Anda di halaman 1dari 7

KLIPING

OLAHRAGA CABANG ATLETIC


JALAN CEPAT DAN LARI ESTAFET

Disusun Oleh :
1. Rasya Alif F.
2. Panca Setio A.
3. Rizal Efendi
4. Mulyani Setia N.
5. Liliana Destian
6. Laila Istikomah

Kelas : VII C

SMP NEGERI 2 PREMBUN


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
OLAHRAGA CABANG ATLETHIC

1. JALAN CEPAT

Pengertian Jalan Cepat

Jalan cepat adalah bergerak kedepan tanpa hubungan terputus dengan tanah.
Setiap melangkah, kaki depan harus menyentuh tanah sebelum kaki belakang
meninggalkan tanah. Saat melangkah satu kaki harus berada di tanah, maka kaki
tersebut harus lurus dan lutut tidak bengkok dan tumpuan kaki dalam keadaan
posisi tegak lurus.

Dalam jalan cepat, nomor-nomor yang diperlombakan adalah sebagai berikut:

 Putra = 20 dan 50 km
 Putri = 10 dan 10 km

Teknik Jalan Cepat

Jalan cepat merupakan salah satu nomor dalam cabang atletik dan resmi
diperlombakan dalam kejuaraan-kejuaraan atletik, baik secara nasional maupun
internasional. Teknik pelaksanaan jalan cepat dapat dirinci sebagai berikut:

1. Start

Startnya menggunakan start berdiri, karena start dalam jalan cepat tidak
mempunyai pengaruh yang berarti, maka tidak perlu ada teknik khusus yang perlu
dipelajari atau dilatih.
Sikap start yang lazim digunakan ada pada aba-aba "Bersedia" peserta
menempatkan kaki kiri di belakang garis start, sedang kaki kanan di samping
belakang kaki kiri, dengan badan agak condong ke depan dan kedua lengan rileks.

Pada aba-aba "Ya" atau bunyi tembakan pistol, segera melangkahkan kaki kanan
ke depan, disusul kaki kiri dan terus berjalan.

2. Langkah

Langkah dimulai dengan gerakan mengangkat paha kaki ayun ke depan lutut,
terlihat tungkai bawah bergantung lemas, karena ayunan paha ke depan, tungkai
bawah ikut terayun ke depan, menyebabkan lutut menjadi lurus.

Kemudian menapak pada tumit terlebih dahulu menyentuh tanah, bersamaan


dengan mengangkat tumit, selanjutnya ujung kaki tumpu lepas dari tanah, ganti
dengan kaki ayun. Begitu seterusnya selalu ada kaki yang menumpu, jadi tidak
ada saat melayang.

3. Condong Badan

Mulai dari kepala, punggung/dada, pinggang sampai tungkai bawah sedikit


condong ke depan.

4. Ayunan Lengan

Siku ditekuk kurang lebih 90 derajat, ayunan lengan kiri ke depan bersamaan
dengan mengangkat paha dan kaki kanan, sehingga koordinasinya adalah lengan
kiri bersamaan dengan kaki kanan, dan lengan kanan bersamaan dengan kaki kiri.

5. Finish

Tidak ada teknik khusus gerakan masuk finish dalam jalan cepat. Biasanya jalan
terus sampai melewati garis finish, baru dikendorkan kecepatannya setelah
melewati kira-kira 3-5 meter.

Untuk memperoleh langkah-langkah yang benar, maka pemindahan badan dan


kaki satu ke kaki yang lain harus nampak jelas, ini kelihatan pada gerak panggul.
Gerakan ini perlu dilatih agar terbiasa melakukan teknik jalan cepat yang benar.

Jadi, sikap dan gerakan jalan cepat adalah badan dalam posisi tegak, pandangan
lurus ke depan, siku ditekuk, tangan kepalkan dengan rileks.

Karakteristik Jalan Cepat


Secara umum karakteristik gerak dasar jalan cepat tidak terlalu berbeda dengan
karakteristik gerak dasar jalan biasa hanya pada beberapa gerakan tertentu gerak
dasar jalan cepat lebih kompleks. Adapun karaktersitik gerak dasar jalan cepat
adalah sebagai berikut:

 Angkat paha kaki ayun ke depan lutut.


 Tungkai bawah bergantung rileks sambil mengayun paha ke depan.
 Tungkai bawah ikut terayun ke depan sehingga lutut menjadi lurus.
 Saat mendaratkan kaki ke tanah terlebih dahulu harus tumit kaki.
 Bersamaan dengan mengangkat tumit, ujung kaki tumpu lepas dari tanah
ganti dengan kaki ayun.
 Posisi badan saat melangkah dengan posisi kepala, punggung, dada,
pinggang, hingga tungkai bawah sedikit condong ke depan.
 Sikut dilipat 90 derajat, ayunan lengan kiri ke depan bersamaan dengan
mengangkat paha dan kaki kanan.
 Koordinasi gerakan dilakukan antara lengan kiri bersamaan dengan kaki
kanan dan lengan kanan bersamaan dengan kaki kaki kiri jalan cepat.

Kesalahan yang mungkin terjadi saat melakukan gerak dasar jalan cepat adalah
sebagai berikut:

 Saat melangkah tungkai bawah tidak rileks dan berada dalam posisi lurus.
 Kaki melangkah dengan menggunakan seluruh telapak kaki dan menolak
dengan ujung kaki.
 Ayunan lengan terlalu lurus dan kaku.

Fase / Tahapan Jalan Cepat

Adapun tahapan atau fase dalam olahraga jalan cepat adalah sebagai berikut:

1. Fase tumpuan dua kaki, fase ini terjadi sangat singkat. Pada saat kedua
kaki menyentuh tanah, pada saat itu pula berakhir dorongan yang diikuti
oleh gerakan tarikan. Tarikan ini lebih lama dan menyebabkan gerakan
berlawanan antara bahu dan pinggul.
2. Fase tarikan, fase ini dimulai setelah gerakan terdahulu selesai. Gerakan
ini dilakukan oleh kaki depan akibat kerja tumit dan koordinasi seluruh
bagian badan. Gerakan ini selesai apabila badan berada di atas kaki
penopang.
3. Fase relaksasi, fase ini berada antara selesainya fase tarikan dan awal dari
fase dorongan kaki. Pinggang ada pada bidang yang sama dengan bahu.
Lengan vertikal dan paralel di samping badan.
4. Fase dorongan, fase ini dilakukan apabila fase terdahulu selesai dan bila
titik pusat grativasi badan mengambil alih kaki tumpu.
Peraturan Jalan Cepat

Adapun pokok peraturan jalan cepat adalah sebagai berikut:


1. Pada waktu melangkah, salah satu kaki harus selalu tetap kontak dengan tanah.
2. Diskualifikasi (larangan melanjutkan perlombaan), disebabkan oleh:

 Gagal / tidak memenuhi definisi jalan cepat pada waktu perlombaan.


 Melakukan pelanggaran pada saat perlombaan berlangsung.
 Pada saat lomba jalan cepat yang dilaksanakan di track (lintasan) peserta
terkena diskualifikasi harus meninggalkan lintasan. Jika perlombaan jalan
cepat dilaksanakan di jalan raya peserta yang kena diskualifikasi harus
mencopot nomor di dadanya dan segera keluar meninggalkan perlombaan.

2. LARI ESTAFET

Pengertian

Lari Estafet adalah kompetisi balap dimana anggota tim Secara bergiliran
menyelesaikan bagian dari arena balap melaui serangkaian kegiatan tersebut.
Balapan bisa juga diikuti oleh peserta profesional bahkan pemain amatir. Jenis
olahraga yang dilakukan pada balap estafet pun beragam, bisa berupa olahraga
lari, renang, sky, hingga ice skating dengan maksut untuk mentransfer tongkat di
kepalan tangan kepada tim anggota seregu untuk mencapai garis finisih.

Lari Estafet

Tujuan yang mendasari dari lari estafet seharusnya adalah setiap pelari harus
menyerahkan tongkat ke pelari berikutnya dalam waktu tertentu, biasanya ditandai
dengan segitiga di dalam trek. Dalam lari jarak pendek, pelari biasanya
menggunakan “blind handoff”, di mana pelari kedua berdiri di tempat yang telah
ditentukan sebelumnya.
Sejarah

Sejarah dan aturan dalam lari estafet adlah informasi yang cukup menarik untuk
diketahui secara umum. Lari estafet merupakan olahraga yang membutuhkan
kerja sama tim.

Seperti namanya, terjadi suatu proses estafet dari satu atlet ke atlet lainnya untuk
mencapai garis finish. Cabang olahraga lari estafet ini cukup populer di karenakan
keberadaannya di seluruh perlombaan olahraga tingkat dunia. Indonesia pun
diketahui memiliki catatan yang cukup membanggakan di cabang olahraga yang
satu ini.

pengetahuan masyarakat mengenai sejarah dan peraturan dalam lari estafet ini
sangat mungkin diragukan. Alasannya adalah karena sejarah dari suatu olahraga
hampir tidak pernah diajarkan, jika tidak dicari tahu dengan sendirinya. Begitu
pula dengan peraturan dalam lari estafet.

Teknik Start

Berikut ini adalah beberapa teknik yang ada dalam lari estafet, antara lain :

1. Teknik Start Lari Estafet

Posisi pelari pertama pada saat start adalah jongkok. Ketika start di mulai, hal
yang harus diperhatikan yaitu posisi tangan berada di belakang garis start dan
tongkat yang dipegang tidak menyentuh garis start.

2. Teknik Memegang Tongkat Estafet

Tongkat yang dipegang pada ujung sampai setengah bagian dengan tangan kanan
atau kiri, sedangkan setengah bagian lagi tongkat untuk dipegang oleh penerima
dan tongkat estafet berikutnya.

3. Teknik Memberi Dan Menerima Tongkat Estafet

Terdapat suatu daerah khusus untuk melakukan pergantian tongkat yang disebut
wissel, semua kegiatan memberi dan menerima tongkat yang akan dilakukan di
tempat tersebut sambil terus berlari. Panjang wissel tongkat estafet adalah 20
meter. Pergantian tongkat yang terjadi di luar daerah pergantian tersebut akan
menyebabkan di diskualifikasi.

Ada 2 macam cara memberi dan menerima tongkat estafet berdasarkan posisi
tangan penerima, yaitu adalah:

 Memberikan tongkat estafet dari atas.


 Memberikan tongkat estafet dari bawah keatas.

Lapangan Lari Estafet


Lapangan Lari Estafet

Ukuran Lapangan Lari Estafet :

 Panjang lintasan outdoor 400 m dengan jumlah jalur 6-10 buah.


 Panjang lintasan indoor 200 m berbentuk bulat telur dengan jumlah jalur
4-8 buah.

Zona pergantian pada Lari Estafet tersebut hanya berada 10 meter di depan garis
start atau berada 10 meter di belakang garis start.

Peraturan

Setiap di perlombaan pastilah memiliki peraturan tersendiri yang harus ikuti,


termasuk pula olah raga atletik cabang lari estafet / lari sambung. Berikut ini ada
beberapa peraturan yang berlaku pada Lari Estafet :

1. Tongkat Estafet

 Memiliki rongga dengan ukuran panjang 28–30 cm, berat 50 gram, dan
bergaris tengah 38 mm.
 Terbuat dari pipa halus berlubang di tengahnya, terbuat dari kayu atau
metal, bahan lainnya.
 Harus berwarna agar mudah dilihat dari kejauhan selama dibawa lari.
 Harus dibawa ditangan selama lomba.
 Dalam setiap lari estafet, tongkat estafet harus diberikan dari tangan ke
tangan didalam zona pergantian tongkat.

2. Lintasan

 Panjang lintasan didalam pergantian tongkat estafet adalah 20 meter


 Lebar lintasan didalam pergantian tongkat estafet adalah 1,20 meter.

3. Official Pada Pertandingan Internasional

 Wasit. Peringatan kepada atlet peserta yang dapat ditunjukkan dengan


mengeluarkankartu kuning, dan pengusiran atau pemberhentian dari
perlombaan dengankartu merah.
 Juri. Para juri harus menempatkan diri pada sisi yang sama dari lintasan,
minimal 5m dari dan segaris dengan garis finis sehingga dapat melihat
garis dengan jelas dan harus menentukan urutan peserta terhadap waktu
 Pengawas lintasan. Memiliki tugas untuk mengawasi peserta dari dekat
dan dalam hal terjadisuatu kesalahan atau pelanggaran peraturan oleh
seorang peserta , pengawas lintasan wajib memberi isyarat atau laporan
kepada wasit dengan mengangkat bendera merah sebagai tanda.
 Pencatat Waktu. Para pencatat waktu harus duduk segaris dengan garis
finis. Pencatatan dilakukan dengan bantuan stopwatch/penghitung waktu.

Anda mungkin juga menyukai