banyak bekerja”. Kata /berbicara/ pada slogan tersebut dibentuk dari kata
dasar /bicara/. Secara leksikal makna kata bicara pada slogan tersebut adalah
akal budi, pikiran, berbahasa dan berkata (KBBI Depdiknas, 2002: 40).
Setelah kata bicara mengalami proses gramatikal yaitu proses afiksasi
melekatnya awalan /ber-/ pada kata bicara menjadi berbicara. Maknanya
berubah menjadi makna gramatikal menjadi berbicara yang berarti berkata,
bercakap, berbahasa, atau melahirkan pendapat. Sama halnya dengan kata
3

bekerja menimbulkan makna melakukan perbuatan (Poerwadarminta, 2011:


578).
Slogan dari rokok A Mild versi mengendarai mobil “nanti juga lo paham
ekspresi gue”. Iklan tersebut muncul dalam versi mengendarai mobil. Jika
diperhatikan gambar pada papan iklan tersebut tidak berhubungan dengan
iklan yang dimaksud. Produk yang diiklankan berupa produk rokok “A Mild”
sementara iklan yang dimunculkan berupa seorang pria mengendarai sebuah
mobil dengan ekspresi wajah yang serius. Namun berdasarkan konteks situasi
kata ekspresi pada slogan tersebut memperlihatkan atau menyatakan maksud
dari aktifitas seoarang pria yang mengendarai sebuah mobil nantinya akan
kita pahami.
Berdasarkan Keunikan bahasa dari contoh slogan di atas, membuat
peneliti memilih masalah slogan iklan rokok untuk dikaji maknanya secara
semantik. Mengkaji makna dalam bahasa adalah objek studi sematik. Peneliti
memilih masalah makna slogan pada iklan rokok karena bahasa iklan rokok
mampu merespon kosumen terhadap iklan tersebut. Hal ini karena, bahasa
iklan dalam rokok tidak dapat langsung dipahami, harus dianalisis terlebih
dahulu. Meskipun iklan rokok tidak menghadirkan bagaimana cara merokok
atau menampilkan wujud rokok berupa gambar pada media. Menariknya
adalah setiap bahasa iklan rokok kontradiksi dengan ilustrasi yang
ditampilkan dalam iklan. Slogan iklan rokok yang terdapat di wilayah
Makassar terletak secara strategis di bahu-bahu jalan kota Makassar yang
sering dilewati pengguna lalu lintas menjadi sasaran dalam penelitian ini.
Keunikan bahasa iklan rokok dalam setiap slogannya memberikan daya tarik
tersendiri.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan suatu masalah yakni
Bagaimanakah makna slogan yang terdapat pada iklan rokok di kota
Makassar?
4

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang ingin
dicapai adalah untuk mendekripsikan penggunaan makna slogan yang
terdapat pada iklan rokok di kota Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
pembaca pada umumnya. Baik secara teoritis maupun praktis. Hasil
penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti, serta masyararakat
mengenai makna dan pesan yang terdapat pada slogan iklan rokok.
b. Sebagai bahan perbandingan untuk memahami makna dari setiap slogan
pada iklan rokok.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dengan
data yang akurat bagi penulis, terutama penelitian tentang makna suatu
slogan sehingga dapat menambah pengetahuan dalam berbahasa.
b. Bagi Pembaca
Hasil penelitian analisis makna slogan pada iklan rokok dapat
digunakan sebagai sumbangan pemikiran kepada masyarakat untuk
dapat menafsirkan dan memahami makna slogan pada iklan rokok.
c. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian
yang lain.
5

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka
1. Penelitian Yang Relevan
Berikut ini adalah penelitian yang relevan dengan objek kajian
penelitian ini: Saraswati Kartika Sari, (2014) dengan judul “Analisis
Praanggapan pada Slogan Iklan Kendaraan Harian Surat Kabar Solopos
Edisi November 2013-Februari 2014”. Penelitian ini menfokuskan pada
praanggapan eksistensial, praanggapan faktil, praanggapan leksikal,
praanggapan struktural, dan praanggapan konterfaktual. Penelitian ini
cukup relevan karena sama-sama meneliti tentang slogan.
Hasil dalam penelitian ini menegaskan bahwa dari 60 data slogan
iklan diperoleh 100 praanggapan yang terdiri dari lima jenis
praanggapan. Sesaui data, ditemukan 9 data praanggapan eksistensial, 61
data praanggapan faktif, 20 data pranggapan leksikal, 9 data praanggapan
structural, dan 1 data praanggapan konterfaktual.
Diah Rahayu Marwati (2014) dengan judul “Analisis Aspek
Makna Tujuan pada Slogan Lalu Lintas di Kota Surakarta: Tinjauan
Semantik”. Penelitian ini membahas tentang slogan dalam aspek makna
tujuan yang terdiri dari makna tujuan imperatif, makna tujuan deklaratif,
makna tujuan pedagodis, makna tujuan naratif, dan makna tujuan
persuasif. Penelitian ini relevan karena selain sama-sama menganalisis
makna slogan juga menggunakan teori yang sama yaitu semantik.
Sri Wahyuni (2010) juga pernah melakukan penelitian terhadap
slogan iklan rokok dengan judul “Makna Slogan pada Iklan Rokok di
Televisi Swasta di Indonesia”. Ia meneliti mengenai makna leksikal,
gramatikal, konotasi dan denotasi pada slogan iklan rokok. Penelitian ini
sangat relevan karena membahas tentang makna slogan iklan rokok.
Perbedaannya hanya pada data yang dianalisis.

5
6

Hasil analisis disimpulkan bahwa ada lima belas slogan pada iklan
rokok ditelevisi swasta yang memunculkan makna berbeda. Tiap-tiap
slogan rokok menyampaikan pesan makna yang tersendiri sesuai makna
masing-masing yaitu makna leksikal, gramatikal, denotasi, dan konotasi
yang merupakan identitas dari produk rokok tersebut.
2. Bahasa
a. Pengertian Bahasa
Kata “bahasa” dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu
pengertian. Selama ini kita mengartikan bahasa sebagai alat
komunikasi dan itupun tidaklah salah, karena pada dasarnya bahasa
merupakan suatu alat. Kridalaksana (1992) dalam Chaer dan
Aminuddin mendefenisikan bahasa sebagai sistem lambang bunyi
yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial
untuk bekerja, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Beberapa hal menarik yang dapat disimpulkan dari batasan
pengertian itu yaitu, (a) bahasa merupakan suatu sistem, (b) sebagai
sistem bahasa bersifat arbitrer, (c) sebagai sistem arbitrer, bahasa
dapat digunakan untuk berinteraksi, baik dengan orang lain maupun
dengan diri sendiri.
Bahasa bagi sebagian masyarakat tidak lebih dari sekedar alat
komunikasi yang mereka peroleh secara tidak disadari, terus
berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan (Alwasilah,
2003:55). Namun dibalik hal itu, bahasa yang digunakan di
masyarakat, misalnya bahasa iklan setidaknya memberikan pengaruh
terhadap masyarakat itu sendiri. Mungkin tidaklah pantas apabila
menganggap bahwa bahasa sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja,
karena ternyata banyak hal yang istimewa dalam bahasa tatkala
mereka dihadapkan pada sejumlah persoalan.
Pateda (1994:3) mendefenisikan bahasa sebagai bunyi-bunyi
yang dikeluarkan oleh alat bicara manusia dan harus bermakna.
Bahasa adalah alat yang ampuh untuk menghubungkan dunia
7

seseorang dengan dunia di luar diri kita, dunia seseorang dengan


lingkungannya, dunia seseorang dengan alamnya, bahkan dunia
sesorang dengan Tuhannya.
b. Fungsi Bahasa
Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Terdapat
tiga fungsi utama bahasa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Berikut fungsi bahasa tersebut:
1. Sebagai Alat Komunikasi
Bahasa merupakan kata-kata yang memiliki makna. Setiap
kata memiliki makna dan hubungan abstrak dengan suatu konsep
atau objek yang diwakilinya. Melalui bahasa, setiap individu
dapat melakukan komunikasi dua arah yang dapat dimengerti
oleh masing-masing individu.
2. Sebagai Alat Pemersatu Bangsa
Bahasa berfungsi sebagai alat pemersatu bangsa karena
penggunaannya sebagai alat untuk berkomunikasi. Setiap warga
suatu bangsa dapat menyampaikan pemikirannya dengan
menggunakan bahasa yang bisa dimengerti. Komunikasi
masyarakat dengan menggunakan bahasa yang sama dan dapat
dimengerti satu sama lain akan mempersatukan bangsa menjadi
lebih kuat.
3. Sebagai Identitas Suatu Suku atau Bangsa
Setiap bangsa atau suku pasti memiliki bahasa yang berbeda-
beda, hal ini bisa menjadikan bahasa sebagai identitas dan
keunikan tersendiri bagi suatu bangsa atau suku.

3. Makna
1. Pengertian Makna
Istilah semantik tentu tidak akan lepas dari makna, karena makna
merupakan objek kajian semantik. Makna yang dimaksud tentunya
8

berkaitan dengan makna dari satuan-satuan bahasa, seperti kata,


klausa, frasa, kalimat dan wacana.
Semantik adalah ilmu tentang makna. Istilah umum dipakai dalam
studi linguistic (Parera,2004:43). Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), makna berarti maksud pembicara atau penulis,
pengertian yang diberikan pada suatu kebahasaan. Dengan demikian,
makna lebih menyangkut segi dalam ujaran.
Pada dasarnya, makna bermula dari “kata‟ (Aminuddin,
2003:52). Selain bermula dari kata, makna juga memiliki hubungan
erat dengan (1) sistem sosial budaya maupun realitas luar yag diacu,
(2) pemakai, (3) konteks sosial -situasional dalam pemakaian. Dengan
demikian pengertian makna dibatasi sebagai hubungan antara bahasa
dan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh para pemakai
bahasa sehingga dapat saling dimengerti (Grice, 1957 dalam
Aminuddin, 2003:53).
Pada tahun 1923 muncul buku The Meaning Of Meaning karya
Odgen dan Richards yang menekankan hubungan tiga unsur dasar ,
yakni thought of reference (pikiran, sebagai unsur yang menghadirkan
makna tertentu) yang memiliki hubungan signifikan dengan referent
(acuan). Pikiran mempunyai hubungan langsung dengan symbol
(lambang), tetapi lambang tidak memiliki hubungan langsung dengan
acuan, karena misalnya, fonem /u/ menyatakan “besar” seperti
didalam bahasa
Indonesia kata gulung (hasilnya besar), bandingkan dengan fonem /i/
menyatakan “kecil” seperti kata giling (hasilnya kecil/halus). Berikut
bagan hubungan tersebut.
9

Gambar segitiga dasar model Ogden & Richards

Simbol atau lambang adalah elemen linguistik yang berupa kata


atau kalimat. Referen atau acuan adalah objek, peristiwa atau proses di
dalam dunia pengalaman manusia. Sedangkan pikiran atau konsep
adalah apa yang ada didalam otak tentang objek yang diacu oleh
simbol.
Bagaimana hubungan antara ketiganya. Pikiran sebagai unsur
yang mengadakan sigfinikasi sehingga menghadirkan makna, memiliki
hubungan langsung, baik dalam simbol atau lambang maupun dengan
referen. Gagasan (referensi) merupakan hasil konseptualisasi hubungan
antara simbol dengan referen yang diacu. Sedangkan antara simbol
dengan referen terdapat hubungan tidak langsung karena keduanya
memiliki hubungan yang bersifat arbitrer. Hubungan antara simbol dan
referen selamanya melalui konsep atau pikiran yang berada dalam otak
(Suwandi, 2011: 57-58).
Makna ternyata dapat didefenisikan bermacam-macam,
tergantung dari sudut manakah kita hendak memandangnya. Makna
juga dalam arti luas menyangkut semua hal yang dikomunikasikan
dengan bahasa. Blommfield, salah seorang pakar linguistik
menyarankan bahwa makna suatu bentuk kebahasaan harus dianalisis
dalam batas unsur-unsur penting situasi penutur mengutarakannya.
Bentuk situasi tersebut diantaranya (1) rangsangan penutur (2) ujaran
(tanggapan penutur dan rangsangan pendengar) (3) tanggapan
pendengar (Farida, 2008:40-41).
10

2. Ragam Makna
Makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria, yang
antara lain berdasarkan jensi semantiknya, nilai rasa, referensi, dan
ketepatan makna. Terdapat banyak pendapat mengenai ragam makna.
Kridalaksana mengemukakan adanya berbagai ragam makna
diantaranya, makna denotatif, makna konotatif, makna hakikat, makna
intensi, makna ekstensi, makna kognitif, makna leksikal, makna
gramatikal, makna luas, makna sempit, makna pusat (tak berciri),
makna referensial, makna kontekstual, makna konstruksi, dan
sebagainya. Shipley menyatakan berbagai jenis, yaitu makna emotif,
makna kognitif atau makna deskriptif, makna referensial, makna
pictorial, makna kamus, makna inti, dan makna ideasional (Suwandi,
2011: 80).
Makna Leksikal Chaer (2009: 60) menyatakan bahwa leksikal
adalah bentuk Adjektif yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon
(vokabuleri, kosa kata, perbendaharaan kata). Satuan dari leksikon
adalah leksem, yaitu satuan bentuk bahasa yang bermakna. Makna
leksikal dapat diartikan sebagai makna yang bersifat leksikon, bersifat
leksem, atau bersifat kata. Karena itu dapat dikatakan makna leksikal
adalah makna yang sesuai dengan referensinya, makna yang sesuai
dengan hasil observasi alat indera, atau makna yang sungguh -
sungguh nyata dalam kehidupan. Misalnya kata tikus makna
lesikalnya adalah sebangsa binatang pengerat yang dapat
menyebabkan timbulnya penyakit tipes. Makna ini tampak jelas dalam
kalimat tikus itu mati diterkam kucing. Kata tikus merujuk kepada
binatang tikus, bukan kepada yang lain. Tetapi, kata tikus dalam
kalimat “kita perlu membasmi tikus-tikus yang banyak bercokol di
instansi pemerintah agar tercipta aparatur Negara yang bersih” ,
bukanlah makna leksikal.
Bandingkan pula pemakai kata kaki pada kedua kalimat berikut
ini: (1) kaki Alfius sakit karena kecelakaan lalu lintas kemarin; (2)
11

rombongan pendaki sudah tiba di kaki gunung sejak pukul 17.00


WIB. Kata kaki pada kalimat pertama bermakna leksikal; sedangkan
pada kalimat kedua kata kaki digunakan secara metaforis, yakni
mempersamakan salah satu ciri makna kata kakidengan yang ada pada
kata gunung (Suwandi: 2011: 80). Dari contoh di atas, dapat
disimpulkan bahwa makna leksikal dari suatu kata adalah gambaran
yang nyata tentang suatu konsep seperti yang dilambangkan kata itu.
Makna leksikal suatu kata sudah jelas bahwa tanpa kehadiran kata itu
dalam suatu konteks kalimat. Berbeda dengan makna yang bukan
makna leksikal, yang jelas apabila berada dalam konteks kalimat.
1. Makna Leksikal
Chaer (2009: 60) menyatakan bahwa leksikal adalah bentuk
Adjektif yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon (vokabuleri,
kosa kata, perbendaharaan kata). Satuan dari leksikon adalah
leksem, yaitu satuan bentuk bahasa yang bermakna. Makna leksikal
dapat diartikan sebagai makna yang bersifat leksikon, bersifat
leksem, atau bersifat kata.karena itu dapat dikatakan makna
leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang
sesuai dengan hasil observasi alat indera, atau makna yang
sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan. Misalnya kata tikus
makna lesikalnya adalah sebangsa binatang pengerat yang dapat
menyebabkan timbulnya penyakit tipes.
Makna ini tampak jelas dalam kalimat tikus itu mati diterkam
kucing. Kata tikus merujuk kepada binatang tikus, bukan kepada
yang lain. Tetapi, kata tikus dalam kalimat “kita perlu membasmi
tikus-tikus yang banyak bercokol di instansi pemerintah agar
tercipta aparatur Negara yang bersih”, bukanlah makna leksikal.
Bandingkan pula pemakai kata kaki pada kedua kalimat
berikut ini: (1) kaki Alfius sakit karena kecelakaan lalu lintas
kemarin; (2) rombongan pendaki sudah tiba di kaki gunung sejak
pukul 17.00 WIB. Kata kaki pada kalimat pertama bermakna
12

leksikal; sedangkan pada kalimat kedua kata kaki digunakan secara


metaforis, yakni mempersamakan salah satu ciri makna kata kaki
dengan yang ada pada kata gunung (Suwandi: 2011: 80).
Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa makna leksikal
dari suatu kata adalah gambaran yang nyata tentang suatu konsep
seperti yang dilambangkan kata itu. Makna leksikal suatu kata
sudah jelas bahwa tanpa kehadiran kata itu dalam suatu konteks
kalimat. Berbeda dengan makna yang bukan makna leksikal, yang
jelas apabila berada dalam konteks kalmia.
2. Makna Gramatikal
Makna gramatikal (grammatical meaning, functional meaning,
structural meaning) adalah makna yang muncul sebagai akibat
berfungsinya sebuah leksem di dalam kalimat. Kridalaksana
(dalam Suwandi, 2011: 81) menyatakan bahwa makna gramatikal
menunjuk pada hubungan hubungan antara unsur-unsur bahasa
dalam satuan-satuan yang lebih besar. Misalnya hubungan antara
kata dengan kata yang lain dalam frasa atau klausa.
Makna gramatikal biasa bertentangan dengan makna leksikal.
Jika makna leksikal mengacu pada makna kata atau leksem yang
sesuai dengan referennya, maka makna gramatikal merupakan
makna yang muncul sebagai hasil proses gramatika. Misal, kata
presiden dibubuhi konfiks ke-an menjadi kepresidenan yang
menyatakan makna ‘’tempat’’ (kepresidenan ’’tempat presiden’’,
kedutaan ‘’tempat duta’’).
Demikian pula dengan konfiks pen-an yang dilekatkan pada
kata adil menjadi pengadilan yang menyatakan ‘’tempat’’
(pengadilan ‘’tempat mengadili’’). Sebenarnya konfiks ke-an dan
semua afiks lainnya tidak mempunyai arti.
Sebuah afiks, baru mempunyai kemungkinan makna gramatika
jika sudah berproses dengan sebuah kata. Misalnya, kepresidenan
‘’tempat presiden’’; penyajian ‘’cara menyajikan’’; pembacaan
13

‘’melakukan perbuatan membaca’’. Kata kepresidenan, penyajian,


dan pembacaan baru mempunyai kepastian makna jika sudah
berada dalam sebuah konteks kalimat. Misalnya, kata penglihatan
dapat menyatakan ‘’hasil perbuatan‟ dan ‘’alat’’. Kedua kata itu
jelas perbedaan maknanya jika sudah digunakan dalam kalimat
(Suwandi, 2011: 81-82).
Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa perwujudan
makna gramatikal antara bahasa satu dengan bahasa yang lain tidak
sama. Setiap bahasa mempunyai alat atau sarana gramatikal sendiri
untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna
gramatikal itu.
3. Makna Kontekstual
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kontekstual
mengacu pada konteks, yaitu (1) bagian suatu uraian atau kalimat
yang mendukung atau menambah kejelasan makna, (2) situasi yang
ada hubungannya dengan suatu kejadian. Sebuah wacana akan sulit
dipahami maknanya, jika kita sendiri tidak memahami konteks
keberlangsungan ujaran-ujaran. Untuk memahami sebuah ujaran,
harus diperhatikan konteks situasi. Berdasarkan analisis konteks
situasi itu, kita dapat memecahkan aspek-aspek non linguistik
dapat dikorelasikan.
Konteks menurut Leech (1983:13) adalah latar belakang
pemahaman yang dimiliki oleh penutur maupun lawan tutur
sehingga lawan tutur dapat membuat interpretasi mengenai apa
yang dimaksud oleh penutur pada waktu membuat tuturan
tertentu.Sepadan dengan pernyataan tersebut, istilah konteks
menurut Mey (1993: 38) adalah situasi lingkungan dalam arti luas
yang memungkinkan peserta pertuturan untuk dapat berinteraksi
dan yang membuat ujaran mereka dapat dipahami (Nadar,
2009:4).Arti atau makna dari sebuah kalimat dapat ditentukan
14

setelah memahami konteks. Jika konteks berubah, maka makna


ujaran juga dapat berubah.
Dell Hymes (1968: 99) mengemukakan adanya faktor-faktor
yang menandai terjadinya peristiwa komunikasi dengan singkatan
SPEAKING, yaitu sebagai berikut (Hasan, 2010: 87).
S: Setting atau scene yaitu tempat bicara dan suasana bicara (ruang
diskusi dan suasana diskusi).
P: Partisipan yaitu pembicara, lawan bicara dan pendengar. Dalam
diskusi, partisipan adalah seluruh peserta diskusi.
E: End atau tujuan yaitu tujuan akhir diskusi.
A: Act yaitu suatu peristiwa ketika seseorang pembicara sedang
mempergunakan kesempatan bicaranya.
K: Key yaitu nada suara dan ragam bahasa yang dipergunakan
dalam menyampaikan pendapatnya dan cara mengemukakan
pendapatnya.
I: Instrumen yaitu alat untuk menyampaikan pendapat. Misalnya
secara lisan, tertulis, lewat telepon, dan sebagainya.
N: Norma yaitu aturan permainan yang mesti ditaati oleh setiap
peserta diskusi.
G: Genre yaitu jenis kegiatan diskusi yang mempunyai sifat -sifat
lain dari jenis kegiatan yang lain.
Konteks pemakaian bahasa dapat dibedakan menjadi empat
macam, yaitu; (1) konteks fisik (physicalcontext) yang meliputi
tempat terjadinya pemakaian bahasa dalam suatu komunikasi,
objek yang disajikan dalam peristiwa komunikasi itu dan tindakan
atau perilaku dari para peran dalam peristiwa komunikasi itu; (2)
konteks epistemik(epistemic context) atau latar belakang
pengetahuan yang sama-sama diketahui oleh pembicara ataupun
pendengar; (3) konteks linguistik (linguistics context) yang terdiri
atas kalimat-kalimat atau tuturan-tuturan yang mendahului satu
kalimat atau tuturan tertentu dalam peristiwa komunikasi; (4)
15

konteks sosial (social context), yaitu relasi sosial dan latar setting
yang melengkapi hubungan antara pembicara dengan pendengar
(Hasan, 2011: 60).
Keempat konteks tersebut mempengaruhi kelancaran
komunikasi. Ciri-ciri konteks harus dapat diidentifikasi untuk
menangkap maksud penutur (Hasan, 2011: 60-61). Awalnya, kita
harus memahami pentingnya konteks linguistik (3), karena dengan
memahami struktur bahasa dan wujud pemakaian kalimat kita
dapat memahami dasar suatu tuturan dalam komunikasi. Namun
hal tersebut belum cukup, harus dilengkapi dengan pengetahuan
konteks fisiknya (1), yaitu di mana komunikasi terjadi dan apa
objek pembicaraannya. Selanjutnya, pengetahuan tentang konteks
sosial (4), yaitu bagaimana hubungan antara si pembicara dan si
pendengar dalam “lingkungan sosialnya”.Terakhir, pemahaman
konteks epistemik (2), yaitu pemahaman yang sama-sama dimiliki
oleh pembicara dan pendengar.
Teori kontekstual mengisyaratkan bahwa sebuah kata atau
simbol ujaran tidak mempunyai makna jika terlepas dari konteks.
Konteks itu sendiri merupakan satu situasi yang terbentuk karena
terdapat setting, kegiatan dan relasi. Jika terjadi interaksi antara
tiga komponen itu, maka terbentuklah konteks. Parera (2004:228)
menyebutkan bahwa setting tersebut meliputi waktu dan tempat
situasi itu terjadi. Secara umum yang termasuk setting yaitu (1)
unsur-unsur material yang ada disekitar interaksi berbahasa, (2)
tempat, yakni tata letak dan tata atur barang dan orang, (3) waktu,
yakni pengaturan urutan waktu dalam peristiwa interaksi
berbahasa. Makna kontekstual menurut Chaer (2009 :290) adalah
makna leksem atau kata yang berada di dalam satu konteks. Makan
konteks dapat pula berkenaan dengan situasinya yakni tempat,
waktu dan lingkungan penggunaan bahasa itu.
16

Makna kontekstual adalah makna kata yang sesuai dengan


konteksnya. Kita perhatikan kalimat-kalimat berikut ini yang
samasama menggunakan kata buaya. (1) Penangkapan buaya
secara liar dilarang pemerintah. (2) Dia memang terkenal sebagai
laki-laki buaya. (3) Dasar buaya, semua orang dirampoknya tanpa
pandang bulu. (4) Harga kulit buaya sangat mahal. (5) Daun lidah
buaya sebagai bahan pembuatan sampo. (Suwandi, 2011: 84).
4. Slogan
Slogan adalah frasa yang digunakan sebagai ekspresi sebuah ide atau
tujuan yang mudah diingat. Kata "slogan" sendiri diambil dari istilah
dalam bahasa Gaelik, sluagh-ghairm, yang berarti "teriakan bertempur".
Bentuk slogan bervariasi, dari yang tertulis dan terlihat, sampai yang
diucap dan yang vulgar. Pada umumnya bentuk retorika sederhananya
memberikan ruang untuk menyampaikan informasi yang lebih rinci, selain
itu juga disampaikan dalam bentuk ekspresi sosial dari tujuan bersama,
daripada proyeksi dari beberapa orang saja. Slogan biasanya menggunakan
kalimat persuasif.
Ada beberapa hal yang patut diperhatikan seperti di bawah ini: Slogan
diberi ritme, rima, maupun bunyi.
a) Dengan ketiga hal tersebut, slogan bukan sekadar rangkaian kata-
kata maupun kata-kata mati dan tidak berbunyi. Intinya, slogan ini
menyentuh salah satu indera manusia, khususnya pendengaran.
Dengan adanya ritme dan rima, slogan menjadi sesuatu yang tak
terlupakan karena memiliki sesuatu (baca: bunyi yang khas).
Contoh slogan Bounty, yang berbunyi "The quilted quicker picker
upper."
b) Tekankan manfaat utama
Slogan seharusnya menekankan pesan utama dari diferensiasi dari
produk maupun merek. Pesan utama ini harus diangkat dengan
tegas. Tidak sebaliknya, berkutat dengan kata-kata indah, tapi pesan
utama tidak sampai kepada audiens. Slogan merupakan impresi
17

pertama audiens. Sekali tersentuh, audiens tidak bakal


melupakannya. Contoh slogan Miller Lite yang berbunyi "Great
taste, less filling."
c) Sampaikan komitmen perusahaan
Mungkin perusahaan tidak menjual produk maupun layanan yang
unik. Namun, slogan tetap diperlukan untuk membedakan dengan
perusahaan kompetitor. Slogan didedikasikan untuk layanan
pelanggan dan secara khusus memberikan jaminan kualitas dan
kepuasan mereka. Misalnya, ada perusahaan lain yang menjual
produk yang sama dengan perusahaan kita, sampaikan sesuatu yang
berbeda dengan jujur yang akhirnya menimbulkan kepercayaan
dalam diri pelanggan. Coontoh slogan Avis yang berbunyi "We're
number two, so we try harder.
d) Jujur
Slogan senantiasa mencerminkan bisnis yang ada. Sebab itu, slogan
yang hiperbolis bukanlah slogan yang efektif mengingat audiens
sekarang cukup sensitif dan peka dengan situasi yang sedang
menimpa perusahaan. Audiens sekarang jauh lebih well-informed
karena saling terhubung dan dengan gampang mengakses informasi.
Sebab itu, bersikap jujur dan realistik menjadi fundamental. Tentu,
dengan menunjukkan cara yang elegan dan cerdas. Contoh slogan
Visa yang berbunyi "It's everywhere you want to be."

e) Pendek
Slogan yang berdaya bukanlah slogan yang berpanjang kata dan
berbelit-belit. Buatlah rangkaian kata yang pendek dengan pilihan
kata yang tepat. Idealnya, tidak lebih dari enam sampai delapan
kata. Singkat membuat slogan mudah diingat. Contoh slogan Apple
yang berbunyi "Think different."
18

5. Iklan
Kata iklan didefinisikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
sebagai berita pesanan untuk mendorong, membujuk kepada khalayak
ramai tentang benda dan jasa yang ditawarkan; iklan dapat pula berarti
pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai barang atau jasa yang
dijual, dipasang di dalam media massa seperti surat kabar dan majalah
(KBBI: 322). Informasi melalui iklan dinilai berpengaruh langsung
maupun tak langsung terhadap persepsi, pemahaman, dan tingkah laku
masyarakat (Darmawan dalam Djajasudarma, 2006).
Iklan memiliki fungsi untuk menyebarkan informasi tentang
penawaran suatu produk, gagasan atau jasa. Keberadaan suatu barang atau
jasa diketahui konsumen lewat iklan. Iklan berusaha memberikan
informasi tentang keunggulan, kelebihan, manfaat dan sifat yang
diberikan barang, jasa atau gagasan yang dimaksudkan atau dianjurkan.
Di sisi yang lain iklan merupakan alat persuasi agar konsumen membeli
atau menggunakan barang, jasa atau gagasan tersebut. Berbeda dengan
sebuah berita dalam suratkabar, iklan tidak sekedar menyampaikan
informasi tentang suatu benda atau jasa, tetapi mempunyai sifat
"mendorong" dan "membujuk" agar orang menyukai, memilih dan
kemudian membelinya.
Dalam proses periklanan terjadi proses yang berkaitan dengan disiplin
psikologi; mulai dari tahap penyebaran informasi sebagai proses awal,
hingga ke tahap menggerakkan konsumen untuk membeli atau
menggunakan jasa adalah suatu proses psikologi. Iklan dapat dikatakan
berhasil apabila mampu menggerakan konsumen untuk pertama kali saat
melihat penampilan iklan tersebut; rangsangan visual dari penampilan
iklan langsung mendapat perhatian dari pemerhati. Proses berikut adalah
hadirnya penilaian akhir terhadap isi atau pesan dari iklan, dengan
mempertimbangkan perasaan calon konsumen, yang memunculkan
tindakan atau sikap sesuai dengan penilaian akhirnya. Fenomena-
fenomena sosial-budaya seperti fashion, makanan, furniture, arsitektur,
19

pariwisata, mobil, barang-barang konsumer, seni, desain dan iklan dapat


dipahami berdasarkan model bahasa (Piliang dalam Djajasudarma, 1995:
27). Pragmatik merupakan tataran yang ikut memperhitungkan manusia
sebagai pengguna bahasa.
Iklan sungguh berbeda dengan papan pengumuman biasa.
Pengumuman biasa bersifat informatif, sedangkan iklan lebih diarahkan
untuk membujuk seseorang atau sekelompok orang agar membeli barang
atau jasa yang dikomunikasikan. Iklan membutuhkan suatu alat untuk
menyampaikan pesannya tersebut, salah satunya adalah dengan bahasa.
Bahasa yang digunakan dalam iklan disebut bahasa iklan (Harlie, 1999:
2)
Adapun pengertian iklan secara komprehensif adalah semua bentuk
aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, jasa
secara nonpersonal yang dibayar oleh sponsor tertentu. Secara umum,
iklan berwujud penyajian informasi nonpersonal tentang suatu produk,
perusahaan, atau toko yang dijalakan dengan kompensasi biaya tertentu.
Dengan kata lain, iklan merupakan sebuah promosi barang, jasa,
perusahaan dan ide yang harus di bayar sponsor.
a) Jenis Iklan
1) Berdasarkan media yang digunakan
Pembagian secara umum iklan secara teoritik menurut Bittner
ada dua jenis Iklan, yaitu:
(a) Iklan Standar.
(b) Iklan Layanan Masyarakat
2) Sementara itu menurut Frank Jefkins secara garis besar iklan
dapat digolongkan menjadi tujuh kategori pokok, antara lain:
(a) Iklan Konsumen
(b) Iklan Antarbisnis
(c) Iklan Perdagangan
(d) Iklan Eceran
(e) Iklan Keuangan
20

3) Iklan Langsung
(a) Iklan Lowongan Kerja
4) Menurut Courtland L. Bovee iklan secara khusus dapat dibagi
dalam beberapa kategori, antara lain:
(a) Berdasarkan khalayak sasaran psikografis.
(b) Berdasarkan khalayak sasaran geografis.
(c) Iklan internasional, nasional, regional, dan local.
(d) Berdasarkan penggunaan media.
(e) Iklan media cetak dan media elektronik.
(f) Berdasarkan fungsi dan tujuan iklan.
(g) Iklan produk/bukan produk, iklan komersial/bukan
komersial, iklan berdampak langsung/tidak langsung
5) Sementara itu Alo Liliweri juga telah menyusun pembagian
iklannya secara khusus yang meliputi, antara lain:
(a) Media above line
Media above the line memiliki beberapa karakter yang
khas, antara lain, Informasi yang disebarkan bersifat
serempak. Khalayak penerima pesan cenderung anonim.
Mampu menjangkau khalayak secara luas. Contoh media
ini antara lain Surat Kabar, Majalah, Tabloid, Televisi,
Radio, dan Internet.
(b) Media below line
(c) Media below the line adalah iklan yang menggunakan
media khusus seperti antara lain leaflet, poster, spanduk,
bus stop, point of purchase (POP), stiker, shop sign, flyer,
dan baliho.
b) Fungsi Bahasa Iklan
Ciri-ciri bahasa iklan adalah sebagai berikut:
1) Menggunakan slogan
2) Kalimat Persuasif
3) Menggunakan Subjek Orang Pertama
21

6. Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga
120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm
yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada
salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup
lewat mulut pada ujung lainnya.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau
kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong.
Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga
umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker
paru-paru atau serangan jantung (walaupun pada kenyataannya itu hanya
tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Menurut riset Tabacco Atlas Indonesia meraih peringkat satu dunia
untuk jumlah perokok aktif di usia 15 tahun. Data tersebut menunjukan
sebanyak 62,7 juta jiwa dengan rasio 65% pria di Indonesia merokok,
sedangkan 5% perokok merupakan wanita. Peringkat kedua terbanyak
yaitu Rusia dengan 60% pria perokok di atas 15 tahun. Peringkat tiga
hingga Sembilan, berturut-turut, yaitu China 53%, Filipina 48%, Vietnam
47%, Thailand 56%, Malaysia 44%, India 24%, dan Brasil dengan 22%.

B. Kerangka Pikir
Pikiran sebagai unsur yang mengadakan sigfinikasi sehingga
menghadirkan makna, memiliki hubungan langsung, baik dalam simbol atau
lambang maupun dengan referen. Makna juga dalam arti luas menyangkut
semua hal yang dikomunikasikan dengan bahasa.
Slogan adalah motto atau frasa yang digunakan sebagai ekspresi sebuah
ide atau tujuan yang mudah diingat. Bentuk slogan bervariasi, dari yang
tertulis dan terlihat, sampai yang diucap dan yang vulgar.
22

Iklan berusaha memberikan informasi tentang keunggulan, kelebihan,


manfaat dan sifat yang diberikan barang, jasa atau gagasan yang dimaksudkan
atau dianjurkan.
Berdasarkan uraian tersebut, sudah tampak kerangka berpikir dalam
penelitian ini. Peneliti akan menjaring data dan mendeskripsikan hasil
pembedahan makna slogan iklan rokok.
Untuk memperjelas aktivitas penelitian ini, peneliti menggambarkannya
dalam bentuk bagan kerangka berpikir sebagai berikut.

Bagan Kerangka Pikir

Makna Slogan pada Iklan Rokok

Gambaran Makna Slogan pada Iklan Rokok di Kota Makassar

Iklan Slogan Semantik

Analisis Semantik

Leksikal Gramatikal Kontekstual

Temuan
23

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Menurut

Azwar (2010: 5) penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih

menekankan analisisnya terhadap hubungan antar fenomena yang diamati

dan menggunakan langkah ilmiah. Penelitian ini bersifat deskriptif karena

data yang diperoleh tidak dapat dituangkan dalam bentuk bilangan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian penggunaan bahasa

slogan pada teks iklan rokok memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan tujuan

penelitian ini. Metode ini meliputi masalah actual dengan jalan

mengumpulkan, menyusun, mengklarifikasikan, menganalisa, dan

menyimpulkan (Sugiyono, 2009: 39).

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis


deskriptif kualitatif. Artinya, data-data yang telah ditemukan berupa
slogan pada teks-teks iklan rokok. Kemudian diidentifikasi dan klarifikasi
terhadap makna semantik slogan iklan rokok tersebut. Setelah itu,
menyimpulkan hasil pembahasan analsis dengan tujuan untuk mengetahui
makna leksikal, makna gramatikal, dan makna kontekstual slogan iklan
rokok.
B. Batasan Istilah
Untuk memperoleh gambaran dan memperjelas arah penelitian ini,
secara operasional variabel memiliki batasan istilah, yaitu:
1. Iklan didefinisikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai
berita pesanan untuk mendorong, membujuk kepada khalayak ramai
tentang benda dan jasa yang ditawarkan; iklan dapat pula berarti

23
24

pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai barang atau jasa


yang dijual, dipasang di dalam media massa seperti surat kabar dan
majalah .
2. Makna pragmatik adalah kajian tentang arti yang disampaikan atau
dikomunikasikan oleh pembicara dan diinterpretasikan oleh
pendengar. Dengan kata lain, pragmatik mencakupi kajian makna
yang dikomunikasikan oleh pengguna bahasa. Arti atau makna yang
dikomunikasikan oleh pengguna bahasa melebihi dari makna yang
terucap dalam tulisan. Ini berarti pragmatik adalah unit linguistik yang
dapat berupa bunyi, kata, frasa, klausa, paragraf, atau bentuk linguistik
lainnya.
3. Wacana yaitu : (1) perkataan, ucapan, tutur yang merupakan satu
kesatuan; (2) keseluruhan tutur. Dalam hal ini, wacana digambarkan
wujudnya dengan keseluruhan tutur yang menggambarkan muatan
makna (semantik) yang didukung wacana.
C. Sumber Data dan Data
Data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu
pengamatan yang memberikan informasi mengenai keadaan atau
persoalan.Sementara itu, sumber data adalah sumber obyek dari tempat mana
data bisa diperoleh.
Data dan sumber data merupakan suatu kesatuan dalam penelitian
yang tidak bisadipisahkan. Hal ini dikarenakan data-data akan diperoleh
melalui sumber data.
1. Sumber Data
Data diperoleh langsung dari hasil pengumpulan penulis
berupa slogan iklan rokok. Sumber data dalam penelitian ini
adalah slogan iklan rokok yang diambil dari papan iklan di pinggir
jalan Kota Makassar selama bulan Juli 2018.
2. Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data
yang berwujud verba yaitu kata, frasa, dan kalimat. Oleh karena
25

itu data dalam penelitian ini adalah kata-kata,ungkapan, kalimat


yang terkait dengan makna semantik dalam slogan iklan rokok.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode secara umum diarttikan sebagai proses, cara, atau prosedur yang
digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Metode Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan langkah awal dalam metode pengumpulan
data. Studi putaka merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan
kepada pencarian data dan informasimelalu dokemn-dokemen, baik
dokumen tertulis, foto-foto, gambar, maupun dokumen elektronik yang
dapat mendukung dalam proses penulisan. “Hasil penelitian juga akan
semakin kredibel apabila didukung foto-foto atau karya tulis akademik
dan seni yang telah ada.” (Sugiyono, 2005 : 83).
2. Metode Lapangan
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan Metode dokumentasi, simak dan catat.
Hal tersebut dilakukan karena objek dalam penelitian ini merupakan
kalimat yang terdapat dalam slogan iklan rokok.
a. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau
dokumen yang ada pada responden atau tempat, dimana responden
bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-harinya . Dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiono, 2009:329).
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih kredibel/dapat
dipercaya (Sugiono, 2009:329).
26

Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi sebagai


instrumen penelitian untuk mengumpulkan slogan-slogan pada papan
iklan rokok yang tersebar pada papan iklan di pinggir jalan kota
Makassar. Pengumpulan slogan dilakukan dengan cara merekam
dengan menggunakan camera sehingga data berupa foto. Foto-foto ini
kemudian diseleksi dengan cara memilih iklan yang memiliki slogan.
b. Metode Simak
Metode simak merupakan metode penyediaan data yang
dilakukan dengan cara menyimak penggunaan dan penelitian bahasa.
Metode simak adalah metode yang digunakan untuk memperoleh data
dengan menyimak penggunaan bahasa. Dinamakan metode simak
karena cara yang digunakan untuk memperoleh data yaitu dengan cara
menyimak penggunaan bahasa (Mahsun, 2007 : 29). Metode ini
digunakan untuk mendapatkan data lisan, yaitu data berupa alih kode
yang terjadi pada masyarakat. Metode simak merupakan metode yang
dilakukan dengan penyimakan, yang disejajarkan dengan metode
observasi.
c. Teknik Catat
Teknik catat digunakan sebagai teknik dalam pengumpulan data.
Teknik catat adalah mencatat beberapa bentuk yang relevan bagai
penelitiannya dari penggunaan bahasa secara tertulis (Mahsun, 2005 :
93). Selanjutnya langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data,
yaitu menentukan sumber data.
E. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Mengumpulkan data iklan rokok yang memiliki slogan.
2. Slogan iklan rokok tersebut merupakan iklan rokok di papan iklan
yang berada di wilayah Kota Makassar.
3. Waktu penelitian akan dilakukan bulan Juli 2018.
4. Penelitian ini rancang, diteliti dan diujikan keabsahannya oleh peneliti
sendiri dengan menggunakan metode dan teknik yang tepat.
27

5. Data diambil dengan cara mendokumentasikan seluruh iklan rokok


yang berada di bahu jalan dengan menggunakan alat seperti kamera.
6. Data tersebut di catat dalam bentuk kartu data yang telah disiapkan.
7. Data slogan iklan rokok di kota Makassar sangat banyak sehingga
dibatasi pada sembilan iklan rokok dengan berbagai merk yang berada
di wilayah Kota Makassar. Iklan rokok dipilih secara acak sehingga
mencukupi pada sembilan iklan.
8. Iklan satu merk rokok dapat memiliki slogan iklan lebih dari satu.
Namun, tetap dianalisis karena mengingat batasan wilayah yang
diambil hanya pada satu kota.
9. Setelah data dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan
tiga metode yaitu metode padan intralingual dan metode padan
ekstralingual. sedangkan metode triangulasi untuk menguji validitas
data tersebut.
10. Penyajian data dalam bentuk informal yaitu menampilkan kemudian
menganalisis kata-kata, frasa, atau kalimat dalam slogan iklan rokok.
F. Instrumen Penelitian
Kebenaran dan ketepatan data yang diperoleh bergantung pada alat
pengumpulan data yang digunakan atau yang biasa disebut instrumen, serta
sumber data. Instrumen pada penelitian ini adalah dokumentasi dengan ceklis
sedangkan simak dan catat dengan kartu data.
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan ceklis dan kartu data
untuk mencatat slogan-slogan iklan rokok.
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
identifikasi, semua data yang diperoleh. Data tersebut kemudian
dikelompokkan sesuai kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini.
Akhirnya data tersebut diolah dan dianalisis untuk menentukan ciri, bentuk
dan fungsi penggunaan bahasa dalam iklan rokok yang berdasarkan pada
makna slogan. Maka diambil langkah-langkah berikut.
28

1. Mengumpulkan iklan
2. Mengelompokkan iklan berdasarkan jenis rokok
3. Menganalisis iklan berdasarkan prinsip makna (berdasarkan skema,
implikatur, dan presuposisi).
4. Menentukan pola penggunaan iklan rokok (pola yang digunakan
berdasarkan konteks).
29

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Data mengenai slogan iklan rokok diambil dari papan iklan rokok di
wilayah Kota Makassar. Tujuan dari iklan rokok adalah mengenalkan produk
rokok tersebut. Namun, tampilan rokok tidak boleh ditampilkan. Dari data
yang dikumpulkan di bulan Juli 2018 terpilih sembilan slogan dari empat
produk rokok yaitu rokok Class Mild, A Mild, Surya 12, dan U Mild.
Tabel 4.1 Tabel Data Slogan
Merek Iklan
No Slogan Keterangan
Rokok
1. A Mild “Nanti juga Lo Paham Versi Pria
Ekspresi Gue” mengendarai mobil
2 A Mild Karena logika beda tipis Versi outbond
sama loe gila
3. A Mild Buka-bukaan yang Versi wajah Close
bukanbukan up
4. A Mild Loe pikir aman itu mapan ? Versi mapan
5. A Mild Berisik gue berisi Versi main gitar
6. Surya 12 Taklukkan Tantanganmu Versi naik motor
7 Surya Pro Mild Main bareng bukan jaim Versi kumpul
Bareng bersama teman
8 Class Mild Talk Less Do More Versi orang sukses
9 U Mild Sekali percaya tetap percaya Versi janjian di
stasiun kereta
Dengan merujuk teori skema, implikatur dan presuposisi dan
pengaplikasiannya ke dalam bahasa teks poster iklan rokok, maka makna
pragmatik yang ditemukan sebagai berikut :

29
30

1. Iklan A Mild Versi Pria Mengendari Mobil

Seorang pria mengendarai sebuah mobil dengan ekspresi wajah


yang serius, warna mobil yang digunakan adalah warna kuning. Terlihat
pada gambar dia sedang mengendarai mobilnya di jalan raya dengan
pengeras suara yang berada di atas mobilnya, dan kata “nanti juga lo
paham ekspresi gue” yang terletak di bagian bawah gambar dengan kata
ekspresi digarisbawahi.

2. Iklan A Mild Versi Outbond

Iklan rokok A Mild versi outbond menampilkan seorang lelaki


yang sedang berjalan di atas seutas tali yang terbentang dari ketinggian.
Sang lelaki berjalan dengan santai meskipun tanpa alat pengaman apa pun.
31

Dengan latar iklan tebing yang curam. Slogan iklan tersebut berbunyi
:“KARENA LOGIKA BEDA TIPIS SAMA LO GILA”.
3. Iklan A Mild Versi Wajah Close Up

Iklan rokok A Mild versi wajah close up menampilkan seorang pria yang
wajahnya di close up. Membuka mulutnya seolah-olah sedang meneriakan
sesuatu. Latar iklan hitam putih dengan bunyi slogan iklan sebagai berikut
: “BUKA-BUKAAN YANG BUKAN-BUKAN”.
4. Iklan A Mild Versi Mapan

Iklan rokok A Mild versi mapan diilustrasikan dengan seorang pria


yang bergaya dan duduk dengan nyaman di sebuah sofa. Dilatari oleh
warna biru polos dengan slogan yang berbunyi : “LO PIKIR AMAN ITU
MAPAN ?”.
32

5. Iklan A Mild Versi Main Gitar

Iklan rokok A Mild versi main gitar menampilkan seorang laki-laki


yang sedang memainkan alat music gitar di atap gedung. Dengan latar
matahari di sore hari. Slogan iklan berbunyi : “BERISIK GUE BERISI”
6. Iklan Surya 12 Versi Naik Motor

Iklan rokok surya 12 versi naik motor menampilkan seorang laki-


laki yang sedang mengendarai motor di jalan raya pada malam hari.
Dengan latar cahaya lampu jalan yang menerangi aspal dan motornya.
Slogan iklan berbunyi: “TAKLUKKAN TANTANGANMU”
33

7. Iklan Surya Pro Mild Versi Kumpul Teman

Iklan Surya Pro Mild versi kumpul bersama teman menampilkan 4


orang pemuda sedang berkumpul bersama dengan ekspresi ceria. Pemuda
tersebut menggunakan pakaian yang santai sambil tertawa bersama,
mereke terlhat akrab dan tidak memiliki rasa canggung satu sama lain.
Slogan iklan ini berbunyi : “Main Baren bukan Jaim Bareng”
8. Iklan Clas Mild Versi Orang Sukses

Iklan rokok class mild pada gambar berlatar putih dengan warna tulisan
biru dan merah yang simple dengan tulisan slogan Talk Less Do more.
Selain itu pada bagian samping tulisan talk less do more terdapat logo
produk rokok class mild.
34

9. Iklan U Mild Versi Stasiun Kereta

Iklan rokok U Mild versi stasiun kereta menampilkan 3 orang laki-


laki yang berada di stasiun kereta. 2 orang laki-laki menunggu seorang
temannya yang msih berada di jalan, sedang kereta yang akan ditumpangi
akan segera berangkat.dan selang beberapa detik kemudian temannya pun
datang tepat waktu, Dengan slogan iklan ini sekali percaya tetap percaya.
B. Pembahasan
Data slogan iklan Rokok dianalisis dengan dengan ragam makna semantik
yang terdiri dari makna leksikal, makna gramatikal, dan makna
kontekstual.
Adapun uraiannya sebagai berikut.
1. Analisis Makna Leksikal
Analisis makna secara leksikal diuraikan berdasarkan pada lampiran
III. Adapun uraiannya dirincikan sebagai berikut:
a) Iklan Rokok A Mild Versi Pria Mengendarai Mobil
Slogan iklan rokok A mild adalah “NANTI JUGA LO
PAHAM EKSPRESI GUE”. Slogan tersebut terdiri atas kata nanti,
juga, lo, paham, ekspresi, dan gue
1) Kata nanti memiliki arti :
(a) Waktu yang tidak lama dari sekarang
(b) Waktu kemudian; kelak
2) Kata juga meliliki arti :
(a) Selalu demikian halnya (kadang-kadang untuk
menekankan kata di depannya)
35

(b) Sama atau serupa halnya dengan yang lain atau yang
tersebut dahulu
3) Kata Lo memiliki arti :
(a) Kamu
(b) Kata seru yang menyatakan heran, terperanjat,dan
sebagainya (KBBI, 2002: 712)
4) Kata paham memiliki arti :
(a) Pengertian
(b) Pendapat; pikiran
5) Kata ekspresi memiliki arti :
(a) Pengungkapan atau proses menyatakan
(memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan,
perasaan, dan sebagainya)
(b) Pandangan air muka yang memperlihatkan perasaan
seseorang.
6) Kata gue memiliki arti :
(a) Aku
(b) Saya (KBBI, 2002 : 386).
Makna leksikal pada slogan tersebut sesuatu yang
disampaikan melalui ekspresi.
b) Iklan Rokok A Mild Versi Outbond
Slogan iklan Rokok A Mild adalah “KARENA LOGIKA
BEDA TIPIS SAMA LO GILA”. Slogan tersebut terdiri atas kata
karena, logika, beda, tipis, sama, lo, dan gila.
1) Kata Karena memiliki arti:
(a) Kata penghubung untuk menandai sebab atau alasan
(b) Disebabkan oleh; lantaran (KBBI, 2002: 523).
2) Kata Logika memiliki arti:
(a) Pengetahuan tentang kaidah berpikir
(b) Jalan pikiran yang masuk akal (KBBI, 2002: 713).
36

3) Kata Beda memiliki arti:


(a) Sesuatu yang menjadikan berlainan (tidak sama)
antara benda yang satu dan benda yang lain
(b) Ketidaksamaan
(c) Selisih (KBBI, 2002: 115).
4) Kata Tipis memiliki arti:
(a) Sedikit antara permukaan yang satu dengan yang
lain (tentang barang-barang yang pipih)
(b) Kurang tebal (tentang lapisan, cat, dan sebagainya
(c) Kurang padat (tentang awan, udara, dan sebagainya)
(d) Kurang nyata kelihatan (tentang tulisan tinta dan
sebagainya)
(KBBI. 2002: 1282).
5) Kata Sama memiliki arti:
(a) Serupa (halnya, keadaannya, dan sebagainya), tidak
berbeda,
tidak berlainan
(b) Berbarengan, bertepatan
(c) Seimbang; sebanding; setara (KBBI, 2002: 1017).
6) Kata Lo memiliki arti:
(a) Kamu
(b) Kata seru yang menyatakan heran, terperanjat,dan
sebagainya
(KBBI, 2002: 712)
7) Kata Gila memiliki arti:
(a) Sakit ingatan (kurang beres ingatannya); sakit jiwa
(sarafnya
terganggu atau pikirannya tidak normal)
(b) Tidak biasa; tidak sebagaimana mestinya; berbuat
yang bukanbukan (tidak masuk akal)
37

(c) Terlalu; kurang ajar (dipakai sebagai kata seru, kata


afektif);
uangkapan kagum
(d) Terlanda perasaan sangat suka
(e) Tidak masuk akal (KBBI, 2002: 379).

Makna leksikal pada slogan tersebut sangat berlawanan


antara kata logika dan lo gila. Namun, makna secara keseluruhan
kalimat slogan adalah Kata logika dan kamu gila disamaartikan.

c) Iklan Rokok A Mild Wajah Close Up


Slogan iklan rokok A Mild adalah “BUKA-BUKAAN
YANG BUKAN-BUKAN”.Slogan tersebut terdiri atas kata buka-
bukaan, yang dan bukanbukan.
1) Kata Buka memiliki arti:
(a) Jarak
(b) Antara
(c) Lebar (KBBI, 2002: 182)
2) Kata Yang memiliki arti:
(a) Kata untuk menyatakan bahwa kata atau kalimat
yang berikut diutamakan atau dibedakan dari yang
lain
(b) Kata yang dipakai sebagai kata pembeda (KBBI,
2002: 1368)
3) Kata Bukan memiliki arti:
(a) Berlainan dengan yang sebenarnya
(b) Kata tanya untuk mengukuhkan isi atau maksud
suatu pernyataan yang digunakan sesudah pernyataa
itu (KBBI, 2002: 183)
Makna secara leksikal adalah terbuka pada hal yang tidak
boleh untuk dibicarakan.
38

d) Iklan Rokok A Mild Versi Mapan


Slogan iklan rokok A Mild “LO PIKIR AMAN ITU
MAPAN” Slogan tersebut terdiri atas kata lo, pikir, aman, itu, dan
mapan.
1) Kata Lo memiliki arti:
(a) Kamu
(b) Kata seru yang menyatakan heran, terperanjat,dan
sebagainya (KBBI, 2002: 712)
2) Kata Pikir memiliki arti:
(a) Akal budi; ingatan; angan-angan
(b) Kata dalam hati; pendapat (KBBI, 2002: 891)
3) Kata Aman memiliki arti:
(a) Bebas dari bahaya
(b) Bebas dari gangguan
(c) Terlindung atau tersembunyi; tidak dapat diambil
orang
(d) Pasti; tidak meragukan; tidak mengandung risiko
(e) Tenteram; tidak merasa takut atau bahaya (KBBI,
2002: 29).
4) Kata Itu memiliki arti:
(a) Kata penunjuk bagi benda (waktu, hal) yang jauh
dari Pembicara
(b) Demikian itu (KBBI, 2002: 456).
5) Kata Mapan memiliki arti:
(a) Mendapatkan atau menemukan tempat (kedudukan,
kehidupan)
(b) Mantap (baik, tidak goyah, stabil) kedudukannya
(kehidupannya) (KBBI, 2002: 747).

Makna leksikal secara keseluruhan pada slogan tersebut


adalah berpikir bahwa keadaan aman bukan berarti hidup mapan.
39

e) Iklan Rokok A Mild Versi Main Gitar


Slogan iklan rokok A Mild adalah “BERISIK GUE BERISI”
Slogan di atas terdiri dari kata berisik, gue, dan berisi.
1) Kata Berisik memiliki arti :
(a) Ribut
(b) Hingar-bingar
(c) Ramai
(d) Berasa medengung pada telinga (KBBI, 2002: 144).
2) Kata Gue memiliki arti:
(a) Aku
(b) Saya (KBBI, 2002: 386).
3) Kata Berisi memiliki arti:
(a) Ada isinya
(b) Tidak kosong
(c) Tidak hampa
(d) Berilmu
(e) Padat dan kuat
(f) Mengandung, memuat (KBBI, 2002: 459)

Makna leksikal secara keseluruhan adalah keributan


membuatku memiliki isi.

f) Iklan Rokok Surya 12 Versi Naik Motor


Slogan iklan rokok surya 12 adalah “TAKLUKKAN
TANTANGANMU!” Slogan di atas terdiri dari kata taklukkan dan
tantanganmu.
1) Kata takluk memiliki arti:
(a) Mengaku kalah dan mengakui kekuasaan pihak yang
dianggap menang; menyerah kalah kepada; tunduk
kepada
(b) Menundukkan; mengalahkan
40

2) Kata tantang memiliki arti:


(a) Mengajak berkelahi (bertanding, berperang)
menghadapi, melawan
(b) Merasa berkewajiban karena dapat tantangan untuk
melakukan sesuatu; sudah di tantang, mendapat
tantangan
(c) Ajakan berkelahi (berperang dan sebagainya); hal atau
objek yang menggugah tekad untuk meningkatkan
kemampuan mengatasi masalah; rangsangan (untuk
bekerja lebih giat dan sebagainya)
Makna leksikal secara keseluruhan adalah segala sesuatu
atau hambatan itu dapat dilalui.
g) Iklan Rokok Surya Pro Mild Versi Kumpul Bersama Teman
Slogan iklan rokok surya pro mild adalah “MAIN BARENG
BUKAN JAIM BARENG” slogan di atas terdiri dari kata main,
bareng, bukan, jaim, dan bareng
1) Kata main memiliki arti:
(a) Melakukan permainan untuk menyenangkan hati
(dengan menggunakan alat-alat tertentu atau tidak)
(b) Melakukan perbuatan untuk bersenang-senang
(c) Berjudi
(d) Dalam keadaan berlangsung atau mempertunjukan
(tontonan dan sebagainya)
(e) Bertindak sebagai pelaku dalam sandiwara (KBBI,
2002: 732).
2) Kata Bareng memiliki arti:
(a) Bersama (KBBI, 2002: 101).
3) Kata Bukan memiliki arti :
(a) Berlainan dengan yang sebenarnya; sebenarnya tidak
(dipakai untuk menyangkal)
41

(b) Kata Tanya untuk mengukuhkan isi atau maksud suatu


pernyataan yang digunakan sesudah pernyataa itu
(KBBI, 2002: 183).
4) Kata Jaim memiliki arti:
(a) Jaga image atau jaga citra
Menampilkan pencitraan diri (KBBI, 2002: 459).
Makna leksikal secara keseluruhan adalah bersenang-
senang bersama bukan saling menampilkan pencitraan diri
bersama.
h) Iklan Rokok Class Mild Versi Orang Sukses
Slogan iklan rokok Class Mild adalah “Talk Less Do
More” slogan di atas terdiri dari kata talk, less, do, dan more
1) Kata talk memilki arti:
(a) Akal budi; pikiran
(b) Perundingan
(c) Pertimbangan pikiran; pendapat
(d) Berbahasa; berkata
(e) Sedang dipakai untuk bercakap (dalam telepon)
2) Kata less memiliki arti
(a) Belum atau tidak cukup (sampai, genap, lengkap, tepat,
dan sebagainya)
(b) Belum atau tidak sama dengan yang seharusnya
(c) (dalam perbandingan menyatakan) tidak lebih dari
(d) Tidak berapa; sedikit
(e) Sesuatu yang tidak ada (yang menyebabkan tidak
lengkap, tidak genap, tidak cukup, tidak sempurna, dan
sebagainya)
3) Kata do memiliki arti
(a) Mengerjakan (menjalankan dan sebagainya)
(b) Mengadakan (suatu perbuatan, tindakan, dan
sebagainya)
42

(c) Melaksanakan; mempraktikkan; menunaikan


(d) Menjadikan (membuat dan sebagainya) berlaku;
menjadikan laku
(e) Berbuat sesuatu terhadap (suatu hal, orang, dan
sebagainya)
4) Kata more memiliki arti
(a) Lewat dari semestinya (tentang ukuran, banyaknya,
besarnya, dan sebagainya)
(b) (ber)sisa; ada sisanya
(c) Bertambah; makin
Makna leksikal secara keseluruhan adalah tidak perlu terlalu
banyak bicara karena yang penting adalah membuktikannya dalam
perbuatan.
i) Iklan Rokok U Mild Versi Janjian di Stasiun Kereta
Slogan iklan rokok U Mild adalah “SEKALI PERCAYA
TETAP PERCAYA” slogan di atas terdiri dari kata sekali, percaya,
tetap, percaya.
1) Kata sekali memiliki arti
(a) Satu kali
(b) Semuanya; sekaligus
(c) Suatu waktu
(d) Seluruhnya; tidak ada berkecuali; sama sekali
2) Kata percaya memiliki arti
(a) Mengakui atau yakin bahwa sesuatu memang benar
atau nyata
(b) Menganggap atau yakin bahwa sesuatu itu benar-
benar ada
(c) Menganggap atau yakin bahwa seseorang itu jujur
(tidak jahat dan sebagainya)
43

(d) Yakin benar atau memastikan akan kemampuan atau


kelebihan seseorang atau sesuatu (bahwa akan dapat
memenuhi harapannya dan sebagainya).
3) Kata tetap memiliki arti
(a) Selalu berada (tinggal, berdiri, dan sebagainya) di
tempatnya
(b) Tidak berubah (keadaannya, kedudukannya dan
sebagainya)
(c) Tidak berpindah-pindah; tidak beranjak
(d) Selalu demikian halnya (tentang keadaan, perbuatan,
dan sebagainya)
(e) Untuk selamanya (tidak untuk sementara)
4) Kata percaya memiliki arti
(a) Mengakui atau yakin bahwa sesuatu memang benar
atau nyata
(b) Menganggap atau yakin bahwa sesuatu itu benar-
benar ada
(c) Menganggap atau yakin bahwa seseorang itu jujur
(tidak jahat dan sebagainya)
(d) Yakin benar atau memastikan akan kemampuan atau
kelebihan seseorang atau sesuatu (bahwa akan dapat
memenuhi harapannya dan sebagainya)
Makna leksikal pada slogan tersebut adalah tetap mempercayai.
2. Analisis Makna Gramatikal
Analisis makna secara gramatikal diuraikan berdasarkan pada
lampiran IV. Adapun uraiannya dirincikan sebagai berikut .
a) Iklan Rokok A Mild Versi Pria Mengendarai Mobil
Slogan iklan rokok A Mild adalah “NANTI JUGA LO
PAHAM EKSPRESI GUE”
Slogan di atas secara gramatikal merupakan klausa
keterangan dimana kata ekspresi yang secara leksikal berarti
44

pengungkapan atau proses menyatakan, pandangan air muka yang


memperlihatkan perasaan seseorang. Dan gue secara leksikal
adalah aku atau saya. Dan yang menjadi objek pada slogan adalah
LO atau kamu yang di maksud adalah pembaca slogan. Jadi secara
gramatikal sesuatu yang disampaikan melalui ekspresi.
b) Iklan Rokok A Mild Versi Outbond
Slogan iklan rokok A Mild adalah “KARENA LOGIKA
BEDA TIPIS SAMA LO GILA”).
Slogan di atas merupakan klausa konjungsi subordinatif.
Klausa konjungsi subordinatif adalah klausa yang menandakan
adanya kata sambung yang diawali oleh kata sejak, karena, setelah,
seperti , agar, dan dengan. Slogan tersebut diawali dengan kata
karena yang menjadi klausa bawahan atau anak kalimat. Klausa
inti pada slogan adalah:
(a) Orang yang berjalan di atas tali di atas tebing tanpa alat
pengaman Kemudian, dilanjutkan oleh klausa sambung
yang menjadi slogan iklan tersebut.
(b) Karena logika beda tipis sama lo gila
Jadi, secara gramatikal bahwa orang yang berjalan di atas
tebing tanpa alat pengaman adalah orang yang sudah tidak
waras secara logika. Namun, karena iklan tersebut hanya
mengambil klausa sambung karena logika beda tipis sama
lo gila maknanya adalah akal sehat sama dengan kegilaan.
c) Iklan rokok A Mild versi wajah CLOSE UP
Slogan iklan rokok A Mild adalah “BUKA-BUKAAN YANG
BUKAN-BUKAN”
Kata buka-bukaan adalah kata ulang imbuhan (reduplikasi)
yang dibentuk dari kata dasar buka. Sedangkan kata bukan-bukan
adalah kata ulang dasar (reduplikasi) yang dibentuk dari kata dasar
bukan. Makna secara leksikal dari kata buka adalah jarak, antara,
dan lebar. Sedangkan kata bukan adalah berlainan dengan yang
45

sebenarnya. Namun setelah mengalami proses gramatikal dengan


melekatnya kata ulang imbuhan pada kata buka menjadi buka-
bukaan menimbulkan makna melakukan dengan sejelasjelasnya.
Sedangkan kata bukan melekatnya kata ulang dasar menjadi bukan-
bukan menimbulkan makna hal yang tidak-tidak. Jadi, makna
gramatikal pada slogan tersebut adalah menjelaskan hal yang tidak-
tidak.
d) Iklan Rokok A Mild Versi Mapan
Slogan iklan A Mild adalah “LO PIKIR AMAN ITU MAPAN ?”
Slogan di atas secara gramatikal adalah kalimat tanya.
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh
suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini
diakhiri dengan tanda Tanya (?) dalam penulisannya dan dalam
pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Objek pada slogan
adalah lo atau kamu yang dimaksud adalah pembaca slogan
tersebut. sedangkan predikat adalah pikir secara leksikal bermakna
pendapat dan akal budi. Bagian kalimat yang menjadi Keterangan
adalah aman itu mapan. secara leksikal bermakna bahwa aman dari
bahaya atau gangguan sama dengan mapan atau berkecukupan.
Jadi, makna gramatikal pada slogan adalah kamu menganggap
bahwa aman sama dengan mapan.
e) Iklan Rokok A Mild Versi Main Gitar
Slogan iklan rokok A Mild adalah “BERISIK GUE BERISI”
Slogan di atas bermakna gramatikal yakni klausa inversi.
Klausa inversi adalah klausa lengkap yang subjeknya terletak
dibelakang predikat. Secara leksikal makna kata berisik adalah
rebut atau ramai, kata gue adalah aku, dan kata berisi adalah tidak
kosong atau ada isinya. Setelah mengalami proses gramatikal
yakni subjek gue berisi di dahului oleh predikat berisik, sehingga
menjadi klausa inversi yakni berisik gue berisi. Maka, maknanya
46

pun berubah menjadi makna gramatikal. Secara gramatikal makna


slogan adalah keramaian membuatku tidak kosong.
f) Iklan rokok surya 12 Versi Mengendarai Sepeda Motor
Slogan iklan rokok surya 12 adalah “TAKLUKKAN
TANTANGANMU!”
Slogan diatas berisi kalimat perintah, dengan melekatnya
tanda baca yaitu tanda seru setelah mengalami proses gramatikal
menjadi kalimat perintah. Kata taklukkan yang terdapat pada
slogan diatas dibentuk dari kata dasar takluk. Secara leksikal
makna kata takluk adalah mengaku kalah dan mengakui
kekuasaan pihak yang dianggap menang; menyerah kalah kepada.
Setelah kata takluk mengalami proses gramatikal yaitu proses
afiksasi melekatnya sufiks atau akhiran-an pada kata takluk
menjadi taklukkan, maknanya berubah menjadi makna
gramatikal.
g) Iklan Rokok Surya Pro Mild Versi Kumpul Bersama Teman
Slogan iklan rokok Surya Pro Mild adalah “MAIN BARENG
BUKAN JAIM BARENG”
Slogan di atas memiliki makna gramatikal yakni klausa
negatif. Klausa negatif adalah klausa yang berdasarkan ada
tidaknya kata negatif yang secara gramatikal mengaktifkan
predikat. Makna secara leksikal kata main adalah
bersenangsenang, kata bareng adalah bersama, dan kata jaim
adalah jaga image atau citra diri. Setelah mengalami proses
gramatikal yaitu perubahan menjadi klausa negatif dengan
melekatnya kata bukan pada slogan. Maka, maknanya berubah
menjadi makna gramatikal. Makna gramatikal secara keseluruhan
adalah bersenang-senang bersama tanpa menjaga citra diri.
h) Iklan rokok Class Mild versi Veri Orang Sukses
Slogan iklan rokok Class Mild adalah “TALK LESS DO MORE”
47

Slogan tersebut terdiri atas empat kata yaitu talk artinya


berbicara, less artinya kurang sedikit, do artinya melakukan dan
more artinya lebih atau banyak. Kata berbicara yang terdapat pada
slogan di atas dibentuk dari kata dasar bicara. Secara leksikal
makna kata bicara adalah akal budi, pikiran, berbahasa dan
berkata. Setelah kata bicara mengalami proses gramatikal yaitu
proses afiksasi melekatnya awalan ber- pada kata bicara menjadi
berbicara, maknanya berubah menjadi makna gramatikal, yaitu
menimbulkan makna mengeluarkan dan melekatnya awalan ber-
pada kata bekerja menimbulkan makna melakukan perbuatan.
i) Iklan rokok U Mild versi Stasiun Kereta
Slogan iklan rokok U Mild adalah “SEKALI PERCAYA TETAP
PERCAYA”
Slogan diatas adalah sebuah kalimat penegasan. Hal ini
dikarenakan kata “percaya” hadir di akhir kalimat sebagai bentuk
penegasan kata “percaya” yang berada diawal. Sehingga slogan
tersebut tidak terjadi proses gramatikal, karena dari beberapa kata
tersebut tidak terdapat proses afiks, kata pengulangan maupun
kata majemuk.
3. Analisis Makna Kontesktual
Analisis makna secara kontekstual diuraikan berdasarkan pada lampiran
V. Adapun uraiannya dirincikan sebagai berikut.
a. Iklan Rokok A Mild Versi Pria Mengendarai Mobil
Slogan iklan rokok A Mild versi pria mengendarai mobil
adalah “NANTI JUGA LO PAHAM EKSPRESI GUE”.
Situasi yang diilustrasikan adalah seorang pria mengendarai
sebuah mobil dengan ekspresi wajah yang serius, warna mobil yang
digunakan adalah warna kuning. Terlihat pada gambar dia sedang
mengendarai mobilnya di jalan raya dengan sound system yang
berada di atas mobilnya, dan kata “nanti juga lo paham ekspresi
gue” yang terletak di bagian bawah gambar.
48

Secara konteks situasi kata “ekspresi” pada slogan tersebut


meperlihatkan atau menyatakan maksud dari aktivitas seorang pria
yang mengendarai sebuah mobil nantinya akan kita pahami.
b. Iklan Rokok A Mild Versi Outbond
Slogan iklan rokok A Mild versi outbond adalah
“KARENA LOGIKA BEDA TIPIS SAMA LO GILA”
Situasi yang diilustrasikan adalah seorang laki-laki yang
berjalan di atas seutas tali pada ketinggian tertentu tanpa
menggunakan alat pengaman. Sedangkan slogan dari iklan
tersebutadalah karena logika beda tipis sama lo gila. Slogan di atas
merupakan klausa sambung yang berarti memiliki klausa inti.
Klausa inti merujuk pada ilustrasi iklan yang menunjukan seorang
lelaki yang berjalan di atas tali dengan santai tanpa alat pengaman.
Secara konteks situasi dikatakan logika beda tipis dengan
kegilaan merujuk pada laki-laki pada gambar. Logika laki-laki
tersebut tidak berfungsi karena itu dia berjalan di atas tali tanpa alat
pengaman. Tidak menggunakan akal sehatnya dengan benar
sehingga melakukan perbuatan yang hanya bisa dilakukaan oleh
orang yang sudah gila.
c. Iklan Rokok A Mild Versi Wajah Close Up
Iklan rokok tersebut mempunyai slogan “BUKA-BUKAAN
YANG BUKAN-BUKAN”
Situasi pada slogan iklan tersebut adalah laki-laki yang
sedang berteriak sekencang-kencangnya. Slogan di atas terinspirasi
dari seorang sutradara film yang mengangkat persoalan politik
asimilasi rezim orde baru bernama Lucky Kuswandi. Konteks kata
buka-bukaan dimaksud adalah mulut laki-laki dalam ilustrasi yang
membuka lebar mulutnya selebar mungkin. Laki-laki tersebut
seperti meneriakkan sesuatu dan ingin agar semau orang dapat
mendengarkan. Sedangkan yang bukan-bukan adalah laki-laki
dalam slogan mengungkapkan hal yang tabu untuk didengar atau
49

sesuatu yang tidak boleh diungkapkan di hadapan umum. Seperti


Film-film yang dibuat oleh Lucky Kuswandi mengangkat tema film
yang sebenarnya tabu bagi masyarakat. Namun, justru mendapat
apresiasi tinggi dari perfilman internasional. Jadi, makna
kontekstual adalah laki-laki dalam slogan mengungkapkan dengan
jelas pada hal yang tidak-tidak.
d. Iklan Rokok A Mild Versi Mapan
Slogan iklan rokok A Mild versi mapan adalah “LO PIKIR
AMAN ITU MAPAN ?”
Slogan tersebut dikutip dari seorang vokalis band Seringai
yang juga illustrator bernama Arian Arifin. Seorang seniman yang
sangat idealis sehingga karya-karyanya banyak berisi sindiran dan
kritikan.
Situasi pada iklan tersebut adalah seorang laki-laki yang
duduk nyaman pada sofa yang empuk. Namun slogan iklannya
justru berisi sebuah pertanyaan yang berlawanan dengan situasi
yang diilustrasikan pada iklan tersebut. pertanyaan “lo pikir aman
itu mapan ?” seolah-olah laki-laki yang duduk santai di atas sofa
dengan aman dan nyaman belum tentu hidup dengan mapan, yaitu
hidup serba kecukupan. Makna secara gramatikal adalah kamu
menganggap bahwa aman sama dengan mapan. Sedangkan, Secara
konteks situasi slogan tersebut berisi idealitas seorang Arian Arifin
yang mengkritik orang-orang yang hanya ingin mencari aman dan
kesenangan semata. Hal tersebut digambarkan laki-laki dalam iklan
adalah kamu yang merasa aman hanya karena duduk di sofa.
e. Iklan Rokok A Mild Versi Main Gitar
Slogan iklan rokok A Mild versi main gitar adalah
“BERISIK GUE BERISI”
Situasi pada slogan di atas menampilkan seorang laki-laki
yang memainkan alat musik gitar di atap gedung. Dengan situasi
waktu pada sore hari. Slogan tersebut dikutip dari seorang musisi
50

Indonesia bernama Iga Massardi yang aktif menjadi gitaris dan


produser musik. makna secara gramatikal adalah keramaian
membuatku tidak kosong. Secara kontekstual, berisik bermakna
laki-laki yang sedang memainkan alat musik gitar. Jadi, bunyi
petikan gitar adalah suara berisik, ribut dan ramai. Sedangkan kata
gue berisi bermakna laki-laki dalam iklan tidak memainkan alat
musik dengan asal-asalan atau sembarangan. Melainkan karena bisa
memainkannya sehingga menghasilkan bunyi yang berirama.
f. Iklan Rokok Surya 12 Versi Naik Motor
Slogan iklan rokok surya 12 adalah “TAKLUKKAN
TANTANGANMU”
Iklan rokok surya 12 versi naik motor menampilkan seorang
laki-laki yang sedang mengendarai motor di jalan raya pada malam
hari. Dengan latar cahaya lampu jalan yang menerangi aspal dan
motornya. Pada kata “taklukan” yang terdapat pada slogan terjadi
proses gramatikal dimana melekatnya imbuhan –an pada kata dasar
takluk. Sehingga terjadi perubahan makna dari kata yang bersifat
pasif menjadi aktif. Sementara secara konteks makna adalah segala
sesuatu atau hambatan itu dapat kamu lalui.
g. Iklan Rokok Surya Pro Mild Versi Kumpul Bersama Teman
Slogan iklan rokok Surya Pro Mild adalah “MAIN
BARENG BUKAN JAIM BARENG”
Situasi pada slogan adalah kumpulan anak muda yang
sedang bermain. Ada yang bermain dengan skateboard dan ada yang
bermain dengan sepeda dengan tulisan slogan disamping yang
berbunyi “main bareng bukan jaim bareng”.
Secara gramatikal maknanya adalah bersenang-senang
bersama tanpa menjaga citra diri. Secara konteks, slogan tersebut
ditujukan untuk anak-anak muda yang sedang bermain. Main
bareng yang dimaksud adalah mereka bersenang-senang bersama
meskipun dengan cara masing-masing. Ada yang bersenang-senang
51

dengan skateboard dan ada yang bersenang-senang dengan sepeda.


Bukan jaim bareng adalah meski mereka bermain dengan cara
masing-masing mereka tetap bersenang-senang bersama tanpa
merasa canggung atau bersikap permainannya yang paling bagus
diantara yang lain.
h. Iklan Rokok Class Mild Versi Orang Sukses
Slogan iklan rokok Class Mild adalah “TALK LESS DO MORE”
Situasi pada slogan iklan tersebut adalah laki-laki yang
sedang sibuk bekerja. Slogan di atas terinspirasi dari Haedar Nasir
seorang tokoh pengurus pusat muhammadiyah. Secara konteks
situasi seorang laki-laki yang sibuk bekerja mengilustrasikan bahwa
banyak bekerja itu lebih produktif dibandingan banyak bicara.
i. Iklan Rokok U Mild Versi Janjian di Stasiun Kereta
Slogan iklan rokok U Mild adalah “SEKALI PERCAYA TETAP
PERCAYA”
Situasi pada slogan iklan tersebut adalah menampilkan 3
orang laki-laki yang berada di stasiun kereta. 2 orang laki-laki
menunggu seorang temannya yang msih berada dijalan, sedang
kereta yang akan ditumpangi akan segera berangkat.dan selang
beberapa detik kemudian temannya pun datang tepat waktu. Dengan
slogan iklan ini sekali percaya tetap percaya. Jadi, secara konteks
laki-laki yang ada pada iklan tersebut tetap konsisten pada apa yang
dia percayai meski dalam kondisi apapun.
52

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan hasil penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan data yang terkumpul, Hasil analisis data dapat
disimpulkan bahwa sembilan slogan iklan di kota Makassar
ditemukan seluruh slogan makna leksikal, makna gramatikal dan
makna kontekstual. Slogan yang dimunculkan pada iklan rokok
semuanya unik, berbeda dengan iklan-iklan pada umumnya.
2. Makna leksikal yang terdapat pada setiap iklan rokok menguraikan
makna-makna perkata pada setiap slogan iklan. Sehingga
maknanya berdiri sendiri berdasarkan makna kata. Jadi, seluruh
slogan terdapat makna leksikal.
3. Makna secara gramatikal yang terdapat pada iklan rokok
menguraikan makna secara gramatikal. Sesuai dengan struktur
gramatikal yaitu frasa, klausa, kalimat dan afiksasi. Jadi, beberapa
slogan terdapat makna gramatikal yang dianalisis berdasarkan
struktur gramatikal dari slogan tersebut.
4. Makna kontekstual yang terdapat pada setiap iklan rokok pada
intinya berdasarkan situasi konteks pada iklan. Situasi konteks
yang dimaksud bagaimana kaitan makna slogan dengan ilustrasi
yang ditampilkan dalam iklan. Baik subjek, situasi, latar maupun
waktu. Jadi, seluruh slogan pada iklan rokok terdapat makna secara
kontekstual.

52
53

B. Saran
Sehubungan dengan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan saran
sebagai berikut.
1. Peneliti berharap semoga hasil analisis ini dapat menyempurnakan
penelitian-penelitian sebelumnya mengenai analisis ragam makna dan
juga dapat dijadikan acuan untuk penelitian mengenai analisis makna
slogan khususnya makna secara leksikal, gramatikal dan kontekstual.
2. Peneliti berharap untuk dilakukan penelitian lagi terhadap slogan iklan
rokok di kota Makassar dengan fokus penelitian dan pendekatan yang
berbeda. Dengan demikian akan semakin menambah wawasan dan
memudahkan bagi pembaca untuk memahami makna slogan iklan
rokok yang terdapat di bahu-bahu jalan dengan berbagai macam sudut
pandang.
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Aminudin. 2003. Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: CV.


Sinar Baru.

Azwar. Saifudin. Metode Penelitian. 2010. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Budianto, Agus. http://web-bahasaindonesia.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-


ciri-ciri-dan-contoh-slogan.html. Diakses pada tanggal 20 Juni 2018.

Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia (edisi revisi). Jakarta:
Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2002. Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djajasudarma, Fatimah. 2012. Semantik 1. Bandung: Refika Aditama.

http://teknikcakapdantekniksimak.blogspot.com/ diakses pada tanggal 10 Agustus


2020

Kemal, Isthifa. 2013. Makna Kontekstual Bahasa Iklan Rokok di Televisi.


Skripsi. STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka


Umum.

Lexy J. Moleong. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Mahsun. 2014. Metode Penelitian Bahasa (Edisi Revisi). Jakarta: Rajawali Pers.

Morissan. 2010. Periklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta:Kencana.

54
Mudjia, Rahardjo. Triangulasi Dalam Penelitian Kualitatif.
(http://mudjiarahardjo.com/artikel/270.html?task=view). Diakses
pada tanggal 10 Agustus 2020

Poerwadarminta, W. J. S. 2003. kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai


Pustaka.

Rostika Riska, 2013. Definisi Iklan dan Jenis Iklan


(https://riskarostikan.wordpress.com/2013/11/03/definisi-iklan-dan-
jenis-iklan/) di akses pada tanggal 30 Agustus 2018

Sasmi, Farida. 2008. Jurnal Penelitian Bahasa Vol. 1.http://repository.


widyatama.ac.id/content.html . Diakses pada tanggal 10 Agustus
2020

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Suwandi, Sarwiji. 2011. Semantik: Pengantar Kajian Makna. Media Perkasa:


Yogyakarta.

Syamsuri, Sukri. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: Panrita Press


Unismuh Makassar.

Wahyuni, Sri. 2010. Makna Slogan pada Iklan Rokok Di Televisi Swasta di
Indonesia. “Skripsi”. Universitas Sumatra Utara.

Wijana, I Dewa Putu & Rohmadi, Muhammad. 2011. Semantik: Teori dan
Analisis. Yuma Pustaka: Surakarta.

Wikipedia Indonesia https://id.wikipedia.org/wiki/Rokok. diakses pada tanggal 20 Juni


2018.

Wikipedia Indonesia https://id.wikipedia.org/wiki/Slogan, diakses pada tanggal 30


Agustus 2020

55
56

LAMPIRAN 1

Data Slogan Iklan Rokok di Makassar

No Merk Iklan Rokok Slogan Keterangan

1. Nanti juga Lo Paham Versi Pria


A Mild
Ekspresi Gue” mengendarai mobil
2 Karena logika beda tipis
A Mild Versi outbond
sama loe gila
3. Buka-bukaan yang Versi wajah Close
A Mild
bukanbukan up
4. Loe pikir aman itu mapan
A Mild Versi mapan
?
5. A Mild Berisik gue berisi Versi main gitar
6. Surya 12 Taklukkan Tantanganmu Versi naik motor
7 Main bareng bukan jaim Versi kumpul
Surya Pro Mild
Bareng bersama teman
8 Class Mild Talk Less Do More Versi orang sukses
9 Sekali percaya tetap Versi janjian di
U Mild
percaya stasiun kereta
57

LAMPIRAN II

Ceklis Data Slogan Iklan Rokok di Kota Makassar

No. Aspek Slogan Iklan Ada Tidak


1. Iklan dari merk rokok yang sama namun

memiliki slogan yang berbeda
2. Iklan rokok yang hanya memiliki slogan 
3. Iklan yang memiliki slogan dan gambar 
4. Slogan yang memiliki kosakata

gramatikal
5. Iklan rokok yang hanya memiliki

gambar
58

LAMPIRAN III

Rekaptulasi hasil analisis data makna leksikal

Merk Rokok dan Bantuk


No. Makna Leksikal Keterangan
Slogan Leksikal
- Nanti
- Juga
A mild Sesuatu yang
- Lo
1. Nanti juga lo paham disampaikan melalui KBBI, 2002
- Paham
ekspresi gue ekpresi
- Ekspresi
- Gue
- Karena
- Logika
A Mild Outbond : - Beda
Kata logika dan kamu
2. Karena logika beda tipis - Tipis KBBI, 2002
gila disamaartikan
dengan lo gila - Dengan
- Lo
- Gila
A Mild wajah closeup: - Buka
Terbuka pada hal yang
3. Buka-bukaan yang - Yang KBBI, 2002
tidak boleh dibicarakan
bukan-bukan - Bukan
- Lo
- Pikir Berpikir bahwa keadaan
A Mild versi Mapan :
4. - Aman aman bukan berarti hidup KBBI, 2002
Lo piker aman itu mapan
- Itu mapan
- Mapan
A Mild versi Main Gitar - Berisik
Keributan membuatku
5. : - Gue KBBI, 2002
memiliki isi
Berisik gue berisi - Berisi
Surya 12 naik motor : - Takluk Segala sesuatu atau
6. KBBI, 2002
Taklukkan tantanganmu - Tantang hambatan itu dapat dilalui
- Main Bersenang-senang
Surya pro Mild :
- Bareng bersama bukan saling
7. Main bareng bukan jaim KBBI, 2002
- Bukan menampilkan pencitraan
bareng
- Jaim diri bersama
Tidak perlu terlalu
- Talk
banyak bicara karena
Class Mild : - Less
8. yang penting adalah KBBI, 2002
Talk less do more - Do
membuktikannya dalam
- More
perbuatan
U Mild : - Sekali
9. Sekali percaya tetap - Percaya Tetap mempercayai KBBI, 2002
percaya - Tetap
59

LAMPIRAN IV

Rekaptulasi hasil analisis data makna gramatikal

Bentuk Makna
No. Merk Rokok Slogan
Gramatikal Gramatikal
Sesuatu yang
A mild Nanti juga lo paham
1. Klausa disampaikan
ekspresi gue
melalui ekspresi.
A Mild Outbond Karena logika beda Akal sehat sama
2. Klausa konjungsi
tipis dengan lo gila dengan kegilaan
A Mild wajah
Buka-bukaan yang Menjelaskan hal
3. closeup Reduplikasi
bukan-bukan yang tidak-tidak

Kamu menganggap
Lo piker aman itu Struktur kalimat
4. A Mild versi Mapan bahwa aman sama
mapan tanya
dengan mapan
A Mild versi Main Keramaian
5. Gitar Berisik gue berisi Klausa inversi membuatku tidak
kosong
Orang, daerah atau
Surya 12 naik motor Taklukkan Struktur kalimat
6. negara yang sudah
tantanganmu perintah
ditaklukkan
Bersenang-senang
Main bareng bukan
7. Surya pro Mild Klausa negatif bersama tanpa
jaim bareng
menjaga citra diri.
8. Class Mild Talk less do more
U Mild Sekali percaya tetap
9. Kalimat penegasan
percaya
60

LAMPIRAN V

Rekaptulasi hasil analisis data makna kontestual

No. Merk Rokok Slogan Situasi Kontekstual Makna Kontekstual


Ekspresi pada slogan
Seorang pria tersebut
mengendarai sebuah meperlihatkan atau
Nanti juga lo mobil dengan ekspresi menyatakan maksud
A mild
1. paham ekspresi wajah yang serius, dari aktivitas seorang
gue warna mobil yang pria yang
digunakan adalah mengendarai sebuah
warna kuning mobil nantinya akan
kita pahami
Tidak menggunakan
Seorang laki-laki yang
akal sehatnya dengan
berjalan di atas seutas
Karena logika benar sehingga
A Mild Outbond tali pada ketinggian
2. beda tipis dengan melakukan perbuatan
tertentu tanpa
lo gila yang hanya bisa
menggunakan alat
dilakukaan oleh orang
pengaman.
yang sudah gila.
Laki-laki dalam
A Mild wajah Buka-bukaan Laki-laki yang sedang slogan
3. closeup yang bukan- berteriak sekencang- mengungkapkan
bukan kencangnya. dengan jelas pada hal
yang tidak-tidak.

Seorang laki-laki yang Kamu yang merasa


A Mild versi Lo piker aman
4. duduk nyaman pada aman hanya karena
Mapan itu mapan
sofa yang empuk. duduk di sofa.

Laki-laki tersebut
A Mild versi Seorang laki-laki yang
Memetik gitar untuk
5. Main Gitar Berisik gue berisi memainkan alat musik
Menghasilkan lagu
gitar di atap gedung.
Yang indah
Seorang laki-laki yang
Surya 12 naik Segala sesuatu atau
Taklukkan sedang mengendarai
6. motor hambatan itu dapat
tantanganmu motor di jalan raya
kamu lalui.
pada malam hari
Kumpulan pemuda
Main bareng
Kumpulan anak muda Yang bermain untuk
7. Surya pro Mild bukan jaim
yang sedang bermain Bersenang-senang
bareng
Bareng bermain di
61

taman tanpa merasa


Canggung
banyak bekerja itu
Talk less do laki-laki yang sedang lebih produktif
8. Class Mild
more sibuk bekerja dibandingan banyak
bicara.
2 orang laki-laki
menunggu seorang
temannya yang msih
laki-laki yang ada
berada dijalan, sedang
pada iklan tersebut
kereta yang akan
U Mild Sekali percaya tetap konsisten pada
9. ditumpangi akan
tetap percaya apa yang dia percayai
segera berangkat.dan
meski dalam kondisi
selang beberapa detik
apapun.
kemudian temannya
pun datang tepat
waktu
RIWAYAT HIDUP

Fakhrul Yusuf dilahirkan pada 27 september 1996 di

Kalumpang, desa Tritiro, kecamatan Bontotiro, kabupaten

Bulukumba. Penulis merupakan anak kedua dari lima

bersaudara, buah kasih dari pasangan Muh yusuf dan

Rosnaedah. Penulis mulai menjejaki pendidikan kesiswaan pada tahun 2001.

Lulus TK Piveri pada tahun 2002, kemudian lulus SD Negeri Limbung Putri pada

tahun 2008. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di SMP

Negeri 1 Bajeng dan lulus pada tahun 2011. Terakhir, penulis lulus dari tuntutan

ilmu bangku persekolahan di SMA Negeri 1 Bajeng pada tahun 2014.

Tahun 2014 hingga sekarang, penulis aktif sebagai mahasiswa di Jurusan

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhamadiyah Makassar.

Anda mungkin juga menyukai