Anda di halaman 1dari 4

UNIKNYA FILOSOFI RUMAH LONTIOK, SALAH SATU

WARISAN KEBUDAYAAN MELAYU RIAU DI PULAU


BELIMBING

Mata Kuliah : Budaya Melayu Riau


Dosen Pengampu : Elmustian S.Pd, M.Pd

Menurut narasumber Pak Kecik, di Kampar terdapat 20 suku, dimana ada


melayu 9 pecahan, piliang chaniago 7 banyaknya, domo 3 termasuk yang paling
tua, domo ini identik dengan ikan, lalu ada suku 1 pitopang, dan ada sombu atau
sigompu ibu dari semua suku. Setiap suku memiliki warisan kebudayaanya
masing masing salah satunya adalah rumah adat, rumah adat adalah bangunan
yang memiliki ciri khas khusus, yang digunakan sebagai tempat hunian oleh suatu
suku bangsa tertentu. Rumah adat merupakan salah satu representasi kebudayaan
yang paling tinggi dalam sebuah komunitas suku/masyarakat. Dan disini kita akan
membahas mengenai rumah adat yang terdapat dilokasi pulau belimbing,
Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, yaitu Rumah Adat Lontiok.

Rumah Lontiok, Pemberian nama rumah lontiok karena bentuk perahu


atapnya yang lentik keatas. Rumah lontiok berupa persegi dan Panjang dan
berbentuk rumah panggung, berbentuk panggung dengan maksud menghindari
bahaya banjir atau serangan binatang buas, selain itu juga untuk menyimpan
barang- barang. Bentuk atapnya sama seperti namanya lontiok yaitu lentik dan
atapnya melengkung. Rumah tradisional ini memiliki makna dan filosofi di setiap
pembuatan sudutnya. Seperti dinding rumah lontiok ini didesain menyerupai
perahu semakin keatas semakin miring keluar, seperti badan perahu, dimana
sampan atau perahu adalah lambang satu satunya alat transportasi yang digunakan
masyarakat setempat. Filosofi lain pada rumah lontiok ada ujungnya runcing
sebagai lambang penyeimbangan, dimana setiap sisi kehidupan harus seimbang,
seperti makanan harus seimbang, urusan dunia dan akhirat seimbang dan
lainnya. . Rumah lontiok in terbuat dari kayu dan memiliki jenjang yang lumayan
tinggi, jenjang yang dimaksud disini adalah anak tangga yang berada di menuju
pintu utama, bermula dari tanah dengan kira kira ketinggian lebih dari 1 meter
lalu langsung memasuki ruangan pertama. Jenjang ini selalu berjumlah ganjil
seperti lima, hal itu merupakan keyakinan masyarakat desa Kampar

Rumah lontiok memiliki tiga bagian ruangan dengan fungsi masing yang
berbeda bedan yaitu, bagian ruangan pertama, yang digunakan untuk para pemuka
adat bermusyawarah tentang masalah atau kepentingan tertentu, disini juga
berfungsi sebagai ruang tamu, apabila ada tamu yang datang berkunjung maka
ruangan ini adalah tempat penjamuannya. Bagian kedua di sebut ruangan ibu,
karena disitulah tempat berkumpulnya keluarga, bercanda dalam atap yang teduh.
Terakhir bagian ke tiga dapur, tempat untuk masak memasak

Rumah lontiok ini tidak memiliki kamar, sekat hanya dua yaitu pembagi
antara ruangan tadi. Lalu di rumah lontiok ini terdapat pondasi atau tiang yang
mana bentuk tiang memiliki makna yang berbeda beda. Bentuk segi empat yang
melambangkan empat penjuru mata angin, sehingga dipercaya dapat
mendatangkan rezeki dari keempat penjuru angin tersebut, tiang segi enam
melambangkan enam rukun iman yang harus di percaya dan dilaksanakan pemilik
rumah, tiang segi tujuh melambangkan tujuh tingkatan surga dan tujuh tingkatan
neraka, tiang segidelapan maknanya sama seperti segi empat yaitu penjuru mata
angin, lalu ada tiang segisembilan yang melambangkan pemilik rumah tergolong
orang kaya.

Lalu terdapat juga ukiran yang menambah keindahan rumah Lontiok ini
yang mirip seperti perahu. Saat memasuki ruangan udara dingin menerpa, dan
suasana dulu menyapa Selanjutnya di bagian luar terdapat sumur yang tidak
begitu dalam atau bisa disebut kolam berbentuk persegi empat yang digunakan
untuk mencuci tangaan saat setelah pulang dari ladang. Begitu kaya dan indahnya
kebudayaan di Pulau Belimbing, kabupaten Kampar, provinsi Riau. Semoga kita
dapat terus mengembangkan, melestarikan, dan mejaga kebudayaan dari nenek
moyang kita sehingga tidak lekang oleh waktu dan arus globalisasi.

Created by Arifah (NIM.2205113679)

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai