Anda di halaman 1dari 8

NAMA : ZAHRO ROHMATIN

NIM : 2205113831

KELAS : 22B

Mata Kuliah : Budaya Melayu

Dosen Pengampu : Dr. Elmustian, MA

MENGENAL KEBUDAYAAN DESA KUOK, KAB. KAMPAR

MULAI DARI MAKANAN HINGGA RUMAH ADATNYA MELALUI KEGIATAN

CULTURE EXPERIENCE DESA WISATA PULAU BELIMBING


Abstrak

Desa Wisata Pulau Belimbing merupakan salah satu objek wisata yang ada di
Kecamatan Kuok, Kab. Kampar, Provinsi Riau. Desa Wisata Pulau Belimbing ini sangat
berpotensi bagi masyarakat sekitar dan bagi mahasiswa terkhususnya untuk generasi muda
saat ini. Dikarenakan, wisata ini masih mengandung nilai-nilai budaya dan adat istiadatnya
yang alami dan masih kental hingga saat ini. Kita sebagai generasi muda harus dapat terus
melestarikan serta mengembangkan kebudayaan mulai dari makanan, tradisi, rumah adat
serta kesenian. Supaya kebudayaan yang sudah ada tidak hilang karena adanya pengaruh
perkembangan teknologi maupun globalisasi dan dapat terus menjadi warisan bagi generasi
selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan ini merupakan bentuk mengenal kebudayaan turun
langsung ke lapangan dengan mewawancarai nara sumber yaitu Pak Kecik mengenai
kebudayaan yang ada di Desa Kuok seperti rumah adatnya dan lain-lain.

Pendahuluan

Indonesia merupakan negara berbentuk kepulauan yang tersebar dari sabang sampai
merauke. Karena banyaknya pulau-pulau yang terdapat di Indonesia, hal ini menimbulkan
banyaknya perbedaan pada tiap kepulauan hingga perbedaan setiap daerahnya. Mulai dari
perbedaan suku, ras, agama, kebudayaan, kepercayaan, bahasa hingga perbedaan adat
istiadat. Keberagaman yang ada di Indonesia merupakan sebuah kekayaan dan keindahan
bagi bangsa Indonesia. Kebudayaan yang terdapat di Indonesia muncul dan diciptakan oleh
masyarakatnya sendiri, namun apabila kebudayaan yang sudah diciptakan tidak dilestarikan
dan dijaga keberadaannya maka kebudayaan tersebut hilang secara perlahan.Pembangunan
destinasi wisata contohnya seperti Desa Wisata Pulau Belimbing memiliki peran penting
dalam usaha pengembangan serta pelestarian warisan budaya, kearifan lokal, dan kelestarian
alam.

Tujuan dari kegiatan culture experience ke Desa Wisata Pulau Belimbing ini adalah :

1. Menapaki jejak-jejak sejarah alam dan kearifan ekologis Melayu,


2. Mengalami suasana idila kampung itu, mendengar langsung dialek/bahasa dan
kepetahan berseni masyarakat,
3. Meresapi secebis adat dan adab ala Kampar.
4. Mendengar langsung sejarah Kampar yang merupakan wilayah budaya terluas di
Riau.
5. Melihat “pakaian” keseharian, nazam, nolam, dan baghandu.
6. Menikmati makan bajamba kapiek dak batulang, sambal karambie, dan kuliner khas
itu, juga
7. Dapat merasakan penat-letihnya permainan rakyat, memainkan “tujik-hantu”, yeye,
legu, dll.
8. Memahami perubatan etnik Melayu, menyelam langsung etnoteknologi. Dan, meski
kita tak bisa merasakan kewibawaan khas kepemimpinan khas Limo Koto Kampar,
karena waktu yang relatif singkat.
9. Arsitektur tradisional rumah lontiok, dll.

Hasil dan Pembahasan

Kampar merupakan sebuah daerah yang memiliki potensi wilayah budaya terluas di
Riau. Salah satunya yaitu Desa Wisata Pulau Belimbing yang merupakan objek wisata yang
ada di Kecamatan Kuok, Kab. Kampar, Provinsi Riau. Akses jalan menuju Desa Wisata ini
dari kota Pekanbaru dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor seperti mobil pribadi,
rental bus maupun sepeda motor. Lamanya perjalanan dari Kota Pekanbaru ke pusat Kota
Bangkinang ditempuh kurang lebih 1 jam perjalanan. Dari pusat Kota Bangkinang menuju
gerbang Desa Wisata ini hanya beberapa menit saja, namun karena pada saat melakukan
kegiatan ini kami menggunakan transportasi bus dan jalan di Gerbang Desa Wisata ini tidak
cukup untuk dilalui bus, maka dari itu mengharuskan kami untuk melewati jalan lain yang
juga menjadi pintu masuk ke Desa Wisata Pulau Belimbing ini.

Kegiatan Culture Experience ini kami laksanakan pada tanggal 22 Mei 2023, yang
dimana kegiatan ini kami lakukan mulai tiba disana pukul 08.00 WIB hingga kegiatan ini
selesai pada pukul 13.30 WIB. Melaksanakan kegiatan ini tidak semata-mata untuk
memenuhi tugas mata kuliah Budaya Melayu yang diampu oleh Bapak Dr. Elmustian, MA.
Namun, kegiatan ini dilakukan untuk menambah wawasan serta meningkatkan kesadaran diri
pada mahasiswa/i yang dimana sebagai anak muda masa kini untuk lebih mengenal dan
mengetahui kebudayaan yang ada di Riau. Culture Experience ini juga dapat menjadi wadah
pengenalan kebudayaan lokal kepada generasi muda supaya dapat terus dilestarikan.
Kebudayaan yang ada di Desa Wisata Pulau Belimbing mencerminkan kehidupan sehari-hari
masyarakatnya dan tidak dapat dipisahkan.

Banyak pengetahuan baru serta hal positif yang didapatkan melalui kegiatan ini. Pada
kegiatan ini kita dapat mengetahui kebiasaan masyarakat disana seperti sarapan pagi dengan
menyantap sate yang dimana kuahnya khas dari Desa Kuok dan meminum kopi ala melayu.
Selain sarapan pagi, kita juga dapat merasakan bagaimana Makan Badulang di Desa kuok.
Setelah selesai sarapan pagi, culture experience ini kami lanjutkan dengan menuju ke Rumah
Lontiok, sesampainya di Rumah Lontiok, kami disambut dengan pementasan seni(nazam,
nolam dan baghandu) oleh anak muda di Desa Kuok. Kita juga dapat mengetahui mainan
tradisional yang biasa dimainkan oleh anak anak disana dikala mengisis waktu luang bersama
teman-teman ataupun menikmati suasana sore disambil bermain, beberapa permainannya
yaitu ada permainan Calung(goncang kaleng), permainan congkak, galah panjang, gasing,
kelereng, patok lele dan masih banyak lagi.

Selama kegiatan ini berlangsung dipandu oleh salah satu warga Desa Kuok yang biasa
dipanggil dengan panggilan “Pak Kecik”. Pak kecik ini memberikan banyak sekali
pengetahuan mengenai kebudayaan Desa Kuok, diantaranya sebagai berikut :

1. Rumah Adat Lontiok

Indonesia terdiri dari banyak nya suku yang memilki kebudayaan yang berbeda-beda,
seperti hal-Nya rumah adat, Desa Kuok memilki rumah adatnya sendiri yang dikenal dengan
rumah Lontiok. Lontiok adalah rumah tradisional masyarakat Kampar, Riau yang berbentuk
rumah panggung. Nama rumah adat ini diambil dari bentuk atap rumahnya yang berbentuk
melengkung lentik. Rumah adat ini sudah tercatat menjadi Warisan Budaya Takbenda.
Rumah Lontiok ditopang oleh beberapa tiang penyangga. Rumah ini sengaja dibangun tinggi
dengan beberapa tujuan. Pertama, tingginya rumah Lontiok berguna untuk melindungi
keluarga yang berada di dalam rumah dari serangan binatang buas. Kolong atau ruang kosong
dibawah lantai rumag ini biasanya dijadikan gudang oleh pemilik rumahnya. Dinding pada
rumah ini memiliki ukiran-ukiran yang indah dan penuh makna. Sebelum memasuki rumah
Lontiok ini, kita akan menjumpai sebuah bak yang dilapisi semen disebelah tangga sebelum
menuju keatas dan masuk kerumah, yang mana menurut penjelasan Pak Kecik bak tersebut
akan diisi oleh air yang nantinya digunakan untuk mencuci kaki sebelum masuk ke dalam
rumah. Di dalam rumah ini memiliki tiga ruangan, hal ini menggambarkan warga Kampar,
yaitu Alam Berkawan, Alam Bersamak dan Alam Semalu.Yang dimana alam berkawan
merupakan ruangan yang digunakan untuk bergaul dengan tetangga dan warga kampung
ataupun menyambut tamu letak ruangan ini ada di bagian depan rumah. Alam Bersamak
merupakan ruangan untuk berkumpul keluarga, letaknya dibagian tengah rumah. Sedangkan
alam semalu yang merupakan bagian dapur yang letaknya dibelakang rumah.

2. Permainan Tradisional
Tidak hanya memiliki keberagaman budaya, bahasa, makanan , tarian dan rumah adat.
Setiap suku di Indonesia memiliki permainan tradisionalnya. Desa Wisata Pulau Belimbing
tidak hanya menampilkan dan menunjukkan rumah adat dan tradisinya, namun pada kegiatan
ini juga memperkenalkan permainan tradisional di Desa Kuok. Adapun permainan yang kami
mainkan disana sebagai berikut :

a. Main Tali Merdeka

Permainan ini merupakan permainan tradisional Riau yang umumnya


dimainkan oleh anak perempuan di Riau. Permainan ini dapat dimainkan secara
perorangan ataupun secara berkelompok, biasanya dimainkan antara 3 sampai 10
orang anak perempuan. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak perempuan
di halaman rumah ataupun tanah lapang.

b. Main Jalur-Jaluran

Permainan ini menggunakan alat seperti pelepah enau yang dibentuk


menyerupai jalur, permainan ini dimainkan oleh anak laki-laki. Biasanya
dimainkan dipinggiran Sungai pada saat air surut dan dilakukan pada sore hari
menjelang mandi. Selain menjadi permainan yang biasakan dimainkan, permainan
ini biasanya juga diperlombakan pada bulan Agustus.

3. Makan Badulang
Makan Badulang merupakan tradisi yang sudah dilakukan dari zaman dahulu oleh
masyarakat di Desa Pulau Belimbing. Makan Badulang ini merupakan cara makan secara
berkelompok yang biasanya terdiri atas empat orang dalam satu nampan. Tata cara makan
badulang ini diawali dengan yang lebih muda menyiapkan piring untuk yang lebih tua, yang
lebih tua diperbolehkan untuk mengambil lauk terlebih dahulu. Dalam makan badulang ini
sebaiknya lauk dan sayur yang sudah disediakan tidak dicampurkan semua agar apabila
nantinya makanan tersebut tidak habis dapat dibungkus atau dapat dikembalikan kedapur dan
tidak mubazir. Makan badulang ini membuat tali silaturahmi semakin erat sebab, pada zaman
sekarang jarang sekali dijumpai makan bersama diatas satu nampan. Melainkan makan
bersama namun dengan lauk dan nasi yang sudah disediakan dalam bentuk prasmanan.

Penutup

KESIMPULAN

Kegiatan yang dilakukan dalam culture experience ini merupakan kegiatan atau
sebuah kebiasaan yang biasa dilakukan sehari-hari oleh masyarakat Desa Kuok pada zaman
dahulunya. Seperti halnya Makan Badulang, pada zaman dahulu hal ini hanya menjadi
sebuah hal yang biasa di Desa ini, namun karena perkembangan zaman dan mulai lunturnya
kebudayaan, Makan Badulang mulai diperkenalkan kepada masyarakat luar yang datang ke
Desa Kuok untuk mengenal kebudayaan disana. Dalam kegiatan ini meningkatkan wawasan
kita terhadap kebudayaan yang ada khususnya di Riau sebagai tempat tinggal kita. Kita
sebagai anak muda wajib untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan yang sudah
ada, supaya dapat dinikmati dan dikenal hingga anak cucu kita nantinya.

Perkembangan teknologi tidak hanya membawa perubahan negatif bagi kebudayaan,


teknologi juga dapat menjadi media yang dapat membantu menyebarkan serta
memperkenalkan kebudayaan Indonesia dengan sasaran yang luas. Tak hanya dapat
diperkenalkan dikalangan orang tua, anak muda maupun masyarakat luar daerah. Namun
melalui teknologi seperti media sosial instagram, facebook, tweeter, tiktok dan lainnya dapat
membantu menjangkau orang-orang luar negeri untuk mengenal kebudayaan Indonesia yang
sangat beragam. Hal ini kembali menjadi tugas dari kalangan muda untuk berpartisipasi
mengenalkan kebudayaan melalui sosial media.

Anda mungkin juga menyukai