Anda di halaman 1dari 5

Rumah Lontiok, Rumah Tradisional Masyarakat Kampar

Sephia Lisa Tamara

Program Studi PPKn, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau


Email : sephialita@gmail.com

ABSTRAK
Artikel ini mengulas tentang sejarah Rumah Lontiok atau Lentik yang mana memiliki arti
lengkungan yang semimbang. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kegiatan cultural experience
mata kuliah Budaya Melayu Riau, yaitu kegiatan menjelajah kampung Melayu atau budaya
Melayu sebagai bentuk pembelajaran atau pemahaman budaya Melayu, khususnya pada materi
tentang rumah adat Melayu. Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah: (1) mengetahui sejarah
rumah adat masyarakat kampar, (2) mengetahui bentuk rumah adat melayu secara langsung.

Kata kunci : Rumah adat, Rumah Lontiok, Sejarah, Budaya Melayu Riau

A. PENDAHULUAN Penelitian ini dilakukan oleh


Selain sebagai objek wisata mahasiswa PPKN fakultas keguruan
budaya rumah lontiok ini juga bisa dan ilmu pendidikan universitas Riau
dijadikan sebagai objek penelitian angkatan 22 yang dilakukan pada
seni dan sejarah. Rumah lontiok ini tanggal 22 Mei tahun 2023. Rumah
memiliki banyak sekali ciri khas dari lontiok menjadi tujuan penelitian
bagian-bagian rumah tradisional karena bentuk serta sejarah dari
tersebut baik bagian atap tangga setiap bagian rumah tersebut
anak tangga dan lainnya itu memiliki memiliki banyak sekali nilai-nilai
ciri dan maknanya masing-masing. dan makna yang dari rumah
Dan masyarakat percaya bahwasanya tradisional tersebut. Yang mana
rumah lontiok adalah tempat yang membuat kami tertarik pada kegiatan
sakral. penelitian terhadap rumah tradisional
masyarakat Kampar, penelitian ini
merupakan bentuk nyata dari materi menjadi objek wisata budaya sebagai
yang mempelajari Budaya Melayu penelitian seni dan sejarah dan lain
Riau yang membahas tentang rumah sebagainya.
adat Melayu.
B. PEMBAHASAN
Dalam hal ini rumah lontiok
merupakan salah satu rumah yang Lontiok adalah rumah
dalam sejarahnya tidak dibangun tradisional masyarakat
begitu saja tanpa adanya latar Kampar, Riau yang berbentuk rumah
belakang dari berdirinya rumah panggung. Kata lontiok  berasal dari
lontiok ini di daerah Kampar lebih kata lentik yang artinya lengkungan
tepatnya di desa kuok, pulau yang seimbang. Kenapa? Karena
belimbing. apapun jenis kekuatannya itu
Pulau Belimbing merupakan memiliki keseimbangan, dan rumah
wilayah pemukiman Melayu. Adat lontiok ini juga merupakan rumah
istidat dan kebudayaan yang ada di tahan gempa, dan juga rumah lontiok
Kampar masih kental, baik dari memeiliki bahasa isyarat yang sangat
tingkah laku, penggunaan bahasa di jaga dan dilestarikan. Rumah
Melayu dengn dialek yang khas, lontiok didirikan dengan memiliki
pakaian tradisional, yang sampai dua fungsi, yaitu sebagai tempat
saat ini masih tetap dilestarikan tinggal keluarga dan sebagai tempat
oleh masyarakat setempat. Rumah untuk perkumpulan kesukuan serta
Lontiok merupakan salah satu tempat musyawarah. Karena
bangunan tradisional yang ada di memiliki dua fungsi yaitu sebagai
kabupaten Kampar. tempat tinggal dan tempat
Dan seiring berkembangnya musyawarah, Rumah Lontiok di
zaman banyak perubahan yang bangun tanpa memiliki kamar.
terjadi dari zaman dahulu hingga Rumah Lontiok diperuntukan untuk
masa kini karena adanya kemajuan anak perempuan, hal ini karena ada
teknologi komunikasi dan informasi sistem nazdar dalam rumah tersebut
menyebabkan rumah lontiok ini yang artinya masyarakat menganut
sistem matrilineal. Rumah Lontiok saat ini masih tetap dilestarikan
yang berada di pulau belimbing oleh masyarakat setempat. Rumah
pernah dijadikan cagar budaya oleh Lontiok merupakan salah satu
pemerintah kabupaten Kampar bangunan tradisional yang ada di
dengan nama Museum Kandil kabupaten Kampar. Rumah Lontiok
Kemilau Emas sebagai objek wisata yang berada di Desa Pulau
sejarah. Belimbing ini telah berusia puluhan
tahun, rumah Melayu ini
Rumah Lontiok biasanya
menampilkan daya tarik seni
memiliki tiga ruangan, tiga ini
arsitektur yang mencerminkan
sesuai dengan pepatah hidup
budaya Melayu dan Islam. Rumah
masyarakat Kampar, yakni alam
Lontiok juga disebut dengan
berkawan (pergaulan sesama warga
Rumah Pencalang yang bermakna
kampung), alam bersamak
sebagai rumah adat dan atapnya
(merupakan cerminan ruang tengah
berbentuk melengkung.
untuk keluarga dan kerabat), serta
alam semalu (dilambangkan dengan Dasar hukum adat terbagi
ruang dapur yang merupakan ruang menjadi beberapa bagian yaitu 4 tata
pribadi kehidupan berumah tangga). cara berkata dan 4 tata cara bersikap,
Untuk mendirikan sebuah Rumah artinya antara perkataan dan
Lontiok, biasanya diawali dengan perbuatan harus sejalan dan tentu
musyawarah para ninik mamak dengan adanya keyakinan masing-
kampung dengan pola gotong royong masing. Karena disetiap pasti tempat
yang erat. memiliki keyakinan yang berbeda-
beda. Tetapi karena ini di Melayu
Pulau Belimbing merupakan
daratan pada umumnya rata-rata
wilayah pemukiman Melayu. Adat
beragama Islam dan itulah yang
istidat dan kebudayaan yang ada di
dijadikan sebagai dasar hukum adat,
Kampar masih kental, baik dari
hukum adat yang melalui perantara
tingkah laku, penggunaan bahasa
hukum islam.
Melayu dengn dialek yang khas,
pakaian tradisional, yang sampai
Dasar hukum Sara terbagi (H. Hamid) merupakan ketua suku
menjadi beberapa bagian yaitu 5 piliang dan sang istri yang bernama
rukun Islam dan 6 rukun yang tidak Sari Umah merupakan bundo
dapat dipisahkan, berbasa-basi juga kanduang dari suku Domo atau
merupakan salah satu dasar hukum dikenal dengan Suompu.
adat begitupun dengan sikap, sikap
Berbeda dengan rumah panggung
kepada orang tua, teman sebaya
kebanyakan, rumah lontiok ini menghadap
sikap, anak-anak dan sikap
ke barat. Nilai-nilai sangat dijaga di sini dan
mengasihi. Sikap mengasihi bukan
pada zaman dahulu perempuan dijaga
saja terhadap manusia tetapi juga
karena kelangsungan keluarga berasal dari
terhadap lingkungan dan alam.
ibu dan jika tidak memiliki anak perempuan
Keberadaan Rumah Lontiok berarti habis masanya karena perempuan
di Kuok banyak. Hal ini tidak yang meneruskannya. Rumah Lontiok juga
dipungkiri karena Kuok merupakan tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah,
salah satu pemukiman penduduk karena dulu pergaulan anak muda sangat
Melayu asli di kabupaten Kampar. dibatasi, misalnya di desa tidak
Pemukiman ini tepat berada di memungkinkan untuk berjalan bersama.
pinggiran sungai Kampar, yang Tidak boleh dan tidak dilazimkan untuk
mana sungai Kampar merupakan urat menikah dengan satu kelompok atau satu
nadi perekonomian, baik sebagai suku, diutamakan dan dianjurkan untuk
jalur transportasi maupun sebagai menikah silang dengan orang yang di luar
sumber penghidupan. suku dan untuk nasabnya itu mengikuti ibu
karena masyarakat melayu daratan
Rumah lontiok merupakan
menganut sistem matrilineal.
benda peninggalan budaya
masyarakat ocu yang dibangun oleh
sepasang suami istri yang benama H.
C. PENUTUP
Hamid dan Sari Umah pada tahun
1898 M dan selesai pada tahun 1900 Pada penelitian ini saya selaku
M. pendiri rumah ini merupakan mahasiswa banyak mendapatkan ilmu yang
seorang pemuka adat dan sang suami mungkin sebelumnya belum saya dapat,
berawal dari mempelajari mengenai
kebudayaan Melayu yang ada dalam mata
kuliah budaya Melayu Riau hingga terjun
langsung ke tempat yang kental budayanya
membuat saya sebagai mahasiswa baik itu
masyarakat pada zaman sekarang harus
menyadari bahwasanya budaya Melayu di
Riau ini masih kental dan masih banyak lagi
ilmu-ilmu yang belum kita ketahui bersama.

Meskipun di era globalisasi


semakin berkembang tetapi kita tidak
boleh terpengaruh oleh kemajuan
teknologi dan informasi sehingga
kita melupakan kebudayaan yang
memang ada sejak zaman dahulu.

Untuk itu masyarakat dan


mahasiswa yang sadar akan hal itu
untuk dapat selalu melestarikan dan
menjaga kebudayaan-kebudayaan
yang ada di sekitar kita. Selain itu
kita juga harus menerapkan kembali
nilai-nilai adat yang sudah ada ada
agar tidak hilang seiring
berkembangnya zaman.

Anda mungkin juga menyukai