Anda di halaman 1dari 21

MACAM-MACAM KEBERAGAMAN INDONESIA

NAMA KELOMPOK :
1. REZA
2. ANDE
3. HANDIKA
4. YUMNA
5. REGINA
6. PUTRI
7. LAYLIN
8. IMELDA

SDN II SODO
10 Rumah Adat Indonesia yang Memikat Ini
Menunjukkan Bahwa Indonesia Kaya akan Keberagaman
1. Rumah Joglo, Jawa

rumah joglo
Rumah adat ini merupakan ciri khas rumah adat di daerah Jawa. Rumah ini terbagi dalam
beberapa area seperti pendapa, pringgitan, dalem, sentong, gandok tengen, dan gandok kiwo.
Pada bagian pendapa pada rumah joglo digunakan sebagai ruangan pertemuan untuk acara
besar karena tidak memiliki sekat. Bisa juga dijadikan tempat pagelaran kesenian. Di area
pendapa inilah ciri khas rumah joglo terlihat dengan adanya struktur konstruksi soko guru
pada kolom utamanya. Lalu pada bagian pringgitan digunakan sebagai area penghubung
antara pendopo dengan rumah dalem biasa digunakan juga sebagai ruang tamu. Sedangkan
bagian dalem adalah ruangan bersantai keluarga yang merupakan area privasi pemilik rumah.

2. Rumah Krong Bade, Aceh

Rumah adat Krong Bade


Rumah adat Krong Bade biasa disebut juga rumoh aceh. Ciri khas rumah ini adalah memiliki
tangga didepan rumah yang digunakan sebagai jalan masuk ke dalam rumah. Uniknya lagi
anak tangga di rumah ini berjumlah ganjil. Rumah krong bade mengaplikasikan bangunan
menjulur dari timur ke barat mengambil garis imajiner ke arah Ka'bah. Model rumah
panggung satu ini ditinggikan sekitar 2,5 meter hingga 3 meter. Dinding rumah terbuat dari
kayu dan dihiasi dengan lukisan. Pada bagian atap rumahnya, diberikan material daun
rumbia. Sedangkan untuk lantai terbuat dari bambu atau enau. Salah satu keunikan lainnya
adalah pintu rumah dibuat lebih pendek yaitu 1,2 meter hingga 1,5 meter. Hal ini bertujuan
agar orang yang memasuki rumah ini memberikan salam hormat pada pemilik rumah tanpa
mengenal sosial ataupun kasta.
3. Rumah Gadang, Sumatera Barat

rumah gadang
Rumah bagonjong atau rumah godang merupakan sebutan lain bagi rumah adat asal Sumatera
Barat ini. Keunikannya paling terlihat jelas dan menonjol pada bagian atap yang memiliki
bentukan seperti tanduk pada ujung atapnya. Ruangan di dalam rumah ini tidak memiliki
sekat kecuali pada kamar tidurnya. Sebagai rumah bersama, rumah gadang dilambangkan
sebagai kehadiran suatu kaum. Pada bagian depan rumah biasanya dilengkapi dengan ukiran
ornamen dan umumnya bermotif akar, bunga, daun dan bidang persegi empat serta genjang.
Setiap elemen di rumah ini mempunyai makna tersendiri. Dapur di rumah ini dibangun
terpisah pada bagian belakang rumah yang didempet pada dinding.
4. Rumah Rakit, Bangka Belitung

rumah rakit
Keunikan rumah ini terletak pada posisi dan bentuknya. Seperti namanya, rumah ini mirip
dengan rakit dan dibangun di atas sungai. Karena hal tersebutlah rumah adat satu ini juga
populer di kota Palembang. Pembangunan rumah ini di atas sungai karena sungai dianggap
sebagai sumber mata pencaharian dan sumber makanan bagi masyarakat. Material yang
digunakan berupa bambu jenis mayan yang dapat mengambang di air dan juga digunakan
untuk dindingnya. Lalu adapun balok kayu, papan sebagai dinding. Sedangkan atapnya
menggunakan ulit yang dianyam. Salah satu bahan utamanya adalah rotan sebagai pengikat
bambu-bambu dan bagian atas rumah rakit.
5. Rumah Gapura Candi Bentar, Bali

Rumah Gapura Candi Bentar


Nah untuk rumah yang satu ini pasti dengan mudah dikenali karena gapuranya yang khas!
Rumah adat asal Bali ini menyerupai bentukan pura dan gapura di bagian depannya.
Tentunya memang desainnya kental dengan budaya dan agamanya. Rumah adat ini pun
sangat mudah ditemukan di Bali. Masyarakat Bali memang sangat menjaga harta
kebudayaannya. Dari materialnya, bahan bangunan akan bergantung pada tingkat kemapanan
tiap pemilik. Pada masyarakat biasa, spesi dari lumpur tanah liat pun bisa dijadikan dinding
bangunan namun untuk golongan atas menggunakan batu bata. Tempat suci/ tempat
pemujaan pun perlu didesain dan dimiliki satu keluarga atau suatu kumpulan kerabat. Untuk
kalangan yang mampu bisa menggunakan ijuk sedangkan kalangan kurang mampu bisa
menggunakan alang-alang atau genteng.

6. Rumah Tongkonan, Sulawesi Selatan

rumah tongkonan
Tongkonan merupakan rumah adat masyarakat Toraja. Ciri khas atap melengkung yang
menyerupai seperti perahu tersusun oleh bambu. Di bagian depan rumah ini terdapat deretan
tanduk kerbau. Pada bagian dalam rumah dijadikan tempat tidur dan dapur. Sedangkan pada
depan rumahnya terdapat lumbung padi. Tongkonan dibagi berdasarkan tingkatan atau strata
sosial di toraja ini. Struktur panggung juga menjadi andalan rumah adat ini. Tiang bulat yang
menjadi penyangga lantai dinding dan atap tersebut tidak ditanam dalam tanah namun
langsung diletakkan pada batu berukuran besar yang dipahat berbentuk persegi. Sedangkan
pada papan dinding dan lantai direkatkan tanpa paku namun dengan diikat atau ditumpuk
dengan sistem kunci. Dengan sistem tersebut pun rumah dapat bertahan puluhan tahun. Keren
bukan.

7. Rumah Lamin, Kalimantan Timur

rumah lamin

Rumah adat ini dibangun oleh masyarakat suku asli Kalimantan yaitu suku Dayak Timur. Ciri
khas bangunan yang satu ini adalah berbagai corak ornamen yang terlihat di setiap sisi
rumah. Rumah lamin ini juga menjadi rumah adat terbesar di Indonesia dengan panjang 300
meter, lebar 15 meter, dan tinggi kurang lebih 3 meter. Penghuni rumah ini pun bisa
mencapai 12 hingga 30 kepala keluarga. Terdapat dua macam tiang di rumah ini yaitu tiang
penopang lantai dan penyangga atap. Pada halaman depan rumah ini dilengkapi dengan
patung totem yang dipercaya sebagai dewa oleh suku Dayak. Warna yang diterapkan pada
rumah ini pun memiliki arti tersendiri. Warna kuning melambangkan kewibawaan, merah
keberanian, biru kesetiaan, dan putih kebersihan jiwa.
8. Rumah Banjar Bubungan Tinggi, Kalimantan Selatan

rumah bubungan tinggi


Rumah bubungan tinggi merupakan salah satu rumah suku Banjar yanng menjadi ikon
provinsi Kalimantan Selatan. Bentuknya yang memanjang memang menjadi ciri khas rumah
yang menyesuaikan dengan fungsi ruangnya. Atapnya yang tiba-tiba meninggi pun menjadi
hal yang ikonik dari rumah ini. Bahan konstruksi yang digunakan untuk rumah ini adalah
kayu.

9. Rumah Sasak, Lombok

rumah sasak
Lombok yang tidak kalah indahnya dengan pulau Bali ini tidak hanya menunjukkan alam
yang menarik saja namun juga kebudayaannya. Salah satunya adalah rumah adat sasak yang
memiliki bentuk dan material yang unik. Dindingnya yang terbuat dari anyaman dan atap
rumah yang terbuat dari jerami atau akar alang-alang. Sedangkan pada lantainya
menggunakan campuran batu bata, abu jerami dan juga getah pohon. Rumah adat ini
memiliki posisi penting di kehidupan manusia karena menjadi tempat privasi keluarga dan
juga untuk memenuhi kebutuhan spiritualnya. Setiap ruang terbagi berdasarkan kegunaannya.
10. Rumah Mbaru Niang, Wae Rebo NTT

Rumah Mbaru Niang


Rumah adat yang langka satu ini hanya terdapat di salah satu desa terpencil daerah
Pegunungan di Pulau Flores. Bentuknya yang unik mengerucut dengan tinggi 15 meter dan
terdapat 5 lantai di dalamnya. Usaha pengkonservasian Mbaru Niang juga mendapat
penghargaan tertinggi dengan kategori warisan budaya dari UNESCO Asia Pasifik tahun
2012. Yori Antar pun sebagai salah satu arsitek terkemuka di Indonesia turut ambil andil
dalam konservasi rumah adat ini. Dalam pembangunannya, tiang ditanam ke dalam tanah
sebesar 1,5 meter hingga 2 meter. Dengan lantai dasar berbentuk panggung, 1,2 dari tanah.
Tiang setiap lantai tidak menerus namun dipasang terputus dan diikat. Rotan digunakan
sebagai pengikat antar baloknya. Kelima lantai dalam rumah tersebut memiliki fungsi
masing-masing. Lantai dasar sebagai tempat tinggal dan berkumpul, kedua untuk menyimpan
bahan makanan dan barang-barang. Kemudian di lantai ketiga tempat menyimpan benih-
benih tanaman pangan seperti padi jagung. Lantai keempat untuk stok pangan jika terjadi
kekeringan dan lantai paling atas digunakan untuk tempat sesajian persembahan kepada
leluhur.
Bagaimana menurutmu kesepuluh rumah adat tersebut? Tentunya cukup unik dan
membuktikan bahwa Indonesia sejak dulu sudah mengenal arsitektur dengan baik melalui
adanya beragam rumah adat tersebut.
1. TARI JAIPONG - Jawa Barat (25%

Siapa yang tak kenal tari Jaipong? Tarian khas dari Jawa Barat ini dikenal dengan gerakan
yang dinamis dan atraktif karena berasal dari gabungan pencak silat, tari ronggeng dan tari
ketuk tilu. Biasanya tarian ini dibawakan secara per orangan atau grup dan ditampilkan saat
penyambutan tamu besar hingga festival budaya.

2. TARI KECAK - Bali (10%)

Bukan hanya terkenal dengan keindahan alamnya, Bali juga dikenal dengan ragam
budayanya. Salah satunya tari kecak. Tarian yang menampilkan drama tari dari cerita
Ramayana ini menjadi salah satu daya tarik wisatawan di Bali. Tari Kecak disebut juga
dengan tari Sang Hyang yang dilakukan saat upacara keagamaan.
3. TARI REMONG - Jawa Timur (10%)

Tari remong atau yang biasa disebut dengan tari remo adalah tarian yang menggambarkan
seorang pangeran yang berjuang di medan perang. Tarian ini sering ditampilkan sebagai
pengantar pertunjukan dalam pergelaran kesenian Ludruk atau tarian selamat datang untuk
menyambut tamu. Umumnya, tari ini dibawakan penari laki-laki dengan gerakan yang gagah
berani.

4. TARI PENDET - Bali (8%)

Tarian yang juga terkenal dari Bali ini biasa ditampilkan sebagai tarian selamat datang atau
tarian penyambutan khas Bali. Tari pendet biasa dibawakan penari wanita dengan membawa
mangkuk kecil berisi berbagai macam bunga yang menjadi ciri khasnya. Awalnya, tari pendet
merupakan tarian yang menjadi bagian dari upacara di pura sebagai ungkapan rasa syukur
dan penghormatan dalam menyambut kehadiran para dewata yang turun dari khayangan.
5. TARI GAMBYONG - Jawa Tengah (6%)

Masyarakat Jawa dikenal dengan kelembutan dan keluwesannya. Hal tersebut digambarkan
dalam sebuah kesenian, yaitu tari gambyong. Tarian ini dibawakan beberapa penari wanita
dengan gerakan yang anggun dan indah. Di masa Kraton Surakarta, tari gambyong sering
dijadikan sebagai tarian hiburan dan tarian penyambutan tamu kehormatan. Namun seiring
dengan perkembangan zaman, tarian ini juga.

6. TARI SERIMPI - Yogyakarta (5%)

Tarian klasik ini bersifat sakral yang menggambarkan kesopanan dan kelemahlembutan. Hal
tersebut dapat dilihat dari gerakannya yang pelan dan lemah lembut. Dulu tarian ini hanya
ditampilkan di lingkungan Keraton Yogyakarta untuk acara kenegaraan dan peringatan
kenaikan tahta Sultan. Karena sifatnya yang sakral, penarinya juga sudah dipilih oleh
keluarga kerajaan. Namun setelah Kerajaan Mataram pecah, tarian ini mulai mengalami
perubahan dalam segi gerakan meskipun inti dari tarian ini masih sama.
7. TARI YAPONG - Jakarta (5%)

Jenis tarian kontemporer ini melambangkan suka cita dan pergaulan masyarakat Betawi di
Jakarta. Gerakan dalam tarian ini sederhana namun sangat dinamis. Para penari menari
dengan ekspresi gembira dengan memainkan kaki dan tangan secara bergantian. Tarian ini
memiliki gerakan sangat bervariatif karena tari Yapong merupakan tarian kontemporer.
Tarian ini terus berkembang dengan berbagai kreasi dalam setiap pertunjukannya.

8. TARI TOR TOR - Sumatera Utara (4%)

ADVERTISEMENT

Sebuah pertunjukkan tari yang unik dari Sumatera Barat karena menggunakan properti
berupa piring dalam tariannya. Piring-piring yang digunakan para penari tersebut diayun
dengan gerakan-gerakan yang cepat namun teratur. Tari tradisional dari Minangkabau ini
dibawakan oleh beberapa penari yang membawa dua piring di setiap telapak tangannya.
9. TARI PIRING - Sumatera Barat (4%)

Sebuah pertunjukkan tari yang unik dari Sumatera Barat karena menggunakan properti
berupa piring dalam tariannya. Piring-piring yang digunakan para penari tersebut diayun
dengan gerakan-gerakan yang cepat namun teratur. Tari tradisional dari Minangkabau ini
dibawakan oleh beberapa penari yang membawa dua piring di setiap telapak tangannya.

10. TARI SAMAN - Aceh (4%)

Tarian yang dibawakan sekelompok orang yang jumlahnya ganjil ini sudah melenggang
hingga ke mancanegara. Keunikan tarian ini terlihat dari penggunaan tangan penari untuk
menciptakan suara-suara yang padu. Jika kebanyakan tari tradisional lain penarinya bergerak
bebas, tari saman dibawakan penarinya dengan cara duduk. Selain menggunakan gerakan
tangan, para penari juga berbagi tugas, ada yang mengaum, menyanyikan lagu, dan lain
sebagainya.
Pakaian Adat Sumatera Barat

Nama Baju Adat: Bundo Kanduang.

Sesuai dengan namanya, suku Minangkabau menamakan


Pakaian Adat mereka dengan peran seorang ibu, mereka
selalu menjunjung tinggi nama seorang bundo (bunda).

Bukan hanya dari nama pakaian adatnya tapi dari


aksesoris yang dipakai juga mengandung makna filosifis
tinggi tentang strata ibu.

Pakaian Adat Sumatera Selatan

Nama Baju Adat: Aesan Geda & Aesan Pasangko.

Baju tradisional Sumatera Selatan ini terinspirasi dari pada zaman kerajaan Sriwijaya yang
dulu pernah menetap dan meninggalkan jejak di Sumatera Selatan, sehingga orang-orang
Sumsel, memutuskan untuk mengenang karena terinspirasi dari martabatnya.
Pakaian Adat DKI Jakarta

Nama Baju Adat: Pakaian Betawi

Nama Betawi menjadi nama pakaian tradisional karena orang asli jakarta memang suku
Betawi. Corak pakaian Betawi dipengaruhi oleh budaya asing arab, melayu, china, dan
Budaya Barat.

Pakaian Adat Banten

Nama Baju Adat: Pangsi

Banteng terkenal dengan suku Baduy. Sampai saat ini pakaian yang dikenakan orang baduy
dalam kehidupan sehari-hari masih memakai pakaian adat Pangsi. Warna dari pakaian adat
ini berwarna putih melambangkan kesucian, adapun suku baduy luar menggunakan pakaian
adat berwarna hitam.
Pakaian Adat Jawa Barat

Nama Baju Adat: Kebaya

Khusus untuk pakaian adat ini memiliki perbedaan dari bahan kebaya yang digunakan, baik
itu yang laki-laki maupun dari pakaian wanita. Pada dasarnya perbedaan itu dihasilkan oleh
tingkatan struktural baik rakyat biasa maupun bangsawan (bangsa yang hidup di awan)

Pakaian Adat Jawa Tengah


Nama Baju Adat: Kebaya atau Jangkep.

Ciri dari batik sendiri tidaklah sama dengan kebaya dari Jawa barat. Perbedaannya terdapat
dari kain kebaya dan motif batik, batik yang digunakan juga merupakan hasil dari tulis tangan
asli.

Pakaian adat dari laki-laki mendapat sebutan sebagai Jawi Jangkep. Meski pakaian adat ini
terlihat sederhana, tapi banyak digunakan oleh para pengantin.

Pakaian Adat Daerah Istimewa Yogyakarta

Nama Baju Adat: Surjan.

Baju Surja adalah baju adat yang biasa dipakai oleh orang lokal dalam kesehariannya, tapi
bagi orang-orang keraton Yokyakarta, maupun pejabat keraton mereka menggunakan baju
Ageng.

Terdapat perbedaan dari segi baju laki-laki dan wanitanya:

 Laki-laki: Baju Sorban, Kain batik, dan sebagai penutup kepala mereka menggunakan
blangkon.
 Wanita: Baju Kebaya, kain Batik dan untuk penghias bagian kepalanya mereka menggunakan
sanggul rambut yang sengaja ditata rapi.
Pakaian Adat Jawa Timur

Nama Baju Adat: Pesa’an.

Meski provinsi Jawa Timur terbilang luas tapi khusus


untuk pakaian adatnya diambil dari pulau Madura,
pakaian adat ini disebut pesa’an.

Terkenalnya pakaian adat Jawa Timur itu dari segi


pakaian laki-laki, kesannya sangat sederhana karena
hanya berupa kaos bergaris merah putih, lalu ditambah
jas hitam dan celana longgar berwarna hitam. Biasanya
mereka tampil saat terdapat acara atau lomba kerapan
sapi.

Adapun untuk pakaian wanita, biasanya menggunakan kebaya berwarna merah ditambah
dengan sarung batik untuk bagian bawahnya.

Pakaian Adat Bali

Nama Baju Adat: Tradisional Bali.

Jika sepintas pakaian adat Bali hanya terdapat satu macam, namun kenyataannya Bali banyak
variasi pakaian adat tradisional. Di berbagai daerah masing-masing mempunyai ciri khas
simbolik dan ornamen sendiri.

Pakaian adat itu sekaligus menjadi pengenalan seseorang dari segi status sosial dan ekonomi,
tentu terlihat dari berdasarkan corak dan perhiasan yang terdapat dibusana.
Pakaian Adat Nusa Tenggara Timur

Nama Baju Adat: Ti’langga.

Ti’langga berupa aksesoris dari pakaian adat Indonesia yang menjadi ciri khas pria Rote,
adapun untuk para wanita pakaian adatnya hanya menggunakan kebaya pendek lalu pada
bagian bawahnya mengenakan kain tenun.

Pakaian adat Indonesia dari NTT ini juga sangat terkenal karena dilihat memang dari urusan
desain benar-benar estetis, tepatnya pada desain pakaian pria.

Pakaian Adat Kalimantan Barat

Nama Baju Adat: King Bibinge.

Terkenalnya dari Kalamantan adalah mayoritas masyarakatnya adalah suku dayak dan suku
melayu. Begitupun dengan pakaian adatnya mereka juga memiliki perpecahan.

Yaitu pakaian adat suku Dayak Kalimantan Barat bernama King Bibinge, sendangkan suku
Melayu yang ada di provinsi Kalimantan Barat bernama King Baba.
Pakaian Adat Kalimantan Tengah

Nama Baju Adat: Sangkarut.

Kalimantan kebanyakan masyarakatnya dihuni oleh suku Dayak Ngaju, mereka mempunyai
baju adat yang unik, yaitu perhiasan kalung yang dipakai merupakan gigi binatang.

Pakaian adat Kalimantan Tengah sekarang sudah digunakan untuk acara pernikahan suku.

 Laki-Laki: Memakai celana pendek sampai lutut, baju tenun khas, tutup kepala, cekoang
atau kalung, serta kalung yang terbuat dari gigi binatang.
 Wanita: Memakai kain tenun rompi, rok pendek, ikat kepala berhias bulu elang, kalung dan
subang.

Pakaian Adat Kalimantan Selatan

Nama Baju Adat: Pakaian Tradisional Kalimantan Selatan.

Karena mayoritas penduduk disana adalah suku Banjar, maka Pakaian Adat Indonesia
diambil dari suk Banjar. Tapi terdapat 4 pakaian adat yang berbeda dari suku banjar,
yaitu Pengantin Bagajah Gamuling Baular Lulut, Pangantin Babaju Kubaya
Panjang, Pengantin Babaju Kun Galung Pacinan, serta Pengantin Baamar Galung Pancar
Matahari.
Pakaian Adat Kalimantan Timur

Nama Baju Adat: Sapei Sapaq.

Untuk pakaian adat tradisional juga terdapat perpecahan pula di provinsi Kalimantan Timur.
Karena disana mayoritas besar penduduk adalah suku Dayak Kaltim dan suku Kutai.

Suku Dayak Kaltim menggunakan pakaian adat bernama ta’a dan Sapei Sapaq, adapula suku
Kutai menyebut pakaian adatnya dengan sebutan Baju Kustim.

Pakaian Adat Kalimantan Utara

Nama Baju Adat: Sapei Sapaq.

Baju adat dari Kalimantan Utara sama dengan baju suku dayak Kalimantan Timur, karena
mayoritas suku Dayak juga menguasai daerah Kalimantan Utara. Meski Baju Sapei Sapaq
dan Ta’a adalah baju adat yang sama, tentu terdapat perbedaan dari ciri khas Kalimantan
Utara.

.
Pakaian Adat Maluku Utara

Nama Baju Adat: Manteren Lamo & Kimun Gia.

Pakaian adat Indonesia yang ditampilkan oleh Maluku utara adalah Materen Lamo & Kimun
Gia. Sebetulnya baju adat yang ada Di Maluku Utara terdapat 4 macam tapi terkenalnya
hanya Manteren Lamo serta Kimun Gia.

Pakaian ini diambil dari kerajaan Ternate yakni Kimun Gia yang menjadi pakaian para
permaisuri serta pakaian adat untuk laki-laki bernama Manteren Lamo.

Pakaian Adat Papua Barat

Nama Baju Adat: Papua Ewer.

Mungkin bagi kita yang dari Indonesia pada bagian wilayah tengah kebarat, mengira pakaian
adat tradisional ini adalah baju adat yang mudah dalam pembuatannya, tapi nyatanya untuk
membuat sebuah baju khas papua membutuhkan keahlian serta ketelitian lebih.

Bahan yang dipakai menggunakan bahan alami dari alam berupa jerami yang dikeringkan.
Tapi yang menjadi menariknya pakaian adat ini terletak pada bagian kepala yang
menggunakan bulu Cendrawasih.

Anda mungkin juga menyukai