Mengingat
1.
2.
3.
4.
sebagaimana telah diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4412):
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang PokokPokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010 Nomor 1,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara
Nomor 23);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Kegiatan RAD-GRK meliputi bidang:
a. Pertanian;
b. Kehutanan dan lahan gambut;
c. Energi dan transportasi;
d. Industri;
e. Pengelolaan limbah;
f. Kegiatan pendukung lain.
(2) Substansi inti dari RAD-GRK terdiri dari 5 (lima) elemen, yaitu:
a. Sumber dan Potensi Penurunan Emisi GRK
Identifikasi bidang dan kegiatan yang berpotensi sebagai
sumber/serapan emisi GRK, berdasarkan pada cakupan, kondisi
wilayah, kegiatan dan produksi emisi sektoral, dan karakteristik
daerah;
b. Baseline BAU emisi GRK
Baseline BAU atau biasa disebut baseline merupakan perkiraan
tingkat emisi dan proyeksi GRK dengan skenario tanpa intervensi
kebijakan dan teknologi mitigasi dari bidang-bidang yang telah
diidentifikasi dalam kurun waktu yang disepakati (Tahun 2010-2020);
c. Usulan Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK (mitigasi), baik berupa
kegiatan inti maupun kegiatan pendukung.
I
II
III
IV
V
VI
VII
:
:
:
:
:
:
:
Pendahuluan;
Profil Daerah dan Permasalahan Emisi GRK ;
Pembagian Urusan dan Ruang Lingkup;
Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara;
Strategi Implementasi RAD-GRK;
Monitoring dan Evaluasi;
Penutup.
Pasal 7
Kata Pengantar
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RADGRK) Provinsi Sumatera Utara tahun 2010-2020 merupakan
kontribusi Provinsi Sumatera Utara, sesuai dengan amanat
Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi
Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca sampai tahun 2020.
Dalam dokumen ini dibahas upaya aksi mitigasi baik berupa
kegiatan inti maupun kegiatan pendukung yang bersumber dari 6
(enam) bidang yang menjadi target penurunan emisi di Indonesia,
yaitu: bidang pertanian, bidang kehutanan dan lahan gambut,
bidang energi, bidang transportasi, bidang industri dan bidang
pengelolaan
limbah,
yang
merupakan
bagian
yang
tidak
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR GRAFIK
ix
DAFTAR ISTILAH
xi
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
I-1
1.2 Tujuan
I-2
1.3 Sasaran
I-3
I-3
I-5
II-1
II-1
BAB II
2.1.1
II-1
2.1.2
Fisik Lingkungan
II-3
2.1.3
Demografi
II-4
2.1.4
Ekonomi Wilayah
II-7
II-10
II-13
2.3.1
II-15
2.3.2
II-56
2.3.3
II-62
III-1
III-1
III-3
3.2.1
Identifikasi BAU
III-4
3.2.2
III-6
III-7
3.3.1
Sektor Pertanian
III-7
3.3.2
III-11
3.3.3
Sektor Energi
III-15
3.3.4
Sektor Transportasi
III-17
3.3.5
Sektor Industri
III-21
3.3.6
III-24
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
ii
IV-3
4.1.2
IV-13
4.1.3
IV-15
4.1.4
IV-17
4.1.5
IV-19
4.1.6
IV-22
IV-39
4.2.1
IV-39
4.2.2
IV-42
4.2.3
IV-43
4.2.4
IV-46
4.2.5
IV-55
4.2.6
IV-58
IV-69
4.3.1
IV-69
4.3.2
IV-69
4.3.3
IV-69
4.3.4
IV-70
4.3.5
IV-71
4.3.6
IV-72
V-1
V-2
5.1.1
V-2
5.1.2
V-3
5.1.3
V-3
5.1.4
V-5
5.1.5
V-6
5.1.6
V-7
V-9
5.2.1
V-11
5.2.2
V-13
5.2.3
V-15
5.2.4
V-16
5.2.5
V-18
5.2.6
V-19
iii
IV-1
4.1.1
BAB V
IV-1
V-20
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
VI-1
VI-1
VI-1
VI-4
VI-6
6.4.1
VI-6
6.4.2
VI-6
6.4.3
VI-8
6.4.4
VI-12
6.4.5
VI-15
6.4.6
VI-17
VII-1
7.1
Kesimpulan
VII-1
7.2
Saran
VII-6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
I-5
Tabel 2.1
II-5
Tabel 2.2.
II-6
II-9
Pangsa Sektor Pertanian, Industri Pengolahan dan Lainnya Terhadap PDRB Atas
Dasar Harga Berlaku, Tahun 2006-2010
II-10
Tabel 2.5.
II-17
Tabel 2.6.
II-18
Tabel 2.7.
II-18
Tabel 2.8.
II-19
Tabel 2.9.
II-20
Tabel 2.10.
Jumlah Emisi Historis GRK dari Penggunaan Urea Pada Kelapa Sawit, Karet dan
Sawah Beririgasi tahun 2006-2010
II-20
Tabel 2.11.
II-21
Tabel 2.12.
II-21
Tabel 2.13.
II-22
Tabel 2.14.
II-22
Tabel 2.15.
II-23
Tabel 2.16.
Sistem Klasifikasi Tutupan Lahan Tahun 2010 (23 Kelas) disertai Kode Layer Dan
Kode Toponimi
II-25
Tabel 2.17.
II-28
Tabel 2.18.
II-29
Tabel 2.19.
II-29
Tabel 2.20.
Perubahan Tutupan Lahan (2006) Menjadi Tutupan Lahan (2011) Serta Sumber
Emisi Terbesarnya
II-30
Konsumsi Bahan Bakar Sektor Industri Dan Komersial Tahun 2010 (Tanpa
Pembangkit)
II-33
II-34
Tabel 2.23.
II-35
Tabel 2.24.
II-36
Tabel 2.25.
Emisi GRK Pada Sektor Industri Dan Komersial Provinsi Sumatera Utara
II-36
Tabel 2.26.
II-39
Tabel 2.27.
II-39
Tabel 2.28.
II-39
Tabel 2.29.
II-40
Tabel 2.30.
II-41
Tabel 2.31.
II-42
Tabel 2.3.
Tabel 2.4.
Tabel 2.21.
Tabel 2.22.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Tabel 2.32.
II-43
Tabel 2.33.
II-44
Tabel 2.34.
II-49
Tabel 2.35.
II-64
Tabel 2.36.
II-66
Tabel 2.37.
II-67
Tabel 2.38.
II-68
Tabel 3.1.
III-2
III-5
Tabel 3.3.
III-6
Tabel 3.4.
Penanggung Jawab Rencana Aksi Mitigasi Emisi GRK di Provinsi Sumatera Utara
III-7
Tabel 3.5.
III-11
Tabel 3.6.
III-14
Tabel 3.7.
III-16
Tabel 3.8.
III-19
Tabel 3.9.
III-23
Tabel 3.10.
III-26
Tabel 3.11.
III-27
Tabel 4.1.
IV-2
Tabel 4.2.
Perhitungan BAU baseline emisi dan mitigasi GRK Pabrik Kelapa Sawit
IV-4
Tabel 4.3.
Perhitungan BAU baseline emisi dan mitigasi GRK urea sawah beririgasi
IV-6
Tabel 4.4.
Perhitungan BAU baseline emisi dan mitigasi GRK urea pada tanaman karet
IV-6
Tabel 4.5.
IV-7
Tabel 4.6.
IV-7
Tabel 4.7.
IV-8
Tabel 4.8.
IV-9
Tabel 4.9.
IV-10
Tabel 4.10.
IV-11
Tabel 4.11.
IV-16
Tabel 4.12.
IV-18
Tabel 4.13.
IV-24
IV-25
Tabel 4.15.
Komponen dan dry matter content sampah domestik Sumatera Utara, 2011
IV-26
Tabel 4.16.
IV-28
IV-29
Tabel 4.18.
IV-30
vi
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Tabel 3.2.
Tabel 4.14.
Tabel 4.17.
Tabel 4.19.
IV-33
IV-34
Tabel 4.21.
IV-35
Tabel 4.22.
IV-35
Tabel 4.23.
IV-40
Tabel 4.24.
IV-43
Tabel 4.25.
IV-44
Tabel 4.26.
IV-58
Tabel 4.27.
IV-69
Tabel 5.1.
V-2
Tabel 5.2.
V-3
Tabel 5.3.
V-3
Tabel 5.4.
V-5
Tabel 5.5.
V-6
Tabel 5.6.
V-7
Tabel 5.7.
V-11
Tabel 5.8.
Identifikasi sumber pendanaan aksi mitigasi sektor kehutanan dan lahan gambut
V-13
Tabel 5.9.
V-15
Tabel 5.10.
V-16
Tabel 5.11.
V-18
Tabel 5.12.
V-19
Tabel 5.13.
Penyusunan jadwal implementasi 6 (enam) sektor NAMAs dari tahun 2013 hingga
2020
V-20
Tabel 6.1.
VI-6
Tabel 6.2.
VI-7
Tabel 6.3.
VI-9
Tabel 6.4.
VI-13
Tabel 6.5.
VI-15
Tabel 6.6.
VI-17
Tabel 7.1.
VII-1
Tabel 4.20.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.
II-2
Gambar 2.2.
PDRB Per Kapita Menurut Kabupaten/ Kota Atas Dasar Harga Berlaku
(Rupiah), 2010
II-8
Gambar 2.3.
II-14
Gambar 2.4.
II-15
Gambar 2.5.
II-32
Gambar 2.6.
II-41
Gambar 2.7.
II-47
Gambar 2.8.
II-48
Gambar 2.9.
II-56
Gambar 2.10.
II-56
Gambar 2.11.
II-57
Gambar 2.12.
II-57
Gambar 3.1.
III-8
Gambar 3.2.
III-13
Gambar 3.3.
III-15
Gambar 3.4.
III-16
Gambar 3.5.
III-18
Gambar 3.6.
III-22
Gambar 3.7.
III-25
Gambar 4.1.
Proses pengomposan TKS secara open windrow (A) dan sistem bunker (B)
IV-38
Gambar 4.2.
IV-39
Gambar 4.3.
IV-59
Gambar 4.4.
IV-64
Gambar 6.1.
VI-3
VI-5
Gambar 6.2.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
viii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1.
II-23
Grafik 2.2.
II-27
Grafik 2.3.
II-31
Grafik 2.4.
Emisi GRK Dari Kawasan Gambut Non Hutan Dan Gambut Kawasan
II-31
Grafik 2.5.
II-44
Grafik 2.6.
II-52
Grafik 2.7.
II-53
Grafik 2.8.
II-53
Grafik 2.9.
II-54
Grafik 2.10.
II-54
Grafik 2.11.
II-54
Grafik 2.12.
II-55
Grafik 2.13.
II-63
Grafik 2.14.
II-64
Grafik 2.15.
II-65
Grafik 2.16.
II-65
Grafik 2.17.
II-66
Grafik 4.1.
IV-2
Grafik 4.2.
IV-3
Grafik 4.3.
IV-10
Grafik 4.4.
IV-10
Grafik 4.5.
IV-12
IV-12
Grafik 4.7.
IV-14
Grafik 4.8.
IV-17
Grafik 4.9.
IV-18
Grafik 4.10.
IV-19
Grafik 4.11.
IV-19
Grafik 4.12.
IV-29
IV-31
BAU baseline emisi limbah cair domestik dan sampah di Sumatera Utara
IV-36
Grafik 4.6.
Grafik 4.13.
Grafik 4.14.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
ix
Grafik 4.15.
Grafik 4.16.
Grafik 4.17
IV-39
IV-42
IV-42
Grafik 4.18.
IV-44
Grafik 4.19.
IV-57
Grafik 4.20.
IV-67
Grafik 4.21.
IV-70
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
DAFTAR ISTILAH
APBD
APBN
BAU
Baseline
Base year
Bappenas
Bappeda
BBM
BLH
BPS
Emisi (netto)
FAO
GRK
ICCSR
IPCC
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
IPM
KLH
LEAP
LULUCF
MRV
NAMAs
OPD
:
:
:
:
:
:
:
PDRB
Perpres
Pergub
Penurunan Emisi GRK
RAN-GRK
RAD-GRK
REDD+
RKP
RKPD
RPJP Nasional
RPJP Daerah
RPJMD
RPJMN
RTRWP
Renja SKPD
Renstra SKPD
SPBU
TBS
TPA
TSS
UNFCCC
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
xi
I
Pendahuluan
1.1
LATAR BELAKANG
Perubahan iklim merupakan tantangan paling serius yang dihadapi dunia
pada saat ini. Sejumlah bukti baru dan kuat yang muncul dalam studi mutakhir
memperlihatkan bahwa masalah pemanasan yang terjadi 50 tahun terakhir
disebabkan oleh tindakan manusia yang mana temperatur bumi telah naik secara
cepat, perubahan iklim juga dipengaruhi oleh aktivitas matahari dan ozon serta
kegiatan vulkanik dan sulfat. Namun, sejak tahun 1960-an, penyebab utama
naiknya temperatur bumi adalah akibat efek rumah kaca yang menurut sebagian
ahli disebabkan oleh meningkatnya kandungan gas karbon dioksida dan partikel
polutan lainnya di atmosfer bumi. Efek rumah kaca disebabkan karena
meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca. Gas rumah kaca (GRK) adalah
gas-gas di atmosfer yang memiliki kemampuan untuk dapat menyerap radiasi
matahari yang dipantulkan oleh bumi, sehingga menyebabkan pemanasan
atmosfer atau kenaikan suhu dan perubahan iklim (UU No.17 Tahun 2004).
Menurut konvensi PBB mengenai Perubahan Iklim (United Nations Framework
Convention on Climate Change - UNFCCC), ada 6 (enam) jenis gas yang
digolongkan sebagai GRK, yaitu: karbondioksida (CO2), dinitro oksida (N2O),
metana
(CH4),
sulfurheksaflorida
(SF6),
perflorokarbon
(PFCs),
dan
hidroflorokarbon (HFCs).
Pemerintah Indonesia telah mengusulkan untuk mengurangi emisi GRK
sampai menjadi 26 % dengan usaha sendiri dan sampai dengan 41 % dengan
dukungan
internasional
hingga
tahun
2020
(Kesepakatan
Internasional
Bab 1
Pendahuluan
nasional, akan diperlukan dukungan yang besar dari pemerintah daerah, swasta,
dan masyarakat untuk mencapai target pengurangan emisi.
Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK),
baik berupa kegiatan inti maupun kegiatan pendukung bersumber dari 6 (enam)
bidang yang menjadi target penurunan emisi di Indonesia, yaitu: bidang pertanian;
bidang kehutanan dan lahan gambut; bidang energi; bidang transportasi; bidang
industri; dan bidang pengelolaan limbah
Dalam rangka implementasi Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011
tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca sampai tahun
2020 dan Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri RI Nomor 660/
95/SJ/2012, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional RI Nomor 0005/
M.PPN/01/2012 dan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 01/MenLH/01/2012
perihal Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
(RAD-GRK) tanggal 11 Januari 2012, maka diharapkan para Gubernur menyusun
RAD-GRK yang berpedoman pada RAN-GRK dan kebijakan perencanaan
pembangunan daerah yang ditetapkan melalui Peraturan Gubernur yang dilakukan
secara partisipatif sesuai dengan karakteristik, potensi dan kewenangan daerah
serta terintegrasi dengan rencana pembangunan daerah seperti RPJPD, RPJMD,
Renstra SKPD dan APBD.
RAD-GRK merupakan dokumen dalam rangka upaya penurunan emisi
GRK sesuai komitmen nasional sampai dengan tahun 2020 dalam bentuk arah
kebijakan, strategi dan program serta kegiatan. Dalam Rencana Aksi Daerah
berisikan aksi mitigasi yang akan dicapai, perkiraan biaya serta penanggung jawab
aksi sehingga memudahkan dalam proses perencanaan, pemantauan dan
evaluasinya.
1.2
TUJUAN
Tujuan Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah
Kaca Provinsi Sumatera Utara adalah pedoman dalam upaya Penurunan emisi
GRK dalam mendukung pelaksanaan pembangunan daerah dalam bentuk arah
kebijakan , strategi dan program serta kegiatan mitigasi.
I-2
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 1
Pendahuluan
1.3
SASARAN
Sasaran yang akan dicapai pada Penyusunan Rencana Aksi Daerah
Teridentifikasinya
bidang
dan
kegiatan
yang
berpotensi
sebagai
3.
4.
Terumuskannya alokasi biaya mitigasi dan biaya penurunan per ton emisi
GRK untuk setiap aksi yang diusulkan, serta jangka waktu pelaksanaan setiap
aksi mitigasi yang diidentifikasi.
5.
1.4
DASAR HUKUM
Dasar hukum penyusunan RAD-GRK antara lain:
1.
2.
3.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
I-3
Bab 1
Pendahuluan
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 8 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2009-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009
Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 8);
11. Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri RI Nomor 660/95/SJ/2012,
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 0005/M.PPN/01/2012
dan Menteri lingkungan Hidup RI Nomor 01/MenLH/01/2012 perihal
I-4
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 1
Pendahuluan
Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RADGRK) tanggal 11 Januari 2012.
1.5
Tabel 1.1
Kerangka Waktu Penyusunan RAD-GRK Provinsi Sumatera Utara 2012-2020
No
Kegiatan
Bulan
1-2
3-4
5-6
7-8
9 - 10 11 - 12
TAHAP PERSIAPAN
a.
b.
c.
d.
e.
Pembentukan Tim
Sidang Pleno I : Arahan dan Persiapan
Kajian Awal
Persiapan Teknis
Sosialisasi Persiapan Penyusunan RAD
II
a.
b.
c.
d.
TAHAP ANALISIS
III
IV
a.
b.
c.
d.
TAHAP PENETAPAN
V
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
I-5
II
Profil Daerah &
Permasalahan Emisi GRK
2.1.
: Provinsi Aceh
Sebelah Barat
: Samudera Hindia
Sebelah Selatan
Sebelah Timur
: Selat Malaka
Bab 2
Untuk lebih jelas mengenai orientasi Provinsi Sumatera Utara terhadap wilayah
sekitarnya dapat dilihat pada Gambar 2.1 di bawah ini.
Gambar 2.1.
Peta Batas Administrasi Provinsi Sumatera Utara
II - 2
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 3
Bab 2
juga potensial menimbulkan tanah longsor terhadap sekitar 40-50 % dari luas
daerah Provinsi Sumatera Utara.
2.1.3. Demografi
Secara geografis, penyebaran penduduk terbesar masih terkonsentrasi pada
wilayah Pantai Timur, yaitu dimana pada wilayah tersebut terdapat sejumlah
kabupaten dengan jumlah penduduk terbesar (di atas 5 % dari seluruh penduduk
provinsi) dan berkepadatan tertinggi (lebih dari 200 jiwa/km2), seperti Labuhan
Batu, Asahan, Deli Serdang, Langkat dan Serdang Bedagai. Pada wilayah Timur
ini juga terdapat sejumlah kota dengan distribusi dan kepadatan penduduk terbesar
yaitu Medan, Tanjungbalai, Tebing Tinggi, dan Binjai.
Pada Tabel 2.1. dapat dilihat bahwa secara umum kepadatan penduduk
Provinsi Sumatera Utara masih relatif rendah karena sebagian besar wilayahnya
merupakan kawasan yang belum terbangun, yaitu kawasan hutan. Pada kota-kota
besar, kepadatannya relatif sedang sebagai kawasan perkotaan. Kota Sibolga
menjadi kota terpadat di Sumatera Utara, sebesar 8.785 jiwa/km, melebihi
kepadatan penduduk Kota Medan, sebesar 7.929 jiwa/km. Hal ini disebabkan
karena kemampuan daya dukung lahan Kota Sibolga terbatas tetapi penduduk
terus bertambah. Oleh sebab itu, Kota Sibolga semakin mendesak untuk
mengendalikan pertumbuhan penduduknya.
II - 4
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
Tabel 2.1.
Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota
Jumlah Penduduk
2006
2007
2008
2009
2010
Rata-rata
Kabupaten
1
Nias
442.019
442.548
443.492
444.502
131.377
-26,16
Mandailing Natal
413.750
417.590
423.712
429.889
404.945
-0,54
Tapanuli Selatan
629.212
637.312
263.812
265.855
263.815
-19,53
Tapanuli Tengah
297.843
305.922
314.632
323.563
311.232
1,11
Tapanuli Utara
262.642
263.750
267.595
271.474
279.257
1,55
Toba Samosir
169.116
169.299
171.833
174.453
173.129
0,59
Labuhan Batu
Asahan
987.157
1.007.185
1.027.964
417.584
415.110
-19,47
1.038.554
676.605
688.529
700.606
668.272
-10,44
Simalungun
841.198
846.329
853.112
859.879
817.720
-0,71
10
Dairi
267.629
268.780
271.983
273.851
270.053
0,23
11
Karo
342.555
351.368
360.880
370.619
350.960
0,61
12
Deli Serdang
1.634.115
1.686.366
1.738.431
1.788.351
1.790.431
2,31
13
Langkat
1.013.849
1.027.414
1.042.523
1.057.768
967.535
-1,16
14
Nias Selatan
271.026
271.944
272.848
273.733
289.708
1,68
15
Humbang Hasundutan
152.757
153.837
155.290
158.070
171.650
2,96
16
Pakpak Bharat
34.822
38.726
41.062
42.814
40.505
3,85
17
Samosir
130.662
131.205
131.549
132.023
119.653
-2,18
18
Serdang Bedagai
605.630
618.656
630.728
642.983
594.383
-0,47
19
Batubara
373.836
382.474
389.510
375.885
0,18
20
193.278
194.774
223.531
7,54
21
Padang Lawas
185.209
186.643
225.259
10,28
22
280.562
277.673
-1,03
23
351.620
330.701
-5,59
24
Nias Utara
127.244
25
Nias Barat
81.807
9.701.835
0,44
Kabupaten
9.528.338
Kota
1
Sibolga
91.941
93.207
94.614
96.034
84.481
-2,09
Tanjungbalai
156.475
159.932
163.679
167.500
154.445
-0,33
Pematangsiantar
235.372
236.607
238.773
240.939
234.698
-0,07
Tebing Tinggi
137.959
139.409
141.059
142.717
145.248
1,30
Medan
2.067.288
2.083.156
2.102.105
2.122.053
2.097.610
0,36
Binjai
244.256
248.256
252.652
257.105
246.154
0,19
Padangsidimpuan
181.865
185.132
188.499
191.912
191.531
1,30
Gunung Sitoli
126.202
3.280.369
1,30
0,66
Kota
Total
3.115.156
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 5
Bab 2
Tabel 2.2.
Distribusi Penduduk Perkotaan dan Perdesaan Per Kabupaten/Kota
No
Kabupaten/Kota
Kota
Desa
Jumlah Total
% Kota
% Desa
Kabupaten
1
Nias
2
3
1.573
129.804
131.377
1,20
98,80
Mandailing Natal
67.712
337.233
404.945
16,72
83,28
Tapanuli Selatan
11.862
251.953
263.815
4,50
95,50
Tapanuli Tengah
79.047
232.185
311.232
25,40
74,60
Tapanuli Utara
29.590
249.667
279.257
10,60
89,40
Toba Samosir
42.977
130.152
173.129
24,82
75,18
Labuhan Batu
166.148
248.962
415.110
40,03
59,97
Asahan
263.320
404.952
668.272
39,40
60,60
Simalungun
259.904
557.816
817.720
31,78
68,22
10
Dairi
48.604
221.449
270.053
18,00
82,00
11
Karo
12
Deli Serdang
13
Langkat
14
Nias Selatan
15
Humbang Hasundutan
16
Pakpak Bharat
17
Samosir
18
Serdang Bedagai
19
Batu Bara
20
21
22
90.748
260.212
350.960
25,86
74,14
1.355.844
434.587
1.790.431
75,73
24,27
320.159
647.376
967.535
33,09
66,91
9.277
280.431
289.708
3,20
96,80
21.866
149.784
171.650
12,74
87,26
1.765
38.740
40.505
4,36
95,64
11.427
108.226
119.653
9,55
90,45
217.846
376.537
594.383
36,65
63,35
119.996
255.889
375.885
31,92
68,08
12.333
211.198
223.531
5,52
94,48
Padang Lawas
24.015
201.244
225.259
10,66
89,34
54.401
223.272
277.673
19,59
80,41
23
44.927
285.774
330.701
13,59
86,41
24
Nias Utara
3.155
124.089
127.244
2,48
97,52
25
Nias Barat
81.807
81.807
100
84.481
84.481
100
Kota
71
Sibolga
72
Tanjung Balai
154.445
154.445
100
73
Pematangsiantar
234.698
234.698
100
74
Tebing Tinggi
145.248
145.248
100
75
Medan
2.097.610
2.097.610
100
76
Binjai
235.450
10.704
246.154
95,65
4,35
77
Padangsidimpuan
136.275
55.256
191.531
71,15
28,85
78
Gunung Sitoli
35.969
90.233
126.202
28,50
71,50
2010
6.382.672
6.599.532
12.982.204
49,16
50,84
2009
6.058.035
7.190.351
13.248.386
45,73
54,27
2008
5.931.970
7.110.347
13.042.317
45,48
54,52
2007
5.822.573
7.011.798
12.834.371
45,37
54,63
2006
5.703.533
6.939.961
12.643.494
45,11
54,89
Jumlah/Total
II - 6
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 7
Bab 2
Gambar 2.2.
PDRB Per Kapita Menurut Kabupaten/ Kota
Atas Dasar Harga Berlaku (Rupiah), 2010
II - 8
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
Tabel 2.3.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota
di Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2006-2010
PDRB A TAS HARG A BERLAK U
(Miliar R upi ah)
KABUPATEN/
KO TA
NO
20 09
2 006
2007
2 008
2 010*
20 06
2007
2 008
Nias
2.761,71
3.17 9,89
3.196,09
98 2,9 4
1.1 40,4 3
1.629,56
1.73 9,4 8
1.8 28,8 5
2009
478,51
201 0*
510,79
Mandailing Nat al
2.260,84
2.60 3,79
3.8 26,4 9
1.583,39
1.68 5,7 0
1.7 90,6 9
1.909,41
2.031,71
Tapanuli Se latan
4.219,35
4.59 8,18
5.441,55
2.76 1,5 1
3.1 45,4 9
2.734,61
2.85 4,6 0
3.0 73,8 5
1.697,91
1.783,88
Tapanuli Tengah
1.449,33
1.61 0,43
1.865,71
2.00 0,2 7
2.2 94,0 7
940,15
1.00 2,8 2
1.0 51,8 2
1.128,83
1.198,28
Tapanuli Utara
2.418,46
2.72 9,50
3.165,33
3.39 2,6 3
3.8 07,8 0
1.299,38
1.37 7,7 4
1.4 70,6 4
1.529,40
1.614,37
Toba Samosir
2.121,11
2.41 5,65
2.879,73
3.05 6,8 8
3.4 80,4 4
1.423,05
1.50 5,1 3
1.6 29,8 1
1.670,06
1.765,73
Labuhan Batu
12.593,78
14 .37 1,16
16 .26 8,9 9
6.65 8,7 9
7.6 10,5 9
7.384,24
7.87 9,4 2
8.4 12,7 9
3.101,70
3.261,57
Asahan
17.479,31
8.18 2,56
11.9 31,6 8
10.689,88
4.67 1,0 1
1 1.7 62,1 3
5.134,42
5.389,83
Sima lungun
6.881,62
7.64 7,49
9.170,87
9.27 2,0 2
10.3 60,9 5
4.580,01
4.82 3,3 5
5.1 66,0 0
5.299,69
5.571,11
10
Dairi
2.552,75
2.86 0,20
3.388,67
3.39 3,0 0
3.7 77,7 4
1.704,13
1.78 9,8 0
1.9 52,8 1
1.952,59
2.050,67
11
K aro
3.978,80
4.48 3,32
5.466,38
5.64 6,5 4
6.6 76,0 2
2.729,61
2.86 9,7 4
3.0 47,2 8
3.175,60
3.367,19
12
Deli Se rdang
21.459,07
26 .05 3,71
39.8 03,5 7
11.598,33
1 2.36 4,1 7
14.516,73
13
Langkat
9.885,08
11 .45 5,32
17.1 81,6 2
5.889,03
6.17 8,0 2
6.6 48,7 5
6.819,23
7.210,33
14
Nias Selat an
1.551,65
1.69 2,40
2.093,87
2.01 4,3 5
2.2 41,5 2
1.033,42
1.01 6,6 3
1.0 82,0 4
1.182,90
1.231,62
15
Humbang H asundutan
1.535,58
1.72 6,74
1.995,86
2.18 9,6 5
2.4 70,9 9
807,46
85 7,1 5
9 12,2 9
954,55
1.006,56
16
Pakpak Bharat
207,59
23 0,91
29 9,0 4
29 0,3 0
3 31,84
130,087
14 3,6 3
1 53,2 8
154,42
164,88
17
Samosir
1.196,46
1.28 7,46
1.592,96
1.51 9,3 2
1.6 69,6 0
868,588
93 4,5 6
9 96,5 5
1.002,46
1.058,49
18
Serdang Bedag ai
5.684,32
6.42 9,01
7.447,16
8.49 0,3 6
9.6 97,6 0
3.590,14
3.80 6,5 7
4.0 64,3 9
4.287,25
4.550,68
19
Batubara
1)
11 .36 8,71
1)
1.42 4,4 7
16.5 90,1 9
1)
6.48 6,7 5
1)
7.066,22
7.394,49
20
2)
2)
2)
1.34 9,4 2
1.7 25,2 5
2)
2)
2)
734,28
781,76
21
Pada ng Lawas
2)
2)
2)
2)
2)
2)
22
23
24
Nias Ut ara
25
Nias Barat
26
Sibolga
27
Tanjungba lai
28
29
30
31
5.47 2,1 9
1.6 03,1 2
710,76
750,03
14.51 7,2 3
6.2 88,9 5
2.685,09
2.835,77
6.28 4,9 8
7.1 61,0 9
2.993,33
3.163,22
99 8,8 4
1.1 34,2 5
459,23
490,12
50 6,7 9
5 74,55
238,91
253,92
1)
11 .36 8,71
1.185,75
1.36 1,1 2
1.5 43,7 8
589,398
63 0,0 6
6 72,8 4
679,92
740,04
826,27
1.07 5,26
2.574,52
2.76 5,3 1
3.1 57,4 7
1.181,69
1.28 5,9 9
1.3 78,4 6
1.331,52
1.397,18
2.865,62
3.41 2,71
3.932,45
3.74 6,2 2
4.1 63,4 4
1.748,63
1.86 8,1 5
2.0 07,1 0
1926,30
2.038,92
Tebing Tinggi
1.417,74
1.57 2,20
1.798,46
2.03 2,8 8
2.2 94,9 7
923,315
98 3,4 4
1.0 51,5 9
1.099,24
1.165,93
Medan
48.922,90
55 .21 7,72
83.3 15,0 2
27.236,13
2 9.60 3,9 6
35.822,22
Binj ai
2.889,99
3.15 2,98
3.626,82
4.30 8,9 4
4.9 45,3 6
1.613,44
1.74 0,1 3
1.8 66,2 0
1.905,18
2.020,90
32
Pada ngsidimpuan
1.318,27
1.41 4,29
1.613,19
1.90 0,0 4
2.0 94,0 0
742,011
79 4,2 9
8 51,0 3
884,66
935,45
33
Gunung Sitoli
1.77 5,1 0
2.0 09,0 6
813,26
867,97
236 .353,6
275.700,2
111.559 ,2
118.640,9
Sumatera Uta ra
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 9
Bab 2
Tabel 2.4.
Pangsa Sektor Pertanian, Industri Pengolahan dan Lainnya
Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, Tahun 2006-2010
Sektor/Subsektor
2006
2007
2008
2009
2010*
22,18
22,55
22,84
23,03
22,92
Tanaman pangan
7,7
7,82
7,78
7,89
7,95
Tanaman perkebunan
8,78
9,5
9,71
9,64
9,67
1,99
2,01
2,08
2,16
2,09
Kehutanan
1,09
1,04
1,02
1,06
0,99
Perikanan
2,62
2,18
2,23
2,27
2,23
Industri Pengolahan
24,78
25,41
24,14
23,29
22,96
Sektor Lainnya
53,04
52,04
53,02
53,68
54,12
100 %
100 %
Pertanian
PDRB
100 %
100 %
100
Sumber: Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2007 2011
2.2.
II - 10
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
kebijakan
penting
lain
yang
perlu
menjadi
prioritas
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 11
Bab 2
derajat
kesehatan
masyarakat
diarahkan
kepada
kebijakan
Peningkatan
Pelayanan
Angkutan;
(7)
Program
Peningkatan
Ketenagalistrikan;
dan
(10)
Program
peningkatan
Pemanfaatan
II - 12
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
2.3.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 13
Bab 2
Gambar 2.3.
Sumber Emisi GRK Berdasarkan IPCC Guidelines [2006]
II - 14
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
Gambar 2.4.
Pembagian Permasalahan Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara
Pada bagan diatas yang ditampilkan masih hanya bagian yang utama
penghasil emisi, sementara secara lebih detail akan dijelaskan pada masingmasing sektor. Pada gambar tersebut, kementerian atau dinas yang akan menjadi
penanggung jawab sumber emisi tersebut juga ditampilkan dalam bentuk logo.
Terdapat beberapa perbedaan mendasar penempatan sumber emisi GRK menurut
IPCC Guidelines 2006 (Gambar 2.3), dan menurut pembagian yang ada di
Provinsi Sumatera Utara pada Gambar 2.4. Pada IPCC sumber energi berbasis
lahan hanya satu, sementara di provinsi ini dibagi atas 2 (dua) bagian, yaitu sektor
pertanian dan sektor kehutanan. Kemudian pada IPCC sumber emisi berbasis
energi di Provinsi Sumatera Utara dipisah atas sektor transportasi dan penggunaan
bahan bakar di industri dan sektor komersial akan dimasukkan ke sektor industri.
Secara lebih detail alasan pembagian ini akan dijelaskan pada pembahasan emisi
GRK pada masing-masing sektor.
2.3.1
pakan dan limbah rumah tangga menghasilkan sekitar 150.000 ton produksi
sampah/hari yang dibuang dengan sistem open dumping ke TPA, sebagian dibakar
di belakang rumah dan dibuang ke sungai atau dibenamkan di dalam lubang.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 15
Bab 2
Terdapat 38 juta kenderaan berupa mobil, becak motor dan sepeda motor yang
beroperasi di Sumatera Utara. Setiap tahun kegiatan pembukaan lahan dengan
metode tebas-tebang-bakar dalam membangun perkebunan dan perladangan
menghasilkan emisi GRK. Begitu pula dalam kegiatan pertanian dan peternakan
melepaskan emisi GRK. Demikian pula di sektor kehutanan, terjadi deforestrasi
dan degradasi hutan karena perambahan liar dan illegal loging (BLH 2010 dan
Dishub 2006).
Berikutnya dijelaskan 6 (enam) sektor penyumbang emisi GRK di
Sumatera Utara, yaitu Sektor Pertanian, Sektor Industri, Sektor Energi, Sektor
Transportasi, Sektor Pekebunan dan Lahan Gambut, dan Sektor Limbah.
stakeholders
serta analisis
II - 16
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
A.
Bab 2
Perkebunan
Provinsi Sumatera Utara memiliki potensi perkebunan dan pertanian yang
No
Jenis
Tanaman
Karet
2006
2007
2008
2009
2010
PB. Swasta
73.332
96.715
95.474
96.771
103.878
PB. Negara
56.762
56.335
52.013
77.697
85.632
P. Rakyat
347.159
362.882
363.159
376.076
376.335
PB. Swasta
315.516
345.515
344.411
353.388
363.813
PB.Negara
278.272
287.002
294.943
299.604
305.436
P. Rakyat
363.095
367.741
379.853
392.721
396.565
PB. Swasta
4.983
7.549
6.335
5.890
6.309
PB Negara
23.761
19.238
18.712
18.501
19.504
P. Rakyat
49.172
56.428
60.221
66.091
67.120
PB. Swasta
205
318
318
318
362
PB. Negara
5.619
5.396
5.396
5.407
5.441
1.517.876 1.605.119
Total
PB = Perkebunan Besar ; P = Perkebunan
Sumber : Statistik Perkebunan Sumatera Utara, 2010.
1.620.835
1.692.464
1.730.395
B.
Kelapa
Sawit
Kakao
Teh
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 17
Bab 2
cair (LCPKS) yang volumenya mencapai 0,6 m3 per ton TBS yang diolah. TKS
dan LCPKS merupakan sumber emisi GRK sektor pertanian. Data jumlah PKS
(135 buah) yang tersedia adalah data tahun 2010. Untuk mendapatkan data 20062009. maka dilakukan perhitungan dengan asumsi bahwa pertumbuhan industri
kelapa sawit sebesar 4% per tahun dari data tahun 2010.
Perhitungan emisi yang dilakukan oleh Watatsu et al (2011) menggunakan
formula = Vol LCPKS (m3) x 0.25 x 0.94 x 0.06536t/m3 x 0.8 x 21 (tCO2eq/tahun
menghasilkan emisi LCPKS dari PKS berkapasitas olah 60 ton TBS/jam adalah
sebesar 55.737 tCO2eq/tahun. Schuchardt et al. (2010) melaporkan bahwa sebuah
PKS berkapasitas olah 60 ton/jam menghasilkan TKS sebesar 82.800 ton dengan
total emisi GRK sebesar 20.286 tCO2eq/tahun. Emisi 135 PKS pada tahun 2010
dari Tandan Kosong Sawit dan Limbah Cair PKS adalah 6.316.244 tCO2eq/tahun
(Tabel 2.6).
Tabel 2.6.
Emisi GRK dari PKS di Provinsi Sumatera Utara
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
5.364.680,11
5.588.208,45
5.821.050,47
6.063.594,24
6.316.244,00
C.
Tanaman Pangan
Tanaman pangan di Sumatera Utara cukup potensial sebagaimana
Tabel 2.7.
Luas Tanaman Padi di Sumatera Utara Tahun 2006-2010
Tanaman Padi
Total Sawah Irigasi
2006
280.847
283.087
292.088
2010
289.524
II - 18
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
2006
2007
219.047,94
2008
222.607,78
2009
229.685,79
Tahun
2010
Sumber : Data diolah, 2012
D.
227.669,57
Pupuk Urea
Sumber emisi GRK khususnya pupuk urea yang banyak digunakan dalam
budidaya pertanian seperti perkebunan (kelapa sawit. karet. kakao dll), tanaman
pangan dan hortikultura (padi, jagung, kedelai, kacang tanah, dan lain-lain).
Tanaman kelapa sawit dan karet membutuhkan pupuk anorganik seperti
Urea. TSP, Kalium, (MOP) Magnesium dan Kalsium dalam jumlah yang cukup
banyak. Demikian pula dengan tanaman pangan yang juga menggunakan pupuk
anorganik untuk kelangsungan pertumbuhan dan produktifitasnya. Luas areal
perkebunan dan pertanian tanaman pangan yang menggunakan pupuk urea
dicantumkan pada Tabel 2.9.
Ada sedikit perbedaan antara luas areal sawah beririgasi dan data
penggunaan pupuk urea pada sawah beririgasi. Dalam penghitungan emisi GRK
dari pupuk digunakan data pupuk yang digunakan pada sawah beririgasi dan
mengabaikan data luas lahan yang pada tahun 2010.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 19
Bab 2
2006
956.883
Karet
Sawah Irigasi
477.253
280.847
Aktifitas
Pertanian
Kelapa sawit
Karet
Sawah Irigasi
2006
248.789.580
95.450.600
168.508,2
510.646
283.087
2010
1.067.814
550.544
292.088
565.845
294.705
2010
277.631.640
113.169.000
176.823
Tabel 2.10.
Jumlah emisi historis GRK dari penggunaan urea
pada kelapa sawit, karet dan sawah beririgasi tahun 2006-2010
Tahun
2006
531.840,47
204,05
360,22
2007
555.948,52
220,58
376,11
2008
566.480,47
218,32
360,27
2009
581.212,64
235,38
369,40
2010
593.496,49
241,92
378
II - 20
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
E.
Bab 2
Peternakan
Sumber emisi GRK dari peternakan antara lain berasal dari ternak sapi,
kerbau, kuda, kambing, domba dan babi. Sedangkan dari kelompok unggas adalah
ayam, itik, puyuh, merpati dan itik Manila. GRK yang dihasilkan dari bidang
peternakan umumnya berupa gas metana yang berasal dari kotoran hewan
tersebut.
Tabel 2.11.
Jumlah dan jenis hewan ternak Di Provinsi Sumatera Utara 2006-2010
Jenis
Ternak
Jenis
Produk
Perah
Potong
Sapi
Kerbau
Kuda
Kambing
Domba
Babi
Buras
Petelur
Pedaging
Ayam
Itik
Puyuh
Kelinci
Merpati
Itik
2006
6.526
251.488
261.794
4.053
643.860
275.844
822.790
20.153.175
7.065.566
34.030.041
2.204.287
0
0
0
0
Total
65.719.424
Sumber: Statistik Peternakan. 2010
Perhitungan
emisi
GRK
Jumlah Ternak
2007
2008
2009
2.093
2.290
2.409
384.577
388.240
401.821
189.167
155.341
158.235
3.553
3.218
2.817
759.965
618.394
625.815
287.021
268.291
270.420
802.776
733.864
653.150
16.342.700
11.349.742
11.554.037
8.224.445
7.698.504
8.168.685
42.874.471
42.891.621
43.878.127
3.537.444
1.825.663
1.953.647
82.375
135.616
163.448
18.354
29.361
35.759
0
0
0
0
0
0
2010
2.569
462.443
161.046
3.098
744.535
317.777
742.670
11.671.883
8.839.750
39.376.258
2.569.664
178.834
20.626
11.385
54.086
73.508.941
65.091.153
dari
66.100.145
ternak
67.868.360
berdasarkan
rumus
yang
FE N2O-N
0,47
0,34
0,32
1,17
1,37
0,46
0,82
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 21
Bab 2
Jenis Ternak
FE N2O-N
1,1
Ayam Broiler
0,82
Itik
0,5
Babi
Catatan: Faktor Emisi Manajemen dirangking dari 0,02 - 0,06 berdasarkan kegiatan
Tabel 2.13.
Jumlah emisi historis GRK dari ternak, 2006-2010
Tahun
Emisi Ternak
2006
1.298.689,78
2007
1.473.640,49
2008
1.389.476,34
2009
1.386.955,71
2010
1.565.259,08
Tabel 2.14.
Total emisi historis sektor pertanian
Tahun
2006
7.980.324,60
2007
8.433.541,53
2008
8.578.210,76
2009
8.866.225,92
2010
9.322.588,52
Dari Tabel 2.14 terlihat peningkatan jumlah emisi yang cukup signifikan
dari tahun 2006 hingga 2010 meskipun hanya 5 (lima) sumber emisi yang
dihitung. Dengan mempertimbangkan aksi mitigasi dari kelima sumber emisi
tersebut maka dapat diperkirakan terjadi penurunan emisi seperti disajikan pada
Tabel 2.15 berikut:
II - 22
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
Tabel 2.15.
Nilai emisi GRK dari kegiatan mitigasi di sektor pertanian
2006
Total Emisi
(tCO2eq)
7.980.324,60
Mitigasi
(tCO2eq)
7.980.324,60
2007
8.433.541,53
8.433.541,53
2008
8.578.210,76
8.578.210,76
2009
8.866.225,92
8.866.225,92
2010
9.322.588,52
9.322.588,52
2011
9.561.607,25
9.561.607,25
2012
9.807.509,03
9.807.509,03
2013
10.021.731,00
9.117.811,93
2014
10.240.960,28
8.357.289,78
2015
10.473.509,04
7.668.131,31
2016
10.711.817,97
7.057.383,71
2017
10.956.046,62
6.505.173,22
2018
11.206.359,54
6.011.661,40
2019
11.462.926,39
5.573.400,65
11.725.922,17
2020
Sumber: Data diolah, 2012.
5.183.979,04
Tahun
Grafik 2.1.
Emisi GRK Dari Kegiatan Mitigasi Di Sektor Pertanian
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 23
Bab 2
II - 24
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
Tabel 2.16.
Sistem Klasifikasi Tutupan Lahan Tahun 2010 (23 Kelas)
Disertai Kode Layer Dan Kode Toponimi
No
Kelas
Kode layer/
Toponimi
Hp/2001
Hs/2002
Hrp/2005
Hmp/20051
Hutan mangrove
primer
Hmp/2004
Hutan mangrove
sekunder
Hms/20041
Hutan tanaman
Ht/2006
Perkebunan
Pk/2010
Semak belukar
Br/2007
Keterangan
Seluruh kenampakan hutan daratan rendah
perbukitan dan pegunungan yang belum
menampakan bekas penebangan
Seluruh kenampakan hutan dataran
rendah. perbukitan dan pegunungan yang
telah menampakan bekas penebangan
(kenampakan alur dan bercak bekas
tebang). Bekas tebangan parah bukan
areal HTI. perkebungan atau pertanian
dimasukan ke dalam lahan terbuka
Seluruh kenampakan hutan didaerah
berawa. termasuk rawa payau dan rawa
gambut yang belum menampakan bekas
penebangan
Seluruh kenampakan hutan didaerah
berawa. termasuk rawa payau dan rawa
gambut
yang
telah
menampakan
penebangan. Bekas tebangan parah jika
tidak memperlihatkan tanda genangan
(liputan air) di golongkan tanah terbuka.
sedangkan jika memperlihatkan bekas
genangan atau tergenang digolongkan
tubuh air (rawa)
Hutan bakau nipah dan nibung yang
berada sekitar pantai yang belum
menampakan bekas penebangan. Pada
beberapa lokasi hutan mangrove berada
lebih ke pedalaman
Hutan bakau nipah dan nibung yang
berada disekitar pantai yang telah
memperlihatkan
bekas
penebangan
dengan pola alur. bercak dan genangan.
Khusus untuk bekas tebangan yang telah
berubah
fungsi
menjad
tambak
digolongkan menjadi tambak dan sawah
Seluruh kawasan hutan tanaman baik
yang sudah ditanami maupun yang belum
(masih berupa lahan kosong). Identifikasi
lokasi dapat diperoleh dengan peta
sebaran hutan tanaman
Seluruh kawasan perkebunan baik yang
sudah ditanami maupun yang belum
(masih berupa lahan kosong) identifikasi
dapat diperoleh dengan peta sebaran
perkebunan. Perkebunan rakyat yang
biasa sangat kecil akan sulit diidentifikasi
dengan citra maupun peta sebaran
sehingga memerlukan informasi lain
termasuk data lapangan.
kawasan bekas hutan lahan kering yang
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 25
Bab 2
No
II - 26
Kelas
Kode layer/
Toponimi
10
Semak belukar
Br/20071
11
Savana / padang
rumput
S/3000
12
Pertanian lahan
kering
Pt/20091
13
Pertanian lahan
kerinag campur
semak
Pc/20092
14
Sawah
Sw/20093
15
Tambak
Tm/20094
16
Pemukiman
Pm/2012
17
Transmigrasi
Tr/20095
18
Ladang terbuka
T/2014
19
Pertambangan
Tb/20141
Keterangan
telah tumbuh kembali atau kawasan
dengan liputan pohon yang jarang (alami)
atau kawasan dengan dominasi vegetasi
rendah (alami) kawasan ini biasanya tidak
menampakan lagi bekas/bercak tebangan
Kawasan bekas hutan rawa/mangrove
yang telah tumbuh kembali atau kawasan
dengan liputan pohon jarang (alami) atau
kawasan dengan dominasi vegetasi rendah
(alami). Kawasan ini biasanya tidak
menampakan lagi bekas/bercak tebangan
Kenampakan non hutan alami berupa
padang rumput kadang-kadang dengan
sedikit semak atau pohon kenampakan ini
merupakan kenampakan alami di sebagian
besar sulawesi tenggara. nusa tenggara
timur dan bagian selatan papua
Semua aktifitas pertanian lahan kering
seperti tegalan. kebun campuran dan
ladang
Semua jenis pertanian lahan kering yang
berselang seling dengan semak belukar
dan hutan bekas tebangan. Sering muncul
pada areal ladang berpindah dan rotasi
tanam lahan keras
Semua aktifitas pertanian lahan basah
yang dicirikan dengan pola pematang
Aktifitas
perikanan
darat
atau
penggaraman yang tampak dengan pola
pematang sekitar pantai
Kawasan pemukiman baik perkotaan
perdesaan
industri
dll
yang
memperlihatkan pola alur rapat
Seluruh kawasan baik yang telah
diusahakan maupun yang belum termasuk
areal
pertanian
perladangan
dan
didalamnya
Seluruh kenampakan lahan terbuka tanpa
vegetasi (singkapan batuan puncak
gunung kawah vulkan gosong pasir pasir
pantai) lahan terbuka bekas kebakaran dan
lahan terbuka yang ditumbuhi alangalang/rumput. Kenapakan lahan terbuka
untuk
pertambangan
dikelaskan
pertambangan sedangkan lahan terbuka
bekas pembersihan lahan - land clearing
dimasukan kelas pertanian perkebunan
atau hutan tanaman
Lahan tebuka yang digunakan untuk
aktivitas terbuka (open pit) spt. Batubara.
timah tembaga dll. Serta lahan
pertambangan tertutup yang dapat
diidentifikasi dari citra berdsarkan
asosiasi kenampakan objeknya. Lahan
pertambangan tertutup skala kecil atau
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
No
Kode layer/
Toponimi
Kelas
Bab 2
Keterangan
20
Tubuh air
A/5001
21
Rawa
Rw/50011
22
Awan
Aw/2500
23
Bandara/pelabuhan
Bdr/plb/20121
2500000
Luas 2005
Luas 2010
Luas (Ha)
2000000
1500000
1000000
500000
0
Grafik 2.2.
Perubahan Kelas Tutupan Lahan Di Provinsi Sumatera Utara
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 27
Bab 2
Tabel 2.17.
Data cadangan karbon pada berbagai penggunaan lahan
Dari Grafik 2.2 terlihat penurunan luas area yang cukup signifikan pada
tutupan lahan berupa hutan, yaitu hutan lahan kering sekunder (7,60%), hutan
rawa sekunder (33,98%) dan hutan mangrove sekunder (9,03%) dan pertanian
lahan kering campur (79,96%). Sementara itu, terjadi kenaikan yang signifikan
juga pada penggunaan lahan yang bersifat intensif seperti perkebunan (15,11%),
pertanian lahan kering (109,65%) dan sawah (16,23%).
A.
II - 28
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
Zona
APL
Badan Air
HL
HP
HPK
HPT
HSA
Permukiman
Pertanian
Tanaman Tahunan
Luas (Ha)
27,152.31
110,434.03
1,098,446.25
962,155.16
41,303.66
877,448.05
474,771.53
175,262.56
1,920,838.73
1,384,772.00
Fraksi luas
0.4
1.6
15.5
13.6
0.6
12.4
6.7
2.5
27.2
19.6
Tabel 2.19.
Emisi historis 2006-2010 sektor kehutanan
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 29
Bab 2
Tutupan Lahan
(2011)
Share
(%)
48.8
Perkebunan
Tanah Terbuka/Kosong
Tanah Terbuka/Kosong
Tanah Terbuka/Kosong
22.4
9.3
7.2
4.8
Semak/Belukar
4.8
Semak/Belukar
4.5
B.
dibagi menjadi dua yakni gambut non hutan dan gambut kawasan hutan, dengan
proporsi masing-masing 32% (66.695,07 ha) dan 68% (144.229,26 ha) (Grafik 2.3
dan Grafik 2.4). Sedangkan emisi historis Sub Sektor Lahan Gambut dari tahun
2006-2011, gambut non hutan sebesar 3,78 juta tCO2eq atau setara dengan 63,6%
dan gambut kawasan hutan sebesar 2,16 juta tCO2eq atau setera dengan 36,4%.
II - 30
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
Grafik 2.3.
Zona perencanaan sub sektor lahan gambut
Grafik 2.4.
Emisi GRK dari kawasan gambut non hutan dan gambut kawasan
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 31
Bab 2
emisi cukup signifikan maka sub sektor komersial akan dimasukkan sebagai
sumber emisi sektor industri. Secara lebih lengkap sumber-sumber emisi sektor
industri Provinsi Sumatera Utara dijabarkan pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5.
Sumber Emisi Sektor Industri Provinsi Sumatera Utara
II - 32
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
dari pembakaran bahan bakar untuk melakukan proses produksi yang akan
dimasukkan sebagai emisi sektro industri. Sementara pembakaran bahan bakar
untuk menghasilkan listrik akan dimasukkan sebagai emisi sektor energi.
Tabel 2.21.
Konsumsi bahan bakar sektor industri dan komersial tahun 2010
(tanpa pembangkit)
No
1
2
3
4
5
6
7
Jenis Bahan
Bakar
Premium (kiloliter)
Minyak Tanah
(Kiloliter)
Minyak Solar
(Kiloliter)
Minyak Bakar
(Kiloliter)
Gas Alam
(juta ton)
LPG (ton)
Batubara (ton)
Volume/Berat
Industri
Komersial
2.797
0
421
206.418
14,84
7.279,96
940.636,97
233.978,26
36.306,94
9.031,15
310.299
11.010,66
1.154,37
3,46
43.271,69
536,39
49.669
0
0
27,21
1.263,88
129,62
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 33
Bab 2
Tabel 2.22.
Jumlah industri/kegiatan usaha skala menengah dan besar
Di Provinsi Sumatera Utara
No.
Nama Industri
Jenis Industri*)
II - 34
Kapasitas Produksi
Terpasang (ton/tahun)
350.000
28.800
2.902
306
3.000
3.975
29.000
200.017
156.000
200
2.000
153.100
447,1
23.889
28.080
15.000
48.000
1.800
18.250
1.460.000
300.000
135.000
7.000
18.000
402.000
12.000
110.000
59.000
18.679
29.000
29.000
96.705
3.741.150
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
Tabel 2.23.
Jumlah industri/kegiatan usaha skala kecil
Di Provinsi Sumatera Utara
No.
Nama Industri
Jenis Industri*)
Kapasitas Produksi
Terpasang (ton/tahun)
Sinar Maju
Kilang Tapioka
UD. Ayu
Saliman
Pembuatan Perabot
Mandiri
UD. Makmur
Peracipan Kayu
4.200
Pengolahan Kayu
1.500
10
UD. Ika
12.0000
11
CV. Imelda
Peracipan Kayu
12
Dunia Prabot
Pembuatan Perabot
13
Jaya Indah
Kilang Padi
14
Aman Jaya
15
10.000
10.000
17
18
Kilang Batu KC
19
Makmur
Pembutan Opak
20
UD. Rizki
21
Bhakti
10.000
22
3.000
23
UD. Ayu
10.000
24
Melati
10.000
25
Pembuatan Pupuk
26
1.0000
27
Peracipan Kayu
3.000
28
29
30
Kilang Tapioka
Pengolahan Air Minum
Kemasan
Kilang Batu Bata
16
1.200
1.800
2.000
30
1.700
Total
10.000
18
20.8448
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 35
Bab 2
Tabel 2.24.
Konsumsi penggunaan minyak pelumas Provinsi Sumatera Utara
No
Subsektor
Volume (kiloliter)
Industri
1569
Transportasi
17165
11267
Sumber: survei industri oleh BPS dan dari pembuangan limbah B3 oleh BLH Provsu.
Tabel 2.25.
Emisi GRK pada sektor industri dan komersial Provinsi Sumatera Utara
No
II - 36
Sumber Emisi-GRK
Jenis emisi-GRK
CH4
0,18684
N 2O
0,03469
CO2eq
(ribu ton)
Sektor Industri
CO2
6.099,17
Proses Industri
15,03
15,03
Sektor Komersial
1.541,67
0,05511
0,01041
1.546,05
Emisi total
7.674,93
0,59
6.113,85
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
Sebagai perbandingan emisi per kapita Provinsi DKI Jakarta adalah dari
sektor industri adalah 0,52 tCO2eq/kapita. Seperti yang terlihat pada tabel emisi
GRK sektor industri Provinsi Sumatera Utara masih didominasi oleh konsumsi
energi sebagai penggerak. Jika dilakukan perbandingan share energy by sektor,
maka konsumsi energi komersial sektor industri Provinsi Sumatera Utara adalah
48,47% dan sektor komersial 8,66%. Pada laporan Kementerian ESDM,
persentase konsumsi energi nasional untuk sektor industri pada tahun 2010 adalah
44% dan sektor komersial adalah 4,41%. Fakta ini menunjukkan sektor industri
dan sektor komersial Provinsi Sumatera Utara menggunakan persentase energi
lebih banyak daripada angka nasional.
Pada Tabel 2.25 dapat dilihat bahwa yang lebih dominan adalah emisi dari
subsektor bahan bakar penggerak industri dan sektor komersial. Maka penyusunan
BAU Baseline akan dilakukan pada kedua sub-sektor ini (dibahas pada Bab IV).
f)
sektor energi,
sektor industri.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 37
Bab 2
II - 38
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
Tabel 2.26.
Konsumsi bahan bakar pembangkit listrik yang ada di Sumatera Utara
Tabel 2.27.
Permintaan energi listrik Provinsi Sumatera Utara
No.
Jenis Pelanggan
Jumlah (Gigajoule)
1.
Business
3.634.718,50
2.
Industry
6.643.148,50
3.
Multipurpose
4.
Public
5.
Residential
6.
Social
330.321,59
1.563.753,63
11.064.269,00
643.615,19
Tabel 2.28.
Konsumsi energi di rumah tangga
No.
Jenis Energi
Jumlah (Gigajoule)
1.
Charcoal
29.406,00
2.
Kerosene
29.399,00
3.
LPG
56.993,00
4.
Naturral Gas
316.193,00
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 39
Bab 2
ini yang menjadi sumber emisi yang akan dihitung bersumber dari penggunaan
bahan bakar untuk captive power.
Tabel 2.29.
Konsumsi bahan di industri
No.
Fuel Types
Captive Power
737.289
Premium
1.
Solar
46.796.953
2.
Kerosene
187.100
3.
Coal
2.200.948
4.
Natural Gas
77.181
5.
LPG
81.619
6.
Sumber: Survei industri BPS 2010
Process
7.337.433
74.183.721
1.683.987
88.062.218
13.019.234
9.661.157
Total
Unit
8.074.722
120.980.674
1.871.087
90.283.166
13.096.415
9.742.776
Liter
Liter
Liter
Kg
m3
Kg
II - 40
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
Gambar 2.6.
Sumber emisi GRK sektor transportasi
Kenderaan
Penumpang
Bus
2001
169761
26035
2002
180521
26566
2003
192596
27106
2004
207614
27621
2005
226043
28160
2006
240066
28616
2007
257729
29228
2008
279996
29507
2009
297922
29498
2010
325795
29978
Sumber: Sumatera Utara dalam Angka 2011
Mobil
Barang
(Truk)
128985
135838
144233
154420
166221
172999
180384
189857
194946
205124
Sepeda
Motor
Total
952361
1084051
1300995
1568048
1864980
2113772
2429571
2805368
3091510
3478230
1277142
1426976
1664930
1957703
2285404
2555453
2896912
3304728
3613876
4039127
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 41
Bab 2
Jenis
Bahan Bakar
Avtur
Jumlah
(Kiloliter)
112
Energi
(Tera Joule)
3,70
Avgas
116000
4.065,76
Bensin
1313437
45.541,64
Minyak Solar
707713
27.316,48
Minyak Diesel
288
11,32
Minyak Bakar
262687
2.752,67
Sumber: Diolah dari data yang ditampilkan pada SUDA 2011 dan hasil survey BPS
Data pada Tabel 2.31 akan digunakan untuk melakukan perhitungan emisi
gas-gas GRK dari sektor transportasi dengan metode IPCC Tier 1 (IPCC 2006)
dan hasilnya ditampilkan pada Tabel 2.34. Data tabel menunjukkan bahwa emisi
gas-gas GRK yang dihasilkan dari sektor transportasi terdiri dari tiga jenis, yaitu
gas CO2, CH4, dan N2O. dimana bagian utama adalah gas CO2. Pada kolom paling
kanan tabel tersebut juga ditampilkan emisi GRK yang dinyatakan dalam ton
equivalent CO2. Metode perhitungannya adalah dengan persamaan CH4 = 21 kali
CO2 dan N2O = 310 kali CO2 (GWP-UNFCC, 2002).
II - 42
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
Seperti yang ditunjukkan tabel tersebut total emisi GRK sektor transportasi
Provinsi Sumatera Utara adalah 5.879.000 tCO2eq. Untuk melakukan verifikasi
hasil perhitungan ini, maka dilakukan perbandingan emisi per kapita. Karena
jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara adalah 12.982.204 jiwa, maka emisi
GRK per kapita dari sektor transportasi di Provinsi Sumatera Utara adalah sebesar
0,45 tCO2 eq/kapita. Sebagai catatan, menurut inventori nasional emisi GRK yang
pernah dilakukan menunjukkan bahwa emisi GRK perkapita sektor transportasi
adalah 0,31 tCO2eq/kapita (ICCSR Transportation Sector, 2010). Sementara
emisi GRK per kapita Provinsi DKI Jakarta (data tahun 2005) adalah sebesar 0,77
tCO2eq/kapita. Berdasarkan fakta ini dapat disimpulkan bahwa untuk sektor
transportasi, emisi GRK Provinsi Sumatera Utara lebih tinggi daripada emisi per
kapita nasional tetapi lebih rendah daripada emisi Provinsi DKI Jakarta.
Tabel 2.32.
Emisi GRK pada sektor transportasi Provinsi Sumatera Utara
Subsektor
Udara
Darat
Air
tCO2eq
79.756
291.372
3.232.596
2.059.411
866
214.999
5.879.000
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 43
Bab 2
Grafik 2.5
Komposisi emisi GRK dari sektor transportasi Provinsi Sumatera Utara
Subsektor
transportasi
darat
menggunakan
jalan
sebagai
sarana
Tabel 2.33
Panjang dan kondisi jalan di Provinsi Sumatera Utara (km)
Kepemilikan Jalan
No.
Kondisi
Total
Nasional
Provinsi
Kab/Kota
1.682.314
1.124.360
12.412.867
15.219.543
1.
Baik
2.
Sedang
520.860
1.045.920
4.966.272
6.533.052
3.
Rusak
203.010
262.380
6.059.074
6.525.464
4.
Rusak Berat
56.080
320.380
4.493.669
4.870.129
5.
Tidak dirinci
76.990
0.0
885.240
926.2230
2.539.254
2.753.040
28.817.124
34.109.418
Total
II - 44
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
Angka pada Tabel 2.33 menunjukkan beberapa fakta antara lain, bahwa
dominan jalan adalah milik kabupaten dan kota. Kemudian kondisi jalan secara
umum adalah baik dan sedang, tetapi masih terdapat jalan dengan kondisi rusak
sepanjang 12.321 km atau sebesar 36,21%. Hal ini akan turut mempengaruhi
besar emisi GRK dari sektor transportasi. Jika dibandingkan jumlah kendaraan
dan panjang jalan, maka secara rata-rata terdapat 118,42 kendaraan bermotor tiap
km. Kemudian distribusi emisi di Provinsi Sumatera Utara adalah 172,36 tCO2eq
per km per tahun.
Sampai bagian ini telah dijabarkan permasalahan emisi sektor transportasi
Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan hasil perhitungan disimpulkan bahwa
permasalahan emisi yang terbesar adalah subsektor transportasi darat yaitu
mencapai 90% dari semua emisi sektor transportasi.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 45
Bab 2
A.
II - 46
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
Gambar 2.7
Sumber emisi dari sektor limbah menurut IPCC
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 47
Bab 2
CH4
CO2 CH4
CO2
CO2
Gambar 2.8.
Proses pembentukan emisi gas metana di TPA
infrastruktur
pengelolaan
persampahan
dan
masih
banyak
II - 48
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
Kabupaten/Kota
Medan
Binjai
Tebing Tinggi
Pematang Siantar
Tanjung Balai
Sibolga
Luas
(km2)
265,10
90,24
38,44
79,97
61,52
10,77
Jumlah Penduduk
(jiwa)
Produksi Sampah
Padat Per Tahun
2.109.339
246.010
145.180
234.885
154.426
84.444
495.900
19.345
17.421
137.160
30.885
43.880
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 49
Bab 2
No
7
8
Kabupaten/Kota
Padang Sidempuan
Gunung Sitoli
Luas
(km2)
Jumlah Penduduk
(jiwa)
Produksi Sampah
Padat Per Tahun
114,65
280,78
191.554
125.566
63.510
25.113
Kabupaten
9
Deli Serdang
2.486,14
1.789.243
214.709
10
Langkat
6.263,29
966.133
10.000
11
Asahan
3.675,79
667.563
107.923
12
Dairi
1.927,80
269.848
53.969
13
Labuhan Batu
2.561,38
414.417
45.000
14
Labuhanbatu Selatan
3.116,00
277.549
206.590
15
Labuhanbatu Utara
3.545,80
331.660
39.799
16
Simalungun
4.386,60
818.104
12.110
17
Tapanuli Utara
3.764,65
278.897
55.779
18
Tapanuli Tengah
2.158,00
310.962
10.950
19
Tapanuli Selatan
4.352,86
264.108
31.692
20
Mandailing Natal
6.620,70
403.894
48.467
21
Karo
2.127,25
350.479
42.057
22
Nias
2.011,83
132.329
15.879
23
Nias Selatan
1.079,61
289.876
34.785
24
Nias Utara
1.202,78
127.530
15.303
25
Nias Barat
546,30
81.461
9.775
26
Humbang Hasundutan
2.297,20
171.687
4.150
27
Pakpak Barat
1.218,30
40.481
4.857
28
Toba Samosir
2.352,35
172.933
20.751
29
Serdang Berdagai
1.913,33
593.803
37.560
30
Samosir
2.433,50
119.650
9.490
31
Batu Bara
904,96
374.535
44.944
32
Padang Lawas
3.892,74
223.480
1.400
3.918,05
223.049
2.500
33 Padang Lawas Utara
Sumber: Rencana Program dan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang Cipta Karya
2011-2015 kabupaten/kota di Sumatera Utara
II - 50
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
umum untuk semua TPA regional. Pilihan untuk memanfaatkan instalasi semiaerobic digestion juga layak untuk dipertimbangkan.
B.
Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011, limbah cair yang dikelola pada sektor
limbah adalah yang berasal dari air limbah domestik yaitu yang berasal dari
pengolahan limbah cair rumah tangga dan pembuangannya. Pengolahan limbah
cair rumah tangga di area perkotaan di Sumatera Utara lebih banyak
menggunakan saluran pembuangan terbuka dan juga menggunakan septic tank
pribadi, namun di daerah perdesaan secara mendasar tidak dilakukan pengolahan
limbah cair.
Pengelolaan limbah cair di Sumatera Utara difalisitasi dengan sistem
jaringan air limbah dimana manfaatnya adalah untuk mengurangi, memanfaatkan
kembali dan mengolah air limbah. Sistem jaringan air limbah terdiri dari sistem
pembuangan air limbah setempat (on-site sanitation) yang dilaksanakan oleh
individu dan sistem pembuangan air limbah terpusat (off-site sanitation). Sistem
pembuangan air limbah terpusat dilakukan secara kolektif melalui jaringan
pengumpulan air limbah, pengolahan serta pembuangan air limbah secara terpusat
terutama pada kawasan pemukiman padat dan kawasan industri.
Sistem pembuangan air limbah terpusat di Sumatera Utara mencakup
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk black water dan grey water
beserta jaringan pengumpul air limbah. Sistem pembuangan air limbah terpusat
untuk kawasan pemukiman padat meliputi:
1.
2.
3.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 51
Bab 2
Wilayah Barat Kota Medan, direncanakan sampai tahun 2030 akan dibangun
sistem pembuangan air limbah terpadu di daerah Polonia. Untuk
kabupaten/kota lainnya, belum memenuhi syarat untuk memiliki sistim
pembuangan air limbah terpadu bila populasi penduduk di bawah satu juta
penduduk.
70000
NAD
60000
Sumut
Sumbar
50000
)
n
o 40000
T
0
00
1( 30000
Riau
Bengkulu
Jambi
Sumsel
O
C20000
is
i
m10000
E
Lampung
Babel
Kep-Riau
Tahun
Sumber: LAPAN, 2006
Grafik 2.6.
Emisi CO2 dan proyeksinya per wilayah di Pulau Sumatera
2.3.2
II - 52
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
Grafik 2.7.
Emisi N2O dan proyeksinya per wilayah di Indonesia
Grafik 2.8.
Trend suhu udara rata-rata di Stasiun Klimatologi Pinangsori Sibolga
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 53
Bab 2
Grafik 2.9.
Trend suhu udara rata-rata di Stasiun Klimatologi Sampali Medan
RATA-RATA CURAH HUJAN 30 DAN 5 TAHUN TERAKHIR
POLONIA
450
400
350
MM
300
250
200
150
100
50
0
BULAN
CHRATA-RATA 30TH
CHRATA-RATA5TH TERAKHIR
Grafik 2.10.
Rata-rata curah hujan 30 dan 5 tahun terakhir
di Stasiun Klimatologi Polonia Medan
B ULA N
CHRATA-RATA 30 TH
CHRATA-RATA 5 TH TERAKHIR
Grafik 2.11.
Rata-rata curah hujan 30 dan 5 tahun terakhir
di Stasiun Klimatologi Sampali Medan
II - 54
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
MM
400
300
200
100
0
BULAN
CHRATA-RATA 30 TAHUN
CH RATA-RATA 5 TH TERAKHIR
Grafik 2.12.
Rata-rata curah hujan 30 dan 5 tahun terakhir
di Stasiun Klimatologi Pinangsori Sibolga
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 55
Bab 2
Gambar 2.9.
Peta indeks kerentanan Provinsi Sumatera Utara, 2008
Gambar 2.10.
Peta indeks kapasitas Provinsi Sumatera Utara, 2008
II - 56
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
Gambar 2.11.
Peta indeks coping capacity Provinsi Sumatera Utara, 2008-2025
Gambar 2.12.
Peta indeks bencana iklim Provinsi Sumatera Utara, 2008-2025
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 57
Bab 2
2.3.3
emisi GRK yaitu sektor pertanian khususnya perkebunan kelapa sawit, sektor
kehutanan, dan sektor limbah sedangkan sektor energi, industri dan transportasi
mempunyai potensi untuk mengindari atau mengurang pelepasan emisi GRK.
A.
Subsektor Perkebunan
Sumatera Utara merupakan salah satu pusat perkebunan di Indonesia yang
telah ada sejak penjajahan Belanda. Komoditi hasil perkebunan yang paling
penting dari Sumatera Utara saat ini antara lain kelapa sawit, karet, kopi, coklat
II - 58
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
dan tembakau. Di luar negeri, Tembakau Deli sangat terkenal seperti di Kota
Bremen, Jerman.
Luas tanaman karet rakyat di Sumatera Utara selama periode 2007-2010
mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 2,07 % per tahun. Pada tahun 2009 luas
tanaman karet rakyat adalah sebesar 388.017,39 ha, menjadi 385.879,31 ha pada
tahun 2010. Kabupaten Mandailing Natal, Langkat, dan Padang Lawas Utara
merupakan pusat perkebunan karet rakyat di Sumatera Utara. Di ketiga daerah
tersebut terbentang seluas 154.917,18 ha kebun karet, atau sama dengan 40,15 %
dari total luas kebun karet rakyat Sumatera Utara.
Sedangkan luas tanaman kelapa sawit di Sumatera Utara pada tahun 2011
sebesar 1.100.820 ha dengan produksi CPO 3.179.952 ton (5.084.166,83 ton
TBS). Dari luasan tersebut 314.259 ha milik BUMN (PTP Nusantara), 363.793 ha
milik Perkebunan Swasta Nasional (PBSN) dan 422.768 ha milik perkebunan
rakyat. Kabupaten Labuhan Batu Utara merupakan pusat perkebunan kelapa sawit
rakyat di Sumatera Utara. Di daerah ini terdapat sebesar 64.144 ha kebun sawit
rakyat atau 16,25 % dari seluruh perkebunan kelapa sawit rakyat Sumatera Utara.
Untuk mengolah produksi TBS dari kebun-kebun tersebut terdapat 105 buah
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas olah terpasang sebanyak 22.259 ton
TBS/jam.
PKS dengan kapasitas olah 30 ton TBS/jam akan menghasilkan antara
500-600 m3 limbah cair dan sekitar 140 ton tandan kosong sawit (TKS/EFB)
setiap hari. Dari total 105 PKS dengan kapasitas olah 22.259 ton TBS/jam maka
akan dihasilkan sebanyak 103.000 ton TKS dan 370.000 - 445.000 m3 limbah cair
per hari. Limbah ini merupakan potensi pencemaran yang cukup besar sekaligus
dapat juga sebagai penyerap emisi GRK. Limbah padat (TKS) dapat diolah
menjadi kompos dengan penambahan limbah cair yang dilakukan secara open
windrow ataupun sistem bunker. Sistem bunker lebih dianjurkan karena selain
dapat mempertahankan kandungan hara, karena terhindar dari pencucian
(leaching) oleh air hujan (pada sistem open windrow), gas metana yang dihasilkan
selama proses pengomposan dapat ditampung dan tidak terbuang menjadi emisi
ke udara. Keuntungan dari sistem bunker adalah penggunaan lahan untuk
pengomposan yang sangat kecil dibandingkan dengan sistem open windrow.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 59
Bab 2
Potensi serapan emisi dari pengolahan kompos TKS dan limbah cair berdasarkan
sistem bunker yang dikembangkan di PT. PP London Sumatera dengan kapasitas
olah PKS sebesar 45 ton TBS/jam, maka total emisi yang dapat diturunkan adalah
22.259/45 x 25,082 t-CO2eq/tahun sama dengan 12.406,672 ton/tahun.
Selain sebagai sumber emisi, tanaman perkebunan juga merupakan sumber
potensi serapan emisi GRK. Menurut Henson (1999), kelapa sawit dapat
menyerap CO2 dalam proses fotosintesis sebanyak 2 (dua) kali lebih besar
dibandingkan hutan tropis. Apabila setiap tanaman kelapa sawit dapat menyerap
CO2 sebanyak 21-24 mol/m2/detik, dan dengan kebun kelapa sawit seluas
1.100.820 ha, maka CO2 yang dapat diserap diperkirakan sebesar 1.100.820 x 140
tan x 20 mol = 3,1 miliar mol/detik atau = 11.160.000 mol/hari. Kelapa sawit
juga menghasilkan O2 lebih banyak dibandingkan hutan tropis yaitu 19
ton/ha/tahun. Oksigen yang dikontribusikan oleh kelapa sawit Sumatera Utara
adalah 1.100.820 x 19 = 21 juta ton/tahun.
Pertanaman kelapa sawit di lahan gambut memiliki potensi emisi gas CO2
yang lebih besar dibandingkan dengan kelapa sawit yang ditanam di lahan
mineral. Semakin bertambah umur tanaman, emisi CO2 semakin tinggi. Hal ini
terkait dengan semakin besarnya tingkat respirasi akar tanaman. Solusi yang dapat
dilakukan adalah membatasi pembukaan lahan gambut yang baru sebagai lahan
perkebunan, menanam tanaman kacangan penutup tanah (Legume Cover Crop/
LCC) yang cepat menutup tanah seperti Mucuna Bracteata pada pertanaman yang
telah ada serta memperlambat proses dekomposisi bahan organik yang ada di
lahan gambut.
Cara lain adalah dengan meningkatkan pH tanah gambut dengan
pemberian kapur. Penelitian PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) menunjukkan
korelasi negatif antara pH dan fluks CO2, yaitu semakin tinggi pH tanah semakin
rendah fluks CO2. Berkaitan dengan moratorium pelarangan pembukaan kebun
sawit dilahan gambut, maka aplikasi kapur hanya dilakukan pada perkebunan
yang telah ada sebelum moratorium.
II - 60
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
B.
Bab 2
emisi gas metana sebesar 225.123 ton/tahun. Lahan pertanian seluas tersebut
menggunakan pupuk urea sebesar 114.090 ton/tahun dengan potensi emisi gas
metana sebesar 22.818,08 ton/tahun.
Potensi serapan gas metana pada tanaman pangan (padi sawah) adalah
dengan menerapkan System of Rice Intensification (SRI) yaitu mengurangi
pemberian air pada lahan sawah. Air yang kurang (kering) dapat mengurangi
produksi gas metana oleh bakteri anaerob. Di lahan yang tergenang air banyak
dijumpai mikroba metanogen anaerob yang dapat menghasilkan gas metana
sebagaimana halnya dengan bakteri metanogenik yang terdapat dalam usus cacing
tanah yang dapat menghasilkan gas metana. Gas metana dapat diserap oleh bakteri
metanotropik. Supaya populasi bakteri metanotropik meningkat, maka lahan perlu
diberi gypsum (CaSO4.2H2O). Bakteri metanotropik termasuk organisme yang
telah mengalami perubahan genetik (Genetically Modified Organism, GMO),
sehingga
penggunaannya
dapat
dikombinasikan
dengan
pupuk
hayati.
Penggunaan pupuk hayati berupa mikroba dan bakteri juga dapat mengurangi
produksi gas metana. Mikroorganisme yang paling umum digunakan pada
pertanaman adalah Azotobacter sp yang dapat memfiksasi nitrogen dari udara,
Azospirillium dan Azolla. Penggunaan varietas padi unggul yang lebih toleran
terhadap cekaman kekeringan atau keterbatasan air dipastikan dapat mengurangi
produksi gas metana.
C.
Subsektor Peternakan
Populasi ternak besar terdiri dari kuda, sapi potong, kerbau dan sapi perah.
Pada tahun 2010 populasi kuda sebanyak 3.098 ekor, sapi potong sebanyak
462.443 ekor, kerbau sebanyak 161.046 ekor dan sapi perah sebanyak 2.569 ekor.
Populasi ternak kecil terdiri dari kambing, domba dan babi. Pada tahun 2010
populasi kambing sebanyak 744.535 ekor, domba sebesar 317.777 ekor dan
populasi babi sebesar 742.670 ekor.
Pada tahun 2011 di Sumatera Utara tercatat populasi ternak besar
sebanyak 3.041.009 ekor dan unggas sebanyak 63.324.792 ekor. Emisi yang
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 61
Bab 2
dihasilkan oleh ternak besar sebanyak 9.298 ton dan unggas sebanyak 1.378 ton
dengan total 10.6768,49 ton.
Potensi serapan emisi gas metana dapat dilakukan dengan manajemen
kandang yang baik yaitu mengumpulkan kotoran hewan baik berupa padatan
(feses) maupun kotoran cair berupa urin dalam suatu wadah. Dalam wadah akan
terjadi proses pengomposan yang akan menghasilkan gas metana sebagai produk
samping. Gas metana yang dihasilkan dapat ditampung dan digunakan sebagai
bahan bakar di rumah tangga sekitar peternakan. Apabila potensinya cukup besar,
maka gas yang dihasilkan dapat dimampatkan dan dibotolkan sehingga
penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Kompos yang dihasilkan
dapat diaplikasikan sebagai pupuk organik.
D.
Sektor Kehutanan
Sebagian besar wilayah Sumatera Utara berupa hutan dengan luas
36.793,38 km2 (atau 51,31 % dari total luas Sumatera Utara). Lahan yang ada di
Sumatera Utara adalah lahan yang sesuai untuk komoditas perkebunan dan
semenjak pembukaan perkebunan di Sumatera Utara telah menerapkan kaidahkaidah kesesuaian lahan seperti kutipan pada surat-surat dari Sumatera 1928-1949
oleh J.J. Van De Velde Hari ini aku naik mobil dari Belawan lewat Medan ke
Pematang Siantar melalui perkebunan-perkebunan karet dan tembakau yang
begitu kukenal dan melewati jalan-jalan mulus di estate-estate kelapa sawit.
Sesudah Siantar, jalan menanjak melalui bukit-bukit yang disana-sini ditanami
pohon pinus muda oleh Bozwezen (Dinas Kehutanan) yang menangani reboisasi
di dataran tinggi yang terancam erosi.
Sumatera Utara merupakan wilayah yang sangat ideal untuk bidang
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan. Terdiri atas wilayah
perairan laut, sungai dan danau, dan daratan yang subur terbentang dari dataran
rendah di pesisir timur hingga pegunungan bukit barisan, dan pantai barat yang
indah dengan hutan tropis yang sangat alami.
Beberapa daerah yang menjadi lokasi utama komoditas unggulan di
Sumatera Utara adalah Kabupaten Dairi, Pakpak Bharat, Tobasa dan Humbang
Hasundutan untuk tanaman kopi Sidikalang. Sebagian pesisir timur hingga
II - 62
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
dataran tinggi untuk tanaman karet dan kelapa sawit meliputi wilayah Kabupaten
Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Batu Bara, Asahan,
Labuhan Batu dan Padang Lawas. Disamping itu terdapat wilayah yang khusus
dan ideal untuk tanaman tertentu yaitu pesisir timur antara Sungai Ular di Deli
Serdang dan Sungai Wampu di Langkat untuk tanaman tembakau, dataran tinggi
Karo yang cocok untuk tanaman sayur mayur dan buah-buahan serta daerah
Sidamanik di Kabupaten Simalungun yang cocok untuk perkebunan teh.
Hasil perhitungan luas tutupan lahan di Provinsi Sumatera Utara dari
Badan Pertanahan Nasional Wilayah Sumatera Utara menunjukkan hutan dan
perkebunan mendominasi tutupan lahan Sumatera Utara dengan luas hutan
3.050.692,91 ha atau 41,63 % dari luas seluruh tutupan lahan, dan perkebunan
seluas 237.628,7 ha atau 32,43 % dari luas seluruh tutupan lahan, dan luas lahan
non pertanian 221.302 ha atau 3,02 % dari luas seluruh tutupan lahan, yang
memiliki perbedaan signifikan dengan luas hutan dan perkebunan. Gambaran
tutupan lahan tersebut ditunjukkan pada Grafik 2.13.
Selain serapan CO2 dari tananaman perkebunan, potensi dari proses
pengolahan hasil perkebunan dan pertanian bisa mengurangi atau menghindari
pembentukan GRK seperti CH4 dan CO2, misalnya melalui penangkapan gas
metana pada sistem lagoon, pembuatan kompos secara aerobik. Pemanfaatan
jerami yang difermentasikan untuk pakan ternak dan pemanfaatan kotoran ternak
untuk biogas.
Grafik 2.13.
Luas tutupan lahan dan hutan Provinsi Sumatera Utara
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 63
Bab 2
Tutupan lahan kawasan hutan Provinsi Sumatera Utara tahun 2010 sebesar
3.731.130,30 ha yang terdiri dari hutan primer seluas 226.641,00 ha, hutan
sekunder seluas 1.362.060,39 ha, hutan tanaman seluas 104.536,34 ha dan tidak
berhutan seluas 2.037.892,57 ha (54.54%) seperti terlihat pada Grafik 2.14.
!"#
$ %"
$ ) #(' *%"+
&%' (%"
Sumber: Neraca Sumber Daya Hutan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010
Grafik 2.14.
Tutupan lahan kawasan hutan di Sumatera Utara
Kawasan hutan yang ada di Sumatera Utara menurut fungsi dan statusnya
dijabarkan pada Tabel 2.35 di bawah. Persentase terbesar untuk hutan lindung
sebesar 32,09 % dari seluruh luas kawasan hutan yaitu seluas 1.176.216 ha, dan
persentase terkecil sebesar 0,03 % untuk hutan kota dengan luas 1.156,48 ha.
Tabel 2.35.
Luas kawasan hutan menurut fungsi atau statusnya
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
II - 64
Fungsi
Kawasan Konservasi
Cagar Alam
Suaka Margasatwa
Taman Wisata
Taman Buru
Taman Nasional
Taman Hutan Raya
Hutan Lindung
Hutan Produksi
Hutan Produksi Terbatas
Luas (ha)
362,333.36
11,427.00
79,013.00
3,221.00
7,712.00
293,627.00
54,374.00
1,176,216.00
1,035,690.00
879,270.00
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
No.
Fungsi
11 Hutan Produksi Konservasi
12 Hutan Kota
Total Luas Hutan
Bab 2
Luas (ha)
52,760.00
1,156.48
3,956,799.84
4,96 %
15,83 %
KSA-KPA
HL
20,28 %
HPT
HP
13,34 %
Grafik 2.15.
Kawasan hutan tetap berdasarkan saldo akhir NSDH, Sumatera Utara
12,83 %
29,06 %
KSA-KPA
HL
35,26 %
HPT
HP
22,88 %
Grafik 2.16.
Kawasan hutan tetap berdasarkan SK Menhut No. 44/Menhut-II/2005
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 65
Bab 2
70.00
60.00
50.00
40.00
% Kawasan Hutan
30.00
% APL
59,33 %
20.00
10.00
40,67 %
0.00
2006
Sumber: Statistik Kehutanan, Dinas Kehutanan Provinsi Suamtera Utara, 2006
Grafik 2.17.
Perbandingan persentase kawasan hutan dan non hutan
Tabel 2.36.
Kawasan hutan konservasi Provinsi Sumatera Utara
No
Nama Kawasan
Tapanuli Utara
Luas (ha)
SK Penetapan
Dolok Daut/Sulunga
Batu Gajah
Simalungun
Simalungun
Batu Ginurit
Labuhan Batu
Labuhan Batu
Dolok Sipirok
Tapanuli Selatan
6.970,0 226/Kpts/Um/4/1982
Sibual-buali
Tapanuli Selatan
5.000,0 215/Kpts/Um/4/1982
Martelu Purba
Sibolangit
Deli Serdang
10 Dolok Surungan
Tapanuli Utara
23.800,0 43/Kpts/Um/2/1974
II - 66
Kabupaten
Tapanuli Utara
Langkat/Deli
195,0 471/Kpts-II/93
15.765,0 811/Kpts/Um/11/1980
12 Barumun
Tapanuli Tengah
40.330,0 70/Kpts-II/1989
13 Siranggas
Tapanuli Selatan
5.657,0 71/Kpts-II/1989
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
No
Nama Kawasan
14 Pulau Pini
Kabupaten
Luas (ha)
Nias
Bab 2
SK Penetapan
8.350,0 347/Kpts-II/1996
15 Bukit Barisan
Karo/Deli/Langkat
16 Sikiceh-kiceh
Dairi
575,0 78/Kpts-II/1989
17 Holiday Resort
Labuhan Batu
1.963,0 695/Kpts-II/1990
18 Sijaba Hutaginjang
Tapanuli Utara
500,0 592/Kpts-II/1993
19 Dalek Lancuk
Tapanuli Utara
435,0 68/Kpts-II/1989
20 Lau Debukdebuk
Tapanuli Utara
7,0 320/Kpts/Um/5/80
21 Sibolangit
Deli Serdang
24,85 636/Kpts/Um/9/1980
Luas (ha)
2005
2006
2007
2008
2009
2010
8,839.00
11,588.30
15,471.60
16,201.74
19,524
16,333.00
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 67
Bab 2
Tabel 2.38.
Luas penghijauan dan reboisasi di Sumatera Utara
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Penghijauan (ha)
Reboisasi (ha)
3,033.00
10,172.00
11,009.75
11,009.75
11,575.20
-
3,717.00
10,670.00
12,512.42
12,512.42
35,533.45
-
E.
akan diolah sekitar 15% dari total sampah yang dihasilkan sehingga diperkirakan
akan terjadi penurunan GRK atau dapat juga dikatakan terjadi serapan GRK
sebesar 23,314 ton CO2eq/tahun. Selanjutnya direncanakan untuk mengkonstruksi
TPA Aek Nabobar di Tapanuli Tengah dengan sanitary landfill semi-aerobic dan
diperkirakan akan terjadi serapan GRK sebesar 3,673 tCO2eq/tahun. Perhitungan
akumulatif terhadap total sampah padat yang dikumpulkan di TPA di Sumatera
Utara dengan asumsi TPA memakai sanitary landfill semi-aerobic maka akan
terjadi penyerapan GRK sebesar 57,790 ton CO2eq/tahun.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 21 Tahun 2006
tentang Kebijakan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan
Persampahan, prioritas kegiatan yang sebaiknya dilakukan adalah:
1. Pengurangan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya.
2. Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha sebagai mitra
pengelolaan.
3. Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan.
II - 68
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 2
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
II - 69
Bab 2
II - 70
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
III
Pembagian Urusan &
Ruang Lingkup
Bab ini menjelaskan secara ringkas pembagian urusan/kewenangan baik
sektoral maupun wilayah administratif sebagai bahan masukan untuk menentukan
ruang lingkup daerah. Penentuan ruang lingkup ini juga didasarkan pada hasil
analisis bab terdahulu. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai bidang/subbidang dan kegiatan, serta wilayah administratif yang memiliki sumber emisi
GRK dan berpotensi menurunkan emisi GRK; identifikasi potensi emisi GRK
dalam urusan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) terkait; pembagian urusan
masing-masing SKPD terkait dengan 6 (enam) sektor penurunan emisi GRK
dalam rangka persiapan perhitungan BAU Baseline dan SKPD yang wajib
menghitung BAU Baseline.
Acuan dalam menyusun bab ini adalah Buku Pedoman Penyusunan RADGRK; Buku Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK; dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera
Utara tahun 2009-2013.
3.1.
PEMBAGIAN URUSAN
Dalam rangka pelaksanaan RAD-GRK diperlukan secara tegas SKPD
Bab 3
III - 2
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 3
3.2.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
III - 3
Bab 3
spectrum basis). Sedangkan, peran daerah terbatas pada penyediaan data dan
informasi awal dalam penyusunan BAU Baseline atau pada tahap
implementasi. Bidang-bidang yang termasuk kedalam ruang lingkup nasional
antara lain bidang energi listrik (on-grid), sistem transportasi darat, laut dan
udara dan industri skala besar.
Pembagian ini bertujuan memberikan kejelasan tentang kewenangan dan
kepemilikan program dalam rangka pelaksanaan aksi mitigasi GRK daerah untuk
menghindari perhitungan ganda emisi. Berdasarkan informasi ruang lingkup
tersebut, maka Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, termasuk 33 Pemerintah
Kabupaten/Kota, dapat mengidentifikasi dan menentukan bidang-bidang apa saja
yang berpotensi menghasilkan emisi GRK sesuai dengan karakteristik dan
kewenangan yang dimiliki. Sudah tentu, koordinasi dengan Pemerintah Pusat,
melalui Kementerian/Lembaga atau kelompok kerja terkait masih diperlukan
untuk menghindari duplikasi pekerjaan.
Pengelompokan
ruang
lingkup
beserta
informasi
terkait
tentang
III - 4
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 3
Tabel 3.2.
Pembagian Ruang Lingkup Urusan/Kewenangan
Antara Pusat, Provinsi Dan Kabupaten/Kota
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
III - 5
Bab 3
Tabel 3.3.
Identifikasi BAU yang Menjadi Urusan Wajib dan Pilihan
Dari Tabel 3.3 dapat disimpulkan bahwa SKPD yang paling banyak
bekerjasama dan berkoordinasi dalam menentukan BAU adalah sektor energi dan
sektor pengelolaan limbah (6 instansi), kemudian sektor transportasi dan sektor
industri (5 instansi) sedangkan yang paling sedikit adalah sektor pertanian dan
sektor kehutanan dan lahan gambut (4 instansi). Perincian koordinasi dalam
pembagian urusan dan ruang lingkup akan diuraikan lebih jelas pada sub-bab
berdasarkan sektor penurunan emisi GRK.
III - 6
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 3
Tabel 3. 4.
Penanggung Jawab Rencana Aksi Mitigasi Emisi GRK
di Provinsi Sumatera Utara
3.3.
jenis industri dan kegiatan apa yang menjadi tanggung jawab masing-masing
instansi dan ruang lingkup kewenangan akan diuraikan lebih jauh pada sub-bab
berikut.
3.3.1. Sektor Pertanian
A.
khususnya dari alih fungsi hutan dan lahan gambut ke perkebunan kelapa sawit
dan karet serta pabrik pengolahan kelapa sawit dan karet, (2) Pertanian tanaman
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
III - 7
Bab 3
pangan dan hortikultura, dan (3) Peternakan meliputi penggemukan sapi, babi dan
produksi susu atau telor.
A.1
Gambar 3.1.
Sumber Emisi Dari Sektor Pertanian Di Provinsi Sumater Utara
III - 8
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 3
Emisi GRK dari lahan gambut terjadi segera setelah lahan gambut
dialihfungsikan. Emisi pertama terjadi dari pembukaan (land clearing) lahan
gambut diikuti dengan pembakaran lahan. GRK yang paling penting adalah CO2
yang berasal dari pembakaran dan proses pelapukan (dekomposisi) bahan organik
seperti pohon, akar, daun dan bagian tanaman yang mati (nekromassa). Gas
metana juga dihasilkan dari proses anaerob pada lahan gambut. Tanaman secara
individu juga menghasilkan gas CO2 sebagai hasil respirasi tanaman (buah, daun,
batang dan akar). Akan tetapi tanaman juga berperan sebagai penyerap (perosot,
sequestration) dari CO2 yang terjadi dalam proses fotosintesis.
A.2
sumber emisi. Sebanyak 23% dari Tandan Buah Sawit (TBS) yang diolah di
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan Tandan Kosong Sawit (TKS) yang
dikategorikan sebagai limbah padat. Limbah padat lainnya adalah cangkang
(tempurung) kelapa sawit yang jumlahnya mencapai 7% serta serat sebanyak 5%.
Karena pembakaran TKS di incinerator sudah dilarang, maka pengendalian
limbah TKS dilakukan dengan cara membuatnya menjadi kompos. Dalam proses
pengomposan secara open windraw, TKS dicincang dan disiram dengan limbah
cair PKS (LCPKS). Karena proses pengomposan ini berlangsung secara anaerob,
maka akan dihasilkan GRK berupa gas metana. PKS juga menggunakan cangkang
dan serat sebagai pembangkit/pemanas boiler. Pembakaran kedua macam limbah
padat tersebut juga menghasilkan GRK berupa gas CO2.
A.3
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
III - 9
Bab 3
(10 unit) dengan kapasitas olah sebesar 38.786 ton dan Pabrik Lateks (3 unit)
dengan kapasitas olah sebesar 24.960 ton.
Berdasarkan Data Ditjenbun (2009) tersebut, ternyata produktifitas karet
rakyat sangat rendah yaitu sebanyak 0,68 ton/ha, produktivitas karet swasta
sebanyak 1,09 ton/ha dan produktivitas BUMN sebanyak 1,06 ton/ha. Rerata
produktifitas karet Sumatera Utara adalah 0,83 ton/ha. Baik rerata Sumatera Utara
maupun masing-masing kebun masih sangat rendah bila dibandingkan dengan 2
(dua) negara tetangga, yaitu Thailand dan Malaysia.
A.4
Tanaman Kakao
Sumber emisi dari Tanaman kakao bermulai dari tahapan land clearing,
penggunaan pupuk, dari limbah padat berupa kulit buah dan pengolahan hasil di
pabrik, baik pada waktu proses fermentasi maupun waktu proses pengeringan
menggunakan blower.
A.5
pala pada umumnya tidak besar karena areal perkebunan ini tidak terlalu luas di
Sumatera Utara.
A.6
Peternakan
Bidang peternakan juga menyumbang emisi GRK, khususnya peternakan
sapi perah (penghasil susu), sapi pedaging (penggemukan) dan babi serta unggas
berupa ayam potong maupun ayam petelor. GRK yang dihasilkan dari bidang
peternakan umumnya gas metana yang berasal dari kotoran hewan tersebut.
III - 10
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 3
Sesuai dengan kelompok kerja yang telah dibentuk melalui SK Gubsu No.
188.44/416/KPTS/2012 maka leading sektor pertanian adalah Dinas Pertanian
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebagai ketua kelompok kerja sektor
pertanian, sedangkan BAPPEDA Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan BLH
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebagai koordinasi dan penganggaran
program penurunan emisi GRK.
3.3.2. Sektor Kehutanan dan Lahan Gambut
A.
pada bagian ini. Berdasarkan IPCC Guideline 2006, sumber emisi berbasis lahan
dibagi menjadi 6 (enam) kategori yaitu:
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
III - 11
Bab 3
III - 12
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 3
F.2.3. Transmigrasi
F.2.3. Sawah
F.2.4. Perkebunan
F.3. Padang Rumput
F.3.1. Belukar
F.3.2. Padang Rumput
F.4.1. Belukar Rawa
F.4.2. Rawa
F.5.1. Permukiman
F.6.3. Bandara
F.6.4. Pertambangan
F.6.5. Air
Gambar 3.2.
Sumber Emisi Dari Sektor Kehutanan Dan Lahan Gambut
Di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Tutupan Lahan Tahun 2005 Dan 2010
(Badan Planologi Kementrian Kehutanan 2011)
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
III - 13
Bab 3
Tabel. 3.6.
Penanggung Jawab Identifikasi BAU dan Aksi Mitigasi
Sektor Kehutanan dan Lahan Gambut
B.
sektor kehutanan dan lahan gambut adalah adalah 4 (empat) dinas di Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara yakni Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan, Dinas
Perkebunan (urusan wajib) dan Dinas Pertambangan dan Energi (urusan pilihan).
Sedangkan penanggung jawab urusan termasuk dalam melakukan perhitungan dan
III - 14
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 3
penyediaan data, ada 9 (sembilan) SKPD baik dikategorikan sebagai urusan wajib
maupun pilihan, yaitu Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA), BAPPEDA,
BLH, Badan Ketahanan Pangan, BPS, Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian, Dinas
Perkebunan dan Dinas Pertambangan dan Energi. Dan setelah ditetapkan rencana
aksi mitigasi, maka yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan aksi-aksi ini
adalah 7 (tujuh) SKPD yaitu Dinas PSDA, BAPPEDA, BLH, Dinas Kehutanan,
Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan dan Dinas Pertambangan dan Energi.
3.3.3. Sektor Energi
A.
bakar fosil pada pembangkit listrik, industri, rumah tangga dan transportasi.
Selain itu, emisi juga dihasilkan pada proses produksi bahan bakar fosil maupun
gas (Gambar 3.3).
Gambar 3.3.
Sumber Emisi dari Sektor Energi
Pada bagian ini, akan dipaparkan pembagian urusan emisi pada sektor
energi di tingkat provinsi, khususnya pada pembangkit listrik dan rumah tangga.
Sedangkan sektor industri dan transportasi akan dibahas pada bagian tersendiri.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
III - 15
Bab 3
Gambar 3.4.
Sumber Emisi dari Sektor Energi di Provinsi Sumatera Utara
III - 16
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
B.
Bab 3
transportasi. Pada sektor ini sumber emisi dapat berasal dari pembakaran bahan
bakar, penggunaan minyak pelumas, dan penggunaan refrigeran pada sistem
pengkondisian udara. Tetapi, yang akan diperhitungkan adalah hanya dari
pelepasan gas-gas rumah kaca sebagai akibat dari pembakaran bahan bakar.
Sementara emisi dari penggunaan minyak pelumas dan penggunaan refrigeran
akan diperhitungakan pada sektor industri dan penggunaan produk yang akan
dijelaskan pada sub bab berikutnya. Jenis gas emisi yang utama dan di sektor
transportasi sebagai akibat dari pembakaran bahan bakar adalah gas CO2 dan CH4.
Sebagai catatan sektor transportasi juga menjadi penyumbang terbesar polusi
udara, terutama pada daerah perkotaan yang menjadi pusat penggunaan kenderaan
bermotor. Pada bagian ini pembahasan hanya akan difokuskan pada emisi GRK.
Pembagian sumber emisi pada sektor transportasi dapat dijelaskan dengan
menggunakan bagan pada Gambar 3.5.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
III - 17
Bab 3
Gambar 3.5.
Sumber Emisi dari Sektor Transportasi di Provinsi Sumatera Utara
Secara umum sumber emisi dari sektor transportasi dibagi atas 3 (tiga)
bagian utama, yaitu Transportasi Udara, Transportasi Darat, dan Transportasi Air.
Sementara pada transportasi darat masih dibagi atas jenis kenderaan mobil
penumpang, bus, mobil barang, sepeda motor dan kereta api. Untuk Transportasi
air dibagi atas pengankutan pada sungai dan laut. Sebagai catatan, pembagian ini
sedikit berbeda dengan yang dijelaskan pada IPCC. Perbedaannya hanyalah pada
pemasukan sektor kereta api ke dalam transportasi darat. Diagram yang
ditampilkan pada Gambar 3.5 ini akan dijadikan acuan dalam pembagian urusan
emisi pada sektor transportasi.
Pembagian urusan pada sektor transportasi terdiri dari identifikasi BAU,
pembagian urusan, dan pelaksanaan aksi mitigasi. Dengan kata lain, beberapa
SKPD yang ada di Provinsi Sumatera Utara akan bertanggung jawab dalam
melakukan pengurusan, melakukan identifikasi, dan melakukan aksi penurunan
emisi GRK. Ketiga bagian ini disimpulkan pada matriks pada Tabel 3.8 berikut.
III - 18
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 3
Tabel. 3.8.
Penanggung Jawab Identifikasi BAU dan Aksi Mitigasi Sektor Transportasi
sumber emisi pada sektor Transportasi terdiri atas sub-sektor Transportasi Udara,
sub-sektor Transportasi Darat, dan sub-sektor Transportasi Air. Pada bagian ini
akan dijelaskan pembagian wilayah administratif masing-masing sumber emisi
ini. Sebagai catatan, tahun 2005 sektor transportasi di Indonesia menjadi salah
satu penyumbang utama emisi GRK. Menurut catatan ICCSR (2010), dimana
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
III - 19
Bab 3
masing-masing
tahapan
pelaksanaan
RAD-GRK.
Pada
subsektor
III - 20
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 3
III - 21
Bab 3
Gambar 3.6.
Sumber Emisi dari Sektor Industri di Provinsi Sumatera Utara
Karena begitu luasnya sumber emisi pada sektor industri ini, maka akan
banyak SKPD di Provinsi Sumatera Utara yang akan dilibatkan untuk
menanggungjawabi dalam hal pengurusan, identifikasi, dan pelaksanaan aksi
mitigasi. Pembagian urusan, identifikasi BAU, dan rencana aksi ditampilkan
dalam bentuk matriks pada Tabel 3.9.
III - 22
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 3
Tabel. 3.9.
Penanggung Jawab Identifikasi BAU dan Aksi Mitigasi Sektor Industri
banyak industri kecil dan menengah yang tersebar pada masing-masing kabupaten
dan kota. Masing-masing industri ini merupakan sumber emisi GRK seperti yang
telah ditampilkan pada Gambar 3.6. Sebagai catatan untuk Indonesia, tahun 2005
sektor energi yang di dalamnya termasuk industri merupakan salah satu
penyumbang utama emisi GRK. Menurut catatan ICCSR (2010), sektor energi
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
III - 23
Bab 3
menyumbang emisi nasional sebesar 23% dari total emisi CO2. Sementara pada
sektor industri sendiri emisi terbesar dihasilkan oleh industri semen dengan 9%
berasal dari pembakaran bahan bakar dan 32% emisi yang dilepas dari proses
produksi semen. Dengan kata kalian industri semen sendiri menyumbang 41%
dari total emisi GRK industri Indonesia. Sementara sisanya 26% berasal dari
penggunaan energi di industri manufaktur dan 33% berasal emisi proses produksi
industri manufaktur. Yang termasuk ke dalam industri manufaktur ini antara lain
industri besi dan baja, industri bubur kertas (Pulp and Paper), industri tekstil,
industri pupuk dan kimia lainnya.
Sesuai dengan karakteristik Provinsi Sumatera Utara, provinsi ini tidak
mempunyai industri semen. Industri besar yang dimiliki adalah industri peleburan
aluminium dan industri pulp and paper. Karena kedua industri ini digolongkan
kategori besar, maka wewenangnya ditagani oleh pemerintah pusat. Yang menjadi
menjadi wewenang Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan kabupaten/kota
adalah semua industri selain yang disebutkan ini. Pembagian ruang lingkup pada
sektor industri ini adalah yang dikategorikan industri kecil dan menengah. Jika
posisi industri kecil dan menengah tersebut berada pada suatu wilayah
administratif kabupaten dan kota maka wewenang pengelolaan emisi GRK nya
akan ditangani oleh pemerintah kabupaten dan kota.
3.3.6. Sektor Pengelolaan Limbah
A.
limbah. Penjabaran sumber emisi pada sektor limbah yang ditetapkan oleh IPCC
berbeda dengan RAN-GRK. Penjabaran oleh IPCC adalah seperti yang tertera
pada Gambar 2.7, sementara sumber emisi di sektor limbah oleh RAN-GRK
hanya berkisar pada limbah domestik baik padat maupun cair. Perhitungan
sumber emisi pada sektor limbah untuk Provinsi Sumatera Utara lebih banyak
mengacu pada RAN-GRK seperti tertera pada Gambar 3.7.
III - 24
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 3
Gambar 3.7.
Sumber Emisi dari Sektor Limbah menurut RAN-GRK
Tabel 3.10.
Penanggung Jawab Identifikasi BAU dan Aksi Mitigasi Sektor Limbah
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
III - 25
Bab 3
III - 26
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
B.
Bab 3
RuangLingkup Daerah
Potensi penurunan
Limbah
Nasional
(K/L Terkait)
Provinsi
(SKPD Terkait)
Kordinasi pengelolaaan
limbah padat dan cair yang
dihasilkan dari Industri dan
Domestik dari
kabupaten/kota
Pengelolaan limbah B3
Kabupaten/Kota
(SKPD Terkait)
Pengelolaan limbah padat
dan cair yang dihasilkan
dari Industri dan Domestik
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
III - 27
IV
Analisis Emisi GRK
Provinsi Sumatera Utara
Sebagaimana
diuraikan
dalam
buku
Pedoman
Penyusunan
dan
seperti biasa (BAU); (2) Usulan aksi mitigasi; (3) Perkiraan penurunan emisi
GRK dan; (4) Menyusun skala prioritas kegiatan dan target penurunan emisi.
Dari hasil penggabungan 6 (enam) sektor yang telah ditetapkan di Sumatera Utara
yaitu sektor Pertanian, sektor Kehutanan dan Lahan Gambut, sektor Energi, sektor
Transportasi, sektor Industri dan sektor Pengelolaan Limbah, maka telah
dilakukan perhitungan emisi pada masing-masing sektor dan penggabungan hasil
perhitungan dari masing-masing sektor tersebut. Uraian lebih jauh mengenai
metode perhitungan BAU dan skenario-skenario RADGRK pada masing-masing
sektor disajikan lebih rinci dalam Bab IV ini.
4.1.
pada IPCC Guideline dan software REDD Abacus dan Microsoft Excel khususnya
untuk bidang yang berbasis lahan yaitu sektor Kehutanan dan Lahan Gambut dan
sektor
Pertanian,
sedangkan
sektor
Energi,
Transportasi
dan
Industri
Bab 4
Tabel 4.1
Kontribusi emisi dari 6 (enam) sektor di Provinsi Sumatera Utara, 2010
No.
1
2
3
4
5
6
Sektor
Pertanian*
Kehutanan dan Lahan
Gambut**
Energi
Transportasi
Industri
Pengelolaan Sampah
Total
% (Persentase)
9.324.598,5
5,42
139.132.277,0
80,94
8.383.000,0
4,88
3,08
4,46
1,22
100
5.299.200,0
7.659.900,0
2.092.016,0
171.890.991,5
Dari Tabel 4.1. ditunjukkan bahwa emisi Provinsi Sumatera Utara pada
tahun 2010 dari 6 (enam) sektor yang dapat dihitung adalah 171.891 giga tCO2eq.
Grafik 4.1. mengambarkan bahwa kondisi emisi untuk tahun dasar 2010 di
Provinsi Sumatera Utara cukup tinggi untuk keenam sektor yang dihitung.
Grafik 4.1.
Persentase penyumbang emisi dari masing-masing sektor, 2010
Dari Grafik 4.1 terlihat bahwa sektor Kehutanan dan Lahan Gambut
adalah penyumbang emisi yang terbesar, kemudian disusul oleh sektor Pertanian,
dan yang terkecil adalah dari sektor Pengelolaan Sampah. Sektor Kehutanan dan
IV - 2
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
Grafik 4.2.
Proyeksi emisi GRK hingga tahun 2020
Dari Grafik 4.2. memperlihatkan bahwa BAU baseline sektor Kehutanan
dan Lahan Gambut merupakan penyumbang emisi terbesar, dan semakin curam
garis BAU baseline sektoral, maka kontribusi sektor tersebut terhadap emisi GRK
semakin besar dan berbahaya terhadap perubahan iklim.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 3
Bab 4
A.
GRK dari PKS akan meningkat sekitar 2% per tahun. Pertimbangan ini didasarkan
pada rendahnya pertambahan luas perkebunan kelapa sawit pada tahun-tahun
mendatang karena keterbatasan lahan yang sesuai untuk perkebunan dan adanya
aturan Pemerintah tentang penghentian sementara (moratorium) penggunaan
lahan gambut untuk perkebunan. Sementara aksi mitigasi emisi dari PKS akan
semakin besar terutama mulai tahun 2013 yaitu sebesar 10% dan mulai tahun
2014 sampai 2020 penurunan emisi diperkirakan sebesar 12% per tahun. Hal ini
diasumsikan bahwa mulai tahun tersebut akan berfungsinya teknologi pengolahan
kompos dari TKS dan LCPKS sistem bunker dan pengendalian LCPKS
menggunakan sistem RANUT (Reaktor Anaeronbik Unggul Tetap).
Perhitungan emisi PKS yang dilakukan oleh Watatsu et al (2011)
menggunakan formula = Vol LCPKS (m3) x 0.25 x 0.94 x 0.06536 t/m3 x 0.8 x
21 (tCO2eq/tahun menghasilkan emisi LCPKS dari PKS berkapasitas olah 60 ton
TBS/jam adalah sebesar 55.737 tCO2eq/tahun. Schuchardt et al (2010)
melaporkan bahwa sebuah PKS berkapasitas olah 60 ton/jam menghasilkan
Tandan Kosong Sawit (TKS) sebesar 82.800 ton dengan total emisi GRK sebesar
20.286 tCO2eq/tahun. Dengan demikian emisi yang dihasilkan oleh sebuah PKS
berkapasitas olah 60 ton TBS/jam adalah 76.023 tCO2eq/tahun. Emisi dari 135
PKS dengan kapasitas olah 4.985 ton/jam pada tahun 2010 dari TKS dan Limbah
Cair PKS adalah 4.985/60 x 76.023 = 6.316.244 tCO2eq/tahun. Data dan Grafik
BAU Baseline emisi dan mitigasi GRK dari PKS ditampilkan pada Tabel 4.2. dan
Grafik 4.3.
Tabel 4.2.
Perhitungan BAU baseline emisi dan mitigasi GRK Pabrik Kelapa Sawit
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
IV - 4
Emisi PKS
6.316.244
6.442.568,88
6.571.420,26
6.702.848,66
6.836.905,64
6.973.643,75
7.113.116,62
Mitigasi PKS
6.316.244
6.442.568,88
6.571.420,26
5.914.278,23
5.204.564,84
4.580.017,06
4.030.415,02
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Tahun
2017
2018
2019
2020
Emisi PKS
7.255.378,96
7.400.486,54
7.548.496,27
7.699.466,19
Bab 4
Mitigasi PKS
3.546.765,21
3.121.153,39
2.746.614,98
2.417.021,18
Catatan :
Penurunan emisi PKS 2020 = 7.699.466,19 2.417.021,18 = 5.282.445,01 tCO2eq
Besarnya (%) pengurangan emisi = 5.282.445,01/7.699.466,191 * 100% = 68,61%
Grafik 4.3.
BAU baseline emisi dan mitigasi GRK dari Pabrik Kelapa Sawit
B.
Sawah Beririgasi
Sumber emisi GRK lainnya berasal dari pupuk, khususnya pupuk Nitrogen
berupa urea atau ZA yang banyak digunakan dalam budidaya pertanian seperti
perkebunan (kelapa sawit, karet, kakao dll), tanaman pangan (padi, jagung,
kedele, kacang tanah, dan lain-lain). Tanaman kelapa sawit dan karet
membutuhkan pupuk Urea atau ZA dalam jumlah yang cukup banyak, demikian
pula dengan tanaman pangan yang juga menggunakan pupuk anorganik untuk
kelangsungan pertumbuhan dan produktifitasnya.
Berdasarkan data aktifitas historis penggunaan pupuk urea pada padi
sawah beririgasi, maka perhitungan BAU baseline emisi GRK dari padi sawah
diasumsikan meningkat sebesar 2% pada tahun 2013-2014 dan meningkat
menjadi 4% per tahun mulai 2015-2020. Sementara mitigasi GRK menurun
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 5
Bab 4
sebesar 2% pada 2013 dan sebesar 10% mulai 2014 sampai 2020. Perhitungan ini
didasarkan pada asumsi pada Renstra Dinas Pertanian Sumatera Utara, berupa
cetak sawah baru seluas 10.000 ha di Kabupaten Langkat, Simalungun dan Karo
mulai tahun 2013. Penurunan emisi sebesar 10% mulai 2014 karena diasumsikan
bahwa sebagian besar areal sawah beririgasi telah menerapkan SRI (System Rice
Intensification) yang dapat menurunkan emisi GRK.
Penghitungan emisi urea berdasarkan rumus :
Emisi CO2 = Jumlah Pupuk Urea (ton) x % kandungan N pada pupuk urea x FE N-N2O
x Pupuk Teremisi (%) x 296; atau
Emisi CO2 = Jumlah Pupuk Urea (ton) x 0,46 x 1,57 x 0,01 x 296
Tabel 4.3.
Perhitungan BAU baseline emisi dan mitigasi GRK urea sawah beririgasi
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Berdasarkan tabel diatas, maka penurunan emisi urea sawah irigasi 2020 =
517.712,53 - 184.336,75 = 333.375,78 tCO2eq. Besarnya (%) pengurangan emisi
= (333.375,78/517.712,53) x 100% = 64,39%.
IV - 6
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
Grafik 4.4.
BAU baseline dan mitigasi GRK urea pada sawah beririgasi
C.
Tanaman Karet
Tabel 4.4.
Perhitungan BAU baseline emisi dan mitigasi GRK urea pada tanaman karet
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Berdasarkan tabel diatas, maka penurunan emisi urea karet tahun 2020 =
358.104,74 - 222.613,74 = 145.491 tCO2eq. Besarnya (%) pengurangan emisi =
(145.491/358.104,74) x 100% = 37,84 %
D.
Tanaman Pangan
Tanaman pangan di Provinsi Sumatera Utara cukup potensial sebagaimana
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 7
Bab 4
Tabel 4.5.
Luas tanaman pangan di Sumatera Utara (2006-2010)
Tanaman Padi
2006
280.847
283.087
292.088
2010
294.705
Emisi GRK dari sawah dihitung dari sawah beririgasi. Sawah beririgasi
diasumsikan memproduksi gas metana karena terjadinya proses anaerobik sebagai
akibat penggenangan air selama pertumbuhan tanaman (Tabel 4.6). Dasar
perhitungan emisi adalah hasil perkalian dari luas areal sawah (ha) dikalikan
Indeks Pertanaman (IP) dan dikalikan faktor emisi gas metana (21). IP di Provinsi
Sumatera Utara adalah 1,66 (Dinas Pertanian Sumatera Utara, 2011).
Tabel 4.6.
Emisi dan Mitigasi GRK dari sawah beririgasi
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Emisi Sawah
227.669,57
236.776,36
246.247,41
251.172,36
256.195,80
261.319,72
266.546,12
271.877,04
277.314,58
282.860,87
288.518,09
Mitigasi Sawah
227.669,57
236.776,36
246.247,41
241.322,46
236.496,01
231.766,09
227.130,77
222.588,15
218.136,39
213.773,66
209.498,19
Berdasarkan tabel diatas, maka penurunan emisi sawah irigasi tahun 2020
= 288.518,09 - 209.498,19 = 79.019,9 tCO2eq. Besarnya (%) pengurangan emisi
= (79.019,9/288.518,09) x 100% = 27,39 %.
E.
yang digunakan pada tanaman kelapa sawit didasarkan pada asumsi meningkat
sebesar 2% pada tahun 2013 dan meningkat sebesar 4% pada tahun 2014-2020.
Aksi mitigasi berupa penurunan emisi sebesar 2% pada tahun 2013 dan meningkat
IV - 8
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
menjadi 4% pada 2014 dan meningkat lagi menjadi 5% pada tahun 2014 dan
meningkat lagi menjadi 7% pada tahun 2015-2020. Asumsi peningkatan emisi
karena adanya pertambahan luas perkebunan meski dalam jumlah kecil namun
menggunakan pupuk lebih intensif. Karena minimnya perluasan areal, maka usaha
perkebunan akan mengarah pada metode intensifikasi SDA. Mitigasi yang cukup
besar didasari pada penggunaan kompos TKS dari sistem bunker pada areal
kelapa sawit sehingga penggunaan pupuk anorganik menjadi sangat minim.
Pengalaman Kebun Bagerpang PT PP London Sumatera menunjukkan bahwa
dengan menggunakan kompos TKS sebanyak 20 ton/ha dapat menghentikan
penggunaan pupuk anorganik (kimia) dan produksi TBS yang meningkat cukup
drastis (hingga 8 ton/ha) menjadi 32 ton/ha.
Tabel 4.7.
BAU baseline emisi dan mitigasi GRK penggunaan pupuk urea pada kelapa sawit
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Berdasarkan tabel diatas, maka penurunan emisi urea sawit tahun 2020 =
878.519,79 - 386.662,63 = 491.857,16 tCO2eq. Besarnya (%) pengurangan emisi
= (491.857,16 / 878.519,79) x 100% = 55,99 %.
F.
Peternakan
Perhitungan BAU baseline Emisi GRK dari ternak didasarkan pada asumsi
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 9
Bab 4
Tabel 4.8.
Perhitungan BAU baseline emisi dan mitigasi GRK ternak
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Emisi Ternak
Mitigasi Ternak
1.565.259,08
1.565.259,08
1.627.869,44
1.627.869,44
1.692.984,22
1.692.984,22
1.726.843,91
1.691.291,24
1.761.380,78
1.689.599.95
1.796.608,4
1.687.910,35
1.832.540,57
1.686.222,44
1.869.191,38
1.684.536,21
1.906.575,21
1.682.851,68
1.944.706,71
1.681.168,83
1.983.600,85
1.679.487,66
IV - 10
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
Grafik 4.5.
Emisi dan mitigasi GRK dari ternak 2006-2010
Tabel 4.9.
Total emisi GRK sektor pertanian tahun 2010 dan 2020
Sumber Emisi
Pertanian
Urea Sawit
1
Urea Karet
2
Urea Sawah
3
PKS
4
Ternak
5
Sawah Irigasi
6
Total
Sumber: Hasil olahan, 2012
No.
2010
(tCO2eq)
593.496,49
241.922,73
377.996,65
6.316.244
1.565.259,08
227.669,57
9.324.598,52
2020
(tCO2eq)
878.519,79
358.104,74
517.712,53
7.699.466,19
1.983.600,85
288.518,09
11.727.942,19
Grafik 4.6.
Perbandingan emisi GRK sektor pertanian tahun 2010 dan 2020
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 11
Bab 4
Tabel 4.10.
Nilai emisi dan mitigasi GRK tahun 2020
Sumber Emisi
Emisi 2020
Pertanian 2020
7.699.466,19
PKS
878.519,79
Urea Sawit
358.104,74
Urea Karet
517.712,53
Urea Sawah
288.518,09
Sawah Irigasi
1.983.600,85
Ternak
Rerata penurunan emisi
Mitigasi 2020
2.417.021,18
386.662,63
222.613,74
184.336,75
209.498,19
1.679.487,66
Pengurangan
Emisi
5.282.445,01
491.857,15
135.491,00
333.375,77
79.019,9
304.113,19
%
Penurunan
68,61
55,99
37,84
64,40
27,39
15,33
44.92
A.
memakai penggunaan dan perubahan lahan di masa depan dengan data masa
lalu/historis dan menggunakan informasi pola ruang. Grafik 4.11. menunjukkan
bahwa penghitungan emisi Reference Level (RL) berdasarkan data historis. Secara
kumulatif, net emisi sub sektor Kehutanan di Provinsi Sumatera Utara pada tahun
2010 berjumlah 79,79 juta tCO2eq/tahun.
IV - 12
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
Grafik 4.7.
Penghitungan emisi baseline kehutanan berdasarkan data historis tanpa adanya
intervensi kebijakan/teknologi mitigasi perubahan iklim
B.
dengan memakai penggunaan dan perubahan lahan di masa depan dengan data
masa lalu/historis dan menggunakan informasi pola ruang yang bersumber dari
peta Draft RTRW Provinsi Sumatera Utara 2012. Grafik 4.12 menunjukkan
bahwa penghitungan emisi Reference Level (RL) berdasarkan data historis. Secara
kumulatif, net emisi sub sektor Lahan Gambut di Provinsi Sumatera Utara pada
tahun 2010 berjumlah 59,33 juta tCO2eq/tahun.
Grafik 4.8.
Penghitungan emisi baseline lahan Gambut berdasarkan data historis
tanpa adanya intervensi kebijakan/teknologi mitigasi perubahan iklim
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 13
Bab 4
b.
c.
d.
dan lain-lain
Setelah data yang terkait dengan penyusunan baseline emisi di sektor
IV - 14
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
Grafik 4.9.
Perhitungan emisi baseline (BAU) sektor energi
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 15
Bab 4
perkapita adalah 1,8, sementara sepeda motor dengan PDRB perkapita sebesar
2,5, Bus dengan PDRB perkapita sebesar 1,35 dan Truk dengan PDRB perkapita
sebesar 1,28. Dan elastisitas kereta api, transportasi air, dan transportasi udara
masing-masing dengan PDRB per kapita diasumsikan sama dengan 1.
Dengan menggunakan semua asumsi ini dan data hasil penjualan bahan
bakar pada sektor transportasi, maka BAU sektor transportasi darat untuk Provinsi
Sumatera Utara telah dibangun dengan menggunakan perangkat lunak LEAP dan
hasilnya ditampilkan pada Tabel 4.11.
Proyeksi (BAU) hasil perhitungan ini, dalam bentuk grafik ditampilkan
pada Grafik 4.10. Beberapa fakta berikut dapat dilihat dari grafik ini. Penyumbang
emisi GRK yang terbesar adalah dari Sepeda motor, yaitu sekitar 39,18% dari
total emisi pada tahun 2010. Kemudian diikuti Kenderaan penumpang, Bus, dan
Truk, dengan persentase masing-masing sebesar 22,82%, 20,82%, dan 17,18%.
Intensitas energi rata-rata Sepeda motor adalah yang paling kecil dari
semua kenderaan bermotor ini, yaitu hanya 0,25 kiloliter per tahun, tetapi karena
jumlahnya sangat besar yaitu mencapai 86% dari total kenderaan bermotor, maka
secara total emisi dari Sepeda motor menjadi yang terbesar. Kemudian yang
kedua terbesar adalah kenderaan penumpang yang besarnya 22,82%. Intensitas
energi rata-rata kenderaan penumpang berbahan bakar bensin adalah 1,47 kiloliter
per tahun dan kenderaan berbahan bakar solar 2,16 kiloliter per tahun. Tetapi
jumlah kenderaan penumpang juga sangat besar, yaitu mencapai 8% dari seluruh
kenderaan bermotor. Kemudian emisi paling rendah ditunjukkan oleh Bus dan
Truk. Sebagai catatan jika dibandingkan emisi perkapita dan Bus dengan emisi
perkapita kenderaan penumpang akan sangat jauh lebih kecil. Hal ini karena Bus
akan mengangkut lebih banyak orang dibanding kenderaan penumpang.
Kemudian kenderaan pengangkut barang yaitu Truk akan mempunyai hubungan
langsung dengan proses produksi industri. Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa
aksi mitigasi yang harus dipertimbangkan jadi prioritas adalah dari sepeda motor
dan kenderaan penumpang.
IV - 16
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
Tabel 4.11.
Proyeksi emisi subsektor transportasi darat 2010 - 2020
Tahun
Kendaraan
Penumpang
2010
1209
2011
1290,1
2012
1377,2
2013
1470,6
2014
1570,9
2015
1678,7
2016
1794,5
2017
1919
2018
2052,8
2019
2196,7
2020
2351,6
Sumber: Hasil olahan, 2012.
Bus
Truk
Sepeda Motor
2076,4
2272,3
2488
2725,4
2987,1
3275,4
3593,4
3944,2
4331,3
4758,8
5231,1
Total Emisi
5299,2
5674,4
6080,5
6520,5
6997,6
7515,2
8077,3
8687,9
9351,9
10074,5
10861,3
Emisi GRK dari subsektor transportasi darat pada tahun 2010 Garis BAU
yang ditunjukkan pada Grafik 4.10. merupakan gambaran prediksi emisi GRK
jika tidak dilakukan intervensi oleh pemerintah (Business as Usual atau BAU).
Dari gambar dapat dilihat bahwa emisi subsektor transportasi darat Provinsi
Sumatera Utara akan bertambah dari 5,29 juta tCO2eq pada tahun 2010 menjadi
10.861 juta tCO2eq pada 2020. Peningkatan terbesar terjadi pada sepeda motor
sebesar 152% jika dibanding emisi tahun 2010, diikuti dengan kenderaan
penumpang 94,5%, dan kemudian bus dan truk masing-masing 64,70% dan
60,48%. Secara total peningkatan emisi subsektor transportasi darat Provinsi
Sumatera Utara pada tahun 2020 meningkat 105%. Peningkatan ini lebih besar
dari proyeksi BAU nasional yaitu sebesar 68% (ICCSR, 2005). Hal ini masih
dalam batas yang dapat diterima karena di Sumatera Utara sektor transportasi
darat termasuk yang terbesar di luar Pulau Jawa dan diperkirakan masih akan
tumbuh. Grafik 4.10. ini akan digunakan sebagai acuan untuk menghitung target
penurunan emisi dan menyusun aksi mitigasi.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 17
Bab 4
Grafik 4.10.
BAU emisi GRK sektor transportasi darat Provinsi Sumatera Utara
IV - 18
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
Grafik 4.11.
Karakteristik sektor Industri dan Komersial periode 2001-2010
Tabel 4.12
Proyeksi emisi-GRK sektor Industri dan subsektor Komersial
Sektor Industri
(ribu tCO2eq)
2010
6113,85
2011
6667,94
2012
7657,35
2013
9078,41
2014
9140,18
2015
9987,26
2016
10317,82
2017
10625,36
2018
11029,11
2019
11737,35
2020
12396,87
Sumber: Hasil olahan, 2012.
Tahun
Sektor Komersial
(ribu tCO2eq)
1546,05
1837,36
1954,34
1991,70
2166,79
2533,56
2562,66
2984,44
3277,47
3561,13
3869,34
Analisis untuk bahan bakar yang lain juga telah dilakukan. Pertumbuhan
konsumsi minyak solar akan digunakan untuk melakukan proyeksi emisi GRK
pada sektor komersial. Sementara pertumbuhan konsumsi listrik akan digunakan
untuk sektor industri. Dengan menggunakan kedua asumsi ini, maka proyeksi
konsumsi bahan bakar pada masing-masing sektor dihitung. Kemudian IPCC
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 19
Bab 4
ribu tCO2equivalent
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Tahun
Premium
Minyak Tanah
Minyak Solar
Minyak Bakar
Gas Alam
LPG
Batubara
Grafik 4.12.
BAU emisi GRK sektor Industri Provinsi Sumatera Utara
4500
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Tahun
Minyak Tanah
Minyak Solar
Gas Alam
Grafik 4.13.
BAU emisi GRK sektor Komersial Provinsi Sumatera Utara
Pada tabel dapat dilihat bahwa pada tahun 2020 emisi GRK sektor Industri
akan menjadi sebesar 12,396 juta tCO2eq. Sementara emisi dari sektor Komersial
adalah sebesar 3,869 juta tCO2eq. Dengan menyesuaikan target pemerintah seperti
tertuang pada Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang RAN GRK, maka
target 26% dan 41% dari kedua sektor ini masing-masing setara dengan 4,23 juta
IV - 20
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
tCO2eq dan 6,67 juta tCO2eq. Artinya, pada tahun 2020 emisi kedua dari kedua
sektor ini harus diturunkan 4,23 juta tCO2eq dengan usaha sendiri dan 6,67 juta
tCO2eq dengan bantuan asing. Target ini cukup berat oleh karena itu harus dapat
dirumuskan aksi mitigasi yang dapat memenuhi target penurunan ini.
Jangka
Menengah
(RPIJM)
bidang
Cipta
Karya
2011-2015
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 21
Bab 4
sampah yang didaur ulang diasumsikan sebesar 2%, dan sisanya adalah sampah
yang dibuang dimana saja.
Untuk pengukuran estimasi baseline emisi GRK yang diukur untuk sektor
sampah domestik yang bersumber hanya dari aktifitas penimbunan sampah di
TPA, pengolahan limbah padat secara biologi dan aktifitas pembakaran langsung
oleh masyarakat (open burning), dengan asumsi aktifitas semua sampah yang
ditimbun di TPA seluruh Kab/Kota dengan metode open dumping. Saat ini sedang
berlangsung pembangunan TPA Aek Nabobar (Tapanuli Tengah) yang akan
menggunakan metode an-aerob. Dengan diluncurkannya Peraturan Presiden No.
62 Tahun 2011 telah ditetapkan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan,
Binjai, Deli Serdang dan Karo (Mebidangro), maka sampah yang berasal dari
Medan dan Deli Serdang akan dikelola di wilayah Deli Serdang dan Binjai,
sementara sampah Karo akan dikelola di Karo. Metode pengelolaan TPA yang
akan dipakai adalah semi aerob. Selain kawasan Medan, Binjai, Deli Serdang dan
Karo, telah ditetapkan juga lima kawasan pengelolaan sampah terpadu lainnya
seperti yang dipaparkan di bab sebelumnya.
Dalam melakukan penilaian BAU baseline, data yang akan dipakai yaitu:
1. Data TPA yaitu luas TPA, kedalaman timbunan dan ketinggian air tanah serta
sistem
IV - 22
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
estimasi 0,4
kg/jiwa/hari untuk kota kecil; 0,5 kg/jiwa/hari untuk kota menengah dan 0,6
kg/jiwa/hari untuk kota besar/metropolitan dan laju peningkatan timbulan sampah
sebesar 1%/tahun.
Estimasi jumlah sampah baseline sampai tahun 2020, dapat dilihat pada
Tabel 4.14. Volume sampah diperkirakan meningkat yaitu pada tahun 2010
sebesar 2.162 Gg dan pada tahun 2020 mencapai 2.728 Gg. Kota Medan sebagai
ibukota Provinsi Sumatera Utara menghasilkan sampah terbesar yaitu pada tahun
2010 sebesar 459,38 Gg dan pada tahun 2020 sebesar 559,69 Gg.
Komponen dan dry matter content untuk Sumatera Utara diperoleh
melalui hasil survei yang dilakukan dari kegiatan JICA SP3 pada tahun 2011 di
Medan dan Stabat. Dari survei diperoleh bahwa komponen sisa makanan
mendominasi yaitu di lokasi Namo Bintang diperoleh sebesar 62,90% (% berat
basah) serta di Stabat sebesar 51,37% dengan dry matter content sebesar 20,62%
di Namo Bintang dan 20,46 di Stabat. Data komponen sampah serta dry mateer
content hasil survei SP3 dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 23
Bab 4
Komponen Sampah
Sisa Makanan
Kertas, Karton dan Nappies
Kayu dan Sampah Taman
Kain dan Produk Tekstil
Lain-lain Organik
Karet dan Kulit
Plastik
Logam
Gelas
Lain-lain anorganik
Komposisi Sampah
(% berat basah)
62,90
13,22
4,75
3,26
0,54
13,75
0,34
0,95
0,29
IV - 24
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
Tabel 4.13.
Prediksi jumlah penduduk Sumatera Utara tahun 2010 dan proyeksinya sampai dengan 2020
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Kota /Kabupaten
Kab. Nias
Kab. Mandailing Natal
Kab. Tapanuli Selatan
Kab. Tapanuli Tengah
Kab. Tapanuli Utara
Kab. Toba Samosir
Kab. Labuhan Batu
Kab. Asahan
Kab. Simalungun
Kab. Dairi
Kab. Karo
Kab. Deli Serdang
Kab. Langkat
Kab. Nias Selatan
Kab. Humbang Hasundutan
Kab. Pakpak Barat
Kab. Samosir
Kab. Serdang Berdagai
Kab. Batu Bara
Kab. Padang Lawas Utara
Kab. Padang Lawas
Kab. Labuhanbatu Selatan
Kab. Labuhanbatu Utara
Kab. Nias Utara
Kab. Nias Barat
Kota Sibolga
Kota Tanjung Balai
Kota Pematang Siantar
Kota Tebing Tinggi
Kota Medan
Kota Binjai
Kota Padang Sidempuan
Kota Gunung Sitoli
Penduduk Total
Pertumbuhan
Penduduk %)
1,29%
1,40%
1,73%
1,92%
0,53%
0,07%
1,71%
0,85%
0,09%
0,59%
1,58%
2,05%
0,90%
1,29%
1,79%
2,60%
0,07%
2,33%
1,24%
1,73%
1,73%
2,12%
2,12%
2,20%
2,20%
0,84%
1,84%
0,36%
1,12%
0,99%
1,56%
0,80%
1,56%
Tahun
2010
131.377
404.945
263.815
311.232
279.257
173.129
415.110
668.272
817.720
270.053
350.960
1.790.431
967.535
289.708
171.650
40.505
119.653
594.383
375.885
223.531
225.259
277.673
330.701
127.244
81.807
84.481
154.445
234.698
145.248
2.097.610
246.154
191.531
126.202
12.982.204
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
133.072
410.614
268.379
317.192
280.737
173.242
422.208
673.919
818.415
271.633
356.505
1.827.135
976.243
293.445
174.726
41.560
119.731
608.229
380.539
227.398
229.156
283.555
337.706
130.043
83.607
85.186
157.279
235.531
146.868
2.118.271
249.982
193.063
128.164
13.153.334
134.788
416.363
273.022
323.266
282.225
173.354
429.428
679.614
819.111
273.222
362.138
1.864.591
985.029
297.231
177.857
42.642
119.809
622.398
385.250
231.332
233.120
289.562
344.860
132.904
85.446
85.898
160.165
236.367
148.505
2.139.136
253.869
194.608
130.157
13.327.268
136.527
422.192
277.745
329.457
283.721
173.467
436.771
685.356
819.807
274.820
367.860
1.902.815
993.894
301.065
181.044
43.752
119.886
636.897
390.020
235.334
237.153
295.696
352.165
135.828
87.326
86.615
163.104
237.206
150.161
2.160.207
257.817
196.165
132.181
13.504.056
138.288
428.103
282.550
335.766
285.224
173.580
444.240
691.148
820.504
276.428
373.672
1.941.823
1.002.839
304.949
184.288
44.892
119.964
651.734
394.848
239.405
241.256
301.959
359.625
138.816
89.247
87.338
166.097
238.049
151.835
2.181.485
261.826
197.734
134.237
13.683.750
140.072
434.096
287.438
342.196
286.736
173.692
451.837
696.988
821.201
278.045
379.576
1.981.630
1.011.865
308.883
187.590
46.061
120.042
666.916
399.737
243.547
245.430
308.356
367.243
141.870
91.211
88.067
169.145
238.894
153.528
2.202.973
265.897
199.316
136.324
13.866.403
141.879
440.173
292.411
348.749
288.256
173.805
459.563
702.877
821.899
279.672
385.573
2.022.254
1.020.972
312.867
190.952
47.260
120.120
682.452
404.686
247.760
249.676
314.888
375.023
144.992
93.217
88.803
172.249
239.742
155.240
2.224.672
270.032
200.910
138.444
14.052.068
143.709
446.336
297.470
355.427
289.784
173.918
467.422
708.817
822.598
281.308
391.665
2.063.710
1.030.160
316.903
194.373
48.491
120.198
698.350
409.696
252.047
253.995
321.558
382.967
148.181
95.268
89.544
175.410
240.593
156.971
2.246.585
274.231
202.518
140.597
14.240.800
145.563
452.585
302.616
362.234
291.319
174.031
475.415
714.806
823.297
282.953
397.854
2.106.016
1.039.432
320.991
197.856
49.754
120.277
714.619
414.768
256.407
258.389
328.370
391.080
151.441
97.364
90.292
178.628
241.447
158.721
2.268.714
278.495
204.138
142.783
14.432.654
147.441
458.921
307.851
369.171
292.863
174.144
483.544
720.846
823.997
284.609
404.140
2.149.189
1.048.787
325.132
201.402
51.049
120.355
731.266
419.904
260.843
262.859
335.326
399.364
154.773
99.506
91.046
181.906
242.304
160.491
2.291.061
282.826
205.771
145.003
14.627.688
149.343
465.346
313.177
376.240
294.416
174.258
491.813
726.937
824.697
286.274
410.525
2.193.248
1.058.226
329.326
205.011
52.379
120.433
748.301
425.102
265.356
267.407
342.429
407.824
158.178
101.695
91.806
185.244
243.164
162.280
2.313.628
287.224
207.417
147.258
14.825.960
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 25
Bab 4
Tabel 4.14.
Estimasi dan proyeksi volume sampah Sumatera Utara per tahun dari 2010 sampai dengan 2020
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Kota /Kabupaten
Kab. Nias
Kab. Mandailing Natal
Kab. Tapanuli Selatan
Kab. Tapanuli Tengah
Kab. Tapanuli Utara
Kab. Toba Samosir
Kab. Labuhan Batu
Kab. Asahan
Kab. Simalungun
Kab. Dairi
Kab. Karo
Kab. Deli Serdang
Kab. Langkat
Kab. Nias Selatan
Kab. Humbang Hasundutan
Kab. Pakpak Barat
Kab. Samosir
Kab. Serdang Berdagai
Kab. Batu Bara
Kab. Padang Lawas Utara
Kab. Padang Lawas
Kab. Labuhanbatu Selatan
Kab. Labuhanbatu Utara
Kab. Nias Utara
Kab. Nias Barat
Kota Sibolga
Kota Tanjung Balai
Kota Pematang Siantar
Kota Tebing Tinggi
Kota Medan
Kota Binjai
Kota Padang Sidempuan
Kota Gunung Sitoli
Sampah Total
Timbulan Sampah
(kg/jiwa/hari)
0,40
0,40
0,40
0,40
0,40
0,40
0,40
0,40
0,40
0,40
0,40
0,50
0,40
0,40
0,40
0,40
0,40
0,50
0,40
0,40
0,40
0,40
0,40
0,40
0,40
0,50
0,40
0,50
0,50
0,60
0,50
0,40
0,40
2010
2011
19,18
59,12
38,52
45,44
40,77
25,28
60,61
97,57
119,39
39,43
51,24
326,75
141,26
42,30
25,06
5,91
17,47
108,47
54,88
32,64
32,89
40,54
48,28
18,58
11,94
15,42
22,55
42,83
26,51
459,38
44,92
27,96
18,43
19,62
60,55
39,58
46,77
41,40
25,55
62,26
99,38
120,68
40,05
52,57
336,79
143,96
43,27
25,77
6,13
17,66
112,11
56,11
33,53
33,79
41,81
49,80
19,18
12,33
15,70
23,19
43,41
27,07
468,54
46,08
28,47
18,90
2.162
2.212
2012
Tahun
2015
2013
2014
2016
2017
2018
2019
2020
20,07
62,01
40,66
48,15
42,03
25,82
63,96
101,22
121,99
40,69
53,93
347,13
146,70
44,27
26,49
6,35
17,84
115,87
57,38
34,45
34,72
43,13
51,36
19,79
12,73
15,99
23,85
44,00
27,65
477,89
47,26
28,98
19,38
20,54
63,51
41,78
49,56
42,68
26,09
65,70
103,09
123,32
41,34
55,33
357,79
149,51
45,29
27,23
6,58
18,03
119,76
58,67
35,40
35,67
44,48
52,97
20,43
13,14
16,29
24,53
44,60
28,23
487,42
48,48
29,51
19,88
21,01
65,04
42,93
51,01
43,33
26,37
67,49
105,00
124,66
42,00
56,77
368,77
152,36
46,33
28,00
6,82
18,23
123,77
59,99
36,37
36,65
45,88
54,64
21,09
13,56
16,59
25,23
45,21
28,84
497,14
49,72
30,04
20,39
21,49
66,61
44,11
52,51
44,00
26,65
69,33
106,95
126,01
42,67
58,24
380,10
155,27
47,40
28,79
7,07
18,42
127,92
61,34
37,37
37,66
47,32
56,35
21,77
14,00
16,89
25,95
45,82
29,45
507,06
51,00
30,58
20,92
21,99
68,22
45,32
54,05
44,67
26,94
71,22
108,93
127,38
43,34
59,76
391,77
158,23
48,49
29,59
7,32
18,62
132,21
62,72
38,40
38,70
48,80
58,12
22,47
14,45
17,20
26,70
46,44
30,07
517,18
52,31
31,14
21,46
22,50
69,87
46,56
55,64
45,36
27,22
73,17
110,95
128,76
44,03
61,31
403,80
161,25
49,61
30,43
7,59
18,81
136,64
64,13
39,45
39,76
50,33
59,95
23,20
14,91
17,52
27,46
47,08
30,71
527,49
53,66
31,70
22,01
23,01
71,55
47,84
57,27
46,06
27,51
75,16
113,01
130,16
44,73
62,90
416,19
164,33
50,75
31,28
7,87
19,02
141,22
65,57
40,54
40,85
51,91
61,83
23,94
15,39
17,84
28,24
47,72
31,37
538,02
55,04
32,27
22,57
23,54
73,28
49,16
58,95
46,76
27,81
77,21
115,10
131,57
45,45
64,53
428,97
167,47
51,92
32,16
8,15
19,22
145,96
67,05
41,65
41,97
53,54
63,77
24,71
15,89
18,17
29,05
48,36
32,03
548,75
56,45
32,86
23,15
24,09
75,05
50,51
60,68
47,48
28,10
79,32
117,24
133,00
46,17
66,21
442,14
170,67
53,11
33,06
8,45
19,42
150,85
68,56
42,80
43,13
55,23
65,77
25,51
16,40
18,51
29,88
49,02
32,71
559,69
57,90
33,45
23,75
2.264
2.317
2.371
2.427
2.484
2.543
2.603
2.665
2.728
IV - 26
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
A.
Bab 4
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 27
Bab 4
operasional yang besar dalam pengangkutan sampah, TPA yang sempit dan biaya
untuk membangun TPA baru sangat besar yaitu untuk sebuah TPA regional
sekitar Rp 1 miliar untuk perencanaan, Rp 15 miliar untuk konstruksi, Rp. 500
juta untuk operasional dan pemeliharaan TPA, serta pertimbangan bahwa sampah
bila memberdayakan masyarakat maka akan mendatangkan income generation.
Perencanaan diseminasi sampah, Distarukim Provsu secara umum menyebutkan
target disseminasi sampah adalah 20% dan sisa 80% diselesaikan melalui
pengelolaan sampah di sumbernya oleh masyarakat.
Pemanfaatan sampah organik dari pekarangan sebenarnya sudah lama
dilakukan masyarakat. Penangkar tanaman di Kota Binjai memanfaatkan daun
rambutan yang berjatuhan di pekarangan menjadi bahan dasar kompos yang
selanjutnya dimanfaatkan sebagai media tumbuh bibit tanaman. Sebagian warga
berinisiatif juga membuat galian lubang untuk sampah dan membiarkan sampah
membusuk alamiah.
Jumlah sampah yang dibawa ke TPA disajikan pada Tabel 4.16. TPA di
Sumatera Utara dikategorikan sebagai open dumping un-managed deep
dikarenakan secara umum water table tinggi serta timbulan sampah yang
mempunyai ketinggian lebih dari 5 meter.
Dalam Tabel 4.17 disajikan rekapitulasi total volume sampah tertimbun
(open dumping), baik dalam kategori un-managed deep ke TPA maupun uncategorized terhampar sembarangan, dalam wilayah Provinsi Sumatera Utara.
Sebanyak 86% sampah tertimbun (BAU) open dumping dalam kondisi unmanaged deep di TPA dan un-categorized terhampar sembarangan. Selanjutnya
data ini diolah menjadi grafik sebagaimana terlihat pada Grafik 4.14.
IV - 28
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
Tabel 4.16.
Estimasi dan proyeksi (BAU) volume sampah Sumatera Utara masuk ke TPA dari 2010-2020
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Kota / Kabupaten
Kab. Nias
Kab. Mandailing Natal
Kab. Tapanuli Selatan
Kab. Tapanuli Tengah
Kab. Tapanuli Utara
Kab. Toba Samosir
Kab. Labuhan Batu
Kab. Asahan
Kab. Simalungun
Kab. Dairi
Kab. Karo
Kab. Deli Serdang
Kab. Langkat
Kab. Nias Selatan
Kab. Humbang Hasundutan
Kab. Pakpak Barat
Kab. Samosir
Kab. Serdang Berdagai
Kab. Batu Bara
Kab. Padang Lawas Utara
Kab. Padang Lawas
Kab. Labuhanbatu Selatan
Kab. Labuhanbatu Utara
Kab. Nias Utara
Kab. Nias Barat
Kota Sibolga
Kota Tanjung Balai
Kota Pematang Siantar
Kota Tebing Tinggi
Kota Medan
Kota Binjai
Kota Padang Sidempuan
Kota Gunung Sitoli
Total Un-managed deep
%
unmanaged
deep
(masuk
ke TPA)
12,00%
12,00%
12,00%
12,00%
12,00%
12,46%
40,00%
12,00%
12,00%
12,00%
12,00%
50,00%
50,00%
12,00%
12,00%
12,00%
12,00%
7,69%
12,00%
12,00%
12,00%
12,00%
11,10%
12,00%
12,00%
50,00%
60,00%
71,77%
41,00%
71,00%
60,00%
12,00%
12,00%
2010
2,30
7,09
4,62
5,45
4,89
3,15
24,24
11,71
14,33
4,73
6,15
163,38
70,63
5,08
3,01
0,71
2,10
8,34
6,59
3,92
3,95
4,86
5,36
2,23
1,43
7,71
13,53
30,74
10,87
326,16
26,95
3,36
2,21
791,77
2011
2,35
7,27
4,75
5,61
4,97
3,18
24,90
11,93
14,48
4,81
6,31
168,39
71,98
5,19
3,09
0,74
2,12
8,62
6,73
4,02
4,05
5,02
5,53
2,30
1,48
7,85
13,92
31,16
11,10
332,66
27,65
3,42
2,27
809,85
2012
2,41
7,44
4,88
5,78
5,04
3,22
25,58
12,15
14,64
4,88
6,47
173,56
73,35
5,31
3,18
0,76
2,14
8,91
6,89
4,13
4,17
5,18
5,70
2,38
1,53
8,00
14,31
31,58
11,34
339,30
28,36
3,48
2,33
828,36
2013
2,46
7,62
5,01
5,95
5,12
3,25
26,28
12,37
14,80
4,96
6,64
178,89
74,75
5,43
3,27
0,79
2,16
9,21
7,04
4,25
4,28
5,34
5,88
2,45
1,58
8,14
14,72
32,01
11,58
346,07
29,09
3,54
2,39
847,33
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 29
2017
2,70
8,38
5,59
6,68
5,44
3,39
29,27
13,31
15,45
5,28
7,36
201,90
80,63
5,95
3,65
0,91
2,26
10,51
7,70
4,73
4,77
6,04
6,65
2,78
1,79
8,76
16,47
33,79
12,59
374,52
32,19
3,80
2,64
927,90
2018
2,76
8,59
5,74
6,87
5,53
3,43
30,06
13,56
15,62
5,37
7,55
208,10
82,17
6,09
3,75
0,94
2,28
10,86
7,87
4,86
4,90
6,23
6,86
2,87
1,85
8,92
16,94
34,25
12,86
381,99
33,02
3,87
2,71
949,28
2019
2,83
8,79
5,90
7,07
5,61
3,46
30,88
13,81
15,79
5,45
7,74
214,49
83,73
6,23
3,86
0,98
2,31
11,22
8,05
5,00
5,04
6,43
7,08
2,97
1,91
9,09
17,43
34,71
13,13
389,61
33,87
3,94
2,78
971,19
2020
2,89
9,01
6,06
7,28
5,70
3,50
31,73
14,07
15,96
5,54
7,94
221,07
85,33
6,37
3,97
1,01
2,33
11,60
8,23
5,14
5,18
6,63
7,30
3,06
1,97
9,25
17,93
35,18
13,41
397,38
34,74
4,01
2,85
993,62
Bab 4
Tabel 4.17.
Rekapitulasi sampah un-managed deep/ke TPA dan un-catagorized terhampar
sembarangan di Sumatera Utara
Tahun
Un-managed deep (Gg)
2010
791,77
2011
809,85
2012
828,36
2013
847,33
2014
866,75
2015
886,65
2016
907,02
2017
927,90
2018
949,28
2019
971,19
2020
993,62
Sumber : Hasil Olahan, 2012
Un-catagorized (Gg)
1.026,63
1.050,94
1.075,88
1.101,47
1.127,71
1.154,64
1.182,25
1.210,59
1.239,66
1.269,49
1.300,09
Grafik 4.14.
Rekapitulasi total volume sampah un-managed deep dan un catagorized (BAU)
di Sumatera Utara
B.
Utara sekitar 10 % dari total keseluruhan volume sampah. Jumlah sampah yang
dibakar secara terbuka/open burning mengemisi GRK yaitu sekitar 4,871 Gg CH4
pada tahun 2010 dan diperkirakan naik sampai dengan 5,56 Gg pada tahun 2020.
Tabel 4.18 menyajikan emisi CH4 dari aktifitas open burning di Sumatera Utara.
IV - 30
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
C.
Bab 4
diketahui jumlah emisi GRK dari kegiatan pengomposan sampah. Dari tabel yang
disajikan dalam IPCC Guideline 2006 Volume 5, diambil nilai emisi 4 g CH4 dan
0,3 g N2O per kg sampah dikomposkan. Diperkirakan 0,173 Gg CH4 dan 0,013
Gg N2O akan dikeluarkan dari aktifitas pengomposan sampah domestik pada
tahun 2010 dan terus meningkat sampai dengan 0,218 Gg CH4 dan 0,016 Gg N2O
pada tahun 2020.
Tabel 4.18.
Emisi dari open dumping, open burning dan pengomposan
Emisi GRK dari sumber (Gg CH4)
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Open
Dumping
54,990
93,292
120,430
140,109
154,814
166,213
175,425
183,202
190,051
196,310
202,210
Open
Burning
4,871
4,935
5,001
5,067
5,134
5,200
5,270
5,341
5,413
5,486
5,560
Pengomposan
0,364
0,373
0,382
0,391
0,400
0,409
0,419
0,429
0,439
0,449
0,460
Total Estimasi
Emisi
(Gg CH4)
BAU
60,23
98,60
125,81
145,57
160,35
171,82
181,11
188,97
195,90
202,24
208,23
Total Estimasi
Emisi
(tCO2eq)
BAU
1.264.741,47
2.070.611,30
2.642.064,54
3.056.903,79
3.367.319,34
3.608.272,18
3.803.389,42
3.968.405,15
4.113.938,23
4.247.138,89
4.372.831,75
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 31
Bab 4
Grafik 4.15.
Rekapitulasi estimasi dan proyeksi emisi GRK Sumatera Utara
dari sektor sampah (Gg CH4)
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 33
Bab 4
Tabel 4.19.
Potensi emisi CH4 dan N2O untuk air limbah, pengolahan lumpur, dan sistem
pembuangan air limbah domestik di Sumatera Utara
Uncollected
IV - 34
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
Tabel 4.20.
Persentase sistem pembuangan dan pengelolaan air limbah (domestik)
di Sumatera Utara
% Sistem Pembuangan dan Pengelolaan Air
Limbah (Domestik)
Latrine/cubluk
Dibuang
No
Kota / Kabupaten
(iklim
Sistem
(laut,
IPAL
basah/menggunakan septik
sungai
aerob
air bilasan, muka
(tangki
dan
terpusat
air tanah lebih
septik)
danau)
tinggi dari latrine)
0,5
0,7
0,5
0
1 Kab. Nias
32,59
56,67
10,74
0
2 Kab. Mandailing Natal
71,51
11,78
16,71
0
3 Kab. Tapanuli Selatan
75,19
5,36
19,45
0
4 Kab. Tapanuli Tengah
44,09
27,12
28,79
0
5 Kab. Tapanuli Utara
10,3
33,27
56,43
0
6 Kab. Toba Samosir
12,73
29,32
57,95
0
7 Kab. Labuhan Batu
7,15
29,87
62,98
0
8 Kab. Asahan
3,95
30,65
65,4
0
9 Kab. Simalungun
8,89
28,61
62,5
0
10 Kab. Dairi
7,12
37,16
55,72
0
11 Kab. Karo
17,92
11,11
70,97
0
12 Kab. Deli Serdang
35,56
11,15
53,29
0
13 Kab. Langkat
8,32
35,78
55,9
0
14 Kab. Nias Selatan
18,56
78,25
3,19
0
15 Kab. Humbang Hasundutan
8,6
34,82
56,58
0
16 Kab. Pakpak Barat
18,26
31,36
50,38
0
17 Kab. Samosir
4,72
51,36
43,92
0
18 Kab. Serdang Berdagai
4,75
21,49
73,76
0
19 Kab. Batu Bara
11,87
25,44
62,69
0
20 Kab. Padang Lawas Utara
46,18
19,64
34,18
0
21 Kab. Padang Lawas
52,46
28,23
19,31
0
22 Kab. Labuhanbatu Selatan
12,65
26,34
61,01
0
23 Kab. Labuhanbatu Utara
12,56
38,84
48,6
0
24 Kab. Nias Utara
17,46
61,89
20,65
0
25 Kab. Nias Barat
12,95
66,28
20,77
0
26 Kota Sibolga
54,74
4,75
40,51
0
27 Kota Tanjung Balai
14,43
5,27
80,3
0
28 Kota Pematang Siantar
8,21
4,27
87,52
0
29 Kota Tebing Tinggi
2,03
3,38
94,59
0
30 Kota Medan
9
4,42
65*
21,58
31 Kota Binjai
6,79
4,95
88,26
0
32 Kota Padang Sidempuan
35,11
5,7
59,19
0
33 Kota Gunung Sitoli
39,75
29,71
30,54
0
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), 2010
Keterangan: *) RIPJM 2011-2015 Kota Medan
MCF
Rerata
Kab/Kota
0,61
0,52
0,51
0,55
0,57
0,56
0,56
0,56
0,56
0,57
0,52
0,52
0,57
0,66
0,57
0,56
0,60
0,54
0,55
0,54
0,56
0,55
0,58
0,62
0,63
0,51
0,51
0,51
0,51
0,40
0,51
0,51
0,56
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 35
Bab 4
Tabel 4.21.
Perkiraan jumlah volume air limbah di Kota Medan tahun 2030
Tabel 4.22.
BAU baseline limbah cair domestik di Sumatera Utara
No.
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Limbah Cair
Emisi GRK (Gg CH4)
Emisi GRK (tCO2eq)
39,39
827.275
39,91
838.180
40,44
849.228
40,97
860.423
41,51
871.765
42,06
883.256
42,61
894.899
43,18
906.696
43,75
918.648
44,32
930.757
44,91
943.026
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
Grafik 4.16.
BAU baseline emisi limbah cair domestik dan sampah di Sumatera Utara
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 37
Bab 4
4.2.
IV - 38
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
16. Skenario mitigasi TKS dan LCPKS akan digunakan untuk memproduksi
kompos menggunakan sistem bunker (Gambar 4.1).
17. Kompos TKS akan digunakan sebagai pupuk alternatif menggantikan
pupuk kimia.
18. LCPKS akan dikendalikan dalam tangki RANUT sehingga gas metana
yang dihasilkan dapat digunakan untuk energi.
19. Memanfaatkan TKS dan limbah cair PKS untuk pembuatan kompos.
20. Mengendalikan limbah cair PKS dalam tangki-tangki RANUT.
21. Menangkap gas metana yang dihasilkan limbah untuk keperluan energi
PKS dan rumah tangga.
22. Program non teknis RAD-GRK berupa integrasi rencana aksi terkait sektor
pertanian kedalam kurikulum pendidikan mulai tingkat dasar sampai
menengah atas di Provinsi Sumatera Utara
Emisi GRK berupa gas metana hanya akan dihasilkan apabila proses
pengomposan TKS dan LCPKS dilakukan dalam kondisi anaerob secara open
windrow. Akan tetapi bila proses pengomposan dilakukan dalam bunker (Gambar
4.1), maka prosesnya akan berlangsung dalam kondisi aerob sehingga tidak
dihasilkan gas metana.
B
Gambar 4.1.
Proses pengomposan TKS secara open windrow (A)
dan sistem bunker (B)
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 39
Bab 4
RANUT, maka semua gas metana yang dihasilkan dapat diambil (dimanfaatkan)
untuk 40 reaktor listrik. Dengan sistem RANUT, maka sebuah PKS dengan
kapasitas olah 60 ton TBS/jam (+ 1.000 ton/hari) dapat menghasilkan energi
listrik sebesar 1.000 KW dari gas metana yang di keluarkan oleh limbah tersebut.
Ridho (2008) dengan metode small scale CDM baseline methodology III.H;
AM0013/version 3 dan AM0022 untuk PKS dengan kapasitas 60 t/jam didapatkan
listrik sebesar 5,723 GWh atau setara dengan 21.769 tCO2eq/tahun. Gambaran
proses pemanfaatan gas metana sebagai berikut.
Gambar 4.2.
Tangki penangkapan gas metana
Grafik 4.17.
Grafik BAU dan mitigasi emisi GRK sektor pertanian
IV - 40
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
Penurunan
Emisi Kumulatif
(tCO2eq/tahun)
Kontribusi
Penurunan
Emisi
Pemantapan
kawasan hutan
1,976,729.58
1.68%
Rehabilitasi
kawasan dan luar
kawasan mangrove
50,000 ha
411,819
0.44%
Aktivitas
Penyediaan data/informasi rencana aksi
mitigasi ke tiap kabupaten/kota
Peningkatan pengetahuan tim Pokja
Kehutanan dan Lahan Gambut tentang
rencana aksi mitigasi
Penyebaran hasil-hasil penelitian, konferensi
perubahan iklim
Membentuk 3 Kesatuan Pengelolaan Hutan
(KPH)
Tata batas kawasan hutan dan tertanganinya
permasalahan kasus tata batas kawasan hutan
Mempertahankan hutan primer lahan kering,
rawa gambut, hutan mangrove dan hutan
sekunder lahan kering, rawa gambut dan hutan
mangrove dan mencegah konversi hutan
primer dan sekuder menjadi penggunaan lain
Sosialisasi kepada masyarakat tentang
pengelolaan kawasan hutan lindung dan suaka
alam
peta zonasi hutan lahan kering, hutan
mangrove dan hutan rawa gambut, zonasi
gambut non hutan dan kawasan hutan
Pengadaan benih jenis-jenis mangrove
Kegiatan perbenihan dan persemaian jenis
mangrove
Rehabilitasi hutan mangrove dan lahan kritis
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 41
Bab 4
Skenario Penurunan
Emisi
Penurunan
Emisi Kumulatif
(tCO2eq/tahun)
Kontribusi
Penurunan
Emisi
Pembangunan
hutan dan usaha
hutan tanaman
15,460,849
16.52%
Pengamanan hutan
dan pengendalian
kebakaran hutan
8,754,088
9.36%
Pemanfaatan lahan
pertanian
364,754
0.39%
Kegiatan
penanaman pohon
pada lahan yang
berupa rumput,
tanah kosong
menjadi hutan
sekunder dan
pemeliharaan
tanaman
4,059,355
4.34%
Aktivitas
lainnya
Pembinaan kelompok masyarakat pecinta
hutan mangrove
Penyusunan rencana program dan kegiatan
serta tersedianya data/informasi kegiatan
pembangunan kehutanan Propinsi Sumatera
Utara (lintas kabupaten/kota)
Pembangunan dan pemeliharaan hutan rakyat,
hutan desa dan hutan tanaman
Pembinaan dan pemanfatan kawasan hutan
tanaman industri yang lestari
Penyusunan informasi/data pemanfaatan
kawasan hutan produksi lintas kabupaten
Tata batas penggunaan kawasan hutan
tanaman industri
Penyediaan informasi sistem silvikultur dalam
rangka pemberdayaan hutan masyarakat dan
peningkatan pendapatan masyarakat
Penataan tata batas kawasan hutan
Pengurangan kasus pencurian kayu (illegal
logging), perambahan hutan, kebakaran dan
kerusakan hutan
Penanganan kasus-kasus hasil pelanggaran
peredaran hasil hutan
Peningkatan pengetahuan masyarakat sekitar
hutan dalam pencegahan dan pengendalian
kebakaran hutan
Penguatan kesepakatan/kerjasama semua
pihak (masyarakat, pemerintah dan pelaku
usaha) dalam rangka perlindungan dan
pengamanan hutan
Pembinaan masyarakat sekitar hutan melalui
kegiatan penyuluhan
Pemeliharaan hutan rakyat, hutan desa dan
hutan kemasyarakatan dan pelestarian jenis
tanaman hutan
Penyediaan informasi kawasan pertanian
untuk pemanfaatan tanaman tahunan
Pemanfaatan lahan pertanian untuk
penanaman hutan rakyat
Penyediaan data ijin pinjam pakai pada
kawasan pertanian dan HGU
Penyediaan bibit jenis tanaman hutan dan
multi purpose tree species dan terbangunnya
persemiannya untuk kegiatan
Rehabilitasi lahan kosong, semak belukar
menjadi hutan sekunder
Pemeliharaan tanaman hasil kegiatan
rehabiliasi
Kegiatan reboisasi di kawasan hutan
Kegiatan penghijauan di luar kawasan hutan
IV - 42
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
Skenario aksi penurunan emisi pada Tabel 4.21 dan Gambar 4.2.2.1 akan
mampu menurunkan total kumumulatif % emisi GRK yang setara dengan 77.16
juta ton CO2-eq/tahun pada tahun 2020 di Propinsi Sumatera Utara. Usulan aksi
mitigasi Sektor Kehutanan dan Lahan Gambut di Propinsi Sumatera Utara terdiri
dari kegiatan inti dan kegiatan pendukung. Matrik rencana aksi kegiatan inti dan
pendukung dapat dilihat pada Lampiran 3. Secara ringkas kegiatan inti aksi
mitigasi dijelaskan sebagai berikut.
Grafik 4.18.
BAU berdasarkan data historis dan skenario pengurangan emisi sub sektor
kehutanan
Baseline Kehutanan
Mitigasi Kehutanan
Sumber: Hasil olahan
2006-2011
58,754,351
58,754,351
2011-2016
79,796,961
73,413,204
2016-2021
92,973,433
79,027,418
Penurunan
13.94%
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 43
Bab 4
Grafik 4.19.
BAU berdasarkan data historis dan skenario pengurangan emisi sub sektor
lahan gambut
Baseline Gambut
Mitigasi Gambut
2006-2011
26,023,614
26,023,614
2011-2016
59,335,316
51,028,371
2016-2021
94,897,665
77,816,085
Penurunan
17.08%
IV - 44
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
Tabel 4.22.
Skenario mitigasi dalam pemodelan emisi GRK sektor energi
Parameter
Baseline
Pertumbuhan
permintaan 10,00%
listrik untuk setiap kategori
pelanggan PLN
Mitigasi 1
Mitigasi 2
Pertumbuhan
permintaan Sejalan dengan Sama
energi untuk sektor rumah pertumbuhan
tangga dan industri
PDRB
Sama
Penurunan
kapasitas Tidak ada
pembangkit yang berbahan
bakar minyak dan usia
pembangkit cukup lama
Peningkatan
pemahaman Tidak ada
dan
pengetahuan
masyarakat
terkait
penghematan energi melalui
pendidikan formal
Tidak ada
Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Dasar sampai
Pendidikan
Menengah
Atas
di
Provinsi
Sumatera Utara
Tabel 4.23.
Penurunan emisi dari usaha mitigasi sektor energi (juta tCO2eq)
IV- 45
Bab 4
Grafik 4.20.
Kurva pertumbuhan emisi GRK sektor energi
IV - 46
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 47
Bab 4
IV - 48
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
penurunan emisi mulai tahun diterapkan 2014 sampai 2020 ditampilkan pada
Tabel 4.27.
Manajemen
Perparkiran
mempengaruhi
kenyamanan
dan
yang
elemen-
manajemen
untuk mendorong
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 49
Bab 4
tahun
2013
akan
mulai
dilakukan
penyusunan
program
pengembangan sistem transit (BRT) untuk Kota Medan. Kemudian pada tahun
2015 bus sistem transit akan diadakan. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh
Kementerian Perhubungan [2], pada taun 2020 akan diperoleh penurunan emisi
GRK sebesar 85,56 tCO2eq.
IV - 50
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 51
Bab 4
suatu
pilihan
untuk
mewujudkan
mobilitas
zero
emission.
IV - 52
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
(24%), New Delhi (22%), Copenhagen dan Basel (20%) serta Strassbough (15%.
Walaupun komunitas pesepeda di Indonesia telah ada, tetapi penggunaannya
masih sangat minim, seperti penggunaan sepeda di Jakarta hanya sebesar 1,04%.
Dengan menyediakan dan memanfaatkan fasilitas NMT, jumlah
penggunaan kendaraan bermotor terutama untuk jarak pendek akan berkurang
sehingga secara otomatis emisi CO2 yang dihasilkan dari kendaraan bermotor
tersebut juga akan berkurang. Pada dokumen yang diterbitkan oleh Kementerian
perhubungan [1], NMT akan mulai dibangun di Medan pada tahun 2013 dengan
target penurunan emisi-GRK tahun 2020 sebesar 45 ribu tCO2eq.
10. Menaikkan Uang Muka Kredit Sepeda Motor dan Pajak Progresif
Kenderaan Pribadi
Dua penyumbang emisi terbesar subsektor transportasi darat adalah sepeda
motor dan kenderaan penumpang. Perkembangan jumlah kepemilikan sepeda
motor dan kenderaan penumpang dalam 10 tahun terakhir sangatlah besar, secara
rata-rata tumbuh 15,53% pertahun untuk sepeda motor dan 7,52% pertahun untuk
kenderaan penumpang.
Pada beberapa aksi mitigasi yang diusulkan di atas (Mitigasi 1 s/d Mitigasi
9) beberapa aksi mitigasi ditujukan untuk beralih ke transportasi yang lebih ramah
lingkungan (Shift), seperti NMT dan angkutan umum. Proses peralihan ini
sangatlah sulit karena berhubungan erat dengan prilaku yang sudah terbiasa
berkenderaan. Salah satu faktor yang dianggap dapat menjamin proses peralihan
ini adalah mengurangi laju pertumbuhan kepemilikan sepeda motor dan
kenderaan pribadi. Menaikkan abodemen kredit sepeda motor dan membuat pajak
progresif kenderaan pribadi berdasarkan kartu keluarga akan diusulkan menjadi
salah satu aksi mitigasi. Belum ada suatu studi yang dapat dijadikan acuan untuk
melakukan perhitungan penurunan emisi-GRK akibat penerapan ini. Tetapi aksi
ini akan membantu aksi-aksi mitigasi yang termasuk shift yang telah dihitung
target penurunannya.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 53
Bab 4
14. Car Free Day dan Menutup Transportasi Bermotor di Pusat Keramaian
CFD atau menutup suatu pusat keramaian pada waktu-waktu tertentu
dapat dijadikan suatu alternatif pengurangan emisi. Tidak hanya pengurangan
emisi, tetapi aksi ini dapat juga dijadikan sebagai daya tarik wisata suatu kota.
Jika diasumsikan aksi ini dapat menghentikan semua kegiatan transportasi selama
IV - 54
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
1 hari dalam sebulan sebesar 1 % dari seluruh lokasi Kota Medan, maka akan
diperoleh penurunan emisi sebesar 2,1 ribu tCO2eq setahun.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 55
Bab 4
target penurunan ini dapat dilakukan dengan bantuan asing untuk mencapai target
41% penurunan atas bantuan asing.
18. Program Non Teknis RAD-GRK berupa integrasi rencana aksi ke dalam
kurikulum pendidikan di Provinsi Sumatera Utara
Merupakan media sosialisasi bagi masyarakat untuk berpartisipasi
kedalam rencana aksi penurunan emisi GRK terkait dengan peningkatan
pengetahuan dan pemahaman terhadap manfaat dari upaya-upaya aksi mitigasi
sektor transportasi yang telah disusun melalui pendidikan formal khususnya mulai
dari pendidikan dasar sampai dengan menengah atas di Provinsi Sumatera Utara
2.
Kelompok II adalah strategi penggantian bahan bakar dari yang emiter besar
ke bahan bakar dengan emiter lebih rendah.
3.
4.
5.
IV - 56
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
Pada aksi mitigasi kelompok yang pertama ini, telah ditetapkan secara
nasional dan tertulis pada Lampiran I Peraturan Presiden Nomor 61 tahun tahun
2011 tentang penurunan emisi-GRK. Pada kelompok ini ada dua aksi mitigasi
yang secara spesifik menuliskan Provinsi Sumatera Utara sebagai target
pelaksanaan. Yang termasuk aksi ini ada dua aksi yaitu:
1. Menyusun sistem manajemen energi di perusahaan industri lahap energi
seperti industri baja, gelas dan keramik, pupuk, tekstil, petrokimia, makanan
dan minuman. Target total penurunan emisi dari aksi ini untuk Provinsi
Sumatera Utara adalah 421 ribu tCO2eq. Asumsi yang digunakan, target
nasional terbagi rata untuk masing-masing provinsi. Aksi mitigasi ini dimulai
tahun 2013 dan berkembang terus serta diharapkan tercapai pada tahun 2020.
2. Penghapusan bahan perusak lapisan ozon (BPO) secara berkala dan
implementasinya di industri refrigerasi, foam, dan pemadam api. Target
nasional penurunan emisi dari aksi ini adalah 1500 ribu ton CO2e dari 10
provinsi termasuk Sumatera Utara. Dengan mengasumsikan target ini terbagi
rata, maka penurunan emisi di Provinsi Sumatera Utara adalah 150 ribu
tCO2eq. Aksi ini sudah sedang dimulai dan diharapkan target itu sudah
tercapai pada tahun 2020.
Strategi aksi mitigasi kelompok kedua ini adalah mengganti penggunaan
bahan bakar dengan emisi besar ke bahan bakar dengan emisi yang lebih kecil.
Untuk satuan energi yang sama bahan bakar dengan emisi terkecil adalah Gas
Alam, dimana intensitas emisinya adalah 56,15 tCO2eq/TJ. Pada saat ini juga
jalur pembangunan pipa gas untuk ke Industri dan sektor-sektor komersial sudah
mulai berkembang. Bahan bakar yang akan diganti dan perhitungan penurunan
emisinya akan dijelaskan pada bagian berikut.
1.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 57
Bab 4
masing akan mengurangi emisi 267,57 ribu ton dan 135,9 ribu tCO2eq. Secara
total aksi mitigasi kelompok II ini akan mengurangi emisi sebesar 1,219 juta
tCO2eq.
2.
3.
IV - 58
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
4.
5.
Aplikasi heat recovery pada gas buang alat konversi energi seperti ruang
bakar boiler. Asumsi konsumsi energi berkurang 5% akan mengurangi emisi
sebesar 813 ribu tCO2eq.
Skenario penurunan emisi dari kelompok aksi-aksi mitigasi ini
Grafik 4.21.
Skenario aksi-aksi mitigasi sektor Industri dan Komersial
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 59
Bab 4
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Total kegiatan
(termasuk sub kegiatan )
Total Penurunan Emisi
BAU
Persentase Penurunan Emisi
Total biaya mitigasi
Pelaksana
751.694 tCO2eq
306.800 tCO2eq
35.461 tCO2eq
190.293 tCO2eq
94.303 tCO2eq
Dinas PSDA
49 kegiatan
1.368.449 tCO2eq
5.315.858 tCO2eq
25,7%
1.841.010,00 (Rp.juta)
IV - 60
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
Kegiatan Inti
Aksi Mitigasi 1: Program Peningkatan Sarana-Prasarana Persampahan sesuai UU
No.18/2008)
Program ini direalisasikan melalui rehabilitasi TPA un-managed deep
menjadi semi aerob di 18 Kab/Kota serta pembangunan 6 TPA Regional, sesuai
dengan UU No 18/2008 dimana harus segera dilaksanakan pada tahun 2013.
Namun, mengingat RAD-GRK baru masuk di RPJMD 2014-2019 maka
kemungkinan rehabilitasi dan pembangunan akan dimulai pada tahun 2014 dan
diasumsikan selesai/operasional pada tahun 2016. Kecuali TPA Aek Nabobar
yang telah dimulai pembangunannya sejak tahun 2010 dan selesai/operasional
pada tahun 2014. Rehabilitasi un-managed deep menjadi semi aerob
menyebabkan berkurangnya emisi gas metana sekitar 751.694 tCO2eq. Hal ini
disebabkan pipa oksigen yang disalurkan ke layer timbunan sampah menyebabkan
methanobacterium tidak berkembang dan selanjutnya akan terjadi pengurangan
produksi gas metana.
Metode semi aerob menjadi pilihan yang lebih disenangi karena biaya
pengoperasiannya lebih murah. Metode ini difasilitasi dengan komponen ventilasi
gas vertikal sekaligus juga berhubungan dengan
Gambar 4.3.
Kondisi semi aerobic mengurangi 50% emisi CH4
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 61
Bab 4
IV - 62
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
maka terjadi penurunan jumlah sampah (Gg) dari 84% menjadi 82% dan
seterusnya pada tahun 2020 menjadi sebesar 70%. Selanjutnya emisi GRK yang
bisa dihambat adalah 306.800 tCO2eq.
Bank sampah diperlukan untuk melengkapi TPST. Biaya untuk
pembangunan kelembagaan sekitar Rp. 50 juta per unit sehingga untuk 33
kabupaten/kota selama 8 (delapan) tahun dibutuhkan biaya sekitar Rp.
13.200.000.000, sementara untuk sosialisasi dan bimbingan teknis bank sampah
diperlukan biaya sekitar Rp. 80 juta per kabupaten.
Komposting sampah organik di pedesaan dengan sistem gali timbun
bagian dari kebiasaan masyarakat. Di Sumatera Utara, masyarakat pedesaan lazim
membuang sampah dalam lubang galian di halaman rumah. Bila lubang sudah
penuh maka dibuat lubang berikutnya. Selanjutnya sampah di lubang lama akan
dimanfaatkan sebagai kompos.
3R di masyarakat perlu dilakukan dengan berbagai tujuan.
RPJMD
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 63
Bab 4
IV - 64
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
Bantuan modal dasar untuk bank sampah oleh CSR Perusahaan lainnya
seperti Bank nasional maupun swasta.
f.
Bantuan sarana daur ulang seperti mesin pencacah plastik, mesin pengepres
karton, majalah, buku, dll.
Gambar 4.4
Fasilitas proyek pengambil, pengumpul dan pemanfaatan gas metana
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 65
Bab 4
IV - 66
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
Kegiatan Pendukung
Aksi Mitigasi 6: Program Pengendalian Banjir yang akan mengurangi emisi
sebesar 93.860 Gg CO2eq.
Kegiatan mitigasi Pengendalian Banjir dilakukan melalui serangkaian
kegiatan sebagai berikut:
Pengerukan sludge dari sungai dan kolam retensi
Sosialisasi Prokasaih/Superkasih
Pemantauan kualitas air permukaan sungai dan kolam retensi
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 67
Bab 4
yang
akan
direalisasikan
adalah
kegiatan
Sosialisasi
IV - 68
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
Grafik 4.22.
Tren penurunan emisi GRK (25,7%) di Provinsi Sumatera Utara
Penurunan emisi diatur hanya sekitar 26% dan dilaksanakan dengan dana
APBD dan APBN. Perencanaan aksi penurunan GRK sesuai dengan RAN GRK
selanjutnya akan dilakukan sampai 41% dimana diharapkan
adanya bantuan
asing/donor.
4.3.
SKALA PRIORITAS
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 69
Bab 4
Dengan demikian
prioritas usaha-usaha mitigasi ditujukan untuk menurunkan emisi pada sektorsektor yang memiliki kontribusi emisi cukup signifikan. Sektor-sektor tersebut
yaitu pembangkitan listrik dan sektor industri. Sedangkan sektor rumah tangga
lebih ditujukan untuk usaha-usaha efisiensi energi dalam penggunaan peralatan
listrik rumah tangga.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
BAU
(ribu tCO2eq)
5299.2
5674.4
6080.5
6520.5
6997.6
7515.2
8077.3
8687.9
9351.9
10074.5
10861.3
Mitigasi Kel I
(ribu tCO2eq)
5299.2
5674.4
6080.5
6512.6
6575.6
6876.0
7326.7
7820.5
8361.7
8952.7
9600.5
Mitigasi Kel II
(ribu tCO2eq)
5299.2
5674.4
6080.5
6442.6
6435.3
6665.4
6817.8
7010.9
7248.1
7535.0
7878.9
Grafik 4.23.
Proyeksi penurunan emisi BAU akibat penerapan aksi-aksi mitigasi
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 71
Bab 4
Semua aksi mitigasi yang telah dijabarkan dan dihitung proyeksi target
penurunannya pada bagian di atas akan digolongkan kedalam 5 kelompok aksi
mitigasi, yang terdiri dari:
Kelompok I adalah aksi-aksi yang sudah ditetapkan secara nasional pada
PP No. 61 Tahun 2011 dimana Provinsi Sumatera Utara dimasukkan sebagai salah
satu provinsi yang harus menjalankannya, Kelompok II adalah strategi
penggantian bahan bakar dari yang emiter besar ke bahan bakar dengan emiter
lebih rendah, Kelompok III adalah strategi mengganti bahan bakar yang
menghasilkan emisi dengan bahan bakar yang tidak menghasilkan emisi,
Kelompok IV adalah melakukan konservasi energi pada semua komponen industri
dan komersial yang menggunakan listrik sebagai sumber energinya, Kelompok V
adalah teknik heat recovery, dengan memanfaatkan panas buangan sebagai
sumber energi baru
Pembagian aksi-aksi mitigasi atas ketiga kelompok ini akan dijadikan
acuan skala prioritas. Dimana Kelompok I-IV termasuk prioritas tinggi dan
kelompok V prioritas sedang
4.3.6. Skala Prioritas Sektor Pengelolaan Limbah
Skala prioritas dari rencana aksi mitigasi dideskripsikan menjadi 2
kategori, yaitu aksi mitigasi inti (prioritas) dan aksi mitigasi pendukung.
Penetapan skala prioritas dilaksanakan berdasarkan :
1. dimungkinkan secara teknis
2. dimungkinkan secara ekonomis/pembiayaan
3. diterima secara politis dan sosial
4.
IV - 72
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 4
2.
3.
4.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
IV- 73
V
Strategi Implementasi
RAD-GRK
Pada bab ini akan dipaparkan strategi implementasi semua aksi-aksi
mitigasi yang sudah dirumuskan pada Bab IV dari keenam sektor mitigasi agar
pelaksanaanya lebih operasional. Strategi aksi membahas sektor-sektor tersebut
dikaitkan dengan sumber pendanaan dan jadwal pelaksanaan.
Strategi
implementasi memuat 4 (empat) langkah berikut: (1) memetakan lembagalembaga yang dimiliki Provinsi Sumatera Utara, (2) mengidentifikasi sumber dana
yang mungkin, (3) menyusun jadwal implementasi masing-masing usulan aksi
mitigasi, dan (4) strategi sosialisasi aksi mitigasi.
Pemetaan kelembagaan yang dimaksud adalah melibatkan semua lembaga
publik, yang sudah disebutkan pada Bab III, lembaga swasta, dan lembaga
swadaya masyarakat baik yang dapat terlibat secara langsung maupun tidak
langsung. Sumber dana untuk melakukan aksi-aksi mitigasi ini dapat berasal dari
APBD, APBN, BUMN, dana yang berasal dari swasta dan sumber dana
asing/donor. Pada setiap rencana aksi juga harus menetapkan waktu/jadwal
pelaksanaan, sehingga dalam Bab ini dibuat jadwal implementasi mulai dari tahun
2013 hingga tahun 2020. Sementara, untuk monitoring dan evaluasi secara khusus
akan dibahas pada Bab VI dari dokumen ini.
Penjabaran dari keempat langkah tersebut di atas (lembaga yang terlibat,
sumber dana, jadwal implementasi, dan sosialisasi) untuk setiap aksi mitigasi dari
masing-masing sektor akan dijabarkan pada bagian berikut.
Bab 5
5.1.
Aksi Mitigasi
Lembaga terkait
3
4
7
8
9
10
11
12
13
14
15
V-2
PTP
Nusantara
II,III,IV;
Perusahaan
Besar
Swasta
Nasional/Asing.
Pembangunan Pabrik Pengolahan Kompos PTP
Nusantara
II,III,IV;
dari TKS dan LCPKS dengan sistem Perusahaan
Besar
Swasta
BUNKER 10% per tahun
Nasional/Asing.
Studi implementasi efisiensi penggunaan Bappeda, Dinas Perkebunan.
urea di perkebunan kelapa sawit
Pengurangan penggunaan urea di kebun PTP
Nusantara
II,III,IV;
kelapa sawit dengan aplikasi kompos TKS
Perusahaan
Besar
Swasta
Nasional/Asing.
Studi implementasi efisiensi penggunaan Bappeda, Dinas Perkebunan.
urea di perkebunan karet
Sosialisasi dan Training Budidaya Kelapa Dinas Perkebunan, BAKORLUH.
Sawit yang ramah lingkungan kepada petani
Sosialisasi dan Pelatihan Budidaya Karet Dinas Perkebunan, BAKORLUH.
bersih yang ramah lingkungan kepada petani
Pengurangan
penggunaan
urea
di Dinas Perkebunan
perkebunan karet
Penerapan System Rice Intensification (SRI) Dinas Pertanian, BAKORLUH,
Pengairan Optimum dan penggunaan Badan Ketahanan Pangan.
varietas unggul rendah emisi dan
pengurangan pupuk urea pada tanaman padi
sawah
Pemanfaatan kotoran hewan/ternak untuk Dinas Peternakan, Dinas Pertanian,
produksi biogas dan kompos
BAKORLUH, Badan Ketahanan
Pangan.
Program non teknis RAD-GRK berupa Dinas
Pendidikan
Provsu,
integrasi rencana aksi terkait sektor Akademisi
pertanian kedalam kurikulum pendidikan
mulai tingkat dasar sampai menengah atas di
Provinsi Sumatera Utara
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 5
3
4
5
6
7
Aksi Mitigasi
Lembaga terkait
Aksi mitigasi
Lembaga terkait
Kegiatan Inti
1 Peningkatan efisiensi penggunaan energi peralatan rumah KESDM, Bappeda,
tangga dan industri
Distamben,
PLN,
a) Kampanye/sosialisasi untuk melakukan penghematan Pertamina.
energi di rumah tangga dan industri
b) Penggunaan lampu hemat energi
c) Penggunaan tipe AC hemat energi
d) Penggunaan refrigerator hemat energi
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
V- 3
Bab 5
No
Aksi mitigasi
Lembaga terkait
KESDM, Bappeda,
Distamben,
PLN,
Pertamina, PNG.
Kegiatan Pendukung
1 Penyusunan klasifikasi data potensi dan cadangan panas
bumi untuk ketenagalistrikan dan pemanfaatan langsung
energi panas bumi:
a) Pendataan potensi dan cadangan panas bumi untuk
ketenagalistrikan
b) Pilot project pemanfaatan langsung energi panas bumi
2 Penetapan wilayah kerja pertambangan (WKP) panas
bumi, yaitu identifikasi wilayah kerja pertambangan panas
bumi
3 Penyusunan kebijakan tentang panas bumi dan air tanah,
yaitu regulasi tentang pemanfaatan panas bumi
4 Penyediaan dan pengelolaan energi baru terbarukan dan
konservasi energi:
a) Pelaksanaan bimbingan teknis EBT
b) Pelaksanaan bimbingan teknis konservasi energi
5 Penetapan wilayah kerja pertambangan (WKP) panas
bumi, yaitu identifikasi wilayah kerja pertambangan panas
bumi.
6 Penggunaan bahan bakar nabati (BBN) dalam pemakaian
bahan bakar total.
7 Pengalihan pemakaian minyak tanah ke LPG secara penuh
8 Perhitungan dan pembaruan faktor emisi pada sistem grid
ketenagalistrikan.
9 Program non teknis RAD-GRK berupa integrasi rencana
aksi terkait sektor pertanian kedalam kurikulum
pendidikan mulai tingkat dasar sampai menengah atas di
Provinsi Sumatera Utara
V-4
KESDM, Distamben,
Dinas Peternakan.
KESDM, Distamben,
Bakosurtanal,
Pertamina.
KESDM, Bappeda,
Distamben.
KESDM, Bappeda,
Distamben.
KESDM, Bappeda,
Distamben
KESDM, Distamben,
Bakosurtanal
KESDM, Distamben,
BPP
KESDM, Distamben,
KESDM, Distamben,
PLN
Dinas
Pendidikan
Provsu, Akademisi
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 5
Aksi Mitigasi
Lembaga terkait
Pembangunan
ITS
(Inteligent
Transport
System)
Pengembangan
Pengendalian
Analisis
Dampak Lalu Lintas
Kementerian
Perhubungan,
Kementerian Kominfo, Dinas
Perhubungan.
Kementerian
Perhubungan,
Kementerian
PU,
Dinas
Perhubungan, BLH, Dinas
Penataan
Ruang
dan
Pemukiman, Polri.
Kementerian
Perhubungan,
Dinas Perhubungan, Polri.
Kementerian
Perhubungan,
Dinas Perhubungan, Polri.
Kementerian
Perhubungan,
Kementerian Koperasi, Dinas
Perhubungan, Organda.
Kementerian
Perhubungan,
Kementerian
ESDM,
Kementerian Tenaga Kerja,
Kementerian
Perindustrian,
Kementerian BUMN, Dinas
Perhubungan, PGN, Organda.
Kementerian
Perhubungan,
Dinas Perhubungan, Swasta,
Organda.
Kementerian
Perhubungan,
Kementerian Dalam Negeri,
Dinas Perhubungan, Bappeda
3
4
5
Penerapan
Manajemen
Parkir
Pengadaan
Sistem
BRT/semi BRT
Peremajaan
Armada
Angkutan Umum
Membangun
(Pedestarian
Sepeda)
10
11
12
13
dan
NMT
Jalur
Keterangan
Kementerian Koperasi
terkait dalam hal
Pendanaan
Pemilihan kota
berdasarkan proyeksi
pertumbuhan
transportasi
Kementerian
Perhubungan, Kota terpilih berasal
Kementerian
PU,
Dinas dari hasil studi
Perhubungan, Dinas Bina
Marga, Dinas Penataan Ruang
dan Permukiman.
BANK, Lembaga Penyedia
Kredit, Polri.
Bappeda, PT.
Perhubungan.
.
KAI,
Dinas
Kementerian Perhubungan ,
Kementerian
PU,
Dinas
Perhubungan, PT KAI.
Kementerian
Perhubungan,
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
V- 5
Bab 5
No
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Aksi Mitigasi
Lembaga terkait
Kementerian
PU,
Dinas
Perhubungan, PT KAI.
Kementerian
Perhubungan,
Kementerian
PU,
Dinas
Perhubungan, Organda.
Dinas Perhubungan, Dinas
Pariwisata, Polri.
Pembangunan
Angkutan
Bus Pemadu Moda ke
Bandara Kuala Namu
Car Free Day dan menutup
transportasi bermotor di
pusat keramaian
Pemasangan konverter kit Kementerian
Perhubungan,
pada mobil penumpang dan Kementerian ESDM, Pemda
mobil dinas
Provinsi
dan
Kabupaten,
Organda.
Studi
Kelayakan
Bus Bappeda,
Dikti,
USU,
Kampus dari kantung- UNIMED, BUMN.
kantung mahasiswa
Keterangan
Kementerian
Perhubungan
Kementerian
PU,
Dinas
Perhubungan, Dinas Bina
Marga.
Penambahan bahan bakar Kementerian
ESDM,
non emiter (biofuel)
Kementerian
Perhubungan,
Pertamina.
Integrasi rencana aksi Dinas Pendidikan Provsu, Target utama
terkait sektor pertanian Akademisi
masyarakat usia sekolah
kedalam
kurikulum
untuk meningkatkan
pendidikan di Provinsi
pengetahuan dan
Sumatera Utara
merubah
perilaku/mindset
Aksi Mitigasi
Lembaga terkait
Menyusun
sistem
manajemen
energi
di
perusahaan industri lahap
energi
Penghapusan bahan perusak
lapisan ozon (BPO) secara
berkala
dan
V-6
Keterangan
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
No
7
8
10
11
12
Aksi Mitigasi
Lembaga terkait
implementasinya di industri
refrigerasi,
foam,
dan
pemadam api.
Penggantian Bahan Bakar Kementerian Perindustrian, Dinas
emisi besar ke Gas Alam
Perindustrian Provinsi dan Kabupaten,
PGN.
Studi
pengembangan Kementerian ESDM, Kementerian
biomass dan biogas menjadi Perindustrian,
Bappeda,
Dinas
bahan bakar industri skala Perindustrian, Distamben.
kecil dan menengah
Mengganti bahan bakar ke Kementerian Perindustrian, Dinas
biomassa dan biogas
Perindustrian Provinsi dan Kabupaten,
Dinas Perkebunan, Dinas Peternakan,
Kementerian ESDM, Swasta, BUMN.
Meningkatkan
efisiensi Kementerian Perindustrian, Dinas
semua peralatan listrik di Perindustrian Provinsi dan Kabupaten.
industri dan sektor komersial
Studi pemanfaatan panas Bappeda,
Distamben,
Dinas
buang sistem pendingin (AC) Perindustrian.
Pemanfaatan panas buang Kementerian
Perindustrian,
sistem pendingin untuk Distamben,
Dinas
Perindustrian
pemanas air pada bangunan- Provinsi dan Kabupaten, Dinas
bangunan komersial seperti Parawisata, Dinas Kesehatan.
hotel dan rumah sakit.
Aplikasi heat recovery pada Kementerian Perindustrian, Dinas
gas buang alat konversi Perindustrian Provinsi dan Kabupaten.
energi (ruang bakar boiler).
Studi Kelayakan Sentralisasi Bappeda, Dinas Perindustrian, PGN,
Lokasi Industri
Dinas
Penataan
Ruang
dan
Pemukiman.
Sentralisasi Lokasi Industri
Bappeda, Dinas Perindustrian, PGN,
Dinas
Penataan
Ruang
dan
Pemukiman.
Penghijauan Lokasi Industri, Dinas Perindustrian, Dinas Penataan
Bangunan Komersial dan Ruang dan Pemukiman.
Perumahan
Bab 5
Keterangan
penyediaan
peralatan pendeteksi
BPO
Pengembangan dari
hasil studi
Aksi Mitigasi
Lembaga Terkait
Keterangan
Rehabilitasi/Pembangunan
Kementerian PU, Dinas Penataan
dan
Operasional
TPA Ruang dan Permukiman.
unmanaged deep menjadi
semi aerob di 6 TPA regional.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
V- 7
Bab 5
No
2
Aksi Mitigasi
Lembaga Terkait
Pendirian
33
Sampah
di
kota/kabupaten.
Bank BLH,
Swasta,
33 Masyarakat, USU.
Sosialisasi
3R
dan
Pemilahan Sampah di 33
kota/kabupaten.
Keterangan
dan Menciptakan
lapangan kerja
3
4
V-8
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
No
Aksi Mitigasi
Lembaga Terkait
Bab 5
Keterangan
5.2.
Bimbingan
Non Teknis
Dokumen
Program
Percepatan
Pembangunan
Sanitasi Pemukiman (PPSP)
di 33 kabupaten kota:
a Sosialisasi
pembuatan
dokumen PPSP untuk
pemkab/pemko
yang
belum membuat dokumen
PPSP.
b Asistensi
pembuatan
dokumen PPSP untuk
pemkab/pemko
yang
belum membuat dokumen
PPSP.
Program Non Teknis RAD
GRK sektor Pengelolaan
Limbah:
a Pembangunan
sistem
informasi daerah untuk
RAD-GRK.
b Sosialisasi RAD-GRK ke
kota/kabupaten.
c Pengembangan
sistem
informasi
RAD-GRK
Sumut.
d Integrasi rencana aksi
kedalam
kurikulum
pendidikan formal di
Provinsi Sumatera Utara
Bappeda Provsu
Bappeda Provsu
Bappeda Provsu
dari berbagai pendanaan dalam negeri maupun dari bantuan luar negeri.
Pendanaan dalam negeri bersumber dari APBN, APBD dan peran serta sektor
swasta. Sedangkan pendanaan luar negeri dapat bersumber dari kerjasama
bilateral, multilateral dengan negara pendonor dan pasar karbon.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
V- 9
Bab 5
a.
secara sukarela merupakan bagian dari kebijakan yang telah ditetapkan di dalam
RPJMN 2010-2014. Dengan demikian, isu perubahan iklim telah mendapatkan
prioritas pendanaan melalui mekanisme APBN. Program-program penurunan
emisi GRK merupakan bagian yang tak terpisahkan dari program pembangunan
nasional dengan adaptasi dampak dari perubahan iklim, sehingga tidak bersifat
eksklusif.
Sebagian besar kegiatan penurunan emisi GRK akan dilaksanakan oleh
daerah, oleh karena itu pembiayaannya harus diintegrasikan dengan programprogam pemerintah daerah yang dibiayai melalui APBD. Selain itu pendanaan
kegiatan penurunan emisi GRK dapat juga bersumber dari sektor swasta.
Sumber dana potensial lain untuk menangani perubahan iklim adalah
hibah dalam negeri (dari sektor swasta dan masyarakat) yang dikelola oleh
pemerintah. Pemerintah akan membuat pengaturan dan mekanisme yang
memudahkan pemberi hibah dalam menyalurkan dana tersebut. Beberapa sumber
dana swasta dalam negeri yang diharapkan dapat membiayai kegiatan penurunan
emisi GRK berasal dari perbankan, non perbankan dan Corporate Social
Responsibility (CSR) dari berbagai perusahaan sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
b.
negeri terdiri dari kerjasama bilateral maupun multilateral serta pasar karbon.
Pemanfaatan dana pinjaman yang bersumber dari luar negeri ini sedapat mungkin
tidak memberikan beban yang berlebihan bagi keuangan negara. Sedangkan dana
yang bersunber dari pasar karbon (carbon trade) bisa dalam bentuk Clean
Development Mechanism (CDM) dan adanya harapan dari skema Bilateral Offset
Carbon Mechanism (BOCM) gagasan Jepang untuk pendanaan proyek-proyek
NAMAs.
V - 10
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 5
Aksi Mitigasi
Studi kelayakan
implementasi pengolahan
kompos TKS dan LCPKS
sistem BUNKER
Sosialisasi proses
pembuatan kompos dari
TKS sistem bunker yang
ramah lingkungan pada
33 Kabupaten/Kota
Studi kelayakan
implementasi
pengendalian LCPKS
dengan sistem RANUT
Sosialisasi manfaat
teknologi RANUT untuk
mitigasi emisi GRK dari
limbah cair (LCPKS)
Studi implementasi
efisiensi penggunaan urea
di perkebunan kelapa
sawit dan karet
Sosialisasi penggunaan
urea minimum untuk
mendapatkan hasil
optimum pada budidaya
kelapa sawit dan karet
Pembangunan
Reaktor
Anaerobik Unggun Tetap
(RANUT) 10% PKS per
tahun
Sumber Pendanaan
Keterangan
APBN,
APBD, Study ini diperlukan karena
Bantuan Luar Negeri. pertimbangan investasi oleh
sektor swasta, pada skala
komersial.
APBN,
APBD, Merupakan rangkaian
Bantuan Luar Negeri. kegiatan setelah diyakini
sistem BUNKER layak
secara ekonomi dan dapat
menurunkan Emisi GRK
secara signifikan
APBN,
APBD, Study ini diperlukan untuk
Bantuan Luar Negeri. mengetahui besarnya emisi
GRK yang dapat dikurangi
serta kajian ekonominya agar
dapat meyakinkan investor
bahwa investasi yang
ditanamkan dapat kembali
dalam jangka waktu yang
tidak terlalu lama.
APBN,
APBD, Study ini diperlukan untuk
Bantuan Luar Negeri. mengetahui besarnya emisi
GRK yang dapat dikurangi
serta kajian ekonominya agar
dapat meyakinkan investor
bahwa
investasi
yang
ditanamkan dapat kembali
dalam jangka waktu yang
tidak terlalu lama.
APBN,
APBD, Study ini diperlukan untuk
Bantuan Luar Negeri. mendapatkan jumlah urea
yang efektif untuk
pertumbuhan dan produksi
optimal
APBN,
APBD, Kegiatan yang cukup penting
Bantuan Luar Negeri. untuk memperkenalkan
penggunaan urea minimal
untuk produksi optimal
PTPN II, PTPN III
dan
PTPN
IV,
Perusahaan
Besar
Swasta
Nasional/Asing.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
V- 11
Bab 5
No
Aksi Mitigasi
Pembangunan BUNKER
10% per tahun sebagai
teknologi
Pengolahan
Kompos dari TKS dan
LCPKS
Pengurangan penggunaan
Urea di kebun kelapa
sawit dengan aplikasi
kompos TKS
10
11
Pengurangan penggunaan
Urea di perkebunan karet
13
15
Sumber Pendanaan
12
14
V - 12
Keterangan
telah membuat RANUT
Kegiatan ini diharapkan
dapat dimulai pada tahun
2014, sehingga akhir tahun
2020 sebanyak 70% PKS
telah membuat BUNKER
Aksi ini dilakukan setelah
aksi No.7 dan 8 terlaksana
mulai tahun 2014
APBN,
APBD, Kegiatan
ini
dilakukan
Bantuan Luar Negeri. setelah kegiatan No 14
dilakukan pada tahun 2014
Dinas
Pendidikan Kegiatan ini merupakan
Provsu, Akademisi
media
informasi
bagi
masyarakat
untuk
meningkatkan pemahaman
serta
perubahan
perilaku/mindset
yang
ditujukan melalui pendidikan
formal
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 5
Program/ Kegiatan
Target Lokasi
DINAS KEHUTANAN
Kegiatan Inti
Program 1: Pemantapan kawasan hutan
1
Membentuk 3 Kesatuan Pengelolaan
Hutan (KPH)
2
Tata
batas
kawasan
hutan
dan
tertanganinya permasalahan kasus tata
batas kawasan hutan
Mempertahankan hutan primer lahan
kering, rawa gambut, hutan mangrove dan
hutan sekunder lahan kering, rawa gambut
dan hutan mangrove dan mencegah
konversi hutan primer dan sekuder
menjadi penggunaan lain
Sosialisasi kepada masyarakat tentang
pengelolaan kawasan hutan lindung dan
suaka alam
Peta zonasi hutan lahan kering, hutan
mangrove dan hutan rawa gambut
Mandailing
Natal, Karo,
Lab. Batu Utara
10.200.000.000
2500 km
10.000.000.000
Sumatera Utara
500.000.000
500.000.000
200.000.000
1.400.000.000
1.000.000.000
1.250.000.000
900.000.000
1.440.000.000
HL, HW,
Tahura
33
kabupten/kota
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
V- 13
Bab 5
No.
Program/ Kegiatan
Target Lokasi
10
V - 14
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 5
200,000,000
200.000.000
-
Sumatera Utara
100.000.000
200,000,000
Sumatera Utara
100.000.000
200,000,000
Sumatera Utara
100.000.000
200,000,000
Aksi mitigasi
Kegiatan Inti
1.
Peningkatan efisiensi penggunaan energi peralatan rumah
tangga dan industri
a) Kampanye/sosialisasi untuk melakukan penghematan
energi di rumah tangga dan industri
b) Penggunaan lampu hemat energi
c) Penggunaan tipe AC hemat energi
d) Penggunaan refrigerator hemat energi
2.
Penyediaan dan pengelolaan energi baru terbarukan dan
konservasi energi
a) Pembangunan PLTA berskala mini dan mikro
b) Pembangunan PLTA berskala besar
c) Pembangunan PLTB (biomassa)
d) Pembagunan PLTU (batubara)
e) Pembangunan PLTP (panas bumi)
Sumber Pendanaan
APBN,
APBD,
Bantuan Luar Negeri.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
V- 15
Bab 5
No
Aksi mitigasi
Sumber Pendanaan
f)
g)
h)
APBN,
APBD,
Bantuan Luar Negeri.
APBN, APBD
APBN, APBD
APBN, APBD
APBN,
APBD,
Bantuan Luar Negeri
APBN, APBD
APBN, APBD
APBN,
APBD,
BUMN.
Perhitungan dan pembaruan faktor emisi pada sistem grid APBN, BUMN
ketenagalistrikan
Integrasi rencana aksi terkait sektor pertanian kedalam APBD
kurikulum pendidikan mulai tingkat dasar sampai menengah
atas di Provinsi Sumatera Utara
1
2
3
V - 16
Aksi Mitigasi
Sumber Pendanaan
Perkiraan Dana
s.d. 2020
(Milyar Rupiah)
50
3,2
10
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
No
Aksi Mitigasi
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Sumber Pendanaan
Bab 5
Perkiraan Dana
s.d. 2020
(Milyar Rupiah)
50
20
6
5
30
1
Tidak Perlu
Dana
APBD, PT KAI.
0,5
100
100
10
0,5
10
5
50
200
0.1
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
V- 17
Bab 5
Aksi Mitigasi
3
4
7
8
10
11
12
V - 18
Sumber Pendanaan
APBN,
Swasta.
APBD,
BUMN,
Perkiraan dana
s.d. 2020
(Milyar Rupiah)
10
10
10
APBN,
Swasta.
APBD,
BUMN,
40
APBN,
Swasta.
10
APBD,
BUMN,
APBD, Swasta.
APBN,
Swasta.
APBD,
1
BUMN,
APBN, Swasta.
50
APBN, APBD.
APBN, APBD.
APBN,
APBD,
Swasta
BUMN,
10
50
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 5
Aksi Mitigasi
Sumber Pendanaan
APBN, APBD.
APBN, APBD,
BUMN, Swasta.
APBN, APBD.
APBN, APBD,
BLN.
APBN, APBD.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
V- 19
Bab 5
5.3.
Aksi Mitigasi
SEKTOR PERTANIAN
1
Sosialisasi Zero Waste Agriculture Concept
2
Sosialisasi Pemanfaatan dan Pengendalian Limbah Sawit
3
Sosialisasi Pembuatan Kompos dari TKS
4
Sosialisasi Penggunaan RANUT
5
Sosialisasi BMP Concept
6
Sosialisasi PLTB (Pembukaan Lahan Tanpa Bakar)
7
Sosialisasi SRI pada tanaman pangan
8
Pengolahan Kompos TKS sistem BUNKER
9
Pengendalian LCPKS sistem RANUT
10 Sosialisasi BMP Concept (Sawit & Karet)
11 Pengurangan penggunaan Urea pada usaha pertanian dan perkebunan
12 Integrasi RAD-GRK kedalam kurikulum pendidikan tingkat dasar-menengah atas
SEKTOR KEHUTANAN DAN LAHAN GAMBUT
1
Sosialisasi RAD-GRK Sektor Kehutanan dan Lahan Gambut
2
Integrasi RAD-GRK kedalam kurikulum pendidikan tingkat dasar-menengah atas
3
Pemantapan kawasan hutan
4
Rehabilitasi mangrove 50,000 ha di kawasan dan luar kawasan hutan
5
Pembangunan hutan dan usaha hutan tanaman
6
Pengamanan hutan dan pengendalian kebakaran hutan
7
Pemanfaatan lahan pertanian
Kegiatan penanaman pohon pada lahan yang berupa rumput, tanah kosong menjadi
8
hutan sekunder dan pemeliharaan tanaman kegiatan penanaman
V - 20
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
13
14
15
16
17
18
19
20
No
Bab 5
Aksi Mitigasi
13
SEKTOR ENERGI
INTI
Peningkatan efisiensi penggunaan energi peralatan rumah tangga dan industri
a. Kampanye/sosialisasi untuk melakukan penghematan energi di rumah tangga dan
industri
1
b. Penggunaan lampu hemat energi
c. Penggunaan tipe AC hemat energi
d. Penggunaan refrigerator hemat energi
Penyediaan dan pengelolaan energi baru terbarukan dan konservasi energi
a. Pembangunan PLTA berskala mini dan mikro
b. Pembangunan PLTA berskala besar
c. Pembangunan PLTB (biomassa)
2
d. Pembagunan PLTU (batubara)
e. Pembangunan PLTP (panas bumi)
f. Pembangunan PLTS untuk daerah-daerah terpencil
g. Pengembangan Desa Mandiri Energi (DME
h. Pengembangan/implementasi gedung/bangunan green building
Pemanfaatan biogas untuk rumah tangga:
3
a. Sosialisasi pemanfaatan energi dari biogas
b. Program kegiatan instalasi biogas dari kotoran ternak di rumah tangga
PENDUKUNG
Penyusunan klasifikasi data potensi dan cadangan panas bumi untuk
ketenagalistrikan dan pemanfaatan langsung energi
4
panas bumi:
a. Pendataan potensi dan cadangan panas bumi untuk ketenagalistrikan
b. Pilot project pemanfaatan langsung energi panas bumi
Penetapan wilayah kerja pertambangan (WKP) panas bumi, yaitu identifikasi wilayah
5
kerja pertambangan panas bumi
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
V- 21
14
15
16
17
18
19
20
Bab 5
No
6
7
8
9
10
11
12
Aksi Mitigasi
Penyusunan kebijakan tentang panas bumi an air tanah, yaitu regulasi tentang
pemanfaatan panas bumi
Penyediaan dan pengelolaan energi baru terbarukan dan konservasi energi:
a. Pelaksanaan bimbingan teknis EBT
b. Pelaksanaan bimbingan teknis konservasi energi
Penetapan wilayah kerja pertambangan (WKP) panas bumi, yaitu identifikasi wilayah
kerja pertambangan panas bumi
Penggunaan bahan bakar nabati (BBN) dalam pemakaian bahan bakar total
Pengalihan pemakaian minyak tanah ke LPG secara penuh
Perhitungan dan pembaruan faktor emisi pada sistem grid ketenagalistrikan
Integrasi RAD-GRK kedalam kurikulum pendidikan tingkat dasar-menengah atas
SEKTOR TRANSPORTASI
1
Pembangunan ITS (Inteligent Transport System)
2
Pengembangan Pengendalian Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalin)
3
Penerapan Manajemen Parkir
4
Pengadaan Sistem BRT/semi BRT
5
Peremajaan Armada Angkutan Umum
6
Pemasangan Converter Kit pada angkutan umum
7
Pelatihan dan Sosialisasi Smart Driving
Studi kelayakan NMT (Non Motorized Transport) di kota-kota besar di Sumut,
8
sedang Kota Medan dimulai tahun 2013.
Membangun Non Motorized Transport/NMT (Pedestarian dan Jalur Sepeda). Kota
9
Medan mulai tahun 2013.
10 Menaikkan uang muka kredit sepeda motor dan pajak progresif kenderaan pribadi
Studi Kelayakan sosial ekonomi dan resiko konflik dengan penyerobot jalur KA lama
11
existing
12 Pembangunan KA perkotaan Medan (Medan-Binjai-Deliserdang-Delitua-Pancurbatu)
V - 22
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
13
14
15
16
17
18
19
20
13
No
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Bab 5
13
SEKTOR INDUSTRI
1 Menyusun sistem manajemen energi di perusahaan industri lahap energi
Penghapusan bahan perusak lapisan ozon (BPO) secara berkala dan
2
implementasinya di industri refrigerasi, foam, dan pemadam api.
Penggantian Bahan Bakar emisi besar ke Gas Alam. Pada saat ini proses ini
3
sedang berjalan. Upaya percepatan perlu digalakkan
Studi pengembangan biomass dan biogas menjadi bahan bakar industri skala
4
kecil dan menengah
5 Mengganti bahan bakar ke biomassa dan biogas
Meningkatkan efisiensi semua peralatan listrik di Industri dan sektor
6
Komersial
7 Studi pemanfaatan panas buang sistem pendingin (AC) yang komprehensif
Pemanfaatan panas buang sistem pendingin untuk pemanas air pada
8 bangunan-bangunan komersial seperti hotel dan rumah sakit, dimana beberapa
hotel telah merealisasikan hal tersebut.
9 Aplikasi heat recovery pada gas buang alat konversi energi seperti ruang
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
V- 23
14
15
16
17
18
19
20
Bab 5
bakar boiler.
No
10
11
12
Aksi Mitigasi
V - 24
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
13
14
15
16
17
18
19
20
VI
Monitoring & Evaluasi
6.1.
KOMPONEN MONITORING
Rencana Monitoring Penurunan Emisi GRK dilakukan setiap tahun dari
setiap kegiatan aksi penurunan emisi GRK. Kegiatan monitoring dilakukan oleh
stakeholders terkait dengan berbagai aspek pelaksanaan aksi mitigasi GRK yang
dirinci sebagai berikut:
1. Unsur pelaksana monitoring adalah seluruh SKPD Provinsi Sumatera
Utara dengan Bappeda Provinsi Sumatera Utara sebagai koordinator.
2. Bappeda Provinsi Sumatera Utara berkoordinasi dengan SKPD terkait,
Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mengintegrasikan Rencana Aksi Darah
Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Dearah (RPJMD), Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD;
3. SKPD terkait menyampaikan Pelaksanaan kegiatan terkait RAD-GRK
setiap tahunnya kepada Gubernur untuk di inventarisasi oleh sekretariat
RAD-GRK Provinsi Sumatera Utara;
4. Data hasil inventarisasi pelaksanaan kegiatan RAD-GRK digunakan untuk
mengamati
perkembangan
pelaksanaan
rencana
pembangunan,
6.2.
KOMPONEN EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan maksud untuk dapat mengetahui dengan pasti
apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan
Bab 6
VI - 2
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 6
Gambar 6.1.
Kerangka Keterkaitan Dokumen/ Kebijakan Nasional-Daerah dengan RAD-GRK.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
VI - 3
Bab 6
6.3.
VI - 4
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 6
Gambar 6.2.
Langkah-langkah utama dalam inventarisasi NAMAs penurunan GRK
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
VI - 5
Bab 6
6.4.
Rencana Evaluasi
Pembangunan Pabrik
Pengolahan Kompos
dari TKS dan POME
menggunakan sistem
BUNKER
Pembangunan sistem
pengendalian emisi
GRK menggunakan
sistem RANUT
(Reaktor Anaerob
Unggun Tetap)
Penerapan System
Rice Intensification
(SRI) terutama pada
sawah beririgasi
teknis
Integrasi Rencana
Aksi kedalam
kurikulum pendidikan
Meningkatnya pemahaman
/pengetahuan masyarakat tentang
emisi gas rumah kaca melalui
pendidikan formal
VI - 6
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 6
Tabel 6.2.
Rencana Monitoring dan Evaluasi Sektor Kehutanan dan Lahan Gambut
Rencana Aksi
Indikator utama yang dimonitor
Sosialisasi RAD1. Diperolehnya data/informasi rencana
GRK Sektor
aksi mitigasi
Kehutanan dan Lahan 2. Meningkatnya pengetahuan tim
Gambut
Pokja Kehutanan dan Lahan Gambut
tentang rencana aksi mitigasi
3. Tersebarnya hasil-hasil penelitian,
konferensi perubahan iklim
Integrasi Rencana
1. Meningkatnya pemahaman
Aksi kedalam
/pengetahuan masyarakat tentang
kurikulum
emisi gas rumah kaca melalui
pendidikan
pendidikan formal
Pemantapan kawasan 1. Terbentuknya 4 Kesatuan
hutan
Pengelolaan Hutan (KPH)
2. Diketauinya kondisi batas kawasan
hutan dan tertanganinya
permasalahan kasus tata batas
kawasan hutan
3. Dipertahankannya hutan primer dan
sekunder lahan kering, mangrove dan
rawa gambut
4. Tersosialisasinya masyarakat tentang
pengelolaan kawasan lindung
5. Tersedianya peta zonasi hutan lahan
kering, hutan mangrove dan hutan
rawa gambut
Rehabilitasi
1. Tersedianya pengadaan benih jenis
mangrove 50,000 ha
mangrove
di kawasan dan luar
2. Terpantaunya dan terfasilitasinya
kawasan hutan
kegiatan perbenihan dan persemaian
Langkat dan Karang
jenis mangrove
Gading (SM Karang
3. Terabilitasinya hutan mangrove dan
Gading dan Langkat
lahan kritis lainnya
Timur Laut)
4. Terbinanya kelompok masyarakat
pecinta hutan mangrove
Pembangunan hutan
1. Tercapainya sinkronisasi penyusunan
perencanaan program dan kegiatan
dan usaha hutan
serta tersedianya data/informasi
tanaman
kegiatan pembangunan kehutanan
Propinsi Sumatera Utara (lintas
kabupaten/kota)
2. Terbangunnya dan terpeliharanya
hutan rakyat, hutan desa dan hutan
tanaman
3. Terbina dan termonitornya
pemanfatan kawasan hutan tanaman
industri yang lestari
4. Diperoleh informasi/data
pemanfaatan kawasan hutan produksi
lintas kabupaten
Rencana Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada
tahun berjalan (2013)
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
VI - 7
Bab 6
Rencana Aksi
5.
6.
Pengamanan hutan
dan pengendalian
kebakaran hutan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pemanfaatan lahan
pertanian
1.
2.
3.
Kegiatan penanaman
pohon pada lahan
yang berupa rumput,
tanah kosong menjadi
hutan sekunder dan
pemeliharaan
tanaman kegiatan
penanaman
1.
2.
3.
4.
5.
Rencana Evaluasi
VI - 8
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 6
PP Nomor 37 Tahun 2007, khususnya bidang energi dan sumber daya mineral.
Turunnya emisi gas rumah kaca merupakan konsekuensi logis dari pelaksanaan
kegiatan rencana aksi mitigasi, sehingga indikator kegiatan tidak lagi difokuskan
kepada angka-angka besaran penurunan. Indikator kegiatan lebih dititikberatkan
pada hal-hal strategis yang merupakan dampak lanjutan dari kegiatan mitigasi
berupa konservasi energi.
Tabel 6.3.
Tabel kegiatan pengawasan RAD, indikator kegiatan dan rencana pengawasan
No
Indikator kegiatan
Rencana kegiatan
pengawasan dan evaluasi
KEGIATAN INTI
1. Peningkatan efisiensi
penggunaan energi pada
peralatan rumah tangga dan
industri
a) Kampanye/sosialisasi
untuk melakukan
penghematan energi di
rumah tangga dan
industri
b) Penggunaan lampu
hemat energi
c) Penggunaan tipe AC
hemat energi
d) Penggunaan refrigerator
hemat energy
a.
b.
c.
d.
Dilaksanakan secara
periodik setiap
semester/tahun dengan
frekuensi kegiatan
melibatkan pemangku
sosialisasi penggunaan
kepentingan dalam
peralatan listrik yang
pengawasan produkhemat energi
produk peralatan hemat
jumlah pengunaan lampu energi yang beredar di
hemat energi
lapangan.
jumlah penggunaan AC
hemat energi
jumlah penggunaan
refrigerator hemat energy
a. Pembinaaan dan
pengawasan pelaksanaan
usaha ketenagalistrikan
yang izinnya diberikan
oleh provinsi
b. Evaluasi bauran energi
disesuaikan dengan
Rencana Umum Energi
Daerah (RUED) yang
telah disusun dan
disahkan oleh
pemerintah daerah
c. Kegiatan kordinasi
dalam penyediaan listrik
pedesaan di wilayah
Sumut
d. Pembinaan inspektur
ketenagalistrikan serta
pembinaan jabatan
fungsional
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
VI - 9
Bab 6
No
Indikator kegiatan
Rencana kegiatan
pengawasan dan evaluasi
pengembangan pada
e. Pembinaan dan
lembaga pendidikan
pengawasan pelaksanaan
tinggi di daerah
izin usaha pertambangan
d. Jumlah izin usaha
mineral, batubara dan
pertambangan mineral,
panas bumi pada
batubara dan panas bumi
wilayah lintas
pada wilayah lintas
kabupaten/kota dan
kabupaten/kota dan
paling jauh 12 (dua
paling jauh 12 (dua belas) belas) mil laut diukur
mil laut diukur dari garis
dari garis pantai ke arah
pantai ke arah laut lepas
laut lepas dan/atau ke
dan/atau ke arah perairan
arah perairan kepulauan
kepulauan.
VI - 10
3. Penyusunan kebijakan
tentang panas bumi an air
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
No
Bab 6
Indikator kegiatan
panas bumi dan air tanah
Rencana kegiatan
pengawasan dan evaluasi
peraturan daerah yang
terkait dengan
pemanfaatan potensi panas
bumi dan air tanah
Koordinasi pengawasan
pengendalian
pendistribusian dan tata
niaga bahan bakar minyak
dan BBN dari agen dan
pangkalan dan sampai
konsumen di wilayah
provinsi
7. Pengalihan pemakaian
a. Minyak tanah yang
Pengawasan dan evaluasi
minyak tanah ke LPG secara
beredar hanyalah minyak distribusi minyak tanah
penuh
tanah non-subsidi
bersubsidi dan LPG 3, 12,
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
VI - 11
Bab 6
No
Indikator kegiatan
Rencana kegiatan
pengawasan dan evaluasi
Meningkatnya
Evaluasi dan monitoring
pemahaman/pengetahuan
dilakukan setiap tahun
masyarakat tentang emisi gas mulai 2015-2020
rumah kaca melalui
pendidikan formal
VI - 12
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 6
Tabel 6.4.
Rencana Monitoring dan Evaluasi Sektor Transportasi
Rencana Aksi
Pembangunan ITS
(Inteligent Transport
System)
Pengembangan
Pengendalian Analisis
Dampak Lalu Lintas
(Andalalin)
Penerapan Manajemen
Parkir (denda dan tarif
progresif) dan
pengurangan jumlah
fasilitas parkir dipusat kota
Pengadaan Sistem
BRT/semi BRT
Peremajaan Armada
Angkutan Umum
Rencana Evaluasi
Sebelum diterapkan dan
setelah diterapkan perlu
evaluasi setiap tahun
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
VI - 13
Bab 6
Rencana Aksi
(Non Motorized Transport)
di kota-kota besar di
Sumut
Membangun NMT
(Pedestarian dan Jalur
Sepeda)
VI - 14
Rencana Evaluasi
dilakukan setiap tahun
Monitoring dilakukan
setiap tahun
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Rencana Aksi
Bab 6
2. Larangan bertahan
menggunakan kenderaan
bermotor di dalam kampus
Ditanaminya pohon di sekitar jalan
perkotaan dan provinsi sebanyak
5000 pohon /tahun
Persentase penambahan bahan
bakar bioetanol dan biodiesel pada
bahan bakar komersial
Meningkatnya pemahaman
/pengetahuan masyarakat tentang
emisi gas rumah kaca melalui
pendidikan formal
Rencana Evaluasi
sejak 2015
Penghapusan bahan
perusak lapisan ozon
(BPO) secara berkala
Penggantian bahan bakar
komersial ke gas alam.
Studi pengembangan
biomass dan biogas
Rencana Evaluasi
Monitoring dan Evaluasi
dilakukan setiap tahun
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
VI - 15
Bab 6
Rencana Aksi
menjadi bahan bakar
industri skala kecil dan
menengah
Rencana Evaluasi
Meningkatkan efisiensi
peralatan listrik di Industri
dan sektor Komersial dan
sektor Rumah tangga
dengan rating semua
peralatan RT sebagai
pedoman ibu-ibu membeli
alat hemat energi
Studi pemanfaatan panas
buang sistem pendingin
(AC)
VI - 16
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Bab 6
harus
terintegrasi dengan kebijakan sektor lainnya dan menjadi bagian dari komponen
wajib dalam kebijakan sektor tersebut. Contoh aksi mitigasi akan tertuang secara
lebih rinci dan terakomodasi dalam Renstra dan Renja SKPD terutama Dinas
Tarukim Provsu, Dinas Kebersihan Kab/Kota Se-Sumatera Utara
Secara umum poin-poin yang harus dilaporkan adalah target setiap aksi
mitigasi berupa penurunan emisi GRK, aliran dan jumlah dana yang digunakan,
co-benefits serta program peningkatan kapasitas dan kelembagaan. Berdasarkan
laporan ini maka akan dibuat evaluasi demi tercapainya target penurunan emisi
GRK yang sudah ditetapkan. Pada Tabel 6.6, secara spesifik ditampilkan targettarget dan indikator monitoring dari setiap rencana aksi di sektor Pengelolaan
Limbah. Penanggung jawab pelaporan setiap rencana aksi adalah SKPD terkait
sektor pengelolaan limbah di Provinsi Sumatera Utara bekerjasama dengan
instansi atau lembaga terkait seperti LSM dan dari Perguruan Tinggi.
Tabel 6.6.
Rencana Monitoring dan Evaluasi Sektor Pengelolaan Limbah
No.
1.
2.
Program Peningkatan
Sarana-Prasarana
Persampahan sesuai
UU No 18, 2008)
Rencana Evaluasi
Evaluasi dilakukan
setiap tahun
Evaluasi dilakukan
setiap tahun.
Perubahan prilaku
dievaluasi melalui
penelitian
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
VI - 17
Bab 6
No.
VI - 18
3.
Program Peningkatan
Pengelolaan Gas
Sampah
4.
Pembangunan
prasarana Waste Water
Treatment Pemukiman
5.
Program Pengendalian
Banjir
6.
Program Penyusunan
Perencanaan
Pengelolaan
Persampahan
7.
Penyusunan
Perencanaan
Pengelolaan Air
Limbah
8.
Program Pengelolaan
Badan Air
Rencana Evaluasi
Evaluasi dilakukan
setiap tahun
Evaluasi dilakukan
setiap tahun
Evaluasi dilakukan
setiap tahun
Evaluasi dilakukan
setiap tahun
Evaluasi dilakukan
setiap tahun
Evaluasi dilakukan
setiap tahun
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
No.
9.
10.
Program
Pemberdayaan
Kesehatan Lingkungan
dan Masyarakat
Program Monitoring
dan Evaluasi
Bab 6
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
11.
1. Terbentuknya komponen
administrasi pendukung data
RAD GRK
2. Integrasi Rencana aksi kedalam
kurikulum pendidikan mulai
tingkat dasar-menengah atas
3. Dihasilkannya berbagai PERDA
pendukung RAD GRK seperti:
Perda Pelarangan Pembakaran
Sampah, Perda Pemanfaatan
Limbah Organik Menjadi
Kompos, Perda Pelarangan
Pemakaian Pit Latrine,Perda
Keutamaan Pemakaian Kompos
Lokal Untuk Pengadaan
Pemerintah, Perda Prilaku
Pembuangan Sampah Oleh
Masyarakat
Rencana Evaluasi
Evaluasi dilakukan
setiap tahun
Evaluasi dilakukan
setiap tahun
Evaluasi dilakukan
setiap tahun
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
VI - 19
VII
Penutup
7.1.
KESIMPULAN
Dari kegiatan penyusunan RAD-GRK Provinsi Sumatera Utara dapat
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sektor
Pertanian*
Kehutanan dan lahan
Gambut**
Energi
Transportasi
Industri
Pengelolaan Limbah
Total Emisi
9.324.598,5
11.727.942,2
5.183.979,0
Perkiraan
Penurunan
GRK 2020
terhadap
Total BAU
(%)
2,0
139.132.277,0
187.871.098 ,0
31.027.594,7
12,2
8.383.000,0
5.299.200,0
7.659.900,0
2.092.016,0
22.098.000,0
10.861.300,0
16.266.210,0
5.315.858,0
6.316.000,0
4.540.000,0
12.037.000,0
3.947.409,0
2,5
1,8
4,7
1,6
171.890.991,5
254.140.408,2
63.051.982,7
24,8
Kondisi Emisi
2010
(tCO2eq)
Baseline BAU
2020
(tCO2eq)
Mitigasi GRK
2020
(tCO2eq)
2. Sumber emisi GRK di Provinsi Sumatera Utara yang terbesar berasal dari
sektor kehutanan dan lahan gambut (12,2%), kemudian sektor industri (4,7%),
energi (2,5%), pertanian (2%), transportasi (1,8%) dan yang terendah adalah
sektor pengelolaan limbah (1,6%).
Bab 7
Penutup
A.
2.
3.
4.
B.
2.
I-2
3.
4.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Penutup
Bab 7
5.
6.
C.
2.
3.
4.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
VII - 3
Bab 7
Penutup
D.
2.
3.
4.
5.
Peremajaan Angkot.
6.
7.
8.
9.
E.
2.
I-4
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Penutup
Bab 7
3.
4.
5.
6.
7.
Aplikasi heat recovery pada gas buang alat konversi energi seperti
ruang bakar boiler.
F.
8.
9.
2.
3.
4.
5.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
VII - 5
Bab 7
Penutup
SARAN
Berdasarkan hasil penyusunan RAD-GRK dan kesimpulan, maka perlu
2.
3.
I-6
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
DAFTAR PUSTAKA
Bappenas 2010. Indonesia Climate Change Sectoral Map. Waste Sector.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional.
Bappenas 2011. Pedoman Umum Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan
Emisi Gas Rumah Kaca Draft 2 21 Mei 2011. Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Ginting, Nurzainah. 2010. Pemanfaatan Limbah pemotongan Hewan Yang
Berkelanjutan. Disertasi S3. Universitas Sumatera Utara.
Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia, Kementerian ESDM,
2011.
IPCC (2006) IPCC Guidelines for Nationak Greenhouse Gas Inventories,
Prepared by the National Greenhouse Gas Inventories Programme, H.S.
Eggleston, L.Buendia, K. Miwa, T. Ngara and K. Tanabe (eds), IGES,
Japan.
JICA (Japan International Cooperation Agency) Sub Project 3. 2012. Laporan
Akhir. Survey Komposisi Sampah dan Kandungan Bahan Kering Sampah
di Sumatera Utara.
Kajian Perhitungan Carbon Trading di Sektor Transportasi di Indonesia dengan
Skema CDM (Clean Development Mechanism), Kementerian Perhubungan
Sekretariat Jenderal Pusat Kajian Kemitraan dan Pelayanan Jasa
Transportasi, November 2010.
Laporan Tahunan 2010-2011. Dinas Kebersihan Provinsi Sumatera Utara.
Laporan Tahunan 2010-2011. Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi
Sumatera Utara.
Reay, Dave, Pete Smith and Andre van Amstel. Methane and Climate Change.
2010. Earthscan, London, Washington DC.
Republik Indonesia (2011). Presiden Republik Indonesia No. 61 tahun 2011
tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca.
Sekretariat Kabinet RI, Jakarta.
Republik Indonesia (2011). Presiden Republik Indonesia No. 71 tahun 2011
tentang Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional.
Sekretariat Kabinet RI, Jakarta.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
DP-1
DP - 2
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Lampiran
MATRIKS RAD GRK
SEKTOR PERTANIAN
Sektor
Penanggungjawab
Perkiraan Emisi 2020
Perkiraan Emisi 2010
Target Mitigasi 2020
Target penurunan emisi 57%
No
: Pertanian
: Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara
:10.562.476.38 juta tCO2eq
: 8.475.630,33 juta tCO2eq
: 4.483.588,4 juta tCO2eq
: 6.078.887,98 juta tCO2eq
Kegiatan Inti
Jumlah
penurunan
Emisi dari
Baseline 2020
(ribu tCO2e)
Sumber
2,134,000a)
PTPN
PBSN
PDPSU
725,000b)
PTPN
PBSN
PDPSU
7,381/tahun
Perkiraan biaya
Penurunan
Emisi
(Rp/tCO2e)
387,360,000
Perkiraan
Waktu
Penyelesaian
(Tahun)
Mulai
Pelaksanaan
2014
2013
Pelaksana
Din Perkebunan*
Din Pertanian
PPKS Medan
BUMN/PTPN
PDPSU
PBSN
Din Perkebunan*
Din Pertanian
BUMN/PTPN
PDPSU
L-2
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
No
Kegiatan Inti
Jumlah
penurunan
Emisi dari
Baseline 2020
(ribu tCO2e)
Sumber
Perkiraan biaya
Penurunan
Emisi
(Rp/tCO2e)
Perkiraan
Waktu
Penyelesaian
(Tahun)
1,400c)
APBD
APBN
1,400d)
APBD
APBN
Mulai
Pelaksanaan
2013
* = Koordinator Pelaksana
Catatan : 29 bh PKS kap 60 ton; 20 bh PKS kap 45 ton; 57 PKS kap 30 ton
a
) = Direncanakan selama 7 (tujuh) tahun
b
) = Direncanakan selama 7 (tujuh) tahun
c
) = Dana untuk penyediaan bibit padi unggul selama 7 (tujuh) tahun
d
) = Dana untuk pengganti biaya pembuatan kompos dari kotoran hewan selama 7 (tujuh) tahun
Pelaksana
PBSN
Din Pertanian*
BPTP Sumut
BAKORLUH
USU, UISU,
UMA, UMSU
BK Pangan
Din Pertanian*
BPTP Sumut
BAKORLUH
USU, UISU,
UMA, UMSU
BK Pangan
No
Kegiatan Pendukung
Jumlah
penurunan
Emisi dari
Baseline 2020
(ribu tCO2e)
Perkiraan
Waktu
Penyelesaian
(Tahun)
Mulai
Pelaksanaan
175
APBD
APBN
2013
175
APBD
APBN
2013
100
APBD
APBN
2013
175
APBD
APBN
2013
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Pelaksana
Din Perkebunan*
Din Pertanian
BLH Sumut
PPKS Medan
Bah Lias RS
GAPKI Sumut
PTPN 2, 3, 4
PBS Nas/Asing
PPKS Medan*
Din Pertanian
Din Perkebunan
BLH Sumut
Bah Lias RS
GAPKI Sumut
PTPN 2, 3, 4
PBS Nas/Asing
Din Perkebunan*
Din Pertanian
BLH Sumut
PPKS Medan
Bah Lias RS
GAPKI Sumut
PTPN 2, 3, 4
PBS Nas/Asing
APKASINDO
PPKS Medan*
Din Pertanian
Din Perkebunan
BLH Sumut
L-3
L-4
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
No
Kegiatan Pendukung
Jumlah
penurunan
Emisi dari
Baseline 2020
(ribu tCO2e)
Perkiraan biaya
Penurunan
Emisi
(Rp/tCO2e)
Perkiraan
Waktu
Penyelesaian
(Tahun)
Mulai
Pelaksanaan
100
APBD
APBN
2013
100
APBD
APBN
2014
100
PTPN
PBSN
APBD
APBN
2013
150
PTPN
PBSN
APBD
APBN
2013
Pelaksana
Bah Lias RS
GAPKI Sumut
PTPN 2, 3, 4
PBS Nas/Asing
APKASINDO
PPKS Medan*
Din Pertanian
Din Perkebunan
BLH Sumut
Bah Lias RS
GAPKI Sumut
PTPN 2, 3, 4
PBS Nas/Asing
APKASINDO
PPKS Medan*
Din Perkebunan
Bah Lias RS
GAPKI Sumut
PTPN 2, 3, 4
PBS Nas/Asing
APKASINDO
PPK Sei Putih*
Din Perkebunan
PPK Sei Purih
GAPKINDO SU
PTPN 2, 3
PBS Nas/Asing
PPKS Medan*
Din Perkebunan
Bah Lias RS
PTPN 2, 3, 4
PBS Nas/Asing
GAPKI Sumut
No
Kegiatan Pendukung
9
10
11
12
Jumlah
penurunan
Emisi dari
Baseline 2020
(ribu tCO2e)
Perkiraan
Waktu
Penyelesaian
(Tahun)
Mulai
Pelaksanaan
2013
150
PTPN
PBSN
APBD
APBN
2014
150
APBD
APBN
2014
100
APBD
2014
150
APBD
APBN
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Perkiraan biaya
Penurunan
Emisi
(Rp/tCO2e)
Pelaksana
APKASINDO
PPK Sei Purih*
GAPKINDO SU
PTPN 2, 3
PBS Nas/Asing
PPK Sei Purih*
GAPKINDO SU
PTPN 2, 3
PBS Nas/Asing
Din Peternakan*
Din Pertanian
BLH Sumut
BPTP Sumut
BAKORLUH
USU, UISU,
UMA, UMSU
BK Pangan
Dinas Pendidikan
Provsu,
Perguruan Tinggi
L-5
L-6
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Sektor
Penanggungjawab
Perkiraan emisi 2020
Target penurunan emisi 26%
Target penurunan emisi 41%
No
Kegiatan
Jumlah
Perkiraan Biaya
penurunan
Mitigasi
Emisi dari
Baseline 2020
Rp (juta)
Sumber
(ribu tCO2e)
Perkiraan biaya
Perkiraan
Penurunan
Waktu
Mulai
Emisi
Penyelesaian
Pelaksanaan
(Rp/tCO2e)
(Tahun)
Pelaksana
KegiatanInti
1.976.729,58
1,68%
APBN
APBD
20.000
2013-2018
411.819
0,44%
APBN
APBD
200.000
2013-2018
15.460.849
16,52%
APBN
APBD
200.000
2013-220
8.754.088
9,36%
APBN
APBD
10.000
2013-2018
Pemantapankawasanhutan
Dinas
Kehutanan
Dinas
Kehutanan,
BLH, Dinas
PSDA, Swasta,
LSM
Dinas
Kehutanan,
Swasta
Dinas
Kehutanan
No
Kegiatan
Jumlah
Perkiraan Biaya
penurunan
Mitigasi
Emisi dari
Baseline 2020
Rp (juta)
Sumber
(ribu tCO2e)
Penanamanpohonpadalahan yang
beruparumput,tanahkosongmenjadih
utansekunderdanpemeliharaantanam
an
4.059.355
4,34%
APBN
APBD
Perkiraan biaya
Perkiraan
Penurunan
Waktu
Mulai
Emisi
Penyelesaian
Pelaksanaan
(Rp/tCO2e)
(Tahun)
200.000
2013-2020
Pelaksana
Dinas
Kehutanan,
LSM, Swasta
Kegiatan Penunjang
Sosialisasi RAD-GRK
SektorKehutanandanLahanGambut
APBN
APBD
364.754
0,39%
100
APBN
APBD
APBD
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
40,000
Dinas
Kehutanan,
Dinas Pertanian,
Dinas
Perkebunan
2013-2018
Dinas
Kehutanan,
Dinas Pertanian,
Dinas
Perkebunan
2014-2020
Dinas
Pendidikan
Provsu,
Perguruan
Tinggi
L-7
L-8
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
SEKTOR ENERGI
Sektor
Sub Sektor
Penanggungjawab
Perkiraan Emisi 2020
Target penurunan emisi 26%
Target penurunan emisi 41%
No
: Energi
: Pembangkit listrik dan Rumah tangga
: Dinas Pertambangan dan Energi Provsu
: 22,098 juta tCO2eq
: 5,745 juta tCO2eq
: 9,060 juta tCO2eq
Kegiatan
INTI
1. Program Nasional
Peningkatan efisiensi peralatan rumah
tangga
a. Periode 1: jumlah penurunan energi
0,4059 juta
b. Periode 2: jumlah penurunan energi
0.6591 juta
2. Penyediaan dan pengelolaan energi baru
terbarukan dan konservasi energi
a. Periode 1 Pembangunan
pembangkit listrik
PLTMH 1,399 MW
Jumlah
Penurunan
Emisi dari
Baseline tahun
2020
(tonCO2eq)*
Perkiraan Biaya
Mitigasi
Rp (Juta)
Sumber
Perkiraan
biaya
Penurunan
Emisi
(Rp/Ton
CO2eq)
514.790
Perkiraan
Waktu
Penyelesaian
Kegiatan
(Tahun)
Mulai
Pelaksanaan
(Tgl/Bln/Thn)
2013
Pelaksana
300.551
380
APBN
1.264
2010
KESDM
214.239
650
APBN
3.034
2015
KESDM
2010
KESDM
APBN
6.364 1,87/MWh
No
3.
4.
Kegiatan
PLTM 5,515 MW
PLTS 3,094 MW
PLT Bayu 0,657 MW
PLT Biomassa 0,012 MW
Desa Mandiri Energi 8 Desa
b. Periode 2 melakukan
pembangunan:
PLTMH 2,55 MW
PLTM 15,45 MW
PLTS 6,81 MW
PLT Bayu 1,14 MW
PLT Biomassa 0,5 MW
Desa Mandiri Energi 14 desa
Pemanfaatan biogas
a. Periode 1 - pembuatan unit biogas
303 uniT
b. Periode 2 - pembuatan unit biogas
648 unit
Program Provinsi
Peningkatan efisiensi peralatan rumah
tangga
a. Kampanye untuk melakukan
Jumlah
Penurunan
Emisi dari
Baseline tahun
2020
(tonCO2eq)*
25.758
3.333
606
10
1.818
Perkiraan Biaya
Mitigasi
Rp (Juta)
Sumber
Perkiraan
biaya
Penurunan
Emisi
(Rp/Ton
CO2eq)
Mulai
Pelaksanaan
(Tgl/Bln/Thn)
Pelaksana
2015
KESDM
2010
KESDM
2020
KESDM
2013
Distamben
1,24/MWh
4,57/MWh
1,41/MWh
1,13/MWh
APBN
12.121
72.727
5.455
1.212
303
3.636
1,87/MWh
1,24/MWh
4,57/MWh
1,41/MWh
1,13/MWh
1.212
3.030
APBN
2.727
6.480
APBN
2.000
APBD,
Bantuan
LN,
Swadaya
6.316.000
Perkiraan
Waktu
Penyelesaian
Kegiatan
(Tahun)
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
2.499.750
2.376.000
317
L-9
L - 10
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
No
5.
6.
Kegiatan
Jumlah
Penurunan
Emisi dari
Baseline tahun
2020
(tonCO2eq)*
Perkiraan Biaya
Mitigasi
Rp (Juta)
Sumber
Perkiraan
biaya
Penurunan
Emisi
(Rp/Ton
CO2eq)
2.866.000
Perkiraan
Waktu
Penyelesaian
Kegiatan
(Tahun)
Mulai
Pelaksanaan
(Tgl/Bln/Thn)
2013
Pelaksana
1,87/MWh
1,24/MWh
1,13/MWh
Bantuan
1,58/MWh
LN,
LSM,
4,57/MWh
APBD
2.667
30.000
11.248.594
Industri
energi
listrik,
PLN,
ESDM,
LSM,
Bappeda,
Pertamina
No
Kegiatan
a.
Jumlah
Penurunan
Emisi dari
Baseline tahun
2020
(tonCO2eq)*
Perkiraan Biaya
Mitigasi
Rp (Juta)
Sumber
Perkiraan
biaya
Penurunan
Emisi
(Rp/Ton
CO2eq)
Perkiraan
Waktu
Penyelesaian
Kegiatan
(Tahun)
Mulai
Pelaksanaan
(Tgl/Bln/Thn)
Pelaksana
12.500.000
2013
Distamben,
Disnak
2013
Distamben,
KESDM
7.000
PENDUKUNG
7. Penyediaan dan pengelolaan energi baru
terbarukan dan konservasi energi
a. Pelaksanaan bimbingan teknis EBT
b. Pelaksanaan bimbingan teknis
konservasi energi
c. Pilot project pemanfaatan biomassa
untuk rumah tangga
8. Penyusunan kebijakan tentang panas bumi
an air tanah
a. Regulasi tentang pemanfaatan panas
bumi
b. Regulasi tentang pemanfaatan air
tanah
9. Penyusunan klasifikasi data potensi dan
cadangan panas bumi untuk
ketenagalistrikan dan pemanfaatan
langsung energi panas bumi
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
APBD,
APBN
Distamben,
Bappeda
Distamben,
Bakosurtan
al
L - 11
L - 12
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
No
Kegiatan
Jumlah
Penurunan
Emisi dari
Baseline tahun
2020
(tonCO2eq)*
Perkiraan Biaya
Mitigasi
Rp (Juta)
Sumber
Perkiraan
biaya
Penurunan
Emisi
(Rp/Ton
CO2eq)
Perkiraan
Waktu
Penyelesaian
Kegiatan
(Tahun)
Mulai
Pelaksanaan
(Tgl/Bln/Thn)
Pelaksana
a.
10.
11.
12.
13.
14.
100
APBD
2014
Distamben,
Bappeda
Distamben,
Pertamina
Distamben
Dinas
Pendidikan
Provsu,
Perguruan
Tinggi
SEKTOR TRANSPORTASI
Sektor
Subsektor
Penanggungjawab
Perkiraan emisi pada 2020
Target penurunan emisi 26%
Target penurunan emisi 41%
No
: Transportasi
: Transportasi Darat
: Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara
: 10,8 juta ton CO2eq
: 2,82 juta ton CO2eq
: 4,45 juta ton CO2eq
Jumlah
penurunan
Emisi dari
Baseline 2020
(ribu ton CO2e)
Kegiatan Inti
Pembangunan
ITS
Transport System)
(Inteligent
Sumber
883,88
50.000
APBN
APBD
Swasta
Asing
20
3.200
APBN
APBD
Swasta
179
10.000
85,56
50.000
APBN
APBD
Swasta
Masyarakat
APBN
APBD
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Perkiraan biaya
Penurunan Emisi
(Rp/tCO2e)
Perkiraan
Waktu
Penyelesaian
(Tahun)
Mulai
Pelaksana
an
Penanggungjawab
kegiatan
Kem. Perhub.
Kem. Komifindo
Kepolisian
Pemda
Swasta
Kem. Perhub.
Kem. PU
Polri
Dishub, Dinas PU,
Konsultan,
Pengembang,
Swasta
56.569
Januari
2014
160.000
2
(Monitoring
s/d 2020)
Januari
2012
55.866
Januari
2015
Kem. Perhub,
Pemda, Pengelola
Parkir
58.438
Januari
2015
Kem. Perhub.
Pemda
L - 13
L - 14
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
No
Jumlah
penurunan
Emisi dari
Baseline 2020
(ribu ton CO2e)
Kegiatan Inti
30
40.000
/tahun
4,48
10.000
12,8
30.000
Membangun
Transport
45
20.000
10
Pembangunan KA double
Bandara Kuala Namu
Peremajaan Angkot
Non
Motorized
tract
1.140
100.000
9,5
100.000
Sumber
BUMN
Swasta
Asing
APBN
APBD
BUMN
Swasta
Masyarakat
APBN
APBD
PGN
BUMN
APBN
APBD
BUMN,
Swasta,
Masyarakat
APBN,
APBD,
BUMN,
Swasta
APBN,
APBD,
BUMN,
BUMD,
Swasta
APBN,
APBD,
BUMN,
BUMD,
Perkiraan
Waktu
Penyelesaian
(Tahun)
Mulai
Pelaksana
an
Penanggungjawab
kegiatan
1.300.000
Januari
2013
Kem. Perhub
Pemda
2.232.142
Januari
2018
Kem. Perhub
Pemda
Dinas Perhub.
2.343.750
Januari
2013
Kem. Perhub
Pemda
Dinas Perhub
444.444
Januari
2014
Dinas Perhub.
Dinas PU, Dinas
Sosial
87.719
Januari
2015
Dinas
Perhubungan,
Dinas PU,
Bappeda, PT KAI
10.526.316
Januari
2017
Kem. Perhub.,
Kem. PU, Dinas
Perhub, PT KAI
Perkiraan biaya
Penurunan Emisi
(Rp/tCO2e)
No
11
Kegiatan Inti
Pembangunan
Angkutan
Bus
Pemadu Moda ke Bandara Kuala
Namu
Jumlah
penurunan
Emisi dari
Baseline 2020
(ribu ton CO2e)
2,17
10.000
12
13
14
Pengembangan
Bus
Kampus.
Membuat rute-rute bus dari daerah
padat mahasiswa ke kampus-kampus
besar di kota Medan. Kampus yang
dipilih adalah USU dan Unimed.
10.000
15
0,1
5.000
5.000
2.000
Sumber
Swasta
APBN,
APBD,
BUMN,
BUMD,
Swasta
Swasta
Sponsor
APBD
APBN,
APBD,
BUMN,
PGN
APBN,
APBD,
BUMN,
Sponsor,
USU,
UNIMED,
DIKTI,
BUMN
APBN,
APBD,
BUMN,
Sponsor,
USU,
UNIMED,
DIKTI,
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Perkiraan biaya
Penurunan Emisi
(Rp/tCO2e)
5.000.000
Perkiraan
Waktu
Penyelesaian
(Tahun)
Mulai
Pelaksana
an
Penanggungjawab
kegiatan
Januari
2017
Kem. Perhub.,
Kem. PU, Dinas
Perhub, PT KAI
Dinas
Perhubungan,
Dinas Parawisata,
Polri, Dinas
Sosial, Swasta
Kem.Perhub,
Kem. ESDM,
Kem. Dalam
Negeri, Pemda
231.481/tahun
Januari
2013
1.000.000
Januari
2018
10.000.000
Januari
2015
Dinas
Perhubungan,
USU UNIMED,
BUMN
625.000/tahun
Januari
2015
USU, UNIMED,
Swasta, Dikti,
BUMN
L - 15
L - 16
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
No
16
Kegiatan Inti
Jumlah
penurunan
Emisi dari
Baseline 2020
(ribu ton CO2e)
560
17
1.565
18
(Termasuk
Pendukung)
19
Studi
kelayakan
NMT
(Non
Motorized Transport) di kota-kota
besar di Sumut
(Termasuk
pendukung)
20
(Termasuk
Pendukung)
21
(Termasuk
Pendukung)
50.000
500.000
Sumber
BUMN
APBN,
APBD,
BUMN,
BUMD,
Swasta,
Masyarakat
APBN,
APBD,
Lembaga
Bantuan
Asing
Perkiraan biaya
Penurunan Emisi
(Rp/tCO2e)
89.285
319.488
Perkiraan
Waktu
Penyelesaian
(Tahun)
Mulai
Pelaksana
an
Penanggungjawab
kegiatan
Januari
2013
Januari
2015
Januari
2013
1.000
APBN,
APBD,
BUMN,
Dikti,
Swasta
Januari
2012
500
APBD
PT KAI
Dikti
Januari
2013
500
APBD,
USU,
UNIMED,
DIKTI,
BUMN
Januari
2013
ESDM, Kem.
Perhub., Dinas
Perhub.,
Pertamina, PPKS
Medan
Lembaga
Penyedia Kredit,
BANK, Polri
Kem.Perhub,
Kem. Dalam
Negeri, Dinas
Perhub. Dinas
Sosial, Pusat riset
PT
PT KAI, Dinas
Perhubungan,
LSM, Pusat Studi
Transportasi
No
22
Kegiatan Inti
Jumlah
penurunan
Emisi dari
Baseline 2020
(ribu ton CO2e)
Sumber
Perkiraan biaya
Penurunan Emisi
(Rp/tCO2e)
Perkiraan
Waktu
Penyelesaian
(Tahun)
Mulai
Pelaksana
an
Penanggungjawab
kegiatan
2014
Dinas Pendidikan
Provsu, Perguruan
Tinggi
1
100
APBD,
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
L - 17
L - 18
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
SEKTOR INDUSTRI
Sektor
Subsektor
Penanggungjawab
Perkiraan emisi 2020
Target penurunan emisi 26%
Target penurunan emisi 41%
No
: Industri
: Industri dan Komersial
: Dinas Perindustrian Provinsi Sumatera Utara
: 16,266 juta tCO2eq
: 4,23 juta tCO2eq
: 6,67 juta tCO2eq
Kegiatan Inti
Jumlah
penurunan
Emisi dari
Baseline 2020
(ribu ton
CO2e)
421
150
Perkiraan Biaya
Mitigasi
Rp (Juta)
10.000
10.000
Sumber
APBN
APBD
Swasta
APBN
APBD
Swasta
Perkiraan
biaya
Penurunan
Emisi
(Rp/tCO2eq)
Perkiraan
Waktu
Penyelesaia
n
(Tahun)
Mulai
Pelaksa
naan
Penanggungjawab
Kegiatan
2013
Kem. Perindustrian,
Dinas Perindustrian
Provinsi
dan
Kabupaten, ESDM,
Swasta,
Pelaku
Usaha, Pusat Riset
Sustainable Energi
USU
2013
Kem. Perindustrian,
Dinas Perindustrian
Provinsi
dan
Kabupaten,
BLH,
Swasta, Pusat Riset
Sustainable Energi
USU
No
Kegiatan Inti
Jumlah
penurunan
Emisi dari
Baseline 2020
(ribu ton
CO2e)
Solar: 760
Batubara:
55,73
Minyak bakar:
267,57
Minyak tanah:
135,9
(Total 1.219)
Perkiraan Biaya
Mitigasi
Rp (Juta)
Sumber
10.000
APBN
APBD
Swasta
Perkiraan
biaya
Penurunan
Emisi
(Rp/tCO2eq)
Perkiraan
Waktu
Penyelesaia
n
(Tahun)
Mulai
Pelaksa
naan
2013
Kem. Perindustrian,
Dinas Perindustrian
Provinsi
dan
Kabupaten, PGN
Dewan
Riset
Daerah,
Dinas
Pendidikan, Dikti,
PPKS Medan, Pusat
Riset
Sustainable
Energi USU
Kem. Perindustrian,
Dinas Perindustrian
Provinsi
dan
Kabupaten,
Dinas
Perkebunan, Dinas
Peternakan,
Kementerian ESDM,
Swasta,
BUMN,
Pusat
Riset
Sustainable Energi
USU
Kementerian
Perindustrian, Dinas
Perindustrian
Provinsi
dan
Kabupaten, AKLI,
Pusat
Riset
Pendukung
1.000
APBN,
APBD,
BUMN,
Dikti,
Diknas,
Swasta
3.250
40.000
APBN
APBD
Swasta
2013
627,2
10.000
APBN
APBD
Swasta
2013
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Penanggungjawab
Kegiatan
L - 19
L - 20
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
No
Jumlah
penurunan
Emisi dari
Baseline 2020
(ribu ton
CO2e)
Kegiatan Inti
2013
168
5.000
APBN
APBD
Swasta
2015
813
50.000
APBN
APBD
Swasta
2014
Pendukung
1.000
APBD,
Dikti
2013
Pendukung
10.000
APBN,
APBD
2015
100
50.000
APBN,
2013
Lokasi
11
12
Mulai
Pelaksa
naan
Pendukung
Sentralisasi
Sumber
Perkiraan
Waktu
Penyelesaia
n
(Tahun)
500
Studi Kelayakan
Industri
Rp (Juta)
Perkiraan
biaya
Penurunan
Emisi
(Rp/tCO2eq)
APBD,
Dikti,
Diknas,
Swasta
10
Perkiraan Biaya
Mitigasi
Penanggungjawab
Kegiatan
Sustainable Energi
USU
Dinas Perindustrian,
Dewan
Riset
Daerah, Pusat Riset
Sustainable Energi
USU
Kem. Perindustrian,
Dinas Perindustrian
Provinsi
dan
Kabupaten,
Dinas
Parawisata,
Dinas
Kesehatan, Swasta,
Pusat
Riset
Sustainable Energi
USU
Dinas Perindustrian
Provinsi
dan
Kabupaten,
Pusat
Riset
Sustainable
Energi USU
Bappeda,
Dinas
Perindustrian, PGN,
Dinas
Penataan
Ruang
dan
Pemukiman
Bappeda,
Dinas
Perindustrian, PGN,
Dinas
Penataan
Ruang
dan
Pemukiman
Bappeda,
Dinas
No
Kegiatan Inti
Jumlah
penurunan
Emisi dari
Baseline 2020
(ribu ton
CO2e)
Perkiraan Biaya
Mitigasi
Rp (Juta)
Sumber
APBD,
BUMN,
Swasta
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
Perkiraan
biaya
Penurunan
Emisi
(Rp/tCO2eq)
Perkiraan
Waktu
Penyelesaia
n
(Tahun)
Mulai
Pelaksa
naan
Penanggungjawab
Kegiatan
Perindustrian, Dinas
Pertanian,
Dinas
Perkebunan, Dinas
Penataan Ruang dan
Pemukiman
L - 21
L - 22
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
No.
(1)
1
: Pengelolaan Limbah
: Limbah Domestik dan Limbah Cair
: BLH dan Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara
: 5,316 juta tCO2eq
: 1,368 juta tCO2eq
: 1,382 juta tCO2eq
: 2,180 juta tCO2eq
Rencana Aksi
1.4
(2)
Program Penyusunan Perencanaan
Pengelolaan Persampahan
Penyusunan Master Plan
Persampahan 33 kota/kab.
Penyusunan Studi Kelayakan dan
DED 6 TPA Regional dan 18
TPA Kabupaten
Penyusunan AMDAL 6 TPA
regional dan 18 kabupaten
Perencanaan Teknik TPST 3R
1.5
1.1
1.2
1.3
Jumlah
Penurunan Emisi dari
Baseline thn 2020
(tCO2eq)*
Rp(juta)
(3)
(4a)
446.000
306.800
Sumber
Perkiraan Biaya
Penurunan Emisi
(Rp/ton CO2eq)
Selesai
Mulai
(4b)
(5)
(7)
(8)
(9)
Pelaksanaan
Pelaksana
113.000
APBD,
APBN
2014
2013
Satker
PLP
19.500
APBD
2013
2013
Dinas PU
CK
6.900
APBD
2013
2013
6.600
APBD
2013
2013
300.000
APBD
2015
2014
94.510
308.051
Dinas PU
CK
Dinas PU
CK
Dinas PU
CK
No.
2.1
2.2
2.3
2.4
3
3.1
3.2
3.3
3.4
4
4.1
Rencana Aksi
Jumlah
Penurunan Emisi dari
Baseline thn 2020
(tCO2eq)*
306.800
751.694
Perkiraan Biaya
Penurunan Emisi
(Rp/ton CO2eq)
Pelaksanaan
Pelaksana
Rp(juta)
Sumber
55.750
APBD,
APBN
2020
2013
18.760
APBD
2020
2013
6.000
APBD,
APBN
2020
2013
BLH
14.000
APBD
2020
2013
BLH
525.250
Selesai
Mulai
Satker
PLP, PU
CK K/K
Satker
PLP, BLH
698.755
101.250
APBD,
APBN
2015
2014
Satker
PLP, PU
CK K/K
52.800
APBD
2020
2013
DKP
371.200
APBD,
APBN
2020
2013
Dinas PU
CK, DKP
K/K
2020
2013
Satker
PLP,
swasta
35.461
16.000
35.461
16.000
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
451.195
APBD,
APBN
L - 23
L - 24
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
No.
5
5.1
5.2
5.3
Rencana Aksi
Penyusunan Perencanaan
Pengelolaan Air Limbah
Penyusunan Master Plan Air
Limbah 15 kota/kabupaten
Studi Kelayakan dan DED IPLT
6.1
6.2
6.3
5.4
5.5
5.6
5.7
6.4
Jumlah
Penurunan Emisi dari
Baseline thn 2020
(tCO2eq)*
63.431
63.431
Rp(juta)
Sumber
Perkiraan Biaya
Penurunan Emisi
(Rp/ton CO2eq)
Pelaksanaan
Pelaksana
Selesai
Mulai
25.570
9.000
APBD,
APBN
2014
2014
11.250
APBD
2014
2014
500
APBD
2014
2014
3.750
APBD
2014
2013
250
APBD
2014
2013
BLH
20
APBD
2014
2013
BLH
800
APBD
2013
2013
Satker
PLP
PU CK
529.150
Satker.
PLP
Satker
PLP, PU
CK K/K
Dinas PU
CK
Dinas PU
CK
8.342.129
198.000
APBD,
APBN
2020
2013
211.200
APBN
2020
2013
8.000
APBD,
APBN
2015
2014
8.000
APBD,
APBN
2016
2013
Satker.
PLP
Satker.
PLP
Satker
PLP
No.
Rencana Aksi
Jumlah
Penurunan Emisi dari
Baseline thn 2020
(tCO2eq)*
Rp(juta)
Sumber
4.950
99.000
Perkiraan Biaya
Penurunan Emisi
(Rp/ton CO2eq)
Pelaksanaan
Pelaksana
Selesai
Mulai
APBD
2014
2014
Satker.
PLP
APBD,
APBN
2015
2014
Dinas PU
CK
7
7.1
8
8.1
8.2
9.1
9.2
9.3
9.4
94.303
60.800
Dinas
PSDA
94.303
47.600
13.200
APBD
2020
2013
BLH
APBD,
APBN
2020
2013
BLH
13.200
APBD
2020
2013
Dinkes
7.920
APBD
2020
2013
Dinkes
1.200
APBD
2020
2013
BLH
14.800
APBD
2020
2013
BLH
34.400
116.761
116.761
37.120
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
L - 25
L - 26
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
No.
Rencana Aksi
Jumlah
Penurunan Emisi dari
Baseline thn 2020
(tCO2eq)*
Rp(juta)
Sumber
Perkiraan Biaya
Penurunan Emisi
(Rp/ton CO2eq)
Pelaksanaan
Pelaksana
Selesai
Mulai
(Adiwiyata)
10 Program Monitoring dan Evaluasi
10.1 Monitoring dan Evaluasi Kinerja
Pengelolaan Persampahan
10.2 Monitoring kualitas lingkungan
10.3 Pengembangan kemampuan
analisa laboratorium
10.4 Bantek, Bimtek dan
Pendampingan Pengelolaan Air
Limbah
10.5 Monitoring dan Evaluasi Kinerja
Pengelolaan Air Limbah
10.6 Bantek, Bimtek dan
Pendampingan Pengelolaan
Persampahan
10.7 Monitoring dan Evaluasi Kinerja
Aksi Mitigasi Penurunan GRK
10.8 Monitoring dan Evaluasi
Penggunaan Anggaran terkait
Aksi Mitigasi
10.9 Penyusunan Laporan Capaian
Kinerja dan Ikhtisar Realisasi
Kerja SKPD
11 Program Non-teknis RAD-GRK
Sektor Limbah
90.920
14.000
APBD
2020
2013
BLH,
DKP
2.400
APBD
2020
2013
BLH
10.200
APBD,
APBN
2014
2013
BLH
1.200
APBD
2020
2013
BLH.
14.000
APBD
2020
2013
BLH
1.200
APBD
2020
2013
Satker
PLP, BLH
14.000
APBD
2020
2013
Bappeda
20.600
APBD
2020
2013
Bappeda
13.320
APBD
2020
2013
Bappeda
28.890
No.
Rencana Aksi
Jumlah
Penurunan Emisi dari
Baseline thn 2020
(tCO2eq)*
Rp(juta)
Sumber
1.200
Perkiraan Biaya
Penurunan Emisi
(Rp/ton CO2eq)
Pelaksanaan
Pelaksana
Selesai
Mulai
APBD,
APBN
2020
2012
Bappeda
2.475
APBD
2013
2013
BLH
9.340
APBD
2020
2013
BLH
1.000
APBD
2014
2014
BLH
875
APBD
2013
2013
BLH
14.000
APBD
2020
2013
Bappeda
1
100
2014
APBD
Dinas
Pendidikan
Provsu,
Perguruan
Tinggi
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020
L - 27
Disebarluaskan oleh:
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
2012