Anda di halaman 1dari 16

Apa Itu Tumor?

DokterSehat.Com – Tumor adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan adanya
pertumbuhan massa (solid/ padat) atau jaringan abnormal dalam tubuh. Massa ini timbul sebagai
akibat dari ketidak-seimbangan pertumbuhan dan regenerasi sel. Selain itu juga biasanya tidak
berguna dan tidak diperlukan oleh tubuh. Tumor berbeda dengan kista (cairan) ataupun abses
(bisul). Tumor ada 2 yaitu tumor jinak dan tumor ganas (kanker). Di Indonesia sendiri, istilah
tumor lebih mengacu kepada tumor jinak.

Tumor jinak, tidak selalu berarti ‘tidak berbahaya’, meskipun sebagian besar biasanya tidak
berbahaya. Sebuah tumor jinak (benign tumor) masih dapat berkembang, dan bisa menyebabkan
kerusakan pada jaringan, syaraf atau organ di dekatnya. Tergantung lokasi dan besarnya, tumor
masih dapat menjadi penyakit yang serius dan membahayakan jiwa, seperti tumor otak.

Gejala & Pengobatan Tumor


Gejala tumor biasanya berbentuk benjolan yang terlihat pada bagian tubuh dan tidak sakit. Bila
sudah mengganggu jaringan sekitarnya, dokter dapat menyarankan operasi pengangkatan
(pembedahan). Saat ini teknik pembedahan sudah berkembang pesat, bahkan melibatkan
teknologi bedah laser, maupun cryosurgery (pembekuan) tumor.

Jenis-Jenis Tumor:

Fibroma
Mengacu pada semua jenis tumor yang mengandung serat jaringan epitel.

Neuro-fibromitosis
Neuro-fibromitosis adalah tumor yang berasal dari jaringan ikat pembungkus saraf tepi, yang
diturunkan secara genetik, dan biasanya lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita.

Neuro-fibromitosis bermanifestasi pada kulit sebagai suatu benjolan-benjolan lunak berbatas


tegas, tidak nyeri, mudah digerakkan, serta ditemukan adanya bercak yang berwarna merah
sampai cokelat. Benjolan-benjolan ini, penyebarannya bisa sampai ke semua anggota tubuh, dari
kepala sampai kaki, sepanjang saraf tepi.

Pada beberapa penderita, pertumbuhan ini menimbulkan masalah, seperti: hilangnya elastisitas
pembuluh darah ginjal, kekakuan saluran kelenjar air mata sehingga mata sering berair, optic
glioma, gangguan pendengaran, dan gangguan pada tulang belakang seperti skoliosis,
penyempitan tulang belakang dan gangguan tulang panjang seperti pseudoarthrosis.

Karena sifatnya genetik, maka belum ada pengobatan yang dapat menghentikan
pertumbuhannya. Operasi pembedahan dan radiasi, biasanya dimaksudkan untuk memperkecil
atau mengontrol perkembangannya saja. Bila tumbuh mendekati saraf, maka sarafnya juga harus
diangkat.

Glioma
Glioma adalah jenis tumor yang dimulai di otak atau tulang belakang. Gejala glioma tergantung
pada bagian mana dari sistem saraf pusat terpengaruh. Sebuah glioma otak bisa menyebabkan
sakit kepala, mual dan muntah, kejang, dan gangguan saraf kranial sebagai akibat tekanan
intrakranial meningkat.
Sebuah glioma pada saraf optik dapat menyebabkan hilangnya penglihatan. Glioma kabel spinal
dapat menyebabkan rasa sakit, kelemahan, atau baal pada ekstremitas. Glioma dapat menyebar
melalui cairan serebrospinal ke sumsum tulang belakang.

Meningioma
Meningioma adalah tumor pada selaput pelindung otak, yang lebih banyak menyerang wanita
daripada pria, terutama usia 50-60 tahun. Kebanyakan meningioma bersifat jinak (benign).

Osteo-chondroma
Osteo-chondroma adalah tumor jinak tulang yang paling umum terjadi, terutama pada remaja
usia 10-20 tahun. Penyebabnya biasanya mutasi gen, radiasi atau trauma.

Adenoma Adenoma adalah suatu tumor jinak dari kelenjar. Adenoma dapat tumbuh di banyak
organ, misalnya: usus besar, kelenjar adrenal, kelenjar hipofisis, tiroid, dll Meskipun adenoma
tergolong jinak, dari waktu ke waktu mereka dapat berkembang menjadi menjadi ganas
(adenokarsinoma).

Fibroadenoma Mammae (FAM)


Fibroadenoma Mammae (FAM) adalah tumor jinak tidak berbahaya yang bisa timbul pada
payudara remaja dan wanita berusia <30 tahun. Benjolan biasanya kecil, solid, kenyal, bulat
elastis dengan batas tepi yang jelas. Diduga penyebabnya adalah kelebihan hormon estrogen.
Tumor ini dapat membesar menjelang menstruasi atau pada saat kehamilan.
Tumor
Tumor atau barah (bahasa Inggris: tumor, tumour) adalah sebutan
untuk neoplasma atau lesi padat yang terbentuk akibat pertumbuhan sel tubuh yang tidak
semestinya, yang mirip dengan simtomabengkak. Tumor berasal dari kata tumere dalam bahasa
latin yang berarti "bengkak". Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas (malignan)
atau jinak (benign).
Tumor ganas disebut kanker. Kanker memiliki potensi untuk menyerang dan
merusak jaringan yang berdekatan dan menciptakan metastasis. Tumor jinak tidak menyerang
tissue berdekatan dan tidak menyebarkan benih (metastasis), tetapi dapat tumbuh secara lokal
menjadi besar. Mereka biasanya tidak muncul kembali setelah penyingkiran melalui operasi.
Berdasarkan tissue awal, tumor dapat dibagi menjadi:

 Tumor asal epithelial.


o squamous epithelium: squamous cell papilloma, squamous cell carcinoma
o transitional epithelium: transitional cell papilloma, transitional cell carcinoma
o basal cell (hanya di kulit): basal cell carcinoma
o glandular epithelium: adenoma, cystadenoma, adenocarcinoma
o tubules epithelium (ginjal): renal tubular adenoma, renal cell carcinoma (Grawitz tumor)
o hepatosit: hepatocellular adenoma, hepatocellular carcinoma
o bile ducts epithelium: cholangiocellular adenoma, cholangiocellular carcinoma
o melanosit: melanocytic nevus, malignant melanoma
 Tumor asal mesenchymal:
o tissue berhubungan:
 fibroma, fibrosarcoma
 myxoma, myxosarcoma
 chondroma, chondrosarcoma
 osteoma, osteosarcoma (osteogenic sarcoma)
 lipoma, liposarcoma
o otot:
 leiomyoma, leiomyosarcoma
 rhabdomyoma, rhabdomyosarcoma
o endothelium:
 hemangioma (capillary h., cavernous h.), glomus tumor, hemangiosarcoma, Kaposi
sarcoma
 lymphangioma, lymphangiosarcoma
 Tumor sel darah:
o hematopoietic cells: leukemia
o lymphoid cells: non-Hodgkin lymphoma, Hodgkin lymphoma
 Tumor sel germ:
o Teratoma (mature teratoma, immature teratoma)

Tumor epithelial dianggap ganas bila dia menembus basal lamina dan dianggap jinak bila tidak.
Tumor disebabkan oleh mutasi dalam DNA sel. Sebuah penimbunan mutasi dibutuhkan untuk
tumor dapat muncul. Mutasi yang mengaktifkan onkogen atau menekan gen penahan
tumor dapat akhirnya menyebabkan tumor. Sel memiliki mekanisme yang memperbaiki DNA
dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel untuk menghancurkan dirinya
melalui apoptosis bil DNA rusak terlalu parah. Mutasi yang menahan gen untuk mekanisme ini
dapat juga menyebabkan kanker. Sebuah mutasi dalam satu oncogen atau satu gen penahan
tumor biasanya tidak cukup menyebabkan terjadinya tumor. Sebuah kombinasi dari sejumlah
mutasi dibutuhkan.
DNA microarray dapat digunakan untuk menentukan apakah oncogene atau gen penahan tumor
telah termutasi. Pada masa depan kemungkinan tumor dapat dirawat lebih baik dengan
menggunakan DNA microarray untuk menentukan karakteristik terperinci dari tumor.
Penuaan menyebabkan lebih banyak mutasi di DNA mereka. Ini berarti "prevalence" tumor
meningkat kuat sejalan dengan penuaan. Ini juga kasus di mana orang tua yang terdapat tumor,
kebanyakan tumor ini merupakan tumor ganas. Contohnya, bila seorang wanita berumur 20
tahun memiliki tumor di dadanya kemungkinan besar tumor ini adalah jinak. Namun, apabila
wanita berumur 70 tahun makan kemungkinan besar tumor ini adalah ganas.

Inisiasi tumor
Inisiasi tumor bermula saat karsinogenesis kimiawi yang terjadi pada sel menyebabkan
kerusakan genetik yang tidak dapat dipulihkan.[1] Pada organ paru dan usus
besar manusia, perubahan epigenetikadalah perubahan awal yang terjadi pada proses
karsinogenesis.
Kerusakan genetik tersebut disebabkan kesalahan genetik yang diinduksi
oleh karsinogen kimiawi dengan mengubah struktur molekul pada DNA yang berakibat pada
mutasi dalam sintesis DNA. Perubahan struktur molekul DNA, terjadi setelah
terjadi adduct atau ligasi antara karsinogen atau salah satu gugus fungsionalnya dengan salah
satu nukleotida di dalam DNA. Hal ini menjelaskan mengapa tumor sangat jarang ditemukan
pada jaringan tubuh yang tidak dapat membentuk ligasi karsinogen-DNA.
Ligasi ini akan mengaktivasi proto onkogen atau meng-inaktivasi gen penghambat tumor.
Metilasi DNA pada area promoter dalam berkas gen, dapat mentranskripsikan inaktivasi gen
penghambat tumor.
Akumulasi mutasi kemudian terjadi, jika sel mempunyai kemampuan proliferasi dan hidup
cukup lama di dalam organisme.

Promosi tumor
Karena akumulasi mutasi berbanding lurus dengan laju proliferasi, atau setidaknya pada laju
pergantiansel punca, ekspansi klonal dari sel terinisiasi, akan menghasilkan populasi sel, sebelum
mengalami perubahan genetik lebih jauh. Pada tahap ini, sebuah zat yang disebut promoter
tumor bekerja.
Promoter tumor, pada umumnya tidak bersifat mutagenik, tidak bersifat karsinogenik, dan sering
memiliki kemampuan untuk menginduksikan potensi kimiawinya tanpa aktivasi metabolik
terlebih dahulu. Agen ini memiliki kemampuan untuk menurunkan jangka waktu latensi guna
pembentukan tumor, setelah terpapar suatu jaringan atau sebuah inisiator tumor, atau
meningkatkan jumlah tumor yang terbentuk di dalam jaringan. Selain itu, promoter tumor juga
dapat membentuk heterodimer dengan zat inisiator yang terlalu lemah untuk menimbulkan
dampak karsinogenik dalam bentuk monomernya.
Minyak kroton yang diekstrak dari biji Codiaeum variegatum, merupakan promoter tumor dalam
karsinogenesis kulit dengan lintasan senyawa 12-otetradecanoylphorbol-13-acetate melalui
aktivasiprotein kinase-C. Peningkatan diasilgliserol akan menyertai aktivasi tersebut, hanya jika
terjadi asupanlemak makanan kadar tinggi yang kontinu.
Contoh promoter lain berupa dioksin, benzoil peroksida, makrosiklik
lakton, bromometilbenzantrasena,antralin, fenol, sakarin, triptofan, dichlo-
rodiphenyltrichloroethane (DDT), fenobarbital, kondensat asaprokok, polychlorinated
biphenyls (PCBs), teleosidin, asam siklamat, estrogen, asam empedu, sinar
ultraviolet, luka, abrasi, dan iritasi kronis lain seperti saline lavage.
Sedangkan agen yang dapat menginisiasi sekaligus mempromosikan tumor, disebut karsinogen
utuh, antara lain: benzo[a]pyrene dan 4-aminobiphenyl.

Kanker

Pengertian Kanker

Kanker adalah penyakit yang terjadi akibat pertumbuhan sel-sel abnormal yang tidak terkendali,
menyebabkan jaringan tubuh normal rusak. Pada dasarnya, tubuh manusia terdiri dari triliunan
sel yang tersebar di setiap organ dan bagian. Sel-sel ini nantinya akan terus tumbuh dan
berkembang menjadi sel baru. Sementara sel-sel yang sudah tua, tidak sehat, dan tidak berfungsi
lagi akan mati secara alamiah.

Sementara sel kanker tidak akan mati dengan sendirinya. Sel ini akan terus mengganda dan
memperbanyak diri hingga jumlah yang sudah tak bisa dikendalikan lagi. Perubahan inilah yang
bisa memicu munculnya sel kanker. Penyakit ini bisa muncul pada bagian tubuh mana pun
karena asalnya dari sel dalam tubuh manusia. Maka, ada banyak sekali jenis penyakit kanker
yang ditemui pada manusia. Dilaporkan bahwa terdapat lebih dari 200 jenis penyakit kanker
yang berbeda.

Gejala Kanker

 Muncul benjolan yang tidak lazim.


 Perubahan pada kulit.
 Masalah pada kelenjar getah bening.
 Berat badan turun tanpa sebab.
 Batuk atau sesak napas berkepanjangan.
 Munculnya rasa sakit tanpa sebab.
 Perdarahan tidak normal.

Jika kamu mengalami satu tanda atau gejala kanker yang disebutkan di atas, atau memiliki
pertanyaan apapun tentang gejala penyakit ini, sebaiknya segera berbicara pada dokter.

Penyebab Kanker

Penyebab kanker paling umum adalah perubahan (mutasi) pada gen dalam sel. Di dalam gen,
terkandung ribuan DNA yang akan memberi instruksi pada sel untuk menjalankan fungsinya
pada organ tubuh tempat sel tersebut hidup. Sayangnya, proses ini tidak selalu berjalan dengan
sempurna. Ketika sel melakukan pembelahan diri, ada risiko sel baru yang lahir dari pembelahan
tersebut mengandung gen yang rusak atau digandakan terlalu banyak. Perubahan struktur gen
dalam sel ini disebut sebagai mutasi gen.

Biasanya, mutasi gen baru akan berpotensi menimbulkan kanker jika terjadi lebih dari lima kali
dan melibatkan gen yang berbeda. Proses ini bisa berlangsung hingga bertahun-tahun sampai sel-
sel tersebut membelah diri dan membentuk sel kanker yang cukup besar. Barulah gejala-
gejalanya mulai muncul dan sel-sel kanker tampak ketika tubuh diperiksa. Namun pada anak-
anak, kerusakan gen sudah terjadi sejak dalam kandungan atau sejak lahir.

Secara umum, ada dua faktor penyebab kanker yang paling sering terjadi, yaitu faktor internal
(seperti keturunan) dan faktor eksternal (seperti perubahan hormon, obesitas, kurang
berolahraga, kebiasaan merokok, serta paparan radiasi, virus, dan bahan-bahan kimia).

Faktor Risiko

Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko terkena kanker. Antara lain:

 Riwayat keluarga.
 Usia. Usia lebih dari 65 tahun lebih rentan mengalami kanker.
 Kebiasaan buruk. Seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, paparan sinar matahari
berlebihan, obesitas, dan seks yang tidak aman.
 Kondisi kesehatan. Beberapa kondisi kesehatan kronis sepertiulcerative colitis dapat
dengan nyata meningkatkan risiko tumbuhnya penyakit ini jenis tertentu.
 Lingkungan hidup. Bahan kimia berbahaya seperti asbes dan benzena di rumah atau
tempat kerja bisa menjadi faktor yang meningkatkan risiko penyakit ini.

Diagnosis Kanker
Sangatlah dianjurkan untuk secepatnya mendiagnosis penyakit untuk mendapatkan peluang
terbaik untuk penyembuhan, terutama pada stadium awal. Dokter bisa menggunakan satu atau
lebih pendekatan untuk mendiagnosis penyakit ini. Beberapa tes yang umum dilakukan dokter
untuk mendiagnosis penyakit ini di antaranya dengan pemeriksaan fisik, tes laboratorium (seperti
tes darah), tes pencitraan (seperti MRI, rontgen, USG, dan CT scan), dan biopsi.

Pengobatan Kanker
Obat kanker pada dasarnya tergantung dari jenis dan stadium dari penyakit ini, potensi efek
samping, serta pilihan dan kesehatan umum dari pasien. Secara umum, berikut ini beberapa obat
kanker yang paling umum:

1. Kemoterapi, merupakan perawatan yang menggunakan zat kimia dengan intensitas kuat
untuk membunuh sel yang bertumbuh cepat pada tubuh. Kemoterapi paling sering
digunakan sebagai obat kanker, karena sel penyakit ini berkembang lebih cepat dari sel
normal dalam tubuh. Obat-obatan kemoterapi dapat digunakan sendiri atau
dikombinasikan sebagai obat kanker. Kemoterapi adalah cara yang efektif untuk
mengobati banyak jenis penyakit ini namun memiliki risiko efek samping yang juga
harus diwaspadai.
2. Radioterapi, merupakan pengobatan yang mengandalkan radiasi dengan menggunakan
gelombang energi tinggi seperti, sinar X, gama, proton, dan elektron untuk membunuh sel
kanker. Walaupun radioterapi paling sering digunakan sebagai obat kanker, tetapi
terkadang terapi ini juga dipakai untuk mengobati pasien yang tidak terkena penyakit ini,
seperti tumor dan gangguan pada kelenjar tiroid.
3. Terapi target, merupakan terapi yang menggunakan obat-obatan atau bahan kimia lain
untuk mengidentifikasi dan menyerang sel kanker secara spesifik tanpa membunuh sel-
sel normal. Terapi ini antara lain antibodi monoklonal, penghambat tirosin kinase, dan
penghambatcyclin-dependent kinase.

Pencegahan Kanker
Selain pengobatan di atas, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengobati kanker di
rumah. Yakni dengan perubahan gaya hidup, seperti:

 Berhenti merokok.
 Makanlah dengan pola makan yang sehat.
 Makanlah banyak buah-buahan dan sayuran.
 Batasilah daging olahan.
 Pertahankanlah berat badan yang sehat dan aktif secara fisik.
 Lindungilah diri dari sinar matahari.
 Dapatkan perawatan medis yang teratur.

Kanker
Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh ketidakteraturan perjalanan hormon yang
mengakibatkan tumbuhnya daging pada jaringan tubuh yang normal atau sering dikenal
sebagai tumor ganas[1]. Selain itu gejala ini juga dikenal sebagai neoplasma ganas dan seringkali
ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk:

 tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal)


 menyerang jaringan biologis di dekatnya.
 bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik,
disebut metastasis.
Tiga karakter ganas inilah yang membedakan kanker dari tumor jinak. Sebagian besar kanker
membentuk tumor, tetapi beberapa tidak, seperti leukemia. Cabang ilmu kedokteran yang
berhubungan dengan studi, diagnosis, perawatan, dan pencegahan kanker disebut onkologi.

Penjelasan Umum[sunting | sunting sumber]


Penyakit ini sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semuanya adalah
kanker.Tumor adalah segala benjolan tidak normal, dan terbagi dalam 2 golongan,
yaitu tumor jinak dan tumorganas. Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas.[2]
Penyakit ini dapat menimpa semua orang, pada setiap bagian tubuh, dan pada semua gologan
umur, namun lebih sering menimpa orang yang berusia 40 tahun.[2]
Umumnya sebelum kanker meluas atau merusak jaringan di sekitarnya, penderita tidak
merasakan adanya keluhan ataupun gejala. Bila sudah ada keluhan atau gejala, biasanya
penyakitnya sudah lanjut.[2]
Ada 7 gejala yang perlu diperhatikan dan diperiksakan lebih lanjut ke dokter untuk memastikan
ada atau tidaknya kanker, yaitu[2]:

1. Waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau gangguan.
2. Alat pencernaan terganggu dan susah menelan.
3. Suara serak atau batuk yang tak sembuh-sembuh
4. Payudara atau di tempat lain ada benjolan (tumor).
5. Andeng-andeng (tahi lalat) yang berubah sifatnya, menjadi semakin besar dan gatal.
6. Darah atau lendir yang abnormal keluar dari tubuh
7. Adanya koreng atau borok yang tak mau sembuh-sembuh.
Kanker menyebabkan banyak gejala yang berbeda, bergantung pada lokasi dan karakter
keganasan, serta ada tidaknya metastasis. Diagnosis biasanya membutuhkan pemeriksaan
mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan biopsi. Setelah didiagnosis, kanker biasanya
dirawat dengan operasi,kemoterapi, atau radiasi.
Kebanyakan kanker menyebabkan kematian. Berdasarkan dari dari Badan Kesehatan Dunia -
WHO, tahun 2015, tidak kurang dari 8,8 juta manusia meninggal dunia karena penyakit
ini.[3] Data tersebut menunjukkan bahwasanya penyakit ini menjadi salah satu dari enam
penyakit paling mematikan yang mempengaruhi tingkat mortalitas dunia.[4] Walaupun begitu, 30
hingga 50% dari penyakit ini bisa dicegah. Salah satu caranya adalah dengan memberikan
informasi dan dukungan untuk menerapkan gaya hidup sehat[4].
Tumor (bahasa Latin; pembengkakan) menunjuk massa jaringan yang tidak normal, tetapi dapat
berupa "ganas" (bersifat kanker) atau "jinak" (tidak bersifat kanker). Hanya tumor ganas yang
mampu menyerang jaringan lainnya ataupun bermetastasis. Kanker dapat menyebar
melalui kelenjar getah bening maupunpembuluh darah ke organ lain.
Di Amerika Serikat dan beberapa negara berkembang lainnya kanker sekarang ini bertanggung
jawab untuk sekitar 25% dari seluruh kematian.[5] Dalam setahun, sekitar 0,5% dari populasi
terdiagnosis kanker.
Pada pria dewasa di Amerika Serikat, kanker yang paling umum adalah kanker prostat (33% dari
seluruh kasus kanker), kanker paru-paru (13%), kanker kolon dan rektum (10%), kanker
kandung kemih (7%), dan "cutaneous melanoma (5%). Sebagai penyebab kematian kanker paru-
paru adalah yang paling umum (31%), diikuti oleh kanker prostat (10%), kanker kolon dan
rektum (10%), kanker pankreas (5%) dan leukemia (4%).[5]
Untuk dewasa wanita di Amerika Serikat, kanker payudara adalah kanker yang paling umum
(32% dari seluruh kasus kanker), diikuti oleh kanker paru-paru (12%), kanker kolon dan rektum
(11%), kanker endometrium (6%, uterus) dan limfoma non-Hodgkin (4%). Berdasarkan kasus
kematian, kanker paru-paru paling umum (27% dari kematian kanker), diikuti oleh kanker
payudara (15%), kanker kolon dan rektum (10%), kanker indung telur (6%), dan kanker pankreas
(6%).[5]
Statistik dapat bervariasi besar di negara lainnya. Di Indonesia, kanker menjadi penyumbang
kematian ketiga terbesar setelah penyakit jantung. Penyebab utama kanker di negara tersebut
adalah pola hidup yang tidak sehat, seperti kurang olahraga, merokok, dan pola makan yang tak
sehat. Pada tanaman, kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis jamur/ bakteri tertantu.
Pola invasi kanker tanaman dan kaner pada manusia sangat berbeda.[6]
Dari segi biaya, penyakit kanker merupakan penyakit nomor 2 di Indonesia,
setelah hemodialisis yang banyak menghabiskan dana pemerintah.[7]

Klasifikasi[sunting | sunting sumber]

Perkembangan sel normal menjadi sel kanker


Pada umumnya, kanker dirujuk berdasarkan jenisorgan atau sel tempat terjadinya. Sebagai
contoh, kanker yang bermula pada usus besar dirujuk sebagai kanker usus besar, sedangkan
kanker yang terjadi pada sel basal dari kulit dirujuk sebagaikarsinoma sel basal. Klasifikasi
kanker kemudian dilakukan pada kategori yang lebih umum, misalnya:[8]

 Karsinoma, merupakan kanker yang terjadi pada jaringan epitel, seperti kulit atau jaringan
yang menyelubungi organ tubuh, misalnya organ pada sistem pencernaan atau kelenjar.
Contoh meliputi kanker kulit, karsinoma serviks, karsinoma anal, kanker
esofageal, karsinoma hepatoselular, kanker laringeal, hipernefroma, kanker lambung,kanker
testiskular dan kanker tiroid.
 Sarkoma, merupakan kanker yang terjadi pada tulang seperti osteosarkoma, tulang
rawan sepertikondrosarkoma, jaringan otot seperti rabdomiosarcoma, jaringan
adiposa, pembuluh darah dan jaringan penghantar atau pendukung lainnya.
 Leukemia, merupakan kanker yang terjadi akibat tidak matangnya sel darah yang
berkembang di dalam sumsum tulang dan memiliki kecenderungan untuk berakumulasi di
dalam sirkulasi darah.[9]
 Limfoma, merupakan kanker yang timbul dari nodus limfa dan jaringan dalam sistem
kekebalan tubuh
 Central Nervous Systems Cancers, merupakan kanker yang dimulai di jaringan otak dan
sumsum tulang belakang[10]

Patofisiologi[sunting | sunting sumber]


Kanker adalah kelas penyakit beragam yang sangat berbeda dalam hal penyebab dan
biologisnya. Setiap organisme, bahkan tumbuhan, bisa terkena kanker. Hampir semua kanker
yang dikenal muncul secara bertahap, saat kecacatan bertumpuk di dalam sel kanker dan sel
anak-anaknya (lihat bagianmekanisme untuk jenis cacat yang umum).
Setiap hal yang bereplikasi memiliki kemungkinan cacat (mutasi). Kecuali jika pencegahan dan
perbaikan kecatatan ditangani dengan baik, kecacatan itu akan tetap ada, dan mungkin
diwariskan ke sel anang/(daughter cell). Biasanya, tubuh melakukan penjagaan terhadap kanker
dengan berbagai metode, seperti apoptosis, molekul pembantu (beberapa polimerase
DNA), penuaan/(senescence), dan lain-lain. Namun, metode koreksi-kecatatan ini sering kali
gagal, terutama di dalam lingkungan yang membuat kecatatan lebih mungkin untuk muncul dan
menyebar. Sebagai contohnya, lingkungan tersebut mengandung bahan-bahan yang merusak,
disebut dengan bahan karsinogen, cedera berkala (fisik, panas, dan lain-lain), atau lingkungan
yang membuat sel tidak mungkin bertahan, seperti hipoksia. Karena itu, kanker adalah penyakit
progresif, dan berbagai kecacatan progresif ini perlahan berakumulasi hingga sel mulai bertindak
berkebalikan dengan fungsi seharusnya di dalam organisme. Kecacatan sel, sebagai penyebab
kanker, biasanya bisa memperkuat dirinya sendiri (self-amplifying), pada akhirnya akan berlipat
ganda secara eksponensial. Sebagai contohnya:

 Mutasi dalam perlengkapan perbaikan-kecacatan bisa menyebabkan sel dan sel anangnya
mengakumulasikan kecacatan dengan lebih cepat.
 Mutasi dalam perlengkapan pembuat sinyal (endokrin) bisa mengirimkan sinyal penyebab-
kecacatan kepada sel di sekitarnya.
 Mutasi bisa menyebabkan sel menjadi neoplastik, membuat sel bermigrasi dan dan merusak
sel yang lebih sehat.
 Mutasi bisa menyebabkan sel menjadi kekal (immortal), lihat telomeres, membuat sel rusak
bisa membuat sel sehat rusak selamanya.
Pembentukan sel kanker[sunting | sunting sumber]
Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan perubahan sel normal menjadi sel kanker adalah
hiperplasia, displasia, dan neoplasia. Hiperplasia adalah keadaan saat sel normal dalam jaringan
bertumbuh dalam jumlah yang berlebihan. Displasia merupakan kondisi ketika sel berkembang
tidak normal dan pada umumnya terlihat adanya perubahan pada nukleusnya. Pada tahapan ini
ukuran nukleus bervariasi, aktivitas mitosis meningkat, dan tidak ada ciri khas sitoplasma yang
berhubungan dengan diferensiasi sel pada jaringan. Neoplasia merupakan kondisi sel pada
jaringan yang sudah berproliferasi secara tidak normal dan memiliki sifat invasif.[11]
Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA,
menyebabkan mutasi di genvital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa mutasi mungkin
dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering
diakibatkan agen kimia maupun fisik yang disebutkarsinogen. Mutasi dapat terjadi secara
spontan (diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline).
Kelainan siklus sel, antara lain terjadi saat:

 perpindahan fase G1 menuju fase S.[12]


 siklus sel terjadi tanpa disertai dengan aktivasi faktor transkripsi.[13] Pencerap hormon
tiroid beta1 (TRbeta1) merupakan faktor transkripsi yang diaktivasi oleh hormon T3 dan
berfungsi sebagai supresor tumor dan gangguan gen THRB yang sering ditemukan pada
kanker.[14]
 siklus sel terjadi dengan kerusakan DNA yang tidak terpulihkan.[15]
 translokasi posisi kromosom yang sering ditemukan pada kanker sel darah
putih seperti leukimia ataulimfoma, atau hilangnya sebagian DNA pada domain tertentu pada
kromosom.[16] Pada leukimia mielogenus kronis, 95% penderita mengalami translokasi
kromosom 9 dan 22, yang disebutkromosom filadelfia.
Karsinogenesis pada manusia adalah sebuah proses berjenjang sebagai akibat
paparan karsinogenyang sering dijumpai dalam lingkungan, sepanjang hidup, baik
melalui konsumsi,[17] maupun infeksi.[18]Terdapat empat jenjang karsinogenesis:

 inisiasi tumor
 promosi tumor
 konversi malignan
 progresi tumor
Angiogenesis[sunting | sunting sumber]
Pada umumnya, sel kanker membentuk sebuah tumor, kecuali pada leukemia.
Sebelum tahun 1960, peneliti kanker berpendapat bahwa asupan nutrisi yang mencapai tumor
terjadi oleh karena adanya jaringan pembuluh darah yang telah ada, namun penelitian yang lebih
baru menunjukkan bahwa lintasanangiogenesis diperlukan bagi tumor untuk berkembang dan
menyebar.[19] Tanpa lintasan angiogenesis, sebuah tumor hanya akan berkembang hingga
memiliki diameter sekitar 1–2 mm, dan setelah itu perkembangan tumor akan
terhenti.[20] Sebaliknya, dengan angiogenesis, sebuah tumor akan berkembang hingga melampaui
ukuran diameter 2 milimeter.[21] Oleh karena itu, sel tumor memiliki kemampuan untuk
mensekresi protein yang dapat mengaktivasi lintasan angiogenesis. Dari berbagai protein yang
dapat mengaktivasi lintasan angiogenesis seperti acidic fibroblast growth
factor,angiogenin, epidermal growth factor, G-CSF, HGF, interleukin-8, placental growth
factor, platelet-derived endothelial growth factor, scatter factor, transforming growth factor-
alpha, TNF-α, dan molekul kecilseperti adenosina, 1-butyryl
glycerol, nikotinamida, prostaglandin E1 dan E2; para ilmuwan telah mengidentifikasi dua
protein yang sangat penting bagi pertumbuhan tumor yaitu vascular endothelial growth
factor (VEGF) dan basic fibroblast growth factor (bFGF). Kedua protein ini disekresi oleh
berbagai jenis sel kanker dan beberapa jenis sel normal.[22]
Sekresi VEGF atau bFGF akan mengikat pada pencerap sel endotelial dan mengaktivasi sel
tersebut untuk memicu lintasan metabolisme yang membentuk pembuluh darah baru.[23] Sel
endotelial akan memproduksi sejumlah enzim MMP yang akan melakukan degradasi terhadap
jaringan matriks ekstraseluler yang mengandung protein dan polisakarida, dan berfungsi untuk
sebagai jaringan ikat yang menyangga jaringan parenkima dengan mengisi ruang di sela-sela
selnya. Degradasi jaringan tersebut memungkinkan sel endotelial bermigrasi menuju jaringan
parenkima, melakukan proliferasi dandiferensiasi menjadi jaringan pembuluh darah yang baru.
Reaksi antara asam tetraiodotiroasetat dengan integrin adalah penghambat
aktivitas hormon tiroksin dantri-iodotironina yang merupakan salah satu faktor yang berperan
dalam angiogenesis dan proliferasi sel tumor.[24]
Metastasis[sunting | sunting sumber]
Walaupun telah dilakukan penelitian intensif selama beberapa dekade, mekanisme patofisiologis
dari metastasis belum benar-benar diketahui dan masih menjadi kontroversi. Namun terdapat dua
model metastasis fundamental,[25] yang mirip dengan proposal metastasis yang diajukan
oleh Stephen Pagetpada tahun 1889 yang mengatakan bahwa metastasis bergantung
pada komunikasi antara sel kanker yang disebut the seed dan lingkungan mikro pada organ
tertentu yang disebut the soil.[26]
Model yang pertama menjelaskan bahwa tumor primer pada organ akan timbul dari sel yang
sama, yang mengalami berbagai perubahan seperti heterogenitas, ketidakseimbangan genomik,
akumulasi mutasiatau penyimpangan genetik, hingga terjadi evolusi klonal meliputi
perubahan fenotipe dan perilaku sel hingga potensi untuk melakukan metastasis ke organ lain
dan membentuk tumor sekunder.
Model yang kedua menjabarkan bahwa kanker yang timbul pada organ, terjadi akibat aktivasi
ruang yang diperuntukkan bagi sel punca kanker sehingga memungkinkan metastasis dari
sejumlah jaringan tubuh yang lain.

Faktor risiko[sunting | sunting sumber]


Kanker adalah penyakit yang 90-95% kasusnya disebabkan faktor lingkungan dan 5-10% karena
faktor genetik.[27]. Faktor lingkungan yang biasanya mengarahkan kepada kematian akibat
kanker adalahtembakau (25-30%), diet dan obesitas (30-35 %), infeksi (15-20%), radiasi, stres,
kurangnya aktivitas fisik, polutan lingkungan.[27]

Bahan Kimia
Timbulnya penyakit kanker paru-paru sangat berkorelasi dengan konsumsi rokok.Source:NIH.
Patogenesis kanker dapat dilacak balik ke mutasi DNA yang berdampak pada pertumbuhan sel
dan metastasis. Zat yang menyebabkan mutasi DNA dikenal sebagai mutagen, dan mutagen yang
menyebabkan kanker disebut dengan karsinogen. Ada beberapa zat khusus yang terkait dengan
jenis kanker tertentu. Rokok tembakau dihubungkan dengan banyak jenis kanker,[28] dan
penyebab dari 90% kanker paru-paru.[29]Keterpaparan secara terus-menerus terhadap
serat asbestosdikaitkan dengan mesothelioma.[30]. Banyak mutagen adalah juga karsinogen.
Tetapi, beberapa mutagen bukanlah karsinogen. Alkohol adalah contoh bahan kimia bersifat
karsinogen yang bukan mutagen.[31]. Bahan kimia seperti ini bisa menyebabkan kanker dengan
menstimulasi tingkat pembelahan sel. Tingkat replikasi yang lebih cepat, hanya menyisakan
sedikit waktu bagi enzim-enzim untuk memperbaiki DNA yang rusak pada saat replikasi DNA,
sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya mutasi. Riset selama beberapa dekade
menunjukkan keterkaitan antara penggunaan tembakau dan kanker pada paru-paru, laring,
kepala, leher, perut, kandung kemih, ginjal, esofagus, dan pankreas.[32]. Asap tembakau memiliki
lebih dari lima puluh jenis karsinogen yang sudah dikenali
termasuk nitrosamines dan hidrokarbon aromatik polisiklik.[33] Tembakau bertanggung jawab
atas satu per tiga dari seluruh kematian akibat kanker di negara-negara maju,[28] dan sekitar satu
per lima di seluruh dunia.[33] Tingkat kematian akibat kanker paru-paru di Amerika Serikat
mencerminkan pola merokok, dengan kenaikan dalam pola merokok diikuti dengan peningkatan
yang dramatis dalam tingkat kematian akibat kanker paru-paru. Walaupun begitu, jumlah
perokok di seluruh dunia terus meningkat, sehingga beberapa organisasi menyebutkannya
sebagai epidemik tembakau.[34]Kanker yang berhubungan dengan pekerjaan seseorang diyakini
memiliki jumlah sebesar 2-20% dari semua kasus.[35]
Radiasi Ionisasi[sunting | sunting sumber]
Sumber-sumber radiasi ionisasi, seperti gas radon, bisa menyebabkan kanker. Keterpaparan
terus-menerus terhadap radiasi ultraviolet dari matahari bisa menyebabkan melanoma dan
beberapa penyakit kulit yang berbahaya.[36] Diperkirakan 2% dari penyakit kanker pada masa
yang akan datang dikarenakan CT Scan di saat ini.[37] Radiasi dari frekuensi radio tak berion
dari telepon seluler dan sumber-sumber radio frekuensi yang serupa juga dianggap sebagai
penyebab kanker, tetapi saat ini sangat sedikit bukti kuat yang mendukung keterkaitan ini.[38]
Infeksi[sunting | sunting sumber]
Beberapa kanker bisa disebabkan infeksi.[39] Ini bukan saja berlaku pada binatang-binatang
sepertiburung, tetapi juga pada manusia. Virus-virus ini berperan hingga 20% terhadap
terjangkitnya kanker pada manusia di seluruh dunia.[40]. Virus-virus ini
termasuk papillomavirus pada manusia (kanker serviks), poliomavirus pada manusia
(mesothelioma, tumor otak), virus Epstein-Barr (penyakit limfoproliferatif sel-B dan kanker
nasofaring), virus herpes penyebab sarcoma Kaposi (Sarcoma Kaposidan efusi limfoma primer),
virus-virus hepatitis B dan hepatitis C (kanker hati), virus-1 leukemia sel Tpada manusis
(leukemia sel T), dan helicobacter pylori (kanker lambung).[40]
Data ekperimen dan epidemiologis menyatakan peran kausatif untuk virus dan virus tampaknya
menjadi faktor risiko kedua paling penting dalam perkembangan kanker pada manusia, yang
hanya dilampaui oleh penggunaan tembakau.[41] Jenis tumor yang ditimbulkan virus dapat dibagi
menjadi dua, jenis yangbertransformasi secara akut dan bertransformasi secara perlahan. Pada
virus yang bertransformasi secara akut, virus tersebut membawa onkogen yang terlalu aktif yang
disebut onkogen-viral (v-onc), dan virus yang terinfeksi bertransformasi segera setelah v-onc
terlihat. Kebalikannya, pada virus yang bertransformasi secara perlahan, genome virus
dimasukkan di dekat onkogen-proto di dalam genom induk.
Ketidakseimbangan Metabolisme[sunting | sunting sumber]
Senyawa formaldehid yang disintesis di dalam tubuh, seringkali terbentuk dari lintasan
metabolismesenyawa xenobiotik, dapat membentuk ikatan kovalen dengan DNA, atau mengikat
pada serum albumindan gugus valina dari hemoglobin, dan menginduksi
lintasan karsinogenesis.[42]
Ketidakseimbangan Hormonal[sunting | sunting sumber]
Tingginya rasio plasma hormon TGF-β, yang merupakan regulator pada proses penyembuhan
luka, akan meningkatkan produksi ROS pada fibroblas, serta diferensiasi fibroblas
menuju fenotipe miofibroblas.[43]
Disfungsi Sistem Kekebalan[sunting | sunting sumber]
Keturunan[sunting | sunting sumber]
Keturunan (genetik) merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan kanker.
Adanya faktor genetik dalam pembentukan kanker ini terjadi karena salah penyebab kanker
adalahmutasi DNA yang memang diturunkan dari orang tua kepada anaknya, akan tetapi tidak
semua jenis kanker dapat diturunkan. hal tersebut dipengaruhi oleh letak mutasi pada DNA yang
dialami dan jugagenotipe dari mutasi yang terjadi.
Letak kerusakan DNA yang dialami[sunting | sunting sumber]
Ada 2 macam letak mutasi yang memicu terbentuknya kanker, yaitu mutasi pada gen-
gen onkogen dan mutasi pada gen-gen pensupresi tumor. mutasi pada gen pensupresi tumor lah
yang biasanya memicu penurunan kanker. hal tersebut disebabkan karena zigot yang mengalami
mutasi pada gen onkogen biasanya tidak dapat bertahan hidup sehingga tidak dapat diturunkan.
Penyebab Lain[sunting | sunting sumber]

Diagnosis[sunting | sunting sumber]


Kebanyakan kanker dikenali karena tanda atau gejala tampak atau melalui screening. Kedua
metode ini tidak menuju ke diagnosis yang jelas, yang biasanya membutuhkan sebuah biopsi.
Beberapa kanker ditemukan secara tidak sengaja pada saat evaluasi medis dari masalah yang tak
berhubungan.
Karena kanker juga dapat disebabkan adanya metilasi pada promotor gen tertentu, maka deteksi
dini dapat dilakukan dengan menguji gen yang menjadi biomarker untuk kanker. Beberapa jenis
kanker telah diketahui status metilasi biomarker-nya. Misalnya untuk kanker payudara dapat
digunakan biomarkerBRCA, sedangkan untuk kanker kolorektal dapat
menggunakan biomarker Sox17.
Deteksi dini ini sangat penting. Pada beberapa kanker seperti kanker kolorektal apabila diketahui
sejak dini peluang untuk sembuh lebih besar. Selain itu, deteksi dini dapat memudahkan dokter
untuk memberikan pengobatan yang sesuai.
Simtoma klinis[sunting | sunting sumber]
Secara umum, gejala klinis kanker bisa dibagi menjadi beberapa kelompok:

 Gejala lokal: pembesaran atau pembengkakan yang tidak


biasa tumor, pendarahan (hemorrhage),rasa sakit dan/atau tukak lambung/ulceration.
Kompresi jaringan sekitar bisa menyebabkan gejalajaundis (kulit dan mata yang menguning).
 Gejala pembesaran kelenjar getah bening (lymph
node), batuk, hemoptisis, hepatomegali(pembesaran hati), rasa sakit pada tulang, fraktur pada
tulang-tulang yang terpengaruh, dan gejala-gejala neurologis. Walaupun pada kanker tahap
lanjut menyebabkan rasa sakit, sering kali itu bukan gejala awalnya.
 Gejala sistemik: berat badan turun, nafsu makan berkurang secara signifikan, kelelahan
dankakeksia(kurus kering), keringat berlebihan pada saat tidur/keringat
malam, anemia, fenomena paraneoplastik tertentu yaitu kondisi spesifik yang disebabkan
kanker aktif seperti trombosis dan perubahan hormonal. Setiap gejala dalam daftar di atas
bisa disebabkan oleh berbagai kondisi (daftar berbagai kondisi itu disebut dengan diagnosis
banding). Kanker mungkin adalah penyebab utama atau bukan penyebab utama dari setiap
gejala.
 Gejala angiogenesis yang merupakan interaksi antara sel tumor, sel stromal, sel
endotelial, fibroblasdan matriks ekstraseluler.[44] Pada kanker, terjadi penurunan
konsentrasi senyawa penghambat pertumbuhan pembuluh darah baru,
seperti trombospondin, angiostatin dan glioma-derived angiogenesis inhibitory factor, dan
ekspresi berlebih faktor proangiogenik, seperti vascular endothelial growth factor,[45] yang
memungkinkan sel kanker melakukan metastasis.[46] Terapi terhadap tumor pada umumnya
selalu melibatkan 2 peran penting, yaitu penggunaan anti-vascular endothelial growth factor
monoclonal antibodies untuk mengimbangi overekspresi faktor proangiogenik, dan
pemberian senyawa penghambat angiogenesis, seperti endostatin danangiostatin.[45]
 Gejala migrasi sel tumor, yang ditandai dengan degradasi matriks ekstraseluler (ECM),
jaringan ikat yang menyangga struktur sel, oleh enzim MMP. Hingga saat ini telah diketahui
26 berkas gen MMP yang berperan dalam kanker,[47] dengan pengecualian yang terjadi
antara lain pada hepatocellular carcinoma.[48]
Simtoma paraklinis[sunting | sunting sumber]
Ciri paraklinis umum pada sel tumor maupun kanker adalah produksi asam laktat dan asam
piruvat yang tinggi, oksidasi glukosa yang rendah, walaupun tidak selalu
disertai simtoma hipoksia, percepatanlintasan glikolisis dan perlambatan laju fosforilasi
oksidatif, dan pergeseran lintasan glikolisis darianaerobik menjadi aerobik, yang dikenal
sebagai efek Warburg.[49] Sel kanker memiliki kecenderungan untuk menghasilkan ATP sebagai
sumber energi dari lintasan glikolisis daripada lintasan fosforilasi oksidatif. Faktor
transkripsi Ets-1 yang ditingkatkan oleh sekresi H2O2 oleh mitokondria merupakan salah satu
pemegang kendali pergeseran metabolisme pada sel kanker.[50] Ciri lain adalah rendahnya
kadarplasma vitamin C yang ditemukan pada berbagai penderita kanker, baik dari penderita
dengan kebiasaanmerokok, maupun tidak.[51]
Perubahan morfologi seluler[sunting | sunting sumber]
Jaringan kanker memiliki ciri morfologis yang sangat khas saat diamati dengan mikroskop.
Diantaranya berupa banyaknya jumlah sel yang mengalami mitosis, variasi jumlah dan
ukuran nukleus, variasi ukuran dan bentuk sel, tidak terdapat fitur seluler yang khas, tidak terjadi
koordinasi seluler yang biasa tampak pada jaringan normal dan tidak terdapat batas jaringan
yang jelas.
Immunohistochemistry dan metode molekular lain digunakan untuk menemukan ciri morfologis
khas pada sel kanker/tumor, sebagai Referensi diagnosis dan prognosis.

Hahn dan rekan menggunakan ekspresi ektopik dari kombinasi antara telomerase transkriptase
balikdengan onkogen h-ras dan antigen T dari virus SV40 untuk menginduksi konversi
tumorigenik pada selfibroblas dan sel epitelial manusia, yang terjadi akibat disrupsi pada lintasan
metabolik intraseluler. Cirifenotipe dari sel kanker setelah mengalami transformasi dari sel
normal, antara lain:[52]
Transformasi in vitro[sunting | sunting sumber]

 Terjadi perubahan sitologi seperti pada sel kanker in vivo yaitu


peningkatan basofil sitoplasmik, peningkatan jumlah dan ukuran nuklei
 Perubahan pada karakteristik perkembangan sel:
a. sulit mati walaupun telah mengalami diferensiasi berkali-kali
b. tumbuh berkembang yang tidak terhenti, walaupun telah berdesakan dengan sel di
sekitarnya, sehingga jaringan kanker memiliki kepadatan yang tinggi
c. membutuhkan serum dan faktor pertumbuhan lebih sedikit
d. tidak lagi membutuhkan lapisan antarmuka untuk berkembangbiak, dan dapat tumbuh
sebagai koloni bebas di dalam medium semi-padat.
e. tidak memiliki kendali atas siklus sel
f. sulit mengalami apoptosis

 Perubahan pada struktur dan fungsi membran sel, termasuk


peningkatan aglutinabilitas karena lektinherbal
 Perubahan pada
komposisi antarmuka sel, glikoprotein, proteoglikan, glikolipid dan
musin, ekspresiantigen tumorik dan peningkatan penyerapan asam
amino, heksos dan nukleosida.
 Tidak terjadi interaksi matriks sel-sel dan sel-ekstraseluler, sehingga
tidak terjadi penurunan laju diferensiasi
 Sel kanker tidak merespon stimulasi zat yang menginduksi
diferensiasi, karena terjadi perubahan komposisi antarmuka sel,
termasuk komposisi molekul pencerap zat bersangkutan.
 Perubahan dalam mekanisme transduksi sinyal seluler, termasuk
pada lintasan yang sangat fundamental, selain lintasan regulasi yang
mengendalikan fungsi pencerap faktor pertumbuhan,
jenjang fosforilasi dan defosforilasi.
 Kemampuan untuk menginduksi tumor pada model. Kemampuan ini
yang menjadi sine qua non yang mendefinisikan kata "ganas" pada
transformasi in vitro. Walaupun demikian, sel kanker yang tidak
memiliki kemampuan seperti ini, tetap memiliki sifat "tumorigenik"
pada model yang lain.
Transformasi in vivo[sunting | sunting sumber]
Transformasi pada sel manusia memerlukan akumulasi dari berbagai
perubahan genetik yang mengakibatkan ketidak-
stabilan genomik,[53] seperti:

 Peningkatan ekspresi protein onkogen sebagai akibat dari


translokasi, amplifikasi dan mutasi padakromosom.
 Tidak terdapat ekspresi protein dari gen "penekan tumor".
 Perubahan pada metilasi DNA.
 Terdapat kelainan transkripsi genetik yang menyebabkan kelebihan
produksi zat pendukung pertumbuhan, seperti IGF-2, TGF-α,
faktor angiogenesis tumor, PDGF, dan faktor pertumbuhan
hematopoietik seperti CSF dan interleukin.
 Tidak terjadi keseimbangan genetis, sehingga proliferasi menjadi
semakin tidak terkendali, peningkatan kemungkinan
terjadinya metastasis.
 Perubahan pada pola enzim dan peningkatan enzim yang berperan
dalam sintesis asam nukleat dan enzim yang bersifat litik,
seperti protease, kolagenase dan glikosidase.
 Produksi antigen onkofetal, seperti antigen karsinoembrionik
dan hormon plasentis (contoh:gonadotropin korionik),
atau isoenzim seperti alkalina fosfatase plasentis.
 Kemampuan untuk menghindari respon antitumor dari inangnya.
Dari berbagai perubahan genetik tersebut, pada tumor pada manusia,
seringkali ditemukan translokasikromosom yang menghasilkan
produk kimerik dengan kemampuan transformasi menjadi sel
tumor/kanker atau mengubah ekspresi onkogen.[53]

Penanganan[sunting | sunting sumber]


Riset kanker[sunting | sunting sumber]
Riset kanker merupakan usaha ilmiah yang banyak ditekuni untuk
memahami proses penyakit dan menemukan terapi yang memungkinkan.
Meskipun pemahaman kanker telah tumbuh secara eksponensejak
dekade terakhir dari abad ke-20, terapi baru yang radikal hanya
ditemukan dan diperkenalkan secara bertahap.
Penghambat tirosin kinase (imatinib dan gefitinib) pada akhir 1990-an
dianggap sebuah terobosan utama. Antibodi monoklonal telah terbukti
sebuah langkah besar dalam perawatan kanker.[butuh rujukan] Di Indonesia
sendiri yang kaya akan keanekaragaman hayati, riset tanaman yang
berpotensi anti kanker, seperti: keladi tikus, temulawak, temu putih, dll
sangat menjanjikan.
David Porter, onkolog dari University of Pennsylvania Medical Center di
Philadelphia, melaporkan pertama kali setelah upaya 20 tahun terapi sel
GM modifikasi gen sel-T berhasil menghancurkan tumor kanker
leukemia.[54]
Menemukan cara untuk memprediksi tumor yang akan menyebar
menjadi salah satu target paling penting dalam penelitian kanker. Sehyo
Choe, fisikawan dari University of Heidelberg di Jerman, dan rekannya
membangun model matematika bagaimana tumor
berkembang.[55] Markus Gusenbauer di St. Poelten University of Applied
Sciences, Austria, dan rekannnya mengembangkan sebuah model
bagaimana darah mengalir melalui manik-manik magnetik.[56]

Pencegahan[sunting | sunting sumber]


Pencegahan kanker didefinisikan sebagai usaha aktif untuk mengurangi
risiko terjadinya kanker.[57]Mayoritas dari kasus kanker dikarenakan
faktor-faktor risiko lingkungan, dan banyak, tetapi tidak semuanya,
faktor-faktor risiko lingkungan tersebut adalah pilihan gaya hidup yang
dapat dikendalikan. Jadi, kanker dianggap sebagai penyakit yang dapat
dicegah.[58] Lebih dari 30% kematian akibat kanker dapat dicegah
dengan menghindari: merokok, kelebihan berat badan / kegemukan,
asupan yang kurang,aktivitas fisik yang minimal, alkohol, penyakit
menular seksual, dan polusi udara.[59] Tidak semua faktor lingkungan
dapat dikendalikan, misalnya radiasi matahari, dan kasus-kasus kanker
karena faktorketurunan, oleh karenanya tidak semua kasus kanker dapat
dicegah.

Anda mungkin juga menyukai