Anda di halaman 1dari 30

Model Pembelajaran

Inovatif
Problematika Pendidikan Matematika
Kelompok
1. 4Katrin Werdi Utami
2. Fatma Wati
3. Nuriana
(192140003)
(192140020)
( 192140050)
4. Gisra Putri Prasasti (192140061)
5. Luthfiana Nura’ini (192140073)
Apa saja yang akan dibahas?
Pengertian
01 Pengertian Proses 02 Pembelajaran
Pembelajaran Inovatif
Tujuan & Manfaat Pengertian Model
03 Pembelajaran 04 Pembelajaran Matematika
Inovatif Inovatif

05 Contoh-contoh Model Pembelajaran Matematika


Inovatifure
01
Pengertian Proses
Pembelajaran
Oleh:
Pengertian Proses Pembelajaran
 Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan

komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman,

2001:461). Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan.

Antara dua komponen tersebut harus terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasil belajar siswa dapat

tercapai secara optimal.

 Menurut Bafadal (2005:11), pembelajaran dapat diartikan sebagai segala usaha atau proses belajar mengajar

dalam rangka terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.
02
Pengertian Pembelajaran
Inovatif
Oleh:
Pengertian Pembelajaran Inovatif
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) kata “inovasi” mengandung arti pengenalan hal-hal yang baru
atau pembaharuan. Inovasi juga berarti penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah
dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat).
 Jadi pembelajaran inovatif dapat diartikan sebuah pembelajaran yang menggunakan strategi atau metode
baru yang dihasilkan dari penemuannya sendiri atau menerapkan metode baru yang ditemukan oleh para
pakar dan didesain sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang kondusif.
 Pembelajaran inovatif juga mengandung arti pembelajaran yang dikemas oleh guru atau instruktur lainnya
yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang dipandang baru agar mampu memfasilitasi siswa untuk
memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar.
 “Learning is fun” merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah
menanamkan hal ini di pikirannya, tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan,
kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.
03
Tujuan & Manfaat
Pembelajaran Inovatif
Oleh:
Tujuan Pembelajaran Inovatif
1. Siswa dapat menumbuh kembangkan pilar-pilar pembelajaran antara lain seperti learning to
know (belajar mengetahui), learning to do (belajar berbuat), learning together (belajar hidup
bersama), dan learning to be (belajar menjadi seseorang).
2. Siswa mampu mengembangkan potensi diri secara maksimal.
3. Tercapainya tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan dengan efektif.
4. Siswa dapat merubah perilaku secara positif dalam berbagai aspek kehidupan.
5. Siswa mampu mendesain suatu penemuan.
6. Siswa mampu berpikir kreatif dan berpikir kritis.
7. Guru mampu menumbuhkan kreativitasnya dalam mengembangkan metode pembelajaran.
8. Tercapainya hubungan harmonis antara siswa dengan guru guna menumbuhkan suasana
belajar yang menyenangkan.
Manfaat Pembelajaran Inovatif
1. Dapat menumbuh kembangkan pilar-pilar pembelajaan pada siswa, antara lain: learning to know (belajar
mengetahui), learning to do (belajar berbuat), learning together (belajar hidup bersama), dan learning to be
(belajar menjadi seseorang).
2. Mampu mendorong siswa untuk mengembangkan semua potensi dirinya secara maksimal, dengan
ditandai oleh keterlibatan siswa secara aktif, kreatif, dan inovatif selama proses pembelajaran di sekolah.
3. Mampu menefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran atau tujuan pendidikan.
4. Mampu mendorong siswa untuk melakukan perubahan perilaku secara positif dalam berbagai aspek
kehidupan (baik secara pribadi atau kelompok).
Selain itu, ada beberapa manfaat pembelajaran inovatif secara umum, yaitu:
1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
2. Pembelajaran inovatif melatih siswa untuk berpikir kreatif sehingga siswa mampu memunculkan ide-ide
baru yang positif.
3. Menumbuhkan kreatifitas guru dalam mengajar.
4. Dalam hal ini guru dituntut untuk tidak monoton, maksudnya guru harus memunculkan inovasi-inovasi
baru dalam proses pembelajaran.
5. Hubungan antara siswa dan guru menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun.
Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan
tepat.
6. Pembelajaran inovatif akan membuat siswa berfikir kritis dalam menghadapi masalah.
7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari, Dunia pendidikan akan
lebih berwarna, tidak monoton dan akan terus berkembang menjadi semakin baik.
8. Proses pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk siswa agar belajar.
9. Siswa harus bisa menempatkan diri dengan baik, siswa tidak boleh hanya diam tapi harus merusaha
memotivasi dirinya sendiri agar berkembang.
04
Pengertian Model Pembelajaran
Matematika Inovatif
Oleh:
Pengertian Model Pembelajaran Matematika
Inovatif
Model merupakan bagian terluas dari praktek pembelajaran dan merupakan orientasi filosofi dari pembelajaran.
Sedangkan pembelajaran diambil dari kata “intruction” yang berarti serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa (Wina Sanjaya, 2015). Model pembelajaran adalah rangkaian
proses pembelajaran yang mencakup pendekatan, strategi, metode, teknik dan taktik pembelajaran.
Istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode pembelajaran
yang akan dicapai:
 Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik,
 Tujuan pembelajaran yang akan dicapi.
 Langkah-langkah mengajar yang diperlukan agar model pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal,
 Lingkungtan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.
05
Contoh-contoh Model Pembelajaran
Matematika Inovatif
Oleh:
1. Model Pembelajaran Pengajuan Soal (Problem
Posing)
Model pembelajaran Problem Posing adalah suatu model pembelajaran yang mengharuskan para siswa untuk
mengajukan soal sendiri melalui belajar soal secara mandiri.
Sintaks Model Pembelajaran Pengajuan Soal (Problem Posing)
1) Guru menjelaskan pelajaran kepada para siswa.
2) Guru memberikan latihan soal seckupnya.
3) Siswa diminta mengajukan 1 atau 2 soal yang menantang, tetapi siswa tersebut harus bisa menyelesaikannya
(tugas ini dapat pula dilakukan secara kelompok).
4) Pada pertemuan berikutnya, secara acak, guru meminta siswa untuk menyajikan soal dan penyelesaiannya di
depan kelas.
5) Guru memberikan tugas rumah secara individual.
Tipe Model Pembelajaran Problem Posing
Problem Posing Tipe Problem Posing Tipe Within Problem Posing Tipe Post
Pre-Solution Posing Solution Posing Solution Posing
Pada model pembelajaran ini siswa Pada model pembelajaran siswa Pada model pembelajaran ini siswa
diminta membuat pertanyaan dan diminta mengembangkan pertanyaan diminta membuat soal yang sejenis
jawabannya berdasarkan pernyataan tunggal dari guru menjadi sub-sub dan menantang, seperti yang
yang dibuat oleh guru sebelumnya. pertanyaan yang relevan dengan dicontohkan oleh guru. Jika guru dan
Jadi, yang diketahui pada soal itu
dibuat guru, sedangkan siswa pertanyaan guru. siswa siap, maka siswa dapat diminta
membuat pertanyaan dan jawabannya untuk mengajukan soal yang
sendiri. menantang dan variatif pada pokok
bahasan yang diterangkan guru.
Contoh:
Diketahui: Sistem Persamaan Linier dalam Dua Selain itu siswa juga harus bisa
Contoh: Variabel: 2x – y = 9 dan x + 3y = 8. menemukan jawabannya.
Hitunglah nilai 3x + 2y. (dibuat guru). (akan tetapi ingat, jika siswa gagal
Diketahui: Kubus ABCD.EFGH Siswa harus bisa mengubah soal tersebut di
dengan panjang rusuk 12 cm (dibuat atas menjadi seperti berikut ini. menemukan jawabannya, maka guru
guru). Diketahui: Sistem Persamaan Linier dalam Dua merupakan nara sumber utama bagi
Hitunglah:….. (siswa membuat Variabel: 2x – y = 9 dan x + 3y = 8. siswanya. Jadi, guru harus benar-
Tentukan nilai x.
pertanyaan dan jawabannya sendiri). Tentukan nilai y. benar menguasai materi).
Hitunglah nilai 3x + 2y.
Kelebihan & Kelemahan Model Pembelajaran Problem
Posing
Kelebihan Kelemahan
1) Dapat meningkatkan aktivitas dan 1) Tak semua siswa dapat mengajukan
kreativitas belajar siswa. soal dan penyelesaiannya.
2) Efektif untuk meningkatkan hasil 2) Guru harus menguasai materi secara
belajar siswa. mantap karena jika siswa gagal
3) Meningkatkan kemandirian. menjawab, maka guru harus
4) Menyenangkan dan meningkatkan bertindak sebagai nara sumber.
motivasi.
2. Model Pembelajaran RME (Realistik Mathematics
Education)
RME pada dasarnya adalah pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami siswa untuk memperlancar
prosespembelajaran matematika sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan matematika secara lebih baik
daripada masa yang lalu (Soedjadi, 2011:2). Dengan kata lain pembelajaran matematika dengan RME
menuntut siswa untuk aktif membangun sendiri pengetahuannya dengan menggunakan dunia nyata untuk
pengembangan ide dan konsep matematika.
Model pembelajaran RME ini mempunyai karakteristik:
 Menggunakan konteks real (dikaitkan dengan kehidupan nyata) sebagai titik tolak belajar matematika.
 Menenkankan penyelesaian secara informal sebelum menggunakan cara formal atau menggunakan rumus.
 Ada upaya mengaitkan sesama topik dalam pelajaran matematika.
 Menghargai keberagaman jawaban siswa dan kontribusi siswa.
Sintaks penerapan Model Pembelajaran RME:
1. Sebelum suatu materi pokok diberikan, siswa diberikan kegiatan terencana (bisa lewat pengamatan
gambar/grafik, alat peraga, workshop mini, permainan, atau 1-2 soal kontekstual/realistik) yang
mengarahkan agar siswa dapat menemukan atau membangun pengetahuannya sendiri.
2. Guru mengamati/menilai/memeriksa hasil pekerjaan siswa. Guru perlu menghargai keberagaman jawaban
siswa.
3. Guru dapat meminta 1 atau 2 siswa untuk mendemonstrasikan temuannya (cara menyelesaikannya) di
depan kelas.
4. Dengan tanya jawab, guru dapat mengulangi jawaban siswa, agar siswa yang lainnya memiliki gambaran
yang jelas tentang pola pikir siswa yang telah menyelesaikan soal tersebut.
5. Setelah itu, guru baru menerangkan materi pokok pendukung soal yang baru saja dibahas (atau kegiatan
yang baru saja dilakukan), termasuk memberikan informasi tentang algoritma yang tepat untuk
menyelesaikan soal/masalah yang diberikan tersebut.
6. Dengan kegiatan ini, diharapkan para siswa pada akhirnya dapat membangun pengetahuannya sendiri.
Tetapi, guru tetap perlu memberikan arahan secukupnya jika hal itu memang diperlukan.
Contoh Penerapan dalam Pembelajaran Matematika
Materi Perkalian

Perkalian adalah penjumlahan yang berulang sebanyak “n” dan berlaku sifat komutatif dan asosiatif. Menurut
David Glover (2006:20), materi perkalian materi esensial yang cukup lama proses penanamannya. Untuk itu guru
harus mampu menemukan suatu cara agar bisa membawa siswa lebih mudah dalam penanaman konsep materi
tesebut dengan membawa anak ke situasi permasalahan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari yang sering
dialami siswa, misalnya dalam penanaman konsep perkalian, dengan cara guru mengajukan pertanyaan,
“3 ekor ayam, kakinya ada berapa ?”
Dengan masalah seperti ini, jawaban anak diharapkan akan bermacam-macam. Salah satunya adalah banyaknya
kaki ayam adalah 2 + 2 + 2. Jika tidak ada yang menyatakan dengan 3x 2, maka kita dapat mengenalkan tentang
notasi atau lambang atau konsep perkalian, yaitu 3 x 2.
Jadi, pertanyaan tadi diharapkan siswa dapat membangun atau mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri.
Dari jawaban pertanyaan itu dimunculkan konsep perkalian.
Kelebihan & Kelemahan Model Pembelajaran RME
Kelebihan
1. Memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa tentang keterkaitan antara matematika dengan
kehidupan sehari – hari dan kegunaan matematika pada umumnya.
2. Memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa bahwa matematika adalah suatu kajian yang
dikonstruksi dan dikembangkan oleh siswa.
3. Memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa bahwa cara penyelesaian masalah tidak harus
tunggal dan tidak harus sama antara satu siswa dengan siswa yang lainnya.
4. Memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa bahwa untuk menemukan suatu hasil dalam
matematika diperlukan suatu proses.
5. Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena menggunakan realitas kehidupan, sehingga siswa tidak
cepat bosan untuk belajar matematika.
6. Siswa merasa dihargai dan semakin terbuka, karena sikap belajar siswa ada nilainya.
7. Memupuk kerjasama dalam kelompok.
8. Melatih keberanian siswa karena siswa harus menjelaskan jawabannya.
9. Melatih siswa untuk terbiasa berfikir dan mengemukakan pendapat.
10. Mendidik budi pekerti.
Kelemahan
1. Upaya penerapan Pembelajaran matematika realistik membutuhkan perubahan yang sangat mendasar
mengenai berbagai hal yang tidak mudah untuk dipraktekan dan juga diperlukan waktu yang lama.
2. Pencarian soal – soal kontekstual yang memenuhi syarat – syarat yang dituntut pembelajaran matematika
realistik tidak selalu mudah untuk setiap topik yang akan dipelajari , terlebih lagi soal – soal tersebut harus
diselesaikan dengan berbagai macam cara.
3. Upaya mendorong siswa untuk menyelesaikan masalah juga merupakan salah satu kerugian pembelajaran
matematika realistik
4. Metode Pembelajaran matematika realistik memperlukan partisipasi siswa secara aktif baik fisik maupun
mental.
Langkah-langkah Model Pembelajaran
RME
Langkah-langkah penerapan pembelajaran ini dapat diterapkan menjadi lima langkah, yaitu:
1. Memberikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mendorong siswa menyelesaikan masalah tersebut, baik individu maupun kelompok.
3. Memberikan masalah yang lain pada siswa, tetapi dalam konteks yang sama setelah diperoleh beberapa
langkah dala menyelesaikan masalah tersebut.
4. Mempertimbangkan cara dan langkah yang ditentukan dengn memeriksa dan meneliti, kemudian guru
membimbing siswa untuk melangkah lebih jauh ke arah proses matematika vertikal.
5. Menugaskan siswa baik individu maupun kelompok untuk menyelesaikan permasalahan lain baik terapan
maupun bukan terapan.
3. Model Pembelajaran Keliling Kelompok
(Round Club)
Pembelajaran Round Club atau Keliling Kelompok adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok
untuk bekerjasama saling membantu mengkontruksi konsep. Menyelesaikan persoalan atau inkuiri.
Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak- partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri
dari 4-5 orang, siswa heterogen (kemampuan gender, karakter) ada control dan fasilitasi, serta meminta
tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompotensi dasar.
2. Guru membagi siswa menjadi kelompok.
3. Guru memberikan tugas atau lembar kerja.
4. Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan pandangan dan pemikiran
mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan.
5. Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya.
6. Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan.
Kelebihan & Kelemahan Model Pembelajaran Keliling
Kelompok
Kelebihan Kelemahan
1) Adanya tanggung jawab setiap 1) Banyak waktu yang terbuang dalam
kelompok. pembelajaran keliling kelompok.
2) Adanya pemberian sumbnagan ide 2) Suasana kelas menjadi rebut.
pada kelompoknya. 3) Tidak dapat diterapkan pada mata
3) Lebih dari sekedar belajar kelompok. pelajaran yang memerlukan
4) Bisa saling mendengarkan dan pengayaan
mengutarakan pendapat, pandangan
serta hasil pemikiran.
5) Hasil pemikiran beberapa kepala lebih
kaya dari pada satu kepala.
6) Dapat membina dan memperkaya
emosional
4. Model Pembelajaran Problem Based
Learning
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses
pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik mendapat
pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar
sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan
yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari.
Model pembelajaran ini bertujuan merangsang peserta didik untuk belajar melalui berbagai permasalahan nyata
dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya melalui langkah-
langkah pembelajaran sebagai berikut:
1. Mengorientasi peserta didik pada masalah. Tahap ini untuk memfokuskan peserta didik mengamati
masalah yang menjadi objek pembelajaran.
2. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Pengorganisasian pembelajaran salah satu kegiatan agar
peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan (atau menanya) terhadap malasalah kajian.
3. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini peserta didik melakukan percobaan
(mencoba) untuk memperoleh data dalam rangka menjawab atau menyelesaikan masalah yang dikaji.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta didik mengasosiasi data yang ditemukan dari
percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Setelah peserta didik mendapat jawaban terhadap
masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.
Kelebihan & Kelemahan Model Pembelajaran Problem
Based Learning
Kelebihan Kelemahan
1) Manakala siswa tidak memiliki minat atau
1) Punya keaslian seperti di dunia kerja. tidak mempunyai kepercayaan bahwa
2) Dibangun dengan memperhitungkan masalah yang dipelajari sulit untuk
dipecahkan, maka mereka akan merasa
pengetahuan sebelumnya. enggan untuk mencoba.
2) Keberhasilan model pembelajaran ini
3) Membangun pemikiran yang membutuhkan cukup waktu untuk
persiapan.
metakognitif dan konstruktif. 3) Tanpa pemahaman mengapa mereka
4) Meningkatkan minat dan motivasi berusaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, maka mereka tidak
dalam pembelajaran. akan belajar apa yang mereka ingin
pelajari.
5. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual
Teaching and Learning)
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning) mengasumsikan bahwa secara natural pikiran mencari
makna konteks sesuai dengan situasi nyata lingkungan seseorang melalui pencarian hubungan masuk akal dan
bermanfaat. Melalui pemaduan materi yang dipelajari dengan pengalaman keseharian siswa akan
menghasilkan dasar- dasar pengetahuan yang mendalam.
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning) adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada
filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis
yang mereka terima, dan mereka menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan
informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya (Elaine B.
Johnson, 2007:14).
Dalam Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning), ada 8 komponen yang harus ditempuh, yaitu:
o Membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna,
o Melakukan pekerjaan yang berarti,
o Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri,
o Bekerja sama,
o Berpikir kritis dan kreatif,
o Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang
o Mencapai standar yang tinggi,
o Menggunakan penilaian otentik (Elaine B. Johnson, 2007: 65-66).
Kelebihan & Kelemahan Model Pembelajaran
Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
Kelebihan Kelemahan
1) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan 1) Guru lebih intensif dalam membimbing
riil. karena dalam metode CTL.
2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu 2) Guru memberikan kesempatan kpada
menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa untuk menemukan atau
siswa karena metode pembelajaran CTL menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak
menganut aliran konstruktivisme, dimana siswa agar dengan menyadari dan dengan
seorang siswa dituntun untuk menemukan sadar menggunakan strategi-strategi
pengetahuannya sendiri. mereka sendiri untuk belajar.
Thank’s
!

Anda mungkin juga menyukai