Disusun Oleh :
1. Angger T.
2. A. Rafi Ardiansyah
3. Ares
4. Arifudin
5. Andi Riyanto
Kelas : X TKR II
Krong Bade adalah rumah adat yang ada di Naggroe Aceh Dasussalam. Cirri khas
dari rumah ini adalah memiliki tangga didepan rumah yang digunakan sebagai
jalan masuk kedalam rumah. Rumah Krong Bade harus memiliki jumlah tangga
yang ganjil.
Entah kenapa demikian tapi orang Aceh mempercayainya. Selain itu Krong Bade
memiliki bentuk rumah persegi panjang yang sengaja dibuat memanjang dari arah
Timur ke Barat, atapnya memakai daun rumbia yang memberikan kesan
sederhana pada desain, lantainya terbuat dari bamboo, dan dinding rumahnya
dipenuhi dengan hiasan lukisan dari kayu. Keunikan rumah Krong Bade ternyata
mampu menyita perhatian para turis yang datang ke Aceh.
Rumah adat Riau sering dijuluki sebagai rumah Melayu Selaso. Cirri khas yang
paling menonjol dari rumah ini adalah memiliki kolong di bawah bangunan atau
biasa dikenal sebagai rumah panggung.
Rumah ini memiliki tiang dengan bangunan berbentuk persegi panjang. Makna
dari Selaso jatuh kembar sendiri adalah rumah dengan lantai lebih bawah
dibandingkan dengan ruang tengah.
Untuk atap rumah adat ini mengandalkan rumput ilalang seperti rumah adat yang
lain. Sedangkan untuk dindin, suku Badui mengandalkan bambu yang dianyam
dan disusun sedemikiannya. Sesuai dengan namanya rumah adat ini di bangun
oleh suku badui yang bermukim di daerah banten.
Rumah adat Provinsi Jambi ini mungkin sudah sulit untuk Anda jumpai karena
kebanyakan masyarakat Jambi lebih memilih membangun rumah dengan
bangunan yang modern.
Salah satu cirri yang dimiliki rumah adat Provinsi Jambi ini adalah bentuknya
yang panjang sehingga dijuluki sebagai rumah adat Panjang. Coraknya yang khas
mampu membedakan keunikan rumah ini dengan rumah yang lain.
Rumah adat
Provinsi Sumatera Selatan
Limas adalah sebutan untuk rumah adat Provinsi Selatan. dinamakan Limas
karena atap yang dimiliki rumah adat ini berbentuk limas. Dengan lantai yang
bertingkat-tingkat rumah ini memang tidak dijadikan tempat tinggal, akan tetapi
sebagai tempat berkumpulnya masyarakat Sumatera Selatan terutama ketika ada
acara yang cukup penting.
Memiliki nama Bubungan Lima, rumah adat ini memiliki cirri khas yang tak
kalah unik dengan rumah adat yang ada di tempat lain, model rumah ini memang
sama dengan beberapa rumah adat yaitu rumah panggung.
Uniknya, kayu yang digunakan sebagai penopang rumah Bubungan lima adalah
kayu pilihan yaitu kayu Medang Kemuning. Kayu Medang Kemuning dipercaya
mampu menguatkan bangunan rumah sehingga tidak mudah roboh.