Dosen Pengampu
Disusun Oleh
𝑏 𝑏
𝐼 = ∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 ≈ ∫ 𝑝 (𝑥)𝑑𝑥
𝑎 𝑎
𝑛 2 −1 𝑛
𝑝 (𝑥) = 𝑎0 + 𝑎1𝑥 + 𝑎2𝑥 + … + 𝑎𝑛−1𝑥 + 𝑎𝑛𝑥
Mengapa polinom interpolasi? Karena suku-suku polinom mudah diintegralkan dengan rumus integral
yang sudah baku, yaitu
𝑏
𝑛 𝑎 𝑛−1
∫ 𝑎𝑥 𝑑𝑥 = 𝑛−1
𝑥 +𝐶
𝑎
Sembarang polinom interpolasi yang telah kita bahas di dalam Bab 5 dapat digunakan sebagai
hampiran fungsi, tetapi di dalam bab ini polinom interpolasi yang kita pakai adalah polinom
Newton-Gregory maju:
2 𝑛
∆𝑓0 ∆ 𝑓0 ∆ 𝑓0
(
𝑝𝑛(𝑥) = 𝑓0 + 𝑥 − 𝑥0 ) 1!ℎ ( )(
+ 𝑥 − 𝑥0 𝑥 − 𝑥1 ) 2!ℎ 2 +…+ ( )( ) ( ) 𝑛!ℎ
𝑥 − 𝑥0 𝑥 − 𝑥1 ... 𝑥 − 𝑥𝑛−1 𝑛
Dari beberapa kaidah integrasi numerik yang diturunkan dari metode Newton-Cotes, tiga di antaranya
yang terkenal adalah:
Kaidah Trapesium
Diberikan dua buah titik data (0, f(0)) dan (h, f(h)). Polinom interpolasi yang melalui kedua buah titik
itu adalah sebuah garis lurus. Luas daerah yang dihitung sebagai hampiran nilai integrasi adalah
daerah di bawah garis lurus tersebut
Polinom interpolasi Newton-Gregory derajat 1 yang melalui kedua buah titik itu adalah
∆𝑓(𝑥0) ∆𝑓0
( )
𝑝1(𝑥) = 𝑓 𝑥0 + 𝑥 ℎ
= 𝑓0 + 𝑥 ℎ
ℎ ∆𝑓0
≈ ∫(𝑓0 + 𝑥 ℎ
)𝑑𝑥
0
2
𝑥
≈𝑥𝑓0 + 2ℎ
∆𝑓0 𝑥 = ℎ 𝑥 = 0
ℎ
≈ℎ𝑓0 + 2
∆𝑓0
ℎ
≈ℎ𝑓0 + 2
(𝑓1 − 𝑓0) , sebab ∆𝑓0 = 𝑓1 − 𝑓0
ℎ ℎ
≈ 2
𝑓0 + 2
𝑓1
ℎ
≈ 2
(𝑓0 − 𝑓1)
Galat kaidah trapesium sudah kita turunkan sebelumnya pada metode pias, yaitu :
1 3 '' 3
𝐸 =− 12
ℎ 𝑓 (𝑡) = 𝑂ℎ , 0 < 𝑡 < ℎ
Jadi,
ℎ
∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 ≈
0
ℎ
2 (𝑓0 − 𝑓1) + 𝑂(ℎ3)
Kaidah trapesium untuk integrasi dalam selang [0, h] kita perluas untuk menghitung :
𝑏
𝐼 = ∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥
𝑎
yang dalam hal ini, I sama dengan luas daerah integrasi di dalam selang [a, b]. Luas daerah tersebut
diperoleh dengan membagi selang [a, b] menjadi n buah upaselang (subinterval) dengan lebar tiap
upaselang h, yaitu [𝑥0, 𝑥1], [𝑥1, 𝑥2], [𝑥2, 𝑥3], ... , [𝑥𝑛−1 , 𝑥𝑛]. Titik-titik ujung tiap upaselang
diinterpolasi dengan polinom derajat 1. Jadi, di dalam selang [a, b] terdapat n buah polinom derajat
satu yang terpotong-potong (piecewise). Integrasi masing-masing polinom itu menghasilkan n buah
kaidah trapesium yang disebut kaidah trapesium gabungan. Luas daerah integrasi di dalam selang [a,
b] adalah jumlah seluruh luas trapesium, yaitu
𝑏 𝑥1 𝑥2 𝑥𝑛−1
≈
ℎ
2 (𝑓0 − 𝑓1) + ℎ2 (𝑓1 − 𝑓2) + … + ℎ2 (𝑓𝑛−1 − 𝑓𝑛)
≈
ℎ
2 (𝑓0 + 2𝑓1 + 2𝑓2 + …2𝑓𝑛−1 + 2𝑓𝑛)
( )
𝑛−1
ℎ
≈ 2
𝑓0 + 2𝑓𝑖 + ∑ 𝑓𝑛
𝑖+1
( )
dengan 𝑓𝑟 = 𝑓 𝑥𝑟 , 𝑟 = 0, 1, 2, …, 𝑛
Galat total kaidah trapesium gabungan sudah kita turunkan pada metode pias, yaitu :
2
ℎ '' 2
𝐸𝑡𝑜𝑡≈ − 12
(𝑏 − 𝑎)𝑓 (𝑡) = 𝑂(ℎ ) , 0 < 𝑡 < ℎ
Dengan demikian,
( )
𝑏 𝑛
ℎ 2
∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 = 2
𝑓0 + 2 ∑ 𝑓𝑖 + 𝑓𝑛 + 𝑂(ℎ )
𝑎 𝑖+1
2
Jadi, galat integrasi dengan kaidah trapesium sebanding dengan (ℎ ) .
Contoh Soal :
Hitunglah Integral :
Aturan 1/3 Simpson adalah perpanjangan dari aturan trapesium di mana integrannya didekati dengan
polinomial orde dua. Simpson’s rule didasarkan pada interpolasi kuadratik. Misalkan (0, f(0)), (h,f(h)),
dan (2hf(2h)).
Polinom Interpolasi Newton-Gregory derajat 2 yang melalui ketiga buah titik tersebut adalah
Dan
Maka, Selanjutnya
Persamaan diatas dinamakan kaidah simpson 1/3. Sebutan 1/3 muncul karena di dalam persamaan
tersebut terdapat factor “1/3”.
Misalkan kurva fungsi sepanjang selang integrase [a.b] kita bagi menjadi n+1 buah titik diskrit x0, xq,
x2, …., xn, dengan n genap, dan setiap tiga buah titik di kurva dihampiri dengan parabola, maka kita
akan mempunyai n/2 buah potongan parabla. Bila masing-masing polinom derajat 2 tersebut kita
integralkan di dalam upaselang integrasinya, maka jumlah seluruh integral tersebut membentuk
kaidah simpson 1/3 gabungan:
1, 4, 2, 4, 2, …, 2, 4,1
Namun penggunaan kaidah 1/3 Simpson menyaratkan jumlah upaselang (n) harus genap, ini berbeda
dengan kaidah trapezium yang tidak mempunyai persyaratan mengenai jumlah selang.
Hitunglah Integral :
Dengan Menggunakan kaidah Simpson 1/3 , Gunakan jarak antar titik h = 0.125.
Penyelesaian :
Jumlah upaselang: n = (1 - 0)/0.125 = 8
Tabel titik-titik di dalam selang [0,1]:
Kaidah Simpson 3/8
Seperti halnya pada kaidah Simpson 1/3, hampiran nilai integrasi yang lebih teliti dapat ditingkatkan
terus dengan mengunakan polinom interpolasi berderajat lebih tinggi pula. Misalkan sekarang fungsi
f(x) kita hampiri dengan polinom interpolasi derajat 3. Luas daerah yang dihitung sebagai hampiran
nilai integrasi adalah daerah di bawah kurva polinom derajat 3 tersebut parabola (Gambar 6.11).
Untuk membentuk polinom interpolasi derajat 3, dibutuhkan 4 buah titik data, misalkan titik-titk
tersebut (0, f(0)), (h, f(h)), (2h, f(2h)), dan (3h, f(3h)).
Polinom interpolasi Newton-Gregory derajat 3 yang melalui keempat buah titik itu adalah
2 3
𝑝1(𝑥) = 𝑓 𝑥0 +( ) 𝑥
ℎ
Δ𝑓(𝑥0) +
𝑥(𝑥−ℎ)
2!ℎ
2 ∆ 𝑓(𝑥0) +
𝑥(𝑥−ℎ)(𝑥−2ℎ)
3!ℎ
3 ∆ 𝑓(𝑥0)
𝑥 𝑥(𝑥−ℎ) 2 𝑥(𝑥−ℎ)(𝑥−2ℎ) 3
= 𝑓0 + ℎ
∆𝑓0 + 2 ∆ 𝑓0 + 3 ∆ 𝑓0
2!ℎ 3!ℎ
3ℎ 3ℎ
𝐼 ≈ ∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 ≈ ∫ 𝑝3(𝑥)𝑑𝑥
0 0
3ℎ
2 3
≈ ∫ ⎡⎢𝑓0 + ∆ 𝑓0⎤⎥ 𝑑𝑥
𝑥 𝑥(𝑥−ℎ) 𝑥(𝑥−ℎ)(𝑥−2ℎ)
ℎ
∆𝑓0 + 2 ∆ 𝑓0 + 3
0⎣ 2!ℎ 3!ℎ ⎦
Dengan cara penurunan yang sama seperti pada kaidah Simpson 1/3, diperoleh
3ℎ
3ℎ
∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 ≈ 8
(𝑓0 + 3𝑓1 + 3𝑓2 + 𝑓3)
0
yang merupakan kaidah Simpson 3/8.
3 5 (𝑖𝑣)
𝐸 =− 80
ℎ 𝑓0 (𝑡) , 0 < 𝑡 < 3ℎ
Jadi, kaidah Simpson 3/8 ditambah dengan galatnya deapat dinyatakan sebagai
3ℎ
∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 ≈
0
3ℎ
8 (𝑓0 + 3𝑓1 + 3𝑓2 + 𝑓3) + 𝑂(ℎ5)
𝑏
3ℎ
∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 ≈ 8
(𝑓0 + 3𝑓1 + 3𝑓2 + 2𝑓3 + 3𝑓4 + 3𝑓5 + 2𝑓6 + 3𝑓7 + 3𝑓8 + 2𝑓9 + …2𝑓𝑛−3 + 3
𝑎
𝑛 𝑛
3ℎ
≈ 8
(𝑓0 + 3 ∑ 𝑓𝑖 + 2 ∑ 𝑓𝑖 + 𝑓𝑛)
𝑖+1 𝑖≠3,6,9,… 𝑖+1 𝑖≠3,6,9,…
1, 3, 3, 2, 3, 3, 2, 3, 3, 2, ... , 2, 3, 3, 1
Namun penggunaan kaidah Simpson 3/8 mensyaratkan jumlah upaselang (n) harus kelipatan tiga.
Galat kaidah 3/8 Simpson gabungan adalah
𝑛/3 5 5 𝑛/3
(−3ℎ ) (𝑖𝑣) −3ℎ (𝑖𝑣)
𝐸𝑡𝑜𝑡 ≈ ∑ 80
𝑓 (𝑡) ≈ 80
∑ 𝑓 (𝑡)
𝑖=1 𝑖=1
5
3ℎ 𝑛 (𝑖𝑣)
≈− 80
. 3
.𝑓 (𝑡)
5
ℎ (𝑏−𝑎) (𝑖𝑣)
≈− 80
. 3
.𝑓 (𝑡)
4
(𝑏−𝑎)ℎ (𝑖𝑣)
≈− 80
.𝑓 (𝑡), 𝑎 < 𝑡 < 𝑏
4
≈ 𝑂(ℎ )
Jadi, kaidah Simpson 3/8 ditambah dengan galatnya dapat dinyatakan sebagai
( )
𝑏 𝑛 𝑛
3ℎ 4
∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 ≈ 8
𝑓0 + 3 ∑ 𝑓𝑖 + 2 ∑ 𝑓𝑖 + 𝑓𝑛 + 𝑂(ℎ )
𝑎 𝑖+1 𝑖≠3,6,9,… 𝑖+1 𝑖≠3,6,9,…
Contoh Soal
1
2
Hitunglah ∫ 𝑒𝑥𝑝(− 𝑥 )𝑑𝑥 dengan menggunakan kaidah 3/8 dan upselang yang digunakan
0
adalah n= 12.
Penyelesaian :
𝑏−𝑎 1−0
ℎ= 𝑛
= 12
= 0, 0833
r xr fr
0 0 1
1 0,08333 0,99308
2 0,16666 0,97261
3 0,24999 0,93942
4 0,33332 0,89485
5 0,41665 0,84064
6 0,49998 0,77882
7 0,58331 0,71159
8 0,66664 0,6412
9 0,74997 0,56981
10 0,8333 0,49938
11 0,91663 0,43162
12 1 0,36788
1
2
𝐼 = ∫ 𝑒𝑥𝑝(− 𝑥 )𝑑𝑥
0
3ℎ
= 8
(𝑓0 + 3𝑓1 + 3𝑓2 + 2𝑓3 + 3𝑓4 + 3𝑓5 + 2𝑓6 + 3𝑓7 + 3𝑓8 + 2𝑓9 + 3𝑓10 + 3𝑓11 + 𝑓12
3ℎ
= 8
. (0, 08331 + 3. 0, 99308 + 3. 0, 97261 + 2. 0, 93942 + 3. 0, 89485 + 3. 0, 84064
+ 3. 0, 43162 + 1. 0, 36788)
= 0, 746839