Anda di halaman 1dari 4

Gambar di atas merupakan salah satu rumah adat dari indonesia , ialah Nuwo Sesat dari Lampung .

Sebuah rumah adat yang sangat indah dan unik terpampang dari tampak depan rumah tersebut .

Ciri - Ciri Fisik

Ciri khas yang di miliki rumah tersebut adalah pada konstruksinya yang berbentuk panggung dan di
sangga oleh tiang - tinag besar yang kokoh . Bahan yang di gunakan sebagian besar dari kayu namun
dengan kualitas yang tinggi . Karena propinsi lampung termasuk daerah yang rawan dengan gempa ,
desain tersebut akan sangat cocok dan lebih kuat menahan gempa .

Ciri khas lainya adalah terdapat ijak geladak ( balkon ) yang di lengkapi dengan rurung agung ( atap /
kanopi ) pada bagian depan utama rumah tersebut ( lihat gambar di atas ) .

Desain Arsitektur

Di lihat dari sudut pandang arsitektur , Rumah adat nuwo sesat memiliki desain arsitektur dan ornamen
yang unik dan menawan . Kendahan dari ornamen yang menonjol terdapat pada rurung agung ( atap )
yang di hiasi dengan payung berwarna - warni . Semua warna tersebut mewakili tingkat masyarakat
tradisional lampung .

 Warna putih melambangkan tingkat marga .


 Warna kuning melambangkan tingkat kampung .
 Warna Merah melambangkan tingkat suku .
Jadi semua warna pada simbol tersebut menunjukan perbedaan status sosial , marga , dan suku .
Namun begitu masyarakat tradisional di daerah tersebut tetap menjaga perpaduan dan saling
menghormati antara satu dan lainnya .

Ornamen

Terdapat berbagai makna filosofi yang terdapat pada rumah adat nuwo sesat ini , di antaranya bentuk
ornamen dari aksara kuno lampung yang terdapat pada rumah adat tersebut . Selain itu railing tangga
pada rumah adat tersebut menggunakan ukiran yang indah dan halus sebagai dekorasi yang
menakjubkan .

Untuk lebih jelas mengenai rumah adat tersebut , anda bisa mendatangi daerah di mana rumah adat
nuwo sesat berada , yaitu propinsi lampung .

http://desain-rumah-idamanku.blogspot.com/2014/10/rumah-adat-nuwo-sesat.html

much affandy

Rumah Adat Lampung(Nuwo Sesat)


Rumah Adat Lampung umumnya terdiri dari bangunan tempat tinggal disebut Lamban, Lambahana atau Nuwou, bangunan ibadah yang disebut Mesjid,
Mesigit, Surau, Rang Ngaji, atau Pok Ngajei, bangunan musyawarah yang disebut sesat atau bantaian, dan bangunan penyimpanan bahan makanan dan
benda pusaka yang disebut Lamban Pamanohan
Rumah Adat Tradisional Nuwo sesat

Rumah adat orang Lampung biasanya didirikan dekat sungai dan berjajar sepanjang jalan utama yang membelah kampung, yang disebut tiyuh. Setiap
tiyuh terbagi lagi ke dalam beberapa bagian yang disebut bilik, yaitu tempat berdiam buway . Bangunan beberapa buway membentuk kesatuan teritorial-
genealogis yang disebut marga. Dalam setiap bilik terdapat sebuah rumah klen yang besar disebut nuwou menyanak. Rumah ini selalu dihuni oleh
kerabat tertua yang mewarisi kekuasaan memimpin keluarga.

Arsitektur lainnya adalah “lamban pesagi” yang merupakan rumah tradisional berbentuk panggung yang sebagian besar terdiri dari bahan kayu dan atap
ijuk. Rumah ini berasal dari desa Kenali Kecamatan Belalau, Kabupaten Lampung Barat.. Ada dua jenis rumah adat Nuwou Balak aslinya merupakan
rumah tinggal bagi para Kepala Adat (penyimbang adat), yang dalam bahasa Lampung juga disebut Balai Keratun. Bangunan ini terdiri dari beberapa
ruangan, yaitu Lawang Kuri (gapura), Pusiban (tempat tamu melapor) dan Ijan Geladak (tangga "naik" ke rumah); Anjung-anjung (serambi depan tempat
menerima tamu), Serambi Tengah (tempat duduk anggota kerabat pria), Lapang Agung (tempat kerabat wanita berkumpul), Kebik Temen atau kebik
kerumpu (kamar tidur bagi anak penyimbang bumi atau anak tertua), kebik rangek (kamar tidur bagi anak penyimbang ratu atau anak kedua), kebik
tengah (yaitu kamar tidur untuk anak penyimbang batin atau anak ketiga).

Bangunan lain adalah Nuwou Sesat. Bangunan ini aslinya adalah balai pertemuan adat tempat para purwatin (penyimbang) pada saat mengadakan
pepung adat (musyawarah). Karena itu balai ini juga disebut Sesat Balai Agung. Bagian bagian dari bangunan ini adalah ijan geladak (tangga masuk yang
dilengkapi dengan atap).

Atap itu disebut Rurung Agung. Kemudian anjungan (serambi yang digunakan untuk pertemuan kecil, pusiban (ruang dalam tempat musyawarah resmi),
ruang tetabuhan (tempat menyimpan alat musik tradisional), dan ruang Gajah Merem ( tempat istirahat bagi para penyimbang) . Hal lain yang khas di
rumah sesat ini adalah hiasan payung-payung besar di atapnya (rurung agung), yang berwarna putih, kuning, dan merah, yang melambangkan tingkat
kepenyimbangan bagi masyarakat tradisional Lampung Pepadun.

Arsitek tradisinoal Lampung lainnya dapat ditemukan di daerah Negeri Olokgading, Teluk Betung Barat, Bandar Lampung. Negeri Olokgading ini termasuk
Lampung Pesisir Saibatin .Begitu memasuki Olokgading kita akan menjumpai jajaran rumah panggung khas Lampung Pesisir, dan di sanalah kita akan
melihat Lamban Dalom Kebandaran Marga Olokgading, yang menjadi pusat adat istiadat Marga Balak Olokgading. Bangunan ini berbahan kayu dan di
depan rumah berdiri plang nama bertuliskan “Lamban Dalom Kebandaran Marga Balak Lampung Pesisir”. Bentuknya sangat unik dan khas dengan siger
besar berdiri megah di atas bangunan bagian muka .

Sampai sekarang lamban dalom ini ditempati kepala adat Marga Balak secara turun temurun.

Meskipun berada di perkotaan, fungsi rumah panggung tidak begitu saja hilang. Lamban Dalom Kebandaran Marga Balak berfungsi sebagai tempat rapat,
musyawarah, begawi, dan acara-acara adat lain. Di Lamban Dalom ini ada siger yang berusia ratusan tahun, konon sudah ada sebelum Gunung Krakatau
meletus. Siger yang terbuat dari bahan perak ini adalah milik kepala adat dan diwariskan secara turun temurun.Siger ini hanyalah salah satu artefak atau
peninggalan budaya yang sudah ratusan tahun usianya disimpan oleh Marga Balak. Selain siger ada juga keris, pedang, tombak samurai, kain sarat( kain
khas Lampung Pesisir seperti tapis), terbangan( alat musik pukul seperti rebana), dan tala(sejenis alat musik khas Lampung sejenis kulintang) dan salah
satunya dinamakan Talo Balak.

http://rumahkita2011.blogspot.com/2011/02/rumah-adat-lampungnuwo-sesat.html

ngapain = maga

dimana = dima

ingin kemana? = nak kama?

ngapain kesini? = manga ka siko?

sudah makan? = alah makan?

siapa nama kamu? = sia namo wa’ang? ( untuk pria lebih kecil dari kita ) sedangkan kalau untuk wanita lebih kacil
dari kita sia namo kau? tapi ini kasar. lebih baik pake sia namo saja hilangkan kata berikutnya seperti ( kau dan
wa’ang )

anak mana? = anak ma?

tambah satu lagi = tambuah ciek lai

besok kesini ya! = bisuak kasiko yo!

lupa = lupo

ingat = ingek

ingin mencari uang = nak mancari pitih

apa kabar? = apo kaba?

untuk = untuak

kesini = ka siko

jangan lupa = jan lupo

tidak ingat? = indak ingek?

seberapa besar? = bara gadang?

berapa ini kak ? = bara ko da?

harga = harago

melihat = mancaliak

asli mana? = asli ma?

jangan marah-marah begitu. = jan berang-berang se lai


begitu= bantuak tu

sampai disini = samapai disiko

saya benci melihat kamu. = aden banci mancaliak kau ( wanita ) wa’ang ( pria )

sampai disini dulu ya kamusnya…

bagi yang mau minta bantuan untuk di transletin ke bahasa minang/bahasa padang bisa tinggalkan pesannya /
comment disini. dengan format di beri tanda pagar awal dan ahkrinya saja

contoh;

1. mas, saya minta transletin ( sekarang mau ngapain disini? )

atau cuma ninggalin comment yang berisi tulisan yang ingin di transletin seperti

2. ( lama banget ya pulang nya )

oy dimohon jangan memakai kata singkata seperti

( lg ngpain skrng km? kok g’ plng td mlm)

Anda mungkin juga menyukai