Anda di halaman 1dari 6

DRAMA MODERN

Drama modern adalah sebuah jenis drama yang menggunakan naskah dimana
drama ini bertolak dari hasil sastra yang tersusun untuk pementasan.

JENIS-JENIS DRAMA MODERN


ü  Konvensional atau sandiwara ialah sebuah drama yang bertolak dari para pelaku
atau tokoh drama yang disajikan secara konvensional.
ü  Kontemporer atau teater mutakhi ialah sebuah drama yang mendobrak kovensi
lama dan penuh dengan pembaharuan,penyajian baru,gagasan baru,ide-ide
baru,juga penggabungan konsep barat dan timur.

CIRI-CIRI DRAMA MODERN


v  Menggunakan berbagai teknologi modern
v  Dipentaskan diatas panggung yang cukup megah
v  Properti yang digunakan lebih beragam
v  Peminatnya umumnya dari berbagai lapisan masyarakat
v  Cerita yang dipertunjukan berupa cerita-cerita zaman sekarang atau juga ada
beberapa yang menggunakan cerita rakyat dengan dipadu teknologi modern

CONTOH
o   Deru debu
o   Gejolak jiwa
o   Raja jalanan

CONTOH TEKS DRAMA MODERN


Teks Drama Modern
news.inbachamber.org

Drama modern atau drama kontemporer merupakan jenis pertunjukan yang


menunjukkan gambaran kehidupan saat ini dengan berbagai masalah yang muncul.
Ada banyak sekali tema drama modern yang bisa dipentaskan. Berikut ini salah
satu contoh naskah teks drama modern dengan tema komedi ringan.

Penjelasan Karakter

Roy: Pintar, cerdik, pandai berkilah, dan pembohong berat.


Pak Asep: Guru yang tegas dan emosional

Rena: Suka penasaran dan cerewet

Zainal: Tidak terlalu pintar dan menonjol di sekolah.

Ririn: Pintar, rajin, baik hati

Dialog

Di sebuah kelas SMA, hiduplah 4orang siswa yang sedang bahagia. Namun
kondisi berubah ketika mereka mendapatkan kabar bahwa besok akan ujian.

Renas : Eh kalian udah belaja buat ulangan besok?

Robi : Belum

Zainal: Astaga, Innalillahi.

Renas : Apa? Kalau nilai ulangannnya jelek bisa dihukum.

Zainal: Paling-paling hukumannya juga cuma lari keliling lapangan bola 5 kali
doang.

Renas : Bukan! Kali ini hukumannya serem, harus ikut pelajaran tambahan setiap
pulang sekolah. Kamu sudah belajar Rin? (Melirik ke arah Ririn).

Ririn : Sudah dong, Ririn (sambil menunjuk-nunjuk bangga ke dirinya sendiri).

Singkat cerita, kemudian mereka bertaruh. Siapa yang nilai ujiannya paling besar,
maka akan dianggap menang dan bisa memerintah orang yang kalah. Ririn
berusaha keras untuk belajar, sedangkan Robi berjuang keras untuk membuat
contekan di kertas kecil.

(Saat Ujian)

Pak Asep : Baik anak-anak, silahkan buka lembar soalnya sekarang!


Ririn : Bismillah.

Robi : Soal ini kan gampang sekali. Kalau gini kan gak akan ketahuan. (Sambil
menempelkan kertas contekan di pungguh Pak Asep).

Pak Asep : Bapak keluar dulu, ingat jangan nyontek atau bertanya pada temannya
ya. Dan satu lagi, jangan ribut. (keluar kelas).

Robi : Rencana B dimulai (menyilangkan kaki dan melihat kertas contekan di atas
sepatunya).

Robi : Ah, bukan yang ini (bingung)

Robi : Ah yang ini nih! (sambil mengeluarkan kertas contekan dari dasi).

Robi : Selesai (sambil merebahkan diri di kursi, tersenyum puas sambil melirik
teman-temannya yang lain belum selesai mengerjakan).

Akhirnya ulangan selesai, dan Pak Asep membagikan kertas hasil ujian kepada
semua siswanya.

Pak Asep : Ini hasil ujian kalian (sambil membagikan kertas).

Ririn : Hore! Nilaiku 85 (tersenyum puas.

Zainal : Hahahaha, aku dapat 65. Lumayan ujian kemarin cuma 60.

Robi : Lhah Pak, kok nilai ujian saya cuma 50?

Pak Asep : Sebab soal nomor 11-20 di balik kertas gak kamu isi.

Robi : Apa? Masih ada soal lagi?

Ririn : Hahahaha, kamu kalah Roy! Dengan ini saya perintahkan kamu gak
nyontek lagi waktu ujian! (sambil menunjuk-nunjuk Roy dengan tertawa lepas).

Pak Asep : Apa? Jadi kamu kemarin nyontek? Oke, kalau begitu nilai kamu saya
kurangi 5 poin lagi!
Robi : Aduuuh, apes benar aku ini (mengucek-ngucek rambut)

Akhirnya, Robi menyadari kesalahannya dan berjuang keras untuk belajar. Dia
tidak pernah menyontek saat ujian lagi

DRAMA TRADISIONAL
Drama tradisional adalah jenis drama yang tidak menggunakan naskah drama dan
drama ini bersumber dari tradisi suatu masyarakat yang sifatnya improvisatoris dan
spontan .

JENIS-JENIS DRAMA TRADISIONAL


ü  Drama wayang seperti wayang golek, wayang kulit,wayang orang dll.
ü  Drama rakyat seperti ketoprak dan randai
ü  Drama tutur yang diucapkan dan belum diperankan seperti dalang  jemblung dan
kentrung
ü  Drama bangsawan yang dipengaruhi oleh konsep teater barat dan ditunjang juga
dengan pengaruh tradisi melayu dan timur tengah seperti contoh komedi
ü  stambul dan bangsawan.

CIRI-CIRI DRAMA TRADISIONAL


v  Peralatan dalam pementasan masih sederhana
v  Cerita yang diambil mengenai cerita rakyat
v  Dipentaskan diatas panggung sederhana dengan penerangan seadanya
v  Properti yang digunakan masih sangat terbatas
v  Peminatnya umumnya dari berbagai lapisan masyarakat.
*      CONTOH
o   Ludruk ( Jawa Timur)
o   Ketoprak ( Jawa Tengah)
o   Lenong ( Jawa Barat)

CONTOH TEKS DRAMA TRADISIONAL

Berikut ini adalah contoh teks drama tradisional:

Judul: Malin Kundang

Pemain: Malin Kundang, Mande (Ibunya Malin Kundang), dan Puteri.


Prolog

Malin Kundang adalah seorang anak yang telah lama merantau meninggalkan
tanah kelahirannya. Ia mengembara mengadu nasib demi mendapatkan kehidupan
yang lebih baik. Ia meninggalkan Mande, ibu kandungnya seorang diri di tanah
kelahirannya. Singkat cerita, akhirnya Malin Kundang berhasil menikah dengan
seorang putri saudagar kaya raya. Ia pun kembali ke tanah kelahirannya bersama
sang putri.

Dialog

Malin : Istriku, inilah tanah kelahiranku dulu (sambil menunjuk ke arah daratan
dari atas perahu yang bersandar).

Putri : Sungguh indah sekali tanah kelahiran kau ini Kanda.

Mande : (berlari tertatih-tatih setelah mendengar kabar bahwa anaknya sudah


sukses dan pulang) Malin! Kau kah itu nak? (berteriak-teriak kegirangan).

Putri : Siapakah wanita tua itu Kanda?

Malin : (menyembunyikan wajah terkejut ketika melihat ibunya berlari ke arah


perahu) Kanda tak tahu Dinda. Mungkin itu hanya pengemis yang ingin meminta
sedikit sumbangan dari kita saja. Sudah jangan pedulikan lagi dia.

Mande : Malin, ini ibumu nak. Sudah lupakah kau pada ibu yang telah
mengandung dan membesarkan kau ini Malin?

Malin : Wahai wanita tua! Jangan sekali-kali kau berani mengaku sebagai ibuku.
Enyahlah kau! Ibuku bukan wanita tua renta sepertimu, dan ibuku sudah lama
meninggal. Pergi kau dari sini! Jangan sampai kau mengotori kapalku ini!
(berteriak emosi sambil menunjuk ke ibunya).

Mande : (mendengar kata-kata anaknya, ia menangis menahan kesedihan) Ya


Tuhan, kenapa pula anakku berubah menjadi seperti ini? Apa salahku ini Tuhan?
Jika memang ia bukan anakku, maka maafkanlah ia yang telah menghinaku ini.
Namun jika ia benar anakku si Malin Kundang, maka hukumlah dia yang telah
durhaka itu (sambil menengadahkan tangan memohon kepada Tuhan).

Tiba-tiba terdengar suara gemuruh, petir datang menggelegar. Badai besar tiba-tiba
datang dan kapal Malin Kundang terbalik. Seketika kilat menyambar tubuh Malin
dan istrinya. Anehnya, mereka berdua kemudian berubah menjadi batu. Itulah
kekuatan doa seorang ibu. Jangan sampai kita menjadi anak yang durhaka kepada
kedua orang tua.

Anda mungkin juga menyukai