Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS STILISTIKA PADA PUISI ”SENJA DI PELABUHAN KECIL”

KARYA CHAIRIL ANWAR

Dika Kusuma Atmaja, Syauqi Khaikal Zulkarnain,


Muhamad Ma’rufin, Raja Syeh Anugrah, Miftahul Rizki Wiliansyah
syauqikhaikal@gmail.com
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Abstrak: Dalam menulis sebuah karya sastra, seorang penulis memiliki


ciri khas atau gaya yang berbeda dengan penulis lainnya. Tujuan
penulis dalam judul ini yaitu untuk mencari atau menemukan gaya
bahasa yang digunakan oleh Chairil Anwar, seorang penyair yang
terkenal di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
gaya bahasa yang digunakan Chairil Anwar dalam salah satu puisinya
berjudul Senja Di Pelabuhan Kecil yang memiliki beberapa gaya bahasa
di antaranya gaya bahasa perbandingan, pengulangan, dan penegasan.
Penelitian ini mengguankan analisis deskriptif kualitatif. Analisis data
dilakukan dengan beberapa tahap yaitu membaca, mencatat, dan
mengindentifikasi pada baris puisi yang mengandung gaya bahasa.

Kata kunci: stilistika, gaya bahasa, puisi

Pendahuluan
Menurut Waluyo (2002:25) puisi adalah suatu bentuk karya sastra yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun
dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian
struktur fisik dan struktur batinnya. Dalam menulis puisi seorang penyair tentu
hendak menyampaikan sebuah makna di balik kata-katanya, sehingga untuk
menemukan sebuah makna di balik kata-kata tersebut harus denga analisis.

Puisi tidak bisa lepas dari sistem tanda yaitu bahasa. Bahasa merupakan
suatu sistem pertanda yang digunakan dalam sebuah puisi. Dalam memahami
sebuah puisi, kita tidak hanya memahami makna di baliknya, kita juga perlu
memahami secara struktural. Oleh karena itu penulis akan menganalisis salah satu
unsur dalam puisi yaitu gaya bahasa yang dipakai oleh penulis puisi tersebut.

Slamet Muljana (Pradopo, 2009:93) mengatakan bahwa gaya bahasa


merupakan susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau
hidup dalam hati penulis, yang menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam hati
pembaca. Dalam sebuah karya sastra, gaya bahasa biasanya digunakan untuk
menambah atau menghidupkan tulisan, memperindah tulisan sehingga pembaca
merasa tertarik, dan juga sebagai ciri khas dari penulisnya.
Salah satu karya sastra yang banyak menggunakan gaya bahasa yaitu puisi.
Hal yang membuat puisi banyak menggunakan gaya bahasa, karena puisi
merupakan sebuah setruktur unsur-unsur yang bersistem, yang unsur-unsurnya
saling berhubungan timbal balik.

Metode
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu
dengan mendeskripsikan objek yang dianalisis. Objek yang diambil sebagai data
penelitian yaitu sebuah karya puisi. Teknik pengumpulan dalam analisis ini yaitu
dengan membaca dan mencatat data-data yang berasal dari baris-baris puisi yang
memiliki gaya bahasa tertentu, Adapun jenis gaya bahasa yang dijadikan bahan
analisis sebagai berikut:

Tabel 1.
Instrumen analisis
GAYA BAHASA
PERBANDINGAN PENEGASAN PERTENTANGAN PERUMPAMAAN
Simile: Adanya Hiperbola: Sinekdoke: Gaya yang Personifikasi:
perbandingan Bermaksud Mempersamakan
langsung dan melebihkan tergolong gaya benda dengan
eksplisit. sesuatu yang pertautan yang manusia,
dimaksudkan. didalamnya terdapat bendabenda mati
dua kategori yang dibuat seolah
berkebalikan yang hidup.
pertama, pernyataan

yang menyebut
sebagian untuk
menyatakan
keseluruhan, yang
disebut pars pro toto,
sedang yang kedua,
pernyataan yang
menyebut keseluruhan
untuk sebagian, yang
dikenal dengan nama
totum pro parte.
Metafora: Gaya Paradoks: Cara Pertentangan: Litotes:
perbandingan yang penekanan penuturan
bersifat tidak yang sengaja Menunjuk pada makna Dimaksudkan untuk
langsung dan implisit. menampilkan unsur yang berkebalikan mengecilkan fakta
pertentangan di dengan yang yang sesungguhnya
dalamnya disebut secara harfiah. ada.

Tautologi: Sarana Pertautan: Majas yang


retorika yang didalamnya terdapat
menyatakan hal atau unsur pertauan,
keadaan dua kali ; pertalian, penggantian,
maksudnya supaya atau hubungan yang
arti kata atau keadaan dekat antara makna
itu lebih mendalam yang sebenarnya
bagi pembaca atau dimaksudkan dana pa
pendengar. Sering yang secara konkret
kata yang dikatakan oleh
dipergunakan untuk pembicara.
mengulang itu tidak
sama, tetapi artinya
sama atau hampir
sama.

Paralelisme: Metonimi: Gaya yang


menunjukkan adanya
Persejajaran atau pertautan atau
mengulang isi kalimat pertalian yang dekat.
yang maksud
tujuannya serupa.

Pleonasme:

Keterangan
berulang atau
secara sekilas
seperti
tautologi,
tetapi kata yang kedua
sebenarnya telah
tersimpul dalam kata
yang pertama.
Enumerasi: Sarana
retorika yang berupa
pemecahan suatu hal
atau keadaan menjadi

beberapa
bagian
dengan
tujuan agar
hal atau
kejadian itu
lebih jelas
dan nyata
bagi
pembaca
atau
pendengar.

Hasil dan Pembahasan


Puisi merupakan hasil buah pikiran dan juga perasaan secara imajinatif dan
disusun dengan mengkonsentrasikan kekuatan fisik, batin dan bahasa.

Judul puisi yang akan penulis analisis yaitu salah satu puisi Chairil Anwar
yang berjudul Senja Di Pelabuhan Kecil. Berikut adalah hasil analisis penulis.

SENJA DI PELABUHAN KECIL

buat Sri Ajati

Ini kali tidak ada yang mencari cinta

di antara gudang, rumah tua, pada cerita

tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut

menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut.

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang

menyinggung muram, desir hari lari berenang

menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak

dan kini, tanah, air, tidur, hilang ombak.


Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan

menyisir semenanjung, masih pengap harap

sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan

dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.

Dalam puisi Senja di Pelabuhan Kecil karya Chairil Anwar terdapat gaya
bahasa yaitu personifikasi pada baris desir hari lari berenang. Dalam baris tersebut
desir merupakan suara angin yang berhembus di pelabuhan, tetapi dalam puisi
tersebut digambarkan bahwa suara desir itu berlari dan berenang layaknya
manusia. Selain itu gaya bahasa personifikasi juga terdapat pada baris gerimis
mempercepat kelam dan ada juga kelepak elang menyinggung muram.

Selain itu ditemui pula gaya bahasa penegasan dengan majas tautologi dan
hiperbola dalam puisi Senja di Pelabuhan Kecil pada baris

Ini kali tidak ada yang mencari cinta

Di antara gudang, rumah tua, pada cerita.

Puisi ini oleh Chairil ditujukan kepada Sri Ajati yang begitu ia cintai, tapi
sayang sekali perasaan cinta Chairil bertolakbelakang dengan Sri. Bukan cinta Sri
yang Chairil dapat, melainkan penolakan. Pada baris ini “Si Binatang Jalang”
kemudian menggambarkan suasana hatinya ketika ditolak oleh Sri dengan
mengatakan bahwa di dunia ini sudah tidak ada lagi manusia yang mencari cinta.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, puisi
Senja di Pelabuhan Kecil karya Chairil Anwar, penulis menemukan dua gaya
bahasa penegasan dengan majas personifikasi, tautologi, dan metafora. Majas
hiperbola merupakan majas yang maknanya dilebih-lebihkan seperti yang
tergambar pada baris pertama. Adapun pada baris kelima sampai keenam
ditemukan majas personifikasi. Adapun pada baris pertama dan kedua ditemukan
majas tautologi karena baris tersebut disertai ulangan bunyi.

Daftar Pustaka
Anwar, Chairil. 2011. Aku Ini Binatang Jalang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pradopo, R.D. 2009. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: UGM.

Anda mungkin juga menyukai