Anda di halaman 1dari 14

TUGAS SENI BUDAYA

DASAR DASAR DALAM


SENI TARI NUSANTARA













OLEH
NI MADE KARTIKA WIJAYANTI
KELAS XI IPA 3 ABSEN 29

TAHUN AJARAN 2013/ 2014
1

A. Definisi Tari
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, tari merupakan gerakan
badan yang berirama dan biasanya diiringi bunyi-bunyian seperti musik,
gamelan, dan sebagainya. Sedangkan menurut beberapa ahli, definisi tari
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Menurut Aristoteles, tari adalah gerakan ritmis yang bertujuan untuk
menghadirkan karakter manusia, sebagaimana mereka bertindak dan
menderita.
2. Menurut Suryodiningrat, tari merupakan gerak dari seluruh anggota
tubuh yang selaras dengan irama musik (gamelan) yang diatur oleh
irama yang sesuai dengan maksud tertentu.
3. Menurut Soedarsono, tari adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak-
gerak yang indah dan ritmis.
4. Menurut Drs. I Gede Ardika, tari adalah sesuatu yang bisa disatukan
dalam berbagai hal hingga semua orang dapat menyesuaikan diri atau
menyelaraskannya menurut caranya masing-masing.
Jadi, secara umum tari dapat didefinisikan sebagai bahasa gerak dan
merupakan alat berekspresi serta berkomunikasi yang universal secara
berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan
pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran.
Gerakan tari tentu saja berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berlari,
berjalan, ataupun senam. Gerak di dalam tari bukanlah gerak yang realistis,
melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif dan estetis.
Sebuah tarian sebenarnya merupakan perpaduan dari beberapa buah unsur,
yaitu wiraga (raga), wirama (irama), dan wirasa (rasa). Ketiga unsur ini
melebur menjadi bentuk tarian yang harmonis. Unsur utama dalam tari
adalah gerak. Gerak tari selalu melibatkan unsur anggota badan manusia.
Unsur- unsur anggota badan tersebut membentuk gerak tari yang dapat
berdiri sendiri, bergabung, ataupun bersambungan.
2

B. Penggolongan Tari
Berdasarkan jenisnya, tari dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Tari Primitif
Tari yang dilakukan turun-temurun dalam lingkungan suku-suku
terasing (primitif). Ciri-cirinya adalah sederhana, unsur magis dan
ritual yang mendominasinya, dan tidak mempunyai pola yang khusus
atau menetap.
2. Tari Kerakyatan
Penggarapan tari yang dilakukan secara turun temurun dilakukan oleh
masyarakat luas, di luar keraton atau istana. Adapun ciri-cirinya
adalah : sederhana, unsur magis berfungsi sebagai upacara dan
kegembiraan, telah mempunyai bentuk penggarapan yang semi
permanen, tetapi tidak memiliki patokan (tata aturan teknis atau
artistik) yang dianut.
3. Tari Klasik
Tari secara turun temurun dilakukan oleh empu atau para ahli di
lingkungan istana. Ciri-cirinya adalah : bersifat ritual, serius
(ditampilkan secara seremonial), hikmat, dan mempunyai patokan-
patokan dan standar yang baku, baik segi teknis ataupun segi artistik.
Sedangkan berdasarkan koreografinya, tari digolongkan menjadi tiga,
yaitu:
1. Tari tunggal ( solo )
Tari tunggal adalah tari yang diperagakan oleh seorang penari, baik
laki-laki maupun perempuan. Contohnya Tari Golek ( Jawa Tengah ).
2. Tari berpasangan ( duet/pas de duex)
Tari berpasangan adalah tari yang diperagakan oleh dua orang secara
berpasangan. Contohnya Tari Topeng (Jawa Barat).
3. Tari kelompok ( group choreography)
Tari kelompok yaitu tari yang diperagakan lebih dari dua orang.
3








Gambar 1. Tari Pendet yang ditarikan secara kelompok.

Berdasarkan fungsinya, fungsi tari dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Seni tari sebagai sarana upacara
Tari dapat digunakan sebagai sarana upacara. Jenis tari ini banyak
macamnya, seperti tari untuk upacara keagamaan dan upacara penting
dalam kehidupan manusia. Dalam fungsi sebagai sarana upacara,
dapat dibedakan menjadi tiga jenis:
a. Upacara keagamaan
Contoh : Tari Sang Hyang, Gabor, Wayang Uwong, Gambuh, dan
lain-lain (Bali). Ngalase (Jawa Barat), Senyang (Jawa Timur), dan
Seblang (Banyuwangi), Randai, Tortor (Sumatera), Tari Gantan
dan Tari Huda (Kalimantan), Tari Mon dan Tari Tewadan
(Papua), Tari Reko Tenda (Flores) Tari Ma'gellu, Tari Pa'gellu,
Tari Bissu, dan Tari Bataran (Sulawesi).
b. Upacara kebesaran keistanaan (Kraton)
Contoh : Tari Legong Kraton (Bali), Tari Bedoyo Semang
(Yogyakarta), Bedoyo Kesawang, (Surakarta), Srimpi (Jawa
Timur), dan Beskalan (Situbondo), Gending Sriwijaya
4

(Palembang), Tari Patudu dan Tari Pojoge (Makassar), Tari
Gembu (Sumenep).
c. Upacara penting dalam kehidupan manusia
Contoh : Upacara panen dirayakan dengan Tari Pakarena
(Sulawesi Tenggara) dan Tari Manimbo (Toraja). Upacara
khitanan dirayakan dengan Tari Sisingan (Subang) dan Tari
Jaranan Buto (Blitar). Upacara perkawinan dimeriahkan dengan
Tari Beksan, Tari Lawung (Yogyakarta). Upacara kematian
menggunakan Tari Ma'bodang (Sulawesi), Tari Ma'maropkha,
Tari Ma'Randing (Sulawesi). Upacara maju perang menggunakan
Tari Mandau (Kalimantan), Tari Karja (Sulawesi Timur).
2. Seni tari sebagai hiburan
Tari sebagai hiburan harus bervariasi sehingga tidak menjemukan dan
menjenuhkan. Oleh karena itu, jenis ini menggunakan tema-tema
yang sederhana, tidak muluk-muluk, diiringi lagu yang enak dan
mengasyikkan. Kostum dan tata panggungnya dipersiapkan dengan
cara yang menarik.
3. Seni tari sebagai penyaluran terapi
Jenis tari ini biasanya ditujukan untuk penyandang cacat fisik atau
cacat mental. Penyalurannya dapat dilakukan secara langsung bagi
penderita cacat tubuh atau bagi penderita tuna wicara dan tuna rungu,
dan secara tidak langsung bagi penderita cacat mental. Bagi
masyarakat timur, jenis tarian ini pantangan kerena perasaan iba atau
tak sampai hati.
4. Seni tari sebagai media pendidikan
Kegiatan tari dapat dijadikan media pendidikan, seperti mendidik
anak untuk bersikap dewasa dan menghindari tingkah laku yang
menyimpang. Nilai-nilai keindahan dan keluhuran pada seni tari
dapat mengasah perasaan seseorang.
5. Seni tari sebagai media pergaulan
5

Seni tari adalah kolektif, artinya penggarapan tari melibatkan
beberapa orang. Oleh karena itu, kegiatan tari dapat berfungsi sebagai
sarana pergaulan. Kegiatan tari, seperti latihan tari yang rutin atau
pementasan tari bersama, adalah sarana pergaulan yang baik.
Namun ada pula jenis tari yang khusus difungsikan sebagai tari
pergaulan. Tari pergaulan ini ialah jenis tari yang ditampilkan untuk
menyampaikan suatu pernyataan kerukunan sesama serta keakraban
antar-mereka, yang pada saat ini ikut menari pada tari pergaulan ini.
Kita dapat menyaksikan penonton ikut menari, mereka pada saat
peristiwa tari pergaulan akan terlibat langsung menari. Contoh yang
tergolong tari pergaulan:
a. Tari Tayuban
b. Tari Jaipongan
c. Tari Bangreng
d. Tari Ketuk 3 An
6. Seni tari sebagai media pertunjukan
Tari bukan hanya sarana upacara atau hiburan, tari juga bisa
berfungsi sebagai pertunjukan yang sengaja digarap untuk
dipertontonkan. Tari ini biasanya dipersiapkan dengan baik, mulai
dari latihan hingga pementasan, diteliti dengan penuh perhitungan.
Tari yang dipentaskan, lebih menitikberatkan pada segi artistiknya,
penggarapan koreografi yang mantap, mengandung ide-ide,
interprestasi, konsepsional serta memiliki tema dan tujuan.
Tari pertunjukan adalah suatu jenis tari yang bersifat khusus untuk
ditonton oleh sekelompok orang yang hanya merupakan penonton
belaka, dan kelompok penonton tidak berbaur dan benar-benar
terpisahkan dari penarinya.
Pada tarian pertunjukan para penarinya menyampaikan suatu
pernyataan yang tertulis dalam suatu judul atau tema atau yang
melatarbelakangi tariannya. Tarian ini dapat menyampaikan suasana
gembira, sedih, gagah, patriotik, juga bisa menampilkan suasana alam,
6

kisah binatang, kisah percintaan dan sebagainya. Contoh yang
tergolong bentuk tarian pertunjukan ini :
a. Tari Merak
b. Tari Kijang
c. Tarian Klasik
d. Tarian Topeng
e. Tari Jaipongan
f. Drama tari
g. Sendratari
7. Seni tari sebagai media katarsis
Katarsis berarti pembersihan jiwa. Seni tari sebagai media media
katarsis lebih mudah dilaksanakan oleh orang yang telah mencapai
taraf atas dalam penghayatan seni.

C. Tema dalam Tari
Pengertian tema di dalam seni tari adalah pokok pikiran, ide, ataupun
gagasan seorang penata tari (koreografer) yang akan disampaikan kepada
orang lain (penonton) yang kemudian pokok pikiran tadi dituangkan ke
dalam bentuk-bentuk gerak menjadi sebuah karya seni tari yang disajikan
kepada penonton.
Pokok pikiran atau tema dapat bersumber dari apa yang kita rasakan, kita
dengar, kita lihat, dan dapat diangkat dari pengalaman hidup, cerita rakyat,
binatang dan lain sebagainya. Dalam penyajiannya suatu karya tadi
terkadang tidak hanya menggunakan satu tema saja melainkan bisa
beberapa tema, misalnya pada tari Srikandhi Mustakaweni bisa termasuk
tema dramatik dan heroik.
Macam-macam tema pada seni tari:
1. Tema Dramatik
Yaitu karya seni tari yang dalam penyajiannya menggunakan cerita
atau dalam tari tersebut ada latar belakang ceritanya. Tari yang
bertema dramatik bisa dilakukan oleh satu orang penari, dua penari
7

ataupun banyak penari. Misalnya pada Tari Menak Kocar (tunggal),
Karno Tandhing (berpasangan). Pada tema dramatik bentuk kelompok,
dibedakan menjadi :
a. Dramatari berdialog, dibagi dua, yaitu :
i. Dramatari berdialog prosa
Contoh : Wayang orang, Prembon (Bali).
ii. Dramatari berdialog puisi / tembang
Contoh : Langendriyan, Langenmandrawanara.
b. Dramatari tanpa dialog
Contoh : Sendratari (Seni, Drama dan Tari).
2. Tema Non Dramatik
Karya tari yang dalam penyajiannya tidak menggunakan cerita atau
tidak merupakan bagian dari suatu cerita, tetapi menggambarkan
sesuatu. Contoh : Tari Kuda-Kuda, Tari Golek, dll.
3. Tema Heroik
Pada tema heroik biasanya berbentuk perang atau tandingan yang
menggambarkan kegagahan dan keperwiraan. Contoh : Tari
Prawiraguna, Tari Bambangan Cakil.
4. Tema Erotik
Karya tari yang bertema erotik menggambarkan percintaan antara pria
dan wanita. Dalam tema dapat ditarikan tunggal ataupun pasangan.
Contoh : Tari Gatutkaca Gandrung, Tari Karonsih.
5. Tema Imitatif / Totemitis
Tari yang bertema imitatif adalah gerak tariannya menirukan binatang
atau hewan dan alam. Contoh : Tari Kukila, Tari Kelinci, Tari Kupu-
Kupu.
6. Tema Pantomime / Mimitis
Karya tari yang bertema pantomime yaitu gerak tariannya meniru
gerak orang atau menggambarkan suatu bentuk aktifitas manusia.
Contoh : Tari Batik, Tari Nelayan, Tari Gambyong.

8

D. Apresiasi Seni Tari
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, apresiasi adalah penilaian baik,
penghargaan, misalnya terhadap karya-karya sastra ataupun karya seni.
Secara umum, apresiasi berasal dari bahasa Inggris, appreciation, yang
berarti penghargaan yang positif. Sedangkan pengertian apresiasi adalah
kegiatan mengenali, menilai, dan menghargai bobot seni atau nilai seni.
Biasanya apresiasi berupa hal yang positif tetapi bisa juga yang negatif.
Sasaran utama dalam kegiatan apresiasi adalah nilai suatu karya seni.
Dalam apresiasi, suatu karya seni diamati, dibandingkan, dipertimbangkan
dalam suatu kritik, tetapi kritik di sini tidak boleh berdasar pada suatu
ikatan teman atau pemaksaan. Pemberian kritik harus dengan setulus hati
dan menurut penilaian aspek umum.
Dalam karya seni tari, apresiasi dapat diungkapkan dengan menyusun
sinopsis dari tari tersebut. Sinopsis tari merupakan ringkasan cerita isi tari,
cerita isi tari tersebut didukung dengan ragam gerak tari. Sinopsis sangat
penting terutama bagi penonton yang akan mengetahui isi tarian, isi cerita
yang digambarkan, dan diperagakan di atas panggung. Dengan mengetahui
sinopsis gambaran gerak tarian akan jelas, mudah dipahami, dan
dimengerti oleh penonton. Dalam menyusun sinopsis, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Tema, merupakan pokok pikiran yang mendasari gerak tari.
2. Bentuk penyajian, yang dimaksud adalah dalam membawakan sebuah
karya tari, apakah tunggal, kelompok, berpasangan, atau massal.
3. Iringan musik, merupakan penuntun gerak, karena gerak dalam tari
mengikuti suara musik. Bisa menggunakan musik instrumen, suara
benda, tepuk tangan, atau teriakan.
4. Tata rias. Hubungan seni tari dengan seni rupa memiliki ikatan yang
erat menyangkut materi bentuk yang ada. Secara jelas keduanya
memiliki sumbangan visualisasi terutama dari segi tata rias. Wujud
ekspresi mimik penari dan daya tambahnya diubah dengan bentuk tata
rias yang dibentuk dari visualisasi seni rupa. Keterampilan merias
9

wajah, kemampuan membuat gambar, dan pengolahan warna menjadi
indikator yang sulit dipisahkan dari seni rupa sebagai bakat
keterampilan materi bentuk seni. Oleh karena itu, penari diharapkan
harus mampu membuat rias wajah dan keterpaduannya menjadi
keterampilan yang diharapkan dala tari.







Gambar 2. Tata rias Tari Kidang dari Jawa Barat.

5. Tata busana. Keterikatan tari dengan tata busana juga menjadi penguat
hubungan seni rupa dengan seni tari. Tari memperoleh penghargaan
dari kostum yang digunakan. Ketepatan memakai kostum dan konsep
penyesuaiannya dengan rias wajah maupun karakter tari yang
diperagakan menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Manfaat memadukan warna, keterampilan membuat desain, dan
kebiasaan memakai kostum secara mandiri dapat menambah
kepercayaan penari dalam melakukan peran tarian bagi sebuah
pementasan.
6. Properti. Properti adalah semua peralatan yang digunakan untuk
pementasan tari. Properti tari diperlukan dalam koreografi tari. Terdiri
dari dance property yang merupakan semua peralatan tari yang
dipegang penari secara langsung dan stage property yang merupakan
10

semua peralatan yang berada di atas panggung dan menjadi sarana
yang langsung aupun tidak langsung melengkapi konsep suatu
koreografi di mana dalam penerapannya diletakkan di area pentas atau
dipanggung untuk mendukung koreografi. Properti tari pada dasarnya
dapat digunakan untuk memberikan keindahan bentuk koreografi
secara baik sehingga kesan koreografi lebih mendalam. Penggunaan
properti yang ditawarkan dapat digunakan untuk mengembangkan
formulasi keindahan koreografi. Di sisi lain apabila penguasaan penari
terhadap properti kurang sempurna, ini menjadi kebalikannya bahkan
kesan ini menjadi kunci keindahan koreografi tidak tercapai.

11

Kesimpulan : Secara umum tari dapat didefinisikan sebagai bahasa gerak dan
merupakan alat berekspresi serta berkomunikasi yang universal
secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk
keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan
pikiran. Sebuah tarian sebenarnya merupakan perpaduan dari
beberapa buah unsur, yaitu wiraga (raga), wirama (irama), dan
wirasa (rasa), dan unsur utama dalam tari adalah gerak.
Berdasarkan jenisnya, tari dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Tari Primitif
2. Tari Kerakyatan
3. Tari Klasik
Berdasarkan koreografinya, tari digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1. Tari tunggal ( solo )
2. Tari berpasangan ( duet/pas de duex)
3. Tari kelompok ( group choreography)
Fungsi tari dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Seni tari sebagai sarana upacara
a. Upacara keagamaan
b. Upacara kebesaran keistanaan (Kraton)
c. Upacara penting dalam kehidupan manusia
2. Seni tari sebagai hiburan
3. Seni tari sebagai penyaluran terapi
4. Seni tari sebagai media pendidikan
5. Seni tari sebagai media pergaulan
6. Seni tari sebagai media pertunjukan
7. Seni tari sebagai media katarsis
12

Dalam penyajiannya suatu karya tadi terkadang tidak hanya
menggunakan satu tema saja melainkan bisa beberapa tema.
Macam-macam tema pada seni tari, yaitu:
1. Tema Dramatik
Pada tema dramatik bentuk kelompok, dibedakan menjadi :
a. Dramatari berdialog, dibagi dua, yaitu :
i. Dramatari berdialog prosa
ii. Dramatari berdialog puisi / tembang
b. Dramatari tanpa dialog
2. Tema Non Dramatik
3. Tema Heroik
4. Tema Erotik
5. Tema Imitatif / Totemitis
6. Tema Pantomime / Mimitis
Apresiasi adalah kegiatan mengenali, menilai, dan menghargai
bobot seni atau nilai seni, baik berupa hal yang positif dan juga
yang negatif. Dalam karya seni tari, apresiasi dapat diungkapkan
dengan menyusun sinopsis dari tari tersebut. Dalam menyusun
sinopsis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Tema
2. Bentuk penyajian
3. Iringan musik
4. Tata rias
5. Tata busana
6. Properti


13


Sumber :
http://kbbi.web.id/tari
http://dishihere.blogspot.com/2012/10/pengertian-seni-tari-menurut-
para-tokoh.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Tari
http://zhafran-zz.blogspot.com/2013/09/pengertian-dan-jenis-jenis-
tari_4.html
http://pendidikansenibudaya.wordpress.com/2011/08/25/jenis-jenis-
tari/
http://nufinuna.blogspot.com/2013/11/jenis-tari-menurut-fungsi-dan-
tujuannya.html
http://2.bp.blogspot.com/_JqbBEV-
L51c/TH0V53yLXBI/AAAAAAAAABc/4PihttiGkJo/s1600/tari-
pendet.jpg
http://ilmipenulis.wordpress.com/2012/04/15/pengertian-apresiasi-
menurut-beberapa-referensi/

Anda mungkin juga menyukai