Anda di halaman 1dari 14

Laporan Awal Praktikum

Algoritma dan Pemrograman

AKN - 7
INTERGRASI NUMERIK

Nama : Wahib Al-Gifari


NPM : 140310200041
Hari/Tanggal : Selasa, 27 April 2021
Waktu : 07.30-12.30
Asisten : Muhammad Fahmi Fauzi

LABORATORIUM KOMPUTASI
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN

AKN - 7
INTEGRASI NUMERIK

Nama : Wahib Al-Gifari


NPM : 140310200041
Hari / Tanggal : Selasa, 27 April 2021
Waktu / Sesi : 07.30-12.30
Asisten : Muhammad Fahmi Fauzi

Laporan Awal Presentasi Praktikum Laporan Akhir

Bandung, 27 April 2021


Asisten

( )
Integrasi Numerik (AKN – 7)
Selasa, 28 April 2021

I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu menghitung integral secara numerik suatu fungsi
menggunakan metode segi empat, trapesium, titik tengah dan simpson.

II. Teori Dasar


1) Apa itu Integrasi secara Numerik?
Di dalam kalkulus, integral adalah satu dari pokok bahasan yang
mendasar di samping turunan (derivative). Dalam kalkulus integral, terdapat
cara memperoleh solusi analitik dari integral tak tentu maupun integral tentu.
Integral tak tentu dinyatakan sebagai :

∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝑓(𝑥) + 𝐶 (1)

Solusinya, f(x), adalah fungsi menerus sedemikian sehingga f’(x) = f(x), dan C
adalah sebuah konstanta. Integral tentu menangani perhitungan integral di
antara batas-batas yang telah ditentukan, yang dinyatakan sebagai berikut :
𝑏

𝐼 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 (2)
𝑎

Menurut teorema dasar kalkulus integral, persamaan (2) dihitung sebagai :


𝑏

∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝑓(𝑥)|𝑏𝑎 = 𝑓(𝑏) − 𝑓(𝑎)


𝑎

Secara geometri, integral Tentu sama dengan luas daerah yang dibatasi oleh
kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥), garis 𝑥 = 𝑎 dan garis 𝑥 = 𝑏. Daerah yang dimaksud
ditunjukkan oleh bagian yang diarsir.

`
Gambar 2.1 (Tafsiran Geometri Integral Tentu)
Terdapat beberapa pendekatan dalam menurunkan rumus integrasi
numerik. Pendekatan pertama adalah berdasarkan tafsiran geometri integral
tentu. Daerah integrasi dibagi atas sejumlah pias (strip) yang berbentuk segi
empat. Luas daerah integrasi dihampiri dengan luas seluruh pias. Rumus dalam
bab ini disebut metode integrasi numerik yang diturunkan dengan pendekatan
ini digolongkan ke dalam metode pias.
Metode integrasi numerik yang dapat diturunkan dengan metode pias
adalah :
1. Metode segi empat (rectangle rule)
2. Metode trapesium (trapezoidal rule)
3. Metode titik tengah (midpoint rule)
Pendekatan kedua adalah berdasarkan polinom interpolasi. Di sini
fungsi integral f(x) dihampiri dengan polinom interpolasi 𝑝𝑛 (𝑥). Selanjutnya,
integrasi dilakukan terhadap 𝑝𝑛 (𝑥) karena polinom lebih mudah diintegralkan
ketimbang mengintegralkan 𝑓(𝑥). Rumus integrasi numerik yang diturunkan
dengan pendekatan ini digolongkan ke dalam metode Newton-Cotes, yaitu
metode yang umum untuk menurunkan rumus integrasi numerik.
Dari beberapa metode integrasi numerik yang diturunkan dari metode
Newton-Cotes, tiga diantaranya adalah :
1. Metode Trapesium (Trapezoidal rule)
2. Metode Simpson 1/3 (Simpson’s 1/3 rule)
3. Metode Simpson 3/8 (Simpson’s 3/8 rule)

2) Metode Trapesium
Aturan ini didasarkan pada interpolasi linier dari fungsi 𝑓(𝑥) pada [𝑥𝑖−1 , 𝑥𝑖 ]
untuk setiap 𝑖 = 1, 2, 3, … , 𝑛. Jadi, pada setiap subinterval, hampiran untuk
𝑥
∫𝑥 𝑖 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 diberikan oleh luas bidang datar trapesium.
𝑖−1
𝑥𝑖
1 ℎ
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ≈ [𝑓(𝑥𝑖 ) + 𝑓(𝑥𝑖−1 )](𝑥𝑖 − 𝑥𝑖−1 ) = [𝑓(𝑥𝑖 ) + 𝑓(𝑥𝑖−1 )] (3)
𝑥𝑖−1 2 2
𝑏−𝑎
Dicatat bahwa ℎ = 𝑥𝑖 − 𝑥𝑖−1 = . Diaplikasikan untuk 𝑖 = 1 sampai 𝑖 = 𝑛,
𝑛

dipunyai :
𝑏 𝑛

∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ≈ 𝑇(𝑛) = ∑[𝑓(𝑥𝑖 ) + 𝑓(𝑥𝑖−1 )] + 𝐸
2
𝑎 𝑖=1

Dan jika jumlahan diekspansikan, maka diperoleh :



𝑇(𝑛) = [𝑓(𝑥0 ) + 2𝑓(𝑥1 ) + 2𝑓(𝑥2 ) + ⋯ + 2𝑓(𝑥𝑛−1 ) + 𝑓(𝑥𝑛 )]
2
𝑛−1

= [𝑓(𝑥0 ) + 2 ∑ 𝑓(𝑥𝑖 ) + 𝑓(𝑥𝑛 )] (4)
2
𝑖=1

Gambar 2.2 (Ilustrasi dari aturan trapezium)


Diketahui nilai galat dari metode Trapezium adalah :


𝐸 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ≈ [𝑓(𝑥𝑖 ) + 𝑓(𝑥𝑖−1 )] + 𝑂(ℎ3 ) (5)
2
0

Untuk n buah pias, galat keseluruhan adalah :


ℎ3 ′′
𝐸 ≈ −𝑛 𝑓 (𝑡), 𝑎 < 𝑡 < 𝑏 (6)
12
Persamaan (5) ini menyatakan bahwa galat metode trapesium sebanding
dengan h3. Pernyataan ini dibuat dengan andaian bahwa f(x) menerus dalam
selang [0, h]. Jika tidak, maka galat tidak sebanding dengan h3. Semakin kecil
ukuran h, semakin kecil pula galatnya. Namun semakin banyak jumlah
komputasinya.

Gambar 2.3 (Galat atau Nilai Error Metode Trapesium)

3) Metode Simpson
Taksiran yang lebih akurat dari suatu integral diperoleh jika polinomial
derajat tinggi digunakan untuk menghubungkan titik-titik diskrit. Rumus-rumus
yang dihasilkan dengan pengambilan integral dari polinomial tersebut
dinamakan dengan aturan-aturan Simpson.

4) Metode Simpson 1/3


Pada metode ini digunakan polinom interpolasi derajat 2 yang grafiknya
berbentuk parabola. Luas daerah yang dihitung sebagai hampiran nilai integrasi
adalah daerah di bawah parabola. Untuk itu, dibutuhkan 3 buah titik data,
misalkan (0, 𝑓(0)), (ℎ, 𝑓(ℎ)), 𝑑𝑎𝑛 (2ℎ, 𝑓(2ℎ)).

Gambar 2.4 (Metode Simpson 1/3)


Metode ini diturunkan melalui polinom Newton orde 2 yang dirumuskan
melalui persamaan di bawah ini :
𝑏 𝑛−1 𝑛−2

𝑙 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ≈ (𝑓(𝑥0 ) + 4 ∑ 𝑓(𝑥𝑖 ) + 2 ∑ 𝑓(𝑥𝑖 ) + 𝑓(𝑥𝑛 )) (7)
3
𝑎 𝑖=𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙 𝑖=𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝

Sebutan “1/3” muncul karena di dalam persamaan (7) terdapat faktor


“1/3” (sekaligus untuk membedakannya dengan metode Simpson yang lain,
yaitu Simpson 3/8). Aturan Simpson 1/3 mempunyai galat pemotongan yang
sebanding dengan h5.
Nilai galat Simpson 1/3 adalah :
ℎ5 𝑛
𝐸=− × × 𝑓 𝑖𝑣 (𝑡), 𝑎 < 𝑡 < 𝑏 (8)
90 2
Jadi, metode Simpson 1/3 gabungan ditambah dengan galatnya dapat
dinyatakan sebagai :
𝑛−1 𝑛−2

𝐼 = (𝑓(𝑥0 ) + 4 ∑ 𝑓(𝑥𝑖 ) + 2 ∑ 𝑓(𝑥𝑖 ) + 𝑓(𝑥𝑛 )) + 𝑂(ℎ4 ) (9)
3
𝑖=𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙 𝑖=𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝

Dengan kata lain, metode Simpson 1/3 gabungan berorde 4.


Dibandingkan dengan metode trapesium gabungan, hasil integrasi dengan
metode Simpson gabungan jauh lebih baik, karena orde galatnya lebih tinggi.
Tapi ada kelemahannya, yaitu metode Simpson 1/3 tidak dapat diterapkan bila
jumlah interval (n) ganjil.
5) Metode Simpson 3/8
Seperti halnya pada metode Simpson 1/3, hampiran nilai integrasi yang
lebih teliti dapat ditingkatkan terus dengan menggunakan polinom interpolasi
berderajat lebih tinggi pula. Misalkan sekarang fungsi f(x) kita hampiri dengan
polinom interpolasi derajat 3. Luas daerah yang dihitung sebagai hampiran nilai
integrasi adalah daerah di bawah kurva polinom derajat 3 tersebut parabola.
Untuk membentuk polinom interpolasi derajat 3, dibutuhkan 4 buah titik data,
misalkan titik-titik data tersebut
(0, 𝑓(0)), (ℎ, 𝑓(ℎ)), (2ℎ, 𝑓(2ℎ)), 𝑑𝑎𝑛 (3ℎ, 𝑓(3ℎ)).

Gambar 2.5 (Metode Simpson 3/8)


𝑏 𝑛−1 𝑛−2
3ℎ
𝐼 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ≈ (𝑓(𝑥0 ) + 3 ∑ 𝑓(𝑥𝑖 ) + 2 ∑ 𝑓(𝑥𝑖 ) + 𝑓(𝑥𝑛 )) (10)
8
𝑎 𝑖=1 𝑖=3,6,9
𝑖≠3,6,9

Nilai galat Simpson 3/8 adalah :


ℎ5 𝑛
𝐸 = − × × 𝑓 𝑖𝑣 (𝑡), 𝑎 < 𝑡 < 𝑏 (11)
80 3
Metode Simpson 3/8 memiliki orde galat yang sama dengan orde galat
metode Simpson 1/3. Namun dalam praktik, metode Simpson 1/3 biasanya lebih
disukai daripada metode Simpson 3/8, karena dengan tiga titik (Simpson 1/3)
sudah diperoleh orde ketelitian yang sama dengan 4 titik (Simpson 3/8). Tetapi,
untuk n kelipatan tiga, kita hanya dapat menggunakan metode Simpson 3/8, dan
bukan Simpson 1/3.
III. Tugas Pendahuluan
1. Turunkan persamaan 7.1 dan 7.3.
Jawab :
𝑏
𝑏−𝑎
𝐼 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = [𝑓(𝑎) + 𝑓(𝑏)] + 𝐸
2
𝑎

Melakukan ekspansi deret Taylor luasan A(x) :


𝑥

𝐴(𝑥) = ∫ 𝑓(𝑡)𝑑𝑡
𝑥0

(𝑥 − 𝑥0 )2 ′′ (𝑥 − 𝑥0 )3 ′′′
𝐴(𝑥) = 𝐴(𝑥0 ) + (𝑥 − 𝑥0 )𝐴′ (𝑥0 ) + 𝐴 (𝑥0 ) + 𝐴 (𝑥0 ) + ⋯
2 6

Untuk batas bawah integrasi 𝑥0 dan batas atas 𝑥0 + ℎ menjadi

𝑥0 +ℎ
ℎ2 ′′ ℎ3
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 0 + ℎ𝐴′ (𝑥0 ) + 𝐴 (𝑥0 ) + 𝐴′′′ (𝑥0 ) + ⋯
2 6
𝑥0

ℎ2 ′ ℎ3 ′′
= ℎ𝑓(𝑥0 ) + 𝑓 0 + 𝑓 (𝑥0 )
(𝑥 )
2 6

Dengan mendekati ungkapan turunan pertama dengan beda hingga maju


(forward difference)

𝑓(𝑥0 + ℎ) − 𝑓(𝑥0 )
𝑓′(𝑥0 ) ≈

Maka persamaan dari ekspansi deret Taylor akan mengambil bentuk :

ℎ2 𝑓(𝑥0 + ℎ) − 𝑓(𝑥0 )
𝐼 = ℎ𝑓(𝑥0 ) + + 𝑂(ℎ3 )
2 ℎ

Dengan demikian, kita memperoleh pendekatan integral dengan teknik


integrasi trapesium adalah

𝑥0 +ℎ

∫ 𝑓(𝑡)𝑑𝑡 ≈ [𝑓(𝑥0 ) + 𝑓(𝑥0 + ℎ)
2
𝑥0
2. Turunkan formulasi error untuk masing-masing metode.
Jawab :
a) Metode Trapesium


𝐸 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ≈ [𝑓(𝑥𝑖 ) + 𝑓(𝑥𝑖−1 )] + 𝑂(ℎ3 )
2
0

Untuk n buah pias, galat keseluruhan adalah :


ℎ3 ′′
𝐸 ≈ −𝑛 𝑓 (𝑡), 𝑎 < 𝑡 < 𝑏
12

b) Metode Simpson 1/3


ℎ5 𝑛
𝐸=− × × 𝑓 𝑖𝑣 (𝑡), 𝑎 < 𝑡 < 𝑏
90 2

c) Metode Simpson 3/8


ℎ5 𝑛
𝐸 = − × × 𝑓 𝑖𝑣 (𝑡), 𝑎 < 𝑡 < 𝑏
80 3

3. Jelaskan bagaimana nilai N sangat berpengaruh terhadap error yang dihasilkan!


Jawab : Nilai N adalah banyaknya pias atau bangun datar yang digunakan
untuk aproksimasi nilai integral. Semakin besar nilai N yang kita tentukan,
maka semakin kecil pula error yang akan dihasilkan atau hasil integrasi akan
lebih mendekati nilai sebenarnya.
4. Kerjakan soal pada percobaan nomor 1 dengan menggunakan metode persegi
dan titik tengah secara numerik. Bandingkan dengan hasil yang diperoleh secara
analitik.
Jawab :
2 3𝑒 8 +5
a) ∫−2 𝑥𝑒 2𝑥 𝑑𝑥 = 4𝑒 4
1 ln(1+𝑥)
b) ∫0 𝑑𝑥 = ln(2)
𝑥
2 𝑥 sin (𝑥)
c) ∫0 𝑑𝑥 = 4sin (2)
(𝑥−1)2
IV. Algoritma Program
1) Flowchart Integrasi Numerik Metode Trapesium
2) Flowchart Integrasi Numerik Metode Simpson
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Sahrul. 2020. Modul Praktikum Algoritma dan Komputasi Numerik. Universitas
Padjadjaran. Jatinangor, Sumedang.

Nugroho, D. B. 2009. Diktat Kuliah : Metode Numerik. UKSW. Salatiga.

Rinaldi, M. 2013. Metode Numerik. Informatika. Bandung.

Rinaldi, M. 2013. Integrasi Numerik Bagian 1. Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Supardi. 2011. Metode Numerik dengan MATLAB. Universitas Negeri Yogyakarta.


Yogyakarta.

Suparno, S. 2014. Komputasi untuk Sains dan Teknik menggunakan Matlab. Universitas
Indonesia. Depok.

Anda mungkin juga menyukai