Anda di halaman 1dari 33

KEBIJAKAN DAN STRATEGI

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM


DI PROVINSI RIAU
DWIYANA, S. Hut, M. Si
PEKANBARU DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVINSI RIAU
12 Agustus 2021
 Perjanjian Paris bertujuan untuk
menahan peningkatan
temperatur rata-rata global <
2°C dan melanjutkan upaya
untuk menekan kenaikan
temperatur < 1,5°C di atas
tingkat pra–industrialisasi
 meningkatkan kemampuan
adaptasi terhadap dampak
negatif perubahan iklim,
menuju ketahanan iklim dan
pembangunan rendah emisi,
tanpa mengancam produksi
pangan,.
Insert Your Picture Here
Kejadian perubahan iklim secara
langsung maupun tidak
langsung ikut serta berdampak
terhadap perekonomian
Kerugian pada sektor kesehatan
dan ekosistem sekitar 3,5% PDB

Frekuensi kejadian bencana


yang terjadi akibat perubahan
iklim ikut serta berkontribusi
Dampak Historis dan Proyeksi dampak perubahan Iklim terhadap kerugian perekonomian
terhadap PDB Nasional (sumber : ADB 2009) nasional sebesar 0,3% PDB
(ADB, 2009).
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

N
Konsep Respon Adaptasi : suatu proses untuk memperkuat dan
MEMBANGUN STRATEGI ANTISIPASI DAMPAK perubahan
iklim sehingga MAMPU MENGURANGI dampak negatif dan
Pemanasan Global mengambil manfaat positifnya. (MENYESUAIKAN
PERUBAHAN)

Mitigasi: usaha penanggulangan untuk MENCEGAH


TERJADINYA PERUBAHAN IKLIM melalui kegiatan yang
Perubahan Iklim dapat menurunkan emisi/meningkatkan penyerapan
gas rumah kaca dari berbagai sumber emisi
(MENCEGAH)

Mitigasi Dampak

Adaptasi
Respon/
Tindakan
DASAR HUKUM
1. UU Nomor 6 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Framework Convention on Climate Change
(Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim);
2. UU Nomor 17 Tahun 2004 tentang Pengesahan Kyoto Protocol to The United Nations Framework
Convention on Climate Change (Protokol Kyoto atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-
Bangsa tentang Perubahan Iklim);
3. UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
4. UU Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika;
5. UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
6. UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah Serta Perubahannya;
7. UU Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement to the United Nations Framework
Convention on Climate Change (Persetujuan Paris Atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-
Bangsa Mengenai Perubahan Iklim);
8. PP Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
9. PP Nomor 46 Tahun 2017 tentang Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup;
10. Permen LHK Nomor 33 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Aksi Adaptasi Perubahan Iklim;
11. Peraturan Menteri Menteri LHK Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pedoman Kajian Kerentanan, Risiko, dan Dampak
Perubahan Iklim;
STANDAR KRITERIA ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

 Implementasi adaptasi perubahan iklim perlu memiliki pertimbangan standar


kriteria sehingga tetap selaras dengan arahan Nationally Determined Contribution
(NDC) maupun rencana pembangunan nasional yang adaptif dan berkelanjutan.
 Diperlukan analisis dampak, kerentanan, dan risiko dalam implementasi aksi
adaptasi dengan mengacu pada Permen LHK No. 33 Tahun 2016 dan Permen LHK
No. 7 Tahun 2018.
 Dapat dibantu ahli perubahan iklim yang teregister di KLHK
Pasal 4 : Tahapan penyusunan aksi adaptasi perubahan iklim
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dilakukan antara lain melalui :
PERATURAN MENTERI a. identifikasi target cakupan wilayah dan/atau sektor spesifik dan
LINGKUNGAN HIDUP DAN masalah dampak perubahan iklim;
KEHUTANAN NOMOR b. penyusunan kajian kerentanan dan risiko iklim;
P.33/Menlhk/Setjen/Kum.1/3/2016 c. penyusunan pilihan aksi adaptasi perubahan iklim;
TENTANG d. penetapan prioritas aksi adaptasi perubahan iklim; dan
PEDOMAN PENYUSUNAN e. pengintegrasian aksi adaptasi perubahan iklim ke dalam
AKSI ADAPTASI kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan.
PERUBAHAN IKLIM

Pasal 14
Ayat (1) Dalam menyusun aksi adaptasi perubahan iklim, pemerintah
dan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1),
dapat dibantu oleh pakar terkait perubahan iklim yang teregistrasi.
Ayat (2) Untuk dapat teregistrasi, pakar sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), harus mengajukan permohonan registrasi kepada Menteri
POKOK-POKOK
PENYUSUNAN ADAPTASI
DAN MITIGASI PERUBAHAN
IKLIM
A. Kajian Perubahan Iklim Historis

World Meteorological Organization (WMO) mendefinisikan iklim sebagai


kondisi statistik cuaca dalam periode minimal 30 tahun. Data historis yang
lebih panjang akan memberikan informasi yang lebih baik mengenai
perubahan iklim suatu wilayah. Secara umum, kondisi iklim di wilayah
Indonesia baik iklim daratan maupun laut dipengaruhi oleh angin muson
yang mengakibatkan perubahan pola curah hujan dan suhu udara.

B. Proyeksi Perubahan Iklim Masa Depan


Proyeksi iklim dapat dipahami sebagai suatu upaya untuk mendapatkan gambaran
mengenai respons sistem iklim terhadap perubahan gaya radiatif (radiative
forcing), terutama akibat kenaikan konsentrasi GRK di atmosfer di masa depan.
C. Climate Change Hotspots POKOK-POKOK PENYUSUNAN
ADAPTASI DAN MITIGASI
PERUBAHAN IKLIM

climate change hotspots sebagai wilayah yang ditandai dengan


kerentanan tinggi dan kondisi iklim wilayahnya responsif terhadap
perubahan iklim.
Wilayah-wilayah climate change hotspots dapat dijadikan
pertimbangan untuk menentukan wilayah prioritas dalam
perencanaan dan intervensi program adaptasi

Peta climate change hotspots dapat digunakan untuk mendukung peta-


peta lainnya seperti peta kerentanan dan peta risiko bencana dalam
penentuan target wilayah prioritas program adaptasi
POKOK-POKOK PENYUSUNAN
ADAPTASI DAN MITIGASI
PERUBAHAN IKLIM
D. PROYEKSI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

Secara umum kebutuhan dasar makhluk hidup meliputi pemenuhan kebutuhan atas pangan,
air dan energi, serta kesehatan (lingkungan sehat). Penyediaan kebutuhan dasar tersebut
dipengaruhi oleh ketersediaan layanan ekosistem dan kejadian bencana. Kondisi kesehatan
lingkungan dan manusia merupakan refleksi dari interaksi manusia dengan lingkungan dan
ekosistem di sekitarnya.
 Pangan
Penurunan produksi diakibatkan terganggungnya metabolisme tanaman seperti fotosintesis,
transpirasi, dan laju respirasi yang merupakan proses penentu tingkat produksi tanaman. Cuaca
ekstrem menyebabkan banjir dan kekeringan, serangan hama dan penyakit, dan kerusakan
infrastruktur pertanian. Dampak terhadap produksi tanaman pangan dapat menghambat pemenuhan
pangan dan meningkatnya impor. Hal ini akan berdampak negatif terhadap kondisi perekonomian
Indonesia
 Kesehatan
° peningkatan cuaca dan iklim ekstrem dapat menimbulkan berbagai masalah
lingkungan seperti banjir, tanah longsor, dan kekeringan. Perubahan dan kerusakan
lingkungan akibat hujan maupun banjir berpotensi meningkatkan vektor penyebab
penyakit dan tentunya meningkatkan penularan penyakit. Penyakit menular yang akan
muncul dan merebak di musim penghujan dan banjir adalah infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA), demam berdarah, diare, leptospirosis, malaria, penyakit kulit,
dan bisa juga flu burung (Soeharsono 2002).
° polusi udara yang disebabkan oleh emisi karbon menyebabkan kematian lebih dari 7
juta orang/tahun secara global, dan juga menyebabkan 26% kematian karena penyakit
sistemik hati (WHO, 2019).
° kerugian pada bidang kesehatan akibat adanya perubahan iklim di Indonesia akan
berpengaruh pada nilai PDB Nasional sebesar 0,10 % atau sekitar 7,6 triliun rupiah.
Jika di masa depan perubahan iklim juga memicu kejadian bencana secara bersamaan,
maka dampak terhadap PDB Nasional ditaksir mencapai 1,8% atau sekitar Rp133,36
triliun.
Mengacu Permen LHK P.33/2016

Identifikasi Penentuan Integrasi


Perumusan Pelaksanaan Penyusunan
target prioritas pilihan
masalah kajian pilihan
cakupan pilihan adaptasi
dampak kerentanan adaptasi
wilayah/ adaptasi dalam
perubahan dan risiko perubahan
sektor spesifik perubahan pembangunan
iklim iklim iklim
iklim

Kebutuhan Informasi API : KLHS dan RPPLH


Sumber :
REGULASI PENYUSUNAN PPRK DI INDONESIA
PPRK merupakan implementasi nyata KLHS untuk memastikan komponen daya dukung SDA
dan daya tampung LH menjadi salah satu referensi utama dalam penyusunan kebijakan,
rencana, atau program (KRP) pembangunan.

UU 32 Tahun 2009 Pasal 10 ayat (4): Pasal 15 ayat (2): Pasal 16:
tentang Rencana RPPLH memuat Wajib KLHS kedalam KLHS memuat kajian al:
Perlindungan dan Rencana : adaptasi dan Penyusunan atau tingkat kerentanan dan
Pengelolaan mitigasi terhadap EVALUASI : RTRW, kapasitas terhadap
LingkunganHidup perubahan Iklim RPJP, RPJM perubahan Iklim

PP No 46 tahun 2016 Pasal 13.f : Pasal 29 ayat 2 :


tentang Tata Cara KLHS memuat kajian al: Dalam hal terdapat perubahan Dokumen KRP,
Penyelenggaraan tingkat kerentanan dan terhadap KLHS dilakukan PENINJAUAN
Kajian Lingkungan kapasitas terhadap KEMBALI bersamaan dengan perubahan
Hidup Strategis perubahan Iklim dokumen KRP
Permen LHK No.P.69/2017
Pasal 39 ayat 2 :
tentang pelaksanaan PP 46/2016
Dalam hal terdapat perubahan Dokumen KRP, terhadap KLHS dilakukan
tentang Tata Cara Penyelenggaraan
PENINJAUAN KEMBALI bersamaan dengan perubahan dokumen KRP
Kajian Lingkungan Hidup
AGENDA PEMBANGUNAN RPJMN 2020-2024
 



Kebijakan dan Strategi Mitigasi Perubahan Iklim
204,61 di Provinsi Riau
Juta Ton CO2eq
1. Proyeksi Emisi BaU Tahun 2020= 408.551 juta ton CO2eq
2. Proyeksi Emisi Mitigasi Tahun 2020= 188.718 juta ton CO2eq

Capaian Potensi Penurunan Emisi Gas DALAM RPJMD PROVINSI RIAU


Rumah Kaca dari aksi Mitigasi
Perubahan Iklim yang dilaksanakan di TAHUN 2019-2024 :
Provinsi Riau Tahun 2010-2019 Mewujudkan pembangunan yang
berwawasan lingkungan (RIAU HIJAU)
Riau Menjadi Salah Satu Provinsi Pilot
Perencanaan Pembangunan Rendah
Karbon Di Indonesia

1 2 3 4 5 6

2018 2020 2021 2022 2023 2024


INDEKS KUALITAS
LINGKUNAN HIDUP 68.64 71.94 72.96 74.01 75.14 76.24

EMISI GAS RUMAH KACA 396.651 343.988 302.901 297.332 297.275 285.075
(Giga gram CO2-ekivalen)
RIAU HIJAU
Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam Untuk Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Riau Menuju Pembangunan Berkelanjutan

PENDEKATAN KETERLIBATAN PARA PIHAK

Bidang Kehutanan, Lahan, Gambut dan Blue Pemerintah


Carbon
Perguruan Tinggi
Bidang Pertanian

Swasta
Bidang Energi, Transportasi dan Industri

CSO dan Filantropi


Bidang Pengelolaan Limbah

Media
RENCANA AKSI- RIAU HIJAU

MENINGKATKAN KUALITAS MENINGKATKAN BAURAN ENERGI


MENINGKATKAN PENGENDALIAN
PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DARI SUMBER DAYA ENERGI
KERUSAKAN DAN PENCEMARAN
LINGKUNGAN HIDUP a. Integrasi Riau Hijau ke dalam peninjauan TERBARUKAN
kembali RTRW Provinsi Riau
a. Pencegahan Kebakaran Hutan
b. Perubahan orientasi pemanfaatan kawasan Mendorong pengembangan
dan Lahan hutan ke arah Restorasi Ekosistem
b. Pengawasan dan pengendalian c. Penerapan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu
energi terbarukan (EBT) baik
pengelolaan limbah (SVLK) bagi Pemegang Izin dan Pemilik lingkup perkantoran
c. Pembangunan Kawasan Hutan Hak Pemerintah Provinsi Riau
Pengumpul Limbah B3 d. Penerapan sertifikasi ISPO pada maupun industri
Terpadu perkebunan besar dan perkebunan rakyat
e. Fasilitasi pemanfaatan dan penggunaan
d. Peningkatan pelayanan Tempat
kawasan hutan untuk masyarakat (PS, TORA
Pemrosesan Akhir (TPA) dan kerjasama kemitraan)
regional dengan sistem f. Pemetaan Hutan Adat
Sanitary Landfill g. Gerakan peningkatan pemanfaatan Jerami
e. Peningkatan Vegetasi Tutupan h. Pengolahaan Limbah Ternak untuk Pupuk
Lahan dan Biogas
f. Penanganan Abrasi i. Peningkatan Produksi Beras
Premium/Organik
j. Peningkatan kesadaran ekologis pada usia
sekolah
STRATEGI DAN KEBIJAKAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM
DALAM RPJMD PROVINSI RIAU
TAHUN 2019-2024
“Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Beriman, Berkualitas dan Berdaya Saing Global Melalui
Pembangunan Manusia Seutuhnya”
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap Meningkatkan pelayanan kesehatan terutama
pelayanan kesehatan masyarakat miskin, kurang mampu dan
terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan
kejadian luar biasa
Peningkatan cakupan pelayanan air minum Meningkatkan ketersediaan air minum
Meningkatkan ketersediaan air minum

Peningkatan pemenuhan akses sanitasi bagi Membangun sarana prasarana sanitasi


masyarakat
Peningkatan pengaturan air dan penanganan Meningkatkan layanan irigasi dan penanganan
abrasi/banjir abrasi/banjir
Indikasi Program Untuk Arah Kebijakan Dalam
Draft RPPLH Provinsi Riau 2021-2050

2021-2025 2026-2030 2031-2035


 Penguatan muatan bahan ajar dari
 Pengembangan teknologi sekolah dasar sampai perguruan tinggi  Penggunaan peta daerah
pemanenan dan pasca panen tentang perubahan iklim rawan bencana dalam
tanaman pangan ramah  Penggunaan peta daya dukung dan
perencanaan pembangunan.
lingkungan daya tampung LH dalam penyusunan
 Peningkatan pembangunan
 Peningkatan infrastruktur rencana pembangunan dan Tata Ruang
 Penguatan KLHS terhadap Kebijakan, RTH di perkotaan
pengendalian air pasang
Rencana, dan Program dengan  Evaluasi opsi adaptasi dan
surut laut berbasis ekosistem
melibatkan stakeholders secara aktif penyusunan rencana aksi
 Pemulihan kerusakan lahan  Pembangunan infrastruktur di kawasan  Pengembangan kelembagaan
 Pengembangan kerjasama pesisir untuk mengatasi semakin dan kerjasama untuk
dan kesepakatan antara naiknya permukaan air laut kawasan perdagangan karbon (Kyoto
pemanfaat air, antar provinsi, pesisir untuk mengatasi semakin
Protocol dan Paris
antar daerah, antar pihak naiknya permukaan air laut
 Revitalisasi konstruksi dan bangunan Agreement)
dalam pengelolaan DAS
bersejarah sehingga adaptif terhadap  Pemanfaatan produk ramah
 Pembangunan infrastruktur
perubahan iklim 49. Peningkatan lingkungan
pencegahan daya rusak air
kualitas ekosistem pesisir (terumbu
pada aliran sungai karang, padang lamun dan mangrove)
 Pengembangan energi kelautan
Indikasi Program Untuk Arah Kebijakan Dalam
Draft RPPLH Provinsi Riau 2021-2050

2036-2040 2041-2045 2046-2050


 Pengembangan pembangkit Pembangunan infrastruktur
listrik mikro hidro  Tanggap perubahan iklim di Pada periode ini, jika
 Pengembangan struktur Pengendalian penyakit arah kebijakan pada periode
ruang yang adaptif terkait perubahan iklim sebelumnya belum
terhadap perubahan iklim  Pengembangan energi baru dilaksanakan, maka
 Pembentukan kampung dan terbarukan lainnya seharusnya dilaksanakan
iklim  Penerapan kantong plastik pada periode ini. Jika sudah
 Pengembangan energi berbayar dilaksanakan, maka perlu
angin menjaga keberlanjutan
fungsi ekosistem dan
pemberian nilai tambah dan
tetap mengupayakan atau
mempertahankan kualitas
lingkungan sesuai target
IKLH
Peta Pantai Abrasi
PETA DAYA DUKUNG DAYA TAMPUNG LH JASA PENGATUR IKLIM
PETA DAYA DUKUNG DAYA TAMPUNG LH JASA PENGATUR PERLINDUNGAN BENCANA ALAM
PETA DAYA DUKUNG DAYA TAMPUNG LH JASA PENGATURA PEMURNIAN AIR
Beberapa Peran DLHK dalam Riau Hijau

Peningkatan peran Pengelolaan


dan kepedulian BANK SAMPAH
masyarakat terhadap Bank sampah sebagaimana Bank
Konvensional adalah melakukan
lingkungan
transaksi dengan menggunakan
1. Pemberian sampah sebagai nilai tukar pengganti
Penghargaan uang
(KALPATARU dan
Setia Lestari Bumi) Revitalisasi Ekonomi
2. Program Adiwiyata Masyarakat
(Gerakan peduli dan
Kegiatan dilaksanakan
berbudaya lingkungan
bekerjasama dengan
hidup di sekolah)
BRGM dengan
3. Program Kampung
melibatkan masyarakat
Iklim
disekitar Kawasan
gambut dan mangrove.
Peningkatan peran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan

Peningkatan Peran Kader Lingkungan dalam


1 Pengelolaan Lingkungan Hidup (Setia Lestari
Bumi 30 individu/pokmas dan Kalpataru 22
individu/pokmas)
Pemanfaatan Potensi Ekonomi Hutan oleh
2 Kelompok Masyarakat (Budidaya Gerunggang,
Jernang dan Ekowisata Mangrove)
Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan
Hidup di Sekolah (Sekolah yang warganya
3 menerapkan prilaku ramah lingkungan hidup)
- Adiwiyata Provinsi 514
- Adiwiyata Nasional 197
- Adiwiyata Mandiri 46
Program Kampung Iklim (ProKlim) adalah program dari KLHK
4 untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dan seluruh pihak
dalam melaksanakan aksi lokal untuk meningkatkan ketahanan
terhadap dampak perubahan iklim dan pengurangan emisi GRK
(28 Kampung Iklim)
PENGELOLAAN BANK SAMPAH
Meningkatkan Taraf Hidup dan Perekonomian Rakyat dengan
Mengelola Sampah
Menggalakkan bank sampah di sekolah dan di rumah serta tidak malu
1
memakai produk daur ulang

Melatih dan Mengajak Masyarakat untuk Mengolah Sampah


Mengenalkan lingkungan bersih dan sehat sejak dini, mengajak 2
masyarakat mendaur ulang sampah

Pengelolaan Sampah Terpilah


- Sampah Organik untuk membuat kompos, pembuatan lubang 3
biopori
- Sampah An Organik: Daur Ulang menjadi kerajinan bernilai
ekonomis, membentuk Bank Sampah di Lingkungan
Perumahan maupun sekolah-sekolah.

Sosialisasi Bank Sampah


Melalui kegiatan arisan-arisan tingkat RT/ RW, Kelurahan 4
dan Kecamatan, Sekolah-sekolah dan Beberapa Lokasi
Lainnya
Revitalisasi Ekonomi

6 KHG, 23 Pokmas, 23 Desa 7 KHG, 23 Pokmas, 23 Desa


Ternak Sapi, Kambing, Bebek Ternak Sapi, Kambing, Pembuatan
Tusuk Sate, Pembuatan Kolam dan
Penggilingan Padi, Budidaya
Budidaya Ikan Air Tawar, Budidaya
Jahe, Sagu, Pinang, Kelapa, Ikan Keramba Sungai, Budidaya
Nenas Jahe Merah, Bawang Merah

6 KHG, 34 Pokmas, 34 Desa


Ternak Sapi, Kambing, Ayam
Potong, Bebek Petelur, Kerbau,
Kerajinan Tangan Seni Ukir dan
3 KHG, 17 Pokmas,
Pernak Pernik, Budidaya 17 Desa
Gerunggung (Nursery), Jahe, Ubi
Kayu, Nenas, Pengolahan Kerupuk
Ikan, Pengolahan Biji Kopi,
Pengolahan Buah Nenas
TERIMAKASIH
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau
Jl. Jenderal Sudirman No. 468 Telp. 21630, 31631, 21440 Fax. (0761) 32651
Pekanbaru - 28126

Anda mungkin juga menyukai