Anda di halaman 1dari 12

REPERTOAR TARI GAPLEK

KREATIVITAS DALAM PENYAJIAN TARI RAKYAT


Oleh: Rizky Oktaviani Purnomo dan Jaja
Jurusan Seni Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, ISBI Bandung
Jln. Buah Batu No. 212 Bandung 40265
e-mail: rizkyoktab@gmail.com, najawi2006@gmail.com

ABSTRAK
Tari Gaplek adalah sebuah tarian yang disajikan dalam bentuk tari tunggal,
dengan maksud menonjolkan keterampilan menari secara perorangan.
Penokohannya ialah wanita yang lazim disebut Ronggeng yang sedang
menghibur dalam ungkapan keakraban, kebersamaan, kehangatan,
penuh keceriaan. Dengan karakter lincah/penuh tenaga, ceria dan genit.
Suasana yang ada dalam tari Gaplek tersebut menyangkut hubungan
manusia dengan manusia didasarkan atas kebutuhan biologis, yaitu
kesenangan akan keperluan untuk hiburan atau penglipur lara yang
tersalurkan lewat pertunjukan Ronggeng. Permasalahnnya adalah
bagaimana mewujudkan repertoar itu menjadi sebuah bentuk dengan gaya penyajian yang baru,
dengan tidak mengubah identitas sumbernya. Untuk menjawab hal itu penulis dalam garap
penyajian tari Gaplek ini menggunakan teori gegubahan dari Djelantik dengan metode gubahan tari
dan langkah-langkahnya adalah eksplorasi, evaluasi, dan komposisi. Adapun hasil yang dicapai
adalah sebuah penyajian tari Gaplek yang berbeda, dengan tetap mempertahankan identitas
sumbernya.

Kata Kunci: Ronggeng, Tari Gaplek, Tari Tunggal.

ABSTRACT
Repertoire of Gaplek Dance Creativity in Folk Dance Presentation, June 2020. Gaplek dance is a dance
that is presented in the form of a single dance, with the intention of accentuating individual dancing skills.
The character is a woman commonly called Ronggeng who is entertaining in the expressions of intimacy,
togetherness, warmth, and full of joy, with the character of agile/ full of energy, cheerful and flirty. The
atmosphere in the Gaplek dance concerns human relations based on biological need, namely the pleasure of the
need for entertainment or for cheer up which is expressed through the Ronggeng show. The problem is how to
turn the repertoire into a form of a new presentation style, without changing the identity of the source. To
answer this, the author in working on this Gaplek dance presentation uses the theory of gegubahan
(transformation) by Djelantik with the dance composition method and the steps are exploration, evaluation,
and composition. The result achieved is a different presentation of the Gaplek dance while maintaining its
source identity.

Keywords: Ronggeng, Gaplek Dance, Single Dance.

Naskah diterima pada 16 Januari, revisi akhir 9 Mei 2020|104


PENDAHULUAN
Tari Rakyat merupakan tarian yang tumbuh berdinamika dan menjadi terasa hidup. Tari
dan berkembang di kalangan masyarakat. Rakyat, misalnya, yang disajikan dengan
Tarian ini tumbuh menurut letak geografisnya, tempo sebagaimana tafsir penarinya, akan
seperti daerah pegunungan dan pesisir, hal ini terasa adanya kekuatan dan terjadinya sebuah
yang membedakan bentuk dan dinamikanya penikmatan. Dengan demikian bila dihubung-
tarian tersebut. Ciri yang melekat dalam tari kan dengan peran komunikasi dalam mem-
rakyat di antaranya memiliki fungsi sosial, berikan rasa penikmatan tersebut: terlahir
yakni; tari yang disajikan memiliki spontanitas transmisi informasi etetis musikal/bunyi dan
maupun improvisasi. Spontanitas yang dimak- timbre atau karakter suatu tari disajikan (Puley
sud kebebasan melakukan atau menyajikan dalam Liliweri dan dalam Anis Sujana,
suatu tarian ini, sehingga tari yang disajikan Komunikasi Seni, 2012: 2).
seolah tidak memiliki patokan-patokan menari Mengenai asal usul tari Rakyat, awal ke-
yang baku. Demikian juga dengan improvisasi, hadirannya adalah untuk kepentingan upacara.
gerak tari Rakyat yang tumbuh/hidup pada Informasi tersebut hingga saat kini diyakini
prinsipnya terlahir dari spontanitas para pe- kebenarannya oleh masyarakat kebanyakan.
narinya atau personal. Dengan Demikian me- Dalam perkembangannya, bentuk dan fungsi
nyajikan tariannya juga seolah-olah tidak dari tari Rakyat tersebut mengalami perubahan
memiliki ketentuan-ketentuan yang mengikat evolutif sejalan dengan perubahan sosial
karena sifatnya yang individu tersebut. masyarakatnya. Kehidupan tari Rakyat ke-
Demikian dengan improvisasi, gerak tari mungkinan besar sudah ada sejak masyarakat
rakyat yang tumbuh/hidup pada prinsipnya masih menganut kepercayaan animisme. Hal
terlahir dari spontanitas para penarinya atau ini dapat dikaitkan dengan Ronggeng sebagai
personal. Maka menyajikan tariannya juga pelaku yang menjadi pemimpin kegiatan ritual.
seolah-olah tidak memiliki ketentuan-keten- Ritual tersebut umumnya diungkapkan dalam
tuan yang mengikat karena sifatnya yang bentuk tarian ataupun nyanyian. Sejalan de-
individu tersebut. ngan perubahan sosial, ekonomi dan budaya
Seperti paparan di atas, jika dilihat dari sisi seni ritual berubah fungsi menjadi hiburan dan
iringan bahwa tari Rakyat di Jawa Barat, Ronggeng sebagai pelaku utama dalam upacara
sangatlah dinamis. Kecepatan, salah satu yang tetap menjadi pelaku utama dalam seni hi-
dominan di dalam mengiringi setiap tarian, buran. Seperti yang di ungkapkan oleh Endang
terutama jenis tari dalam fungsi hiburan. Ke- Caturwati, dalam buku Perempuan & Rong-
cepatan terletak pada sisi penggunaan tempo, geng, bahwa:
sehingga tari dilakukan atau disajikan mem- Secara khusus, bagi perempuan, Ronggeng ada-
pengaruhi kecepatan gerak dengan tari yang lah terhormat dalam upacara-upacara ritual.
Mengapa demikian, konon Ronggeng disebut
disajikan. Tentu ini adalah ciri yang sangat
Saman, atau Puun, karena di sisi kurang ber-
kecil. Untuk para penari di dalam melakukan kenan seorang Ronggeng di jaman itu, seorang
sajian, bahwa memilih dan memilah peran Ronggeng atau Puun memiliki kemampuan pe-
nyembuhan, yang pada usia tuanya sering
tempo atau irama yang dilakukan, salah satu
dimintai untuk memberikan petuah dan nasihat
cara menginterpretasi penyajian/pembawaan (2006: 10).
suatu tarian disajikan. Tempo di dalam koridor
kecepatan iringan, membuat tari disajikan

Makalangan Vol. 7, No. 1, Edisi Juni 2020|105


Dari sekian banyak jenis tari Rakyat terdapat saja. Konon, dalam prosesnya lama kelamaan
satu jenis tarian hiburan sekaligus sebagai tari gadis lambang Dewi Sri itu tidak selalu diam,
pergaulan yang dikenal dengan sebutan Ketuk tetapi juga beranjak dari tempat duduknya lalu
Tilu. Pada Umumnya para penggemar Ketuk berbincang-bincang dengan para pemuda.
Tilu adalah masyarakat yang datang dari ka- Kesenian itulah yang dinamakan Ketuk Tilu
langan Rakyat itu sendiri. Seperti yang diung- yang lambat laun mengalami perubahan,
kapkan oleh Tomars bahwa “kehadiran sebuah antara lain; 1). Para penabuh bunyi-bunyian
bentuk seni, ditentukan oleh golongan mas- yang sukarela dan tanpa diperintah, menjadi
yarakatnya” (Tomars, 1964: 472: Pigeuad, 1938: panjak (wiyaga); 2). Gadis yang melambangkan
86). Oleh karena itu hidupnya dikalangan Dewi Sri, menjadi Ronggeng; 3). Alat bunyi-
Rakyat dan berkembang di daerah pedesaan, bunyianya, menjadi waditra Ketuk Tilu; 4). Para
maka banyak orang yang menyebut Ketuk Tilu pemuda yang menari spontan karena rasa
ini sebagai seni pinggiran atau pasisian. syukur dan gembira kepada Dewi Sri, menjadi
Istilah Ketuk Tilu diambil dari nama pe- kegemaran menari dan tertarik pada Ronggeng;
ngiringnya yaitu tiga buah ketuk (ketuk- 5). Yang pada akhirnya fungsi upacaranyapun
kenong-kebluk). Hal ini juga dikemukakan berubah menjadi “tontonan/hiburan”.
Endang Caturwati: Menyangkut dengan paparan diatas, seperti
Asal mula nama Ketuk Tilu diambil dari salah yang diungkapkan oleh Tati Narawati dalam
satu alat pengiringnya yaitu tiga buah ketuk buku Tari Sunda bahwa “Di masa silam tari-
(penclon bonang) sebagai pemberi pola-pola
irama di antara waditra (alat-alat tabuhan)
tarian Rakyat yang dimiliki oleh masyarakat
lainnya seperti rebab yang memainkan melodi, Sunda sangat banyak jumlahnya dan bisa
kendang indung (besar) dan kulanter (kendang diperkirakan hidup marak karena semuanya
kecil) yang mempertunjukkan irama serta
selalu dikaitkan dengan ritual (2005: 98).
dinamika tarian/gerak, kecrek sebagai pengisi
irama dan goong pemberi batas-batas pada lagu Dalam genre tari Rakyat, ada beberapa tari
( 2007: 95). jenis Ketuk Tilu, salah satunya yakni tari Gaplek,
yang mempunyai arti dalam kamus bahasa
Lebih lanjut bahwa Ketuk Tilu merupakan sunda, adalah kolentang; yakni, sampeu,
salah satu bentuk seni yang akarnya dari meunang mesek dipasian. Kepanjangannya,
upacara kesuburan. Upacara ini dilakukan tuluy dipoe nepi ka garing—untuk mengiringi tari
pada malam hari dengan mengarak seorang Ketuk Tilu gaya karawang/kaleran (Nanu
gadis cantik sebagai lambang Dewi Sri dengan Munajar, Deskripsi Sajian Tari Gaplek, 1993: 10).
di iringi oleh tetabuhan. Kemudian arak-arakan Tari Gaplek adalah sebuah tarian yang
berhenti di suatu lapangan yang luas, sedang- disajikan dalam bentuk tari tunggal dengan
kan si gadis yang dilambangkan menjadi Dewi maksud menonjolkan keterampilan menari
Sri itu didudukan di tempat duduk yang dibuat secara perorangan. Penokohannya ialah wanita
dari bamboo dekat oncor. yang lazim disebut Ronggeng yang sedang
Semua rakyat yang mengikuti upacara ber- menghibur dalam ungkapan keakraban, ke-
gembira, memuji-muji dan memeriahkan Dewi bersamaan, kehangatan, penuh keceriaan di-
Sri. Ungkapan rasa gembira masyarakat itu antara suasana religious yang merupakan
terutama pada pemuda menari-nari menge- identitas kesenian Rakyat. Dengan karakter
lilingi Dewi Sri dan oncor, sedangkan Dewi Sri lincah/penuh tenaga, ceria dan genit. Suasana
itu sendiri tidak mengikuti menari hanya diam yang ada dalam tari Gaplek tersebut me-

Makalangan Vol. 7, No. 1, Edisi Juni 2020|106


nyangkut hubungan manusia dengan manusia tunjukan ISBI Bandung dengan minat penya-
didasarkan atas kebutuhan biologis, yaitu jian tari merasa terpanggil untuk dapat me-
kesenangan akan keperluan untuk hiburan nyajikan tari Gaplek sebagai salah satu syarat
atau penglipur lara yang tersalurkan lewat Tugas Akhir dengan alasan ketertarikan
pertunjukan Ronggeng. Pada dasarnya Rong- penulis yakni bahwa tarian ini memiliki
geng selalu identik dengan seks yang pada karakteristik yang genit, gembira, kehangatan
kenyataanya merupakan suatu tarian yang dan bersemangat, selain bentuk koreografi
mengundang birahi, lebih-lebih jika dilihat dari yang dinamis yang ditarikan sebagai Ronggeng.
erotis gerak-gerak pinggul yang mengek- Tarian ini terdapat kecocokan dengan emosi
sploitir secara vulgar dengan tidak me- atau semangat penulis dikala menyajikan suatu
nyiratkan makna yang mendalam. Mungkin tarian, di mana sejak lama kedekatan terhadap
jika dikaji lebih mendalam erotis yang tersirat penyajian tari Rakyat adalah kedekatan inter-
pada tari rakyat, seperti yang Saini KM nal penulis. Hal ini saat ujian akhir di SMKI
utarakan bahwa “Seks merupakan bagian yang Bandung, penulispun memilih tari Rakyat
integral dengan kehidupan karena itu, nilai sebagai materi ujian tersebut. Dengan de-
erotis dalam tarian tersebut tidak bisa di- mikian, pemilihan repertoar tari Rakyat pada
katakan sesuatu yang menyesatkan atau kesempatan Tugas Akhir ini, yakni di ISBI
sesuatu hal yang sanggup mengaburkan nilai- Bandung, bahwa tari Rakyat merupakan
nilainya” (Mas Nanu Munajar, Deskripsi Sajian pilihan yang tepat dan memiliki kepuasan
Tari Gaplek, 1993: 06). tersendiri dan tidak bisa diukur prestasi angka.
Secara umum, idiom tari gaplek adalah Mengacu kepada uraian di atas tentang
Pencak Silat. Sikap dan gerak pada tari gaplek, spontanitas dan improvisasi pada tari Rakyat
memiliki istilah sendiri. Nama-nama geraknya: khususnya Ketuk Tilu, maka tari Gaplek ini ada
bagian kepala yakni galeong, gebes, galieur, ileg. peluang untuk digarap dengan mengembang-
Bagian tangan: tugelan, golong, giles, ngemat, kan dan mengkemas kembali bentuk sajian,
balungbang, tebang/sabet, kepret, sawang, selut namun tetap tidak merubah isi dalam tarian
paku, ecek, capang, golong, balumbang. Bagian tersebut. Maka berbagai gagasan yang ada
badan: girimis (obahtaktak), geol, gitek, goyang, dalam perancangan garap akan disusun
sabet sawah, nyereg. Bagian kaki: jalak pengkor, menjadi satu sajian, yang meliputi beberapa
kerejet, paksi muih, jejek, tajong, jerete. Struktur unsur yakni: Koreografi, Karawitan Iringan
koreografinya meliputi: ngalaga, tugelan, golong, Tari dan Artistik Tari. Dengan menyajikan
giles, ngemat, balungbang kanan, tebang/sabet, kedalam bentuk gubahan tari tanpa meng-
mincid sawang, ecek, galeong, selut paku, capang, hilangkan keaslian esensi tarian tersebut.
galeong, girimis, ngaluis, eplok cendol, bajing luncat Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas,
nyereg, jejek, baplang pereket, jerete, sabet sawah, maka rumusan gagasan yang menjadi inter-
nangkis gunting, giwar, bajing luncat yang ter- pretasi penulis di dalam menarikan tari Gaplek
bentuk dalam penampilan Gaplek Tunggal, ini adalah menari dengan gaya seorang
Pasangan, dan Kelompok beserta iringannya. Ronggeng yang mempunyai kharismatik yang
Berdasarkan uraian tentang Ketuk Tilu, dapat memikat penonton dengan ciri khas
khususnya pada tarian gaplek di atas, penulis gerak 3G. Untuk lahirnya gambaran-bambaran
sebagai mahasiswa tingkat akhir di program yang kreatif, khususnya di dalam menarikan
studi Strata I Seni Tari Fakultas Seni Per- sebuah tari Rakyat, tari Gaplek ini disajikan

Makalangan Vol. 7, No. 1, Edisi Juni 2020|107


secara tunggal dengan maksud memperlihat- minced, gitek, geol, goyang tanpa merubah
kan keterampilan menari seorang Ronggeng. keaslian tarian ini. Adapun penambahan di-
Dewasa ini gaya suatu ibingan rakyat, dapat akhir sajian tarian ini dengan menambahkan
dikatakan masih trendi dengan gaya kaleran, gerak-gerak Pencak Silat. Penambahan gerak
maka tidak menutup kemungkinan, bahwa tersebut dengan maksud selain Ronggeng ter-
sebagai gaya penyajian hal ini menjadi salah kenal dengan kemolekan nya, ia dapat
satu gagasan yang menjadi inspirasi. Maka melakukan bela diri untuk tetap melindungi
berbagai gagasan yang ada dalam perancangan dirinya dari para pamogor.
garap akan disusun menjadi satu sajian, yang Iringan Tari sangat berperan penting dalam
meliputi beberapa unsur yakni: Koreografi, suatu sajian tarian karena iringan adalah salah
Karawitan Iringan Tari dan Artistik Tari. satu pendukung tari yang tidak dapat di-
Dengan menyajikan dan mengkemas kembali pisahkan. Menurut pendapat Soedarsono bah-
kedalam bentuk baru tanpa menghilangkan wa “Telah menjadi anggapan umum bahwa
keaslian esensi tarian tersebut. teman yang paling baik dengan tari adalah
Yang menjadi sumber garap pada koreografi musik. Sejak zaman prasejarah sampai se-
tari Gaplek ini, antara lain bersumber pada Ketuk karang dapat dikatakan bahwa dimana ada tari
Tilu secara dominan dari gerak Pencak Silat, disitu ada musik. Musik dalam arti tidak hanya
Ketuk Tilu dan Topeng Banjet. Sedangkan sekedar iringan, tetapi musik adalah partner
koreografi yang digunakan mengacu kepada tari yang tak boleh dipisahkan” (Tarian-Tarian
ungkap keindahan yang dapat memunculkan Indonesia, Tanpa Tahun: 46).
gaya baru dalam tari Rakyat. Pada aspek Sajian tarian ini menggunakan gamelan
koreografi, penulis akan menyusun kembali dengan laras Salendro. Adapun struktur kara-
struktur penyajian Tari Gaplek bagian awal witan iringan tari dalam sajian tarian ini yakni;
sebelum pertunjukan dimulai. Pada bagian awal Overture; bagian kedua
Bagian awal penulis menambahkan unsur dalam suasana ritus diiringi oleh lagu kidung
ritus sebagai penggambaran seorang Ronggeng dan awi ngarambat yang menggambarkan
yang sedang melakukan ritual, sebagaimana ronggeng sedang melakukan ritual; bagian
yang dilakukan seorang Ronggeng yang ketiga pengolahan tepakan gerak-gerak gitek,
“berfungsi sebagai mediator dalam meng- geol, goyang dilanjutkan dengan dilantunkan
hubungkan yang real dengan sifatnya tran- nya lagu Gaplek.
scendental” (Een Herdiani, Dinamika Tari Rias yang digunakan yaitu Rias cantik (tidak
Rakyat di Priangan, 2014: 134). berkarakter). Sedangkan busana yang diguna-
Pada bagian kedua dilakukannya pengola- kan yakni kebaya, sinjang, apok, sampur,
han gerak-gerak gitek, geol dan goyang sebagai cerecet, sabuk. Dengan penambahan gelang
penggambaran Ronggeng yang sedang mem- tangan, kalung dan anting. Tata panggung
perlihatkan kebolehannya dalam menari untuk dalam tari gaplek ini menggunakan kain
memikat lawan jenisnya. Pada bagian ketiga berwarna merah dan putih. Adapun yang akan
dalam lagu gaplek tetap memakai struktur dihadirkan oleh penulis diatas panggung
sajian yang sudah ada dan terbagi menjadi tiga seperti oncor dan penempatan nayaga diatas
bagian yakni: 1). Arang-arang pamuka; 2). panggung.
Pencugan; 3). Arang-arang Panutup. Penulis
mengembangkan beberapa ragam gerak seperti

Makalangan Vol. 7, No. 1, Edisi Juni 2020|108


METODE sangat dinamis. Awal dari ketertarikan itulah,
Proses kreatif lebih banyak dipahami orang penulis berkesempatan untuk menyajikan dan
sebagai kegiatan penata tari (koreografer; mengkemas kembali tarian tersebut kedalam
creator), padahal bagi seorang penyaji pun bentuk gubahan sebagai bahan materi Tugas
memiliki kebebasan untuk mengeksplor ruang Akhir. Pada tahap kolokium penulis menyaji-
kreativitas yang sama, dengan sebutan meng- kan tarian ini dalam bentuk kelompok dengan
gubah sebuah sumber repertoar tari tradisional. penari lima orang, namun setelah ada masukan
Oleh karena itu, dalam garap penyajian tari baik dari penguji maupun pembimbing kolo-
gaplek ini menggunakan teori kreativitas yang kium, sebagai materi penyajian untuk Tugas
disampaikan oleh A.A.M Djelantik yakni Akhir menjadi bentuk tunggal.
“Perwujudan yang bukan sepenuhnya kreasi Sebelum melakukan praktik proses garap,
baru, yang bersifat peralihan di tengah, yang penulis mengapresiasi audio visual Tari Gap-
memasukan unsur-unsur yang baru kedalam lek sebagai gambaran yang dijadikan pula
sesuatu yang telah ada, atau mengolahnya sumber literatur. Untuk tercapainya tujuan ada
dengan cara yang baru, yang belum pernah beberapa proses dan tahapan yang harus
dilakukan, yang bersifat “original” (2001; 69). dijalani, yakni;
Dari sumber repertoar tari Gaplek untuk a. Tahap Eksplorasi
mencapai bentuk atau gaya penyajian dengan Eksplorasi dalam proses garap tari adalah
pertunjukan yang baru (gubahan). Dari sumber kegiatan untuk memperoleh pengalaman (ben-
audio dan visual terdapat metode yang harus tuk gerak baru) dan situasi yang baru ber-
dasarkan motif-motif gerak yang sudah ada.
digunakan dalam mewujudkan tujuan ter-
Dengan kata lain eksplorasi gerak ialah proses
sebut. Dengan langkah proses kreatif, yakni; 1).
mencari motif-motif gerak baru Namun ada
Eksplorasi; 2). Evaluasi; 3). Komposisi. Untuk beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
itu, penulis menggunakan metode garap dalam mengembangkan dalam hal garap baru, seperti
buku Pengetahuan Elemen Tari dan Beberapa yang dikemukakan oleh Y. Sumadiyo Hadi;
Masalah Tari, yang diungkapkan oleh Edy Terdapat beberapa variasi yang merupakan
prinsip bentuk yang harus ada dalam sebuah
Sedyawati, bahwa “Mewujudkan gagasan baru
tarian atau koreografi sebagai karya kreatif yang
berupa pengembangan dari sumber penyajian harus memahami yang serba “baru”. Dalam
tradisi tertentu dengan cara memasukan, proses pembentukan gerak, perlu memperhati-
menyisipkan dan memadukan bentuk-bentuk kan nilai-nilai kebaruan itu (2007 : 26).

gerak baru atau penambahan unsur lain,


1) Kegiatan Mandiri
sehingga menghasilkan itu penyajian yang
Sebelum penulis melakukan kegiatan prak-
berbeda dengan tetap mempertahankan iden-
tik mandiri, penulis mencari data audio visual
titas sumbernya (1986: 17-18)”.
tari Gaplek, setelah menemukan data tersebut
penulis melakukan apresiasi, guna memper-
HASIL DAN PEMBAHASAN
luas pengetahuan penulis dalam mengembang-
1. Proses Garap
kan vokaburer gerak tari Rakyat maupun
Yang mendasari ketertarikan penulis pada
struktur sajian nya. Setelah itu penulis melaku-
tari Rakyat dengan materi tari Gaplek ini yakni
kan kegiatan praktek agar hasil apresiasi dari
ditemukannya gaya menari seorang Ronggeng
beberapa sumber dapat terealisasikan dalam
dengan vokabuler gerak-gerak tradisi yang
bentuk sajian yang penulis inginkan.
unik, cepat dan lincah dan iringan musik yang

Makalangan Vol. 7, No. 1, Edisi Juni 2020|109


Dari proses penggarapan sajian tari Gaplek dibutuhkannya praktik yang ekstra, agar
ini, penulis melakukan beberapa kegiatan tekhnik gerak dalam tarian ini sudah dapat
yakni eksplorasi koreografi, iringan tari, terkendali oleh penulis.
properti dan setting yang akan dipergunakan d) Eksplorasi Gerak Pencak Silat
dalam sajian. Dalam aspek koreografi penulis Pada tarian gaplek ini penulis menam-
mengeksplor gerak khusunya gerak isi didalam bahkan beberapa vokabuler gerak Pencak Silat.
tari Gaplek. Selain tekhnik gerak penulis pun Dalam tahap eksplorasi ini penulis melihat dari
mengolah tenaga, ruang, dan waktu seba- sumber audio visual paguron pencak silat.
gaimana di dalam suatu pertunjukan sangat Pada tahap eksplorasi gerak pencak silat ini
begitu penting mengolah aspek tersebut, agar penulis. Sebagaimana bahwa seorang ronggeng
terciptanya suatu dinamika pertunjukan. Da- ahli melakukan bela diri untuk melindungi
lam pengolahan tenaga penulis harus dapat dirinya sendiri.
memilah-milah tenaga, dimana bagian gerak b. Tahap Evaluasi
yang disebut ringan (tak bertenaga) dan Secara umum, evaluasi ialah sebuah proses
dimana bagian gerak yang kuat (bertenaga) dalam menyediakan informasi agar dapat
dengan maksud terciptanya suatu dinamika mengetahui sejauh mana kegiatan telah di-
bagian kuat dan bagian ngalagena. Penulis capai. Penulis melakukan eksplorasi mandiri
melakukan eksplorasi pengolahan ruang de- sebelum memasuki tahap evaluasi. Mulai dari
ngan membuat pola lantai, agar ruang yang penerapan tekhnik gerak, penempatan tenaga,
berada di atas panggung dapat terisi secara ruang dan waktu. Sebagaimana hasil yang telah
kesuluruhan. Selain pengolahan ruang penulis kita peroleh dari eksplorasi lalu di evaluasi oleh
mengksplor bagian waktu atau sering disebut dosen pembimbing baik itu tekhnik gerak,
tempo sebagaimana penulis harus peka bentuk gerak dan struktur dalam sajian tarian
terhadap iringan agar serasinya bagian gerak tersebut. Maka dari itu hasil yang telah
dan iringan. dilakukan oleh penulis belum dapat dikatakan
Dari hasil tersebut maka sampai pada baik jika hanya dalam penilaian sendiri, maka
tahapan eksplorasi gerak perbagan, yakni ; dari itu dilakukannya tahap evaluasi. Tahap
a) Eksplorasi Penambahan Bagian Awal evaluasi terbagi menjadi beberapa bagian,
Dalam suasana ritus, gerak yang disajikan yakni;
tidak terlalu banyak dan tidak terstruktur, 1) Kegiatan Bimbingan Sektoral (Parsial)
namun penulis menitik beratkan pada sikap Koreografi
gerak olah kepala, bahu, tangan dan permainan Pada kegiatan ini setelah penulis melakukan
sampur dengan posisi duduk. ekspolari gerak, penulis melakukan kegiatan
b) Eksplorasi Gerak 3G bimbingan koreografi dengan mempresentasi-
Pada eksplorasi ini penulis mengolah gerak kan hasil eksplorasi yang akan penulis sajikan
gitek, geol dan goyang. Agar terciptanya suatu dari bagian awal hingga bagian akhir. Setelah
bentuk gerak 3G (gitek, geol, goyang) menjadi dilakukannya presentasi dosen pembimbing
lebih variatif. memberikan koreksi, arahan dan masukan
c) Eksplorasi Tekhnik gerak Gaplek seperti tekhnik gerak, pengembangan motif
Menurut penulis isi gerak dalam tari gaplek gerak, penambahan maupun pengurangan
ini cukup rumit. Dimana gerak dan tempo gerak yang sudah dikembangkan, penempatan
yang sangat dinamis cepat, maka dari itu tenaga ruang waktu, dan penempatan dina-

Makalangan Vol. 7, No. 1, Edisi Juni 2020|110


mika dalam irama gerak. Dengan evaluasi dengan tema, bentuk, dan isi dalam tarian
tersebut dilakukan agar pencapaian dapat tersebut agar terciptanya suasana yang selaras.
sesuai dengan maksud tujuan. 4) Kegiatan Bimbingan Tulisan
Selain itu penulis mendapatkan evaluasi Selain melakukan bimbingan praktek, pe-
praktik melalui rekaman video, dengan cara nulis melakukan bimbingan tulisan sebagai
seperti itu penulis dapat melihat dan menge- penjelas konsep agar tertuntunnya penyampai-
tahui secara personal bagaimana hasil praktek an sajian yang dimaksud dalam bentuk
tersebut. Sehingga penulis dapat mengevaluasi tekstual. Dalam proses evaluasi tulisan, se-
kekurangan dan terus memperbaiki kekurang- belum melakukan bimbingan, penulis me-
an tersebut hingga tercapai kriteria yang di- nyelesaikan tulisan terlebih dahulu agar
inginkan. terevaluasinya tulisan yang sudah ada agar
2) Kegiatan Bimbingan Sektoral (Parsial) lebih baik dan tersampaikannya yang di-
Iringan Tari maksud oleh penulis.
Tahap musikal ini penulis menjelaskan c. Tahap Komposisi
konsep garap kepada komposer, sebagaimana Setelah melakukan tahap eksplorasi dan
komposer dapat merealisasikan konsep garap evaluasi, tahap selanjutnya yakni komposisi.
yang dimaksud penulis dalam sajian ini. dimana penulis merealisasikan hasil eksplorasi
Pada bagian awal, ketika bagian ritus dan evaluasi yang telah penulis lakukan
penulis menyesuaikan dengan rumpaka lagu, sebelumnya. Dalam sajian tari Gaplek ini pe-
proses evaluasi saat menggunakan iringan nulis menambahkan struktur sajian di bagian
adanya beberapa perubahan seperti menye- awal dan tengah. Pada bagian awal penulis
laraskan gerak dan irama. Dalam menyelaras- menambahkan suasana ritus dengan vokaburer
kan irama dan gerak adapun penambahan atau gerak tradisi yang dilakukan secara lambat dan
pengurangan dari salah satu aspek tersebut. banyak melakukan gerak pengolahan olah
3) Kegiatan Bimbingan Sektoral (Parsial) bahu, kepala dan tangan. Suasana ritus yang
Artistik Tari tercipta pada bagian awal ini seperti me-
Busana yang digunakan yakni kebaya ber- nggambarkan seorang ronggeng yang sedang
bahan brukat, apok, dan sinjang. Dengan melakukan ritual dengan maksud permohonan
properti cerecet, sampur dan sabuk. Penulis doa untuk kelancaran suatu pertunjukan. Ada-
melakukan konsultasi bersama pembimbing pun penambahan pada bagian tengah dengan
dalam pemakaian busana, seperti peraduan di iringi tepakan Pencak Silat yang di isi oleh
warna antara kebaya, apok, sinjang, sampur, gerak-gerak yang bersumber dari pencak silat
dan cerecet. Selain busana, penulis mengusul- secara utuh yang di stilir menjadi gerak tari
kan pengembangan accesoris kepala dengan Rakyat. Pada bagian ini gerak yang dilakukan
menggunakan melati, bunga mawar merah, bertenaga (kuat) dengan maksud memperlihat-
kuning, sisir, padi, dan etem. kan gerak-gerak yang ronggeng miliki, seperti
Dalam pelengkap artistik tari, penulis meng- Pencak Silat gerak-gerak tersebut sangat di-
konsultasikan bagian setting. Setting yang kuasai seorang ronggeng untuk menjaga
digunakan antara lain kain merah, kain putih, dirinya dari para laki-laki.
oncor dan penempatan nayaga di atas Setelah melewati tahap-tahap yang sudah
panggung. Setelah mengkonsultasikan, pem- dilakukan, penulis menggabungkan latihan
bimbing menyelaraskan konsep setting penulis keseluruhan, yakni:

Makalangan Vol. 7, No. 1, Edisi Juni 2020|111


1) Kegiatan Bimbingan Unity (Latihan Gladi bagian awal dan tengah. Penambahan dan
Kotor) pengembangan gerak yang penulis lakukan
Dari hasil komposisi dari bentuk tari yang karena adanya peluang garap sebagai wujud
meliputi koreografi, iringan, dan artistik, pada proses kreatif.
akhirnya dilengkapi dengan penyesuaian ben- Pada bagian awal dihadirkannya suasana
tuk panggung proscenium di Gedung Sunan ritual dengan gerak calik, ngalageday, olah
Ambu ISBI Bandung. tangan, tumpang tali, baplang, olah sampur,
Proses penggabungan aspek-aspek tersebut ukelan, dan sembah. Setelah itu penulis keluar
sangat penting dilakukan agar penulis dapat dari silhouette menuju ke depan kain putih
beradaptasi dengan ukuran panggung pros- dengan arah hadap kebelakang, posisi menari
cenium untuk menyesuaikan pola lantai, arah diam ditempat gerak hanya mengolah gitek,
hadap, arah gerak dan volume jarak yang harus geol dan goyang.
di kuasai. Hal ini dilakukan agar aspek gerak, 1) Arang-arang Pamuka
iringan, dan artistik dapat menjadi suatu Dalam arang-arang pamuka yang pertama
keselarasan. yakni adanya gerak ngalaga. Penulis berputar
2) Kegiatan Bimbingan Unity (Latihan Gladi kearah berbalik jarum jam dengan posisi kaki
Bersih) berjalan, dan tangan memainkan sampur.
Kegiatan gladi bersih merupakan salah satu setelah sampai di centre penulis pose dengan
kegiatan terakhir sebelum suatu pertunjukan gerak ngalaga, tangan kanan lurus sejajar bahu
sebenarnya. Bentuk sajian gladi bersih sudah ke arah serong kanan dan tangan kiri melipat
tersusun seperti pertunjukan sesungguhnya. dan jari-jari tangan kiri menunjuk ke siku.
Biasanya setelah gladi bersih dilakukannya Setelah itu dilakukannya gerak kepret kanan,
evaluasi, itupun sifatnya hanya kritik maupun sawang sampur kanan, mincid sawang, ecek,
saran tanpa adanya perubahan. olah bahu,geol, angkluk, ecek tembar. Gerak
kepret kanan dan sawang sampur kanan posisi
2. Perwujudan Bentuk Garap Tari Gaplek penulis masih berada ditengah, lalu gerak
a. Sinopsis mincid sawang, ecek, galeong, angkluk dan
Keterampilan menari seorang ronggeng ecek tembar berubah arah gerak ke depan
dengan ciri khas geraknya gitek, geol dan serong kanan. Dilanjutkan dengan gerak
goyang dalam suasana kegembiraan, kehanga- Girimis (obah tak-tak). Pada gerak girimis
tan dan keakraban. penulis dari posisi depan kanan mengarah ke
b. Deskripsi Karya belakang kiri.
Setelah melakukan proses garap dalam 2) Pencugan/Kembangan
beberapa tahapan, pada akhirnya penulis dapat Isi dalam struktur gerak pencugan ini yang
mewujudkan suatu sajian tari Gaplek dengan pertama adalah gerak pengolahan gitek dan
bentukan ‘baru’ sebagai bahan ujian akhir goyang. Dengan menghadap belakang, posisi
penyajian tari. Adapun tahapan-tahapan ter- kaki adeg-adeg V, badan rengkuh dan tangan
sebut sebagai berikut: kanan didepan dada, telapak tangan membuka
c. Struktur Koreografi memegang cerecet. Dari posisi centre berubah
Struktur koreografi yang akan disajikan oleh arah gerak menjadi ke depan serong kanan
penulis dalam tari Gaplek ini tidak adanya dengan posisi tangan memegang cerecet di
perubahan, tetapi adanya penambahan pada bahu sebelah kiri, kaki kanan kiri meliuk lalu

Makalangan Vol. 7, No. 1, Edisi Juni 2020|112


cindek. Dari posisi serong depan kanan, arah kor, menghadap belakang, arah gerak diam
gerak berpindah ke serong depan kiki dengan ditempat. Gerak cindek, ayun, tugel dilakukan
arah hadap ke serong belakang kanan. Kedua mengarah keserong depan kanan lalu keserong
tangan memegang cerecet, posisi cerecet berada belakang kiri.
dibawah lengan, tangan kanan berada diatas Pada gerak cindek ayun tugel arah hadap ke
dan tangan kiri berada dibawah. Pada posisi depan serong kanan. Tumpang tali, golong,
serong depan kiri menghadap ke serong gitek kewer kepret, mincid, kepret soder
belakang kanan, akan berubah bergerak ke arah kombinasi, mundur ngalagena, galeong, bap-
centre. Gerak perubahan dengan kaki trisi dan lang geol. Setelah itu ragam gerak penghubung
tangan kebut sampur. Setelah sampainya di mincid salancar, cindek. Mincid salancar dari
posisi centre penulis melakukan gerakan geol posisi di belakang sebelah kiri, berubah arah
dengan tempo lambat. menjadi ke belakang sebelah kanan, setelah
Setelah itu dilaanjutkan dengan gerak ecek, sampai di posisi yang dimaksud selanjutnya
alung cerecet, kulawit kepret tangan kiri, sepak melakukan gerak cindek, motong, pereket
cerecet, buka payung: tugelan, tebang (sabet kanan-kiri, galeong, lugay selut paku, nyereg
kanan), nyorong, soja (hormat), ngayun tangan nangreu, cindek, sabet, catok, buka, rogok,
kanan, kewong soder, cindek. Dilanjutkan puter, giles, puter bumi (paksi muih), mincid
dengan ragam gerak penghubung yang berisi : lugay, tugelan, kewong soder, nyorong, gibag,
bajing luncat, balumbang, malik jejek, ngayun, geol.
motong,kepret, golong, cindek. Pada gerak Dilanjutkan dengan gerak balumbang
bajing luncat arah gerak dan arah hadap proses nyereg kanan-kiri, capang, olah bahu kanan
ke arah belakang serong kanan. Setelah posisi kiri, galeong, gitek, ngayun, cindek, bajing
sudah di kanan belakang melakukan gerak luncat, rogok, ukel malik, puter kepala, potong,
balumbang, malik jejek dengan arah hadap eluk paku, golong, eluk paku kepret soder,
serong kiri depan. Gerak ngayun, motong, mincid kulawit, ngalagena, angkhek, mincid
kepret arah gerak ke centre, gerak golong dan lontang, mincid sampur. Adapun ragam gerak
cindek kembali lagi ke posisi semula arah gerak tambahan hasil eksplorasi yang dilakukan oleh
ke belakang serong kanan. penulis pada bagian tengah ini, yaitu vokabuler
Dilanjutkan dengan gerak peralihan mincid gerak Pencak Silat, dilakukan diposisi bagian
lontang. Gerak ini dari posisi kanan belakang, tengan (center) Seperti: Pepeuh, sikut,tonjok,
arah gerak serong kanan berubah menuju ke tajong, balumbang, rawel, besot, adeg-deg,
posisi depan kiri. Setelah sampainya di diposisi nyiku. Setelah itu dilakukannya rangkaian
depan kiri melakukan gerak tugelan, kewong gerak pabalatak yang meliputi; sabet , mutar
soder, ngenyod, gedig (lugay), gibas, buntut ngilo, siku, paksi muih, kuntul longok,
tikukur atas mundur kanan-kiri, guar dengan pekprek, geol, putar tangan, capang galeong,
arah hadap kedepan. Setelah itu balumbang obah taktak.
kiri, obah taktak, galeong, olah bahu, ngayun 3) Arang-arang Panutup
kepret tangan kanan-kiri,pasang kembar, jalak Pada struktur gerak ini bagian awal yaitu
pengkor, cindek, ayun, tugel. Gerak balumbang rangkaian mincid girimis yang didalamnya
kiri dan obah taktak arah hadap dan arah gerak berisi ngalagena, balumbang, rogok maju,
ke depan serong kanan, gerak ngayun kepret kepret, ecek kembar, gitek. Gerak ecek kom-
tangan kanan-kiri, pasang kembar, jalak peng- binasi yang meliputi; ngalageday, obah taktak,

Makalangan Vol. 7, No. 1, Edisi Juni 2020|113


cindek, geol, tumpang tali cindek, keleter, gitek, 2) Busana
goyang, ecek, buka payung, soja (hormat). Busana merupakan salah satu unsur yang
d. Struktur Karawitan Iringan Tari turut melengkapdan memperkuat tema cerita.
Iringan pada tari Gaplek ini sangat se- Fungsi dalam busana tersebut yakni penunjuk
derhana, tetapi dengan kesederhanaanya identitas, kepribadian, serta latar belakang
tersebut dapat menghidupkan suasana antara dimana atau kapan peristiwa itu berlangsung.
gerak tari dan iringan sehingga nampak adanya Pada tarian Gaplek ini menggunakan busana
keselarasan. Pada umumnya adapun ciri khas sebagai berikut; 1) Kebaya; 2) Apok; 3) Sinjang;
iringan pada tarian ini yakni lebih memper- 4) Sampur; 5) Sabuk. Adapun Properti yang
lihatkan ritme dan melodi yang keras dan digunakan ialah cerecet.
senantiasa memberi rasa gembira seolah me- 3) Setting Panggung
narik penonton untuk ikut menari. Laras dalam Penyajian pada pertunjukan rakyat sangat
tarian ini menggunakan laras salendro, dan khas dengan hasil bumi sebagai pelengkap
sesuai perkembangan zaman pola tabuh dasar pada rangkaian tari rakyat karena pada
iringan Ketuk Tilu sebagai pengiring tari tempat asalnya pertunjukan Rakyat lebih
Gaplek ini mengalami perkembangan waditra sederhana. Dalam sajian tari Gaplek ini penulis
kendang dan rebab menjadi lebih dominan tidak menggunakan hasil bumi sebagai setting
pada sajian tari Gaplek, karena kendang selain panggung.
berfungsi sebagai pembawa ritme juga sebagai Penulis menghadirkan kain merah, kain
pembawa melodi, sedangkan waditra lainnya, putih, oncor dan penempatan nayaga di atas
kecrek, saron satu, saron dua, bonang, rincik, panggung. Dengan dihadirkannya kain warna
goong dan vocal. merah yang memiliki makna tersendiri. Seperti
Pada dasarnya tarian ini mempunyai pa- yang penulis kaitkan dalam setting panggung
tokan lagu yaitu lagu Gaplek. Sesuai dengan dalam tari Gaplek ini bahwa kain merah pun
konsep yang disajikan oleh penulis dalam dapat menjadi symbol nafsu duniawi. Adapun
suatu pertunjukan ini dengan perkembangan maksud lain seperti yang sudah dipaparkan
struktur lagu yang dikaitkan oleh bentuk diatas bahwa gambaran sajian tari Gaplek ini
koreografinya. Adapun struktur yang disajikan dapat memberi energi, menarik perhatian,
yakni ; 1) Overture; 2) Penggambaran seorang berani, percaya diri, kuat, menarik, dan
ronggeng yang sedang melakukan ritual; 3) bersemangat. Selain itu warna putih memiki
Dilantunkannya lagu Gaplek untuk mengiringi arti bersih, suci, ringan dan kebebasan, dimana
seorang ronggeng yang sedang memperlihat- dalam sajian ini kain putih yang digunakan
kan kebolehannya dalam menari; 4) Arang- sebagai silhouette sebagai penggambaran
arang Panutup. seorang ronggeng yang bersih dan suci. Pada
e. Artistik Tari dasarnya warna sangat mempengaruhi unsur
1) Rias kehidupan baik dalam tindakan, sikap, gairah,
Rias yang digunakan dalam pertunjukan tari hingga kepercayaan diri.
Gaplek ini memakai rias cantik, yakni rias yang Adapun oncor yang digunakan sebagai ciri
tidak berkarakter. Berikut rias wajah yang khas pertunjukan tari Ketuk Tilu sebagai
digunakan yaitu Alis Cantik (Bulan Sapasi), penerangan akan penulsi hadirkan diatas pang-
Eye Shadow (Merah, Hijau, Hitam), Blush On gung agar terlihat apa yang dibawakan penulis
(Ros Pipi Merah), dan Lipstik Merah. yaikni sajian tar Ketuk Tilu. Penempatan na-

Makalangan Vol. 7, No. 1, Edisi Juni 2020|114


yaga diatas panggung sebagai salah satu Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika. Masyarakat
pendukung suasana yang gembira, hangat, dan Seni Pertunjukan Indonesia.
akrab.
Herdiani, Een. 2014. Dinamika Tari rakyat di
Priangan. Bandung. Sunan Ambu Press.
KESIMPULAN
STSI Bandung.
Proses merupakan sebuah penggalian pe-
ngalaman yang bertujuan mencapai hasil yang ------------------. 2003. Bajidoran di Karawang.
baik dari ide/gagasan. Semua hal itu tidak akan Jakarta. Hasta Wahana
terwujud jika tidak ada dorongan dari diri
sendiri. Hasil dari suatu proses yang cukup Komala, Neng. 2013. Tari Terembel. Skripsi.
Bandung
lama berjalan dapat penulis rasakan, salah
satunya yakni meningkatkan kualitas kepe- Munajar, Nanu. 1993. Deskirpsi Sajian Tari
narian dan dapat mewujudkan bentuk pe- Gaplek. Bandung.
nyajian yang sesuai dengan ide/gagasan pe-
nulis dan mempertahankan identitas repertoar Murgiyanto, Sal. tanpa tahun. Pedoman Dasar
yang menjadi sumber garap. Selain itu penulis Penataan Tari. ASTI Bandung
mendapatkan pengalaman dalam berproses
Narawati, Tati. 2005. Tari Sunda.
bagaimana menuangkan ide/gagasan ke dalam
sebuah konsep garap pengembangan koreog- Rusliana, Iyus. 2008. Penciptaan Tari Sunda.
rafi maupun penambahan struktur gerak yang Bandung. Etnoteater Publisher
disusun ke dalam bentuk penyajian tari. De-
ngan tercapainya hasil yang di inginkan adalah Sedyawati, Edy. 1986. Pengetahuan Elemen
karena adanya kerjasama yang baik antara Tari dan Beberapa Masalah Tari.
pendukung. Pendukung yang meliputi musik,
Setiawati, Gustian. 2011. Tari Gaplek. Skripsi.
pembimbing dan panitia pelaksana.
Bandung

DAFTAR PUSTAKA Soedarsono. Tanpa tahun. Tarian-tarian Indo-


Atmadibrata, Enoch. 1976. Kreativitas Dalam nesia.
Seni Tari Sunda. Bandung. ASTI
Sumardjo, Jacob. 2006. Estetika Paradoks. Ban-
Azis, Abdul. 1983. tari Ketuk Tilu. Bandung: dung. Sunan Ambu Press. STSI Bandung
ASTI Bandung

Caturwati, Endang. 2006. Perempuan & Rong-


geng. Bandung. Pusat kajian Lintas Budaya

Makalangan Vol. 7, No. 1, Edisi Juni 2020|115

Anda mungkin juga menyukai