Anda di halaman 1dari 5

Epidemi dan Wabah Penyakit

Pada UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, yang dimaksud bencana
terdiri dari bencana alam, nonalam dan pandemi. Bencana nonalam adalah bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal
teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. https://www.bnpb.go.id/definisi-
bencana

Epidemi adalah penyakit menular yang berjangkit dengan cepat di daerah yang luas dan
menimbulkan banyak korban. Peningkatan angka penyakit di atas normal yang biasanya terjadi
secara tiba-tiba pada populasi suatu di area geografis tertentu. Contoh penyakit yang pernah
menjadi epidemi adalah virus Ebola di Republik Demokratik Kongo pada 2019, Avian
Influenza/flu burung (H5N1) di Indonesia pada 2012, dan Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS) di 2003. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1112/pandemi-ke-endemi-covid-
19#:~:text=Pandemi%20adalah%20wabah%20yang%20berjangkit,pandemi%20sekarang
%20adalah%20COVID%2D%2019

Sementara Pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi


daerah geografis yang luas (lingkup seluruh negara atau benua), biasanya mengenai banyak
orang. Contoh kasus penyakit yang menjadi pandemic sekarang adalah COVID- 19.
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1112/pandemi-ke-endemi-covid-19#:~:text=Pandemi
%20adalah%20wabah%20yang%20berjangkit,pandemi%20sekarang%20adalah%20COVID
%2D%2019

COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, salah satu jenis
koronavirus. Penderita COVID-19 dapat mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan
bernafas. Wabah Covid-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Hubei, Tiongkok pada tanggal
31 Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
pada tanggal 11 Maret 2020.. Kasus positif Covid-19 di Indonesia pertama kali dideteksi pada
tanggal 2 Maret 2020, ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang.
Perfebruari 2023 total kasus covid 19 di Indonesia sebanyak 6,74 juta dan total yang meninggal
berjumlah 161 ribu.
Covid 19 ini masuk kedalam bencana non alam skala nasional, Presiden Joko Widodo
"Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan
Bencana Non-Alam Penyebaran CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) Sebagai
Bencana Nasional. https://bnpb.go.id/berita/presiden-tetapkan-covid19-sebagai-bencana-nasional

BNPB, 17 Maret 2020. “Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat
Virus Corona di Indonesia” https://bnpb.go.id/berita/status-keadaan-tertentu-darurat-
bencana-wabah-penyakit-akibat-virus-corona-di-indonesia- Diakses tanggal 25 Februari
2023

BNPB, 13 April 2020 “Presiden Tetapkan COVID-19 Sebagai Bencana Nasional”


https://bnpb.go.id/berita/presiden-tetapkan-covid19-sebagai-bencana-nasional Diakses
tanggal 25 Februari 2023

BNPB, “Defenisi Bencana” https://www.bnpb.go.id/definisi-bencana . Diakses tanggal 25


Februari 2023

dr. widya istanto. 5 Agustus 2022 “Pandemi ke Endemi Covid-19”


https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1112/pandemi-ke-endemi-covid-
19#:~:text=Pandemi%20adalah%20wabah%20yang%20berjangkit,pandemi%20sekarang
%20adalah%20COVID%2D%2019 Diakses tanggal 25 Februari 2023

Gagal Teknologi

Kegagalan Teknologi adalah semua kejadian bencana yang diakibatkan oleh kesalahan
desain, pengoperasian, kelalaian dan kesengajaan manusia dalam penggunaan teknologi dan/atau
industri. Berikut penyebab terjadinya kegagalan teknologi

1. Kebakaran
2. Kegagalan/kesalahan desain keselamatan pabrik/teknologi
3. Kesalahan prosedur pengoperasian pabrik/teknologi
4. Kerusakan komponen
5. Kebocoran reaktor nuklir
6. Kecelakaan transportasi (darat, laut, udara)
7. Sabotase atau pembakaran akibat kerusuhan
8. Dampak ikutan dari bencana alam (gempa bumi, banjir, dan sebagainya

Kegagalan teknologi dapat menyebabkan pencemaran (udara, air dan tanah), korban jiwa,
kerusakan bangunan, dan kerusakan lainnya. Bencana Kegagalan teknologi pada skala yang
besar akan dapat mengancam kestabilan ekologi secara global.
https://damkarkotaserang.page4.me/117.html

Contoh kasus kegagalan teknologi :

1. Tragedi Bintaro
BPBD DKI Jakarta menyebutkan salah satu kegagalan teknologi yang paling
tragis adalah Tragedi Bintaro. Tragedi yang menewaskan ratusan korban ini terjadi pada
tahun 1987 yang disebabkan kelalaian petugas yang memperbolehkan masinis untuk
menjalankan kereta api, dimana hal ini termasuk kelalaian manusia dan termasuk dalam
bencana kegagalan teknologi . Tragedi Bintaro merupakan cerita kelam masa lalu yang
menjadikan kereta api KA 225 dan KAA 220 bertabrakan. Korban yang tewas
diperkirakan sekitar 156 orang dan ratusan orang mengalami luka-luka.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/19/17250931/sejumlah-faktor-yang-
menyebabkan-tragedi-bintaro-terjadi?page=all
2. Lumpur Lapindo Sidoarjo Indonesia
Bencana lumpur Lapindo, di Sidoarjo Jawa Timur terjadi pada 2006 dan terus
berlangsung hingga saat ini. Bencana ini terjadi pada 29 Mei 2006 saat perusahaan
tambang yang beroperasi di kawasan tersebut melakukan pengeboran minyak dengan
teknologi yang ada. Namun, kesalahan mekanisme dan prosedur membuat semburan
lumpur yang muncul dari lubang pengeboran tersebut. Dari mulai satu titik hingga
menenggelamkan satu desa bahkan satu kecamatan.
Dampak dari semburan lumpur ini menyebabkan ratusan rumah, bangunan umum,
bangunan pemerintah dan lahan pertanian 16 desa di 3 kecamatan terpendam oleh
lumpur. Kerusakan lingkungan dan amblesnya permukaan tanah di sekitar daerah
genangan lumpur termasuk lahan pertanian, terputusnya jalur transportasi, meledaknya
pipa gas Pertamina dan berbagai macam kerugian lain. Diperkirakan, bencana ini akan
terus berlangsung hingga 30 tahun. Kerugian akibat bencana ini diperkirakan mencapai
45 trilyun rupiah. https://bloggeografi.id/2021/02/04/bencana-non-alam-kegagalan-
teknologi-industri/
3. Tragedi Minamata Jepang
Tragedi industri lainnya yang mencekam adalah Tragedi Minamata yang terjadi
1956 di Kota Minamata, Jepang. Daerah yang kaya dengan hasil laut ini mendadak
mengalami hal mencekam yang merubah segalanya. Tragedi ini terjadi karena limbah
bahan kimia merkuri yang berasal dari industrialisasi yang baru muncul di Jepang pada
masa itu.
Efek besar dari tragedi ini terjadi pada berbagai ikan dan hewan yang seolah-olah
menari hingga mati. Tidak hanya pada hewan, efek dari Tragedi Minamata ini juga
menyerang manusia yang membuat tidak bisa berbicara, berjalan, dan makan. Tingkat
kematian karena tragedi ini mencapai 36,6 persen. 987 penduduk meninggal dunia, dan
2.900 lainnya menderita penyakit aneh yang disebut ”Minamata Disease”.
https://health.grid.id/read/353377947/tragedi-minamata-sejarah-kelam-manusia-terkena-
pencemaran-merkuri-dampak-penyakitnya-tidak-dapat-disembuhkan?page=all

Damkar Kota Serang, 2021 “Kegagalan Teknologi”


https://damkarkotaserang.page4.me/117.html Diakses tanggal 25 Februari 2023

Hartono , Soesanti Harini, 17 Juli 2022 “Tragedi Minamata, Sejarah Kelam Manusia Terkena
Pencemaran Merkuri, Dampak Penyakitnya Tidak Dapat Disembuhkan”
https://health.grid.id/read/353377947/tragedi-minamata-sejarah-kelam-manusia-terkena-
pencemaran-merkuri-dampak-penyakitnya-tidak-dapat-disembuhkan?page=all. Diakses
tanggal 25 Februari 2023

Penerbit:Bloggeografi, “Bencana Non Alam – Kegagalan Teknologi di Bidang Industri”


https://bloggeografi.id/2021/02/04/bencana-non-alam-kegagalan-teknologi-industri/
Diakses tanggal 25 Februari 2023
Pratama, Aswab Nanda, Kompas.com "Sejumlah Faktor yang Menyebabkan Tragedi Bintaro
Terjadi".https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/19/17250931/sejumlah-faktor-
yang-menyebabkan-tragedi-bintaro-terjadi?page=all. Diakses tanggal 25 Februari 2023

Anda mungkin juga menyukai