Anda di halaman 1dari 148

“PERSEPSI GURU DALAM KONSEP PENDIDIKAN (STUDI PADA

PENERAPAN MERDEKA BELAJAR DI SMA NEGERI 5 TAKALAR)”

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :
Kasmawati
Nim: 105381106216

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar  Fax (0411) 860 132 Makassar 90221 www.fkip-unismuh-info

SURAT PERNYATAAN

Mahasiswa yang bersangkutan:

Nama : Kasmawati
Stambuk : 105381106216
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
DenganJudul : Persepsi Guru Dalam Konsep Pendidikan (studi pada
penerapan merdeka belajar di Sma Negeri 5 Takalar)

Dengan menyatakan bahwa Skripsi yang saya ajukan di depan Tim

Penguji adalah hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau

dibuatkan oleh siapapun. Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia

menerima sanksi apa bila pernyataan ini tidak benar.

Makassar,16 Januari 2021


Yang Menbuat Pernyataan

Kasmawati
105381106216

iv
Badan Akreditasi Nasional
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar  Fax (0411) 860 132 Makassar 90221 www.fkip-unismuh-info

SURAT PERJANJIAN

Mahasiswa yang bersangkutan:

Nama : Kasmawati
Stambuk : 105381106216
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:


1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai skripsi ini, saya akan
menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)
2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam menyusun skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1.2 dan 3 saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.


Makassar,16 Januari2021
Yang Membuat Perjanjian

Kasmawati

Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi

Drs. H. Nurdin, M.Pd.


NBM: 575 474

v
MOTTO

Berdoalah kepada ku pastilah aku kabulkan untukmu!


(Al Mukmin:60)

Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, dan do’a adalah inti ibadah
JATUH? BANGKIT LAGI!!!

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini Sebagai darma baktiku untuk Ayahanda

dan Ibundaku tercinta Serta saudara dan keluargaku tersayang.

vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Pertama dan yang paling utama tiada untaian kata yang paling indah yang
terucap dari lisan seorang hamba selain pujian syukur kehadirat Allah SWT.
Tuhan pencipta alam semesta dan segala isinya yang telah melimpahkan Taufiq
dan hidayah-Nya serta kenikmatan iman, Islam dan kesehatan jasmani
maupun rohani, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
Shalawat serta salam yang penulis sanjung agungkan kepada Muhammad
SAW yang telah membawa ajaran yang paling sempurna, dan diantaranya
yaitu mengutamakan kepada manusia untuk menuntut ilmu pengetahuan agar
dapat dimanfaatkan dalam segala aspek kehidupan, dan dari Ridha Allah
SWT serta Syafa‟at Rosulullah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Persepsi Guru Dalam Konsep Pendidikan (studi pada penerapan
merdeka belajar di sma negeri 5 takalar)”
Skripsi ini ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan
terlaksana tanpa bantuan, bimbingan, petunjuk dari berbagai pihak, baik
berupa moril maupun materi.
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang telah menyumbangkan tenaga, pikiran, ilmu pengetahuan,
motivasi beserta doa kepada penulis dalam penyelesain skripsi ini. kepada orang
tua, tercinta selama ini telah memberikan dukungan dan do’a yang tidak pernah
putus agar menjadi anak yang sukses. Penulis tak pernah lupa atas semua yang
telah mereka berikan, semoga mereka selalu diberi umur yang panjang dan
diberikan kesehatan dan lidungi Allah Subuhhana Wata’ala.
1. Teristimewa orang tua saya Ayahanda Sangkala Dg. Tawang dan Ibunda
Singara Tercinta dengan segala pengorbanannya tak akan pernah penulis
lupakan jasa-jasa mereka. Do’a restu nsehat dan petunjuk bagi mereka yang
merupakan dorongan yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis
hingga saat ini.

vii
2. Bapak Prof. Dr.H.Ambo Asse.,M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis menimba
ilmu pengetahuan di kampus tercinta ini.
3. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
4. Bapak Drs. H. Nurdin,M.Pd ketua prodi Sosiologi Universitas Muhammadi
yah Makassar
5. Bapak Kaharuddin,S.Pd.,M.Pd.,Ph.D sekertaris Jurusan prodi sosiologi
Universitas Muhammadiyah Makassar.
6. Bapak Kaharuddin,S.Pd.,M.Pd.,Ph.D pembimbing I yang telah memberikan
saran, motivasi dan sumbangan pemikiran kepada penulis sehingga
tersusunnya skripsi
7. Bapak Lukman ismail, S.Pd.,M.Pd pembimbing II yang dengan penuh
ketelitian dan kesabaran membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Teruntuk nenek ummi hj basse siang dg.bau dan yudha eka putra yang tak
henti-hentinya mendo’akan, yang selalu memberikan dukungan dan
semangat kepada peneliti.
9. Teruntuk sahabatku firda, riska, vivin, sry wahyuni S.pd, nurul, nisa, wiwi,
andijusmawati S.pd, sukma, rahmi, sartina, risma, ros, handayani, rahma,
jeanisa, yang selalu mensupport untuk menyelesaikan skripsi ini
10. Semua pihak yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu.
Demikianlah mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi
peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya. Semoga Allah melimpahkan
pahala yang berlipat ganda atas bantuan yang telah diberikan kepada
peneliti dalam menyelesaian skripsi ini, Amin Yarobbal Alamin.

Makassar,20 januari 2021


Peneliti

Kasmawati
Nim :105381106216

viii
Abstrak

Kasmawati, Tahun 2021, “Persepsi Guru Dalam Konsep Pendidikan (Studi


Pada Penerapan Merdeka Belajar Di Sma Negeri 5 Takalar)”.Skripsi
Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I
Kaharuddin dan Pembimbing II Lukman Ismail

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru terhadap penerapan


merdeka belajar dan faktor yang menjadi kendala dalam penerapan merdeka
belajar di SMA Negeri 5 Takalar. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan observasi, wawancara, dan juga dokumentasi.
Sumber data yang diolah merupakan sumber data primer dan data sekunder. Dan
metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitatif

Hasil penelitian dalam penelitian ini adalah persepsi guru terhadap


penerapan merdeka belajar di SMAN 5 Takalar adalah dengan menerapkan
merdeka belajar siswa-siswa SMAN 5 Takalar akan mampu meningkatkan
kemampuan diri mereka karena diberikan kebebasan dalam proses pembelajaran,
namun pemahaman secara terperinci yang dimiliki oleh guru, siswa, dan orang tua
siswa masih sangatlah minim dan Faktor yang menjadi kendala dalam penerapan
merdeka belajar adalah kurangnya pemahaman yang dimiliki oleh guru, siswa,
dan orang tua murid sehingga menghambat tujuan dari proses penerapan merdeka
belajar dan juga kurangnya fasilitas yang tersedia dalam proses penerapan
merdeka belajar.

Kata Kunci : Merdeka Belajar

ix
Abstract
Kasmawati, 2021, "Teachers' Perceptions in the Concept of Education (Study
on the Application of Independent Learning in State High School 5 Takalar)."
Thesis of Sociology Education Study Program, Teacher Training and Education
Faculty, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Advisor I
Kaharuddin and Advisor II Ismail.

This study aims to determine teachers' perceptions of the application of


independent learning and the factors that become obstacles in implementing
independent learning at SMA Negeri 5 Takalar. This type of research used in
research is qualitative. The data sources that are processed are primary data
sources and secondary data.

The results of the research in this study are the teacher's perception of the
implementation of independent learning at SMAN 5 Takalar is that by
implementing independent learning the students of SMAN 5 Takalar will be able
to improve their own abilities because they are given freedom in the learning
process, but the detailed understanding of the teachers, students , and parents of
students are still very minimal and the factor that becomes an obstacle in
implementing independent learning is the lack of understanding possessed by
teachers, students, and parents of students so that it hinders the purpose of the
process of implementing independent learning and also the lack of facilities
available in the process of implementing independent learning .

Keywords: Independent Learning

x
Daftar Isi
Halaman Judul ............................................................................................... i
Lembar Pengesahan ...................................................................................... ii
Persetujuan Pembimbing .............................................................................iii
Lembar Pernyataan Keaslian ...................................................................... iv
Lembar Perjanjian ........................................................................................ v
Motto .............................................................................................................. vi
Persembahan ................................................................................................. vi
Kata Pengantar............................................................................................. vii
Abstrak Indonesia ......................................................................................... ix
Abstract ........................................................................................................... x
Daftar Isi ........................................................................................................ xi
Daftar Gambar ............................................................................................. xiv
Daftar Lampiran .......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 9
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 9
E. Definisi Operasional........................................................................... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP


A. Kajian Konsep .................................................................................... 11
1. Pengertian persepsi................................................................. 11
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi........................... 11
3. Proses terjadinya persepsi ...................................................... 13
4. Definisi guru........................................................................... 14
5. Definisi pendidikan ................................................................ 16
6. Definisi Merdeka belajar ........................................................ 19
B. Kajian Teori ....................................................................................... 25
1. Teori belajar paulo freire........................................................ 25

xi
2. Teori belajar sosial ................................................................. 27
3. Teori kebutuhan prestasi ........................................................ 29
C. Kerangka Pikir ................................................................................... 37
D. Penelitian Relevan.............................................................................. 39

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian ........................................................ 42
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian............................................................. 43
C. Fokus penelitian ................................................................................ 43
D. Informan Penelitian ............................................................................ 44
E. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 45
F. Instrumen Penelitian........................................................................... 46
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 47
H. Analisis Data ...................................................................................... 48
I. Uji Keabsahan Data............................................................................ 51

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Lokasi Penelitian ................................................................... 53


B. Keadaan Geografis ............................................................................. 53
C. Visi Misi ............................................................................................. 54
D. Daftar Jumlah Siswa SMAN 5 Takalar .............................................. 57
E. Daftar Nama Guru .............................................................................. 58
F. Sarana Dan Prasarana ......................................................................... 61

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................. 65


1. Persepsi Guru Terhadap Konsep Penerapan Merdeka
Belajar .......................................................................................... 65
2. Faktor Yang Menjadi Kendala Dalam Penerapan
Merdeka Belajar Pada SMAN 5 Takalar ..................................... 74
B. Pembahasan ........................................................................................ 78

xii
1. Persepsi Guru Terhadap Konsep Penerapan Merdeka
Belajar .......................................................................................... 78
2. Faktor Yang Menjadi Konsep Dalam Penerapan
Merdeka Belajar Pada SMAN 5 Takalar ..................................... 81

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... 85
B. Saran..................................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 87


Lampiran

xiii
Daftar Gambar

No Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir..................................................................... 39

2. Struktur Organisasi ......................................................................... 55

xiv
Daftar Lampiran

No Halaman

1. Hasil Wawancara Kepala Sekolah.................................................. 89

2. Hasil Wawancara Wakasek Humas ................................................ 92

3. Hasil Wawancara Pembina Osis ..................................................... 96

4. Hasil Wawancara Guru Bahasa Inggris .......................................... 100

5. Hasil Wawancara Wakasek Kurikulum.......................................... 102

6. Hasil Wawancara Siswa ................................................................. 106

xv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembang bangsa-bangsa dapat dilihat pada tiga kategori yaitu negara

terbelakang, negara berkembang, negara maju. Salah indikator mengklasifikasian

ketiga jens negara tersebut melalui indeks pembangunan dapat dilihat melalui

komponen yaitu pendidikan,kesehatan,pendapatan.

Dalam indonesia Human Development Report dalamYunitaMahrany

(2012:4), dijelaskan bahwa perkembangan pembangunan manusia selama ini

sangat tergantung pada pertumbuhan ekonomi dari awal 1970-an sampai akhir

1990-an. Pertumbuhan tersebut memungkinkan manusia untuk mengalokasikan

pengeluaran untuk kesehatan dan pendidikan. Sementara pengeluaran pemerintah

untuk pelayanan kesehatan dan pendidikan relatif sedikit serta kebutuhan dalam

meningkatkan alokasi pengeluaran pemerintah untuk bidang sosial menjadi

semakin terasa ketika indonesia mengalami krisis ekonomi. Krisis tersebut

menyebabkan merosotnya pencapaian pembangunan manusia.Adapun 10 besar

indeks pembangunan manusia di negara maju, indeks pembangunan manusia

tertinggi khusus untuk negara maju adalah Norwegia yaitu sebesar 0,97. Australia

adalah peringkat kedua yang memiliki indeks pembangunan manusia tertinggi

khusus untuk negara maju yaitu sebesar 0,970.

Di beberapa negara berkembang seperti filipina mempunyai indeks

pembangunan manusia lebih tinggi dibandingkan negara indonesia. Philipina

1
2

memiliki indeks pembangunan manusia sebesar 0,751, dan peringkat filipina lebih

baik dari pada indonesia, philipina menduduki urutan ke 97 atau 11 peringkat di

atas indonesia. Philipina cukup baik karena investasinya di bidang pendidikan.

Sementara dari sisi pendapatan philipina sedikit lebih besar dibandingkan dengan

indonesia. Dibandingkan pada tahun sebelumnya 2007 indeks pembangunan

manusia indonesia menempati peringkat 108 dari 182 negara dengan kata lain

indonesia mengalami penurunan pada tahun 2009 karena negara indonesia berada

diurutan 55 dengan skor 84,4 dari 60 negara yang masuk dalam perhitungan,

angka ini menunjukkan bahwa indonesia masih cukup tertinggal dan kesulitan

untuk bisa bersaing dengan negara-negara lainnya.

Diperlukan upaya khusus yang menyeluruh dari pemerintah dan juga

setiap penduduk di indonesia untuk meningkatkan kualitas setiap bangsa.Di

semua provinsi di pulau jawa, setiap peningkatan pendapatan meningkatkan IPM,

namun besaran peningkatan IPM pada masing masing provinsi berbeda. Dilihat

dari besaran peningkatan IPM untuk setiap tambahan pendapatan maka provinsi

daerah istimewah yogyakarta (DIY) memiliki performance yang paling baik,

diikuti provinsi banten, jawa timur, jawa tengah, jawa barat, dan DKI jakarta.

Seluruh provinsi di pulau jawa menunjukkan kinerja di atas rata rata provinsi

secara nasional Yunita Mahrany (2012:6).

Angka indeks pembangunan manusia di sulawesi selatan cenderung naik

setiap tahunnya, dari tahun 2006 sebesar 68,81 hingga tahun 2010 sebesar 72,25.

Akan tetap indeks pembangunan manusia sulawesi selatan masih dibawa indeks

pembangunan manusia nasional. Dapat dilihat bahwa angka IPM sulawesi selatan
3

relatif rendah dibanding dengan angka IPM nasional. Hingga pada tahun 2010,

angka IPM sulawesi selatan mencapai 72,25. Sedangkan IPM nasional sebesar

73,40. Dalam pembangunan manusia, indeks kesehatan di peroleh dari angka

harapan hidup seseorang sejak dilahirkan. Angka harapan hidup di provinsi

sulawesi selatan selama kurang waktu 2006 hingga 2010 semakin meningkat.

Pada tahun 2006 tercatat sebesar 69,2 tahun dan meningkat menjadi 70,00 tahun

pada tahun 2010. Angka harapan hidup di sulawesi selatan pada tahun 2009

berada di atas angka nasional (69,8 tahun). Membaiknya pelayanan dan sistem

pelayanan kesehatan provinsi sulawesi selatan diwujudkan melalui program

kesehatan gratis. Menurut data yang dipublikasikan oleh situs resmi pemerintah

sulawesi selatan, angka kunjungan masyarakat sebagai pengguna pelayanan

kesehatan gratis di sulawesi selatan meningkat signifikan Yunita Mahrany

(2012:8).

Indeks pembangunan manusia (IPM) kabupaten takalar, mencapai 1,32

persen pada tahun 2019 lalu. Angka pertumbuhan IPM takalar tercatat sebagai

yang tertinggi di sulawesi selatan. Angka itu menunjukkan kenaikan sebesar 0,42

persen dari pertumbuhan IPM takalar tahun 2018 pada angka 0,90 persen.

Pertumbuhan IPM takalar tahun 2019 tertinggi di sulsel sebesar 1,32 persen (BPS

2019).

Peningkatan sumber daya manusia(SDM) mutlak dilakukan karena SDM

berkualitas lah yang akan mampu bersaing dengan SDM negara lain. Berkaitan

dengan hal tersebut, pemerintah khususnya pemerintah daerah perlu lebih

mengedepankan upaya peningkatan kualitas SDM melalui program program yang


4

lebih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pendidikan baik formal maupun

non formal. Karena sudah saatnya masyarakat menyadari bahwa pendidikan

merupakan kebutuhan yang penting. Seluruh penduduk kabupaten takalar berhak

untuk memperoleh pendidikan dasar yang layak dan sudah menjadi kewajiban

pemerintah untuk selalu meningkatkan partisipasi sekolah dari masyarakat.

Dengan semakin banyaknya anak yang bersekolah pada jenjang

pendidikan sekolah dasar maupun menengah diharapkan dapat meningkatkan

kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang. Pemerintah kabupaten

takalar perlu melakukan terobosan dalam rangka percepatan di bidang pendidikan.

Pembangunan fasilitas sekolah dan rekrutmen tenaga pendidik harus menjadi

prioritas dengan memperhatikan asas pemerataan akses pendidikan bagi seluruh

masyarakat. Perkembangan IPM takalar mengalami tren peningkatan dari tahun

ketahun selama periode 2014-2018. Peningkatan IPM terbesar terjadi pada kurun

waktu 2015-2016 yakni mengalami peningkatan sebesar 0,89 poin, dan terendah

selama 2016-2017 yaitu sebesar 0,52 poin. IPM kabupaten takalar tergolong

dalam kategori menengah dengan nilai IPM kabupaten takalar sebesar 66,07 pada

tahun 2018, maka IPM kabupaten takalar tingkat menengah. Berdasarkan

peringkatnya IPM kabupaten takalar menduduki urutan peringkat ke 21 dari 24

kabupaten /kota se-sulawesi selatan, namun seiring dengan meningkatnya

komponen yang pembentuk IPM, maka angka IPM tetap menunjukkan adanya

pertumbuhan miskin relatif kecil. Peningkatan ini suatu kemajuan bagi kabupaten

takalar, Berikut ini adalah perkembangan dari masing masing komponen

penyusun IPM di kabupaten takalar tahun 2014-2018(BPS 2019).


5

Pemerintah terus melakukan perbaikan dengan cara melakukan perubahan

kebijakan-kebijakan di sektor pendidikan untuk menjadikan pendidikan di

Indonesia semakin baik serta menunaikan beban moral pemerintahan yang

termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut. Pemerintah

Indonesia sebenarnya selalu memberikan perhatian lebih terhadap sektor

pendidikan. Ini dibuktikan dengan telah ditetapkan beberapa kebijakan

pemerintah di sektor pendidikan, mulai dari program wajib belajar, beasiswa

kepada masyarakat kurang mampu dan program-program yang mengupayakan

peningkatan kualitas pendidikan, serta 20 persen APBN untuk sektor pendidikan.

Pertanyaan besar adalah ke mana arah pendidikan Indonesia saat ini, dan

kenapa kemudian pendidikan di Indonesia masih tertinggal jauh dengan negara-

negara di dunia. Dalam kaitannya dengan “Merdeka Belajar” yang dicanangkan

oleh Mendikbud Nadiem Makarim, bahwa ada dua poin terpenting dalam

pendidikan, yaitu merdeka belajar dan guru penggerak. Merdeka belajar artinya

guru dan muridnya memiliki kebebasan untuk berinovasi, kebebasan untuk belajar

mandiri dan kreatif.

Disampaikan Mendikbud dalam rapat koordinasi dengan para kepala dinas

pendidikan seluruh indonesia di jakarta, rabu(11/12/2020). “yang lebih cocok

untuk murid-murid mereka, lebih cocok untuk daerah mereka, lebih cocok untuk

kebutuhan pembelajaran murid mereka” kini sekolah diberikan ruang yang lebih

bebas untuk menyelenggarakan sebuah asesmen mandiri yang diyakini lebih baik

atau lebih holistik untuk mengukur kompetensi peserta didiknya. “Bayangkan

betapa banyaknya inovasi yang bisa dilakukan guru penggerak dan kepala sekolah
6

penggerak dengan adanya kemerdekaan ini,” Kata Mendikbud. Terkait kesiapan

penyelenggaraan asesmen di tingkat sekolah, mendikbud menegaskan bahwa hal

tersebut menjadi hak setiap sekolah (Mendikbud:2020) .

Menurut Rian Irwinsyah (2020) Merdeka belajar menjadi salah satu

program inisiatif Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang ingin menciptakan

suasana belajar yang bahagia dan suasana yang happy. Dapat memahami dan

mengubah cara pandang pendidikan. Hal ini karena, manusia itu mempunyai

kemampuan yang unik dan luar biasa serta dapat mengatasi berbagai

permasalahan yang mengancam manusia itu sendiri. juga menolak corak

pendidikan yang otoriter yang terjadi di masa lalu dan sekarang. Pendidikan yang

otoriter dianggap dapat menghambat dalam mencapai tujuan tujuan yang baik,

karena kurang menghargai kemampuan yang dimiliki manusia dalam proses

pendidikan.

Padahal dalam pendidikan semua elemen dianggap sebagai motor

penggerak untuk mencapai sebuah kemajuan atau progres ke depan. Dengan

demikian, bagi ide-ide, teori-teori, dan cita-cita tidak cukup hanya diakui sebagai

hal-hal yang ada (tetapi yang ada ini harus dicari maknanya untuk mencapai

sebuah kemajuan). Dengan memahami dan menerapkan cara pandang pendidikan

dan dihubungkan dengan gebrakan kebijakan “merdeka belajar” yang telah

dicanangkan oleh Mendikbud Nadiem Makarim, diharapkan pendidikan di

Indonesia mempunyai arah dan tujuan yang jelas. Selain itu, pendidikan di

Indonesia menjadi lebih maju, berkualitas dan sesuai dengan harapan semua
7

masyarakat Indonesia serta searah dengan yang telah diamanatkan oleh UUD

1945.

Tujuan merdeka belajar agar para guru, peserta didik, serta orang tua bisa

mendapat suasana yang bahagia. “merdeka belajar itu bahwa proses pendidikan

harus menciptakan suasana-suasana yang membahagiakan”. Dalam hal ini yang

perlu dikembangkan adalah guru sebagai kunci utama keberhasilan merdeka

belajar baik bagi siswa maupun gurunya sendiri. Merdeka belajar adalah proses

dimana seorang guru mampu memerdekakan dirinya terlebih dahulu dalam proses

belajar mengajar dan mampu memberikan rasa nyaman serta rasa merdeka belajar

bagi siswa-siswanya.

Dari hasil observasi awal yang telah dilakukan sebelumnya Februari 2020

di sman 5 takalar dari segi pembelajaran di kelas sebagian guru menggunakan

metode ceramah di kelas yang pastinya membuat siswa jenuh, anak-anak masih

menjadi objek dalam belajar hingga mereka kurang kreatif karena proses KBM

(kegiatan belajar mengajar) masih didominasi guru, anak-anak sibuk mengerjakan

berbagai tugas yang diberikan guru termasuk PR, dan sumber belajar yang

digunakan di kelas masih sangat terbatas, umumnya baru memanfaatkan buku

paket saja sehingga siswa kurang peluang untuk mencari bahan dari berbagai

sumber selain buku paket. Dan dilihat dari kesiapan sekolah dan gurunya dimana

guru mempunyai peran yang signifikan di dalam proses pembelajaran di sekolah,

salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan dengan cara mengembangkan

merdeka belajar. Merdeka belajar sebagai upaya perbaikan pembelajaran

memberikan kemudahan dan penyederhanaan untuk proses belajar mengajar, misi


8

yang ingin dicapai antara lain suatu kelulusan dari jenjang pendidikan tertentu

benar-benar memiliki kompetensi yang harus dimiliki seorang peserta didik

melalui pembelajaran merdeka belajar. Merdeka belajar ini memberikan peluang

bagi guru memiliki kebebasan berinovasi, kebebasan untuk belajar mandiri dan

kreatif agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Dari hal tersebut sehingga peneliti ingin melihat persepsi guru sebagai

pelaksana di lapangan terhadap penerapan konsep merdeka belajar serta kesiapan

sekolah dalam mempersiapkan pelaksanaan program konsep merdeka belajar.

Didukung oleh pengamatan sebelumnya bahwa kondisi sekolah sudah

dibayangkan bisa menerapkan konsep merdeka belajar di SMA NEGERI 5

TAKALAR dilihat dari kondisi sekolah tersebut sudah meniadakan UN dan

beberapa pendapat dari narasumber bahwa peraturan penerimaan peserta didik

baru jalur zonasi sudah dilaksanakan pada tanggal 29 juni 2020. Berdasarkan

uraian tersebut sehingga saya mengangkat judul “PERSEPSI GURU DALAM

KONSEP PENDIDIKAN (STUDI PADA PENERAPAN MERDEKA BELAJAR

DI SMA NEGERI 5 TAKALAR)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian singkat diatas maka dapat dirumuskan permasalahan

adalah;

1. Bagaimana persepsi guru terhadap konsep penerapan merdeka belajar

SMAN 5 takalar?

2. Faktor apakah yang menjadi kendala dalam penerapan merdeka belajar di

SMAN 5 takalar?
9

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan dari skripsi

ini adalah untuk mengetahui:

1. Mengetahui persepsi guru terhadap konsep penerapan merdeka belajar di

SMAN 5 takalar.

2. Mendeskripsikan faktor yang menjadi kendala dalam penerapan merdeka

belajar di SMAN 5 takalar.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis manfaat yang didapatkan dapat memahami konsep

merdeka belajar bagi guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di

sman 5 takalar.

Tujuan lainnya dalam aspek pendidikan sosiologi adalah ilmu yang

berusaha untuk mengetahui cara mengendalikan proses pendidikan untuk

mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik, mengarah pada

esensi dari pendidikan sosiologi tersebut.

2.Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah

Secara praktis manfaat yang dapat diperoleh sekolah dapat

mensosialisasikan merdeka belajar, menjadikan referensi dan

informasi serta masukan kepada pihak-pihak yang terkait untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa, terutama bagi sman 5 takalar.


10

Dalam upaya kesiapan untuk konsep merdeka belajar di sman 5

takalar.

b. Bagi guru

Memudahkan guru untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap

materi yang telah diberikan.

c. Bagi siswa

Siswa akan terlatih kesiapannya dalam proses belajar mandiri,

siswa akan terlatih menggunakan daya serap pemahaman penjelasan

dari temannya, siswa akan serius dalam proses pembelajaran yang

bahagia ini dimana dan kapan saja dilakukan.

E. Definisi operasional

1. Persepsi guru adalah suatu pandangan seseorang terhadap sesuatu yang

terjadi pada pengalaman-pengalaman yang ada.

2. Konsep pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan baik langsung

maupun tidak langsung untuk membantu meningkatkan perkembangan

potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya

sebagai seorang individu.

3. Konsep merdeka belajar adalah program kebijakan yang baru dari

pemerintah, dimana merdeka belajar ini suatu proses pembelajaran yang

bahagia atau happy tanpa dibebani, di dalam pembelajaran yang awalnya

bernuansa di dalam kelas menjadi di luar kelas. Pembelajaran akan lebih

nyaman karena murid dapat berdiskusi lebih dengan guru dan lebih

membentuk karakter peserta didik.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Konsep

1. Pengertian Persepsi

Menurut Bimo Walgito dalam Sry wahyuni Nur (2017:28-31) Persepsi

merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu

merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra atau

juga disebut proses sensoris. Menurut Slameto persepsi adalah proses yang

menyangkut masuknya pesan atau informasi dalam otak manusia, melalui

persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan

lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera

penglihat, pendengar,peraba,perasa,dan pencium.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Mifta Toha menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

seseorang adalah sebagai berikut:

1) Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka,

keinginan atau harapan, perhatian(fokus), proses belajar, keadaan

fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan

motivasi.

2) Faktor Eksternal: latar belakang keluarga informasi yang diperoleh,

pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas ukuran, keberlawanan,

11
12

3) pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan

suatu objek.

Sedangkan menurut Bimo Walgito dalam Sry wahyuni Nur

(2017:28-31) faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat

dikemukakan beberapa faktor yaitu:

1) Objek yang dipersepsi, objek yang menimbulkan stimulus yang

mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari dalam

diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai saraf

penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian besar

stimulus datang dari luar individu.

2) Alat indera,saraf,dan pusat susunan saraf, alat indera atau reseptor

merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu juga harus

ada saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang

diterima reseptor ke pusat susunan saraf, yaitu otak sebagai pusat

kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan responden diperlukan

saraf motoris.

3) Perhatian untuk menyadari atau mengadakan persepsi diperlukan

adanya perhatian, langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam

rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau

konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada

sesuatu atau sekumpulan objek.

Dari hal-hal tersebut dapat dikemukakan bahwa untuk mengadakan

persepsi adanya beberapa faktor yang berperan yang merupakan syarat


13

agar terjadi persepsi, yaitu objek atau stimulus yang dipersepsi, alat

indera atau syaraf-syaraf serta susunan saraf, yang merupakan syaraf

fisiologis dan perhatian yang merupakan saraf psikologis.

3. Proses terjadinya persepsi

Proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut. Objek

menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor.

Perlu dikemukakan bahwa antara objek dan stimulus itu berbeda, tetapi

ada kalanya bahwa objek dan stimulus itu menjadi satu, misalnya dalam

hal tekanan benda sebagai objek langsung mengenai kulit, sehingga akan

terasa tekanan tersebut.

Proses stimulus mengenai alat indra merupakan proses kelamaan

atau proses fisik. Stimulusnya yang diterima oleh alat indra diteruskan

oleh saraf sensoris ke otak. Proses ini yang disebut proses fisiologis.

Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga

individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar atau apa

yang di raba. Proses yang terjadi dalam otak atau pusat kesadaran inilah

yang disebut proses psikologis. Dengan demikian dapat dikemukakan

bahwa taraf terakhir dari proses persepsi individu menyadari tentang

misalnya apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba,

yaitu stimulus yang diterima melalui alat indera, proses ini merupakan

proses terakhir dari persepsi dan merupakan persepsi sebenarnya. Respon

sebagai akibat dan resepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai

macam bentuk.
14

Dalam proses persepsi perlu adanya perhatian sebagai langkah

persiapan dalam persepsi itu. Hal tersebut karena keadaan menunjukkan

bahwa individu tidak hanya dikenai oleh suatu stimulus saja, tetapi

individu juga dikenai berbagai macam stimulus yang ditimbulkan oleh

keadaan sekitarnya. Namun demikian tidak semua stimulus mendapatkan

respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang

bersangkutan.

4. Definisi Guru

Menurut Dedi Supriadi (1999), guru sebagai suatu profesi di indonesia

baru dalam taraf sedang tumbuh (emerging profession) yang tingkat

kematangannya belum sampai pada yang telah dicapai oleh profesi-profesi

lainnya sehingga guru dikatakan sebagai profesi yang setengah-setengah atau

semi profesional.

a) Syarat-syarat Profesi Guru suatu pekerjaan dapat menjadi profesi harus

memenuhi kriteria atau persyaratan tertentu yang melekat dalam

pribadinya sebagai tuntunan melaksanakan profesi tersebut.

1) Pekerja penuh

Suatu profesi merupakan pekerja penuh dalam pengertian pekerjaan

yang diperlukan oleh masyarakat atau perorangan. Tanpa pekerjaan

tersebut masyarakat akan menghadapi kesulitan. Profesi merupakan

pekerjaan yang mencakup tugas, fungsi, kebutuhan, aspek atau

bidang tertentu dari anggota masyarakat secara keseluruhan.


15

2) Ilmu pengetahuan

Untuk melaksanakan suatu profesi diperlukan ilmu pengetahuan.

Tanpa menggunakan ilmu tersebut profesi tidak dapat dilaksanakan.

3) Aplikasi ilmu pengetahuan

Ilmu pengetahuan pada dasarnya mempunyai dua aspek, yaitu aspek

teori dan aspek aplikasi. Aspek aplikasi ilmu pengetahuan adalah

penerapan teori-teori ilmu pengetahuan untuk membuat sesuatu,

mengajarkan sesuatu atau memecahkan sesuatu yang diperlukan.

4) Lembaga pendidikan

Ilmu pengetahuan yang diperlukan oleh guru untuk melaksanakan

profesinya harus dipelajari dari lembaga pendidikan tinggi yang

Lembagakhusus mengajarkan, menerapkan dan meneliti serta

mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu

keguruan.

5) Perilaku profesi

Perilaku profesional yaitu perilaku yang memenuhi persyaratan

tertentu, bukan perilaku yang memenuhi persyaratan tertentu, bukan

perilaku pribadi yang dipengaruhi oleh sifat-sifat atau kebiasaan

pribadi.

6) Standar profesi

Standar profesi adalah prosedur dan norma-norma serta prinsip-

prinsip yang digunakan sebagai pedoman agar keluaran (output)


16

kuantitas dan kualitas pelaksanaan profesi tinggi sehingga kebutuhan

orang dan masyarakat ketika diperlukan dapat dipenuhi.

7) Kode etik profesi

Suatu profesi dilaksanakan oleh profesional dengan menggunakan

perilaku yang memenuhi norma-norma etik profesi. Kode etik adalah

kumpulan norma-norma yang merupakan pedoman perilaku

profesional dalam melaksanakan profesi. Kode etik guru adalah

suatu norma atau aturan tata susila yang mengatur tingkah laku guru.

5. Definisi pendidikan

Menurut Ondi dan Aris (2015:7-13) Dalam kajian dan pemikiran

tentang pendidikan terlebih dahulu perlu diketahui 2 istilah yang hampir sama

bentuknya dan sering dipergunakan dalam dunia pendidikan yaitu pedagogik

berarti “pendidikan” sedangkan pedagogy artinya “ilmu pendidikan”. Dalam

pengertian yang sederhana ini dan umum makna pendidikan sebagai usaha

manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi

pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di

dalam masyarakat dan kebudayaan.

Definisi pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli antara lain:

1) Driyarkan mengatakan bahwa pendidikan adalah upaya memanusiakan

manusia muda. Pengangkatan manusia ke taraf insani itulah yang

disebut mendidik. Pendidikan ialah pemanusiaan manusia muda (Ditjen

Dikti, 1983/1984:19).
17

2) Dictionary of Education menyebutkan bahwa pendidikan adalah proses

dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-

bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat dimana ia hidup,

proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang

terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga

ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial

dan kemampuan individu yang optimum (Ditjen Dikti, 1983/1984:19).

Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses pertumbuhan yang

menyesuaikan dengan lingkungan, suatu pengarahan dan bimbingan yang

diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya, suatu usaha sadar untuk

menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang dikehendaki oleh

masyarakat, suatu pembentukan kepribadian dan kemampuan anak dalam

menuju kedewasaan.

a) Faktor-faktor pendidikan

Dalam aktivitas pendidikan ada enam faktor pendidikan yang dapat

membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi namun faktor

integrasinya terutama terletak pada pendidik dengan segala kemampuan dan

keterbatasannya keenam faktor pendidikan tersebut:

1) Faktor tujuan

Dalam praktek pendidikan, baik di lingkungan keluarga, disekolah

maupun di masyarakat luas, banyak sekali tujuan pendidikan yang

diinginkan oleh pendidik agar dapat dicapai (dimiliki) oleh peserta

didiknya.
18

2) Faktor pendidik

Kita dapat membedakan pendidik itu menjadi dua kategori ialah:

pendidik menurut kodrat,yaitu orang tua dan pendidik menurut jabatan

ialah guru. Orang tua sebagai pendidik menurut kodrat adalah pendidik

utama dan pertama, karena secara kodrati anak manusia dilahirkan oleh

orang tuanya (ibunya) dalam keadaan tidak berdaya. Hanya dengan

pertolongan dan layanan orang tua dengan anaknya dalam hubungan

edukatif, mengandung dua unsur dasar yaitu: undur kasih sayang

pendidik terhadap anak, unsur kesadaran dan tanggung jawab dari

pendidik untuk menentukan perkembangan anak.

3) Faktor peserta didik

Dalam pendidikan tradisional, peserta didik dipandang sebagai

organisme yang pasif, hanya menerima informasi dari orang dewasa.

Kini dengan cepatnya perubahan sosial, dan berkat penemuan

teknologi, maka komunikasi antar manusia berkembang amat cepat.

4) Faktor isi/materi pendidikan

Yang termasuk dalam arti /materi pendidikan ialah segala sesuatu oleh

pendidik langsung diberikan kepada peserta didik dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan.

5) Faktor metode pendidikan

Peristiwa pendidikan ditandai dengan adanya interaksi edukatif. Agar

interaksi ini dapat berlangsung secara efektif dan efisien dalam


19

mencapai tujuan maka di samping dibutuhkan pemilihan bahan/materi

pendidikan yang tepat, perlu dipilih metode yang tepat pula.

6) Faktor situasi lingkungan

Situasi lingkungan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. Situasi

lingkungan ini meliputi lingkungan fisis, lingkungan teknis dan

lingkungan sosial kultural. dalam hal-hal ini dimana situasi lingkungan

ini berpengaruh secara negatif terhadap pendidikan, maka lingkungan

itu menjadi pembatas pendidikan.

b) Fungsi pendidikan

Fungsi pendidikan dalam artian mikro (sempit) adalah membantu

(secara sadar) perkembangan jasmani dan rohani peserta didik. Fungsi

pendidikan secara makro (luas) ialah pengembangan pribadi, perkembangan

warga negara, pengembangan kebudayaan, pengembangan bangsa. Pada

prinsipnya mendidik adalah memberi tuntutan bantuan, pertolongan kepada

peserta didik (Fuad Ihsan,2011:1-11).

6. Definisi Merdeka Belajar

“Pendidikan Merdeka Belajar”. Konsep Ini merupakan respons

terhadap kebutuhan sistem pendidikan di era revolusi industri 4.0.Nadiem

Makarim menyebutkan merdeka belajar merupakan kemerdekaan berfikir.

Kemerdekaan Berpikir Ditentukan Oleh guru (Tempo.co,2019). Jadi Kunci

Utama menunjang sistem pendidikanyang baru adalah guru.

Nadiem Makarim(2019) mengatakan guru tugasnya mulia dan dan sulit.

Dalam sistem pendidikan nasional guru ditugasi untuk membentuk masa


20

depan bangsa namun terlalu diberikan aturan dibandingkan pertolongan. Guru

ingin membantu murid untuk mengerjakan ketertinggalan di kelas, tetapi

waktu habis untuk mengerjakan administrasi tanpa manfaat yang jelas. Guru

mengetahui potensi siswa tidak dapat diukur dari hasil ujian, namun guru di

kejar oleh angka yang didesak oleh berbagai pemangku kepentingan. Guru

ingin mengajak murid ke luar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapi

kurikulum yang begitu pada menutup petualangan. Guru sangat frustasi

bahwa di dunia nyata bahwa kemampuan berkarya dan berkolaborasi

menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal. Guru

mengetahui bahwa setiap murid memiliki kebutuhan berbeda, tetapi

keseragaman mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi. Guru

ingin setiap murid terinspirasi, tetapi guru tidak diberi kepercayaan untuk

berinovasi (Nadiem Makarim dalam Kemendikbud.go.id, 2019).R. Suyanto

Kusumaryono (2019) menilai bahwa konsep “Merdeka Belajar” yang

dicetuskan oleh Nadiem Makarim dapat ditarik beberapa poin (R. Suyanto

Kusumaryono dalam Kemendikbud.go.id,2019).

Dalam konsep merdeka belajar, antara guru dan murid merupakan

subjekdalam sistem pembelajaran. Artinya guru bukan dijadikan sumber

kebenaran oleh siswa, namun guru dan siswa berkolaborasi penggerak dan

mencari kebenaran. Artinya posisi guru di ruang kelas bukan untuk menanam

atau menyeragamkan kebenaran menurut guru, namun menggali kebenaran,

daya nalar dan kritisnya murid melihat dunia dan fenomena. Peluang

berkembangnya internet dan teknologi menjadi momentum kemerdekaan


21

belajar. Karena dapat meretas sistem pendidikan yang kaku atau tidak

membebaskan. Termasuk mereformasi beban kerja guru dan sekolah yang

terlalu dicurahkan padahal yang administratif. Oleh sebabnya kebebasan

untuk berinovasi, belajar dengan mandiri, dan kreatif dapat dilakukan oleh

unit pendidikan, guru dan siswa.

a. Pokok kebijakan program merdeka belajar

Pada konsep merdeka belajar ada 4 pokok program kebijakan merdeka

belajar:

1) Arah kebijakan baru dalam penyelenggaraan ujian sekolah berbasis

nasional.

Ujian yang dilakukan untuk menilai kompetensi siswa dilakukan

dalam bentuk tes tertulis atau bentuk penilaian lainnya yang lebih

komprehensif, seperti portofolio dan penugasan. Dengan itu, guru dan

sekolah lebih merdeka dalam penilaian hasil belajar siswa. Anggaran

USBN sendiri dapat dialihkan untuk mengembangkan kapasitas guru dan

sekolah, guna meningkatkan kualitas pembelajaran.

2) Tahun 2020 menjadi penyelenggaraan UN untuk terakhir kalinya.

Penyelenggaraan UN tahun 2021, akan diubah menjadi Asesmen

Kompetensi Minimum dan Survei Karakter, yang terdiri dari kemampuan

bernalar menggunakan bahasa (literasi), kemampuan bernalar

menggunakan matematika (numerasi), dan penguatan pendidikan

karakter,” jelas Mendikbud. Beda dengan UN yang biasa dilakukan

sebelumnya, Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter ini


22

akan dilakukan oleh siswa di tengah jenjang sekolah (misalnya kelas 4, 8,

11), sehingga dapat mendorong guru dan sekolah untuk memperbaiki

mutu pembelajaran. Hasil ujian ini tidak digunakan untuk basis seleksi

siswa ke jenjang selanjutnya.

3) Penyederhanaan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Mengenai penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

Kemendikbud akan menyederhanakannya. Seorang guru dapat bebas

memilih, membuat, menggunakan, dan mengembangkan format RPP.

Tiga komponen inti RPP terdiri dari tujuan pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, dan asesmen. Penulisan RPP dilakukan dengan efisien dan

efektif sehingga guru memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan

dan mengevaluasi proses pembelajaran itu sendiri. Satu halaman saja

cukup,” jelas Mendikbud.

4) Sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) tetap

digunakan Sistem zonasi tetap digunakan dalam penerimaan peserta didik

baru (PPDB).

Karena untuk mengakomodasi ketimpangan akses dan kualitas di berbagai

daerah, Kemendikbud tetap menggunakan sistem zonasi. Komposisi PPDB

jalur zonasi dapat menerima siswa minimal 50 persen, jalur afirmasi minimal

15 persen, dan jalur perpindahan maksimal 5 persen. Sedangkan untuk jalur

prestasi atau sisa 0-30 persen lainnya disesuaikan dengan kondisi daerah

7. Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Merdeka Belajar


23

Kebijakan “belajar di rumah” ini sebenarnya dapat dijadikan uji

efektivitas gagasan “merdeka belajar” yang dikeluarkan oleh Mas Menteri..

Paling mendasar adalah terkait dengan paradigma atau mindset peserta didik

untuk memahami apa merdeka belajar itu. Sebagai contoh saya masih melihat

kebijakan belajar mandiri di rumah ini, dipahami sebagai “liburan” oleh para

peserta didik. Padahal bagi saya ini adalah bentuk uji karakter kemandirian

peserta didik terhadap gagasan merdeka belajar. Karakter mandiri adalah

pintu menuju keberhasilan program revolusioner dari mas menteri ini (Times

Indonesia 2020).

Selain paradigma merdeka belajar oleh siswa, factor yang kedua adalah

sumber daya guru. Keberadaan guru yang terdiri dari “lintas generasi”

menyebabkan berbagai macam perdebatan terkait dengan konsep dan pola

mendidik itu sendiri. Dilapangan tidak jarang saya menjumpai terjadi

kesalahpahaman antara guru, karena model mendidik yang berbeda (Times

Indonesia 2020).

Penguasaan guru terhadap teknologi yang sangat bervariasi, juga

menjadi tantangan tersendiri untuk melaksanakan pembelajaran berbasis

digital yang menjadi salah satu tuntutan gagasan “merdeka belajar”.

Kemampuan digitalisasi seorang guru mutlak harus dikuasai, mengingat hal

tersebut telah menjadi kebutuhan belajar saat ini. Sadar bahwa zaman dan

manusia yang terus berubah dan berkembang menjadi modal penting guru

untuk merubah paradigma dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai

dengan tuntutan zaman (Times Indonesia 2020).


24

Kesiapan orang tua peserta didik dalam menerima perubahan belajar

juga perlu menjadi perhatian. Nilai raport yang bagus masih menjadi tuntutan

orang tua terhadap proses pendidikan sang anak. Para orang tua harus

memahami bahwa selain seorang anak dituntut memperoleh nilai

pengetahuan yang baik, zaman juga telah menuntut anak untuk memiliki skill

yang mumpuni. Bagi saya antara nilai pengetahuan dan skill tidak bisa

dipisahkan atau dipilih salah satu saja, karena keduanya saat ini menjadi

kesatuan yang utuh sebagai senjata para penerus bangsa untuk menghadapi

masa depan yang cemerlang (Times Indonesia 2020).

Terakhir yang menjadi faktor tercapainya gagasan “merdeka belajar”

adalah infrastruktur. Beragamnya kondisi dan kemampuan perekonomian

masing-masing keluarga, menyebabkan beragam pula infrastruktur yang

menunjang proses belajar para peserta didik di rumah. Dengan kebijakan

sekolah di rumah selama dua pekan ini bisa menjadi evaluasi pemerintah

terkait dengan masalah kesiapan infrastruktur yang menunjang program

merdeka belajar (Times Indonesia 2020).

Bagi saya memutuskan kebijakan terkait pendidikan di Indonesia tidak

bisa dilihat dari beberapa daerah saja, melainkan harus menyeluruh dari

berbagai wilayah. Kebutuhan infrastruktur penunjang belajar di sekolah juga

harus mendapat perhatian lebih, guna tercapainya program “merdeka belajar”.

Sebagai salah satu contoh masih belum meratanya jaringan internet yang

disebabkan oleh kondisi geografis suatu wilayah, menyebabkan sebagian

masyarakat kita masih “gaptek” (gagap teknologi).


25

B. Kajian Teori

1. Teori Belajar Paulo Freire

Paulo Freire adalah tokoh pendidikan yang sangat kontroversial.Ia

menggugat sistem pendidikan yang telah mapan dalam masyarakat Brasil.

Bagi dia, sistem pendidikan yang ada sama sekali tidak berpihak pada

rakyat miskin tetapi sebaliknya justru mengasingkan dan menjadi alat

penindasan oleh penguasa. Karena pendidikan yang demikian hanya

menguntungkan penguasa maka harus dihapuskan dan digantikan dengan

sistem pendidikan yang baru.Sebagai jalan keluar atas kritikan tajam itu

maka Freire menawarkan suatu sistem pendidikan alternatif yang

menurutnya relevan bagi masyarakat miskin dan tersisih.Kritikan dan

pendidikan alternatif yang ditawarkan Freire itu menarik untuk dipakai

menganalisis permasalahan pendidikan di Indonesia.Walaupun harus

diakui bahwa konteks yang melatarbelakangi lahirnya pemikiran yang

kontroversial mengenai pendidikan itu berbeda dengan konteks Indonesia.

Namun di balik kesadaran itu, ada keyakinan bahwa filsafat pendidikan

yang ada di belakang pemikiran Freire dan juga metodologi pendidikan

yang ditawarkan akan bermanfaat dalam “membedah” permasalahan

pendidikan di Indonesia.

Bagi Freire pendidikan yang membebaskan adalah pendidikan

yang menumbuhkan kesadaran kritis transitif. Memang ia tidak bermaksud

bahwa seseorang langsung mencapai tingkatan kesadaran tertinggi itu,

tetapi belajar adalah proses bergerak dari kesadaran nara didik pada masa
26

kini ke tingkatan kesadaran yang di atasnya. Dalam proses belajar yang

demikian kontradiksi guru-murid (perbedaan guru sebagai yang menjadi

sumber segala pengetahuan dengan murid yang menjadi orang yang tidak

tahu apa-apa) tidak ada. Nara didik tidak dilihat dan ditempatkan sebagai

objek yang harus diajar dan menerima.Demikian pula sebaliknya guru

tidak berfungsi sebagai pengajar. Guru dan murid adalah sama-sama

belajar dari masalah yang dihadapi. Guru dan nara didik bersama-sama

sebagai subyek dalam memecahkan permasalahan. Guru bertindak dan

berfungsi sebagai koordinator yang memperlancar percakapan dialogis.

Salah satu kritikan Freire adalah pendidikan yang berupaya

membebaskan kaum tertindas untuk menjadi penindas baru. Bagi Freire

pembebasan kaum tertindas tidak dimaksudkan supaya ia bangkit menjadi

penindas yang baru, tetapi supaya sekaligus membebaskan para penindas

dari kepenindasannya.

Dalam proses belajar mengajar, pemerintah Republik Indonesia

telah mengupayakan untuk menerapkan pendekatan cara belajar siswa

aktif (CBSA), tetapi hanya metodenya sajalah yang CBSA. Sementara

materi yang disampaikan masih merupakan barang asing yang tidak lahir

dari dalam konteks dimana manusia itu ada sehingga pada akhirnya siswa

kembali menjadi “bank” penyimpanan sejumlah pengetahuan. Memang

siswa aktif belajar dan mungkin berdiskusi dalam kelas tetapi yang

didiskusikan dan dipelajari dalam kelas adalah sejumlah dalil dan rumus

yang tidak punya hubungan dengan kehidupannya. Lagi pula relasi guru-
27

siswa adalah pengajar dan yang diajar. Siswa adalah yang belum tahu dan

harus diberitahu sedangkan guru adalah yang sudah tahu dan akan

memberitahukan diakses pada 31 Agustus 2020)

2. Belajar sosial

Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah

sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-

teori belajar lainnya.Albert Bandura lahir tanggal 4 Desember 1925 di

Mundare Alberta berkebangsaan Kanada.Ia seorang psikolog yang terkenal

dengan teori belajar sosial atau kognitif sosial serta efikasi diri.

Eksperimennya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang

menunjukkan anak meniru secara persis perilaku agresif dari orang dewasa

di sekitarnya (Purwanta,2015:28).

Teori pembelajaran sosial ini adalah perkembangan utama dari tradisi

teori pembelajaran perilaku (behaviorisme).Berbeda dengan penganut

Behaviorisme, Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks

interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan

pengaruh lingkungan.Kondisi lingkungan sekitar individu sangat

berpengaruh pada pola belajar sosial ini. Misalnya seorang yang hidup dan

lingkungannya dibesarkan di lingkungan judi, maka dia cenderung

menyenangi judi, atau sekitarnya menganggap bahwa judi itu tidak jelek

(Purwanta,2015:28).

Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari

individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan
28

(imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling).Teori ini juga masih

memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan

punishment, seorang individu akan berpikir dan memutuskan perilaku

sosial mana yang perlu dilakukan (Komalasari,Wahyuni Karsih,2011:176).

Menurut Komalasari,Wahyuni Karsih (2011:176) Inti dari

pembelajaran sosial adalah pemodelan (modelling), dan pemodelan ini

merupakan salah satu langkah paling penting dalam pembelajaran terpadu.

Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan, yaitu:

a) Pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang

dialami orang lain. Contohnya: seorang pelajar melihat temannya dipuji

dan ditegur oleh gurunya karena perbuatannya, maka ia kemudian meniru

melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya.

Kejadian ini merupakan contoh dari penguatan melalui pujian yang dialami

orang lain.

b) Pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku model meskipun model

itu tidak mendapatkan penguatan positif atau penguatan negatif saat

mengamati itu sedang memperhatikan model itu, mendemonstrasikan

sesuatu yang ingin dipelajari oleh pengamat tersebut dan mengharapkan

mendapat pujian atau penguatan apabila menguasai secara tuntas apa yang

dipelajari itu. Model tidak harus diperagakan oleh seseorang secara

langsung, tetapi kita dapat juga menggunakan seseorang pemeran atau

visualisasi tiruan sebagai model (Nur, 1998.a: 4).


29

3.Kebutuhan prestasi

a. Teori Kebutuhan Berprestasi

Teori yang dikembangkan oleh para ahli barat ini berkembang dari

adanya pengamatan tentang perbedaan pertumbuhan dan perkembangan

ekonomi diantara beberapa bangsa di dunia. Teori ini berkembang dari rasa

tidak puas terhadap teori-teori yang dikembangkan oleh para ahli ilmu sosial

yang berpendapat bahwa perbedaan pertumbuhan dan perkembangan

ekonomi yang terjadi disebabkan oleh :

Pertama perbedaan letak geografis. Menurut pendapat ini, negara yang

berada di daerah subtropik mempunyai iklim yang merangsang para warga

negaranya untuk giat bekerja sehingga produktivitas menjadi tinggi.

Sedangkan Negara di daerah khatulistiwa warga negaranya kurang produktif

akibat cuaca yang panas sehingga lebih cepat lelah dalam bekerja. Namun

menurut McClelland, teori ini mempunyai kelemahan. Teori ini tidak mampu

menerangkan sebab 2 negara yang mempunyai iklim relatif sama akan tetapi

memiliki pertumbuhan ekonomi yang berbeda. Contoh tersebut adalah

Negara Inggris dan Polandia. Penduduk Inggris mempunyai income per

capita beberapa kali lipat dibandingkan penduduk Polandia (Ancok 1994).

Pendapat kedua adalah faktor perbedaan ras. Menurut beberapa

pendapat menganggap orang-orang dari golongan ras tertentu lebih energetik

dan lebih cerdas daripada ras lainnya. Hal ini sepintas terlihat masuk akal

bahwa beberapa ras tertentu akan dapat tumbuh dengan cepat pertumbuhan

ekonominya, akan tetapi hal ini masih dapat dibantah dengan terjadinya
30

kemunduran ekonomi suatu bangsa seperti yang terjadi di kota Florence,

Italia beberapa tahun yang lalu kota ini sangat pesat pertumbuhan

ekonominya, akan tetapi lambat laun mengalami kemunduran. Dari segi iklim

maupun ras jelas bahwa tidak jauh berbeda dengan tahun silam (Ancok

1994).

Faktor berikutnya (ketiga) yang digunakan alasan yaitu faktor

penyebaran budaya (Cultural Diffusion) menurut konsep ini, terjadinya

pertumbuhan ekonomi suatu bangsa disebabkan adanya keterbukaan diri

untuk menerima penemuan-penemuan baru yang secara ekonomis

menguntungkan. Jepang adalah negara yang paling banyak memanfaatkan

penemuan-penemuan teknologi barat. Walaupun ada bukti yang mendukung

teori tersebut, namun teori ini tetap tidak bisa menerangkan kemajuan dan

kemunduran bangsa yang membuka diri terhadap pengaruh barat seperti

negara-negara lainnya. (Ancok, 1994)

Oleh karena adanya kelemahan-kelemahan dari teori yang dikemukakan

tersebut maka lahirlah teori kebutuhan prestasi yang dikemukakan David C.

McClelland, menurut teori ini kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh

tingkatan sejauh mana seseorang memiliki virus mental yang disebutnya

kebutuhan berprestasi. Orang yang memiliki virus ini dalam kadar tinggi akan

memiliki sifat rajin bekerja keras, kalau mengerjakan sesuatu ingin berhasil

dengan sebaik-baiknya demi mencapai standar tertinggi yang telah

digariskannya. (Ancok, 1994)


31

b. Kebutuhan Berprestasi Menurut david c. Mcclelland

Teori ini dikemukakan oleh David C.McClelland beserta rekan-

rekannya. Ada beberapa penyebutan dalam beberapa literatur yang

mempunyai maksud sama dalam teori kebutuhan berprestasi David

C.McClelland, diantaranya Achievement Motive/ Achievement Motivation,

Need Achievement, dan Need for Achievement. Disebutkan bahwa

Achievement Motivation atau motivasi berprestasi adalah konsep yang

dikembangkan McClelland dalam buku The Achievement Motive yang

mengacu pada motif untuk mencapai standar pencapaian atau standar

keahlian. (Harne,1996).

Lebih lanjut, teori kebutuhan berprestasi ini sebenarnya adalah bagian

dari beberapa motivasi yang ada, yang dikenal dengan “teori tiga kebutuhan”.

Inti dari teori tiga kebutuhan ini terletak pada pendapat yang mengemukakan

bahwa pemahaman tentang motivasi akan semakin mendalam apabila disadari

bahwa setiap orang mempunyai 3 jenis kebutuhan, yaitu :

1) Kebutuhan akan prestasi, yaitu dorongan untuk unggul, untuk mencapai

sederetan standar guna meraih kesuksesan

2) Kebutuhan akan kekuasaan, yaitu kebutuhan untuk membuat orang lain

berperilaku dengan cara yang diinginkan

3) Kebutuhan akan afiliasi, yaitu hasrat akan hubungan persahabatan dan

kedekatan antar personal(Harne,1996).


32

Teori tiga kebutuhan ini juga disebut sebagai teori “kebutuhan yang

didapat/dipelajari” (acquired/learned needs theory) yang mengemukakan

bahwa tipe-tipe kebutuhan tertentu didapat selama masa hidup individu

tersebut. Artinya kebutuhan individu yang mengemukakan bahwa tipe-tipe

kebutuhan tertentu didapat selama masa hidup individu tersebut. Artinya,

kebutuhan individu yang diperoleh dari waktu ke waktu dan dibentuk

tersebut, melalui pengalaman hidup seseorang. Dengan kata lain, orang-

orang tidak lahir dengan kebutuhan ini, tetapi mungkin mempelajarinya

melalui pengalaman hidup mereka. (Draft, 2006). Sedangkan kebutuhan akan

prestasi sendiri menurutnya adalah :

Kebutuhan berprestasi adalah keinginan untuk mencapai sesuatu


yang sulit, mencapai standar-standar kesuksesan yang tinggi,
menguasai tugas-tugas yang kompleks, serta mengungguli orang
lain. Kebutuhan akan prestasi sering pula disebut kebutuhan
berprestasi adalah kebutuhan dimana seorang ingin dipandang
sebagai orang yang berhasil dalam hidupnya. (Siagian, 1995)
Sementara dalam ensiklopedi psikologi dijelaskan bahwa orang yang

mempunyai motif prestasi yang sangat kuat yang oleh McClelland disebut

sebagai kebutuhan akan prestasi adalah orang yang lebih suka pada

tujuan/resiko yang sedang daripada tujuan/resiko yang sulit atau mudah.

Mereka menginginkan umpan balik yang konkret, lebih suka melakukan

tugas dengan hasil yang lebih ditentukan oleh keterampilan daripada

keberuntungan, mereka mencari tanggung jawab pribadi, mempunyai

perspektif akan masa depan, dan agak keliru tentang optimisme mengenai

perkiraan kemungkinan untuk mencapai sukses, khususnya dalam tugas-

tugas baru. (Romb, 1996)


33

Berarti seseorang dengan kebutuhan berprestasi yang besar adalah

orang yang berusaha berbuat sesuatu. Misalnya: dalam penyelesaian tugas

yang dipercayakan kepadanya lebih baik dibandingkan dengan orang- orang

lain. Untuk itu orang demikian biasanya berusaha menemukan situasi agar

dapat menunjukkan keunggulannya, seperti dalam pengambilan keputusan

dan melakukan sesuatu yang dapat memberikan kepadanya umpan balik

dengan segera tentang hasil yang dicapai. Sehingga dapat mengetahui apakah

ia meraih kemajuan atau tidak. Seseorang dengan kebutuhan berprestasi yang

besar, menyenangi pekerjaan yang kemungkinan berhasil besar, akan tetapi

tidak senang pada tugas yang terlalu berat atau terlalu ringan. Berarti orang

demikian tidak senang mengambil resiko yang besar. Hanya saja dorongan

kuat dalam dirinya untuk secara bertanggung jawab terhadap keberhasilan

dan kegagalan melaksanakan tugas dan tidak tanggung jawab itu terhadap

orang lain.

c. Sumber-sumber Kebutuhan Berprestasi disebutkan oleh Erianto Hasibuan,

antara lain : (Hasibuan, 1994)

1) Orang tua yang mendorong kemandirian di masa kanak-kanak

Pengalaman hidup yang sebelumnya diberikan oleh orang tua kepada

seorang anak akan sangat menentukan bagaimana anak akan bersikap

dikemudian hari. Apabila anak-anak didorong untuk melakukan hal- hal

untuk diri mereka sendiri, tugas-tugas mereka sendiri, dorongan untuk hidup

lebih mandiri maka anak akan mendapatkan kebutuhan berprestasi pada

tahap perkembangan selanjutnya.


34

2) Menghargai dan memberi hadiah atas kesuksesan

Selain dorongan di masa kanak-kanak, hal itu akan semakin menguat

apabila orang tua juga memberikan penghargaan (reward) atas suatu hal

yang dapat dilakukan oleh seorang anak. Anak akan semakin bermotivasi

untuk memenuhi segala apa yang anak cita-citakan manakala anak tidak

ditentang, namun dihargai oleh orang lain atas prestasi yang telah

diperbuatnya. Sebaliknya, jika anak tidak mendapat apa-apa bahkan

mendapatkan hukuman (punishment) atas hasil yang kurang maksima, maka

anak akan mengalami keputusasaan dalam hidupnya.

3) Asosiasi prestasi dengan perasaan yang positif

Seorang ibu high achievers harus mampu membuat standar excellence

yang kiranya dapat diraih sehingga kemungkinan gagal sangatlah kecil.

Dengan begitu anak akan yakin dengan kemampuan yang dimilikinya dan

mendapatkan hasil sesuai dengan harapan. Apabila anak memiliki asosiasi

yang negatif terhadap prestasinya maka anak selayaknya mengukur

kembali standar yang telah dibuat.

4) Asosiasi prestasi dengan orang-orang yang memiliki kompetensi dan

usaha sendiri bukan karena keberuntungan

Seseorang yang memiliki kebutuhan berprestasi yang tinggi dengan orang

lain yang sama tentunya akan berusaha untuk saling mengungguli dengan

mengungguli dengan menunjukkan standar di atas orang tersebut. Dalam

melakukan persaingan dengan rivalnya tersebut, orang dengan kebutuhan


35

berprestasi yang tinggi dalam beberapa sumber dikatakan juga menyukai

tanggung jawab pribadi daripada kelompok, walaupun juga ada sumber

yang mengatakan bahwa kebutuhan afiliasi dan saling terbuka dengan

orang lain dapat pula meningkatkan prestasinya.Namun orang dengan

kebutuhan berprestasi yang tinggi cenderung berkompetisi secara

individual dengan cara menggunakan segala keterampilan dan

pengetahuan yang dimiliki sesuai standar yang ditetapkan sehingga dapat

tercapai. Tidak terlalu rendah juga tidak terlalu tinggi. Bukan karena faktor

keberuntungan yang hanya bersifat sementara

5) Suatu keinginan untuk menjadi efektif atau tertantang

Keinginan untuk menjadi efektif dan tertantang di sini disebabkan karena

seorang yang mempunyai kebutuhan berprestasi yang tinggi, memerlukan

feedback yang cepat mengenai hasil dari pekerjaan yang telah dilakukan.

Dengan adanya hal tersebut, orang dengan kebutuhan berprestasi akan

semakin tertantang untuk membuat standar diatasnya dan akan semakin

efektif dalam melakukan melangkah selanjutnya.

6) Kekuatan pribadi

Kekuatan pribadi di sini adalah seorang dengan kebutuhan berprestasi

akan selalu mempunyai kepribadian yang tangguh dan mantap, tak mudah

mengenal putus asa karena “lebih sedikit” mengalami kegagalan.

Mempunyai perasaan optimis dan maksimalis dalam berusaha mencapai

tujuan.
36

Kebutuhan berprestasi tumbuh dari latihan kemandirian di masa kanak-

kanak latihan ini menuntut orang tua bahwa anak-anak dapat melakukan

sesuatu seperti dapat berdiri dengan benar, tahu jalan- jalan di sekeliling kita,

pergi bermain dan mencoba melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri. Latihan

kemandirian sendiri sebenarnya adalah bagian dari latihan pencapaian.

Termasuk di dalamnya teguran, penghargaan, dan mungkin sedikit hukuman.

Beberapa orang tua mengajari anaknya untuk menyelesaikan tantangan

dengan ide yang mereka kuasai dan anak-anak yang berhasil pada tugas yang

lebih kecil akan menemukan kepercayaan diri dan mencari tantangan

berikutnya.

d. Meningkatkan Kebutuhan Berprestasi

Sebagaimana diulas secara mendalam diatas bahwa kebutuhan prestasi

adalah kebutuhan yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan yang

penuh tantangan, bekerja keras untuk mencapai tujuan dan menggunakan

keterampilan serta kemampuan yang diperlukan untuk mencapainya. Maka

sudah selayaknya jika kita harus terus meningkatkan kebutuhan prestasi kita.

Hal ini perlu dilakukan mengingat kebutuhan berprestasi akan sangat

berpengaruh dalam menentukan kemajuan suatu bangsa, terutama peneliti

sendiri selaku penerus bangsa. Dalam hal ini, McClelland memberikan saran

khusus mengenai pengembangan dan peningkatan kebutuhan berprestasi yang

positif tinggi, yakni kebutuhan berprestasi yang tinggi dimana seseorang

merasa tidak akan ada ketakutan untuk sukses, ia menyarankan bahwa.

(Gibson, 1986)
37

a) Orang mengatur tugas sedemikian rupa sehingga mereka menerima dan

umpan balik secara berkala atas hasil karyanya, ini akan memberikan

informasi untuk seseorang mengadakan modifikasi atau koreksi.

b) Orang seharusnya mencari model prestasi yang baik, mencari pahlawan

prestasi, orang yang berhasil baik, pemenang dan menggunakan mereka

sebagai teladan.

c) Orang seharusnya memodifikasi citra diri mereka sendiri, orang yang

mempunyai kebutuhan berprestasi tinggi menyenangi dirinya sendiri dan

berusaha mencari tantangan dan tanggung jawab yang sepadan.

d) Orang harus mengendalikan imajinasinya, berfikir secara realistis dan

berpikir positif mengenai cara mereka mencapai tujuan

Dalam melakukan beberapa hal diatas, peran keluarga akan sangat

berdampak terhadap pencapaian kebutuhan berprestasi seseorang. Hal itu

diungkapkan McClelland dalam bukunya (keluarga adalah bagian inti dari

masyarakat, keluarga merupakan faktor utama yang membentuk motivasi dan

nilai-nilai kebudayaan. Seseorang akan berhasil bila ia memotivasi dirinya ia

sukses. Orang yang mempunyai motivasi diri yang baik adalah orang yang

mempunyai cita-cita dinamis dan tekun mencurahkan diri dan

kemampuannya untuk mencapai cita-cita tersebut. (MccLelland, 1961)

C. Kerangka Pikir

Pemerintah terus melakukan perbaikan dengan cara melakukan

perubahan kebijakan-kebijakan di sektor pendidikan untuk menjadikan

pendidikan di Indonesia semakin baik serta menunaikan beban moral


38

pemerintahan yang termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar

1945. Dalam kaitannya dengan “Merdeka Belajar” yang dicanangkan oleh

Mendikbud Nadiem Makarim, bahwa ada dua poin terpenting dalam

pendidikan, yaitu merdeka belajar dan guru penggerak. Merdeka belajar

artinya guru dan muridnya memiliki kebebasan untuk berinovasi, kebebasan

untuk belajar mandiri dan kreatif.di sman 5 takalar dari segi pembelajaran di

kelas sebagian guru lebih banyak menggunakan metode ceramah di kelas

yang pastinya membuat siswa jenuh, anak-anak masih menjadi objek dalam

belajar hingga mereka kurang kreatif karena proses KBM (kegiatan belajar

mengajar) masih didominasi guru, anak-anak sibuk mengerjakan berbagai

tugas yang diberikan guru termasuk PR, dan sumber belajar yang digunakan

di kelas masih sangat terbatas, umumnya baru memanfaatkan buku paket

saja sehingga siswa kurang peluang untuk mencari bahan dari berbagai

sumber selain buku paket. Merdeka belajar sebagai upaya perbaikan

pembelajaran memberikan kemudahan dan penyederhanaan untuk proses

belajar mengajar, misi yang ingin dicapai antara lain suatu kelulusan dari

jenjang pendidikan tertentu benar-benar memiliki kompetensi yang harus

dimiliki seorang peserta didik melalui pembelajaran merdeka belajar.


39

Bagan kerangka pikir

Persepsi Guru Terhadap Konsep Pendidikan(Studi Pada


Penerapan Konsep Merdeka Belajar Di Sma Negeri 5 Takalar

Persepsi Guru Terhadap Konsep Pendidikan


merdeka belajar

Persepsi guru terhadap konsep Faktor yang menjadi kendala dan solusi
penerapan merdeka belajar mengatasi kendala dalam penerapan
merdeka belajar

Arah kebijakan baru Pemahaman terkait


guru merdeka belajar
Penyelenggaraan UN Fasilitas yang memadahi
Penyederhanaan RPP Solusi mengatasi
Penerimaan siswa baru kendala
dengan sistem ZONASI
D. Penelitian Yang Relevan

1. Sudaryanto.2020. dengan judul skripsi konsep merdeka belajar-kampus

merdeka dan aplikasinya dalam pendidikan bahasa (dan sastra)

Indonesia hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep Merdeka

Belajar-Kampus Merdeka terwujud dalam delapan bentuk kegiatan

pembelajaran, yaitu pertukaran pelajar, magang/praktek kerja, asistensi

mengajar di satuan pendidikan, penelitian/riset, proyek kemanusiaan,

kegiatan wirausaha, studi/proyek independen, dan membangun

desa/kuliah kerja nyata tematik. Di Program Studi PBSI FKIP UAD,

terdapat mata kuliah Penyuntingan yang mendorong mahasiswa untuk


40

magang penyuntingan di penerbit Samudra Biru dan K-Media,mata

kuliah KKN yang mendorong mahasiswa aktif membangun desa, dan

mata kuliah Penelitian Bahasa, Penelitian Sastra, dan Penelitian

Pendidikan yang mendorong mahasiswa melakukan penelitian. Jenis

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif

deskriptif, persamaan dengan penelitian yang saya lakukan yaitu sama-

sama mengkaji mengenai konsep merdeka belajar selain itu jenis

penelitian yang saya lakukan juga sama yaitu menggunakan penelitian

kualitatif deskriptif namun yang menjadi perbedaan dengan penelitian

yang saya lakukan dengan penelitian sudaryanto yaitu di mana

penelitian sudaryanto berfokus mengkaji mengenai konsep merdeka

belajar yang ada di kampus pada mata kuliah bahasa dan sastra

indonesia sedangkan penelitian yang saya lakukan lebih berfokus

kepada penerapan konsep belajar di sekolah selain itu tempat

pelaksanaan penelitian juga berbeda di mana saya melakukan penelitian

di Sma Negeri 5 Takalar.

2. Asri Budiningsih.2010.Strategi Pembelajaran Yang Memerdekakan, di

mana hasil penelitian ini membahas mengenai strategi pembelajaran

sebagai bagian dari lingkup desain pembelajaran untuk mencapai tujuan

yang diinginkan, pengembangan strategi pembelajaran pembebasan

dilakukan untuk menyelesaikan masalah sosial dengan memastikan hak

anak-anak untuk melakukan kegiatan belajar yang sesuai dengan

karakter peserta didik. Strategi belajar, pembebasan menempatkan


41

kelakukan yaitu sama peserta didik sebagai faktor terpenting dalam

menentukan proses dan prestasi belajar. Yang memungkinkan peserta

didik untuk dengan cepat dan dapat dan tepat memperoleh, menguasai,

mengerjakan, dan mengembangkan informasi untuk mendorong

pembentukan kebiasaan berpikirkreativitas dan produktif. Persamaan

yang asri budiningsih lakukan yaitu sama-sama mengkaji mengenai

pembelajaran yang memerdekakan adapun perbedaannya terletak pada

objek kajian yang akan di teliti di mana asri budiningsih mengkaji

mengenai strategi pembelajaran sedangkan penelitian yang saya lakukan

mengkaji mengenai persepsi atau pandangan guru terkait konsep

merdeka belajar yang akan diterapkan di Sma Negeri 5 Takalar.

3. Yulius Obeta Pendi .2020. merdeka belajar yang tercermin dalam

kompetensi profesional guru bahasa inggris SMP Negeri 01 Sedayu

dengan Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa rata-rata kompetensi

profesional guru dalam berada pada kategori baik karena guru

menyampaikan materi pembelajaran dengan dengan jelas seperti tenses

dan vocabulary dan juga menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi seperti infokus, video, dan speaker tentang penggunaan

tenses di kehidupan sehari-hari. Dengan demikian para siswa dapat

memperoleh ilmu dari penguasaan materi guru Bahasa Inggris tidak

hanya dari satu sumber seperti buku, melainkan dari berbagai sumber

sehingga membuat kelas terasa lebih jelas dan menyenangkan.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yaitu data yang

dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar bukan angka-angka.metode

penelitian kualitatif sebagaimana yang diungkapkan Bogdan dan Taylor

(L.J.Moleong, 2011:4) sebagai prosedur yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati.

Pada penelitian ini untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran nyata

tentang persepsi guru terhadap konsep pendidikan (studi pada penerapan

merdeka belajar di SMAN 5 takalar).

2. Pendekatan penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan Fenomenologi

berasal dari kata Yunani Phainomenon (yang berkabar kata Phone yang

berarti nampak). Pendekatan ini sering digunakan untuk merujuk ke semua

objek yang masih dianggap eksternal dan secara paradigmatic harus

disebutobjektif (dalam arti belum menjadi subyektifitas konseptual manusia).

Menurut Tuffour (2007) fenomenologi adalah gejalah dalam situasi alamiah

yang kompleks yang hanya mungkin menjadi bagian dari alam kesadaran

manusia.

42
43

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMAN 5 Takalar Galesong baru,

Galesong, Kab. Takalar.

Alasan dari pemilihan lokasi penelitian adalah :

a. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada observasi awal

melihat bahwa kurangnya pemahaman guru tentang merdeka belajar

b. Adanya keterbukaan dari pihak sekolah terutama guru terhadap

penelitian yang akan dilaksanakan.

2. Waktu penelitian

Waktu yang dibutuhkan peneliti untuk melakukan penelitian ini

dilaksanakan sejak 03 Oktober 2020 sampai tanggal 03 Desember 2020

terhitung sejak dikeluarkannya surat izin penelitian dalam kurang waktu

kurang lebih 2 bulan untuk melakukan penelitian di lokasi penelitian yang

telah ditentukan oleh peneliti.

C. Fokus Penelitian

Untuk menjawab permasalahan diatas, penulis memfokuskan pada

persepsi guru terhadap konsep pendidikan (studi pada penerapan merdeka

belajar di SMAN 5 takalar).

D. Informan Penelitian

kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil

penelitiannya. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian

tidak ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian menjadi informan yang


44

akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses

penelitian. Menurut Hendarso dalam Suyanto (2005: 171-172), informan

penelitian ini meliputi tiga macam yaitu:

1. Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan

memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

Dalam hal ini kepala sekolah SMAN 5 Takalar yang menjadi informan

kunci (1 orang).

2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam

interaksi sosial yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah

guru (3 orang) dan pengantar kurikulum SMA 5 Takalar (1 orang).

3. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi

walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.

Informan tambahan adalah siswa (1 orang).

Berdasarkan uraian di atas, maka informan ditentukan dengan teknik

purposive yaitu penentuan informan tidak didasarkan pedoman atau

berdasarkan perwakilan populasi, namun berdasarkan kedalaman informasi

yang dibutuhkan, yaitu dengan menemukan informan kunci yang kemudian

akan dilanjutkan dengan informan lainnya dengan tujuan mengembangkan

dan mencari informasi sebanyak- banyaknya yang berhubungan dengan

masalah penelitian. Informan pada penelitian ini adalah yang telah mewakili

dan disesuaikan dengan peranannya mengetahui persepsi guru terhadap

konsep pendidikan (studi pada penerapan merdeka belajar di SMAN 5

takalar) sebanyak 6 orang informan.


45

E. Jenis dan Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh. Apabila penelitian menggunakan kuesioner atau wawancara dalam

pengumpulan datanya, maka sumber data tersebut disebut responden, yaitu

orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, baik

pertanyaan tertulis maupun lisan. Sumber data yang menjadi bahan baku

penelitian, untuk diolah merupakan data yang berwujud data primer dan

sekunder:

a. Sumber data primer

Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti

dari sumber pertama atau data yang diambil tanpa perantara, dari

sumbernya, ataupun manusia yang langsung berkaitan dengan penelitian,

data-data primer didapatkan dengan cara observasi, melakukan wawancara

maupun dokumentasi secara langsung terhadap informan yang berkaitan

dengan penelitian. Data ini diperoleh melalui observasi, wawancara

dengan guru di SMAN 5 Takalar meliputi persepsi guru dalam konsep

pendidikan merdeka belajar.

b. Sumber data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk yang

sudah jadi, sudah dikumpulkan dan telah diperoleh dari pihak lain

biasanya dalam bentuk publikasi.


46

F. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah

diolah. Peneliti sendiri sebagai instrumen dalam penelitian kualitatif. Adapun

alat-alat penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Pedoman wawancara, adalah alat yang digunakan dalam melakukan

wawancara yang dijadikan dasar untuk memperoleh informasi dari

informan yang berupa daftar pertanyaan.

b. Alat tulis menulis yaitu : buku, pulpen, atau pensil sebagai alat untuk

mencatat informasi yang didapat pada saat wawancara.

c. Lembar observasi, berisi catatan-catatan yang diperoleh penelitian pada

saat melakukan pengamatan langsung di lapangan.

d. Catatan dokumentasi, adalah data pendukung yang dikumpulkan sebagai

penguatan data observasi dan wawancara yang berupa gambar, data

sesuai dengan kebutuhan penelitian.

e. Kamera ponsel, sebagai alat dokumentasi setiap kegiatan peneliti..

G. Teknik pengumpulan data

Metode pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting

dalam penelitian, sebab data yang terkumpul akan dijadikan sebagai bahan

analisa penelitian. Metode pengumpul data erat dengan masalah penelitian


47

yang akan dipecahkan. Dalam penelitian metode maupun alat pengumpulan

data yang sesuai dapat membantu pencapaian pemecahan masalah.

1. Metode observasi merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan

dengan mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang

diselidiki dengan menggunakan mata, tanpa ada pertolongan alat standar

lain untuk keperluan tersebut. Beberapa informasi yang diperoleh dari

hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan,

kejadian atau peristiwa, waktu dan perasaan.Alasan peneliti melakukan

observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau

kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku

manusia dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran tersebut. Dalam

Proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi

observasi berperan serta dan observasi tanpa berperan serta atau tanpa

partisipasi, Dalam observasi penelitian ini menggunakan jenis observasi

tanpa partisipasi, dalam observasi ini pengobservasi tidak ikut terlibat

dalam kegiatan yang diobservasi. Observasi ini untuk mengetahui persepsi

guru dalam konsep pendidikan SMAN 5 Takalar

2. Wawancara merupakan alat re-checking atau pembuktian terhadap

informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.Teknik wawancara

yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam.

Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil

bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang


48

diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)

wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan

sosial yang relatif lama. Metode wawancara ini penulis gunakan untuk

mengumpulkan data dan memperoleh data. Sedangkan objek yang akan

diwawancarai guru di SMAN 5 Takalar.

3. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen

biasanya berbentuk lisan, gambar, atau karya karya monumental dari

seseorang, dokumen yang berbentuk tulisan seperti cerita, biografi,

peraturan atau kebijakan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan

untuk memperoleh data tentang upaya peningkatan prestasi belajar siswa

yang berhubungan dengan penelitian ini. Dokumentasi ini berupa surat

keputusan, arsip sekolah di SMAN 5 Takalar.

H. Analisis Data

Melakukan analisis berarti melakukan kajian untuk memahami struktur

suatu fenomena-fenomena yang berlaku di lapangan.Analisis dilaksanakan

dengan melakukan telaah terhadap fenomena atau peristiwa secara

keseluruhan, maupun terhadap bagian-bagian yang membentuk fenomena-

fenomena tersebut serta hubungan keterkaitannya. Sugiyono dalam bukunya,

mengatakan bahwa:

“Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara


sistematis data yang diperoleh dari hasil pengamatan (Observasi),
wawancara, catatan lapangan, dan studi dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke sintesis,menyusun ke dalam pola, memilih
mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang
lain”
49

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution

dalam buku Sugiyono, menjelaskan bahwa analisis telah mulai sejak

merumuskan dan menjelaskan masalah. sebelum terjun ke lapangan dan

berlangsung terus sampai penulis hasil penelitian. Namun, dalam penelitian

kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses dilapangan bersamaan

dengan pengumpulan data

1. Analisis Sebelum di Lapangan

Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti

memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi

pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan

fokus penelitian.

2. Analisis Data di Lapangan

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu. Miles and Huberman dalam buku Sugiyono,

menjelaskan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,

sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data

reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data artinya, merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada permasalahan yang penting, dan dicari tema serta


50

pola yang penting. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencari bila

diperlukan. Dalam mereduksi data, peneliti akan dipandu oleh tujuan

yang akan dicapai. tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada

temuan, dalam penelitian ini penulis memfokuskan masalah pada

persepsi guru terhadap konsep pendidikan (studi pada penerapan

merdeka belajar di SMAN 5 takalar).

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian Kualitatif, penyajian data bisa

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

bersifat naratif.

c. Conclusion Drawing/verification

langkah ketiga dalam menganalisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan

dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau

gelap sehingga menjadi jelas setelah diteliti.


51

I. Uji Keabsahan data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari

konsep kesahihan (validitas) dan keterandalan (reliabilitas). Penelitian

merupakan kerja ilmiah, untuk melakukan ini mutlak dituntut secara objektif,

untuk memenuhi kriteria dalam penelitian ini, maka kesahihan (validitas) dan

keterandalan (reliabilitas) harus dipenuhi, karena kalau tidak terpenuhi maka

proses penelitian perlu dipertanyakan keilmiahannya

Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena

beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam

penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan

observasi yang banyak mengandung kelemahan ketika dilakukan secara

terbuka, tanpa kontrol dan sumber data kualitatif yang kurang kredibel akan

mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa

cara menentukan keabsahan data, yaitu: Kredibilitas.Bermacam-macam cara

pengujian kredibilitas data, bahwa uji kredibilitas data atau kepercayaan

terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan

perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian,

triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member

check. Bermacam-macam cara pengujian kredibilitas data, salah satu cara

kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan

dengan cara triangulasi. Dalam teknik pengumpulan data triangulasidiartikan

sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai

teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.Bila peneliti
52

melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti

mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data. yaitu

mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan

yang berhubungan dengan persepsi guru terhadap konsep pendidikan (studi

pada penerapan merdeka belajar di SMAN 5 Takalar


BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Lokasi Penelitian

SMA Negeri 5 Takalar didirikan pada tanggal 19 Februari 1985 dan

diresmikan oleh Dirjen Dikdasmen Prof. Dr.Daeng Ngampa.Hingga kini telah

empat kali terjadi pergantian Kepala Sekolah yaitu dari Drs. Mappaodang ( tahun

1985 s.d. tahun 1994), Drs. Muhajirin DG Tema (tahun 1994 s.d. tahun 2003)

Sukmawati, S.Pd (Tahun 2007 s.d. Tahun 2014) Sirajuddin S.Pd.,M.Pd (Tahun

2014 s.d. Tahun 2016) Asis Basir S.Pd.M.Pd ( Tahun 2016 sampai sekarang).

B. Keadaan Geografis

Kondisi Geografis dan Topografis adalah keadaan yang menggambarkan

letak sekolah (jarak sekolah dengan ibu kota kecamatan dan kabupaten,

transportasi yang digunakan). Kondisi geografis adalah keadaan yang

menggambarkan apakah sekolah berada pada lokasi daerah konflik, miskin dan

atau terpencil. Jarak Sekolah dengan Ibu Kota Kecamatan berjarak Sekolah

dengan ibu kota kecamatan 5,3 kilometer, Kota Kabupaten jarak Sekolah dengan

ibu kota kabupaten : 34 kilometer, transportasi yang digunakan kendaraan umum.

Kondisi sosial

1. Kondisi sosial sekolah berada pada daerah yang aman dan sangat

strategis sebagai lingkungan pendidikan karena jauh dari kebisingan

2. SMA Negeri 5 Takalar rata-rata kondisi ekonomi orang tua siswa

berada pada tataran ekonomi menengah kebawah.

C. Visi Misi

53
54

Situasi beberapa tahun ke depan yang diharapkan pada SMA Negeri 5

Takalar adalah semakin baiknya kondisi penyelenggaraan pendidikan yang dapat

dilihat dari beberapa indikator di antaranya: tersedianya kurikulum yang

representatif dan fleksibel untuk menjawab tuntutan perkembangan dunia

pendidikan. Terlaksananya proses pembelajaran dengan baik yang ditunjang oleh

guru yang profesional dalam menjalankan tugasnya dan memiliki administrasi

pembelajaran yang lengkap. Tersedianya sarana prasarana yang memadai untuk

menunjang pembelajaran serta lingkungan sekolah yang kondusif sehingga

mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, termasuk meningkatnya nilai rata-

rata hasil Ujian Nasional (UN) siswa.

• Visi

“Unggul dalam Mutu, Santun dalam Budi, Terampil dalam Karya”.

• Misi

• Upaya meningkatkan SDM terus dilakukan untuk mengikuti

perkembangan pendidikan.

• Siswa sadar bahwa budaya tertib dan disiplin merupakan sarana

kesuksesan tiap-tiap personel,

• Daya serap materi tiap-tiap mata pelajaran meningkat tiap semester.

• Jurusan IPA, IPS, dan BAHASA dalam memperoleh NEM minimal

memperoleh peringkat IV tingkat kabupaten.

• Dalam lomba kegiatan akademik dan Non akademik minimal

memperoleh peringkat III pada tingkat kabupaten .


55

• Memberikan bakat keterampilan yang memadai bagi para tamatan

siswa SMA Negeri 5 Takalar agar dapat hidup mandiri.

Adapun struktur organisasi SMAN 5 Takalar :

Kepala Sekolah
Asis Basir, S.Pd.M.Pd.

Kep. TU
Abdul Asis, S.Pd

.kepegawai
keuangan. prasar. kesiswaan. .adm
an

w. kurikulum w. kesiswaan w. keuangan w. ketenagaan w. humas w. prasar

Kepala LAB K. Perpustakaan

l. l. Perpustakaan
l. Fsk l.Kma l. Bhs l. Seni
Kmptr Media

Kor. BK

Wali Kelas

Gambar

Struktur Organisasi SMA Negeri 5 Takalar

Adapun tugas masing-masing dari bagian-bagian SMAN 5 Takalar

a. Kepala Sekolah : memberikan bimbingan, bantuan,

pengawasan dan penilaian pada masalah-


56

masalah yang berhubungan dengan teknis

pengembangan pendidikan

b. Kepala TU : menyusun program kerja tata usaha

sekolah, pengelolaan keuangan sekolah,

pembinaan dan pengembangan karir

pegawai

c. Wakasek Kurikulum : memahami dan mengkaji pelaksanaan

kurikulum dan pengembangan K13,

menyusun pembagian tugas guru,

mengkoordinasikan dan mengarahkan

kegiatan sekolah

d. Wakasek Kesiswaan : menyusun program pembinaan kesiswaan,

melaksanakan bimbingan dan pengarahan

kegiatan OSIS, membina dan melaksanakan

7K

e. Wakasek Keuangan : bersama bendahara komite sekolah

mengkoordinir dan melaksanakan

pengumpulan sumbangan

f. Wakasek Humas : mengatur dan menyelenggarakan hubungan

baik antara sekolah dengan komite sekolah,

menampung saran-saran dan pendapat

masyarakat demi kemajuan sekolah.


57

g. Wakasek Sarpras : menyusun rencana kebutuhan sarana dan

prasarana sekolah, menyusun program

kebersihan, keindahan, dan keamanan

lingkungan.

h. Kepala LAB : mengkoordinasi kegiatan praktikum dengan

guru, menyusun jadwal kegiatan

laboratorium, dan memantau kegiatan

praktikum di laboratorium.

i. Kepala Perpustakaan : merancang pengadaan buku-buku

perpustakaan, pengurusan pelayanan

perpustakaan, dan memelihara buku-buku

bahan perpustakaan.

D. Jumlah Siswa SMAN 5 Takalar

1. Jumlah siswa

a. Kelas X (Sepuluh)

Laki-laki Perempuan

IPA : 95 Orang IPA : 145 Orang

IPS : 84 Orang IPS : 74 Orang

Bahasa : 21 Orang Bahasa : 19 Orang

Jumlah total siswa kelas X : 438 Orang.

b. Kelas XI (Sebelas)

Laki-laki Perempuan
58

IPA : 79 Orang IPA : 166 Orang

IPS : 85 Orang IPS : 42 Orang

Jumlah total siswa kelas XI : 372 Orang.

c. Kelas XII (Dua Belas)

Laki-laki Perempuan

IPA : 60 Orang IPA : 121 Orang

IPS : 66 Orang IPS : 30 Orang

Jumlah total siswa kelas XII : 277 Orang.

Jumlah keseluruhan siswa: (L490 orang + (P) 597 Orang = 1.087

Orang

E. Daftar Nama-Nama Guru

GURU M. PEND
NO. NAMA PANGKAT/GOL PELAJARAN TERAKHIR

Azis Basir, S.Pd, Pembina IV. a Fisika S2


1
M.Pd
2 Drs. Burhanuddin Pembina IV. a PPKn S1

3 Drs. H. Abd Aziz M Pembina IV. a Bahasa S1


Indonesia
4 Drs. Sulimin Pembina IV. a Geografi S1

5 Drs. Muh Ali Pembina Tk.I IV. a Bahasa S1


Indonesia
6 Drs. Abdul Aziz S Pembina Tk. I Bahasa S1
IV. b Indonesia
7 Drs. H. M. Mahdi M Pembina IV. a Pend Seni S1
59

8 Drs. Subhan M. Si Pembina Tk. I Pend Agama S1


IV. b Islam
9 Akhmad Juanda, Pembina IV. a Bahasa S2
S.Pd, M.Pd Inggris
10 Muhammad Rais K, Penata Tk. I Bahasa S1
S.Pd III.d Indonesia
11 Ferawati S.Pd Penata Tk. I Sejarah S1
III.d
12 Hj. Nuraity, S.Pd Penata Tk. I Kimia S1
III. d
13 Syamsul, S.Pd Penata III. C Bahasa S1
Indonesia

14 Muhsin, S.Pd Penata Tk. I Geografi S1


III. d
15 Muhammad Nasir, Penata III. C Matematika S1
S. Ag
16 Arfah, S. Pd Penata III. C Pend. Jasmani S1
17 Syahrani Salam, Penata III. C Biologi S1
S.Pd

18 Supiati, S.Pd Penata III. C Pend. Seni S1

19 Muh. Ridwan, S.Pd Penata III. C Fisika S1


20 Nurwira, S.Pd Penata III. C Ekonomi S1
21 Sukardi, S.Pd Penata III. C PPKn S1
22 Kartini, S.Pd Penata III. C Pend. Seni S1
23 Rahmianti Muiz, Penata Muda Biologi S1
S.Pd Tk. I/ III. B
24 Syamsurya, S.Si Penata Muda Tk. I/ Kimia S1
III. B
25 Muh Lutfi Ibrahim, Penata Muda Tk. I/ Pend. Seni S1
60

S.Pd III. B
26 Amirullah, S.Si Penata Muda III. a Tik S1

27 Irmasanti, S.Pd Penata Muda Tk. I/ Bahasa S1


III. B Inggris
28 Syamsiah Muddin, Penata Muda Tk. I/ Sosiologi S1
S. Sos III. B
29 Hasrawati, S.Pd Penata Muda Tk. Fisika S1
I/III. B
30 AsmaulHusna, S.Pd Penata Muda Tk. Biologi S1
I/III. B
31 Nikmawati, S. Sos Penata Muda Tk. Sosiologi S1
I/III. B
32 Safri, S.Pd Penata Muda III. a Sejarah S1
33 Fitrayadi, S.Pd Penata Muda Tk. Pend. Jasmani S1
I/III. B
34 Andi Baso Nurdin, Penata Muda Tk. Bahasa S1
S.Pd I/III. B Inggris
35 Syamsiar, S.Pd Penata Muda Tk. Matematika S1
I/III. B
36 Muh Kasim, S.Pd.I Penata Muda III. a Pend. Agama S1
Islam
37 Nurmaya, S.Si Penata III. C Matematika S1
38 Citra Kurniati, S.Pd, Penata Muda Tk. Bahasa S2
M.Pd I/III. B Inggris
39 Murni G, A.Md Pengatur Muda Tk. Seni dan S1
I/II. B Keterampilan
40 Amriani, S.Pd Pengatur Muda/II. a matematika S1
41 Dra. ST. Hasnah B Penata Muda III. a BK/BP S1
42 Hudri, S. Ag Honorer Matematika S1
43 Kasmawati, A.Ma Honorer Seni dan S1
61

Keterampilan
44 H. Hamzah, S.Pd. Honorer S1
M.Si

F. Sarana dan Prasarana

Kultur sekolah biasanya berkaitan erat dengan visi yang dimiliki oleh

kepala sekolah tentang masa depan sekolah. kepala sekolah yang memiliki visi

untuk menghadapi tantangan sekolah dimasa depan akan lebih sukses dalam

membangun kultur sekolah. Untuk membangun visi sekolah ini perlu adanya

kolaborasi antara kepala sekolah,guru,orang tua,staff administrasi dan tenaga

profesional.Kepala sekolah dan guru harus memahami lingkungan sekolah secara

spesifik karena akan memberikan perspektif dan kerangka dasar untuk

melihat,memahami dan memecahkan berbagai problem yang terjadi di

sekolah.dengan dapat memahami permasalahan yang kompleks sebagai suatu

kesatuan secara mendalam,kepala sekolah dan guru-guru harus memiliki nilai-

nilai dan sikap yang diperlukan dalam menjaga dan memberikan lingkungan yang

kondusif bagi berlangsungnya proses pendidikan. Berikut ini rincian keadaan fisik

SMA Negeri 5 Takalar:

- Bangunan Sekolah

Secara geografis, bangunan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri

5 Takalar berkedudukan di Galesong Baru, Kecamatan Galesong

Kabupaten Takalar. Letak sekolah ini sangat strategis karena berada di

jalur penghubung utama Takalar – Barombong - Makassar.

- Ruang Kantor Sekolah


62

Pada gedung ini terbagi atas beberapa ruangan yaitu ruang Kepala

Sekolah, ruang Wakil Kepala Sekolah, ruang guru dan ruang tenaga

administrasi. Setiap ruangan di tata sedemikian rupa sehingga para

pegawai dan guru merasa nyaman ketika melaksanakan tugas maupun

ketika sedang menikmati jam istirahatnya.

- Ruang Kelas

Ruang kelas terdiri atas 28 ruangan. Setiap ruangan memiliki

fasilitas Meja tulis dan kursi, meja dan kursi untuk guru, papan tulis dan

LCD di beberapa kelas

- Ruang BK (Bimbingan Konseling)

Ruangan BK diperuntukkan bagi siswa yang bermasalah baik itu

masalah tentang internal sekolah maupun masalah eksternal. Di ruangan

ini, siswa akan diasuh dan dibimbing oleh guru yang ahli dibidang

konseling. Ruangan ini juga berlaku bagi siswa yang sering melanggar

aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah dan akan diberikan sanksi sesuai

dengan pelanggaran yang dilakukan.

- Perpustakaan

Perpustakaan ini dijaga oleh 2 orang pegawai yang bertanggung

jawab atas jumlah buku yang keluar maupun yang masuk dan kebersihan

ruangan. Ruangan perpustakaan yang rapi membuat para siswa akan

merasa nyaman ketika berkunjung ke perpustakaan maupun ketika mereka

sedang mengerjakan tugas. Di perpustakaan ini, siswa diperbolehkan untuk


63

meminjam buku baik itu di bawa pulang ke rumah maupun tidak asal

dikembalikan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.

- Musholla

Kondisi mushola yang sangat baik membuat para siswa tidak bosan-

bosannya untuk melaksanakan ibadah di tempat ini. Mushola akan sangat

terlihat ramai ketika adzan shalat dikumandangkan. Setiap kelas bergiliran

untuk mengumandangkan adzan ketika memasuki waktu dzuhur.

- WC

Ada beberapa WC yang disediakan yang disebar di sudut sekolah.

WC pria dan wanita dipisahkan dan kebersihan WC dijaga oleh petugas

khusus sehingga kebersihan WC selalu terjaga. WC untuk Kepala Sekolah

dan para guru telah disediakan di ruangan masing-masing.

- Lapangan

Lapangan disini biasanya difungsikan oleh warga SMA Negeri 5

Takalar untuk melaksanakan Upacara Bendera, kegiatan olahraga, dan

lain-lain.

- Parkiran

Parkiran yang disediakan cukup memadai buat para siswa dan guru

yang membawa kendaraan ke sekolah. Ada parkir untuk mobil, ada juga

parkiran khusus untuk motor. Parkiran dijaga oleh satpam yang bertugas

setiap harinya.
64

- Tempat Sampah

Tempat sampah disediakan di setiap depan kelas. Semua siswa

diwajibkan untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan di awasi

oleh ketua masing-masing kelas. Di sekolah ini disediakan juga tempat

sampah pembuangan akhir di mana semua sampah dikumpulkan dalam

tempat sampah pembuangan akhir ini.


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Persepsi Guru Terhadap Konsep Penerapan Merdeka Belajar

Merdeka belajar merupakan suatu kebebasan yang diberikan kepada

guru dan murid dalam berinovasi dan berkreasi dalam proses pembelajaran,

Konsep Ini merupakan respons terhadap kebutuhan sistem pendidikan pada

era revolusi industri 4.0. Nadiem Makarim menyebutkan merdeka belajar

merupakan kemerdekaan berfikir. Kemerdekaan berpikir ditentukan oleh

guru, dalam konsep merdeka belajar,antara guru dan murid merupakan

subjekdalam sistem pembelajaran. Artinya guru bukan dijadikan sumber

kebenaran oleh siswa, namun guru dan siswa berkolaborasi penggerak dan

mencari kebenaran.

Berdasarkan pengertian merdeka belajar hal ini telah sesuai dengan

persepsi guru SMAN 5 Takalar yang berpendapat bahwa merdeka belajar

merupakan suatu metode yang memberikan kebebasan kepada siswa dalam

proses pembelajaran dan guru sebagai mediator dalam membimbing siswa

untuk meningkatkan ilmu pengetahuan mereka, hal ini sesuai dengan hasil

wawancara yang telah dilakukan kepada Pak Arfah S.Pd. selaku Wakasek

Humas SMA Negeri 5 Takalar pada hari kamis Tanggal 19 November 2020

terkait persepsi penerapan merdeka belajar:

65
66

“Konsep penerapan merdeka belajar di SMA Negeri 5 Takalar


sebenarnya konsep ini baik sekali kita terapkan di SMA Negeri 5
Takalar karena dimana konsep ini sesuai dengan apa yang
komentar saya kemarin bahwa tidak melulu proses itu harus di
kelas, kemudian kita bisa berkolaborasi kita bisa elaborasi dan bisa
berkreasi dimana guru disini hanya sebagai motivator, sebagai
fasilitator, dan sebagai mediator saja sehingga siswa betul-betul dia
yang mampu mengembangkan bakat dan minatnya dalam
pembelajaran tersebut”

Hasil penelitian di atas menjelaskan persepsi penerapan merdeka

belajar pada SMA Negeri 5 takalar sangatlah baik karena dimana proses

pembelajaran tidak hanya dapat dilakukan didalam ruangan belajar akan

tetapi juga dapat dilakukan di luar sekolah, merdeka belajar juga menjadikan

guru hanya sebagai motivator, mediator sehingga siswa dapat berkolaborasi

dan juga berkreasi dalam mengembangkan bakat dan minat di dalam

pembelajaran tersebut.

Menurut guru SMAN 5 Takalar, merdeka belajar bukan hanya

memberi kebebasan kepada siswa tapi juga membuat penyederhanaan RPP

guru hanya selembar sehingga dapat memfokuskan tenaga pendidik dalam

meningkatkan kualitas siswa serat dalam penerimaan siswa baru juga

dilakukan dengan sistem zonasi sehingga mempermudah akses siswa dalam

memilih sekolah dengan rumah terdekat mereka. Hal ini sesuai dengan

persepsi yang dijelaskan oleh Muhammad Ridwan S.Pd selaku Pembina Osis

SMA Negeri 5 Takalar terkait merdeka belajar di SMA Negeri 5 Takalar pada

hari Selasa Tanggal 17 November 2020:


67

“Artinya yang direncanakan oleh pemerintah sekarang kan yang


pertama tidak adami ujian nasional diganti dengan satu bentuk
yang namanya asesmen toh, kemudian yang kedua itu dalam
penerimaan siswa baru itu diutamakan yang zonasi itu, kemudian
penyederhanaan RPP satu lembar”.

Ditambahkan oleh Asis Basir S.Pd.M.Pd Selaku Kepala Sekolah pada

hari Kamis Tanggal 18 November 2020:

“Konsep merdeka belajar itu artinya siswa itu tidak dibebani lagi
dengan macam-macam persoalan mulai dari proses
pembelajarannya biaya dan seterusnya”

Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukan persepsi penerapan

merdeka belajar pada SMA Negeri 5 Takalar merdeka belajar di SMA Negeri

5 Takalar sesuai dengan yang direncanakan oleh pemerintah dimana ujian

nasional sudah dihilangkan dan digantikan oleh assesment yaitu mendapatkan

data dan informasi mengenai sejauh mana keberhasilan pembelajaran dari

siswa. SMA Negeri 5 Takalar juga sudah menerapkan penerimaan siswa baru

dengan sistem Zonasi dan juga penyederhanaan RPP.

Dalam mensukseskan penerapan merdeka belajar tentunya

pemahaman guru dan juga siswa harus diperhatikan terkait merdeka belajar

agar dalam proses penerapan merdeka belajar dapat terlaksana dengan baik,

adapun hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Pak Arfah S.pd selaku

Wakasek Humas SMA Negeri 5 Takalar pada hari Kamis 19 November 2020:

“Ya jadi apa yang saya baca literasi yang saya baca berdasarkan
penjelasan dari Mendikbud nadiem makarim yang pertama yang
sempat saya tangkap adalah bahwa ujian nasional di tahun 2020 itu
ditiadakan kemudian konsep RPP dipersingkat menjadi sisa satu
lembar dan kemudian rencana bahwa konsep merdeka belajar ini
diterapkan dilingkungan pendidikan tidak terfokus pada guru saja
sebagai pembelajar tapi siswa sebagai objek pembelajaran dia
68

mampu mengembangkan kreativitasnya dalam berkarya


menciptakan hasil-hasil baru di dalam dunia pendidikan”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas menjelaskan bahwa pemahaman

akan penerapan merdeka belajar berdasarkan penjelasan dari Mendikbud

Nadia Makarim bahwasanya penerapan merdeka belajar mengubah beberapa

struktur proses pembelajaran di mana UN atau ujian nasional dihilangkan

kemudian konsep RPP dipersingkat dan konsep pembelajaran tidak hanya

berfokus kepada guru akan tetapi juga berfokus pada siswa sebagai objek

pembelajaran agar mampu mengembangkan kreativitas dalam berkarya

dibidang pendidikan.

Konsep merdeka belajar ini sangatlah efektif untuk dijalankan namun

masih terdapat guru SMAN 5 Takalar yang belum mengetahui secara

keseluruhan konsep yang diterapkan dalam merdeka belajar ini. Hal ini dapat

dilihat dari hasil wawancara, kepada Pak Abdul Azis S.Pd selaku Wakasek

Kurikulum SMA Negeri 5 Takalar pada hari Kamis Tanggal 19 November

2020 dari hasil wawancara di bawah ini:

“Ya jadi alhamdulillah konsep merdeka belajar itu diberikan kepada


siswa dan guru untuk menentukan bagaimana cara dan strategi pelajar
yang dilakukan oleh siswa dan guru sehingga guru dan siswa dapat
memahami materi-materi yang diberikan oleh guru melalui beberapa
referensi termasuk salah satu diantaranya adalah media-media sosial
internet dan lain-lain sebagainya, namun masih ada juga guru dan
siswa yang belum terlalu paham dengan konsep ini”.

Ditambahkan oleh Ibu Irmasanti Guru Bahasa Inggris SMA Negeri 5

Takalar pada hari Rabu Tanggal 18 November 2020:

“Emm saya biasa mendengar yang namanya merdeka belajar tetapi


untuk keseluruhan maksudnya secara terperinci belum terlalu”.
69

Berdasarkan hasil wawancara di atas menjelaskan pemahaman guru

SMA Negeri 5 Takalar akan merdeka belajar adalah konsep merdeka belajar

merupakan kebebasan yang diberikan kepada guru dan murid dalam

menentukan bagaimana cara dan strategi dalam proses pembelajaran sehingga

siswa dapat mencari sendiri materi-materi yang terkait dan proses

pembelajaran dapat juga dilakukan melalui media internet dan lain

sebagainya, namun dalam penerapan merdeka belajar ini masih banyak pula

yang belum terlalu memahaminya termasuk guru dan siswa SMAN 5 Takalar.

Adapun hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Kumalasari selaku

siswa SMA Negeri 5 Takalar pada hari Kamis tanggal 19 November 2020:

“Saya cukup paham namun tidak paham sepenuhnya terkait konsep


merdeka belajar itu sendiri karena konsep merdeka belajar sendiri ini
belum sepenuhnya diterapkan di sekolah saya”.

Hasil wawancara di atas menjelaskan bahwasanya penerapan merdeka

belajar belum sepenuhnya diterapkan di SMA Negeri 5 Takalar sehingga

pemahaman siswa akan penerapan merdeka belajar belum dapat dipahami

secara keseluruhan.

Penjelasan dari Mendikbud akan merdeka belajar sangatlah perlu

untuk diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah agar dapat menunjang

prestasi siswa dalam bidang pendidikan yang mereka sukai ataupun yang

mereka senangi, SMA Negeri 5 Takalar sudah menerapkan merdeka belajar

selama masa pandemi COVID 19 dengan melakukan pembelajaran lewat

daring dan memberikan kebebasan kepada siswa dalam mencari literasi-

literasi dan juga referensi dalam menunjang pengetahuan mereka sehingga


70

tidak hanya memanfaatkan buku yang ada di sekolah sekaligus

meningkatkan prestasi belajar mereka dengan cara memberikan kebebasan

dalam mencari sendiri referensi yang diinginkan agar menunjang

pengetahuan mereka. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang telah

dilakukan dengan Pak Arfah S.Pd pada hari Kamis Tanggal 19 November

2020:

“Konsep merdeka belajar di SMA Negeri 5 Takalar saya rasa kita


sudah terapkan karena selama masa pandemi covid 19 ini kita selama
belajar di rumah itu siswa diberikan kebebasan kepada dia untuk
mencari literasi-literasi secara elektronik atau secara daring mereka
mampu menggali potensi-potensi mereka menggunakan literasi-
literasi selain dari buku-buku yang ada di sekolah, jadi mereka
menggunakan literasi elektronik mereka mencari bahan-bahan
pendukung dari materi yang gurunya sampaikan kepada siswa
kemudian siswa itu mencari materi-materi lain yang bisa mendukung
tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas menjelaskan bahwa langkah-

langkah penerapan merdeka belajar di SMA Negeri 5 Takalar sudah

dilakukan karena selama masa pandemi Covid 19 proses pembelajaran

dilakukan dengan cara memberi kebebasan kepada siswa dalam dalam

mencari literasi-literasi dan tidak hanya mengandalkan buku yang ada di

sekolah karena siswa dapat mencari literasi-literasi dari elektronik atau

internet yang mendukung siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang

diberikan kepada guru mereka. Penerapan merdeka belajar di SMA Negeri 5

Takalar juga diawali dengan siswa-siswa yang ada dengan cara sebagian

guru melakukan pemberian tugas yang tidak terlalu banyak sehingga siswa

mampu berinovasi lebih fokus dan juga menyediakan sarana dan prasarana

sebagai alat bantu bagi mereka dalam konsep merdeka belajar ini, hal ini
71

sesuai dengan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Pak Asis Basir

S.Pd. M. Pd pada hari Kamis Tanggal 19 November 2020:

“Jadi dalam penerapan merdeka belajar mulai kita awali dari


peserta didik itu tidak dibebani lagi dengan berbagai macam beban
yang selama ini yang membebani mereka seperti pemberian tugas
yang terlalu berat atau terlalu banyak dari seorang guru dan siswa
itu tidak ditekan lagi dalam berekspresi, bereksplorasi”.

Ditambahkan oleh Pak Abdul Azis S.Pd pada hari Kamis Tanggal 19

November 2020:

“Langkah-langkah yang dilakukan bapak dan teman-teman guru di


SMA Negeri 5 Takalar adalah yang pertama menyiapkan perangkat-
perangkat lunak baik berupa hp android maupun kuota-kouta belajar
yang disisipkan oleh sekolah dan disiapkan oleh menteri pendidikan
nasional”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas menjelaskan langkah-langkah

yang telah dilakukan SMA Negeri 5 Takalar dalam penerapan merdeka

belajar yaitu dengan menyediakan fasilitas-fasilitas umum yang diperlukan

SMA Negeri 5 Takalar seperti perangkat lunak, Android, dan kuota belajar

agar dapat digunakan oleh siswa SMA Negeri 5 Takalar dan juga sebagian

guru memilih pemberian tugas yang tidak berlebihan agar siswa SMA Negeri

5 Takalar mampu bereksplorasi dan lebih fokus berkreasi dalam pengerjaan

tugas-tugas yang diberikan.

Penerapan merdeka belajar di SMA Negeri 5 Takalar belum

sepenuhnya dapat dilaksanakan di sekolah ini hal ini dikutip dari penjelasan

yang diungkapkan dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Pak

Arfah S.Pd pada hari Kamis Tanggal 19 November 2020:


72

“Bentuk merdeka belajar secara konsep sebenarnya bagi siswa itu


mereka itu belum terlalu memahami tapi pada dasarnya konsep ini
sudah diterapkan karena kita belajar dalam jaringan selama masa
pandemi covid 19 ini sebenarnya itu sudah diterapkan disini jadi
siswa bisa berkolaborasi mencari materi-materi di media dalam
menyelesaikan masalah-masalah atau tugas-tugas yang diberikan
oleh gurunya mereka banyak mencari di media-media sosial
berinteraksi dengan gurunya dengan menggunakan teknologi
wathsapp teknologi zoom,web dan sebagainya atau google
classroom”.

Hasil wawancara di atas menjelaskan penerapan merdeka belajar di

SMA Negeri 5 Takalar sudah dijalankan semenjak pandemi Covid 19 namun

masih terdapat siswa dan guru yang belum terlalu memahami akan penerapan

merdeka belajar ini, namun dalam penerapan merdeka belajar ini siswa-siswi

SMA Negeri 5 Takalar dapat berkolaborasi mencari materi-materi di media

dalam menyelesaikan tugas-tugas yang telah diberikan dan mereka dapat

berinteraksi dengan guru mereka melalui media internet seperti Whatsapp,

Zoom, dan Classroom.

SMA Negeri 5 Takalar dalam menginterpretasikan dan

mengimplikasikan penerapan merdeka belajar tentunya membuat suatu

sosialisasi untuk memperkenalkan kepada guru dan siswa serta orang tua

siswa agar mereka dapat mengerti tujuan dari merdeka belajar. Adapun hasil

wawancara yang telah dilakukan kepada Pak Asis Basir S.Pd. M.Pd selaku

Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Takalar terkait sosialisasi penerapan merdeka

belajar pada hari Kamis Tanggal 19 November 2020:

“Untuk sementara kita di internal saja yaitu seluruh rekorder


sekolah kita berikan pemahaman tentang apa itu merdeka belajar
yang diutuskan oleh mas mantrinadiem makarim”.
73

Ditambahkan oleh Pak Arfah S.Pd selaku Wakasek Humas SMA

Negeri 5 Takalar pada hari Kamis tanggal 19 November 2020:

“Kalau pelatihan pelaksanaan merdeka belajar di sekolah belum,


kami belum adakan akan tetapi sosialisasi ini langsung
dipraktekkan melalui proses pembelajaran dengan menggunakan
teknologi yang digunakan oleh guru dan siswa melalui aplikasi-
aplikasi belajar yang diterapkan dalam pembelajaran”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas menjelaskan bahwa dalam

memberikan pemahaman kepada guru dan siswa akan penerapan merdeka

belajar sampai saat ini SMA Negeri 5 Takalar belum melakukan pelatihan

langsung kepada guru dan siswa akan tetapi SMA Negeri 5 Takalar hanya

melakukan sosialisasi kepada guru dan siswa agar lebih memahami akan

diberlakukannya penerapan merdeka belajar seperti yang telah disampaikan

kepada Mendikbud.

Penerapan merdeka belajar ini tentunya memiliki dampak yang sangat

baik untuk siswa-siswa yang akan datang karena dengan melakukan

penerapan merdeka belajar siswa mampu berinovasi sendiri dan

mengembangkan kemampuannya sesuai dengan keahlian mereka masing-

masing, namun dalam penerapan merdeka belajar di SMAN 5 Takalar juga

memiliki kelebihan dan kekurangan dimana kelebihannya siswa SMAN 5

Takalar dapat mengembangkan keahlian mereka dengan diberinya kebebasan

sehingga tidak ada rasa tekanan yang dirasakan oleh siswa namun sebaliknya

dengan diberinya kebebasan kepada siswa SMAN 5 Takalar terkadang

menimbulkan perilaku-perilaku yang tidak sejalan dengan norma-norma

yang ada.
74

adapun persepsi guru mengenai kelebihan dan kekurangan penerapan

merdeka belajar di SMA Negeri 5 Takalar yang dilakukan oleh Pak Asis

Basir S.Pd. M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Takalar pada hari

kamis tanggal 19 November 2020:

“Kelebihannya merdeka belajar ya anak-anak betul-betul bebas


berekspresi,bebas mengeluarkan pendapatnya sehingga anak-anak
itu bisa lebih cepat terwujud terutama pendidikan karakternya.
Cuman kekurangannya juga anak-anak itu kalau terlalu bebas juga
kadang keluar dari kaidah-kaidah atau norma-norma yang sudah
ditentukan itu kekurangannya”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas menjelaskan kelebihan yang

dimiliki oleh dijalankannya penerapan merdeka belajar adalah siswa mampu

berinovasi dan berkreasi sendiri dengan mengandalkan kemampuan yang

mereka miliki sehingga mampu membangun prestasi yang mereka sukai dan

miliki, namun kekurangan dari penerapan merdeka belajar adalah dengan

diberikannya kebebasan kepada siswa-siswi dikhawatirkan siswa-siswa akan

keluar dari kaidah-kaidah dan norma-norma yang telah ditetapkan. Sedangkan

berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Pak Arfah S.Pd selaku

Wakasek Humas SMA Negeri 5 Takalar menerangkan kelebihan dan

kekurangan dari merdeka belajar yang dilakukan pada hari Kamis tanggal 19

November 2020:

“Kelebihan dari merdeka belajar adalah bahwa siswa mampu menggali


potensi mereka menggunakan teknologi yang ada akan tetapi
kelemahan dari merdeka belajar ini yang saya lihat adalah bahwa
terkadang ada siswa yang belum mampu melaksanakan teknologi
dengan baik belum mampu menerapkan teknologi dengan baik atau
mungkin faktor jaringan yang tidak bagus jadi terkendala dengan
faktor jaringan dan ada juga beberapa siswa kasihan yang belum
mempunyai teknologi atau alat yang bisa mereka gunakan untuk
berinteraksi menggunakan teknologi”.
75

Hasil wawancara di atas menjelaskan bahwasanya kelebihan yang

dimiliki dari pada penerapan merdeka belajar adalah dimana siswa dapat

mengembangkan kemampuan atau keahliannya melalui media elektronik

namun kekurangannya adalah dimana kebanyakan siswa tidak mampu

menggunakan elektronik yang telah tersedia, dan ada juga yang mampu

menggunakan elektronik dengan baik namun jaringan yang tidak mendukung,

serta masih terdapat sebagian siswa yang tidak memiliki elektronik sehingga

memiliki kendala bagi siswa yang kurang mampu untuk dapat membeli

elektronik untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

Adapun pernyataan lain yang dijelaskan oleh Pak Abdul Azis S.Pd

Selaku Wakasek Kurikulum SMA Negeri 5 Takalar mengenai kelebihan dan

kekurangan penerapan merdeka belajar pada hari Kamis tanggal 19

November 2020:

“Kelebihan dari merdeka belajar ini yang pertama bahwa sesuai


yang diberikan keleluasaan untuk mencari referensi dan media-
media pembelajaran lainnya. Kekurangannya bahwa siswa tidak
muda untuk dikontrol secara langsung jadi guru tidak muda untuk
mengontrol secara langsung apakah siswa ini belajar sesuai dengan
apa yang kita harapkan karena kita tidak dapat melihat secara
langsung”

Hasil wawancara di atas menjelaskan bahwasanya kelebihan dari

penerapan merdeka belajar siswa-siswa dapat mengembangkan diri mereka

dan diberi keluwesan untuk mencari referensi dan media-media pembelajaran

yang lain, namun kekurangan dari penerapan merdeka belajar ini adalah

dengan diberikannya keleluasaan kepada siswa akan mengurangi kontrol

langsung kepada guru dengan murid sehingga tidak dapat dipastikan apakah
76

siswa belajar dengan benar atau tidak. Adapun yang dampak yang dirasakan

oleh siswa SMA Negeri 5 Takalar yakni kumalasari mengenai penerapan

merdeka belajar pada hari kamis tanggal 19 November 2020:

“Terkait dampak yang saya rasakan sendiri kita ketahui bahwa


konsep merdeka belajar inikan memfokuskan saya sebagai siswa
untuk memperoleh pelajaran sesuai minat saya otomatis disini saya
sangat berdampak positif terhadap hal itu karena saya bisa bebas
mempelajari hal-hal yang sesuai dengan minat saya selain itu
dampak positif yang saya rasakan juga itu karena ujian nasional itu
ditiadakan”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan dampak yang

dirasakan oleh siswa SMA Negeri 5 Takalar dalam penerapan merdeka

belajar membuat para siswa menjadi fokus terhadap perolehan mata pelajaran

yang telah diterima dan diminati sehingga menimbulkan hal positif. Sehingga

kesimpulan pada hasil penelitian ini adalah persepsi guru pada penerapan

merdeka belajar ini sudah cukup baik, karena dimana program merdeka

belajar di SMAN 5 Takalar sudah terlaksana diantaranya ujian UN sudah

menjadi terakhir kalinya, penyusunan RPP sudah dilaksanakan, dan juga

penerimaan siswa baru sudah menggunakan sistem ZONASI.

2. Faktor Yang Menjadi Kendala Dalam Penerapan Merdeka Belajar

Pada SMA Negeri 5 Takalar

Penerapan merdeka belajar merupakan suatu hal baru di dunia

pendidikan yang akan membantu siswa dan guru dalam berinovasi dalam

dunia pendidikan, namun dalam penerapan merdeka belajar di SMA Negeri 5

Takalar mengalami beberapa kendala seperti masih terdapatnya kekurangan

pemahaman oleh guru, siswa dan orang tua siswa terkait penerapan konsep
77

merdeka belajar ini sehingga menghambat proses dalam menerapkan

merdeka belajar, dengan kurangnya pemahaman guru, siswa, dan juga orang

tua siswa maka akan menghasilkan proses merdeka belajar yang tidak

tercapai dengan sepenuhnya tujuan dari pada konsep merdeka belajar ini.

Adapun hasil wawancara yang telah disampaikan oleh Pak Asis

Basir S.Pd M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Takalar pada hari

Kamis Tanggal 19 November 2020:

“Faktor-faktornya itu dari peserta didik itu sendiri kemudian dari


internal sekolah mulai dari tenaga pendidik, tenaga kependidikan
dan seluruh stakeholder lainnya itu sangat berperan termasuk peran
dari orang tua siswa jadi kolaborasi ketiganya itu akan
menghasilkan peserta didik atau output yang bisa kita banggakan
secara bersama-sama”.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Kepala

Sekolah SMA Negeri 5 Takalar menerangkan bahwa faktor pengendali dalam

pelaksanaan penerapan merdeka belajar iyalah masih minimnya pemahaman

terkait penerapan merdeka belajar baik itu dari guru, siswa, serta orang tua

siswa, hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara yang telah dilakukan

kepada Pak Arfah S.Pd selaku Wakasek Kurikulum SMA Negeri 5 Takalar

yang dilakukan pada hari Kamis tanggal 19 November 2020:

“Kendala dalam merdeka belajar seperti tadi yang saya bilang


adalah faktor jaringan, kemudian faktor siswa kesiapan siswa itu
sendiri kemudian dari segi pemahaman orang tua tentang
bagaimana konsep merdeka belajar ini kemudian ada lagi perlu
sekali dalam konsep ini adalah kita harus sebenarnya bekerja sama
dengan orang tua agar orang tua mampu memahami apa
sebenarnya konsep merdeka belajar ini sehingga mampu mereka
memberikan fasilitas kepada anak-anaknya dan kerja sama antar
pihak sekolah dengan pihak orang tua sebenarnya harus terjalin
dengan baik agar konsep ini dapat terlaksana dengan baik,
kemudian kendala yang lain seperti sarana dan prasarana yang
78

belum sepenuhnya mencukupi dalam memfasilitasi siswa-siswi


SMAN 5 Takalar”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan kendala yang

dirasakan oleh SMA Negeri 5 Takalar dalam penerapan merdeka belajar

adalah kurangnya kesiapan guru dan siswa dalam menghadapi konsep

merdeka belajar ini dan termasuk orang tua siswa. Pemahaman oleh orang tua

siswa juga sangatlah diperlukan dalam proses penerapan merdeka belajar ini

karena dengan adanya dukungan dari orang tua maka dalam proses penerapan

merdeka belajar ini dapat berjalan dengan baik. Kendala yang lain yaitu

terkadang jaringan buruk sehingga menghambat proses pembelajaran dan

juga sebagian siswa tidak memiliki media atau elektronik yang dibutuhkan

dalam penerapan merdeka belajar ini berlangsung.

Melihat adanya kendala dalam menerapkan merdeka belajar di SMAN

5 Takalar adapun langkah atau upaya yang akan dilakukan oleh SMAN 5

Takalar dengan berusaha untuk mencukupi sarana dan prasarana yang

kekurangan agar dapat memfasilitasi secara lengkap guru maupun siswa

SMAN 5 Takalar

Adapun hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Pak Arfah S.Pd

(Wakasek Humas) pada hari Kamis tanggal 19 November 2020:

“Menghadapi kendalanya didalam melaksanakan konsep merdeka


belajar ini adalah kita berusaha semaksimal mungkin menyiapkan
fasilitas dan sarana bagi sekolah kita bagi guru-guru yang saya rasa
bagi guru-guru mungkin sudah memiliki media seperti android ada
yang sudah punya laptop kemudian kita juga pakai sistem di luar
jaringan bagi siswa yang belum mendapatkan belum memiliki alat
atau fasilitas untuk melaksanakan konsep merdeka belajar ini karena
tanpa ditunjang fasilitas dan sarana yang memadai maka konsep
79

merdeka belajar ini saya rasa tidak berjalan dengan sesuai yang kita
harapkan”

Hasil wawancara di atas menjelaskan upaya yang akan dilakukan oleh

SMAN 5 Takalar dalam meminimalisir kendala yang ada dalam penerapan

merdeka belajar ini adalah seluruh guru akan berusaha secara maksimal

dalam menyediakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh siswa-siswi

SMAN 5 Takalar, dengan tersedianya fasilitas-fasilitas yang lengkap maka

proses penerapan merdeka belajar dapat berjalan dengan lancar.

Upaya yang lain yang akan dilakukan oleh Kepala Sekolah SMAN 5

Takalar dalam mengatasi kendala yang telah ada dengan yaitu dengan

menjalankan sosialisasi, memberikan pelatihan dan membuat rapat komite

untuk bertemu dengan orang tua murid hal ini dikutip dari hasil wawancara

yang telah dilakukan kepada Pak Asis Basir S.Pd. M.Pd selaku Kepala

Sekolah SMAN 5 Takalar pada hari Kamis tanggal 19 November 2020:

“kendala-kendala yang ada ya kita meminimalisir dengan banyak


sosialisasi dan juga pelatihan ke seluruhstakeholder sekolah ya banyak
membaca juga dari literaturliteratur yang ada baik di media online maupun
di media offline sehingga paling tidak pemahaman tentang merdeka
belajar itu bisa menyeluruh ke seluruhstakeholder yang ada di SMA
Negeri 5 Takalar”

Berdasarkan hasil wawancara di atas menjelaskan dalam

meminimalisir kendala-kendala yang telah ada yang membuat terhambatnya

proses penerapan merdeka belajar ini adalah dengan membuat suatu

sosialisasi kepada guru dan juga siswa serta memberikan pelatihan untuk

lebih memahami secara terperinci merdeka belajar, dan juga membuat suatu

rapat komite untuk dapat bertemu dengan orang tua siswa agar dapat
80

menjelaskan secara terperinci mengenai penerapan merdeka belajar agar

dapat menjalin kerjasama antara guru dan orang tua siswa dalam mengontrol

siswa SMAN 5 Takalar agar dapat membimbing siswa dalam

mengembangkan pendidikan mereka, sehingga kesimpulan hasil penelitian ini

terkait faktor yang menjadi kendala dalam penerapan merdeka belajar di

SMAN 5 Takalar yaitu kurangnya pemahaman yang memadai oleh pihak

guru, siswa, dan juga masyarakat sehingga menjadikan kendala dalam

menerapkan merdeka belajar di SMAN 5 Takalar.

B. Pembahasan Penelitian

1. Persepsi Guru Terhadap Konsep Penerapan Merdeka Belajar

Hasil penelitian di atas menjelaskan persepsi guru terhadap penerapan

merdeka belajar ini sangatlah baik karena dengan menerapkan merdeka

belajar di SMA Negeri 5 Takalar mampu menopang siswa-siswa dalam

berinovasi dan berkreasi sendiri sehingga menunjang prestasi mereka sendiri.

Persepsi guru dalam penerapan merdeka belajar ini fungsi guru menjadi

seorang mediator dan memberi kebebasan kepada siswa untuk mencari

referensi dan media-media untuk mendukung pemahaman terkait mata

pelajaran yang dibawakan.

Pemahaman guru dalam penerapan merdeka belajar di SMA Negeri 5

Takalar belum sepenuhnya dapat dipahami dengan baik hal ini dikarenakan

belum adanya pelatihan secara khusus yang diberikan kepada guru dalam

memahami konsep dari pada penerapan merdeka belajar ini, hal itu juga

terjadi pada siswa SMA Negeri 5 Takalar adanya kekurang pemahaman


81

terkait penerapan merdeka belajar ini. Namun penerapan merdeka belajar di

SMA Negeri 5 Takalar sudah dilakukan semenjak pandemi Covid 19 dimana

siswa melakukan proses pembelajaran melalui media internet seperti

Whatsapp, Zoom, dan lain-lain.

Langkah awal yang dilakukan SMA Negeri 5 Takalar dalam

memenuhi proses merdeka belajar ini adalah dengan memulai dari

menyiapkan perangkat-perangkat lunak yang dibutuhkan dalam proses

penerapan merdeka belajar seperti kuota belajar dan lain-lain. Melihat adanya

kekurang pemahaman guru, siswa, dan orang tua siswa SMA Negeri 5

Takalar Kepala Sekolah melakukan adanya kegiatan sosialisasi dan praktek

langsung untuk dapat memberikan pemahaman kepada guru, siswa, dan orang

tua siswa.

Berdasarkan pandangan guru SMA Negeri 5 Takalar dalam

memandang kelebihan dan kekurangan penerapan merdeka belajar adalah

kelebihan yang dimiliki siswa dapat menggali pemikiran mereka dengan

inovasi-inovasi baru, sehingga menggali potensi yang ada pada diri mereka.

Namun kekurangan dalam penerapan merdeka belajar ini adalah tidak

tersedianya elektronik atau media yang dapat digunakan siswa dalam proses

penerapan merdeka belajar dan dengan diberlakukannya penerapan merdeka

belajar ini guru menjadi jarang melakukan pengontrolan secara langsung

kepada siswa yang mengakibatkan kurang terkontrolnya siswa dalam

melakukan proses pembelajaran dengan baik.


82

Adapun dampak yang telah dirasakan oleh siswa SMA Negeri 5

Takalar dalam proses penerapan merdeka belajar ini siswa SMAN 5 Takalar

merasakan perkembangan dalam diri mereka sendiri menjadi fokus dan dapat

menggali potensi pada diri mereka karena telah diberikan kebebasan dalam

proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil temuan peneliti persepsi guru dalam menerapkan

merdeka belajar sudah cukup baik karena telah sesuai dengan program

merdeka belajar dimana dalam program merdeka belajar adalah memberi

kebebasan kepada guru dan siswa sehingga terjadi kolaborasi dalam proses

pembelajaran, menyusun RPP dengan singkat, dan melakukan penerimaan

siswa baru dengan sistem ZONASI.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh Asri Budiningsih, 2010 dalam penelitiannya yang berjudul

“Strategi Pembelajaran Yang Memerdekakan. Dimana hasil penelitiannya

menunjukkan dengan melakukan konsep pembelajaran secara merdeka maka

akan membangun kemampuan kepada siswa dalam mengembangkan diri

mereka. Dan dalam penerapan pembelajaran secara merdeka maka akan

membantu siswa agar lebih cepat dalam memahami mata pelajaran yang

diterima karena mereka dapat merasakan kebebasan dalam proses

pembelajaran.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh Yulius Obeta Pendi, 2020 dalam penelitiannya yang berjudul

“Merdeka Belajar Yang Tercermin Dalam Kompetensi Profesional Guru


83

Bahasa Inggris SMP 01 Sedayu, dalam hasil penelitiannya menjelaskan

bahwasanya dalam konsep merdeka belajar guru melakukan metode

pembelajaran dari media internet sehingga siswa dapat mencari sumber

referensi bukan hanya dari buku sekolah namun mereka dapat mencarinya di

media internet yang akan mendorong kemauan belajar dari siswa-siswa.

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di atas maka dapat

disimpulkan bahwa persepsi guru terhadap penerapan merdeka belajar di

SMAN 5 Takalar sudah cukup baik, hal ini dibuktikan bahwasanya penerapan

merdeka belajar di SMAN 5 Takalar sudah dijalankan semenjak pandemi

COVID 19 namun dalam penerapan merdeka belajar belum seutuhnya

dipahami secara terperinci oleh guru, siswa, dan orang tua siswa yang

membuat kendala dalam penerapan merdeka belajar tersebut.

2. Faktor Yang Menjadi Kendala Dalam Penerapan Merdeka Belajar

Pada SMA Negeri 5 Takalar

Faktor yang menjadi kendala atau hambatan dalam penerapan

merdeka belajar di SMAN 5 Takalar adalah kurang pahamnya pemahaman

secara terperinci yang dimiliki oleh guru, siswa, dan orang tua siswa terkait

penerapan merdeka belajar sehingga menjadi hambatan dalam proses

penerapan merdeka belajar ini, hal ini dapat terjadi dikarenakan tidak adanya

pelatihan yang dilakukan oleh SMAN 5 Takalar terkait penjelasan secara

terperinci mengenai penerapan merdeka belajar yang akan diterapkan di

SMAN 5 Takalar.
84

Pemberian pemahaman akan proses penerapan merdeka belajar yang

akan dilakukan mestinya sangatlah membantu contohnya dengan adanya

pemahaman guru secara terperinci dalam proses penerapan merdeka belajar

guru mampu membuat suatu inovasi baru dalam mendidik prestasi yang

dimiliki oleh siswa SMAN 5 Takalar, selanjutnya dengan adanya pemahaman

dari siswa terkait penerapan merdeka belajar akan sangat membantu siswa-

siswi SMAN 5 Takalar dalam mengembangkan diri mereka sendiri begitupun

dengan adanya pemahaman dari orang tua siswa SMAN 5 Takalar orang tua

siswa SMAN 5 Takalar dapat membantu guru dalam mengontrol anak mereka

sehingga dalam proses merdeka belajar dapat berjalan dengan baik.

Kendala lain yang menghambat proses penerapan merdeka belajar di

SMAN 5 Takalar adalah kurangnya pemahaman dari siswa untuk

menjalankan media elektronik dalam proses penerapan merdeka belajar

kurangnya alat bantu atau media yang dibutuhkan oleh siswa SMAN 5

Takalar seperti Android yang dapat digunakan oleh siswa yang tidak

memiliki kemampuan untuk memiliki alat bantu tersebut dan juga jaringan

menjadi suatu kendala karena akses jaringan yang minim.

Melihat beberapa faktor pengendali dalam proses penerapan merdeka

belajar di SMAN 5 Takalar Kepala Sekolah SMAN 5 Takalar ingin

meminimalisir kendala tersebut dengan membuat suatu sosialisasi kepada

guru, siswa, dan orang tua murid dalam pemahaman secara mendalam

mengenai merdeka belajar, upaya lain yang dilakukan adalah dengan


85

berusaha semaksimal mungkin dalam menyediakan fasilitas-fasilitas yang

dapat membantu proses penerapan merdeka belajar.

Berdasarkan hasil temuan peneliti dalam faktor penerapan merdeka

belajar adalah kurangnya pemahaman guru, siswa, dan juga masyarakat

dalam memahami penerapan merdeka belajar dan juga, dengan memberikan

kebebasan kepada siswa mengakibatkan perilaku dari siswa menjadi tidak

sesuai dengan norma-norma perilaku yang baik namun dengan melihat

kendala yang dirasakan usaha dari SMAN 5 Takalar dalam meminimalisir

kendala tersebut dengan membuat pelatihan kepada guru dan siswa serta

menjalankan sosialisasi dalam memberikan pemahaman dalam konsep

penerapan merdeka belajar.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh Yulius Obeta Pendi, 2020 dalam penelitiannya yang berjudul

“Merdeka Belajar Yang Tercermin Dalam Kompetensi Profesional Guru

Bahasa Inggris SMPN 01 Sedayu dimana hasil penelitiannya adalah faktor

yang menjadi kendala dalam proses memerdekakan siswa dalam

pembelajaran yaitu kurangnya pemahaman sebagian siswa dalam

menjalankan media elektronik untuk proses pembelajaran sehingga guru

harus menjalankan pelatihan khusus kepada siswa yang memiliki

kemampuan yang rendah dalam menjalankan media elektronik.

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di atas upaya guru SMAN 5

Takalar dalam mengatasi kendala yang terjadi dalam proses penerapan

merdeka belajar sudah baik karena guru SMAN 5 Takalar mampu melihat
86

segi kekurangan dan kendala yang telah terjadi dan memiliki konsep atau

strategi dalam meminimalisir kendala tersebut.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah ditemukan peneliti maka kesimpul

an penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Persepsi guru terhadap penerapan merdeka belajar di SMAN 5 Takalar

adalah dengan menerapkan merdeka belajar siswa-siswa SMAN 5 Takalar

akan mampu meningkatkan kemampuan diri mereka karena diberikan

kebebasan dalam proses pembelajaran, namun pemahaman secara terperinci

yang dimiliki oleh guru, siswa, dan orang tua siswa masih sangatlah minim.

2. Faktor yang menjadi kendala dalam penerapan merdeka belajar adalah

kurangnya pemahaman yang dimiliki oleh guru, siswa, dan orang tua murid

sehingga menghambat tujuan dari proses penerapan merdeka belajar dan

juga kurangnya fasilitas yang tersedia dalam proses penerapan merdeka

belajar.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Diharapkan guru SMAN 5 Takalar memberikan pelatihan khusus kepada

siswa yang memiliki kemampuan yang minim dalam menggunakan

elektronik yang dijadikan sebagai media dalam proses penerapan merdeka

belajar serta melengkapi fasilitas-fasilitas yang mampu menunjang prestasi

belajar siswa.

85
86

2. Diharapkan Kepala Sekolah SMAN 5 Takalar memberikan pelatihan secara

khusus kepada guru SMAN 5 Takalar dalam memahami konsep penerapan

merdeka belajar dan terus melakukan monitoring.

3. Diharapkan orang tua siswa SMAN 5 Takalar untuk melakukan kerjasama

dengan guru dalam mengontrol anak mereka agar mampu menjalankan

merdeka belajar dengan benar.

4. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi dalam

penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan merdeka belajar


DAFTAR PUSTAKA

Ancok, D. 1994. Teknik Penyusunan Skala Pengukuran. Yogyakarta : Pusat


Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada.

Aris Suherman Ondi Saondi.2015.etika profesi keguruan.Bandung:PT.Refika


Aditama.

Asri Budiningsih.2010. Strategi Pembelajaran Yang Memerdekakan.Jurnal


(dipublikasikan). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Dewi, I.A .2013.Hubungan Antara Persepsi Terhadap Beban Kerja Dengan


Komitmen Organisasi Karyawan Divisi Pelaksana Produksi Pt. Solo
Kawistara Garmindo.Skripsi (dipublikasikan). Semarang: Universitas
Diponegoro.

Dirjen dikti. 1983. Standar Kompetensi Dasar Guru. Jakarta: Ditjen Dikti.
Dewantara, KH. 1967. Ki Hadjar Dewantara. Yogyakarta: Majelis Luhur Taman
Siswa.

Draf . 1996.Management of Organizational Behavior: Utilizing Human Resources


( 4th Edition). Englewood Cliffs, N. J.: Prentice- Hall, Inc.

Fuad Ihsan.2011.Dasar-Dasar Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta.

Gibson,Ivancevich, Donnelly, 1986, Organisasi,Perilaku, Struktur, Proses, Jilid I,


Edisi Kedelapan, Binarupa Aksara, Jakarta.

Harne.1996. Tes Prestasi : Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi


Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Hasibuan, S.P. 1996. Organisasi & Motivasi, Dasar Peningkatan Produktivitas.


Jakarta : Bumi Aksara.

Hasibuan, H. Malayu S.P, 1996, Organisasi dan Motivasi, Dasar Peningkatan.

https://www.google.co.id/amp/s/nasional.tempo.co/amp/1283493/nadiem-
makarim-merdeka-belajar-adalah-kemerdekaan-berpikir diakses tgl 20 mei
2020.

https://amp.timesindonesia.co.id/read/news/259796/belajar-di-rumah-merdeka-
belajar-dan-hikmahnya diakses tgl 20 mei 2020.

https://www.kompasiana.com/amp/chik-hikmawan/pendidikan-yang-
membebaskan-menurut-paulo-freire_551c02b38133110a0a9de89e.

87
88

Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973 Tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara


Tahun 1973.

Kemendikbud. 2019. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang


merdeka belajar.

Kemendikbud. 2020. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang


Belajar dari rumah.

Komalasari, Gantina., Eka Wahyuni., dan Karsih. 2011. Teori dan Teknik
Konseling. Jakarta: Indeks.

Kusumaryono, Suyanto., dkk. 2019. Merdeka belajar. Garut: Tidak Diterbitkan


Miftah, Thoha. 2003.Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya.Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.

Moleong, L.J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

McClelland, David C. 2009. Entrepreneur Behavior and Characteristics of


Entrepreneurs.The Achieving Society.

Nur, Muhammad, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: UNESA Press, 1888.

Purwanta. 2015, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.


________, 2000, Manajemen Sumber daya Manusia, Edisi Revisi ,Bumi Aksara,
Jakarta.

Robbins, Stephen P & Timothy A. Judge. 2007. Organizational Behavior. New


Jersey: Pearson Education Inc. terjemah Diana Angelica, Perilaku
Organisasi.

Siagian, Sondang P, 1995, Teori Motivasi dan Aplikasinya, Cetakan Kedua, Bina
Aksara, Jakarta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan – Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suprapto. 2006. Peningkatan Kualitas Pendidikan Melalui Media pembelajaran


Menggunakan Teknologi Informasi Di Sekolah. Jurnal Ekonomi &
Pendidikan Vol. 3 No. 1 April. Diakses pada 21 Maret 2020 dari
https://media.neliti.com.

Supriadi, Dedi, 1999, Mengangkat Citra dan Martabat Guru, Yogyakarta: Adicita
Karya Nusa.
89

Sudaryanto Sudaryanto, Wahyu Widayati, Risza Amalia.2020. Konsep Merdeka


Belajar-Kampus Merdeka dan Aplikasinya dalam Pendidikan Bahasa (dan
Sastra)Indonesiahttps://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jkb/article/view/
18379 diakses pada tanggal 26 juli 2020 pukul 21.16 WITA.

Suyanto.2005.Konsep dasar Anak usia dini:Jakarta:Departemen Pendidikan


nasional.

Sry Wahyuni Nur.2017.Persepsi Masyarakat Malleleng Terhadap Sarung Tenun


Hitam Di Desa Lalliseng Kecamatan Kajang Kabupaten
Bulukumba.Skripsi.Universitas Negeri Alauddin Makassar.

Yulius Obeta Pendi .2020. merdeka belajar yang tercermin dalam kompetensi
profesional guru bahasa inggris SMP Negeri 01 Sedayu
http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/semnas2020/article/view/7743/3487di
akses pada tanggal 26 juli 2020 pukul 21.16 WIT
L

N
90

LAMPIRAN

1. Hasil Wawancara Kepala Sekolah

PERTANYAAN WAWANCARA

Nama: asis basir s.pd m.pd (Kepala Sekolah)


Kamis 18 november 2020
Jam 15.00
a. Bagaimana persepsi guru terhadap konsep penerapan merdeka belajar

SMAN 5 takalar?

1) Bagaimana persepsi Bapak/ibu terkait konsep penerapan merdeka

belajar di sman 5 takalar ?

Jawab: konsep merdeka belajar itu artinya siswa itu tidak dibebani lagi

dengan macam-macam persoalan mulai dari proses pembelajarannya biaya

dan seterusnya.

2) Apakah bapak/ibu paham konsep merdeka belajar?

Jawab: iya

3) Apa saja langkah-langkah dalam penerapan konsep merdeka belajar di

sman 5 takalar?

Jawab: jadi dalam penerapan merdeka belajar mulai kita awali dari peserta

didik itu tidak dibebani lagi dengan berbagai macam beban yang selama ini

yang membebani mereka seperti pemberian tugas yang terlalu berat atau

terlalu banyak dari seorang guru dan siswa itu tidak ditekan lagi dalam

berekspresi, bereksplorasi.

4) Bagaimana bentuk penerapan merdeka belajar di sman 5 takalar ?

Jawab: penerapannya kita lakukan secara terbuka jadi kita sampaikan

kepada anak-anak bahwa di sekolah kita tercinta ini sma negeri 5 takalar itu
91

tidak ada lagi pemberian pembebanan termasuk masalah biaya pemberian

tugas yang terlalu banyak kemudian anak-anak diberikan kebebasan untuk

berekspresi, mengeluarkan pendapatnya dan seterusnya.

5) Apakah ada pelatihan pelaksanaan merdeka belajar ?

Jawab: untuk sementara kita di internal saja yaitu seluruh rekorder sekolah

kita berikan pemahaman tentang apa itu merdeka belajar yang diutuskan

oleh mas mantri nadiem makarim.

6) Bagaimana harapan bapak/ibu dalam konsep penerapan merdeka belajar

di sman 5 takalar ?

Jawab: yang jelasnya dengan adanya merdeka belajar anak-anak itu tidak

tertekan lagi tidak terkungkung sehingga mereka bebas berekspresi bisa

lebih terbuka sehingga apa yang kita harapkan secara bersama-sama itu

majunya pendidikan akan bisa lebih tepat terwujud.

7) Apa kelebihan dan kekurangan merdeka belajar ?

Jawab: kelebihannya merdeka belajar ya anak-anak betul-betul bebas

berekspresi,bebas mengeluarkan pendapatnya sehingga anak-anak itu bisa

lebih cepat terwujud terutama pendidikan karakternya. Cuman

kekurangannya juga anak-anak itu kalau terlalu bebas juga kadang keluar

dari kaidah-kaidah atau norma-norma yang sudah ditentukan itu

kekurangannya.

b. Faktor apakah yang menjadi kendala dalam penerapan merdeka belajar di

SMAN 5 Takalar?
92

1) Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi konsep penerapan merdeka

belajar di sman 5 takalar?

Jawab: faktor-faktornya itu dari peserta didik itu sendiri kemudian dari

internal sekolah mulai dari tenaga pendidik, tenaga kependidikan dan

seluruh stakeholder lainnya itu sangat berperan termasuk peran dari orang

tua siswa jadi kolaborasi ketiganya itu akan menghasilkan peserta didik

atau output yang bisa kita banggakan secara bersama-sama.

2) Apa saja kendala dalam penerapan konsep merdeka belajar di sman 5

takalar?

Jawab: kendala-kendalanya itu terutama dari anak-anak itu karena anak-

anak itu terbiasa disuhuri pada hal seharusnya diera sekarang itu anak-

anak sudah harus lebih proaktif dalam mengembangkan dirinya kemudian

dari tenaga pendidik, kependidikan itu sendiri masih ada beberapa yang

belum memahami sebenarnya seperti apa sih merdeka belajar itu sehingga

sebaiknya diadakan pelatihan-pelatihan yang berkelanjutan.

3) Bagaimana cara menghadapi kendala yang dihadapi dalam

pelaksanaan merdeka belajar?

Jawab: kendala-kendala yang ada ya kita meminimalisir dengan banyak

sosialisasi dan juga pelatihan ke seluruh stakeholder sekolah ya banyak

membaca juga dari literatur literatur yang ada baik di media online

maupun di media offline sehingga paling tidak pemahaman tentang

merdeka belajar itu bisa menyeluruh ke seluruh stakeholder yang ada di

SMA Negeri 5 Takalar.


93

2. Hasil Wawancara Wakasek Humas

PERTANYAAN WAWANCARA

Nama: pak arfah s.pd (Wakasek Humas)


Kamis 19 november 2020
Jam 09.30
a. Bagaimana persepsi guru terhadap konsep penerapan merdeka belajar

SMAN 5 takalar?

1) Bagaimana persepsi Bapak/ibu terkait konsep penerapan merdeka

belajar di sman 5 takalar ?

Jawab: konsep penerapan merdeka belajar di sma negeri 5 takalar

sebenarnya konsep ini baik sekali kita terapkan di sma negeri 5 takalar

karena dimana konsep ini sesuai dengan apa yang komentar saya kemarin

bahwa tidak melulu proses itu harus di kelas, kemudian kita bisa

berkolaborasi kita bisa elaborasi dan bisa berkreasi dimana guru disini

hanya sebagai motivator, sebagai fasilitator, dan sebagai mediator saja

sehingga siswa betul-betul dia yang mampu mengembangkan bakat dan

minatnya dalam pembelajaran tersebut.

2) Apakah bapak/ibu paham konsep merdeka belajar?

Jawab: ya jadi apa yang saya baca literasi yang saya baca berdasarkan

penjelasan dari mendikbud nadiem makarim yang pertama yang sempat

saya tangkap adalah bahwa ujian nasional di tahun 2020 itu ditiadakan

kemudian konsep rpp dipersingkat menjadi sisa satu lembar dan kemudian

rencana bahwa konsep merdeka belajar ini diterapkan di lingkungan

pendidikan tidak berfokus pada guru saja sebagai pembelajar tapi siswa
94

sebagai objek pembelajaran dia mampu mengembangkan kreativitasnya

dalam berkarya menciptakan hasil-hasil baru di dalam dunia pendidikan.

3) Apa saja langkah-langkah dalam penerapan konsep merdeka belajar di

sman 5 takalar?

Jawab: konsep merdeka belajar di sma negeri 5 takalar saya rasa kita sudah

terapkan karena selama masa pandemi covid 19 ini kita selama bdr belajar

dirumah itu siswa diberikan kebebasan kepada dia untuk mencari literasi-

literasi secara elektronik atau secara daring mereka mampu menggali

potensi-potensi mereka menggunakan literasi-literasi selain dari buku-buku

yang ada di sekolah, jadi mereka menggunakan literasi elektronik mereka

mencari bahan-bahan pendukung dari materi yang gurunya sampaikan

kepada siswa kemudian siswa itu mencari materi-materi lain yang bisa

mendukung tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya.

4) Bagaimana bentuk penerapan merdeka belajar di sman 5 takalar ?

Jawab:Bentuk merdeka belajar secara konsep sebenarnya bagi siswa itu

mereka itu belum terlalu memahami tapi pada dasarnya konsep ini sudah

diterapkan karena kita belajar dalam jaringan selama masa pandemi covid

19 ini sebenarnya itu sudah diterapkan disini jadi siswa bisa berkolaborasi

mencari materi-materi di media dalam menyelesaikan masalah-masalah atau

tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya mereka banyak mencari di media-

media sosial berinteraksi dengan gurunya dengan menggunakan teknologi

wathsapp teknologi zoom,web dan sebagainya atau google classroom.


95

5) Apakah ada pelatihan pelaksanaan merdeka belajar ?

Jawab: kalau pelatihan pelaksanaan merdeka belajar di sekolah belum, kami

belum adakan akan tetapi sosialisasi ini langsung dipraktekkan melalui

proses pembelajaran dengan menggunakan teknologi yang digunakan oleh

guru dan siswa melalui aplikasi-aplikasi belajar yang diterapkan dalam

pembelajaran

6) Bagaimana harapan bapak/ibu dalam konsep penerapan merdeka belajar

di sman 5 takalar ?

Jawab:dalam konsep penerapan merdeka belajar khusus di sma negeri 5

takalar memang seharusnya ada pelatihan-pelatihan atau semacam training

oftener bagi guru-guru agar lebih bisa memanfaatkan teknologi dalam

proses pembelajaran sehingga di dalam teknologi ini bisa diterapkan secara

maksimal dan mampu mengembangkan karakter siswa yang lebih

kompetitif dan berkarya inovatif yang baru sehingga betul-betul mampu

mengembangkan kompetensinya .

7) Apa kelebihan dan kekurangan merdeka belajar ?

Jawab: kelebihan dari merdeka belajar adalah bahwa siswa mampu

menggali potensi mereka menggunakan teknologi yang ada akan tetapi

kelemahan dari merdeka belajar ini yang saya lihat adalah bahwa terkadang

ada siswa yang belum mampu melaksanakan teknologi dengan baik belum

mampu menerapkan teknologi dengan baik atau mungkin faktor jaringan

yang tidak bagus jadi terkendala dengan faktor jaringan dan ada juga
96

beberapa siswa kasihan yang belum mempunyai teknologi atau alat yang

bisa mereka gunakan untuk berinteraksi menggunakan teknologi

b. Faktor apakah yang menjadi kendala dalam penerapan merdeka belajar di

SMAN 5 Takalar?

1) Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi konsep penerapan merdeka

belajar di sman 5 takalar?

Jawab: faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan merdeka belajar adalah

yang pertama kembali pada guru itu sendiri sebagai pembelajar kemudian

kembali kepada kesiapan kedua adalah kesiapan siswa kemampuan siswa

menerapkan konsep merdeka belajar ini dan kemampuan siswa dalam

menerapkan merdeka belajar dan fasilitas keterbatasan fasilitas dan sarana

yang digunakan oleh siswa dalam menerapkan konsep merdeka belajar ini.

Kalau dari sisi guru atau dari sisi sekolah mungkin itu rata-rata guru sudah

memiliki teknologi yang bisa digunakan di dalam menerapkan konsep

merdeka belajar ini akan tetapi dari segi siswa kekurangannya adalah masih

banyak siswa yang belum memiliki fasilitas itu dan masih banyak juga

siswa yang belum tahu menggunakan fasilitas itu dan faktor jaringan juga

dalam menerapkan konsep merdeka belajar ini yang susah.

2) Apa saja kendala dalam penerapan konsep merdeka belajar di sman 5

takalar?

Jawab: kendala dalam merdeka belajar seperti tadi yang saya bilang adalah

faktor jaringan, kemudian faktor siswa kesiapan siswa itu sendiri kemudian

dari segi pemahaman orang tua tentang bagaimana konsep merdeka belajar
97

ini kemudian ada lagi perlu sekali dalam konsep ini adalah kita harus

sebenarnya bekerja sama dengan orang tua agar orang tua mampu

memahami apa sebenarnya konsep merdeka belajar ini sehingga mampu

mereka memberikan fasilitas kepada anak-anaknya dan kerja sama antar

pihak sekolah dengan pihak orang tua sebenarnya harus terjalin dengan baik

agar konsep ini dapat terlaksana dengan baik.

3) Bagaimana cara menghadapi kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan

merdeka belajar?

Jawab: menghadapi kendalanya didalam melaksanakan konsep merdeka

belajar ini adalah kita berusaha semaksimal mungkin menyiapkan fasilitas

dan sarana bagi sekolah kita bagi guru-guru yang saya rasa bagi guru-guru

mungkin sudah memiliki media seperti android ada yang sudah punya

laptop kemudian kita juga pakai sistem di luar jaringan bagi siswa yang

belum mendapatkan belum memiliki alat atau fasilitas untuk melaksanakan

konsep merdeka belajar ini karena tanpa ditunjang fasilitas dan sarana yang

memadai maka konsep merdeka belajar ini saya rasa tidak berjalan dengan

sesuai yang kita harapkan.

3. Hasil Wawancara Pembina Osis

PERTANYAAN WAWANCARA

Nama: Muhammad ridwan s.pd (Pembina Osis)


selasa 17 november 2020
Jam 10.00
a. Bagaimana persepsi guru terhadap konsep penerapan merdeka belajar

SMAN 5 takalar?
98

1) Bagaimana persepsi Bapak/ibu terkait konsep penerapan merdeka

belajar di sman 5 takalar ?

Jawab: artinya yang dicanangkan oleh pemerintah sekarang kan yang

pertama tidak adami ujian nasional diganti dengan satu bentuk yang

namanya asesmen toh, kemudian yang kedua itu dalam penerimaan siswa

baru itu diutamakan yang zonasi itu, kemudian penyederhanaan rpp satu

lembar.

2) Apakah bapak/ibu paham konsep merdeka belajar?

Jawab: bah bah saya sudah tahu. Kalau menurut saya selama ini saya lihat

dan saya rasakan seperti apa itu ya ada juga bagusnya itu ujian nasional

ditiadakan di negara kita, karena pertama saya lihat pelaksanaan ujian

nasional itu, itu tidak bisa juga dianggap tolak ukur keberhasilan anak-anak

karena ujian nasional itu kadang anak-anak itu betul-betul tidak mandiri

artinya bukan hanya itu yang dianggap sebagai jaminan bahwa tinggi

nilainya. Ujian nasional dari siswa itu apakah dia tinggi nilainya besar

bukan karena dia pintar tapi ada beberapa faktor yang menyebabkan itu

mungkin karena dia melihat jawaban temannya kemudian dia dibantu oleh

gurunya toh, jadi itu akhirnya pelaksanaan ujian nasional itu saya sangat

setuju kalau dihapus karena tidak efektif itu dilaksanakannya menghabiskan

saja anggaran-anggaran yang notabene nya hanya seakan kaya tidak ada lagi

gunanya tih

3) Apa saja langkah-langkah dalam penerapan konsep merdeka belajar di

sman 5 takalar?
99

Jawab: konsep merdeka belajar sekarang ini kita lakukan pembelajaran bdr

belajar dirumah di masa pandemi ini. Kan rpp satu lembar sudah diterapkan,

ujiannya baru2 ini kan sudah tidak ada toh, kemudian pelaksanaan

penerimaan siswa baru dengan zonasi sudah diterapkan juga, asesmen nya

sekarang sementara digrapa sementara dipersiapkan

4) Bagaimana bentuk penerapan merdeka belajar di sman 5 takalar ?

Jawab: bentuk penerapan yang berhubungan dengan siswanya itu, itu dari

rpp yang kita buat kita mengajar sesuai dengan rpp yang sudah dibuat

artinya kurikulumnya yang sudah disederhanakan itulah yang kita gunakan

dalam mengajar secara daring

5) Apakah ada pelatihan pelaksanaan merdeka belajar ?

Jawab: kalau pelatihan pelaksanaan merdeka belajar di sekolah belum

pernah, tetapi sosialisasi sudah dilakukan.

6) Bagaimana harapan bapak/ibu dalam konsep penerapan merdeka belajar

di sman 5 takalar ?

Jawab: harapan saya itu semoga apa yang dicanangkan atau apa yang

menjadi tujuan pemerintah melalui sekolah disini tuh terkabul artinya

sekolah juga ini bisa berkembang,bisa maju dengan adanya merdeka belajar

itu sehingga sekolah kita itu bisa berkompetisi bisa terkenal juga.

7) Apa kelebihan dan kekurangan merdeka belajar ?

Jawab: kalau kelebihannya, kelebihannya banyak ya kita tidak ujian lagi rpp

yang kita buat itu sangat sederhana kemudian dalam penerimaan siswa baru
100

itu yang dekat rumahnya itu bisa kita lebih garap cepat mereka lebih cepat

datang karena saya lebih dekat rumahnya.

b. Faktor apakah yang menjadi kendala dalam penerapan merdeka belajar di

SMAN 5 Takalar?

1) Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi konsep penerapan merdeka

belajar di sman 5 takalar?

Jawab: kalau setahu saya karena sekolah juga ini kan ceritanya baru

beberapa yang melakukan itu alhamdulillah tidak ada kendala.

2) Apa saja kendala dalam penerapan konsep merdeka belajar di sman 5

takalar?

Jawab: walaupun misalnya saya sebagai seorang guru dalam hal pembuatan

rpp itu mengalami kendala seperti apa itu saya bertanya kepada teman-

teman yang sudah lebih berpengalaman sudah pernah belajar sudah pernah

tahu tentang merdeka belajar itu bertanya seperti apa kemudian sercing-

sercing di google untuk mendengar seperti apa itu rpp nya seperti itu.

3) Bagaimana cara menghadapi kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan

merdeka belajar?

Jawab: menghadapi kendalanya didalam melaksanakan konsep merdeka

belajar ini adalah kita berusaha semaksimal mungkin menyiapkan fasilitas

dan sarana bagi sekolah kita bagi guru-guru yang saya rasa bagi guru-guru

mungkin sudah memiliki media seperti android ada yang sudah punya

laptop kemudian kita juga pakai sistem di luar jaringan bagi siswa yang

belum mendapatkan belum memiliki alat atau fasilitas untuk melaksanakan


101

konsep merdeka belajar ini karena tanpa ditunjang fasilitas dan sarana yang

memadai maka konsep merdeka belajar ini saya rasa tidak berjalan dengan

sesuai yang kita harapkan.

5. Hasil Wawancara Guru Bahasa Inggris

PERTANYAAN WAWANCARA

Nama: irmasanti S.Pd (Guru Bhs Inggris)


Rabu 17 november 2020
Jam 12.00
a. Bagaimana persepsi guru terhadap konsep penerapan merdeka belajar

SMAN 5 takalar?

1) Bagaimana persepsi Bapak/ibu terkait konsep penerapan merdeka

belajar di sman 5 takalar ?

Jawab: bisa juga dikatakan merdeka belajar itu memberikan motivasi untuk

siswa ya yang mana dia bisa dilihat dari motivasi siswa didalam belajar ya

dengan adanya merdeka belajar karena kalau untuk dibandingkan dengan

daring ya terkadang contohnya video pembelajaran ya mungkin sih anak-

anak juga ada sebagian besar yang tertarik dengan adanya video

pembelajaran tapi kalau untuk masalah yang mana lebih yang memotivasi

siswa terhadap itu saya rasa lebih termotivasi siswa itu untuk merdeka

belajar

2) Apakah bapak/ibu paham konsep merdeka belajar?

Jawab: mmm saya biasa mendengar yang namanya merdeka belajar tetapi

untuk keseluruhan maksudnya secara terperinci belum terlalu.

3) Apa saja langkah-langkah dalam penerapan konsep merdeka belajar di

sman 5 takalar?
102

Jawab: ya seperti mendata siswa juga apalagi yang kelas x kan karena kelas

x itu yang namanya biodata siswa itu wajib nah terus kalau kayak seperti hal

pembelajaran dari merdeka belajarnya itu bisa juga di sma negeri 5 takalar

ya yang dilakukan itu anak-anak lebih termotivasi atau lebih bersemangat

dalam belajar .

4) Bagaimana bentuk penerapan merdeka belajar di sman 5 takalar ?

Jawab: Bentuk penerapannya bisa sebagai memberikan yang lebih lagi ya

itu didalam merdeka belajar agar anak-anak lebih termotivasi lagi.

5) Apakah ada pelatihan pelaksanaan merdeka belajar ?

Jawab: kalau pelatihan belum keseluruhan, tapi pernah ada

6) Bagaimana harapan bapak/ibu dalam konsep penerapan merdeka belajar

di sman 5 takalar ?

Jawab: dengan adanya merdeka belajar ini bisa anak-anak lebih termotivasi

lagi dalam belajar seperti yang saya bilang tadi toh

7) Apa kelebihan dan kekurangan merdeka belajar ?

Jawab: kelebihannya dia lebih terperinci ya dibanding kalau tidak mungkin

tidak dalam merdeka belajar. lebih tidak terlalu motivasi kekurangannya

misalnya seperti asesmen bisa di dalam biodata siswa seperti itu iya anak-

anak juga memperhatikan yang namanya biodata siswa tetapi tidak satu kali

biasanya disuruh kumpul biodata siswanya ya harus lengkap seperti itu ya

tetapi siswanya terkadang sudah ada dalam satu kali saja dikatakan betul-

betul terkadang ada juga yang belum seperti itu.


103

b. Faktor apakah yang menjadi kendala dalam penerapan merdeka belajar di

SMAN 5 Takalar?

1) Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi konsep penerapan merdeka

belajar di sman 5 takalar?

Jawab: faktor lingkungan sekolah termasuk itu.

2) Apa saja kendala dalam penerapan konsep merdeka belajar di sman 5

takalar?

Jawab: kendalanya ya informasinya harus lebih lagi ya seperti itu.

3) Bagaimana cara menghadapi kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan

merdeka belajar?

Jawab: harus memberikan informasi yang akurat ya kalau misalnya ingin

diadakan yang namanya merdeka belajar karena yang namanya siswa ya

informasinya harus akurat dan terperinci harus betul-betul dijelaskan yang

namanya merdeka belajar.

6. Hasil Wawancara Wakasek Kurikulum

PERTANYAAN WAWANCARA

Nama: Abdul Azis S.Pd (Wakasek Kurikulum)


kamis 19 november 2020
Jam 14.00
a. Bagaimana persepsi guru terhadap konsep penerapan merdeka belajar

SMAN 5 takalar?

1) Bagaimana persepsi Bapak/ibu terkait konsep penerapan merdeka

belajar di sman 5 takalar ?

Jawab: jadi alhamdulillah konsep merdeka belajar yang dicetus oleh mas

menteri pendidikan alhamdulillah di sma 5 diterapkan dengan konsep


104

tersebut dimana siswa diberikan keleluasaan untuk belajar dirumah sambil

mencari referensi-referensi yang sudah direkomendasi oleh guru di sma

negeri 5 takalar.

2) Apakah bapak/ibu paham konsep merdeka belajar?

Jawab: ya jadi alhamdulillah konsep merdeka belajar itu diberikan kepada

siswa dan guru untuk menentukan bagaimana cara dan strategi pelajar yang

dilakukan oleh siswa dan guru sehingga guru dan siswa dapat memahami

materi-materi yang diberikan oleh guru melalui beberapa referensi termasuk

salah satu diantaranya adalah media-media sosial internet dan lain-lain

sebagainya.

3) Apa saja langkah-langkah dalam penerapan konsep merdeka belajar di

sman 5 takalar?

Jawab: langkah-langkah yang dilakukan bapak dan teman-teman guru di

sma negeri 5 takalar adalah yang pertama menyiapkan perangkat-perangkat

lunak baik berupa hp android maupun kuota-kouta belajar yang disiapkan

oleh sekolah dan disiapkan oleh menteri pendidikan nasional.

4) Bagaimana bentuk penerapan merdeka belajar di sman 5 takalar ?

Jawab:bentuk merdeka belajar yaitu diberikan kepada siswa mencari materi

pembelajaran dengan menuntung siswa oleh teman-teman guru bagaimana

mencari materi yang sesuai dengan kurikulum yang sudah ditetapkan karena

sekarang ini ada kurikulum yang sudah ditetapkan oleh menteri pendidikan

yaitu sangat sederhana dibanding dengan k13

5) Apakah ada pelatihan pelaksanaan merdeka belajar ?


105

Jawab: untuk sementara ini pelatihan merdeka belajar itu belum dilakukan

di sma negeri 5 tetapi sosialisasi kepada teman-teman guru melalui rapat-

rapat yang dilakukan oleh bapak kepala sekolah maka konsep merdeka

belajar ini bisa dipahami dengan baik.

6) Bagaimana harapan bapak/ibu dalam konsep penerapan merdeka belajar

di sman 5 takalar ?

Jawab: ya jadi muda-mudahan konsep merdeka belajar ini dapat kita petik

manfaatnya melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan di rumah dengan

konsep bdr belajar dirumah.

7) Apa kelebihan dan kekurangan merdeka belajar ?

Jawab: kelebihan dari merdeka belajar ini yang pertama bahwa sesuai yang

diberikan keleluasaan untuk mencari referensi dan media-media

pembelajaran lainnya. Kekurangannya bahwa siswa tidak muda untuk

dikontrol secara langsung jadi guru tidak muda untuk mengontrol secara

langsung apakah siswa ini belajar sesuai dengan apa yang kita harapkan

karena kita tidak dapat melihat secara langsung.

b. Faktor apakah yang menjadi kendala dalam penerapan merdeka belajar di

SMAN 5 Takalar?

1) Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi konsep penerapan merdeka

belajar di sman 5 takalar?

Jawab: faktor yang mempengaruhi konsep belajar yang pertama saya kira

dari kemauan siswa itu sendiri kemudian yang kedua kontrol dari orang tua
106

kemudian yang ketiga bahwa guru harus senantiasa memberikan

pemantauan baik langsung maupun tidak langsung

2) Apa saja kendala dalam penerapan konsep merdeka belajar di sman 5

takalar?

Jawab: kendala-kendala saya kira ada keterkaitan dengan pertanyaan

sebelumnya kendala-kendala merdeka belajar itu yang pertama bahwa guru

tidak dapat memantau secara langsung yang kedua orang tua yang cuek

dengan apanya yang menjadi keharusan dan kewajiban mereka yang ketiga

bahwa siswa bebas dari tekanan-tekanan guru sehingga mereka itu yang

menjadi kendala-kendala.

3) Bagaimana cara menghadapi kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan

merdeka belajar?

Jawab: cara yang dapat dilakukan dalam kendala ini yang pertama guru

harus memberikan pengawasan secara ketat melalui materi-materi kemudian

mengontrol tidak hanya sekedar memberikan tugas tetapi dia harus

memantau secara langsung melalui bdr yang digunakan yang harus

menggunakan zoom supaya mereka terlihat atau minimal menggunakan

rekaman ya jadi kita bisa pantau karena kadang siswa ada yang hanya

sekedar isi absen tetapi dia tidak belajar oleh karena itu guru harus memberi

penekanan bahwa pbm ini saya pantau secara langsung melalui suara atau

melalui wajah atau pemberian tugas dan tugas tidak menyita waktu jadi

begitu selesai pbm langsung tugasnya yang dikumpul atau di store atau

sharing ke bapak-bapak guru saya kira itu.


107

7. Hasil Wawancara Siswa

PERTANYAAN WAWANCARA

Kumalasari (Siswa SMAN 5 Takalar)

Kamis 19 November 2020

a. Bagaimana persepsi guru terhadap konsep penerapan merdeka belajar

SMAN 5 takalar?

1) Bagaimana persepsi anda terkait konsep penerapan merdeka belajar di

sman 5 takalar ?

Jawab: menurut pendapat saya terkait konsep penerapan merdeka belajar di

sekolah saya itu sangat baik dimana konsep merdeka belajar ini selama

penerapannya di sekolah saya itu memfokuskan saya untuk mempelajari

hal-hal yang sesuai dengan minat saya selain itu konsep merdeka belajar

juga membuat saya lebih bebas dalam proses pembelajaran.

2) Apakah bapak/ibu paham konsep merdeka belajar?

Jawab: saya cukup paham namun tidak paham sepenuhnya terkait konsep

merdeka belajar itu sendiri karena konsep merdeka belajar sendiri ini belum

sepenuhnya diterapkan di sekolah saya

3) Menurut pandangan atau pendapat anda seperti apa itu merdeka belajar?

Jawab: sesuai dengan yang pernah saya baca dan yang pernah diterapkan di

sekolah saya konsep merdeka belajar adalah konsep yang memfokuskan

siswa untuk belajar sesuai dengan minatnya

4) Apakah dampak yang dirasakan siswa tentang penerapan konsep

merdeka belajar di sma negeri 5 takalar?


108

Jawab:terkait dampak yang saya rasakan sendiri kita ketahui bahwa konsep

merdeka belajar inikan memfokuskan saya sebagai siswa untuk memperoleh

pelajaran sesuai minat saya otomatis disini saya sangat berdampak positif

terhadap hal itu karena saya bisa bebas mempelajari hal-hal yang sesuai

dengan minat saya selain itu dampak positif yang saya rasakan juga itu

karena ujian nasional itu ditiadakan.


109

DOKUMENTASI
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130

RIWAYAT HIDUP

Kasmawati, Lahir di Kabupaten Takalar tepatnya di Desa

pa’la’lakkang, kamis01Januari 1998. Anak pertama dari dua

bersaudara pasangan dari Sangkala dg. Tawang dan Singara.

Penulis pertama kali masuk pendidikan formal di Tk Amrah

galesong kota pada tahun 2003 dan tamat 2004. penulis

melanjutkan pendidikan di SDN No 100 Pa’la’lakkang dan tamat pada tahun

2010. Setelah tamat SD, penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah

pertama di SMP NEGERI 2galesong dan lulus pada tahun 2013. Kemudian

penulis melanjukan ke sekolah menengah atas di SMA NEGERI 5 Takalar dan

tamat pada tahun 2016. Dan pada tahun yang sama penulis mendaftar sebagai

mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas Keguruan Dan

Ilmu Pendidikan, pada Program Studi Pendidikan Sosiologi. Penulis

menyelesaikan kuliah strata satu (S1) Pada tahun 2021.

Anda mungkin juga menyukai