Anda di halaman 1dari 15

21

APLIKASI PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE II

1) Sistem Gerak Bebas Tak Teredam


Model sistem gerak bebas tak teredam adalah sistem gerak dengan gaya luar 𝐹(𝑡) = 0
dan peredam 𝑑 = 0. Model ini menghasilkan Persamaan Diferensial Orde 2. Penyelesaian model
ini dilakukan dengan menentukan akar persamaan karakteristik Persamaan Diferensial Orde 2.
Penyelesaian model sistem gerak bebas tak teredam pada pembahasan ini dapat ditunjukkan
dengan parameter amplitudo, sudut fasa, frekuensi, dan periode gerak benda. Berikut
penjelasannya:
Model sistem gerak harmonik bebas tak teredam:
𝑑 2𝑦
𝑚 2 + 𝑘𝑦 = 0
𝑑𝑥
Gerak benda didapatkan dengan menyelesaikan Persamaan Diferensial diatas. Jika persamaan
dibagi dengan m, maka persamaan diferensial menjadi:
𝑑 2𝑦 𝑘
+ 𝑦=0
𝑑𝑥2 𝑚
𝑘
𝑑2𝑦 + 𝜔 02𝑦 = 0, 𝜔 0 = √
𝑑𝑥2 �

Persamaan karakteristik Persamaan Diferensial diatas: 𝑟2 + 𝜔02 = 0


Akar-akar persamaan karakteristik: 𝑟1,2 = ±𝑖𝜔 0
sehingga penyelesaian umum PD yang menggambarkan gerak benda:
𝑦(𝑡) = 𝑐1 cos 𝜔0 𝑡 + 𝑐2 sin 𝜔0 𝑡

Jika persamaan dikali dan dibagi dengan √𝑐1 2 + 𝑐2 2 maka:

𝑦 ( 𝑡 ) = √𝑐 2
+𝑐 𝑐1 cos 𝑐2 sin 𝑡]
2 [ 𝑡+
𝜔 𝜔
1 2 0 0
√𝑐 2
+𝑐 2
√𝑐 2
+𝑐 2
1 2 1 2

Jika didefinisikan:
𝑅 = √𝑐1 2 + 𝑐2 2
𝑐1
cos 𝜃 =
√𝑐1 2 + 𝑐2 2
𝑐2
sin 𝜃 =
Hery Indria Dwi Puspita, S.Si., M.T. MATEMATIKA TEKNIK
√𝑐1 2 + 𝑐2 2

Hery Indria Dwi Puspita, S.Si., M.T. MATEMATIKA TEKNIK


22

maka persamaan menjadi:

𝑦 (𝑡) = 𝑅 [cos 𝜃 cos 𝜔0 𝑡 + sin 𝜃 sin 𝜔0 𝑡 ]


atau
𝑦(𝑡) = 𝑅 cos(𝜔0 𝑡 − 𝜃)
dengan 𝑅 disebut amplitudo sistem gerak harmonik
𝜃 disebut sudut fasa

𝜔 0 disebut frekuensi = √ 𝑘
𝑚

Jika satu siklus gerak harmonik yang terjadi digambar dalam unit waktu 2𝜋, maka frekuensi
didefinisikan menjadi
𝜔0
𝑓=
2𝜋
Maka periode gerak harmonik adalah
2𝜋 𝑚
𝑇 = 1⁄𝑓 = = 2𝜋√
𝜔0 𝑘

Gambar 1. Ilustrasi Gerak Harmonik 𝑦 (𝑡) = 𝑅 cos(𝜔0 𝑡 − 𝜃)

Hery Indria Dwi Puspita, S.Si., M.T. MATEMATIKA TEKNIK


23

Gambar 2. Ilustrasi Hubungan 𝑐1, 𝑐2, 𝑅, dan 𝜃

Contoh Kasus 1:
Sistem gerak harmonik benda yang tergantung pada pegas, jika massa benda 𝑚 = 1⁄4

𝑘𝑔 dan konstanta pegas 𝑘 = 16 𝑁/𝑚, redaman = 0. Pegas saat tertarik benda bertambah
panjang 1 m dan mulai bergerak keatas dengan kecepatan 8 𝑚/𝑠. Sistem tidak diberi gaya luar.
a. Tentukan model persamaan yang menggambarkan sistem gerak harmonik pada pegas
pada contoh kasus diatas!
b. Tentukan persamaan gerak benda!
c. Tentukan amplitudo, sudut fasa, frekuensi, dan periode gerak benda!
Penyelesaian:
a. Model persamaan sistem gerak harmonik pada pegas
𝑑 2𝑦 𝑑𝑦
𝑚 2 + 𝑑 + 𝑘𝑦 = 𝐹(𝑡)
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Pada contoh kasus diketahui redaman 𝑑 = 0, gaya luar 𝐹 (𝑡) = 0, massa 𝑚 = 1⁄4

𝑘𝑔, konstanta pegas 𝑘 = 16 𝑁/𝑚, sehingga model persamaan gerak harmonik


pada pegas menjadi:

1 𝑑2𝑦
+ 16𝑦 = 0
4 𝑑𝑡 2

Hery Indria Dwi Puspita, S.Si., M.T. MATEMATIKA TEKNIK


24

dengan kondisi awal:


posisi awal benda 𝑦(0) = 1 dan
kecepatan awal benda 𝑑𝑦 (0) = −8.
𝑑𝑡

b. Persamaan gerak benda.


Persamaan gerak benda didapatkan dengan menyelesaikan model PD (a), yaitu:

1 𝑑2𝑦
+ 16𝑦 = 0
4 𝑑𝑡 2
𝑑 2𝑦
+ 64𝑦 = 0
𝑑𝑡 2
penyelesaiannya adalah:
 Persamaan karakteristik dari PD diatas 𝑟 2 + 64 = 0
 Akar-akar persamaan karakteristik: 𝑟 = ±√−64 = ±8𝑖
 Solusi umum PD, dengan 𝜔0 = 8
𝑦(𝑡) = 𝑐1 cos 8𝑡 + 𝑐2 sin 8𝑡
dengan memasukkan syarat kondisi awal maka:
𝑦(0) = 𝑐1 cos 0 + 𝑐2 sin 0
𝑦(0) = 𝑐1 ∙ 1 + 𝑐2 ∙ 0
𝑦(0) = 𝑐1 = 1
dan dengan menggunakan persamaan 𝑦′(0) atau 𝑑𝑦 (0), jadi:
𝑑𝑡

𝑦 (𝑡) = −8𝑐1 sin 8𝑡 + 8𝑐2 cos 8𝑡


𝑦 ′ (0) = −8𝑐1 sin 0 + 8𝑐2 cos 0


𝑦 ′ (0) = −𝑐1 ∙ 0 + 8𝑐2 ∙ 1
𝑦 ′(0) = 8𝑐2
−8 = 8𝑐2
𝑐2 = −1
Sehingga peramaan gerak benda:
𝑦(𝑡) = cos 8𝑡 − sin 8𝑡

Hery Indria Dwi Puspita, S.Si., M.T. MATEMATIKA TEKNIK


25

c. Menentukan amplitudo, sudut fasa, frekuensi, dan periode dengan membentuk persamaan
𝑦 (𝑡) = cos 8𝑡 − sin 8𝑡 dalam satu sinus/cosinus. Bentuk umum persamaan satu
sinus/cosinus sistem gerak pada pegas:
𝑦 (𝑡) = 𝑅 cos(𝜔 0 𝑡 − 𝜃)
𝑦(𝑡) = 𝑅 cos(8𝑡 − 𝜃)
dengan: 𝑅 = √𝑐1 2 + 𝑐2 2
𝑐2
tan 𝜃
= 𝑐1

𝜔0
𝑓=
2𝜋 2𝜋 𝑚
𝑇 = 1⁄𝑓 = = 2𝜋√
𝜔0 𝑘
sehingga: amplitudo 𝑅 = √(1)2 + (−1)2 = √1 + 1 = √2
8 4
frekuensi 𝑓 = =
2𝜋 𝜋
𝜋
periode 𝑇 =
4
−1
tan 𝜃 =
1 = −1 (𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑛 𝐼𝑉)
7𝜋
sudut fasa 𝜃 =
4

𝑦(𝑡) = 𝑅 cos(8𝑡 − 𝜃)
7𝜋
𝑦(𝑡) = √2 cos (8𝑡 − )
4

Gambar 3. Ilustrasi Sudut Fasa

Hery Indria Dwi Puspita, S.Si., M.T. MATEMATIKA TEKNIK


26

2) Sistem Gerak Bebas Teredam


Model sistem gerak benda bebas teredam:
𝑑 2𝑦 𝑑𝑦
𝑚 2 + 𝑑 + 𝑘𝑦 = 0
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Persamaan gerak benda didapatkan dengan menyelesaikan PD diatas. Untuk
mengilustrasikan gerak benda pada sistem pegas bebas teredam akan diuraikan pada tiga
kasus, yaitu sistem teredam kurang (underdamped), sistem teredam krisi (crtically damped),
dan sistem teredam lebih (over damped), dimana masing-masing ditentukan dari nilai
diskriminan 𝑑2 − 4𝑚𝑘.

Persamaan karakteristik dari model sistem gerak benda bebas teredam adalah:

𝑚 ∙ 𝑑2 − 𝑑 ∙ 𝑟 + 𝑘 = 0

Sehingga akar-akar persamaan karakteristiknya:

𝑟1,2 = −𝑑 ± √𝑑2 −
4𝑚𝑘
2𝑚

a. Sistem Teredam Kurang (underdamped), (𝒅𝟐 − 𝟒𝒎𝒌 < 𝟎)


Solusi persamaan gerak benda pada sistem teredam kurang (underdamped) didapatkan
jika 𝑑2 − 4𝑚𝑘 < 0, dimana akar-akar persamaan karakteristik adalah:

−𝑑 ± √4𝑚𝑘 − 𝑑2
𝑟1,2 =
2𝑚
Persamaan solusinya adalah:
𝑑
(𝛼+𝑖𝛽)𝑡 (𝛼−𝑖𝛽)𝑡 (− )𝑡
𝑦 = 𝑐1𝑒 + 𝑐1𝑒 =𝑒 2𝑚 (𝐴 cos 𝛽𝑡 + 𝐵 sin 𝛽𝑡)

Dimana: 𝛼 = −𝑑/2𝑚
√(4𝑚𝑘 − 𝑑2)
𝛽=
2𝑚

Bentuk satu sinus/cosinus persamaan diatas adalah:


𝑑
(− )𝑡
𝑦=𝑒 2𝑚 (𝐴 cos 𝛽𝑡 + 𝐵 sin 𝛽𝑡)
𝑅 = √𝐴2 + 𝐵2
Hery Indria Dwi Puspita, S.Si., M.T. MATEMATIKA TEKNIK
𝐵
tan 𝜃 =
𝐴

Hery Indria Dwi Puspita, S.Si., M.T. MATEMATIKA TEKNIK


27

b. Sistem Teredam Krisis (critically damped), (𝒅𝟐 = 𝟒𝒎𝒌)

Pada sistem teredam kritis 𝑑2 = 4𝑚𝑘 sehingga akar-akar persamaan karakteristik sama
yaitu:

−𝑑
𝑟1,2 =
2𝑚
Persamaan solusinya:
𝑑
(− )𝑡
𝑦 = (𝑐1 + 𝑐2 𝑡)𝑒 2𝑚

c. Sistem Teredam Lebih (overdamped), (𝒅𝟐 > 𝟒𝒎𝒌)


Pada sistem teredam lebih 𝑑2 > 4𝑚𝑘 sehingga akar-akar persamaan karakteristik adalah:
−𝑑 ± √𝑑2 − 4𝑚𝑘
𝑟1,2 =
2𝑚
Solusi umum persamaan gerak pada sistem teredam lebih adalah:
𝑦(𝑡) = 𝑐1 𝑟1 𝑒 𝑟1𝑡 + 𝑐2 𝑟2 𝑒 𝑟2 𝑡
Pada kenyataannya nilai 𝑟1,2 < 0 sehingga untuk 𝑡 → ∞ maka 𝑦(𝑡) = 0. Jika 𝑦(𝑡) diturunkan, yaitu:
𝑦′(𝑡) = 𝑒 𝑟1 𝑡 (𝑐1 𝑟1 + 𝑐2 𝑟2 𝑒 (𝑟2 −𝑟1 )𝑡 )
Maka 𝑦 ′(𝑡) = 0 hanya jika (𝑐1 𝑟1 + 𝑐2 𝑟2 𝑒 (𝑟2 −𝑟1 )𝑡 ) = 0
Jadi secara umum gerak benda pada pegas pada sistem teredam lebih mempunyai perilaku sama
dengan sistem teredam krisis, yaitu 𝑡 → ∞ maka 𝑦(𝑡) = 0 dan hanya memiliki satu titik puncak
maksimum dan minimum pada 𝑡 > 0.

Soal Latihan 1:
Sebuah sistem gerak benda pada pegas dengan peredam dimodelkan oleh persamaan berikut:
𝑑 2𝑦 𝑑𝑦
+𝑑 +𝑦=0
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡
𝑦(𝑡) = 0; 𝑦′(𝑡) = 0
Jika d = 1, 2, dan 4, tentukan persamaan gerak benda! Bagaimana pengaruh perubahan nilai
konstanta peredaman d pada gerak benda?

Hery Indria Dwi Puspita, S.Si., M.T. MATEMATIKA TEKNIK


28

3) Rangkaian Listrik LC Seri


Rangkaian LC seri dengan sumber baterai E volt digambarkan pada Gambar 4. Dengan
Hukum Tegangan Kirchoff didapatkan model persamaan pada Gambar 4, yaitu:
𝑉𝐿 + 𝑉𝐶 = 𝐸

dengan: 𝑉𝐿 𝑑𝐼
adalah tegangan pada inductor L yaitu 𝐿
𝑑𝑡
𝑉𝐶 1
adalah tegangan pada inductor C yaitu ∫ 𝐼 𝑑𝑡
𝐶
𝑑𝑄
diketahui bahwa 𝐼 dengan Q adalah muatan dalam Coulomb. Sehingga model persamaan
𝑑𝑡

dapat dituliskan:
𝑑𝐼 1
𝐿 + ∫ 𝐼 𝑑𝑡 = 𝐸
𝑑𝑡 𝐶
untuk menghilangkan tanda integral, persamaan diferensialkan, maka:
𝑑
𝐿 ( 𝑑𝐼 ) 1 ∫ 𝑑 𝑑
𝑑𝑡 + 𝐼 𝑑𝑡 = (𝐸)
𝐶 𝑑𝑡
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑 2𝐼 1 𝑑
𝐿 + 𝐼= (𝐸)
𝑑𝑡 2 𝐶 𝑑𝑡

Gambar 4. Rangkaian LC Seri

Model persamaan untuk Gambar 4 dapat dinyatakan dalam muatan Q(t), yaitu:
𝑑𝐼
𝐿 + 1 ∫ 𝐼𝑑𝑡 = 𝐸
𝑑𝑡 𝐶
𝑑
𝐿 ( 𝑑𝑄) 1 ∫ 𝑑𝑄
𝑑𝑡 + 𝑑𝑡 = 𝐸
𝐶 𝑑𝑡
𝑑𝑡
𝑑 2𝑄 1
Hery Indria Dwi Puspita, S.Si., M.T. MATEMATIKA TEKNIK
𝐿 + 𝑄=𝐸
𝑑
𝑑𝑡 2 𝐶
Jika sumber baterai 𝐸 = 0 ( (𝐸) = 0)
𝑑𝑡

Hery Indria Dwi Puspita, S.Si., M.T. MATEMATIKA TEKNIK


29

Model persamaan rangkaian dinyatakan sebagai:


𝑑2𝐼 1
𝐿 2 + 𝐼=0
𝑑𝑡 𝐶
𝑑 2𝐼 1
+ 𝐼=0
𝑑𝑡 2 𝐶𝐿
Penyelesaian persamaan homogen orde-2 diatas adalah
 Persamaan karakteristik dari PD diatas:
1
𝑟2 + =0
𝐶𝐿
 Akar-akar persamaan karakteristik:

1
𝑟1,2 = ±𝑖 √
𝐶𝐿

Sehingga penyelesaian umum PD adalah sebagai berikut:


𝑦 = 𝑐1 𝑒 (𝛼+𝑖𝛽)𝑥 + 𝑐2 𝑒 (𝛼+𝑖𝛽)𝑥 = 𝐴𝑒 𝛼𝑥 cos 𝛽𝑥 + 𝐵 sin 𝛽𝑥
dengan 𝑐1, 𝑐2, 𝐴, 𝐵 = konstanta; 𝑟 = 𝛼 ± 𝑖𝛽
maka:
1 1
𝑦 (𝑡) = 𝐴 cos √ 𝑡 + 𝐵 sin √ 𝑡
𝐶𝐿 𝐶𝐿

Contoh Kasus 2:
Tentukan kuat arus 𝐼(𝑡) rangkaian LC seperti Gambar 4 jika 𝐿 = 10 henry, 𝐶 = 0,004 farad, 𝐸 =
0 volt!
Penyelesaian:
Model persamaan rangkaian LC, dengan 𝐿 = 10 henry, 𝐶 = 0,004 farad, 𝐸 = 0 volt:
𝑑 2𝐼
+ 25𝐼 = 0
𝑑𝑡 2
Persamaan karakteristik dari PD:

𝑟2 + 25 = 0
Akar-akar persamaan
karakteristik:
𝑟1,2 = ±𝑖5

Penyelesaian PD:
𝐼 (𝑡) = 𝐴 cos 5𝑡 + 𝐵 sin 5𝑡

Hery Indria Dwi Puspita, S.Si., M.T. MATEMATIKA TEKNIK


30

4) Rangkaian RLC Seri


Rangkaian RCL Seri dengan sumber baterai E volt digambarkan pada Gambar 5. Model
persamaan rangkaian didapatkan dengan hokum Tegangan Kirchoff, yaitu:
𝑉𝑅 + 𝑉𝐿 + 𝑉𝐶 = 𝐸
dengan: 𝑉𝑅 adalah tegangan pada resistor 𝑅 yaitu 𝑅𝐼

𝑉𝐿 𝑑𝑄
adalah tegangan pada induktor 𝐿 yaitu 𝐿
𝑑𝑡
𝑉𝐶 1
adalah tegangan pada induktor 𝐶 yaitu ∫ 𝐼𝑑𝑡
𝐶
𝑑𝑄
diketahui bahwa 𝐼 = dengan 𝑄 adalah muatan dalam Coulomb.
𝑑𝑡

Gambar 5 Rangkaian RLC Seri

Model persamaan rangkaian dapat dinyatakan sebagai:


𝑑𝐼 1
𝑅𝐼 + 𝐿 + ∫ 𝐼 𝑑𝑡 = 𝐸
𝑑𝑡 𝐶
untuk menghilangkan tanda integral, persamaan dideferensialkan, maka:
𝑑
𝑅 𝑑 𝑑𝐼 1 𝑑 𝑑
𝑑𝑡 𝐼 + 𝐿 𝑑𝑡 (+ ) 𝐶∫ 𝑑𝑡 𝐼 𝑑𝑡 = 𝑑𝑡 (𝐸)
𝑑𝑡
𝑑 𝐼
2
𝑑𝐼 1 𝑑
𝐿 2 + 𝑅 + 𝐼 = (𝐸)
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝐶 𝑑𝑡
Model persamaan untuk Gambar 6 dapat dinyatakan dalam muatan 𝑄(𝑡), yaitu:
𝑑𝐼 1
𝑅𝐼 + 𝐿 + ∫ 𝐼 𝑑𝑡 = 𝐸
𝑑𝑡 𝐶
𝑑𝑄
𝑅 𝑑 𝑑𝑄 1 𝑑𝑄
𝑑𝑡 𝐼 + 𝐿 ( ) ∫ 𝑑𝑡 = 𝐸
𝑑𝑡 + 𝐶 𝑑𝑡
𝑑𝑡

Hery Indria Dwi Puspita, S.Si., M.T. MATEMATIKA TEKNIK


𝑑 2𝑄 𝑑𝑄 1
𝐿 2 +𝑅 + 𝑄=𝐸
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝐶

Hery Indria Dwi Puspita, S.Si., M.T. MATEMATIKA TEKNIK


31

Soal Latihan 2:
Tentukan muatan 𝑄 dan 𝐼 sebagai fungsi waktu 𝑡 dalam rangkaian RLC seri jika 𝑅 = 16 𝛺, 𝐿 =
0,02 𝐻, 𝐿 = 16 𝛺, 𝐶 = 2 × 10−4 𝐹, dan 𝐸 = 12 𝑣𝑜𝑙𝑡. Anggaplah pada saat 𝑡 = 0, arus 𝐼 = 0
muatan kapasitor 𝑄 = 0.

Hery Indria Dwi Puspita, S.Si., M.T. MATEMATIKA TEKNIK

Anda mungkin juga menyukai