Anda di halaman 1dari 31

ANDAL Pembangunan Kebun dan Pabrik Karet

Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah AMDAL

Disusun oleh:
Puji Siswanti 11630025

PRODI KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................
1.1 Latar belakang....................................................................................................................
1.2 Tujuan dan kegunaan studi Andal......................................................................................
BAB II METODE STUDI........................................................................................................
Pendekatan studi.......................................................................................................................
Ruang lingkup studi..................................................................................................................
Dampak potensial penting........................................................................................................
Lingkup rencana kegiatan........................................................................................................
Lingkup rona lingkungan.........................................................................................................
Batas wilayah studi...................................................................................................................
Jangkauan waktu studi..............................................................................................................
Metode pengumpulan dan analisis data....................................................................................
Metode identifikasi dampak.....................................................................................................
Metode prakiraan dampak dan penentuan dampak penting.....................................................
Metode evaluasi dampak..........................................................................................................
BAB III RENCANA USAHA ATAU KEGIATAN..................................................................
Identitas prakarsa dan penyusun...............................................................................................
Tujuan dan kegunaan kegiatan.................................................................................................
Lokasi kebun dan Lokasi pabrik..............................................................................................
Tahapan kegiatan proyek..........................................................................................................
Tahap prakonstruks...................................................................................................................
Tahap kontruksi........................................................................................................................

Tahan operasional.....................................................................................................................
BAB IV RONA LINGKUNGAN.............................................................................................
Lingkungan fisik kimia............................................................................................................
BAB V PRAKIRAAN DAMPAK PENTING..........................................................................
Identifikasi dampak penting.....................................................................................................
Prakiraan dampak penting........................................................................................................
BAB VI EVALUASI DAMPAK PENTING............................................................................
Terjadinya erosi........................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1

Latar Belakang
Dalam meningkatkan sumber devisa negara di luar migas, pemerintah mendorong untuk

jenis usaha yang tidak banyak menggantungkan dari bahan baku import dan salah satu sektor
yang mampu bertahan dalam kondisi ekonomi pada saat ini adalah sektor agribisnis. Peningkatan
kegiatan disektor agribisnis ini akan mendorong sektor lainnya juga untuk berkembang yaitu
dengan semakin terbukanya lapangan pekerjaan peningkatan pendapatan dan taraf hidup
masyarakat terutama petani dan pengembangan ekonomi daerah.
Pembangunan subsektor perkebunan merupakan bagian dari sektor agribisnis. Sejalan
dengan kebijakan pembangunan di subsektor perkebunan yang telah ditempuh, luas lahan
beberapa tanaman perkebunan disubsektor perkebunan mengalami peningkatan yang cukup
berarti. Begitu pula halnya dengan produksi yang dihasilkan dari tanaman perkebunan juga
menunjukkan peningkatan yang cukup pesat dari tahun ke tahun, baik untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri maupun untuk memenuhi pasaran luar negeri.
Provinsi Kalimantan barat yang terdiri dari 12 kabupaten merupakan suatu daerah dengan
keistimewaannya yang dilintasi oleh garis katulisiwa. Mengingat banyaknya aset pertanian
dengan lahan kosong dan hutan yang sangat potensial, sehingga menjadi perhatian dan prioritas
pemerintah daerah untuk pengembangan pertanian. Selain dapat memberikan peluang usaha dan
menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat, di sisi lain dapat memberikan andil untuk
menghasilkan pajak dan enggerakkan perekonomian daerah. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka PT Nusa Sejahtera bermaksud membangun Perkebunan Pohon Karet dan Pabrik
Pengolahan Getah Karet yang berlokasi di Desa Sempurna Kecamatan Subah di Kabupaten
Sambas dengan luas area 210 hektar dan luas bangunan pabrik 22.431 m 2. Rencana
Pembangunan Perkebunan Pohon Karet dan Pabrik Pengolahan Getah Karet PT. Nusa Sejahtera
ini telah mendapatkan izin lokasi dari pemerintah Kabupaten Sambas yang ditandatangani oleh
Bupati Kabupaten Sambas dengan Nomor 09.ii/Kep.KDH/A/2014 tanggal 12 Juni 2014. Dengan
dikeluarkannya surat keputusan Bupati Slemat tersebut berarti rencana pembagunan Perkebunan
Pohon Karet dan Pabrik Pengolahan Getah Karet PT. Nusa Sejahtera di Sempurna telah sesuai
dengan RT/RW Kabupaten Sambas.

Rencana pembangunan Perkebunan Pohon Karet dan Pabrik Pengolahan Getah Karet
PT. Nusa Sejahtera di desa Sempurna kecamatan Subah Kabupaten Sambas tersebut wajib
dilengkapi dengan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL). Hal ini sesuai dengan Surat
Keputusan

Menteri

Negara

Lingkungan

hidup

Republik

Indonesia

No:

Kep-

39/39/MENLH/8/1996 tanggal 26 Agustus 996 menetapkan jenis usaha pertanian dan


perkebunan yang diusahakan dengan luas 10.000 ha perlu dilengkapi dengan studi Analisis
Dampak Lingkungan (ANDAL).
Menyadari bahwa lingkungan hidup perlu dilestarikan kemampuan daya dukungnya,
maka PT. Nusa Sejahtera yang bertanggung jawab atas pengelolaan lingkungan, menyusun
dokumen studi Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) ini, yang diharapkan dapat mengurangi
dampak negatif yang terjadi, dan dampak positifnya dapat dikembangkan dan ditingkatkan.
1.1.1 Peraturan Perundang-undangan
No

Peraturan Perundangan

Undang-Undang

Keterangan

Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (kegiatan


Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1960

perkebunan Pohon Karet PT. Nusa Sejahtera,


berkaitan erat dengan keagrarian atau penggunaan
lahan yang relatif luas sehingga sangat relevan
dimuat peraturan ini);
Keselamatan Kerja (undang-undang ini relevan

Undang-Undang Nomor 1 Tahun dipakai sebagai acuan karena dalam kegiatan


1970

proyek

ini

banyak

aktivitas/kegiatan

yang

berpotensi terjadinya kecelakaan di tempat kerja);


Perindustrian (kegiatan perkebunan pohon karet
Undang-Undang

Republik

Indonesia Nomor 5 Tahun 1984

yang akan dilakukan dilengkapi dengan unit


pengolahannya

yang

merupakan

bidang

perindustrian, sehingga sangat relevan dimuat


peraturan ini);

Undang-Undang

Republik Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan

Indonesia Nomor 5 Tahun 1990

Ekosistemnya (kegiatan perkebunan pohon karet

dan unit pengolahannya akan melakukan perubahan


penutupan lahan dari vegetasi alamiah menjadi
vegetasi sejenis, sehingga perlu mengacu kepada
undang-undang ini);

Undang-Undang

Republik

Indonesia Nomor 12 Tahun 1992

Sistem Budidaya Tanaman (Aspek penting dari


undang-undang ini adalah diantaranya pembukaan
lahan

dilakukan

tanpa

pembakaran

sehingga

undang-undang ini relevan untuk dilihat);


Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (di dalam tapak
Undang-Undang

Republik proyek terdapat kegiatan mobilisasi peralatan dan

Indonesia Nomor 14 Tahun 1992

material serta pengangkutan, sehingga undangundang ini sangat relevan);

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan dan
Peraturan Pemerintah Nomor 7
Tahun 1973

Penggunaan pestisida (di dalam kegiatan proyek ini


terutama pada perkebunan, terjadi penggunaan
pestisida/hibrisida

sehingga

peraturan

relevan

dipakai sebagai acuan dalam pelaksanaan);


Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 1982

Tata Pengaturan Air (proyek ini dalam kegiatannya


menggunakan sumber daya air, sehingga sangat
terkait dengan peraturan ini);
Kewenangan

Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 17 Tahun 1986

Pengturan,

Pembinaan

dan

Pengembangan Industri (kegiatan ini salah satunya


adalah pengolahan minyak kelapa sawit yang
merupakan kegiatan bidang perindustrian, sehingga
sangat relevan peraturan ini untuk diacu);

Peraturan / Keputusan Menteri Lingkungan Hidup


PerMenLH No 11/2006

PerMenLH ini menjelaskan tentang jenis kegiatan


wajib AMDAL, daftar kawasan lindung, dan
kriteria penapisan beserta langkah penentuannya.

yang merupakan bahan galian C termasuk ke dalam


jenis

kegiatan

wajib

AMDAL

sesuai

yang

tercantum dalam lampiran 1 peraturan ini.


PerMenLH ini menjelaskan tentang pedoman
penyusunan

AMDAL,

dasar

pertimbangan

penyusunan KA-ANDAL, pihak yang terlibat


PerMenLH No 8/2006

dalam

penyusunan,

pelingkupan,

sistematika

penyusunan dokumen KA-ANDAL, sistematika


penyusunan dokumen ANDAL, serta pedoman
penyusunan RKL-RPL.
KepMen ini menjelaskan tentang baku mutu tingkat
kebisingan. Kegiatan perkebunan dan pabrik karet
merupakan
KepMenLH No 48/1996

suatu

kegiatan

yang

banyak

menggunakan alat berat. Hal ini menyebabkan


timbulnya bising yang harus dikendalikan agar
tidak mengganggu kenyamanan para pekerja
tambang, termasuk masyarakat yang tinggal di
sekitarnya.
KepMen ini menjeleskan tentang pedoman umum
penyusunan analisis dampak lingkungan, temasuk
dokumen

pengelolaan

lingkungan

dan

cara

pengisian formulirnya. Dalam KepMen ini juga


KepMenLH No 14/1994

dijelaskan pedoman umum penyusunan KAANDAL, ANDAL, RKL, dan RPL. Tugas yang
dilakukan mengacu pada peraturan ini, terutama
pada lampiran 1 mengenai penyusunan KAANDAL.

Peraturan / Keputusan Menteri kehutanan dan Perkebunan


Keputusan Menteri Kehutanan Jenis Satwa yang Dilindungi oleh Undang Undang
dan Perkebunan Nomor 12/Kpts- (Kegiatan perkebunan pohon karet tentunyaakan
II/1987

menimbulkan

berbagai

dampak,

termasuk

gangguan terhadap satwa sehingga relevan Kepmen


ini diacu untuk mengetahui ada tidaknya satwa
yang dilindungi UU);

Petunjuk Tentang Pencegahan Kebakaran (Lokasi


proyek berada pada daerah rawa dan sangat
rentanterjadi kebakaran pada musim kemarau
Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor 260/Kpts-II/1995

panjang, sehingga sangat relevan Kepmenhut ini di


jadikan bahan acuan dalam rangka pencegahan
kebakaran lahan);

Keputusan Menteri Kehutanan


dan Perkebunan dan Menteri
Koperasi PKM Nomor 234/KpbIV/1999

dan

Nomor

01/SKB/M/IV/1999
E

Pemberdayaan Koperasi Dalam Usaha Kehutanan


dan Perkebunan (dalam upaya pemberdayaan
masyarakatsekitar proyek, perusahaan memerlukan
mitra

kerja

payunghukumnya

darimasyarakat
seperti

yang

koperasi,

jelas

sehingga

Kemenhutbun ini relevan untuk dijadikan acuan);

Keputusan Kepala Bappedal


KepKaBapedal

ini

menjelaskan

tentang

keterlibatan masyarakat dan keterbukaan informasi


dalam proses AMDAL. Bagaimanapun, kegiatan
Kep KaBapedal No 8/2000

perkebunan dan pabrik karet memiliki dampak


terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar area
kegiatan. Oleh karena itu, masyarakat tersebut
berhak dilibatkan dalam penyusunan AMDAL.

1.1.2 Kebijakan Dalam Pengelolaan Lingkungan


Kebijakan pemerintah dalam pembangan berkelanjutan merupakan upaya sadar dan
berencana dalam penggunaan serta pengelolaan sumber daya alam untuk meningkatkan kualitas

kehidupan baik untuk generasi sekarang maupun yang akan datang. Kebijakan pemerintah
tersebut diantaranya tertuang dalam undang-undang No 23 Tahun 1997 yaitu:
1

Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan

hidup.
Terwujudnya manusia Indonesia sebagai Insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan

3
4
5
6

tindak melindungi dan membina lingkungan hidup.


Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan.
Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Terkendalinya pemanfaatan sumberdaya alam secra bijaksana.
Terlindunginya negara kesatuan republik indonesia terhadap dampak usaha dan atau diluar
wilayah negara yang menyebabkan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup.
Demikian halnya dalam pemanfaatan dan penggunaan tanah termasuk aral perkebunan

Pohon Karet dan Pabrik Pengolahan Getah Karet PT. Nusa Sejahtera dilaksanakan dengan
memperhatikan asas-asas lestari, optimal dan seimbang serta memperhatikan pula fungsi sosial
atas tanah sebagaimana yang dimaksud pasal 6 UU No 5 tahun 1960. Salah satu upaya
pemerintah dalam pembangunan yang berwawasan lingkungan, setiap rencana usaha atau
kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap perubahan komponen fisik
kimia, biologi, sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat/lingkungan wajib dilengkapi
dengan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagaimana diatur dalam
Undang-undang No. 23 tahun 1997, peraturan pemerintah No 51 tahun 1993 dan keputusan
menteri lingkungan hidup no 39/MENLH/8/1996.

1.1.3 Kaitan Rencana Kegiatan dengan Dampak Penting yang Mungkin Timbul
Kegiatan PT. Nusa Sejahtera akan mengusahakan perkebunan pohon karet dengan pola
PIR.TRANS dengan Kemitraan KKPA dengan luasan +- 14.522 ha juga akan dilengkapi dengan
satu pabrik pengolahan getah karet (PPGK) dengan kapasitas 60 ton TBS/Jam. Kegiatan mulai
dari tahap persiapan pembangunan kebun yang menggunakan berbagai peralatan kebun, tenaga
kerja yang meliputi ruang dan waktu sampai dengan tahap operasional PPGK yang akan
menghasilkan limbah cair yang cukup besar dan akan menyebabkan penurunan kualitas air
sungan, apabila perlakuan terhadap limbah tersebut kurang memadai atau limbah tersebut
langsung dibuang kesungai.

Oleh karena itu, keberadaan kebun pohon karet yang menggunakan area yang cukup
luas dan rencana kapasitas pabrik yang relatif besar , berpotensi menimbulkan gangguan
terhadap komponen lingkungan, yaitu terjadinya penurunan kualitas udara, peningkatan
kebisingan, perubahan iklim mikro, penurunan kualitas air dan fisik tanah, perubahan ekosistem
biota darat dan air, ketenagakerjaan, konflik sosial ekonomi dan sosial budaya.
2
1

Tujuan dan kegunaan studi Andal


Tujuan
Tujuan penyusunan dokumen analisis dampak lingkungan perkebunan sawit PT. Nusa

Sejahtera adalah untuk:


1

Mengidentifikasi kegiatan dan rencana kegiatan perkebunan pohon karet serta rencana
pendirian pabrik pengolahannya yang mempunyai potensi besar menimbulkan dampak

penting terhadap lingkungan.


Mengidentifikasi komponenv lingkungan (fisik-kimia-biologi dan sosekbud), terutama yang

akan terkena dampak penting.


Memperkirakan dan mengevaluasi dampak lingkungan, terutama yang merupakan dampak

penting.
Mencari arahan alternatif, upaya-upaya pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan

yang timbul.
Mengidentifikasi upaya lain diluar area kegiatan(proyek) yang memiliki keterkaitan dengan

kegiatan proyek dan dampak yang timbul.


Kegunaan Studi

Kegunaan studi ANDAL ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:


1

Kegunaan bagi pemerintah


a Sebagai bahan dan masukan bagi perencanaan pembangunan wilayah/regional,
b

khususnya bagi kabupaten sambas dan umumnya bagi propinsi Kalimantan Barat.
Membantu proses pengambilan keputusan mengenai kelayakan rencana pembangunan

perkebunan kelapa sawit dan pabrik pengolahannya dari segi lingkungan.


Kegunaan bagi masyarakat:
a Memberikan kepastian bahwa perusahaan perkebunan ini tidak merugikan masyarakat,
mencegah konflik sosial.
b Meningkatkan integrasi sossial antara masyarakat sekitar dengan pihak perusahaan.
Kegunaan bagi pemrakarsa:
a Sebagai bahan masukan data untuk proses pengambilan keputusan kelayakan rencana
pembangunan perkebunan dan pabrik kelapa sait ditinjau dari segi lingkungan.

Sebagai dasar bagi penyusun rencana pengelolaan dan rencana pemantauan lingkungan

dari rencana pembangunan proyek.


Sebagai bahan informasi bagi masyarakat dalam usaha memanfaatkan dampak positif
dan dalam usaha menghindari dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh pembangunan
proyek tersebut.

BAB II
METODE STUDI
2.1 Pendekatan studi
Pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan studi ANDAL pabrik pengolahan getah
karet dan perkebunan pohon karet PT. Nusa Sejahtera terlihat bahwa titik tolak penyusunan
ANDAL ini adalah informasi berupa rencana kegiatan perkebunan dan pabrik kelapa sawit,
keadaan lingkungan, serta peraturan-peraturan yang berlaku. Data dan informasi yang didapat ini
digunakan sebagai bahan pelingkupan dari seluruh isu-isu sehingga tinggal isu pokok yang perlu
penelaahan lebih lanjut.
Isu pokok ini ditentukan oleh tiap ahli bidangnya, diskusi lintas disiplin dan masukan dari
pemrakarsa. Isu-isu pokok yang telah ditentukan merupakan bagian utama dalam penyusunan
ANDAL, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu dasar untuk menentukan aspek rencana

kegiatan dan lingkungan yang akan ditelaah, metode analisis data, dampaknya, serta penentuan
batas wilayah. Selanjutnya dapat disusun kebutuhan data sekunder dan primer yang dibutuhkan.
Setelah melakukan studi lapangan, tambahan data sekunder dapat digunakan untuk
memantapkan identifikasi dampak, sehingga kemungkinan adanya isu pokok baru dapat
diketahui. Hasil dari identifikasi yang akan menjadi dampak penting (mempunyai potensi)
menimbulkan dampak penting tersebut akan diperkirakam besar, arah, tingkat kepentingan dan
akibatnya. Setelaj diketahui besar, arah, tingkat kepentingan, dan akibat pada masing-masing
komponen lingkungan, maka dapat dilakukan evaluasi secara holistik dari kegiatan perkebunan
dan pabrik terhadap komponen lingkungannya. Hasil dari evaluasi kegiatan terhadap dampak
yang akan timbul digunakan sebagai dasar dalam menentukan alternatif kegiatan dan penangan
serta pemecahannya.
2.2 Ruang lingkup studi
2.2.1 Dampak potensial penting
Pemantauan dampak potensial penting dilakukan dengan cara mengelompokkan dampak
penting menurut keterkaitannya kemudian diurutkan berdasarkan tingkat kepentingan dengan
menggunakan pengalaman tenaga ahli. Setelah dilakukan foccusing didalam KA-ANDAL dan
pengamatan lapangan, maka diketahui ada 5 kelompok dampak penting yang akan menjadi isu
pokok dalam ANDAL kegiatan perkebunan pohon karet.
1
2
3
4
5

Kekeringan dan potensi kebakaran hutan


Penurunan kualitas air sungai
Terjadinya erosi
Terganggunya keberadaan flora dan habitat satwa yang dilindungi
Meningkatnya keluhan dan keresahan masyarakat.
Dalam penyusunan ANDAL ini difokuskan pada potensi menurunnya kualitas tanah. Hal

ini dikarenakan tanah merupakan suatu bagian utama dalam kehidupan masyarakat desa
sempurna dan desa sekitar pabrik pengolahan getah karet dan perkebunan.
2.2.1.1 Terjadinya erosi akibat rusaknya kontur tanah
Tahap pembukaan lahan akan meningkatkan laju erosi. Meningkatnya keterbukaan tanah
terhadap pengaruh gaya-gaya hancuran curah hujan akibat pembukaan lahan meningkatkan efek

dispersi terhadap agregat tanah sehingga infiltrasi terhambat

dan permeabilitas menurun.

Berkurangnya kapasitas infiltrasi tanah akan memperbesar aliran permukaan. Selain itu massa
tanah yang mudah hancur akibat kekuatan dispersi hujan yang akan menghanyutkan aliran
permukaan juga akan semakin banyak. Sebagai dampak turunan dari kegiatan pembukaan lahan
ini khususnya akan mempengaruhi debit sungai karena proses pendangkalan atau pelumpuran
dan selain itu trjadinya sedimentasi atau penimbunan lahan dibagian hilir lahan usaha
Hasil prediksi erosi setelah adanya pembukaan lhan dengan menggunakan metode USLE
diperoleh nilai erosi sebesar 245 hingga 412 ton/hekter/tahun. Laju erosi tersebut pada kseluruh
areal jauh lebih besar dari nilai erosi yang dapat diperbolehkan (nilai EDP) sebesar 22,5-30,0
ton/hektar/tahun. Berdasarkan kriteria dari Dirjen RRI, tingkat bahaya erosi yang terjadi tersebut
termasuk kedalam ketegori berat hingga sangat berat.
2.2.2 Lingkup rencana kegiatan
Dengan proses identifikasi, evaluasi dampak dan foccusing disimpulkan bahwa kegiatan
perkebunan dan PKS yang akan ditelaah adalah:

2.2.2.1 Tahap pra-konstruksi


Dampak yang diperkirakan muncul pada tahap pra-kontruksi adalah perubahan tata guna
lahan pada saat pelepasan kawasan hutan dan adanya pembebasan lahan terutama untuk lahan
inti yang terkait dengan masyarakat lokal/bukan pendatang.
2.2.2.2 Tahap Kontruksi
Pada tahapan kontruksi ini berikut beberapa kegiatan yang diperkirakan menghasilkan
dampak penting:
1
2
3
4
5

Pembukaan lahan
Pembangunan prasarana kebun dan PPGK
Konservasi tanah dan air
Pemeliharaan tanaman
Pengerahan tenaga kerja kebun

2.2.2.3 Tahap produksi dan pemasaran.

Pada tahapan produksi dan pemasaran ini berikut beberapa kegiatan yang diperkirakan
menghasilkan dampak penting:
1

Pengoperasian PPGK meliputi pengambilan air sungai dan pembuangan limbah cair

2
3
4

PPGK
Pengangkutan CPO
Pengerahan tenaga kerja PPGK
Kerja sama KUD

2.2.3 Lingkup rona lingkungan


Dengan proses identifikasi evaluasi dampak dan foccusing disimpulkan bahwa rona
lingkungan yang akan ditelaah adalah komponen fisika dan kimia yang meliputi kualitas dan
kuantitas kontur tanah. Pembukaan lahan mempunyai potensi terhadap terjadinya erosi yang
berakibat terhadap tingkat kekeruhan sungai disebelahnya. Lahan hutan dan lahan usaha II
transmigrasi akan berubah menjadi lahan perkebunan. Sehingga hal ini dapat mempengaruhi
kondisi tanah pada masa depan.
Dengan pelingkupan kegiatan dan rona lingkungan diatas maka akan ditentukan
lingkungan wilayah studi yang merupakan resultante dari batas kegiatan/proyek, batas ekologis,
batas sosial dan batas administratif.
1

Batas proyek
Batas proyek merupakan lokasi di mana seluruh komponen rencana kegiatan akan

dilakukan, terutama komponen yang menjadi sumber dampak. Batas proyek ditetapkan
berdasarkan batas kepemilikan lahan yang dimiliki oleh pemrakarsa.
2.2.4.2 Batas ekologis
Batas ekologis ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha atau kegiatan menurut
media transportasi limbah (air, udara) dimana proses alami yang berlangsung di dalam ruang
tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar. Batas ekologis ini mengarah pada
penentuan lokasi pengumpulan data rona lingkungan awal dan analisis persebaran dampak.
Batas tersebut ditentukan berdasarkan kecepatan dan pola arah aliran angin terhadap pola
vegetasi dan kontur lahan sekitar tambang sehingga dapat berpengaruh terhadap pemukiman

sekitar. Selain itu batas ekologis ini juga ditentukan berdasarkan pola arah aliran sungai dan
penggunaan air baku sungai yang ada di sekitar lokasi proyek tambang.
3

Batas sosial
Batas sosial merupakan ruang di mana masyarakat yang terkena dampak limbah emisi

atau kerusakan lingkungan. Batas sosial ini dipengaruhi identifikasi kelompok masyarakat yang
terkena dampak sosial, ekonomi, dan kesehatan masyarakat
4

Batas administratif
Batas administratif merupakan ruang di mana masyarakat dapat secara leluasa melakukan

kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di dalam ruang tersebut. Batas administratif perkebunan dan pabrik karet ini adalah:
a

Sebelah selatan

: berbatasan dengan sawah warga desa sempurna gang sentosa 3

b Sebelah utara

: berbatasan dengan desa seteher

: berbatasan dengan pabrik milik PT. MISP

Sebelah timur

d Sebelah barat

: berbatasan dengan desa sapak hulu

2.2.5 Jangkauan waktu studi


Jangkauan waktu studi merupakan batas waktu prediksi dampak kegiatan, karena
setelah waktu tersebut akan terjadi perubahan mendasar. Oleh karena itu jangkauan waktu studi
perkebunan dan pabrik karet PT Nusa sejahtera ditetapkan 10 tahun. Setelah 10 tahun
produksinya semakin menurun disamping itu diperkirakan akan terjadi penurunan dibidang
sosial ekonomi.
2.3 Metode pengumpulan dan analisis data
Data yang digunakan dalam penyusunan analisis dampak lingkungan ini berupa data
primer dan sekunder. Data primer akan diperoleh dengan cara pengukuran lapangan dan survey
serta pengambilan sampel untuk analisis dilaboratorium, informasi dan wawancara dengan
pemrakarsa dan karyawan serta penduduk disekitar lokasi studi. Sedangkan data sekunder akan
diperoleh dari hasil penelitian yang relevan. Laporan berkala dari rencana pemrakarsa informasi
dan instansi yang terkait lainnya.

2.3.1 metode pengumpulan data


Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengambilan sampel di 8 titik meliputi
sungai xxxx.
No
1

Komponen/sub komponen
Tanah dan Agronomi

Parameter

-Erosi

-erosi potensial
-erosi nyata

-kesuburan tanah

-pH
-Kadar N,P,K
-kadar Al
-kadar Fe
-unsur mikro
-kejenuhan basa
-kapasitas tukar kation

-sifat fisik tanah

-bobot isi
-tekstur tanah
-permeabilitas
-porositas total

2.3.2 Metode analisis data


Data tanah primer dikumpulkan melalui pengambilan contoh tanah yang mewakili setiap
blok (jenis tanah, kemiringan, dan fisiografi) pada daerah yang dianggap rawan dampak.
Selanjutnya dianalisis dilaoboratorium. Parameter yang diukur dan dianalisis serta metode
pengumpulannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Indikator

Parameter dan satuan

Metode

erosi potensial

Permeabilitas(cm/jam),

pengumpulan data
Laboratorium,
uji

tekstur

(%),

struktur cepat dilapangan

kemiringan (%), panjang


lereng (m)

erosi Nyata

Luas lahan tererosi (ha), Visual

kesuburan tanah

dan

data

bentuk erosi

sekunder

-pH

Laboratorium,

-Kadar N,P,K

cepat dilapangan.

uji

-kadar Al
-kadar Fe
-unsur mikro
-kejenuhan basa
-kapasitas tukar kation
Agronomi/hama

Pembibitan,

Data

penyakit

pemeliharaan,

sekunder

primer

penggunaan lahan pupuk


(kgg/ha) pestisida (l/ha),
jenis hama, dan penyakit
serta

cara

penanggulangannya.
Hasil uji cepat dilapangan yang didukung hasil analisis laboratorim dilakukan analisis
data dengan berdasarkan pertimbangan ilmiah untuk mengetahui seberapa jauh tingkat kesuburan
tanah dan laju erosi yang terjadi. Untuk mengukur erosi digunakan metode universal soil loss
equation (USLE) dengan rumus:
E= f(R K L S CP)
Dimana E= besarnya erosi
R= indeks erodibilitas hujan
K= indeks erodibilitas tanah
L= faktor panjang lereng (m)
S= faktor kemiringan lereng(%)
CP= faktor pengelolaan tanaman dan konservasi tanah

E= E130= 6,119 (rain)1,21 (days) -0,47 (maxp)0,53


Dimana E130= indeks erosivitas hujan bulanan
Rain = curah hujan rata-rata bulanan (cm)
Days= jumlah hari hujan rata-rata perbulan
Maxp= curah hujan bulanan maksimal selama 24 jam dalam bulan bersangkutan.

K= 0,01 (2,7 M)1,14 (10)-4 (12-a) +2,25(b-a) + 2,5(c-3)


Dimana A= kadar bahan organik
B= struktur tanah
C= permeabilitas tanah
M= (%debu - %pasir halus)(100 - %lempung)
L= (Lo/22)1,4

S= (s)/9

Dimana L= panjang lereng

S= kemiringan lereng

2.4 Metode identifikasi dampak


Untuk mengidentifikasi dampak potensial akan digunakan metoda matriks interaksi
sederhana. Dengan matriks ini dapat diketahui ada atau tidaknya dampak dari suatu kegiatan
terhadap komponen lingkungan. Sehingga dapat diketahui komponen-komponen lingkungan apa
saja yang akan terkena dampak.
2.5 Metode prakiraan dampak dan penentuan dampak penting
kemudian penelitian dilanjutkan dengan dampak sekunder atau dapak orde kedua Metode
ini mencakup proses penentuan tingkat penting tidaknya dampak. Setelah melalui proses
identifikasi dan prakiraan terhadap komponen lingkungan yang dicurigai akan terkena dampak
kegiatan perkebunan dan pabrik. Untuk menemukan tingkat kepentingan dampak yang dicurgai
akan terjadi dilakukan dengan menganalisis sidat-sifat dampak yang sebelumnya telah
diidentifikasi. Maksudnya agar dampak penting hasil identifikasi tersebut dapat disajikan secara

kuantitatif besar atau magnitude-nya melalui metode matematis, analogi maupun profesional
judgement.
Dampak yang diteliti dititikberatkan pada dampak primer atau dampak orde pertama.
Apabila ternyata mempunyai dampak turunan/lanjutan terhadap lingkungan baru.
2.6 Metode evaluasi dampak
Untuk memperkirakan komponen-komponen lingkungan yang akan terkena dampak, dilakukan
pembuatan simple checklist yang menandai komponen-komponen kegiatan yang memiliki
pengaruh terhaap komponen lingkungan. Metode prakiraan dampak dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan sebagai berikut:

Pendekatan secara model matematis merupakan perkiraan dampak yang paling baik
bila tersedia cukup data dan model yang sesuai dengan data yang ada.

Pendekatan secara standar baku mutu lingkungan merupakan perkiraan dampak


dengan menggunakan baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.

Pendekatan secara analogi merupakan perkiraan dampak dengan mencari


persamaan pola dengan kasus-kasus serupa yang telah ada.

Profesional judgement yang merupakan pendugaan dampak oleh tenaga ahli


berdasarkan pengalaman dan ilmu yang dimiliki yang dikaitkan dengan fenomena di
lapangan.
Dalam menentukan dampak penting pada laporan ini digunakan pendekatan secara

standar baku mutu lingkungan dengan melihat analogi terhadap kasus-kasus serupa yang pernah
terjadi sebelumnya.
Dalam evaluasi dampak yang terjadi digunakan metode checklist, dengan mengevaluasi
kegiatan-kegiatan yang akan menghasilkan dampak terhadap lingkungan.
Secara garis besar pentingnya suatu dampak adalah bila kondisi berikut tercapai :
1

Jumlah manusia yang terkena dampak

Dampak dapat dikatakan penting jika manusia yang terkena dampak negatif langsung
jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah manusia yang menerima manfaat positif
langsung proyek.
2

Luas wilayah penyebaran dampak


Dampak dikatakan penting jika sebarannya dua kali atau lebih luas dari luas wilayah
perencanaan atau telah melewati batas-batas administratif kabupaten.

Lamanya dampak berlangsung


Dampak dikatakan penting jika dampak berlangsung selama minimal satu tahapan kegiatan
proyek.

Intensitas dampak
Dampak dikatakan penting jika intensitas dampak negatif telah menyebabkan kemerosotan
daya toleransi lingkungan secara drastis dalam waktu yang singkat dan ruang yang luas.

Banyaknya komponen lingkungan yang akan terkena dampak


Dampak dikatan penting jika komponen-komponen lingkungan yang terkena dampak
sekunder atau tersier lebih banyak atau sama dengan komponen lingkungan yang terkena
dampak penting.

Sifat kumulatif dampak


Dampak dikatakan penting jika akumulasi dampak terjadi terus menerus sehingga tidak dapat
diasimilasi oleh lingkungan dan menimbulkan ruang yang relatif luas bahkan terjadi
fenomena sinergetik (saling memperkuat di wilayah sebarannya).

Berbalik (reversibel) atau tidak berbaliknya (Irreversibel) dampak tersebut.


Dampak dikatakan penting jika komponen lingkungan yang terkena dampak tidak dapat
dipulihkan kembali walaupun dengan intervensi manusia. Untuk beberapa aspek, evaluasi
dilakukan melalui perbandingan dengan standar kualitas lingkungan yang berlaku.

BAB III
RENCANA USAHA ATAU KEGIATAN
1

Identitas prakarsa dan penyusun

3.1.1 Pemrakarsa
Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Pemrakarsa perencanaan perkebunan dan
pabrik karet di desa Sempurna Kecamatan Subah, Kota Sambas, yaitu:

Nama Proyek

: Pembangunan Perkebunan dan pabrik karet di desa


sempurna, Kecamatan subah, Propinsi Kalimantan barat

Pemilik Proyek

: PT. NUSA SEJAHTERA

Pemrakarsa

: PT. NUSA SEJAHTERA

Penyusun Studi Amdal

Sebagai penanggungjawab penyusunan studi ANDAL Pembangunan Perkebunan dan


pabrik karet di Sambas adalah :
Nama Konsultan

: PT Environment Nusa Geotechnica

Penanggung Jawab

: Yulianto Agung Ekandoko

Alamat

: Jl. Tebet Barat IV No. 33, Jaksel-DKI Jakarta

Sedangkan tim penyusunan studi AMDAL Pembangunan Perkebunan dan pabrik kelapa
sawit di Desa sempurna, Subahadalah :

Ketua Tim
Ahli Kualitas Udara
Ahli Bid. Klimatologi
Ahli Bid. Kebisingan
Ahli Hidrologi
Ahli Kualitas Air
Ahli Biologi

: Puji Siswanti
: Hasmaya Edi
: Joseph Hadipramana
: Satriadi Widjanarso
: M. Aminudin Aziz
: Widodo Budi Santoso
: Diah Puspita Fati

Ahli Sosial-Ekonomi

: AnamAlamat

Sakti Plaza 2nd

Floor Jl. MT.Haryono Kav. 2-3 Jakarta

Tujuan dan keguanaan kegiatan

3.2.1 Tujuan
tujuan kegiatan adalah untuk mengusahakan perkebunan pohon karet seluas +_ 14.552 ha
dan hasilnya diolah menjadi karet . karet ini sebagian besar akan diekspor dan sebagian besar
akan dijual kepasar dalam negeri sebagai bahan baku industri hilir seperti ban, sol sepatu dan
lain-lain.
2

kegunaan kegiatan
Selain akan menghasilkan pendapatan dan devisa bagi negara, usaha perkebunan dan pabrik
karet juga berguna dalam menciptakan lapangan kerja, menyerap tenaga kerja, membantu
pembangunan daerah, mengembangkan wilayah, meningkatkan pendapatan daerah,
meningkatkan

produktivitas

lahan

transmigrasi

dan

masyarakat

setempat,

serta

meningkatkan penghasilan dan kesejateraan warga trasmigrasi dan masyarakat setempat.

3.3 Lokasi kebun dan Lokasi pabrik


Bangunan pabrik dan area perkebunan terletak di utara desa sempurna, subah,
Sambas yang menempati lahan seluas 210 hektar dan 19.340 m2 dengan batas-batas
sebagai berikut:

Sebelah selatan

: berbatasan dengan sawah warga desa sempurna gang sentosa 3

Sebelah utara

: berbatasan dengan desa seteher

Sebelah timur

: berbatasan dengan pabrik milik PT. MISP

Sebelah barat

: berbatasan dengan desa sapak hulu

3.4 Tahapan kegiatan proyek


3.5.1 Tahap prakonstruksi
a

Survey Lokasi
Lokasi yang di survey adalah wilayah kabupaten sambas, tepatnya di kecamatan
subah. Tujuan dari dilakukannya kegiatan survey ini adalah untuk mengetahui kondisi
lokasi yang akan dijadikan wilayah operasi, mengetahui kegiatan apa saja yang
dilakukan oleh masyarakat setempat, dan mengetahui kondisi ekonomi dan social dari
masyarakat.

Administrasi
Kegiatan ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan awal yang dibutuhkan untuk
mendapatkan izin melakukan proyek. Persyaratan awal yang dibutuhkan seperti
rencana tata ruang wilayah dan izin ke pada pihak PemDa berupa:

Surat Izin Perkebunan Daerah (SIPD)

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

Pembebasan Lahan
Kegiatan pembebasan lahan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
membebaskan lahan yang akan dijadikan lokasi perkebunan dan pabrik karet bebas

dari segala aktivitas apapun. Tempat yang akan dibangun perkebunan dan pabrik
karet berada dekat dengan perumahan penduduk. Untuk itu dilakukan relokasi
penduduk ke tempat yang lebih aman.
3.5.2 Tahap kontruksi
Secara umum, tahap persiapan konstruksi dari usaha perkebunan dan pabrik karet
akan dibagi menjadi:
1

Pengadaan Alat dan Bahan


Pada tahap ini ditentukan alat dan bahan apa saja yang diperlukan dalam
pembangunan konstruksi dari pabrik karet. Bahan yang akan digunakan adalah bibitbibit pohon karet, bahan bangunan pabrik, aspal untuk perkerasan jalan, dan
sebagainya. Alat yang digunakan adalah Alat Pengaman Diri untuk para pekerja, Alatalat berat untuk membangun fasilitas dan infrastruktur, dan lain-lain.

Pembukaan Lahan (Land Clearing)


Pembukaan lahan ini merupakan aktivitas pembebasan/pembersihan lahan melalui
kegiatan pembabatan hutan, pepohonan, dan segala jenis tumbuhan pada suatu lahan
yang selanjutnya akan digunakan untuk kegiatan konstruksi sebagai awal tahap
persiapan area perkebunan.

3.5.3 Tahan operasional


Tahap operasi yang berlangsung pada perkebunan kelapa sawit adalah Penanaman,
perawatan dan penyadapan . Untuk proses penanaman digunakan tenaga kerja untuk menanam
bibit pohon karet. Perawatan dengan pemangkasan rumput-rumput liar, dilanjut dengan
penyadapan getah . Getah karet kemudian akan dimuat ke dalam truck dan diangkut menuju
pabrik untuk diolah menjadi karet mentah.

BAB IV
RONA LINGKUNGAN
4.1 Lingkungan fisik kimia
4.1.1 Tanah
4.1.1.1 Jenis Tanah
Klasifikasi tanah diwilayah study mengacu pada sistem klasifikasi tanah nasional yang
tertuang dalam terms of reference, type A No.59 a/1983 (staf pusat penelitian tanah, 1983) yang
dipadukan dengan sistem klasifikasi soil taxonomy (soil survey staff-USDA, 1975).
Berdasarkan hasil pengamatan tanah dilapangan dengan melakukan deskripsi boring
terhadap sifat-sifat morfologis tanah dan identifikasi terhadap penampang-penampang melintang
tanah serta hasil analisa terhadap data laboratorium untuk sifat fisik dan kimia tanah, diperoleh
penyebaran jenis tanah diareal study yang pada kategori tinggi dapat digolongkan kedalam 3
order utama terdiri dari order laceptisols yang memiliki tingkat perkembangan tanah lemah,

ultisols yang memiliki tingkat perkembangan lanjut dan entisols yang merupakan tanah-tanah
baru berkembang. Selanjutnya pada kategori rendah pada tingkat subgroup terdiri dari typix
dystropepts (kambisaol), typic tropudults (podsolik kromik), typic plintudults ( podsolik plintik),
typic hapludults (todsolik haplik) dan lytic troportents (litosol haplik).
Secara umum proses pembentukan tanah yang terjadi didaerah studi adala akibat
pengaruh tingginya tingkat curah hujan setempat yang jatuh ke permukaan tanah yang bersifat
porous (batuan pasir) sehingga mengakibatkan terjadinya proses pencucian secara intensif yang
menjurus ke arah proses liksiviasi dan membentuk tanah-tanah dari group podsolik.
Berdasarkan hal tersebut sesuai dengan kondisi topografi areal didaerah study, maka
penyebaran tanah dilokasi sebagian besar didominasi oleh tanah-tanah dari grup podsolik tidak
kurang 60% dari luas areal atau sekitar 10.080 hektar, enis kambisol meliputi 25% atau lebih
kurang 4.200 hektar sedangkan tanah litisil yang menempati areal berlereng terjal sekitar 15%
atau 25.20 hektar.

4.1.1.2 sifat fisik tanah


Berdasarkan hasil analisis laboratorium sebagaimana disajikan dalam tabel 4. Sifat-sifat
fisik tanah wilayah studi secara umum memiliki kadar bahan organik yang rendah dengan tekstur
berkisar dari liat lempung berliat hingga lempung liat berpasir. Secara tekstural terdapat
peningkatan kadar pasr atau penurunan kadar liat yang cukup nyata dari lokaso kebun inti
menuju kebun plasma dengan porositas menurun dari 65% menjadi 50%. Hal itu antara lain
menyebabkan adanya perbedaan tingkat permeabilitas tanah yang dapat diserap oleh tanaman.
Pada tanah-tanah bertekstur liat masif dilokasi kebun inti memiliki tingkat porositas yang
tinggi (65,28%) sehingg kerapatan isinya juga rendah sekitar 0,92 g/cc. kondisi ini sangat baik
yang memungkinkan akar berkembang secara optimal. Kandungan liat yang tinggi menciptakan
struktur tanah yang masif dengan tingkat granulasi yang baik.
Parameter
Kadar air

Persentase

Area kebun inti

-1

44,22

-2

41,56

-2,54

39,7

-4,20

23,75

-sangat cepat

21,06

-cepat

2,66

-lambat

1,86

Air tersedia

15,95

Permeabilitas

cm/jam

0,03

Pon drainase

4.1.1.3 sifat kimia tanah


Status kesuburan tanah dipengaruhi oleh faktor tingkat ketersediaan hara dan kemapuan
terensi hara tanah. Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah dalam menyediakan unsur
hara yang cukup dan seimbang bagi pertumbuhan tanaman jika faktor lain seperti suhu, air, sinar
matahari, udara, dan sifat-sifat yang lain tidak menjadi penghambat.
Secara umum, berdasarkan hasil analisis lab mengenai sifat kimia tanah dengan
kombinasi nilai KTK tanah dan kejenuhan basa rendah maka sesuat dengan keriteria PPT 1983
status kesuburan tanah diwilayah studi tergolong rendah, yaitu:
I
II
III
IV
V

kandungan C organik tergolong rendah (<2%)


kandungan P2O2 rendah (<20 ppm)
kandungan K2O sangat rendah (>0,20 m.e/100 g tanah)
KTK tanah rendah (<16 m.e/100 g)
Kejenuhan basa rendah (<35%)

Nilai pH tanah 5-6 merupakan kondisi optimal bagi pertumbuhan tanaman seperti kelapa sawit
sehingga tidak perlu tindakan pengaputan untuk meningkatkan pH maupun menghindari bahaya
keracunan Al karena nilai Al yang tinggi.

BAB V
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
1

Identifikasi dampak penting


Kajian identifikasi dampak dilakukan dengan menggunakan metode matriks interaksi dan

diagram alir identifikasi dampak rencana usaha atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan
dampak terhadap rona lingkungan awal. Setelah proses dampak penting hasil identifikasi maka
dilakukan prakiraan dampak untuk mengetahui dampak yang terjadi adalah dampak
langsung/tidak langsung dan tingkat pentingnya dampak. Rencana usaha atau kegiatan
perkebunan pabrik kelapa sawit PT Nusa Sejahtera yang diperkirakan potensial menimbulkan
dampak meliputi:
a Tahap pra konstruksi
Meliputi kegiatan penataan laha/desain blok dari kawasan hutan dan lahan transmigrasi
sebelum dilakukan pelepasan kawasan hutan yang akan merubah fungsi kawasan hutan
yang heterogen menjadi kawasan perkebunan yang homogen. Kegiatan pembebasan
b

lahan pada areal inti yang melibatkan masyarakat asli/bukan pendatang.


Tahap kontruksi
Meliputi kegiatan pembukaan lahan untuk persiapan penanaman pohon karet,
pembangunan infrastruktur diantaranya adalah pembuatan jaringan jalan dan drainase,
pembangunan fisik fasilitas kebun dan pembangunan PKS, kegiatan konservasi tanah dan

air, penanaman, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan serta penerimaan tenaga


c

kerja.
Tahap operasional
Kegiatan yang terindikasi sebagai isu pokok dalam kegiatan pengangkutan dan

pengoperasian pabrik pengolahan berupa pengetah karet golahan limbah cair.


2 Prakiraan dampak penting
1 Dampak terhadap Komponen lingkungan fisik-kimia
a Dampak terhadap erosi tanah
Tahap pembukaan lahan akan meningkatkan laju erosi. Kegiatan pembukaan lahan akan
meningkatkan nilai parameter C x P dimana nilai C pada kondisi berbeda tanpa tanaman setelah
pembukaan lahan menjad 1 sedangkan nilai P (tindakan pengelolaan lahan) 0,14 berupa tindakan
mmenumpuk yang berfungsi sebagai guludan.
Meningkatnya tingkat keterbukaan tanah terhadap pengaruh gaya-gaya hancuran curah
hujan akibat pembukaan lahan meningkat efek dispersi terhadap agregat tanah sehingga infiltrasi
terhambat, dan permeabilitas tanah menurun. Selain itu massa tanah yang menjadi mudah hancur
akibat kekuatan dispersi hujan yang akan dihanyutkan oleh aliran permukaan juga akan semakin
banyak. Sebagai dampak turunan dari kegiatan pembukaan lahan ini khususnya mempengaruhi
debit sungai karena proses pendangkalan atau pelumpuran dan sedimentasi.
Hasil prediksi setelah adanya pembukaan lahan dengan menggunakan metode USLE
diperoleh nilai erosi sebesar 245 hingga 412 ton/hektar/tahun. Laju erosi tersebut pada seluruh
areal jauh lebih besar dari nilai erodi yang dapat diperbolehkan (nilai EDP) sebesar 22,5 30
ton/hektar/tahun.

BAB VI
EVALUASI DAMPAK PENTING
Hasil identifikasi dan prediksi dampak yang telah diuraikan pada Bab V, memberikan
arahan bahwa proyek pembangunan perkebunan pohon karet terpadu dengan pabrik
pengolahannya akan menimbulkan beberapa dampak penting yang perlu dilakukan pengolahan
dan pemantauan secara berkesinambung, mengingat jika dampak tersebut tidak dilakukan
pengolahan dengan baik akan menimbulkan dampak yang dapat merugikan dan mengurangi
daya dukung lingkungan.
Evaluasi dampak penting dilakukan melalui penelaahan secara holistik sebagai dasar
pengolahan yang mencakup penelaahan atas prilaku dampak dan keterkaitan antara dampaknya.
Sebagai dasar penelaahan terhadap perilaku dampak kegiatan dengan dampak penting, ciri
dampak penting, kelompok masyarakat penerima dampak kegiatan, intensitas dan lamnya
dampak berlangsung, sifat akumulasi dan serta luas sebaran dampak. Evaluasi dampak penting
dilakukan dengan menggunakan kriteria pada pedoman mengenai ukuran dampak penting sesuai
dengan keputusan kepala BAPELDA No. KET-056/1994.
Dampak penting yang diproyeksikan akan muncul terdiri dari 6 kelompok. Dan 5
kelompok diantaranya perlu dilakukan pengolahan, yaitu:

1
a

1 potensi terjadinya kekeringan dan kebaran (-)


2 penurunan kualitas air sungai X (-)
3 terjadinya erosi (-)
4 terganggunya keberadaan flora dan habitat satwa (-)
5 meningkatnya keluhan dan keresahan masyarakat (-)
6 kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat (+)
Terjadinya erosi
Sifat dampak

Dampak rencana pembangunan perkebunan kelapa sawit terhadap erosi dipandang sebagai
dampak negatif dan dampak positif. Dampak negatif terjadi pada saat awal pembukaan
lahan, terutama pada lahan dengan kemiringan 8-15% dan 15-25% serta oembukaan lahan
untuk emplasemen, dimana laju erosi cendrung menungkat.
Sedangkan pada lahan datar 0-8% dengan tipe penggunaan lahan saat ini berupa semak
belukar, maka laju erodsi dengan perlakuan penanaman kelapa sawit akan cendrung
b

mengalami penurunan dengan faktor pengelolaan lebih baik, sehingga berdampak positif.
Luas sebaran dampak
Luas sebaran dampak yang akan oleh adanya kegiatan pembukaan lahan ini adalah lahan
dengan kemiringan 8-15% dan 15-25% yaitu seluas 10.290 ha.
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak erosi ini akan berlangsung sementara yaitu saat awal pembukaan lahan sampai

dengan tanaman LCC menutup tanah dengan sempurna kurang lebih 4-6 bulan. Sedangkan
pada lahan emplasemen dan jalan, proses ini biasanya berlangsung lebih lama yaitu sampai
tindakan konservasi dilaksanakan seperti penanaman tanaman rumputan dan taman di
emplasemen serta pengerasan jalan.
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan yang akan terkena dampak lanjutan akibat erosi adalah kekeruhan

sungai, pendangkalan cekungan dan sungai yang berlanjut kepada kemunduran biota air.
e Sifat kumulatif dampak
Erosi akan membawa partikel tanah kedaerah cekungan dan sungai dengan dampak yang
bersifat kumulatif, dalam pengertian akan menjadi sedimen di dasar perairan. Keeruhan air
f

akan berkurang dengan semakin membaiknya laju erosi yang ada pada lahan pohon karet.
Terbalik tidaknya dampak
Sifat dampak erosi dapat berbalik dengan semakin membaiknya tanaman LCC menutupi
lahan pohon karet. Bahkan terdapat kecendrungan dampak erosi pada lahan pohon karet
akan lebih rendah apabila dibandingkan dengan lahan yang sebelumnya bervegatasi semak
belukar.

Anda mungkin juga menyukai