Anda di halaman 1dari 12

Makalah Majas

1. JUDUL
Majas

Majas adalah gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu
karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. Majas merupakan
bahasa yang kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan efek tertentu.
Majas_sering_disebut_gaya_bahasa.

2. KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta
inayah-Nya kepada seluruh umat-Nya. Shalawat dan salam tercurah untuk baginda
Rasulullah SAW yang menjadi teladan untuk umat seluruh alam.

Alhamdulillah, penulis telah menyelesaikan tugas makalah yang sangat


sederhana ini, sebagai pemenuhan karya ilmiah individu.

Dengan selesainya makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih


kepada bapak Drs.Jamilin Tinambunan,M.Ed selaku dosen pembimbing dan media –
media lain nya yang membantu saya dalam pengetikan.

Segala daya dan upaya penulis lakukan untuk menyusun makalah ini, akan
tetapi dengan keterbatasan waktu, tenaga dan minimnya pengalaman, tentunya masih
banyak kekurangan di dalamnya, untuk itu penulis memohon maaf yang sebesar-
besarnya, serta kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan
langkah penulis kedepan.
Sekian, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Pekanbaru, 16 Desember 2011

Rafita Rani Marenti

3. DAFTAR ISI
1. JUDUL ……………………………………………………………………………..….. i
2. KATA PENGANTAR ………………………………………………………..……….. ii
3. DAFTAR ISI ………………………………………………………………..…………. iii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang masalah…………………………………………….…………… 1
I.2 Tujuan …………………………………………………………………..………. 1
I.3 Ruang Lingkup ………………………………………………………….……… 1
I.4 Kerangka Teori ………………………………………………………...…….… 2
I.5 Pembahasan
I.5.1 Pengertian Majas
……………………………………………………………………………………….. 2
I.5.2 Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Resmi
………………….……………………… 2-6
I.5.3 Makna Majas
………………………………………………………………….………………………….. 6-7
I.5.4 Memahami Majas
………………………………………………………………..…………………….. 7
I.5.5 Menggunakan Peribahasa
………………………………………………………………………….. 8

I.6 Hasil ……………………………….…………………………………………… 9

BAB II PENUTUP
II.1 Kesimpulan ………………………………………………………….………… 10
II.2 Saran …………………………………………………………………………... 10

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………... 11

BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Majas merupakan bahasa yang kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan efek
tertentu. Majas memiliki keindahan bahasa tersendiri, karena itu penulis tertarik untuk mengkaji
tentang majas dan peribahasa. karena majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan
maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan
pikiran dari pengarang. Dari keindahan gaya bahasa yang dipakai, majas merupakan bentuk
sebuah ungkapan perasaan dari pengarang. Majas sering disebut gaya bahasa. Disamping itu kita
juga perlu memahami tentang majas, karena majas itu pemahaman, misalnya mencari majas
personifikasi sebuah kalimat yang aneh terdengar. Karena majas ini, terjadi pergeseran makna
yang dapat kita masukkan ke dalam bentuk majas penginsanan. Di samping majas personifikasi ,
kita mengenal majas metafora. Untuk memperjelas dan memperkuat satu pernyataan,pemakai
bahasa membuat perbandingan antara apa yang dimaksud dengan benda atau barang yang lain

I.2 Tujuan
Maksud utama disusunnya makalah ini adalah guna memenuhi tugas mata kuliah
menulis. Adapun tujuannya adalah:
1. Memahami tentang majas.
2. Belajar mengetahui tentang majas.
3. Memahami tentang peribahasa, pepatah, perumpamaan dan pemeo

I.3 Ruang Lingkup


 Pengertian majas
 Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
 Makna majas
 Memahami majas
 Menggunakan pibahasa

I.4 Kerangka Teori


Menurut Henry Guntur Tarigan seorang Ahli Bahasa
>> Majas adalah cara khas seseorang dalam menyampaikan pikirannya atau idenya
kepada orang lain menggunakan bahasa.

Menurut Okke KS Zaimar


>> majas adalah sinonim dari bahasa, namun sebenarnya majas termasuk dalam bahasa.

I.5 Pembahasan
I.5.1 Pengertian Majas

Majas adalah gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu
karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. Majas merupakan
bahasa yang kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan efek tertentu.
Majas sering disebut gaya bahasa.

I.5.2 Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Resmi

1. Majas Perbadingan

a. Personifikasi
Adalah majas yang membandingkan banda-benda tak bernyawa seolah-olah memiliki
sifat seperti manusia.
Contoh:
- Kereta api tua itu meraung-raung di tengah kesunyian malam jum’at pahing.
- Awan menari-nari di angkasa.

b. Perumpamaan/Simik
Adalah majas yang membandingkan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi
sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh pemakai membandingkan bagai, bagaikan,
seperti, ibarat, serupa, dan kata pembanding lainnya.
Contoh:
Perhatika puisi berikut!
Engkau pelik menarik ingin
Serupa dara dibalik tirai (dari padamu jua, karya Amir Hamzah)

c. Metafora
Adalah majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat dan padat. Bedanya dengan
simile, metafora tidak menggunakan kata-kata pembanding.
Contoh:
Aku ini binatang jalan
Dari kumpulannya terbuang
(dari AKU, karya Chairil Anwar)

d. Alegori
Adalah majas yang mempertautkan satu hal atau kejadian dengan hal atau kejadian lain
dalam satu kesatuan yang utuh.
Contoh:
Teratai
Kepada Ki Hajar Dewantara
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun bersemi laksami mengarang
Biarpun ia diabaika orang
Seroja kembang gemilang mulia
(Sanusi Pane)

Dalam puisi teratai, penyair menyimbolkan Ki Hajar Dewantara dengan kuntum bunga teratai
dengan maksud untuk menautkan ciri-ciri bunga teratai dengan gagasan, pikiran, dan cita-cita
tokoh pendidikan tersebut.

2. Majas Pertentangan
Majas pertentangan antara lain meliputi: hiperbola, litotes, ironi, dan paradoks.

a. Hiperbola
Adalah majas yang mengandung pernyataan berlebih-lebihan dengan maksud untuk
mempertebal, meningkatkan kesan dan pengaruhnya.
Contoh:
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
(dari DOA, Chairil Anwar)

b. Litotes
adalah majas yang mengurangi, mengecil-kecilkan kenyataan yang sebenarnya. Tujuannya,
antara lain, untuk merendahkan diri.

Contoh:
- Mampirlah ke gubuk saya! (padahal rumahnya besar dan mewah)

c. Ironi
adalah majas yang menyatakan makna pertentangan dengan maksud untuk menyindir atau
mengolok-olok.

Contoh:
- Pandai sekali kau, baru datang ketika rapat mau selesai.

d. Paradoks
adalah majas yang antar bagian-bagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan.

Contoh:
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia berbaring, tetapi bukan tidur sayang
(dari Pahlawan Tidak Dikenal, karya Toko Sudarto Bachtiar)

3. Majas Pertautan
Majas pertautan antara lain meliputi: metonimia, sinekdoke, alusia, dan ellipsis.

a. Metonimia
adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang,
atau hal lainnya sebagai penggantinya. Kita dapae menyebut pencipa atau buatannya.bisa pula
kita menyebut bahan dari barang yang dimaksud.

Contoh:
- Dikebun binatang mereka terus berkodak. (berkodak: berfoto, ditautkan dengan nama salah satu
merek kamera)

b. Sinekdoke
Adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya, ataupun
sebaliknya.
Sinekdoke dibedakan menjadi dua macam:

1) Pars protato, yaitu majas yang menyebutkan sebagian, tetapi yang dimaksud adalah
keseluruhan.
Contoh:
- dari jauh sudah terlihat batang hidungnya.
- dia telah menjual sejengkal tanahnya untuk menyambung hidupnya.

2) Totem Proparto, yaitu majas yang menyebutkan keseluruhan, tetapi yang dimaksud adalah
sebagian.
Contoh:
- Indonesia menang dalam pertandingan bulu tangkis di Korea.
- Kampungku berpartisipasi dalam lomba voli tingkat kecamatan.

c. Alusia
adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada suatu tokoh atau peristiwa yang sudah
diketahui bersama.
Contoh:
- Orang-orang ingin kembali memandangnya
(dari Pahlawan Tak Dikenal, karya Toto Sudarto Bachtiar)

d. Ellipsis
Adalah majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat.
Contoh:
- Kuraba mitlaliur Jepang dari baju hitam
(dari Buku Tamu Musium Perjuangan, karya Taufiq Ismail).

4. Majas Perulangan
Majas perulangan meliputi: aliterasi, antana klasis, repetisi, paralesisme, dan kiasmus.

a. Aliterasi
adalah majas yang memanfaatkan kata-kata yang permulaannya sama bunyinya.
Contoh:
Dengarkanlah dendang durjana
Lelaki tua putra Madura
(dari lagu Nelayan Selat Madura, karya Djawastin Hasugian)

b. Antana Klasis
Adalah majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.
Contoh:
Pintu-pintu awan, nadi-nadi cahaya
Dan kegelapan,rimba sepi kejadian
(dari MIMPI, karya Abdul Hadi WM)

c. Repetisi
Adalah majas perulangan kata sebagai penegasan yang diruntut dalam baris yang sama.
Contoh:
Dalam kesunyain malam waktu, tidak berpandang, tidak berkawan.
(dari Dibawa Gelombang, karya Sanusi Pane)

d. Paralerisme
Adalah majas perulangan kata yang disusun dalam baris yang berbeda.
Contoh:
Sunyi itu duka
Sunyi itu kudus
Sunyi itu lupa
Sunyi itu lapas

e. Kiasmus
Adalah majas yang berisi perulangan dan sekaligus merupakan inversi.
Contoh:
Karena malam bukan siangnya gelombang dan siang bukan malamnya siang.
(dari Orang Perahu, karya Sutan Iwan Soekri Munaf)

I.5.3 Makna Majas

Di dalam bahasa Indonesia banyak terdapat perubahan-perubahan makna. Perubahan-perubahan


itu antara lain:

1. Widereng, yaitu perubahan makna yang menyatakan bahwa cakupan makna sekarang lebih
luas dari pada cakupan makna dahulu.
Contoh:
- Ibu, ibu yang dahulu sudah menikah, berlayar

2. Naureng (penyempitan), yaitu perubahan makna yang menyatakan bahwa cakupan makna
sekarang lebih sempit dari pada cakupan makna dahulu.
Contoh:
Dahulu Sekarang
Madrasah Sekolah Agama
3. Ameliorasi, yaitu perubahan makna sekarang lebih baik (halus) dari makna dahulu.
Contoh:
Dahulu Sekarang
Nelayan Pramuniaga
Pembantu Pramunisma

4. Peoratif, yaitu perubahan makna yang sekarang lebih rendah dari makna dahulu.
Contoh:
Dahulu : hamil, sekarang: Bunting

5. Senestesia, yaitu perubahan makna yang menjadi akibat pertukaran dua indra yang berbeda.
Contoh: mulut hati, menyakitkan.

I.5.4 Memahami Majas

1. Majas Personifikasi

Sebuah kalimat yang aneh terdengar dalam wacana di atas, yaitu, Krakatau Steel
berteriak. Di sini terjadi pergeseran makna kata berteriak, berteriak dalam kalimat ini bukan
mengeluarkan suara seperti manusia, berteriak. Tetapi berteriak dalam arti meminta perhatian
semua pihak. Pergeseran makna seperti itu dapat kita masukkan ke dalam bentuk majas
personifikasi atau majas penginsanan.

2. Majas Metafora

Di samping majas personifikasi, kita mengenal majas metafora. Untuk memperjelas dan
memperkuat satu pernyataan, pemakai bahasa membuat perbandingan antara apa yang dimaksud
dengan benda atau barang yang lain. Misalnya: “terjadi perang karya”. ‘Perang’ itu merupakan
pertentangan perlawanan yang sangat kat. Jadi ‘perang karya’_merupakan_metafora.

I.5.5 Menggunakan Peribahasa

Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya
mengiaskan suatu maksud tertentu. Peribahasa terbagi dalam tiga jenis, yakni pepatah,
perumpamaan, dan ungkapan. Jadi, dalam hal ini ungkapan merupakan bagian dari peribahasa.

1. Pepatah
Adalah jenis peribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran.
Contoh:
- Datang tanpak muka perhi tampak punggung
(artinya: hendaklah berbaik-baik ketika berkunjung, baik ketika datang maupun pergi)
- Sepala-pala mandi biar basah
(artinya: mengerjakan sesuatu perbuatan hendaknya sempurna, jangan separu-separuh)

2. Perumpamaan

Adalah ibarat, persamaan, peribahasa yang berupa perbandingan. Ciri utama perumpamaan
adanya kata-kata: sebagai, bagai, laksana, bak, seumpama, umpama, atau sejenisnya.
Contoh:
- Bagai air di daun talas, dikiaskan kepada orang-orang yang tidak tetap hatinya atau
pendiriannya, mudah berubah pendiriannya.
- Bagai membendarkan diri ke bukit, artinya: mengerjakan perbuatan yang sia-sia.

3. Ungkapan
Adalah perkataan atau kelompok kata yang khusus untuk menyatakan maksud dengan arti kata
kiasan. Seperti: melihat bulan, datang bulan, bulan madu, dan sebagainya.

I.6 Hasil
 Pengertian majas
Majalah adalah gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu
karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. Majas merupakan
bahasa yang kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan efek tertentu.

 Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Resmi


1. Majas Perbadingan
2. Majas Pertentangan
3. Majas Pertautan
4. Majas Perulangan

 Makna Majas
1. Widereng
2. Naureng
3. Ameliorasi
4. Peoratif
5. Senestesia

 Memahami Majas
1. Majas Personifikasi
2. Majas Metafora

 Menggunakan Peribahasa
1. Pepatah
2. Perumpamaan
3. Ungkapan

BAB II PENUTUP
II.1 Kesimpulan

Telah dibahas pada bab pertama, dapat disimpulkan bahwa :

1. Majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas dalam bentuk tulisan
atau lisan. Majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam
suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang.

2. Jenis-jenis majas dibagi menjadi menjadi 4, yaitu:

a. Majas perbandingan, yaitu majas yang membandingskan sesuatu dengan yang lain. Antara
lain: personifikasi, simik, metafora, dan alegori.
b. Majas pertentangan, antara lain: hiperbola, litotes, ironi, dan oksimarom.
c. Majas pertautan, antara lain: metonemia, sinekdoke, alusia, eufimisme, ellipsis, dan inversi.
d. Majas perulangan, antara lain: aliterasi, antanaklasis, kiasmus, repetisi, dan paralelisme.
3. Di dalam bahasa Indonesia ada makna majas yang terdapat perubahan-perubahan makna,
perubahan-perubahan makna antara lain: widereng, naureng (penyempitan), ameliorasi, peoratif,
dan sinestesis.

4. Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya
mengiaskan suatu maksud tertentu. Dalam peribahasa ada tiga jenis,yaitu: pepatah,
perumpamaan, dan ungkapan.

5. Beberapa peribahasa merupakan perumpamaan, yaitu membandingkan makna yang sangat


jelas karena ia didahului oleh perkataan seolah-oleh, ibarat, bak, seperti, laksana,
macam,_bagai,_dan_umpamanya.

II.2 Saran

Majas merupakan bahasa yang kias. sebagai mana telah banyak diketahui penggunanya.
Majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu
karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. jadi, selain untuk
mewakili suatu ungkapan perasaan selebihnya kita juga perlu mengetahui dan memahami
betulapa itu majas dan makna majas itu sendiri. oleh karena itu majas perlu juga pemahaman-
pemahaman.

DAFTAR PUSTAKA

Sinaga,Mangatur.2009.Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia SMA .Pekanbaru:Yudistira


Parera, J.D. 1998/1999. Pintar Berbahasa Indonesia. Gunung Sahari Raya: PT. Balai Pustaka

sumber lain:
http://titiekindonesia.blogspot.com/2009/04/majas-dan-peribahasa.html

Anda mungkin juga menyukai