Anda di halaman 1dari 21

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

PROGRAM:
PROGRAM PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA

KEGIATAN:
PENINGKATAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PARIWISATA

PEKERJAAN:
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH ( RIPPARDA )
KABUPATEN GUNUNG MAS TAHUN 2021 - 2036

SUMBER DANA:
DANA ALOKASI UMUM (DAU)

TAHUN ANGGARAN 2021


KERANGKA ACUAN KERJA
LAYANAN JASA KONSULTASI
UNTUK :
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH (RIPPARDA)

A. LATAR BELAKANG
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Kepariwisataan
adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin
yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan
masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.
Kepariwisataan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilakukan secara
sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan, dan bertanggung jawab dengan tetap memberikan
perlindungan terhadap nilai-nilai agama, budaya yang hidup dalam masyarakat, kelestarian dan mutu
lingkungan hidup, serta kepentingan nasional.
Pembangunan Kepariwisataan diperlukan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha
dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional,
dan global. Pembangunan kepariwisataan nasional diselenggarakan berdasarkan Rencana Induk
Pembangunan Pariwisata Nasional (RIPPARNAS) yang meliputi perencanaan pembangunan industri
pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata, dan kelembagaan kepariwisataan.
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Wisata
adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi
tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
Pariwisata mempunyai karakteristik khusus, yaitu: kegiatan yang bertujuan untuk kesenangan
dan bukan kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan. Kegiatan tersebut dilakukan di
dalam masyarakat artinya bahwa pariwisata melibatkan masyarakat sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan wisata. Sedangkan yang dimaksud berhubungan dengan wisatawan adalah bahwa pariwisata
terkait dengan wisatawan sebagal pelaku kegiatan dengan segala kebutuhannya. Dalam mencermati
pengertian pariwisata sebagai suatu bentuk kegiatan terdapat istilah yang disebut motif kegiatan wisata.
Motif kegiatan wisata merupakan suatu dorongan atau alasan untuk melakukan kegiatan wisata yang
kemudian melahirkan tipe atau jenis kegiatan wisata.
Perencanaan pariwisata merupakan suatu proses yang berbasiskan pada penelitian dan
evaluasi tentang pemanfaatan Sumberdaya Alam (SDA), sosial, dan budaya untuk pariwisata.
Perencanaan pariwisata dikenal adanya lingkup perencanaan pariwisata. Lingkup perencanaan
pariwisata meliputi objek wisata dan dapat dibedakan lagi atas Iingkup wilayah rencana pariwisata dan
lingkup isi rencana pariwisata.
Lingkup wilayah dalam perencanaan pariwisata dapat dibatasi oleh batas administrasi seperti:
Negara (Nasional), Regional (satu atau gabungan beberapa Provinsi Kabupaten/ Kota). Lingkup wilayah
dalam perencanaan pariwisata dapat pula dibatasi oleh fungsi tertentu yang menonjol, misalnya;
kawasan objek wisata pantai, resort wisata pantai, kawasan obyek dan daya tarik wisata tertentu dan
sebagainya. Lingkup wilayah dalam perencanaan pariwisata juga dapat dibatasi oleh batas alam,
misalnya sungai atau danau. Selain itu ada pula batasan wilayah dalam perencanaan pariwisata yang
didasari dan pada kriteria lain sesuai dengan kepentingan tertentu.

KAK Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten ( RIPPARKAB)

1
Secara garis besar isi dari perencanaan pariwisata meliputi penyiapan produk (supply) dan
meraih pasar (demand). Dengan kata lain isi perencanaan pariwisata pada dasarnya adalah rencana
menyatukan antara supply dengan demand. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
produk (supply) meliputi: (1) daya tarik Wisata yaitu segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan,
dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang
menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. (2) Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya
disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah
administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata,
aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Pasar
(demand) disebut sebagai wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Keberadaan sektor
pariwisata mempunyai arti penting dalam memberi kontribusi devisa terhadap Daerah (Kabupaten),
Provinsi maupun Nasional.
Kabupaten Gunung Mas merupakan salah satu Daerah (Kabupaten), di wilayah Provinsi
Kalimantan Tengah yang sedang berbenah diri dalam pengembangun pariwisata di era desentralisasi.
Perencanaan pariwisata Kabupaten Gunung Mas merupakan bagian dalam Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPARDA) Provinsi Kalimantan Tengah. RIPPARDA, serta
merupakan penjabaran dari visi dan misi pembangunan sektor pariwisata nasional maupun daerah.
RIPPARDA Provinsi Kalimantan Tengah merupakan payung dari Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata Kabupaten (RIPPARKAB) Gunung Mas yang memerlukan rencana pengembangan pariwisata
lebih rinci yang mampu menjadi salah satu acuan pokok kegiatan pengembangan dan pembangunan
pariwisata kabupaten.Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten (RIPPARKAB) Gunung Mas
merupakan suatu rencana terintegrasi yang tidak berdiri sendiri dan lepas dari sistem perencanaan
sektor lain, tetapi merupakan bagian dan perencanaan pembangunan wilayah secara keseluruhan.
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten (RIPPARKAB) Gunung Mas menjadi sangat
penting dan menjadi rencana pembangunan pariwisata yang lebih bersifat makro.
Pembuatan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten (RIPPARKAB) Gunung Mas
merupakan agenda yang sangat penting untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Gunung Mas. Pemerintah
Daerah Kabupaten Gunung Mas belum memiliki Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten
(RIPPARKAB) Gunung Mas. Pembuatan RIPPARKAB merupakan bagian pengembangan pariwisata
daerah. Pembuatan RIPPARKAB dilakukan dalam mengantisipasi bergesernya kepariwisataan nasional
dan internasional yang terjadi saat ini. Perubahan bentuk pariwisata yaitu dari pariwisata massal menjadi
pariwisata yang lebih berkualitas, lebih pada kebutuhan wisatawan yang ingin kontak langsung dengan
masyarakat. Kabupaten Gunung Mas memiliki beragam objek, Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW)
khususnya wisata minat seperti alam dan budaya sebagai keunggulan Daerah Tujuan Wisata (DTW)
bagi wisatawan mancanegara dan domestik pada masa yang akan datang.

B. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN


1. Maksud
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk membantu penyusunan Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata Daerah (RIPPARDA) Kabupaten Gunung Mas 2021 – 2041 sebagai pertimbangan dalam
menentukan kebijakan program pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Gunung Mas.
2. Tujuan
Tujuan kegiatan penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten
(RIPPARKAB) Gunung Mas antara lain:

KAK Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten ( RIPPARKAB)

2
a) Melakukan identifikasi dan inventarisasi produk dan potensi pariwisata Kabupaten Gunung Mas,
meliputi objek Wisata: amenitas, kelembagaan, Iingkungan, aksesibilitas, pemasaran, dan
investasi.
b) Memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai pengembangan potensi kebudayaan dan
pariwisata kawasan yang meliputi daya tarik wisata, usaha sarana wisata, usaha jasa wisata dan
usaha lain pendukung pariwisata;
c) Mengetahui potensi dan permasalahan pengembangan pariwisata daerah;
d) Memberikan arah kebijakan dalam membangun kepariwisataan yang dilandasi dengan kebijakan
pembangunan kawasan;
e) Memberikan pedoman tentang perencanaan yang dibutuhkan dalam pembangunan pariwisata
kawasan; dan
f) Menjadi acuan untuk menentukan langkah – langkah dan tahapan yang perlu dilakukan secara
sistematik dan tersetruktur bagi seluruh stakeholder pariwisata di Daerah (Kabupaten Gunung
Mas) agar dapat bekerjasama secara positif dalam mekanisme kerjasama untuk pengembangan
kepariwisataan.

3. Sasaran
Sasaran yang akan dicapai dari pekerjaan ini adalah: tersusunnya Dokumen Kajian Teknis
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten (RIPPKAB) Gunung Mas yang di dalamnya
mencakup antara lain:
a) Identifikasi dan inventarisasi kondisi dan potensi kepariwisataan, meliputi atraksi, amenitas,
aksesibilitas, infrastruktur, Kelembagaan, dan Ekonomi pemasaran
b) Analisis secara menyeluruh, meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi
melalui analisis SWOT.
c) Analisis kondisi dan perkembangan kewilayahan.
d) Konsep dan rencana pengembangan produk dan pasar wisata, meliputi tata ruang, kondisi sosial
budaya, Kelembagaan, Aksesibilitas dan Intrastruktur, Pasar dan Investasi.
e) Strategi dan program strategis pengembangan kepariwisataan.

C. RUANG LINGKUP
1. Lingkup Materi
Lingkup materi pada kegiatan Penyusunan Rencana IndukPembangunan Kepariwisataan Kabupaten
(RIPPARKAB) Gunung Mas memuat potensi dan permasalahan pembangunan kepariwisataan,isu-
isu strategis, posisi pembangunan kepariwisataan dalam kebijakan pembangunan wilayah dan
kepariwisataan, visi, misi,tujuan, sasaran, kebijakan, strategi, rencana, dan indikasi program
pembangunan kepariwisataan.
1. Potensi dan Permasalahan Pembangunan Kepariwisataan
Potensi pembangunan kepariwisataan merupakan keunggulan kepariwisataan dari komponen-
komponen internal maupun eksternal yang dimiliki dan dapat mendorong pembangunan
kepariwisataan daerah. Permasalahan pembangunan kepariwisataan adalah kelemahan yang
harus dijawab dan ancaman yang harus dihadapi dalam mewujudkan pembangunan
kepariwisataan berkelanjutan. Potensi dan permasalahan pembangunan kepariwisataan memuat :
a. potensi kepariwisataan dan terkait dan dimiliki dalam mendukung pembangunan destinasi
pariwisata, industry pariwisata, pemasaran, dan kelembagaan kepariwisataan; dan
b. permasalahan yang dihadapi dalam mendukung pembangunan destinasi pariwisata, industri
pariwisata, pemasaran, dan kelembagaan kepariwisataan.

KAK Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten ( RIPPARKAB)

3
2. Posisi Kepariwisataan dalam Kebijakan Pembangunan
Posisi kepariwisataan dalam kebijakan pembangunan merupakan hasil kajian terhadap
penempatan sector kepariwisataan dalam kebijakan pembangunan wilayah maupun penempatan
kepariwisataan dalam konteks kepariwisataan wilayah yang lebih tinggi. Posisi kepariwisataan
kabupaten dalam kebijakan pembangunan dirumuskan berdasarkan:
a. posisi sektor kepariwisataan terhadap sector pembangunan lainnya dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM)Kabupaten Gunung Mas; dan
b. posisi sektor kepariwisataan kabupaten dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Provinsi Kalimantan Tengah dan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional
(RIPPARNAS).
3. Isu-Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan
Isu pembangunan kepariwisataan merupakan potensi dan permasalahan penting yang menjadi
faktor kunci keberhasilan dan prioritas dalam pembangunan kepariwisataan. Isu strategis
pembangunan kepariwisataan kabupaten dirumuskan berdasarkan:
a. potensi yang dimiliki kabupaten dalam mendukung pembangunan destinasi pariwisata,
industri pariwisata, pemasaran dan kelembagaan kepariwisataan; b. permasalahan yang
dihadapi kabupaten dalam mendukung pembangunan destinasi pariwisata, industri
pariwisata, pemasaran dan kelembagaan kepariwisataan;
b. posisi pembangunan kepariwisataan kabupaten dalam kebijakan pembangunan wilayah
kabupaten dan pembangunan kepariwisataan nasional dan provinsi; dan d. isu-isu
pembangunan wilayah kabupaten.
4. Prinsip-Prinsip Pembangunan Kepariwisataan
Prinsip-prinsip pembangunan kepariwisataan merupakan ideologi yang dianut dalam merumuskan
arah pembangunan kepariwisataan. Prinsip-prinsip pembangunan kepariwisataan kabupaten
dirumuskan berdasarkan:
a. isu-isu pembangunan kepariwisataan nasional dan provinsi;
b. prinsip-prinsip pembangunan kepariwisataan yang berkembang pada skala provinsi dan
nasional;
c. visi dan misi pembangunan wilayah kabupaten;
d. isu-isu strategis pembangunan kepariwisataan kabupaten; dan
e. isu-isu strategis pembangunan wilayah kabupaten.
5. Visi dan Misi Pembangunan Kepariwisataan
Visi adalah rumusan mengenai keadaan yang ingin dicapai oleh kepariwisataan pada suatu
periode perencanaan berjangka panjang. Sedangkan misi adalah pernyataan rumusan mengenai
komitmen untuk mewujudkan visi pembangunan kepariwisataan. Visi pembangunan
kepariwisataan kabupaten dirumuskan berdasarkan:
a. isu-isu strategis pembangunan kepariwisataan kabupaten/kota;
b. prinsip-prinsip pembangunan kepariwisataan kabupaten/kota;
c. visi pembangunan kepariwisataan provinsi;
d. visi pembangunan wilayah kabupaten;
e. isu terkini pembangunan kabupaten; dan
f. kondisi objektif sumber daya pembangunan dan pariwisata kabupaten.
Misi pembangunan kepariwisataan dirumuskan berdasarkan:
a. visi pembangunan kepariwisataan, dan
b. kondisi objektif sumber daya pembangunan dan pariwisata.

KAK Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten ( RIPPARKAB)

4
6. Tujuan Pembangunan Kepariwisataan
Tujuan pembangunan kepariwisataan merupakan kondisi yang harusdicapai kepariwisataan pada
akhir masa perencanaan. Tujuan pembangunan kepariwisataan harus mengintegrasikan
aspekdestinasi pariwisata, industry pariwisata, pemasaran pariwisata, dan kelembagaan
kepariwisataan.
Tujuan pembangunan kepariwisataan kabupaten dirumuskan berdasarkan:
a. visi dan misi pembangunan kepariwisataan kabupaten;
b. isu-isu strategis pembangunan kepariwisataan kabupaten;
c. isu-isu strategis pembangunan wilayah kabupaten;
d. posisi kepariwisataan kabupaten dalam kepariwisataan provinsi; dan
e. posisi kepariwisataan kabupaten terhadap sektor lain.
7. Sasaran Pembangunan Kepariwisataan
Sasaran pembangunan kepariwisataan merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata dengan
pembangunan kepariwisataan yang dilakukan. Rumusan sasaran harus dinyatakan lebih spesifik
danterukur.
Sasaran pembangunan kepariwisataan kabupaten dirumuskan berdasarkan:
a. visi dan misi pembangunan kepariwisataan kabupaten;
b. tujuan pembangunan kepariwisataan kabupaten;
c. sasaran dan target pembangunan kepariwisataan provinsi; dan
d. kecenderungan perkembangan pariwisata kabupaten.
8. Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan
Kebijakan pembangunan kepariwisataan merupakan arahan pembangunan yang dirumuskan
untuk mencapai tujuan pembangunan kepariwisataan. Kebijakan pembangunan kepariwisataan
harus mengintegrasikan aspek destinasi pariwisata, industri pariwisata, pemasaran pariwisata,
dan kelembagaan kepariwisataan. Kebijakan pembangunan kepariwisataan daerah merupakan
arah tindakan pembangunan kepariwisataan yang bersifat multi dimensi dan lintas sektor.
Kebijakan pembangunan kepariwisataan dirumuskan berdasarkan:
a. visi dan misi pembangunan kepariwisataan;
b. tujuan pembangunan kepariwisataan; dan
c. peraturan perundang-undangan yang terkait.
9. Strategi Pembangunan Kepariwisataan
Strategi pembangunan kepariwisataan merupakan penjabaran kebijakan berupa rumusan
langkah-langkah pencapaian yang lebih nyata untuk mewujudkan tujuan pembangunan
kepariwisataan. Strategi pembangunan kepariwisataan terdiri dari strategi pembangunan destinasi
pariwisata, strategi pembangunan industri pariwisata, strategi pembangunan pemasaran
pariwisata, dan strategi pembangunan kelembagaan kepariwisataan.
a. Strategi Pembangunan Destinasi Pariwisata Strategi pembangunan destinasi pariwisata
merupakan penjabaran kebijakan terkait destinasi pariwisata berupa rumusan langkah-
langkah untuk mewujudkan kabupaten sebagai destinasi pariwisata dalam dimensi
keruangan. Strategi pembangunan destinasi pariwisata kabupaten memuat:
1) Strategi perwilayahan pariwisata kabupaten memuat:
a) penetapan pusat pelayanan primer dan sekunder pariwisata kabupaten;
b) kriteria penetapan Destinasi Pariwisata Kabupaten (DPK), Kawasan Pengembangan
Pariwisata (KPP) kabupaten, dan Kawasan Strategis Pariwisata (KSP) kabupaten;
c) penetapan destinasi pariwisata kabupaten;

KAK Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten ( RIPPARKAB)

5
d) penetapan Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP) kabupaten, dan Kawasan
Strategis Pariwisata (KSP) kabupaten; dan
e) strategi pembangunan keterkaitan antar-KPP, antar-KSP, serta antara KPP dan KSP
Kabupaten.
2) Strategi pengembangan daya tarik wisata kabupaten memuat:
a) penetapan daya tarik wisata kabupaten;
b) konsep pengembangan daya tarik wisata kabupaten;
c) strategi pengembangan sumber daya alam dan budaya yang potensial dikembangkan
sebagai daya tarik wisata;
d) strategi penguatan keterkaitan antar daya Tarik wisata unggulan kabupaten; dan
e) strategi pembangunan keterkaitan antara daya tarik wisata unggulan kabupaten
dengan daya Tarik di kabupaten lain yang memiliki karakteristik dan tema
pengembangan yang samaatau saling mendukung.
3) Strategi pengembangan fasilitas pariwisata kabupaten memuat:
a) strategi peningkatan kualitas pusat informas pariwisata kabupaten;
b) penetapan arahan lokasi fasilitas pariwisata dan kualifikasinya di setiap lokasi, KPP,
dan KSPkabupaten; dan
c) penetapan kuota fasilitas pariwisata sesuai dengan kebutuhan pelayanan wisatawan
dan penduduk kabupaten saat ini dan di masa yang akan datang.
4) Strategi pengembangan fasilitas umum pendukung pariwisata kabupaten memuat:
a) penetapan fasilitas umum yang paling dibutuhkan untuk mendukung pembangunan
kepariwisataan di kabupaten serta strategi pengembangannya; dan
b) strategi peningkatan kualitas fasilitas umum yang sudah ada untuk mendukung
pengembangan kepariwisataan kabupaten.
5) Strategi pengembangan sistem jaringan transportasi internal dan eksternal untuk
mendukung pembangunan kepariwisataan.
6) Strategi koordinasi lintas sektor dalam pembangunan prasarana dan fasilitas umum dan
konektivitasnya.
7) Strategi lingkungan terkait kepariwisataan kabupaten memuat strategi pengelolaan
dampak akibat perkembangan pariwisata kabupaten.
8) Strategi pemberdayaan masyarakat kabupaten memuat strategi pelibatan masyarakat
dalam pembangunan DPK/KPPK/KSPK.
9) Strategi pemberdayaan investasi pariwisata.
b. Strategi Pembangunan Industri Pariwisata Strategi pembangunan industri pariwisata
merupakan penjabaran dari kebijakan pembangunan kepariwisataan tentang industri
pariwisata, yang merupakan rumusan langkah-langkah yang ditetapkan untuk pembangunan
industri pariwisata dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan pembangunan kepariwisataan.
Strategi pembangunan industri pariwisata kabupaten memuat:
1) strategi pembangunan struktur industri pariwisata, mencakup fungsi, hierarki, dan
hubungan antar matarantai pembentuk industri pariwisata di kabupaten;
2) strategi pengembangan kemitraan usaha pariwisata di kabupaten;
3) strategi peningkatan kredibilitas bisnis industry pariwisata di kabupaten;
4) strategi pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah masyarakat di bidang
pariwisata dan yang terkait sebagai elemen produk pariwisata berdaya saing provinsi dan
nasional;

KAK Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten ( RIPPARKAB)

6
5) strategi pengelolaan industri pariwisata dikabupaten untuk memenuhi standar nasional
dan internasional;
6) strategi pengendalian perkembangan usaha pariwisata dalam rangka membangun iklim
persaingan yang sehat dan menjaga keseimbangan daya dukung lingkungan kabupaten.
c. Strategi Pembangunan Pemasaran Pariwisata Strategi pemasaran pariwisata merupakan
penjabaran kebijakan pembangunan kepariwisataan tentang pemasaran pariwisata, berupa
rumusan langkah-langkah yang ditetapkan untuk pengembangan pemasaran pariwisata
dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan pembangunan kepariwisataan.
Strategi pembangunan pemasaran pariwisata kabupaten memuat:
1) strategi segmentasi dan pemilihan pasar sasaran pariwisata kabupaten/kota;
2) strategi penempatan strategik posisi (positioning) kabupaten/kota sebagai destinasi
pariwisata provinsiatau nasional atau internasional;
3) strategi bauran pemasaran pariwisata kabupaten/kota sebagai destinasi pariwisata
provinsi, nasional, atau internasional (termasuk, namun tidak terbatas padaproduk,
distribusi, dan promosi);
4) strategi kemitraan pemasaran pariwisata kabupaten; 5) rancangan sistem pendukung
manajemen (management supporting system); dan
5) sistem evaluasi keberhasilan pemasaran pariwisata kabupaten.
d. Strategi Pembangunan Kelembagaan Pariwisata
Strategi pembangunan kelembagaan kepariwisataan merupakan penjabaran kebijakan
pembangunan kepariwisataan yang terkait dengan kelembagaan kepariwisataan, berupa
rumusan langkah-langkah yang ditetapkan untuk pengembangan kelembagaan
kepariwisataan dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan pembangunan kepariwisataan.
Strategi pembangunan kelembagaan kepariwisataan kabupaten memuat:
1) strategi pengembangan sumber daya kelembagaan tingkat kabupaten yang lebih efektif;
2) strategi pengembangan organisasi birokrasi, organisasi swasta, pendidikan, profesi, dan
organisasi masyarakat tingkat kabupaten yang mendukung pembangunan
kepariwisataan;
3) strategi regulasi untuk membangun iklim yang kondusif bagi investor, pengendalian
perkembangan fisik untuk pariwisata, serta pembinaan karir di bidang kepariwisataan; dan
4) strategi peningkatan kompetensi sumber daya manusia di lingkungan pemerintah dan
swasta di kabupaten.
10. Rencana Pembangunan Perwilayahan
Pariwisata Rencana pembangunan perwilayahan pariwisata merupakan rumusan arahan sistem
perwilayahan kepariwisataan, yang mencakup struktur pelayanan pariwisata, destinasi pariwisata,
kawasan pengembangan pariwisata, dan kawasan strategis pariwisata. Rencana perwilayahan
pariwisata memuat:
a. Rencana struktur perwilayahan pariwisata merupakan kerangka perwilayahan pariwisata yang
terdiri dari pusatpusat pelayanan pariwisata yang berhierarki satu sama lain, yang memiliki
fungsi sesuai dengan karakteristik daya tarik wisata yang dikembangkannya, dihubungkan
oleh jaringan transportasi sebagai elemen pengikat.
b. Rencana destinasi pariwisata merupakan arahan pembangunan destinasi pariwisata dalam
system perwilayahan pariwisata.
c. Rencana kawazan pengembangan pariwisata merupakan arahan pembangunan kawasan
pariwisata yang menurut hasil analisis dapat menjadi andalan dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi serta mencapai visi dan misi pengembangan kepariwisataan daerah.

KAK Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten ( RIPPARKAB)

7
d. Rencana kawasan strategis pariwisata merupakan arahan pengembangan kawasan
pariwisata yang dianggap strategis untuk menjawab isu-isu strategis pembangunan wilayah
dan atau pembangunan kepariwisataan.
11. Program Pembangunan Kepariwisataan
a. Program Pembangunan Destinasi Pariwisata Program pembangunan destinasi pariwisata
merupakan tindakan-tindakan yang dirumuskan untuk dilaksanakan oleh pemerintah daerah
dan pihak lain yang terkait, pada waktu yangtelah ditentukan, secara bertahap, sebagai
bentuk pengejawantahan strategi pembangunan destinasi pariwisata dan rencana
pengembangan kawasan pariwisata yang telah ditetapkan.
b. Program Pembangunan Industri Pariwisata Program pembangunan industri pariwisata
merupakan tindakan-tindakan yang dirumuskan untuk dilaksanakan oleh pemerintah daerah
dan pihak lainyang terkait, pada waktu-waktu yang telah ditentukan,secara bertahap, sebagai
bentuk penjabaran dari strategi pembangunan industri pariwisata yang telah ditetapkan.
c. Program Pembangunan Pemasaran Pariwisata Program pembangunan pemasaran pariwisata
merupakan tindakan-tindakan yang dirumuskan untuk dilaksanakan danpihak lain yang terkait,
pada waktu-waktu yang telah ditentukan,secara bertahap, sebagai bentuk penjabaran dari
strategipemasaran pariwisata yang telah ditetapkan.
d. Program Pembangunan Kelembagaan Pariwisata Program pembangunan kelembagaan
kepariwisataan merupakan tindakan-tindakan yang dirumuskan untuk dilaksanakan oleh
pemerintah dan pihak lain yang terkait, pada waktu-waktu yang telah ditentukan, secara
bertahap, sebagai bentuk penjabaran strategi pembangunan
kelembagaan kepariwisataan yang telah ditetapkan. Program pembangunan kepariwisataan
memuat:
1) judul program pembangunan yang mendukung implementasi strategi pembangunan
kabupaten;
2) indikasi kegiatan pembangunan;
3) waktu pelaksanaan program pembangunan;
4) pemangku kepentingan yang bertindak sebagai penanggung jawab pelaksanaan program;
dan
5) pemangku kepentingan yang bertindak sebagai pendukung pelaksanaan program.
12. Mekanisme Pengendalian Pembangunan Kepariwisataan Mekanisme pengendalian
pembangunan kepariwisataan merupakantata cara yang dibuat atau disusun dalam upaya
mengendalikan pembangunan kepariwisataan agar sesuai dengan arahan kebijakan, strategi,
rencana, dan program yang termuat dalam RIPPARKAB.
13. Mekanisme pengendalian pembangunan kepariwisataan memuat:
a. tujuan dan sasaran pengendalian pembangunan kepariwisataan;
b. aspek-aspek pengendalian pembangunan kepariwisataan;
c. indikator dan tolok ukur pengendalian pembangunan kepariwisataan;
d. tim pengendalian pembangunan kepariwisataan; dan
e. prosedur pengendalian pembangunan kepariwisataan
2. Lingkup Kegiatan
Lingkup Kegiatan Kajian Teknis Rencana Induk Pariwisata Daerah (RIPPARDA) Kabupaten
Gunung Mas terbagi atas beberapa tahapan yaitu:
1. Tahap Persipan meliputi:
a. Pemahaman terhadap KAK;

KAK Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten ( RIPPARKAB)

8
b. Penyusunan rencana kerja terinci sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga
dapat diselesaikan tepat waktu.
c. Persiapan personil maupun peralatan-peralatan dan data pendukung dipersiapkan dengan
baik dan disusun rencana kerja

2. Tahap pendahuluan meliputi :


a. Pengumpulan data sekurang-sekurang: Identifikasi karakteristik dan kondisi produk wisata
(data sekunder) dan visual (obyek dan daya tarik wisata).
b. Identifikasi potensi dan masalah dilakukan dengan mengacu pada kompilasi data
kepariwisataan yang ada (data sekunder dan data visual)
c. Pemahaman, wilayah perencanaan, sebagai kajian untuk mengidentifikasi kedudukan
wilayah perencanaan terhadap konteks pengembangan pembangunan kepariwisataan yang
akan dilakukan. (analisis data sekunder)
d. Identifikasi sarana dan prasarana mencakup: identifikasi jaringan prasarana dan pelayanan
transportasi, identifikasi, sarana wisata
e. Identifikasi pengembangan wisata dan analisis kebutuhan akan pembangunan fisik baik
berupa jalan bangunan jembatan dan sebagianya.
f. Tanggapan kepada kerangka acuan, menyiapkan peta dasar dan peta wilayah perencanaan
dengan rujukan peta rupa bumi dengan skala minimal 1 : 50.000 mengacu kepada ketentuan
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.
g. Menyediakan dan menyiapkan data spasial berupa citra satelit resolusi tinggi yang terbaru
yang dapat digunakan sebagai peta dasar dalam menyusun peta-peta tematik terkait tata
ruang dengan tingkat ketelitian minimal skala 1 : 50.000 dengan toleransi tutupan awan 10%
- 15 %.
h. Menyediakan peta tematik yang mendukung kegiatan Kajian Rencana Induk Pariwisata
Daerah (RIPPARDA) Kabupaten Gunung Mas mengacu pedoman bidang penataan ruang
dengan penajaman tema peta sesuai kondisi wilayah perencanaan, dengan tingkat ketelitian
skala 1 : 50.000 peta-peta tematik ini merupakan hasil olahan data primer atau skunder atau
kombinasi keduanya
i. Menyusun metodologi pekerjaan yang akan dilakukan, kebutuhan data dan persiapan survei.
j. Merumuskan isu strategis dan permasalahan wilayah perencanaan.
k. Mengumpulkan data spasial dan informasi yang berkaitan dengan pekerjaan.
l. Menyiapkan laporan pendahuluan dan bahan tayangan presentasi.
Adapun substansi yang harus ada dalam laporan pendahuluan adalah :
- Rencana Kerja;
- Metodologi pekerjaan;
- Isu permasalahan wilayah;
- Konsep peta;
- Konsep analisis;
- Rumusan kajian literatur;
- Outline Materi Teknis Rencana Induk Pariwisata Daerah (RIPPARDA) Kabupaten
Gunung Mas;

KAK Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten ( RIPPARKAB)

9
m. Melakukan Pembahasan Laporan pendahuluan dan Menyiapkan Notulensi pembahasan
serta dokumentasinya.
3. Tahap Antara Meliputi :
a. Melakukan Kegiatan Survei ke daerah dalam rangka menjaring isu strategis dan
permasalahan wilayah perencanaan pariwisata, dan mengumpulkan data primer serta data
skunder. Kecamatan di Kabupaten Gunung Mas yang memiliki objek wisata yang potensial
untuk dikembangkan, yaitu :
1) Kecamatan Kahayan Hulu Utara
2) Kecamatan Damang Batu
3) Kecamatan Miri Manasa
4) Kecamatan Kurun
5) Kecamatan Manuhing
6) Kecamatan Manuhing Raya
7) Kecamatan Rungan
8) Kecamatan Rungan Barat
9) Kecamatan Rungan Hulu
10) Kecamatan Sepang
11) Kecamatan Mihing Raya
12) Kecamatan Tewah

b. Cakupan wilayah studi adalah Objek Wisata Budaya dan Alam di Kabupaten Gunung Mas ,
meliputi:
A. Pengembangan Kawasan di WILAYAH UTARA yaitu
1) Kecamatan Damang Batu
 Betang Damang Batu di Tumbang Anoi,
 Kuburan Damang Pijar di tumbang Mahuroi,
 Kaleka Bandar, Kaleka Dambung Mangkurap,
 Riam Hiran,
 Riam Bamburiang,
 Riam sambajad,
 Hantipan,
 Kaleka Tumbang Dangoi,
 Bukit Raya,
 Bukit Keminting ,
 Bukit Tatan Samatuan,
 Puruk Sandukui (Bukit Telunjuk) Hulu Sungai Kahayan,
2) Kecamatan Kahayan Hulu :
 Betang Singa Kenting,
 Betang Jaga Kamis,
 Kaleka Betang Jaga Nahan di Desa Tumbang Korik,

B. Pengembangan Kawasan di WILAYAH TIMUR yaitu


1) Kecamatan Tewah :
 Puruk Batu Suli,
 Situs Tamanggung Amai Rawang di Tumbang Manange,
 Situs Tambun Bungai,

KAK Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten ( RIPPARKAB)

10
 Batu Bulan di Tumbang Pajangei,
 Situs Rangan Dahadih Tumbang Ampit/Hurung Humbang,
 Situs Kuta Bukit Ngalangkang,
 Bendungan Sekata di Kelurahan Tewah,
 Situs Sejarah Kaleka Betang di Desa Batu Nyapau,
 Sandung Nyai Balau di Tewah,
2) Kecamatan Kurun :
 Air Terjun Batu Mahasur,
 Air Terjun Bawin Kameloh,
 Bendungan Sekata Juri,
 Taman Kota Kuala Kurun,
 Taman Patung Tambun Bungai/Taman Kota,
 Bundaran Tugu Selamat Datang,
 Jembatan Kahayan,
 Situs Temanggung Panji di Kuala Kurun,
 Situs Danau Ketah Balantau desa Petak Bahandang,
 Ulek Tumbang Puran Kuluk Kasintu di desa Tampang tumbang Anjir,
 Sangen Pakang (Pangkalima Hujan Panas) di desa Tumbang Miwan,
3) Kecamatan Sepang :
 Kaleka Betang Siwung,
 Huma Hai Dambung Tahunjung Danau Dai di Desa Sepang Simin,
 Batu Mamben,
 Kaleka Petuk,
4) Kecamatan Mihing Raya
 Kaleka Batu Landai,
 Kaleka Luwuk Sungkai,
 Kaleka Luwuk Andan,
 Bukit Tambak Raja,
 Sandung Basir Loting,
C. Pengembangan Kawasan di WILAYAH BARAT yaitu di
1) Kecamatan Rungan:
 Riam Guhung Rawai,
 Situs Betang Toyoi di Desa Tumbang Malahoi,
 Hutan Ulin di desa Parempei,
2) Kecamatan Rungan Barat :
 Batu Bagalang di desa Rabambang,
 Batu Bajaung di desa Tajah Antang Raya,
3) Kecamatan Rungan Hulu :
 Situs Kaleka Betang di Desa Tumbang Lapan,
 Kuta Hantapang,
 Kuta Mapot di desa Tumbang Lapan,
 Sandung Ongko Gerek di desa Tumbang Lapan,
4) Kecamatan Manuhing Raya
 Gohong Karaha di desa Mantuhe,
 Bukit Suling di desa Tehang,

KAK Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten ( RIPPARKAB)

11
c. Tim konsultan diharuskan melakukan analisis secara komprehensif maupun detail (sampai
objek wisata. Baik deskriptif, statistik maupun spacial. Secara keseluruhan bidang analisis
yang akan dicakup dalam kajian ini mencakup sebagai berikut:
1). Analisis Objek dan Daya Tarik Wisata (Attractions)
Analisis pada komponen objek dan daya tarik wisata (attraction), akan diarahkan pada
pemetaan potensi-potensi objek dan daya tarik wisata ataupun kegiatan yang dapat
dikembangkan sebagai daya tarik Kabupaten Gunung Mas .
Potensi-potensi tersebut akan diidentifikasi dan dievaluasi untuk menentukan Rencana
pengembangan Pariwisata Kabupaten Gunung Mas .

2). Analisis Komponen fasilitas Penunjang (ameneties)


Sementara itu kajian komponen amenitas atau fasilitas penunjang wisata secara
keseluruhan akan bertujuan untuk menemukan dan menganalisis hal-hal sebagi beriktu:
- Memetakan serta mengevaluasi jenis, sebaran serta kondisi fasilitas penunjang dan
pelayanan wisata yang sudah ada di Kabupaten Gunung Mas, termasuk
menemuken potensi dan permasalahan fasilitas yang sudah ada di Kabupaten
Gunung Mas.

3). Analisis komponen Aksesibilitas


Kajian atau analisis pada komponen aksesbilitas dalam konteks perencanaan Pariwisata
Kabupaten Gunung Mas bertujuan untuk :
- Mengidentifikasi pergerakan wisata yang ada maupun pergerakan aktifitas umum
Wisatawan di Kabupaten Gunung Mas serta menformulasikan kebutuhan
pengembangan jalur aksesbilitas dan infrastruktur pendukung (transportasi) lainnya.
- Mengidentifikasi potensi pergerakan wisata yang perlu diwadahi didalam area
pengembangan berdasarkan potensi-potensi kegiatan yang akan dikembangkan.
d. Menyusun skernario teknis rencana induk pengembangan pariwisata sebagai pendorong
ekonomi dan pembanguanan wilayah di susun di dalam teks dan peta.
e. Menyediakan album peta untuk bahan pembahasan yang meliputi peta-peta tematik
pendukung.
f. Menyiapkan laporan antara dan bahan tayangan presentasi.
Adapun substansi yang harus ada dalam laporan antara adalah;
- Data : primer dan skunder, spasial dan non spasial;
- Rumusan isu strategis wilayah perencanaan;
- Hasil analisis deskriptif, statistik dan spasial
- Skenario pengembangan pariwisata
- Konsep teknis Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten Gunung Mas
g. menyelanggarakan forum diskusi dan pembahasan laporan antara dan menyiapkan
Notulensi pembahasan serta dokumentasinya.
c. Tahap draf akhir meliputi :
Laporan Draff Laporan Akhir Pembuatan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten
(RIPPARKAB) Gunung Mas secara umum akan berisikan:
1. Melakukan perumusan dari notulensi untuk revisi dari temuan sebagaimana disampaikan
dalam Laporan Antara;
2. Hasil analisis meliputi kombinasi berbagi metode menyesuaikan bidang dan aspek yang telah
dianalisis.

KAK Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten ( RIPPARKAB)

12
3. Merekomendasikan kawasan-kawasan strategis pariwisata.
4. Presentasi hasil Pekerjaan Draft Laporan Akhir dengan Stakeholder terkait.
5. Menyusun menyerahkan laporan draft akhir, dan bahan tayangan, serta draft lampiran untuk
laporan akhir. Adapun substansi yang harus ada dalam laporan draft akhir adalah :
- Tujuan, Kebijakan, strategi dan rencana pengembangan pariwisata
- Rencana Implementasi Pengembangan pariwisata
6. Menyelenggarakan forum diskusi dan pembahasan laporan Draft akhir dan menyiapkan
notulensi pembahasan serta dokumentasinya.
d. Tahap akhir, Meliputi:
1. Memperbaiki Laporan draft akhir sesuai dengan masukan yang diperoleh dari diskusi dan
pembahasan laporan draft akhir.
2. Menyiapkan dan Menyerahkan Laporan akhir dan seluruh lampiran yang harus di serahkan
bersama dengan laporan akhir.

D. DATA DAN FASILITAS PENUNJANG


a. Data Dasar
Data dasar yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan ini, diantaranya adalah :
1. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) Tahun 2010-
2025.
1. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPDA) Provinsi kalimantan
Tengah
2. Rencana strategi (renstra) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunung Mas.
3. Kabupaten Gunung Mas Dalam Angka.
4. RTRW Kabupaten Gunung Mas.
5. Data lain yang terkait.

b. Standar Teknis
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dan Standar Dokumen Pengadaan (Dokumen Pemilihan).

Selain peraturan tersebut, Konsultan Perencana juga harus memperhatikan Peraturan Menteri
Pariwisata No. 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pembangunan
Pariwisata Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai pedoman dalam proses Penyusunan Rencana
Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA) Kabupaten Gunung Mas .

c. Studi-Studi Terdahulu
Dalam pelaksanaan tugasnya, Kosultan Perencana harus senantiasa memperhatikan hasil studi-
studi terdahulu terkait kepariwisataan Kabupaten Gunung Mas serta Provinsi Kalimantan Tengah.

d. Referensi Hukum
1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor
10 Tahun 1957 Tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah Dan
Perubahan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah-daerah

KAK Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten ( RIPPARKAB)

13
Swatantra Tingkat I Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan Dan Kalimantan Timur (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1284) Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1958 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1622);
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya ;
3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Cagar Budaya. Revisi Tambahan menjadi
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010.
4. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun
1992 Nomor 115; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501);
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran
Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Negara Nomor 3699);.
6. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Tahun 1999 Nomor 60; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta
Bentuk dan Tata cara Peran serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara
Tahun 1996 Nomor 104 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3660);
8. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4916);
9. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4966);
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan
Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
12. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 8 Tahun
2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan
Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah
Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107);

KAK Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten ( RIPPARKAB)

14
15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional tahun 2010 – 2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 125)
16. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5262);
17. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
18. Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2015 tentang Kementerian Pariwisata (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 20);
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang di Daerah;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 tentang Jenis dan Bentuk Produk
Hukum Daerah;
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan
Produk Hukum Daerah;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2006 tentang Lembaran Daerah dan Berita
Daerah;
23. Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pariwisata (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 545);

E. METODOLOGI
Metodologi Pendekatan dalam penyusunan Penyusunan Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA) Kabupaten Gunung Mas adalah melalui tahapan/proses antara
lain :
1. Tahap Persiapan Penyusunan
Dalam tahapan ini dilakukan beberapa kegiatan yang menunjang kelancaran penyusun
kegiatan antara lain: persiapan teknis meliputi menyiapkan kelengkapan administrasi,
menyusun program/rencana kerja, perumusan subtansi secara garis besar, penyiapan
checlist data dan kuesioner, metode pendekatan dan peralatan yang diperlukan
2. Tahap Pengumpulan data dan Informasi
Pengumpulan data dilakukan melalui pengumpulan data primer dan sekunder. Pengumpulan
data primer dilakukan melalui penyebaran kuesioner, wawancara maupun focus group
discussion serta peninjauan lapangan secara langsung untuk mengenali kondisi fisik, sosial
dan ekonomi. Data sekunder dilakukan melalui data pustaka terkait karakteristik wilayah dan
aspek-aspek dalam pengembangan kepariwisataan.
Pengumpulan daya dan informasi meliputi :
a. Destinasi pariwisata, mencakup:
1) Kondisi geobiofisik wilayah.
2) Daya tarik wisata (alam, budaya dan buatan).
3) Aksesibilitas pariwisata (prasarana dan sarana transportasi darat, laut dan udara).
4) Demografi/kependudukan.
5) Demografi sosial, ekonomi, pemerintahan dan keamanan wilayah.

KAK Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten ( RIPPARKAB)

15
6) Prasarana umum (air bersih, energi listrik, telekomunikasi, persampahan, air limbah,
mitigasi bencana, dan lain-lain).
7) Fasilitas umum (fasilitas pendidikan, kesehatan, peridabatan, olah raga, pasar, dan
lain-lain).
8) Fasilitas pariwisata (fasilitas daya tarik wisata, akomodasi pariwisata, restoran/rumah
makan, wisata tirta, spa, informasi pariwisata, keimigrasian, keamanan pariwisata,
rambu-rambu pariwisata, took cinderamata).
9) Masyarakat pariwisata (suku, adat istiadat, tradisi, budaya masyarakat, peninggalan
sejarah dan warisan budaya, sistem sosial, pranata sosial, kearifan lokal, kegiatan
ekonomi masyarakat).
10) Investasi pariwisata (jenis usaha investasi, pelaku, nilai investasi dan iklim investasi).
b. Industri pariwisata, mencakup:
1) Jenis dan sebaran usaha pariwisata (usaha daya Tarik wisata, akomodasi
pariwisata, restoran/rumah makan, wisata tirta, spa, transportasi wisata, perjalanan
wisata, hiburan dan rekreasi, MICE, jasa informasi pariwisata, jasa konsultan
pariwisata, dan jasa pramuwisata).
2) Karakteristik usaha pariwisata (profil usaha pariwisata, kemitraan usaha pariwisata,
keterkaitan antar usaha, tantangan dan kebutuhan dunia usaha, kepedulian terhadap
lingkungan dan kredibilitas usaha.
3) Daya saing usaha industri.
4) Ketenagakerjaan industri pariwisata.
c. Pemasaran pariwisata, mencakup:
1) Pasar pariwisata (jumlah kunjungan dan demografi wisatawan).
2) Perilaku dan preferensi wisatawan (lama menginap, loyalitas, daya tarik/atraksi
wisata yang disukai, cara memperoleh informasi, dan lain-lain).
3) Pola belanja/pengeluaran wisatawan (jenis-jenis produk wisata yang dibeli dan nilai
pengeluaran wisatawan).
4) Citra pariwisata (kesan wisatawan, tingkat kepuasan wisatawan).
5) Pemasaran dan promosi pariwisata (strategi komunikasi dan pemasaran pariwisata,
bauran pemasaran, kemitraan pemasaran, kegiatan promosi pariwisata).
d. Kelembagaan kepariwisataan, mencakup:
1) Kebijakan dan regulasi terkait kepariwisataan (pembangunan daerah, penataan
ruang, kebijakan dan regulasi kepariwisataan, kebijakan dan regulasi sektorsektor
terkait kebijakan dan regulasi investasi, dan lain-lain).
2) Organisasi kepariwisataan (organisasi pemerintah dan organisasi non-pemerintah).
3) Sumber daya manusia pariwisata (SDM pariwisata di tingkat pemerintah, SDM
pariwisata di tingkat dunia usaha dan masyarakat).
4) Penelitian dan pengembangan pariwisata (lembaga litbang, kegiatan litbang dan
produk litbang).
5) Kelembagaan kemitraan kepariwisataan.
3. Tahap Diagnosis Awal
a. Analisis potensi dan permasalahan pembangunan kepariwisataan menggunakan metode
SWOT. Analisis potensi pembangunan kepariwisataan yaitu keunggulan kepariwisataan

KAK Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten ( RIPPARKAB)

16
dari komponen-komponen internal maupun eksternal yang dimiliki Kabupaten Gunung
Mas yang dapat mendorong pembangunan kepariwisataan daerah. Analisis
permasalahan yaitu kelemahan yang harus dijawab dan ancaman yang harus dihadapi
Kabupaten Gunung Mas dalam mewujudkan pembangunan kepariwisataan
berkelanjutan.
b. Diagnosis isu-isu strategis pembangunan daerah. Isu-isu strategis pembangunan daerah
dijabarkan dari isuisu strategis pada dokumen RPJPD dan RPJMD.
c. Analisis isu-isu srategis pembangunan kepariwisataan daerah, yaitu potensi dan
permasalahan penting yang menjadi prioritas dalam pembangunan kepariwisataan
kabupaten.
d. Analisis posisi kepariwisataan Kabupaten Gunung Mas dalam kebijakan pembangunan
yang merupakan hasil kajian terhadap penempatan sektor kepariwisataan dalam
kebijakan pembangunan kabupaten maupun penempatan kepariwisataan kabupaten
dalam konteks kepariwisataan provinsi dan nasional. Posisi kepariwisataan Kabupaten
Gunung Mas dirumuskan berdasarkan:
1) posisi sektor kepariwisataan terhadap sector pembangunan lainnya dalam RPJPD
dan RPJMD;
2) posisi sektor kepariwisataan Kabupaten Gunung Mas dalam Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) dan Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS).
e. Analisis tahap perkembangan kepariwisataan daerah.
Tahap perkembangan kepariwisataan daerah dianalisis dengan menggunakan model-
model perkembangan pariwisata.
4. Tahap Penyusunan Rancangan
Tahap penyusunan rancangan RIPPARKAB, dilakukan setelah data primer dan sekunder
dianalisis danselanjutnya dirumuskan sesuai dengan sistematika penulisan, kegiatan
meliputi:
a. Perumusan prinsip-prinsip pembangunan kepariwisataan kabupaten.
b. Perumusan Visi dan Misi pembangunan kepariwisataan kabupaten.
c. Perumusan tujuan pembangunan kepariwisataan kabupaten.
d. Perumusan kebijakan pembangunan kepariwisataan kabupaten.
e. Perumusan strategi pembangunan kepariwisataan kabupaten.
f. Perumusan rencana pengembangan perwilayahan pariwisata.
g. Prediksi/proyeksi target pembangunan kepariwisataan kabupaten, meliputi:
(1) jumlah kunjungan wisman;
(2) jumlah kunjungan wisnus;
(3) perolehan devisa;
(4) pengeluaran wisman;
(5) pengeluaran wisnus;
(6) perolehan PAD, dan;
(7) kontribusi terhadap PDRB
h. Penyusunan program-program pembangunan kepariwisataan kabupaten.
i. Penyusunan pengendalian pembangunan.

KAK Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten ( RIPPARKAB)

17
5. Tahap Uji Publik
Tahap uji publik dilaksanakan untuk meminta tanggapan, masukan, dan saran dari para
pemangku kepentingan pariwisata.

F. KELUARAN
Keluaran dari kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah
(RIPPARDA) Kabupaten Gunung Mas ini adalah berupa:
1. Buku Laporan Pendahuluan,
2. Buku Laporan Antara
3. Buku Rancangan/draf Laporan Akhir
4. Buku Laporan Akhir
5. Album Peta
6. Flashdisk Soft file

G. LOKASI KEGIATAN
Lokasi Kegiatan jasa Konsultasi ini pada Wilayah Kabupaten Gunung Mas.

H. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA ANGGARAN


Organisasi Pengguna Anggaran adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunung Mas.

I. SUMBER PENDANAAN
Untuk melaksanakan kegiatan ini sesuai HPS sebesar Rp. 600.000.000,00 (Enam Ratus Juta
Rupiah) termasuk semua pajak-pajak yang berlaku dengan sumber pendanaan berasal dari DAU
Tahun Anggaran 2021.

J. JENIS KONTRAK
Adapun jenis kontrak dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Kontrak berdasarkan cara pembayaran : Kontrak Waktu Penugasan
2. Kontrak berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran : Kontrak Tahun Tunggal 2021
3. Kontrak berdasarkan sumber pendanaan : Kontrak Pengadaan Tunggal
4. Kontrak berdasarkan jenis pekerjaan : Kontrak Pengadaan Tunggal

K. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan Kegiatan penyusunan revisi RIPPARKAB Kabupaten Gunung Mas
ditetapkan 5 (lima) bulan terhitung setelah diterimanya SPMK.

L. LINGKUP LAYANAN JASA


Kegiatan penyusunan Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah
(RIPPARDA) Kabupaten Gunung Mas melingkupi kegiatan jasa Perencanaan Penataan Ruang

M. TENAGA AHLI
Konsultan diwajibkan untuk mempersiapkan Tim Perencana yang ditugaskan khusus untuk
pekerjaan ini, dari mulai survei sampai dengan penyusunan perencanaan. Tim perencana minimal
terdiri atas:

KAK Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten ( RIPPARKAB)

18
a) Ketua Tim (Team Leader)
Team leader disyaratkan hanya 1 (satu) orang, dengan latar belakang pendidikan S1 Arsitektur
lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta sekaligus dengan pengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan di bidang Arsitektur, minimal 3 (Tiga) tahun. Memiliki SKA ahli Madya.
Tugas dan tanggung jawab Team Leader/ Ahli Arsitektur adalah:
 Mengkoordinasi dan mengarahkan seluruh Tim dalam melaksanakan tugasnya masing-
masing dari tahap persiapan sampai selesainya seluruh pekerjaan;
 Mendiskusikan penjadwalan, pelaksanaan pekerjaan serta penyelesaian masalah yang
timbul selama proses pelaksanaan pekerjaan;
 Mengkoordinir semua anggota tim dalam penyelesaian pekerjaan serta menghubungi
instansi lain yang terkait dengan pekerjaan tersebut;
 Mempunyai inisiatif, inovatif, tanggung jawab dan profesionalisme dalam menyelesaikan
hasil rancangan team;
 Mempunyai tanggung jawab langsung atas penyusunan dan terjaminnya penyampaian
seluruh laporan;
 Melakukan analisis rencana pengembangan jaringan jalan dengan mempertimbangkan
kesesuaian aspek Teknik Jalan dan Keselamatan.
 Mengidentifikasi kebutuhan penanganan jembatan pada trase yang dilaksanakan studi;
 Bekerjasama dengan personil engineer lainnya baik dalam penentuan suatu hasil analisis
yang membutuhkan multi disiplin maupun yang membuat pertimbangan bidang highway
engineering; dan
 Memberikan petunjuk teknis kepada tim terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
penyusunan dokumen studi kelayakan.

b) Ahli Perencanaan Wilayah


Ahli Perencanaan Wilayah 1 (satu) orang, Memiliki latar belakang pendidikan sekurang-
kurangnya S1 Perencanaan Wilayah lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta sekaligus
SKA Ahli Muda dengan pengalaman dibidangnya dengan pengalaman sekurang-kurangnya 3
(Tiga) tahun dalam membuat perencanaan dan analisa wilayah dan kawasan (wisata). Tugas
dan tanggung jawab Ahli Perencanaan Wilayah adalah:
 Mengkaji teori – teori pengembangan wilayah dalam kaitannya dengan investasi Pariwisata;
 Mengkaji kebijakan nasional lainnya yang terkait dengan pengembangan wilayah;
 Mengidentifikasi kebutuhan Pariwisata wilayah dalam upaya pengembangan wilayah.
 Mengkaji kebijakan Kabupaten yang sinergi dengan kebijakan Provinsi dan kebijakan
Nasional

c) Ahli GIS (Geographic Information System)


Ahli GIS (Geographic Information System) 1 (satu) orang, Memiliki latar belakang pendidikan
sekurang-kurangnya S1 Geografi lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta yang
memahami pengelolaan wilayah dan kawasan serta mampu menganalisa demografi dan
geografi, SKA Ahli Muda dengan pengalaman sekurang-kurangnya 2 (Dua).Tahun Memiliki
Sertifikat Sistem Informasi Geografis/GIS. Tugas dan tanggung jawab Ahli GIS (Geographic
Information System) adalah:
 Bertanggung jawab terhadap pekerjaan analisis dan penyusunan data-data spasial (Peta).
 Mengidentifikasi potensi dan permasalahan di bidang spasial.
 Melakukan analisa dan manipulasi spasial jika dibutuhkan

KAK Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten ( RIPPARKAB)

19
 selalu berkoordinasi dengan Team Leader dalam setiap pengambilan keputusan di masing-
masing wilayah pekerjaan.

d) Ahli Ekonomi/ Sosial


Ahli Ekonomi/ Sosial 1 (satu) orang, Memiliki latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya S1
Ekonomi/ Sosial lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta, memiliki pengalaman
dibidangnya sekurang-kurangnya 3 (Tiga) tahun yang mampu menguasai analisa potensi
ekonomi, sosial dan budaya dari Daerah Tujuan Objek Wisata (DTOW) untuk pengembangan
Pariwisata Kabupaten. Tugas dan tanggung jawab Ahli Ekonomi/ Sosial adalah:
 Bertanggung jawab terhadap pekerjaan analisis dan penyusunan kebijakan dalam bidang
Ekonomi/ Sosial Pembangunan serta masalah
 Kebijakan pengembangan Ekonomi/ Sosial di masing-masing wilayah pekerjaan.
 Mengidentifikasikasi dan merencanakan metode penyusunan dan analisis
ekenomi/pembiayaan pembangunan di masing-masing wilayah pekerjaan.
 Melakukan analisis keuangan dan peningkatan kapasitas keuangan di masing-masing
wilayah pekerjaan.
 Selalu berkoordinasi dengan Team Leader dalam setiap pengambilan keputusan di masing-
masing wilayah pekerjaan.

1. Tenaga Pendukung yang diperlukan:


Tenaga Pendukung, dengan jumlah dan kualifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dengan
priorritas tenaga local kabupaten Gunung Mas, meliputi:
a. Surveyor , 2 (dua) orang.
b. Drafter, 2 (dua) orang.
c. Operator Komputer, 1 (satu) orang.
d. Administrasi, 1 (satu) orang.
e. Tenaga pendamping survey 1 (satu) orang

N. KEPEMILIKAN DATA DAN HASIL KEGIATAN


Semua bentuk data, dokumen, peta, peta citra, atau foto yang digunakan selama pekerjaan, dengan
terbitnya kontrak tersebut menjadi hak milik pemberi kerja.

KAK Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten ( RIPPARKAB)

20

Anda mungkin juga menyukai