Anda di halaman 1dari 14

Upaya pelestarian tari “pangko berentak” di desa muara siau

kabupaten merangin.

Oleh :

RAHMAWATI
(I1D118028)

PRODI SENI DRAMA, TARI, DAN MUSIK


JURUSAN SEJARAH SENI DAN ARKEOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
BAB 1

Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Desa Muara Siau merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Muara

Siau,kabupaten Merangin, provinsi Jambi. Menurut sejarah desa muara siau berdiri pada

tahun 622 M, Dengan mayoritas penduduknya beragama islam. Adapun asal dari kata

muara siau yaitu muara yaitu pertemuan dua sungai yakni sungai siau dan sungai

tembesi, dan siau yang berarti silau (cahaya) yaitu suatu cahaya yang memancar dari

dasar sungai siau tersebut (buku sejarah singkat desa muara siau “bapak hasanuddin 27

mei 2021”).Desa muara siau mempunyai beberapa kesenian tradisional, salah satunya

kesenian tari pangko berentak.

Pangko berentak merupakan kesenian tradisional yang ada di muara siau,pangko

berentak berasal dari dua kata yaitu pangko yang diartikan ke dalam bahasa muara siau

yang artinya cangkul, dan kata berentak yang berarti serentak atau sama-sama. Pangko

berentak awalnya hanya merupakan kebiasaan masyarakat muara siau saat mereka akan

mencangkul sawahnya, seperti yang dijelaskan oleh nenek hasiah beberapa bulan yang

lalu“ bahwa pada zaman dulu tidak ada mesin teknologi bajak seperti sekarang, oleh

karena itu masyarakat setempat akan bergotong royong untuk menyelesaikan sawahnya,

dengan bergotong royong sawah akan bisa cepat ditanami padi”.

Seperti halnya yang didengarkan sang penulis dari masyarakat setempat, pada zaman itu

dalam pangko berentak ini mereka seolah membuat gerakan sederhana dan pola barisan

yang berbentuk vertikal didalam lahan persawahan, dengan menggunakan alat cangkul.

Tidak ada musik yang mengiring gerakannya hanya saja hentakan kaki dari gerakan

mencangkul yang penari lakukan,dan mereka menyanyikan lirik dalam bentuk pantun

berbalas.

1
2

Menurut pengalaman penulis yang juga merupakan penari tari pangko berentak, tarian

ini bahkan pernah dipertunjukkan di rumah dinas bupati merangin beberapa tahun lalu

dalam suasana lebaran, penulis disini mendengar lirik pantun berbalas yang dinyanyikan

mempunyai maksud tertentu, seperti ada kata maaf-maafan sebagai tanda suasana

lebaran,namun ada juga isi pantun yang bermakna menunjukkan potensi desa,dan ada

juga dalam bentuk keluh kesah atas kekurangan didalam desa agar didengar oleh bapak

bupati.

Seiring berjalannya waktu kebiasaan ini menjadi kesenian tradisional daerah tersebut

dan dijadikan dalam bentuk tarian dengan gerakan yang sama dan beralih fungsi menjadi

kesenian yang bersifat hiburan, dan menggunakan kostum kebaya zaman dulu dan

memakai tengkuluk ali kasim (ibu nur,29 mei 2021). Tari ini menjadi kesenian turun

temurun bahkan sang penulis merupakan salah satu anggota penari dari tari tersebut.

Tari pangko berentak ini biasanya dipertunjukkan diacara-acara desa seperti pada hari

lebaran ke 2 (acara halal bi halal yang diadakan rutin setiap tahun),penyambutan tamu,

sampai ke kecamatan bahkan ke kabupaten. Dalam pertunjukannya tari ini sekarang

sudah menggunakan musik rekaman, dengan tetap mempertahankan nyanyian berupa

pantun berbalas yang menurut pandangan penulis pantun ini memiliki makna dan tujuan

tersendiri.

Bentuk gerakan tari ini sangat sederhana, gerakan seperti mengayunkan cangkul seolah

sedang mencangkul sambil tetap melangkah dengan kaki sedikit dihentakkan .

Sayangnya pada zaman sekarang keberadaan tari pangko berentak ini tidak

berkembang dan tidak dipertunjukkan lagi karena beberapa hal yang dapat menghalangi

perkembangan tari tersebut. Menurut bpk syafrin (10 mei 2021)“ini dikarenakan

kurangnyo peminat dari para generasi penerus untuk mempelajari tari ini dan jugo tidak

ado lagi pelatih tetap yang biso dipercayai untuk melatih anak-anak ini.” dari wawancara
3

ini dapat dilihat beberapa faktor utama yang menyebabkan hilangnya keberadaan tari

pangko berentak ini,hal ini tentu memberi dampak terutama dampak terhadap

kebudayaan di daerah tersebut.Berdasarkan hasil observasi awal penulis akan meneliti

tentang upaya pelestarian tari pangko berentak yang sudah jarang ditemukan di desa

muara siau. Dalam hal ini penulis menggunakan teori pelestarian.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang seperti yang dijelaskan diatas ada beberapa hal yang

menarik untuk diteliti dan dirumuskan dalam bentuk pernyataan penelitian adalah

sebagai berikut:

1.2.1 Apa fungsi tari pangko berentak

1.2.2 Bagaimana keberadaan tari pangko berentak dikalangan muda-mudi desa muara siau

1.2.3 Apa upaya pelestarian tari pangko berentak

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam

bentuk penelitian :

1.3.1 Untuk mengetahui fungsi tari pangko berentak

1.3.2 Untuk mengetahui keberadaan tari pangko berentak dikalangan muda-mudi desa

muara siau

1.3.3 Mengetahui upaya pelestarian tari pangko berentak

1.4 Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1.4.1 Manfaat teoritis

1.4.1.1 Memberikan informasi atau pengetahuan tentang fungsi tari pangko berentak
4

1.4.1.2 Memberikan pengetahuan tentang keberadaan tari pangko berentak dikalangan

muda-mudi desa muara siau

1.4.1.3 Memberikan informasi mengenai upaya pelestarian tari pangko berentak

1.4.2 Manfaat praktis

Selain memberikan manfaat teoritis seperti yang telah diuraikan di atas ,penelitian

ini juga memberikan manfaat praktis yaitu:

1.4.2.1 Dapat menambah pengetahuan masyarakat mengenai tari pangko berentak di

desa muara siau.

1.4.2.2 Dapat menambah daya apresiasi masyarakat dalam mengembangkan seni

budaya yang ada.

1.4.2.3 Bermanfaat sebagai bahan apresiasi serta menjadi bahan perbandingan dalam

penelitian selanjutnya oleh peneliti lain.

1.4.2.4 Memberikan informasi yang akurat tentang upaya pelestarian tari pangko

berentak di desa muara siau.

1.5 Tinjauan kepustakaan

Tinjauan kepustakaan adalah bagian yang sangat penting dalam sebuah penelitian

,karena pada sub bab ini mengungkapkan pemikiran tentang teori teori serta yang ber

hubungan dengan masalah yang akan diteliti , yang terdiri atas penelitian relevan,

landasan teori, dan kerangka konsep yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1.5.1 Penelitian yang relevan

Berdasarkan tinjauan kepustakaan, terdapat permasalahan yang sama dengan

permasalahan yang akan ditulis peneliti yaitu tentang upaya pelestarian tari tersebut.

Adapun jurnal yang saling berkaitan dengan penelitian yang akan diteliti dari objek

yang berbeda dengan permasalahan yang sama, antara lain:


5

dalam skripsi “upaya pelestarian kesenian dames group laras budaya di desa

bumisari kecamatan bojongsari kabupaten purbalingga” yang ditulis oleh Eka nur

fatichach pada tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk pertunjukan

kesenian dames memiliki beberapa aspek pertunjukan yang meliputi gerak, kostum

atau busana, musik atau iringan,tema,tata panggung ,tata lampu, dan tata suara.upaya

pelestarian kesenian dames ini, yang telah dilakukan dalam bentuk perlindungan,

pengembangan dan pemanfaatan. Namun masih adanya upaya-upaya yang belum

maksimal karena diperlukan adanya kerjasama dari berbagai pihak baik dari

masyarakat purbalingga maupun pihak pemerintah daerah purbalingga.

Penelitian diatas memang membahas tentang upaya pelestarian sebuah tari

namun landasan teori yang digunakan berbeda dengan penelitian yang akan diteliti,

hal ini menjadi referensi bagi peneliti untuk mengetahui upaya pelestarian tari pangko

berentak yang akan ditelitinya.

1.5.2 Landasan teori

Landasan teori merupakan teori relevan yang mengacu pada rumusan masalah

yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu “upaya pelestarian tari pangko berentak di

desa muara siau” untuk menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini,digunakan

beberapa teori yaitu:

1.5.2.1 Tari tradisional

Tari tradisional adalah salah satu bentuk kebudayaan daerah yang kental

dengan nilai-nilai history dan pesan-pesan filosofis, seperti aspek spiritual, moral

dan sosial dan komunitasnya.(jurnal pemikiran dan penelitian pendidikan dasar 7

(1)20-29, 2017) dyah ayu retnoningsih.

1.5.2.2 Teori fungsi


6

Secara luas tari dapat berfungsi bermacam-macam dalam kehidupan manusia.

Menurut Redceliffe brown dalam buku mahdi bahar (2009:241) fungsi terkandung

suatu makna utama (kunci), yaitu sumbangan (contribution) yang diberikan oleh

sesuatu untuk sesuatu.

Berdasarkan pandangan di atas bahwa peneliti akan menggunakan teori fungsi

untuk melihat sumbangan apa saja yang diberikan tari pangko berentak untuk

masyarakat desa muara siau.

1.5.2.3 Teori eksistensi

Teori eksistensi adalah teori yang dirumuskan sebagai legitimasi dari

keberadaan sesuatu hal,dalam hal ini yakni mengenai keberadaan kesenian tari

pangko berentak di kalangan masyarakat desa muara siau.

Berdasarkan pandangan di atas peneliti akan menggunakan teori eksistensi

untuk melihat keberadaan tari pangko berentak di kalangan masyarakat desa

muara siau.

1.5.2.4 Pelestarian

Pelestarian budaya yang dirumuskan draf RUU tentang kebudayaan (1999)

dijelaskan bahwa pelestarian budaya berarti pelestarian terhadap eksistensi suatu

kebudayaan dan bukan berarti membekukan kebudayaan dalam bentuk-brntuknya

yang sudah penuh dikenal saja. Pelestarian dilihat sebagai sesuau yang terdiri dari

tiga aspek yaitu (1) perlindungan, (2)pengembangan, dan (3)pemanfaatan

(sedyawati,2008:152).

Berdasarkan beberapa pengertian yang ada dapat diartikan bahwa upaya

mempertahankan atau pelestarian merupakan suatu proses, teknik atau cara untuk

mempertahankan atau menjaga keaslian sesuatu supaya tetap utuh dan menjadi

lebih baik dengan mengembangkan perwujudan yang bersifat selektif sesuai


7

dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah dan berkembang. Pelestarian juga

dapat diartikan suatu proses atau teknik yang didasarkan pada kebutuhan individu

itu sendiri. Pelestarian tidak dapat berdiri sendiri. Oleh karena itu harus

dikembangkan pula. Melestarikan suatu kebudayaan pun dengan cara mendalami

atau paling tidak mengetahui tentang budaya itu sendiri. Mempertahankan nilai

budaya, salah satunya dengan mengembangkan seni.

Pelestarian menurut Sedyawati (2008:209) adalah sesuatu yang harus dijaga

agar keseimbangan senantiasa dipertahankan antara keberlanjutan dan perubahan,

sedemikian rupa agar jati diri bangsa atau suku bangsa senantiasa tampil dengan

jelas dan tidak ditenggelamkan oleh pengaruh-pengaruh asing tertentu. Salah satu

kiat untuk sambil berubah mempertahankan jati diri adalah dengan memilih

diantara sejumlah warisan budaya yang merupakan penanda budaya untuk dijaga

dan dikembangkan dengan lebih intensif daripada warisanwarisan budaya yang

lain. Pelestarian menurut Sedyawati (2008 : 280) adalah suatu budaya yang

apabila dianggap masih berguna karena relevansinya dengan kehidupan, maka 65

tentulah memerlukan upaya-upaya pelestarian yang berkelanjutan,

Pelestarian adalah sebuah upaya yang berdasar, dan dasar ini disebut juga

faktor-faktor yang mendukungnya baik itu dari dalam maupun dari luar dari hal

yang dilestarikan. Maka dari itu, sebuah proses atau tindakan pelestarian 66

mengenal strategi atapun teknik yang didasarkan pada kebutuhan dan kondisinya

masing-masing ( Chaedar, 2006: 18).

1.6 Metode penelitian

1.6.1 Pendekatan dan jenis penelitian


8

penelitian ini menggunakan metode kualitatif, menurut bodgan dan taylor

dalam moeleong (1989:4) metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

prilaku yang dapat diamati. Menurut moeleong (1989:11) penerapan metode ini ini

bersifat deskriptif yaitu mendiskripsikan data-data yang diperoleh dilapangan.

1.6.2 Subjek penelitian

subjek penelitian adalah orang yang dijadikan sumber informasi oleh peneliti

untuk riset yang dilakukannya. Dalam hal ini subjek penelitian yang dimaksud dalam

penelotoan tersebut adalah informan-informan yang akan ditanyakan sebagai bagian

dari cara-cara dalam mengumpulkan orang-orang yang mengetahui tentang tari

pangko berentak,

adapun beberapa tokoh yang diwawancarai adalah sebagai berikut :

1. bapak hasanuddin memiiki latar belakang adalah orang yang tau akan sejarah desa

muara siau serta beliau pernah menjabat sebagai sekretaris desa.

2. Bapak syafrin sebagai anggota lembaga adat di desa muara siau sekarang.

3. nenek hasiah memiliki latar belakang orang tua yang mengikuti perkembangan

dari kesenian tari pangko berentak.

4. Ibu nur merupakan mayarakat desa muara siau.

1.6.3 Sumber data

1.6..3.1 Data primer

Data primer adalah data yang mengacu pada informasi yang diperoleh dari

tangan pertama oleh peneliti yang didapatkan setelah melakukan penelitian secara

langsung. Dalam hal ini sumber primer ini peneliti mendeskripsikan, menguraikan

dan menganalisis data yang didapat dilapangan. Melalui wawancara langsung dengan
9

narasumber yang mengetahui tentang tari pangko berentak sebagai objek. Narasumber

dalam penelitian ini yaitu dengan nenek hasiah selaku orang tua yang mengetahui dan

menyaksikan perkembangan pangko berentak.

1.6.3.2 Data sekunder

Data sekunder adalah sebagai data yang mengacu pada informasi yang

dikumpulkan dari sumber yang telah ada, yang mana data tersebut menjadi data kedua

yang didapatkan di lapangan dan data sekunder ini sifatnya sebagai pendukung data

primer. Dalam penelitian ini peneliti juga mendapatkan data secara tidak langsung

yang mana sumber data tersebut didapatkan melalui foto buku sejarah singkat desa

muara siau.

1.6.4 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpilan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Maka teknik

pengumpulan data secara umum dapat dilakukan dengan :

1.6.4.1 observasi(pengamatan)

Menurut john W creswell (2013) observasi merupakan peneliti langsung turun

ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu di lokasi penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti langsung turun ke lapangan untuk mencari informasi

awal mengenai keberadaan tari pangko berentak kepada masyarakat di desa muara

siau. Kemudian peneliti bertemu bapak syafrin (muara siau 2019) selaku anggota

lembaga adat muara siau.

1.6.4.2 interview (wawancara)

Esterbags (2002) dalam sugiyono mengungkapkan beberapa macam

wawancara yaitu, wawancara terstruktur, semi-struktur, dan tidak terstruktur.


10

Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan wawancara terstruktur dan

tidak terstruktur.

1.6.4.3 Triangulasi

Dalam pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan

data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan

sumber data yang telah ada. Selanjutnya menurut M anhison (1998) triangulasi

adalah “the value of triangulation lies in providing evidence-wheter covergant

,inconsisten, or contracdioctory”. Nilai dari teknik pengumpulan data dengan

triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh convergant

(meluas),tidak konsisten, oleh karena itu dengan teknik triangulasi dalam

pengumpulan data ,maka data yang diperoleh akan lebih konsisten.

1.6.5 Analisis data

Menurut sugiyono (2010: 335) yang dimaksud dengan teknik analisis data

adalah proses mencari data, menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan ,dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data

kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke

dalam pola memilih mana yang penting yang akan dipelajari , dam membuat

kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupaun orang lain.

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti menggunakan analisis data kesenian

taripangko berentak mulai dari merumuskan masalah yang akan diteliti

yaituapakahupaya pelestarian tari pangko berentak di desa muara siau tersebut.

1.6.5.1 reduksi data

Data yang di peroleh dilapangan berdasarkan hasil wawancara , maka perlu

dicatat secara teliti dan rinci, maka perlu dilakukan ana;isis data melalui reduksi

data. Reduksi data berarti merangkum , memilih hal-hal yang pokok,


11

memfokuskan hal-hal yang penting.

1.6.5.2 Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi kemudin peneliti melakukan tahap analisis data yang

kedua yaitu penyajian data. Melalui penyajian data tersebut maka data

terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah

difahami.

Keberadaan Tari pangko berentak di desa muara siaau sekarang sudah jarang

ditemukan.Menurut penulis upaya pelestarian yang dapat dilakukan yaitu di awali

dengan menumbuhkan rasa peduli terhadap kebudayaan daerah bagi generasi

milenial dan masyarakat setempat.

1.7 kesimpulan dan saran

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:

Tari pangko berentak merupakan tari yang beralih fungsi dari kebiasaan

masyarakat desa muara siau pada zaman terdahulu untuk mencangkul sawah secara

bergotong royong. sekarang keberadaan tari ini sudah tidak eksis lagi,karena beberapa

hal diantaranya, kurangnya peminat dikalangan generasi penerus, lemahnya tenaga

puntuk melatih tarian tersebut, menurut penulis hal ini dapat diatasi dengan diawali

dengan kontribusi pemerintahan desa dalam pelestarian tari tersebut,penulis yang juga

merupakan warga asli desa muara siau serta merupakan salah satu anggota penari

merasakan kurangnya perhatian pemerintahan desa yang sekarang terhadap kesenian

yang di miliki, selanjutnya harus ada instansi yang benar-benar ahli dibidang kesenian

agar kesenian daerah seperti salah satunya adalah tari pangko berentak ini dapat terus

berkembang dan di pertunjukkan dari generasi ke generasi.


12
Daftar pustaka

Ayu,Dyah retronongsih (2017) “pengertian seni tari tradisional “ jurnal pemikiran dan

penelitian pendidikan dasar 7 hal (1)

Nur,eka fatcichah (2016) skripsi “upaya pelestarian kesenian dames group laras

budaya di desa bumisari kecamatan bojongsari kabupaten purbalingga” Universitas

negeri semarang

Najah alfiyatun(2019) skripsi “Pelestarian tari pesta baratan di kecamatan

kalinyamatan kabupaten jepara” UNNES.

Afiati,zid aprila (2017) skripsi “pelestarian tari kretek dikabupaten kudus jawa tengah.

Institut seni indonesia Yogyakarta.

Hasanuddin (2017) “ sejarah singkat desa muara siau”. Muara siau

Anda mungkin juga menyukai