Anda di halaman 1dari 9

Rumah Pewaris, Rumah Adat Minahasa

Kidnesia.com - Rumah adat suku Minahasa dari Provinsi Sulawesi


Utara disebut Rumah Pewaris atau Walewangkoa.

Rumah ini merupakan rumah panggung yang dibangun di atas tiang dan balok-
balok yang di antaranya terdapat balok-balok yang tidak boleh disambung.

Rumah Pewaris tampak dari samping. Foto: Kidnesia.com

Rumah Pewaris memiliki 2 buah tangga. Letaknya di sisi kiri dan kanan bagian
depan rumah. Eh, kok ada 2 tangga, sih?

Hmm.. konon, kalau ada roh jahat yang naik dari salah satu tangga, maka ia akan
kembali turun di tangga sebelahnya. Hihihi.. benar, nggak sih?

Asal kamu tahu saja, seluruh rumah terbuat dari kayu, lo!

Dulunya, rumah adat Minahasa ini hanya terdiri dari satu ruangan saja. Kalau
pun harus dipisahkan, biasanya hanya dibentangkan tali rotan atau tali ijuk saja,
yang kemudian digantungkan tikar.

Sekarang ini, Rumah Pewaris memiliki beberapa ruang. Misalnya, Setup


Emperan yang digunakan untuk menerima tamu.

Pores , untuk ruang tidur orang tua dan anak perempuan. Dan sangkor yang
digunakan sebagai lumbung padi.

Oh, ya, pada rumah adat ini, dapur biasanya terpisah dari rumah utamanya.
Arsitektur Sulawesi Utara

Rumah adat suku Minahasa dari Provinsi Sulawesi Utara disebut Rumah
Pewaris atau Walewangkoa. Anjungan Sulawesi Utara menampilkan dua buah
rumah adat: rumah pewaris (walewangkoa) mewakili suku Minahasa dan rumah
adat Bolaang Mongondow, dilengkapi dengan berbagai patung, seperti tokoh
pejuang Bogani, penari cakalele, siow walian, patung anra, babirusa, dan burung
maleo di halaman anjungan. Keadaan alamnya digambarkan melalui tiruan
Gunung Kalabat, Danau Tondano, dan Danau Moat.

Pintu gerbang anjungan berhias burung manguni dan ular hitam di kedua
tiangnya. Ukiran ular melambangkan kewaspadaan, sedang burung manguni
dianggap hewan yang dapat memberi isyarat atau tanda melalui bunyinya pada
malam hari. Keduanya dikeramatkan serta dianggap sebagai pemberi isyarat dari
dunia atas dan dunia bawah.

Rumah pewaris atau walewangko merupakan rumah di atas tiang dan balok-balok
yang mendukung lantai; dua di antaranya tidak boleh disambung. Kolong
digunakan untuk menyimpan hasil bumi (godong). Pintu rumah terletak di depan,
tetapi tangga naik terdapat di kiri dan kanan serta bagian tengah belakang rumah.
Ruang paling depan, disebut lesar, tak berdinding, tempat kepala suku atau kepala
adat memberikan maklumat kepada rakyat. Ruang kedua, sekey, merupakan
serambi depan, berdinding, terletak setelah pintu masuk, berfungsi untuk
menerima tamu dan menyelenggarkan upacara adat, serta tempat menjamu makan
para undangan. Ruang tengah, disebut pores, tempat untuk menerima tamu yang
masih ada ikatan keluarga serta tempat menerima tamu wanita. Di ruang tengah
ini terdapat kamar-kamar tidur. Ruang makan keluarga serta tempat kegiatan
sehari-hari wanita berada di bagian belakang, bersambung dengan dapur.

Di Anjungan Sulawesi Utara rumah pewaris atau walewangko digunakan untuk


pameran dan peragaan aspek-aspek budaya. Di ruang depan terdapat kursi
kebesaran Sulawesi Utara, yakni kursi kayu berukir dengan sandaran paduan
dengan rotan. Ragam hiasnya bermotif burung manguni mengembangkan sayap,
kelapa, cengkeh, pala, dan enau.

Selain itu terdapat pakaian pengantin Gorontalo, Minahasa, Bolaang Mangondow


dan pakaian adat dari berbagai suku yang ada di Sulawesi Utara yang diperagakan
dengan boneka besar. Juga terdapat berbagai hasil kerajinan tangan dari tanah liat
serta beberapa lukisan dari kerang dan kulit pala. Adapun kantor anjungan
menempati satu ruangan di bagian belakang.

Rumah adat Bolaang Mangondow beratap melintang dengan bubungan curam dan
memiliki tangga di depan rumah, mempunyai serambi tanpa dinding. Ruangan
dalam rumah induk terdiri atas ruang depan atau tempat makan dan ruang tidur.
Dapur terdapat di bagian belakang.
Pada halaman anjungan terdapat tiruan waruga, yakni bangunan kubur di
Minahasa, berupa batu berukir pola ular naga, manusia purba, binatang, bunga,
dan dedaunan. Di samping itu terdapat tugu setengah patung, disebut siwo walian
atau sembilan wali, berupa sembilan orang bersusun ke atas dengan posisi berbeda
satu sama lain dengan burung manguni di puncaknya. Siwo walian merupakan
cermin kepercayaan orang Minahasa, yang secara sederhana dapat ditafsirkan
sebagai lambang gotongroyong.

Pada hari Minggu atau hari libur, Anjungan Sulawesi Utara menyajikan pentas
seni daerah berupa tari dan musik, seperti tari cakalele, kolintang, musik bambu,
musik bio, serta seni suara dengan lagu-lagu kawanua. Selain itu secara berkala
diselenggarakan pula peragaan pakaian adat, upacara adat, dan budaya tradisional
lainnya. Di kolong rumah adat Bolaang Mongondow terdapat juga kantin
makanan yang menjual aneka masakan khas Menado yang terkenal pedas.

Kebudayaan Indonesia
Cerita Menarik Tentang Ragam Budaya Nusantara

Home
Kebijakan Privacy
Disclaimer
Hubungi Kami
Daftar Isi

Mengenal Walewangko: Rumah Adat Sulawesi Utara


Pulau Sulawesi merupakan satu dari lima pulau besar di Indonesia. Bentuknya
yang menyerupai huruf K ini dibagi lagi ke dalam beberapa wilayah. Salah
satunya adalah Provinsi Sulawesi Utara dengan ibukota Manado. Sudah pernah
berkunjung ke tempat ini? Provinsi yang terdiri atas 11 kabupaten dan 4 kota ini
tersohor karena beberapa hal. Salah satunya tentulah nilai budaya. Pernah
mendengar nama Walewangko? Istilah ini merujuk pada rumah tradisional suku
Minahasa yang mendiami Sulawesi Utara. Kini, ia juga dikenal luas sebagai
rumah adat Sulawesi Utara.

Rumah Pewaris

Nama lain dari Walewangko adalah Rumah Pewaris. Rumah adat yang satu ini
memiliki tampilan fisik yang apik. Ia secara umum digolongkan sebagai rumah
panggung. Tiang penopangnya dibuat dari kayu yang kokoh. Dua di antara tiang
penyanggah rumah ini, konon kabarnya, tak boleh disambung dengan apapun.
Bagian kolong rumah pewaris ini lazim dimanfaatkan sebagai tempat
penyimpanan hasil panen atau godong.

Seperti rumah adat lainnya, rumah adat Sulawesi Utara ini dibagi juga ke dalam
beberapa bagian utama antara lain:

1. Bagian depan yang dikenal juga dengan istilah lesar. Bagian ini tidak
dilengkapi dengan didnding sehingga mirip dengan beranda. Lesar ini
biasanya digunakan sebagai tempat para tetau adat juga kepala suku yang
hendak memberikan maklumat kepada rakyat.
2. Bagian selanjutnya adalah Sekey atau serambi bagian depan. Berbeda
dengan Lesar, si Sekey ini dilengkapi dengan dinding dan letaknya persis
setelah pintu masuk. Ruangan ini sendiri difungsikan sebagai tempat untuk
menerima tetamu serta ruang untuk menyelenggarakan upacara adat dan
jejamuan untuk undangan.
3. Bagian selanjutnya disebut dengan nama Pores. Ia merupakan tempat
untuk menerima tamu yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan
pemilik rumah. Terkadang ruangan ini juga digunakan sebagai tempat
untuk menjamu tamu wanita dan juga tempat anggota keluarga melakukan
aktifitas sehari-harinya. Pores ini umumnya bersambung langsung dengan
dapur, tempat tidur dan juga makan.

Jika kita cermati, keunikan rumah pewaris ini terletak dari arsitektur depan rumah.
Perhatikan saja susunan tangga yang berjumlah dua dan terletak di bagian kiri dan
kanan rumah. Konon kabarnya, dua buah tangga ini berkaitan erat dengan
kepercayaan suku Minahasa dalam mengusir roh jahat. Apabila roh tersebut naik
melalui tangga yang satu maka serta merta ia akan turun lagi melalui tangga
lainnya.

Rumah adat Bolaang Mangondow

Selain rumah pewaris atau Walewangko, dikenal juga rumah adat Sulawesi Utara
lainnya yakni Bolaang Mangondow. Rumah yang satu ini memiliki atap yang
melintang dengan bubungan yang sedikit curam. Bagian tangganya ada di depan
rumah dengan serambi tanpa dinding. Adapun ruang dalam terdiri atas ruang
induk dan ruang tidur. Ruang induk ini terdiri atas ruang depa, tempat makan juga
tempat tidur serta dapur yang ada di bagian belakang rumah.
Rumah Adat Pewaris ( Walewangko )
Asal Minahasa Gorontalo
zulfa azizah

8:00 PM

Rumah pewaris | photo :kebudayaanindonesia.net

Penjelasan rumah pewaris rumah adat yang berasal dari suku Minahasa Gorontalo
Sulawesi. Rumah Pewaris atau yang biasa juga disebut dengan rumah Walewangko
merupakan bentuk rumah panggung. Dibangun di atas tiang dan balok-balok. Tiang
penopangnya dibuat dari kayu yang kokoh. Dua di antara tiang penyanggah rumah tak
boleh disambung dengan apapun. Bagian kolong rumah pewaris ini lazim dimanfaatkan
sebagai tempat penyimpanan hasil panen atau godong.

Bagian-bagian rumah Pewaris

Awalnya rumah adat pewaris hanya memiliki satu ruangan saja. Untuk pemisahnya
dengan menggunakan tali rotan atau tali ijuk yang dibentangkan dan digantungkan tikar.
Berikut bagian-bagian rumah Pewaris
1. Bagian depan (Lesar)

Bagian ini tidak dilengkapi dengan dinding sehingga mirip dengan beranda. Lesar
difungsikan sebagai tempat para tetua adat juga kepala suku yang hendak memberikan
maklumat kepada rakyat.

2. Sekey (Serambi bagian depan)

Berbeda dengan Lesar, si Sekey ini dilengkapi dengan dinding dan letaknya persis setelah
pintu masuk. Ruangan ini sendiri difungsikan sebagai tempat untuk menerima tetamu
serta ruang untuk menyelenggarakan upacara adat dan jejamuan untuk undangan.

3. Pores

Bagian ini digunakan untuk tempat menerima tamu yang masih memiliki hubungan
kekerabatan dengan pemilik rumah. Terkadang ruangan ini juga digunakan sebagai
tempat untuk menjamu tamu wanita dan juga tempat anggota keluarga melakukan
aktifitas sehari-harinya. Pores ini umumnya bersambung langsung dengan dapur, tempat
tidur dan juga makan.

Rumah Pewaris memiliki 2 buah tangga. Letaknya di sisi kiri dan kanan bagian depan
rumah. Menurut kepercayaan setempat dua buah tangga ini berkaitan erat dengan
kepercayaan suku Minahasa dalam mengusir roh jahat. Apabila roh tersebut naik
melalui tangga yang satu maka serta merta ia akan turun lagi melalui tangga lainnya.

Sumber referensi :

http://www.kidnesia.com/Kidnesia2014/Indonesiaku/Teropong-Daerah/Sulawesi-Utara/Seni-
Budaya/Rumah-Pewaris-Rumah-Adat-Minahasa. diakses tanggal 29 Oktober 2014

http://kebudayaan1.blogspot.com/2013/11/mengenal-walewangko-rumah-adat-sulawesi.html
diakses tanggal 29 Oktober 2014

Home Info Alam Objek Wisata Industri Rumah Tradisional Minahasa

Industri Rumah Tradisional Minahasa


Advertisement

Salah satu pembuatan Rumah


Tradisional Minahasa terdapat di desa Woloan kecamatan Tomohon Barat. Desa
Woloan berpenduduk 2604 jiwa dengan luas wilayah 256 ha berada pada sekitar
500 m diatas permukaan laut dan beriklim sejuk.

Mendengar desa Woloan orang akan teringat industri rumah tradisional Minahasa
wale weintotol yang lebih populer disebut rumah panggung Minahasa.

Rumah oleh orang Minahasa disebut wale atau bale, dulu bahan bangunannya dari
bambu dan atap rumbiah (metroxylon rumphiana).

Tiang dari bambu atau balok kayu dan setelah mengenal alat pemotong kayu
seperti kapak, gergaji dan lain-lain mulailah digunakan papan atau kayu dan seng
sebagai bahan bangunan.

Tipelogi rumah Minahasa dibangun berdasarkan tipe rumah panggung bentuk


persegi panjang, atap yang tidak berloteng, tinggi tiang penyanggah 2 hingga 3
meter, terdapat dua tangga rumah yang diletakkan disebelah kiri dan kanan bagian
depan rumah dan satu tangga di bagian belakang rumah.

Bagian depan terdapat teras biasanya untuk tempat menerima tamu dan bagian
dalam rumah terdapat beberapa kamar tidur, ruang keluarga dan ruang makan.

Sejak tahun 1920 penduduk Minahasa mulai menggunakan bahan bangunan


modern seng pengganti atap rumbiah dan semua bagian rumah sudah
menggunakan kayu.
Sejak tahun 1980 beberapa penduduk didesa Woloan yang memiliki keterampilan
sebagai tukang kayu dengan dana yang ada mereka mulai mengembangkan bisnis
penjualan rumah panggung dan ternyata usaha ini mengalami kemajuan dengan
pangsa pasar yang semakin luas bukan saja dalam negeri tetapi sampai
kemancanegara seperti Eropah, Jepang, Philipina, Australia, Singapura.

Sedangkan dalam negeri selain diminati oleh penduduk lokal juga dari daerah-
daerah lain seperti Jakarta, Bali, Kalimantan dan lain-lain.

Dengan banyaknya peminat yang datang kedesa Woloan baik sebagai pembeli
atau hanya ingin melihat-lihat proses pembuatan rumah khas Minahasa ini hingga
tempat ini kemudian menjadi salah satu objek kunjungan wisata yang ada di
wilayah Tomohon.

Anda mungkin juga menyukai