Anda di halaman 1dari 6

Culture Experience : Mengenal Rumah Adat Lontiok di Pulau Belimbing,

Kabupaten Kampar

ridho.kurniawan5802@student.unri.ac.id

PENDAHULUAN

Kampar, sebuah kabupaten di Provinsi Riau, memiliki kekayaan budaya yang luar biasa.
Salah satu warisan budaya tak benda yang dimilikinya adalah rumah adat lontiok. Rumah adat
ini merupakan salah satu bentuk arsitektur tradisional masyarakat Melayu yang menggambarkan
hubungan antara masyarakat Melayu dan Minangkabau. Bentuk atap rumah lontiok yang lentik
diyakini sebagai bentuk penghormatan manusia kepada Tuhan dan sesamanya. Selain itu, rumah
lontiok juga memiliki beberapa fungsi, seperti tempat berternak, tempat menyimpan perahu,
tempat bertukang, dan tempat bermain anak-anak.

Rumah adat lontiok juga memiliki filosofi yang mendalam. Filosofi bentuk atap rumah
lontiok dan tiang pada rumah lontiok memiliki makna sosial yang sangat penting bagi
masyarakat Melayu Kuok. Selain itu, kayu-kayu keras seperti kulim, terembesi, resak, atau kayu
punak digunakan untuk membuat bangunan rumah lontiok. Lantai biasanya terbuat dari kayu
medang atau punak, tiang terbuat dari kulim atau punak, jendela dan dinding terbuat dari kayu-
kayu sejenis. Pada masa dahulu, bagian atap dibuat menggunakan ijuk, rumbia, atau daun nipah.

Saat ini, keberadaan rumah lontiok menjadi salah satu objek wisata di Kampar. Daerah
yang menjadi pusat wisata budaya di Kampar adalah desa wisata Pulau Belimbing, Kuok. Desa
wisata ini menawarkan pengalaman budaya yang unik, seperti mengenal adat dan rumah adat
lontiok. Dalam mata kuliah budaya Melayu, kami mahasiswa dalam culture experience yang
dilakukan pada tanggal 22 mei 2023 diharapkan dapat memahami dan mengenal lebih dalam
tentang budaya Melayu, termasuk rumah adat lontiok.

PEMBAHASAN

Kegiatan culture experience yang dilakukan di Kabupaten Kampar, khususnya di Desa


Wisata Pulau Belimbing, Kuok, memiliki latar belakang yang sangat menarik. Desa Wisata
Pulau Belimbing merupakan salah satu objek wisata yang menawarkan pengalaman budaya yang
unik, seperti mengenal adat dan rumah adat lontiok. Desa ini memiliki potensi wisata yang besar,
terutama dalam hal wisata budaya. Desa Wisata Pulau Belimbing memiliki keasrian lingkungan
rumah adat dan mengikuti kegiatan budaya. Selain itu, kegiatan pentas seni kreasi yang diadakan
setiap bulannya juga menambah kemeriahan di desa ini. Kegiatan culture experience di Desa
Wisata Pulau Belimbing, Kuok, menarik minat mahasiswa karena memberikan pengalaman yang
berbeda dan unik dalam mengenal budaya Melayu. Mahasiswa dapat mempelajari lebih dalam
tentang rumah adat lontiok dan filosofinya, serta mengenal keunikan dan kekayaan budaya
Melayu yang ada di Kampar. Selain itu, mahasiswa juga dapat memperluas wawasan dan
pengetahuan mereka tentang kebudayaan Indonesia, khususnya kebudayaan Melayu.

Meskipun Desa Wisata Pulau Belimbing memiliki potensi wisata yang besar, terdapat
beberapa masalah yang dihadapi terhadap objek tersebut. Salah satu masalahnya adalah
kurangnya promosi dan pemasaran yang dilakukan oleh pihak terkait. Hal ini menyebabkan
kurangnya pengunjung yang datang ke desa wisata tersebut. Selain itu, infrastruktur yang kurang
memadai juga menjadi masalah yang dihadapi, seperti jalan yang rusak dan minimnya fasilitas
umum. Masalah lainnya adalah kurangnya kesadaran masyarakat setempat dalam menjaga
kebersihan dan kelestarian lingkungan di sekitar desa wisata. Oleh karena itu, diperlukan upaya
yang lebih serius dari pihak terkait untuk mengatasi masalah-masalah tersebut agar Desa Wisata
Pulau Belimbing dapat menjadi objek wisata yang lebih berkembang dan berkelanjutan di masa
depan

Pada kegiatan culture experience di rumah lontiok Pulau Belimbing Kuok, mahasiswa
melakukan berbagai proses kegiatan untuk mengenal budaya Melayu setempat. Kegiatan dimulai
dengan penyambutan sarapan pagi dan penjelasan narasumber mengenai budaya Melayu,
termasuk bagian inti yaitu mengenal rumah adat lontiok dan merasakan adat makan bejamba.
Selain itu, mahasiswa juga bermain permainan rakyat Melayu dikampar dan melakukan kegiatan
lainnya. Dalam kegiatan culture experience tersebut, mahasiswa dapat mempelajari dan
merasakan langsung budaya Melayu setempat, seperti adat makan bejamba dan bermain
permainan rakyat Melayu dikampar. Kegiatan ini dapat membantu melestarikan budaya Melayu
dan meningkatkan potensi wisata di Desa Pulau Belimbing Kuok. Dalam Kunjungan kami ke
Kabupaten Kampar, khususnya di Rumah Lontiok Pulau Belimbing, Kuok, memberikan
pengalaman budaya yang sangat berharga bagi kami sebagai mahasiswa. Dalam kegiatan kami
ini kami bisa merasakan siapa yang mendapat hasil/dampak dari kegiatan culture experience ini,
baik kami sebagai mahasiswa, narasumber yang menjelaskan, atau bahkan masyarakat setempat.
Dalam pengalaman kami, kami merasa bahwa kegiatan ini memberikan dampak yang positif
bagi semua pihak yang terlibat. Sebagai mahasiswa, kami dapat memperluas wawasan dan
pengetahuan kami tentang budaya lokal, sejarah, dan tradisi. Kami juga dapat memperdalam
pemahaman kami tentang keanekaragaman budaya Indonesia dan menghargai perbedaan antara
daerah yang berbeda. Narasumber yang menjelaskan juga dapat merasakan dampak positif dari
kegiatan ini, karena mereka dapat berbagi pengetahuan mereka tentang budaya lokal dengan
orang lain dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia. Selain itu, masyarakat setempat
juga mendapat manfaat dari kegiatan ini, karena mereka dapat memperoleh penghasilan
tambahan dari wisatawan dan mempromosikan kekayaan budaya mereka kepada orang lain.

Saat ini, keberadaan rumah Lontiok menjadi salah satu objek wisata di Kampar. Daerah
yang terkenal dikunjungi sebagai wisata rumah Lontiok adalah Pulau Belimbing, Kampar.
Namun, jumlah rumah Lontiok kini tak banyak lagi seiring dengan pembangunan arsitektur
modern. Salah satu rumah Lontiok yang sudah tidak terawat lagi terletak di Dusun Pulau
Belimbing Desa Sipungguk. Meskipun demikian, Rumah Lontiok tercatat pada tahun 2017
sebagai Warisan Budaya Tak benda Indonesia dari Riau. Rumah Lontiok masih dapat menjadi
objek wisata yang menarik. Dari hasil kegiatan yang kami laksanakan pada tanggal 22 mei 2023,
rumah lontiok yang masih ada saat ini tapi kondisi nya sudah banyak yang rusak ada sekitar 2
rumah, akan tetapi masih bisa dikenali dengan baik, dan Narasumber masih bisa menjelaskan
bagian bagian dan makna yang ada pada rumah lontiok tersebut. Untuk menjaga keberadaan
rumah adat Lontiok di Kuok Pulau Belimbing, beberapa kemungkinan reaktualisasi, revitalisasi,
repatriasi, dan restorasi yang dapat dilakukan antara lain:

1. Reaktualisasi

Reaktualisasi dapat dilakukan dengan mengembangkan kembali fungsi dan peran rumah
Lontiok sebagai tempat musyawarah adat suku Ocu[1]. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengadakan kegiatan musyawarah adat di rumah Lontiok secara berkala.

2. Revitalisasi
Revitalisasi dapat dilakukan dengan memperbaiki kondisi fisik rumah Lontiok yang
sudah rusak atau tidak terawat[2]. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan perbaikan dan
pemeliharaan secara berkala.

3. Repatriasi

Repatriasi dapat dilakukan dengan mengembalikan fungsi dan peran rumah Lontiok
sebagai tempat tinggal[3]. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajak masyarakat setempat
untuk kembali tinggal di rumah Lontiok.

4. Restorasi

Restorasi dapat dilakukan dengan mengembalikan kondisi rumah Lontiok seperti


aslinya[4]. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbaiki kondisi fisik rumah Lontiok dan
mengembalikan ornamen dan arsitektur seperti aslinya.

Model yang dapat dilakukan untuk menjaga keberadaan rumah adat Lontiok di Kuok
Pulau Belimbing adalah dengan mengembangkan rumah Lontiok sebagai objek wisata budaya.
Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan kegiatan edukasi tentang adat dan budaya yang ada
di Kuok terutama di Dusun Pulau Belimbing. Selain itu, pengembangan rumah Lontiok sebagai
objek wisata budaya juga dapat dilakukan dengan mengadakan kegiatan silat dan musik
tradisional calempong. Dengan demikian, diharapkan rumah Lontiok dapat menjadi objek wisata
yang menarik dan tetap terjaga keberadaannya.

KESIMPULAN

Desa Wisata Pulau Belimbing di Kabupaten Kampar, khususnya Rumah Lontiok di


Kuok, menawarkan pengalaman budaya yang unik dan menarik bagi mahasiswa dan wisatawan.
Kegiatan culture experience di desa ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk
mempelajari budaya Melayu, seperti rumah adat lontiok dan adat makan bejamba, serta bermain
permainan rakyat Melayu dikampar. Namun, Desa Wisata Pulau Belimbing juga menghadapi
beberapa masalah, seperti kurangnya promosi dan pemasaran, infrastruktur yang kurang
memadai, dan kurangnya kesadaran masyarakat setempat dalam menjaga kebersihan dan
kelestarian lingkungan.
Dalam kegiatan culture experience tersebut, semua pihak yang terlibat, seperti
mahasiswa, narasumber, dan masyarakat setempat, mendapatkan manfaat. Mahasiswa dapat
memperluas wawasan dan pengetahuan tentang budaya lokal, narasumber dapat berbagi
pengetahuan mereka, dan masyarakat setempat dapat memperoleh penghasilan tambahan dari
wisatawan. Untuk menjaga keberadaan rumah adat Lontiok di Kuok Pulau Belimbing, dapat
dilakukan reaktualisasi, revitalisasi, repatriasi, dan restorasi. Selain itu, pengembangan rumah
Lontiok sebagai objek wisata budaya dengan mengadakan kegiatan edukasi dan pertunjukan seni
tradisional juga penting untuk mempromosikan kekayaan budaya Melayu dan meningkatkan
potensi wisata di desa tersebut. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan Desa Wisata
Pulau Belimbing, khususnya Rumah Lontiok, dapat menjadi objek wisata yang lebih
berkembang, terjaga keberadaannya, dan memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi
masyarakat setempat.

DAFTAR PUSTAKA:

Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK). (2022). Filosofi Rumah Adat Lontiok Khas Desa
Wisata Pulau Belimbing Kuok Kabupaten Kampar Provinsi Riau.
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/10007/7634
JADESTA. Produk Wisata Rumah Adat Lontiok.
https://jadesta.kemenparekraf.go.id/paket/rumah_adat_lontiok
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pekanbaru. (2018). Rumah Lontiok Kampar – Warisan
Budaya Tak Benda Riau. https://dispusip.pekanbaru.go.id/rumah-lontiok-kampar-
warisan-budaya-tak-benda-riau/
Wikipedia. (2014). Lontiok. https://id.wikipedia.org/wiki/Lontiok
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK). (2022). Filosofi Rumah Adat Lontiok Khas Desa
Wisata Pulau Belimbing Kuok Kabupaten Kampar Provinsi Riau.
https://dispusip.pekanbaru.go.id/rumah-lontiok-kampar-warisan-budaya-tak-benda-riau/
JOM FISIP. (2016). Daya Tarik Wisata Budaya di Desa Wisata Pulau Belimbing.
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/download/10730/10386
Journal on Education. (2023). Nilai Sosial Rumah Lontiok di Desa Pulau Belimbing Kabupaten
Kampar. https://jonedu.org/index.php/joe/article/download/827/639
ResearchGate. (2023). Makna Bangunan Rumah Adat Lontiok Masyarakat Melayu Kuok: Kajian
Semiotik.https://www.researchgate.net/publication/367164537_Makna_Bangunan_Ruma
h_Adat_Lontiok_Masyarakat_Melayu_Kuok_Kajian_Semiotik
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar. (2019). Kemeriahan Pentas Seni Kreasi
di Pulau Belimbing. https://disparbud.kamparkab.go.id/kemeriahan-pentas-seni-kreasi-di-
pulau-belimbing/
Neliti. (n.d.). Daya Tarik Wisata Budaya di Desa Wisata Pulau Belimbing Kecamatan Kuok
Kabupaten Kampar Provinsi Riau. https://www.neliti.com/publications/205492/daya-
tarik-wisata-budaya-di-desa-wisata-pulau-belimbing-kecamatan-kuok-kabupaten
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pekanbaru. (2018). Rumah Lontiok Kampar – Warisan
Budaya Tak Benda Riau. https://dispusip.pekanbaru.go.id/rumah-lontiok-kampar-
warisan-budaya-tak-benda-riau/
Lidia, A. (2017). Rumah Adat Lontiok: Arsitektur Tradisional Masyarakat Melayu Kampar. UIN
Sultan Syarif Kasim Riau. https://repository.uinib.ac.id/6476/2/bab%20I%20lidia.pdf
Mardiana, E., & Sari, E. P. (2016). Daya Tarik Wisata Budaya di Desa Wisata Pulau Belimbing.
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 3(2), 1-13.
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/download/10730/10386
Sari, R. P., & Sari, E. P. (2022). Filosofi Rumah Adat Lontiok Khas Desa Wisata Pulau
Belimbing Kuok Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Jurnal Pendidikan dan Konseling
(JPDK),1(2),1-10. https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/
10007
Suryani, D. (2023). Makna Bangunan Rumah Adat Lontiok Masyarakat Melayu Kuok:Kajian
Semiotik.Journal on Education,1(1),1-11.
https://jonedu.org/index.php/joe/article/download/843/654
Yulianti,R. (2017). Rumah Lontiok Kampar. Scribd.
https://id.scribd.com/document/535190745/BAB-1

Anda mungkin juga menyukai