Anda di halaman 1dari 47

PENGELOLAAN INFORMASI IKLIM UNTUK PENGURANGAN RISIKO BENCANA

HIDROMETEOROLOGI

Dr.Ir.Dodo Gunawan.,DEA
Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim-BMKG

WEBINARSMART
WATER MANAGEMENT UNTUK PENGURANGAN RESIKO BENCANA HIDROMETEOROLOGI
22 NOVEMBER 2022
OUTLINE
Pendahuluan

Bencana Alam di Indonesia

Perubahan Iklim & Kondisi Ekstrim

Dampak Perubahan Iklim & Proyeksi Iklim

Adaptasi & Mitigasi Perubahan Iklim

Sistem Diseminasi Informasi Iklim


PENDAHULUAN

UU 31 /2009 Tentang MKG :


Badan Meteorologi, Klimatologi,
dan Geofisika Indonesia (BMKG)
adalah lembaga pemerintah yang
memiliki tugas dan tanggung SEKTOR LAYANAN BMKG :
1. Pertanian dan kehutanan
jawab untuk menyediakan layanan
2. Pariwisata;
informasi cuaca, iklim, dan 3. Transportasi;
gempa bumi. 4. Pertahanan dan keamanan;
5. Konstruksi;
6. Tata ruang;
Kegiatan utama BMKG adalah 7. Kesehatan;
pengamatan, analisis data, 8. Sumber daya air;
produksi informasi dan 9. Energi dan pertambangan;
layanan/diseminasi 10. Industri;
11. Kelautan dan perikanan; dan
12. Penanggulangan bencana.
FAKTOR PENGENDALI IKLIM DAN CUACA DI INDONESIA

1. ENSO (La Nina / El Nino) ; fenomena atmosfer yang terjadi dalam skala tahunan
2. Monsun ; perubahan pola angin setiap 6 bulan, dapat disertai cold surge.
3. MJO (Madden Jullian Oscillation) ; fenomena atmosfer yang dapat berpengaruh pada peningkatan potensi hujan dengan siklus hidu p
sekitar 30-60 hari
4. Siklon tropis ; fenomena angin kencang yang berputar dengan dimensi hingga ratusan km, terbentuk di wilayah lautan, siklus hi dup
harian.
DEFINISI BENCANA
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis
Alam
Bencana alam disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan
tanah longsor.
Bencana Bencana nonalam  disebabkan nonalam yang antara lain
berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah
penyakit.

Non Bencana Sosial  disebabkan oleh manusia yang


Alam Sosial meliputi konflik sosial antarkelompok atau
antarkomunitas masyarakat, dan teror.
PERUBAHAN IKLIM ,BENCANA SERTA D AMPAKNYA

Bencana Geologi Bencana Meteorologi


Bencana alam yang terkait Bencana Ektra-Terestrial
dengan Bencana alam akibat
Bencana alam yang meteorologi/klimatologi : pengaruh luar angkasa
terjadi di permukaan bumi El Nino, La Nina, Siklon, :badai matahari
:gempa bumi, gunung pemanasan global
meletus, tsunami,

Salah satu bencana meteorologi adalah pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim
1.
PERINGATAN DINI IKLIM
Siap mengawal Indonesia untuk selamat dari bencana terk ait ik lim dan perubahan ik lim (slow
onset)
PERUBAHAN IKLIM
PBB-UNFCCC

Perubahan iklim yang disebabkan baik secara langsung atau tidak


langsung oleh aktivitas manusia sehingga mengubah komposisi
atmosfer global dan variabilitas iklim alami pada perioda waktu
yang dapat diperbandingkan.

UU no.31 Tahun 2009 tentang MKG Pasal 1 no.18

Perubahan Iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan, langsung atau tidak langsung, oleh
aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan
komposisi atmosfer secara global serta perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada
kurun waktu yang dapat dibandingkan.

variabilitas iklim: variasi iklim dalam keadaan rata-rata atau


statistik lain di semua skala temporal/spasial pada satu
periode waktu tertentu (seperti: satu bulan, musim atau Komposisi atmosfer global: komposisi material atmosfer bumi
tahun), dibandingkan dengan statistik jangka panjang untuk berupa Gas Rumah Kaca (GRK) yang di antaranya, terdiri dari
periode yang sama. Karbon Dioksida, Metana, Nitrogen, dan sebagainya
TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIPERATURAN MENTERI LINGKUNGAN
HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-
SETJEN/KUM.1/11/2016 M
PERATURAN MENTERI LHK NOMOR
P.7/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2018 TENTANG PEDOMAN
KAJIAN KERENTANAN, RISIKO, DAN DAMPAK PERUBAHAN
IKLIM
BENCANA H IDROMETEOROLOGI
Kekeringan
Bencana Hidrometeorologi :
bencana yang dan dampaknya dipicu oleh
kondisi cuaca dan iklim dengan berbagai Banjir/genangan
parameternya.
Badai/Topan/Tornado/Angin Puting Beliung
Parameter:
• peningkatan curah hujan, penurunan El Nino
curah hujan,
• suhu ekstrem,
• cuaca esktrem (hujan lebat,angin La Nina
kencang ,kilat/petir)
Kebakaran Hutan

Longsor
Meningkatnya suhu global telah berkontribusi
pada kejadian cuaca ekstrem yang lebih
sering dan parah di seluruh dunia. Gelombang panas/dingin
POTENSI BENCANA DI INDONESIA SEPANJANG TAHUN?

POTENSI BENCANA
DESEMBER, JANUARI,
F EBRUARI
BANJIR, LONGSOR,
GELOMBANG TINGGI

M ARET, APRIL, M EI
PUTING BELIUNG, PETIR, HUJAN
ES

JUNI, JULI, AGUSTUS


KEKERINGAN, KARHUTLA,
GELOMBANG TINGGI

SEPTEMBER, OKTOBER,
NOVEMBER
PUTING BELIUNG, PETIR , HUJAN ES,
HUJAN L EBAT SPORADIS DISERTAI
KILAT/ PETIR / ANGIN KENCANG
BENCANA INDONESIA 2021 & 2022

98 % :Bencana hidrometeorologi
2 %: bencana geologi
BENCANA DI INDONESIA

Kekeringan Banjir

ENSO
Putting beliung
Perubahan Iklim menyebabkan
makin sering terjadi fenomena
ekstrim yang memicu bencana
hidrometeorologi
Bencana Hidrometeorologi: 98%
(BNPB) Karhutla
T HE GLOBAL R ISKS R EPORT 2022

World Economic Forum (WEF) menyatakan bahwa Climate Actian


Failure dan Extreme Weather sebagai highest risk on the global scale
C LIMATE C HANGE
"The average global temperature in 2020 is set to
be about 1.2 °C above the pre-industrial (1850-
1900) level. There is at least a one in five chance of
it temporarily exceeding 1.5 °C by 2024," said WMO
Secretary-General Prof. Petteri Taalas. "This year is
the fifth anniversary of the Paris Agreement on
Climate Change.

Perubahan suhu permukaan global relative 1850-1900 Perubahan permukaan laut rata-rata global relatif terhadap 1900
PENGAMATAN GRK-BUKIT KOTO TABANG (BKT)
• Laju pertumbuhan CO2 tahunan di BKT
=2,23 ppm/tahun,global 2,24 ppm/tahun.
• Mixing ratio CO2 BKT Juni 2021= 407,2
ppm, CO2 global Juni 2021 = 415,3 ppm.
• Umumnya, CO2 BKT < global namun Jaringan Pengamatan GRK
beberapa kasus CO2 di BKT lebih tinggi
dari rata-rata global, hal ini terkait
kebakaran besar yang melanda beberapa
wilayah di Pulau Sumatera.

• Laju pertumbuhan CH4 tahunan BKT= 7,09


ppb/tahun, global CH4 : 6,82 ppb/tahun.
BKT=Bukit Koto Tabang
• Mixing ratio CH4 BKT Juni 2021 = 1894,5 KMY=Kemayoran
ppb, global Juni : 1888,8 ppb. SMG=Semarang
PLU=Palu
• Mixing ratio CH4 BKT > global. Kontribusi SOR=Sorong
dari areal pertanian sekitar dan lahan gambut
merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi CH4 di Sumatera.
PERUBAHAN IKLIM GLOBAL

Perubahan suhu permukaan global (rata-rata Perubahan suhu permukaan global (rata-rata tahunan) periode 1850-
dekade) yang direkonstruksi (1-2000) dan 2020: observasi dan simulasi (warna merah,manusia +natural) dan
simulasi (warna biru, natural)
observasi (1850-2020) (AR6 WG1 2021)
TREND KENAIKAN SUHU UDARA 140 TAHUN DI JAKARTA

Jakarta 1866 - 2010


T max : 2.0°C / 100 yrs
T mean : 1.6°C / 100 yrs
T min : 1.5°C / 100 yrs

Suhu Jakarta
vs
Suhu Daratan
Global

*** (α < 0.001)


https://www.aviso. altimetry.fr).

 Prediksi menggunakan data tidal


UHSLC (ICCSR, 2010)
Time series kenaikan muka air laut  Trend kenaikan: 0.7 - 0.8 cm/year
Sumber data :satellite radar altimeters.  Proyeksi 2000:
• 2030: 24±16 cm
• 2100: 80±40 cm

https://w ww.star.nesdis.noaa.gov/socd/lsa/SeaLevelRise/LSA_SLR_time
series_global.php

Kajian Ulang RAN API: Kajian Basis Ilmiah Proyeksi Iklim Laut, Bappenas 2018
Penipisan Ketebalan Es Tropis Papua
Pengurangan tutupan es tahun
Sampel ketebalan es pengeboran 2016,2015 dan 2010 2010,2015,2016 dan 2017

Citra satelit :luas tutupan es


berkurang 78% (2002 [(~2 km2 ] –
Inti es dari gletser Papua
2018 [0,45 km2] ).
menyimpan rekaman iklim
sejak 1964 dan menunjukkan
pengaruh kenaikan suhu
udara di wilayah tropis Pasifik
yang diperkuat oleh El Niño. .

Tebal es berkurang ~5.26


meter dari 2010-2016, dengan
rata-rata ~1.05 m per tahun.

Tebal es berkurang ~5.7 meter


dari Nov 2015 – Nov 2016.

Hal ini disebabkan karena


tahun 2015/2016 merupakan
tahun El Nino kuat yang
meningkatkan suhu udara dan Gletser tropis Puncak Jaya
mengurangi curah hujan dari kemungkinan akan menghilang dalam
kondiri normal. satu dekade, terutama jika peristiwa El
Niño yang kuat terjadi

Permana et al, PNAS, vol. 116 | no. 52, 2019


Perubahan total gletser di
dekat Puncak Jaya (2002-
2018).

2018

2016

2015

2002

Perubahan total gletser di


2002-2018 Puncak Jaya (1850-2018).
Luas total es Puncak Jaya berkurang
sejak revolusi industri

∼19 km 2 pada ∼1850


∼2 km 2 pada 2002
1850-2018 ∼1.8 km 2 pada 2005
∼0.6 km 2 pada 2015
∼0.46 km 2 pada Maret 2018
∼0.34 km 2 pada Mei 2020
( NASA/USGS Landsat 8 image)

Permana et al, PNAS, vol. 116 | no. 52, 2019


TREN HUJAN EKSTREEM INDONESIA (1981-2021)

Hujan Ekstreem adalah hujan dengan intensitas > 150mm/hari


Anomali suhu udara tahunan adalah perbandingan suhu udara pada tahun tertentu, relatif terhadap rata-rata periode normal
(dalam hal ini adalah rentang waktu tahun 1981-2010). Berdasarkan data dari 89 stasiun pengamatan BMKG, normal suhu udara
periode 1981-2010 di Indonesia adalah sebesar 26.6 oC dan suhu udara rata-rata tahun 2021 adalah sebesar 27.0 oC.

Untuk wilayah Indonesia secara keseluruhan, tahun 2016 merupakan tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0.8 °C
sepanjang periode pengamatan 1981 hingga 2020. Tahun 2021 sendiri menempati urutan ke-8 tahun terpanas dengan nilai
anomali sebesar 0.4 °C, sementara tahun 2020 dan 2019 berada di peringkat kedua dan ketiga dengan nilai anomali sebesar 0.7
°C dan 0.6 °C. Sebagai perbandingan, informasi suhu rata-rata global yang dirilis World Meteorological Organization (W MO) di
laporan terakhirnya pada awal Desember 2020 juga menempatkan tahun 2016 sebagai tahun terpanas (peringkat pertama).
Anomali suhu udara rata-rata per-
stasiun pada tahun 2021 yang diperoleh
dari 89 stasiun pengamatan BMKG di
Indonesia hampir seluruhnya
menunjukkan nilai anomali positif,
dengan hanya sebagian kecil yang
memiliki nilai anomali negatif.

Anomali maksimum tercatat di Stasiun


Meteorologi Sentani - Jayapura
(sebesar 1.4 oC), sedangkan anomali
minimum tercatat di Stasiun Meteorologi
Dumatubun Tual - Maluku Tenggara
(sebesar -0.3 oC).
Perbedaan (selisih) suhu udara rata-rata tahun 2021 dengan tahun 2020 yang diperoleh dari 89 stasiun pengamatan BMKG
menunjukkan nilai perbedaan negatif yang dominan diseluruh wilayah Indonesia, sehingga dapat diartikan bahwa suhu
udara rata-rata tahun 2021 cenderung lebih dingin dibandingkan tahun 2020.

Perbedaan positif terbesar tercatat di Stasiun Meteorologi Sentani - Jayapura (sebesar 0.4 °C), sedangkan perbedaan
negatif terbesar tercatat di Stasiun Meteorologi Syukuran Aminudin Amir - Sulawesi Tengah (sebesar -0.6 °C).
PROYEKSI PERUBAHAN IKLIM INDONESIA
(2020 - 2030)
BAGAIMANA MUSIM KEMARAU DI MASA DEPAN?
Baseline 2006 - 2016: kondisi iklim terkini sebagai titik tolak rencana aksi adaptasi

Jumlah curah hujan pada periode musim hujan tidak banyak berubah
(kiri), tetapi jumlah hari hujan lebat meningkat (kanan) → potensi
bencana hidrometeorologi meningkat.
26
Rata-rata curah hujan tahunan
periode 1991 – 2020
umumnya berada pada kriteria
Menengah (1500 – 3000
mm/tahun).

Daerah yang mengalami peningkatan curah hujan tahunan antara lain Sumatera bagian utara,
sebagian Kalimantan, pesisir selatan Jawa Barat, Bali bagian tengah hingga selatan, Nusa Peta selisih curah hujan periode (1991 –
Tenggara Timur, Sulawesi bagian tengah dan selatan, Maluku bagian barat, Papua Barat dan 2020)- (1981 – 2010) wilayah Indonesia
Papua bagian utara.
27
Peta rata-rata curah hujan bulan Januari dan Juli periode 1991-2020

28
PROYEKSI PERUBAHAN POTENSI BANJIR JANUARI
SKENARIO RCP4.5 DAN RCP8.5

29
PROYEKSI PERUBAHAN POTENSI BANJIR JULI
SKENARIO RCP4.5 DAN RCP8.5

30
PROYEKSI PERUBAHAN JUMLAH HARI HUJAN EKSTREM
MUSIMAN DESEMBER-JANUARI-FEBRUARI
SKENARIO RCP4.5 DAN RCP8.5

31
PROYEKSI PERUBAHAN JUMLAH HARI HUJAN EKSTREM
MUSIMAN JUNI-JULI-AGUSTUS
SKENARIO RCP4.5 DAN RCP8.5

32
PROYEKSI PERUBAHAN TINGKAT KEPARAHAN KEKERINGAN METEOROLOGIS
PERIODE 2020-2049 TERHADAP PERIODE 1976-2005
STANDARD PRECIPITATION INDEX
SKENARIO RCP4.5 DAN RCP8.5

33
PROYEKSI PERUBAHAN JUMLAH HARI KERING BERTURUT-TURUT
PERIODE 2020-2049 TERHADAP PERIODE 1976-2005
CONSECUTIVE DRY DAYS
SKENARIO RCP4.5 DAN RCP8.5

34
PEMBUATAN ATLAS PROYEKSI KEKERINGAN METEOROLOGIS

• Consecutive Dry Days adalah


Jumlah maksimum hari tanpa hujan secara terus menerus
dalam 1 tahun
• SPI 3 bulanan dengan nilai index kekeringan adalah
berdasarkan dari klasifikasi kekeringan menurut WMO yaitu
nilai SPI <= -1 (moderately dry). Kemudian menghitung nilai
Duration, Frequency, dan Severity Kekeringan

35
PERUBAHAN CDD FUTURE TERHADAP BASELINE

RCP4.5 RCP8.5

• CDD di masa depan, secara umum scenario 8.5 lebih kering dibanding scenario 4.5, terutama di bagian
selatan Indonesia.
• CDD pada RCP8.5 di masa depan berubah hingga mencapai 30-40% dibanding baseline

36
PERUBAHAN DURASI KEKERINGAN SPI3 FUTURE TERHADAP BASELINE

RCP4.5 RCP8.5



Durasi Kekeringan SPI3 di masa depan, secara umum scenario 8.5 memiliki pola yang sama dengan scenario RCP4.5.
Peningkatan durasi kekeringan terjadi Kalimantan bagian utara dan Sumatera Barat dan Riau mencapai 20-30%

37
PERUBAHAN FREKUENSI KEKERINGAN SPI3 FUTURE TERHADAP BASELINE

RCP4.5 RCP8.5



Frekuensi Kekeringan SPI3 di masa depan, secara umum scenario 8.5 memiliki pola yang hampir sama dengan scenario RCP4.5.
Peningkatan frekuensi kekeringan terjadi Kalimantan bagian utara, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Riau Papua bagian
utara mencapai 20-30%

38
PERUBAHAN TINGKAT KEPARAHAN KEKERINGAN SPI3 FUTURE TERHADAP BASELINE

RCP4.5 RCP8.5

• Tingkat Keparahan Kekeringan SPI3 di masa depan, secara umum scenario 8.5 memiliki pola yang hampir
sama dengan scenario RCP4.5.
• Tingkat Keparahan kekeringan di masa depan Indonesia secara umum berkurang mencapai kurang dari 20%

39
Data proyeksi iklim berupa parameter curah hujan dari 6
PEMBUATAN ATLAS PROYEKSI BANJIR model RCM hasil downscale CORDEX-SEA (CNRM-CM5,
CSIRO-Mk3.6.0, EC-Earth, IPSL-CM5A-LR, GFDL-
ESM2M, MPI- ESM-MR) diolah kedalam berbagai jenis
indeks iklim yang relevan dengan potensi penyebab
kejadian banjir. Beberapa dari indeks-indeks tersebut
diantaranya:
• curah hujan rata- rata harian (PRCPAVG),
• curah hujan kumulatif bulanan (PRCPTOT),
• jumlah hari hujan lebat (R50mm),
• jumlah hari hujan sangat lebat (R100mm),
• jumlah hari hujan ekstrem (R150mm),
• curah hujan harian maksimum bulanan
(Rx1day),
• curah hujan kumulatif lima-harian maksimum
bulanan (Rx5day), dan
• intensitas presipitasi (SDII). Indeks-indeks iklim
ini kemudian
• diberikan bobot berdasarkan kemungkinan
kontribusi masing-masing atas potensi kejadian
banjir dalam bulan tertentu.

40
PERUBAHAN POTENSI BANJIR FUTURE TERHADAP BASELINE

• Kondisi pada bulan Januari (yang mewakili kondisi musim hujan), potensi
Banjir secara umum scenario 8.5 memiliki pola yang hampir sama dengan
scenario RCP4.5, kecuali di Sumatera Selatan pada RCP 8.5 potensi
banjir menengah menjadi tinggi di masa depan
• Proyeksi potensi banjir tetap tinggi di Papua, Jawa dan sedikit di bagian
selatan Sulawesi. Menengah menjadi Tinggi ada di Kalimantan bagian
selatan, Papua bagian selatan, dan Sumatera Selatan

41
ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

Dukungan adaptasi
perubahan iklim

ASRS
42
ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM PADA SEKTOR

• Mengembangkan varietas tanaman tahan Perubhan iklim


Pertanian • Memberikan perlindungan bagi tanaman

Sumber Daya Air • Meningkatkan efisiensi penggunaan air & kapasitasair.


• Melindungi, memulihkan DAS

• Melestarikan lahan basah, & ruang terbuka pesisir


Pantai • Meningkatkan perencanaan evakuasi daerah pesisir

• Melindungi habitat satwa liar


Lingkungan • Mengurangi polusi &kerusakan habitat/hutan
• Menjaga hutan tetap lestari

• Memperkuat fasilitas produksi energi untuk menahan peningkatan


Energi banjir, angin, petir, tekanan badai
• Meningkatkan efisiensi energi

• Mengatur sistem peringatan dini &tanggap darurat


Kesehatan • Mendidik masyarakat  menghindari potensi meluasnya penyakit
• Menanam pohon, memperluas ruang hijau

43
Langkah Mitigasi Perubahan Iklim

Menanam Pohon untuk Mengatasi


Pengelolaan Biogas
Pemanasan Global

Pemanfaatan hasil samping peternakan Penanaman Lahan Tanpa


berupa kotoran ternak Bakar

Pengelolaan Limbah Rumah


Varietas Padi Rendah Emisi GRK
Tangga

Energi Baru Terbarukan & konversi Pengelolaan Sampah


Energi Terpadu

Pencegahan kebakaran
Konversi Sampah Plastik menjadi BBM
hutan & lahan

Penerangan Jalan Umum


Menggunakan transportasi publik
Tenaga Surya

44
SISTEM DISEMINASI KLIMATOLOGI
Website Klimatologi iklim.bmkg.go.id

45
SISTEM DISEMINASI
@infoBMKG
bmkg.go.id Followers
4.7 M

@infoBMKG @infoBMKG
apps infoBMKG

Followers Followers
1.1 M 2.9 M

5M+

@infoBMKG

46
@infoBMKG

Jl. Angkasa 1 No.2 Kemayoran Jakarta Pusat, Indonesia


www.bmkg.go.id
Info Iklim : 021 4246321 ext. 1707
Info Cuaca : 021 6546315/18
Info Gempabumi : 021 6546316

Terimakasih
kasih

36
3

Anda mungkin juga menyukai