Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Semester I 2019/2020
Petunjuk :
Soal 1 (50%)
Soal 2 (50%)
Untuk gambar struktur rangka batang dibawah ini, hitung perpindahan vertikal di titik D
dengan:
Diketahui luas area masing-masing elemen rangka batang A = 500 mm2 dengan modulu
young baja E = 200 GPa.
1a. Metoda Integrasi Ganda
𝑀
𝑣 = ∫ ∫ ( ) 𝑑𝑥
𝐸𝐼
𝑑𝑣 𝑀
𝜃= = ∫ ( ) 𝑑𝑥
𝑑𝑥 𝐸𝐼
Pada setiap integrasi akan didapat konstanta yang nilainya ditentukan dari syarat batas
dan syarat kontunuitas. Syarat batas (Boundary Condition) dicari dengan meninjau titik pada
struktur dimana nilai lendutan atau slope diketahui. Syarat kontinuitas (continuity condition)
dengan meninjau kontinuitas dari struktur (contoh slope dan defleksi yang jika ditinjau dari
persamaan untuk bentang kiri dan kanan.
∑𝑴𝑪 = 𝟎
𝑷𝟏 − 𝑷𝟐
𝑽𝑨 =
𝟐
∑𝑉 = 0
𝑉𝐴 + 𝑉𝐶 − 𝑃1 − 𝑃2 = 0
𝑉𝐶 = 𝑃𝐼 + 𝑃2 − 𝑉𝐴
𝑃1 − 𝑃2
𝑉𝐶 = 𝑃1 + 𝑃2 −
2
𝑷𝟏 + 𝟑𝑷𝟐
𝑽𝑪 =
𝟐
Persamaan Momen
𝑼𝒏𝒕𝒖𝒌 𝟎 ≤ 𝒛𝑰 ≤ 𝒙
∑𝑀 = 0
(𝑉𝐴 × 𝑧𝐼 ) − 𝑀 = 0
𝑀 = 𝑉𝐴 × 𝑧𝐼
𝑼𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒙 ≤ 𝒛𝑰𝑰 ≤ 𝟐𝒙
∑𝑀 = 0
(𝑉𝐴 × 𝑧𝐼𝐼 ) − (𝑃1 × (𝑧𝐼𝐼 − 𝑥)) − 𝑀 = 0
𝑃1 − 𝑃2
𝑀 = (𝑉𝐴 × 𝑧𝐼𝐼 ) − (𝑃1 × (𝑧𝐼𝐼 − 𝑥)) = ( × 𝑧𝐼𝐼 ) − (𝑃1 × 𝑧𝐼𝐼 ) + (𝑃1 × 𝑥)
2
−𝑃1 − 𝑃2
𝑀=( × 𝑧𝐼𝐼 ) + 𝑃1𝑥
2
𝑼𝒏𝒕𝒖𝒌 𝟎 ≤ 𝒛𝑰𝑰𝑰 ≤ 𝒙
∑𝑀 = 0
𝑀 = −𝑃2. 𝑧𝐼𝐼𝐼
1. 𝑈𝑛𝑡𝑢𝑘 0 ≤ 𝑧𝐼 ≤ 𝑥
𝐸𝐼𝜃1 = ∫ 𝑀 𝑑𝑧
𝐸𝐼𝜃1 = ∫ (𝑉𝐴 × 𝑧𝐼 ) 𝑑𝑧
𝑉𝐴 × 𝑧𝐼2
𝑬𝑰𝜽𝟏 = + 𝐶1 … (𝟏)
2
𝐸𝐼𝑣1 = ∫ ∫ 𝑀 𝑑𝑧
𝑉𝐴 × 𝑧𝐼2
𝐸𝐼𝑣1 = ∫ ( + 𝐶1) 𝑑𝑧
2
𝑉𝐴 × 𝑧𝐼3
𝑬𝑰𝒗𝟏 = + 𝐶1. 𝑧𝐼 + 𝐶2 … (𝟐)
6
2. 𝑈𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 ≤ 𝑧𝐼𝐼 ≤ 2𝑥
𝐸𝐼𝜃1 = ∫ 𝑀 𝑑𝑧
−𝑃1 − 𝑃2
𝐸𝐼𝜃2 = ∫ (( × 𝑧𝐼𝐼 ) + 𝑃1𝑥) 𝑑𝑧
2
𝑃1 + 𝑃2
𝑬𝑰𝜽𝟐 = (− × 𝑧𝐼𝐼𝟐 ) + 𝑃1𝑥𝑧𝐼𝐼 + 𝐶3 … (𝟑)
4
𝐸𝐼𝑣1 = ∫ ∫ 𝑀 𝑑𝑧
𝑃1 + 𝑃2
𝐸𝐼𝑣2 = ∫ ((− × 𝑧𝐼𝐼𝟐 ) + 𝑃1𝑥𝑧𝐼𝐼 + 𝐶3) 𝑑𝑧
4
𝑃1 + 𝑃2 𝑃1. 𝑥 𝟐
𝑬𝑰𝒗𝟐 = (− × 𝑧𝐼𝐼𝟑 ) + . 𝑧𝐼𝐼 + 𝐶3. 𝑧𝐼𝐼 + 𝐶4 … (𝟒)
12 2
3. 𝑈𝑛𝑡𝑢𝑘 0 ≤ 𝑧𝐼𝐼𝐼 ≤ 𝑥
𝐸𝐼𝜃3 = ∫ 𝑀 𝑑𝑧
𝐸𝐼𝜃3 = ∫ (−𝑃2. 𝑧𝐼𝐼𝐼 ) 𝑑𝑧
2
−𝑃2. 𝑧𝐼𝐼𝐼
𝑬𝑰𝜽𝟑 = + 𝐶5 … (𝟓)
2
𝐸𝐼𝑣3 = ∫ ∫ 𝑀 𝑑𝑧
2
−𝑃2. 𝑧𝐼𝐼𝐼
𝐸𝐼𝑣3 = ∫ ( + 𝐶5) 𝑑𝑧
2
3
−𝑃2. 𝑧𝐼𝐼𝐼
𝑬𝑰𝒗𝟑 = + 𝐶5. 𝑧𝐼𝐼𝐼 + 𝐶6 … (𝟔)
6
Boundary Condition
1. 𝑧𝐼 = 0 → 𝑣1 = 0
𝑉𝐴 × 𝑧𝐼3
𝐸𝐼𝑣1 = + 𝐶1𝑥 + 𝐶2
6
𝑉𝐴 × 0
𝐸𝐼 × 0 = + 𝐶1.0 + 𝐶2
6
𝑪𝟐 = 𝟎
2. 𝑧𝑖𝑖 = 2𝑥 → 𝑣2 = 0
𝑃1 + 𝑃2 𝑃1. 𝑥 𝟐
𝐸𝐼𝑣2 = (− × 𝑧𝐼𝐼𝟑 ) + . 𝑧𝐼𝐼 + 𝐶3. 𝑧𝐼𝐼 + 𝐶4
12 2
𝑃1 + 𝑃2 𝑃1. 𝑥
0 = (− × (𝟐𝒙)𝟑 ) + . (𝟐𝒙)𝟐 + 𝐶3. (2𝑥) + 𝐶4
12 2
𝑃1 + 𝑃2 𝑃1. 𝑥
0 = (− × 8𝑥 3 ) + . 4𝑥 2 + 𝐶3. (2𝑥) + 𝐶4
12 2
𝑃1 + 𝑃2
0 = (− × 2𝑥 3 ) + 𝑃1. 𝑥. 2𝑥 2 + 𝐶3. (2𝑥) + 𝐶4
3
(4𝑃1 − 2𝑃2) × 𝑥 3
0= + 𝐶3. (2𝑥) + 𝐶4
3
(𝟒𝑷𝟏 − 𝟐𝑷𝟐) × 𝒙𝟑
𝑪𝟒 = − − 𝑪𝟑. (𝟐𝒙)
𝟑
3. 𝑧1 = 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑧𝐼𝐼 = 𝑥 → 𝜃1 = 𝜃2
𝑉𝐴 × 𝑥 2 𝑃1 + 𝑃2
+ 𝐶1 = (− × 𝑥 2 ) + 𝑃1𝑥. 𝑥 + 𝐶3
2 4
(𝑃1 − 𝑃2) 2 𝑃1 + 𝑃2
. 𝑥 + 𝐶1 = (− × 𝑥 2 ) + 𝑃1𝑥. 𝑥 + 𝐶3
4 4
𝑷𝟏𝒙𝟐
𝑪𝟏 = + 𝑪𝟑
𝟐
4. 𝑧1 = 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑧𝐼𝐼 = 𝑥 → 𝑣1 = 𝑣2
𝑉𝐴 × 𝑥 3 𝑃1 + 𝑃2 𝑃1. 𝑥 𝟐
+ 𝐶1. 𝑥 = (− × 𝒙𝟑 ) + . 𝒙 + 𝐶3. 𝑥 + 𝐶4
6 12 2
(𝑃1 − 𝑃2) × 𝑥 3 𝑃1𝑥 2
+( + 𝐶3) . 𝑥
12 2
𝑃1 + 𝑃2 𝟑
𝑃1. 𝑥 𝟐 (𝟒𝑷𝟏 − 𝟐𝑷𝟐) × 𝒙𝟑
= (− ×𝒙 )+ . 𝒙 + 𝐶3. 𝑥 −
12 2 𝟑
− 𝑪𝟑. (𝟐𝒙)
3 2
−𝐶3.2𝑋 = 𝑃1𝑥 3 − 𝑃2𝑥 3
2 3
𝟑 𝟏
𝑪𝟑 = − 𝑷𝟏𝒙𝟐 + 𝑷𝟐𝒙𝟐
𝟒 𝟑
5. 𝑧𝐼𝐼𝐼 = 𝑥 → 𝑣3 = 0
3
−𝑃2. 𝑧𝐼𝐼𝐼
𝐸𝐼𝑣3 = + 𝐶5. 𝑧𝐼𝐼𝐼 + 𝐶6
6
−𝑃2. 𝑥 3
0= + 𝐶5. 𝑥 + 𝐶6
6
𝑃2. 𝑥 3
𝐶6 = − 𝐶5. 𝑥
6
6. 𝑧𝐼𝐼 = 2𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑧𝐼𝐼𝐼 = 𝑥 → 𝜃2 = −𝜃3
𝑃1 + 𝑃2 𝟐
−𝑃2. 𝑥 2
(− × (𝟐𝒙) ) + 𝑃1𝑥. 2𝑥 + 𝐶3 = − ( + 𝐶5)
4 2
3
𝐶5 = 𝑃2𝑥 2 − 𝑃1𝑥 2 − 𝐶3
2
3 3 1
𝐶5 = 𝑃2𝑥 2 − 𝑃1𝑥 2 − (− 𝑃1𝑥 2 + 𝑃2𝑥 2 )
2 4 3
𝟕 𝟏
𝑪𝟓 = 𝑷𝟐𝒙𝟐 − 𝑷𝟏𝒙𝟐
𝟔 𝟒
𝑃2. 𝑥 3 7 1
𝐶6 = − 𝑃2𝑥 2 + 𝑃1𝒙𝟐
6 6 4
𝟏
𝑪𝟔 = −𝑷𝟐𝒙𝟐 + 𝑷𝟏𝒙𝟐
𝟒
Mencari Perbandingan P1 dan P2
Karena ingin mencapai kondisi defleksi di titik D = 0 atau (𝑧𝐼𝐼𝐼 = 0)
−𝑃2.0 1
0= + 𝐶5.0 + −𝑃2𝑥 2 + 𝑃1𝑥 2
6 4
1
𝑃2𝑥 2 = 𝑃1𝑥 2
4
𝑷𝟏 = 𝟒𝑷𝟐
1b. Metoda Conjugate Beam
The Conjugate-beam Method adalah salah metode untuk menentukan besarnya putaran
sudut dan lendutan pada balok dan portal. Prinsip-prinsip metode ini adalah sebagai berikut.
”bidang momen yang terjadi pada real Beam (balok yang sebenarnya) dibagi dengan
faktor kekakuan dari balok (EI), diperlakukan sebagai beban pada Conjugate
Beam/balok fiktif”.
Untuk mengetahui besarnya deformasi yang terjadi pada Real beam, dapat diikuti ketentuan
sebagai berikut ini.
1. Putaran Sudut yang dibentuk oleh garis singgung pada suatu titik dari Real Beam
yang berdeformasi terhadap sumbu balok semula, besarnya sama dengan Gaya
Lintang yang terjadi pada titik/penampang yang sama dari Conjugate Beam.
2. Lendutan/Displacement yang terjadi pada suatu titik dari Real Beam yang
berdeformasi terhadap posisi semula, besarnya sama dengan Momen Lentur yang
terjadi pada titik/penampang yang sama dari Conjugate Beam.
Pada pengerjaan soal 1b ini, analisis akan dilakukan terpisah, yaitu terhadap P1 dan P2
(Prinsip Superposisi). Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam menentukan besar momen
pada real beam yang menjadi beban pada conjugate beam (setelah dibagi dengan EI). Asumsi
yang diambil pada soal ini adalah EI di sepanjang balok memiliki nilai yang sama.
Catatan: Prinsip superposisi adalah total perpindahan atau gaya dalam di suatu titik pada
struktur yang menerima beberapa beban luar dapat dhitung dengan menjumlahkan perpindahan
atau gaya dalam yang diakibatkan oleh masing-masing beban luar tersebut yang bekerja secara
terpisah. Syarat melakukan superposisi adalah material berperilaku linear elastis dan tidak
mengalami perubahan geometri besar sewaktu beban bekerja.
Tinjau P1
Pertama-tama, kita perlu mencari reaksi perletakan VA dan VC dengan persamaan
kesetimbangan.
∑𝑴𝒄 = 𝟎
(𝑉𝐴 × 2𝑥) − (𝑃1 × 𝑥) = 0
𝑃1 × 𝑥 𝑃1
𝑉𝐴 = =
2𝑥 2
∑𝑭𝒀 = 𝟎
𝑉𝐴 + 𝑉𝐶 − 𝑃1 = 0
𝑃1 𝑃1
𝑉𝑐 = 𝑃1 − 𝑉𝐴 = 𝑃1 − =
2 2
𝑼𝒏𝒕𝒖𝒌 𝟎 ≤ 𝒛 ≤ 𝒙
∑𝑀 = 0
(𝑉𝐴 × 𝑧) − 𝑀 = 0
𝑃1 × 𝑧
𝑀 = 𝑉𝐴 × 𝑧 =
2
𝑼𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒙 ≤ 𝒛 ≤ 𝟐𝒙
∑𝑀 = 0
(𝑉𝐴 × 𝑧) − (𝑃1 × (𝑧 − 𝑥)) − 𝑀 = 0
𝑃1 × 𝑧
𝑀 = (𝑉𝐴 × 𝑧) − (𝑃1 × (𝑧 − 𝑥)) = − (𝑃1 × 𝑧) + (𝑃1 × 𝑥)
2
(𝑃1 × 𝑧)
𝑀 = (𝑃1 × 𝑥) −
2
𝑼𝒏𝒕𝒖𝒌 𝟐𝒙 ≤ 𝒛 ≤ 𝟑𝒙
∑𝑀 = 0
(𝑉𝐴 × 𝑧) − (𝑃1 × (𝑧 − 𝑥)) + (𝑉𝐶 × (𝑧 − 2𝑥)) − 𝑀 = 0
𝑀 = (𝑉𝐴 × 𝑧) − (𝑃1 × (𝑧 − 𝑥)) + (𝑉𝐶 × (𝑧 − 2𝑥))
𝑃1 × 𝑧 𝑃1 × 𝑧
= − (𝑃1 × 𝑧) + (𝑃1 × 𝑥) + ( ) − (𝑃1 × 𝑥)
2 2
𝑀=0
Diagram momen untuk analisis P1 dapat digambarkan sebagai berikut.
Tinjau P2
Pertama-tama, kita perlu mencari reaksi perletakan VA dan VC dengan persamaan
kesetimbangan.
∑𝑴𝒄 = 𝟎
(𝑉𝐴 × 2𝑥) + (𝑃2 × 𝑥) = 0
−𝑃2 × 𝑥 𝑃2
𝑉𝐴 = =− = −0,5 𝑃2
2𝑥 2
∑𝑭𝒀 = 𝟎
𝑉𝐴 + 𝑉𝐶 − 𝑃2 = 0
𝑃2 3 × 𝑃2
𝑉𝑐 = 𝑃2 − 𝑉𝐴 = 𝑃2 + = = 1,5 𝑃2
2 2
𝑼𝒏𝒕𝒖𝒌 𝟎 ≤ 𝒛 ≤ 𝟐𝒙
∑𝑀 = 0
(𝑉𝐴 × 𝑧) − 𝑀 = 0
−𝑃2 × 𝑧
𝑀 = 𝑉𝐴 × 𝑧 = = −0,5 × 𝑃2 × 𝑧
2
𝑼𝒏𝒕𝒖𝒌 𝟐𝒙 ≤ 𝒛 ≤ 𝟑𝒙
∑𝑀 = 0
(𝑉𝐴 × 𝑧) + (𝑉𝐶 × (𝑧 − 2𝑥)) − 𝑀 = 0
𝑀 = (𝑉𝐴 × 𝑧) + (𝑉𝐶 × (𝑧 − 2𝑥))
= −0,5𝑃2𝑧 + 1,5𝑃2𝑧 − 3𝑃2𝑥
𝑀 = (𝑃2 × 𝑧) − (3 × 𝑃2 × 𝑥)
Diagram momen untuk analisis P2 dapat digambarkan sebagai berikut.
Pada Struktur soal nomor 1, sebelumnya telah kita analisis secara terpisah untuk gaya P1
dan P2. Kemudian dapat kita gabungkan diagram momen yang telah kita dapatkan seperti
berikut.
Conjugate Beam
Momen yang ada pada Real Beam kemudian dijadikan beban (sesudah dibagi dengan EI)
pada conjugate beam. Perletakan pada real beam juga perlu dikonversi untuk menjadi
conjugate beam.
Real Beam Conjugate Beam
Pin (A) Pin
Int. Roller (B) Hinge
Free (D) Fixed
∑𝑀𝐶 = 0
1 𝑃1 × 𝑥 1 𝑃2 × 𝑥 1
−𝑉𝐴 × 2𝑥 − ( × × 2𝑥 × 𝑥) + ( × × 2𝑥 × × 2𝑥) = 0
2 2 × 𝐸𝐼 2 𝐸𝐼 3
2 × 𝑃2 × 𝑥 3 𝑃1 × 𝑥 3
𝑉𝐴 × 2𝑥 = −
3𝐸𝐼 2𝐸𝐼
𝑃2 × 𝑥 2 𝑃1 × 𝑥 2
𝑉𝐴 = −
3𝐸𝐼 4𝐸𝐼
Karena kita ingin mencari keadaan dimana titik D di Real Beam tidak mengalami
perpindahan vertikal, maka nilai momen di titik D pada conjugate beam harus dibuat sama
dengan nol.
∑𝑀𝐷 = 0
𝑃1 × 𝑥 1 𝑃2 × 𝑥 1 5
(𝑉𝐴 × 3𝑥) + ( × 2𝑥 × × 2𝑥) − ( × 2𝑥 × × 𝑥)
2𝐸𝐼 2 𝐸𝐼 2 3
𝑃2 × 𝑥 1 2
−( × 𝑥 × × 𝑥) − 𝑀𝐷 = 0
𝐸𝐼 2 3
𝑃1 × 𝑥 3 5𝑃2 × 𝑥 3 𝑃2 × 𝑥 3
(𝑉𝐴 × 3𝑥) + ( )−( )−( )=0
𝐸𝐼 3𝐸𝐼 3𝐸𝐼
𝑃2 × 𝑥 3 3 × 𝑃1 × 𝑥 3 𝑃1 × 𝑥 3 5𝑃2 × 𝑥 3 𝑃2 × 𝑥 3
( )−( )+( )−( )−( )=0
𝐸𝐼 4𝐸𝐼 𝐸𝐼 3𝐸𝐼 3𝐸𝐼
1 𝑃1 × 𝑥 3 𝑃2 × 𝑥 3
× =
4 𝐸𝐼 𝐸𝐼
𝑷𝟏 = 𝟒𝑷𝟐
1c. Moment Area Method
3 tahapan utama dalam menghitung dengan menggunakan metode momen area adalah
menggambar diagram momen, menggambar kurva elastis / elastic curve, dan menerapkan
teorema.
P1
1.d Bandingkan hasil yang didapat dari (a), (b), dan (c) analisis hasil perbandingannya
Pada umumnya, ketiga metode dapat dilakukan untuk menghitung permasalahan yang ditanya
dan menghasilkan jawaban yang benar pula. Hanya saja, ada metode yang lebih mudah dipakai
untuk meninjau soal tertentu dan ada juga metode yang lebih sulit dipakai untuk meninjau soal
tertentu
Integrasi Ganda:
+. Dapat meninjau defleksi/slope dari banyak titik sekaligus jika semua parameter persamaan
sudah terpenuhi.
-. Cukup sulit karena perlu mencari persamaan momen dan harus mengaplikasikan konsep
integral (akan sulit jika persamaan momen yang cukup kompleks)
Conjugate Beam:
Moment Area:
+. Sangat powerful untuk menyelesaikan perhitungan balok, terutama jika balok menerima
beban terpusat
-. Perlu menggambar illustrasi kurva elastis dari struktur yang dikenakan beban (biasanya ini
akan sulit jika beban yang diberikan beragam dan banyka)
2b. Metoda Virtual Work
Beban real:
Σ𝑀𝐸 = 0
𝑉𝐴 × 8 − 15 × 4 = 0
𝑽𝑨 = 𝟕. 𝟓 𝒌𝑵
Σ𝑉 = 0
7.5 − 15 − 20 + 𝑉𝐸 = 0
𝑽𝑬 = 𝟐𝟕. 𝟓 𝒌𝑵
Σ𝑀𝐴 = 0
15 × 4 + 20 × 8 − 27.5 × 8 + 𝐻𝐸 × 3 = 0
𝑯𝑬 = 𝟎 𝒌𝑵
𝑵𝑪𝑬 = 𝟐𝟕. 𝟓 𝒌𝑵
Σ𝐻 = 0
𝑵𝑫𝑬 = 𝟎 𝒌𝑵
Σ𝑉 = 0
3
27.5 − 20 + 𝑁𝐶𝐷 × =0
5
5
𝑁𝐶𝐷 = −7.5 ×
3
𝑵𝑪𝑫 = −𝟏𝟐. 𝟓 𝒌𝑵
Σ𝐻 = 0
4
𝑁𝐵𝐶 + 𝑁𝐶𝐷 × =0
5
𝑵𝑩𝑪 = 𝟏𝟎 𝒌𝑵
Σ𝐻 = 0
𝑵𝑨𝑩 = 𝟏𝟎 𝒌𝑵
Σ𝑉 = 0
𝑵𝑩𝑫 = 𝟏𝟓 𝒌𝑵
Σ𝑉 = 0
3
𝑁𝐴𝐷 × = −7.5
5
𝑵𝑨𝑫 = −𝟏𝟐. 𝟓 𝒌𝑵
Beban Virtual:
Mencari reaksi perletakan:
Σ𝑀𝐸 = 0
1 × 4 − 𝑉𝐴 × 8 = 0
𝑽𝑨 = 𝟎. 𝟓 𝒌𝑵
Σ𝑉 = 0
𝑽𝑬 = 𝟎. 𝟓 𝒌𝑵
Σ𝑀𝐴 = 0
1 × 4 + 𝐻𝐸 × 3 − 0.5 × 8 = 0
𝑯𝑬 = 𝟎 𝒌𝑵
Mencari gaya dalam seluruh batang:
Σ𝑉 = 0
𝑵𝑪𝑬 = 𝟎. 𝟓𝒌𝑵
Σ𝐻 = 0
𝑵𝑫𝑬 = 𝟎 𝒌𝑵
Σ𝑉 = 0
3
0.5 + 𝑁𝐶𝐷 × =0
5
5
𝑁𝐶𝐷 = −0.5 ×
3
𝟓
𝑵𝑪𝑫 = − 𝒌𝑵
𝟔
Σ𝐻 = 0
4
𝑁𝐵𝐶 + 𝑁𝐶𝐷 × =0
5
𝟐
𝑵𝑩𝑪 = 𝒌𝑵
𝟑
Σ𝑉 = 0
𝑵𝑩𝑫 = 𝟎 𝒌𝑵
Σ𝐻 = 0
𝟐
𝑵𝑨𝑩 = 𝒌𝑵
𝟑
Σ𝑉 = 0
3
𝑁𝐴𝐷 × = −0.5
5
𝟓
𝑵𝑨𝑫 = − 𝒌𝑵
𝟔
Batang n N L nNL
AB 0.67 10 4 26.667
BC 0.67 10 4 26.667
AD -0.83 -12.5 5 52.083
CD -0.83 -12.5 5 52.083
CE 0.50 27.5 3 41.25
DE 0 0 4 0
BD 0 15 3 0
Total 198.750
𝑛𝑁𝐿
1×Δ=∑
𝐴𝐸
Σ𝑛𝑁𝐿 = 198.75 𝑘𝑁 2 𝑚
Karena AE untuk seluruh batang sama maka dapat dioperasikan di akhir.
198.75
ΔD =
500 × 10−6 𝑚2× 200 × 106 𝑘𝑁/𝑚2
ΔD = 1.9875 × 10−3 𝑚
𝚫𝐃 = 𝟏. 𝟗𝟖𝟕𝟓 𝒎𝒎
2b. Metoda Castigliano
”Perpindahan suatu titik adalah sama dengan turunan parsial pertama dari energi
regangan pada struktur terhadap gaya yang bekerja di titik tersebut yang searah dengan
perpindahan”.
𝛿𝑁 𝐿
∆= ∑𝑁 ( )( )
𝛿𝑃 𝐴𝐸
𝑏 = 7
𝑟 = 3
2𝑗 = 2 × 5 = 10
𝑏 + 𝑟 = 2𝑗
Maka statis tentu
𝐸 = 200 𝐺𝑃𝑎
𝐴 = 500 𝑚𝑚2
Pada soal ini ditanyakan perpindahan vertikal di titik D, oleh karena itu kita perlu
meletakkan gaya maya di titik D yang arahnya vertikal (Arah ke atas atau ke bawah sama saja)
seperti pada gambar di bawah ini.
Untuk memudahkan pengerjaan, ada baiknya dijabarkan panjang masing-masing elemen
untuk memudahkan pengerjaan selanjutnya, terutama ketika berhubungan dengan sudut arah
gaya.
Selanjutnya, kita perlu mencari reaksi perletakan pada struktur dan gaya dalam masing
masing batang.
∑𝑯 = 𝟎
𝐻𝐸 = 0
∑𝑴𝑬 = 𝟎
(𝑉𝐴 × 8) − (15 × 4) − (𝑃 × 4) = 0
𝑉𝐴 = 7,5 + 0,5𝑃
∑𝑽 = 𝟎
𝑉𝐴 + 𝑉𝐸 − 15 − 20 − 𝑃 = 0
∑𝑴𝑨 = 𝟎 (𝑷𝒆𝒏𝒈𝒆𝒄𝒆𝒌𝒂𝒏)
0 = 0; 𝒐𝒌!
Untuk mencari gaya dalam masing-masing batang, akan digunakan metoda Joint.
Metoda potongan juga dapat dilakukan. Penggunaan metoda dibebaskan saja.
Joint A
∑𝑽 = 𝟎
3
𝑉𝐴 + 𝑁𝐴𝐷 × =0
5
3
7,5 + 0,5𝑃 = − 𝑁𝐴𝐷
5
5
− × (7,5 + 0,5𝑃) = 𝑁𝐴𝐷
3
5
𝑁𝐴𝐷 = (−12,5 − 𝑃) 𝑘𝑁
6
∑𝑯 = 𝟎
4
𝑁 + 𝑁𝐴𝐵 = 0
5 𝐴𝐷
4
𝑁𝐴𝐵 = − 𝑁𝐴𝐷
5
2
𝑁𝐴𝐵 = (10 + 𝑃) 𝑘𝑁
3
Joint B
∑𝑽 = 𝟎
𝑁𝐵𝐷 − 15 = 0
𝑁𝐵𝐷 = 15 𝑘𝑁
∑𝑯 = 𝟎
𝑁𝐴𝐵 − 𝑁𝐵𝐶 = 0
𝑁𝐵𝐶 = 𝑁𝐴𝐵
2
𝑁𝐵𝐶 = (10 + 𝑃) 𝑘𝑁
3
Joint C
∑𝑯 = 𝟎
4
𝑁𝐶𝐵 + 𝑁𝐶𝐷 × =0
5
5 5
𝑁𝐶𝐷 = (−𝑁𝐶𝐵 ) = (−12,5 − 𝑃) 𝑘𝑁
4 6
∑𝑽 = 𝟎
3
20 − 𝑁𝐶𝐸 − 𝑁𝐶𝐷 × =0
5
3
𝑁𝐶𝐸 = 20 − × 𝑁𝐶𝐷
5
3 5
𝑁𝐶𝐸 = 20 − × (−12,5 − 𝑃)
5 6
Joint E
∑𝑯 = 𝟎
𝑉𝐸𝐷 = 0
∑𝑽 = 𝟎
𝑉𝐸 − 𝑉𝐸𝐶 = 0
𝜕𝑁 𝜕𝑁
Member N ( ) N (P=0) 𝑁. ( ) . 𝑙
𝜕𝑃 𝜕𝑃
2 2
AB (10 + 𝑃) 10
3 3 26,67
5 5
AD (−12,5 − 𝑃) − -12,5
6 6 52,083
BD 15 𝑘𝑁 0 15 0
2 2
BC (10 + 𝑃) 10
3 3 26,67
5 5
CD (−12,5 − 𝑃) − -12,5
6 6 52,083
DE 0 0 0 0
CE (27,5 + 0,5𝑃) 0,5 27,5 41,25
TOTAL 198,75
𝛿𝑁 𝐿
∆= ∑𝑁 ( )( )
𝛿𝑃 𝐴𝐸
198,75 𝑘𝑁. 𝑚
∆= = 0,0019875 𝑚
𝑘𝑁
(500 × 10−6 𝑚2 ) × (200 × 106 )
𝑚2
∆= 𝟏, 𝟗𝟖𝟕𝟓 𝒎𝒎
Catatan:
Apabila A dan E tidak sama untuk setiap batang, maka jangan dilakukan pembagian dengan A
(luas penampang) dan E (Modulus Elastisitas) di akhir.
2.c Bandingkan hasil yang diperoleh dari poin (a) dan (b) dan analisis hasil
perbandingannya.
Kedua metode (virtual work dan castigliano) menghasilkan nilai defleksi yang sama. Hal ini
dikarenakan pada umumnya kedua metode memiliki prinsip pengerjaan yang sama. Hanya saja,
untuk virual work, akan ditambahkan suatu beban tidak nyata sebesar satu satuan pada titik
yang akan ditinjau defleksinya yang menyebabkan perhitungan jauh lebih panjang (beban nyata
dan beban semu) dibandingkan dengan castigliano. Sedangkan metode castigliano,
perhitungan dilakukan secara langsung dengan nilai P pada titik yang akan ditinjau defleksinya
sehingga dalam konteks soal ini, perhitungan akan jauh lebih praktis dan cepat.