Pendahuluan
Menurut Waluyo (2002:25) puisi adalah suatu bentuk karya sastra yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun
dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian
struktur fisik dan struktur batinnya. Dalam menulis puisi seorang penyair tentu
hendak menyampaikan sebuah makna di balik kata-katanya, sehingga untuk
menemukan sebuah makna di balik kata-kata tersebut harus denga analisis.
Puisi tidak bisa lepas dari sistem tanda yaitu bahasa. Bahasa merupakan
suatu sistem pertanda yang digunakan dalam sebuah puisi. Dalam memahami
sebuah puisi, kita tidak hanya memahami makna di baliknya, kita juga perlu
memahami secara struktural. Oleh karena itu penulis akan menganalisis salah satu
unsur dalam puisi yaitu gaya bahasa yang dipakai oleh penulis puisi tersebut.
Metode
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu
dengan mendeskripsikan objek yang dianalisis. Objek yang diambil sebagai data
penelitian yaitu sebuah karya puisi. Teknik pengumpulan dalam analisis ini yaitu
dengan membaca dan mencatat data-data yang berasal dari baris-baris puisi yang
memiliki gaya bahasa tertentu, Adapun jenis gaya bahasa yang dijadikan bahan
analisis sebagai berikut:
Tabel 1.
Instrumen analisis
GAYA BAHASA
PERBANDINGAN PENEGASAN PERTENTANGAN PERUMPAMAAN
Simile: Adanya Hiperbola: Sinekdoke: Gaya yang Personifikasi:
perbandingan Bermaksud Mempersamakan
langsung dan melebihkan tergolong gaya benda dengan
eksplisit. sesuatu yang pertautan yang manusia,
dimaksudkan. didalamnya terdapat bendabenda mati
dua kategori yang dibuat seolah
berkebalikan yang hidup.
pertama, pernyataan
yang menyebut
sebagian untuk
menyatakan
keseluruhan, yang
disebut pars pro toto,
sedang yang kedua,
pernyataan yang
menyebut keseluruhan
untuk sebagian, yang
dikenal dengan nama
totum pro parte.
Metafora: Gaya Paradoks: Cara Pertentangan: Litotes:
perbandingan yang penekanan penuturan
bersifat tidak yang sengaja Menunjuk pada makna Dimaksudkan untuk
langsung dan implisit. menampilkan unsur yang berkebalikan mengecilkan fakta
pertentangan di dengan yang yang sesungguhnya
dalamnya disebut secara harfiah. ada.
Pleonasme:
Keterangan
berulang atau
secara sekilas
seperti
tautologi,
tetapi kata yang kedua
sebenarnya telah
tersimpul dalam kata
yang pertama.
Enumerasi: Sarana
retorika yang berupa
pemecahan suatu hal
atau keadaan menjadi
beberapa
bagian
dengan
tujuan agar
hal atau
kejadian itu
lebih jelas
dan nyata
bagi
pembaca
atau
pendengar.
Judul puisi yang akan penulis analisis yaitu salah satu puisi Chairil Anwar
yang berjudul Senja Di Pelabuhan Kecil. Berikut adalah hasil analisis penulis.
Dalam puisi Senja di Pelabuhan Kecil karya Chairil Anwar terdapat gaya
bahasa yaitu personifikasi pada baris desir hari lari berenang. Dalam baris tersebut
desir merupakan suara angin yang berhembus di pelabuhan, tetapi dalam puisi
tersebut digambarkan bahwa suara desir itu berlari dan berenang layaknya
manusia. Selain itu gaya bahasa personifikasi juga terdapat pada baris gerimis
mempercepat kelam dan ada juga kelepak elang menyinggung muram.
Selain itu ditemui pula gaya bahasa penegasan dengan majas tautologi dan
hiperbola dalam puisi Senja di Pelabuhan Kecil pada baris
Puisi ini oleh Chairil ditujukan kepada Sri Ajati yang begitu ia cintai, tapi
sayang sekali perasaan cinta Chairil bertolakbelakang dengan Sri. Bukan cinta Sri
yang Chairil dapat, melainkan penolakan. Pada baris ini “Si Binatang Jalang”
kemudian menggambarkan suasana hatinya ketika ditolak oleh Sri dengan
mengatakan bahwa di dunia ini sudah tidak ada lagi manusia yang mencari cinta.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, puisi
Senja di Pelabuhan Kecil karya Chairil Anwar, penulis menemukan dua gaya
bahasa penegasan dengan majas personifikasi, tautologi, dan metafora. Majas
hiperbola merupakan majas yang maknanya dilebih-lebihkan seperti yang
tergambar pada baris pertama. Adapun pada baris kelima sampai keenam
ditemukan majas personifikasi. Adapun pada baris pertama dan kedua ditemukan
majas tautologi karena baris tersebut disertai ulangan bunyi.
Daftar Pustaka
Anwar, Chairil. 2011. Aku Ini Binatang Jalang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pradopo, R.D. 2009. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: UGM.