Anda di halaman 1dari 38

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014

BAB 2
GAMBARAN UMUM
WILAYAH

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik


Kabupaten Sigi terletak pada koordinat 052 - 2 03 Lintang Selatan dan 119 38 - 120 21 Bujur Timur.
Berdasarkan posisi geografisnya, batas-batas Kabupaten Sigi adalah :
Sebelah Utara : Kabupaten Donggala dan Kota Palu
Sebelah Selatan : Provinsi Sulawesi Selatan
Sebelah Barat : Kabupaten Donggala dan Provinsi Sulawesi Barat
Sebelah Timur : Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Poso
Luas wilayah Kabupaten Sigi secara keseluruhan adalah 5.196,02 km atau sekitar 7,64 persen dari total
luas wilayah Sulawesi Tengah. Kabupaten Sigi merupakan wilayah dengan kawasan pegunungan dan
perbukitan, dengan ketinggian wilayah umumnya berada antara 60 meter sampai 700 meter diatas permukaan
laut. Tingkat kemiringan tanah/lereng antara datar sampai sangat curam. Kondisi topografi kawasan pegunungan
dan perbukitan tersebut mempengaruhi wilayah permukiman desa dari 156 desa, terdapat 70 desa lembah dan
86 desa di pegunungan. Secara administratif pada tahun 2013 Kabupaten Sigi terbagi menjadi 15 Kecamatan,
156 Desa.
Kabupaten Sigi beribukota di Bora, sekitar 16 km dari Kota Palu. Secara umum wilayah Kabupaten sigi
dapat ditempuh melalui jalur darat dengan jarak antara ibukota kecamatan dengan ibukota kabupaten yang
beragam. Berdasarkan ketinggian ibukota kecamatan yang diukur menggunakan GPS di titik-titik kantor camat,
ketinggian wilayah Kabupaten Sigi berkisar 32-1.350 m, dimana titik terendah berada di Kantor Camat Dolo
(Kota Pulu) dan tertinggi di kantor Camat Marawola Barat (Dombu).
Suhu udara di suatu wilayah antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya wilayah tersebut dari
permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Dengan kondisi wilayah yang berada tepat di garis katulistiwa,
menjadikan wilayah Kabupaten sigi memiliki suhu udara yang cukup panas.
Rata-rata suhu maksimum di Kabupaten Sigi berkisar antara 28,20C-28,00C tahun 2010 terjadi pada bulan
Maret-April mencapai 28,70C. Tahun 2011 terjadi pada bulan Nopember mencapai 28,20C. Sedangkan pada
tahun 2012 terjadi pada bulan Oktober mencapai 28,80C.
Rata-rata suhu minimum di Kabupaten Sigi berkisar antara 26,4 0C-26,70C. Kondisi ini tahun 2010 terjadi
pada bulan Agustus mencapai 26,70C, tahun 2011 pada bulan Pebruari sebesar 26,50C, dan tahun 2012 terjadi
pada bulan Juli 26,40C. Meskipun suhu maksimum di Kabupaten ini berkisar antara 28,29 0C dan suhu minimum

DISUSUN OLEH Halaman 8


P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
berkisar antara 26,270C, tetapi yang anomali adalah perubahan pada bulan kejadian baik pada suhu maksimum-
maupun suhu minimum.
Diperhatikan dari intensitas curah hujan maksimum berkisar antara 106 mm-166 mm. Curah hujan
terrendah (106 mm) terjadi pada tahun 2011 pada bulan September dan sedang tertinggi (166 mm) terjadi pada
bulan Juli. Demikian pula dengan intensitas curah hujan minimum berkisar antara 11,7 mm-23,7 mm. Kondisi ini
terrendah (11,7 mm) terjadi pada bulan Maret 2010, sedang tertinggi (23,7 mm) terjadi pada bulan April 2011.
Berdasarkan data selama 3 tahun berurutan intensitas curah hujan maksimum maupun minimum di
Kabupaten Sigi terjadi keanehan. Keanehan dimaksud adalah intensitas curah hujan maksimum pada Tahun
2010 terjadi pada bulan Juni dengan besaran 123 mm, pada Tahun 2011 terjadi pada bulan September dengan
besaran 106 mm, sedang pada Tahun 2012 terjadi pada bulan Juli dengan besaran 166 mm. Keanehan yang
sama juga terjadi pada intensitas curah hujan minimum. Intensitas penyinaran matahari maksimum berkisar
antara 69%-75%. Kurun waktu tiga tahun (2010-2012) terrendah (69%) terjadi pada bulan Oktober 2011 dan
tertinggi (75%) terjadi pada bulan September 2012. Untuk arah angin di Kabupaten Sigi berasal dari utara dan
barat laut dengan kecepatan berkisar antara 3,0 knott 3,83 knott.

Iklim Rata-Rata Parameter Cuaca Stasiun Meteorologi Mutiara Palu


Tahun 2010-2012
Kondisi Iklim Tahun 2010-2012
2010 2011 2012
No Ukuran Iklim Simbol
Bulan Besaran Bulan Besaran Bulan Besaran

Maret-
1 Suhu Maksimum Tmaks 28.7 0C Nopember 28.2 0C Oktober 28.8 0C
April
2 Suhu Minimum Tmins Agustus 26.7 0C Pebruari 26.5 0C Juli 26,4 0C
Intensitas Curah Hujan
3 Imaks Juni 123 mm September 106 mm Juli 166 mm
Maksimum
Intensitas Curah Hujan
4 Imins Maret 11.7 mm April 23.7 mm September 15 mm
Minimum
Intensitas Penyinaran Matahari
5 Pebruari 72,10% Oktober 69% September 75%
Maksimum
5 Rata-rata kelembapan 76,67% 76% 76%
6 Arah mata Angin Utara Utara dari Barat Laut
7 Kecepatan Angin V 3.67 Knoot 3.0 Knott 3,83 Knott
Sumber: Badan Meteorologi Mutiara Palu/BPS,Kabupaten Sigi, 2011 s.d 2013

Sungai adalah suatu kesatuan antara alur utama, bantaran dan tanggul yang terjadi baik secara alamiah
maupun buatan. Keberadaan sungai dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan, terutama
air minum dan irigasi. Keberadaan sungai-sungai yang ada di Kabupaten Sigi hampir sebagian besar adalah
adalah anak-anak sungai dari DAS Palu dan DAS Lariang. Untuk mengetahui anak-anak sungai dan sungai
utama di DAS Palu, maka dapat diperhatikan tabel berikut ini.

DISUSUN OLEH Halaman 8


P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Sigi
Nama DAS Luas (Ha)
DAS Lariang 7241,132
DAS Palu 3057
Sumber: Balai Wilayah Sungai Sulawesi III, 2014

Tabel 2.1.a Sungai Utama dan Anak Sungai di Dalam DAS Palu

No. Nama Sungai Luas Sub-DAS (km 2)


1 S. Lewara 54,25
2 S. Sombe 56,50
3 S. Ngangabamba 36,00
4 S. Wera 45,50
5 S. Ompo 36,75
6 S. Sambo 56,00
7 S. Pema 57,75
8 S. Palindo 35,5
9 S. Kawatuna 120,25
10 S. Paneki 127,25
11 S. Wuno 310,50
12 S. Gumbasa 1276,25
13 S. Manusi 138,25
14 S. Katopi 61,75
15 S. Motow 127,25
16 S. Takalemo 78,50
17 S. Rawa 623,25
18 S. Dongi 38,50
19 S. Kati 155,00
20 S. Lembosa 287,50
21 S. Kamarora 30,25
22 S. Sopu 353,25
23 S. Ore 75,00
24 S. Lalere 99,75
25 S. Saluri 53,75
26 S. Katapune 70,50
27 S. Kahinipa 74,00
28 S. Walohapi 39,50
29 S. Miu 699,00
30 S. Saluki 115,75
31 S. Salua 53,75
32 S. Palu 3.048,00
Sumber: Sub Dinas PSDA, Dinas Kimpraswil Prov.Sulawesi Tengah, 2007

DISUSUN OLEH Halaman 8


P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014

Peta 2.1: Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Sigi

DISUSUN OLEH Halaman 8


P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
Secara administratif, Kabupaten Sigi terbagi menjadi 15 kecamatan, masing-masing kecamatan tersebut
terbagi menjadi beberapa wilayah administrasi di bawahnya yaitu desa. Sehingga tahun 2013, terdapat 156
desa dan 1 UPT di wilayah Kabupaten Sigi, sedangkan wilayah administrasi setingkat kelurahan belum
terbentuk.

Tabel 2.2: Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah kelurahan

Jumlah Luas Wilayah


Nama Kecamatan Kelurahan Administrasi Terbangun
/Desa (Km) (%) thd total (Km) (%) thd total
Pipikoro 13 956,13 18,40
Kulawi Selatan 12 418,12 8,05
Kulawi 14 1 053,56 20,28
Lindu 4 552,03 10,62
Nokilalaki 5 75,19 1,45
Palolo 19 626,09 12,05
Gumbasa 6 176,49 3,40
Dolo Selatan 11 584,71 11,25
Dolo Barat 10 112,18 2,16
Tanambulava 4 56,33 1,08
Dolo 11 36,05 0,69
Sigi Biromaru 18 (1 UPT) 289,60 5,57
Marawola 11 38,65 0,74
Marawola Barat 10 150,51 2,90
Kinovaro 9 70,38 1,35
Sumber : Kabupaten Sigi Dalam Angka Tahun 2012

DISUSUN OLEH Halaman 8


P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014

Peta 2.2 : Peta Administrasi Kabupaten Sigi

DISUSUN OLEH Halaman 8


P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014

DISUSUN OLEH Halaman 8


P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
2.2 Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Sigi pada tahun 2012 mencapai 220.060 jiwa yang tersebar di 15
kecamatan terdiri dari 113.359 jiwa penduduk laki-laki dan 106.702 jiwa penduduk perempuan. Kecamatan sigi
Biromaru memiliki jumlah penduduk tertinggi yaitu 43.859 jiwa (19,93%) sedangkan terendah adalah Kecamatan
Lindu yaitu hanya 4.799 jiwa (2,18%).
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka tingkat kepadatan penduduk juga mengalami
peningkatan. Hingga akhir tahun 2012 kepadatan penduduk tercatat sebanyak 43 jiwa/km, sedangkan luas
wilayah Kabupaten Sigi 5.196,02 km.
Bila dilihat penyebaran penduduk pada tingkat kecamatan, Kecamatan Dolo merupakan wilayah dengan
kepadatan tertinggi yaitu 585 jiwa/km, sedangkan Kecamatan Pipikoro merupakan wilayah yang terjarang
penduduknya yaitu hanya sekitar 8 jiwa/km.
Rasio jenis kelamin di Kabupaten Sigi Tahun 2012 adalah sebesar 106, yang berarti setiap 106 laki-laki
terdapat 100 perempuan. Komposisi penduduk Kabupaten Sigi menurut struktur umur menunjukkan bahwa
sekitar 33 persen penduduk masih berusia dibawah 15 tahun. Sementara itu, sekitar 63 persen penduduk
Kabupaten Sigi berada diusia produktif (15-64 tahun) dan 4 persen diusia 65 tahun keatas. Hal ini menunjukkan
bahwa penduduk Kabupaten Sigi masih tergolong penduduk muda.

DISUSUN OLEH Halaman 8


P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
Tabel 2.3: Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 3 - 5 Tahun Terakhir

Tingkat
Jumlah Penduduk Jumlah KK
Nama Pertumbuhan Kepadatan pddk
Tahun Tahun Tahun Tahun
Kecamatan
200 201 201
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013 2011 2013
9 0 2
Pipikoro 7761 7817 7962 8002 8579 2175 1922 1926 1936 2489 56 145 40 577 7 8 8 8 8
Kulawi Selatan 8398 8473 8630 8672 9382 2185 2084 1895 1905 2687 75 157 42 710 9 20 21 21 21
Kulawi 14130 14172 14434 14504 16079 4515 3485 3410 3426 4849 42 262 70 1575 34 13 14 14 14
Lindu 4528 4690 4777 4799 5429 1073 1153 1048 1053 1610 162 87 22 630 8 8 9 9 9
Nokilalaki 5581 5626 5730 5758 6294 1942 1384 1386 1393 1831 45 104 28 536 9 75 76 77 79
Palolo 27118 27385 27891 28023 30335 7787 6735 6828 6860 9491 267 506 132 2312 361 44 45 45 46
Gumbasa 11604 11682 11898 11956 13209 3069 2873 2725 2739 3995 78 216 58 1253 322 66 67 68 69
Dolo Selatan 7814 14448 14715 14786 16190 2028 3553 3361 3377 4853 6634 267 71 1404 13 25 25 25 26
Dolo Barat 42271 12576 12808 12869 14236 12658 3093 2975 2989 4336 -29695 232 61 1367 377 112 114 115 117
Tanambulava 20186 7866 8011 8051 8745 5778 1934 1964 1973 2788 -12320 145 40 694 522 140 142 143 146
Dolo 14334 20591 20972 21073 23069 4475 5064 4643 4666 7191 6257 381 101 1996 204 571 582 585 597
Sigi Biromaru 12462 42857 43649 43859 45942 3526 10485 10188 10237 14954 30395 792 210 2083 83 148 151 151 154
Marawola 20739 20991 21379 21482 23430 4931 5156 4915 4939 7147 252 388 103 1948 72 543 553 556 567
Marawola Barat 6322 6382 6500 6531 6894 1865 1569 1873 1882 2267 60 118 31 363 36 42 43 43 44
Kinovaro 9365 9474 9649 9696 10535 2812 2330 2392 2404 3252 109 175 47 839 166 135 137 138 141
Sumber: Kabupaten Sigi Dalam Angka (2009-2012) & Dukcapil (2013)

DISUSUN OLEH Halaman 8


P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
Perhitungan proyeksi penduduk menggunakan Persamaan Bunga Berganda (Metode Geometrik), dengan Rumusan Pn = Po (1+r )n.
Dimana : Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n;
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar;
r = laju pertumbuhan penduduk;
n = jumlah interval
Tabel berikut akan menyajikan proyeksi jumlah penduduk, jumlah KK, tingkat pertumbuhan serta kepadatan penduduk Kabupaten Sigi 5 tahun yang akan datang.
Tabel 2.4: Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Tingkat
Jumlah Penduduk Jumlah KK
Nama Pertumbuhan Kepadatan pddk
Tahun Tahun Tahun Tahun
Kecamatan
201 201 201 201 201 201 201 201
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2018
5 6 7 8 4 5 6 7
Pipikoro 8.751 8.926 9.104 9.286 9.472 2.539 2.590 2.641 2.694 2.748 172 175 179 182 186 8 8 8 9 9
Kulawi Selatan 9.570 9.761 9.956 10.155 10.358 2.741 2.796 2.851 2.908 2.967 188 191 195 199 203 21 22 22 23 23
Kulawi 16.401 16.729 17.063 17.404 17.753 4.946 5.045 5.146 5.249 5.354 322 328 335 341 348 14 15 15 15 15
Lindu 5.538 5.648 5.761 5.877 5.994 1.642 1.675 1.709 1.743 1.778 109 111 113 115 118 9 9 10 10 10
Nokilalaki 6.420 6.548 6.679 6.813 6.949 1.868 1.905 1.943 1.982 2.022 126 128 131 134 136 81 82 84 86 87
Palolo 30.942 31.561 32.192 32.836 33.492 9.681 9.874 10.072 10.273 10.479 607 619 631 644 657 47 48 49 50 51
Gumbasa 13.473 13.743 14.017 14.298 14.584 4.075 4.156 4.240 4.324 4.411 264 269 275 280 286 70 72 73 75 76
Dolo Selatan 16.514 16.844 17.181 17.525 17.875 4.950 5.049 5.150 5.253 5.358 324 330 337 344 350 27 27 28 28 29
Dolo Barat 14.521 14.811 15.107 15.410 15.718 4.423 4.511 4.601 4.693 4.787 285 290 296 302 308 119 122 124 127 129
Tanambulava 8.920 9.098 9.280 9.466 9.655 2.844 2.901 2.959 3.018 3.078 175 178 182 186 189 149 152 155 158 161
Dolo 23.530 24.001 24.481 24.971 25.470 7.335 7.482 7.631 7.784 7.939 461 471 480 490 499 609 621 634 646 659
Sigi Biromaru 46.861 47.798 48.754 49.729 50.724 15.253 15.558 15.869 16.187 16.510 919 937 956 975 995 157 160 163 167 170
Marawola 23.899 24.377 24.864 25.361 25.869 7.290 7.436 7.584 7.736 7.891 469 478 488 497 507 578 590 602 614 626
Marawola Barat 7.032 7.173 7.316 7.462 7.612 2.312 2.359 2.406 2.454 2.503 138 141 143 146 149 45 46 47 48 49
Kinovaro 10.746 10.961 11.180 11.403 11.631 3.317 3.383 3.451 3.520 3.590 211 215 219 224 228 144 147 150 153 156
Sumber: Hasil Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Sigi

DISUSUN OLEH Halaman 8


P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah
Keberhasilan dan kelancaran roda pemerintahan suatu daerah, selain ditunjang oleh sumber daya manusia
yang handal juga dipengaruhi oleh sumber dana yang memadai. Kondisi keuangan dan perekonomian Kabupaten
Sigi, termasuk besaran belanja sektor sanitasi setiap orang, dapat digambarkan melalui data dan informasi
mengenai realisasi Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD), anggaran dan belanja modal sanitasi, ruang
fiskal serta struktur perekonomian umum daerah.
2.3.1 Keuangan Pemerintah daerah
Dalam pengelolaan rencana anggaran pendapatan dan belanja daerah danut suatu sistem anggaran yang
berimbang dan dinamis. Sistem berimbang adalah terdapatnya keseimbangan antara penerimaan dan pengeluaran,
sedangkan sistem yang dinamis berarti terjadi peningkatan tabungan pemerintah.
2.3.2 Pengelolaan Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah merupakan seluruh penerimaan yang berasal dari daerah itu sendiri dan alokasi dari
pemerintah pusat sebagai hak pemerintah daerah yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan
berasal dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pendapatan
daerah di Tahun 2013 yaitu sebesar 667.203.600.795 rupiah.
2.3.2.1 Pendapatan Asli Daerah.
Pada tahun 2013 realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 14.801.879.767 rupiah. Penerimaan
pendapatan daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah Sendiri (PADS) yang berasal dari pajak daerah, retribusi
daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan serta lain-lain pendapatan daerah yang sah. Untuk
Pendapatan Asli Daerah dana terbesar disumbangkan oleh pendapatan lain-lain daerah yang sah mencapai
6.057.535.550 rupiah. Kontribusi PAD terhadap total APBD Kabupaten Sigi masih relatif sangat rendah, namun
berfluktuasi yang cenderung meningkat yaitu dari 2.482.143.617 rupiah ditahun 2009, 8.021.741.996 rupiah di tahun
2010, kemudian tahun 2011 menurun menjadi 7.350.462.235 rupiah, tahun 2012 meningkat menjadi 11.444.098.005
rupiah, dan di tahun 2013 sebesar 14.801.879.767 rupiah. Rendahnya kontribusi PAD terhadap total APBD ini tidak
terlepas dari kondisi Kabupaten sigi sebagai kabupaten baru dan seiring dengan semakin besarnya alokasi dana
transfer dari pusat berupa Dana Perimbangan yang kontribusinya terhadap total APBD semakin meningkat.
2.3.2.2 Dana Perimbangan
Pendapatan daerah yang berasal dari Dana Perimbangan sangat tergantung dari kebijakan pemerintah
pusat. Di tahun 2013 pendapatan daerah yang berasal dari perimbangan sebesar 581.602.049.815 rupiah.
Kontribusi Dana Perimbangan lebih besar dibandingkan Pendapatan Asli Daerah terhadap pendapatan pemerintah
daerah kabupaten.
2.3.2.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Pendapatan daerah yang bersumber dari Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah terdiri atas Dana Bagi
Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, dan Bantuan
Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya. Realisasi pendapatan dari Lain-lain Pendapatan Daerah
yang Sah di tahun 2013 yaitu 70.799.671.213 rupiah.

DISUSUN Halaman 10
P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
2.3.3 Pengelolaan Belanja Daerah
Belanja daerah sebagai salah satu instrumen penting dalam mewujudkan visi misi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah, olehnya itu tentu saja kebijakan yang terkait dengan pengelolaan belanja daerah diarahkan pada upaya
pemenuhan pelaksanaan kebijakan strategis dan program-program prioritas yang menunjang pencapaian visi, misi
dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Realisasi belanja daerah di tahun 2013 tercatat mencapai
697.610.018.871 rupiah, realisasi ini mencakup belanja langsung dan belanja tidak langsung. Dana anggaran
digunakan untuk belanja tidak langsung sebesar 360.893.115.305 rupiah dengan belanja pegawai paling banyak
menyerap anggaran sebesar 327.439.067.977 rupiah dari total belanja tidak langsung. Untuk belanja langsung
menghabiskan dana sebesar 336.716.903.556 rupiah. Belanja langsung mencakup belanja pegawai, belanja barang
dan jasa serta belanja modal. Belanja barang dan jasa paling banyak menyerap dana untuk belanja langsung yaitu
sebesar 151.066.348.012 rupiah.
Berikut adalah data data rekapitulasi realisasi APBD Kabupaten Sigi Tahun 2009 2013 tersaji dalam
bentuk tabulasi berikut ini

Tabel 2.5
Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Sigi Tahun 2009 2013

Tahun Rata2
No Realisasi Anggaran pertumbuhan
2009 2010 2011 2012 2013

A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) 250.971.449.871 483.659.365.643 570.847.501.563 583.419.348.769 667.203.600.795 0,3 %

a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2.482.143.617 8.021.741.996 7.350.462.235 11.444.098.005 14.801.879.767 0,7 %

a.1.1 Pajak daerah 809.625.617 833.014.000 1.555.000.000 2.870.000.000 3.773.000.000 0,5 %

a.1.2 Retribusi daerah 872.518.000 1.346.700.000 1.779.156.000 4.222.126.000 4.968.748.590 0,6 %

Hasil pengolahan kekayaan daerah yang


a.1.3 0,00 0,00 0,00 0,00 2.595.627 0%
dipisahkan
a.1.4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 800.000.000 5.842.527.996 4.016.306.235 4.351.972.005 6.057.535.550 2%

a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 238.012.500.012 378.043.917.734 456.984.589.744 516.211.040.234 581.602.049.815 0,2 %

Dana bagi hasil pajak/Bagi hasil bukan


a.2.1 18.470.378.012 18.484.661.734 19.629.755.744 22.092.524.234 20.630.120.815 0,03 %
pajak
a.2.2 Dana alokasi umum 215.939.122.000 329.604.056.000 383.436.034.000 442.899.906.000 503.990.769.000 0,25 %

a.2.3 Dana alokasi khusus 3.603.000.000 15.936.444.000 53.918.800.000 51.218.610.000 51.218.610.000 1,44 %

a.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 10.476.806.242 97.593.705.913 106.512.449.584 55.764.210.530 70.799.671.213 2,05 %

a.3.1 Hibah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0%

a.3.2 Dana darurat 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0%

Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada


a.3.3 1.156.806.242 2.404.578.600 2.548.347.084 8.972.934.530 11.963.136.213 1%
kab./kota
Dana penyesuaian dan dana otonomi
a.3.4 0,00 79.252.583.313 87.027.658.500 41.169.086.000 55.155.568.000 -0,03 %
khusus
Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah
a.3.5 9.320.000.000 15.936.444.000 16.936.444.000 5.622.190.000 3.680.967.000 -0,06 %
daerah lainnya
B Belanja (b1 + b.2) 250.971.449.871 498.959.577.556 596.621.369.639 640.712.543.988 697.610.018.871 0,34 %

b.1 Belanja Tidak Langsung 178.726.616.256 270.469.724.560 290.864.070.056 320.016.017.352 360.893.115.305 0,20 %

DISUSUN Halaman 10
P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
b.1.1 Belanja pegawai 155.635.943.547 226.099.926.571 254.912.872.381 291.233.512.204 327.439.067.977 0,21 %

b.1.2 Bunga 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0%

b.1.3 Subsidi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0%

b.1.4 Hibah 4.232.511.709 24.499.771.639 8.917.183.175 4.055.034.575 3.312.817.000 0,9 %

b.1.5 Bantuan sosial 2.000.000.000 2.037.526.350 4.648.514.500 2.649.324.000 3.960.324.000 0,34 %

b.1.6 Belanja bagi hasil 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0%

b.1.7 Bantuan keuangan 16.358.161.000 17.332.500.000 21.385.500.000 19.350.000.000 23.380.906.328 0,1 %

b.1.8 Belanja tidak terduga 500.000.000 500.000.000 1.000.000.000 2.728.146.573 2.800.000.000 0,7 %

b.2 Belanja Langsung 72.244.833.615 228.489.852.996 305.757.299.582 320.696.526.636 336.716.903.566 0,6 %

b.2.1 Belanja pegawai 5.555.675.684 14.821.550.700 23.063.846.162 34.327.590.781 45.185.341.437 0,8 %

b.2.2 Belanja barang dan jasa 33.124.701.283 83.912.535.456 118.415.593.573 140.785.483.830 151.066.348.012 0,5 %

b.2.3 Belanja modal 33.564.456.648 129.755.766.839 164.277.859.847 145.583.452.025 140.465.214.116 0,7 %

C Pembiayaan 0,00 15.300.211.913 25.773.868.075 57.293.195.219 30.406.418.075 0,5 %

c.1 Penerimaan Pembiayaan Daerah 0,00 15.300.211.913 25.773.868.075 58.793.195.219 32.106.418.075 0,5 %

Sisa lebih perhitungan anggaran tahun 0,5 %


c.1.1 0,00 15.300.211.913 25.773.868.075 58.793.195.219 32.106.418.075
anggaran sebelumnya
c.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 0,00 0,00 0,00 1.500.000.000 1.700.000.000 0,1 %

c.2.1 Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0%

Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah


c.2.2 0,00 0,00 0,00 1.500.000.000 1.700.000.000 0,1 %
Daerah
Surplus/Defisit Anggaran 0,00 15.300.211.913 25.773.868.075 57.293.195.219 30.406.418.075 0,5

Sumber : Realisasi APBD tahun 2009 - 2013 diolah


Keterangan : n = tahun penyusunan buku putih sanitasi

Pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar sanitasi
yang terdiri dari drainase, pengelolaan limbah dan persampahan di Kabupaten Sigi selama 4 tahun terakhir memiliki
proporsi yang hanya bekisar di 0,01 %. Tahun 2010 dan 2011, proposi anggaran sanitasi terhadap belanja langsung
di Kabupaten Sigi tahun 2012 dan tahun 2013 hanya berkisar 0,02 %. Proporsi investasi sanitasi terhadap total
belanja sanitasi di tahun 2010 sebesar 0,8 %, dan tahun 2011, 2012, 2013 yaitu sebesar 1 %, sedangkan proporsi
operasional manajemen (OM) sanitasi terhadap total belanja sanitasi yaitu 0,4 % di tahun 2010 dan di tahun 2011
sampai 2013 tidak terdapat anggaran OM dalam belanja sanitasi. Berikut adalah tabel rekapitulasi realisasi belanja
sanitasi SKPD Kabupaten Sigi tahun 2010 2013.
Tabel 2.6
Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Sigi Tahun 2010 - 2013
Rata2
Tahun pertumbuhan
No SKPD
2010 2011 2012 2013
0,3 %
1 PU-CK 1.802.444.655 3.184.568.660 5.162.021.566 5.997.376.450

DISUSUN Halaman 10
P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
0,4 %
1.a Investasi 879.951.155 3.184.568.660 5.162.021.566 5.997.376.450

0%
1.b operasional/pemeliharaan (OM) 922.493.500 0 0 0

-0,1 %
2 KLH 0 0 221.128.250 73.888.000

-0,1 %
2.a Investasi 0 0 221.128.250 73.888.000

0%
2.b operasional/pemeliharaan (OM) 0 0 0 0

0,2 %
3 Dinkes 477.339.200 491.237.600 699.334.890 1.036.161.575

0,2 %
4.a Investasi 477.339.200 491.237.600 699.338.890 1.036.161.575

0%
4.b operasional/pemeliharaan (OM) 0 0 0 0

4 Belanja Sanitasi (1+2+3) 2.279.783.855 3.675.806.260 6.082.484.706 7.107.426.025 0,3 %

5 Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a) 1.357.290.355 3.675.806.260 6.082.484.706 7.107.426.025 0,4 %

6 Pendanaan OM (1b+2b+3b) 922.493.500 0 0 0 0%

7 Belanja Langsung 228.489.852.996 305.757.299.582 320.696.526.636 336.716.903.566 0,1 %

Proporsi Belanja Sanitasi Belanja


8 0,01 0,01 0,02 0,02 0,3 %
Langsung(4/7)

9 Proporsi Investasi Sanitasi Total Belanja


0,6 1 1 1 0,2 %
Sanitasi (5/4)

10 Proporsi OM Sanitasi Total Belanja Sanitasi


0,4 0 0 0 0%
(6/4)

Sumber : Realisasi APBD tahun 2010 - 2013, diolah


Belanja APBD murni untuk sanitasi meliputi air limbah domestik, persampahan, drainase, PHBS serta air bersih
ditahun 2010 sebesar Rp. 2.279.783.855, tahun 2011 sebesar Rp. 3.675.806.260, tahun 2012 sebesar Rp. 6.082.484.706 dan
di tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar Rp. 7.107.426.025 dengan rata-rata pertumbuhan setiap tahunnya sebesar 0,3
%. Dana Alokasi Khusus meliputi DAK Sanitasi dan DAK lingkungan hidup, Total Dana Alokasi Khusus tahun 2011 sebesar
Rp.1.150.000.000, dan tahun 2012 sebesar Rp. 1.555.570.000, tahun 2013 sebesar Rp. 1.664.540.000 dengan rata-rata
pertumbuhan 0,2 % setiap tahunnya. Persentase Rata rata pertumbuhan APBD murni untuk sanitasi terhadap belanja
langsung yaitu sebesar 0,3 %. .Berikut adalah tabel perhitungan pendanaan sanitasi oleh APBD Kabupaten Sigi Tahun 2010
2013.

Tabel 2.7
Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Sigi Tahun 2010 2013

Belanja Sanitasi (Rp.) Rata-rata


No Uraian Pertumbuhan
2010 2011 2012 2013

Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 + 3.675.806.260 6.082.484.706 7.107.426.025 0,3 %
1 2.279.783.855
1.5 )
1.1 Air Limbah Domestik 0 0 1.126.862.700 1.501.820.950 0,2 %

1.2 Sampah rumah tangga 0 0 221.128.250 73.888.000 -2 %

1.3 Drainase perkotaan 697.749.500 1.354.814.380 1.513.482.550 1.486.553.000 0,2 %

1.4 PHBS 477.339.200 491.237.600 699.334.890 1.036.161.575 0,2 %

1.5 Air Bersih 1.802.444.655 1.829.754.280 2.521.676.316 3.009.002.500 0,2 %

2 Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 ) 0 1.150.000.000 1.555.570.000 1.664.540.000 0,2 %

2.1 DAK Sanitasi 0 591.500.000 638.550.000 757.300.000 0,1 %

DISUSUN Halaman 10
P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
2.2 DAK Lingkungan Hidup 0 558.900.000 917.020.000 907.240.000 0,2 %

2.3 DAK Perumahan dan Permukiman 0 0 0 0 0

3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi 0 0 0 0 0

4 Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi 0 0 0 0 0

Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3) 2.279.783.855 3.675.806.260 6.082.484.706 7.107.426.025 0,3 %

Total Belanja Langsung 228.489.852.996 305.757.299.582 320.696.526.636 336.716.903.566 0,1 %

% APBD murni untuk sanitasi terhadap Belanja


1,00 % 1,20 % 1,90 % 2,11 % 0,3 %
Langsung
Sumber : APBD tahun 2010 2013, diolah

Belanja sanitasi perkapita di Kabupaten Sigi setiap tahun mengalami peningkatan tahun 2010 sebesar
Rp.10.602, tahun 2011 sebesar Rp. 16.784, tahun 2012 sebesar Rp. 27.640 sedangkan tahun 2013 sebesar Rp.
29.820, sebagaimana tertera dalam tabel berikut ini
Tabel 2.8
Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Sigi Tahun 2009- 2013
Tahun
No Deskripsi Rata-rata
2009 2010 2011 2012 2013
1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota 0 2.279.783.855 3.675.806.260 6.082.484.706 7.107.426.025 0,3 %

2 Jumlah Penduduk 212613 215030 219005 220061 238348 0,03 %

Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2) 0 10.602 16.784 27.640 29.820 0,3 %

Sumber : Realisasi APBD tahun 2010-2013 dan BPS, diolah


Realisasi retribusi per kapita di Kabupaten Sigi masih belum terlihat, hanya di tahun 2011 terdapat retribusi
sampah sebesar Rp. 85.000.000 , namun di tahun-tahun berikutnya tidak terdapat retribusi, hal ni disebabkan karena
belum adanya pengelolaan sampah yang baik di Kabupaten Sigi, karena belum adanya sarana dan prasarana
pengelolaan sampah maupun air limbah dalam hal ini IPLT dan TPA maupun alat pengangkut sampah, sehingga
berpengaruh terhadap tidak adanya retribusi baik sampah maupun air limbah.
Tabel 2.9
Realisasi dan Potensi R etribusi Sanitasi per Kapita

Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) Pertumbuhan


No SKPD (%)
2009 2010 2011 2012 2013

1 Retribusi Air Limbah 0 0 0 0 0 0


1.a Realisasi retribusi 0 0 0 0 0 0
1.b Potensi retribusi 0 0 0 0 0 0
2 Retribusi Sampah 0 0 85.000.000 0 0 0
2.a Realisasi retribusi 0 0 85.000.000 0 0 0

DISUSUN Halaman 10
P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
2.b Potensi retribusi 0 0 0 0 0 0
3 Retribusi Drainase 0 0 0 0 0 0
3.a Realisasi retribusi 0 0 0 0 0 0
3.b Potensi retribusi 0 0 0 0 0 0

4 Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a) 0 0 85.000.000 0 0 0

5 Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b) 0 0 0 0 0 0

Proporsi Total Realisasi Potensi Retribusi Sanitasi


6 0 0 0 0 0 0
(4/5)
Sumber : Realisasi APBD 2009 -2013, diolah
Produk Domestik Regional Bruto Riil kabupaten Sigi tahun 2012 mencapai 1.862.270.000 rupiah,
dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 1.726.207.000 rupiah. Dengan demikian secara umum PDRB Kabupaten
Sigi Tahun 2012 baik atas dasar harga berlaku konstan menfalami peningkatan yang cukup signifikan.
Laju pertumbuhan PDRB riil Tahun 2012 mencapai 7,88 persen, mengalami kenaikan dibanding tahun 2011
sebesar 7,84 persen. Secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sigi masih berada diatas rata-rata
pertumbuhan nasional. Artinya masih cukup tinggi, stabil dan terkendali khususnya pada beberapa tahun terakhir.
Kondisi ini dimungkinkan sudah semakin baiknya pondasi ekonomi Kabupaten Sigi dimana sebagian besar ditopang
oleh sektor pertanian. Berikut adalah tabel peta perekonomian di Kabupaten Sigi Tahun 2008-2012.
Tabel 2.10
Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Sigi Tahun 2008 - 2012
Tahun
No Deskripsi
2008 2009 2010 2011 2012
PDRB harga konstan (struktur
1 1.381.749.000 1.485.655.000 1.600.642.000 1.726.207.000 1.862.270.000
perekonomian) (Rp.)
Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota
2 11.451.156.000 12.967.795.000 14.645.923.000 16.363.923.000 18.700.127.000
(Rp.)
3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 0 0 7,75 % 7,84% 7,88 %
Sumber : Kabupaten Dalam Angka Tahun 2008-2012

2.4 Tata Ruang Wilayah


Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang menetapkan bahwa lingkup kegiatan
penataan ruang terdiri dari 3 (tiga) tahapan, yakni perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang. Ketiga tahap kegiatan tersebut selayaknya berjalan bagaikan suatu siklus yang kontinyu
dengan keterkaitan yang utuh dalam suatu kegiatan manajemen penataan ruang. Suatu penataan ruang pada
intinya merupakan satu kesatuan sistem yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. Apabila satu
tahap kegiatan telah selesai, maka harus segera melakukan kegiatan berikutnya dengan tetap berpijak pada sistem
yang terpadu.
Penataan ruang secara hukum merupakan wewenang dan tugas pemerintah, dengan maksud untuk
mengatur potensi, kegiatan masyarakat, mobilitas/ pergerakan dan kecenderungan perkembangannya secara
harmonis serta saling mendukung satu dengan lainnya dalam satu tata ruang yang ada. Harapannya adalah, akan

DISUSUN Halaman 10
P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
tercipta upaya pengarahan dalam proses pengaturan dan penataan ruang yang selanjutnya akan menghasilkan
suatu upaya pengendalian dan pemanfaatan ruang yang lebih optimal dan efisien dalam suatu proses
perkembangan secara berkelanjutan. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten merupakan alat untuk
mengantisipasi kebutuhan pemanfaatan ruang dalam upaya menunjang, menerapkan dan melengkapi pelaksanaan
pembangunan di kabupaten. Rencana ini diharapkan menjadi arahan pemanfaatan ruang dan pedoman
pengendalian pemanfaatan ruang dalam kaitannya dengan perubahan-perubahan tata ruang di wilayah kabupaten
akibat semakin pesatnya laju pembangunan sosial ekonomi.
Sejak terbentuknya Kabupaten Sigi hingga sekarang, telah terjadi perkembangan dalam berbagai aspek baik
secara ekonomi, administrasi (pemekaran kecamatan) maupun keruangan (spasial). Selain itu dengan adanya
kebijakan mengenai otonomi daerah (yang memberikan kesempatan yang lebih luas kepada daerah agar dapat
tumbuh dan berkembang secara mandiri berdasarkan potensi sosial ekonomi dan karakteristik spesifik yang
dimilikinya), sedikit banyak turut mempengaruhi terjadinya perkembangan pembangunan yang relatif cepat di
Kabupaten Sigi. Perubahan - perubahan pembangunan yang relatif cepat tersebut membutuhkan langkah - langkah
antisipasi yang seharusnya tepat untuk mengendalikannya agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pemanfaatan
ruang. Salah satunya adalah dengan menyiapkan suatu perangkat lunak berupa Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten berikut landasan hukumnya. Pada Tahun Anggaran 2009, Pemerintah Pusat melalui Satuan Kerja
Penataan Ruang Provinsi Sulawesi Tengah memprioritaskan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Sigi, yang didasarkan dan atau disebabkan antara lain beberapa pertimbangan-pertimbangan berikut :
1) Belum tersedianya Dokumen RTRW Kabupaten atau materi perencanaan yang akomodatif terhadap
perkembangan yang ada baik secara makro maupun mikro di Kabupaten Sigi dikarenakan adanya pemekaran
wilayah kecamatan dan perkembangan ekonomi yang pesat;
2) Perkembangan areal terbangun / fisik kota dan kegiatan ekonomi mengalami perkembangan yang pesat dan
masih belum terkendali. Pengaturan kebutuhan ruang untuk mewadahi kegiatan ekonomi maupun untuk hunian
belum berdasarkan pada suatu perencanaan tata ruang yang terpadu yang mendukung pembangunan kawasan
perkotaan dan pembangunan secara keseluruhan di Kabupaten Sigi.
3) Belum tersedianya data dan informasi yang baik, terarah dan representatif mengenai potensi-potensi wilayah
yang dimiliki, yang dapat dijadikan informasi bagi perencanaan pembangunan Kabupaten Sigi;
4) Pemanfaatan potensi sumber daya alam belum berjalan optimal dan perkembangan wilayah masih belum merata
mengingat masih terbatasnya infrastruktur wilayah. Di sisi lain terdapat kawasan-kawasan yang perlu dilindungi
5) Perlunya perencanaan yang turut mempertimbangkan/menyertakan aspek sosial budaya masyarakat dan tidak
hanya menekankan pada aspek fisik semata.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sigi diharapkan dapat memberikan arahan bagi
pemerintah kabupaten dalam menetapkan kebijakan pembangunan melalui program-program pembangunan yang
mampu mendorong pengembangan wilayah Kabupaten Sigi dengan tetap menjamin kelangsungan pembangunan
yang berkelanjutan. Pengembangan wilayah juga seyogyanya menjadi suatu kerangka untuk tindakan-tindakan bagi
terbentuknya suatu pembangunan lokal (local development), yang diartikan sebagai penumbuhan suatu lokalitas
secara sosial ekonomi dengan lebih mandiri berdasarkan potensi-potensi yang dimilikinya. Dengan adanya rencana

DISUSUN Halaman 10
P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
tata ruang wilayah juga diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang memberikan tingkat kebebasan dan
tindakan yang lebih bervariasi, juga meningkatkan keterlibatan masyarakat yang lebih besar dan peluang untuk
adaptasi aktif-kreatif dan modifikasi. Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sigi ini juga diharapkan
mampu merumuskan kebijakan pengembangan wilayah yang mempertimbangkan asas manfaat, pemerataan,
keseimbangan dan pertumbuhan serta pelestarian, sesuai dengan tingkat kemampuan pengembangan wilayah
dengan daerah sekitarnya. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupatan Sigi memiliki arti penting dalam
perencanaan pembangunan dalam arti luas, terutama dalam kedudukannya sebagai :
1) Penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) Sulawesi Tengah dan kebijakan-kebijakan
pembangunan yang berlaku
2) Pemberi matra ruang dari Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten
3) Dasar pertimbangan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Jangka Menengah
Kabupaten
4) Dasar penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Atas dasar itu, perlu ditetapkan kebijakan perencanaan tata ruang yang meliputi struktur ruang, pola ruang,
dan penentuan kawasan strategis kabupaten, agar tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Sigi dapat tercapai.
Adapun Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Sigi adalah meliputi;
a) kebijakan dan strategi struktur ruang wilayah;
b) kebijakan dan strategi pola ruang wilayah;
c) kebijakan dan strategi penetapan kawasan strategis.
Kebijakan struktur ruang wilayah Kabupaten Sigi dimaksudkan untuk mendorong proses pertumbuhan pada
wilayah yang mempunyai potensi untuk berkembang serta untuk memacu pertumbuhan wilayah sesuai dengan
karakteristiknya dengan tetap menjaga keberlanjutan pembangunannya. Kebijakan pengembangan struktur ruang
wilayah Kabupaten Sigi, meliputi:
1) Kebijakan sistem perdesaan;
2) Kebijakan sistem perkotaan;
3) Kebijakan pengembangan prasarana wilayah.
Kebijakan pola pemanfaatan ruang meliputi kebijakan pola pemanfaatan kawasan lindung, kawasan
budidaya serta daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Tujuan dari kebijakan ini adalah mewujudkan
pemanfaatan ruang yang memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Adapun, arah
kebijakannya adalah memprioritaskan pengembangan kawasan budidaya di bagian utara Kabupaten Sigi dengan
tetap memperhatikan perlindungan terhadap kawasan-kawasan lindung. Selain itu juga menekankan pada
pengendalian pengembangan kawasan budidaya di Kabupaten Sigi. Secara rinci, kebijakan penataan ruang wilayah
Kabupaten Sigi untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah, terdiri atas:
1) pengembangan sektor pertanian melalui peningkatan kualitas sumberdaya lahan pertanian, perkebunan,
perikanan darat, dan peternakan;
2) pengembangan komoditas sektor pertanian yang berorientasi pada sumberdaya lokal dan kebutuhan pasar;
3) peningkatan dan pengembangan pariwisata berbasis kearifan lokal yang dikelola oleh masyarakat;

DISUSUN Halaman 10
P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
4) penyelenggaraan perekonomian berbasis kerakyatan; dan
5) peningkatan infrastruktur dan tata guna lahan guna mendukung pengembangan sektor pertanian dan pariwisata.
6) peningkatan upaya pelestarian hutan guna mendukung pengembangan pertanian berkelanjutan.
7) peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
Berdasarkan pada kondisi lereng dan struktur geologi kawasan Kabupaten Sigi merupakan salah satu
wilayah yang mempunyai sensitivitas terhadap bencana yang tinggi. Keberadaan patahan yang ada di Kabupaten
Sigi yang membentang dari utara hingga selatan merupakan satu faktor pembatas dalam pengembangan kawasan
budidaya.
1) KAWASAN RAWAN TANAH LONGSOR

Resiko kelongsoran dapat diidentifikasi berdasarkan pada jenis butiran tanah yang membentuk lapisan
tanah. Tiap jenis tanah mempunyai tingkat kepekaan terhadap longsor yang berbeda. Kepekaan tanah terhadap
longsor dinilai dengan cara menjumlahkan skor dari masing-masing faktor. Tanah dengan jumlah skor 6-10
digolongkan sebagai lahan dengan tingkat kepekaan rendah, skor 11-15 kepekaan sedang, dan skor 16-22
kepekaan tinggi. Lahan dengan tingkat kepekaan tinggi tidak direkomendasikan untuk budidaya pertanian,
pembangunan infrastruktur, atau perumahan, tetapi dipertahankan sebagai vegetasi permanen (hutan). Kriteria
utama untuk menentukan suatu kawasan rawan longsor atau tidak dapat menggunakan kriteria biofisik kawasan.
Wilayah yang memiliki resiko kelongsoran rendah adalah Kecamatan Dolo, Dolo Selatan, Marawola, Marawola
Barat, dan Tanambulava. Kecamatan-kecamatan lain memiliki baik resiko kelongsoran rendah dan sedang.
Daerah rawan longsor sebaiknya dijadikan areal dengan fungsi lindung, fungsi budidaya terbatas masih dapat
dilakukan dengan aturan main yang ketat. Penduduk (permukiman) yang sudah ada perlu mendapatkan
pendidikan kebencanaan, sehingga mereka bisa memiliki kepekaan tinggal pada kawasan rawan bencana, yang
dapat mengancam keselamatan penduduk di daerah tersebut dan di sekitarnya. Penerapan teknik pengendalian
longsor diarahkan ke daerah rawan longsor yang sudah terlanjur dijadikan lahan pertanian. Areal rawan longsor
yang belum dibuka direkomendasikan untuk tetap dipertahankan dalam kondisi vegetasi permanen, seperti cagar
alam, kawasan konservasi, dan hutan lindung. Selain itu karakter jenis tanah yang sensitif terhadap erosi,
ditambah dengan lereng yang curam dan curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan kawasan ini juga sangat
rentan dengan bencana kelongsoran. Daerah yang memiliki potensi kelongsoran sedang sebagian besar berada
pada wilayah-wilayah perbukitan Kabupaten Sigi, yang secara fisik berbukit-bukit dengan kelerengan >40%.
2) KAWASAN RAWAN BANJIR
Kabupaten Sigi sebagai satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah yang dikarunia potensi sumberdaya
air yang berlimpah, juga memiliki potensi untuk mendapat daya rusak air. salah Potensi daya rusak yang sudah
dirasakan oleh wilayah ini adalah kejadian banjir yang terjadi pada beberapa wilayah di Kabupaten Sigi . Kejadian
ini tidak terlepas dari kerusakan alam yang terjadi di Kabupaten Sigi, dimana adanya kecenderungan untuk
mengeksploitasi hutan secara berlebih, yang menimbulkan erosi dan sedimentasi pada Sungai Palu. Sebagai
akibatnya daya tampung sungai menjadi menurun dan tidak mampu lagi menampung secara optimal limpasan air
hujan saat debit puncak. Potensi kekeringan juga dimiliki oleh Kabupaten Sigi, sebagai indikasinya adalah
terdapatnya beberapa sungai di Kabupaten Sigi yang mengalami kekeringan pada musim kemarau. Apabila

DISUSUN Halaman 10
P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
kondisi ini tidak segera diambil tindakan pemecahan masalah, bukan mustahil kekeringan juga akan terjadi pada
masa mendatang.
3) KAWASAN RAWAN GEMPA
Potensi bencana yang terdapat di Kabupaten Sigi antara lain adalah potensi bencana gempa bumi. Gempa
bumi adalah terjadinya goncangan pada bumi yang disebabkan oleh aktivitas tektonik. Sedangkan kawasan rawan
gempa bumi adalah kawasan yang pernah atau berpotensi mengalami kerusakan akibat gempa bumi. Terjadinya
dampak yang disebabkan oleh gempa bumi adalah patahan di permukaan, goncangan tanah, pelulukan atau
pencairan tanah, tsunami, retakan tanah permukaan, longsoran/gerakan tanah, dan amblesan. Dalam konteks
perwilayahan dampak dari kejadian gempa bumi, perlu mengacu pada peta yang memperlihatkan daerah rawan
terhadap goncangan gempa, yaitu Peta Bahaya Goncangan Gempa Bumi Indonesia, bisa juga disebut Peta
Percepatan Gempa Bumi, adalah peta yang memperlihatkan kontur nilai percepatan gempa bumi dalam periode
ulang dan pada jenis basement batuan tertentu. Peta ini dibuat berdasarkan suatu metodologi
probabilistik/kebolehjadian dengan mempertimbangkan rata-rata kejadian gempa di dalam daerah zona sumber
gempa ataupun di sepanjang suatu patahan. Dengan banyaknya daerah patahan di Kabupaten Sigi, maka resiko
kegempaan di Kabupaten Sigi menjadi sangat tinggi. Berdasarkan pada data resiko kegempaan di Indonesia,
Kabupaten Sigi (dalam hal ini Pulau Sulawesi) memiliki resiko yang cukup tinggi yaitu antara 0,15 0,35g.
Keberadaan patahan Palu Koro yang membentang pada bagian tengah Kabupaten Sigi semakin memberikan
gambaran yang jelas tentang resiko bencana kegempaan di Kabupaten Sigi.
Dari peta frekuensi kejadian gempabumi berfokus dangkal dan bersifat merusak (Beca Carter Holling,
1979), tampak bahwa gempa bumi berkekuatan 6 Ms berpeluang besar terjadi di kawasan P. Sumatera bagian
barat, wilayah selatan P. Jawa, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan daratan P. Sulawesi.
Sedangkan gempa bumi berkekuatan 7 Ms dapat terjadi pada dasar lautan di lantai Samudera Indonesia dari
mulai barat laut P. Sumatera menerus hingga ke sebelah barat Aceh, sekitar P. Nias, Kepulauan Mentawai, sekitar
P. Enggano, Selat Sunda, sebelah selatan Jawa Timur, selatan dan utara Kepulauan Nusa Tenggara termasuk
Laut Flores, Laut Sawu, Laut Banda, Laut Sulawesi dan perairan sebelah timur P. Sulawesi sampai ke bagian
barat P. Halmahera. Selanjutnya gempa bumi yang tergolong sangat besar berkekuatan 8 Ms dapat terjadi di
kawasan Halmahera hingga Samudera Pasifik di utara Irian Jaya.
4) KAWASAN RAWAN BENCANA SOSIAL
Kabupaten Sigi yang didiami berbagai rumpun suku Kaili merupakan potensi bagi pengembangan wilayah,
namun sekaligus juga merupakan potensi konflik atau bencana sosial apabila tidak diantisipasi secara dini.
Konflik-konflik sosial baik atas konflik SARA atau konflik komunal seperti konflik tapal batas dan lainnya rawan
terjadi di sejumlah wilayah Kecamatan di kabupaten Sigi yakni Kecamatan Sigi Biromaru, Kecamatan Palolo,
Kecamatan Nokilalaki, Kecamatan Dolo, Kecamatan Dolo Barat, Kecamatan Dolo Selatan, Kecamatan Gumbasa,
Kecamatan Kulawi, Kecamatan Kulawi Selatan dan Kecamatan Lindu.
Kabupaten Sigi sebagai daerah otonom baru memiliki karakter wilayah yang sangat unik, sebagai satu-
satunya daerah otonom yang tidak berbatasan dengan laut tetapi memiliki peran ekologis yang sangat strategis
bagi Provinsi Sulawesi Tengah. Berkaca dari karakteristik kawasan yang sangat unik tersebut, maka perlu

DISUSUN Halaman 10
P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
pertimbangan-pertimbangan berbasis karakter sumberdaya lokal dalam pengembangan fungsi ruang di masing-
masing wilayah di Kabupaten Sigi. Berdasarkan pada karakter sumberdaya yang ada terdapat dua tipologi
kawasan di Kabupaten Sigi yaitu tipologi kawasan yang berfungsi sebagai kawasan perkotaan dan tipologi
kawasan yang berfungsi sebagai kawasan lindung dengan dominasi karakter perdesaan. Pada kawasan
perkotaan sistem aktivitas yang cukup dominan adalah aktivitas permukiman, perdagangan dan pelayanan umum
lainnya seperti di Kecamatan Marawola dan Sigi Biromaru, walaupun fungsi pertanian juga masih cukup dominan.
Sedangkan kawasan-kawasan lain di Kabupaten Sigi masih bercirikan pada karakter perdesaan. Selain itu
pengembangan fungsi ruang juga harus mempertimbangkan faktor pemerataan fungsi pelayanan publik serta
karateristik sumberdaya alam yang ada dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumberdaya yang ada untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Sigi. Beberapa hal yang dapat dipertimbangkan dalam
rangka perumusan fungsi kawasan di Kabupaten Sigi antara lain sebagai berikut:
1) Pengendalian laju pertumbuhan penduduk beserta persebarannya;
2) Kekuatan (ekonomi) eksternal dan tekanan internal, khususnya dalam pengembangan sektor-sektor basis dan
pemanfaatan sumberdaya alam yang ada untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat;
3) Pembentukkan keterkaitan antar pusat-pusat pelayanan perkotaan;
4) Daya dukung lingkungan.
Mengacu kepada empat dasar pertimbangan tersebut di atas, strategi pembangunan Kabupaten Sigi sampai
dengan tahun 2030, adalah sebagai berikut:
1) Pembagian zona pembangunan berdasarkan dominasi karakter fisik dan kegiatan, serta rentang kendali (span of
control) pembangunan oleh pemerintah terkait;
2) Pengaturan fungsi kawasan perkotaan dan perdesaan;
3) Pengamanan kawasan lindung di Kabupaten Sigi sebagai amanat dari peraturan perundangan yang ada (PP
Nomor 26 Tahun 2008);
4) Menciptakan sinergitas fungsi ruang dengan Kota Palu ;
5) Pengaturan dan pengarahan lokasi pengembangan jaringan infrastruktur regional.
Untuk mengembangkan Kabupaten Sigi agar tidak bergantung pada satu pusat pelayanan serta upaya
pemerataan pelayanan publik, maka perlu pengembangan dan penetapan fungsi kawasan berdasarkan pada
karakter ruang dan sumberdaya yang ada. Adapun pengembangan kawasan di Kabupaten Sigi dapat dibagi menjadi
empat kawasan pengembangan yaitu:
1) Kawasan Pengembangan Biromaru;
2) Kawasan Pengembangan Marawola;
3) Kawasan Pengembangan Palolo;
4) Kawasan Pengembangan Kulawi.
Pengembangan sistem kota-kota bertujuan mewujudkan keseimbangan dan keselarasan pembangunan
antar wilayah sesuai dengan fungsi yang diemban, serta daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup guna
mendukung struktur tata ruang yang telah direncanakan. Prinsip pembentukan sistem kota di Kabupaten Sigi
adalah:

DISUSUN Halaman 10
P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
1. Membatasi daerah perkotaan untuk tidak meluas dan tidak beraturan;
2. Menjaga keberadaan Kawasan Lindung, dengan membatasi pertumbuhan fisik ruang pada Kecamatan Lindu,
Nokilalaki, Palolo, Gumbasa, Kulawi yang berada pada Kawasan Taman Nasional Lore Lindu;
3. Mengintegrasikan fungsi dan pusat pelayanan di kota-kota di luar Kota Utama (Kawasan Perkotaan Biromaru),
dalam rangka menyebarkan pusat pertumbuhan dan mengurangi beban Kota Utama.
Pengembangan sistem pusat-pusat pelayanan perkotaan di Kabupaten Sigi dilakukan melalui penetapan
hirarki, fungsi/aktivitas utama, dan strategi pengembangan pembangunan perkotaan di masing-masing kawasan
perkotaan. Untuk arahan struktur ruang 20 tahun mendatang, mengingat secara fungsional keruangan Bora sebagai
pusat kabupaten akan juga merupakan pendukung dan bagian dari Kawasan Perkotaan Palu sebagai Pusat
Kegiatan Nasional (PKN), maka perlu dikembangkan minimal satu lagi pusat di Kabupaten Sigi yang dapat berfungsi
sebagai PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) dan/atau PKL (Pusat Kegiatan Lokal) penuh. Dari analisis keterpusatan
dapat diperkirakan bahwa potensinya adalah Bolapapu dan Lawua. Keterpusatan Bolapapu sangat baik, sementara
Lawua dapat menjembatani kesenjangan utara-selatan yang ada saat ini. Maka, arahan awal struktur ruang adalah:
1. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Bora Kecamatan Biromaru;
2. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) di Bolapapu Kecamatan Kulawi;
3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) meliputi Binangga di Kecamatan Marawola, Makmur di Kecamatan Palolo; dan
4. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) meliputi Pipikoro di Desa Peana, Lindu di Desa Tomado, Nokilalalaki di Desa
Kamarora A, Dolo di Desa Kota Rindau, Dolo Barat di Desa Kaleke, Kinovaro di Desa Porame, Marawola Barat
di Desa Dombu, Gumbasa di Desa Pakuli, dan Tanambulava di Desa Sibalaya Utara.
Pengembangan fungsi kawasan perkotaan di Kabupaten Sigi diarahkan untuk pelayanan umum dan
peningkatan akses masyarakat akan infrastruktur perkotaan dalam rangka meningkatkan dan mendukung aktivitas
perekonomian masyarakat.
Catatan penting untuk dapat terwujudnya struktur ruang yang baik di Kabupaten Sigi adalah pengembangan
jaringan dan sarana transportasi hendaknya diprioritaskan. Pengembangan sarana transportasi dikembangkan
dengan memanfaatkan trase yang ada dan pengembangan diarahkan pada jalan untuk mendukung pertanian.

DISUSUN Halaman 10
P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014

Peta 2.3 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Sigi

DISUSUN Halaman 10
P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
Rencana Pola Ruang adalah rencana distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Rencana pola ruang
menggambarkan letak dan luasan dari kegiatan-kegiatan budidaya dan lindung. Aspek-aspek yang dipertimbangkan
adalah fungsi lingkungan, estetika lingkungan, kuantitas dan kualitas ruang, pola dan struktur tata ruang, lokasi
pemanfaatan sumber alam, dan sumberdaya manusia untuk kegiatan pembangunan, integritas dan keamanan
wilayah. Pola ruang didapatkan dengan melakukan delineasi (batas-batas) kawasan kegiatan sosial, ekonomi,
budaya dan kawasan-kawasan lainnya, sehingga didapatkan kategori kawasan budidaya dan kawasan lindung.
Secara umum, pembagian kategori kawasan ini dilakukan agar terwujud keseimbangan antara fungsi ekonomi dan
lingkungan.
Pola ruang sendiri dibagi menjadi 2 (dua) macam pengelompokkan, yaitu Kawasan Non Budidaya dan
Kawasan Budidaya. Kawasan Non Budidaya atau yang lebih dikenal sebagai Kawasan Lindung merupakan wilayah
kendala dan wilayah limitasi dalam pemanfaatan ruang. Kawasan Lindung ini kemudian digolongkan lagi menjadi
beberapa kelompok. Berdasarkan pada Permen PU No 16/PRT/M/2009 Kawasan lindung kabupaten adalah
kawasan lindung yang secara ekologis merupakan satu ekosistem yang terletak pada wilayah kabupaten, kawasan
lindung yang memberikan pelindungan terhadap kawasan bawahannya yang terletak di wilayah kabupaten, dan
kawasan-kawasan lindung lain yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan pengelolaannya
merupakan kewenangan pemerintah daerah kabupaten. Sementara itu untuk kawasan budidaya didefinisikan
sebagai kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi
sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya buatan yang terdiri dari:
1) kawasan peruntukan hutan produksi, yang dirinci meliputi kawasan peruntukan: hutan produksi terbatas, hutan
produksi tetap, dan hutan produksi yang dapat dikonversi;
2) kawasan hutan rakyat;
3) kawasan peruntukan pertanian, yang dirinci meliputi kawasan peruntukan: pertanian lahan basah, pertanian lahan
kering, dan hortikultura;
4) kawasan peruntukan perkebunan, yang dirinci berdasarkan jenis komoditas perkebunan yang ada di wilayah
kabupaten;
5) kawasan peruntukan perikanan, yang dirinci meliputi kawasan peruntukan: perikanan tangkap, budi daya
perikanan, dan pengolahan ikan;
6) kawasan peruntukan pertambangan, yang dirinci meliputi kawasan peruntukan: mineral dan batubara, minyak
dan gas bumi, panas bumi, serta air tanah di kawasan pertambangan;
7) kawasan peruntukan industri, yang dirinci meliputi kawasan peruntukan: industri besar, industri sedang, dan
industri rumah tangga;
8) kawasan peruntukan pariwisata, yang dirinci meliputi kawasan peruntukan: pariwisata budaya, pariwisata alam,
dan pariwisata buatan;
9) kawasan peruntukan permukiman, yang dirinci meliputi kawasan peruntukan: permukiman perkotaan dan
peruntukan permukiman perdesaan. sebagai kawasan budi daya maka permukiman diarahkan dalam kajian lokasi

DISUSUN Halaman 10
P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
dan fungsi masing-masing permukiman, terutama dikaitkan dengan karakter lokasi, misalnya di pegunungan,
dataran tinggi, permukiman pantai, dan sebagainya; dan
10) kawasan peruntukan lainnya.
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Sigi adalah rencana distribusi peruntukan ruang wilayah Kabupaten
Sigi yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan budidaya yang dituju sampai dengan akhir masa
berlakunya RTRW Kabupaten Sigi yang memberikan gambaran pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Sigi hingga
20 (dua puluh) tahun mendatang (Permen No 16/PRT/M/2009). Berdasarkan hasil analisis pada tahap sebelumnya
secara teknis Kabupaten Sigi haruslah difungsikan sebagai kabupaten konservasi. Penetapan Kabupaten Sigi
sebagai kabupaten konservasi didasari oleh hasil analisis teknis kesesuaian lahan dan persyaratan sebagai
kabupaten konservasi secara umum dimiliki oleh Kabupaten Sigi, antara lain sebagai berikut:
1) memiliki kawasan konservasi dan kawasan lain yang mempunyai ekosistem dengan nilai konservasi tinggi (WS
Palu Lariang, Taman Nasional Lore Lindu, Tahura);
2) memiliki keterbatasan pengembangan wilayah akibat keterbatasan kondisi biophisik;
3) mempunyai visi dan misi pembangunan berazaskan konservasi;
4) mempunyai komitmen politik untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan;
5) mempunyai sistem kelembagaan pengelolaan lingkungan yang memadai (lembaga formal berupa Balai Besar
Taman Nasional Lore Lindu, lembaga non formal dengan adanya sistem adat yang membatasi penguasaan dan
pengelolaan kawasan yang memiliki nilai ekologis).
Sedangkan pengembangan kawasan budidaya di Kabupaten Sigi diarahkan untuk pengembangan sektor
pertanian dalam arti luas yang tidak hanya mengedepankan pada fungsi produksi tetapi juga pengolahan pasca
panen, sehingga memiliki nilai tambah bagi masyarakat petani. Alokasi lahan pertanian di Kabupaten Sigi tersebar
pada beberapa kecamatan, terutama yang berada di sepanjang S. Gumbasa. Sedangkan kawasan perkotaan masih
mengumpul pada wilayah utara Kabupaten Sigi, sedangkan wilayah perdesaan tersebar di seluruh kecamatan di
Kabupaten Sigi. Berkut ini adalah Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Sigi

Kabupaten Sigi adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah yang memiliki kawasan hutan
lebih dari 70% luas wilayah, baik berupa kawasan hutan produksi, hutan lindung, maupun taman nasional. Selain itu
Kabupaten Sigi merupakan wilayah hulu dari WS Palu Lariang yang memiliki peran strategis sebagai penjaga
ekologi bagi PKN Palu.

Sedangkan pengembangan kawasan budidaya di Kabupaten Sigi diarahkan untuk pengembangan sektor
pertanian dalam arti luas yang tidak hanya mengedepankan pada fungsi produksi tetapi juga pengolahan pasca
panen, sehingga memiliki nilai tambah bagi masyarakat petani. Alokasi lahan pertanian di Kabupaten Sigi tersebar
pada beberapa kecamatan, terutama yang berada di sepanjang Sungai Gumbasa. Sedangkan kawasan perkotaan
masih mengumpul pada wilayah utara Kabupaten Sigi, sedangkan wilayah perdesaan tersebar di seluruh
kecamatan di Kabupaten Sigi. Adapun gambaran pola ruang di Kabupaten Sigi secara umum dapat dilihat pada
Tabel berikut ini :

DISUSUN Halaman 10
P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
Tabel 2.4
Rencana Pola Ruang Kabupaten Sigi 2010-2030

Persentase
No Rencana Pola Ruang Luas
(%)
Kawasan Lindung 268.837,60 51,74%
1 Hutan Lindung 136.910,91 26,35%
2 Kawasan Tahura dan Hutan Wisata Wera 3.114,45 0,60%
3 Kawasan Taman Nasional Lore Lindu 112.792,08 21,71%
4 Kawasan Lindung Setempat 12.561,41 2,42%
5 Tubuh Air 3.458,75 0,67%
Kawasan Budidaya 250.764,40 48,26%
1 Hutan Produksi 3.118,27 0,60%
2 Hutan Produksi Terbatas 123.787,00 23,82%
3 Kawasan Pertambangan 7.950,00 1,53%
4 Kawasan Pertanian Lahan Basah 23.697,00 4,56%
5 Kawasan Pertanian Lahan Kering 20.452,67 3,94%
6 Kawasan Perkebunan 55.718,95 10,72%
7 Kawasan Permukiman Perkotaan 10.418,00 2,00%
8 Kawasan Permukiman Perdesaan 4.740,00 0,91%
9 Kawasan Pariwisata 882,51 0,17%
Jumlah 519.602,00 100,00%
Sumber : Perda Dokumen RTRW Kabupaten Sigi No. 21 Tahun 2011

DISUSUN Halaman 10
P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014

Peta 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Sigi

DISUSUN Halaman 10
P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
2.5 Sosial dan Budaya
Pembangunan bidang pendidikan yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 harus ditunjang oleh
ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana.
Pada tahun 2012 jumlah sekolah Taman Kanak-kanak (TK) di Kabupaten Sigi sebanyak 129 unit
dengan murid sebanyak 3.431 orang, sedangkan jumlah guru sebanyak 179 orang dan rasio antara murid
dan guru sebesar 15.
Untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) terdapat 250 unit sekolah yang terdiri dari 203 unit sekolah negeri
dan 47 unit sekolah swasta. Jumlah murid SD Negeri yang tercatat pada tahun 2012 adalah 27.192 oranf
dengan jumlah guru 1.725 orang, sehingga rasio murid terhadap guru sebesar 16. Sedangkan untuk SD
Swasta tercatat sebanyak 4.635 siswa dan 389 orang guru, sehingga rasio murid terhadap guru sebesar
12.
Pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) terdapat 54 unit Sekolah yang terdiri dari 46 unit
sekolah negeri dan 8 unit sekolah swasta. Jumlah murid yang tercatat ditahun 2012 pada SLTP Negeri
sebanyak 8.629 orang dengan jumlah guru sebanyak 536 orang dan rasio murid terhadap guru sebesar
16. Sedangkan SLTP Swasta tercatat jumlah murid sebanyak 595 siswa. Dengan jumlah guru sebanyak
62 orang. Rasio murid terhadap guru sebesar 10.
Pada tahun 2012 terdapat 14 Sekolah Menegah Umum (SMU) yang terdiri dari 10 SMU Negeri dan
4 SMU Swasta. Sedangkan SMK Negeri maupun Swasta sebanyak 6 unit. Berikut adalah penjabaran
banyaknya sekolah di setiap Kecamatan di Kabupaten Sigi

DISUSUN Halaman 10
P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
Tabel 2.11
Jumlah Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia Di Kabupaten Sigi
Jumlah Fasilitas Pendidikan

Nama Kecamatan Swasta Negeri &


Negeri
Swasta
SD/MI SLTP/MTs SMA/MA SD SMP SMA SMK
Pipikoro 3 2 - 15 2 - -
Kulawi Selatan 7 2 - 4 - - 1
Kulawi 19 6 1 6 - - -
Lindu 6 3 - 3 - - -
Nokilalaki 5 2 - 1 1 - -
Palolo 25 6 1 1 - - 1
Gumbasa 10 1 1 1 1 1 -
Dolo Selatan 15 3 1 1 1 - -
Dolo Barat 17 2 1 1 - - -
Tanambulava 8 1 1 1 1 - -
Dolo 17 2 1 1 - 1 1
Sigi Biromaru 34 8 2 2 - 1 1
Marawola 17 5 1 2 - - 2
Marawola Barat 9 1 - 6 1 - -
Kinovaro 11 2 - 2 1 1 -
Total 203 46 10 47 8 4 6
Sumber: Kabupaten Sigi Dalam Angka, Tahun 2012

Kemiskinan merupakan permasalahan bangsa yang mendesak dan memerlukan langkah-langkah dan
pendekatan yang sistematis, terpadu dan menyeluruh untuk mengurangi beban dan memenuhi hak-hak dasar
warga secara layak dan bermartabat. Berdasarkan data statistik tahun 2011 angka kemiskinan di Kabupaten Sigi
mencapai 28.033 rumah tangga miskin. Tabel berikut memaparkan tentang jumlah rumah tangga miskin per
Kecamatan di Kabupaten Sigi.

DISUSUN Halaman 10
P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
Tabel 2.12
Jumlah penduduk miskin per kecamatan
Jumlah keluarga miskin (Rumah
Nama Kecamatan
Tangga)
Pipikoro 1.529
Kulawi Selatan 1.297
Kulawi 1.817
Lindu 614
Nokilalaki 790
Palolo 3.946
Gumbasa 1.170
Dolo Selatan 2.208
Dolo Barat 1.635
Tanambulava 1.088
Dolo 2.303
Sigi Biromaru 4.329
Marawola 1.862
Marawola Barat 1.581
Kinovaro 1.864
Total 28.033
Sumber : Data Statistik Tahun 2011

Jumlah Rumah Per Kecamatan di Kabupaten Sigi adalah sebanyak 51.441 Jumlah rumah terbanyak
terdapat di Kecamatan Sigi Biromaru., sekitar 9.797 rumah, ini disebabkan karena wilayah Kecamatan sigi
Biromaru adalah wilayah Ibu Kota kabupaten Sigi, sehingga pertumbuhan pendudukpun lebih pesat. Sedangkan
jumlah rumah yang paling sedikit terdapat di Kecamatan Lindu sebanyak 871 rumah, hal ini disebabkan karena
wilayah Kecamatan Lindu masuk dalam wilayah kecamatan sangat terpencil yang ada di Kabupaten Sigi. untuk
mengetahui banyaknya jumlah rumah Per Kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.13
Jumlah Rumah Per K ecamatan

DISUSUN Halaman 10
P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014

Nama Kecamatan Jumlah Rumah

Pipikoro 1871
Kulawi Selatan 2463
Kulawi 4270
Lindu 871
Nokilalaki 1421
Palolo 8035
Gumbasa 2717
Dolo Selatan 3722
Dolo Barat 2831
Tanambulava 1798
Dolo 4733
Sigi Biromaru 9797
Marawola 5575
Marawola Barat 1337
TOTAL 51.441
Sumber : Dinas Kesehatan kabupaten Sigi, 2013

2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah


Dalam pelaksanaan program-program yang terkait sanitasi, dari aspek kelembagaan daerah telah dibentuk
beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk untuk mendukung program dimaksud yang terdiri dari 12 Dinas, 6
Badan, Sekretariat Daerah dan 15 kecamatan. Dari Satuan Kerja Perangkat Daerah tersebut di dalamnya terdapat
lembaga-lembaga yang terkait dengan program sanitasi antara lain:
1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Badan ini merupakan leading sektor dalam setiap pelaskanaan perencanaan pembangunan di daerah dimana
dalam pelaskanaan program yang berkaitan dengan sanitasi BAPPEDA merumuskan dan menyusun strategi
dan menyatukan semua stakeholder terkit sanitasi serta menggabungkan semua kontribusi dari SKPD untuk
menyelesaikan masalah sanitasi secara bersama-sama.
2) Dinas Pekerjaan Umum
Lembaga ini dibentuk dalam rangka membangun sarana prasarana umum. Pembangunan sarana ini juga
termasuk sarana sanitasi seperti drainase, TPS, TPA, IPLT dan lain-lain. Bidang yang bertanggung jawab
dalam pembangunan sarana sanitasi adalah Bidang Cipta Karya
3) Dinas Kesehatan
Dinas ini dalam program sanitasi berfungsi mewadahi urusan-urusan di bidang kesehatan masyarakat,
sehingga dalam upaya peningkatan kesehatan lingkungan dan masyarakat dapat menjadi sarana pendukung
bagi terciptanya program-program kesehatan.
4) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM & PD)
Tak bisa dipungkiri, permasalahan sanitasi juga berkaitan dengan tingkat kesadaran masyarakat dalam
penanganannya. Selama ini penanganan masalah sanitasi mengalami permasalahan terutama dalam
pengoperasionalannya dan pemeliharannya sehingga sarana yang terbangun tidak memiliki aspek

DISUSUN Halaman 10
P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
keberlanjutan dalam fungsi dan kegunaannya. Perlu keterlibatan masyarakat dalam penuntasan masalah
sanitasi dan untuk itu SKPD ini memiliki fungsi yang penting sebagai ujung tombak penguatan pemberdayaan
dan kelembagaan masyarakat agar mendukung penyelesaian masalah sanitasi di masyarakat.
5) Badan Lingkungan Hidup
Dalam penyusunan strategi penanganan permasalahan sanitasi, kondisi lingkungan daerah sangat memegang
peran penting. Dampak lingkungan sangat terkait dengan permasalahan sanitasi. Oleh karena itu, keberadaan
SKPD yang mengurusi lingkungan berperan penting pula terhadap kebijakan pembangunan sanitasi.
6) Bagian Hubungan Masyarakat SETDA Kabupaten Sigi
Aspek komunikasi dan informasi menjadi penting saat permsalahan sanitasi menjadi hal yang tidak populer
dimasyarakat. Dimana masalah sanitasi menjadi isu yang tidak penting dan tampak pada hasil usulan
musrenbang dari masyarakat yang menempatkan usulan pembangunan sarana sanitasi sebagai hal yang
jarang diusulkan. Untuk itu SKPD ini sangat penting untuk memberikan dan menyebarluaskan informasi
kepada masyarakat akan pentingnya arti sanitasi yang baik dan akibat dari sanitasi buruk.
Selain dari SKPD diatas, ada beberapa juga SKPD yang tekait dengan permasalahan sanitasi diantaranya
Dinas Pendidikan yang memiliki kaitan dengan pembangunan sarana sanitai di sekolah-sekolah dan bagaimana
menanamkan kapada anak sekolah tentang pentingnya masalah sanitasi. Dinas Koperindag yang bisa menjadi
penaggungjawab dalam pengembangan sektor industri dalam pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dan
pengembangan usaha yang berkaitan pengelolaan sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis. Tapi
melihat dari permasalahan yang terjadi di Kabupaten Sigi, keenam SKPD diatas memiliki kaitan langsung dengan
permasalahan sanitasi di Kabupaten Sigi.

DISUSUN Halaman 10
P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014

Gambar 2.1
Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi

BUPATI
STAF AHLI BUPATI
WAKIL BUPATI
1. Bidang Hukum dan Politik
SEKRETARIAT DAERAH 2. Bidang Pemerintahan
3. Bidang Pembangunan
4. Bidang Kemasyarakatan dan
SDM
5. Bidang Ekonomi dan Keuangan
Asisten Bidang Asisten Bidang Asisten Bidang
Pemerintahan & Perekonomian & Administrasi Umum KELOMPOK JABATAN
Kesejahteraan Rakyat Pembangunan FUNGSIONAL
- Bagian Hukum dan
- Bagian Administrasi - Bagian Administrasi Organisasi
Pemerintahan Umum Perekonomian - Bagian Perlengkapan
- Bagian Administrasi - Bagian Administrasi & Umum
Kemasyarakatan Pembangunan - Bagian Humas
- Bagian Administrasi - Bagian Administrasi
Kesra SDA - Bagian Keuangan

DINAS DAERAH LEMBAGA TEKNIS DAERAH

- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata - Inspektorat


- Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
- Dinas Energi Sumber daya Mineral - Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
- Dinas Kehutanan dan Perkebunan Pemerintah Desa
- Dinas Koperasi, UMKM, Perindag - Badan Pemberdayaan Perempuan dan
- Dinas Pekerjaan Umum Keluarga Berencana
- Dinas Kesehatan - Badan Kepegawaian Daerah
- Dinas Sosial, Nakertrans - Badan Kesatuan Bangsa dan politik
- Dinas Pendidikan pemuda dan Olahraga - Badan Lingkungan Hidup
- Dinas Perhubungan - Kantor Ketahanan Pangan
- Dinas Pertanian dan Peternakan - Satuan Polisi Pamong Praja
- Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset
Daerah

15 KECAMATAN

156 DESA

DISUSUN Halaman 10
P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
Gambar 2.2: Struktur SKPD yang terkait dalam pembangunan sanitasi Kabupaten/Kota

BUPATI

BAPPEDA PEMBERDAYAAN DINAS DINAS BADAN


MASYARAKAT PEKERJAAN KESEHATAN LINGKUNGAN
DESA UMUM HIDUP

Bidang - Bidang P2PL


Bidang Sosial Bidang Cipta
Infrastruktur
Budaya Karya
- Bidang - Bidang
dan Pelayanan Kebersihan
Masyarakat - Seksi Sarana Air
Kerjasama Dasar & Penataan
Bersih dan Air
Limbah Ruang
- Seksi
Penyehatan
Lingkungan dan

2.7 Komunikasi dan Media


Pengelolaan sanitasi tidak pernah terlepas dari peranan media, eksistensi media dalam bentuk
penyebarluasan informasi baik visual maupun audio visual masing-masing memiliki peranan yang berbeda namun
memiliki tujuan dan sasaran yang sama yakni memberikan informasi dan himbauan kepada khalayak untuk terus
berupaya meningkatkan kualitas hidup melalui pola hidup bersih dan sehat. Masyarakat diharapkan dapat lebih
berperan dalam pengelolaan sanitasi terutama pada lingkungan rumah tangga. Karena lingkungan terkecil dalam
bermasyarakat adalah lingkungan keluarga, jika dalam lingkungan keluarga sudah menjaga dan mengelola sanitasi
dengan baik maka berpengaruh nyata terhadap tingkat kesehatan, kenyamanan serta estetika di lingkungan
masyarakat yang ada. Tidak dapat dipungkiri lagi media memiliki peranan penting dalam mendorong perubahan
perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
Di Kabupaten Sigi, kampanye tentang sanitasi cukup sering dilakukan, baik oleh pemerintah melalui tenaga
kesehatan maupun melalui media massa, baik nasional berupa televisi maupun radio lokal serta media cetak
lainnya. Sejauh ini, peran media khususnya media massa lokal berupa radio dan media cetak dianggap cukup
strategis dalam penyampaian berbagai informasi terkait dengan sanitasi. Radio Citra Pertanian (RCP), radio lokal
yang berada di Kabupaten sigi merupakan media yang sangat strategis dan dapat memainkan peran yang lebih
besar terhadap upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat Kabupaten Sigi khususnya yang berorientasi pada
sektor sanitasi. Selain mengudara setiap hari, pada dasarnya radio juga memiliki daya tarik tersendiri bagi
pendengarnya karena murah dan mudah dipahami, terlebih lagi jika penyuguhannya dalam bentuk hiburan dan
dilakukan melalui pendekatan lokal. Namun demikian, jangkauan radius siaran saat ini masih terbatas , tidak
menjangkau seluruh wilayah yang ada Di Kabupaten Sigi, yang menyebabkan akses informasi tidak sampai ke
masyarakat secara menyeluruh terutama masyarakat pelosok.
Adapun kegiatan komunikasi terkait pengelolaan sanitasi yang telah dilaksanakan di Kabupaten sigi yaitu
sebagaimana disajikan dalam tabel-tabel berikut ini.

DISUSUN OLEH Halaman 34


P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
Tabel 2.14
Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi
Dinas
N Tujuan Khalayak Pesan
Kegiatan Tahun Pelaksan Pembelajaran
o Kegiatan Sasaran Kunci
a
1 Pemicuan STBM 2013, 2014 Dinas Meningkatkan Masyarakat di Sanitasi buruk Terbatasnya tenaga
Kesehatan peran serta 30 Desa dan perilaku fasilitator yang handal,
masyarakat prioritas yang hidup tidak membuat pemicuan di
dalam memiliki bersih dan sejumlah RT kurang
penyediaan rawan tidak sehat itu sukses, perlu
layanan sanitasi sanitasi. menJijikan, peningkatan jumlah
dan memalukan fasilitator handal.
membiasakan dan membuat
PHBS dalam sakit,
kehidupan sehari- karenanya
hari. perlu kita
perbaiki
sanitasi dan
biasakan
PHBS.
2. Penyuluhan tata 2011-2013 Dinas Siswa Sekolah Siswa-siswi Dengan Dampak dari kegiatan
cara Cuci Tangan Kesehatan, Dasar mampu SD di 60 CTPS, kita ini, ternyata dapat
Pakai Sabun Puskesmas dan mau sekolah di 15 terhindar dari menurunkan angka
(CTPS) di melakukan CTPS wilayah penyakit, dan tidak masuk sekolah
sekolah Dasar yang baik dan kecamatan hidup lebih karena diare.
benar. dengan angka sehat.
tidak masuk
sekolah
karena diare
tertinggi.
3 Pemasangan 2012,2013, Dinas Meningkatkan Tempat- Bahaya Dengan adanya kegatan
Baliho, Spanduk, 2014 Kesehatan kesadaran tempat umum merokok dapat ini diharapkan dapat
Poster, Lefleat, masyarakat di Kecamatan merusak meningkatkan
Biner tentang tentang bahaya Sigi Biromaru kesehatan dan kesadaran masyarakat
Rokok merokok kehidupan untuk tidak merokok
karena banyak dampak
yang akan ditimbulkan
karena rokok, bukan
hanya diri pribadi akan
tetapi juga orang-orang
disekitarnya
Sumber : Hasil analisis Pokja dan Data Dinas Kesehatan

DISUSUN OLEH Halaman 34


P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014
Keberadaan Radio citra Pertanian di Kabupaten Sigi memberikan dampak yang sangat positif bagi penyebaran
informasi terkait dengan sanitasi. Kegiatan spot dan talk show di Radio Citra Pertanian yang dilakukan oleh Dinas
Kesehatan setiap tahun dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat Kabupaten Sigi. Ditahun 2014
Dinas Kesehatan sudah mulai mengembangkan tingkat kerja sama dengan Radio Cakrawala Palu untuk penyiaran dan
peneyebaran informasi terkait sanitasi dan PHBS, karena Radio Cakrawala Palu penyiarannya dapat di jangkau sampai
wilayah pelosok di Kabupaten Sigi. Berikut adalah Tabel Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi.

Tabel 2.15 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi


No Jenis Media Khalayak Pendanaan Isu yang Pesan Kunci Efektivitas
a) b) c) Diangkat e) f)
d)
Radio Citra Masyarakat Produksi dan - Penyuluhan Bersama-sama Sangat Efektif
Pertanian Umum penyiaran dari PHBS menjaga
(RCP) : terutama Radio Citra - Penyuluhan perilaku hidup

Penyiaran Talk masyarakat Pertanian, nara CTPS bersih dan

Show dan yang sumber dan data sehat di tingkat


- Manfaat
Spot (Tahun bertempat informasi di danai keluarga dan
makanan
2013) tinggal di oleh Dinas masyarakat
1. bergizi
wilayah ibu Kesehatan .
- Diare
kota
- Kesehatan
kabupaten.
Ibu dan
Anak

- Bahaya
Rokok
Radio Masyarakat Produksi dan - Penyuluhan Bersama-sama Sangat Efektif
Cakrawala Umum Di penyiaran dari PHBS menjaga
Palu : Wilayah Radio Citra - Penyuluhan perilaku hidup

Penyiaran Talk Kabupaten Pertanian, nara CTPS bersih dan

Show dan Sigi sumber dan data sehat di tingkat


- Manfaat
Spot (Tahun informasi di danai keluarga dan
makanan
2014) oleh Dinas masyarakat
2. bergizi
Kesehatan .
- Diare

- Kesehatan
Ibu dan
Anak

- Bahaya
Rokok
Sumber : Hasil survey Pokja Sanitasi Kabupaten Sigi

DISUSUN OLEH Halaman 34


P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN SIGI 2014

DISUSUN OLEH Halaman 34


P O K J A S A N I TA S I K A B U PAT E N S I G I
Bagian 3 | Petunjuk Teknis-08: Penetapan Area Berisiko Sanitasi 38

Anda mungkin juga menyukai