Anda di halaman 1dari 11

Putri Rachmawati dan Nanik Sri Prihatini: Unsur Penggarapan Tari Dolalak Lentera Jawa II Karya Melania Sinaring

Putri

UNSUR PENGGARAPAN TARI DOLALAK LENTERA JAWA II


KARYA MELANIA SINARING PUTRI

Putri Rachmawati
SMP N 13 Purworejo
Jl., Giri Rejo Barat, Kutoarjo, Kec. Kutoarjo, Kabupaten Purworejo,
Jawa Tengah 54214
Email: putrisentar@gmail.com

Nanik Sri Prihatini


ISI Surakarta

ABSTRAK

Tari Dolalak Lentera Jawa II merupakan sebuah karya tari baru yang disusun oleh Melania Sinaring Putri tahun
2014. Diciptakan untuk mewakili Indonesia pada Festival di Malaysia pada tanggal 12-15 November 2014.
Garapan ini menarik karena terdapat inovasi yang dilakukan koreografer. Teori yang dijadikan sebagai pisau
bedah unsur-unsur penggarapan menggunakna teori garap oleh Rahayu Supanggah menegaskan bahwa garap
merupakan sebuah sistem yang melibatkan 6 (enam) unsur yang saling berkaitan, yaitu terdiri dari
materi garap atau ajang garap, penggarap, sarana garap, prabot atau piranti garap, penentu garap, dan
pertimbangan garap (Supanggah 2007, 4). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif,
dengan pendekatan etnokoreologi. Hasil penelitian ini menyimpulkan terbentuknyakomposisi baru, bentuk
sajian yang dihasilkan terkesan berkarakter gagah centil karena adanya gerak tari yang dihasilkan lebih energik,
bervolume besar dan adanya tempo gerak yang lebih cepat. Elemen-elemen koreografi yang dipadatkan sehingga
pertunjukkan berdurasi 8 menit..

Kata kunci: dolalak lentera Jawa II, melania, proses penciptaan.

ABSTRACT

The Dolalak Dance of Lentera Jawa II is a new dance created by Melania Sinaring Putri in 2014. It is created
to represent Indonesia in a festival in Malaysia on 12-15 Nov 2014. The creation is interesting because
there are innovations made by the choreographer. The theory used in this research is theory of Garap by
Rahayu Supanggah. It clarifies that Garap is a system of 6 elements which are related to each other including
Garap material, Garap medium, the makers, Garap mediums, Garap instruments, Garap deciders and Garap
considerations (Supanggah 2007, 4). The method used in this research is qualitative method with
etnochoreology approach. The research findings conclude the forming of a new composition. The form of the
performance produced looks masculine but coquettish because of the existence of the energetic dance
movements, well-volume and the faster movement. The choreographic elements are solidified so that the
performance has 8 minutes duration.

Keywords: Dolalak Lentera Jawa II, Melania, creation process.

A. Pengantar zaman dulu kesenian Dolalak difungsikan sebagai


hiburan yang terdapat ritual di dalam sajian
Dolalak merupakan kesenian yang disajikan pertunjukan, ritual dipercaya dapat memberi
dengan wujud dari unsur tari dan musik.Dolalak keselamatan, menyembuhkan penyakit ataupun
merupakan kesenian rakyat yang populer dan masih menemukan orang yang hilang. Disebut dengan istilah
berkembang baik pada masyarakat di w i l a y a h kesenian karena dalam pertunjukannya terdapat aksi
Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah. ritual, gerakan-gerakan tari, musik serta lagu vokal
Kesenian Dolalak termasuk ke dalam kategori atau koor. Nanik Prihatini menjelaskan di dalam
kelompok seni rakyat yang dijadikan sebagai tesisnya mengenai kehidupan dan perkembangan
identitas kesenian Kabupaten Purworejo. Sejak kesenian Dolalak di masa lalu bahwa;

Volume 17 Nomor 2, Desember 2019 103


Jurnal Seni Budaya

Dolalak mulai dikenal masyarakat Purworejo akan mengalami trance (mendem) yaitu adegan
sekitar tahun 1915, kesenian tersebut dimana penari akan melakukan gerak-gerak di luar
berkembang di kalangan m a sy ar a k a t p e d e sa a n , kesadarannya. Sajian Dolalak menampilkan
tepatnya di Desa Sejiwan, Kecamatan Loano, beberapa jenis tarian dibedakan dengan perbedaan
Kabupaten Purworejo. Kesenian yang awalnya syair lagu yang dinyanyikan dengan jumlah 20 – 60
sebagai wadah ungkapan estetis para remaja lagu dan setiap pergantian lagu berhenti sesaat
(sebagai hiburan para pemainnya) di Desa Sejiwan, sehingga ada jeda di setiap ragam geraknya. Seiring
akhirnya berfungsi sosialdan disajikan sebagai perkembangan atau persebarannya kelompok
hiburan orang yang mempunyai hajad seperti Dolalak tersebut selanjutnya melahirkan
upacara: kelahiran bayi, khitanan, perkawinan, bersih penggayaan sesuai dengan daerah asalnya, di
desa dan sebagainya (Prihatini 2000, 11). antaranya adalah gaya Kaligesingan, Mlaranan, dan
Pendukung kesenian Dolalak baik dari penari Pesisiran (Eko Marsono, Wawancara 23 April 2017).
dan pengiring adalah laki-laki dewasa. Penarinya Pada perkembangan selanjutnya kabupaten
berjumlah sepuluh orang atau lebih, namun selalu Purworejo memperhatikan perkembangannya
dengan jumlah genap. Musik tarinya menggunakan kemudian mengangkat kesenian ini lewat penataran
instrumen tiga buah rebana, sebuah kendang dan dan seminar tentang tari Dolalak. Dolalak bahkan
sebuah jidor (bedug kecil). Musik tari yang dihasilkan dijadikan muatan lokal dalam pendidikandasar.
tidak ada yang melodis, namun hanya merupakan Perhatian pemerintah terhadap dolalakpun
jalinan suara instrumen dengan ritme bersifat terlihat dengan adanya usaha pelestarian dolalak
monoton. Sedang lagu-lagu yang dihadirkan berasal dengan adanya pementasan-pementasan Dolalak di
dari suara vokal pengiring maupun penari.Koor lagu- setiap acara yang dipentaskan oleh grup-grup yang
lagu yang disajikan dinyanyikan secara bergantian ada di Purworejo, pelajar, sanggar-sanggar tari yang
oleh pengiring dan penari,saat dinyanyikan pengiring ada di Purworejo maupun pementasan untuk festi-
disebut lagu bawa dan saat dinyanyikan penari val. Hal ini menyebabkan munculnya berbagai
disebut lagu sauran. Teks yang dibawakan kemasan untuk pementasan diberbagai acara
menggunakan bahasa Arab dan bahasa Indonesia. tersebut.
Sajian pertunjukan tari Dolalak dapat dikelompokkan Dolalak sama halnya dengan kesenian lain
menjadi tiga yaitu tari kelompok, tari berpasangan, yang mengalami perkembangan dan perubahan
dan tari tunggal. Pada bagian tari kelompok para secara bertahap. Perkembangan yang terjadi padatari
penari berjajar dua ke belakang dengan jumlah Dolalak dapat dilihat pada perubahan bentuk
genap. Pada tari kelompok penari tidak melakukan sajiannya yaitu pada elemen-elemen gerak, iringan,
perpindahan tempat, penari hanya melakukan penari, tembang dan busana. Perkembangan bentuk
perubahan arah hadap. Tari berpasangan ini dilakukan yang terjadi pada kesenian Dolalak dimulai pada
dengan posisi pola lantai berjajar dua ke belakang tahun 1968. Perkembangan bentuk yang terjadi pada
dengan saling berhadapan. Pada tari berpasangan tahun 1968-1980 dapat digambarkan melalui
penari melakukan perpindahan tempat dengan pola masuknya penari anak baik laki-laki maupun
garis lurus dan lengkung. Salah satu bagian sajian perempuan dan upaya menata gerak tarinya dengan
yang dianggap menarik oleh masyarakat adalah pada tujuan untuk memudahkan anak berlatih Tari Dolalak.
bagian tari tunggal terdapat adegan yang disebut Sehubungan dengan hal tersebut Dolalak mulai
kesurupan (trance) yaitu penari seakan-akan tidak ditarikan oleh penari wanita anak-anak pada tahun
sadarkan diri atau mabuk dalam keadaan menari 1970. Periode tahun 1980-1990, perkembangan
(Prihatini 2000, 10). yang terjadi pada kesenian Dolalak lebih
Kesenian Dolalak sangat diminati oleh memperhatikan kualitas dari gerak, musik, rias dan
masyarakat Purworejo, hal ini terlihat dari kesenian busana bahkan penataan pada pola ruang sajiannya
Dolalak sering dipentaskan pada berbagai acara disesuaikan dengan keperluan pementasannya.
seperti pada nikahan, sunatan, syukuran dan Periode tahun 1990-1999, pada tahun ini b e n t u k
perayaan hari besar nasional. Biasanya warga perkembangan yang terjadi kesenian Dolalak tidak
mengundang group tertentu yang disebut nanggap hanya mengalami perubahan pada segi bentuk
dalam bahasa Jawa,tari ini ditarikan menjelang sajiannya saja namun sudah mulai bersifat komersil
hajatan yaitu pada malam hari semalam suntuk yaitu (Prihatini 2000, 211-212). Perkembangan bentuk
antara 4 hingga 6 jam dibawakan secara kelompok tersebut terus dilakukan oleh para seniman maupun
dan pada puncak pertunjukan salah satu penarinya kalangan masyarakat hingga saat ini. Perubahan

104 Volume 17 Nomor 2, Desember 2019


Putri Rachmawati dan Nanik Sri Prihatini: Unsur Penggarapan Tari Dolalak Lentera Jawa II Karya Melania Sinaring Putri

yang terjadi pada Dolalak disebabkan oleh faktor akan lepas oleh adanya garap yang dilakukan oleh
kebutuhan masyarakat, mengikuti zaman atau koreografer atau penciptanya. Asumsi pola garap
mengikuti selera masyarakat serta oleh para sajian Tari Dolalak Lentera Jawa II ini dilatarbelakangi
seniman yang berlomba-lomba untuk menciptakan oleh adanya seniman yang melakukan inovasi untuk
sebuah karya sebagai keberlangsungan hidup Dolalak melakukan garap pada elemen-elemennya.
itu sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Nanik Persoalan garap dalam sajian Tari Dolalak Lentera
Prihatiniyang menyatakan bahwa; Jawa II mengalami perkembangan yang berbeda
Dilihat dari bentuk sajiannya, dari periode dengan Dolalak tradisi.
satu ke periode yang lain Dolalak telah mengalami
perkembangan, yang disebabkan pengaruh faktorin- B. Metode
ternal dan eksternal. Dalam setiap periode faktor
eksternal seperti faktor penduduk, pendidikan, Penelitian ini menggunakan metode penelitian
politik, teknologi dan ekonomi (tidak secara kualitatif. Metode penelitian kualitatif sama halnya
keseluruhan) sangat berpengaruh dalam dengan sebuah alat yang tentunya tidak selalu cocok
perkembangan. Sedang faktor internalnya adalah dengan apa yang telah digunakan pada semua
kreativitas seniman yang sangat terkait dengan keadaan, karena penelitian kualitatif ini digunakan
masalah estetika (Prihatini 2000, 211). untuk menelaah fenomena-fenomena dalam
Demikian pula yang terjadi pada Dolalak kehidupan sosial dan budaya secara alamiah dan
Lentera Jawa II yang telah dikembangkan bentuk bukan dalam kondisi yang bersifat laboratoris atau
sajiannya oleh Melania Sinaring Putri yang telah eksperimen (Sugiyono, 2010: 1). Adapun pendekatan
melakukan perubahan pada bentuk sajiannya. yang digunakan adalah pendekatan etnokoreologi.
Perubahan bentuk ini akan membuat penampilan lebih Etnokoreologi merupakan sebuah cabang ilmu
menarik dari segi sajian dan menari generasi muda pengetahuan dalam antropologi atau etnologi yang
untuk melestarikan sebagai identitas kesenian lokal. mempelajari tari- tarian dengan menggunakan
Bentuk perubahan dilakukan sesuai dengan perspektif emik-etik dan holistik etnografinya (Ahimsa
proses kreatif tari sehingga melahirkan produk baru Putra dalam R.M. Pramutomo 2007, 104). Dalam
pada tari Dolalak yang memiliki estetika lebih tinggi. hubungannya dengan studi tari, istilah etnokoreologi
Perubahan ini terjadi pada tari Dolalak Lentera Jawa dapat digunakan untuk mendeskripsikan ilmu tari
II yang dilakukan oleh Melania Sinaring Putri. yang dapat dihubungkan dengan sifat-sifat etniknya.
Berbicara mengenai perubahan tari tidak akan lepas Untuk menggali garap Tari Dolalak Lentera Jawa II
oleh adanya proses kreatif yang dilakukan oleh karya Melania Sinaring Putri dalam penelitian ini yang
koreografer atau penciptanya. Asumsi terjadinya berkaitan dengan proses garap akan diuraikan
perubahan pada sajian tari Dolalak Lentera Jawa II ini dengan menggunakan landasan pemikiran garap
dilatarbelakangi oleh adanya seniman yang menurut Rahayu Supanggah. Rahayu Supanggah
melakukan inov asi pada elemen-elemennya. menegaskan bahwa garap merupakan sebuah sistem
Sehubungandenganhal tersebut Murgiyanto yang melibatkan 6 unsur yang saling berkaitan, yaitu
menjelaskan bahwa “kelangsungan sebuah seni terdiri dari materi garap atau ajang garap, penggarap,
tradisi sangat bergantung dari adanya penyegaran sarana garap, prabot atau piranti garap, p e n e n t u
atau inovasi yang terus menerus dari pendukungnya” garap, dan pertimbangan garap 2007, 4). Unsur
(2004,3). tersebut merupakan unsur yang terdapat dalam
Berdasarkan hal tersebut, proses kreatif garap karawitan, adapun uraian garap untuk
dalam sajian tari Dolalak LenteraJawa II mengalami pengaplikasian dalam garap tari adalah sebagai
perkembangan yang berbeda dengan Dolalak tradisi berikut; Pertama, materi garap atau ajang garap
sehingga menghasilkan produk baru dalam dalam tari terdiri dari gerak tari, musik, rias,
komposisi tari Dolalak. busana dan properti. Kedua, penggarap terdiri dari
Berdasarkan kondisi demikian, ada beberapa koreografer maupun komponis. Ketiga, sarana garap
hal yang menarik untuk dibahas, yaitu garapan ini terdiri dari penari. Keempat, prabot atau piranti garap
menarik karena Tari Dolalak Lentera Jawa II ialah terdiri dari ide atau gagasan koreografer. Kelima,
memiliki elemen-elemen yang kompleks dari segi penentu garap terdiri dari fungsi atau kegunaan tari
bentuk sajian yang telah mengalami perkembangan tersebut. Keenam, pertimbangan garap terdiri dari
garap. Berbicara mengenai perkembangan tari tidak faktor internal dan faktor eksternal.

Volume 17 Nomor 2, Desember 2019 105


Jurnal Seni Budaya

C. Hasil dan Pembahasan Selain hal tersebut hal yang melatarbelakangai


terciptanya karya tari ini adalah keikutsertaannya
1. Tari Dolalak Lentera Jawa II untuk mewakili Indonesia pada Festival Internasional
Di era globalisasi dan modernisasi ini, di Akademi Seni, Budaya dan Warisan Kebangsaan,
kehidupan dari masa ke masa semakin mengalami Malaysia pada tanggal 12-15 November 2014.
perubahan yang sangat cepat baik dari aspek dalam Tari Dolalak Lentera Jawa II merupakan
kehidupan manusia, pandangan hidup manusia sebuah karya tari baru yang masih berpijak pada
bahkan kebudayaan. Perubahan yang terjadi sangat tari tradisi Dolalak. Lentera Jawa II memiliki nama
mempengaruhi akan perkembangan seni dan budaya. yang diambil dari salah satu kalimat pada tembang
Perjalanannya seni dan budayasangat dipengaruhi Dolalak. Dolalak Lentera Jawa II mempunyai arti
oleh masyarakat pendukungnya terutama generasi sebagai alat penerang tradisional dengan bahan bakar
muda yang hendak menjadi penerus kehidupan seni minyak. Pemberian judul tari Dolalak Lentera Jawa II
dan budaya. Di era modernisasi saat ini terlihat merupakan hasil ide karya tari dari Melania Sinaring
bahwa generasi muda saat ini semakin berkurangnya Putri sebagai koreografer. Pemilihan judul tari Dolalak
minat untuk mempelajari kesenian lokal dan pola Lentera Jawa II ini terbentuk setelah adanya Dolalak
gaya hidup generasi muda ini sangat terpengaruh oleh Lentera Jawa, Melania Sinaring Putri sebagai
budaya asing yang mempengaruhi pada pola koreografer mengembangkan garapan Dolalak
budaya kebaratan serta generasi muda lebih berfikir Lentera Jawa menjadi Dolalak Lentera Jawa II.
praktis dan dinamis sehingga sesuatu yang dipandang Pemberian nama ini diharapkan Dolalak Lentera Jawa
ketinggalan zaman cenderung ditinggalkan bahkan II bisa jadi penerang bagi kehidupan seni tradisi
dilupakan. Kondisi demikian terjadi disebabkan khususnya tari Dolalak.
adanya bentuk seni lain dan pengaruh dari luar yang Karya ini diharapkan dapat memberikan
dianggap lebih modern. Banyak f aktor yang kontribusi pada keberlangsungan hidup kesenian
mempengaruhi mengapa generasi muda mudah Dolalak dan dapat mengapresiasi masyarakat untuk
melupakan dan meninggalkan seni dan budaya menghadirkan karya dengan teknik tari dan
tradisi. Dengan timbulnya masalah-masalah yang penghayatan penari maupun penikmat seni itu sendiri.
terjadi ini banyak upaya yang dilakukan sebagai Selain hal tersebut daerah Kabupaten Purworejo
upaya untuk mengatasi penurunan minat dan termasuk tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh
ketertarikan generasi muda saat ini. masyarakat lokal maupun non lokal, bahkan di
Dengan melihat dari masalah yang terjadi daerah Kabupaten Purworejo banyak tersedia
tersebut, seniman asal Kota Purworejo ini memiliki amphitheater untuk wadah atau wahana seni
ide untuk membuat sesuatu hal yang baru agar tari pertunjukkan. Oleh karena itu, dilakukan pengemasan
Dolalak tetap dapat dinikmati oleh generasi muda seni yang cocok untuk dikonsumsi oleh wisatawan.
khususnya dan di masyarakat umumnya, Hal ini perlu Seperti yang dikemukakan oleh Soedarsono bahwa
dilakukan sebagai upaya peningkatan baik dari segi kemasan kesenian yang cocok untuk wisatawan,
kualitas dan kuantitas. Peningkatan ialah dengan yaitu 1. Tiruan dari aslinya, 2. Singkat atau padat atau
cara mengajarkan tari tersebut kepada generasi muda bentuk mini dari aslinya, 3. Penuh variasi, 4.
yang menjadi pewaris budaya. Peningkatan ini akan Ditinggalkan nilai-nilai sakral, magis serta
bedampak pada jumlah masyarakat yang dapat simbolisnya, dan 5. Murah harganya. Bahkan,
menguasai tari Dolalak menjadi lebih banyak. terbukti bahwa seni pertunjukan yang hamper punah,
Peningkatan dari segi kualitas yaitu melakukan bisa hidup kembali karena keahlian industri pariwisata
perubahan dari elemen- elemen koreogarfinya seperti (Soedarsono, 1999;8).
pengembangan gerak, pola lantai, kostum, musik
dan properti. Melania Sinaring Putri melakukan 2. Unsur - unsur penggarapan Tari Dolalak
perubahan dalam tari Dolalak yang akan Lentera Jawa II
menghasilnya bentuk baru. Bentuk baru ini Berikut beberapa unsur-unsur penggarapan
merupakan karya tari baru yang diberi judul tari Tari Dolalak Lentera Jawa II karya Melania Sinaring
Dolalak Lentera Jawa II. Pada dasarnya penciptaan Putri
tari ini berangkat dari masalah yang ada pada a. Materi Garap
generasi muda maupun masyarakat sekitar. Materi garap juga disebut sebagai bahan
Perubahan bentuk tari Dolalak pada pada dasarnya garap, ajang garap, maupun lahan garap
merupakan upaya untuk melestarikan tari Dolalak. (Supanggah 2007, 6). Materi garap dalam Tari

106 Volume 17 Nomor 2, Desember 2019


Putri Rachmawati dan Nanik Sri Prihatini: Unsur Penggarapan Tari Dolalak Lentera Jawa II Karya Melania Sinaring Putri

Dolalak Lentera Jawa II terdiri dari gerak tari, musik dengan warna dasar hitam dengan motif untu walang
tari, rias dan busana. (segitiga kecil di tepi atas bawah) dilengkapi dengan
Gerak tari pada Tari Dolalak Lentera Jawa II rumbai bewarna putih dibagian pundak busana.
dalam penggarapannya menggunakan ragam gerak Sampur dengan dengan warna kuning bermotif
dasar tari Dolalak. Koreografer memilih dan gendolo giri. Kaos kaki dengan bahan wool bewarna
menggunakan perbendaharaan yang ada dalam kuning.
vokabuler tari Dolalak tradisi, yaitu ngetol, kirig, siak,
lambeyan, pencik, engklik, lilingan, mbandul, pencak
yang digunakan sebagai pijakan pembentukan inovasi
gerak dalam sajian Tari Dolalak Lentera Jawa II.
Pemilihan vokabuler gerak tersebut dianggap bahwa
vokabuler tersebut merupakan ciri atau vokabuler
pokok dari tari Dolalak. Pemilihan ragam gerak Tari
Dolalak Lentera Jawa II didasarkan pada ragam gerak (1) (2)
tari Dolalak gaya Kaligesingan.
Susunan garap musik pada Tari Dolalak
Lentera Jawa II yang berpijak pada garap musik tradisi
yang dikembangkan oleh seniman penggarapnya.
Garap musik yang dilakukan dengan menggunakan
lagu tradisi tari Dolalak yang sudah ada disesuaikan
dengan kebutuhan pada Tari Dolalak Lentera Jawa (3) (4)
II. Lagu yang digunakan yaitu saya cari, jalan-jalan
keras, di barat gunung, main-main, dan tinggi-tinggi. Gambar 2. (1) Busana Tari Dolalak tradisi; (2)
Rias pada Tari Dolalak Lentera Jawa II merupakan Celana Tari Dolalak tradisi; (3) Sampur Tari Dolalak
salah satu sarana penunjang dalam pertunjukan Tari tradisi; dan (4) Kaos kaki Tari Dolalak tradisi
yang diharapkan mendukung penyampaian karakter Desain busana bagian bawah pada
penari maupun sebagai media mengungkapkan Tari Dolalak tradisi
ekspresi penari di atas panggung. Adapun rias ( Foto Afifi, 2018)
sebagai materi garap menggunakan corrective make
up. Rias corrective berfungsi untuk menebalkan atau b. Penggarap
menegaskan garis-garis pada wajah serta menutupi Hal yang paling menentukan dalam proses
kekurangan pada wajah maupun menonjolkan garap adalah penggarap, sebagai pemilik atau
kelebihan pada wajah penari. penentu otoritas keputusan. Penggarap disini
Busana bagian atas yang digunakan berfungsi sebagai pengendali dalam menata sebuah
menggunakan topi pet bewarna hitam dengan hiasan garapan. Supanggah (2007, 149) memaparkan bahwa
manik-manik dan motif bintang di bagian tengah. dalam karawitan penggarap ([balungan] gendhing)
Kacamata warna hitam. adalah seniman, para pengrawit, baik pengrawit
penabuh gamelan maupun vokalis, yaitu pesindhen
dan/atau penggerong yang sekarang juga sering
disebut dengan swaraswati dan wiraswara. Pengrawit
adalah unsurgarap yang paling penting dan
menentukan. Kualitas hasil garap gending tergantung
pada kapasitas, kreativitas dan kualitas seniman
(1) (2) penggarap yang disebut pengrawit. Berdasarkan
pendapat tersebut dapat dipahami bahwa penggarap
Gambar 1. (1) Kacamata Tari Dolalak tradisi; dan (2) sebagai pelaku seni yang menyusun, menata hingga
Topi pet Tari Dolalak tradisi Desain busana bagian dapat menyajikan sebuah karya seni. Apabila
atas pada Tari Dolalak tradisi ( Foto Afifi, 2018) disesuaikan dalam konteks tari, peranan penggarap
tersebut disebut koreografer. Koreografer berfungsi
Busana bagian bawah yang digunakan sebagai penggarap yang menyusun komposisi tari
mengenakan busana busana atas berupa baju lengan berdasarkan eksperimen dan pemikirannya.
panjang dan bagian bawah berupa celana pendek Penggarap terbagi menjadi dua bagian yaitu pencipta

Volume 17 Nomor 2, Desember 2019 107


Jurnal Seni Budaya

dan penyaji. Pada karya tari yang menjadi pencipta telah dibuat pencipta yaitu koreografer dan composer.
ialah koreografer dan komposer, sedangkan bagian Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penabuh,
penyaji adalah penari dan penabuh. Pada Tari Dolalak vokal, dan penari tidak termasuk dalam bagian
Lentera Jawa II yang mempunyai peranan sebagai penggarap, tetapi hanya sebagai pelaksana garap.
penggarap dalam artian pengendali suatu garapan Sedangkan koreografer dan composer selain menjadi
adalah pencipta tari (koreografer), tentu saja untuk penggarap, dalam konteks Tari Dolalak Lentera Jawa
musik dibantu oleh composer sebagai pencipta II merangkap juga sebagai pelaksana garap.
musik. Pada Tari Dolalak Lentera Jawa II, Melania Keberadaan penari menjadi elemen
Sinaring sebagai koreografer menggarap tari terpenting dalam sebuah karya tari, karena apabila
berdasarkan minat, pengalaman, dan interpretasinya. karya tari tidak memiliki penari maka karya tari tidak
Pada proses penggarapan karya tari Melania Sinaring dapat disajikan. Selain itu, penari merupakan penentu
dibantu olehSri Winarno sebagai komposer atau keberhasilan pementasan sebuah karya tari (Prihatini,
penggarap musik. dkk. 2007,70). Penampilan keindahan bentuk motif
gerak yang disajikan pada karya tari sesuai dengan
c. Sarana Garap interpretasi dari koreografi yang ditampilkan. Hal ini
Sebuah karya tari dapat terwujud melalui sesuai dengan pendapat Tasman bahwa :
sarana atau media, dalam Tari Dolalak Lentera Jawa
II yang berperan sebagai sarana gerak adalah tubuh Penari adalah seorang seniman yang
penari. Sarana garap merupakan tahapan yang paling menyajikan keindahan gerak tubuhnya
penting untuk memperkuat penyampaian konsep dengan melibatkan daya tafsir dari estetik
garap Melania dalam melakukan pemilihan penari. pada sebuah koreografi maupun imajinasinya
Hal tersebut sesuai dengan pendapat (Tasman 2008, 27).
Supanggah yang mengatakan bahwa :
Oleh karena itu, pemilihan penari sesuai
Sarana garap adalah alat (f isik) yang dengan karakter pada Tari Dolalak Lentera Jawa II ini
digunakan oleh pengrawit, termasuk vokalis, dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah
sebagai media untuk menyampaikan proses penggarapan tari maupun pementasan tari
gagasan, ide musical atau mengekspresikan agar berjalan dengan maksimal.
diri dan/atau perasaan dan/atau pesan
mereka secara musical kepada audience Instrumen Gamelan merupakan salah satu
(bisa juga tanpa audience) atau kepada siapa sarana yang digunakan pada Tari Dolalak Lentera
pun, termasuk kepada diri atau lingkungan Jawa II, selain instrumen gamelan elemen lain yang
sendiri (2007, 189). digunakan sebagai sarana garap ialah penabuh.
Garap musik tari dalam Tari Dolalak Lentera Jawa II
Mengenai paparan Supanggah jika dilihat dari menggunakan instrumen atau alat musik tradisional
sudut pandang tari pemahaman dari sarana garap yaitu kendang satu buah, bedhug satu buah, terbang
dapat dikatakan sebagai tubuh penari. Tari Dolalak atau kemprang tujuh buah.
Lentera Jawa II dalam penggarapannya yang Kendang merupakan instrumen dalam musik
dimaksud sebagai sarana garap maupun alat garap gamelan yang berfungsi untuk mengatur irama.
meliputi tubuh penari, instrument gamelan dan rias Instrumen ini dibunyikan menggunakan tangan.
busana. Peran instrumenkendang dalam tari Dolalak
Penari pada Tari Dolalak Lentera Jawa II yaitu sebagai pengatur irama yang mana kendang
dapat dikatakan sebagai media pengungkap dari digunakan untukmenuntun peralihan tempo yang
konsep garap yang digagas koreografer sesuai lebih cepat atau lambat, memulai maupun
dengan karakter yang diinginkan. Penari pada sarana menghentikan tabuhanrebana. Instrumen kendang
garap bisa dikatakan sebagai pelaku tari maupun juga berperan penting untuk menentukan waktu
media pengungkap eskpresi gerak pada karya tari. pergantian pada cepat lambatnya lagu dalam tari
Dapat dikatakan pula sebagai mediasarana garap Dolalak.Untuk instrumen kendang pola permainannya
maupun alat garap. Penabuh, vokal dan penari sama seperti tradisi, yaitu adanya improvisasi dalam
dalam tari Dolalak Lentera Jawa II tidak mempunyai setiap pukulannya. Hal itu penting karena fungsi
kebijakan yang sama dengan pencipta, karena utama kendang adalah sebagai pengendali setiap
berposisi sebagai pelaksana segala kebijakan yang permainan musik pengiring. Setiap gerak dan irama

108 Volume 17 Nomor 2, Desember 2019


Putri Rachmawati dan Nanik Sri Prihatini: Unsur Penggarapan Tari Dolalak Lentera Jawa II Karya Melania Sinaring Putri

penari dikendalikan oleh bunyi yang dihasilkan oleh tersebut menggunakan tangan kiri yang diletakkan
kendang, di tengah- tengah lagu yang mengiringinya. pada bagian atas instrumen dan kaki bersila untuk
menaruh badan kayu yang ditempatkan pada
telapak kaki kanan sebagai tumpuan. Kemprang
berjumlah tujuh buah.

Gambar 3. Instrumen Kendang dalam Tari Dolalak


Lentera Jawa II ( Foto Cindy, 2018) Gambar 5. Instrumen Rebana dalam
Tari Dolalak Lentera Jawa II ( Foto Cindy, 2018)
Bedug/Jedur dimainkan dengan cara di pukul
dengan menggunakan telapak tangan. Jedur dalam Rias dan busana pada Tari Dolalak Lentera
musik ini berfungsi sebagai pengatur dan m e n j a g a Jawa II digunakan sebagai sarana pendukung yang
tempo, Jumlah bedug/jedur pada musik ini adalah dikenakan oleh penari pada saat pementasan.
berjumlah 1 buah. Adapun alat rias yang digunakan pada penari dalam
Pola irama atau pola permainan intrumen Tari Dolalak Lentera Jawa II ini di antaranya sebagai
bedug pada musik tari Dolalak telah mengalami berikut :
perkembangan melalui variasi-variasi ritmenya.

Gambar 6. Alat rias Tari Dolalak


Lentera Jawa II
( Foto: Putri Rachmawati, 2018)

Alas bedak atau foundation, bedak tabur,


bedak padat yang dioleskan secara merata pada
Gambar 4. Instrumen Bedug dalam bagian wajah dan leher penari. Warna foundation
Tari Dolalak Lentera Jawa II ( Foto Cindy, 2018) tersebut dipilih disesuaikan dengan warna kulit
penari. Penggunaan bedak pada wajah bertujuan
Cara memainkanya rebana adalah ditabuh untuk memperhalus dan mencerahkan kulit wajah
dengan telapak tangan kanan pada bagian samping penari, selain itu agar kulit penariterlihat lebih cerah
bagian membran dan cara memegang instrumen ketika tersorot oleh lighting.

Volume 17 Nomor 2, Desember 2019 109


Jurnal Seni Budaya

Alis yang digunakan oleh penari pada Tari Sebelum melakukan penggarapan Melania
Dolalak Lentera Jawa II ini menggunakan alis bulan menentukan konsep untuk menggarap Tari Dolalak
sapasi. Pembentukan alis ini menggunakan pensil Lentera Jawa II. Konsep merupakan kerangka pikir
alis yang berwarna coklat. Alis ini dipilih karena pada yang dibentuk berdasaran sudut pandang seseorang
penari dalam Tari Dolalak Lentera Jawa II ini yang digunakan untuk mengarahkan pada
menampilkan kecantikan perempuan. pemahaman mengenai subjek. Konsep dalam karya
Eye shadow digunakan pada bagian kelopak tari dapat terlihat secara visual ketika sudah menjadi
mata. Mengaplikasikan warna eyeshadow yang wujud dalam bentuk gerak.
tajam, berwarna hitam yang dibaurkan dengan warna Melania merancang konsep wujud gerak tari
coklat, warna eyeshadow yang digunakan lebih Dolalak sebagai kerangka garapan konsep yang
natural agar wajah terlihat alami dan segar. Eyeliner diambil dalam penggarapan Tari Dolalak Lentera
ini digunakan pada garis mata dengan pemilihan Jawa II ialah Dolalak berkarakter gagah centil.
warna hitam.Tujuannya untuk mempertajam, Gerakan tari Dolalak merupakan perpaduan antara
memperjelas, dan mempertegas garis pada mata. gerakan pencak silat, gerakan dansa dan gerakan
Bulu mata, pada penari Tari Dolalak Lentera Jawa II baris berbaris layaknya serdadu militer. Oleh karena
ini menggunakan bulu mata warna hitam dan tebal, itu, karakter pada tari Dolalak dapat dikatakan gagah
tujuannya agar mata terlihat lebih lebar dan karena mengadopsi karakter seperti serdadu militer.
memberikan kesan mata lebih hidup. Shading pipi Sedangkan untuk centil atau feminim terlihat dari
dan hidung, digunakan warna coklat. Tujuannya untuk teknik melakukan bentuk gerak tubuh secara
mempertegas garis pada tulang pipi dan hidung. maksimal, seperti gerak pada liukan tubuh, gerakan
Blush on atau perona pipi ini dipilih warna merah atau pinggul ke kanan dan kekiri atau memutar, dan aura
merah muda. Tujuannya untuk mempertegas bagian yang ditimbulkan pada penari. Ide yang terbentuk
pipi agar terlihat lebih segar. Lipstik, pada tari ini dipilih dalam karya ini didasari sesuai fungsinya yaitu
menggunakan warna bibir merah bata, warna ini mengikuti acara festival. Sehubungan dengan acara
digunakan agar wajah tetap nampak dan tidak festival durasi sajian Tari Dolalak Lentera Jawa II
terkesan pucat serta penari terkesan cantik. berlangsung selama 8 menit.
Busana sebagai sarana garap merupakan
seperangkat bahan yang digunakan pada tubuh e. Penentu Garap
penari, meliputi busana bagian atas dan busana Sejalan dengan pendapat Supanggah bahwa
bagian bawah. Hal ini sesuai busana pada pemaparan fungsi yang sangat besar peranannya dalam
sub bab materi garap. menentukan garap karawitan adalah otoritas, fungsi
social dan pelayanan terhadap seni lain (2007, 249).
d. Prabot atau Piranti Garap Penentu garap dalam karya tari merupakan beberapa
Hal yang melatar belakangi ide garap karya hal yang mendorong dan menjadi pertimbangan
Tari Dolalak Lentera Jawa II salah satunya adalah pencipta dalam menyajikan sebuah garapan.
ketika diundang pada acara Festival Internasional d i Pemilihan penari dalam karya ini tidak
Akademi Seni, Budaya dan Warisan Kebangsaan, dilakukan secara audisi. Melania selaku koreografer
Malaysia. Ide garap dapat dipahami sebagai dasar memilih secara langsung tujuh orang murid sanggar
pijakan atau konsep garapan seorang koreografer yang dianggap memiliki kemampuan dan kualitas
untuk berkarya. Pada proses menggarap karya tari kepenarian terbaik. Hal tersebut dilakukan karena
hal yang pertama dilakukan adalah menentukan ide. koreografer telah mengetahui kualitas kepenarian
Ide dalam konsep garap menurut Supanggah juga anak didik di Sanggar Tari Prigel (Wawancara
disebut prabot garap atau piranti garap. Prabot garap Melania pada tanggal 3 Juni 2018). Melania
atau bisa juga disebut dengan piranti garap atau tool melakukan pemilihan penari dengan melihat bentuk
adalah perangkat lunak atau sesuatu yang sifatnya dan karakter penari dalam melakukan gerak tari
imajiner yang ada dalam benak seniman pengrawit, Dolalak. Pemilihan penari dalam karya ini Melania
baik itu terwujud gagasan atau sebenernya sudah ada lebih menekankan pada penari dengan postur tubuh
vokabuler garap yang terbentuk oleh tradisi atau yang gagah. Kualitas penari yang diinginkan Melania
kebiasaan para pengrawit yang sudah ada sejak ialah penari yang dapat melakukan gerak-gerak
kurun waktu ratusan tahun atau dalam kurun waktu dengan cepat dan tegas sesuai dengan konsep yang
yang kita (paling tidak saya sendiri) tidak bisa diinginkan yaitu gagah dan centil. Tari Dolalak Lentera
mengatakannya secara pasti (Supanggah 2007, 199). Jawa II ini merupakan tari kelompok sehingga

110 Volume 17 Nomor 2, Desember 2019


Putri Rachmawati dan Nanik Sri Prihatini: Unsur Penggarapan Tari Dolalak Lentera Jawa II Karya Melania Sinaring Putri

memerlukan keterampilan penari untuk melakukan eksternal dalam menggarap Tari Dolalak Lentera
gerak secara rampak dalam tarian. Jawa II :
Melania selaku koreografer sekaligus pelatih Menurut Supanggah (2007, 289) faktor
merupakan lulusan sarjana seni tari Institut Seni internal yaitu kondisi fisik dan atau kejiwaan
Indonesia Yogyakarta, yang sudah pasti memiliki pengrawit pada saat melakukan garap, menabuh
pengetahuan tentang garap gerak atau tari. Dalam ricikan gamelan atau melantunkan tembang. Jika
konteks pemilihan penari dalam Tari Dolalak Lentera dalam garap tari faktor internal dan eskternal pada
Jawa II koreografer memiliki kebijakan untuk memilih Tari Dolalak Lentera Jawa II adalah kondisi fisik dan
penari. Sejalan dengan ini kebijakan merupakan kejiwaan penari saat melakukan garap, yaitu saat
otoritas pengkaryaan yang dibuat oleh penggarap. menyajikan gerakan tubuh. Penari adalah sarana
Selain dalam ranah pemilihan penari, Melania juga yang paling utama dalam suatu karya tari.
memiliki otoritasdalam ranah bentuk atau pola. Pada Hal ini disebabkan terwujudnya suatu karya
karya ini, Melania menggarap tari dengan jumlah tujuh tari dapat dilihat melalui gerakan tubuh penari. Tubuh
penari. Hal ini juga mempertimbangkan pola lantai penari merupakan instrumen atau alat untuk
pada ruang panggung. Pemilihan dengan jumlah tujuh menyampaikan karya tari tersebut, karena tubuh
penari ini juga dilakukan Karen pertimbangan penari memiliki kemampuan untuk mengungkapkan
mengenai adanya kebijakan finansial mengenai ekspresi di dalam tubuh. Sajian karya tari dilakukan
keberangkatan pada acara Festival Internasional di dengan mempertimbangkan kondisi fisik dan
Akademi Seni, Budaya dan Warisan Kebangsaan, kejiwaan penari. Kondisi fisik dan kejiwaan penari
Malaysia. Sesuai dengan otoritas yangdimaksud harus sehat dan tidak ada cacat fisik atau memiliki
Supanggah bahwa otoritas adalah sebuah garap anggota tubuh yang kurang. Hal ini dilakukan agar
ditentukan oleh siapa (komunitas) yang menggarap penari dan penabuh dapat menyampaikan karya tari
(Supanggah, 2007, 24). ini dengan baik sehingga penonton dapat
Fungsi sosial merupakan bentuk pelayanan menikmatinya.
yang ditentukan berdasarkan kepentingan Di samping itu pemilihan penari juga
kemasyarakatan. Sejalan dengan pendapat memperhatikan postur tubuh. Tujuannyasebagai
Supanggah yang menyatakan bahwa : pertimbangan keserasian, karena karya tari ini
merupakan tari kelompok. Melania melakukan
Fungsi Sosial yaitu penyajian suatu gendhing
pemilihan penari dengan melihat postur tubuh yang
ketika karawitan digunakan untuk melayani
ideal dengan kriteria yang dicari yaitu; postur tubuh
berbagai kepentingan kemasyarakatan,
sedang, bentuk tubuh tidak terlalu kurus atau gemuk,
mulai dari sifatnya ritual religious, upacara
dan tinggi penari yang setara. Hal ini dilakukan
kenegaraan, kemasyarakatan, keluarga
karena postur tubuh penari akan berpengaruh
maupun perorangan (2007, 251).
terhadap gerak.
Sesuai dengan hal tersebut dapat dikatakan Kualitas gerak penari yang baik juga menjadi
bahwa fungsi sosial pada karya Tari Dolalak Lentera salah satu pertimbangan yang dilakukan Melania.
Jawa II ialah adanya bentuk pelayanan atas Tujuannya agar penari dapat melakukan atau
permintaan atau pesanan untuk mengikuti festival. membentuk pola gerak secara detail, menjiwai dan
Terutama sebagai upaya untuk meningkatkan membentuk teknik tubuh yang benar dalam
apresiasi masyarakat terhadap bidang seni daerah, menyesuaikan irama sehingga dapat menyampaikan
khususnya Dolalak. Tujuannya agar minat generasi pesan yang diinginkan. Selain itu Melania juga
muda yang berada di Kabupaten Purworejo semakin mempertimbangkan pengalaman berkesenian dalam
meningkat dalam berkesenian. menarikan tari Dolalak. Hal ini menjadi tolak ukur
dalam melihat kemampuan penari terhadap kepekaan
f. Pertimbangan Garap menarikan Tari Dolalak Lentera Jawa II sesuai dengan
Pertimbangan garap bersifat accidental dan irama dan wirasa.
fakultatif, dimana di dalamnya terdiri dari faktor inter- Syarat postur tubuh yang diinginkan ialah
nal, dan eksternal dan tujuan (Supanggah 2007, 289). penari dengan tinggi badan yang sedang, tidak terlalu
Hal-hal yang berkaitan dengan pertimbangan garap tinggi dan tidak terlalu pendek namun tidak ada
adalah faktor-faktor keberhasilan pertunjukan dalam patokan centimeter dalam memilih penari. Ukuran
karya tari. Berikut ini akan dipaparkan tentang badan juga tidak terlalu kecil dan tidak terlalu gemuk,
berbagai pertimbangan faktor internal dan faktor hal ini dilakukan karena postur tubuh akan

Volume 17 Nomor 2, Desember 2019 111


Jurnal Seni Budaya

mempengaruhi penari dalam melakukan gerak. Faktor internal yang dapat mendukung
Salah satu contoh bahwa postur tubuh menjadi hal keberhasilan pementasan Tari Dolalak Lentera Jawa
yang dipertimbangkan yaitu saat penari dalam posisi II adalah penabuh. Penabuh dalam Tari Dolalak
adeg. Lentera Jawa II ini berfungsi sebagai pemain yang
menabuh instrument gamelan. Pengendali penabuh
pada karya tari ini dilakukan oleh Singgih Winarno
sebagai komposer. Kualitas penabuh yang baik juga
menjadi salah satu pertimbangan yang dilakukan
komposer. Kualitas penabuh yang diinginkan oleh
komposer ialah pemahaman, kepekaan dan penjiwaan
penabuh tentang rasa, irama dan kemantapan dalam
melakukan tabuhan instrument gamelan. Selain hal
tersebut yang dilakukan ialah memilih usia penabuh
yaitu antara umur 16 tahun hingga 40 tahun, hal ini
dilakukan karena usia penabuh yang tidak terlalu
muda dan tidak terlalu tua dapat mengendalikan
irama dan rasa dalam permainan musik yang
dilakukan dalam karya Tari Dolalak Lentera Jawa II.
Sambutan, keakraban, kehangatan
penonton, kondisi tempat berikut kelengkapan
sarana- prasarana pementasan, keagungan resepsi,
pengrengkuh (treatment, sikap dan atau cara
menerima penyelenggara hajatan) merupakan hal-hal
yang penting dan berpengaruh terhadap pengrawit
dalam garap (Supanggah 2007, 293). Hal ini
Gambar 7. Pose adeg merupakan faktor eksternal dari keberhasilan suatu
(Foto Muharyadi, 2018) karya seni serta memperlihatkan keterkaitan atau
relasi antara seni dan pendukungnya (penonton dan
Posisi adeg pada setiap penari memiliki sarana-prasarana).
ukuran berbeda-beda yang disesuaikan dengan Pementasan Tari Dolalak Lentera Jawa II
ukuran dan tinggi badan. Dalam tari kelompok pada acara Festival Internasioal di Akademi Seni,
kesamaan pola sangat perlu diperhatikan, apabila Budaya dan warisan Kebangsaan berlokasi di gedung
terdapat penari dengan ukuruan tubuh yang pendek, teater Akademi Seni, Budaya dan Warisan
penari tidak perlu turun sampai ke bawah, sedangkan Kebangsaan, Malaysia. Bentuk gedung teater
terdapat seorang penari dengan tubuh yang tingggi dengan struktur ruang yang cukup luas menjadi
maka penari harus menyesuaikan penari lain pertimbangan mengenai garap pola lantai, tata visual
sehingga tubuh penari harus turun lebih ke bawah dan tata suara.
mengikuti penari lainnya agar sesuai. Hal tersebut Sehubungan dengan garap pola lantai
dilakukan untuk menyamakan tinggi rendahnya dengan bentuk gedung teater yang mendukung
penari saat menari agar terlihat rapi dan sesuai. membuat koreograf er dan penari dapat
Pertimbangan postur tubuh tidak hanya dalam posisi memaksimalkan pengolahan ruang panggung dengan
adeg, posisi motif gerak lainnya juga sama halnya. lintasan-lintasan pada formasi yang ada dalam karya
Ukuran tinggi rendahnya tubuh penari, dan besar Tari Dolalak Lentera Jawa II.
kecilnya v olume gerak yang dilakukan Ruang teater sebagai panggung pertunjukan
dipertimbangkan dari tinggi rendah dan besar kecilnya diperlukan lighting atau pencahayaan dan sound
postur tubuh penari. system agar pertunjukkan lebih hidup. Sarana
Dalam hal ini biasanya yang memiliki otoritas prasarana yang digunakan dalam pertunjukan
dalam menilai penari sudah sesuai dengan tubuh berlangsung seperti pengelolaan panggung, lighting
ideal ialah pengkarya yaitu koreografer. Koreografer dan sound system sudah dipersiapkan dengan
melakukan pengamatan mengenai bentuk gerak yang kualitas baik. Namun dalam pelaksaan teknis lighting
dilakukan oleh penari agar tercapai kualitas (lampu focus) yang tersorot ke penari saat bagian
geraknya. perpindahan setiap gerak trance tidak sesuai,

112 Volume 17 Nomor 2, Desember 2019


Putri Rachmawati dan Nanik Sri Prihatini: Unsur Penggarapan Tari Dolalak Lentera Jawa II Karya Melania Sinaring Putri

sehingga terkadang penari tidak terlihat oleh cahaya. penggarapan sebagai penari maupun koreografer.
Hal ini berdampak pada konsentrasi penari, juga Proses penggarapan ini melalui beberapa tahap yaitu
sedikitnya berpengaruh pada bentuk artistik karya eksplorasi, improvisasi dan komposisi. Awal mula
tari tersebut. proses penggarapan tarian ini dimulai dengan
Pada pementasan Tari Dolalak Lentera Jawa pemilihan lagu tradisi tari Dolalak. Melania
II suasana tampak ramai dengan dilihat dari melakukan pemilihan lagu (syair) terlebih dahulu,
banyaknya jumlah penonton memberikan motivasi yaitu saya cari, jalan-jalan keras, di barat gunung,
atau kepuasaan bagi penari dalam menyajikan tari main-main, dan tinggi-tinggi. Setelah melakukan
secara. Tepuk tangan meriah yang dilakukan pemilihan lagu Melania memilih bahan garap berupa
penonton sebelum dimulainya acara tersebut vokabuler gerak. Berangkat dari pemilihan lagu dan
menambah kehangatan suasana panggung dan vokabuler gerak Melania melakukan pembentukan
membuat penari menjadi lebih bersemangat untuk karya tari baru yang lebih inovatif.
menarikan.
KEPUSTAKAAN
D. Kesimpulan
Pramutomo, R.M. Etnokoreologi Nusantara (batasan
Tari Dolalak Lentera Jawa II merupakan kajian, sistematika, dan aplikasi
sebuah karya tari baru dengan karakter gagah keilmuannya). Surakarta: ISI Press
centil. Tari Dolalak Lentera Jawa II merupakan sebuah Surakarta, 2007.
karya tari baru dengan karakter gagah centil.
Penggarapan tari Dolalak dilakukan oleh Melania Prihartini, Nanik Sri.(2000). Perkembangan Kesenian
Sinaring Putri sebagai koreografer. Melania adalah Dolalak Di Kabupaten Purworejo Jawa
putri dari F.Untariningsih pendiri Sanggar Tari Prigel. Tengah Tahun 1968 – 1999 (Sebuah Kajian
Tari Dolalak Lentera Jawa II diciptakan atas dasar Bentuk, Fungsi, dan Makna), Tesis S-2
keikutsertaannya untuk mewakili Indonesia pada Program Pascasarjana Univ ersitas
Festival Internasional di Akademi Seni, Budaya dan Udayana Denpasar.
Warisan Kebangsaan, Malaysia pada tanggal 12-15
November 2014. Koreografer memiliki otoritas di Soedarsono R.M.(1990). Seni Pertunjukan Indonesia
dalam penggarapan karya ini, baik dalam kebijakan dan Pariwisata. Bandung: Masyarakat Seni
estetik maupun kualitas kepenarian. Hal itu dipahami Pertunjukan Indonesia.
karena penggarap mempunyai pengalaman dan
perjalanan kesenimanannya yang cukup. Proses Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif.
penggarapan ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman Bandung: CV. Alfabeta, CV.

Volume 17 Nomor 2, Desember 2019 113

Anda mungkin juga menyukai