Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TUGAS METODE NUMERIK

Metode Newton Cotes

Dosen Pengampu

Muh. Fajar Safaatullah, S.Si., M.Si.

Disusun Oleh

Azmal Syafiq Fakhri (4611421039)

Alyzar Aviandi (4611421056)

Imam Baihaqi (4611421078)

Jurusan Ilmu Komputer


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang
Semarang
2023
METODE NEWTON COTES
Metode Newton-Cotes adalah salah satu metode numerik untuk melakukan integrasi numerik
(pembagian luasan di bawah kurva menjadi beberapa bagian dan menghitung luasan setiap bagian
secara numerik) dengan menggunakan polinomial. Metode ini bergantung pada persamaan
Newton-Cotes, yang pada dasarnya adalah pendekatan dengan menggunakan polinomial interpolasi
untuk menghitung integral dari sebuah fungsi.Metode Newton-Cotes adalah metode yang umum
untuk menurunkan kaidah integrasi numerik. Polinom interpolasi menjadi dasar metode
Newton-Cotes. Gagasannya adalah menghampiri fungsi f(x) dengan polinom interpolasi pn(x).

𝑏 𝑏
𝐼 = ∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 ≈ ∫ 𝑝 (𝑥)𝑑𝑥
𝑎 𝑎

yang dalam hal ini,

𝑛 2 −1 𝑛
𝑝 (𝑥) = 𝑎0 + 𝑎1𝑥 + 𝑎2𝑥 + … + 𝑎𝑛−1𝑥 + 𝑎𝑛𝑥

Mengapa polinom interpolasi? Karena suku-suku polinom mudah diintegralkan dengan rumus integral
yang sudah baku, yaitu
𝑏
𝑛 𝑎 𝑛−1
∫ 𝑎𝑥 𝑑𝑥 = 𝑛−1
𝑥 +𝐶
𝑎

Sembarang polinom interpolasi yang telah kita bahas di dalam Bab 5 dapat digunakan sebagai
hampiran fungsi, tetapi di dalam bab ini polinom interpolasi yang kita pakai adalah polinom
Newton-Gregory maju:
2 𝑛
∆𝑓0 ∆ 𝑓0 ∆ 𝑓0
(
𝑝𝑛(𝑥) = 𝑓0 + 𝑥 − 𝑥0 ) 1!ℎ ( )(
+ 𝑥 − 𝑥0 𝑥 − 𝑥1 ) 2!ℎ 2 +…+ ( )( ) ( ) 𝑛!ℎ
𝑥 − 𝑥0 𝑥 − 𝑥1 ... 𝑥 − 𝑥𝑛−1 𝑛

Dari beberapa kaidah integrasi numerik yang diturunkan dari metode Newton-Cotes, tiga di antaranya
yang terkenal adalah:

1. Kaidah trapesium (Trapezoidal rule)


2. Kaidah Simpson 1/3 (Simpson's 1/3 rule)
3. Kaidah Simpson 3/8 (Simpson's 3/8 rule)
Pada dasarnya, setiap metode Newton-Cotes memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri tergantung
pada jenis fungsi yang akan diintegralkan. Metode Trapesium dan Simpson 1/3 sering digunakan
karena mudah diimplementasikan dan memberikan hasil yang akurat untuk sebagian besar fungsi
yang diintegralkan. Sementara itu, Metode Simpson 3/8 dan Boole memberikan hasil yang lebih
akurat, tetapi sulit diimplementasikan pada beberapa jenis fungsi.
Sebagai catatan, kaidah trapesium sudah kita turunkan dengan metode pias. Metode Newton-Cotes
memberikan pendekatan lain penurunan kaidah trapesium.

Kaidah Trapesium
Diberikan dua buah titik data (0, f(0)) dan (h, f(h)). Polinom interpolasi yang melalui kedua buah titik
itu adalah sebuah garis lurus. Luas daerah yang dihitung sebagai hampiran nilai integrasi adalah
daerah di bawah garis lurus tersebut

Polinom interpolasi Newton-Gregory derajat 1 yang melalui kedua buah titik itu adalah
∆𝑓(𝑥0) ∆𝑓0
( )
𝑝1(𝑥) = 𝑓 𝑥0 + 𝑥 ℎ
= 𝑓0 + 𝑥 ℎ

Integrasikan p1(x) di dalam selang [0,1]:


ℎ ℎ
𝐼 ≈ ∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 ≈ ∫ 𝑝1(𝑥)𝑑𝑥
0 0

ℎ ∆𝑓0
≈ ∫(𝑓0 + 𝑥 ℎ
)𝑑𝑥
0
2
𝑥
≈𝑥𝑓0 + 2ℎ
∆𝑓0 𝑥 = ℎ 𝑥 = 0

≈ℎ𝑓0 + 2
∆𝑓0

≈ℎ𝑓0 + 2
(𝑓1 − 𝑓0) , sebab ∆𝑓0 = 𝑓1 − 𝑓0
ℎ ℎ
≈ 2
𝑓0 + 2
𝑓1

≈ 2
(𝑓0 − 𝑓1)

Jadi, kaidah trapesium adalah :




∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 ≈ 2
(𝑓0 − 𝑓1)
0

Galat kaidah trapesium sudah kita turunkan sebelumnya pada metode pias, yaitu :
1 3 '' 3
𝐸 =− 12
ℎ 𝑓 (𝑡) = 𝑂ℎ , 0 < 𝑡 < ℎ

Jadi,

∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 ≈
0

2 (𝑓0 − 𝑓1) + 𝑂(ℎ3)

Kaidah trapesium untuk integrasi dalam selang [0, h] kita perluas untuk menghitung :
𝑏
𝐼 = ∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥
𝑎

yang dalam hal ini, I sama dengan luas daerah integrasi di dalam selang [a, b]. Luas daerah tersebut
diperoleh dengan membagi selang [a, b] menjadi n buah upaselang (subinterval) dengan lebar tiap
upaselang h, yaitu [𝑥0, 𝑥1], [𝑥1, 𝑥2], [𝑥2, 𝑥3], ... , [𝑥𝑛−1 , 𝑥𝑛]. Titik-titik ujung tiap upaselang

diinterpolasi dengan polinom derajat 1. Jadi, di dalam selang [a, b] terdapat n buah polinom derajat
satu yang terpotong-potong (piecewise). Integrasi masing-masing polinom itu menghasilkan n buah
kaidah trapesium yang disebut kaidah trapesium gabungan. Luas daerah integrasi di dalam selang [a,
b] adalah jumlah seluruh luas trapesium, yaitu

𝑏 𝑥1 𝑥2 𝑥𝑛−1

∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 ≈ ∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 + ∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 + … + ∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥


𝑎 𝑥0 𝑥1 𝑥𝑛



2 (𝑓0 − 𝑓1) + ℎ2 (𝑓1 − 𝑓2) + … + ℎ2 (𝑓𝑛−1 − 𝑓𝑛)



2 (𝑓0 + 2𝑓1 + 2𝑓2 + …2𝑓𝑛−1 + 2𝑓𝑛)

( )
𝑛−1

≈ 2
𝑓0 + 2𝑓𝑖 + ∑ 𝑓𝑛
𝑖+1

( )
dengan 𝑓𝑟 = 𝑓 𝑥𝑟 , 𝑟 = 0, 1, 2, …, 𝑛
Galat total kaidah trapesium gabungan sudah kita turunkan pada metode pias, yaitu :
2
ℎ '' 2
𝐸𝑡𝑜𝑡≈ − 12
(𝑏 − 𝑎)𝑓 (𝑡) = 𝑂(ℎ ) , 0 < 𝑡 < ℎ

Dengan demikian,

( )
𝑏 𝑛
ℎ 2
∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 = 2
𝑓0 + 2 ∑ 𝑓𝑖 + 𝑓𝑛 + 𝑂(ℎ )
𝑎 𝑖+1

2
Jadi, galat integrasi dengan kaidah trapesium sebanding dengan (ℎ ) .

Contoh Soal :
Hitunglah Integral :

Dengan Menggunakan Kaidah Trapesium, Gunakan jarak antar titik h = 0.125.


Penyelesaian :
Jumlah upaselang: n = (1 - 0)/0.125 = 8
Tabel titik-titik di dalam selang [0,1]:
Kaidah Simpson ⅓

Aturan 1/3 Simpson adalah perpanjangan dari aturan trapesium di mana integrannya didekati dengan
polinomial orde dua. Simpson’s rule didasarkan pada interpolasi kuadratik. Misalkan (0, f(0)), (h,f(h)),
dan (2hf(2h)).

Polinom Interpolasi Newton-Gregory derajat 2 yang melalui ketiga buah titik tersebut adalah

Integrasikan P2(x) di dalam selang [0, 2h]:


Mengingat

Dan

Maka, Selanjutnya

Persamaan diatas dinamakan kaidah simpson 1/3. Sebutan 1/3 muncul karena di dalam persamaan
tersebut terdapat factor “1/3”.

Misalkan kurva fungsi sepanjang selang integrase [a.b] kita bagi menjadi n+1 buah titik diskrit x0, xq,
x2, …., xn, dengan n genap, dan setiap tiga buah titik di kurva dihampiri dengan parabola, maka kita
akan mempunyai n/2 buah potongan parabla. Bila masing-masing polinom derajat 2 tersebut kita
integralkan di dalam upaselang integrasinya, maka jumlah seluruh integral tersebut membentuk
kaidah simpson 1/3 gabungan:

Persamaan diatas mudah dihafalkan dengan mengingat pola koefisien suku-sukunya:

1, 4, 2, 4, 2, …, 2, 4,1
Namun penggunaan kaidah 1/3 Simpson menyaratkan jumlah upaselang (n) harus genap, ini berbeda
dengan kaidah trapezium yang tidak mempunyai persyaratan mengenai jumlah selang.

Hitunglah Integral :

Dengan Menggunakan kaidah Simpson 1/3 , Gunakan jarak antar titik h = 0.125.
Penyelesaian :
Jumlah upaselang: n = (1 - 0)/0.125 = 8
Tabel titik-titik di dalam selang [0,1]:
Kaidah Simpson 3/8

Seperti halnya pada kaidah Simpson 1/3, hampiran nilai integrasi yang lebih teliti dapat ditingkatkan
terus dengan mengunakan polinom interpolasi berderajat lebih tinggi pula. Misalkan sekarang fungsi
f(x) kita hampiri dengan polinom interpolasi derajat 3. Luas daerah yang dihitung sebagai hampiran
nilai integrasi adalah daerah di bawah kurva polinom derajat 3 tersebut parabola (Gambar 6.11).
Untuk membentuk polinom interpolasi derajat 3, dibutuhkan 4 buah titik data, misalkan titik-titk
tersebut (0, f(0)), (h, f(h)), (2h, f(2h)), dan (3h, f(3h)).

Polinom interpolasi Newton-Gregory derajat 3 yang melalui keempat buah titik itu adalah

2 3
𝑝1(𝑥) = 𝑓 𝑥0 +( ) 𝑥

Δ𝑓(𝑥0) +
𝑥(𝑥−ℎ)
2!ℎ
2 ∆ 𝑓(𝑥0) +
𝑥(𝑥−ℎ)(𝑥−2ℎ)
3!ℎ
3 ∆ 𝑓(𝑥0)

𝑥 𝑥(𝑥−ℎ) 2 𝑥(𝑥−ℎ)(𝑥−2ℎ) 3
= 𝑓0 + ℎ
∆𝑓0 + 2 ∆ 𝑓0 + 3 ∆ 𝑓0
2!ℎ 3!ℎ

Integrasi p3(x) di dalam selang [0,3h] adalah

3ℎ 3ℎ
𝐼 ≈ ∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 ≈ ∫ 𝑝3(𝑥)𝑑𝑥
0 0

3ℎ
2 3
≈ ∫ ⎡⎢𝑓0 + ∆ 𝑓0⎤⎥ 𝑑𝑥
𝑥 𝑥(𝑥−ℎ) 𝑥(𝑥−ℎ)(𝑥−2ℎ)

∆𝑓0 + 2 ∆ 𝑓0 + 3
0⎣ 2!ℎ 3!ℎ ⎦

Dengan cara penurunan yang sama seperti pada kaidah Simpson 1/3, diperoleh

3ℎ
3ℎ
∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 ≈ 8
(𝑓0 + 3𝑓1 + 3𝑓2 + 𝑓3)
0
yang merupakan kaidah Simpson 3/8.

Galat kaidah Simpson 3/8 adalah

3 5 (𝑖𝑣)
𝐸 =− 80
ℎ 𝑓0 (𝑡) , 0 < 𝑡 < 3ℎ

Jadi, kaidah Simpson 3/8 ditambah dengan galatnya deapat dinyatakan sebagai

3ℎ
∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 ≈
0
3ℎ
8 (𝑓0 + 3𝑓1 + 3𝑓2 + 𝑓3) + 𝑂(ℎ5)

Sedangkan kaidah Simpson 3/8 gabungan adalah

𝑏
3ℎ
∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 ≈ 8
(𝑓0 + 3𝑓1 + 3𝑓2 + 2𝑓3 + 3𝑓4 + 3𝑓5 + 2𝑓6 + 3𝑓7 + 3𝑓8 + 2𝑓9 + …2𝑓𝑛−3 + 3
𝑎

𝑛 𝑛
3ℎ
≈ 8
(𝑓0 + 3 ∑ 𝑓𝑖 + 2 ∑ 𝑓𝑖 + 𝑓𝑛)
𝑖+1 𝑖≠3,6,9,… 𝑖+1 𝑖≠3,6,9,…

Persamaan ini mudah dhafalkan dengan mengingat pola suku-sukunya:

1, 3, 3, 2, 3, 3, 2, 3, 3, 2, ... , 2, 3, 3, 1

Namun penggunaan kaidah Simpson 3/8 mensyaratkan jumlah upaselang (n) harus kelipatan tiga.
Galat kaidah 3/8 Simpson gabungan adalah

𝑛/3 5 5 𝑛/3
(−3ℎ ) (𝑖𝑣) −3ℎ (𝑖𝑣)
𝐸𝑡𝑜𝑡 ≈ ∑ 80
𝑓 (𝑡) ≈ 80
∑ 𝑓 (𝑡)
𝑖=1 𝑖=1

5
3ℎ 𝑛 (𝑖𝑣)
≈− 80
. 3
.𝑓 (𝑡)

5
ℎ (𝑏−𝑎) (𝑖𝑣)
≈− 80
. 3
.𝑓 (𝑡)

4
(𝑏−𝑎)ℎ (𝑖𝑣)
≈− 80
.𝑓 (𝑡), 𝑎 < 𝑡 < 𝑏

4
≈ 𝑂(ℎ )
Jadi, kaidah Simpson 3/8 ditambah dengan galatnya dapat dinyatakan sebagai

( )
𝑏 𝑛 𝑛
3ℎ 4
∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 ≈ 8
𝑓0 + 3 ∑ 𝑓𝑖 + 2 ∑ 𝑓𝑖 + 𝑓𝑛 + 𝑂(ℎ )
𝑎 𝑖+1 𝑖≠3,6,9,… 𝑖+1 𝑖≠3,6,9,…

Contoh Soal

1
2
Hitunglah ∫ 𝑒𝑥𝑝(− 𝑥 )𝑑𝑥 dengan menggunakan kaidah 3/8 dan upselang yang digunakan
0

adalah n= 12.

Penyelesaian :

𝑏−𝑎 1−0
ℎ= 𝑛
= 12
= 0, 0833

tabel titik-titik di dalam selang [0,1] dengan h = 0,08333

r xr fr

0 0 1

1 0,08333 0,99308

2 0,16666 0,97261

3 0,24999 0,93942

4 0,33332 0,89485

5 0,41665 0,84064

6 0,49998 0,77882

7 0,58331 0,71159

8 0,66664 0,6412

9 0,74997 0,56981

10 0,8333 0,49938

11 0,91663 0,43162

12 1 0,36788

1
2
𝐼 = ∫ 𝑒𝑥𝑝(− 𝑥 )𝑑𝑥
0
3ℎ
= 8
(𝑓0 + 3𝑓1 + 3𝑓2 + 2𝑓3 + 3𝑓4 + 3𝑓5 + 2𝑓6 + 3𝑓7 + 3𝑓8 + 2𝑓9 + 3𝑓10 + 3𝑓11 + 𝑓12

3ℎ
= 8
. (0, 08331 + 3. 0, 99308 + 3. 0, 97261 + 2. 0, 93942 + 3. 0, 89485 + 3. 0, 84064

+ 2. 0, 7782 + 3. 0, 71159 + 3. 0, 6412 + 2. 0, 56981 + + 3. 0, 49938

+ 3. 0, 43162 + 1. 0, 36788)

= 0, 746389. 23, 89886

= 0, 746839

Anda mungkin juga menyukai