Definisi
Istilah Eko-efisiensi pertama kali dipopulerkan oleh World Business Council for
yang lebih baik, dengan menggunakan sedikit energi dan sumber daya alam. Dalam
bisnis, eko-efisiensi dapat dikatakan sebagai strategi bisnis yang mempunyai nilai lebih
karena sedikit menggunakan sumber daya alam serta mengurangi jumlah limbah dan
pencemaran lingkungan
II.
yang diproduksi dan dikonsumsi. Dengan mengurangi sumber daya yang diperlukan
bagi terbentuknya produk serta pelayanan yang lebih baik, maka bisnis dapat mencapai
keuntungan karena mempunyai daya saing.
III.
Konsumsi energi,
b. Output
Penerapan konsep eko-efisiensi dan produksi bersih hampir serupa.
Perbedaan yang jelas antara keduanya adalah orientasinya, di mana eko-efisiensi
bermula dari isu efisiensi ekonomi pada proses produksi dan peningkatan
pelayanan yang berimplikasi pada penggunaan sumber daya alam maupun
penggunaan bahan beracun, sehingga mempunyai manfaat lingkungan positif.
Sedangkan produksi bersih lebih berorientasi pada strategi pencegahan
pencemaran lingkungan baik akibat proses produksi pada daur hidup produknya
maupun pada aspek pelayanan yang kemudian menghasilkan manfaat ekonomi
positif. Ada 3 (tiga) perangkat eko-efisiensi (GTZ-Pro LH, 2007), yaitu :
1. Good Housekeeping/GHK (Tata kelola yang apik)
Pengelolaan internal yang baik (good housekeeping) berkaitan
dengan sejumlah langkah praktis berdasarkan akal sehat yang dapat segera
diambil oleh badan usaha dan atas inisiatif mereka sendiri untuk
meningkatkan
operasi
mereka,
dan
menyempurnakan
prosedur
good
housekeeping
mencakup
tindakan
prosedural,
serta mendaur ulang limbah yang dapat mengurangi biaya dan ongkos
produksi.
Good
housekeeping
dapat
dilaksanakan
dengan
cara
Faktor finansiil
Kultur perusahaan
Faktor Eksternal:
-
biaya
berorientasi
lingkungan
bertujuan
untuk
meningkatkan
keselamatan
dan
kesehatan
kerja,
dan
memiliki
karyawan
terhadap
perusahaan
membantu